Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
PENGARUH KONSEP DIRI, MOTIVASI, DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR, SE-WILAYAH KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN HERU SRIYONO∗ Abstract The objective of this research is to obtain the effects of self-concept motivation and discipline on the performance of the elementary public school-principals in Jagakarsa sub district, South Jakarta. The research was conducted by survey method with path-analysis. The sample size was 63 principals of the school. The results are as follows: (1) that the self-concept directly affects the discipline of the principals; (2) the motivation directly affects their discipline, and (3) the discipline affect directly their performance, therefore, improvement of performance of the principal should be improved by enhancing the rules and working standard. Keywords: “self-concept”, motivation, discipline, school-principal’s performance PENDAHULUAN ∗
sekolah sebagai pimpinan sekolah adalah menyelenggarakan kegiatan pendidikan, membina program pengajaran, membina Latar Belakang Masalah para guru, membina siswa, membina hubungan kerjasama antar sekolah dengan Sekolah merupakan wadah pendidikan masyarakat. formal bagi anak atau siswa yang Oleh karena itu kepala sekolah dituntut diselenggarakan oleh pemerintah maupun untuk mampu mengerjakan tugas dan kalangan swasta. Keberadaannya sangat mampu bertanggung jawab sesuai dengan dinamis, hal ini karena dituntut oleh kedudukannya sebagai kepala sekolah dan perkembangan zaman yang semakin maju, hasil kerjanya diharapkan sebaik mungkin sesuai dengan perkembangan ilmu sesuai dengan kinerjanya . pengetahuan, teknologi dan budaya. Dengan Keterpurukan dunia pendidikan di adanya sekolah maka masyarakat Indonesia bukanlah suatu yang rahasia, mengharapkan putra-putrinya dapat dididik sesuai dengan laporan dari United Nation agar kelak menjadi manusia yang cakap dan Development Project (UNDP) tahun 2000 berbudi luhur. Untuk keberhasilan tersebut mengatakan bahwa peringkat Sumber Daya dibutuhkan sekolah yang mempunyai guru Manusia (SDM) Indonesia ada pada urutan yang cakap di bawah kepemimpinan kepala ke 109, yang jauh ketinggalan peringkatnya sekolah yang cakap dan bijaksana. di bawah negara lain seperti negara Tunisia Dikatakan demikian karena sekolah urutan 101, Afrika Selatan urutan 103, merupakan pencetak generasi penerus bahkan bila dibandingkan dengan negara bangsa, guru dan kepala sekolah merupakan tetangga sangat ketinggalan, seperti Filipina faktor penting dalam mendidik siswa di urutan 77, Malaysia urutan 61, Brunai sekolah. Tugas dan tanggung jawab kepala Darussalam urutan 32 dan Singapura urutan 24. Akibat yang didapat dari permasalahan ∗ Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan tersebut adalah rendahnya daya saing Sosial (FIPPS) Universitas Indraprasta PGRI sumber daya manusia Indonesia. Hal ini Jakarta © 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ 244
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
terbaca dari hasil penelitian IIMP (International Institute of Management Development) di tahun 2000, terhadap 48 negara. Indonesia pada urutan 47, Negara lain seperti, Thailand urutan 34, Filipina pada urutan 32, Malaysia urutan 27, dan Singapura pada urutan no 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah konsep diri berpengaruh langsung terhadap disiplin? 2. Apakah motivasi berpengaruh langsung terhadap disiplin? 3. Apakah disiplin berpengaruh langsung terhadap kinerja ? 4. Apakah konsep diri berpengaruh langsung terhadap kinerja ? 5. Apakah motivasi berpengaruh langsung terhadap kinerja ? 6. Apakah konsep diri berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja tetapi melalui disiplin? 7. Apakah motivasi berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja tetapi melalui disiplin? DESKRIPSI TEORITIS Kinerja Dalam menjelaskan kinerja, dapat dijelaskan melalui definisi maupun teoriteori yang berhubungan dengan pembahasan tentang kinerja. Pengertian kinerja dalam bentuk definisi diungkapkan oleh Stephen P. Robbins yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2003:59) menyatakan bahwa Kinerja adalah kemampuan karyawan atau persyaratan kemampuan dari pekerja.
Sedangkan menurut Anwar Prabu M (2003:9) kualitas kekuatan kerja atau kinerja adalah kualitas kerja yang dapat dicapai melalui pengalaman,pendidikan,pelatihan,dan pengembangan kerja.. Dari pendapat di atas diketahui bahwa suatu pekerjaan dibutuhkan kemampuan dan kesesuaian kerja dari seorang pekerja. Kemungkinan besar kinerja akan memadai bila hasil kerja seseorang dihargai dengan sesuai. Semangat dan Motivasi Kerja Semangat dan motivasi kerja seseorang muncul karena keinginan seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Secara umum kebutuhan manusia terbagi atas lima kebutuhan, yaitu: (1) kebutuhan fisik, (2) kebutuhan keamanan, (3) kebutuhan sosial, (4) kebutuhan penghargaan atas diri, (5) kebutuhan perwujudan diri. Maslow (2003:244) berargumen bahwa Orang-orang mengawali pada tingkat fisikologis dan kemudian bergerak maju ke atas sepanjang hierarki dengan urutan: fisikologis, keselamatan, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Pengertian tersebut mengartikan bahwa semangat dan motivasi kerja seseorang muncul karena tuntutan kebutuhan hidupnya yang terdiri atas lama jenjang kebutuhan, yaitu sebagai berikut: 1. Fisikologis: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks dan kebutuhan jasmani lainnya. 2. Keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. 3. Sosial: mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan.
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
245
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
4. Penghargaan: mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan dan perhatian. 5. Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuatu sesuai ambisinya, mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi dan pemenuhan kebutuhan diri. Begitu masing-masing kebutuhan tersebut terpenuhi secara substansial, maka kebutuhan berikutnya akan menjadi dominan. Kelima kebutuhan tersebut sebagai tingkat tinggi dan tingkat rendah. Kebutuhan fisikologis dan kebutuhan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan tingkat rendah sementara kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri didudukkan ke dalam tingkat tinggi. Pembedaan antara kedua tingkat didasarkan alasan bahwa kebutuhan tingkat tinggi dipenuhi secara internal, sedangkan kebutuhan tingkat rendah dipenuhi secara eksternal. Kompetensi dan Kecakapan Seseorang Kompetensi dan kecakapan yang sering disinonimkan dalam kapabilitas, adalah kemampuan seseorang dalam mengatasi berbagai tugas dan memecahkan berbagai masalah dalam rangka mencapai tujuan. Seseorang yang kompeten akan memberikan inspirasi dan kepercayaan kepada teman sejawat. Dan teman sejawat akan melihatnya sebagai seseorang yang memang pantas dipercaya, tidak hanya dari kata-katanya dan perbuatannya, tetapi juga keahliannya. Kompetensi dan kecakapan yang dimiliki seseorang tidak datang begitu saja, melainkan melalui usaha dan proses pembelajaran yang gigih, sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan dan keahlian. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh K.H. Toto Tasmara (2006:56) bahwa 246
Pemimpin yang kompeten tidak lahir begitu saja, tetapi ia merupakan perjalanan yang panjang dari karir kehidupannya. Kompetensi pemimpin menunjukkan profesionalisme dirinya. Dalam bentuk gambar dapat dilihat sebagai berikut: Perilaku pemimpin (konsep diri) *Direktif
Kinerja
Gambar 2.1. Pengaruh konsep diri terhadap kinerja Selanjutnya Terence Mitchell (2005:248) menyatakan pendapatnya bahwa Motivasi mempengaruhi perilaku kerja karyawan sehingga berprestasi. Dalam bentuk gambar dapat dilihat sebagai berikut: Motivasi Kerja
Kinerja (Kemeno njolan)
Prestasi
Gambar 2.2. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja Konsep Diri Manusia sebagai individu dalam hidupnya tidak terlepas dari lingkungannya. Dan sebagai mahkluk sosial manusia memerlukan teman untuk berkomunikasi, berinteraksi, bertukar pikiran dalam melakukan pekerjaan. Seperti halnya seorang kepala sekolah yang bertugas di lingkungan sekolahnya. Ketika ia masuk dalam lingkungan kerjanya, mulailah mempelajari dirinya dan orang lain terutama bawahannya. Motivasi Menurut Carl Heyell dalam Encyclopedia Management (2006:165) yang menyatakan bahwa Motivation refers to the
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
degree or readyness of on organism to pursue some designated goal and implier the determination of the nature and locus of the forces inducing the degree of readynees. Yang diartikan bahwa motivasi mengacu pada tingkat atau kesiapan pribadi untuk mencapai tujuan yang direncanakan, serta mengimplementasikan keadaan tersebut dengan kesungguhan untuk mewujudkan tingkat kesiapan pribadi dalam mencapai tujuan. Pendapat lain yaitu WH. Haynes dan J.L Massie (2006:165) menyatakan “Motive: As something within the individual which incites him to action. Yang diartikan sebagai suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Menurut Marihot AMH Manulang (2006:166) Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau motivasi kerja adalah pendorong semangat kerja. Menurut Spencer and Spencer (2002:127) digambarkan sebagai berikut: Konsep Diri Motivasi
Disiplin
Kinerja
Gambar 2.3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Disiplin Disiplin dari kata latin disciplina, yang artinya pendidikan kesopanan dan kerohanian, serta pengembangan tabiat. Disiplin juga diartikan mengajar dan mendidik. Dalam disiplin kerja, pengertian disiplin adalah pengembangan sikap yang layak terhadap tugas pekerjaan. Di sekolah penerapan disiplin diperuntukkan kepada seluruh individu yang ada di sekolah, termasuk kepala sekolah. Dan kepala sekolah bertindak sebagai penegak disiplin
sekolah.Menurut Henry Fayol dalam James AF Stoner, yang menyatakan bahwa: “Disiplin merupakan hasil kepemimpinan yang baik Individu yang memandang pribadinya secara positif dan tidak merasa rendah diri dengan keadaan pribadinya, akan menjaga citra dirinya dengan bertingkah laku positif. Bentuk tingkah laku yang positif yaitu taat kepada peraturan yang berlaku. Yang artinya bahwa disemua tingkatan dalam organisasi, kesepakatan yang adil yang diadakannya aturan dan dengan bijaksana menghukum yang melanggar. Konsep Diri Motivas
Disiplin
Kinerja
Gambar 2.4. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Kerangka Berpikir Konsep Diri Berpengaruh Langsung Terhadap Disiplin dan Konsep Diri Berpengaruh Langsung Terhadap Kinerja Individu yang memandang pribadi secara positif dan tidak merasa rendah diri dengan keadaan pribadinya akan menjaga citra dirinya dengan bertingkah laku positif. Bentuk tingkah laku yang positif yaitu taat kepada peraturan yang berlaku. Yang artinya bahwa orang tersebut memiliki konsep diri yang positif dan memiliki disiplin yang baik. Konsep diri merupakan penilaian positif dan negatif yang dibedakan kepada individu terhadap keseluruhan dirinya, baik dalam hal penampilan, fisik, psikis, kemampuan, pekerjaan, kemauan kerja, pengalaman, peran dan perbuatan di masyarakat serta tujuan dirinya. Sedangkan disiplin merupakan penghormatan seseorang terhadap aturan, perintah dan prosedur yang diarahkan terhadap pencapaian ketaatan dan penerapan sebagai bukti penghormatan.
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
247
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
1.Motivasi Berpengaruh Langsung terhadap Disiplin dan Motivasi Berpengaruh Langsung Terhadap Kinerja Keterampilan dan kemampuan seorang individu yang tinggi tidak menjamin akan mendorong mengerjakan suatu pekerjaan, apalagi pekerjaan tersebut tidak menarik perhatiannya dan bukan pekerjaan yang menantang. Dalam bekerja dibutuhkan dorongan yang kuat yang kelak menjadikan dirinya maju. Dengan motivasi seseorang akan terdorong untuk mematuhi aturan sehingga tujuan pekerjaan dapat tercapai. Dengan kata lain motivasi berpengaruh terhadap disiplin seseorang. Motivasi adalah dorongan kerja, sehingga seseorang (kepala sekolah) dalam menjalankan tugas sekolah dapat mencapai hasil pekerjaan yang berkualitas, hadir disiplin, berkomitmen terhadap tugas sekolah, produktif dan bersemangat. Dengan motivasi yang ada pada diri inidividu, seseorang akan bekerja mentaati rambu-rambu dari aturan kerja dan akan melaksanakan tugas yang sulit sekalipun demi hasil yang akan dicapai. Dan dengan adanya motivasi seseorang akan bekerja secara optimal yang berupa unjuk kerja yang positif. Disiplin Berpengaruh Langsung terhadap Kinerja Kepala Sekolah Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah mempunyai hak dan tanggung jawab dari lembaga sekolah. Dan lembaga sekolah berhak menuntut tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya. Kewajiban kepala sekolah adalah mentaati aturan kerja dan prosedur kerja yang telah ditetapkan lembaga sekolah. Kepatuhan kepala sekolah terhadap aturan tersebut dikenal dengan istilah disiplin. Sedangkan pelaksanaan tugas yang baik dan produk yang dihasilkan oleh kepala sekolah merupakan bentuk kinerja. Disiplin yang dilakukan kepala sekolah merupakan 248
penghormatan terhadap aturan. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa disiplin adalah kepatuhan, ketaatan, penerapan terhadap aturan yang diselenggarakan oleh lembaga. Konsep Diri (X1)
Disiplin (X3)
Kinerja Kepala Sekolah (X4)
Motivasi (X2)
Gambar 2.5. Model Teoritik Penelitian Sumber diadopsi dari 1) Spencer and Spencer; 2) Robert House; 3) Terence Mitchell Keterangan: • Konsep diri sebagai variabel X1 • Motivasi kerja sebagai variabel X2 • Disiplin sebagai variabel X3 • Kinerja kepala sekolah sebagai variabel X4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dapat diajukan sebagai berikut: a. Konsep diri berpengaruh langsung terhadap disiplin. b. Motivasi berpengaruh langsung terhadap disiplin. c. Motivasi berpengaruh terhadap kinerja melalui disiplin. d. Disiplin berpengaruh langsung terhadap kinerja. e. Konsep diri berpengaruh langsung terhadap kinerja. f. Motivasi berpengaruh langsung terhadap kinerja. g. Konsep diri berpengaruh terhadap kinerja melalui disiplin.
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
METODOLOGI PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh antara variabel konsep diri (X1) variabel motivasi (X2), variabel disiplin (X3), dan variabel kinerja kepala sekolah (X4) sebagai variabel bebas. Pengaruh antar variabel tersebut diantaranya meliputi: 1. Konsep diri berpengaruh langsung terhadap disiplin. 2. Motivasi berpengaruh langsung terhadap disiplin. 3. Disiplin berpengaruh langsung terhadap kinerja kepala sekolah. 4. Konsep diri berpengaruh langsung terhadap kinerja kepala sekolah melalui disiplin. 5. Motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah melalui disiplin. Tempat dan obyek penelitian adalah di Sekolah Dasar Negeri sewilayah kecamatan Jagakarsa Jakarta selatan. Waktu pelaksanaan penelitian selama tiga bulan terhitung bulan Maret 2009 sampai dengan bulan Mei 2009 . Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Survey, dengan pendekatan analisis jalur (path analysis). Penelitian survey merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi, tetapi yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi, sehingga ditemukan fenomena-fenomena yang nyata atau kejadian yang relatif dan distribusi serta hubungan antar variabel.
HASIL PENELITIAN Setelah melalui proses pengumpulan data, selanjutnya dilakukan analisis data yang dibahas secara berturut-turut dalam BAB IV, meliputi: (1) deskripsi data untuk masing-masing variabel; (2) pengujian persyaratan analisis (3) pengujian model; (4) pengujian hipotesis; (5) perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel; dan (6) keterbatasan penelitian. Deskripsi Data Sebagai penjelasan dan gambaran data keempat variabel dalam penelitian ini, akan disajikan deskripsi data yang berupa mean, Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui: 1.
2.
3.
4.
5.
Hasil perhitungan koefisien jalur (p31) menunjukkan Konsep Diri mempunyai pengaruh langsung positif terhadap Disiplin. Hasil perhitungan koefisien jalur (p32) menunjukkan Motivasi mempunyai pengaruh langsung positif terhadap Disiplin. Hasil perhitungan koefisien jalur (p43) menunjukkan Disiplin mempunyai pengaruh langsung positif terhadap Kinerja Kepala Sekolah. Hasil perhitungan koefisien jalur (p41) menunjukkan Konsep Diri tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Kepala Sekolah. Hasil perhitungan koefisien jalur (p42) menunjukkan Motivasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Kepala Sekolah.
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
249
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data seperti yang diuraikan di bab-bab diatas. Maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Konsep diri berpengaruh langsung terhadap disiplin. 2. Motivasi berpengaruh langsung terhadap disiplin. 3. Disiplin berpengaruh langsung terhadap kinerja. 4. Konsep diri berpengaruh terhadap kinerja melalui disiplin. 5. Motivasi berpengaruh terhadap kinerja melalui disiplin. Seperti yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini menganalisa 4 (empat) variabel. Variabel pertama hingga ketiga adalah variabel eksogen yang menunjukkan bahwa variabel konsep diri mempunyai pengaruh terhadap kinerja melaui disiplin. Kemudian disiplin berpengaruh langsung terhadap kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel konsep diri, motivasi dan disiplin merupakan variabel yang dominan yang berpengaruh terhadap kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri sewilayah kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian serta implikasi yang terkandung, ada beberapa saran yang dapat dijadikan bahan masukan untuk dipelajari, yaitu sebagai berikut: 1. Berkaitan dengan kompetensi Kepala Sekolah agar diadakan penataranpenataran tentang pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini merupakan upaya peningkatan pengetahuan dan pembentukan sikap ,
250
2.
3.
mental dan disiplin yang baik terhadap diri Kepala Sekolah. Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab, perlu adanya penegasan tugas dan wewenang Kepala Sekolah, agar dalam bertugas menunjukan unjuk kerja dan disiplin yang baik. Berkaitan dengan profesi jabatan, agar Kepala Sekolah yang bertugas di suatu sekolah sudah terlalu lama perlu dievaluasi secara berkala sehingga tidak terjadi kejenuhan dalam bertugas dan perlu adanya perpindahan tugas di tempat yang baru.
DAFTAR PUSTAKA Anis Matta, Delapan Mata Air Kecermelanga, Jakarta : Tarbawi Press, 2009 Anna Keliat Budi, Gangguan Konsep Diri, Jakarta : EGC, 1992 Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung : Aditama, 2003 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 2002 Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta : UI Press, 2001 Covey Stephen R, Principle Centered Leadership, Alih Bahasa Julius Sanjaya dan Lyndon Saputra : Bina Aksara, 1997 Covey Stephen R, The 8 th Habit “Melampaui Efektivitas, Menggapai
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
Keagungan”, Jakarta Pustaka Utama, 2005
:
Gramedia
Depdiknas, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional : Depdiknas, 2003 Grote Dick, The Complete Guide to Performance Appraisal, New York : American Management Association, 1991 James AF Stoner, Management, Jakarta : Erlangga, 1982, James AF Stoner dan R. Edward Freeman, Manajemen, Jakarta : Intermedia, 1994 Kerlinger Fred N, Asas-asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2006 Manulang Marihot AMH, Manajemen Personalia, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2006 Mulyasa Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta : University Indonesia Prerss, 2004 Puspasari Amaryllia, Mengukur Konsep Diri, Jakarta : Elex Media Komputindo, Gramedia, 2007 Richard S. Wiilliam, Managing Employee Performance “Design and Implementation in Organizations, International Business, 2002 Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, Organizational Behavior, Jakarta : Salemba Empat, 2005
Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi, Terjemahan Benyamin Molan, Jakarta : Indeks Gramedia, 2003 Robinson Richard. B.JR, Manajemen Strategis, Terjemahan Agus Maulana dan Lyndon Saputra, Jakarta : Binarupa Aksara, 1997 Shinn George, Miracle of Motivation, Alih Bahasa Hari Suminto dan London Saputra, Batam : Interaksara, 2003 Sisson, KKeith, Personal Management: At Comprehensive Guide to Theory & Practice in Britain, Oxford : Balckwell Publisher, 1994 Steven R Covey, The 8 th Habit “Melampui Efektivitas Menggapai Keagungan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005 Steven R Covey, Principle Centered Leadership, Alih Bahasa Julius Sanjaya dan Lindon Saputra, Jakarta : Binarupa Aksara, 1997 Stoner James AF, Manajemen Jilid 1, Terjemahan Anatrikso dkk dan Gunawan Hutahuruk, Jakarta : Erlangga, 1986 Stoner James AF dan R. Edward Fremmen, Manajemen Jilid 1, Alih Bahasa Wilhemus W. Bakowatun dan Benyamin Molan, Jakarta : Intermedia, 1994 Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional Yang relevan dan Bermutu, Jakarta : Balai Pustaka, 1993
Robert Kreitner, Perilaku Organisasi, Jakarta : Mc. Graw Hill Salemba Empat, 2005 © 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
251