PENGARUH EKSTRAK MARKISA (Passiflora edulis varietas flavicarpa) TERHADAP FEEDING STRATEGY LALAT BUAH Bactrocera dorsalis He nd. Oleh: Delni Ok tavia1, R amadhan Sumarmin2, A rme in Lusi Ze swita1 1
P rogram Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Jurusan Biologi Universitas Negeri P adang
AB STRACT Marquisa is one of favourite fruit in Indones ia. Howe ver this plant is often attacked by diseases, one of them is Bactrocera dorsalis. There is no information yet about what interest Bactrocera dorsalis to marquisa does. Base d on the problem, the aim of the research is effect of marquisa extrac t (Passiflora edulis varietas flavicarpa) toward Feeding Strategy of fruit fly Bactrocera dorsalis Hend. T his research was experimental research used cilinder Y tube method, with matc h treatment and includes 10 repetitions. The research was c onducte d from October 2012 to February 2013. The result, show that marquisa extract have effect toward Feeding Strategy from fruit fly Bactrocera dorsalis. On the searching activity, the fastest time of fruit fly reached marquisa was at the treatment V (75,13 seconds) a lthough longest time was at treatment I (256,33 seconds). On the grounding ac tivity, the fastest time of fruit fly reached marquisa was at the treatment V (45,23 seconds) although the longest time of treatment I (58,7 seconds). Based on Chi-square analysis the treatment had the higher difference between petrogenol and marquisa extract, excepting treatment 3 ml of marquisa extract and 3 drops of petrogenol did not have real difference between petrogenol and marquisa extrac t. It cand conclude that marquisa extract had effect toward Feeding Strategy of fruit fly Bactrocera dorsa lis. Key Words: Extract marquisa, Feeding Strategy, Bactrocera. PENDAHULUAN Markisa merupakan salah satu komuditas
buah-buahan
favorit
di
edulis varietas flavicarpa). Diantara spes ies
tersebut
yang
banyak
Indones ia. Ada bebera pa jenis buah
dibudidayakan secara komersial adalah
markisa diantaranya adalah markisa
markisa ungu (Passiflora edulis varietas
sayur
(Passiflora
edulis) dan markisa kuning (Passiflora
konyal
edulis varietas flavicarpa) (Fitriani,
atau
quad rangularis),
erbis markisa
(Passiflora ligularis), markisa ungu
2008).
atau siuh (Passiflora edulis varietas
Salah satu kendala dalam upaya
edulis), dan markisa kuning (Passiflora
meningkatkan produksi dan mutu buah
di Indonesia adalah serangan hama lalat
penelitiannya
buah, lebih kurang 75% tanaman buah-
penangkapan masal hama lanas dengan
buahan dapat diserang oleh hama lalat
menggunakan atraktan efektif untuk
buah (Sutrisno, 1991 dalam Hasyim,
mengendalikan hama lanas di lapangan.
2007). Lalat buah merupakan salah satu
Menurut
hama yang sangat ganas pada tanaman
markisa matang merupakan atraktan
hortikultura. Lebih dari seratus jenis
terhadap aktivitas Feeding Strategy lalat
tanaman hortikultura diduga menjadi
buah Bactrocera dorsa lis dalam hal
sasaran lalat buah. Jika populasi lalat
searching, grounding, gathering dan
buah
learning.
ini
tinggi,
serangannya
ma ka
dapat
intensitas
mencapai
mendapatkan
Setiawa n
bahwa
(2011)
ekstrak
100
persen, se hingga menyebabkan gagal panen. Serangan hama lalat buah harus
BAHAN DAN METODE Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Y tube (tabung Y),
diantisipasi sejak dini. Di Indones ia ada 66 spesies lalat
kipasangin, kapas, stopwatch, kertas,
buah, di antaranya yang dikenal paling
alat penggantung, tali, plastik, kain
merusak buah-buahan adalah lalat buah
kassa , cutter, Spuit, gunting, blender,
jenis Bactrocera spp (Surachman dan
lem dan solatip.
Suryanto, 2007). Bactrocera dorsalis
Bahan yang digunakan adalah petrogenol,
kehilangan has il sampai 100 % . B.
dorsalis dan ekstrak markisa matang.
papaya
Drew, B.
carambolae,
B.
lalat
buah
Bactrocera
Hendel kompleks dapat mengakibatkan
Jenis penelitian ini merupakan
cucurbitae Coguillet, dan B. umbrosus
penelitian
Fabricius
metode Tabung Y, dengan 9 perlakuan
merupakan
spesies
yang
banyak ditemukan pada berbagai sentra
eksperime n menggunakan
dan terdiri dari 10 ulangan.
produksi buah di Indonesia (Azmal dan Fitriati, 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di Indonesia Samoedi (1993) telah
menggunakan atraktan
untuk
mengendalikan hama ulat penggerek pucuk
tebu
Sedangkan
Tryporyza
Yasuda
(1995)
1. Hasil Uji Berbagai Ak tivitas Lalat B uah Berdasarkan
hasil
penelitian
novella.
yang telah dilakukan di Laboratorium
dalam
Zoologi FMIPA Universitas Negeri
Padang pada bulan Oktober
Bactrocera dorsalis. Hasil pengamatan
2012-
Februari 2013, dapat diketahui bahwa
untuk
ekstrak markisa berpengaruh terhadap
markisa dan petrogenol dapat dilihat
Feeding
pada Tabel 1.
Strategy
dari
lalat
buah
berbagai
perla kuan
ekstrak
Tabel 1. Hasil uji berbagai Aktivitas dari Lalat Buah dengan Berbagai Perlakuan Ekstrak Markisa dan P etrogenol Aktivitas
W akt u Rata-rata Akt ivitas Pada Berbagai Perlakuan (detik) IV V II III
I
VI
Sear ching
256,33 ns
270,33
191,46*
210
75,13*
79,76
Grounding
26,36*
15,03
3,06 *
23,26
32,73*
62,86
Gathering
58,7*
27,26
45,23*
35,1
53,26*
53,4
Lear ning
58,7*
25,56
31,73*
45,9
14,83*
34,86
Ket: -
I. Markisa (3 ml), II. Petrogenol (3 tetes), III.Markisa (4 ml), IV. Petrogenol (4 tetes), V. Markisa (5 ml), VI.Petro genol (5 tetes), * (berbeda), ns (t idak ber beda).
Berdasarkan
tabel
dapat
tercepat lalat buah mencapai petrogenol
diketahui bahwa tingkah laku dari lalat
(kontrol) adalah pada
perlakuan II
buah seperti searching, grounding,
(15,03 detik) sedangkan waktu terlama
gathering dan learning membutuhkan
pada perlakuan IV (23,26 detik).
waktu yang berbeda. Pada aktivitas
Pada aktivitas gathering, waktu
searching, waktu tercepat lalat buah
tercepat lalat buah me ncapai markisa
mencapai
adalah pada perlakuan III (45,23 detik)
markisa
adalah
pada
perlakuan V (75,13 detik) sedangkan
sedangkan
waktu terlama pada perla kuan I (256,33
perla kuan I (58,7 detik). Waktu tercepat
detik).
lalat
Waktu
tercepat
lalat
buah
buah
waktu
terlama
mencapai
pada
petrogenol
mencapai petrogenol (kontrol) adalah
(kontrol) adalah pada
pada
(27,26 detik) sedangkan waktu terlama
perlakuan
sedangkan
waktu
IV
(210
detik)
terlama
pada
perlakuan II
pada perlakuan IV (35,1 detik). Pada aktivitas learning, waktu
perlakuan II (270,33 detik). Pada aktivitas gro unding, waktu
tercepat lalat buah me ncapai markisa
tercepat lalat buah mencapai markisa
adalah pada perlakuan V (14,83 detik)
adalah pada perlakuan III (3,06 detik)
sedangkan
sedangkan
perla kuan I (58,7 detik). Waktu tercepat
perlakuan I
waktu
terlama
pada
(26,36 detik).
Waktu
lalat
buah
waktu
terlama
mencapai
pada
petrogenol
(kontrol) adalah pada perlakuan II
Strategy lalat buah memperlihatkan
(25,56 detik) sedangkan waktu terlama
perbedaan nyata.
pada perlakuan IV (45,9 detik). Jadi,
2. Hasil Pe nguk uran Fak tor Fisika di
dari keseluruhan data di atas diketahui bahwa
semakin
tinggi
Laborato rium Zoologi
konsentrasi
Berdasarkan has il pengukuran
umpan, maka semakin cepat pula lalat
faktor
buah mencapai umpan.
kelembaban ruangan di Laboratorium
Pada analisis uji Chi-square dengan membandingkan nilai X2 hitung dan
X
2
tabel
parameter
tiap
didapatkan
bahwa Feeding
aktivitas
fisika
berupa
suhu
dan
Zoologi, diketahui bahwa suhu dan kelembaban
berada
pada
keadaa n
normal. Hasil pengukuran suhu dan kelembaban dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Suhu dan Kelembaban ruangan di Laboratorium Zoologi selama penelitian P arameter
Satuan
Suhu Kelembaban
°C %
Untuk pertama
pengamatan
dari lalat
aktivitas
yaitu searching
P erlakuan Markisa 26-28 71-82
Petrogenol 26-28 71-82
dihas ilkan semakin tajam sehingga lalat buah
tertarik
untuk
mendekat.
untuk
Ketertarikan lalat buah untuk mendekat,
Pengamatan
kare na aroma merupakan rangsangan
dilakukan dengan menghitung waktu
terpenting selama pencarian tanama n
start
inang oleh lalat buah (Doles , 2001,
merupakan
aktivitas
mencapai
umpan.
lalat mulai
lalat
dilepaskan
pada
chamber dan di akhiri ketika lalat sampai
pada
masing-masing
dalam Sianipar 2008). Untuk
bait
pengamatan aktivitas
chamber. Dilihat dari wa ktu, lalat buah
grounding
lebih ce pat mencapai ekstrak markisa
gera kan me ndarat dan mengitari objek.
dibanding petrogenol. Waktu tercepat
Pada
lalat sampai pada umpan yaitu pada
waktu pencapaian yang paling cepat
konsentrasi markisa 5 ml dengan waktu
yaitu pada ekstrak markisa dengan
75,13 detik, se dangkan wa ktu terlama
konsentrasi 4 ml dengan waktu 3,06
pada konsentrasi markisa 3 ml dengan
detik sedangkan waktu terlama yaitu
waktu 256,33 detik. Semakin tinggi
pada ekstrak markisa 5 ml dengan
konsentrasi
waktu 32,73 detik. Lalat buah banyak
maka
aroma
yang
lalat
aktivitas
buah grounding
melakukan rata-rata
berterbangan
diantara
pohon buah-
(1997),
lalat
buah
membutuhkan
buahan bila buah sudah hampir mata ng
karbohidrat, asam, am ino, mineral, dan
atau masak (Ka lie, 1999).
vitamin.
Untuk
pengamatan ga thering
Karbohidrat
merupakan
sumber energi bagi aktivitas hidup lalat
yang
buah. Adapun protein dibutuhkan lalat
tersedia di bait camber. Pada aktivitas
buah bagi kematangan seksual dan
gathering
produksi telur.
lalat buah memakan umpan
untuk
rata-rata
waktu
pencapaian paling cepat yaitu pada markisa
dengan
konsentrasi 4
ml
KESIMPULAN Berdasarkan
dengan waktu 45,23 detik sedangkan waktu terlama pada konsentrasi markisa 3 ml dengan waktu 58,7 detik. Lalat buah
dapat
mengenal
atraktan
berdasarkan bau, karena itu atraktan untuk lalat buah merupakan senyawa yang berbau. Hal ini terbukti dari kemampuan lalat buah mencapai umpan yang dipandun oleh adanya aroma markisa yang berasal dari bait chamber. Untuk pengamatan learning lalat mengitari objek sambil me ncambukcambukkan antena. Rata-rata waktu pencapaian paling cepat yaitu pada markisa
dengan
konsentrasi 5
ml
dengan waktu 14,83 detik sedangkan
hasil
dan
pembahasan pada penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan waktu aktivitas dari lalat buah berupa searching, grounding, gathering dan learn ing. Dari keseluruhan aktivitas tersebut
diketahui
semakin
tinggi
konsentrasi umpan, maka semakin cepat pula lalat buah mencapai umpan. Da pat disimpulkan bahwa lalat lebih tertarik ke
ekstrak
kepetrogenol,
markisa hal
di ini
banding sekaligus
menunjukkan bahwa ekstrak markisa berpengaruh terhadap Feeding Strategy lalat buah Bactrocera dorsalis. DAFTAR PUSTAKA
waktu terlama pada konsentrasi markisa 3 ml dengan wa ktu 58,7 detik. Selain
warna
dan
aroma
ketertarikan lalat buah pada markisa bisa di akibatkan, karena di dalam buah markisa
terkandung
zat
yang
dibutuhkan lalat buah. Menurut Putra
Azmal, A.Z., dan Fitriani. 2006. Surveilan Distribusi S pesies Lalat Buah Dikabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Stasiun Karantina Tumbuhan Tanjung Pandan.Availableathttp://www.ditlin. hortiku ltura.go.id/lalat-buah.htm123.Diunduh 2 N ovember 2012.
Fitriani, 2008. Identifikasi Jamur pada Buah Markisa (Passiflora ligularis) Di Desa Danau Kaciak Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten S olok. Skripsi P rogram S tudi P endidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat, P adang.
Sianipar, M. S. 2008. P referensi Lalat Buah Bactrocera dorsa lis Complex (Diptera: Tephritidae) Terhadap Beberapa Varietas Mangga. Bandung: U niversitas Padjadjaran.
Hasyim, A., Muryati dan W.J. de kogel. 2007. Kelimpahan Relatif Hama Lalat Buah pada Beberapa Jenis Tanaman Buah di Ke pulauan Kundur. J. H orti vol 17 (1). 105-408.
Surachman, M. 1992. Aspek Biologi dan Sebara n Populasi Lalat Buah pada Tanaman Mangga dengan Pengembangan Model Pengendalian Hama Terpadu. Disertasi Program Pasca sarjana Univ. Airlangga Surabaya. 230 hal.
Kalie, M. B. 1999. Mengatasi Buah Rontok, B usuk dan Berulat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Putra, N. S. 1997. Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya.Yogyakarta: Kanisius.
Samoedi, D. 1993. Daya pikat seksual untuk pengendalian hama ulat penggerek pucuk tebu, Tryporyza nivella (Lepidoptera: Noctuidea). Bulletin No. 139. Pusat Penelitian Gula Indonesia. Hal: 25-33.
Yasuda, K. 1995. Mass Traping of the Sweet P otato Weevil Cylas formicarius (Fabricus) (Coleoptera: Brentidae) with a syntethic sex pheromone. App l. Entomol. Zool.30(1):31-36.
Setiawan, E. D. 2011. Pengaruh Kombinasi Petrogenol dan Ekstrak Jeruk Terhadap Feeding Strategy Lalat Buah Bactrocera dorsalis. Padang: UNP.