H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRODUKTIVITAS GURU SMA NEGERI SE-KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : H. Mas’ud Abstrak Penelitian ini dilakukan pada SMA Negeri se-Kabupaten Majalengka. Penelitian ini dilatarbelakangi karena secara empiris fakto kompetensi, motivasi berprestasi dan produktivitas guru dinilai belum sepenuhnya optimal. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi dan motivasi berprestasi terhadap produktivitas guru yang dinilai secara parsial dan simultan. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitaif dengan menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menggunakan analisis distribusi frekuensi dan persentase yang dihasilkan dari persepsi responden, sementara metode verifikatif menggunakan analisis jalur (path analysis). Populasi pada penelitian ini adalah seluru guru yang mengajar di SMA Negeri se Kabupaten Majalengka dengan pengambilan sampel dilakukan secara cluster proporsional random sampling. Sumber data pada penelitian ini terbagi ke dalam data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru secara umum berada pada kondisi cukup baik dan hal ini diperkuat adanya pengaruh yang positif dari kompetensi guru terhadap produktivitas guru. Motivasi berprestasi guru secara umum berada pada kondisi cukup baik dan hal ini diperkuat adanya pengaruh yang positif dari motivasi berprestasi guru terhadap produktivitas guru. Produktivitas guru secara umum berada pada kondisi cukup baik dan hal ini diperkuat adanya pengaruh yang positif dari kompetensi guru dan motivasi berprestasi guru terhadap produktivitas guru. Kata Kunci : Kompetensi Guru, Motivasi Berprestasi dan Produktivitas Guru
PENDAHULUAN Salah satu masalah penting yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masih rendahnya mutu outputnya. Fakta empiris berdasarkan hasil survei UNDP (United Nation Development Program) tahun 2009
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
42
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
menunjukkan bahwa Indonesia terletak pada rangking 106 dari 112 negara yang disurvei dalam peringkat Human Development Index (HDI), berdasarkan peringkat tersebut sumber daya manusia Indonesia berada satu tingkat di atas Bangkok dan berada di bawah Vietnam. Menurut survei The Political Economic Risk Concultation (PERC) melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-12 dari 12 negara yang disurvei, juga satu peringkat di bawah Vietnam. Rendahnya kualitas guru, Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (2003) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
43
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Hal di atas diperkuat oleh pendapat Umaedi (2001:5) menyatakan bahwa “Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah”. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kepemilikan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Menurut Darmodihardjo (1983:23) menyatakan bahwa “Kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki guru searah dengan kebutuhan pendidikan
di sekolah (kurikulum), tuntutan
masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”. Perbedaan kompetensi guru tersebut tentunya akan memberikan
pengaruh terhadap
produktivitas guru dalam peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan yang diharapkan. Lebih lanjut Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
44
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dari beberapa uraian tentang pendidikan guru tersebut dapat diambil intisarinya bahwa guru merupakan tenaga utama di sekolah, guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligues sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Kelengkapan dari jumlah tenaga pengajar, dan kualitas dari guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut lebih professional dalam menjalankan tugasnya. Kompetensi artinya guru memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai mata pelajaran yang akan ditransformasikan kepada siswa serta penguasaan metodologisnya, memiliki pengetahuan yang fundamental tentang pendidikan, memiliki pengetahuan untuk memilih dan menggunakan berbagai strategi yang tepat dalam pembelajaran. Kompetensi
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
45
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
personal adalah kemampuan individu untuk menunjukkan kepribadian yang mantap sehingga patut diteladani dan mampu menjadi sumber identifikasi, khususnya bagi siswa dan umumnya bagi sesama manusia. Kompetensi sosial artinya guru menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan baik terhadap siswanya, sesama guru, pemimpinnya, dan dengan masyarakat luas. Sedangkan menurut Kartikawati (1993;24) menjelaskan bahwa kompetensi artinya guru memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai mata pelajaran yang akan ditransformasikan kepada siswa serta penguasaan metodologisnya,
memiliki
pengetahuan
yang
fundamental
tentang
pendidikan, memiliki pengetahuan untuk memilih dan menggunakan berbagai strategi yang tepat dalam pembelajaran. Secara teori kompetensi memiliki pengaruh terhadap produktivitas. Pada penelitian ini selain faktor kompetensi, faktor motivasi pun memiliki keterkaitan erat dengan produktivitas guru. Menurut Ibnu Umar dalam Lieke (2009;2) motivasi merupakan intense dari perilaku. Sebagai intensi dari perilaku maka perilaku yang muncul sesuai dengan motivasi yang ada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi kerja sangat diperlukan untuk memunculkan perilaku bekerja. Motivasi kerja merupakan kondisi yang mendorong seseorang untuk melaksanakan usaha kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi maupun
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
46
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
tujuan individual. Dorongan atau keinginan antara yang satu dengan yang lain berbeda, hal ini dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri guru itu sendiri maupun dari luar. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang adalah minat/perhatian terhadap pekerjaan, upah/gaji, status sosial dari pekerjaan, pekerjaan yang mengandung pengabdian dan faktor suasana kerja serta hubungan kemanusiaan yang baik. Tinggi rendahnya motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang dapat dicapai guru. Motivasi kerja yang tinggi akan mendorong semangat kerja guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Herzberg (dalam Arikunto, 1998:56) menyatakan bahwa “Motivasi kerja bukanlah dimensi tunggal, tetapi tersusun dalam dua faktor, yaitu: faktor motivator (satisfier) dan faktor hygiene“. Faktor motivator adalah faktor yang menyebabkan terjadinya kepuasan kerja, seperti prestasi kerja, pengakuan, kemajuan, perasaan bahwa yang guru kerjakan penting dan tanggung jawab. Faktor hygiene adalah faktor yang terbukti bisa menjadi sumber ketidakpuasan, seperti kebijakan administrasi, supervisi, hubungan dengan teman kerja, gaji, rasa aman dalam pekerjaan, kehidupan pribadi, kondisi kerja dan status. Fenomena yang terjadi di wilayah penelitian di antaranya 1) kepala sekolah pada umumnya belum sepenuhnya memiliki kompetensi yang sesuai
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
47
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
dengan yang diharapkan. Fenomena tersebut sejalan dengan kondisi kompetensi
kepemimpinan
kepala
sekolah
secara
nasional
yang
menunjukkan bahwa kepala sekolah di Indonesia baru mencapai 30% yang memiliki kompetensi yang baik, sedangkan 70% (persen) dari 250 ribu kepala sekolah di Indonesia tidak kompeten (Dharma, 2009). 2) rendahnya produktivitas guru di wilayah penelitian, hal ini didasarkan pada data yang diperoleh dari hasil penelitian pendahuluan yang membuktikan bahwa kondisi guru SMA Negeri di Kabupaten Majalengka masih rendah pada aspek pedagogik dan sikap professional guru. Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti ingin mengadakan
penelitian dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI BERPRESTASI, TERHADAP PRODUKTIVITAS GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN MAJALENGKA”.
Metode Objek penelitian ini adalah meneliti tentang variabel kompetensi, motivasi dan produktivitas guru. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri yang ada di Kabupaten Majalengka. Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu penelitian,
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
48
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan hasil penelitian ini dilakukan secara deskriptif atau melalui uraian-uraian yang menggambarkan dan menjelaskan subjek penelitian dan verifikatif yang sifatnya adalah menghubungkan tingkat keterkaitan antar variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan verifikatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan efektivutas desain penelitian dengan menggunakan angkaangka dan pengolahan satatistik. Adapun metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam metode deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian (Sukmadinata, 2005:18). Sedangkan metode verifikatif dijadikan sebagai penjelas variabel yang sifatnya explanative dan bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan kausalitas antara variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2008) menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan yang lain. Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi kompetensi guru kepala sekolah, peran aktif motivasi berprestasi dan produktivitas guru SMA Negeri se Kabupaten
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
49
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
Majalengka, sedangkan metode deskriptif digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai hubungan kausalitas atau pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Untuk lebih jelasnya hasil penelitian dapat diilustrasikan pada gambar sebagai berikut :
Gambar 1 Hasil struktur Analisis Jalur Sumber : Kuesioner yang diolah, 2013 Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dihitung mengenai kontribusi pengaruh yang diberikan oleh variabel kompetensi guru dan motivasi berprestasi terhadap produktivitas guru baik secara langsung, tidak
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
50
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
langsung maupun total pengaruh secara parsial dan simultan, serta nilai pengaruh dari variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Pengaruh langsung yang diberikan oleh kompetensi guru terhadap produktivitas guru sebesar 0,5202 x 100% = 27,04%. Pengaruh tidak langsung yang diberikan oleh kompetensi guru terhadap produktivitas guru melalui motivasi berprestasi sebesar 0,520 x 0,806 x 0,355 x 100% = 14,88%. Total Pengaruh yang diberikan oleh kompetensi guru terhadap produktivitas guru baik secara langsung maupun tidak langsung sebesar 27,04% + 14,88% = 41,92%. Pengaruh langsung yang diberikan oleh motivasi berprestasi guru terhadap produktivitas guru sebesar 0,3552 x 100% = 12,60%. Pengaruh tidak langsung yang diberikan oleh motivasi berprestasi terhadap produktivitas guru melalui kompetensi guru sebesar 0,355 x x 0,806 x 0,520 x 100% = 14,88%. Total pengaruh yang diberikan oleh motivasi berprestasi terhadap produktivitas guru baik secara langsung maupun tidak langsung sebesar 12,60% + 14,88% = 27,48%. Berdasarkan gambar di atas, maka nilai kontribusi pengaruh secara simultan adalah 0,693x100%= 69,40% dan sisanya sebesar 30,60% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh variabel kompetensi guru (X1) dan variabel motivasi berprestasi (X2)
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
51
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
terhadap produktivitas guru (Y) yang diukur secara parsial dan simultan, yaitu: H0 : ρyx1 = 0 kompetensi guru tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas guru H1 : ρ yx1 ≠ 0 kompetensi guru berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas guru Adapun hasil pengujian hipotesis diuraikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 1 Pengujian Hipotesis X1 terhadap Y Koefisien Struktural
t hitung
Sign.
Kesimpulan
jalur yx1
0,520
8,886
0.000 Ho ditolak, terdapat pengaruh X1 terhadap Y
Sumber : Perhitungan SPSS Versi 20.0 H0 ditolak, karena nilai mutlak t (t hitung) lebih besar dari t (t tabel) yang didapat dari
t =5% (α = 0,05) sebesar 1,975. Artinya variabel kompetensi
guru memiliki pengaruh secara parsial terhadap produktivitas guru. Pengujian selanjutnya antara variabel motivasi berprestasi terhadap produktivitas guru, diuraikan sebagai berikut :
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
52
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
H0 : ρyx2 = 0 motivasi berprestasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas guru H1 : ρyx2 ≠ 0
motivasi berprestasi berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas guru
Adapun hasil pengujian hipotesis diuraikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 2 Pengujian Hipotesis X2 terhadap Y Koefisien Struktural
t hitung
Sign.
Kesimpulan
jalur yx2
0,355
6,064
0.000 Ho ditolak, terdapat pengaruh X2 terhadap Y
Sumber : Perhitungan SPSS Versi 20.0 H0 ditolak, karena nilai mutlak t (t hitung) lebih besar dari t (t tabel) yang didapat dari t =5% (α = 0,05) sebesar 1,975. Artinya variabel motivasi berprestasi memiliki pengaruh secara parsial terhadap produktivitas guru. Pengujian selanjutnya antara variabel kompetensi guru dan motivasi berprestasi terhadap produktivitas guru secara simultan, diuraikan sebagai berikut :
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
53
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
H0 : ρyx1; ρyx2 = 0 kompetensi guru dan motivasi berprestasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas guru H1 : ρyx1; ρyx2 ≠ 0 kompetensi guru dan motivasi berprestasi berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas guru Adapun hasil pengujian hipotesis diuraikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3 Pengujian Hipotesis X1 dan X2 terhadap Y Koefisien Struktural
F hitung
Sign.
Kesimpulan
288,895
0.000 Ho ditolak, terdapat
determinasi yx1; yx2
0,693
pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Sumber : Perhitungan SPSS Versi 20.0 H0 ditolak, karena nilai mutlak F (F
hitung)
lebih besar dari F (F
tabel)
yang didapat dari t =5% (α = 0,05) menjadi dk (n-k-1) yaitu sebesar 3,04. Artinya variabel kompetensi guru dan motivasi berprestasi memiliki pengaruh secara simultan terhadap produktivitas guru.
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
54
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
Kompetensi guru secara parsial berkontribusi positif terhadap produktivitas guru. Hasil tersebut didukung dengan pengujian hipotesis secara parsial yang menunjukkan bahwa kompetensi guru berpengaruh terhadap produktivitas guru dinilai signifkan secara statistik. Hal ini didasarkan dari nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Makna dari pengujian statistik tersebut dinyatakan bahwa kompetensi guru berperan dalam meningkatkan produktivitas guru SMA Negeri Se wilayah Kabupaten Majalengka. Dari hasil ini bahwa kompetensi guru yang terdiri dari kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
sosial,
kompetensi professional dan kompetensi keagamaan secara serempak memiliki peranan dalam meningkatkan produktivitas guru. Adanya kontribusi pengaruh yang positif dari kompetensi terhadap produktivitas sesuai dengan hasil penelitian Ariyanto dan Jati (2010:1) menemukan bahwa kompetensi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produktivitas”. Pernyataan tersebut sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Spencer dalam Moeheriono (2009:8) menyatakan bahwa, kompetensi mempunyai hubungan sebab akibat (Causality Reletad) jika dikaitkan dengan kinerja. Hasil penelitian ini juga mendukung terhadap hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ningwidhi (2010); Romlah (2011) yang
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
55
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
menunjukkan adanya pengaruh positif dari variabel kompetensi terhadap produktivitas. Motivasi berprestasi secara parsial berkontribusi positif terhadap produktivitas guru. Hasil tersebut didukung dengan pengujian hipotesis secara parsial yang menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap produktivitas guru dinilai signifkan secara statistik. Hal ini didasarkan dari nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Makna dari pengujian statistik tersebut dinyatakan bahwa motivasi berprestasi berperan dalam meningkatkan produktivitas guru di SMA Negeri Se wilayah Kabupaten Majalengka. Dari hasil ini bahwa
motivasi yang terdiri dari
tanggungjawab dalam melaksanakan tugas, mengutamakan prestasi kerja guru, keamanan dalam bekerja, imbalan dalam pekerjaan, kualitas lingkungan kerja, pemberian penghargaan dan tujuan sekolah yang jelas telah mampu secara empirik dalam meningkatkan motivasi yang pada akhirnya berkontribusi secara positif terhadap peningkatan produktivitas guru. Adanya kontribusi pengaruh yang positif dari motivasi berprestasi secara konsep bahwa motivasi yang merupakan dorongan dan ditimbulkan dari diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Guru yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha untuk memberikan yang terbaik yang bisa dilakukannya, karena ia mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
56
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
panggilan profesinya. Guru bekerja tidak hanya karena ingin dipuji atau untuk mendapatkan imbalan, tetapi lebih dari itu karena tuntutan profesinya. Sebagaimana menurut pendapat Wursanto (2004) mengatakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkan melakukan sesuatu atau perbuatan sesuatu, sehingga motivasi menjadi penting karena dengan motivasi diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktifitas kerja yang tinggi. Pernyataan tersebut didukung oleh Robbin (2008: 230) menyebutkan bahwa motivasi yang terkait dengan kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement) akan mendorong untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil. Sebagaimana pendapat Wahyuni (2011) menyebutkan bahwa motivasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas guru.
Hal ini dapat diartikan bahwa
produktivitas guru
ada motivasi yang tinggi; yang
akan tinggi apabila
terdapat pada setiap guru. Hasil penelitian ini mendukung terhadap hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Karweti (2011) dan Farikhah dkk (2012) yang membuktikan bahwa faktor motivasi memiliki pengaruh dalam meningkatkan produktivitas guru. Variabel motivasi mempunyai pengaruh yang lebih besar, hal ini disebabkan oleh karena motivasi merupakan
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
57
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
pendorong seseorang untuk mencapai sesuai, sebab manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan prestasi. Kompetensi guru dan motivasi berprestasi secara simultan dari hasil pengujian hipotesis secara empiris kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produktivitas guru. Adanya kontribusi pengaruh yang positif dari kompetensi guru sesuai dengan pendapat Syaefudin (2009:54) menyatakan bahwa “semakin baiknya kompetensi yang dimiliki oleh seseorang maka hal ini akan mendorong terciptanya suatu kinerja yang baik”. Pernyataan tersebut sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Spencer dalam Moeheriono (2009:8) menyatakan bahwa, kompetensi mempunyai hubungan sebab akibat (Causality Reletad) jika dikaitkan dengan produktivitas. Hasil penelitian ini juga mendukung terhadap hasil penlitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dodik dan Ardani (2010); Heriyanto dan Wahyuddin (2006) yang menunjukkan adanya pengaruh positif dari variabel kompetensi terhadap produktivitas. Adanya kontribusi pengaruh yang positif dari motivasi guru secara konsep bahwa motivasi yang merupakan dorongan dan ditimbulkan dari diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Guru yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha untuk memberikan yang terbaik yang bisa dilakukannya, karena ia
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
58
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
mempunyai komitmen yang tinggi terhadap panggilan profesinya. Guru bekerja tidak hanya karena ingin dipuji atau untuk mendapatkan imbalan, tetapi lebih dari itu karena tuntutan profesinya. Sebagaimana menurut pendapat Wursanto (2004) mengatakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkan melakukan sesuatu atau perbuatan sesuatu, sehingga motivasi menjadi penting karena dengan motivasi diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktifitas kerja yang tinggi. Pernyataan tersebut didukung oleh Robbin (2008: 230) menyebutkan bahwa motivasi yang terkait dengan kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement) akan mendorong untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil. Sebagaimana pendapat Wahyuni (2011) menyebutkan bahwa motivasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja guru akan tinggi apabila ada motivasi yang tinggi; yang terdapat pada setiap guru. Hasil penelitian ini mendukung terhadap hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Karweti (2011) dan Farikhah dkk (2012) yang membuktikan bahwa faktor motivasi memiliki pengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Variabel motivasi mempunyai pengaruh yang lebih besar, hal ini disebabkan oleh karena motivasi merupakan pendorong seseorang untuk mencapai
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
59
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
sesuai, sebab manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan prestasi. Kesimpulan Hasil deskriptif menunjukkan bahwa kompetensi guru secara umum berada pada kondisi cukup baik. Jika dilihat dari hasil distribusi frekuensi untuk setiap indikatornya ternyata dinilai masih belum sepenuhnya optimal, sedangkan untuk hasil analisis verifikatif membuktikan bahwa kompetensi guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan produktivitas guru. Hasil deskriptif menunjukkan bahwa motivasi berprestasi guru secara umum berada pada kondisi cukup baik. Jika dilihat dari hasil distribusi frekuensi dan persentase dinilai belum sepenuhnya optimal, sedangkan untuk hasil analisis verifikatif membuktikan bahwa motivasi berprestasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produktivitas guru. Hasil deskriptif menunjukkan bahwa produktivitas guru secara umum berpada pada kondisi cukup baik. Jika dilihat dari hasil distribusi frekuensi dan persentase dinilai belum sepenuhnya optimal, sedangkan untuk hasil analisis verifikatif membuktikan bahwa kompetensi guru dan motivasi berprestasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produktivitas guru.
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
60
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. Ariyanto, Dodik dan Ardani Mutia Jati. 2010. Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Sensitivitas Etika Profesi terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan BPK RI Provinsi Bali). Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Akube, A.U., 1991, Classroom Organisation and Management: A 5-Point Strategy. Wisdow Publishers Ltd., Ibadan. Affif, Faisal. 2003, Melacak Pemikiran Strategik, Penerbit Paramadina, Jakarta. Atmodiwirio, Sobagio, 200, Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Ardadizya Jaya. Dharma, Surya. 2009. Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Ariyanto, Dodik dan Ardani Mutia Jati. 2010. Pengaruh Independensi, Kompetensi, Dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal (Studi Kasus Pada Auditor Perwakilan BPK RI Provinsi Bali). Jurnal Manajamen Akuntansi : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Dubrin, Andrew J. 2005. Leadership: The Complete Ideal’s Guide. Jakarta: Prenada Media. Durasaro. 2002. Management of Sechool Records. In : The Craft of Educational Management, Durasaro, F.O, and S. Ogunsaju (Eds.). Indemac, Ilorin, pp:138-152. Engkoswara, 1999. Menuju Indonesia Modern, 2020, Bandung : Yayasan Amal Keluarga. Engkoswara, 1987. Dasar-dasar Administrasi Pendidikan,Jakarta : P2LPTK. Depdikbud. Faisal, Sanafiah. 1981. Metodologi Penelitian pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional. Farikhah, Ismawati Uli; Syihabudhin dan Madziatul Churiyah. 2012. Analisis Komitmen Organisasi dan Motivasi Berprestasi dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru (Studi pada Guru SMA Laboratorium UM). Penelitian Kelompok. Universitas Negeri Malang. Fasasi, 2004. Schhol Record Keeping: A Strategy for management of Nigerian secondary education institutions. Ilorin J. Educ., 23:7378.
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
61
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
George R. Terry, 1986. Asas-Asas Manajemen . Publisher, : Bandung : Alumni. Griffin, EM, 2003, A First Look At Communication Theory, Fifth Edition, NY, Mc Graw Hill. Hasibuan,Malayu SP, 2000., Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Akasara, Jakarta. Heriyanto dan Wahyuddin. 2006. Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Kerja, dan Sarana Prasarana Terhadap Prestasi Siswa SMA di Kota Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan A. Yani, Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta 67102. Kuncoro, Mudrajat, 2001, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta : Erlangga Kusnendi., 2007, Analisis Jalur; Satu dan Multigroup Sampel dengan Amos, Bandung,. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Kusmintarjo dan Burhanuddin, 1997, Kepemimpinan Pendidikan Bagi Kepala. Sekolah, Jakarta,: Depdikbud. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketujuh, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Moeheriono, 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi:Competency Based Human Resource Management. Bogor : Ghalia Indonesia. Nawawi, Hadari., 2003, Manaiemen Sumber Daya Manusia. (pada Bisnis yang Kompetitif), Gadjah Mada. University Press, Yogyakarta. Ningwidhi, Putri Ayu. 2010. Pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan: studi kasus di PT Axa Mandiri Cabang Cirebon. Tesis. Universitas Indonesia. Riduwan. 2007. Cara mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti. Pemula. Bandung: CV. Alfabeta. Robbins, P. Stephen. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12a. Diterjemahkan oleh Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat. Romlah, Rina. 2011. Pengaruh Kompetensi Terhadap Produktivitas Kerja Pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Pembantu Kopo Kota Bandung. Politeknik Piksi Ganesha. Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika Untuk ekonomi dan keuangan modern. Salemba Empat, Jakarta. Soekarso dkk 2010. Teori kepemimpinan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian PendidikanBandung : Remaja Rosda Karya.
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
62
H. Mas’ud : Pengaruh Kompetensi.....
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 2). Penerbit : Graha Ilum, Jakarta. Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara: Jakarta Siagian. P. Sondang. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Asdi Mahasatya. Simamora, Henry, 2001., Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan 3, STIE YKPN, Yogyakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis, cetakan kedua belas, Alfabeta: Bandung. Pfeffer, Jeffrey., et.al, 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Editor A. Usmara, Edisi Ke 2, Amara Books, Yogyakarta. Wahyuni, Dewi Urip. 2011. Pengaruh Komitmen Organisasional Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru STS Di Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, (Online), Vol 2, (1): 60-78, (http://puslit2.petra.ac.id), diakses 1 Mei 2012. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta
Al-Akhbar : Vol.7 No.3 April 2014
63