Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
1
PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERHADAP RETURN SAHAM Rizky Putra Dwi Nugroho
[email protected] Astri Fitria SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) ABSTRACT The purpose of this research is to test empirically the influence of Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), and Earning per Share (EPS) to the Stock Return on manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. Multiple regression analysis is used in this research and 13 manufacturing companies which go public in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2012 have been selected as samples. This research is conducted at Indonesia School of Economics Surabaya (STIESIA) Stock Exchange Corner. The analysis instrument is SPSS 21.0 versions program. The result of the test which is based on goodness of fit test shows that regression model is feasible to be used in predicting the influence of Economic Value Added, Return on Equity (ROE), and Earning per Share (EPS) to the dependent variable that is Stock Return (Rt) on manufacturing companies which go public in Indonesia Stock Exchange in 2009 up to 2013 periods. The determination coefficient test (R2) has adequate contribution whereas multiple correlation coefficients (R) have quite close relationship. The partial hypothesis test shows that Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), and Earning per Share (EPS) variables have significant and positive influence to the stock return (Rt). Keywords:
Return on Equity (ROE), Earnings per Share (EPS), Economic Value Added (EVA) and Stock Return. ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan sampel sebanyak 13 perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2012. Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia Kampus STIESIA. Alat analisis yang digunakan adalah program SPSS versi 21.0. Hasil yang didapat berdasarkan uji goodness of fit menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE), Dan Earning Per Share (EPS) terhadap variabel dependen yaitu return saham (Rt) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 sampai dengan 2013. Dengan uji Koefisien determinasi (R2) mempunyai kontribusi cukup sedangkan untuk Koefisien korelasi berganda (R) mempunyai hubungan keeratan yang cukup erat. Untuk pengujian hipotesis secara parsial dihasilkan bahwa variabel Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE), Dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham (Rt). Kata kunci : Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Economic Value Added (EVA) dan return saham.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, pada perusahaan publik yang listed pada Bursa Efek Indonesia, rasio keuangan yang sering dipakai dalam menganalisis perubahan harga suatu saham adalah return on equity (ROE), earning per share (EPS). Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang tersedia bagi pemegang saham. Dalam perhitungannya ROE merupakan perbandingan antara earning after taxes dengan modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, jika proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Earning per share (EPS) menunjukkan kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan. Penggunaan rasio keuangan dalam menentukan kebijakan investasi telah dipakai secara luas namun demikian penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah mampu menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi persoalan ini dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added(EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya (cost of capital) yang timbul sebagai akibat dari investasi yang dilakukan. Dengan penerapan konsep EVA manajer keuangan dipaksa untuk dapat menggabungkan dua prinsip dasar keuangan dalam perusahaan yaitu mereka harus memaksimumkan kekayaan pemegang saham dan sekaligus meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari sejauh mana investor berharap laba dimasa depan melebihi dari biaya modal. Menurut definisi, peningkatan EVA secara terus menerus akan membawa peningkatan nilai pasar bagi perusahaan. Penedekatan ini terbukti efektif pada seluruh jenis organisasi, dari perusahaan mulai tumbuh sampai dengan perusahaan yang berubah haluan. Hal ini karena tingkat EVA bukanlah yang terpenting, kinerja saat ini sudah tercermin dalam Return Saham, ini merupakan perbaikan berkelanjutan dari EVA yang selanjutnya akan memberi peningkatan kekayaan para pemegang saham. Keunggulan lain dari EVA adalah bahwa secara konseptual cukup sederhana dan mudah dijelaskan pada para manajer yang tidak memiliki dasar keuntungan sekalipun hanya saja dalam perhitungannya agak rumit karena harus menghitung terlebh dahulu beberapa rumus yang belum tentu tercantum dalam laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2009) menguji pengaruh economi value addeddan return on equity terhadap reaksi pasar pada perusahaan glass, peorcelin and ceramics di Bursa Efek Jakarta. Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa berdasarkan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari pengujian yaitu multikolineritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak ada masalah. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dan menunjukkan nilai R2 sebesar 71,6% yang berarti variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya sebesar 18,4% variabel dependen dipengaruhi oleh faktor lain. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Indrawati adalah variabel penelitian yang dilakukan (Indrawati,2010:30) hanya dua sedangkan pada penelitian ini empat variabel. Penelitian ini bersifat pengulangan dan melibatkan empat variabel yaitu EVA dan ROE. Itu dalam penelitian penelitian ini diangkat judul :“Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diajukan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah Economic Value Added (EVA)berpengaruh positif dan signifikan terhadap ReturnSaham pada perusahaan manufakturyang terdaftar di
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
3
Bursa Efek Indonesia ? 2) Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ReturnSaham pada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 3) Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ReturnSaham pada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 4) Apakah Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) uji kelayakan modelnya berpengaruh terhadap ReturnSaham pada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah : 1) Obyek penelitian dibatasi banyak pada perhitungan dan pengujian pengaruh EVA, ROE dan EPS secara simultan terhadap Return Sahampada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 - 2013. 2) Obyek penelitian ini dibatasi hanya pada perhitungan dan pengujian pengaruh EVA, ROE dan EPSsecara parsial terhadap Return Sahampada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 - 2013. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Tinjauan Teoritis Pengertian EVA Menurut Warsono (2003:48) EVA adalah perbedaan diantara laba operasi setelah pajak dan total biaya modal, termasuk biaya ekuitas modal. EVA adalah suatu estimasi dari nilai yang diciptakan oleh manajemen selama tahun berjalan, dan secara substansial berbeda dari laba akuntansi karena tidak adanya pembebanan akibat penggunaan ekuitas modal yang tercermin di dalam laba akuntansi. Berdasarkan definisi diatas, EVA ditentukan oleh dua hal : pertama, keuntungan bersih operasional setelah pajak menggambarkan penciptaan value didalam perusahaan. Kedua biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan penciptaan value. Keunggulan dan kelemahan EVA Dari penjelasan sebelumnya jelas terlihat bahwa EVA sangat bermanfaat digunakan sebagai peneliti kinerja perusahaan fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation), semakin meluasnya penggunaan EVA tidak terlepas dengan semakin meningkatnya kesadaran manajemen bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan nilai pemegang saham. Kelemahan EVA menurut Young dan O’Byrne (2001:129-130) sebagai berikut : a) Beberapa budaya nasional dan korporasi tidak nyaman dengan insentif kekayaan yang kuat. Sehingga suatu rencana bonus EVA yang diketahui terlebih dahulu mengarah pada pengunduran diri dari pada meningkatkan kinerja. b) EVA bukan merupakan pengukuran kinerja terbaik untuk pemula atau operasi dalam beberapa pasar yang sedang bermunculan. c) Dalam beberapa industri yang sangat berhubungan dengan siklus akan sangat tidak mungkin untuk mencapai laverage kekayaan yang kuat tanpa baik resiko penahanan berlebihan atau biaya pemegang saham yang sangat tinggi. Langkah-langkah untuk menentukan EVA a. Menghitung biaya modal hutang Beban bunga tahunan Kd = Total hutang Beban bunga setelah pajak sebagai berikut : Kd = (1 – t) Kd Kd = beban bunga tahunan setelah pajak t = tax rate
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
b.
4
Menghitung biaya modal saham Ri = Rf + (Rm – Rf) i Keterangan : Ri = biaya modal saham untuk perusahaan tahun ke-i Rf = tingkat bunga bebas resiko rata-rata per tahun Rm = tingkat pengembalian pasar rata-rata per tahun i = beta untuk saham perusahaan i Perhitungan tingkat pengembalian pasar tahun yang dihitung sebagai berikut : IMTt − IMTt−1 𝑅𝑚𝑡 = IMTt−1 Keterangan : IMTt = indeks Return Saham gabungan pada tahun ke-t IMT t-1 = indek Return Saham gabungan pada tahun t-1 Perhitungan beta () masing-masing saham : Cav(Rit, Rmt) 𝑖 = Var(Rmt) Keterangan : I = koefisien beta untuk i Rit = tingkat pengembalian saham I pada tahun ke-i Rmt = tingkat pengembalian pasar pada tahun ke-i Perhitungan beta () dapat disederhanakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : nXY − XY = nX 2 − (X)2 Keterangan : n = banyaknya periode pengamatan x = tingkat hasil pengembalian portofolio pasar (Rm) y = tingkat hasil pengembalian saham individual (Ri) c. Menghitung weighted average cost of capital (WACC) WACC = (biaya hutang x proporsi hutang) + (biaya modal saham x proporsi modal saham) d. Menghitung EVA EVA = NOPAT – (WACC x capital)
Pengertian Biaya Modal Dalam pendekatan analisis EVA penentuan angka biaya modal (cost of capital) sangat penting sifatnya, sebab angka biaya modal inilah yang menjadi patokan dalam penelitian sifat proposal infestasi baru. Konsep EVA merupakan suatu konsep untuk mengetahui seberapa besar biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari penggunaan dana untuk pembelian barang dan modal maupun modal kerja. Jika ditinjau dari pemilik modal biaya ini merupakan suatu pendapatan yang diharapkan sebagai imbalan atas dana yang telah diinvestasikan pada tingkat resiko tertentu. Biaya modal adalah tingkat pengembalian berdasarkan nilai pasar dari suatu korporasi yang dilihat dari saham yang beredar, dimana para manajer korporasi harus mengetahui kapan dan seberapa besar kebutuhan akan biaya modal yang diperlukan suatu korporasi di dalam membantu untuk memaksimalkan pengembalian. (Tampubolon, 2005:170)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
5
Return on Equity (ROE) Pengertian ROE (Return on Equity) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bagi pemegang saham biasa, setelah memperhitungkan biaya bunga (biaya hutang) dan deviden saham preferen (biaya saham preferen). Rasio ini merupakan profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Mamduh dan Abdul, 2008:180). ROE adalah rasio pengembalian atas para pemegang saham (rete of return on stockholders) merupakan perbandingan antara laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (EACS) dengan ekuitas saham modal biasa (Warsono, 2003:38) Manfaat ROE ROE lebih menjadi perhatian pemegang saham (stockholders) karena berkaitan dengan modal saham yang diinvestasikan untuk dikelola pihak manajemen.Bagi manajemen sebagai pihak internal perusahaan, ROE mempunyai arti penting untuk menilai kinerja perusahaan dalam memenuhi harapan pemegang saham (stockholders).ROE merupakan salah satu alat utama investor yang paling sering digunakan dalam menilai sutau saham. Dalam perhitungannya secara umum ROE dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama setahun terakhir. Earning Per Share Rasio ini mengukur berapa besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Bagi investor, rasio ini diperlukan bagi analisisnya untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan earning untuk tiap lembar sahamnya. Laba per tahun saham atau earning per share merupakan perbandingan antara laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for comman stackholders) dengan jumlah saham biasa yang beredar (number of outstanding common stock) (Warsono, 2003:38). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya.Earning per share dirumuskan dengan perbandingan antara laba bersih dibagi dengan total lembar saham sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan per Desember. Untuk menghitung EPS digunakan rumus : Laba bersih setelah pajak 𝐸𝑃𝑆 = Jumlah saham yang beredar Return Saham Persoalan mendasar bagi setiap infestor dipasar modal adalah bagaimana menentukan Return Saham yang seharusnya serta memberikan panwaran (firecasting) terhadap perubahan Return Saham pada masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT), saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang berupa secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian prospen dari kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal dalam menjalankan haknya. Nilai buku perlembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk dipasar beli saham. Harga teoritis adalah Return Saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa. Perumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini serta tinjauan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diuraikan dalam
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
6
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Economic Value Added (EVA)berpengaruh positif dan signifikan terhadap ReturnSaham. 2) Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ReturnSaham. 3) Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ReturnSaham pada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4) Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) uji kelayakan modelnya berpengaruh terhadap ReturnSaham pada perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian dan gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh EVA, ROE dan EPS sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan terhadap Return Saham, dari masing-masing Return Saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi adalah jumlah seluruh objek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi dari penelitian ini adalah Return Saham yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode tahun 2009 - 2013. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan audit per 31 Desember. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik sampel yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu yang diterapkan dalam penentuan sampel yang akan digunakan sebagai bahan penelitian adalah perusahaan yang dimiliki kriteria sebagai berikut : 1) Perusahaan go publik dalam sektor manufaktur yang telah tercatat sebagai emiten dengan periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2013 secara kontinyu. 2) Perusahaan melaporkan laporan keuangan setiap tahun selama periode 2009 sampai dengan 2013 tahun fiskla yang berakhir 31 Desember. 3) Perusahaan melalporkan laporan keuangan yang mempunyai net income negative tidak berturut-turut selama periode 2009 sampai dengan 2013. Dengan memalui seleksi sampel diatas dihasilkan 13 perusahaan manufaktur yang go publik terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel. Nama-nama perusahaan yang sahamnya dijadikan sampel dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 1 Perusahaan yang Dijadikan Sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Perusahaan PT Akhasa Wira International Tbk PT. Astra Internasional Tbk PT Argo Pantes Tbk Polychem Indonesia Tbk PT Indofarma (Persero) Tbk PT. Indospring Tbk PT. Kalbe Farma Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT HM Sampoerna Tbk PT. Gudang Garam Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk
Kode ADES ASII ARGO ADMG INAF INDS KLBF KAEF BATA HMSP GGRM STTP UNVR
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
7
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dokumentasi yang pengumpulan data dengan cara melihat dan memanfaatkan catatan-catatan, laporanlaporan dan formulir yang ada dalam perusahaan yang berkaitan dengan EVA, ROE & EPS. Variabel Penelitian Ada dua macam variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu variabel dependen : Y, pada penelitian ini variabel dependen adalah return saham. Dan variabel independen : X, pada penelitian ini variabel independen adalah : 1) Economic Value Added (EVA) = X1, 2) Return on Equity (ROE) = X2. 3) Earning Per Share (EPS) = X3 Divinisi Operasional Variabel Devinisi operasional variabel merupakan penjelasan variabel-variabelo yang akan diamati, yang akan menjadi objek pengamatan dari penelitian. Divinisi operasional yang akan diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen. a. ROE Merupakan prosentase laba bersih dengan total ekuitas yang menunjukkan beberapa laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki. Laba Bersih 𝑅𝑂𝐸 = Ekuitas b. EPS Merupakan jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang saham biasa (Prastowo, 2005:99). EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang tercatat. EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Laba Bersih 𝐸𝑃𝑆 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 c. EVA EVA adalah laba bersih operasional setelah pajak yang dikurangi dengan biaya modal dari seluruh modal yang digunakan untuk menghsilkan laba. 1) Laba operasional setelah pajak adalah keuntungan yang dihasilkan perusahaan atas penjualan setelah dikurangi pajak. Laba operasional setelah pajak = laba operasional sebelum pajak-pajak 2) Biaya rata-rata tertimbang (WACC) adalah rata-rata tertimbang dari komponen biaya utang saham biasa dan preferen WACC = Wd.Kd (1-T) + Wp.Kp + Ws.Ks 2.
Variabel Dependen a. Return Saham Return Return Saham merupakan harga yang terjadi dipasar sekunder, yang pada dasarnya Return Saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran secara kontinyu, sehingga harga pasar saham menyesuaikan secara tepat dengan setiap perubahan informasi. Return Saham yang digunakan adalah Return Saham rata-rata penutupan (clocing price) per bulan selama tahun 2009-2013. Untuk menghitung nilai perubahan Return Saham saat ini digunakan P1−P rumus :𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 = P t−1 t−1
Keterangan : P1 = Return Saham bulan ini Pt-1 = Return Saham bulan lalu
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
8
Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk menditeksi ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi berganda yang digunakan.Pengujian ini terdiri atas uji normalitas, multikolineritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. 1. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Untuk uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan one sample kolmograrow smirniw test. Dasar dalam pengambilan keputusan adalah jika 2-failed > 0,05 maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.Salah satu untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan varians inflantion factor (VIF) dan tolerance. Apabila ada VIF kurang dari lima dan nilai tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 0,5 berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari lima dan nilai tolerance kurang dari 0,1 atau lebih dari 0,5 berarti terjadi multikolinearitas. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu metode regresi linier ada korelasi antara korelasi pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke onservasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk menditeksi ada tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin-Waston (DW test). 4.
Heteroskedatisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi kesamaan varian dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut hemoskedastisitas dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah distudentized.
Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini pengujian menggunakan statistic deskripstif untuk menganalisis data.Analisis data yang digunakan adalah metode deskripstif kuantitatif yang merupakan pencatatan data yang disertai angka-angka yang dapat memberikan gambaran yang obyektif dari masalah yang dianalisis. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan 3 (enam) variabel independent dan 1 (satu) variabel dependent. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), danEconomic Value Added (EVA) terhadap return saham dengan menggunakan metode regresi linier berganda yang menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 21.0. Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : Rt = α + β1ROE + β2EPS + β3EVA + ε
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
9
Dimana : Rt = Return Saham EVA = Economic Value Added ROE = Return On Equity EPS = Earning Per Share Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Models) 1. Uji Goodness of Fit Uji Goodness of Fitdigunakan untuk menguji kelayakan model yang digunakan dalam penelitian (Ferdinand, 2008 : 300). Model Goodness of Fit yang dapat dilihat dari nilai uji F (analisisi of variance (ANOVA)) (Ghozali, 2008:97). Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara layak terhadap variabel dependen. 2. AnalisisKoefisien Determinasi (Uji R2) Koefisien Determinasi Berganda (R2) memiliki tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), danEconomic Value Added (EVA)terhadap Return saham (Rt)Perusahaan Manufaktur Go Public di BEI. (Sudjana, 2009:130). Kriteria koefisien determinasi secara simultan (Uji R2) dapat dilihat dari interval sebagai berikut: Pengujian Hipotesis Untuk menguji pengaruh signifikan atau tidaknya variabelReturn On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), danEconomic Value Added (EVA)terhadap Return saham (Rt)Perusahaan Manufaktur Go Public di BEI secara parsial digunakan uji hipotesis parsial (uji t). Kriteria dan penolakan hipotesis adalah: - Jika t hitung> t tabel maka Ho ditolak (ada pengaruh signifikan) - Jika t hitung< t tabel maka Ho diterima (tidak ada pengaruh signifikan) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Perhitungan Return On Equity (ROE) Analisis keuangan dengan menggunkana rasio akuntansi sangat mudah dilakukan dan saat ini masih banyak yang digunakan oleh para pemain di Bursa Efek sebagai dasar atau acuan untuk menentukan portofolio investasi. Tabel 3 mengambarkan bagaimana rasio yang terjadi pada 13 perusahaan selama 5 tahun antara periode 2009 sampai dengan 2013. Dilihat dari nilai ROE tahun 2009 – 2013, perusahaan yang pernah mengalami nilai ROE negatif adalah PT Argo Pantes Tbk dengan nilai rata-rata ROE nya sebesar -80,712%. Pada tahun 2009 sebesar -202,26%, pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar -59%, pada tahun 2011 mengalami penurunan lagi sebesar -38,97%, sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 53,72% dan tahun 2013 mengalami penurunan lagi sebesar 45,61%. Nilai ROE yang negatif disebabkan karena PT Argo Pantes Tbk menghasilkan laba negatif atau rugi, sehingga perusahaan diartikan tidak mampu menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya. ROE yang negatif menunjukkan ketidakmampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, dimana perusahaan mengalamim kerugian karena modal yang dipakai tidak dapat memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, sehingga penjualan yang dilakukan perusahaan tidak menghasilkan laba dan dapat menurunkan profitabilitas penjualan (operasi). Pada tabel 3 nilai ROE tahun 2009-2013 setiap perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya adalah PT. Unilever Indonesia Tbk, dengan nilai rata-rata ROE nya sebesar 105,348%. Pada tahun 2009 sebesar 82,19%, pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 83,67%, pada tahun 2011 mengalami penurunan lagi sebesar 113,13%, sedangkan pada tahun
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
10
2012 mengalami peningkatan sebesar 121,94% dan tahun 2013 mengalami penurunan lagi sebesar 125,81%. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor struktur modal, kebijakansanaan manajemen, efisiensi dan faktor lain yang merupakan internal perusahaan, sehingga perusahaan diartikan mampu menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya. Sedangkan kenaikan ROE artinya bahwa perusahaan mampu meningkatkan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, dimana perusahaan tersebut mengalami keuntungan karena modal yang dipakai dapat memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, sehingga penjualan yang dilakukan perusahaan menghasilkan laba dan dapat meningkatkan profitabilitas penjualan. Berikut ini adalah tabel 2 hasil perhitungan ROE selama periode 2009-2013 adalah : Tabel 2 Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE) Perusahaan Manufaktur Periode 2009 - 2013 Tahun (dalam %) Rata-rata No Perusahaan industri 2009 2010 2011 2012 2013 1 PT Akhasa Wira International 23,92 31,70 20,57 39,87 19,30 27,072 Tbk 2 PT. Astra Internasional Tbk 31,19 34,48 27,79 25,32 21,00 27,956 3 PT Argo Pantes Tbk - -59,00 -38,97 -53,72 -45,61 -80,712 206,26 4 Polychem Indonesia Tbk 4,93 2,96 11,04 2,63 3,91 5,094 5 PT Indofarma (Persero) Tbk 0,71 4,03 6,06 6,52 -9,18 1,628 6 PT. Indospring Tbk 35,49 31,28 19,05 11,80 7,27 20,978 7 PT. Kalbe Farma Tbk 24,35 25,01 23,37 24,08 23,18 23,998 8 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 6,28 12,45 13,71 14,01 13,28 11,946 9 PT Sepatu Bata Tbk 17,58 18,39 15,97 17,90 14,70 16,908 10 PT HM Sampoerna Tbk 48,65 62,88 79,05 74,73 60,17 65,096 11 PT. Gudang Garam Tbk 19,05 19,88 20,20 15,29 14,90 17,864 12 PT. Siantar Top Tbk 10,15 9,33 8,71 12,87 13,03 10,818 13 PT. Unilever Indonesia Tbk 82,19 83,67 113,13 121,94 125,81 105,348 Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia kampus STIESIA (Diolah) Perhitungan Earning Per Share (EPS) Hasil perhitungan EPS pada tabel 4 menunjukkan bahwa PT Argo Pantes Tbk yang memiliki nilai EPS paling kecil yaitu dengan tingkat rata-rata EPS nya sebesar -324,812, nilai EPS tahun 2009 sebesar -225,43, nilai EPS tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 372,07, nilai EPS tahun 2011 juga mengalami peningkatan sebesar -417,85, dan nilai EPS pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar -225,63. Sedangkan perusahaan yang nilai EPS nya paling tinggi adalah PT. Gudang Garam Tbk yaitu pada tahun 2009 nilai EPS nya sebesar Rp. 1.812, pada tahun 2010 nilai EPS nya mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.191, pada tahun 2011 nilai EPS nya sebesar mengalami peningkatan Rp 2.577, pada tahun 2012 nilai EPS nya sebesar mengalami penurunan Rp. 2.115, dan tahun 2013 nilai EPS nya sebesar juga mengalami penurunan Rp. 2.279 dengan nilai rata-rata EPS nya sebesar Rp. 2.194,-. EPS adalah salah satu alat yang sering digunakan untuk mengevaluasi saham. EPS yang tinggi menunjukkan bahwa kemungkinan besar perusahaan akan membagikan deviden yang tinggi pula bagi para pemegang saham, sedangkan nilai EPS yang rendah juga akan mengakibatkan tingkat pengembalian atau deviden akan rendah pula. Salah satu alasan investor membeli saham adalah mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil, maka kecil pula kemungkinan perusahaan membagikan deviden. Hal ini dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memmiliki EPS tinggi dibanding saham yang memiliki EPS rendah. Berikut ini adalah tabel 3 hasil perhitungan EPS selama periode 2009-2013 adalah :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
11
Tabel 3 Hasil Perhitungan Earning Per Share (EPS) Perusahaan Manufaktur Periode 2009 - 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Perusahaan PT Akhasa Wira International Tbk PT. Astra Internasional Tbk PT Argo Pantes Tbk Polychem Indonesia Tbk PT Indofarma (Persero) Tbk PT. Indospring Tbk PT. Kalbe Farma Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT HM Sampoerna Tbk PT. Gudang Garam Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk
2009 27,71 3,07 -225,43 13,83 0,69 1,57 103,35 11,25 4,08 1.161,15 1.812,00 31,35 398,87
Tahun (dalam Rp) 2010 2011 2012 53,75 43,92 141,56 4,20 5,21 5,62 -372,07 -417,85 -354,08 9,51 73,04 20,89 4,05 11,91 13,68 1,90 535,18 425,61 132,32 149,96 29,13 24,98 30,93 36,24 4,69 4,36 5,33 1.465,38 1.839,93 2.269,06 2.191,00 2.577,00 2.115,00 31,86 32,58 56,97 443,60 545,78 634,23
Rata-rata industri 70,374 4,722 -324,812 31,164 2,566 237,376 90,712 28,446 4,678 1575,654 2194,8 43,812 544,8
2013 84,93 5,51 -254,63 38,55 -17,50 222,62 38,80 38,83 4,93 1.142,75 2.279,00 66,30 701,52
Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia kampus STIESIA (Diolah) Perhitungan Economic Value Added (EVA) Hasil perhitungan EVA pada tabel 5 menunjukkan bahwa pada tahun 2009-2013 ada perusahaan yang memiliki EVA positif dan negatif. Namun demikian hasil dari perhitungan terlihat bahwa pada tahun 2012 PT. HM. Sampoerna Tbk memiliki nilai EVA paling tinggi yaitu sebesar Rp. 9.094.30,-. Sedangkan perusahaan yang pernaha mengalami nilai EVA terrendah adalah PT. Argo Pantes Tbk memiliki nilai EVA paling rendah sebesar Rp. -245.895,-. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai rata-rata EVA tertinggi adalah PT. Kalbe Farma Tbk memiliki nilai rata-rata EVA sebesar Rp. 98.800,-. Sedangkan nilai rata-rata EVA yang terendah dan negatif adalah PT. Argo Pantes Tbk sebesar Rp. 130.146,-. Berikut ini adalah table 4 hasil perhitungan EVA selama periode 2009-2013 adalah : Tabel 4 Hasil Perhitungan Economic Value Added (EVA) Perusahaan Manufaktur Periode 2009 - 2013 No
Perusahaan
2009
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PT Akhasa Wira International Tbk PT. Astra Internasional Tbk PT Argo Pantes Tbk PT. Polychem Indonesia Tbk PT Indofarma (Persero) Tbk PT. Indospring Tbk PT. Kalbe Farma Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT HM Sampoerna Tbk PT. Gudang Garam Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk
12.816 8.726 -45.328 -31.109 32.258 62.470 487.997 17.196 3.898 4.213.78 1.685.01 18.316 2.746.34
Tahun (dalam Rp) 2010 2011 2012
2013
30.130 13.989 -245.895 -8.201 5.490 69.013 1.002.69 80.969 42.185 5.789.96 2.848.02 44.586 3.107.23
38.327 12.601 -81.915 -667.077 -99.380 -90.200 1.573.60 -56.463 207.115 4.213.62 4.807.79 96.335 5.263.99
33.122 16.923 -124.903 567.319 -14.137 63.303 1.090.64 64.473 24.568 7.553.76 3.791.10 13.848 4.009.03
Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia kampus STIESIA (Diolah)
73.122 18.653 -152.688 -113.424 4.737 -28.049 2.335.53 171.156 93.394 9.094.30 4.343.41 -13.733 7.953.05
Ratarata industri 37.635 14.178 -130.146 -50.498 -14.206 15.307 98.800 55.466 74.232 6.173 3.495 31.870 4.616
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
12
Perhitungan Return Saham (Rt) Return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas investasi yang dilakukan. Konsep return saham dalam penelitian ini adalah perbandingan antara selisih harga saham saat ini dengan harga saham periode sebelumnya ditambah deviden dibagi dengan harga saham periode sebelumnya. Adapun nilai closing price dalam penelitian ini diambil dari closing price tahunan yang tercantum dalam Jakarta Stocks Excange.Secara matematis return saham dapat diformulasikan sebagai berikut: Pt − Pt−1 Rt = Pt−1 Berikut ini adalah tabel 5 hasil perhitungan return saham (Rt) : Tabel 5 Hasil Perhitungan Return Saham (Rt) Perusahaan Manufaktur Periode 2009 – 2013 No. Perusahaan 1
2009
2010
Tahun 2011
2012
PT Akhasa Wira International 1,416 2,882 -0,294 0,736 Tbk 2 PT. Astra Internasional Tbk 1.336 0,507 0,334 -0,901 3 PT Argo Pantes Tbk 0,001 0,001 -0,085 -0,092 4 PT. Polychem Indonesia Tbk 0,723 0,589 1,823 -0,402 5 PT Indofarma (Persero) Tbk 0,605 0,040 0,941 0,834 6 PT. Indospring Tbk 0.202 3.439 -0.447 0.332 7 PT. Kalbe Farma Tbk 1.387 1.027 0.076 -0.349 8 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 0.686 0.359 0.962 1.021 9 PT Sepatu Bata Tbk 0.788 0.796 -0.197 0.134 10 PT HM Sampoerna Tbk 0.300 1.109 0.366 0.463 11 PT. Gudang Garam Tbk 1.970 0.606 0.481 -0.059 12 PT. Siantar Top Tbk 0.565 0.474 0.652 0.581 13 PT. Unilever Indonesia Tbk 0.421 0.442 0.158 0.146 Sumber Data : Pojok Bursa Efek Indonesia kampus STIESIA (Diolah)
0,300
Ratarata Industri 1.008
-0.091 0.200 -0,383 -0.694 -0.284 0.206 -0.008 -0.553 0.092 -0.249 0.523 0.254
0.237 0.005 0.470 0.345 0.648 0.469 0.604 0.194 0.466 0.550 0.559 0.284
2013
Analisis Pengujian Terhadap Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas Dalam penelitian ini, Uji normalitas data untuk memenuhi standar statistik yang berhubungan dengan regresi linier diolah dengan bantuan SPSS 21for Windows dengan menggunakan pendekatan grafik. Menurut Santoso (2001:210), untuk melihat apakah variabel dependen dan variabel independen mengikuti sebaran normal atau tidak, dapat digunakan Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Apabila residual menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Berikut adalah Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual dari model regresi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
13
Sumber: Data diolah, (terlampir) Gambar 1 Normal Probability Plot Uji normalitas grafik dapat menyesatkan jika tidak berhati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik belum tentu normal. Oleh karena itu dilakukan pengujian statistik dengan cara melakukan uji one sample tes Kolmogrov-Smirnov. Uji ini digunakan untuk menghasilkan angka yang lebih detail, apakah suatu persamaan regresi yang akan dipakai lolos normalitas. Suatu persamaan regresi dikatakan lolos normalitas apabila nilai signifikasi uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2006). Tabel 6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N 65 a,b Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation .69100275 Most Extreme Absolute .147 Difference Positif .147 Negatif -.083 Kolmogorov-Smirnov Z 1.181 Asymp. Sig (2-tailed) .123 a. Test distribution is Normal b. Calculated from data Sumber: Data diolah, (Terlampir) Berdasarkan tabel 7 terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar1.181 dengan tingkat signifikan 0,123, berarti hal itu menunjukkan bahwa variabel penelitian terdistribusi normal karena tingkat signifikansinya ≥ 0,005. Hal ini berarti dari variabel semuanya dengan hipotesis nol tidak dapat ditolak atau data terdistribusi normal. Hasil Uji Multikoloniaritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan atau korelasi diantara variabel-variabel independennya. Regresi yang baik adalah regresi yang vairabel independennya tidak memiliki hubungan yang erat atau tidak terjadinya multikolinearitas antara variabel independennya. Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerace < 0,1 atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor ( VIF ) > 10 serta suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah korelasi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
14
antar variabel independennya harus lemah. Jika antara variabel bebas ada korelasi cukup tinggi (umumnya diatas 0,90) maka hal ini merupakan adanya multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas pada tabel 7 berikut: Tabel 7 Uji Multikolinearitas Variabel VIF Keterangan ROE 1.005 Bebas Multikolinieritas EPS 1.013 Bebas Multikolinieritas EVA 1.017 Bebas Multikolinieritas a. Dependent Variable: Return Saham Sumber: Data diolah, (Terlampir) Berdasarkan Tabel 7 tersebut di atas terlihat bahwa semua variabel bebas yang terdiri dari Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), danEconomic Value Added (EVA), yang memiliki nilai VIF tidak melebihi 10. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas tersebut tidak memiliki keterikatan atau hubungan yang sangat kuat terhadap variabel bebas lainnya, sehingga dapat disimpulkan model analisis bebas gangguan multikolinieritas. Uji Autokorelasi Asumsi klasik kedua yang diuji adalah ada tidaknya autokorelasi yang dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson. Uji autokorelasi Durbin Watson dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi autokorelasi di dalamnya. Menurut Santoso, 2001 : 218, deteksi adanya autokorelasi bisa dilihat pada tabel Durbin-Watson, secara umum bisa diambil sesuai patokannya, yaitu : Dalam analisis diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,878 dengan N = 65 dan k = 3, taraf signifikasi yang digunakan (α ) adalah 5% diperoleh dL = 1,503 dan dU = 1,696 serta 4dU = 2,304 dan 4-dL = 2,497yang dilihat statistik Durbin-Watson yang dilihat dari tabel 8 dibawah : Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi Distribusi Interprestasi DW < 1,869 Autokorelasi positif 1,503 ≤ DW <1,696 Daerah keragu-raguan/ Incilclusif 1,696 ≤ DW <2,304 Tidak ada autokorelasi 2,304 ≤ DW <2,497 Daerah keragu-raguan/ Incilclusif DW ≥ 2,497 Autokorelasi negatif a. Predictors : (Constant), EVA, PAIit, PLKit, PAOit, ROI, PAPit b. Dependent Variable: Rt Sumber: data diolah (Terlampir) Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatterplot yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID pada sumbu X dan ZPRED pada sumbu Y. Salah satu metode yang dipakai untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan bantuan SPSS 18 For Windows melalui pendekatan grafik. Menurut Santoso (2001:210), jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik pengujian heteroskedastisitas disajikan berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
15
Sumber: data diolah (Terlampir) Gambar 2 Scatterplot Dari gambar 2 diatas, diketahui bahwa titik-titik data tersebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar dengan baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk prediksi perubahan laba berdasarkan masukan variabel independennya yang dalam hal ini adalah Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), danEconomic Value Added (EVA). Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), danEconomic Value Added (EVA)terhadap Return Saham (Rt) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2013 secara linier. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan Program SPSS 21.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 9 Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Bebas Koefisien Regresi thitung Sig. Constant .439 4.689 .000 ROE .222 2.455 .044 EPS .097 2.663 .039 EVA .502 3.171 .002 Fhitung 3.430 Signifikan .022 R .596 Rsquare .443 Adjusted RSquare .367 Varaibel terikat Return Saham (Rt) Sumber: Data diolah, (Lampiran 2) Dari data tabel diatas persamaan regresi yang didapat adalah : Rt = 0.439 + 0.222ROE + 0.097EPS+ 0.502EVA Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit Models) Analisis koefisien determinasi (R2)dan koefisien korelasi (R) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi variabel Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA)terhadap Return Saham (Rt) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
16
Efek Indonesia. Dari perhitungan dengan hasil output SPSS 21.0 pada tabel 10 diatas diketahui RSquare (R2) sebesar 0,443 atau 44,3% yang berarti bahwa kontribusi variabel bebas yang terdiri dari Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), danEconomic Value Added (EVA)terhadap return saham (Rt) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia adalah mempunyai kontribusi cukup. Sedangkan sisanya (100% - 44,3% = 55,7%) dipengaruhi oleh faktor lainnya. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,596 atau 59,6% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas yang terdiri Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), danEconomic Value Added (EVA)terhadap return saham (Rt) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia memiliki hubungan yang cukup erat. Uji Goodness of Fit Uji goodness of fit digunakan untuk menguji kelayakan model yang digunakan dalam penelitian (Ferdinand, 2006:300). Model goodness of fit yang dapat dilihat dari nilai statistik F (Ghozali, 2011:97). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA)terhadap variabel dependen yaitureturn saham (Rt) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Hasil nilai uji kelayakan model dapat dilihat pada tabel 10 diatas menunjukkan bahwa dari hasil output perhitungan program SPSS versi 21 diperoleh nilai Fhitung = 3,430 dengan tingkat signifikan sebesar 0,022< (α) 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA)terhadap variabel dependen yaitureturn saham (Rt) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Pengujian Hipotesis Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah tingkat masing-masing variabel Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA) mempunyai pengaruh terhadap return saham (Rt) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2013. Hasil analisa menggunakan software SPSS 21 adalah tampak pada tabel 10 diatas dapat diuraikan sebaga berikut : a.
Uji Parsial Pengaruh Return On Equity (ROE)Terhadap return saham (Rt) Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel Return On Equity (ROE)sebesar 0,044 (lebih kecil dari α = 0,05). Dengan demikian pengaruh Return On Equity (ROE)terhadap return saham (Rt) secara parsial berpengaruh signifikan. Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap reaksi pasar, hal ini dapat dikarenakan kemampuan perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba bersih. Kepentingan pemilik perusahaan atas ROE yaitu untuk menilai berhasil tidaknya manajemen perusahaan dalam mengelola modal diinvestasikan pada perusahaan yang bersangkutan. Yang berarti semakin besar Return On Equity (ROE) semakin besar pula para investor yang mendapatkan return yang tinggi, dengan demikian kesediaan investor untuk berkorban yang ditunjukkan dengan harga yang harus dibayar untuk saham tersebut juga meningkat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) mempunyai korelasi positif dengan harga saham, karena semakin tinggi Return On Equity (ROE) suatu perusahaan maka investor akan cenderung lebih tertarik membeli saham perusahaan tersebut.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
b.
c.
17
Secara teori menurut Mamduh dan Abdul (2007:180), Return on Equity (ROE) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bagi pemegang saham biasa, setelah memperhitungkan biaya bunga (biaya hutang) dan deviden saham preferen (biaya saham preferen). Rasio ini merupakan profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Bagi internal perusahaan, Return on Equity (ROE) mempunyai arti penting untuk menilai perusahaan dalam memenuhi harapan pemegang saham. Hasil uji t tersebut diatas juga didukung oleh hasil penelitian sependapat dengan pengujian yang dilakukan oleh Wibowo (2008) yang menguji pengaruh pengukuran kinerja dengan metode tradisional dan metode EVA terhadap return saham perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Jakarta tahun 2005-2008 dan selalu membagikan deviden selama periode pengamatan. dengan variabel dependen yaitu return saham, sedangkan variabel independen yang terdiri dari Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Economic Value Added (EVA) yang tidak mempunyai pengaruh signifikansecara parsial. Uji Parsial Pengaruh Earning Per Share (EPS)Terhadap Return Saham (Rt) Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel Earning Per Share (EPS)sebesar 0,039 (lebih kecil dari α = 0,050). Dengan demikian pengaruh Earning Per Share (EPS)terhadap Return Saham (Rt) secara parsial adalah berpengaruh signifikan. Earning Per Share (EPS)yang positif menujukkan seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Sehingga semakin besar Earning Per Share (EPS) maka semakin besar deviden yang akan diterima pemegang saham, karen laba perusahaan semakin meningkat. Dengan peningkatan Earning Per Share (EPS) maka para investor akan mempertimbangkan untuk berinvestasi pada perusahaan yang nilai Earning Per Share (EPS) nya tinggi dengan harapan akan memperoleh keunutngan yang tinggi. Secara teori menurut Warsono, (2003:38). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya.Earning per share dirumuskan dengan perbandingan antara laba bersih dibagi dengan total lembar saham sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan per Desember. Hasil uji t tersebut diatas juga didukung oleh hasil penelitian sependapat dengan pengujian yang dilakukan oleh Michael Valentino Damanik (2008) meneliti pengaruh dari Economic Value Added dan Analisis Fundamental terhadap harga saham perusahaan pada sektor industri retail. Hasilnya menunjukkan bahwa dari keempat belas variabel bebas (Economic Value Added, Current Ratio, Quick Ratio, Total Asset Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Gross Profit Margin Ratio, Net Profit Margin Ratio, Return On Asset Ratio, Return On Equity Ratio, Debt Ratio, Debt Equity Ratio, Leverage Ratio, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio) secara bersama-sama seluruhnya berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan, tetapi secara parsial hanya Net Profit Margin Ratio dan Earning Per Share yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan. Uji Parsial Pengaruh Economic Value Added(EVA)Terhadap Return Saham (Rt) Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α = 5% dapat dilihat hasil perhitungan program SPSS 21.0 diperoleh tingkat signifikan variabel economic value added (EVA)sebesar 0,002 (lebih kecil dari α = 0,050). Dengan demikian pengaruh economic value added (EVA)terhadap return saham (Rt) secara parsial adalah berpengaruh dan signifikan. Economic Value Added (EVA) positif berarti telah terjadi proses nilai tambah bagi perusahaan. Dengan adanya economic value added (EVA) yang positif maka dapat dipakai
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
18
sebagai dasar pertimbangan pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisidivisi yang membuat economic value added (EVA) menjadi positif pada perusahaan yang mempunyai struktur, yang terdiri dari beberapa divisi. Selain memperhatikan karyawan, economic value added (EVA) yang positif juga memberikan harapan-harapan pemegang saham dan kreditur. Yang berarti bila economic value added (EVA) semakin tinggi maka harga saham akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya, sehingga return saham yang dimiliki oleh para pemegang saham menjadi ikut naik. Secara teori menurut Warsono (2003:48). EVA adalah perbedaan diantara laba operasi setelah pajak dan total biaya modal, termasuk biaya ekuitas modal. EVA adalah suatu estimasi dari nilai yang diciptakan oleh manajemen selama tahun berjalan, dan secara substansial berbeda dari laba akuntansi karena tidak adanya pembebanan akibat penggunaan ekuitas modal yang tercermin di dalam laba akuntansi.. Hasil uji t tersebut diatas juga didukung oleh hasil penelitian sependapat dengan pengujian yang dilakukan oleh Raja Lambas J. Panggabean, (2005)melakukan analisis perbandingan korelasiEVA dan ROE terhadap harga saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Dalampenelitiannya ditemukan bahwa Economic Value Added (EVA) perusahaan dalam LQ45 mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga sahamnya. Sedangkan Returnon Equity (ROE) perusahaan dalam LQ 45 tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga saham, artinya bahwa investor dipasar modal sangat memperhatikan konsep nilai tambah EVA untuk mengetahui saham mana yang nilainya akan meningkat, disamping itu EVA juga membantu manajer untuk memastikan bahwa suatu unit bisnis menambah nilai pemegang saham. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Berdasarkan uji goodness of fit digunakan untuk menguji kelayakan model yang digunakan dalam penelitian,dilihat dari nilai statistik F,hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan untuk memprediksi bahwa model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA)terhadap variabel dependen yaitureturn saham (Rt) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 sampai dengan 2013, dimana merupakan sebagian dari rasio keuangan yang merupakan salah satu alat utama investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu saham. 2) Berdasarkan hasil uji Koefisien determinasi (R2) diketahui RSquare (R2) sebesar 0,443 atau 44,3% yang berarti bahwa kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen mempunyai kontribusi cukup, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan untuk koefisien korelasi (R) menunjukkan dengan (R) sebesar 0,596 atau 59,6% yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen memiliki hubungan yang cukup erat. 3) Untuk pengujian hipotesis secara parsial dihasilkan sebagai berikut : a) Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau 5%.Hal ini yang menujukkan bahwa ROE mempunyai korelasi positif dan signifikan terhadap return saham, karena semakin tingii ROE suatu perusahaan maka investor akan cenderung lebih tertarik membeli saham perusahaan tersebut. B) Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau 5%.Hal ini yang menunjukkan seberapa besar tiap lembah saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Sehingga semakin besar EPS maka semakin besar deviden yang akan diterima pemegang saham, karena laba perusahaan semakin
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7 (2014)
19
meningkat. c) Economic Value Added (EVA)berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau 5%. Hal ini yang menunjukkan bahwa investor di pasar modal sangat memperhatikan konsep EVA dalam menentukan pengambilan keputusan dan menggunakan EVA untuk menentukan saham mana yang nilainya akan meningkat. EVA juga membantu manajer untuk memastikan bahwa suatu menambah nilai pemegang saham. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran – saran yang dapat diberikan pada penelitian selanjutnya antara lain : 1) Bagi perusahaan ROE, EPS dan EVA dapat digunakan sebagai pengukur tingkat pertumbuhan return saham, oleh karena itu sebaiknya perusahaan perlu mempertimbangkan dengan baik kinerja keuangan perusahaannya, karena dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan diprediksi dapat meningkatkan return saham perusahaan. Disamping itu perlu juga mempertimbangkan rasio keuangan terutama ROE dan EPS yang merupakan salah satu alat utama investor yang sering digunakan dalam menilai suatu saham yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan investasi. 2) Bagi calon investor disarankan untuk menggunakan analisis teknikal dan fundamental dalam mengevaluasi harga saham suatu perusahaan sebelum melakukan investasi di bursa saham guna memperoleh capital gains dan deviden, disamping itu yang paling penting adalah investor dapat memperoleh jaminan keamanan atas pengembalian investasinya tersebut. 3) Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang dilakukan. Serta penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel penelitian yang lain. DAFTAR PUSTAKA Brigham, E, F. andJ. F. Houston. 2006."Fundamentals Of Financial Management, Edisi 10. terjemahan :AliAkbar Yulianto. Salemba Empat.Jakarta. Ferdinand, Augusty. 2008. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. BP Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, I, 2008."Aplikasi Analisis Multivariative Dengan Program SPSS”.BadanPenelitian Universitas Diponegoro. Semarang. Indrawati.2009. Analisis Pengaruh Kinerja KeuanganPerusahaan Dengan Alat Ukar EVA, MVA dan, ROA Terhadap Return Saham pada Perusuhaan Manufaktur di BES. Jurnal PenelitianAkuntansi Bisnis dan Manajemen. Mamduh, M. H. & Abdul 2008.“Manajemen Keuangan”. Edisi I. BPFE. Yogyakarta. Michael, V. D. 2008, Pengaruh Economic Value Added (Eva) Dan Analisis Fundamental Terhadap Harga Saham (Studi Pada Sektor Industri Perdagangan Retail). Jurnal Bisnis dan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi – Universitas Gunadarma. Vol.19 No.1, Juni 2008, No. 64-80.Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Buku I. Edisi Ketiga. Malang: Bayumedia. Panggabean, R. L. 2005. Analisis Perbandingan Korelasi Economic Value Added dan Return on Equity Terhadap Harga Saham LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol. 3, No. 5, Juni. Prastowo, D. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. UPP. AMP YPKN. Yogyakarta. Wibowo, L.B. 2008. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan profitabilitas perusahaan terhadap Return pemegang saham. Skripsi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Young, D dan S. F. O’Byrne. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Salemba 4.