PENGARUH KOMBINASI PETROGENOL DAN EKSTRAK BELIMBING (Averrhoa carambola L.) TERHADAP PERILAKU MAKAN LALAT BUAH (Bactrocera dorsalis Hend.) Rahma Wati , Ramadhan Sumarmin ², Meliya Wati ¹ Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 1 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Fakultas FMIPA Universitas Negeri Padang ABSTRACT Petrogenol is attractant that has light yellow solution form. It’s active ingredient is methyl eugenol, a compound of insect pheromones to influence the contra sex for mating, colonize and eating and beside fruit aroma is able to influence the fruit flies. However the information about the combination of petrogenol and Averrhoa carambola extract on feeding strategy of fruit flies Bactrocera dorsalis is still limited. Based on these problem so have to be made the research about the combination petrogenol influence and Starfruit extract ( Averrhoa carambola L. ) on feeding strategy of fruit flies Bactrocera dorsalis Hend. This research is experimental research used Y tube method, with 10 treatment pairs. The research had been done from June to August 2013th in the Laboratory of Zoology Department of Biology, State University of Padang. Feeding strategy observed included searching, grounding and gathering. The observational dates can be analyzed by using Chi - square ( X² ) and compared them with a significance level of 5%. The research result was showed that fastest time of 792.62 seconds on searching is in combination treatment and petrogenol starfruit extract, grounding activities had longest time was 450.85 seconds on petrogenol, and gathering activities had longest time 617.45 seconds on treatment starfruit extracts. X² analysis result for each parameter of feeding strategy of fruitflies attitude were found there were significant differences between extracts Averrhoa carambola, extract Averrhoa carambola combination and petrogenol with petrogenol. It can be concluded that the combination of Averrhoa carambola extract and petrogenol is the best attractant for feeding strategy of fruit flies activities Bactrocera dorsalis in terms of searching, while the petrogenol is the best attractant in terms of grounding and star fruit extract in terms of gathering is the best attractant. Key Word : Petrogenol, Averrhoa carambola, Feeding strategy, Bactrocera dorsalis
PENDAHULUAN
balireng (Bugis) berasal dari Indonesia, India,
Tumbuhan Belimbing manis (Averrhoa dan Sri Lanka. Secara umum tumbuhan ini carambola L.) dikenal dengan beberapa nama digunakan oleh masyarakat sebagai obat seperti belimbing amis (Sunda), blimbing legi tradisional untuk mengobati penyakit malaria, (Jawa), bainang sulapa (Makassar),
dan sakit tenggorokan, diare, luka, bisul, koreng,
asma, dan influenza (Wiryowidagdo dan ada baiknya pengendalian atau pemberantasan Sitanggang, 2002) Belimbing
hama tanaman Belimbing manis dilakukan manis
mengandung secara
alamiah,
salah
satunya
dengan
senyawa golongan flavonoid, alkaloid, dan menggunakan atraktan petrogenol sebagai saponin
dengan kemungkinan kandungan alternatif dalam pengendalian hama lalat buah
utamanya adalah flavonoid (Sukadana, 2009). yang
tidak
menimbulkan
efek
negatif
Beberapa fungsi flavonoid untuk tumbuhan (Sunardi, 1998). yaitu
pengaturan
tumbuh,
pengaturan
Menurut Kardinan (2003) Petrogenol
fotosintesis, kerja antimikroba, antivirus, dan adalah atraktan (Robinson, 1995).
atraktan
yang
berbentuk
larutan
berwarna kuning jernih untuk mengendalikan
Produktivitas belimbing di Indonesia lalat buah. Bahan aktif dari petrogenol adalah masih
rendah
Penyebab
dan
rendahnya
cenderung
fluktuatif. metil eugenol. Metil eugenol merupakan
produksi
belimbing senyawa feromon serangga guna menarik
antara lain serangan hama dan penyakit. Salah lawan jenisnya untuk perkawinan, berkoloni satu hama yang berperan penting dalam dan untuk makan (Klawden, 2002 dalam menurunkan produksi belimbing adalah lalat Setiawan, 2011). Di dalam tubuh lalat buah buah (Sutrisno, 1991). Jenis lalat buah yang jantan, metil eugenol diproses menjadi zat menyerang buah di Indonesia salah satunya pemikat yang akan berguna dalam proses adalah dari genus Bactrocera. B. dorsalis perkawinan.
Dalam
proses
perkawinan
dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai tersebut, lalat buah betina akan memilih lalat 100% (Azmal dan Fitriati, 2006).
buah jantan yang telah mengkonsumsi metil
Berbagai upaya dalam pengendalian eugenol karena lalat buah jantan tersebut lalat buah telah dilakukan, misalnya dengan mampu mengeluarkan aroma yang berfungsi penggunaan
insektisida.
Penggunaan sebagai feromon seks (daya pikat seksual).
insektisida selain mengendalikan hama, juga Menurut Samoedi (1993) Feromon seks dapat memunculkan masalah-masalah baru yang dipakai untuk menangkap salah satu jenis merugikan, misalnya serangga yang resisten kelamin serangga atau untuk mengacaukan terhadap
insektisida,
hama-hama
baru, sistem
komunikasi
dalam
perkawinan
rusaknya tekstur tanah, perubahan pH tanah, sehingga banyak telur yang tidak dibuahi peracunan
produk
tanaman,
pencemaran (steril). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
lingkungan dan lain-lain. Dengan demikian, untuk
mengetahui
pengaruh
kombinasi
petrogenol dan ekstrak belimbing terhadap Aktifkan
stopwatch
untuk
mengamati
perilaku makan lalat buah Bactrocera dorsalis. pencapaian sampai ke umpan. Catat hasil pengamatan ke lembar kerja.
METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
Juni
Laboratorium
sampai
Agustus
Zoologi
2013
Jurusan
Dalam penelitian ini perlakuan yang
di akan dilakukan terhadap lalat buah Bactrocera
Biologi dorsalis
dilakukan
secara
berpasangan
FMIPA, Universitas Negeri Padang (UNP) sekaligus membandingkan antara petrogenol Sumatera Barat. Alat yang digunakan adalah dengan ekstrak belimbing dan petrogenol Y tube (tabung Y), kipas angin, kapas, dengan kombinasi ekstrak belimbing dan stopwatch, kertas, alat penggantung, tali, petrogenol. Pengamatan dilakukan terhadap plastik, kain kassa, cutter, Spuit, gunting, lalat buah Bactrocera dorsalis meliputi : blender,
lem
dan
solatip.
Bahan
yang lamanya waktu (detik) lalat buah Bactrocera
digunakan adalah petrogenol, lalat buah dorsalis sampai di umpan pada bait chamber Bactrocera dorsalis pada fase imago yang (searching), aktivitas yang dilakukan lalat berumur 3-4 hari dan ekstrak belimbing yang buah Bactrocera dorsalis saat sampai di matang.
umpan seperti tingkah laku mengitari objek Penelitian
ini
merupakan
jenis (grounding), dan makan (gathering). Lamanya
penelitian eksperimen dengan menggunakan waktu
lalat
buah
Bactrocera
dorsalis
metode Tabung Y. Lalat buah yang digunakan melakukan aktivitas grounding dan gathering dalam penelitian adalah Bactrocera dorsalis di umpan pada bait chamber. Banyaknya lalat pada fase imago berumur 3-4 hari (Hasyim, buah sampai ke umpan. Data-data tersebut di Muryati, dan Kogel, 2007).
atas diolah dengan menggunakan uji X² (chi-
Cara kerjanya dengan mengambil dua square). buah kapas yang sudah dibulatkan dengan kain HASIL DAN PEMBAHASAN kasa, gantungkan kapas tersebut pada tutup
1. Aktivitas Perilaku makan B. dorsalis yang
bait chamber (B) dan tutup bait chamber (C),
diamati
teteskan kombinasi petrogenol dan ekstrak
petrogenol meliputi searching, grounding
belimbing pada
dan gathering.
bait
chamber
(B)
dan
petrogenol pada bait chamber (C) sesuai takaran yang sudah ditentukan. Masukkan 10 ekor B. dorsalis pada start chamber (A) .
pada
ekstrak
belimbing
dan
a. Aktivitas searching pada ekstrak belimbing dan petrogenol
Tabel 1. Aktivitas perilaku makan berupa searching
B. dorsalis berdasarkan
jumlah dan waktu rata-rata.
Pada hasil
uji analisis Chi-square
dengan membandingkan nilai X² hitung dan X² tabel, didapatkan bahwa : Tabel 4. Perbandingan X² hitung dan X² tabel yang menunjukkan signifikan antara ekstrak belimbing dan petrogenol Perbandingan belimbing :
X² hitung
X² tabel
1:1
76,65*
5,991
1:2
91,09*
5,991
1:1
37,59*
5,991
1:3
290,47*
5,991
3:1
23,08*
5,991
petrogenol
b. Aktivitas grounding pada ekstrak belimbing dan petrogenol Tabel
2.
Aktivitas
Perilaku
grounding
makan
berupa
B. dorsalis berdasarkan
jumlah dan waktu rata-rata.
Keterangan: *Berbeda secara signifikan
2. Aktivitas perilaku makan B. dorsalis yang diamati pada kombinasi ekstrak belimbing dan petrogenol (B+P) dengan petrogenol meliputi
searching,
grounding
dan
gathering. a. Aktivitas searching pada kombinasi ekstrak belimbing c. Aktivitas gathering pada ekstrak belimbing
Tabel 3. Aktivitas perilaku makan berupa B. dorsalis
dan waktu rata-rata.
petrogenol
berdasarkan jumlah
dengan
petrogenol Tabel 5. Aktivitas perilaku makan
dan petrogenol gathering
dan
berupa
searching B. dorsalis berdasarkan jumlah dan waktu rata-rata.
a. Aktivitas
grounding
pada
kombinasi
Lalat
buah
tertarik
pada
ekstrak
ekstrak belimbing dan petrogenol dengan belimbing selain aroma yang menarik, di petrogenol
dalam
Tabel 6. Aktivitas perilaku makan grounding
belimbing
terkandung
zat
yang
berupa
dibutuhkan lalat buah. Menurut Putra (1997),
B. dorsalis berdasarkan
lalat buah membutuhkan karbohidrat, asam,
jumlah dan waktu rata-rata.
amino, mineral, dan vitamin. Karbohidrat dan air merupakan sumber energi bagi aktivitas hidup lalat buah. Adapun protein dibutuhkan
b.
lalat buah bagi kematangan seksual dan
c.
produksi telur.
d.
Kandungan kualitas senyawa metil
Tabel 7. Aktivitas perilaku makan gathering B. dorsalis
berupa
berdasarkan
eugenol
yang
terdapat
pada
petrogenol
merupakan zat yang bersifat volatile atau
jumlah dan waktu rata-rata.
menguap dan melepaskan aroma wangi. Metil eugenol diproses dalam tubuh lalat jantan untuk menghasilkan feromon seks
yang
diperlukan saat perkawinan guna menarik lalat betina (Nishida dan Fukami, Pada hasil uji analisis Chi-square dengan membandingkan nilai X² hitung dan X² tabel,
Kardinan, 2011). Dengan demikian, jika mencium aroma metil eugenol, lalat buah akan berusaha
didapatkan bahwa : Tabel 8. Perbandingan X² hitung dan X² tabel yang
1998, dalam
untuk
mencari
sumber
aroma
(Kardinan, 2003). Selain itu, dipengaruhi oleh
menunjukkan signifikan antara kombinasi
warna ekstrak yang berwarna kuning yang
ekstrak belimbing dan petrogenol dengan
mampu menarik perhatian lalat disamping
petrogenol
aroma dari petrogenol sehingga lalat lebih
Perbandingan
X² hitung
X² tabel
cepat menuju ke kombinasi ekstrak belimbing
1:1
229,26*
5,991
dan petrogenol (Oktavia, 2013). Menurut Mc
1:2
69,38*
5,991
Innis (1989) dalam Putra (1997) Lalat buah
2:1
181,82*
5,991
1:3
108,04*
5,991
3:1
56,75*
5,991
B+P : petrogenol
Keterangan : *Berbeda secara signifikan
lebih tertarik terhadap warna yang cerah seperti merah, kuning daripada warna hitam atau biru.
Tabung aktivitas
Y
searching
juga
mempengaruhi
karena
tingkah
laku
searching masih dalam tahap pencarian. Percobaan mengetahui
tabung
Y
digunakan
kemampuan
untuk
penciuman
dan
penglihatan terhadap aroma. Ketika respon penciuman dan penglihatan dirangsang untuk mempelajari kemampuan mencari umpan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan didapatkan waktu tercepat pada aktivitas searching 792,62 detik, dan waktu
terlama
masing-masing
grounding
450,85 detik, serta gathering 617,45 detik maka dapat disimpulkan bahwa kombinasi antara ekstrak belimbing dan petrogenol merupakan atraktan terbaik terhadap aktivitas perilaku makan lalat buah Bactrocera dorsalis dalam hal searching, sedangkan petrogenol merupakan
atraktan
terbaik
dalam
hal
grounding serta ekstrak belimbing atraktan terbaik dalam hal gathering. DAFTAR PUSTAKA Azmal, A.Z., dan Fitriani. 2006. Surveilans Distribusi Spesies Lalat Buah Dikabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Stasiun Karantina Tumbuhan Tanjung Pandan. Availble at http://www.ditlin.holtikultura.go.id/l alat-buah.htm-123. Diunduh 16 November 2012. Hasyim, A., Muryati dan W.J. de kogel. 2007. Kelimpahan relatif hama lalat buah pada beberapa jenis tanaman buah di
kepulauan kundur. J. Horti vol 17 (1). 105-408. Kardinan, A. 1997. Lalat Buah dan Pengendaliannya. J Bul. Littro 7 : 44-51. Kardinan, A. 2003. Selasih Tanaman Keramat Multimanfaat. Jakarta: Agromedia Pustaka. Oktavia, D. 2013. Pengaruh Ekstrak Markisa (Passiflora edulis varietas flavicarpa) Terhadap Feeding Strategy Lalat Buah Bactrocera dorsalis Hend.Skripsi. Biologi PMIPA. Padang : STKIP PGRI Padang. Putra, N.S. 1997. Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya. Yogyakarta: Kanisius. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB Setiawan, E. D. 2011. Pengaruh Kombinasi Petrogenol Dan Ekstrak Jeruk Tehadap Feeding Strategy Lalat Buah Bactrocera dorsalis. Skripsi. Biologi FMIPA. Padang: Universitas Negeri Padang. Sukadana, I.M. 2009. Senyawa Antibakteri Golongan Flavonoid Dari Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.). Jurnal Kimia (online). http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/7 1106265_2087-0302.pdf. Diunduh 15 Desember 2012. Sunardi. 1998. Pengaruh Feromon Seks Terhadap Populasi Hama Lanas Dan Identitas Kemasakan Ubi Jalar. Disertasi: Padang: UNAND. Sutrisno, S. 1991. Current fruit fly problem in Indonesia. Proceeding of international symposium on the Biology and control of fruit flies. Okinawa. Japan 2-4 September. Hal 72-74. Wiryowidagdo, S., dan Sitanggang. 2002. Tanaman Obat Untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, dan Kolesterol. Jakarta : Agromedia Pustaka.