PENGARUH KONSENTRASI KOPI ROBUSTA SEBAGAI BAHAN PERENDAMAN PADA PERUBAHAN WARNA RESIN KOMPOSIT NANOHIBRIDA
NI MADE GISKA PUTRI ADIGUNA NPM : 10.8.03.81.41.1.5.010
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR DENPASAR 2014
i
PENGARUH KONSENTRASI KOPI ROBUSTA SEBAGAI BAHAN PERENDAMAN PADA PERUBAHAN WARNA RESIN KOMPOSIT NANOHIBRIDA
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Oleh: Ni Made Giska Putri Adiguna NPM : 10.8.03.81.41.1.5.010
Menyetujui Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Sumantri, drg., M.Kes NPK : 826 985 138
I Gst Agung Ayu Hartini, drg.,M.Biomed. NPK : 826 595 208
ii
Halaman Pengasahan Penguji dan Pengsahan Dekan
Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara pembuatan skripsi dengan judul : “PENGARUH KONSENTRASI KOPI ROBUSTA SEBAGAI BAHAN PERENDAMAN PADA PERUBAHAN WARNA RESIN KOMPOSIT NANOHIBRIDA” yang telah dipertanggung jawabkan oleh calon sarjana yang bersangkutan pada tanggal 21 Februari 2014. Maka atas nama Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.
Denpasar, 21 Februai 2014 Tim Penguji Skripsi FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar Ketua,
Sumantri, drg., M.Kes NPK : 826 985 138 Anggota :
Tanda Tangan
1. I Gst Agung Ayu Hartini,drg.,M.Biomed NPK : 826 595 208
1………………..
2. I Gusti Ngurah Bagus Tista,drg.,M.Biomed NPK : 826 985 205
2………………..
Mengesahkan, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar
P.A. Mahendri Kusumawati., drg., M.Kes., FISID. NIP 19590512 198903 2 001
iii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ PENGARUH
KONSENTRASI
PERENDAMAN
PADA
KOPI
PERUBAHAN
ROBUSTA WARNA
SEBAGAI RESIN
BAHAN
KOMPOSIT
NANOHIBRIDA” Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar untuk memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) dari akademi dalam rangka mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG). Mengingat keterbatasan penulis maka penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Yth. Sumantri, drg.,M.Kes selaku dosen pembimbing I dan penguji, atas segala upaya dan bantuan beliau dalam mengarahkan, membimbing dan memberi petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Yth. I Gst Agung Ayu Hartini, drg., M.Biomed selaku pembimbing II dan penguji, atas segala bimbingan, petunjuk, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Yth. I Gst Ngurah Bagus Tista, drg., M.Biomed selaku dosen penguji yang telah bersedia menguji serta memberikan koreksi dan masukan yang berharga kepada penulis. 4. Yth. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
iv
5. Seluruh
civitas
akademik
Fakultas
Kedokteran
Gigi
Universitas
Mahasaraswati Denpasar, Staf, Dosen, yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung. Kepada kedua orang tua penulis yang terkasih Bapak Drs Made Suparta dan Ibu Ni Nyoman Sutarmi S.H serta seluruh keluarga besar, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya atas dukungan, doa, semangat serta material, yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan pendidikan sarjana dan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman seperjuangan di Lab. Konservasi Gekta, Manik, Mitha, dan Ayu Mirah serta orang spesial yang selalu membantu dalam penyusunan skripsi ini Putra terimakasih atas semangat yang telah diberikan. Sahabatku Memes, Tiwi, Yuna, Helta Zhipit, Risca dan kepada seluruh sahabat Cranter 2010 yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menulis skripsi ini serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih kurang sempurna karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian, skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang be rkepentingan.
Denpasar, 21 Februari 2014
Penulis
v
PENGARUH KONSENTRASI KOPI ROBUSTA SEBAGAI BAHAN PERENDAMAN PADA PERUBAHAN WARNA RESIN KOMPOSIT NANOHIBRIDA Abstrak Resin komposit adalah material sewarna gigi yang saat ini diminati masyarakat sebagai bahan tambal restorasi karena memilki nilai estetik yang baik dan dapat digunakan untuk gigi anterior maupun posterior. Resin komposit memiliki sifat menyerap air secara difusi pada matriks resin dan absorpsi pada bahan pengisi. Kopi dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit nanohibrida karena memiliki zat asam dan tannin yang menyebabkan perubahan warna pada resin komposit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman larutan kopi hitam jenis robusta dengan konsentrasi 0,8%, 1,6%, dan 3,2% terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida. Sampel yang digunakan pada penelitian ini resin komposit nonohibrida berdiameter 15mm dan ketebalan 2mm, sebanyak 12 buah yang dibagi menjadi 3 kelompok. Sampel direndam dengan saliva buatan selama 24 jam lalu diukur perubahan warna menggunakan alat uji shade guide. Kemudian direndam ke dalam larutan kopi hitam dengan konsentrasi 0,8%, 1,6%, dan 3,2. Perendaman dilakukan selama 7 hari. Setelah perendaman diukur nilai prubahan warna dengan alat uji shade guide. Hasil penelitian diuji secara statistik dengan uji one way Anova dan LSD 0,05 Hasil uji Anova satu jalur menunjukkan adanya pengaruh variasi konsentrasi larutan kopi hitam terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida (p<0,05). Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan perubahan warna secara signifikan akibat perendaman dengan larutan kopi hitam jenis robusta. Kata kunci : Resin komposit nanohibrida, perubahan warna, konsentrasi larutan.
vi
Effect of robusta coffe concentration as immersion material for the change of colour resin composit Nanohibrida Abstract Resin composites are tooth-colored material that is currently interested in the community as a restoration material because it has good aesthetic value and can be used for anterior and posterior teeth. Resin composites have absorbing properties of water diffusion in the resin matrix and adsorption on the filler. Coffee reportedly can cause discoloration of the resin composite nanohibrida because it has acidity and tannins that cause discoloration of the resin composite. The purpose of this study was to determine the effect of immersion solution robusta coffee black with a concentration of 0.8%, 1.6% and 3.2% of the composite resin color change nanohibrida. The sample in this study was a composite resin nonohibrida with diameter 15mm and thickness 2mm, as many as 12 pieces were divided into 3 groups. Samples were soaked in artificial saliva for 24 hours and then measured changes in the color of your shade using test equipment. Then proceed soaked in a solution of black coffee with a concentration of 0.8%, 1.6%, and 3.2. Soaking is done for 7 days. After soaking the measured value with test equipment Interchangeability color shade guide. Research result were statistically tested by one way Anova and LSD 0,05 Anova test results showed the influence of the path variation of the concentration of the solution to changes in the color of black coffee nanohibrida composite resin (p <0.05). LSD test results showed significant differences in change in color due to immersion in a solution of black coffee Robusta. Keywords: nanohibrida composite resin, discoloration, concentration of the solution.
vii
DAFTAR ISI Halaman Judul...................................................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing ...................................................................... ii Halaman Persetujuan Penguji dan Pengesahan Dekan ...................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv ABSTRAK ......................................................................................................... vi ABSTRACT ....................................................................................................... vii DAFTAR I SI ..................................................................................................... viii DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ................................................................... x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4 A. Resin Komposit .............................................................................. 4 B. Resin komposit Nanohibrida........................................................... 15 C. Diskolorisasi Resin Komposit ......................................................... 15 D. Minuman Kopi ............................................................................... 16 E. Hipotesis ........................................................................................ 18 F. Kerangka Pikir ............................................................................... 19 BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................... 20 A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 20 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 20 C. Sampel penelitian ............................................................................ 20 D. Variabel Penelitian ........................................................................... 21 E. Definisi Operasional......................................................................... 21 F. Alat dan Bahan ................................................................................. 22 G. Prosedur Penelitian........................................................................... 25 H. Alur Penelitian ................................................................................. 28 I. Analisis Data .................................................................................... 29
viii
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................ A. Deskripsi Data ................................................................................ B. Hasil Pengamatan........................................................................... C. Hasil Analisis data ........................................................................... BAB V. PEMBAHASAN ................................................................................. BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN................................................................ A.Simpulan ............................................................................................. B. Saran ................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ LAMPIRAN .......................................................................................................
ix
30 30 31 32 36 39 39 39 40 42
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Table 4 Table 5 Table 6 Grafik 1
Klasifikasi dari resin komposit................................................... Hasil pengamatan diskolorisasi resin komposit ......................... Uji normalitas data ..................................................................... Uji homogenitas ........................................................................ Uji statistic one way anova ........................................................ Uji LSD ...................................................................................... Grafik rata-rata perubahan warna...............................................
x
11 31 32 33 33 34 35
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13
Kerangka konsep penelitian ........................................................... 19 Sedotan pipet,nierbeken,lightcure .............................................. 23 Pinset,instrument plastis,............................................................ 23 Handscon,masker,vaseline ......................................................... 23 Shade guide,timbangan digital ................................................... 24 Tempat spesimen merendam resin komposit ............................. 24 Saliva buatan,kopi robusta,komposit nanohibrida ..................... 24 Pembuatan sampel resin komposit ............................................. 25 Tahap penyinaran resin komposit .............................................. 25 Bubuk kopi yang di timbang ...................................................... 26 Perendaman resin komposit ....................................................... 27 Pengukuran sampel .................................................................... 27 Alur penelitian ............................................................................ 28
xi
DAFTAR SINGKATAN
TEGD MA
:
trietilen glikol dimetakrilat.
UDEMA
:
urethane dimetakrilat
BA
:
barium
Sr
:
Strontium
Zr
:
Zirconium
xii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kemajuan yang sangat menonjol di bidang restorasi gigi pada saat ini ditandai dengan dikembangkannya material resin komposit yang banyak digunakan sebagai material restorasi. Resin komposit adalah salah satu bahan restorasi yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang masing-masing mempunyai struktur dan sifat yang berbeda. Resin komposit merupakan salah satu material restorasi pada kedokteran gigi yang telah digunakan sejak 30 tahun lalu. Resin komposit merupakan bahan tumpatan pilihan yang potensial dan terus berkembang dengan sifat-sifat fisis, warna dan kekuatan perlekatan terhadap jaringan gigi sehingga memungkinkan penggunaan resin komposit untuk gigi anterior maupun posterior (Sularsih dan Sarianoferni 2007). Material ini mempunyai estetik yang lebih baik dibanding restorasi lain, Keunggulan lainnya adalah warna yang mirip dengan struktur gigi asli, shrinkage rendah, absorpsi cairan rendah, dapat dipoles tekstur permukaannya, serta abrasi dan ketahanan pemakaian sama dengan struktur gigi. Namun selama pemakaian dapat mengalami perubahan warna. Perubahan warna resin komposit terjadi karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik dapat disebabkan oleh bahan resin komposit itu sendiri yaitu: jenis filler, perubahan resin matrik, kurang kuatnya penyinaran menyebabkan perubahan dari resin matrik itu sendiri dan perubahan antar muka antara matrik dan filler, monomer sisa yang tidak terpolimerisasi pada waktu polimerisasi. Stabilitas warna resin matrik juga rendah,
1
2
karena sifat resin yang dapat mengabsorpsi cairan. Perubahan warna bahan restorasi resin komposit merupakan faktor ekstrinsik yang dipengaruhi oleh cairan atau zat pembawa warna di sekitar lingkungan restorasi resin komposit tersebut berada, misalnya: kopi, teh, wine, minuman ringan, nikotin, obat kumur serta plak dan oral hygiene yang rendah (Dewi dkk 2012). Salah satu minuman yang sering dikonsumsi dan dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit adalah kopi. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan minum kopi dengan frekuensi rata-rata dua cangkir sehari pada usia 30-39 tahun (Wardani 2012). Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. kopi telah dicatat sejak abad ke-9. Pertama kali kopi hanya ada di Ethopia, yang mana sejarahnya biji kopi ditanam oleh orang Ethopia di dataran tinggi. Kopi secara taksonomi, tergolong dalam famili Rubiacaea, dan genus coffea. Menurut para ahli gizi mengkonsumsi kopi secara berlebihan mengakibatkan efek yang buruk karena bahan-bahan bahaya yang terkandung di dalamnya. Kandungan kimia yang terdapat didalam kopi adalah Kafein, Ethyphenol,
Quinic
Acid,
Dicaffeoylquinic
Acid,
Dimethyl
Disulfide,
Acetylmethylcarbinol, Putrescine, Trigonelline, Niacin. Kafein atau zat tannin yang terdapat pada kopi dapat menyebabkan diskolorisasi pada restorasi resin komposit. Lebih dari 80% pasien khawatir dengan perubahan warna pada bahan tambal resin komposit yang mereka gunakan. Perubahan warna ini merupakan salah satu penyebab dilakukannya penggantian bahan tambal resin komposit. Proses ini tidak hanya merugikan uang dan waktu pasien tetapi juga menambah waktu kerja dokter gigi (Effendi dkk 2012).
3
Menurut Chan dkk. (1980 cit. Farhanny) pada penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa kopi menyebabkan diskolorisasi dari pada teh dan minuman cola. Oleh karena itu perubahan warna pada resin komposit terjadi karena sifat resin yang dapat mengabsorpsi cairan maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh perubahan warna resin komposit terhadap perendaman larutan kopi hitam dengan konsentrasi 0,8%,1,6% dan 3,2%.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul permasalahan apakah ada pengaruh perubahan warna resin komposit terhadap perendaman larutan kopi hitam dengan konsentrasi 0,8%,1,6% dan 3,2%.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan warna resin komposit pada perendaman dengan menggunakan kopi dengan konsentrasi kopi 0,8%,1,6% dan 3,2%.
D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan dokter gigi mengenai bahan restorasi resin komposit. 2. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi dan masyarakat mengenai pengaruh kopi terhadap bahan tambalan resin komposit
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Resin Komposit Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri. Perkembangan bahan restorasi gigi komposit dimulai dari akhir tahun 1950-an dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecendrungan berubah warna, mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi dan akrilat. Percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul bis-GMA yang memenuhi persyaratan matriks resin suatu komposit gigi (Anusavice 1996). Penggunaan Resin komposit sudah sangat umum dalam bidang kedokteran gigi, karena berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap restorasi yang estetis dan kekuatan sifat mekanis yang adekuat. Resin komposit ini terdiri dari empat komponen utama yaitu matriks polimer organik, partikel filler inorganic, coupling agent, dan system inisiator-aktivator (Putriyanti dkk 2012). 1. Komposisi Resin Komposit a. Resin matriks Merupakan bahan dasar utama dalam komposit. BIS-GMA, urethane dimetakrilat (UEDMA) dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA) bahan ini merupakan dimetakrilat yang umum digunakan
4
5
dalam komposit gigi. Kegunaanya untuk mengontrol konsistensi pasta komposit. Matriks terdiri dari banyak monomer ikatan karbon rantai ganda yang disebut dengan grup fungsional yang bereaksi membentuk rantai polimer melalui polimer melalui polimerisasi (Anusavice 1996). b. Bahan pengisi atau filler Dimasukannya partikel bahan pengisi ke dalam suatu matriks secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benarbenar berikatan dengan matriks. Bila tidak, partikel bahan pengisi dapat melemahkan bahan. Bahan pengisi halus yaitu Quartz, Lithium aluminium silicate, barium, strontium, zinc. Bahan pengisi sangat halus yaitu colloidal silica particles. Radiopak bahan pengisi disebabkan oleh sejumlah kaca dan porselen yang mengandung logam berat seperti Barium (Ba), strontium (Sr) dan Zirconium (Zr). Kaca pengisi yang paling sering dipakai adalah kaca barium. Filler bahan pengisi dimasukan ke dalam suatu matrik untuk mengurangi kontraksi polimerisasi, mengurangi muai termis komposit, meningkatkan sifat mekanis komposit, mengurangi penyerapan air, kelunakan, dan pewarnaan (Anusavice 1996). c. Coupling agent Coupling agent berfungsi membentuk ikatan yang baik antara resin matriks dengan bahan pengisi atau filler. Aplikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus sepanjang antarmuka bahan pengisi dan resin (Anusavice 1996).
6
2. Sistem activator-inisiator Monomer metal metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme polimerisasi tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari aktivasi kimia atau pengaktifan energi ekternal (panas dan dingin). Karena komposit gigi penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia (Anusavice 1996). 3. Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Polimerisasi Resin
komposit
berdasarkan
mekanisme
polimerisasi
atau
aktivasinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu: resin komposit diaktivasi kimia dan resin komposit diaktivasi sinar. a. Diaktivasi kimiawi Resin yang diaktifkan secara kimiawi terdiri dari dua pasta yang mengandung inisiator benzoil peroksida dan aktivator amin tersier. Bila kedua pasta diaduk, amin tersier bereaksi dengan benzoil peroksida membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai. Bahanbahan ini biasanya digunakan untuk restorasi dan pembuatan inti yang pengerasannya tidak dengan sumber sinar (Anusavice 1996). b. Diaktivasi Sinar Sistem pertama yang diaktikan dengan sinar menggunakan sinar ultra violet untuk merangsang radikal bebas. Dewasa ini komposit yang diaktikan dengan ultra violet telah diganti dengan system yang diaktifkan sinar yang dapat dilihat dengan mata, yang secara nyata meningkatkan kemampuan berpolimerisasi lapisan yang lebih tebal sampai 2 mm.
7
Komposit yang diaktifkan dengan sinar tampak lebih luas penggunaannya dibandingkan bahan yang diaktifkan secara kimia. Komposit gigi yang mengeras dengan sinar terdiri dari satu pasta saja. Sistem pembentuk radikal
bebas
yang
terdiri
atas
molekul-molekul
fotoinisiator
champoroquinone dan aktivator amin terdapat dalam pasta tersebut. Bila kedua komponen ini tidak disinari, maka keduanya tidak akan bereaksi. Sebaliknya, bila disinari dengan panjang gelombang yang tepat akan merangsang
fotoinisiator
bereaksi
dengan
aktivator
amin
tersier
membentuk radikal bebas (Anusavice 1996). 4. Penghambat (inhibitor) Untuk meminimalkan atau mencegah polimerisasi spontan dari monomer, bahan penghambat ditambahkan pada system resin.Penghambat ini mempunyai potensi reaksi yang kuat dengan radikal bebas. Bila radikal bebas telah terbentuk, seperti dengan suatu pemaparan singkat terhadap sinar ketika bahan dikeluarkan dari kemasan, bahan penghambat bereaksi dengan radikal bebas, dan kemudian menghambat perpanjangan rantai dengan mengakhirikemampuan radikal bebas untuk mengawali proses polimerisasi. Bila semua bahan penghambat telah dipakai, perpanjangan rantai akan terjadi. Bahan penghambat untuk umum dipakai adalah butylated hydroxytoluene dengan konsentrasi 0,01% berat (Khairina 2000).
8
5. Modifier optic Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedoteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Warna dapat diperoleh dengan menambahkan pigmen yang berbeda. Bahan pigmen ini terdiri dari oksida logam berbeda yang ditambahkan dalam jumlah sedikit. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin. Untuk meningkatkan opasitas, pabrik pembuat menambahkan titanium oksid dan alumunium oksid dalam jumlah kecil (0,001-0,007% berat) dalam oksid karena komposit tersebut merupakan bahan pembuat opak yang efektif (Khairina 2000). 6. Sifat fisik
Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasan dan karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya: a. Warna Resin
komposit
resisten terhadap
perubahan warna
yang
disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai
9
struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin (Taufiksanjaya 2012). b. Strength Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masingmasing jenis bahan resin komposit berbeda (Taufiksanjaya 2012). a. Setting Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary (Taufiksanjaya 2012). 7. Sifat mekanis Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu a. Adhesi Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul antara
10
kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut yaitu dentin bonding agent (Taufiksanjaya 2012). b. Kekuatan dan Keausan Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas (Taufiksanjaya 2012). 8. Sifat Khemis Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul-molekul yang disebut monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat ditemukan pada ujung-ujung rantai atau pada ujung-ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-GMA). Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat, yang
11
tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental. Untuk mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol dimetakrilat (TEDGMA) ditambahkan (Taufiksanjaya 2012). 9. Klasifikasi Resin komposit Resin
komposit
dapat
diklasifikasikan
ke
berbagai
jenis.
Berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi, jenis resin komposit dibagi empat,yakni konvensional/tradisional, pasi mikro, partikel kecil, hybrid (Anusavice 1996). Tabel 1. Klasifikasi dari resin komposit Klasifikasi Resin Komposit
Rata-Rata Ukuran Partikel (μm)
Komposit Konvensional
8-12
Komposit Pasi Mikro
1-5
Komposit Partikel Kecil
0,04-0,4
Komposit Hibrid
0,6-1,0
a. Resin Komposit Konvensional Resin komposit konvensional adalah resin komposit yang dikembangkan selama tahun 1970-an dan sudah sedikit dimodifikasi selama bertahun-tahun. Resin komposit konvensional sering disebut juga dengan resin komposit tradisional atau pasi mikro. Disebut pasi mikro dikarenakan partikel pasi pada resin komposit memiliki ukuran yang lebih
12
besar. Bahan pengisi yang paling sering digunakan untuk bahan komposit ini adalah quartz giling. Secara umum resin komposit konvensional lebih tahan terhadap abrasi dibandingkan dengan akrilik tanpa bahan pengisi. Namun bahan ini memiliki permukaan yang kasar disebabkan oleh karena abrasi pada waktu penggunaan dimana matriks resin yang lunak terlepas dari partikel keras yang lebih resisten. Adapun kekurangan dari resin komposit konvensional adalah permukaan yang kasar dan cenderung untuk berubah warna (Anusavice 1996). b. Komposit Pasi Mikro Untuk mengatasi masalah kekasaran pada permukaan komposit konvensional maka dikembangkan suatu bahan yang menggunakan partikel silika koloidal sebagai bahan pengisi anorganik. Komposit pasi mikro memiliki sifat fisik dan mekanik yang kurang dibandingkan dengan komposit konvensional. Hal ini dikarenakan 50-70% volume bahan restorasi dibuat dari resin. Jumlah resin yang lebih banyak dibandingkan dengan bahan pengisi menyebabkan penyerapan air yang lebih tinggi, koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi dan penurunan modulus elastisitas. Dibandingkan dengan resin akrilik nirpasi, komposit pasi mikro memiliki sifat yang secara nyata lebih baik dan menghasilkan permukaan akhir yang lebih halus seperti yang diharapkan untuk restorasi estetika dibandingkan dengan komposit lain (Anusavice 1996). c.
Komposit Partikel Kecil Komposit berpartikel kecil muncul sebagai perkembangan alami
untuk mendapatkan permukaan yang halus. Komposit berpartikel kecil
13
umumnya mengandung lebih banyak pasi anorganik dibandingkan dengan komposit konvensional. Beberapa komposit berbahan pengisi partikel kecil menggunakan
quartz
sebagai
bahan pengisi,
namun
kebanyakan
menggunakan kaca yang mengandung logam berat. Bahan dengan pengisi kaca yang mengandung logam berat biasanya bersifat radiopak. Radiopak adalah sifat yang penting untuk bahan yang digunakan untuk restorasi pada gigi posterior guna mempermudah diagnosis karies kambuhan. Bahan pengisi utama dari komposit partikel kecil terdiri atas partikel tumbuk dilapisi silane. Silika koloid umumnya ditambahkan dalam jumlah sekitar 5% berat untuk menyesuaikan kekentalan pasta. Komposit partikel kecil menunjukkan sifat fisik dan mekanis yang paling unggul. Bahan ini diindikasikan untuk aplikasi pada daerah dengan tekanan dan abrasi tinggi seperti kelas I dan II (Anusavice 1996). d.
Komposit Hibrid Komposit hibrid merupakan kategori terbaru dari bahan komposit.
Bahan ini dikembangkan untuk mendapatkan permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan komposit partikel kecil. Terdapat 2 jenis bahan pengisi dalam komposit hibrid. Kebanyakan bahan pengisi hibrid modern terdiri atas silika koloidal dan partikel kaca yang dihaluskan yang mengandung logam berat. Komposit hibrid mempunyai permukaan lebih halus dan estetis yang kompetitif dibandingkan dengan komposit pasi mikro untuk tambalan pada gigi anterior. Karena permukaan yang halus dan kekuatannya baik, komposit ini banyak digunakan untuk tambalan gigi anterior termasuk klas IV. Walaupun sifat mekanisnya umumnya lebih
14
rendah dari komposit partikel kecil, komposit hibrid juga sering digunakan untuk tambalan gigi posterior (Anusavice 1996). 10. Teknik penyinaran resin komposit Mendapatkan polimerisasi yang adekuat merupakan hal yang diharapkan selama manipulasi bahan resin komposit. Sebab, polimerisasi yang adekuat menghasilkan resin komposit dengan sifat fisik dan kimia yang optimal. Penyinaran bahan resin komposit sedikitnya adalah 30–40 detik. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan polimerisasi yang maksimal. Walaupun proses penyinaran atau polimerisasi oleh light curing unit sepenuhnya dikontrol olehoperator yang dalam hal ini dokter gigi, teknik penyinaranseperti posisi dan arah sinar, intensitas sinar, ketebalanbahan restorasi, dan lamanya waktu penyinaran seringkurang dipahami. Penyinaran yang kurang akan mengakibatkan mengerasnya lapisan luar saja dan menghasilkan lapisan yang tidak matang atau lunak pada bagian dasar. Penyinaran yang tidak menyeluruh pada permukaan tumpatan resin komposit juga akan menyebabkan penyusutan, hal ini dihubungkan dengan berat
molekuler
dari
monomeresin
dan
jumlah
monomer
yang
berikatanmenjadi polimer resin. Intensitas sinar juga perlu diperhatikan, untuk itu ujung alat sinar harus diletakkan sedekat mungkin dengan permukaan tumpatan (1mm) tanpa menyentuhnya. Kekerasan bahan resin komposit juga ditentukan oleh ketebalan bahan. Idealnya resin komposit sinar diletakkan sebagai bahan restorasi sekitar 2–2,5 mm, dengan demikian sinar dapat menembus masuk sampai lapisan yang paling bawah (Susanto 2011).
15
B. Resin Komposit Nanohibrida Resin komposit mengalami perkembangan dari waktu ke waktu untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanisnya. Resin komposit nanohibrida memiliki sifat fisik dan mekanik lebih baik dibandingkan resin komposit konvensional. Resin komposit nanohibrida memiliki ukuran partikel filler 20 nanometer. Menurut Al-Shalan (2009 cit Effendi 2012 ) resin komposit nanohibrida memiliki banyak kelebihan, yaitu dapat digunakan untuk restorasi gigi anterior dan posterior, mengurangi terjadinya pengerutan pada saat polimerisasi, permukaan lebih halus karena terdiri dari partikel berukuran nano, mempunyai sifat mekanik lebih baik, dan memiliki nilai estetik yang tinggi dan sesuai untuk digunakan sebagai tambalan pada gigi anterior. Walaupun warna resin komposit sewarna gigi, tapi bahan ini dapat berubah warna selama pemakaian. Selain itu dapat juga terjadi pengerutan. Pengerutan biasanya akan terjadi dan menyebabkan perubahan warna pada marginal tambalan (Taufiksanjaya 2012).
C. Diskolorisasi Resin komposit Warna memiliki peran penting dalam meraih tingkat estetik yang optimum. Syarat bahan tambal estetik harus sesuai dengan gigi asli baik dari warna, translusensi, maupun tekstur. Bahan tambal estetik juga harus mampu menjaga stabilitas warna dalam jangka waktu yang lama ( effendi dkk 2010). Perubahan warna pada sistem resin komposit berhubungan dengan berbagai faktor intrinsik tertentu. Matrik resin merupakan komponen bahan utama bahan resin komposit telah dilaporkan bersifat penting dalam stabilitas warna dan di pengaruhi oleh pH larutan yang berbeda. Menurut Dietschi dkk (1994 cit.farahanny 2009) menunjukan bahwa pewarnaan mungkin berhubungan
16
dengan kandungan resin yang tinggi dan absorpsi air. Polimerisasi matriks resin tidak sempurna juga dapat menyebabkan pewarnaan permukaan restorasi. Adanya celah mikro atau celah interfasial antara bahan filler dan matriks kemungkinan besar menjadi jalur penetrasi zat warna (farahanny 2009). Stabilitas warna resin matrik juga rendah, karena sifat resin yang dapat mengabsorpsi cairan Perubahan warna bahan restorasi resin komposit merupakan faktor ekstrinsik yang dipengaruhi oleh cairan atau zat pembawa warna di sekitar lingkungan restorasi resin komposit. Kebiasaan oral seperti pemakaian tembakau dan pola minuman tertentu seperti teh, minuman bersoda dan kopi dapat menimbulkan perubahan warna pada resin komposit (Dewi dkk 2012).
D. Kopi Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae.Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12 m. kopi merupakan komoditas ekspor yang mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia (Kurniawan2013).Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat (Kurniawan2013). Iklim Indonesia sangat baik dan berperan dalam pertumbuhan dan produksi kopi. Hingga saat ini Negara Indonesia merupakan bagian dari Negara pengekspor kopi dunia. Jenis kopi yang diexspor yaitu kopi robusta (Manfaat kopi 2012).
17
Kandungan kimia yang terdapat didalam kopi adalah Kafein, Ethyphenol, Quinic Acid, Dicaffeoylquinic Acid, Dimethyl Disulfide, Acetylmethylcarbinol, Putrescine, Trigonelline, Niacin. Kopi jenis robusta mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak (Kurniawan 2013). Kafein yang terdapat pada kopi dapat menyebabkan diskolorisasi pada restorasi resin komposit. Jika seseorang memiliki restorasi resin komposit dan secara rutin mengkonsumsi minuman kopi, maka restorasi tersebut akan secara langsung mengalami kontak dengan zat warna dan zat asam yang terdapat di dalam minuman kopi (Aprilia dkk. 2007 cit. Martina 2009).
E. Landasan Teori Resin komposit adalah material restorasi yang sering digunakan karena memiliki nilai estetik yang tinggi dan mampu menghasilkan warna bahan tumpatan sesuai dengan warna gigi asli. Penggunaan resin komposit ternyata juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah terjadinya degradasi jaringan polimer matriks resin komposit dan terlepasnya komponen resin komposit yang tidak bereaksi, akibat pemaparan minuman dengan pH asam. Proses degradasi matriks resin komposit dapat terjadi melalui beberapa mekanisme. Prosesnya terjadi dengan mengubah struktur mikro komposit dengan membentuk pori pada resin komposit, sehingga sejumlah monomer residual keluar dari pori tersebut. Mekanisme lain yang dapat terjadi adalah dengan difusi air ke dalam komposit yang kemudian berakumulasi di pertemuan antara resin dengan material filler, lalu bereaksi dengan silanecoupler dan material filler untuk mengeluarkan produk degradasi (Putriyanti dkk 2012).
18
Perubahan warna bahan restorasi resin komposit merupakan faktor ekstrinsik yang dipengaruhi oleh cairan atau zat pembawa warna di sekitar lingkungan restorasi resin komposit tersebut berada, misalnya : kopi (Dewi dkk 2012). Kebiasaan minum kopi atau yang disebut sebagai ngopi yang sudah menjadi kebiasaan sebagian besar masyrakat Indonesia. Banyak cara dalam menikmati kopi, biasanya penikmat kopi menyukai kopi pekat atau yang tidak pekat (encer). Di Indonesia, 90% jenis kopi yang banyak diproduksi adalah jenis robusta (Rindy, Septa Dian. 2013). Di dalam kopi terdapat zat Kafein merupakan senyawa yang memberi pengaruh stimulasi pada seduhan kopi.Masyarakat baiasanya mengkonsumsi kopi jenis robusta. Salah satu kerugian mengkonsumsi kopi adalah dapat menimbulkan terjadinya stain pada gigi dan bahan restorasi gigi. Hasil penelitian yang pernah diteliti terdapat perubahan warna resin komposit pada perendaman larutan kopi (Sutrisno 2012).
F. Hipotesis penelitian Berdasarkan landasan teori tersebut dapat disusun hipotesis bahwa terjadinya pengaruh perubahan warna resin komposit nanohibrida terhadap perendaman larutan kopi hitam dengan konsentrasi 0,8%, 1,6%, dan 3,2%.
19
G. Kerangka Konsep
Kopi robusta
Resin komposit
Diskolorisasi
Faktor ekstrinsik
Faktor Intrinsik : 1. Shrinkage saat polimerisasi. 2. Mengabsorbsi cairan.
1. Makanan dan minuman yang dikonsumsi. 2. Keadaan suhu dan iklim tempat melakukan penelitian 3. pH larutan.
Keterangan : : Variabel yang di teliti : Variabel yang tidak di teliti
Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian
20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain yang digunakan adalah penelitian experimental murni (true experimental) dengan pendekatan pre and post test only group design (Sugiyono 2010)
B. Tempat Penelitian 1.
Lokasi
: RuangDasar Klinik fakultas kedokteran gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar,Bali.
2.
Waktu penelitian
: 23-30 Januari 2014
C. Sampel dan Besar sampel 1. Subjek sampel : Resin komposit tipe nanohybrida mengandung partikel filler yang berukuran nano (0,005-0,01 mikron) 2. Penentuan jumlah sampel Mempergunakan rumus Frederer: (t-1) (r-1) ≥ 15 t = jumlah perlakuan r = besar sampel (3-1) (r-1) ≥ 15 r ≥ 4 Nilai r yang diperoleh dari rumus ini adalah 4 sampel, dengan jumlah 3 perlakuan
20
21
D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas : 1. Lama perendaman resin komposit dalam saliva buatan. 2. Lama perendaman resin komposit dalam kopi hitam. 2. Variabel Terikat Diskolorisasi resin komposit. 3. Variabel Terkendali 1. Ukuran resin komposit (tebal 2 mm, diameter 15 mm) 2. Lama penyinaran resin komposit (20 detik) 4. Variabel tak terkendali 1. Ph larutan. 2. Suhu pada tempat melakukan penelitian.
E. Defenisi Operasional 1. Sampel adalah resin komposit tipe nano hibridaberbentuk tablet dengan
tebal 2 mm dan diameter 15 mm. 2. Lama perendaman adalah jangka waktu yang diperlukan dalam prosedur
perendaman resin komposit, yaitu saliva buatan 24 jam dan larutan kopi 7 hari dengan konsentrasi yang berbeda yaitu: ( 0,8% 1,6% dan 3,2%) 3. Kopi adalah minuman yang beredar di pasaran yang diperoleh dari proses
pengolahan dan extraksi biji tanaman kopi. Kandungan utama kopi yaitu kafein. Kafein adalah senyawa kimia alkaloid dikenal sebagai trimetilsantin dengan rumus molekul C8H10N4O2.
22
4. Perubahan warna yang terjadi pada resin komposit yang direndam ke
dalam larutan kopi robusta. Diskolorisasi dinilai berdasarkan ada atau tidak ada diskolorisasi (ada perubahan warna) pada resin komposit. 5. Diskolorisasi yang terjadi pada resin komposit yang direndam dengan
menggunakan larutan kopi dinilai dengan menggunakan skor perubahan warna. Warna yang terdapat pada shade guide diurutkan terlebih dahulu
mulai dari yang paling terang hingga yang paling gelap. Warna yang telah diurutkan tersebut dilakukan penomoran sesuai degan urutannya. Urutan skor perunahan warna sebagai berikut : B1=1,A1=2,B2=3,D2=4,A2=5,C1=6,C2=7,D4=8,A3=9,D3=10,B3=1, A35=12,B4=13,C3=14,A4=15,C4=16 ( Diansari 2012)
F.
Alat dan bahan penelitian 1.
Alat Penelitian : a. Light curing b. Sedotan pipet diameter 15x2mm c. Neerbeken d. Instrumen plastis e. Pinset f. Sarung tangan dan masker g. Vaseline h. Alat uji Shade guide merek vital classical. i. Timbangan digital j. Kotak plastik tempat spesimen atau tempat merendam resin komposit
23
Gambar 2.sedotan pipet, nierbeken danlight curing
Gambar 3.pinset dan instrument plastis
Gambar 4.Vaseline dan handscoon dan masker
24
Gambar 5.shade guide dan timbagan digital
Gambar 6.tempat spesimen atau tempat merendam resin komposit 2.
Bahan penelitian a. Resin komposit jenis nanohibrida b. Kopi hitam jenis robusta c. Saliva buatan
Gambar 7.saliva buatan, kopi robusta, resin komposit nanohibrida merek Dentsplay
25
G. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut : 1. Prosedur Pembuatan sample a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian b. Pembuatan lempeng resin komposit menggunakan sedotan yang dipotong tebal 2mm dan diameter 15mm. c. Resin komposit diaplikasikan dengan menggunakan instrument plastis dan diletakkan pada sedotan pipet berukuran diameter 15 mm dan tebal 2 mm yang telah diulasi vaselin dengan tujuan agar tidak lengket dengan sedotan pipet.
Gambar 8 Pembuatan sampel resin komposit d. Resin komposit disinar selama 40 detik dengan menggunakan light curing. Ujung sinar harus letakan sedekat mungkin dengan permukaan resin.
Gambar 9. Tahap penyinaran resin komposit
26
e. Resin komposit dikeluarkan dari sedotan pipet. f. Diperoleh sampel resin komposit. 2. Membuat saliva buatan Cara membuat saliva adalah memasukkan NaCl 6,70 gram, NaHCO3 1,50 gram, KCl 1,20gram,Na2HPO4 0,26 gram, KH2PO4 0,20 gram, KSCN 0,33gram ke dalam gelas ukur, lalu ditambahkan aquades steril hingga 1000 ml. 3. Persiapan Larutan a. Larutan kopi hitam jenis robusta sebanyak 3 gelas yaitu masing-masing 1 gelas larutan dibuat dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0,8% 1,6 dan 3,2%. b. Bubuk kopi di timbang dengan menggunakan alat timbangan digital lalu dilarutkan dengan air sebanyak 200cc. c. Biarkan larutan tersebut hingga sesuai dengan suhu ruangan.
Gambar 10. Bubuk kopi yang ditimbang
27
4. Perendaman dan Pengujian Sampel a. Sampel dari setiap kelompok diambil dengan menggunakan pinset dan direndam dengan saliva buatan dengan suhu 37ºC selama 24 jam . Warna asli restorasi di ukur
sebelum direndam ke dalam bahan
pewarna dengan menggunakan shade guide. b. Setelah itu semua sampel direndam pada larutan
kopi dengan
konsentrasi yang berbeda yaitu 0,8% 1,6% 3,2%. Perendaman dilakukan selama 7 hari dengan suhu 37ºC.
Gambar 11. Perendaman resin komposit c. Sampel yang telah direndam sesuai waktunya, diambil satu per satu dari wadah menggunakan pinset dan diletakan dalam nierbeken dan diukur kembali dengan menggunakan shade guide.
Gambar 12. Pengukuran sampel
28
H. Alur Penelitian
Sampel Resin Komposit jenis nanohybrida (diameter 15 dan tebal 2mm)
Disinar selama 20 detik
Direndam dalam saliva buatan selama 24 jam suhu 37º
Direndam dalam kopi dengan konsentrasi 0,8% selama 7 hari
Direndam dalam kopi dengan konsentrasi 1,6 % selama 7 hari
Direndam dalam kopi dengan konsentrasi 3,2 % selama 7 hari
Uji perubahan warna (shade guide Vita classsical)
Analisis data
Gambar 13. Alur Penelitian
29
I. Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik pengolahan data Data diperoleh melalui proses eksperimen kemudian diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data secara tabulating data (data disajikan dalam bentuk tabel) dan secara entering dengan merumuskan data dalam tabel pengolahan data. 2. Analisa Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif, dilakukan dengan memakai uji statistik menggunakan bantuan perangkat lunak computer (software). Terlebih dahulu dicari distribusi normal dengan menggunakan uji Komologorove Smirnov (KS) kemudian dilanjutkan dengan menggunakan Levene‟s test jika p > 0,05 berarti seluruh sampel homogen. Kemudian dilanjutkan dengan uji One way Anova untuk mengetahui adanya perbedaan dari berbagai konsentrasi larutan kopi hitam jenis robusta terhadap perubahan warna resin komposit. Jika ada perbedaan dilanjutkan dengan menggunakan uji LSD ( Least Significant Deference).
30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian dilakukan dengan menggunakan 12 sampel resin komposit jenis nanohibrida yang di bentuk dengan diameter 15mm dan ketebalan 2mm masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampel masing-masing kelompok sampel direndam dengan menggunakan larutan kopi hitam jenis robusta dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0,8%, 1,6% dan 3,2% selama 7 hari untuk melihat adanya diskolorisasi. Sebelum direndam ke dalam larutan kopi hitam, sampel terlebih dahulu direndam ke dalam saliva buatan selama 24 jam untuk mendapatkan hasil resin komposit yang memiliki kelembaban yang hampir sama seperti di dalam rongga mulut, karena saliva buatan ini dikondisikan sedemikian rupa sehingga menyerupai komposisi dari saliva manusia, namun saliva buatan ini juga mempunyai kekurangan karena hanya tersusun dari bahan anorganik. Perubahan warna dapat ditentukan secara visual dan instrumental. Pengukuran perubahan warna dilakukan setelah direndam dalam saliva buatan dan setelah aplikasi larutan kopi hitam jenis robusta. Pengukuran perubahan warna menggunakan shade guide merek VITA classical yang terdiri dari 16 warna gigi. Sebelum pengukuran,warna yang terdapat pada shade guide diurutkan terlebih dahulu mulai dari yang paling terang hingga yang paling gelap. Warna yang telah diurutkan tersebut dilakukan penomoran sesuai degan urutannya.
30
31
urutan skor perunahan warna adalah B1=1, A1=2, B2=3, D2=4, A2=5, C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A5=12, B4=13, C3=14, A4=15, C4=16 B. Hasil Pengamatan Berikut adalah hasil pengukuran perubahan warna yang terjadi pada resin komposit yang dilakukan lama perendam larutan kopi hitam jenis robusta dengan konsentrasi yang berbeda yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 2. Hasil pengamatan diskolorisasi resin komposit
No
Saliva Kelompok buatan
1
0,8%
2
1,6%
3
3,2%
A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1 A1
Skor perubahan warna 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Larutan kopi hitam jenis robusta A3 D4 B3 C2 A3,5 B4 A4 B4 D4 C3 C4 C4
Skor perubahan warna 9 10 11 7 12 13 15 13 16 14 16 16
Ratarata
9,25
13,25
15,5
Kelompok perendaman dengan larutan kopi konsentrasi 0.8% menunjukan adannya perubahan warna dengan nilai rata-rata 9,25. Pada kelompok perendaman dengan larutan kopi hitam konsentrasi 1,6% menunjukan adanya peningkatan perubahan warna dengan nilai rata-rata 13,25. Pada kelompok perendaman dengan larutan kopi hitam semakin meningkatnya perubahan warna yang terjadi dengan nilai rata-rata 15,5. Dari
32
hasil pengamatan resin komposit dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perubahan warna yang cukup signifikan akibat mengkonsumsi kopi.
C. Analisis Data statistik 1. Uji Normalitas Data Untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
pengaruh
berbagai
konsentrasi larutan kopi hitam terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida digunakan uji statistik KS (kolmogrov smirnov). Uji KS digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan dari penelitian ini berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Perubahan N
12
Normal Parametersa,,b
Mean
10.7500
Std. Deviation
2.83244
Most Extreme Differences Absolute
.146
Positive
.132
Negative
-.146
Kolmogorov-Smirnov Z
.504
Asymp. Sig. (2-tailed)
.961
Pada uji Kolmogorov smirnov yang digunakan didapatkan data berdistribusi normal pada semua perlakuan hal ini dapat dibuktikan dengan nila i Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05. Karena data telah memenuhi asumsi normalitas maka jenis metode statistik yang digunakan adalah parametrik.
33
Dari hasil uji normalitas dilanjutkan uji homogenitas menggunakan Levene‟s test.
2. Uji homogenitas Tabel 4. Hasil uji Homogenitas Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1.245
2
9
.333
Sebelum dilakukan uji One Way Annova, maka perlu dilakukan uji Homogenitas untuk mengetahui homogenitas percobaan sampel. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas dilakukan dengan uji Levene. Pada uji homogen diperoleh nilai 0,333 (p > 0,05) yang berarti seluruh sampel homogen. Angka Levene Statistic menunjukan semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya. Kemudian dilanjutkan dengan uji statistik One Way Anova. Selanjutnya dilakukan uji LSD 0.05 untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok perlakuan.
3. Uji Perbedaan dengan One way Anova Tabel 5. Hasil uji statistik dengan menggunakan One way Anova Sum Squares
of Df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups 80.167
2
40.083
21.864
.000
Within Groups
16.500
9
1.833
Total
96.667
11
34
Dari hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan uji One Way Anova terlihat bahwa nilai sig 0,000 (p<0,05). Dan dapat dinyatakan bahwa terdapat pegaruh variansi konsentrasi larutan kopi hitam terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida. Berdasarkan hasil diatas maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Deference).
4. Uji perbedaan tiap perlakuan dengan uji LSD Tabel 6. Hasil uji statistik dengan menggunakan LSD
(I) (J) Mean Std. Error Sig. Kelompok Kelompok Difference (I-J)
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound
.002
-6.17
-1.83
3,2% -6.250* .957 .000 * 1,6% 0,8% 4.000 .957 .002 * 3,2% -2.250 .957 .043 * 3,2% 0,8% 6.250 .957 .000 1,6% 2.250* .957 .043 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
-8.42 1.83 -4.42 4.08 .08
-4.08 6.17 -.08 8.42 4.42
0,8%
1,6%
-4.000*
.957
Uji LSD (Least Significant Deference) bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan yang ada pada tiap-tiap perlakuan konsentrasi yang dibandingkan dengan nilai sig yang di dapat. Dari hasil analisa dengan LSD menunjukkan adanya perbedaan perubahan nilai warna yang signifikan pada kelompok perendaman konsentrasi 0,8% dan 1,6% dengan nilai sig 0,002 p<0,05, kelompok konsentrasi 0,8% dan 3,2% dengan nilai sig 0,000 p<0,05, kelompok konsentrasi 1,6% dan 3,2% dengan nilai sig 0,043 p<0,05 dan pada kelompok konsentrasi 3,2% dan 0,8% dengan nilai sig 0,000 p<0,05.
35
Grafik 1. Grafik rerata perubahan warna
Kelompok sampel resin komposit direndam dalam saliva buatan selama 24 jam tidak menunjukan perubahan warna. Kelompok sampel resin komposit yang direndam dengan larutan kopi hitam jenis robusta selama 7 hari dengan konsentrasi 0,8% menunjukan adanya perubahan warna. Kelompok sampel resin komposit yang direndam larutan kopi hitam jenis robusta selama 7 hari dengan konsentrasi 1,6% menunjukan adanya peningkatan perubahan warna. Kelompok sampel resin komposit yang direndam dengan larutan kopi hitam jenis robusta selama 7 hari dengan konsentrasi 3,2% menunjukan semakin meningkat perubahan warna. Sehingga dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perubahan warna secara signifikan akibat mengkonsumsi kopi.
36
BAB V PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 23–30 Januari 2013 didapatkan hasil perendaman resin komposit nanohibrida dengan larutan kopi hitam konsentrasi 0.8%, 1,6% dan 3,2% menunjukan adanya perubahan yang cukup signifikan akibat perendaman kopi. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Effendi dkk (2012) didapatkan perbedaan perubahan warna secara signifikan terhadap lamanya waktu perendaman komposit dan soda yang paling berpengaruh terhadap perubahan warna adalah soda strawberi dan soda fruitpunch. Penelitian terebut menyatakan lamanya waktu perendaman mempengaruhi besarnya perubahan warna pada resin komposit nanohibrida, namun perubahan warna yang terjadi secara umum masih dapat diterima secara klinis. Hal ini menujukan bahwa perendaman resin komposit dapat mengalami perubahan warna. Hasil Uji statistik menggunakan ANOVA satu arah dengan Post Hoc LSD menunjukkan adanya perbedaan perubahan nilai warna yang signifikan pada kelompok perendaman konsentrasi 0,8% dengan 1,6%, kelompok konsentrasi 0,8% dengan 3,2%, kelompok konsentrasi 1,6% dengan 3,2% dan kelompok konsentrasi 3,2% dengan 0,8%. Perubahan warna berupa peningkatan spectrum warna putih ditandai dengan meningkatnya setelah perendaman. Sehingga dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perubahan warna secara signifikan akibat perendaman dengan larutan kopi hitam. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pintadi 2012) semakin tinggi konsentrasi
36
37
yang diberikan dalam perendaman minuman kopi robusta akan semakin meningkatnya perubahan warna pada resin komposit. Resin komposit merupakan bahan tumpatan pilihan yang potensial dan terus berkembang dengan sifat-sifat fisis, warna dan kekuatan perlekatan terhadap jaringan gigi sehingga memungkinkan penggunaan resin komposit untuk gigi anterior maupun posterior (Sularsih dan Sarianoferni, 2007). Material ini mempunyai estetik yang lebih baik dibanding restorasi lain, Keunggulan lainnya adalah warna yang mirip dengan struktur gigi asli, shrinkage rendah, absorpsi cairan rendah, dapat dipoles tekstur permukaannya, serta abrasi dan ketahanan pemakaian sama dengan struktur gigi. Namun selama pemakaian dapat mengalami perubahan warna (Dewi dkk 2012). Staining merupakan masalah terbesar dalam tantangan menggunakan bahan restorasi sewarna gigi. Umumnya resin komposit dapat bertahan selama 6-12 tahun jika dirawat dengan baik dan menghindari makanan dan minuman yang dapat meninggalkan stain. Perubahan warna menjadi penyebab diperlukannya pengganti bahan tambal sehingga estektik menunjang penampilan seseorang (Effendi dkk 2012). Perubahan warna resin komposit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berasal dari material resin komposit itu sendiri, berupa perubahan warna yang terjadi pada matriks resin atau pada celah penghubung matriks dan filler, sedangkan faktor ekstrinsik berasal dari terakumulasinya plak dan staining akibat penetrasi zat warna dari kontaminasi eksogen. Derajat perubahan warna eksogen dipengaruhi oleh kebersihan mulut, makanan dan minuman yang dikonsumsi, dan kebisaan merokok (Efendi dkk 2012). Selain itu, perubahan warna dapat terjadi karena
38
penyerapan air oleh resin komposit dikarenakan matriks resin bersifat hidrofilik sehingga matriks mampu menyerap air (water sorption). Lebih lanjutnya lagi akan terjadi peristiwa hidrolisis yang dapat merusak ikatan antara silane dan filler, merusak ikatan filler dan matriks, bahkan hidrolisis juga dapat mengakibatkan degradasi antar filler. Peningkatan perubahan warna resin komposit akibat perendaman dalam larutan kopi hitam jenis robusta dapat terjadi dikarenakan kopi mengandung zat warna dan zat asam yang terdapat di dalam minuman kopi. Zat warna tannin yang terkandung dalam kopi dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna pada resin komposit karena
resin komposit mempunyai sifat menyerap air secara
perlahan–lahan dengan mekanisme penyerapan. Penyerapan cairan ke dalam resin komosit akan diikuti oleh penyerapan substansi lain dari cairan tersebut termasuk zat warna yang terkandung di dalamnya. Selain memiliki kandungan zat warna, kopi juga memiliki kandungan asam yaitu quinic acid. Asam yang terkandung dalam minuman dapat menyebabkan kelarutan dari bahan restorasi resin komposit sehingga dapat mendukung terjadinya perubahan warna pada resin komposit. Kopi dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit nanohibrida yang sangat nyata. Penelitian ini memiliki kelemahan yang disebabkan oleh adanya variable penganggu yang tidak dapat dikendalikan.Perendaman resin komposit nanohibrida dengan konsentrasi 0,8%,1,6%dan 3,2% didapatkan hasil yang bervariasi kemungkinan disebabkan oleh jumlah kandugan zat yang berbeda terdapat dalam larutan kopi dan suhu pada tempat melakukan penelitian.
39
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil
penelitian
yang telah dilakukan pengaruh
perendaman konsentrasi kopi robusta terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida dapat disimpulkan bahwa Larutan kopi hitam jenis robusta dengan konsentrasi 0,8%,1,6% dan 3,2% diketahui mempunyai pengaruh terhadap perubahan warna resin komposit dan terdapat perbedaan perubahan warna secara signifikan akibat perendaman dengan larutan kopi hitam. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan dalam perendaman minuman kopi robusta akan semakin meningkatnya perubahan warna pada resin komposit. Perubahan warna berupa peningkatan spectrum warna putih ditandai dengan meningkatnya setelah perendaman. B. Saran Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada penelitian berikutnya, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai masukan : 1. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan sampel yang banyak dan menambah waktu yang lama untuk mendapatkan hasil yang signifikan.
39
40
DAFTAR PUSTAKA Anusavice, K. J. 1996, „Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi’, Edisi 10, EGC, Jakarta, hlm 227-249. Dewi K, Yuliati A, dan Munadziroh E. 2012, „Evaluasi perubahan warna komposit hybrid setelah di rendam obat kumur’. Jurnal PDGI 61 (1), Surabaya, hlm. 5-9 Dian Tri Martina.2011,Stabilitas warna resin komposit nanofiller yang dipoleshing dan polishing brush,Tesis,Universitas Gajah Mada, Jogja. Diansari,V., Fitriyani, S,. dan Fauziah, C. 2012. „Perubahan warna email setelah aplikasi averrhoa blimbi ,’ J dent Indonesia Vol.19, no. 3, hlm. 3, 53-56 Effendi,M.,Nugraeni.,Pratiwi,W.2012.„pengaruh lama perendaman terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida akibat konsumsi min,uman soda aneka warma dan rasa’ J Dent vol.15, no. 4, hlm 5-11 Farahanny, W. 2009, ‘Perbedaan diskolorisasi restorasi resin komposit yang dipoles dan tidak dipoles pada perendaman larutan kopi hitam dan kopi krimmer,’ Universitas Sumatera Utara, Sumatera, hlm 4. Kurniawan,B. 2013, „Berbagai macam kopi di dunia’, Makalah, Universitas Sumatera Utara., Medan. Khairina, S. 2010, „Klasifikasi resin komposit’, Makalah, Universitas Sumatera Utara., Medan. Manfaaat Kopi,[Online].2012,November 8 last up date Available http :// www. Manfaatkopi .com/sejarah-kopi/ [30 November 2013] Putriyanti, F., Herda, E., dan Soufyan, A. 2012, „Pengaruh saliva buatan terhadap diametral tensile strength micro fine hybrid resin composite yang direndam dalam minuman isotonic’,Jurnal PDGI vol.61,no.1,hlm.43-47. Pintadi,H,. dan Annisa, H. 2012. ‘Pengaruh konsentrasi kopi hitam terhadap perubahan warna resin komposit hybrid,’ Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.hlm 1-20 Sularsih dan Sarianoferni. 2007, „Penggunaan Resin Komposit Untuk Mengurangi Resiko Barodontalgia’, Denta Jurnal Kedokteran Gigi FKGUHT‟, Vol. 1, No.2, Surabaya, hlm 100-105. Sutrisno, W. 2012, „Pengaruh minum kopi ulee karang terhadap perubahan warna resin komposit konvensional dan nano partikel’. Makalah, Universitas Sumatera Utara., Medan.
41
Sugiyono. 2010. ‘Dasar-dasar metodelogi Penelitian Kesehatan, Ed. Rev 1, Rienka Cipta, Jakarta Susanto,A.A,2011.„Pengaruh ketebalan bahan dan lamanya waktu penyinaran terhadap kekerasan permukaan Resin komposit sinar‟, jurnal unair,no.1,hlm 32-3. Sejarah kopi. [Online] .2013 , June 6 last up date, available: http:// bayu pevensie39. blogspot.com/2013/06/kopi.html [30 November 2013] Syahriel, dkk., 2003, „Pedoman Penyusun Skripsi’, Fakultas Kedokteran Gigi Taufiksanjaya.2012, November 28-last update Resin Komposit [Online]. Available http : //taufiksanjaya.author [30 November 2013] Wardani,W. dan Lisa, C. 2012 „Perubahan kekerasan komposit yang dialiri kopi, Tesis Universitas Maranantha, Surabaya.
42
LAMPIRAN
Hasil perendaman resin komposit dengan larutan kopi hitam robusta konsentrasi 0,8%.
Hasil perendaman resin komposit dengan larutan kopi hitam robusta konsentrasi 1,6%.
Hasil perendaman resin komposit dengan larutan kopi hitam robusta konsentrasi 3,2%.