EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TERHADAP KANDUNGAN VITAMIN C DAN ZAT ANTIOKSIDAN PADA BUAH Carica pubescens DI DATARAN TINGGI DIENG Fatchurrozak1, Suranto2, dan Sugiyarto3 1 2 3
Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing I Program Studi Biosain Pascasarjana UNS Dosen Pembimbing II Program Studi Biosain Pascasarjana UNS ( e-mail:
[email protected] )
ABSTRAK - Carica pubescens merupakan tanaman yang tumbuh di dataran tinggi Dieng. Morfologinya mirip dengan tanaman pepaya dengan ukuran buah yang jauh lebih kecil serta beraroma harum menyengat. C. pubescens merupakan spesies yang tumbuh dengan baik di tempat dengan ketinggian 2400 meter di atas permukaan laut (dpl), temperatur rendah, dan curah hujan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh ketinggian tempat terhadap kandungan vitamin C dan zat antioksidan pada buah Carica pubescens di Dataran Tinggi Dieng. Pengambilan sampel buah karika dilakukan di Desa Kejajar (1400 meter dpl), Patak Banteng (1900 meter dpl), dan Sembungan (2400 meter dpl). Sampel yang diambil adalah buah yang menempel pada batang bagian atas, tengah, dan bawah. Bagian buah yang dianalisa kandungan vitamin C dan antioksidannya adalah bagian daging buah dan salut biji (sarkotesta). Analisis kandungan vitamin C dilaksanakan dengan metode titrasi iodimetri dan analisis kandungan antioksidan dengan metode DPPH. Analisis kandungan vitamin C dan antioksidan dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kandungan vitamin C dan antioksidan Carica pubescens dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin C yang paling tinggi pada buah C. pubescens adalah bagian daging buah pada buah atas di ketinggian 2400 m dpl (89,25 mg/100 g), sedangkan kandungan antioksidan yang paling tinggi adalah bagian daging buah pada buah tengah di ketinggian 2400 m dpl (4,52 % per gram). Kata kunci: Carica pubescens, vitamin C, antioksidan, ketinggian tempat, dataran tinggi Dieng. PENDAHULUAN
meter di atas permukaan laut (dpl),
Di dataran tinggi Dieng tumbuh tanaman
temperatur rendah, dan curah hujan
semacam
tinggi.
pepaya
yang
morfologinya
Genus
Carica
dari
Familia
mirip dengan tanaman pepaya dengan
Caricaceae memiliki lebih kurang 40
buah yang jauh lebih kecil dari buah
spesies, akan tetapi hanya tujuh spesies
pepaya
harum
yang dapat dikonsumsi (Budiyanti et al,
menyengat. Tanaman tersebut di daerah
2005). Di Indonesia, salah satu spesies
Dieng disebut karika karena memang
yang dapat dikonsumsi tersebut adalah
termasuk genus Carica. C. pubescens
Carica pubescens Lenne & K. Koch yang
merupakan spesies yang tumbuh dengan
dijumpai
baik di tempat dengan ketinggian 2400
Wonosobo, Jawa Tengah.
serta
beraroma
24
di
Dataran
Tinggi
Dieng,
EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013
Tidak Tinggi
semua
Dieng
pubescens.
tempat
cocok
Tanaman
di
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Dataran
ditumbuhi tersebut
informasi
C.
kurang
subur di kawasan lembah Dieng yang
penting
lingkungan
yang
tumbuhan
optimal
tentang
kondisi
mendukung tanaman
per-
tersebut,
salah satunya adalah ketinggian tempat.
berketinggian ± 1400 meter dpl seperti di Desa Kejajar akan tetapi tumbuh subur di
METODE PENELITIAN
kawasan
Waktu dan Tempat Penelitian
puncak
Dieng
yang
ber-
ketinggian ± 2400 meter dpl, seperti di
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Desa
Januari 2012 sampai dengan Juni 2012.
Sembungan.
Dengan
demikian,
semakin tinggi tempat di Dataran Tinggi
Pengambilan
Dieng
C.
lapangan terhadap karakter morfologi C.
pubescens
pubescens dilakukan di Dataran Tinggi
memiliki daerah persebaran yang sempit
Dieng, yaitu di Desa Kejajar (1400 ± 50
(Laily, A .N. et al, 2011)
meter dpl), Patak Banteng (1900 ± 50
semakin
pubescens.
banyak
Karenanya,
dijumpai C.
Penambahan ketinggian menyebab-
sampel
dan
penelitian
meter dpl), dan Sembungan (2400 ± 50
kan suhu udara semakin turun. Laju
meter
penurunan suhu umumnya sekitar 0,6°C
morfologi dilakukan di lapangan dan di
setiap penambahan ketinggian sebesar
laboratorium. Analisa kandungan vitamin
100m dpl. Namun hal ini berbeda-beda
C
tergantung pada tempat, musim, waktu,
pubescens baik pada bagian daging buah
kandungan uap air dalam udara, dan
maupun
faktor lingkungan lain (Whitten et al.,
laksanakan di Laboratorium Pangan dan
1984). Perbedaan suhu setiap rentang
Gizi
ketinggian
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
menyebabkan
proses
metabolisme pada suatu tanaman ber-
dpl).
dan
Pengamatan
antioksidan salut
biji
Jurusan
pada
karakter
buah
(sarkotesta)
Teknologi
C. di-
Pertanian,
Maret Surakarta.
beda, sehingga produksi metabolisme sekunderpun berbeda.
Alat dan Bahan.
Tanaman C. pubescens memproduksi
Alat yang digunakan dalam pengukuran
vitamin C yang merupakan senyawa yang
ketinggian tempat adalah: altimeter. Alat
bersifat asam dan bermanfaat sebagai
yang
sumber
sampel
antioksidan.
Penelitian
ini
digunakan buah
dalam
karika
pengambilan
adalah:
pisau,
penting dilakukan karena tanaman C.
kantong plastik, kertas label, kantong
pubescens
besar (karung), alat tulis. Alat yang
ini di Indonesia
diketahui
hanya ada di dataran tinggi Dieng serta
digunakan
persebaran populasinya sempit sehingga
vitamin C adalah sebagai berikut: neraca
perlu dilakukan konservasi. Konservasi
digital, pipet tetes, botol gelap 1 l, buret
yang dilakukan memerlukan beberapa
kaca 50 ml, buret mikro 5 ml, gelas beker 25
dalam
analisa
kandungan
EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
100 ml, gelas ukur 10 ml, gelas ukur 25
antioksidan berupa buah C. pubescens,
ml,
ball,
yang diambil dari tiga ketinggian yang
Erlenmeyer 250 ml, Erlenmeyer 50 ml,
berbeda yaitu 1400 ± 50 m dpl (desa
pipet volume 5 ml, dan pipet volume 10
Kejajar), 1900 ± 50 m dpl (desa Patak
ml. Alat yang digunakan dalam analisa
Banteng), dan 2400 ± 50 m dpl (desa
kandungan antioksidan adalah sebagai
Sembungan). Buah yang diambil berupa
berikut: pisau, penumbuk, botol kaca
buah yang terdapat pada urutan atas,
berukuran 10 ml, erlenmeyer, pengaduk,
tengah, dan bawah. Sedangkan bagian
gelas ukur, pipet mikro 100-1000 l,
buah dari masing-masing ketinggian yang
pipet
dibutuhkan untuk analisis adalah bagian
gelas
ukur
tip,
100
ml,
mangkuk
drag
ekstrak,
toples
maserat, oven, inkubator, neraca analitik,
daging
rotary
sarkotesta.
vacum
evaporator,
dan
buah
dan
salut
biji
atau
spektrofotometer. Analisa kandungan vitamin C.
Bahan yang digunakan dalam analisa kandungan vitamin C dan antioksidan
Kandungan vitamin C pada buah C.
adalah buah C. pubescens yang diambil
pubescens
dari
metode
tiga
tempat
dengan
ketinggian
ini
titrasi
dilaksanakan iodimetri.
dengan
Dasar
dari
berbeda yaitu dari desa Kejajar (1400 ±
metode ini adalah sifat mereduksi dari
50 meter dpl), Patak Banteng (1900 ± 50
vitamin C dan titrasi dengan larutan baku
meter dpl), dan Sembungan (2400 ± 50
iodium
meter dpl). Adapun bagian buah yang
Sudarmadji et al., 1989).
dianalisa
kandungan
antioksidannya
vitamin
adalah
bagian
C
(Ramful
bagian
laksanakan
merupakan
2011
dan
Analisa kandungan antioksidan
daging
Analisa
ini
al.,
dan
buah dan salut biji (sarkotesta). Dua buah
et
bagian
kandungan
antioksidan
dengan
metode
diDPPH
(Diphenylpikryl hidrazil)
penting dari karika, karena daging buah adalah bagian buah yang dikonsumsi, sedangkan salut biji (sarkotesta) adalah
Analisa Data.
bagian
Data
buah
yang
beraroma
sangat
kandungan
vitamin
C
dan
harum dan berasa manis, sehingga selalu
kandungan antioksidan pada sampel C.
disertakan dalam setiap memproses buah
pubescens
karika
kuatitatif.
Cara Kerja. Pengambilan sampel Sampel yang dibutuhkan untuk keperluan analisis kandungan vitamin C dan 26
dianalisis
secara
deskriptif
EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
HASIL DAN PEMBAHASAN
berbeda,
Kandungan Vitamin C.
tampak bahwa kandungan vitamin C
Hasil analisa kandungan vitamin C yang
yang tertinggi adalah pada daging buah
dilaksanakan
menggunakan
untuk buah atas yang terdapat pada
metode titrasi iodimetri pada daging
ketinggian tempat 2400 ± 50 m dpl (desa
buah dan salut biji C. pubescens yang
Sembungan), yang kandungannya men-
tumbuh di berbagai ketinggian tempat di
capai 89,25 mg/100g. Jika dicermati
dataran
hanya pada kelompok buah yang biasa
dengan
tinggi
Dieng
adalah
sebagai
namun
pada
tabel
tersebut
berikut (tabel 1 dan grafik 1):
dikonsumsi yaitu buah yang matang yang
Tabel 1. Kandungan vitamin C pada daging buah dan salut biji C. Pubescens di berbagai ketinggian tempat di dataran tinggi Dieng
biasanya terdapat pada kelompok buah bawah, maka tabel 1 dan grafik gambar 1 menunjukkan bahwa kandungan vitamin
Kandungan Vitamin C (dalam mg/100g)
Buah Atas
Daging Buah Buah Buah TeBangah wah
Buah Atas
C
Salut Biji Buah Tengah
Buah Bawah
36,67
58,52
1900 ± 50 m dpl (Kejajar)
11,94
1900 ± 50 m dpl (Patak Banteng)
13,41
53,42
55,06
17,92
30,16
58,00
2400 ± 50 m dpl (Sembungan)
14,77
14,70
89,25
28,42
32,20
69,30
26,29
27,98
20,01
pada
daging
buah
C.
pubescens
semakin bertambah tinggi seiring dengan naiknya ketinggian tempat (pada ketinggian
1400
±
50
m
dpl=
27,98
mg/100g, pada ketinggian 1900 ± 50 m dpl= 55,06 mg/100g, pada ketinggian 2400 ± 50 m dpl = 89,25 mg/100g). Tabel 1 serta grafik gambar 1 juga menunjukkan bahwa kandungan vitamin C pada salut biji buah C. pubescens yang tertinggi ada pada kelompok buah bawah di ketinggian 2400 ± 50 m dpl (desa Sembungan),
yakni
mencapai
69,30
mg/100g. Dan bila diamati hanya pada kelompok buah yang biasa dikonsumsi
Gambar 1. Grafik kandungan vitamin C pada daging buah dan salut biji C. Pubescens di berbagai ketinggian tempat di dataran tinggi Dieng
yaitu buah yang matang yang biasanya terdapat pada kelompok buah bawah,
Dari tabel 1 serta grafik gambar 1
maka tabel 1 dan grafik gambar 1
tampak bahwa kandungan vitamin C
menunjukkan bahwa kandungan vitamin
yang terdapat pada daging buah pada
C pada salut biji buah C. pubescens
kelompok buah bagian atas dan bawah
menunjukkan
mulai dari ketinggian tempat 1400 ± 50
bertambah tinggi seiring dengan naiknya
m dpl, 1900 ± 50 m dpl, dan 2400 ± 50 m
ketinggian tempat (dari 58,52 mg/100g
dpl semakin tinggi. Meskipun kelompok
pada ketinggian 1400 ± 50 m dpl menuju
buah bagian tengah menampakkan data 27
kecenderungan
semakin
EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
ke 69,30 mg/100g pada ketinggian 2400
askorbat oksidase, sinar,dan temperatur
± 50 m dpl).
tinggi. Larutan encer Vitamin C pada pH
Tabel
1
dan
grafik
gambar
1
kurang dari 7.5 masih stabil apabila tidak
menunjukkan bahwa kandungan vitamin
ada katalisator seperti diatas. Oksidasi
C buah C. pubescens yang tertinggi ada
vitamin
pada buah bawah, dan data dari tabel 1
dehidroaskorbat
dan grafik gambar 1 menunjukkan bahwa
1989).
kandungan vitamin C buah C. pubescens
tempat, intensitas sinar matahari dan
baik pada daging buah maupun salut biji
temperature
menunjukkan
semakin
vitamin C semakin mudah teroksidasi,
tinggi seiring dengan naiknya ketinggian
sehingga kadar vitamin C di ketinggian
tempat. Hasil tersebut sesuai dengan
1400 m dpl lebih rendah disbanding pada
pendapat
ketinggian
kecenderungan
yang
menyatakan
bahwa
C
akan
terbentuk
(Sudarmaji,
Semakin
rendah
semakin
1900
asam Slamet,
ketinggian
tinggi,
dan
2400
maka
m
dpl.
pengaruh ketinggian tempat terutama
Menurut Raharjo dan Darwati, 2000,
berkaitan dengan proses metabolisme
faktor lingkungan seperti cekaman defisit
tanaman (Karamoy, 2009), seperti proses
air
biokimia dan sintesis senyawa metabolit
sekunder pada tanaman obat. Respon
sekunder.
tanaman terhadap cekaman defisit air
Hal
pengaruhi
tersebut
akan
pertumbuhan,
mem-
karakter
dapat
selain
meningkatkan
menurunkan
metabolit
produktivitas,
morfologi, maupun kandungan senyawa
meningkatkan kadar K dan asam amino
aktif pada suatu tanaman.
prolin, juga dapat meningkatkan produk
Semakin tinggi ketinggian tempatnya, maka
semakin
lingkungan, rendah,
tinggi
misalnya
kelembaban
pula suhu
metabolit
sekunder.
Kadar
flavanoid
stress
daun tempuyung tertinggi apabila men-
semakin
dapat cekaman defisit air 60 % KL
semakin
tinggi,
(kapasitas lapang).
intensitas cahaya matahari semakin kecil,
Pada
lama penyinaran semakin singkat. Stres
memiliki
suhu, cahaya, kelembaban, dan lain-lain
langsungnya metabolisme. Begitu juga
dapat mempengaruhi produksi metabolit
tanaman C. pubescens memiliki suhu
sekunder
tanaman.
mengalami
stress,
dasarnya suhu
maka
produksi
masuk metabolisme vitamin C. Dari data bahwa
merupakan
pubescens
Vitamin
stress C
tanaman
lingkungan
mudah
untuk tersebut.
teroksidasi,
di
suhu
metabolismenya,
ber-
optimum
vitamin C mengalami peningkatan. Ini
untuk
untuk
tanaman
penelitian
melawan
optimum
tanaman
Ketika
metabolit sekunder termasuk produksi upaya
setiap
atas
dapat
optimum untuk
ter-
disebutkan tanaman
C.
berlangsungnya
metabolisme vitamin C adalah suhu pada
lebih
ketinggian 2400 m dpl (desa Sembungan).
apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim
Suhu rata-rata di desa Sembungan dapat 28
EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
mencapai 15 oC, bahkan di waktu tertentu
berbeda,
sekitar bulan Juli sampai Agustus pada
tampak bahwa kandungan antioksidan
musim kemarau suhu dapat mencapai 0
yang tertinggi adalah pada daging buah
C pada pagi hari.
namun
pada
tabel
tersebut
yang terdapat pada ketinggian tempat
o
2400 ± 50 m dpl (desa Sembungan), yang Kandungan Antioksidan Hasil
analisa
kandungannya
kandungan
antioksidan
gram.
mencapai
Berbeda
4,52
dengan
%
per
kandungan
pada daging buah dan salut C. pubescens
vitamin C, Untuk kandungan antioksidan
yang
pada buah bawah (matang) malah lebih
tumbuh
di
berbagai
ketinggian
tempat di dataran tinggi Dieng adalah
rendah
sebagai
kurang/belum
berikut
(tabel
2
dan
grafik
gambar 2).
1400 ± 50 m dpl (Kejajar) 1900 ± 50 m dpl (Patak Banteng) 2400 ± 50 m dpl (Sembungan)
buah
matang.
tengah Jika
yang
dicermati
kelompok buah yang belum matang, yaitu kelompok buah bawah dan tengah,
Tabel 2. Kandungan antioksidan pada daging buah dan salut biji C. Pubescens di berbagai ketinggian tempat di dataran tinggi Dieng. Ketinggian Tempat
dibanding
Buah Atas
Daging Buah Buah Tengah
Kandungan Antioksidan ( dalam % per gram ) Salut Biji Buah Buah Buah Bawah Atas Tengah
menunjukkan antioksidan
Buah Bawah
1,86
2,85
1,12
2,34
2,85
2,04
4,23
3, 83
2,53
2,81
2,92
2,37
4,52
2,65
3,08
3,65
3,42
3, 06
maka tabel 2 dan grafik gambar 2
pubescens seiring
bahwa pada
daging
semakin
dengan
kandungan buah
bertambah
naiknya
C.
tinggi
ketinggian
tempat. Untuk kelompok buah atas, pada ketinggian 1400 ± 50 m dpl= 1,86 % per gram, pada ketinggian 1900 ± 50 m dpl= 2,04 % per gram, pada ketinggian 2400 ± 50 m dpl= 2,37 % per gram. Untuk kelompok buah tengah, pada ketinggian 1400 ± 50 m dpl= 2,85 % per gram, pada ketinggian 1900 ± 50 m dpl= 4,23 % per gram, pada ketinggian 2400 ± 50 m dpl=
Gambar 2. Grafik kandungan antioksidan pada daging buah dan salut biji C. Pubescens di berbagai ketinggian tempat di dataran tinggi Dieng.
4,52 % per gram. Dari tabel 2 serta grafik gambar 2 juga
Dari tabel 2 serta grafik gambar 2
tampak
bahwa
kandungan
tampak bahwa kandungan antioksidan
antioksidan yang terdapat pada salut biji
yang terdapat pada daging buah pada
pada kelompok buah bagian atas, tengah,
kelompok buah bagian atas dan tengah
dan bawah mulai dari ketinggian tempat
mulai dari ketinggian tempat 1400 ± 50
1400 ± 50 m dpl, 1900 ± 50 m dpl, dan
m dpl, 1900 ± 50 m dpl, dan 2400 ± 50 m
2400 ± 50 m dpl semakin tinggi. Untuk
dpl semakin tinggi. Meskipun kelompok
kelompok buah atas, pada ketinggian
buah bagian bawah menampakkan data
1400 ± 50 m dpl= 1,12 % per gram, pada 29
EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
ketinggian 1900 ± 50 m dpl= 2,53 % per
tergantung
pada
gram, pada ketinggian 2400 ± 50 m dpl=
permukaan
tanah.
3,08 % per gram. Untuk kelompok buah
sebagai akibat faktor lingkungan terlihat
tengah,
pada ketinggian 1400 ± 50 m
pada penampilan morfologi tanaman dan
dpl= 2,34 % per gram, pada ketinggian
fisiologi tanaman. Tanaman yang biasa
1900 ± 50 m dpl= 2,81 % per gram, pada
hidup di daerah elevasi tinggi adalah
ketinggian 2400 ± 50 m dpl= 3,65 % per
jenis yang mampu menyesuaikan diri
gram. Untuk kelompok buah bawah, pada
dengan kondisi iklim yang temperaturnya
ketinggian 1400 ± 50 m dpl= 2,85 % per
rendah, kelembaban tinggi dan intensitas
gram, pada ketinggian 1900 ± 50 m dpl=
matahari kurang. Faktor-faktor ini ber-
2,92 % per gram, pada ketinggian 2400 ±
pengaruh
50 m dpl= 3,42 % per gram. Dari data
kegiatan fisiologi lainnya. C. pubescens
keseluruhan pada tabel 2 menunjukkan
yang tumbuh pada berbagai ketinggian di
bahwa kandungan antioksidan tertinggi
Dataran Tinggi Dieng memiliki kandung-
adalah pada salut biji buah tengah di
an antioksidan yang berbeda dikarenakan
ketinggian 2400
(desa
pengaruh cahaya terhadap fotosintesis
tinggi
sebagian besar sangat bergantung kepada
Sembungan). ketinggian
± 50 m dpl
Jadi tempat
antioksidannya
semakin maka
semakin
kandungan tinggi.
yang
tumbuhan.
di
Respons
terhadap
intensitas
Hasil
ketinggian
tanaman
fotosintesis
mempengaruhi
Hal
ini
atas
dan
per-
sebagaimana
tersebut sesuai dengan pendapat yang
dijelaskan oleh Polunin (1990) bahwa
menyatakan bahwa pengaruh ketinggian
iklim
tempat
tergantung
terutama
berkaitan
dengan
cahaya
proses metabolism tanaman (Karamoy,
intensitas,
2009),
diterima,
seperti
proses
biokimia
dan
pada
suatu
lamanya dan
kualitas
meskipun
tempat
penyinaran, cahaya
sejauh
ini
yang bagi
sintesis senyawa metabolit sekunder. Hal
tumbuhan yang bersangkutan masa yang
tersebut akan mempengaruhi pertumbuh-
efektif
an,
kekeringan
karakter
morfologi,
maupun
dapat
dimodifikasikan
atau
kedinginan.
oleh Dapat
kandungan senyawa aktif pada suatu
dipahami perbedaan respons dalam hal
tanaman.
ini
Buah C. pubescens yang tumbuh pada ketinggian
berbeda
memberikan
hasil
terletak
pada
lingkungan
yang
Fitter
Hay
dan
perbedaan diperoleh
(1991)
stress
tanaman.
menerangkan
kandungan antioksidan yang berbeda.
bahwa respons karakteristik pertumbuh-
Hal ini sejalan dengan Fitter dan Hay
an tanaman terhadap temperatur muncul
(1990)
karena
yang menyatakan
tumbuhan
dan
bahwa
metabolisme
per-
tanaman
tingginya
pengaruhi
proses
temperatur biokimia.
naiknya
lingkungan,
kecepatan pergerakan (vibrasi, rotasi, dan
lingkungan 30
sel
Dengan
dipengaruhi oleh perubahan temperatur temperatur
temperatur
mem-
tanaman,
EL-VIVO Vol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013
translasi bereaksi
dari
molekul-molekul
bertambah),
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
yang
Fitter, A. H. & R. K. M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Karamoy, L. 2009. Hubungan Antara Iklim dengan pertumbuhan Kedelai (Glicine max L. Merrill). Soil Environment. 7(1): 65-68. Laily, A.N. Suranto. Sugiyarto. 2012. Characterization of Carica pubescens in Dieng Plateau, Central Java based on morphological characters, antioxidant capacity, and protein banding pattern. Jurnal Nusantara Bioscience. 4(1): 16-21. Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Raharjo, M. dan I. Darwati. 2000. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Produksi dan Mutu Simplisia Tempuyung (Sonchus arvensis L.). Jurnal Littri. 6: 73-79. Ramful, D., E. Tarnus, O.I. Aruoma, E. Bourdon, and T. Bahorun. 2011. Polyphenol Composition, Vitamin C Content and Antioksidant Capacity of Mauritian Citrus Fruit Pulps. Food Research international. 3646: 1-15. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty. Whitten, A.J.,SJ Damanik, J. Anwar and Hisyam. 1984. The Ecology of Sumatra. Gadjahmada University Press, Yogyakarta.
menyebabkan
tabrakan antar molekul yang semakin sering, dan laju reaksi yang semakin cepat. Semua reaksi yang terjadi di dalam sel dipercepat oleh enzim yang aktivitasnya
tergantung
kepada
pemeliharaan
yang tepat dari struktur tersier dimana reagen harus dapat melekat tepat agar bereaksi. Dengan naiknya temperatur, peningkatan
rangsangan
molekuler
cenderung merusak struktur, yang diikuti oleh penurunan aktivitas enzim dan laju reaksi. KESIMPULAN Ketinggian
tempat
berpengaruh
pada
kandungan vitamin C dan antioksidan pada buah C. pubescens di Dataran Tinggi Dieng. Kandungan vitamin C terbesar ada pada daging buah untuk buah bawah di ketinggian
2400
mg/100gram).
m
Kandungan
dpl
(89,25
Antioksidan
terbesar ada pada daging buah untuk buah tengah di ketinggian 2400 m dpl (4,52 % per gram). Kandungan vitamin C dan antioksidan yang terbesar hingga yang terkecil adalah sebagai berikut: karika pada ketinggian 2400 meter dpl > karika pada ketinggian 1900 m dpl > karika pada ketinggian 1400 m dpl. DAFTAR PUSTAKA Budiyanti, T. Purnomo, S. Karsinah. Wahyudi, A. 2005. Karakterisasi 88 Aksesi Pepaya Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah. Buletin Plasma Nutfah. 11 (1): 21-27. 31