PENGARUH KUALITAS KREDIT TERHADAP BLABA OPERASIONAL (Studi Kasus pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) )
Ziadatush Sholihah 083403105
Program Studi Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
[email protected]
ABSTRAK
This research aim to to know ( 1) how quality of credit in bank, ( 2) how operational profit in bank, ( 3) how influence of[is quality of credit to operational profit [at] PT.BTN ( Persero). Method Research which [is] used in this research is descriptive of analysis with approach of case study. Technique data collecting pass/through primary data that is obtained data is direct the than the source of data where this research is executed by in PT. BTN ( Persero) and data of sekunder that is obtained data of existing books and literature of its relation/link with problem of accurate. Analyzer the used is test of regresi simple with scale measurement of ratio. Examination of hypothesis by using test t. Result of research indicate that ( 1) quality of credit posed at with value of is Non Performing Loan basically experience of fluctuation, ( 2) Profit Operational at natural bank [of] improvement from year to year, ( 3) Result of examination regarding/ hit the Quality of Credit to Profit Operational, that is Quality of Credit to Profit Operational had a significant effect Keyword : Quality Of Credit, Profit Operational
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana kualitas kredit di bank, (2) bagaimana laba operasional di bank, (3) bagaimana pengaruh kualitas kredit terhadap laba operasional pada PT.BTN (Perseo). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data dimana penelitian ini dilaksanakan di PT. BTN (Persero) dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literature dan buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Alat analisis
yang digunakan adalah uji regresi sederhana dengan skala pengukuran rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kualitas kredit yang ditunjukkan dengan nilai Non Performing Loan pada dasarnya mengalami fluktuasi, (2) Laba Operasional pada bank mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, (3) Hasil pengujian mengenai Kualitas Kredit terhadap Laba Operasional, yaitu Kualitas Kredit brpengaruh signifikan terhadap Laba Operasional. Kata Kunci : Kualitas Kredit, Laba Operasional PENDAHULUAN
Perbankan merupakan salah satu sumber dana bagi masyarakat perorangan atau badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya ataupun untuk meningkatkan produksi usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaaan ataupun perorangan tidak cukup untuk mendukung peningkatan usahanya. Perbankan merupakan badan usaha yang bergerak di bidang jasa keuangan. Bank mempunyai kegiatan usaha khusus seperti yang diatur dalam Pasal 6 dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (selanjutnya disebut UndangUndang Perbankan), Yaitu: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan b. Memberikan kredit c. Melakukan kegiatan valuta asing dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pemberian kredit oleh pihak Bank menunjukkan betapa pentingnya peranan bank dalam pembangunan ekonomi. Perbankan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kredit memperoleh sumber dana dari masyarakat, sehingga sumber dana perbankan yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit tersebut bukan dana milik bank sendiri, namun dana yang berasal dari masyarakat. Hal ini menyebabkan perbankan dalam melakukan penyaluran kredit harus melakukannya dengan prinsip kehati-hatian melalui analisis yang
akurat dan mendalam, penyaluran kredit yang tepat dan pengawasan kredit yang ketat, serta perjanjian kredit yang sah menurut hukum pengikatan jaminan yang kuat dan administratif perkreditan yang teratur dan lengkap. Semua tindakan tersebut semata-mata bertujuan agar kredit yang disalurkan oleh pihak bank kepada masyarakat dapat kembali tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian kreditnya. Dalam rangka menjaga kelangsungan usaha bank dalam menghadapi resiko kerugian akibat pemberian kredit pada masyarakat, bank berkewajiban untuk melaksanakan prinsip kehati – hatian dan menjaga kualitas kredit sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif dan Peraturan Bank Indonesia No.4/6/PBI/2002 tanggal 6 September 2002 tentang Perubahan atas Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif. Sebagai pedoman dalam menggolongkan kualitas kredit, perlu dibuat suatu ketentuan yang mengatur Pedoman Penggolongan Kualitas Kredit dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan 2. Standarisasi & keseragaman sistem dan administrasi, dan 3. Memberikan petunjuk penggolongan kualitas kredit Kualitas Kredit tersebut harus tetap dijaga karena sangat berpengaruh pada rasio Non Performing Loan (NPL) yang nantinya berdampak pada Laba Operasional yang akan diperoleh perusahaan. Jika terjadi peningkatan NPL, setidaknya mempunyai dua sisi yang kurang menguntungkan, yaitu berkurangnya pendapatan secara efektif dari pembiayaan, dan meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memupuk cadangan kemungkinan kerugian yang disebut Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP). Untuk menghindari hal tersebut, bank harus
membuat system dan prosedur penilaian kualitas atas kollektibilitas kredit sesuai dengan lampiran Surat-Surat Edaran Bank Indonesia No.31/1/UPBB, 12 November 1998 Tentang Kualitas Kredit, yang pada dasarnya terbagi atas : Kredit Lancar (L) , Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK) , Kredit Kurang Lancar (KL) , Kredit Diragukan (D) , dan Kredit Macet (M) . Dalam menentukan adanya pengaruh kualitas kredit terhadap laba operasional , Non Performing Loan (NPL) menjadi salah satu indicator penentu, dimana ketika tingkat kredit bermasalah atau Non performing Loan tinggi maka laba operasional yang diperoleh oleh pihak bank akan berkurang, begitu juga sebaliknya ketika kredit bermasalah atau Non performing Loan kecil maka laba operasional akan besar, karena ketika tingkat kredit bermasalah atau Non performing Loan tinggi, pihak bank harus melakukan penghapusan kredit berrmasalah sebagai bagian dari resiko kredit bermasalah. Oleh karena itu pihak bank harus lebih jeli dan teliti dalam memberikan kredit kepada pihak debitur juga dalam memberikan bunga kredit jangan terlalu membebankan pihak debitur. Itulah alasan mengapa Kualitas Kredit sangat berpengaruh pada Laba Operasional yang akan diperoleh Bank. Kebijakan Perkreditan Bank yang ditetapkan wajib memuat dan menetapkan dengan jelas dan tegas mengenai prinsip-prinsip kehati-hatian dan harus meliputi kebijaksanaan pokok perkreditan, serta tata cara penilaian kualitas kredit yang baik agar kinerja perkreditan pada Bank tersebut dapat berjalan dengan lancar. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 3, fungsi utama Perbankan yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dalam
penyaluran dana yang terhimpun, bank memberikan fasilitas kredit yang berfungsi sebagai pendorong kelancaran produksi dan pembangunan,serta memperluas kesempatan kerja. Dan tujuan utama Perbankan menunjang pelaksanaan pembangunan Nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas Nasional kea rah kesejahteraan rakyat banyak. Menurut Undang – Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Hidup matinya suatu bank sangatlah dipengaruhi oleh jumlah kredit yang disalurkan dalam suatu periode. Artinya semakin banyak kredit yang disalurkan, semakin besar pula perolehan laba dari bidang ini. Bahkan hampir semua bank masih mengandalkan penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran kreditnya (spread based), di samping dari penghasilan fee based yang berupa biaya – biaya dari jasa – jasa lainnya yang dibebankan ke nasabah. Kasmir (2008:119) mendefinisikan kualitas kredit sebagai berikut: ”Kualitas kredit merupakan kredit yang berkualitas dalam prakteknya yang diberikan atau
memang layak untuk disalurkan, akan
memperkecil
terhadap
resiko
kemungkinan
kredit
tersebut
bermasalah”. Kredit bermasalah sering ditemui hampir disetiap bank, ditemukannya kredit bermasalah adalah hal yang wajar mengingat resiko yang ditangguhkan pada saat pemberian kredit juga adanya jangka waktu pengembalian. Namun meski tidak dapat dihindari bank dituntut untuk meminimalisir adanya kredit bermasalah tersebut. Dalam PSAK No.31 (Revisi 2007) pengertian kredit bermasalah adalah :
“Kredit non performing pada umumnya merupakan kredit atau pembiayaan yang pembayaran angsuran pokok dan atau bunganya / bagi hasil telah lewat 90 hari atau lebih serelah jatuh tempo atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit non performing terdiri atas kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet”. Laba bagi perusahaan pada hakekatnya adalah cerminan dari keberhasilan tujuan perusahan itu sendiri, yaitu profit oriented. Perencanaan laba merupakan suatu proses perencanaan keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan perencanaan imi manajer keuangan dapat menentukan aktivitas perusahaan untuk mencapai target laba yang ditentukan Menurut Amir Abdi Jusuf (2000: 84) menyatakan : “Laba operasional adalah selisih lebih pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha perusahaan dikurangi dengan beban usaha langsung dari kegiatan operasional suatu usaha.” METODE PENELITIAN
Penulis melakukan penelitian pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) yang diwakilkan di cabang Tasikmalaya yang berada di JL. Sutisna Senjaya dengan objek penelitiannya adalah Pengaruh Kualitas Kredit terhadap Laba Operasional. Tekhnik Analisis Data Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang menggambarkan keadaan atau situasi perusahaan yang sesungguhnya berdasarkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian pada perusahaan tersebut untuk kemudian diolah menjadi data, selanjutnya diadakan suatu analitis sehingga menghasilkan kesimpulan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian yang akan penulis lakukan dengan prosedur berikut:
a. Hipotesis operasional Hipotesis yang digunakan adalah : Ho
:
, Kualitas kredit mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap
besarnya laba operasional. Ha
:
, Kualitas kredit mempunyai pengaruh signifikan
terhadap besarnya laba operasional. b. Penetapan Tingkat Signifikan Tingkat keyakinan dalam penelitian ini adalah 95% dengan taraf nyata 5%
( α = 0,05). Hal ini sering digunakan dalam ilmu sosial
yang menunjukkan kedua variabel mempunyai korelasi yang cukup nyata. c. Uji signifikan Untuk mengetahui tingkat signifikansi atas pengaruh kualitas kredit terhadap laba operasional, maka dilakukan uji t, d. Kaidah Keputusan Untuk mengetahui hipotesis ditolak atau tidak, maka dibandingkan antara nilai dari t hitung dan tabel, mengikuti kriteria sebagai berikut : Terima Ho, jika : -t ½ α df (n-2) ≤ t hitung ≤ t ½ α df (n-2) Tolak Ho, jika : t < -t ½ α df (n-2) atau t hitung > t ½ α df (n-2) e. Simpulan Menyimpulkan Ho diterima atau ditolak sesuai dengan kriteria kaidah keputusan.
Hasil Pengujian Data Penelitian Pengaruh Kualitas Kredit terhadap Laba Operasional Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Dalam pengujian hipotesis dilakukan serangkaian langkah-langkah uji statistic yaitu uji regresi linear
sederhana analisis korelasi dan analisis koefisien determinasi. Dengan pengujian statistic diatas dapat diketahui penaksiran derajat korelasi pengaruh Kualitas Kredit terhadap Laba Operasional pada PT.Bank Tabungan Negara (Persero). Untuk keperluan analisis data yang diperoleh dengan menggunakan bantuan computer melalui program Microsoft Excel 2010 dengan tujuan memperoleh hasil pengujian yang akurat. Berikut ini adalah data kualitas kredit dan laba operasional pada PT.BTN (Persero) periode 2009-2011 yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Kualitas Kredit dan Laba Operasional Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Periode 2009-2011 No
1
2
3
Tahun
2009
2010
2011
Triwulan
Kualitas Kredit (NPL nett)
Laba Operasional
(X)
Y
Triwulan I
3.36
156.218.000.000
Triwulan II
3.39
318.819.000.000
Triwulan III
3.36
496.982.000.000
Triwulan IV
2.75
739.444.000.000
Triwulan I
3.36
321.909.000.000
Triwulan II
3.42
576.806.000.000
Triwulan III
3.47
927.817.000.000
Triwulan IV
2.55
1.263.720.000.000
Triwulan I
3.39
333.442.000.000
Triwulan II
3.65
638.005.000.000
Triwulan III
3.46
958.246.000.000
Triwulan IV
2.23
1.525.748.000.000
Sumber : PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tasikmalaya
a. Uji Regresi Linear Sederhana Untuk
mengetahui
besarnya
pengaruh
kualitas
kredit
(variabel
independen) terhadap laba operasional (variabel dependen), maka digunakan alat analisis regresi linear sederhana sebagai berikut. Y = a + b (X) Hasil perhitungan regresi linear sederhana hasil outpu SPSS versi 18.0 diperoleh bahwa : Dari hasil perhitungan tersebut diketahui nilai : a = 30,36 b = -1,081 Maka persamaan regresi adalah Y = 30,36 – 1,081X Berdasarkan persamaan regresi diatas maka dapat dikatakan bahwa apabila terdapat peningkatan kualitas kredit yang ditunjukkan dengan naiknya angka Non Performing Loan sebesar 1 rupiah (X=1) maka akan menyebabkan Laba Operasional turun sebesar 0,85. Jadi semakin besar angka NPL maka laba operasional akan menurun, sebaliknya jika angka NPL turun maka laba operasional akan naik, yang berarti bahwa kualitas kredit yang dihasilkan akan semakin baik. a. Analisis Korelasi Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara kualitas kredit dengan laba operasional, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 18,0, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,672 angka tersebut menunjukkan terjadi korelasi yang kuat. b. Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh kualitas kredit terhadap laba operasional maka rumus yang digunakan adalah :
Kd = r² x 100% Kd = 45,15% Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 45,15%. Ini menunjukkan bahwa laba operasional dipengaruhi oleh kualitas kredit yang ditunjukkan dengan angka NPL adalah sebesar 45,15% sedangkan 54,85% lainnya adalah dipengaruhi oleh faktor lain misalnya tingkat kecukupan modal, tingkat suku bunga, pencairan bunga bank,dan lain-lain. c. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui kualitas kredit dengan laba operasional dan untuk menguji signifikan atau tidaknya nilai r, maka dapat dilakukan uji t. Hipotesis ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara 2 variabel yang diteliti yakni antara kualitas kredit yang ditunjukkan dengan nilai NPL sebagai variabel independen dan laba operasional sebagai variabel dependen. Adapun rumusan hipotesis adalah sebagai berikut : Ho : ρ = 0, artinya kualitas kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap laba operasional Ha
: ρ = 0, artinya kualitas kredit berpengaruh signifikan terhadap laba
operasional. Dalam perhitungan SPSS 18.0 for windows diperoleh nilai thitung sebesar -2,868 dan dengan n=12 pada (df) n-2 = 10 dan α = 0,05 diperoleh ttabel 2,228 dengan kaidah keputusan terima Ho jika –t ½ α dan tolak Ho jika thitung < -t ½ α atau thitung > t ½ α. Karena nilai thitung > t ½ α maka tolak Ho dan terima Ha dengan tingkat signifikan 0.017 < 0.05 maka kualitas kredit yang ditunjukkan dengan angka Non Performing Loan sebagai variabel independen berpengaruh signifikan terhadap laba operasional sebagai variabel dependen.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Heni Rohaeni, Institut Pertanian Bogor dengan menggunakan indikator yang sama yakni Non Performing Loan dan Laba Operasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kredit bermasalah/Non Performing loan berpengaruh terhadap Laba Operasional. Konsep penelitian ini juga sesuai dengan apa yang diuraikan oleh Boy Leon dan Sonny Ericson bahwa kredit bermasalah akan menimbulkan beberapa dampak diantaranya hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang disalurkan. Kredit bermasalah dalam penelitian ini menjadi indikator utama dalam menentukan kualitas kredit dan pendapatan bunga menjadi salah satu indikator dalam menentukan laba operasional yang diperoleh bank setelah dikurangi dengan beban operasional. Dapat digambarkan pada sub struktur pengaruh kualitas kredit terhadap laba operasional pada PT.Bant Tabungan Negara adalah sebagai berikut :
Kualitas Kredit
45,15%
Laba Operasional
ɛ 54,85% PENUTUP Simpulan Hasil penelitian serta pembahasan dari penelitian mengenai pengaruhkualitas kredit yang ditunjukkan dengan nilai non performing loan terhadap laba operasional dapat disimpulkan sebagai berikut : 1
.Berdasarkan hasil penelitian, Kualitas Kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) yang ditunjukkan dengan naik turunnya angka Non Performing Loan setiap triwulannya sangat bervariatif. Meskipun sempat berada pada nilai NPL yang tinggi pada Triwulan III tahun 2010 namun PT.BTN berhasil memulihkan kembali kondisi keuangan pada triwulantriwulan berikutnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai NPL yang relative
rendah pada Triwulan IV tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja PT. BTN terus membaik setiap tahunnya. 2.
Berdasarkan hasil penelitian, Laba Operasional pada PT.Bank Tabungan Negara (Persero) cenderung mengalami peningkatan setiap triwulannya, laba operasional yang dihasilkan paling besar diperoleh pada Triwulan IV tahun 2011, dan yang paling rendah diperoleh pada Triwulan I tahun 2009.
3.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tingkat keyakinan 95% diperoleh hasil bahwa kualitas kredit berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan baik peningkatan maupun penurunan terhadap kualitas kredit yang ditunjukkan dengan angka Non Performing Loan yang diperoleh setiap tahunnnya, maka laba operasional akan mengalami perubahan yang cukup besar. Berdasarkan penelitian ini pengaruh yang ditimbulkan oleh kualitas kredit yang ditunjukkan dengan angka NPL adalah dan sisanya oleh faktor lain.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat member manfaat yang berguna bagi kemajuan perusahaan, khusunya PT.Bank Tabungan Negara maupun peneliti lainnya. Saran-saran tersebut diantaranya adalah : 1.
Bagi PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Menjaga dan mempertahankan kestabilan kualitas kredit dengan menekan angka Non Performing Loan seminimal mungkin sehingga laba operasional yang akan dihasilkan akan semakin tinggi, tentunya dengan mengimbangi beban operasional
yang dikeluarkan. Misalnya dengan melakukan
pengawasan yang lebih ketat dalam penyaluran kredit, dan lebih ketat dalam mengeluarkan beban operasional bank. 2.
Bagi Penulis Selanjutnya
Pengaruh Kualitas Kredit yang ditunjukkan dengan angka NPL terhadap laba operasional menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap laba operasional. Dan apabila melaksanakan penelitian selanjutnya bila menggunakan kajian yang sama diharapkan mengganti salah satu variabel dependen atau independen, atau dengan memperbanyak variabel . Misalnya dengan menggunakan variabel Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Daftar Pustaka Abdullah, Faisal, 2005. ManajemenPerbankan. EdisiRevisi. PenerbitMalang :UniversitasMuhammadiyah. Abdullah
Shahab,
1999.
Teoridanprinsip-
prinsippermasalahanakuntansi.PenerbitBandung : SAS. Abdullah Shahab,1999. “Accounting Principles 1”, EdisiKesepuluh. Penerbit Bandung: SAS. Agnes Sawir. 2003. AnalisisKinerjaKeuangandanPerencanaanKeuangan Perusahaan.Jakarta : PT. GramediaPustakaUtama. Bastian
danSuharjono,
2006.AkuntansiPerbankan.
EdisiPertama.
Jakarta:
SalembaEmpat Boy Leon dan Sonny Erricson. 2007. ManajemenAktivaPasiva. Jakarta: PT. Gramedia. BramantyoDjohanputro&RonnyKountur.LaporanPenelitian, 2007. Non Performing Loan (NPL). DahlanSiamat. 2004. ManajemenLembagaKeuangan, Jakarta: LembagaPenerbitFakultasEkonomiUniversitas Indonesia. Dendawijaya, Lukman, 2005. ManajemenPerbankan, EdisiKedua. CetakanKedua. Jakarta :Ghalia Indonesia. Harnanto, 2003.AkuntansiPerpajakan. Yogyakarta :BPFE. IkatanAkuntan
Indonesia,
2007.StandarAkuntansiKeuangan.
Jakarta:SalembaEmpat. Jusuf, Amir Abadi, 2000. AkuntansiKeuanganLanjutan di Indonesia. Jakarta: SalembaEmpat.
Jusuf, Amir Abadi, dan Rudi M Tambunan, 2000. SistemInformasiAkuntansi. Jakarta :SalembaEmpat. Kasmir, 2008.Bank danLembagakeuanganlainnya.EdisiRevisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Kusnadi, S. Maria. 2002. AkuntansiKeuanganMenengah, Prinsip, ProsedurdanMetode. Malang : UNIBRAW. Mulyono,TeguhPudjo, 1990. ManajemenPerkreditanBagi Bank Komersial.Jakarta:
PT. Raja GrafindoPersada. Mulyono, TeguhPudjo, (2000). AnalisaLaporanKeuanganPerbankan. Jakarta: Djambatan. Mulyono,
TeguhPudjo,
2002.
AplikasiAkuntansiManajemenDalamPraktikPerbankan.Jakarta :Djambatan. Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor
07/2/DBI/2005
tentangPenilaianKualitasKreditAktiva Bank Umum. PT.
Bank
Tabungan
Negara
(Persero)
No.01/DIR/DPKK
tahun
2004
perihalPenggolonganKualitasKredit. Rachmatdan
Maya,
2009.ManajemenPerkreditan
Bank
Umum.Bandung
:Alfabeta. Smith and Skousen. 1999.Akuntansi Intermediate. Jilid 1.EdisiKesembilan. AlihBahasa: Tim PeterjemahPenerbitErlangga. Jakarta :PT. GeloraAksaraPratama. Sugiyono,
2010.MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan
Alfabeta. Syahrul&MuhamadAfdiNizar. 2003. KamusAkuntansi. Jakarta :GagasPromosindo. Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tentangPerbankan. (http://www.kumpulanistilah.com) Rabu, 13 Juni 2012.
R&D.
Bandung: