PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI PADA SISWA DI SMK FARMAKO MEDIKA PLUS CARINGIN - BOGOR
TESIS
SYUKRI INDRA NIM 144031034
Tesis Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA TAHUN 2015/2016
i
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI PADA SISWA DI SMK FARMAKO MEDIKA PLUS CARINGIN – BOGOR Syukri Indra NIM 144031034 ABSTRAK Guru berperan penting terhadap keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin–Bogor. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisa data menggunakan regresi berganda. Perhitungan uji F menunjukkan bahwa Fhitung = 12,362 > Ftabel= 6,95 dengan signifikansi 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung signifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Berdasarkan hasil tersebut, maka Ha dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI secara bersama terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima. Hasil perhitungan koefisien determinasi adalah R²= 0,119 = 11,9 %. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen prestasi belajar siswa sebesar 11,9% dan sisanya 88,1% dipengaruhi oleh sebab lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan cukup signifikan dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar pada siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin Bogor, sehingga semakin baik kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik Guru, Kompetensi Profesional Guru, Prestasi Belajar Siswa.
ii
THE INFLUENCE OF PROFESSIONAL COMPETENCE AND PEDAGOGY COMPETETENCE OF TEACHERS TO STUDENTS ACHIEVEMENT OF ISLAMIC EDUCATION IN SMK FARMAKO MEDIKA PLUS CARINGIN-BOGOR
Syukri Indra NIM 144031034 ABSTRACT Teacher is vital to student’s successs in learning. This research aims to determine the influence of professional competence and pedagogy competetence of teachers to student achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus CaringinBogor. This research is a quantitative research using descriptive method. The instrument used in this study is a questionnaire technic the variables professional competence and pedagogy competence of teachers and used documentation technic on variable students achievement. Data were analyzed using multiple regression formula. F test calculations showed that Fcount = 12,362 > Flist 6,95 with significancy 0,001 < 0,05. This count showed Fcount significant so Ho rejected and Ha accepted. Based on these result so Ha in this research is “have influence of professional competence and pedagogy competetence of teachers to students achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor” accepted. Calculation result of R Square is R²= 0,119 = 11,9 %. This result showed that variables of professional competence and pedagogy competence of teachers influence to student achievement simultaneously 11,9 % and remain 88,1 % influence by other factors. Based on the above results it evidenced that there is a positive and significant influence professional competence and pedagogy competetence of teachers to student achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. With this result more advance of professional competence and pedagogy competetence of teachers so more advance of student achievement. Kata Kunci:
Professional Competence of teacher, Pedagogy competetence of teacher, Student achievement.
iii
ذاْثٍر الكفاءج الررتٍح والكفاءج المهنٍح الى نرٍجح الرعلٍم الررتٍح االسال مٍح للطالب المدرسح العالٍح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر شكري إندرا 011440441
ملخص المعلمممم ور لنجممماب الطمممالب فمممى المممرعلم وذهمممدذ مممرا الدراسمممح إلمممى ذ دٌمممد ذمممرثٍر الكفممماءج الررتىٌمممح والكفممماءج المهنٍمممح المممى نرٍجمممح الرعلمممٍم الررتٍمممح االسمممال مٍمممح للطالب المدرسح العالٍح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر ممممممرا الث ممممممل ممممممى الث ممممممل الكمممممممً تاسممممممر دا المممممممنه الى ممممممفً األ اج المسمممر دمح فمممً مممرا الدراسمممح مممى سممملىب االسمممرثٍا و المااتلمممحو الرىثٍممم و والمرا ثمممح و د ذم ذ لٍل الثٍاناخ تاسر دا معا لح االن دار ال طً جاندا وذشٍرال سمممممماب اورثممممممار وا ذ
ال
سمممممماب 21و > 261ذ طاولممممممح 6و 59تااال مٍممممممح ,,2و< ,
,9و ,مممرا نرٍجمممح شمممرب ذ ال سممماب ا مٍمممحو كمممً Hoمرفمممى و Haماثىلمممح تنممماء لمممى ممممرا النرممممما و ذ Haفممممى مممممرا الدراسممممح ٌعنمممممى مىجممممى ذمممممرثٍر الكفمممماءج الررتىٌمممممح والكفممماءج المهنٍمممح المممى نرٍجمممح الرعلمممٍم الررتٍمممح االسمممال مٍمممح للطمممالب المدرسمممح العالٍمممح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر ماثىلح نرا ال ساب ر, = 1و % 225وذشٍر را النرا الى ا مرغٍر مجانا الكفاءج الررتىٌح والكفاءج المهنٍح معا ذؤثرمرغٍر الراتع نرٍجح الرعلٍم لطالب 22و % 5و 88و% 5 ذؤثر تعامل اور نرا را الدراسح ذثثد ا ذرثر اجاتٍح و امح ن الكفاءج الررتىٌح والكفاءج المهنٍح الى نرٍجح الرعلٍم الررتٍح االسال مٍح للطالب المدرسح العالٍح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر فئ افضل الكفاءج الررتىٌح والكفاءج المهنٍح المعلم كلما اضل نرٍجح الرعلٍم الطالة كلماخ الث ل :الكفاءج الررتىٌحو الكفاءج المهنٍحو نرٍجح الرعلٍم
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis yang berjudul “Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor” yang disusun oleh: Nama : Syukri Indra NIM
:144031034
Telah dipertahankan didepan majelis dewan penguji tesis program pascasarjana IAIN Surakarta pada hari Senin tanggal 07 Maret 2016 pukul ....., ...... dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I).
Pembimbing I
Surakarta, 07 Maret 2016 Pembimbing II
Dr.H. NIP
Dr.H. NIP
Penguji Utama
Ketua Sidang
NIP
NIP Direktur Pascasarjana IAIN Surakarta
Prof. Drs.H.Rohmat,M.Pd,Ph.D NIP v
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Bismillahirrohmanirrohim, Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang berlaku dalam masyarakat keilmuwan. Atas pernyataan ini, saya siap apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuwan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Surakarta, Februari 2016 Yang membuat pernyataan,
Syukri Indra NIM. 144031034
vi
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh Bismillah. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang tak terhitung kepada umat manusia khususnya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tesis ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah atas bagi Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah umat manusia. Adapun tujuan dari penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor” ini adalah untuk memenuhi persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam pada Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam IAIN Surakarta. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa tesis ini merupakan bentuk dedikasi penulis terhadap dunia pendidikan. Dan penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini tidaklah dapat diselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari pihak-pihak yang membantu baik moril, materil, maupun sprituil untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak: H.Zulfahmi, M.Pd dan Mak: Hj.Nurbaiti), kakak-kakak dan adik-adikku tersayang yang senantiasa selalu memberikan dukungan baik moril, materil, maupun sprituil. 2. Bapak Dr.H.Mudhofir, S.Ag, M.Pd, selaku Rektor IAIN Surakarta. 3. Bapak Prof.Drs.H.Rohmat,M.Pd,Ph.D, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Surakarta. 4. Bapak Dr.H.Baidi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Surakarta dan selaku penguji Utama.
vii
5. Bapak Dr.H. Purwanto, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I. 6. Bapak Dr.H.T.N. Syamsah, SH, MH, selaku Dosen Pembimbing II. 7. Bapak Prof.Dr.H.Usman Abu Bakar, MA selaku Guru Besar IAIN Surakarta. 8. Seluruh Dosen dan Tenaga Tata Usaha Pascasarjana IAIN Surakarta. 9. Bapak Dr.H.Martin Roestamy, SH, MH, selaku rektor UNIDA Bogor. 10. Ibu Hj R Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I selaku pembina perguruan YPSPIAI. 11. Bapak Dr.Ir.H.Dede Kardaya, M.Si selaku direktur pascasarjana UNIDA 12. Ibu Susy Indriyati, S.Sos selaku staf administrasi pascasarjana. 13. Bapak Kholillul Rosyid, S.Th.I, M.M.Pd selaku kepala SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. 14. Seluruh pihak SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. 15. Rekan-rekan seperjuangan Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam IAIN Surakarta khususnya angkatan 2014. 16. Dan segenap pihak yang sudah membantu dan berpartisipasi baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian penulisan tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas segala kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan. (Amiin Ya Robbal Alamin) Penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan demi menyempurnakan tesis ini, namun penyusun menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tesis ini di masa yang akan datang. Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Surakarta,
Februari 2016
Syukri Indra
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i ABSTRAK ...................................................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS........................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xi UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN ................................................ xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 16 C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 17 D. Perumusan Masalah ............................................................................................. 17 E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 18 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 18 BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori..................................................................................................... 20 1. Kompetensi Pedagogik.................................................................................... 20 2. Kompetensi Profesional .................................................................................. 30 3. Prestasi Belajar ................................................................................................ 39 B. Penelitian yang relevan ........................................................................................ 52 C. Kerangka Berpikir ................................................................................................ 55 D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................................. 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian..................................................................................................... 58 B. Latar Setting (waktu dan tempat) Penelitian ........................................................ 58 C. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 59 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 60 1. Definisi konseptual.......................................................................................... 62 2. Definisi operasisonal ....................................................................................... 63 3. Kisi-kisi ........................................................................................................... 64 ix
4. Penulisan butir ................................................................................................. 66 5. Uji coba istrumen ............................................................................................ 68 E. Teknik analisa data .............................................................................................. 71 1. Pengujian Persyaratan ..................................................................................... 71 2. Pengujian Hipotesis ......................................................................................... 73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Singkat Tempat Penelitian ......................................................................... 75 B. Deskripsi data....................................................................................................... 76 C. Pengujian persyaratan .......................................................................................... 87 D. Pengujian hipotesis .............................................................................................. 95 E. Pembahasan........................................................................................................ 100
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................................ 103 B. Implikasi ............................................................................................................ 104 C. Saran .................................................................................................................. 104 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL Tabel 1 Kegiatan Penelitian .......................................................................................... 59 Tabel 2 Populasi Penelitian ........................................................................................... 60 Tabel 3 Kisi-kisi Kompetensi Pedagogik ...................................................................... 64 Tabel 4 Kisi-Kisi Kompetensi Profesional .................................................................... 65 Tabel 5 Butir angket Kompetensi Pedagogik ............................................................... 66 Tabel 6 Butir Angket Kompetensi Profesional ............................................................ 67 Tabel 7 Statistik Deskriptif............................................................................................ 76 Tabel 8 Data Skor Variabel Kompetensi Pedagogik .................................................... 80 Tabel 9 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Pedagogik ................................... 80 Tabel 10 Data Skor Variabel Kompetensi Profesional ................................................ 85 Tabel 11 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Profesional ................................ 85 Tabel 12 Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar ............................................... 86 Tabel 13 Uji validitas Kompetensi Pedagogik ............................................................. 88 Tabel 14 Uji Validitas Kompetensi Profesional ........................................................... 89
xi
DAFTAR LAMPIRAN 1. Pengembangan instrumen pengukuran variabel X1 .......................................... 108 A. Instrumen sebelum uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik) ........................... 108 B. Instrumen sebelum uji coba X2 (Kompetensi Profesional) ......................... 109 C. Data uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik) .................................................. 110 D. Data Uji Coba X2 (Kompetensi Profesional) ............................................... 111 E. Uji validitas X1 (Kompetensi Pedagogik) ................................................... 112 F. Uji validitas X2 (Kompetensi Profesional) .................................................. 116 G. Uji reliabilitas X1 (Kompetensi Pedagogik) ................................................ 120 H. Uji reliabilitas X2 (Kompetensi Profesional) ............................................... 120 I. Istrumen setelah uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik) ............................... 121 J. Istrumen setelah uji coba X2 (Kompetensi Profesional) .............................. 122 2. Pengumpulan data .............................................................................................. 123 A. Data variabel Kompetensi Pedagogik .......................................................... 123 B. Data variabel Kompetensi Profesional ......................................................... 127 C. Data variabel Prestasi Belajar ...................................................................... 131 3. Analisa data ........................................................................................................ 134 A. Pengujian asumsi ........................................................................................... 134 B. Pengujian hipotesis........................................................................................ 135 4. 5. 6. 7.
Pedoman Wawancara ......................................................................................... 136 Pedoman Observasi ............................................................................................ 137 Pedoman Dokumentsai ...................................................................................... 138 Surat Keterangan Penelitian .............................................................................. 139
xii
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN
xiii
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI PADA SISWA DI SMK FARMAKO MEDIKA PLUS CARINGIN – BOGOR Syukri Indra NIM 144031034 ABSTRAK Guru berperan penting terhadap keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin–Bogor. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisa data menggunakan regresi berganda. Perhitungan uji F menunjukkan bahwa Fhitung = 12,362 > Ftabel= 6,95 dengan signifikansi 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung signifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Berdasarkan hasil tersebut, maka Ha dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI secara bersama terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima. Hasil perhitungan koefisien determinasi adalah R²= 0,119 = 11,9 %. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen prestasi belajar siswa sebesar 11,9% dan sisanya 88,1% dipengaruhi oleh sebab lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan cukup signifikan dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar pada siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin Bogor, sehingga semakin baik kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik Guru, Kompetensi Profesional Guru, Prestasi Belajar Siswa.
ii
THE INFLUENCE OF PROFESSIONAL COMPETENCE AND PEDAGOGY COMPETETENCE OF TEACHERS TO STUDENTS ACHIEVEMENT OF ISLAMIC EDUCATION IN SMK FARMAKO MEDIKA PLUS CARINGIN-BOGOR
Syukri Indra NIM 144031034 ABSTRACT Teacher is vital to student’s successs in learning. This research aims to determine the influence of professional competence and pedagogy competetence of teachers to student achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. This research is a quantitative research using descriptive method. The instrument used in this study is a questionnaire technic the variables professional competence and pedagogy competence of teachers and used documentation technic on variable students achievement. Data were analyzed using multiple regression formula. F test calculations showed that Fcount = 12,362 > Flist 6,95 with significancy 0,001 < 0,05. This count showed Fcount significant so Ho rejected and Ha accepted. Based on these result so Ha in this research is “have influence of professional competence and pedagogy competetence of teachers to students achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor” accepted. Calculation result of R Square is R²= 0,119 = 11,9 %. This result showed that variables of professional competence and pedagogy competence of teachers influence to student achievement simultaneously 11,9 % and remain 88,1 % influence by other factors. Based on the above results it evidenced that there is a positive and significant influence professional competence and pedagogy competetence of teachers to student achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. With this result more advance of professional competence and pedagogy competetence of teachers so more advance of student achievement. Kata Kunci:
Professional Competence of teacher, Pedagogy competetence of teacher, Student achievement.
iii
ذاْثٍر الكفاءج الررتٍح والكفاءج المهنٍح الى نرٍجح الرعلٍم الررتٍح االسال مٍح للطالب المدرسح العالٍح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر شكري إندرا 011440441
ملخص المعلممممم لور لنجمممماف الطممممالب فممممى الممممرعلم وذهممممده اممممسة الدراسممممح إلممممى ذحدٌممممد ذمممم ثٍر الكفمممماءج الررتىٌممممح والكفمممماءج المهنٍممممح الممممى نرٍجممممح الرعلممممٍم الررتٍممممح االسمممال مٍمممح للطمممالب المدرسمممح العالٍمممح المهنٍمممح فرمممماكى ممممدٌكا فلمممىس جمممرٌغٍن تىغىر اممممسا الثحمممممث امممممى الثحمممممث الكمممممً تاسمممممر دا الممممممنه الى مممممفً األلاج المسممممر دمح فممممً اممممسة الدراسممممح اممممى اسمممملىب االسممممرثٍا الم اتلممممح الرىثٍمممم والمراقثح وقد ذم ذحلٍل الثٍاناخ تاسر دا معاللح االنحدار ال طً جاندا وذشٍرالحسممممممممماب ا رثمممممممممار وا ه الحسممممممممماب 21و > 261ه طاولمممممممممح 6و 59تااالامٍمممممممممح وHa , ,9 < , ,,2امممممسة نرٍجمممممح شمممممرف ه الحسممممماب اامٍمممممح كمممممً Hoمرفمممممى م ثىلمممح تنممماء لمممى امممسة النرممما ه Haفمممى امممسة الدراسمممح ٌعنمممى مىجمممىل ذممم ثٍر
الكفمممماءج الررتىٌممممح والكفمممماءج المهنٍممممح الممممى نرٍجممممح الرعلممممٍم الررتٍممممح االسممممال مٍممممح للطممممالب المدرسممممح العالٍممممح المهنٍممممح فرممممماكى مممممدٌكا فلممممىس جممممرٌغٍن تىغممممىر م ثىلح نرا الحساب ر, = 1و % 225وذشٍر اسة النرا الى ا مرغٍر مجانا الكفاءج الررتىٌح والكفاءج المهنٍح معا ذؤثرمرغٍر الراتع نرٍجح الرعلٍم لطالب 22و5 %و 88و % 5ذؤثر تعامل ا ر نرا اسة الدراسح ذثثد ا ذ ثر اجاتٍح و اامح ن الكفاءج الررتىٌح والكفاءج المهنٍح الى نرٍجح الرعلٍم الررتٍح االسال مٍح للطالب المدرسح العالٍح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر فئ افضل الكفاءج الررتىٌح والكفاءج المهنٍح المعلم كلما اضل نرٍجح الرعلٍم الطالة كلماخ الثحث :الكفاءج الررتىٌح الكفاءج المهنٍح نرٍجح الرعلٍم
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting yang mempunyai andil besar terhadap kemajuan suatu bangsa bahkan peradaban manusia. Pendidikan yang lemah menyebabkan kehancuran suatu bangsa yang berakar dari lemahnya intelektual dan moral. Dan pendidikan yang berkualitas akan menjadi dasar dari lahirnya tonggak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkat mutu Sumber Daya Manusia (SDM) menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap individu. Oleh karena itu, kagiatan pendidikan tidak dapat diabaikan begitu saja, terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad millennium ini (Veithzal Rivai, Sylviana Murni, 2009: 1). Dalam konteks pendidikan nasional, arti penting pendidikan Nilai tidak diragukan lagi. Munculnya upaya pendidikan Nilai yang berhasil dirasakan sangat mendesak apalagi dikaitkan dengan gejala-gejala kehidupan saat ini yang sering kali yang kurang kondusif bagi masa depan bangsa. Arus globalisasi yang demikian kuat berpotensi mengikis jati diri bangsa.Nilai-nilai kehidupan yang dipelihara menjadi goyah bahkan berangsur hilang. Perambatan budaya luar yang kurang ramah terhadap budaya pribumi pada gilirannya menuntut peran
1
pendidikan, nilai untuk benar-benar menjamin lahirnya generasi yang tangguh secara intelektual maupun moral. Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita dan dambaan setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri, untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai hal, seperti komsep, prinsip, kreaktivitas, tanggung jawab, dan keterampilan. Dengan kata lain perlu perlu mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Demikian juga individu juga makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sesamanya (Nanang Fattah, 2008: 5). Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. Pendidikan dibutuhkan untuk menyiapkan manusia demi menunjang perannya di masa datang. Upaya pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa memiliki hubungan yang signifikan dengan rekayasa bangsa tersebut di masa
2
mendatang. Dengan demikian, pendidikan merupakan sarana terbaik untuk menciptakan suatu generasi baru suatu bangsa yang tidak bodoh secara intelektual namun tetap memiliki ikatan tradisi mereka sendiri. Islam sebagai agama rahmah li al-‘alamin sangat mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu dan berpendidikan, bahkan Allah SWT mengawali turunnya wahyu Al-Qur’an
dengan ayat yang memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad
SAW, untuk membaca. dan membaca (iqra’) merupakan salah satu perwujudan dari aktifitas belajar. Sedangkan dalam arti luas, dengan iqra’ pula manusia dapat mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki kehidupannya (Baharuddin dkk, 2007: 29). Firman Allah SWT dalam Q.S.Al-Alaq ayat 1-5:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Tema pendidikan ini secara implisit dapat dipahami dari wahyu yang pertama diturunkan kepada Nabi sebagai spirit terhadap tugas kependidikan yang pertama dan utama yang dilakukan Nabi SAW. Hal ini juga mengisyaratkan kepada manusia akan urgensi pendidikan (menuntut ilmu) yang harus menjadi prioritas utama dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Rasulullah SAW diutus kedunia ini mengemban misi mendidik umat manusia, memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada
3
derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Islam sangat apresiatif terhadap ilmu pengetahuan. Dia memberi isyarat pentingnya manusia untuk belajar membaca dan menulis dan menganalisa dari segala yang ada ini dengan diberi potensi akal sebagai pisau pengasahnya. Dengan membaca dan menulis, manusia akan eksis menjadi khalifah di bumi sebagaimana yang dijanjikan-Nya. Dengan diawali membaca, menulis dan selanjutnya mengetahui jagat raya dan dibalik semuanya, kemudian manusia beriman, disinilah baru nampak kedudukan manusia yang bermartabat tinggi, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S.Al-Mujadilah ayat 11:
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dengan demikian betapa pentingnya pendidikan menurut Islam seperti yang digambarkan didalam Al-Qur’an. Pendidikan dengan melalui media membaca, menulis dan menganalisa segala relaitas yang terbesit dalam benak manusia menjadi keniscayaan bagi manusia yg memiliki potensi sehingga lebih sempurna ketimbang makhluk Tuhan lainnya. Tentunya apabila potensi tersebut digunakan secara dinamis dan benar akan mengantarkan manusia pada posisi makhluk mulia yang akan memperoleh hasanah di dunia dan hasanah di akhirat.
4
Pendidikan dalam pandangan Islam harus mampu menciptakan manusia yang berilmu pengetahuan yang tinggi, dimana iman dan takwa menjadi menjadi pengendali dalam pengamalan ilmunya di masyarakat. Manusia muslim yang dihasilkan oleh proses kependidikan Islam harus mampu mencari cara-cara hidup yang dapat membawa kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat yang bercorak diri dan berderajat tinggi menurut ukuran Allah SWT (Djumransjah, Abdul Malik Karim Amrullah, 2007: 71). Keberhasilan proses pendidikan sangat ditentukan oleh Pendidik (Guru) yang merupakan komponen penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Dipundaknya terdapat tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan siswa kearah tujuan pendidikan adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan. Pendidik dalam Islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa, mereka harus harus dapat mengupayakan perkembangan siswa, baik kognitif, efektif, maupun potensi psikomotor. Potensi-potensi ini sedemikian rupa dikembangkan secara seimbang sampai mencapai tngkat yang optimal. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. Guru merupakan seseorang yang mempunyai tugas mulia untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu
5
yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa (Slameto, 2003: 97). Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan siswa untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian siswa, ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Dalam sistem dan proses pendidikan, guru memegang peran penting. Para siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. Kendatipun dewasa ini konsep CBSA telah banyak dkumandangkan dan dilaksanakan dalam proes belajar mengajar di sekolah, namun guru tetap menempati kedudukan tersendiri. Pada hakikatnya para siswa hanya mungkin belajar dengan baik jika guru telah mempersiapkan lingkungan positif bagi mereka untuk belajar. Dalam situasi pendidikan khususnya pendidikan formal di sekolah, guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini disebabkan guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.
6
Dengan kata lain, guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Dalam UU guru dan dosen pasal 1 ayat 10 dijelaskan bahwa pengertian kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Akmal Hawi, 2010: 4). Guru wajib memiliki kualifikas akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dijelaskan secara lebih detail dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa ada 4 kompetensi utama yang harus dimiliki oleh Guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru (UU Guru dan Dosen, 2011: 7).
7
Kompetensi merupakan kemampuan dan kewanangan guru dalam melaksanakan kemampuan
profesi
keguruannya.
melaksanakan
sesuatu
Bahwa yang
kompetensi
diperoleh
mengacu
melalui
pada
pendidikan,
kompetensi merujuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi verifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan. Berkaitan dengan pelaksanaan tugas profesi, guru harus dapat mengelola proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Untuk itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi dan kemampuan yang baik dalam mengajar sehingga dapat menjalankan perannya secara optimal. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru akan sangat mempengaruhi perilaku siswa dalam belajar serta hasil dari proses pembelajaran. Di Indonesia kualitas pendidikannya masih cukup rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya. Masalah pendidikan ini merupakan masalah yang cukup kompleks dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh factor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru. Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerja sama antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi dengan optimal,
8
dengan kata lain seorang guru harus benar-benar memiliki kompetensi yang baik dalam mendidik khususnya kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas. Dalam proses belajar mengajar, guru memilki peran menentukan kualitas mengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan pengetahuan (kongnitif), sikap dan nilai (affektif), dan keterampilan (psikomotorik). Dengan kata lain, tugas dan peran guru yang utama terletak dibidang pengajaran. Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk dapat mengolah kelas, pengguanaan metode mengajar, strategi mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelolah proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pengajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan. Hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar siswanya dengan baik atau profesional. Dan pada kenyataannya dalam melaksanakan pengajaran, banyak pendidik yang masih mengalami kesulitan untuk memberikan pengajaran kepada siswa sehingga siswa sulit untuk memahami materi. Guru merupakan salah satu profesi yang berperan dalam membentuk dan menentukan kualitas SDM di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan SDM berkualitas di masa yang akan datang, maka diperlukan guru yang berkualitas pula. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas guru adalah dengan meningkatkan kompetensinya.
9
Pada kenyataannya dewasa ini masih banyak guru-guru yang belum memiliki kompetensi yang optimal khususnya kompetensi yang berkaitan langsung dengan pembelajaran di kelas. Kinerja dan kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dalam transformasi orientasi siswa dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil manjadi terampil, dengan metode-metode pembelajaran bukan lagi mempersiapkan siswa yang pasif, melainkan siswa berpengetahuan yang senantiasa mampu menyerap dan menyesuaikan diri dengan informasi
baru
dengan
berfikir,
bertanya,
menggali,
mencipta
dan
mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupannya. Kompetensi merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat berkinerja unggul. Kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan keterampilan (skill). Kompetensi juga melibatkan kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang kompleks dengan menggambarkan dan memobilisasi sember daya psikososial (skill dan attitudes) dalam konteks tertentu. Kompetensi adalah sesuatu yang mutlak dimliki oleh setiap guru dalam kegiatan pengelolaan pembelajaran. Dalam kenyataan guru yang mempunyai kompetensi mengajar yang baik dalam proses pembelajaran tidaklah mudah ditemukan, disamping itu kompetensi mengajar guru bukanlah persoalan yang berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan training keguruan yang pernah diikuti. Dengan demikian guru yang mempunyai kompetensi mengajar akan
10
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Disamping hal tersebut di atas, kompetensi dalam proses interaksi belajar mengajar dapat pula menjadi alat motivasi ekstrinsik, guna memberikan dorongan dari luar diri siswa. Kompetensi guru juga sebagai alat yang berguna untuk memberikan pelayanan terbaik agar siswa merasa puas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Terkait kompetensi guru ini, penulis nukilkan firman Allah SWT dalam Q.S. Al-An’am 135 sebagai berikut:
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan. Berdasarkan ayat di atas, mengisyaratkan bahwa kompetensi merupakan suatu kemampuan mutlak yang harus dimilki
oleh setiap orang yang akan
melakukan pekerjaannya termasuk guru, agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Karena dalam mengelola proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru yang tidak menguasai kompetensi, maka akan sulit untuk mencapai hasil tujuan pembelajaran yang diinginkan. Untuk menjalankan tanggungjawab mendidik dan mengajar tentunya guru dituntut memliki kemampuan dan keahlian atau kompetensi seorang guru. Di
11
umpamakan seorang montir memperbaiki kendaraan yang rusak, maka montir tersebut harus memiliki keahlian, kemampuan perbengkelan, sehingga kendaraan yang rusak tersebut dapat diperbaiki dan berfungsi seperti yang diharapkan oleh pemiliknya. Semakin ahli seorang montir, boleh dikatakan semakin bagus kendaraan itu diperbaiki. Kompetensi guru juga diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi prestasi siswa khususnya kompetensi guru yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran di kelas yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa (Sunardi Nur, Sri Wahyuningsih, 2002: 28-29). Kemampuan pedagodik bagi seorang guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru haruslah diatas rata-rata. Kualitas ini dapat dilihat dari aspek intelektual meliputi aspek (a) logika sebagai pengembangan kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang terdiri dari enam macam yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; (b) etika sebagai pengembang afektif mencakup kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis, yaitu kesabaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian
12
nilai, dan karakteristik diri; (c) estetika sebagai pengembang spikomotorik yaitu kemampuan motoric menggiatkan dan mengkoordinasi gerakan. Selain kompetensi pedagogik, Kompetensi profesional juga memegang peran penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruuan. Kompetensi ini merupakan hal yang sangat penting, sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Sementara itu guru profesional mempunyai sikap dan sifat terpuji adalah; bersikap adil; percaya dan suka kepada siswanya; sabar dan rela berkorban; memiliki wibawa di hadapan siswa; penggembira; bersikap baik terhadap guru-guru lainnya; bersikap baik terhadap masyarakat; benar-benar menguasai mata pelajarannya; suka dengan mata pelajaran yang diberikannya; dan berpengetahuan luas (Sunardi Nur, Sri Wahyuningsih, 2002: 31). Mewujudkan diri sebagai guru yang profesional, tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suatu proses. Guru memerlukan bantuan dalam upaya mengembangkan profesinya, karena mereka tidak mungkin melakukan sendirian. Guru memerlukan kesempatan, sarana, dukungan material, dukungan administratif, dukungan motivasi dan sebagainya untuk meningkatkan kualitas profesionalnya, baik melalui program pendidikan formal maupun pendidikan lainnya. Berdasarkan sudut pandang sistemik, guru adalah sebuah prototipe teladan yang hidup. Maknanya, guru disamping mengajarkan ilmu, juga perlu memberikan teladan kepada para siswanya. Dalam proses pembelajaran di sekolah
13
peranan guru sangat penting fungsinya sebagaimana orang tua yang mampu memahami, mengayomi dan memberikan perasaan aman kepada siswa. Dalam proses materi keislaman (dalam arti nilai substansi) tidak diberikan hanya oleh guru bidang studi khusus, namun semua guru mampu memahami dan memasukkan nilai-nilai Islami dalam semua pelajaran. Guru yang berkompeten akan melaksanakan tugas belajar mengajar di kelas dengan penuh semangat dan menyenangkan, serta penuh makna, murid selalu mendapatkan hal baru setiap kali masuk kelas untuk belajar. Murid tidak akan pernah bosan untuk belajar di kelas karena gurunya kompeten. Pada akhirnya, guru kompeten akan melahirkan murid-murid yang rajin belajar karena mereka mencintai proses pembelajaran dan memahami arti penting belajar bagi masa depan (Jejen Maspupah, 2011: 20). Jika kompetensi guru rendah, maka muridnya kelak akan menjadi generasi yang bermutu rendah. Jangankan mampu bersaing, mencari pekerjaan pun sulit, sehingga bukan tidak mungkin kelak mereka akan menjadi beban sosial bagi masyarakat dan negeri ini. Sehingga kompetensi seorang guru itu sangat penting bagi guru itu sendiri dan bagi murid-muridnya. Seorang guru harus memiliki kompetensi karena seorang guru memiliki kewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa, bukan hanya cerdas secara fisik tetapi secara emosional juga. Sehingga tugas guru adalah mendidik bukan hanya mengajar, karena mendidik memilki makna yang lebih luas dan lebih kompleks dari pada mengajar. Masalah kompetensi guru ini merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar
14
tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan, system penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin. Semua kompetensi atau keahlian yang dimiliki oleh seorang guru adalah untuk mendukung semua tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab seorang guru. Tugas-tugas guru mencakup mendidik dan mencerdaskan siswa semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi yang diinginkan oleh seorang siswa. Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa (Oemar Hamalik, 2006, 36). Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal, materi pembelajaran akan mudah tersampaikan kepada para siswa dan hal ini juga akan berdampak pada perbaikan prestasi belajar siswa. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas dan kegiatan tertentu. Sedangkan prestasi belajar adalah penguasan pengetahuan
15
dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi seorang siswa merupakan pencapaian maksimal yang diingin setiap siswa dalam sekolah atau tolak ukur keberhasilan seorang siswa dalam pendidikannya di suatu sekolah. Seorang siswa untuk mencapai prestasi yang tinggi, tentu didukung oleh faktor-faktor pendukung dalam proses kearah yang diinginkan. Faktor pendukung tersebut bisa berupa faktor dari dalam diri siswa itu sendiri atau bisa berupa dari luar diri siswa. Salah satu faktor dari luar diri siswa adalah faktor guru itu sendiri. Jadi guru merupakan ujung tombak keberhasilan siswa di sekolah. Orang yang berdiri di depan dalam pencapaian prestasi siswa tersebut, dengan kata lain baik buruknya, rendah tingginya prestasi siswa dalam belajar di sekolah merupakan tanggungjawab besar dari seorang guru. Sewaktu penulis melakukan penjajakan awal di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor, penulis melihat adanya permasalahan bagi guru dalam mengaplikasikan kompetensinya ketika mengajar. Hal ini terlihat ketika guru mengabaikan
komponen-komponen
dalam
kompetensi
guru
khususnya
kompetensi yang berkaitan secara langsung dengan pelaksanaan proses belajar mengajar seperti mengabaikan pemberian motivasi kepada siswa terkait materi yang akan disampaikan, penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi, kurangnya feedback dari siswa ketika guru menjelaskan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
16
guru terhadap prestasi belajar siswa yang ditulis dalam bentuk kaya ilmiah berupa tesis yang berjudul “Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”.
A. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran PAI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor, maka diidentifkasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PAI masih kurang baik, kebanyakan siswa masih gaduh dan belum siap menghadapi pembelajaran serta tidak ada feedback dari siswa setelah guru menjelaskan materi pembelajaran. 2. Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran masih kurang baik, guru hanya menggunakan metode ceramah saja dan belum menggunakan media pembelajaran seperti infokus. 3. Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI rendah, masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 75.
B. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terfokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud dalam tesis ini, maka penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu.
17
2. Kompetensi guru merupakan kemampuan yang wajib dimiliki guru guna menunjang proses pembelajaran dan pendidikan kepada siswa yang terdiri dari
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
profesional,
kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial. Namun dalam tesis ini yang menjadi fokus kajiannya hanya kompetensi guru PAI yang berkaitan secara langsung dengan proses pembelajaran dikelas yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. 3. Prestasi belajar PAI yang dimaksud adalah hasil belajar siswa berupa angka (numerik) yang diperoleh dari kegiatan Ujian Akhir Semester (UAS) semester ganjil pada mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) 4. Siswa yang menjadi obyek penelitian pada tesis ini adalah siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor tahun pelajaran 2015 – 2016.
C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus permasalahan yang akan dikaji adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh dari kompetensi pedagogik guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor? 2. Apakah terdapat pengaruh dari kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor? 3. Apakah terdapat pengaruh dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor?
18
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi pedagogik guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor 2. Untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor 3. Untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Teoritis Manfaat penelitian ini secara teoritis ialah untuk lebih memperluas teori tentang Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. 2. Praktis a. Bagi lembaga yang diteliti (SMK Farmako Medika Plus, CaringinBogor), manfaat penelitian ini ialah untuk memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah sehingga sekolah mampu mengoptimalkan
proses
pembelajaran
dengan
menekankan
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.
19
pada
b. Bagi lembaga almamater dan steakholder pendidikan, manfaat penelitian ini ialah untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam ilmu pengetahuan
mengenai
kompetensi
pedagogik
dan
kompetensi
profesional guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. c. Bagi peneliti, penelitian ini akan menjadi salah satu pengalaman yang akan memperluas zona pemikiran dan wawasan keilmuwan dibidang pendidikan khususnya terkait kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa.
20
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi (competence) menurut Hall dan Jones dalam Masnur Muslich (2007: 15) yaitu pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perbaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur yang diperlukan untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari. Guru profesional harus memiliki 4 (empat) kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, profesional (kognitif), kepribadian (personality), dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga harus memiliki pengetahuan yang luas, bijak dan dapat bersosialisasi dengan baik. Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, maka guru harus: a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai c. dengan bidang tugasnya. d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya. e. Mematuhi kode etik profesi. f. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas. g. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya. h. Memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan
berkelanjutan.
21
profesinya
secara
i. Memperoleh
perlindungan
hukum
dalam
melaksanakan
tugas
profesionalnya, dan j. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum (Imam Wahyudi, 2012: 17-18). Pendidik sebagai agen pembelajaran harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Terkait dengan hal ini, Allah SWT berfirman dalam Q.S.Al-An’am:135:
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.
Berdasarkan ayat di atas, kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik, sebab dalam mengelola proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru yang tidak menguasai kompetensi guru, maka akan sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam penelitian ini hanya akan dikaji dua kompetensi guru yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran dikelas yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik seorang guru ditandai dengan
22
kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan. Guru juga perlu memiliki kompetensi profesional yaitu selalu meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran siswa. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin siswa (Imam Wahyudi, 2012: 22). Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Dapat pula diartikan kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa. Menurut Janawi (2012: 35) kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan memotivasi mereka untuk belajar: a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
23
b. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
tertentu
dan
menyesuaikan
aktivitas
pembelajaran
berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut, c. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran, d. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar siswa, e. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar siswa, f. Guru memperhatikan respon siswa yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. 2. Pemahaman terhadap siswa Menguasai karakteristik siswa berhubungan dengan kemampuan guru dalam memahami kondisi siswa. Anak dalam dunia pendidikan modern adalah subyek dalam proses pembelajaran. Anak tidak dilihat sebagai obyek pendidikan, karena anak merupakan sosok individu yang memerlukan perhatian dan sekaligus berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Anak juga memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya. Guru merupakan organisator pertumbuhan pengalaman siswa. Guru harus dapat merancang pembelajaran yang tidak semata menyentuh aspek kognitif,
24
tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan dan sikap siswa. Maka, guru haruslah individu yang kaya pengalaman dan mampu mentransformasikan pengalaman itu pada siswa dengan cara-cara yang variatif. Guru harus memahami bahwa semua siswa dalam seluruh konteks pendidikan itu unik. Dasar pengetahuan tentang keragaman sangat penting dan termasuk perbedaan dalam kecerdasan, emosional, bakat, dan bahasa. Demikian juga seorang guru harus memperlakukan siswa dengan respek, apakah ia dari keluarga miskin atau kaya. Guru harus mampu mengarahkan siswa untuk fokus pada kemampuannya dalam bidang tertentu dan menunjukkan cara yang tepat untuk meraihnya (Jejen Mustafah, 2011:32). Ada enam indikator penilaian guru untuk kompetensi ini yaitu sebagai berikut a. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap siswa dikelasnya b. Guru memastikan bahwa semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran c. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua siswa dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda d. Guru mencoba mengetahui penyimpangan perilaku siswa untuk mencegah perilaku tersebut merugikan siswa lain e. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan siswa f. Guru memperhatikan siswa dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktifitas pembelajaran, sehingga siswa tersebut tidak di
25
marjinalkan seperti tersisihkan, diolok, minder dsb (Nanang Priatno, Tito Sukamto, 2013: 38). 3. Pengembangan kurikulum atau silabus Dalam dunia pendidikan, perubahan kurikulum merupakan hal yang sudah pasti terjadi. Dan di Indonesia telah terjadi setidaknya tujuh kali perubahan kurikulum terhitung sejak kurikulum tahun 1984 sampai kurikulum 2013. Sebagai seorang pendidik dituntut mampu mengembangkan setiap kurikulum dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah. Dalam pengembangan kurikulum sendiri, perlu mempertimbangkan dua model untuk meningkatkan pendidikan, yaitu hidden curriculum (proses penanaman nilai-nilai dan sifat-sifat pada diri siswa, dan self reflection (evaluasi proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan untuk memperoleh umpan balik (Zamroni 2000: 79). Guru mampu
menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting
kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran.
Guru
mampu
memilih,
menyusun,
dan
menata
materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Ada empat indikator penilaian terkait PK guru untuk kompetensi ini yaiu: a. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum b. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar siswa dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan
26
c. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran d. Guru memilih materi pembelajaran yang: 1) sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) tepat dan mutakhir 3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa 4) dapat dilaksanakan di kelas dan 5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari siswa (Nanang Priatno, Tito Sukamto, 2013: 41). 4. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Proses pembelajaran yang mendidik adalah proses yang selalu berorientasi pada pengembangan potensi anak. Prinsip-prinsip yang perlu dipertahankan seperti: a. Kegiatan yang berpusat pada anak Setiap proses pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual dan emosional siswa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif siswa untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka mengembangkan keterampilan (motorik, kognitif, sosial, dan spiritual) penghayatan dan internalisasi dalam pembentukan sikap dan perilaku. b. Belajar melalui berbuat c. Mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan social d. Belajar sepanjang hayat (Janawi, 2012: 37).
27
Pada anak-anak dan remaja, inisiatif belajar harus muncul dari para guru, karena mereka pada umumnya belum memahami pentingnya belajar. Maka, guru harus mampu menyiapkan pembelajaran yang bisa menarik rasa ingin tahu siswa, yaitu pembelajaran yang menarik, menantang, dan tidak monoton, baik dari sisi kemasan maupun isi atau materinya. Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik siswa. Selain itu guru juga harus mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan siswa dan bersikap antusias dan positif. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian energi dari alat indera menuju ke otak (Jalaluddin Rakhmat 1991: 4-6). Berkomunikasi efektif, empatik dan santun terhadap anak didik merupakan komunikasi yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Bahasa yang empatik dan santun membuat suasana pelajaran lebih harmonis. Dalam proses belajar mengajar, komunikasi empatik, persuasif, dan menarik akan berdampak pada terjadinya proses pembelajaran yang konstruktif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan siswa dengan cara: a. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi siswa, termasuk memberikan pertanyaan terbuka
28
yang menuntut siswa untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka. b. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan siswa, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. c. Guru menanggapi pertanyaan siswa secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. d. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar siswa. e. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban siswa baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. f. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan siswa dan meresponnya secara lengkap danrelevan untuk menghilangkan kebingungan pada siswa. 5. Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya Memfasilitasi pengembangan potensi anak didik berarti membantu pengembangan diri dan potensi yang dimilikinya. Menurut Conny R. Semiawan manusia belajar, tumbuh, dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya melalui kehidupan keluarga. Perkembangan pada manusia mengandung sumber daya yang memiliki kondisi sosial kultural, fisik, dan biologis yang berbeda-beda
29
dalam lingkungannya. Dengan kata lain dalam dunia persekolahan, guru, dan sekolah memiliki peran penting dalam menumbuh kembangkan potensi anak. Guru mampu
menganalisis potensi pembelajaran setiap siswa dan
mengidentifikasi pengembangan potensi siswa melalui program embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa siswa mengaktualisasikan potensi mereka: a. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap siswa untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐masing. b. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing‐masing. c. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis siswa. d. Guru secara aktif membantu siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu. e. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing siswa. f. Guru memberikan kesempatan belajar kepada siswa sesuai dengan cara belajarnya masing-masing. g. Guru
memusatkan
perhatian
pada
interaksi
dengan
siswa
dan
mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan.
30
6. Evaluasi hasil belajar Dalam proses penilaian, kemampuan yang dinilai adalah bagaimana guru mampu
menyelenggarakan
penilaian
proses
dan
hasil
belajar
secara
berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang progam remidial dan pengayaan. Guru menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajaran (Nanang Priatno, Tito Sukamto, 2013: 49). Ada 5 (lima) indikator penilaian terkait PK Guru yaitu sebagai berikut: a. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP b. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumka hasil serta implikasinya kepada siswa, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari. c. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/ kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing siswa untuk keperluan remidial dan pengayaan. d. Guru memanfaatkan masukan dari siswa dan merefleksikanya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikanya melalui catatan, jurnal pembelajara, rancangan pembelajaran, materi tambahan dan sebagainya. e. Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
31
2. Kompetensi Profesional Guru
profesional
adalah
guru
yang
memiliki
kompetensi
yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi ini merupakan kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing siswa memenuhi standar kompetensi. Kompetensi professional guru merupakan kompetensi yang menggambarkan kemampuan khusus yang sadar dan terarah kepada tujuan-tujuan tertentu (UU Guru dan Dosen, 2011: 66-67) . Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang punya kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru. Guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih serta punya pengalaman bidang keguruan. Seorang guru profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal antara lain; memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi kemampuan berkomunikasi dengan siswanya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu
32
melakukan pengembangan diri secara terus-menerus (continous improvement) melalui organisasi profesi, buku, seminar, dan semacamnya. Adapun komponen-komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam kompetensi profesional adalah sebagai berikut (E Mulyasa, 2007: 135-1347): a. Memahami Prinsip-prinsip Pengelolaan Lembaga dan Program Pendidikan di Sekolah Disamping melaksanakan proses belajar mengajar, guru diharapkan mampu membantu kepala sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah, bimbingan
dan
penyuluhan
termasuk
bimbingan
karier,
program
kokurikuler dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.
b. Penguasaan Bahan Bidang Studi Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengintesiskan, dan mengevaluasikan sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkannya. Ada dua hal dalam menguasai bahan bidang studi :
33
1) Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah dengan cara: (a) Mengkaji bahan kurikulum bidang studi (b)Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan (c) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang bersangkutan. 2) Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang studi. Hal ini dilakukan dengan cara: (a) Mempelajari ilmu yang relevan (b) Mempelajari aplikasi bidang ilmu kedalam bidang ilmu lain (untuk progam-progam studi tertentu) (c) Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi. c. Pengelolaan Program Belajar Mengajar Kemampuan
mengelola
program
belajar
mengajar
mencakup
kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi siswa, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. Kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat dilakukan dengan cara berikut ini : 1) Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini dilakukan dengan cara : (a) Mengkaji kurikulum bidang studi,
34
(b) Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional, (c) Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkut, (d) Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan. 2) Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar dengan cara : (a) Mempelajari macam-macam metode mengajar, dan (b)Menggunakan macam-macam metode mengajar. 3) Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat dengan cara: (a) Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, (b)Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, (c) Merencanakan program pelajaran, serta (d)Menyusun satuan pelajar. 4) Melaksanakan program belajar mengajar dengan cara: (a) Mempelajari fungsi dan peran guru dalam proses belajar mengajar, (b)Menggunakan alat bantu belajar mengakar, (c) Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, (d)Memonitor proses belajar siswa, serta (e) Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi sekelas. 5) Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik dengan cara: (a) Mempelajari tingkat perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar, (b)Mempelajari
prosedur
dan
kemampuan siswa, serta
35
tekhnik
untuk
mengidentifikasi
(c) Menggunakan prosedur dan tekhnik untuk mengidentifikasi kemampuan siswa. 6) Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial dengan cara : (a) Mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, (b)Mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (c) Menyusun rencana pengajaran remedial, serta (d)Melaksanakan pengajaran remedial. d. Pengelolaan Kelas Kemampuan
ini
menggambarkan
keterampilan
guru
dalam
merancang, menata, dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran yang efektif dan efisien. Kemampuan
ini
menggambarkan
keterampilan
guru
dalam
merancang, menata dan mengatur sumber-sumber belajar, agar dapat tercapai suasana pengajaran yang efektif dan efisien. Jenis kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah : 1) Mengatur tata ruang untuk pengajaran, dengan cara: (a) Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai, serta (b)Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan. 2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif, dengan cara:
36
(a) Mempelajari faktor-faktor yang menggangu iklim belajar mengajar yang kondusif (b)Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif (c) Menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat prevenktif (d)Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif. e. Pengelolaan dan Penggunaan Media Serta Sumber Belajar Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisisen. 1) Mengenal, memilih dan mengunakan media, kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut : (a) Mempelajari macam-macam media pendidikan, (b)Mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan, (c) Menggunakan media pendidikan, serta (d)Merawat alat-alat bantu belajar mengajar. 2) Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana, dengan cara: (a) Mengenali bahan-bahan yang tersedia di linkungan sekolah untuk membuat alat-alat bantu,
37
(b)Mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar, serta (c) Mengunakan perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar 3) Menggunakan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar. Ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
terus
berkembang,
untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus terur-menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Abad 21, merupakan abad pengetahuan sekaligus merupakan abad informasi dan teknologi. Karena pengetahuan, informasi dan teknologi menguasai abad ini, sehingga disebut era globalisasi, karena canggihnya penggunaan pengetahuan, informasi, dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan yang menimbulkan hubungan global. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran terutama internet
(e-learning),
agar
guru
mampu
memanfaatkan
berbagai
pengetahuan, teknologi dan informasi dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar dan membentuk kompetensi siswa. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (elearning) di maksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan
38
menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu system jaringan komputer yang dapat diakses oleh siswa. Oleh karena itu sayangnya guru dan calon guru dibekali dengan berbagai kompetensi yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai teknologi pembelajaran. Meski demikian, kecanggihan teknologi pembelajaran bukan satusatunya syarat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, karena bagaimanapun canggihnya teknologi, tetap saja tidak bisa diteladani sehingga hanya efektif dan efisien untuk menyajikan materi yang bersifat pengetahuan. kecanggihan Bagaimanapun
Jika
dihadapkan
teknologi
dengan
pembelajaran
mendidik
siswa
aspek
akan
berarti
kemanusiaan
nampak
maka
kekurangannya.
mengembangkan
potensi
kemanusiaannya, seperti nilai-nilai keagamaan, keindahan, sosial dan sebagainya. Teknologi pembelajaran merupakan sarana pendukung untuk membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, memudahkan penyajian data, informasi, materi pembelajaran dan variasi buadaya. Oleh karena itu memasuki abad 21, sumber belajar dengan mudah diakses melalui teknologi informasi, khususnya internet yang didukung oleh komputer. Perubahan prinsip belajar berbasis komputer memberikan dampak pada profesionalisme guru, sehingga harus menambah pemahaman dan kompetensi baru untuk memfasilitasi pembelajaran. Dengan system pembelajaran berbasis komputer, belajar tidak terbatas pada empat dinding
39
kelas, tetapi dapat menjelajah kedunia lain, terutama melalui internet. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengorganisir, menganalisis, dan memilih informasi yang paling tepat dan berkaitan langsung dengan pembentukan kompetensi siswa serta tujuan pembelajaran. Dengan demikian penguasaan guru terhadap standar kompetensi dalam bidang teknologi pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kompetensi guru. f. Memiliki Wawasan Tentang Penelitian Pendidikan Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan. Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut: 1) Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian pendidikan
40
2) Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan terutama sebagai konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan 3) Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran 4) Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Perkembangan ilmu dan teknologi sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh guru itu mencakup pengamatan kelas pada waktu mengajar, mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan mempengaruhi
hasil
belajar,
menganalisis
alat
penilaian
untuk
mengembangkannya secara lebih efektif.
3. Prestasi Belajar a. Definisi prestasi belajar Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi adalah “To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible” yang artinya kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
41
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
42
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif,
43
affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.” Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses belajar dengan memperoleh Kesimpulan dari uraian di atas adalah prestasi belajar merupakan hasil yang pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
44
bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. 1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedarsan/ intelegensi, bakat, minat dan motivasi. a) Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
45
Muhibbin (2002: 135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.” b) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.” Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin (2002: 136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua
46
memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (2003:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.” Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.” Menurut Hilgard (1977 :19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terusmenerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.
47
Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan prestasi belajar. d) Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Nasution (1996:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar; dan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
48
2) Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (2003:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.” a) Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
49
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.” b) Keadaan Sekolah Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. c) Lingkungan Masyarakat Selain orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang
50
sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
c. Evaluasi Prestasi Belajar Menurut Sudjana (1990:31) evaluasi adalah “proses pemberian atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Evaluasi mengandung dua aspek yang penting yaitu: 1) Dalam evaluasi terdapat suatu proses sistematik untuk mengukur apakah siswa dapat mendiagnosa, menyeleksi dan menyelesaikan suatu pekerjaan. 2) Evaluasi digunakan untuk mengukur, menilai pencapaian tujuan dan keberhasilan dari kerja atau usaha guru. Berdasarkan pengertian di atas maka pengertian evaluasi dan penilaian adalah istilah-istilah yang lebih luas artinya dari pada pengukuran. Evaluasi mencakup deskripsi kelakuan (behavior) siswa secara kualitatif maupun kuantitatif dan terhadap penilaian kelakuan tersebut. Sedangkan ukuran hanya terbatas pada aspek penilaian yang bersifat tetap dan kuantitatif. Menurut Bukhori dalam (Arikunto, 2002:32) tes adalah suatu percobaan yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil
51
pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. Terdapat dua alat evaluasi yakni teknik tes dan non tes. Teknik tes adalah “suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh datadata atau keterangan-keterangan yang di inginkan seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat”. Pada prinsipnya, pengungkapan dari hasil belajar yang ideal adalah meliputi psikologis yang didalam diri masing-masing orang berubah karena adanya suatu proses belajar mengajar serta adanya pengalaman yang dialami oleh para siswa itu sendiri. Tetapi jangan salah menangkap karena tidak semua siswa yang seperti itu, karena kita tahu bahwa sifat dari semua siswa itu berbeda, maka dari itu pengubahan tingkah lakunya pun akan sangat sulit untuk diubahkan. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu adalah bersifat intangible (tidak dapat diraba). Oleh karena itu peran guru didalam sini adalah hanya mengambil suatu cuplikan dari tingkah laku para siswa supaya nantinya dapat mengubah tingkah laku dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar dari para siswa itu sendiri, baik yang dalam pelajaran yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Kunci pokok yang bisa digunakan untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar indicator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
52
Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penelitian sebagai berikut; 1) Tes formatif Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap satuan bahasan tertentu dan bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap satuan bahasan tersebut. Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dan waktu tertentu, atau sebagai feed back (umpan balik) dalam memperbaiki proses belajar mengajar. 2) Tes subsumatif Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan bahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya ialah selain untuk memperoleh gambaran daya serap, juga untuk menetapkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasilnya diperhitungkan untuk menentukan nilai raport. 3) Tes sumatif Penilaian ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap pokok – pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya ialah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu priode belajar tertentu. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk kanaikan kelas, dan menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran kualitas sekolah.
53
B. Penelitian yang Relevan
1. Skripsi a.n. Dody Rijal Umami, Universitas Negeri Surabaya (Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Ujian Nasional) Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi sejumlah 106 dan sampel sejumlah 84 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proportioned random sampling dan perhitungan sampel dengan menggunakan formula dari Slovin. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk variabel kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru, untuk variabel prestasi belajar siswa menggunakan dokumentasi. Proses pengolahan data dengan cara uji regresi linier berganda dan dianalisis menggunakan uji t untuk mencari pengaruh secara parsial dan menggunakan uji F untuk mencari pengaruh secara simultan.
54
Hasil analisis data diperoleh sebagi berikut (1) tingkat kompetensi pedagogik guru dalam kategori sangat baik dengan rata-rata nilai 86,75% (2) tingkat motivasi kerja guru dalam kategori sangat baik dengan rata-rata nilai 86% (3) prestasi belajar siswa dalam ujian nasional berada dalam kategori sangat baik dengan rata-rata nilai 81% (4) variabel kompetensi pedagogik
guru
secara
parsial
berpengaruh
terhadap
variabel
prestasi belajar dengan jumlah nilai 3,014 (5) variabel motivasi kerja guru secara parsial berpengaruh terhadap variabel prestasi belajar dengan jumlah nilai 4,246 (6) variabel kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru berpengaruh secara simultan terhadap variabel prestasi belajar siswa dengan jumlah nilai 13,318. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru secara bersama-sama akan memberikan kontribusi nyata terhadap prestasi belajar siswa dalam Ujian Nasional.
2. Skripsi a.n. Titik Haryanti. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Fiqih Pada Siswa Kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan- Demak Tahun Ajaran 2009/2010) Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan. Populasi yang diambil adalah siswa Kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. kebonagung, Kab. Demak, yang jumlah responden 50 siswa.
55
Setelah data terkumpul dan dianalisa dengan menggunakan rumus product moment, dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi Profesional Guru di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak, yang berada pada kategori tinggi ada 74%, berada pada kategori sedang ada 22% dan kategori rendah ada 4%. Minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak yang berada pada kategori tinggi ada 52%, berada pada kategori sedang ada 38%, dan kategori rendah ada 10%. Berdasarkan analisa selanjutnya dengan menggunakan rumus poduct moment di peroleh 0,517 dikonsultasikan dengan product moment atau n=1 pada taraf signifikan 5%= 0,279 dan pada taraf signifikan 1%= 0,361, ternyata nilai r berada di atas r tabel product moment sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Dengan demikian untuk hipotesis yang berbunyi” ada pengaruh yang positif antara Kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Fiqih pada Siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. 3. Skripsi a.n. Ririn Wijayanti Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (Korelasi Antara Kompetensi Pedagogik Gurudengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Kelas VII Di MTs N Gubukrubuh Gunungkidul Tahun Pelajaran 2011/2012) Penelitian ini merupakan penelitian kuantitif, populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs N Gubukrubuh sebanyak 93 diambil sampel 44 dengan kriteria tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
56
angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis instrumen meliputi analisis validitas dan reliabilitas. Uji persyaratan analisis data yakni uji normalitas dan linieritas. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukkan 1. Korelasi antara kompetensi pedagogic guru dengan prestasi belajar bahasa Arab terdapat korelasi yang rendah namun signifikan dengan nilai korelasi 0,307 dengan sig 0,043. 2. Perhitungan kompetensi pedagogik guru bahasa Arab dengan menggunakan microsoft excel dan disajikan dalam bentuk diagram menunjukan taraf cukup. Adapun prosentasenya 68,75 mengelola pembelajaran, 66,19 mampu memahami siswa, 66,67 merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, 67,52 evaluasi hasil belajar, dan 64,20 pengembangan siswa. 3. Faktor pendukung prestasi belajar bahasa Arab yaitu sarana prasarana ruang kelas yang nyaman, Baca Tulis Alquran (BTA), lingkungan madrasah, kemampuan guru, dukungan orang tua, dan kartu mufrodat. Sedangkan faktor penghambatnya adalah asal sekolah siswa, kurangnya fasilitas madrasah, persepsi buruk siswa terhadap pelajaran bahasa Arab, minat dan motivasi belajar, kurangnya dukungan orang tua dan lingkungan yang tidak agamis.
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan deskripsi teoritis yang telah dibahas di atas, selanjutnya diajukan kerangka berpikir dan model hubungan antar masing-masing variable
57
dalam penelitian ini. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini yaitu tentang pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor, dapat diduga predictor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. Keseluruhan faktor tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat antara variabel satu dengan variabel lainnya. Kerangka berfikir menjelaskan secara teoritis pertatutan antar variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2013: 91). Artinya perlu dijelaskan hubungan antar variabel dependen dan independen secara teoritis atau konseptual. Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini akan digambarkan pada bagan berikut ini:
Indikator: Wawasan kependidikan Pemahaman terhadap siswa Pengembangan kurikulum Pembelajaran yang mendidik dan dialogis Pengembangan siswa Evaluasi prestasi belajar
Indikator: X1
X2
Kompetens i pedagogik
Kompetens i profesional Y
Prestasi Belajar Indikator: Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester 58 ganjil mata pelajaran PAI pada siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2015/2016
Pengelolaan lembaga pendidikan Penguasaan bidang studi Pengelolaan PBM Pengelolaan kelas Penggunaan sumber dan media belajar Wawasan penelitian pendidikan
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir Bagan Kerangka Berfikir
D. Pengajuan Hipotesis Hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara mengenai sesuatu objek /subjek yang akan dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian (Hamid Darmadi, 2013: 46). Hipotesis ini merupakan suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih perlu diuji terus secara empiris. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kajian teori, dan kerangka berpikir penelitian Pengaruh kompetensi pedagogik
dan
kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor, maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha
:
Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Ho
: Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor.
59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilakukan dengan judul pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin Bogor adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3). Penelitian deskriptif pada penelitian ini berjenis asosiatif hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat yang terdiri dari variabel independen
(variabel
yang
mempengaruhi)
dan
variabel
dependen
(dipengaruhi). Penelitian kuantitatif ini merupakan sebuah penelitian yang ilmiah dan sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya yang bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat eksperimen (pengujian).
B. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Dan dilaksanakan selama lebih kurang empat bulan,
60
yaitu dari bulan November 2015 sampai dengan bulan Februari 2016. Adapun kegiatan penelitian akan digambarkan melalui tabel berikut: Tabel 1 Kegiatan Penelitian No 1 2 3 4 5 6
Kegiatan
November
Waktu Pelaksanaan (2015-2016) Desember Januari Februari
Observasi Awal Penyusunan proposal Observasi Lanjutan Penyebaran kuisioner Analisis Data Penyusunan Laporan
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kesamaan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2013: 80). Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penetian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor yang berjumlah 85 siswa terdiri dari tiga
61
jurusan yaitu jurusan Farmasi, jurusan Perawat Kesehatan dan jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabel 2 Populasi Penelitian No
Kelas
Jumlah Siswa
1
XI Perawat
35
2
XI Farmasi
27
3
XI TKJ
23
JUMLAH
85
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian. Jadi sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hamid Darmadi, 2013: 50). Sampel ini merupakan sebagian dari populasi yang dimiliki sifat karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi. Dalam penelitian ini, seluruh anggota populasi dijadikan sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Peneliti disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul data
62
yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Pedagogik Guru Teknik angket/kuesioner digunakan peneliti untuk menemukan informasi tertulis yang diisi oleh Kepala Sekolah SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor terkait bagaimana kompetensi pedagogik guru PAI. 2) Kompetensi Profesional Guru Teknik angket/kuesioner digunakan peneliti untuk menemukan informasi tertulis yang diisi oleh Kepala Sekolah SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor terkait bagaimana kompetensi profesional guru PAI. 3) Prestasi Belajar Siswa Untuk data prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI, peneliti menggunakan metode dokumentasi berupa nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester ganjil pada siswa kelas XI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor.
1. Definisi konseptual a. Kompetensi pedagogik
63
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran siswa. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin siswa. b. Kompetensi profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam
yang memungkinkannya
membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. c. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport (nilai kuantitatif). Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. 2. Definisi operasional a. Kompetensi pedagogik Definisi
operasional
kompetensi
pedagogik
guru
adalah
pengukuran yang menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: 1) Wawasan
kependidikan,
2)
pemahaman
terhadap
siswa,
3)
pengembangan kurikulum, 4) pembelajaran yang mendidik dan dialogis, 5) pengembangan siswa, dan 6) evaluasi hasil belajar. b. Kompetensi profesional
64
Definisi
operasional
kompetensi
profesional
guru
adalah
pengukuran yang menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: 1) Pengelolaan lembaga pendidikan, 2) Penguasaan bidang studi, 3) Pengelolaan PBM, 4) Pengelolaan kelas, 5) Penggunaan sumber dan media belajar, 6) Wawasan penelitian pendidikan. c. Prestasi Belajar Definisi operasional prestasi belajar PAI siswa adalah pengukuran prestasi belajar siswa yang menggunakan indikator nilai-nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester ganjil mata pelajaran PAI pada siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2015/2016 SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor.
3. Kisi-kisi a) Kompetensi pedagogik Tabel 3 Kisi-Kisi X1 (Kompetensi pedagogik) Komponen
Wawasan kependidikan
Pemahaman terhadap siswa
Indikator
No Butir
Pendekatan dan strategi pembelajaran yang kreatif Memotivasi kemauan belajar siswa Metode pembelajaran Teknik pembelajaran
1
5 6 7 8
Karakteristik siswa Penyimpangan perilaku siswa Kesamaan hak siswa Mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan siswa
65
2 3 4
Pengembangan kurikulum
Menyusun silabus Rencana Pembelajaran Materi dan tujuan pembelajaran
9 10 11
Pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Mengembangkan IQ, EQ, dan SQ Memberikan pertanyaan Merespon pertanyaan
12 13 14
Pengembangan siswa
Perhatian terhadap siswa Minat, bakat, potensi siswa menganalisis hasil belajar untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
15 16 17
Evaluasi prestasi belajar
Menyusun alat penilaian Analisis hasil belajar siswa
18 19
b) Kompetensi Profesional Tabel 4 Kisi-Kisi X2 (Kompetensi Profesional) Komponen
Indikator
No Butir
Pengelolaan pendidikan
lembaga
Organisasi sekolah Organisasi kesiswaan Perpustakaan
1 2 3
Penguasaan studi
bidang
Bidang studi Aplikasi bidang studi
4 5
Tujuan instruksional pembelajaran Mengenal kemampuan siswa Remedial
6
Pengelolaan kelas
Tata ruang kelas Suasana kelas yang kondusif
9 10
Penggunaan sumber dan media belajar
Media dan sumber belajar Laboratorium Teknologi pembelajaran
11 12 13
Wawasan pendidikan
Metode ilmiah pendidikan
14
Pengelolaan PBM
penelitian
66
penelitian
7 8
Teknik dan prosedur penelitian Melakukan penelitian Analisis hasil penelitian
15 16 17
4. Penulisan butir a) Kompetensi pedagogik Tabel 5 Butir angket X1 (Kompetensi pedagogik) No Pernyataan 1 Sebelum memberikan materi, guru melakukan tanya jawab untuk memancing minat belajar siswa 2 Ketika belajar, guru memotivasi siswa agar giat belajar 3 Guru menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan 4 Guru menggunakan teknik pembelajaran yang beragam 5 Guru mengetahui karateristik setiap siswa 6 Guru menegur dan menasehati siswa jika melakukan hal negatif 7 Guru memperlakukan semua siswa dengan sama 8 Guru berupaya membantu mengatasi kekurangan siswa
67
SB
B
KB
TB
STB
9 10 11 12 13 14 15 16 17
18 19
Guru menyusun silabus pembelajaran sesuai kurikulum Guru menyiapkan materi pembelajaran sebelum mengajar Guru menetapkan tujuan pembelajaran sesuai silabus Guru mengembangkan IQ, EQ dan SQ siswa Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk melatih daya pikir siswa Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa Guru memperhatikan perkembangan siswa Guru mengembangkan minat, bakat dan potensi siswa Guru menganalisis hasil belajar untuk mengetahui kemajuan belajar siswa Guru mengadakan ulangan setiap menyelesaikan suatu bahasan materi Guru menganalisis hasil belajar Siswa b) Kompetensi profesional Tabel 6 Butir Angket X2 (Kompetensi profesional)
No Pernyataan 1 Guru berpartisipasi dalam Organisasi sekolah 2 Guru ikut serta membimbing dan membina OSIS 3 Guru memahami pengelolaan perpustakaan 4 Guru menguasai keilmuan bidang studinya 5 Guru mengaplikasikan keilmuan bidang studinya dalam kehidupan sehari-hari 6 Sebelum memberikan materi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran
68
SB
B
KB
TB
STB
7
Guru mengenal kemampuan masingmasing siswa Jika siswa mendapatkan nilai dibawah KKM, guru melaksanakan remedial dalam evaluasi Guru mengarahkan siswa dalam menata ruang kelas Ketika siswa ribut, guru dapat mengatasinya sehingga suasana kelas menjadi kondusif Guru menggunakan media dan sumber belajar yang variatif Guru memanfaatkan laboratorium sebagai sumber belajar Guru memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran Guru memahami metode ilmiah penelitian pendidikan Guru memahami teknik dan prosedur penelitian Guru melakukan penelitian sesuai bidang studinya Guru menganalisis hasil penelitian pendidikan untuk perbaikan pembelajaran
8
9 10
11 12 13 14 15 16 17
Keterangan: SB
= Sangat Baik
(Nilai=5)
B
= Baik
(Nilai=4)
KB
= Kurang Baik
(Nilai=3)
TB
= Tidak Baik
(Nilai=2)
STB
= Sangat Tidak Baik
(Nilai=1)
Adapun cara pemberian skor pada alat ukur ini dan memberi nilai terkecil yakni masing-masing komponen dengan angka 1 dan 5 untuk angka terbesar. Setelah perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi kompetensi pedagogik dan
69
kompetensi profesional yang dimiliki guru PAI tersebut sebaliknya jika semakin rendah skor yang didapat maka akan semakain rendah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang dimiliki guru PAI.
5. Uji coba istrumen Sebelum instrumen digunakan untuk mencari data pada sampel penelitian yang telah ditentukan, maka instrumen tersebut harus diuji cobakan. Menurut Arikunto (2002: 144) instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel.
Data dalam penelitian mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2010: 211) Tingkat keobjektifan data hasil penelitian akan tergantung pada sejauh mana instrumen yang telah digunakan mampu mengumpulkan data. Tinggi rendahnya kemampuan instrumen, akan tergantung pula pada tinggi rendahnya tingkat validitas dan reliabilitas intrumen tersebut. Oleh karena itu, sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi, peneliti harus mempertimbangkan mengenai validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan. 1) Validitas Instrumen 70
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013: 173). Validitas instrumen adalah kemampuan instrumen untuk mengukur dan menggambarkan keadaan suatu aspek sesuai dengan maksudnya untuk apa instrumen tersebut dibuat. Dalam mengukur kevalidan instrumen sarana dan prasarana, peneliti menggunakan validitas item dengan rumus koefisiensi korelasi product moment. Dalam mengukur kevalidan instrumen kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI, peneliti menggunakan validitas item dengan rumus koefisiensi korelasi product moment dengan rumus: r=
Ʃ xy √ (Ʃx²) (Ʃy²)
r=
Atau
nƩXY – (ƩX) (ƩY) √ ll {nƩX² - (ƩX)²}{nƩY² - (ƩY)²}ll
Keterangan : r = koefisiensi korelasi, dengan nilai -1 sampai + 1 Untuk menguji coba instrument kompetensi pedagogik guru PAI dan kompetensi profesional guru PAI, maka penulis mengambil 20 sampel guru PAI pada SMK di Kecamatan Caringin yaitu SMK Humanika, SMK Bhakti Taruna 2, SMK Bina Cipta Insani, SMK Dharma Bhakti, dan SMK Tekindo. Yang mana angket/kuisionernya diisi oleh kepala sekolah pada masing-masing sekolah yang bersangkutan.
71
2) Reliabilitas Instrumen Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013: 174). Untuk menguji reliabilitas instrumen kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI, peneliti menggunakan teknik Alpha Cronvbach. Adapun rumus Alpha Cronvbach yaitu: r 11 = (k - 1)
(1- ∑ σb²)
(k) σ²t
Keterangan: r 11
= reliabilitas instrument
K
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σb² = jumlah varian butir σ²t
= varian total
E. Teknik analisa data 1. Pengujian Persyaratan a. Analisis regresi Berganda Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linear berganda. Analisis linier berganda ini adalah metode statistik untuk menguji pengaruh antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu
72
variabel bebas (Ghozali, 2011:7). Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional terhadap prestasi belajar PAI pada siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Adapun persamaan regresi linier berganda yaitu : Y= a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan: Ŷ = variabel terikat prestasi belajar siswa a = bilangan konstanta b1 = koefisien regresi untuk X1 b2 = koefisien regresi untuk X2 X1 = kompetensi pedagogik X2 = kompetensi profesional e = gangguan statistik yang tidak bisa diamati Untuk membantu proses pengolahan data secara tepat dan cepat maka pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS (statistical package for social science) versi 20.
b. Uji Normalitas Pengujian data atau uji kenormalan data dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan uji hipotesis. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas
73
dapat dilihat dari grafik Probability P-plot. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2011 : 163) yaitu: a) Jika sumbu menyebar sekitar garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas. c. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2011 : 105). Deteksi adanya multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dengan menghitung nilai VIP ( Variance Inflatori Factor ). 2. Pengujian Hipotesis a. Uji t Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:178). Pengujian hipotesis (uji t) menggunakan bantuan program SPSS for windows release 20, yaitu dengan membandingkan signifikansi hitung masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan = 5%. Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dengan SPSS apabila: a) Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak. b) Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
74
b. Uji F Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2011:177). Penggunaan hipotesis (uji F) dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS. Cara yang digunakan untuk uji F yaitu dengan melihat probabilitas signifikansi dari nilai F pada tingkat signifikansi sebesar 5%. Penggunaan uji F dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS release 20. Dasar keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis apabila: a) Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak. b) Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
c) c. Uji Determinasi Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui besarnya variabel terikat. Koefisien determinasi R= 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (0%) terhadap variabel terikat. Sebaliknya, bila koefisien determinasi R= 1, berarti variabel terikat 100% dipengaruhi oleh variabel bebas. Letak R2 berada dalam selang atau interval antara 0 dan 1 (0 ≤ R ≤ 1). Cara mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS.
75
Hasil perhitungan adjusted R keseluruhan mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas menerangkan variabel terikat. Adapun Cara mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel, maka perlu dicari koefisien determinasi secara parsial. Besarnya pengaruh X1 dan X2 (r2 ) dicari dengan menggunakan program SPSS release 20. Semakin besar nilai r2 maka semakin besar variasi sumbangan terhadap variabel terikat.
76
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. PROFIL SINGKAT TEMPAT PENELITIAN Nama Sekolah
: SMK FARMAKO MEDIKA PLUS
Alamat
: Jl. Raya Sukabumi KM. 15 HE Sukma Talang 2 Cimande Desa Lemah Duhur
Kecamatan
: Caringin
Kabupaten
: Bogor
Provinsi
: Jawa Barat
1. Nama Yayasan
: YAYASAN AL MUCHTARI CIMANDE
Alamat Yayasan
: Jl. Raya Sukabumi KM. 15 HE Sukma Talang 2 Cimande
Desa Lemah Duhur
Kec. Caringin Kab. Bogor 16730 2. Tahun didirikan
: 1998
3. Tahun beroperasi
: 2011
4. Kode/ID Sekolah
: 306 / 020401092
5. NSS/NPSN
: 402020227241 / 10648877
6. Akta Notaris
: Lilie Yuliani, SH
No. 04 tanggal
05/12/2011 7. SK. Ijin Operasional Sekolah : 421/487-Disdik Tanggal 29 Februari 2012 8. Status Akreditasi
: Terakreditasi A
77
9. Status Tanah
: Milik Yayasan
a) Surat Kepemilikan tanah : Akta Ikrar Wakaf : +2.745 M2
b) Luas Tanah 10. Status Bangunan
: Milik Yayasan
11. Nama Kepala Sekolah
: Holillul Rosyid, S.Th.I.,M.MPd
12. Jumlah Guru
: 48 Orang
13. Jumlah Siswa
: 284 Orang
B. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variable Kompetensi Guru (X1) dan Fasilitas Belajar (X2) serta satu variabel terikat yaitu Prestasi Belajar (Y). Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data masing-masing variabel yang telah diolah dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi yang diolah menggunakan SPSS v20 sebagai berikut: Tabel 7 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Range
Minimum Maximum
Sum
Mean
Std.
Variance
Deviation Statistic Statistic
Statistic
Statistic
Statistic Statistic Std. Error
Statistic
Statistic
Pedagogik
85
9
70
79
6508
76,56
,436
4,022
16,177
Profesional
85
5
76
81
6770
79,65
,242
2,235
4,993
Prestasi
85
37
59
96
7097
83,49
,958
8,831
77,991
Valid N 85 (listwise)
78
Selain itu juga disajikan tabel distribusi frekuensi dan diagram batang dari distribusi frekuensi masing-masing variabel. Berikut ini rincian hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20: 1. Variabel Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa. Data variabel Kompetensi pedagogik diperoleh melalui angket yang terdiri dari 19 item dengan responden kepala sekolah. Ada 5 alternatif jawaban di mana skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Data variabel X1 (Kompetensi Pedagogik guru PAI) yang diperoleh melalui perhitungan dengan cara skor maksimal perolehan dibagi skor maksimal ideal kemudian dikali 100 seperti dibawah ini: Tabel 8 Data Skor Variabel X1 No siswa
Skor perolehan
Skor Maksimal
Skor Akhir
1
75
95
78,94736842
2
75
95
78,94736842
3
75
95
78,94736842
4
75
95
78,94736842
5
75
95
78,94736842
6
75
95
78,94736842
7
75
95
78,94736842
8
75
95
78,94736842
9
75
95
78,94736842
79
10
75
95
78,94736842
11
75
95
78,94736842
12
75
95
78,94736842
13
75
95
78,94736842
14
75
95
78,94736842
15
75
95
78,94736842
16
75
95
78,94736842
17
75
95
78,94736842
18
75
95
78,94736842
19
75
95
78,94736842
20
75
95
78,94736842
21
75
95
78,94736842
22
75
95
78,94736842
23
75
95
78,94736842
24
75
95
78,94736842
25
75
95
78,94736842
26
75
95
78,94736842
27
75
95
78,94736842
28
75
95
78,94736842
29
75
95
78,94736842
30
75
95
78,94736842
31
75
95
78,94736842
80
32
75
95
78,94736842
33
75
95
78,94736842
34
75
95
78,94736842
35
75
95
78,94736842
36
75
95
78,94736842
37
75
95
78,94736842
38
75
95
78,94736842
39
75
95
78,94736842
40
75
95
78,94736842
41
75
95
78,94736842
42
75
95
78,94736842
43
75
95
78,94736842
44
75
95
78,94736842
45
75
95
78,94736842
46
75
95
78,94736842
47
75
95
78,94736842
48
75
95
78,94736842
49
75
95
78,94736842
50
75
95
78,94736842
51
75
95
78,94736842
52
75
95
78,94736842
53
75
95
78,94736842
81
54
75
95
78,94736842
55
75
95
78,94736842
56
75
95
78,94736842
57
75
95
78,94736842
58
75
95
78,94736842
59
75
95
78,94736842
60
75
95
78,94736842
61
75
95
78,94736842
62
75
95
78,94736842
63
66
95
69,47368421
64
66
95
69,47368421
65
66
95
69,47368421
66
66
95
69,47368421
67
66
95
69,47368421
68
66
95
69,47368421
69
66
95
69,47368421
70
66
95
69,47368421
71
66
95
69,47368421
72
66
95
69,47368421
73
66
95
69,47368421
74
66
95
69,47368421
75
66
95
69,47368421
82
76
66
95
69,47368421
77
66
95
69,47368421
78
66
95
69,47368421
79
66
95
69,47368421
80
66
95
69,47368421
81
66
95
69,47368421
82
66
95
69,47368421
83
66
95
69,47368421
84
66
95
69,47368421
85
66
95
69,47368421
Untuk data variabel X1 (Kompetensi Guru PAI) pada SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor kemudian dibuat distribusi frekuensi dan grafiknya di bawah ini: Tabel 9 Distribusi Frekuensi Variabel X1 No
Kelas Interval
Batas Nyata
Frekuensi
1
61-70
60,5-70,5
23
2
71-80
70,5-80,5
62 85
Jumlah
83
70 60 50 40 Frekuensi
30 20 10 0 60.5
70.5
100
2. Variabel Kompetensi Profesional Kompetensi Profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing siswa dalam memenuhi standar kompetensi. Data variabel Kompetensi pedagogik diperoleh melalui angket yang terdiri dari 17 item dengan responden kepala sekolah. Ada 5 alternatif jawaban di mana skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Data variabel X2 (Kompetensi Profesional guru PAI) yang diperoleh melalui perhitungan dengan cara skor maksimal perolehan dibagi skor maksimal ideal kemudian dikali 100 seperti dibawah ini: Tabel 10 Data Skor Variabel X2 No siswa
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Skor Akhir
1
69
85
81,17647059
2
69
85
81,17647059
84
3
69
85
81,17647059
4
69
85
81,17647059
5
69
85
81,17647059
6
69
85
81,17647059
7
69
85
81,17647059
8
69
85
81,17647059
9
69
85
81,17647059
10
69
85
81,17647059
11
69
85
81,17647059
12
69
85
81,17647059
13
69
85
81,17647059
14
69
85
81,17647059
15
69
85
81,17647059
16
69
85
81,17647059
17
69
85
81,17647059
18
69
85
81,17647059
19
69
85
81,17647059
20
69
85
81,17647059
21
69
85
81,17647059
22
69
85
81,17647059
23
69
85
81,17647059
24
69
85
81,17647059
85
25
69
85
81,17647059
26
69
85
81,17647059
27
69
85
81,17647059
28
69
85
81,17647059
29
69
85
81,17647059
30
69
85
81,17647059
31
69
85
81,17647059
32
69
85
81,17647059
33
69
85
81,17647059
34
69
85
81,17647059
35
69
85
81,17647059
36
69
85
81,17647059
37
69
85
81,17647059
38
69
85
81,17647059
39
69
85
81,17647059
40
69
85
81,17647059
41
69
85
81,17647059
42
69
85
81,17647059
43
69
85
81,17647059
44
69
85
81,17647059
45
69
85
81,17647059
46
69
85
81,17647059
86
47
69
85
81,17647059
48
69
85
81,17647059
49
69
85
81,17647059
50
69
85
81,17647059
51
69
85
81,17647059
52
69
85
81,17647059
53
69
85
81,17647059
54
69
85
81,17647059
55
69
85
81,17647059
56
69
85
81,17647059
57
69
85
81,17647059
58
69
85
81,17647059
59
69
85
81,17647059
60
69
85
81,17647059
61
69
85
81,17647059
62
69
85
81,17647059
63
65
85
76,47058824
64
65
85
76,47058824
65
65
85
76,47058824
66
65
85
76,47058824
67
65
85
76,47058824
68
65
85
76,47058824
87
69
65
85
76,47058824
70
65
85
76,47058824
71
65
85
76,47058824
72
65
85
76,47058824
73
65
85
76,47058824
74
65
85
76,47058824
75
65
85
76,47058824
76
65
85
76,47058824
77
65
85
76,47058824
78
65
85
76,47058824
79
65
85
76,47058824
80
65
85
76,47058824
81
65
85
76,47058824
82
65
85
76,47058824
83
65
85
76,47058824
84
65
85
76,47058824
85
65
85
76,47058824
Untuk deskripsi data variabel X2 (Kompetensi Profesional PAI) pada SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor ini kemudian dibuat distribusi frekuensi dan grafiknya di bawah ini: Tabel 11 Distribusi Frekuensi Variabel X2
88
No
Kelas Interval
Batas Nyata
Frekuensi
1
71-80
70,5-80,5
23
2
81-90
80,5-90,5
62 85
Jumlah
70 60 50 40 Frekuensi
30 20 10 0 70.5
80.5
100
3. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil kongkrit yang dicapai siswa pada periode tertentu dalam proses pembelajaran. Adapun prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor berupa angka-angka numerik yang diambil dari nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester ganjil pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
89
Untuk deskripsi data variabel Y (Prestasi Belajar PAI) pada siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Data tersebut dibuat distribusi frekuensi dan grafiknya di bawah ini: Tabel 12 Distribusi Frekuensi Variabel Y No
Kelas Interval
Batas Nyata
Frekuensi
1
51-60
50,5-60,5
2
2
61-70
60,5-70,5
10
3
71-80
70,5-80,5
31
4
81-90
80,5-90,5
39
5
91-100
90,5-100
3 85
Jumlah
45 40 35 30 25 Frekuensi
20 15 10 5 0 50.5
60.5
70.5
80.5
90
90.5
100
C. PENGUJIAN PERSYARATAN 1. Uji Validitas Validitas instrumen adalah kemampuan instrumen untuk mengukur dan menggambarkan keadaan suatu aspek sesuai dengan maksudnya untuk apa instrumen tersebut dibuat. Dalam mengukur kevalidan instrumen sarana dan prasarana, peneliti menggunakan validitas item dengan rumus koefisiensi korelasi product moment. Dalam mengukur kevalidan instrumen kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI, peneliti menggunakan validitas item dengan rumus koefisiensi korelasi product moment dengan rumus: Ʃ xy
r=
√ (Ʃx²) (Ʃy²)
Atau
nƩXY – (ƩX) (ƩY)
r=
√ ll {nƩX² - (ƩX)²}{nƩY² - (ƩY)²}ll Keterangan : r = koefisiensi korelasi, dengan nilai -1 sampai + 1 Untuk menguji coba instrument kompetensi pedagogik guru PAI dan kompetensi profesional guru PAI, maka penulis mengambil 20 sampel guru PAI pada SMK di Kecamatan Caringin yaitu SMK Humanika, SMK Bhakti Taruna 2, SMK Bina Cipta Insani, SMK Dharma Bhakti, dan SMK Tekindo. Yang mana angket/kuisionernya diisi oleh kepala sekolah pada masing-masing sekolah yang bersangkutan.
91
Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan uji validitas terhadap kompetensi pedagogik guru PAI dan kompetensi profesional guru PAI dengan menggunakan SPPS v20 dengan hasil sebagai berikut: Tabel 13 Uji validitas X1 Butir
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir 1
0,462
0.4438
Valid
Butir 2
0,452
0.4438
Valid
Butir 3
0,453
0.4438
Valid
Butir 4
0,445
0.4438
Valid
Butir 5
0,621
0.4438
Valid
Butir 6
0,620
0.4438
Valid
Butir 7
0,446
0.4438
Valid
Butir 8
0,530
0.4438
Valid
Butir 9
0,631
0.4438
Valid
Butir 10
0,516
0.4438
Valid
Butir 11
0,571
0.4438
Valid
Butir 12
0,513
0.4438
Valid
Butir 13
0,476
0.4438
Valid
Butir 14
0,637
0.4438
Valid
Butir 15
0,490
0.4438
Valid
pernyataan
92
Butir 16
0,518
0.4438
Valid
Butir 17
0,447
0.4438
Valid
Butir 18
0,609
0.4438
Valid
Butir 19
0.364
0.4438
Tidak Valid
Butir 20
0,603
0.4438
Valid
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada uji validitas diketahui tidak semua pertanyaan dalam kuesioner valid. Pertanyaan no 19 dinyatakan gugur dan tidak valid karena karena r hitung < 0,4438 pada taraf signifikansi 5%. Adapun hasil uji validitas pada variabel kompetensi profesional
guru PAI disajikan sebagai berikut: Tabel 14 Uji Validitas X2
Butir
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir 1
0,574
0.4438
Valid
Butir 2
0,493
0.4438
Valid
Butir 3
0,481
0.4438
Valid
Butir 4
0,506
0.4438
Valid
Butir 5
0,271
0.4438
Tidak Valid
Butir 6
0,579
0.4438
Valid
Butir 7
0,518
0.4438
Valid
pernyataan
93
Butir 8
0,430
0.4438
Tidak Valid
Butir 9
0,529
0.4438
Valid
Butir 10
0,514
0.4438
Valid
Butir 11
0,625
0.4438
Valid
Butir 12
0,489
0.4438
Valid
Butir 13
0,316
0.4438
Tidak Valid
Butir 14
0,475
0.4438
Valid
Butir 15
0,547
0.4438
Valid
Butir 16
0,461
0.4438
Valid
Butir 17
0,612
0.4438
Valid
Butir 18
0,472
0.4438
Valid
Butir 19
0.674
0.4438
Valid
Butir 20
0,715
0.4438
Valid
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada uji validitas diketahui tidak semua pertanyaan dalam kuesioner valid. Pertanyaan no 5, 8 dan 13 dinyatakan gugur dan tidak valid karena karena r hitung < 0,4438 pada taraf signifikansi 5%.
2. Uji Reliabilitas
94
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013: 174). Untuk menguji reliabilitas instrumen kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI, peneliti menggunakan teknik Alpha Cronvbach. Adapun rumus Alpha Cronvbach yaitu: (k)
(1- ∑ σb²)
(k - 1)
σ²t
r 11 =
Keterangan: r 11
= reliabilitas instrument
K
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σb² = jumlah varian butir σ²t
= varian total
Setelah dilakukan uji validitas, maka selanjutnya adalah menguji reliabilitas terhadap instrumen kompetensi pedagogik PAI dan kompetensi profesional guru PAI. Berikut hasil pengujian instrumen dengan menggunakan SPSS v20: Case Processing Summary
N
%
20
100,0
Excluded
0
,0
Total
20
100,0
Valid Cases
a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
95
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,765
20
Menurut Arikunto (2002: 38) yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,50. Sementara hasil uji menunjukkan koef cronbach alpha sebesar 0.765 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel kompetensi pedagogik guru PAI ini adalah reliabel. Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 20
100,0
0
,0
20
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,584
20
Menurut Arikunto (2002: 38) yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien
96
alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,50. Sementara hasil uji menunjukkan koef cronbach alpha sebesar 0.584 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel kompetensi profesional guru PAI ini adalah reliabel. 3. Analisis Regresi Berganda Analisis linier berganda ini adalah metode statistik untuk menguji pengaruh antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas (Ghozali, 2011:7). Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional terhadap prestasi belajar PAI pada siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Adapun persamaan regresi linier berganda yaitu : Y= a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan: Ŷ = variabel terikat prestasi belajar siswa a = bilangan konstanta b1 = koefisien regresi untuk X1 b2 = koefisien regresi untuk X2 X1 = kompetensi pedagogik X2 = kompetensi profesional e = gangguan statistik yang tidak bisa diamati Rumus Regresi berganda ini memberi arti bahwa peningkatan variabel X1 sebesar satu satuan akan meningkatkan Y sebesar satu satuan pula, dengan menganggap variabel lainnya seperti X2 atau X3 konstan atau tetap, tetapi bukan
97
nol. Dari penelitian yang telah dilakukan, berdasarkan tabulasi perhitungan regresi dengan menggunakan SPSS v20 telah ditemukan data sebagai berikut: Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
T
Sig.
Beta
Error
(Constant)
14,922
16,124
-,925
,357
Pedagogik
,714
,204
,360
3,516
,001
Profesional
,709
,201
.351
3.507
.002
Berdasarkan tabel analisis regresi linier berganda menunjukkan persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 14,922 + 0,714X1 + 0,709X2 + e. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1. Konstanta = 14,922 Jika variabel kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional bernilai 0, maka variabel hasil belajar siswa bernilai= 14,922 2. Koefisien X1= 0, 714 Setiap variabel kompetensi pedagogik guru mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara variabel kompetensi profesional tetap, maka akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,714. 3. Koefisien X2 = 0,709
98
Setiap variabel kompetensi profesional mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara variabel kompetensi pedagogik tetap, maka akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,709.
4. Uji Normalitas Pengujian data atau uji kenormalan data dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan uji hipotesis. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dapat dilihat dari grafik Probability P-plot dibawah ini:
Dari grafik Probability P-plot diatas dapat dilihat bahwa sumbu meyebar sekitar garis, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Adapun Dasar
99
pengambilan keputusannya yaitu menurut Ghozali (2011 : 163) Jika sumbu menyebar sekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
5. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2011 : 105). Deteksi adanya multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dengan menghitung nilai VIP ( Variance Inflatori Factor ).
Coefficients Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Pedagogik
,980
1,021
Profesional
,980
1,021
1
Coefficient Correlations Model Correlation 1
Pedagogik Profesional
Covariences Pedagogik Profesional
100
Pedagogik
Profesional
1,000
,164
,164
1,000
,025
,003
,003
,023
Melihat besaran koefisien korelasi antar variabel bebas, terlihat koefisien korelasi antar variabel bebas sebesar 0,164 jauh di bawah 0,60. Disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. Menggunakan besaran tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF) jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10 maka VIF = 10. Dari hasil output VIF hitung dari kedua variabel = 1,021 < VIF = 10 dan semua tolerance variabel bebas 0,980 = 98% diatas 10%, dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Uji t Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:178). Pengujian hipotesis (uji t) menggunakan bantuan program SPSS for windows release 16, yaitu dengan membandingkan signifikansi hitung masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan = 5%. Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dengan SPSS apabila: 1. Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
101
T
Sig.
B
Std.
Beta
Error
(Constant)
14,944
16,124
-,925
,357
Pedagogik
,714
,204
,360
3,516
,001
Profesional
,709
,201
.351
3.507
.002
Berdasarkan tabel coefficients di atas menunjukkan bahwa hasil uji t untuk variabel kompetensi pedagogik (X1) diperoleh nilai sig 0,001. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05), atau nilai 0,001<0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis kerja (Ha) yaitu pada H1 yang berbunyi ”Ada pengaruh kompetensi pedagogik guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima. Sedangkan untuk variabel kompetensi profesional (X2) diperoleh nilai sig 0,002. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05), atau nilai 0,002<0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis kerja (Ha) yaitu pada H1 yang berbunyi ”Ada pengaruh kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima. 2. Uji F Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2011:177). Penggunaan hipotesis (uji F) dalam penelitian ini
102
menggunakan bantuan program SPSS. Cara yang digunakan untuk uji F yaitu dengan melihat probabilitas signifikansi dari nilai F pada tingkat signifikansi sebesar 5%. Penggunaan uji F dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS release 16. Dasar keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis apabila:
1)Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2)Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Df
Mean Square
849,281
1
849,281
Residual
5701,966
83
68,698
Total
6551,247
84
F 12,362
Berdasarkan tabel anova di atas menunjukkan bahwa Fhitung = 12,362 > Ftabel= 6,95 dengan signifikansi 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung signifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI secara bersama terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima. 3. Determinasi
103
Sig. ,001
b
Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui besarnya variabel terikat. Koefisien determinasi R= 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (0%) terhadap variabel terikat. Sebaliknya, bila koefisien determinasi R= 1, berarti variabel terikat 100% dipengaruhi oleh variabel bebas. Letak R2 berada dalam selang atau interval antara 0 dan 1 (0 ≤ R ≤ 1). Cara mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS. Hasil perhitungan adjusted R keseluruhan mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi simultan merupakan besarnya nilai kontribusi variabel bebas secara keseluruhan yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). Hasil perhitungan koefisien determinasi simultan (R²) dapat dilihat berdasarkan tabel berikut ini: Model Summary Mo
R
R
del
Adjusted
Durbin-
of the
Watson
Squar R Square e
1
Std. Error
,360
a
,130
Estimate ,119
8,288
2,517
Berdasarkan tabel model summary di atas menunjukkan nilai Adjusted R²= 0,119 = 11,9 %. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi pedagogik
104
guru dan kompetensi profesional secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen prestasi belajar siswa sebesar 11,9% dan sisanya 88,1% dipengaruhi oleh sebab lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Karena nilai R Square dibawah 5% atau cenderung mendekati nilai 0 maka dapat disimpulkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel, maka perlu dicari koefisien determinasi secara parsial. Besarnya pengaruh X1 dan X2 (r2 ) dicari dengan menggunakan program SPSS release 20. Semakin besar nilai r2 maka semakin besar variasi sumbangan terhadap variabel terikat. Besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi secara parsial (r 2) masing-masing variable. Hasil determinasi secara parsial terangkum dalam tabel berikut ini: Model
Correlations Zero-order
Partial
Part
(Constant) 1
Pedagogik
173
194
189
Profesional
159
166
171
Berdasarkan tabel diatas, diketahui besarnya pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar siswa sebesar 3,76%, yang diperoleh dari koefisien korelasi parsial untuk variabel kompetensi pedagogik guru dikuadratkan yaitu (0,194)2 x 100%. Sedangkan besarnya pengaruh kompetensi profesional terhadap prestasi belajar siswa sebesar 2,75%, yang diperoleh dari koefisien
105
korelasi parsial untuk variabel kompetensi profesional dikuadratkan yaitu (0,166)2 x 100%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi pedagogik memberikan pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dengan variabel kompetensi profesional.
E. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor didapatkan hasil bahwa variabel kompetensi pedagogik guru PAI berpengaruh positif terhadap prestasi belajar PAI pada siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru PAI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor dalam kondisi cukup baik yaitu dengan rata-rata 76,5. Untuk kompetensi profesional guru PAI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor juga dalam kondisi baik yaitu dengan rata-rata 79,6. Sedangkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor juga dalam kondisi baik yaitu dengan rata-rata 83,5.
Dalam kompetensi pedagogik, guru dituntut untuk menguasai wawasan kependidikan, pemahaman terhadap perkembangan siswa, pengembangan kurikulum dan silabus, pembelajaran yang mendidik dan dialogis antara guru dan siswa, dan pengembangan potensi siswa, serta mampu mengevaluasi prestasi belajar siswa. Dan dalam kompetensi profesional, guru diharuskan memahami dan menguasai
pengelolaan
lembaga
pendidikan,
106
penguasaan
bidang
studi,
pengelolaan PBM, pengelolaan kelas, penggunaan sumber dan media belajar, serta wawasan penelitian pendidikan. Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, dan isi kurikulumnya, akan tetapi juga ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal (Oemar Hamalik, 2006: 36). Hasil perhitungan dengan regresi sederhana menunjukan adanya pengaruh yang positif dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin Bogor. Hal ini ditunjukan oleh persamaan garis yaitu Ŷ=14,922 + 0,714X1 + 0,709X2 + e. Koefisiensi regresi variabel kompetensi pedagogik (X1) sebesar 0, 714 menyatakan bahwa setiap variabel kompetensi pedagogik guru mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara variabel kompetensi profesional (X2) tetap, maka akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,714. Sedangkan koefisiensi regresi variabel kompetensi profesional (X2) sebesar 0, 709 menyatakan bahwa setiap variabel kompetensi profesional guru mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara variabel kompetensi pedagogik (X1) tetap, maka akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,709. Hasil uji t untuk variabel kompetensi pedagogik (X1) diperoleh nilai sig 0,001. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05), atau nilai 0,001<0,05, maka hipotesis kerja (Ha) yaitu pada H1 yang berbunyi ”Ada pengaruh
107
kompetensi pedagogik guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima. Sedangkan untuk variabel kompetensi profesional (X2) diperoleh nilai sig 0,002. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05), atau nilai 0,002<0,05, maka hipotesis kerja (Ha) yaitu pada H1 yang berbunyi ”Ada pengaruh kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima. Berdasarkan perhitungan uji F menunjukkan bahwa Fhitung = 12,362 > Ftabel= 6,95 dengan signifikansi 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung signifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI secara bersama terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima. Nilai Adjusted R²= 0,119 = 11,9 %. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen prestasi belajar siswa sebesar 11,9% dan sisanya 88,1% dipengaruhi oleh sebab lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa baik yang bersifat internal maupun eksternal, yaitu: Faktor Intern yang terdiri dari kondisi fisik dan psikis siswa meliputi tingkat inlegensi/kecerdasan, bakat, minat, motivasi siswa; dan faktor eksternal yang meliputi keadaan keluarga seperti cara orang tua mendidik, dan keadaan ekonomi keluarga; keadaan sekolah seperti
108
metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa; serta keadaan masyarakat seperti pergaulan di masyarakat dan media massa. Prestasi belajar merupakan cerminan dari pemahaman siswa terhadap
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Keberhasilan guru dalam mengajar dapat diukur dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Dari penelitian ini terbukti bahwa peranan guru yang dalam hal ini kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebanyak 11,9 %. Ini artinya semakin baik kompetensi seorang guru maka akan semakin baik pula prestasi belajar yang akan diperoleh siswa.
109
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Saifudin , 2005, Metode penelitian, Bandung: pustaka belajar. Arifin, 1991, Evaluasi Instruksional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto Suharsimi, 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Baharuddin dan Wahyuni Esa Nur, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Beck Robert C.. 1990. Motivation, Sydney: Intellectual Capital. Darmadi Hamid, 2013, Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta. Djumransjah, Abdul Malik Karim Amrullah, 2007, Pendidikan Islam, Malang: UIN-Malang Press. Fattah Nanang, 2008, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Hakim Thursan, 2000, Belajar Secara efektif, Jakarta: Pupsa Swara. Hamalik Oemar, 2006, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara. Hasbullah, 1994, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta. Hawi Akmal, 2010, kompetensi guru PAI, Palembang: Rafah Press. Hilgard, 1977, Motivation: Theory and Research, California: Belmong. Janawi. 2012. Kompetensi Guru: Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. Kartono, 1995, Psikologi Anak, Bandung: Mandar Maju.
Margono, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Maspupah Jejen, 2011, Peningkatan kompetensi guru: Melalui pelatihan dan sumber belajar teori dan praktik, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyasa, 2007, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya. Muslich Masnur, 2007, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara. Nasution S., 1996, Belajar dan Mengajar, Bina Aksara: Jakarta. Poerwanto, 1986, Evaluasi Hasil Belajar, Jakarta: Pustaka Belajar. Pramesti Getut, 2011, Aplikasi SPSS dalam Penelitian, Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Priatno Nanang dan Tito Sukamto, 2013, Pengembangan Profesi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rivai Veithzal, Sylviana Murni, 2009, Education Management, Jakarta: Rajawali Press. Sanjaya Wina, 2011, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana. Sardiman, 1992, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV.Rajawali. Slameto, 2003, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, 1990, Teknik Analisis Data Kualitatif, Bandung: Penerbit Tarsito. Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta. Sunardi Nur, Sri Wahyuningsih, 2002, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Grasindo.
Syah Muhibbin, 2002, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosada Karya. Trianto, 2011, Pengantar Penelitian Pendidikan, Jakarta: Kencana. Undang-undang guru dan dosen, 2011, Bandung: Fokusmedia. Wahyudi Imam, 2012, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru. jakarta: PT Prestasi Pustakatya. Winataputra Udin S, 1995, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya. Winkel W.S.. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grafindo. Zamroni, 200, Paradigma pendidikan masa depan, Yogyakarta: Bigraf. Oemar Hamalik, 2006, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta : Bumi Aksara.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif secara parsial kompetensi pedagogik guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus CaringinBogor. 2. Terdapat pengaruh yang positif secara parsial kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus CaringinBogor. 3. Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
PAI secara bersama terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Adapun kontribusi pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional terhadap prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah sebesar 11,09 %, sedangkan sisanya sebanyak 88,01 % dari prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
B. Implikasi Telah teruji bahwa terdapat pengaruh yang positif dan cukup signifikan dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru maka akan semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai siswa. Maka dari itu guru sebaiknya selalu berupaya untuk meningkatan dan mengembangkan kompetensi dirinya khususnya kompetensi yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran dikelas sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal.
C. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi siswa Siswa sebagai generasi penerus hendaknya mau dan mampu meningkatkan belajarnya demi mencapai prestasi belajar yang lebih baik serta selalu aktif dan disiplin dalam belajar agar apa yang dipelajari dapat dimengerti dan dikuasai dengan baik. 2. Bagi Guru Guru hendaknya selalu berupaya untuk memperkaya wawasan terkait komponen-komponen
dalam
kometensi
pedagogik
dan
kompetensi
profesional seperti dengan mengikuti seminar-seminar pendidikan, DIKLAT dan membaca buku-buku pendidikan sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta mampu mengaplikasikannya dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pijakan untuk menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga sekolah mampu mengoptimalkan proses pembelajaran dengan lebih menekankan pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dapat meneliti pengaruh dari kompetensi guru secara keseluruhan meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial terhadap prestasi belajar siswa.
1. Pengembangan instrumen pengukuran variabel X1 A. Instrumen sebelum uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik) No
Pernyataan
1
Mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan siswa
2
Merespon pertanyaan siswa
3
Menyusun alat penilaian dan evaluasi pembelajaran
4
Mengembangakan IQ, EQ dan SQ siswa
5
Memperlakukan semua siswa dengan sama
6
Mengerti karateristik setiap siswa
7
Merencanakan pembelajaran
8
Mengevaluasi proses dan hasil belajar
9 10
Mengembangkan minat, bakat dan potensi siswa Menganalisis hasil belajar
11
Memberikan pertanyaan kepada siswa
12
Menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar siswa
13
Menyusun silabus pembelajaran sesuai kurikulum
14
Peka terhadap penyimpangan perilaku siswa
15
Memperhatikan perkembangan siswa
16
Menggunakan teknik pembelajaran yang variatif
17
Menganalisis hasil belajar untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
18
Pendekatan dan strategi pembelajaran yang kreatif
19
Menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan
20
Menyusun materi dan tujuan pembelajaran sesuai kurikulum dan silabus
SB
108
B
KB
TB
STB
B. Instrumen sebelum uji coba X2 (Kompetensi Profesional)
No
Pernyataan
SB
1
Menggunakan metode belajar yang bervariasi
3
Memanfaatkan laboratorium sebagai sumber belajar Menciptakan suasana kelas yang kondusif
4
Menguasai bidang studi
2
9
Menggunakan media dan sumber belajar yang variatif Memahami tujuan instruksional pembelajaran Memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran Menganalisis hasil penelitian pendidikan untuk perbaikan pembelajaran Ikut serta membimbing organisasi kesiswaan
10
Melakukan penelitian sesuai bidang studi
11
Memahami metode ilmiah penelitian pendidikan
12
Memahami teknik dan prosedur penelitian
13
Melakukan remedial dalam evaluasi
14
Mengaplikasikan ilmu bidang studi
15
Mengarahkan tata ruang kelas
5 6 7 8
17
Menguasai strategi dan prosedur pengelolaan kelas Bertasipasi dalam Organisasi sekolah
18
Mengenal kemampuan siswa
19
Memahami pengelolaan perpustakaan
20
Mampu menilai kurikulum bidang studi
16
109
B
KB
TB
STB
C. Data uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik)
Skor Total
No Butir Angket No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1
3 5 5 4 5 5 5 5 5
4
5
5
4
4
5
4
3
4
4
5
89
2
3 5 4 4 4 4 4 5 5
4
3
4
5
3
5
4
4
5
4
5
84
3
3 5 4 4 3 4 4 4 5
3
3
4
5
4
4
4
3
4
3
5
78
4
3 4 5 2 3 3 4 5 4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
73
5
2 4 3 4 4 3 3 4 3
5
4
4
3
3
4
3
5
4
4
5
74
6
5 4 5 4 5 4 4 5 4
4
4
3
5
5
3
4
5
4
3
5
85
7
3 4 4 5 5 5 4 5 5
5
4
5
5
4
5
4
5
4
4
4
89
8
5 4 5 4 5 5 4 5 4
4
4
5
4
5
4
3
4
5
4
5
88
9
4 5 3 4 5 4 3 4 5
5
4
5
3
4
3
5
4
4
4
4
82
10
5 2 4 5 4 5 3 4 2
3
4
3
4
3
4
3
4
2
4
3
71
11
4 4 5 3 4 5 4 3 4
4
4
5
4
4
5
3
4
5
3
4
81
12
3 5 4 3 4 3 4 5 3
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
73
13
5 4 3 4 4 5 5 4 5
4
5
4
3
5
4
4
3
4
4
3
82
14
5 5 5 4 5 4 3 4 5
4
4
3
4
5
4
3
4
4
4
4
83
15
2 4 5 3 4 4 3 3 3
5
4
5
3
4
3
5
4
4
3
3
74
16
4 2 4 4 5 4 3 4 4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
73
17
3 3 3 3 4 5 5 5 5
4
5
4
4
5
5
5
4
5
4
5
86
18
4 4 4 3 3 5 4 4 5
3
5
5
4
3
4
3
4
5
3
4
79
19
4 3 3 3 4 3 4 3 4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
69
20
5 4 4 4 5 3 3 3 4
4
5
3
5
4
4
4
3
4
3
4
78
110
D. Data Uji Coba X2 (Kompetensi Profesional) Skor Total
Nomor Butir Angket No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1
5 5 4 3 5 4 4 3 4
5
4
5
3
5
4
5
4
4
4
4
84
2
4 3 4 5 3 4 3 5 4
5
5
4
4
4
3
3
3
4
3
4
77
3
5 5 4 3 4 3 3 5 4
4
5
5
4
4
5
4
3
4
3
4
81
4
3 5 3 3 5 4 5 4 3
3
3
4
3
5
3
4
3
2
3
3
71
5
4 4 5 4 5 4 3 5 4
3
4
5
4
3
3
4
4
4
4
3
79
6
5 4 4 2 5 4 5 4 5
4
5
3
4
3
3
4
4
3
3
4
78
7
5 4 3 3 4 5 4 5 4
4
3
5
5
4
5
4
4
3
4
4
82
8
5 4 4 5 5 5 4 4 5
4
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
91
9
3 5 4 3 4 4 3 4 5
3
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
80
10
4 5 4 5 5 3 3 3 3
4
5
5
4
3
4
5
3
3
3
3
77
11
5 3 3 3 5 4 5 4 3
5
4
3
5
4
3
4
4
3
4
4
78
12
5 3 3 2 4 3 2 3 5
4
3
5
4
3
4
4
2
3
3
2
67
13
4 5 4 3 3 4 5 5 4
3
5
4
5
4
4
5
3
3
4
3
80
14
5 3 5 3 3 3 3 5 4
4
5
4
3
5
4
5
4
4
5
5
82
15
4 4 3 3 4 5 4 5 4
3
4
3
3
4
4
4
2
2
3
3
71
16
5 5 5 5 3 2 4 4 3
5
4
4
4
4
5
4
4
3
3
3
79
17
3 2 5 4 3 4 5 4 3
4
5
3
4
5
4
3
4
5
4
5
79
18
5 3 4 5 5 5 4 5 4
5
4
4
4
5
4
5
4
3
4
4
86
19
3 4 3 4 3 4 5 4 4
3
4
5
4
3
4
4
5
4
4
3
77
20
4 5 3 5 5 3 4 5 4
3
4
5
4
4
3
3
4
4
3
4
79
111
b1
b2
b3
b4
b5
,331
,229
b13
20
,061
,382
20
,204
20
,370
20
,430
,426 -,207 -,297 -,212 -,187
b14
20
20
,912
,490
20
,609
,226 -,362 ,462’
b19
20 ,167
,000
,017
,085 ,529
,320
-,274
,115
,059
,364 ,452’
,167 -,514
,720
Total
,212 -,426
b11
,061
20
,073
,481
b20
,370
20
,146
,760
b18
,058 -,398
b9
,082
20
,291
,540
,129
,282
20
,186 -,010 -,250
,776
20 ,186
,178
20 ,153
,481
20 ,016
,587
,368 ,453’
,000
,289
,237 ,445’
,968
,136
,431
,279
,314
,431
,118 -,530
,234
,521
,130
,948
,031 -,124
,621
20
,603
20 ,219
,895
20 ,401
,354
20 ,202 -,128
,080
20
1,00 0 20
,592
20 ,111
,392
20 ,016
,642
20 ,112
,946
20
20 ,345 -,227
,637
20
20
,336
20
*
*
,137
20
,566
,009
20
,621’ ’
20
,359
,003
20
,129
,120
20
,067
,588
20
,220
,778
20
,052
,352
20
-,101
,828
20
,099 ,557
,672
20
,011
20
,130
,677
20
,445
,586
*
,094 ,556
,050
*
,266
,011
*
,263 -,207
,693
20 1
,256
,263
,380
20
20
20
b17
,809
20
,067
,213
b16
,238 -,074 -,134
b6
,572
20
,265
,778
b15
b5
,756 20
,224 ,449
,259
b12
b4
,280 ,312 20
,047
20
b10
b3
,317 ,231 20 ,165
,342
20
b8
b2
,098 ,173 20 ,131 -,141
,487
20
b7
-,225 ,680 20
b1
,340 20
1
20
,553
20
*
20
,582
20
*
,743
20
,218 -,078
1 ,355
20
-,078 -,128
1,00 0 20 20
,661
20 ,140 -,058
,558
20
,809
20 ,282
,557
20
20
20 1 -,128
,228
20
20
20 ,218 ,592
20
,592 *
20 *
,566
,009
,139 -,105
,098 ,355
20
,317 ,743
20
,680
20
,173
20
,282
20
20
,131
,228
20
,280
,582
20
,231
1
20
,340
-,225
E. Uji validitas X1 (Kompetensi Pedagogik)
Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed)
112
b6
b7
b8
b9
b1 0
b1 1
N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N ,238
20 -,141
20
,557
,140
20
,137
,345
20
,263
,263
20
20
,436
20
,115
,876
,363 -,037
20
,856
,043
20
20
,302
,243
20
20
,559
,139
20
20
,557
,140
20
20
,004
,620’ ’
20
20 ,189
,055
20
20
,468
,425
20
20
,319 -,100 ,555
,037
20
20
20
,011
20
20
20
,675
20
20
20 ,202 ,171
20
*
,428 ,392 20
*
1 ,060 20
,230 ,446’
,553 20
,048
,312 20
,093
,329
20
,418
,697
20
,130 -,180
,066
20
,447
20
,250
,584
20
,154
,008
20
20
,230
,289
20
*
,231
,518
20
*
-,233
,329
20
,573
,490
,328
20
*
1 ,473
,323
20
*
,428 ,028
20
,165 -,058 -,227 -,207 ,035
20
-,074 ,060
20
,380
20
,336
20
,530’ ’
,809
20
,336 ,487
,487
20
,253
,756 20
,368
*
20
,280 -,020
20
,122
,016
20
,122
,029
20
,139
,147
20
,032
,282
20
,106
,111
20
,245
,934
*
,185
,412 -,309
20
,384
20
,620
,053
20
,131
,787
,064
20
,031
,350 ,484
20
,151
,366
,214
,711
,334 -,088
20
20
20
,485
,366
20
,467
20
,666
20
,009
20
,175
,203 ,516’
*
1
,232
20
,202 ,473
,609
20
,266
,609
20
,112
,558
20
,139
,893
20
,224
,658
20
-,134
,297
20
,035
20
,392
20
,256
20
,631’ ’
,637
20
,343
,558
20
,168
,342
20
,321 -,211 ,527
,572
20
,326
20
,403
,003
20
,329
,138
20
,269
,478
20
,235
,017
20
,000
,373
20
1
,167
20
,245
,161
,071
20
,189
,824
20
*
,319 ,490
,078
20
,094
,157
20
,016
,252
20
-,105
*
,319
20
,449
,297
20
,058
,028
20
,171
20
,693
20
,946
20
,661
20
,047
20
,809
1,00 0 20 20
20
20
20
20
20
20
,190
20
1
20
,000
,421
20
,063 ,455
,425
20
*
,106
20
,044
20
,172 ,571’
,251
,793
20
*
1
,286
20
20
20
,206 -,118
-,100 -,233
,000
*
*
,265
20
,111 ,556
-,398
1,00 0 20
,190
,658
,235
,421
,323
,032
,319
20
,675
,231
,893
20
,011
,259
,555
,328
20
,642
,082
,202 ,445
,011
20
20
1,00 0 20
,050
20
20
20
,016
,392
20
20
20
,067
,948
20
20
,212
,778
20
20
,370
20
*
20
113
b1 2
b1 3
b1 4
b1 5
b1 6
b1 7
Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N Pearson Correlati on Sig. (2tailed) N
-,241
,453 ,513’
*
,412
,129 ,519
,269
,134
,139
,185
,230
,017
,130 ,468
1 -,237
,153 -,128
,251
,291
*
-,426
,070
,071
,521
,252
,864
,558
,019
,329
,587
,037
,572
,586
,435
,592
,943
,521
,314
,213
,286
,061 20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20 ,329 -,309
20
20 ,122
,063 -,237
20
20 ,154
*
,241 ,476’
,189
,185 -,332
,099
,070
,401
,314
,399 -,038
,186
,793
,637’ ’
,153
,146
,185
,271
20
,003
1
,229 ,157
,041
20
,247
,067
,609
,273
20
,864
,052
,518
,250 -,030
20
,245
,325
,425
20
20
,901
,436
,677
20
1 -,088
20
,289
,770
,080
20
,153
20
,714
,872
,431
20
,017
20
,521
,081
,540
20
,206 ,455
20
,943
,521
,331 20
20
,044
20
20
,403
20
,384
20
20 ,122
20
,078
20
20 ,250
20
,609
20
20 ,436
20
,289
20
,219 ,557
20
,055
20
20
20
,011
20
20 ,186
20
,354
20
20 ,073
20
,431
*
,426
20
,760
20
20
,061
,185
,282 ,490’
,189
,262
,326 -,118
,399
,280
,081
,017 *
,435
1 -,198
,363
,425
20
,399 -,088
,031 -,101
,620
*
,167 -,010
,161
,573
-,207
,232
20
,073
,008
20
,228
,115
20
,371
,672
20
,081
,895
20
,943
,968
20
,402
,481
20
,714
,382
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
,134 -,038
,289
,393 -,258 ,518’
,053
,872
20
,020
,350
,572
20
,346
20
,973
20
,332
20
,293
,229 ,447’
20
,222 -,408
1 -,180
,321
,824
20
,017 -,180
20
1
,250 -,198
,130 -,020
,131
20
,447
,052 -,037
,167
20
,070 -,030
,943
20
,000 -,250 -,124
,934
20
,901
20
-,297
,584
20
,129
,770
20
,621
,876
20
,064
,587
20
,809
,828
,368 -,211 ,484
,787
20
,697
,603
20
,031
20
,934
,289
20
,373
20
,447
1,000
,043 -,180
,111
20
,402
,204
20
,447
20
20
20
,220
,856
20
20
20
,118
,352
20
20
20
,129
,621
20
20
20
,085
,587
20
20
-,212
,720
20
20
,370
20
*
20
114
Pearson * Correlati -,187 ,529 ,167 -,350 ,067 b1 on Sig. 8 ,430 ,017 ,481 ,130 ,778 (2tailed) N 20 20 20 20 20 Pearson Correlati -,164 ,364 ,068 ,237 ,359 b2 on Sig. 0 ,490 ,115 ,776 ,314 ,120 (2tailed) N 20 20 20 20 20 Pearson * ,621 Correlati ,122 ,430 ,253 ,345 * Tot on al Sig. (2,609 ,059 ,282 ,136 ,003 tailed) N 20 20 20 20 20 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ,334 ,519
,185
,273
,399
,934
,020
,346
,222
*
*
,609’ ** ’
,214
,081
1 -,234 ,519
,253 ,527
,245
*
,418
,436
*
,243 ,019
,004
,151
,019
,366
,321
,017
20
,282
20
,603’ ** ’
,066
20
1
,302
-,041
*
20
,229 ,519
,864
20
,019
20
20
,282 -,058
,332
20
20
,809
20
20 ,271
,228
20
20 ,441
,247
20
20 ,153
,052
20
20 ,172
,521
20
20 ,103
,467
20
20 ,343
,666
20
20
,230 ,487 ,138
20
20
,029
20
20 ,140 ,329 20
20
1
20
,005
,557 20
20
20
,120
,005
*
*
,614
20
*
,247
,004
20
,603
,118
,293
20
*
,410
,621
20
,609 *
,073
20
*
,417
,003
20
,637 ,413
,067
20
* *
,070
20
,571 ,316
,009
20
* *
,175
20
,631
,530
,003
20
*
,446
,016
20
*
*
,048
20
*
,004
20
,620
20
115
b1
b2
b3
b4
b6
b10
TOT
,574
b20
,248
,138
b19
,308
,535
20
b18
-,147
,651
20
b17
-,052
,536
20
b16
,401
,827
20
b15
,146
,079
20
b14
,061
,538
20
b13
,141
,800
20
b12
,016
,553
20
b11
,046
,945
20
b9
,220 ,633
,848
20
b8
,003
20
b7
,018
,351
20
,466
b6
-,245
,940
20
-,097
b5
-,089 ,298
20
-,346
b4
,233 ,709
20
,004
b3
-,120 ,324 20
-,099
b2
,079 ,614 20
,006
b1
-,090 ,740 20 -,264
AL
,705 20 ,245
*
20 ,019
**
20 -,138
,740
,079
20
20
,561
-,138
20
,268
20
1
20
,561
1
20
,253
,268
20
,937
20
,990
,003
20
,221
-,287
20
,298
1
20
,784
-,065
20
,199
-,300
20
,261
,334
20
,871
-,039
20
,452
-,178
20
,980
,256
20
,542
,145
20
,716
,087
20
,678
,269
20
,168
-,321
20
,619
-,118
20
,986
-,107
20
,370
,212
20
,304
,135
20
,259
,265
20
,009
,242 ,567
20
-,113
20
,683
-,170
20
,408
,196
20
,684
-,097
20
,038
,091
20
,820
,054
20
,572
-,134
20
,714
-,088
,269
20
,510
,157
20
,398
,200
20
,527
-,150
-,117
20
,836
-,049
20
,481
,167
20
,307
,241
,140
20
,764
-,072
20
,520
,153
20
,315
,237
,069
20
,228
,282
20
,264
,262
20
,853
-,044
-,141
20
,238
,277
20
,026
,498
20
,281
-,253
,381
20
,862
,341
20
,183
,311
20
,194
,303
,151
20
,440
,183
20
,117
,361
20
,160
,579
20
,076
,506
20
,072
,481
20
,856
,187 , 493
*
1
20 ,019
,253 20
,255
,705
-,120
,937
20
-,065
*
*
*
,614
20
-,300
*
20
-,264
**
-,089
*
-,090
1
F. Uji validitas X2 (Kompetensi Profesional)
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-ailed) N Pearson Correlation Sig. (2-ailed) N Pearson Correlation Sig. (2-ailed) N Pearson Correlation
116
b7
b9
b10
b11
b12
b14
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
-,245
20
,709
,006
20
,261
-,178
20
,199
-,039
20
,784
,020
20
,277
20
,150
,334
20
20
,150 20
,275
-,345
20
,252
20
,713
-,088
20
,654
20
,866
,040 -,533
20
,635
20
,016
20
,474
20
,444
,181
20
,703
20
,317
,236
20
,252
20
,274
-,257
20
,623
20
,801
-,060
20
,556
20
,082
,398
20
,773
20
,501
-,160
20
,554
20
,639
,212
20
,097
20
,466
,273
20
,287
20
,619
,518
20
,234
*
,047
20
,137
,387
-,204
20
,911
,027
-,200
20
,175
,316
20
,677
,099
20
,979
-,006
20
,245
,273
20
,405
-,197
20
,755
,074
20
,687
,096
20
,587
,129
20
,581
,131
20
,656
,106
20
,865
-,041
20
,740
,079
20
,538
,146
20
,901
,230
20
,426
,189
20
,226
,283
20
,779
,297
20
,177
,514
20
,504
,529
*
20
,140
20
,398
,040
,527
,150
20
,911
,027
20
,557
,140
20
-,229
20
1
20
,331
-,229
20
,892
,033
20
,899
,030
20
,400
-,199
20
,761
,073
,106
20
,156
,329
20
,830
-,051
,191
20
,384
,206
20
,565
,137
,129
20
,608
,122
20
,683
,097
,142
20
,222
,286
20
,041
,460
,450
20
,651
,108
20
,418
,292
20
,447
,380
20
,023
,504
20
,353
,489
20
,062
*
1
20
,557
*
1
20
,843 20
20
,934
,031
20 -,345
,895 20
,871
,269 ,137
20
-,204
20 ,101 ,252
20
-,219
20
,387
,452
-,321 ,672 20
-,088
20
,354
20 -,118 ,168 20 -,107
20
,713
,980
,004 ,619 20 ,023
20
,654
20 ,220 ,986 20 ,212
20
,924
,298
,351 20 ,242
20
,370
-,113
,866
20
-,200
,331 20
1
1
20 -,346
20
,304
,635
20
,316
,398
20
-,338
**
20
,135
-,231
20
-,161
,175
20
-,199
,633
20
,003
,265
,327
-,170 -,533
,497
20
,073
**
,475
*
*
**
-,097 ,567
,259
20
,016
20
,273
,625
,009
20
,158
,474
20
-,197
*
,046 ,683
20
,196
,507
20
,161
*
,848 20
-,097
,408
20
,236
1
20 ,466
,684
20
,269
**
,016
,038
20
-,012
*
,945
20
,157
*
20
,200
,632
-,150
*
,061
117
b15
b16
b17
b18
b19
b20
Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
,146
20
,800
,241
20
,527
,167
20
,398
-,049
20
,510
-,394
20
,960
-,117
20
,252
-,257
20
,317
-,040
20
,498
,096
20
,405
20
,755
,074
20
,245
20
,830
-,051
20
,761
20
,156
,329
20
,400
20
,647
,109
20
,145
20
,656
,106
20
-,253 ,026
,498
20
,238
,277
-,085
20
,258
-,265
,097
,381
20
,554
-,141
,639
,112
20
,501
-,160
20
,621
,118
20
,905
,028
20
,426
,189
20
,538
,146
20
,901
,030
20
20
,418
,192
20
,651
20
20
,656
,251
20
,419
20
,935
,019
20
,589
20
,716
,087
20
,552
20
,550
,142
20
,047
20
,878
,237
20
,003
20
,293
,547
20
,034
*
1
20
,021
,302
-,243
20
,035
,574
20
,967
-,010
20
,064
,461
*
,931
20
20
**
*
,036
,472
,007
**
,059
,001
**
,008
**
20
1 ,715
20
,674
20
**
**
20
,578
20
1 ,578
20
,429 ,580
**
20
*
,580
,612
,488
20
,004
20
-,147 ,281
20
,041
,721
20
*
*
,541
20
,029
,515
,536 20
,311
,862
20
**
*
,515
20
,014
-,243
,020
*
1
20
,020
,087
,302
20
20 -,303
,183
20
,504
*
,285
20
20
,251
,687
,191
,285
20
20
-,110
,419
20
,021
,867
,206
,644
20
,019
20
,931
20
,137
,384
20
,129
20
,935
,274
,129
,565
20
,185
20
,589
20
,131
,587
20
,122
20
,436
,623
-,203
,581
20
,097
20
,608
20 -,060
,390
20
,106
20
,683
,086
,140 ,801
20
-,041
20
,656
20 ,229 ,556
20
,038
20
,865
,836
-,072 ,332 20
,398
20
,873
20 ,153 ,764 20 ,069
20
,082
,481
,237 ,520 20 ,016
20
,773
20
,401 ,315 20 ,282
20
,947
,307
,079 20 ,262
20
,228
20
20 -,044
20
,264
,538
-,052
20
,853
,142
,716
20
1
20
,827
,052
,552
20
,429
,108
,194
20
,283
1
,286
,829
20
,541
,059
,651
20
,067
*
,460
,222
20
,474
,014
20
20
,251
*
,079
,041
20
,142
,035
20
20
,173
*
,740
20
,450
,550
20
,488
,251
*
,084
,047
20
-,010
-,008
*
,108
,724
20
,037
,183
-,033 ,632
,361
-,180
-,327
*
,148
118
Sig. (2-ailed) N Pearson
Sig. (2-ailed)
TOT Correlation AL N
,535 20
,160 20
,117 20
,440 20
,975 20
,287 20
,466
,213
20
,286
,504
,159
20
,779
20
,177
,314
20
,226
20
,062
,425
20
,023
20
,353
,219
20
,447
20
,448
,180
20
,892
20
,034
,475
20
,003
20
,293
,247
20
,878
20
,064
,967
,004
,421 ,612
20
20
20
,029
20
,036
20
,007
20
,001
20
,008
20
,000
20
20 ,118 ,368
20
**
,279 ,619 20
,715
,140 ,234 20
**
,406 ,555 20
,674
,411 ,076 20
*
,043 ,072 20
,472
,344 ,856 20
**
,138 20
*
20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
119
,000
20
1
20
G. Uji reliabilitas X1 (Kompetensi Pedagogik) Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 20
100,0
0
,0
20
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,765
20
H. Uji reliabilitas X2 (Kompetensi Profesional) Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 20
100,0
0
,0
20
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,584
20
120
I. Istrumen setelah uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik) No Pernyataan 1 Sebelum memberikan materi, guru melakukan tanya jawab untuk memancing minat belajar siswa 2 Ketika belajar, guru memotivasi siswa agar giat belajar 3 Guru menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan 4 Guru menggunakan teknik pembelajaran yang beragam 5 Guru mengetahui karateristik setiap siswa 6 Guru menegur dan menasehati siswa jika melakukan hal negatif 7 Guru memperlakukan semua siswa dengan sama 8 Guru berupaya membantu mengatasi kekurangan siswa 9 Guru menyusun silabus pembelajaran sesuai kurikulum 10 Guru menyiapkan materi pembelajaran sebelum mengajar 11 Guru menetapkan tujuan pembelajaran sesuai silabus 12 Guru mengembangkan IQ, EQ dan SQ siswa 13 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk melatih daya pikir siswa 14 Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa 15 Guru memperhatikan perkembangan siswa 16 Guru mengembangkan minat, bakat dan potensi siswa 17 Guru menganalisis hasil belajar untuk mengetahui kemajuan belajar siswa 18 Guru mengadakan ulangan setiap menyelesaikan suatu bahasan materi 19 Guru menganalisis hasil belajar Siswa
121
SB
B
KB
TB
STB
J. Istrumen setelah uji coba X2 (Kompetensi Profesional) No Pernyataan 1 Guru berpartisipasi dalam Organisasi sekolah 2 Guru ikut serta membimbing dan membina OSIS 3 Guru memahami pengelolaan perpustakaan 4 Guru menguasai keilmuan bidang studinya 5 Guru mengaplikasikan keilmuan bidang studinya dalam kehidupan sehari-hari 6 Sebelum memberikan materi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran 7 Guru mengenal kemampuan masingmasing siswa 8 Jika siswa mendapatkan nilai dibawah KKM, guru melaksanakan remedial dalam evaluasi 9 Guru mengarahkan siswa dalam menata ruang kelas 10 Ketika siswa ribut, guru dapat mengatasinya sehingga suasana kelas menjadi kondusif 11 Guru menggunakan media dan sumber belajar yang variatif 12 Guru memanfaatkan laboratorium sebagai sumber belajar 13 Guru memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran 14 Guru memahami metode ilmiah penelitian pendidikan 15 Guru memahami teknik dan prosedur penelitian 16 Guru melakukan penelitian sesuai bidang studinya 17 Guru menganalisis hasil penelitian pendidikan untuk perbaikan pembelajaran
122
SB
B
KB
TB
STB
2. Pengumpulan data A. Data variabel X1 (Kompetensi Pedagogik)
No siswa
Skor perolehan
skor maksimal
skor akhir
1
75
95
78,94736842
2
75
95
78,94736842
3
75
95
78,94736842
4
75
95
78,94736842
5
75
95
78,94736842
6
75
95
78,94736842
7
75
95
78,94736842
8
75
95
78,94736842
9
75
95
78,94736842
10
75
95
78,94736842
11
75
95
78,94736842
12
75
95
78,94736842
13
75
95
78,94736842
14
75
95
78,94736842
15
75
95
78,94736842
16
75
95
78,94736842
17
75
95
78,94736842
18
75
95
78,94736842
19
75
95
78,94736842
123
20
75
95
78,94736842
21
75
95
78,94736842
22
75
95
78,94736842
23
75
95
78,94736842
24
75
95
78,94736842
25
75
95
78,94736842
26
75
95
78,94736842
27
75
95
78,94736842
28
75
95
78,94736842
29
75
95
78,94736842
30
75
95
78,94736842
31
75
95
78,94736842
32
75
95
78,94736842
33
75
95
78,94736842
34
75
95
78,94736842
35
75
95
78,94736842
36
75
95
78,94736842
37
75
95
78,94736842
38
75
95
78,94736842
39
75
95
78,94736842
40
75
95
78,94736842
41
75
95
78,94736842
124
42
75
95
78,94736842
43
75
95
78,94736842
44
75
95
78,94736842
45
75
95
78,94736842
46
75
95
78,94736842
47
75
95
78,94736842
48
75
95
78,94736842
49
75
95
78,94736842
50
75
95
78,94736842
51
75
95
78,94736842
52
75
95
78,94736842
53
75
95
78,94736842
54
75
95
78,94736842
55
75
95
78,94736842
56
75
95
78,94736842
57
75
95
78,94736842
58
75
95
78,94736842
59
75
95
78,94736842
60
75
95
78,94736842
61
75
95
78,94736842
62
75
95
78,94736842
63
66
95
69,47368421
125
64
66
95
69,47368421
65
66
95
69,47368421
66
66
95
69,47368421
67
66
95
69,47368421
68
66
95
69,47368421
69
66
95
69,47368421
70
66
95
69,47368421
71
66
95
69,47368421
72
66
95
69,47368421
73
66
95
69,47368421
74
66
95
69,47368421
75
66
95
69,47368421
76
66
95
69,47368421
77
66
95
69,47368421
78
66
95
69,47368421
79
66
95
69,47368421
80
66
95
69,47368421
81
66
95
69,47368421
82
66
95
69,47368421
83
66
95
69,47368421
84
66
95
69,47368421
85
66
95
69,47368421
126
B. Data variabel X2 (Kompetensi Profesional)
No siswa
Skor perolehan
skor maksimal
skor akhir
1
69
85
81,17647059
2
69
85
81,17647059
3
69
85
81,17647059
4
69
85
81,17647059
5
69
85
81,17647059
6
69
85
81,17647059
7
69
85
81,17647059
8
69
85
81,17647059
9
69
85
81,17647059
10
69
85
81,17647059
11
69
85
81,17647059
12
69
85
81,17647059
13
69
85
81,17647059
14
69
85
81,17647059
15
69
85
81,17647059
16
69
85
81,17647059
17
69
85
81,17647059
18
69
85
81,17647059
19
69
85
81,17647059
127
20
69
85
81,17647059
21
69
85
81,17647059
22
69
85
81,17647059
23
69
85
81,17647059
24
69
85
81,17647059
25
69
85
81,17647059
26
69
85
81,17647059
27
69
85
81,17647059
28
69
85
81,17647059
29
69
85
81,17647059
30
69
85
81,17647059
31
69
85
81,17647059
32
69
85
81,17647059
33
69
85
81,17647059
34
69
85
81,17647059
35
69
85
81,17647059
36
69
85
81,17647059
37
69
85
81,17647059
38
69
85
81,17647059
39
69
85
81,17647059
40
69
85
81,17647059
41
69
85
81,17647059
128
42
69
85
81,17647059
43
69
85
81,17647059
44
69
85
81,17647059
45
69
85
81,17647059
46
69
85
81,17647059
47
69
85
81,17647059
48
69
85
81,17647059
49
69
85
81,17647059
50
69
85
81,17647059
51
69
85
81,17647059
52
69
85
81,17647059
53
69
85
81,17647059
54
69
85
81,17647059
55
69
85
81,17647059
56
69
85
81,17647059
57
69
85
81,17647059
58
69
85
81,17647059
59
69
85
81,17647059
60
69
85
81,17647059
61
69
85
81,17647059
62
69
85
81,17647059
63
65
85
76,47058824
129
64
65
85
76,47058824
65
65
85
76,47058824
66
65
85
76,47058824
67
65
85
76,47058824
68
65
85
76,47058824
69
65
85
76,47058824
70
65
85
76,47058824
71
65
85
76,47058824
72
65
85
76,47058824
73
65
85
76,47058824
74
65
85
76,47058824
75
65
85
76,47058824
76
65
85
76,47058824
77
65
85
76,47058824
78
65
85
76,47058824
79
65
85
76,47058824
80
65
85
76,47058824
81
65
85
76,47058824
82
65
85
76,47058824
83
65
85
76,47058824
84
65
85
76,47058824
85
65
85
76,47058824
130
C. Data variabel Y (Prestasi Belajar) No
Nama Siswa
Nilai siswa
1
Adinda Nurniatul Lutfi
82
2
Ajeng Ayu Aliati
80
3
Alivia Putri Nazmiyah
77
4
Anisa Sulistiani
79
5
Burdah
78
6
Citra Ayu Setyoningrum
85
7
Della Gustia
82
8
Devia Septiani
83
9
Erni Listiani
61
10
Fanny Aprilianti
82
11
Fanny Melinda Putri
85
12
Febbriani Diffastuti
81
13
Fira Agista
78
14
Herlina
68
15
Ira Rosdiana
86
16
Leilany Indah Kusumastuti
82
17
Lestia Elsavira Utami
67
18
M. Dzikri Maulana
79
19
Melinda Sofianur
83
20
Muhammad Andi Wijaya
88
21
Muhammad Fajar R
73
22
Muliawati
81
23
Nur Alfi Fitriani K
84
24
Nurjanah
79
25
Reva Alfiani
87
26
Reza Aprilianti
65
27
Rika Awalia Putri
82
28
Selvi Kusmawati
84
29
Silvi Titasari
80
30
Sinta Restiana
64
31
Sintia Yulianti
83
32
Siti Karmila Hasanah
78
33
Siti Nanda Awaliyah
80
34
Siti Rosita
79
35
Windi Yuniarti
82
36
Aditya Nugraha
79
131
37
Alfian Husni
85
38
Aneta Citra Utami
87
39
Annisa Illahi
93
40
Defi Santika
84
41
Dicky Septian
78
42
Dina Berliana
85
43
Dini Adelia P
77
44
Eli Indriani
91
45
Firli Suci R
83
46
Harli Aprisa Gunawan
78
47
Heru Khoerudin
86
48
68
79
49
Ilyas Adi Saputra
85
50
Indah Nurfadilah
73
51
Intan Lestari
79
52
Irfan Azhari
81
53
M Nurfaiz M
78
54
Nafa Angraeni P
84
55
Nursafitri
85
56
Nurul Khoerunnisa
91
57
Savira Apriani
70
58
Siti Aisyah
86
59
Siti Nurazizah
79
60
Syarifah Faliany
85
61
Syifa Aulia
87
62
winda Winarni
86
63
Abdul Latif
76
64
Achmad Sopian
67
65
Aldo M.R
82
66
Arif Aditya
75
67
Dede Handi
84
68
Eko Juniawan
57
69
Febby Siti Salamah
81
70
Galuh Saputra
72
71
Gifarie Pangestu
76
72
Irfan Nurdiansyah
78
73
Jafar Sodiq
83
74
Kroy Kenrio
69
132
75
M. Dahlan
81
76
M. Dziqri Haikal
56
77
M. Robianasyah
83
78
Muhammad Maulana
63
79
Mursal Munawar L
76
80
Neng Alma Fahrurozi
68
81
Octya Lestari
81
82
Riswandi
77
83
Rizkia Nurrasyid
82
84 85
Yusuf Maldani
71
R.M. Roeby
84
133
3. Analisa data A. Pengujian asumsi Analisis Regresi Berganda Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
T
Sig.
Beta
Error (Constant)
-14,922
16,124
Pedagogik
,714
,204
Profesional
,709
,201
-,925
,357
,360
3,516
,001
.351
3.507
.002
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
Coefficients Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Pedagogik
,980
1,021
Profesional
,980
1,021
134
B. Pengujian hipotesis Uji t Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
T
Sig.
Beta
Error (Constant)
-16,844
28,247
Pedagogik
,714
,405
Profesional
,709
,574
-,925
,357
,360
3,516
,001
.351
3.507
.002
Uji F ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
849,281
1
849,281
Residual
5701,966
83
68,698
Total
6551,247
84
F 12,362
Uji Determinasi Model Summary Mo
R
R
del
Adjusted
Std. Error
Durbin-
of the
Watson
Squar R Square e
1
,360
a
,130
Estimate ,119
8,288
2,517
Uji Determinasi Parsial Model Zero-order
1
(Constant) Pedagogik Profesional
135
173 159
Correlations Partial
194 166
Part
189 171
Sig. ,001
b
4. Pedoman Wawancara A. Sejarah SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor B. Visi dan Misi SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor C. Perkembangan SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor dari tahun ke
tahun D. Proses pembelajaran PAI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor E. Jumlah siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor F. Struktur organisasi SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
136
5. Pedoman Observasi A. Keadaan letak geografis SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor B. Keadaan lingkungan di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor C. Keadaan pembelajaran PAI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor D. Keadaan ruang belajar dan fasilitas belajar di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
137
6. Pedoman Dokumentasi A. Data mengenai nama dan jenis kelamin siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor yang dijadikan sebagai sampel penelitian B. Data Guru SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor khususnya guru mata pelajaran PAI C. Dokumentasi nilai UAS mata pelajaran PAI siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor yang dijadikan sebagai sampel penelitian D. Data guru, karyawan dan siswa
138
7. Surat Keterangan Penelitian
139
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Syukri Indra dilahirkan di Tanah periuk Provinsi Jambi pada tanggal 21 Mei 1991, merupakan
putra
keempat
dari
enam
bersaudara, pasangan dari Bapak H.Zulfahmi, M.Pd dan Ibu Hj.Nurbaiti. Memulai belajarnya di pendidikan formal didesanya sendiri di TK Pertiwi 01 Tanah periuk, dilanjutkan ke SD 28 Tanah Periuk sekaligus MIS Nurul Hidayah Tanah Periuk. Setelah tamat SD penulis melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Modern Darussalam Bungo Provinsi Jambi. Dan penulis melanjutkan pendidikannya ke MAN Model Kota Jambi. Setelah lulus dari dari MAN Model Kota Jambi, penulis mendapatkan beasiswa dari PEMDA Kab.Bungo Jambi untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas Djuanda Bogor sekaligus menimba ilmu tentang Al-Quran khususnya tilawah di Pondok Pesantren Al-Quran M.Thoha Al-Fasyni Bogor. Di Universitas Djuanda penulis mengambil Jurusan Manajemen Pendidikan Islam di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, penulis berharap bisa menjadi seorang pendidik yang kompeten dan professional dibidangnya. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya yaitu Program Magister di IAIN Surakarta dengan harapan semoga bisa menambah ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan ini sehingga bisa mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Penulis sering mengikuti berbagai lomba yang bertemakan keagamaan baik ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Nasional dan mendapatkan beberapa prestasi diantaranya: Juara I pada Lomba Ceramah Agama Tingkat SLTA se-Kota Bogor Tahun 2007, Juara I pada MTQ Tingkat Kota Jakarta Utara Tahun 2010, Juara I pada MTQ Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2007, Juara Harapan I pada MTQ Mahasiswa Nasional yang mewakili UNIDA yang diadakan di Sumatera Barat Tahun 2013.
140