PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, MOTIVASI BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Suwardiyono dan Djoko Suryo∗
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi intepersonal, motivasi belajar, dan lingkungan sosial baik secara sendiri maupun secara bersama terhadap prestasi belajar IPS. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi penelitian berjumlah 130 dengan jumlah sampel 97 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan meliputi nilai rapor, angket komunikasi interpersonal, angket motivasi belajar dan angket lingkungan sosial. Hasil uji coba instrumen meliputi uji validitas dan reliabilitas untuk setiap butir angket komunikasi interpersonal, motivasi belajar, dan lingkungan sosial. Berdasarkan analisis data dengan SPSS for windows 16.00 disimpulkan:1) komunikasi interpersonal guru sangat baik dan berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar IPS dengan ditunjukkan nilai thitung lebih besar ttabel (4,575 > 1,66123), nilai probabilitas signifikan 0,000 di bawah 0,05; 2) motivasi belajar tinggi dan berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar IPS dengan nilai thitung lebih besar ttabel (4,670 > 1,66123), nilai signifikan probabilitas 0,000 jauh di bawah 0,05; 3) lingkungan sosial baik dan berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar IPS ditunjukkan nilai thitung lebih besar ttabel dan nilai signifikan probabilitas 0,000 jauh di bawah 0,05. Adapun, kontribusi variabel terhadap prestasi belajar IPS: komunikasi interpersonal 18,1%, motivasi 18,7%, dan lingkungan sosial 44,5%. Bedasarkan nilai determinasi nilai Fhitung lebih besar dari nilai Fhitung: 35,251 > 2,7. Ini menunjukan komunikasi intepersonal, motivasi belajar, dan lingkungan sosial secara bersama berpengaruh signifikan (51,7%) terhadap prestasi belajar IPS yang ditunjukkan Adjusted R Square: 0,517. Kata kunci: komunikasi interpersonal, motivasi belajar, lingkungan sosial, dan prestasi belajar IPS.
This study aims to determine the effect interpersonal communication, learning motivation, and social environments both individually and collectively to the IPS learning achievement. This study uses quantitative methods. The population of this research is about 130 with 97 students as the sample. Sampling uses random sampling techniques with the instruments, namely final test score, interpersonal communication questionnaires, motivation questionnaires, and social environment questionnaires. The test result includes the instrument of validity and reliability for each item of interpersonal communication questionnaires, learning motivation, and social environment. Based on data analysis with SPSS for windows 16:00 concluded that: 1) teachers have good interpersonal communication and significant effect on IPS learning achievement
∗
Suwardiyono adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta dan Djoko Suryo adalah Guru Besar Program Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta.
58
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 1, Maret 2014
Suwardiyono dan Suryo, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
indicated by the value of tvalue is greater than ttable (4.575> 1.66123), the value of significant probability 0,000 is below 0.05; 2) learning motivation is high and has significant effect on IPS learning achievement with tvalue greater than ttable (4.670> 1.66123), the value of significant probability 0,000 is far below 0.05; 3) social environment is good and significant effect on IPS learning achievement that demonstrated by the value of tvalue is greater than ttable and significant probability value 0,000 is far below 0.05. Actually, the contribution of each variabel to IPS learning achievement: interpersonal communication (18.1%), learning motivation (18.7%), and social environment (44.5%). Based on the determination value, Fvalue is greater than Fvalue: 35.251> 2.7. It indicates interpersonal communication, learning motivation, and social environment effect significantly (51.7%) on IPS learning achievement which indicated by Adjusted R Square: 0,517. Keywords: interpersonal communication, learning environment, and IPS learning achievement.
motivation,
social
PENDAHULUAN Belajar ialah suatu usaha dan proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Belajar secara psikologis merupakan suatu proses perubahan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Usaha untuk mencapai tujuan belajar tidak lepas dari peran pengelola pendidikan. Para pendidik harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi jasmani, psikologis, dan kelelahan. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat (Slameto, 2010: 60). Pada prinsipnya usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar diri dan lingkungannya. Guru merupakan salah satu profesi yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Keberhasilan program pendidikan berada di tangan profesi guru sebagai kunci utama. Peran guru tidak dapat digantikan oleh siapa pun meskipun ada kecanggihan media pembelajaran atau ilmu pengetahuan yang lain. Harapan pemerintah dan masyarakat, guru dapat melaksanakan tugasnya agar dapat menghasilkan output yang bermutu sehingga meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Komunikasi memegang peranan yang menentukan dalam pengajaran (Sukmadinata, 2011: 259). Proses pengajaran dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga penggunaan metode komunikasi yang tepat akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Pesan disampaikan guru melalui komunikasi sehingga siswa akan memperoleh umpan balik yang berguna untuk meningkatkan efektifitas antar pribadi. Peristiwa komunikasi ini dinamakan komunikasi interpersonal.
59
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 1, Maret 2014
Suwardiyono dan Suryo, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Motivasi merupakan faktor dasar yang menentukan kelangsungan proses belajar mengajar. Motivasi sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk mengikuti setiap kegiatan yang dilakukannya. Keberhasilan belajar siswa bukan hanya ditentukan kemampuan intelektual tetapi juga oleh segi-segi afektif terutama motivasi. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal, Motivasi Belajar, dan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar IPS Kelas V Gugus III Banyuraden, Gamping, Sleman Tahun Pelajara 2012/2013”. Sementara itu, penelitian ini bertujuan untuk: a) mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar IPS siswa Kelas V Gugus III Banyuraden, Gamping, Sleman tahun pelajaran 2012/2013; b) mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa Kelas V Gugus III Banyuraden, Gamping, Sleman tahun pelajaran 2012/2013; c) mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V Gugus III Banyuraden, Gamping, Sleman tahun pelajaran 2012/2013; dan d) mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal, motivasi belajar, dan lingkungan sosial secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V Gugus III Banyuraden, Gamping, Sleman tahun pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan secara kuantitif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random. Pengumpulan dan analisis data menggunakan instrumen penelitian yang bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, dengan teknik triangulasi, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2012: 13). Pada penelitian ini, subjek penelitian adalah siswa kelas V SD di Gugus III Banyuraden. Banyak sekolah sebagai tempat penelitian di gugus III Banyuraden adalah 5 sekolah dasar dengan jumlah populasi sebanyak 130 siswa. Jumlah populasi yang cukup banyak sehingga perlu diambil sampel yang representative untuk mewakili subyek penelitian. Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012: 115). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Gugus III Banyuraden. Sementara itu, pengambilan sampel menggunakan teknik tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5%. Berdasarkan tabel tersebut, peneliti menentukan sampel dari 130 populasi kelas V sehingga jumlah sampel 97 orang. 60
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 1, Maret 2014
Suwardiyono dan Suryo, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Jumlah populasi tiap SD tidak sama, maka peneliti membuat persentase sampel demi pemerataan sehingga hasil olah data lebih akurat. Peneliti menggunakan instrumen dalam penelitian berupa angket/kuesioner, dokumentasi, dan pengamatan (observasi). a. Angket/Kuesioner. Angket adalah alat pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Peneliti menggunakan angket tertutup, langsung, dan berbentuk skala bertingkat. Agar penelitian tepat sasaran diperlukan kisi-kisi penelitian yang mengacu teori-teori pada kajian pustaka. b.
Dokumentasi. Peneliti memperoleh informasi sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden. Dokumentasi dibedakan menjadi dokumen primer, sekunder, dan tersier yang mempunyai nilai autensitas berbeda. Dokumen primer lebih berbobot daripada sekunder, sekunder lebih berbobot daripada dokumen tersier (Sukardi, 2003: 81). Dokumentasi penelitian berupa data atau catatan atau daftar nilai IPS yang terdapat di tempat penelitian dan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Daftar nilai hasil belajar yang dimaksud nilai rapot mata pelajaran IPS kelas V Gugus III Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.
c.
Observasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti. Teknik ini sering digunakan untuk penelitian kuantitatif. Observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku, dan hasil responden dalam situasi alami (Sukardi, 2003: 78). Observasi bermanfaat untuk mendapatkan dan mengetahui sejumlah peristiwa penting yang tidak dapat diperoleh dengan teknik kuesioner. Hadi (1986) berpendapat observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dibedakan menjadi participant observation dan non participant observation (Sugiyono, 2012: 203). Informasi yang diambil berupa tingkah laku, kondisi, atau hasil kerja. Observasi bermanfaat untuk mendapatkan dan mengetahui sejumlah peristiwa penting yang tidak mungkin bisa diperoleh dengan kuesioner. Peneliti melakukan pengamatan atau observasi secara langsung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Hasil Penelitian ini terdiri atas tiga variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent). Variabel bebas terdiri dari pengaruh komunikasi interpersonal (X1), motivasi belajar (X2), dan lingkungan sosial (X3), sedangkan variabel terikat berupa prestasi belajar (Y).
61
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 1, Maret 2014
Suwardiyono dan Suryo, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Regresi linier parsial menunjukkan komunikasi interpersonal berkontribusi terhadap peningkatan prestasi belajar IPS pada kelas V SD Gugus III Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Besar kontribusi komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar IPS adalah sebesar 18,1% yang ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 0,181 x 100%. Berdasarkan analisis tersebut maka masih ada kontribusi yang lain sebesar 81,9% yang berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS kelas V SD Gugus III Banyuraden. Regresi linier parsial motivasi belajar menunjukkan kontribusi terhadap peningkatan prestasi belajar IPS kelas V SD Gugus III Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Besar kontribusi motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa adalah sebesar 18,7% yang ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 0,187 x 100%. Berdasarkan analisis tersebut maka masih ada kontribusi yang lain sebesar 81,3% yang berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS kelas V SD Gugus III Banyuraden. Regresi linier parsial lingkungan sosial menunjukkan kontribusi terhadap prestasi belajar IPS kelas V SD Gugus III Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Besar kontribusi lingkungan sosial terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas V adalah sebesar 44,5% yang ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 0,445 x 100%. Berdasarkan analisis tersebut maka masih ada kontribusi yang lain sebesar 55,5% yang berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS kelas V SD Gugus III Banyuraden. Berdasarkan olah data dan analisis regresi linier berganda, besar kontribusi komunikasi interpersonal, motivasi belajar, dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar IPS siswa adalah sebesar 51,7% yang ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,517 x 100%. Analisis selanjutnya masih ada kontribusi yang lain sebesar 48,3 % yang berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS kelas V Gugus III Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Pembahasan Secara deskriptif, guru kelas V SD memiliki komunikasi interpersonal yang tinggi dan siswa memiliki motivasi belajar tinggi serta adanya lingkungan sosial yang baik dan kondusif sehingga meningkatkan prestasi belajar IPS. Komunikasi interpersonal guru dapat diwujudkan dengan cara menyesuaikan diri dengan orang lain melalui pemindahan dan penerimaan pesan. Tujuan komunikasi interpersonal guru pada proses belajar mengajar adalah meningkatkan hubungan baik antara guru dan siswa. Guru harus memahami dan mengerti perasaan siswa, ide dan pendapat siswa. Persamaan sikap guru yang lebih terbuka terhadap siswa menyebabkan siswa mudah untuk menerima pesan atau informasi materi pelajaran, gagasan, pendapat, dan perasaan guru. Kemudahan menyampaikan informasi menyebabkan prestasi belajar siswa meningkat. Umpan balik komunikasi interpersonal mengakibatkan hubungan antara guru dan siswa menjadi saling memahami, menghargai, dan memperhatikan. Semakin baik kemampuan guru dalam berkomunikasi maka semakin baik prestasi belajar IPS siswa. 62
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 1, Maret 2014
Suwardiyono dan Suryo, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar IPS. Hal ini ditunjukkan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yakni 4,575 > 1,66123 dan nilai signifikan tabel coefficient diperoleh nilai probabilitas 0,000 di bawah 0,05. Semakin tinggi kualitas komunikasi interpersonal maka semakin tinggi prestasi belajar IPS. 2. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas V SD. Hal ini ditunjukkan nilai t hitung lebih dari nilai tabel yakni 4,670 > 1,66123 dan nilai signifikan tabel coefficient diperoleh probabilitas 0,000 jauh dibawah 0,05. Semakin tinggi motivasi belajar siswa menyebabkan semakin tinggi prestasi belajar IPS. 3. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh lingkungan sosial secara parsial terhadap prestasi belajar IPS siswa. Hal ini ditunjukkan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yakni 9,136 > 1,66123 dan nilai signifikan tabel coefficient diperoleh nilai 0,000 dibawah 0,05. Semakin tinggi dukungan dari lingkungan sosial menyebabkan semakin tinggi prestasi belajar IPS. 4. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan komunikasi interpersonal, motivasi belajar dan lingkungan sosial secara serentak terhadap prestasi belajar IPS. Hal ini ditunjukkan nilai lebih besar dari pada nilai yakni 35,251 > 2,7. Nilai R sebesar 729 menunjukkan hubungan kuat antara komunikasi interpersonal guru, motivasi belajar, dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar IPS. Besarnya kontribusi 51,7% yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square sebesar 0,517, sedangkan 48,3 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
Implikasi Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif komunikasi interpersonal, motivasi belajar, dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar IPS, baik secara bersama maupun parsial. Peneliti mengunakan taraf kesalahan 5% sehingga taraf kepercayaan dalam penelitian mencapai 95 %. Besar sumbangan komunikasi interpersonal, motivasi belajar, dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar IPS siswa sebesar 51,7%. Analisis selanjutnya masih ada kontribusi yang lain sebesar 48,3% yang berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS kelas V Gugus III Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Mengapa kontribusi pengaruh komunikasi interpersonal, motivasi belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar IPS hanya menunjukkan 51,7%? Hal ini dikarenakan peneliti hanya menggunakan tiga variabel bebas, yaitu komunikasi interpersonal (X1), motivasi belajar (X2), dan lingkungan sosial (X3). Selanjutnya, jika ingin menghendaki meningkatnya pengaruh lebih dari 51,7% maka penelitian selanjutnya dapat menambah variabel bebas, misal dari segi fasilitas belajar, perhatian orang tua, lingkungan, kompetensi guru, sosial ekonomi
63
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 1, Maret 2014
Suwardiyono dan Suryo, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
orang tua, dan lain-lain. Dengan demikian, untuk merealisasikan hal tersebut perlu diadakan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan analisis jika berdiri sendiri komunikasi interpersonal dalam penelitian berpengaruh sebesar 18,1%. Cara untuk meningkatkan komunikasi interpersonal ada beberapa cara, di antaranya: mengadakan atau mengikuti seminar, membaca buku berkaitan dengan profesi guru, dan mengaktifkan KKG (Kelompok Kerja Guru). Fakta selanjutnya, motivasi belajar sebesar 18,7%. Cara meningkatkan motivasi belajar melalui berbagai cara, seperti bimbingan dan penyuluhan belajar, game/outbond, widyawisata, diskusi, membangkitkan minat melalui motivator, dan lain-lain. Berdasarkan analisis, lingkungan sosial mempunyai pengaruh yang besar, yakni sebesar 44,5%. Pengaruh lingkungan sosial paling besar terhadap prestasi belajar IPS dibandingkan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar. Pengaruh ini dapat diperbesar jika ada komunikasi melalui pertemuan sekolah dengan komite, wali siswa secara rutin atau ada kelompok belajar siswa di tengah masyarakat, dan lain-lain. Kemudian, dari 97 sampel yang berprestasi pada rapor adalah: siswa berkategori amat baik ada 8 (8%) orang, siswa berkategori baik ada 24 (25%) orang, siswa berkategori cukup ada 46 (47%) orang, dan siswa berkategori kurang baik ada 19 (20%) orang. Siswa berprestasi kurang dan belum maksimal ada 87 (81%) orang (kategori kurang dan sedang). Selanjutnya, tugas guru adalah memaksimalkan prestasi belajar IPS sejumlah 65 (67%) siswa dengan meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal, motivasi belajar, dan mengadakan kerjasama dengan lingkungan sekitar.
Saran Berdasarkan analisis data dan simpulan, peneliti memberikan saran sebagai berikut: a. Sekolah perlu menentukan kebijakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya IPS. Pihak sekolah perlu mempertimbangkan adanya komunikasi interpersonal guru dan siswa yang baik sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. b. Sekolah menyediakan fasilitas belajar yang memadai bagi kelangsungan belajar siswa sehingga menunjang hasil belajar siswa. c. Motivasi belajar siswa ditingkatkan melalui bimbingan dan penyuluhan belajar atau sekolah menyediakan guru khusus untuk bimbingan dan penyuluhan sehingga mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. d. Lingkungan sosial perlu diperhatikan sekolah dengan menyertakan peran orang tua, komite sekolah, tokoh, dan masyarakat sekitarnya. Sekolah perlu menjalin kerja sama dengan semua stakeholder pendidikan secara periodik untuk memberikan informasi kemajuan prestasi siswa.
64
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 1, Maret 2014
Suwardiyono dan Suryo, Pengaruh Komunikasi Interpersonal
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Iif Khoiri. 2011. Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamzah, (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Hartono. 2009. SPSS 16.0. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Kusmayadi. 2004. Statistik Pariwisata Deskriptif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Marjohan. 2012. Kisah Dahsyat Guru berprestasi Selangit. Yogyakarta: Diva Press. Norman A. Sprinthall. 1974. Educational Psychology. New York: Random House. Purnama. 2010. Jurnal Pendidikan. Yogyakarta: LPMP. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purwanto M., Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Schunk, Daie H. 2012. Learning Theories. Boston (USA): Pearson Educatioal. Sapriyo. 2012. Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2012. Educational Psychology Theory And Practice. Boston (USA): Pearson Educatioal. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2012. Statistik Penelitian, Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sumantri, Ating. 2006. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Tirtonegoro, Sutratinah. 1984. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Yogyakarta: Bumi Aksara. Winkel, S.2003. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi. Zuhdi, Darmiyati. 2010. Humanisasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
65