PENGARUH KUALITAS CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. AGUNG AUTOMALL BATU AMPAR BATAM
TUGAS AKHIR
Oleh:
REFALDO 11002851
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016
i
ABSTRAK PENGARUH KUALITAS CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP TINGKAT KEPUASANN KONSUMEN PADA PT. AGUNG AUTOMALL Oleh : Refaldo 11002851 Dosen Pembimbiing : Jan Marhusa Pakpahan, S.E.,MM Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Perusahaan menggunakan harga untuk memicu transaksi, sehingga konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya. Dengan adanya keterkaitan antara citra merek suatu produk dan harganya terhadap kepuasan konsumen maka perusahaan akan berusaha untuk menarik para konsumen. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh citra merek dan harga terhadap daya kepuasan konsumen. Secara garis besar PT Agung Automall sudah memberikan yang terbaik untuk mebuat kepuasan konsumen meningkat. Kata Kunci : Citra Merek, Harga, Kepuasan Konsumen
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Hal inilah yang menjadikan peran promosi penting untuk perusahaan. Dengan kualitas dan citra merek perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan dapat menarik konsumen untuk mencoba dan kemudian mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut. Jadi harga merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi, konsumen yang semula tidak tertarik terhadap produk dapat berubah fikiran untuk membeli produk. Perusahaan menggunakan konsumen
mau
membeli suatu
harga untuk memicu transaksi, sehingga merek tertentu
serta mendorong tenaga
penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu citra merek mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi tersebut diharapkan konsumen mau membeli produk tersebut dan mendorong konsumen yang telah membeli agar membeli produk lebih sering lagi, sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan akan meningkat.
1
2
Pemasaran
pada
dasarnya
adalah
membangun
merek
di
benak
konsumen.Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi perilaku pembelian.Merek diyakini mempunyai kekuatan yang besar untuk memikat orang untuk membeliproduk atau jasa yang di wakilinya.Merek produk berkembang menjadi sumber asset terbesar dan merupakan faktor penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan.Hermawan Kertajaya (On Brand, 2004;11). Kepuasan konsumen merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan agar konsumen bersedia menjadi langganan. Mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut, jika kurang yakin terhadap barang tersebut. Disinilah perlu mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan (Sugiyono, Endar 2004:17). Berdasarkan pemantauan yang dilakukan terhadap beberapa hal yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen dalam membeli produk toyota dengan merk, diantaranya yaitu konsumen melihat apakah produk tersebut berkualitas dan apakah baik untuk dikonsumsi karena banyaknya produk toyota yang menggunakan bahan-bahan teknologi yang kualitas nya sangat tinggi. Dan kenyataannya adalah produk toyota tersebut sangat terjaga kualitasnya. Dengan harga yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara produsen dengan konsumen. Dengan adanya komunikasi tersebut diharapkan dapat memperoleh konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini berjudul “PENGARUH KUALITAS CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP TINGKAT
3
KEPUASAN
KONSUMEN PADA
PT.AGUNG AUTOMALL
BATU
AMPAR”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut : A.
Apakah citra merek berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen pada PT.Agung Automall Batu Ampar.
B.
Apakah harga berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen pada PT.Agung Automall Batu Ampar.
C.
Apakah citra merek dan harga berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen pada PT. Agung Automall Batu Ampar.
1.3
Batasan Masalah Dalam melakukakn penelitian ini,berdasarkan uraian latar belakang yang
telah di ungkapkan di atas,maka dapat di identifikasikan masalah yang terjadi di PT.Agung Automall Batu Ampar adalah: A.
Banyak sekali usaha-usaha yang sedang marak dan berkembang saaat ini salah satunya banyaknya faktor dealer mobil dengan memperlihatkan persaingan yang ketat dalam merebut konsumen dan mengembangkan pangsa pasar,pada usaha di bidang penjualam dealer mobil.
B.
Citra merek sangat penting dalam memberikan nama merek suatu produk dan ekuitas merek juga memilih peran yang sangat penting akan memajukan sebuah perusahaan,hal ini di lakukan mengingat ketatnya persaingan usaha
4
di indonrsia khusus nya di batam sehingga perusahaan harus dapat mempertahankan pelanggannya,kesan kualitas dengan baik citra merek dari PT.Agung Automall Batu Ampar. C.
Harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga,struktur diskon,syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan.Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:
A.
Untuk mengetahui citra merek berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen terhadap PT.Agung Automall Batu Ampar.
B.
Untuk mengetahui harga berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen terhadap PT.Agung Automall Batu Ampar.
C.
Untuk mengetahui citra merek dan harga terhadap tingkat kepuasan konsumen terhadap PT.Agung Automall Batu Ampar.
1.5
Manfaat Penulisan Manfaat penelitian ini adalah:
A.
Sebagai bahan informasi dan masukkan bagi PT.Agung Automall Batu Ampar dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.Khususnya mengenai strategi pencitraan produk citra merek dan harga yang efektif.
5
B.
Sebagai bahan refrensi dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah yang di kaji dalam penelitina ini.
C.
Sebagai acuan dan bahan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian lanjutan pada masalah yang sama.
1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: A.
Bagi Pengembangan Ilmu Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai tingkat loyalitas merek dan harga yang dilaksanakan oleh perusahaan serta dapat dijadikan pertimbangan dan perbaikan dimasa yang akan datang. B. Bagi Penulis Penelitian Ini menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang tingkat loyalitas merek dan harga yang selanjutnya untuk memenuhi Tugas Akhir Akademi Akuntansi Permata Harapan Gici Business School. C. Peneliti Lain Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang berguna bagi kehidupan pihak atau penulis lain dapat dijadikan sumber informasi mengenai tingkat loyalitas merek. D. Bagi Almameter Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan terapan khusus nya dalam tingkat loyalitas merek bagi rekan-rekan diploma III Universitas Gici Business School.
6
1.5.2 Manfaat Praktisi A. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi perusahaan terutama sebagai informasi untuk mengetahui tingkat kesetiaan konsumen terhadap produk merek toyota. B. Bagi Pihak Lain Sebagai Sumber informasi dan menjadi bacaan yang dapat membantu dalam menyelasaikan masalah yang berhubungan dengan tingkat loyalitas merek dan harga kepada konsumen.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Empiris (Penelitian Terdahulu) Tabel 2.1 Pemetaan Penelitian Terdahulu No
Nama, Tahun, Penerbit
Masalah Penelitian
1
Nuraini (2010)
2
Steven Son Chang Pengaruh Kualitas Produk dan Harga (2014) Terhadap Kepuasan Konsumen pada PT. Jappro Batam
3
Robby (2013)
2.2
Analisis Pengaruh Kulitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga, dan Kepercayaan, Terhadap Loyalitas Pelanggan
Selestio Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Putusan Pembelian Air Minum da Kemasan „OASIS”
Variabel yang Tekait
Variabel Harga Variabel kepercayaan Konsumen Variabel Harga Variabel Kepuasan Konsumen Variabel Citra Merek
Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Merek Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli.Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian merek, berikut ini pengertian merek menurut beberapa ahli: Pengertian merek menurut Simamora (2003 : 149) : “ Merek adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain”
8
9
Lamb, Hair& Mc Daniel (2001 : 421) berpendapat bahwa pengertian “Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya, yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing”. Sedangkan pengertian Merek menurut Kotler& Amstrong (2003 : 349) “Merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu”. Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka adalah suatu nama, istilah, tanda, desain atau kombinasi dari semuanya yang digunakan
untuk
mengidentifikasikan
produk
dan
membedakan
produk
perusahaan dengan produk pesaing.
2.2.2
Kesadaran Merek (Brand Awareness) Munculnya konsep ekuitas merek dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa
merek yang kuat adalah suatu asset yang dapat dikalkulasi nilainya. Artinya merek tersebut dapat diperjualbelikan sebagaimana asset lainnya dalam perusahaan. Pengertian Ekuitas Merek menurut Kotler & Amstrong (2003 : 350) “Ekuitas Merek adalah nilai suatu merek berdasarkan seberapakuat merek tersebut mempunyai Loyalitas Merek, Kesadaran Konsumen akan nama merek, Kualitas yang dipersepsikan, Asosiasi Merek, dan berbagai asset lainnya seperti paten, merek dagang, dan hubungan jaringan distribusi.” Ekuitas merek yang tinggi
10
memberikan sejumlah keuntungan kompetitif seperti yang dikemukakan oleh (Kotler, 2000 : 246), yaitu : 1. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil 2. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dengan distributor dan pengecer 3. Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi daripada pesaingnya 4. Perusahaan lebih mudah untuk meluncurkan perluasan merek 5. Merek itu melindungi perusahaan dari persaingan harga yang ganas Suatu nama perlu dikelola dengan cermat agar ekuitas merek tidak mengalami penyusutan. Hal ini membutuhkan pemeliharaan atau peningkatan kesadaran merek, mutu, dan fungsi yang diyakini dari merek itu. Ekuitas merek dapat menambah atau mengurangi nilai produk bagi konsumen, ekuitas merek juga mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.
2.2.2.1 Asosiasi Merek ( Brand Association ) Asosiasi merek adalah asosiasi yang menunjukkan fakta bahwa produk dapat digunakan untuk mengekspresikan gaya hidup, kelas sosial, dan peran profesional, atau yang mengekspresikan asosiasi-asosiasi yang memerlukan aplikasi produk dan tipe-tipe orang yang menggunakan produk tersebut, toko yang menjual produk atau wiraniaganya(Susanto 2004 : 10). Lebih lanjut Aaker (2006:78) menjelaskan bahwa asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek dapat dihubungkan dengan berbagai hal berikut: Asosiasi merek (brand
11
association)adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan (memory)mengenai sebuah merek (Aaker, 2006:78). Sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna. Suatu merek yang lebih mapan akan mempunyai posisi yang menonjol dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai asosisasi yang kuat. Asosiasi merek dapat memberikan nilai bagi suatu merek dari sisi perusahaan maupun dari sisi konsumen, berikut adalah berbagai fungsi dari asosiasi tersebut: a. Membantu proses penyusunan informasi. b. Membedakan merek dengan merek lain. c. Alasan pembelian. d. Menciptakan sikap atau perasaan positif karena pengalaman ketika menggunakan produk. e. Landasan perusahaan untuk melakukan perluasan merek.
Menurut Aaker (2006:79) asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya akan dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut: a. Atribut produk, seperti karakteristik dari suatu produk. b. Atribut tak berwujud, seperti persepsi kualitas, kesan nilai, dan lain-lain. c. Manfaat bagi pelanggan, yang terdiri dari manfaat rasional dan manfaat psikologis. d. Harga relatif. e. Asosiasi merek dengan penggunaan tertentu. f. Asosiasi merek dengan tipe pelanggan tertentu.
12
g. Mengkaitkan orang terkenal dengan merek tertentu. h. Gaya hidup pengguna produk. i. Kelas produk. j. Mengetahui para pesaing. k. Keterkaitan dengan suatu negara atau suatu wilayah geografis.
2.2.2.2 Kesetiaan Merek ( Brand Loyalty ) Loyalitas merek adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli merek tertentu dibandingkan merek yang lain dalam satu kategori produk Aaker (2008 : 55). Loyalitas merek sebagai preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu(Dharmmesta, 2004). Walaupun demikian, loyalitas konsumen berbeda dengan perilaku pembelian berulang (repeat purchasing behavior). Perilaku pembelian berulang adalah tindakan pembelian berulang pada suatu produk atau merek yang lebih dipengaruhi oleh faktor kebiasaan. Dalam loyalitas konsumen, tindakan berulang terhadap merek tersebut dipengaruhi oleh kesetiaan terhadap merek. Loyalitas merek adalah kelekatan konsumen pada nilai yang tinggi dari suatu merek, dengan kelekatan yang dibangun ini maka konsumen akan menolak segala strategi yang dilakukan oleh kompetitor merek. Konsumen akan memberikan loyalitas dan kepercayaannya pada merek selama merek tersebut sesuai dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen, bertindak dalam cara-cara tertentu dan menawarkan nilai-nilai tertentu. Loyalitas pada merek ini timbul karena konsumen mempersepsikan merek tersebut menghasilkan produk yang memiliki sejumlah manfaat dan kualitas
13
dengan harga yang sesuai. Loyalitas merek juga menjadi indikasi adanya kekuatan merek, karena tanpa loyalitas merek tidak akan tercipta kekuatan merek. Hal ini dapat dilihat pada merek - merek yang menjadi pemimpin di pasaran, dapat dipastikan bahwa merek tersebut memiliki pelanggan yang loyal pada merek tersebut.
2.2.3
Citra Merek
2.2.3.1 Pengertian Citra Merek Citra konsumen yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian. Merek yang baik juga menjadi dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif.Manfaat dari citra merek yang positif, perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan citra merek yang sudah positif. Pengertian Citra Merek menurut Kotler& Amstrong (2001 : 225)“ Citra Merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu” Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, (Setiadi, 2003:180). Citra merek merupakan serangkaian asosiasi, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna. Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika
14
didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi. Citra atau asosiasi merepresentasikan persepsi yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas merek (brand loyalty) dari konsumen,Aaker (2008 : 99).
2.2.3.2 Pengukuran Citra Merek Dalam mengukur sebuah merek, tidak hanya tampilan fisik namun juga pada manfaat yang dijanjikan dan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemakai jasa sebuah layanan. Menurut Kotler & Keller (2009:98) pengukuran citra merek dapat didasarkan pada 3 variabel, antara lain : a. Kekuatan (Strenght) Kekuatan disini berkaitan dengan seberapa kuat hubungan yang mampu diciptakan oleh merek dengan konsumen. Biasanya pengukuran kekuatan ini dapat dibentuk melalui pengalaman masa lalu, harga, kualitas, rekomendasi, perorangan, iklan dan lain-lain b. Keunikan (Uniqueness) Uniqueness adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara merek-merek yang lainnya. Kesan unik ini muncul dari atribut produk, yang berarti terdapat diferensiasi antara produk satu dengan produk yang lainnya. Termasuk dalam kelompok unik antara lain : variasi layanan yang bisa diberikan sebuah produk, variasi harga dari produk yangbersangkutan, maupun diferensiasi dari penampilan fisik sebuah produk. c. Favorable
15
Favorable mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk mudah diingat oleh konsumen.Termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain kemudahan merek produk untuk diucapkan, kemampuan merek untuk tetap diingat konsumen, maupun kesesuaian antara kesan merek di benak konsumen dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.
2.2.4
Pengertian Pemasaran Menurut Tjiptono (2006: 2), pemasaran memiliki definisi :“suatu proses
sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain”. Definisi yang paling luas yang dikemukakan oleh Swastha dan Handoko (2000:3), bahwa : “pemasaran memiliki pengertian sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”
2.2.4.1
Bauran Pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa :“bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan: “bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place)”
16
a. Produk (Product) Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide. b. Harga (Price) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen. c. Tempat (Place) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk. d. Promosi (Promotion) Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan
17
berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
2.2.5
Keputusan Pembelian Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Peter & Olson (2005:162) mengemukakan bahwa inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintregasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintregasian ini adalah suatu pilihan, yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Kotler (2002:202) mengungkapkan bahwa seseorang mungkin dapat memiliki peranan yang berbeda-beda dalam setiap keputusan pembelian. Berbagai peranan yang mungkin terjadi antara lain sebagai berikut: a. Pengambil
inisiatif
(initiator),
yaitu
orang
yang
pertama-tama
menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu. b. Orang yang mempengaruhi (influence), yaitu orang yang pandangan atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir. c. Pembuat keputusan (decider), yaitu seseorang yang akan menentukan keputusan mengenai produk yang akan dibeli, cara pembayaran, tempat melakukan pembelian.
18
d. Pembeli (buyer), yaitu seseorang yang melakukan pembelian. e. Pemakai (user), yaitu seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk atau jasa.
Assael (2002:368) merumuskan bahwa perilaku pembelian yang dilakukan oleh konsumen dapat dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu sebagai berikut: a. Perilaku membeli yang kompleks Keterlibatan konsumen dalam proses pemilihan dan pembelian produk sangat tinggi. Keterlibatan konsumen dalam proses pemilihan dan pembelian akan menjadi semakin tinggi apabila produk yang akan dibeli merupakan produk berharga tinggi, jarang dibeli, berisiko, sangat berkesan, dan informasi yang dimiliki konsumen mengenai produk tersebut sedikit. Pemasar perlu membedakan ciri-ciri yang mencolok dari mereknya. Perincian tersebut dapat dilakukan melalui media cetak yang dapat menggambarkan produk mereka dengan lengkap melalui katalog belanja. b. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan Keterlibatan konsumen dalam proses pemilihan serta pembelian produk tinggi, namun konsumen akan melakukan proses pembelian dengan waktu yang lebih cepat karena perbedaan dalam hal merek tidak terlalu diperhatikan. Pemasar harus dapat memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi pilihan konsumen terhadap merek, seperti harga, lokasi, dan tenaga penjual. Selain itu, komunikasi pemasaran yang baik juga diperlukan sebagai faktor yang dapat menimbulkan kepercayaan dari
19
konsumen terhadap produk dan agar konsumen merasa telah menentukan pilihan yang tepat. c. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan Keterlibatan konsumen dalam proses pembelian ini relatif kecil. Selain itu tidak terdapat perbedaan yang mencolok antar berbagai merek dalam kategori produk sejenis, sehingga pemasar dapat memanfaatkan promosi harga dan penjualan agar konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. d. Perilaku membeli yang mencari keragaman Keterlibatan konsumen dalam proses pembelian relatif kecil, namun terdapat perbedaan yang mencolok antar berbagai merek. Dalam kondisi ini loyalitas konsumen kecil karena konsumen sering kali berganti-ganti merek dalam kategori produk sejenis. Perpindahan merek tersebut terjadi karena konsumen ingin memperoleh keragaman, bukan karena konsumen merasa tidak puas akan produk tersebut.
Konsumen mungkin akan merasa puas atau tidak puas atas produk yang telah mereka konsumsi. Sutisna (2002:83), mengungkapkan bahwa keputusan pembelian yang dilakukan konsumen sesungguhnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan yang diambil konsumen terdiri dari tujuh komponen, yaitu sebagai berikut: a. Keputusan tentang jenis produk Para konsumen akan menggunakan uang yang mereka miliki untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Oleh karena itu, produsen harus bisa
20
menarik konsumen agar mau membelanjakan uang yang mereka miliki untuk membeli produk tersebut. b. Keputusan tentang bentuk produk Ukuran, mutu, corak dan berbagai hal lainnya mungkin akan menjadi bahan pertimbangan konsumen sebelum mereka melakukan keputusan pembelian. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memaksimalkan halhal yang biasanya dijadikan bahan pertimbangan oleh konsumen. c. Keputusan tentang merek Dalam melakukan keputusan pembelian, konsumen juga akan menentukan merek mana yang akan mereka pilih diantara sekian banyak pilihan merek yang ada di pasar. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui alasan yang mendasari konsumen memilih merek tersebut. d. Keputusan tentang penjualnya Seorang konsumen mungkin akan memilih toko pengecer kecil, pasar, atau supermarket sebagai tempat untuk membeli produk tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui alasan yang mendasari konsumen dalam memilih tempat mereka melakukan keputusan pembelian. e. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen akan menentukan berapa banyak produk yang akan mereka beli dan konsumsi. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu memperkirakan berapa banyak produk yang akan dibeli oleh konsumen. f. Keputusan tentang waktu Waktu yang dipilih konsumen untuk melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh ketersediaan dana. Oleh karena itu, perusahaan
21
harus dapat memperkirakan kapan konsumen akan melakukan keputusan pembelian agar perusahaan dapat merencanakan waktu produksi dan kegiatan pemasarannya. g. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen mungkin akan memilih cara tunai ataupun cicilan untuk membeli produk yang mereka butuhkan. Cara yang akan dipilih konsumen terkait dengan besarnya dana yang mereka miliki. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui cara yang dipilih konsumen dalam melakukan pembayaran.
2.2.6
Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan
(perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (Amir, 2005). Kotler (2000) mengatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian (Tse dan Wilson dalam Nasution, 2004). Oliver (dalam Peter dan Olson, 1996)menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah rangkuman kondisi psikologis yang dihasilkan ketika emosi yang mengelilingi harapan tidak cocok dan dilipatgandakan oleh perasaanperasaan yang terbentuk mengenai pengalaman pengkonsumsian. Westbrook & Reilly (dalam Tjiptono, 2005) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen
22
merupakan respon emosional terhadap pengalaman yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dibeli. Gaspers (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan konsumen sangat bergantung kepada persepsidan harapan konsumen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen antara lain : a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen produk. b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya. c. Pengalaman dari teman-teman.
Engel, Roger & Miniard (1994) mengatakan bahwa kepuasan adalah evaluasi paska konsumsi untuk memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi harapan. Band (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan tercapai ketika kualitas memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen. Sebaliknya, bila kualitas tidak memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen maka kepuasan tidak tercapai. Konsumen yang tidak puas terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya akan mencari perusahaan lain yang mampu menyediakan kebutuhannya. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan definisi kepuasan konsumen yaitu tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk yang dia rasakan dengan harapannya.
23
2.2.7
Kerangka Berpikir Pengaruh Citra Merek dengan keputusan pembelian yaitu apabila Citra
Merek dikelola secara baik akan menghasilkan konsekuensi positif meliputi, peningkatan pemahaman terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Penciptaan kesan yang baik yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan citra dari produk itu sendiri dibenak pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk, Rangkuti (2004 : 5). Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
key
CITRA MEREK KEPUASAN KONSUMEN HARGA
2.3 Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
24
H1=
Citra merek berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada PT.AGUNG AUTOMALL BATU AMPAR
H2=
Harga
berpengaruh
terhadap
kepuasan
konsumen
pada
PT.AGUNG AUTOMALL BATU AMPAR H3=
Citra merek dan harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada PT.AGUNG AUTOMALL BATU AMPAR
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri subyek atau objek yang memiliki karakter dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan (Sugiyono, 2012:115). Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Agung Automall.
3.1.2 Sampel Menurut Sugiyono, Sampel merupakan sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Keuntungan dalam menggunakan sampel yaitu: memudahkan peneliti, penelitian lebih efisien, lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, serta penelitian lebih efektif. Pelanggan tetap semuanya diambil sebagai sampel. Sehingga bentuk penelitiannya adalah sensus. Nama lain dari sensus adalah teknik sampling jenuh. Metode teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
25
26
3.2
Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis dan sumber data berupa data primer dan sekunder yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 3.2.1.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya. Pengumpulan data ini biasanya dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada objek penelitian dan diisi secara langsung oleh pihak responden. Menurut Umar (2010), “Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, data primer ini dapat diperoleh secara langsung dari pengisian kuesioner”. Jadi data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya melalui wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada pelanggan berisi tentang Kualitas, Citra Merk, dan Harga pada pelanggan PT. Agung Automall.
3.2.1.2 Data Sekunder Selain data primer dalam penelitian dibutuhkan data sekunder untuk melengkapi, menurut Sugiyono (2008:129), data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen-dokumen yang ada. Jadi
27
penulis mengambil kesimpulan bahwa data sekunder adalah data tambahan yang didapatkan untuk membantu penelitian. a. Dokumentasi Menurut Sugiyono (2013:240), dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karyakarya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. b. Internet Internet digunakan sebagai bahan kelengkapan data untuk mencari data yang akan dipakai dalam penelitian.
3.3
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dan observasi dan. Kuesioner, observasi merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
28
a.
Observasi Menurut Sugiyono observasi dalam arti sederhana ialah sebuah proses
penelitian dalam melihat situasi dan kondisi penelitian. Teknik observasi ini sangat relevan jika digunakan untuk penelitian tindakan yang terdiri dari pengamatan terhadap proses pembelajaran, sikap dan tingkah laku seseorang juga interaksi antara seorang dengan orang lainnya. b.
Kuesioner Menurut Nazir, kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuah set
pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap atau dengan kata lain kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa macam pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tabel 3.1 Pengukuran Skala No 1. 2. 3. 4. 5. 3.4
Keterangan Sangat Setuju Setuju Cukup Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor 5 4 3 2 1
Variabel Penelitian Definisi operasionalisasi merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel di ukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut.
29
a.
Variabel bebas (Independent variable) Variabel
Independen
atau
variabel
bebas
adalah
variabel
yang
mempengaruhi variabel lainnya. Menurut Sugiyono (2010) pengertian variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab atau timbulnya dependen. b. Variabel terikat (Dependent variable) Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya.Menurut Sugiyono (2010) pengertian variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengukuran variabel-variabel penelitian dan secara operasional variabel variabel tersebut dapat dijabarkan dalam suatu indikator. Indikatorindikator tersebut dikembangkan lagi menjadi item-item pertanyaan atau pernyataan yang akan digunakan dalam pembuatan kuesioner. Adapun definisi operasionalisasi dalam penelitian ini adalah :
30
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel
Dimensi
Kualitas (X1)
1. Kebutuhan akan penghargaan 2. Kebutuhan Sosial
Citra Merk (X2) Cara sistematis untuk mengevaluasi prestasi, kontribusi, potensi, dan nilai dari seorang karyawan oleh orangorang yang diberi wewenang perusahaan sebagai landasan pengembangan dan sebagainya. (Hartatik, 2014) Kepuasan Pelanggan (Y) Perasaan positif pada suatu pekerjaan, yang merupakan dampak atau hasil evaluasi dari berbagai aspek pekerjaan tersebut. (Robbins & Judge, 2011)
1. Prinsip Keadilan 2. Prinsip Transparasi
Indikator
1. Prestasi yang diraih sudah Ordinal sangat memuaskan. 2. Penghasilan yang diterima sudah sangat memuaskan. 3. Insentif yang diterima sudah sangat memuaskan. 4. Menyelesaikan pekerjaan bersama team work.
4 5 6
1. Pekerjaan itu sendiri 2. Rekan Kerja 3. Gaji
Skala
Melaksanakan penilaian dengan Ordinal adil. Penilaian prestasi kerja dapat diketahui bersama. Penilaian prestasi dapat dipercaya.
1. Kemampuan, pendidikan dan Ordinal keahlian sesuai dengan pekerjaan. 2. Pekerjaan menyenangkan dan tidak membosankan. 3. Hubungan dengan rekan kerja terjalin dengan baik. 4. Gaji yang diterima sesuai dengan tingkat pekerjaan.
31
3.5
Metode Analisis Data
3.5.1 Uji Validitas Uji validitas adalah tingkat kemampuan penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur dan alat yang digunakan. Dengan menggunakan penelitian yang memiliki validitas tinggi, maka hasil penelitian akan mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tinggi rendahnya validitas suatu angket dihitung dengan teknik korelasi Product Moment, Suharsimi Arikunto (2002:146) dengan rumus :
Rxy =
∑ √{ ∑
∑ ∑
}{ ∑
∑ ∑
}
Dimana : R = Koefisien korelasi antara variabel N = Jumlah sampel X = Nilai total atribut Y = Nilai dari variabel
Adapun kriteria yang harus dipenuhi untuk menilai validitas instrument tersebut adalah sebagai berikut : Jika r hitung > r tabel maka butir-butir pertanyaan tersebut valid.
32
3.5.2
Uji Reliabilitas Uji realibilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data
dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat pengukur yang dipakai. Untuk menguji realibilitas menggunakan rumus Alpha Croncbach, Suharsimi Arikunto (2002:171)
(
)(
∑
)
Dimana : R11
= Realibilitas
K
= Banyaknya butir pertanyaan
∑
= Jumlah varian butir = Varian total
3.6
Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian Deskriptif dan penelitian Inferensial, yaitu sebagai berikut :
3.6.1
Statistik Deskriptif Menurut Hidayat syah (2010) penelitian deskriptif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya
33
terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata. Hal serupa juga dikemukakan oleh Best bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek sesuai dengan apa adanya.
3.6.2
Statistik Inferensial Penelitian ini lebih mengarah kepada pengungkapan suatu masalah,
keadaan, atau kejadian dengan membuat penilaian secara menyeluruh, meluas, dan mendalam dipandang dari segi ilmu tertentu. Fakta yang ada tidak sekadar dilaporkan apa adanya, tetapi juga dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dan gagasan atau saran. Jenis-jenis analisis yang digunakan : A. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik terbagi menjadi empat jenis : 1.
Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan modelmodel penelitian. Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Normalitas data dapat dilihat dengan cara :
34
2.
Nilai Skewness Nilai skewness digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva (Nugroho 2005:18)
B. Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya koreksi antara variabel bebas atau independen (Ghozali, 2002:57). Multikolinieritas dalam penelitian diukur berdasarkan tingkat variasi inflaction factor (VIF) dan nilai toleransi kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel lainnya. Toleransi mengukur variabilitas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Variabel bebas dalam model regresi tidak ada multikolinieritas jika a. Nilai Toleransi > 0,1 (1%). b. Nilai VIF(Variance Inflaction Factor) <10. C. Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat penyebaran data dimana dalam uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan yang lain. Jika variasi dari residual satu pengamat ke pengamat lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel berikut (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang tidak teratur maka identifikasi tidak dapat heterokedastisitas (Ghozali, 2002:69).
35
D. Autokorelasi Bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode sekarang dengan periode kesalahan sebelumnya. Dalam penelitian ini digunakan uji Durbin Watson yang pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi autokorelasi kriteria sebagai berikut : 1.
Bila nilai Durbin Watson terletak antara batas atas atau upper bount (du) dan (4- du), maka koefisien korelasi sama dengan 0 berarti tidak ada autokorelatif.
2.
Bila nilai Durbin Watson lebih rendah dari batasan bawah atau lower bount maka koefisien korelasi lebih besar daripada 0 berarti adalah autokorelatif positif.
3.
Bila Durbin Watson lebih besar daripada (4-1) maka koefisien autokorelatif lebih kecil daripada 0, berarti autokorelasi negatif.
4.
Bila Durbin Watson terletak bebas antara batas atas dan batas bawah atau Dw antara (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan (Ghozali, 2001:62)
3.6.3
Analis Regresi Berganda
a. Analisis Regresi Berganda Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Y=a+b1x1+b2x2+e
36
Dimana :
3.7
Y
= Kepuasan kerja karyawan
X1
= Motivasi
X2
= Penilaian Prestasi
A
= Konstanta
B
= Koefisien
E
= Variabel error
Pengujian Hipotesis a. Uji t (Parsial) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
bi
=
Koefisien regresi masing-masing variable
Sbi
=
Standar error koefisien regresi masing-masing
variabel Tahap Pengujian a) Hipotesis Ho = b = 0 Ho = b ≠ 0 b) Tingkat Signifikansi α = 0,05 T tabel = t α/2, n-k-1
37
c) Kriteria Pengujian Ho diterima jika = -t tabel
b. Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Adapun pengujian ini menggunakan rumus sebagai berikut : Fhitung Dimana
: : koefisien korelasi ganda
3.8
k
: jumlah variabel independen
n
: jumlah anggota sampel
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Agung Automall Yang beralamat di Jl. Yos
Sudarso, Bengkong Bengkel, Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau