PENGARUH KESIAPAN, KEMANDIRIAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Oleh: Desi Saputri 2008/ 02382
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2013
1
2
Pengaruh Kesiapan, Kemandiran dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Padang Desi Saputri Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesiapan, kemandirian dan lingkungan belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP, terlihat dari sig 0,04 < α 0,05 atau t hitung = 3.013 > t tabel = 1,665 yang membuktikan bahwa hipotesis kerja diterima; (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi akademik Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP, terlihat dari sig 0,027 < α 0,05 atau t hitung = 2.250 > t tabel = 1.665 yang membuktikan bahwa hipotesis kerja diterima; dan (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP, terlihat dari sig 0,026 < α 0,05 atau t hitung = 2.269 > t tabel = 1,665 yang membuktikan bahwa hipotesis kerja diterima; dan (4) terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan, kemandirian dan lingkungan belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP, terlihat dari sig 0,000 < α 0,05 atau F hitung = 14.353 > F tabel = 2.723 yang membuktikan bahwa hipotesis kerja diterima. Berdasarkan hasil penelitian in maka para mahasiswa prodi Pendidikan Ekonomi FE UNP memperhatikan kesiapan, kemandirian dan memanfaatkan lingkungan belajar (kampus). Kata Kunci: Kesiapan, Kemandirian, Lingkungan dan Prestasi Akademik ABSTRACT This research to determine the effect of readiness, self regulated and environment learning for students academic achievement Economic Education Faculty of Economics State University of Padang The results of this study indicate that (1) there is significant between the readiness to learn of the students academic achievement FE UNP Economic Education, visible from the sig 0.04 <α 0.05 or t = 3013> t table = 1.665 which proves that the working hypothesis accepted, (2) there is a significant effect between the self regulated learning student academic achievement FE UNP Economic Education, visible from the sig 0.027 <α = 0.05 or 2.250 t count> t table = 1.665 which proves that the working hypothesis accepted, and (3 ) there is a significant effect between the learning environment for students' academic achievement FE UNP Economic Education, visible from the sig 0.026 <α = 0.05 or 2.269 t count> t table = 1.665 which proves that the working hypothesis accepted, and (4) are influences significantly between readiness, independence and learning environment for students' academic achievement FE UNP Economic Education, visible from the sig 0.000 <α = 0.05 or 14.353 F count> F table = 2.723 which proves that the working hypothesis is accepted. Based on the results of the students in the Faculty of Economics of Education study program UNP attention to readniess, self regulated and use of the learning environment (campus). Keywords: Readiness, Self Regulated, Environment and Academic Achievement 3
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas berarti bangsa yang memiliki ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar, mulai dari tingkat yang paling dasar sampai kepada taraf yang paling tinggi yaitu belajar di perguruan tinggi. Belajar di perguruan tinggi. Belajar di perguruan tinggi diperlukannya sikap siap dari seorang mahasiswa tersebut untuk menghadapi kegiatan belajar yang diberikan oleh dosen pengajar. Mahasiswa dituntut untuk mampu mencari bahan-bahan yang akan dipelajari di kelas, dosen hanya memberikan gambaran secara umum tentang materi yang akan diterangkannya, sedangkan mahasiswa dituntut untuk bersikap siap dan mampu bersikap mandiri untuk mencari tambahan-tambahan dalam perkuliahan. Suasana perkuliahan antara perguruan tinggi dengan SMA sangat berbeda, karena biasanya dalam kegiatan belajar di sekolah siswa terdiri dari 20-40 orang serta kegiatan pembelajarannya dalam seminggu ada 2 sampai 4 jam atau 45 menit dikali 4 jam dengan waktu yang terpisah sehingga siswa tidak merasa jenuh, sedangkan kegiatan belajar di perguruan tinggi untuk satu mata kuliah hanya dilaksanakan dalam satu minggu sekali. Setiap mahasiswa tentunya menginginkan nilai yang memuaskan atau prestasi belajar yang memuaskan, hal itu tentunya harus didukung dari sikap mahasiswa yang bersikap siap, mandiri dan tentunya suasana lingkungan kampus 4
mendukung juga untuk tercapainya prestasi belajar. Prestasi merupakan suatu penilaian dari hasil pendidikan, umumnya dirumuskan pada suatu evaluasi yang di perguruan tinggi disebut sebagai LHS (Lembar Hasil Studi). Hal ini dilakukan untuk melihat pencapaian hasil yang diperoleh mahasiswa yang menjalani kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi melalui IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) Karena setelah mahasiswa tersebut tamat dari perguruan tinggi mahasiswa tersebut tentunya akan masuk ke dalam dunia kerja, memasuki dunia kerja diperlukannya IPK di atas rata-rata sesuai tuntutan dari instansi pemerintahan maupun instansi swasta. IPK menjadi syarat yang mutlak untuk masuk ke dalam dunia kerja, karena IPK merupakan syarat administratif. Oleh sebab itu Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang menetapkan syarat untuk IPK minimal mahasiswa adalah 2.75, sesuai standar yang telah ditetapkan beberapa instansi pemerintahan maupun swasta. Melihat fenomena yang terjadi pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP terlihat masih banyaknya mahasiswa tersebut yang tidak siap untuk menghadapi aktivitas pembelajaran, baik secara mental maupun dalam ilmu pengetahuan sehingga dapat terlihat dari rata-rata Indeks Prestasi (IP) mahasiswa tersebut. Hal ini dapat terlihat dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Rata-rata (IP) Mahasiwa Pendidikan Ekonomi Tahun Masuk 2008-2010 Tahun Masuk Rata-rata IP 2008 2.97 2009 2.85 2010 2.78 Total rata-rata 2.87 Sumber: Tata Usaha FE UNP 2012 1
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata IP mahasiswa Pendidikan Ekonomi mulai dari angkatan 2008-2010 tidak mencapai 3.00, tapi sudah di atas 2.75 yaitu 2.87. Keseluruhannya masih di bawah 3.00. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya persiapan mereka untuk belajar, kemandirian yang kurang serta masih banyak diantara mahasiswa yang tidak memanfaatkan lingkungan belajar khususnya kampus, sehingga berdampak terhadap prestasi akademik mereka, karena jika hanya mengandalkan batas minimum persaingan di dunia kerja akan semakin ketat. Jika dilihat dari masing-masing angkatan maka angkatan 2008 merupakan angkatan yang sudah matang dari segi kesiapan, kemandirian dan kemampuannya untuk memanfaatkan lingkungan belajar (kampus). Karena pengalamanpengalaman yang dimiliknya serta tujuannya untuk memperoleh IPK yang tinggi. Karena sebagian dari angkatan 2008 sudah akan menamatkan studinya di Pendidikan Ekonomi FE UNP. Sedangkan angkatan 2010 merupakan angkatan yang masih kurang kesiapan, kemandirian serta pengalamannya untuk memanfaatkan lingkungan, hal ini dapat di indikasikan bahwa angkatan 2010 masih memiliki sedikit pengalaman belajar di perguruan tinggi. Menurut Jamies dalam Slameto (2010:59) “kesiapan atau Readiness adalah preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesedian untuk memberi respons atau reaksi.” Kesiapan yang matang dari segi fisik mahasiswa perlu didukung juga karena jika fisik mahasiswa tersebut lemas, mengantuk, tidak semangat karena belum sarapan maka mahasiswa tersebut tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar. Kesiapan dari segi mental dan emosional juga perlu ditunjukan oleh mahasiswa tersebut dalam menghadapi 52
kegiatan belajar di perguruan tinggi, karena sistem belajarnya berbeda dengan belajar ketika kita berada pada tingkat SMA. Belajar di perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk bersikap aktif dalam kegiatan perkuliahan/ belajar, tugas di rumah maupun mencari info-info yang tidak disajikan dosen pada saat jam perkuliahan, kelengkapan alat tulis dalam perkuliahan. Belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan yang strategis karena hanya orang-orang yang memenuhi syarat saja yang berhak belajar di lembaga pendidikan tersebut. Hal yang perlu dicatat bahwa belajar merupakan kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar karena masingmasing individu mempunyai tujuan masing-masing. Belajar di perguruan tinggi artinya mahasiwa tersebut harus mampu untuk bersikap mandiri. Dalam proses belajar mengajar mahasiswa dituntut untuk bersikap mandiri, artinya mahasiswa memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri mahasiswa tersebut dan bukan keterpaksaan. Dengan adanya sikap mandiri dari dalam diri mahasiswa tersebut tujuan belajar tentunya akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan. Jadi kemandirian seseorang dalam belajar akan menentukan arah belajar dan prestasi yang akan diperolehnya. Menurut Prayitno Menurut Prayitno (2007:63) dalam belajar mandiri mahasiswa dituntut untuk mampu mandiri dalam hal sebagai berikut: a. Mengakses materi dan sumber belajar b. Memahami materi belajar c. Mengaktualisasi diri di dalam kelas d. Merekam materi pelajaran yang dibaca dan diterangkan e. Mengerjakan tugas
f. Belajar bersama dengan sejawat mahasiswa (belajar kelompok) g. Berdiskusi dan berargumentasi h. Membaca dan menulis karya ilmiah i. Mempersiapkan dan mengikuti ujian j. Menganalisis dan menindaklanjuti hasil ujian Jadi mandiri berarti mahasiswa tersebut mampu untuk mengarahkan dirinya untuk kearah yang lebih baik, misalnya mencari sumber belajar yang lain, tidak hanya dari dosen tapi memperoleh dari pustaka maupun browsing di internet. Mahasiswa harusnya memanfaatkan apa yang ada disekitarnya tentunya dalam hal positif. Materi dari dosen tidak begitu menunjang untuk menjadi sumber belajar, disebabkan oleh waktu yang begitu sempit. Mandiri juga berarti mahasiswa tersebut mampu untuk mengambil keputusan. Keputusan tersebut akan mengarahkan mahasiswa tersebut untuk ke jalan yang baik atau ke jalan yang buruk. Karena hal tersebut juga mengarah kepada tempat mereka belajar. Mengenal lingkungan tempat kita belajar atau menuntut ilmu akan mempengaruhi semangat seseorang untuk belajar. Lingkungan belajar di kampus bisa dikategorikan pada suasana kelas, kelengkapan sarana yang ada di dalam kelas, kelas yang bersih, kelas yang terang, nyaman serta jauh dari suasana keributan sehingga membuat siswa nyaman untuk belajar. Kelengkapan sarana akan memberikan semangat mahasiswa untuk belajar, misalnya tersedianya bangku yang cukup sehingga tidak ada rebutan untuk duduk, pemasangan kipas angin yang merata sehingga mahasiswa tidak gerah di dalam kelas, jika mahasiswa merasa kepanasan maka mahasiswa tersebut akan malas untuk belajar dan sibuk dengan diri 6
masing-masing tanpa memperhatikan dosen yang sedang menerangkan di depan kelas. Menurut Slameto (2010:64-69) Faktor-faktor lingkungan sekolah/ kampus begitu penting terhadap perkembangan peserta didik, karena ketika belajar peserta didik lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah/ kampus. Faktor-faktor di lingkungan sekolah/ kampus diantaranya: a. Metode mengajar, adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam pengajaran. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. b. Kurikulum, diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. c. Relasi guru dengan siswa, guru yang kurang berinteraksi baik dengan siswanya menyebabkan proses mengajar itu kurang lancar. d. Relasi siswa dengan siswa, menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa yang belajar. e. Disiplin sekolah, kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. f. Alat pelajaran, mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula. g. Waktu sekolah, waktu terjadinya proses belajar mengajar. h. Standar pelajaran di atas ukuran, i. Keadaan gedung, dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masingmasing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. j. Metode belajar k. Tugas rumah 3
Hal ini dapat disimpulkan dari fenomena-fenomena lain yang penulis temukan mahasiwa tersebut tidak menjaga kelengkapan sarana yang ada, misalnya masih ditemukan mahasiswa yang mencoret-coret bangku meja ketika ujian atau ketika dosen sedang menerangkan, hal ini dapat di indikasikan bahwa mahasiswa merasa jenuh atau bosan sehingga mencoret-coret benda yang ada disekitarnya. Dosen dituntut agar mampu memberikan materi pelajaran dan menyajikan materi tersebut secara menyenangkan tanpa menimbulkan rasa kebosanan dan kejenuhan pada mahasiswa tersebut. Karena dosen merupakan salah satu bagian yang sangat berperan dalam lingkungan kampus, jika dosennya berkompeten maka output atau mahasiswa yang diajarkannya akan memperoleh IPK yang memuaskan. Mengingat banyaknya faktor yang menentukan prestasi akademik fokus kajian dalam penelitian ini, yang diduga kuat berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP adalah kesiapan, kemandirian dan lingkungan belajar. Kesiapan belajar berkaitan dengan bagaimana mahasiswa tersebut mempersiapkan diri sebelum belajar, baik siap secara fisik, mental serta tujuan belajarnya. Kemandirian belajar berkaitan dengan bagaimana mahasiswa tersebut bersikap mandiri ketika menghadapi pelajaran, mencari tambahan sumber belajar dari selain dosen. Lingkungan belajar berkaitan dengan keadaan lingkungan di kampus tempat mahasiswa tersebut belajar. Hal ini dilihat dari keadaan di dalam kelas serta fasilitas-fasilitas yang didukung dan tenaga pengajar atau dosen. Sesuai dengan masalah yang diteliti, dalam penelitian ini penelitian 47
bertujuan untuk: (a) Pengaruh kesiapan belajar terhadap prestasi akademik mahasiwa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. (b) Pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi akademik mahasiwa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. (c) Pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi akademik mahasiwa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. (d) Pengaruh kesiapan, kemandirian dan lingkungan belajar terhadap prestasi akademik mahasiwa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui secara mendalam dengan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Kesiapan, Kemandirian dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sumber data sesuai yang diperlukan. Data primer bersumber dari angket yang diisi mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP sedangkan data sekunder bersumber dari studi pustaka dan tata usaha FE UNP. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner atau angket penelitian dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Setelah instrumen penelitian dirancang maka selanjutnya akan dilakukan pengujian instrumen penelitian agar instrumen yang digunakan benarbenar valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap angket yang diberikan kepada
responden dilakukan dengan memberikan beberapa item pernyataan kepada responden. Dengan uji validitas dan reliabilitas. 1) Uji validitas Uji validitas menggambarkan bahwa pertanyaan yang digunakan mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur (valid). Menurut Arikunto (2010:213) Uji validitas ini menggunakan rumus Product Moment yaitu sebagai berikut:
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar suatu pengukuran mengukur dengan stabil dan konsisten. Instrumen dipercaya apabila jawaban dari responden atas pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Menurut (Arikunto, 2010:239) uji reliabilitas ini digunakan rumus alpha Cronbach yaitu sebagai berikut: r11=
Dimana: r 11
Dimana: rxy = Koefesien korelasi ∑X = Jumlah skor variabel X Y = Jumlah skor variabel Y ∑XY = Jumlah hasil kali skor variabel X dan Y N = Besar sampel
= Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir soal = Jumlah varians butir = Varians total Hasil uji reliabilitas alat ukur yang digunakan dapat dilihat pada tampilan Cronbach alpha aplikasi SPSS versi 16.00 Kriteria keputusan: Jika alpha ≥ r tabel = reliabel
Kriteria dalam tersebut adalah:
pengujian
validitas
Jika ro ≥ r tab berarti valid Jika ro ≤ r tab berarti tidak valid Pada penelitian ini, validitas diukur dilihat pada Correct Item-Total Correlation pada tampilan SPSS uji reliabilitas. Correct Item-Total Correlation adalah korelasi antara item bersangkutan dengan seluruh item sisa lainnya. Jika nilai Correct Item-Total Correlation nilainya negatif atau kecil dari r tabel (untuk n=30, r tabel = 0,3610), maka nomor item tersebut tidak valid dan sebaliknya bila nilainya positif > r tabel (untuk n = 30, r tabel = 0,3610) maka nomor item tersebut valid. Setelah dilakukan pre-test terhadap 30 responden maka semua item pernyataan dapat dikatakan valid. Hal ini bisa dilihat dari nilai corrected item-total corelation-nya pada lampiran. 8
Jika alpha < r tabel = tidak reliabel Menurut Priyatno (2009:26) apabila r < 0.60 berarti instrumen kurang baik, 0.7 dapat diterima dan 0.8 penelitian baik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1) Analisis Deskriptif Dari analisis deskriptif variabel kesiapan belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP adalah 71.56%, hal ini bermakna bahwa kesiapan belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP berkategori baik. Kemandirian belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP adalah 72.58%, hal ini bermakna bahwa kemandirian belajar mahasiswa Pendidikan 5
Ekonomi FE UNP berkategori baik. Lingkungan belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP adalah 81.28%, hal ini bermakna bahwa kemandirian belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP berkategori sangat baik. 2) Analisis Inferensial a. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov Test memperlihatkan bahwa Sig (2-tailed) untukVariabel Sig X1 = 0.759, Sig X2 = 0.938, Sig X3 = 0.441 dan Sig Y = 0135. Dengan demikian dapat dinyatakan semua variabel dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. b. Uji multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas atau independen. Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflantion Factor (VIF) dan tolerance value untuk masingmasing variabel independen. Perhitungan uji independen antara variabel bebas dapat dilihat dari hasil analisis Collinierity Statistic. Hasil uji multikolinearitas memperlihatkan bahwa angka toleran dari variabel kesiapan belajar (X1), kemandirian belajar (X2) dan lingkungan belajar (X3) mendekati angka 1 dan VIF < 5 maka variabel tersebut tidak terdapat korelasi variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya atau variabel independent. c. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji homogenitas varians populasi dilakukan dengan Uji 96
Homogenitas Model Glesjer dengan kriteria pengujian jika signifikansi > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari kelompok data adalah sama, sedangkan jika signifikansi < 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari kelompok data adalah tidak sama. Dari hasil uji homogenitas terlihat bahwa nilai Sig dari masing-masing variabel signifikansi sebesar 0.278 , 0.461 dan 0.206 > 0.05 berarti dapat disimpulkan bahwa varians sebaran data untuk variabel Y terhadap X1, X2dan X3 homogen. d. Uji Linearitas Pemeriksaan linearitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian mempunyai hubungan linear atau tidak. Pemeriksaan linearitas variabel bebas dan variabel terikat menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05). Dari hasil uji linearitas masing-masing variabel X1, X2, dan X3 memiliki hubungan linearitas terhadap variabel Y. karena deviation from linearity besar dari sig 0.05. e. Analisis Regresi Linear Berganda Ŷ = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 Ŷ =0.969 + 0.009 X1 +0.006 X2+0.008 X3 Persamaan regresi tersebut diketahui nilai konstanta sebesar 0.969, satuan artinya kesiapan belajar (X1), kemandiran belajar (X2), Lingkungan belajar (X3). Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.2 Analisis Regresi Berganda Unstanda rdized Standardize Coefficie d nts Coefficients Std. Erro Model B r Beta t Sig. 1 (Constan .969 .333 2.911 .005 t) X1 .009 .003 .309 3.013 .004 X2 .006 .003 .233 2.250 .027 X3 .008 .003 .234 2.269 .026 f. Uji Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) untuk menunjukkan berapa besar proporsi variasi bebas mampu menjelaskan variasi variabel terikat. Hasil regresi menunjukkan nilai koefisien 2 determinasi (R ) sebesar 0.359. Artinya, 35.9% variasi variabel terikat yaitu prestasi akademik mampu dijelaskan oleh variasi variabel bebasnya yakni kesiapan belajar, kemandirian belajar dan lingkungan belajar sedangkan sisanya yakni sebesar 64.1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel penelitian lain. g. Uji Hipotesis 1) Uji t Hipotesis 1, Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan belajar, terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP. Berdasarkan Tabel regresi berganda, thitung yang diperoleh sebesar 3.013 jika dibandingkan dengan ttabel = 1.665, maka dapat diketahui bahwa thitung 3.013 ≥ ttabel 1.665 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara 10
kesiapan belajar (X1) terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP. Hipotesis 2, Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar, terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP.Berdasarkan Tabel regresi berganda, thitung yang diperoleh sebesar 2.250 jika dibandingkan dengan ttabel = 1.665, maka dapat diketahui bahwa thitung 2.250 ≥ ttab 1.665. Karena thitung > ttab maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kemandirian belajar (X2) terhadap prestasi akademik (Y) mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP Hipotesis 3, Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan belajar, terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP. Berdasarkan Tabel regresi berganda, thitung yang diperoleh sebesar 2.269 jika dibandingkan dengan ttabel = 1.665, maka dapat diketahui bahwa thitung 2.269 ≥ ttab 1.665. Karena thitung > ttab maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kemandirian belajar (X3) terhadap prestasi akademik (Y) mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP. Hipotesis 4, Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan, kemandirian dan lingkungan belajar secara bersama-sama terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP. 2) Uji F Berdasarkan Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa nilai Fhitung adalah 14.353, sedangkan Ftab 2.723, maka dapat diketahui bahwa Fhitung > 7
Ftabel (14353 > 2.723) dan level sig 0.000. Karena thitung < ttab maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti bahwa secara bersamasama terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan, kemandirian dan lingkungan belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP. B. Pembahasan 1.
Pengaruh Kesiapan Belajar (X1) terhadap Prestasi Akademik (Y) Berdasarkan hasil perolehan data sesuai dengan hipotesis pertama yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan belajar, terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP” hipotesis tersebut diterima karena diperoleh nilai thitung >ttabel, yaitu 3.013 > 1.665 tingkat signifikansi kecil dari 0.05 yaitu 0.004 adalah positif. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kesiapan belajar seseorang maka semakin naik pula prestasi akademiknya yang dilihat dari IPK mahasiswa tersebut. Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Slameto (2010:113) kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/ jawaban di dalam cara tertentu dan situasi tertentu. Jika seseorang menyatakan siap dirinya untuk belajar, maka seseorang tersebut mempersiapkan semua kebutuhan yang dibutuhkan untuk belajar. Baik dari segi fisik seperti menjaga kondisi tubuh dengan makanmakanan yang sehat, tidur yang cukup agar ketika berada di dalam kelas tidak mengantuk hal ini akan membuat seseorang mudah berfikir dan pelajaran yang dipelajari dan tercapai. Hal ini senada pula diungkapkan oleh Syah (2005:144) keadaan fisik seseorang tersebut perlu dijaga karena fisik tersebut akan mempengaruhi semangat dan
118
intensitas mahasiswa dalam mengikuti pelajaran. Contohnya, jika mahasiswa tersebut kurang tidur, tidak sarapan sebelum berangkat ke kampus, dan tidak makan-makanan yang bergizi maka ketika sampai di kampus pasti mahasiswa tersebut akan lemas dan lemah. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari pun kurang atau tidak berbekas. Agar jasmani tetap sehat dan bugar maka mahasiswa tersebut disarankan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, pola makan yang teratur dan tidur yang cukup. Syah (2005:144) juga mengungkapkan psikis atau mental dan emosional seseorang mempengaruhi terhadap sikap siap seseorang untuk belajar. Ketika seorang mahasiswa memiliki mental yang kuat maka mahasiswa tersebut akan memiliki percaya diri yang tinggi, misalnya percaya diri ketika mengerjakan soal di depan kelas ketika disuruh oleh dosen. Rasa percaya diri dapat mendorong seseorang semangat untuk belajar. Jika seseorang tidak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, maka belum tentu hasilnya memuaskan. Karena jika seseorang siap secara fisik, siap secara mental dan memiliki suatu keinginan maka seseorang tersebut dikatakan siap berdasarkan pendapat Slameto (2010:113). Setiap mahasiswa memiliki tujuan yang berbeda ketika mereka akan menghadapi perkuliahan. Ada yang menginginkan untuk memperoleh nilai yang tinggi, ada juga yang menginginkan agar mendapat respon positif dari dosen ketika menjawab pertanyaan dari dosen. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing individu memiliki tujuan dan tindakan yang berbeda ketika sedang belajar. Jika dilihat dari masing-masing angkatan maka mahasiswa yang memiliki kesiapan yang cukup matang adalah mahasiswa angkatan 2008 karena
mahasiswa angkatan 2008 sudah memiliki pengalaman dan tujuan yang jelas, sudah mampu mempersiapkan diri dengan baik, dan memiliki tujuan yang jelas, mampu mengatur waktu dengan masuk kelas tepat waktu dan selalu merespon setiap tindakan yang dilakukan dosen di kelas. Sedangkan yang memiliki kesiapan yang kurang matang adalah angkatan 2009 dan 2010 karena angkatan 2009 dan 2010 masih memiliki sedikit pengalaman di perguruan tinggi dan terkadang tujuan belajarnya masih banyak dipengaruhi teman sebaya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata IPK mahasiswa tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki kesiapan belajar yang matang untuk belajar maka akan mempengaruhi terhadap prestasi akademik yang bagus. Seperti memperoleh IPK di atas 3.00, tapi tidak menutup kemungkinan seseorang tersebut memperoleh IPK yang tinggi karena hasil melihat tugas-tugas teman sebayanya, hal seperti ini sering ditemukan. 2. Pengaruh kemandirian Belajar (X2) terhadap Prestasi Akademik (Y) Berdasarkan hasil perolehan data sesuai dengan hipotesis kedua yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar, terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP” hipotesis tersebut diterima karena diperoleh nilai thitung >ttabel, yaitu 2.250 > 1.665 tingkat signifikansi kecil dari 0.05 yaitu 0.027 adalah positif. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kemandirian belajar seseorang maka semakin naik pula prestasi akademiknya yang dilihat dari IPK mahasiswa tersebut. Kemandirian belajar menuntut tanggungjawab yang besar pada diri mahasiswa sehingga mahasiswa berusaha melakukan berbagai kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Mahasiswa juga diharapkan mampu untuk 12
mengembangkan kegiatan belajarnya ke berbagai arah dan berbagai cara serta strategi, kegiatan belajar yang dilakukan dengan hadir di ruang kelas, untuk mendengarkan materi-materi yang diajarkan dosen. Terkadang materi yang diajarkan dosen masih kurang dan sangat minim. Karena 2 sampai 3 sks dalam seminggu belum memenuhi kebutuhan masing-masing mahasiswa. Mahasiswa yang masih berfokus dengan cara belajar seperti itu menandakan bahwa mahasiswa tersebut belum matang untuk belajar di perguruan tinggi, belum memiliki kemandirian belajar dan belum memiliki perencanaan yang matang untuk belajar. Jika cara belajar seperti ini tidak di ubah maka tujuan untuk memperoleh prestasi akademik dengan IPK yang memuaskan tidak akan tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka mahasiswa dapat melakukan halhal seperti pergi ke perpustakaan untuk membaca buku yang berhubungan dengan materi pelajaran atau mencari informasi-informasi terbaru yang berhubungan dengan materi pelajaran melalui browsing di internet, bertanya kepada dosen mengenai materi yang belum dipahami dan membahas soal-soal agar kemampuan semakin terasah sehingga IPK yang diinginkan tercapai. Terkadang sebagian mahasiswa masih malas untuk melakukan hal-hal seperti itu, padahal hal tersebut membantu mereka untuk mempermudah mendalami materi yang diajarkan dosen di kelas. Karena cakupan belajar di perguruan tinggi adalah cakupan belajar orang dewasa dan tidak sama dengan anak SMA (Sekolah Menengah Atas). Sebagian mahasiswa juga masih sering melakukan aksi contek mencontek ketika berada di kelas, ketika tugas mereka tidak selesai maka mereka beraksi untuk mencontek tugas-tugas dari temannya, jika hal seperti ini tidak di ubah maka ilmu di perguruan tinggi tidak 9
diperoleh. Hendaknya mahasiswa tersebut belajar berkelompok dan memecahkan masalah bersama-sama. Seperti membentuk kelompok kecil ketika tidak ada perkuliahan atau membahas soal-soal yang tidak dimengerti. Hal seperti ini akan lebih baik, karena mahasiswa tersebut akan memperoleh ilmu sekaligus IPK yang memuaskan. Hal ini senada pula dengan yang diungkapkan oleh Syah (2005:144) bahwa segala cara, pendekatan dan strategi yang digunakan seseorang mahasiswa dalam belajar mungkin akan berpeluang untuk memperoleh prestasi belajar yang bermutu, dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak punya strategi, karena mahasiswa yang rajin mencari informasi di internet, perpustakaan, mahasiswa yang rajin bertanya kepada dosen dan mahasiswa yang rajin membahas soal di waktu luangnya adalah mahasiswa yang memiliki strategi belajar mandiri. Jika dilihat dari masing-masing angkatan maka mahasiswa yang memiliki kemandirian yang cukup matang adalah mahasiswa angkatan 2008 karena mahasiswa angkatan 2008 sudah mampu mengambil keputusan terhadap dirinya sendiri dan mampu mengarahkan dirinya. Contohnya mencari sumber belajar tambahan dan tidak mengandalkan dosen saja dan berusaha untuk memahami setiap materi-materi yang disampaikan dosennya. Sedangkan yang memiliki kemandirian yang kurang matang adalah angkatan 2009 dan 2010 karena angkatan 2009 dan 2010 masih kurang mampu untuk mengambil keputusan sendiri terkadang jika tugas yang diberikan dosen terasa sulit maka kebanyakan mahasiswa tidak bertanya kepada dosen melainkan mencontek tugas temantemannya dan bergantung kepada orang yang ada disekitarnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar akan mempengaruhi prestasi akademik 1310
mahasiswa tersebut. Namun demikian, untuk menuju kemandirian belajar tersebut berpulang kepada karakteristik mahasiswa tersebut, yaitu keterlibatan intelektual dan emosional. Kemandirian sangat penting bagi peserta didik sebab kemandirian merupakan modal dasar bagi peserta didik dalam menetukan sikap dan tindakan terhadap terhadap proses belajarnya. Kemandirian belajar mendorong seseorang untuk berprestasi, berinisiatif dan berkreasi. 3. Pengaruh Lingkungan Belajar (X3) terhadap Prestasi Akademik (Y) Berdasarkan hasil perolehan data sesuai dengan hipotesis ketiga yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan belajar, terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP” hipotesis tersebut diterima karena diperoleh nilai thitung >ttabel, yaitu 2.269 > 1.665 tingkat signifikansi kecil dari 0.05 yaitu 0.026 adalah positif. Hal ini berarti semakin baik lingkungan belajar seseorang maka semakin baik pula prestasi akademiknya yang dilihat dari IPK mahasiswa tersebut. Lingkungan sekolah atau kampus adalah lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga. Lingkungan sekolah adalah lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Dalyono (2010:59) mengatakan bahwa “keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar”. Kualitas guru atau dosen sangat mempengaruhi cara belajar seseorang, dosen yang berkualitas dapat kita lihat dari segi cara pengajaran dan penyampaian yang diberikannya kepada seorang mahasiswa. Ketika mengajar hendaknya dosen memilik suara dan intonasi yang sedikit keras agar terdengar kepada semua mahasiswa, karena biasanya dalam satu kelas terdiri dari 20 sampai 70 mahasiswa. Selanjutnya dosen
harus menempatkan metode yang menarik dan tidak membosankan, hal ini bertujuan agar para mahasiswa semangat untuk belajar. Misalnya jika pelajarannya berhubungan dengan materi yang penuh dengan teori-teori dari para ahli maka dosen hendaknya menyiasati dengan metode belajar yang tidak membuat mahasiswa bosan. Kemudian hendaknya adanya kesesuaian antara metode dan kurikulum dengan kemampuan mahasiswa. Selanjutnya keadaan fasilitas/perlengkapan di kampus, keadaan ruangan, jumlah mahasiswa, sangat penting karena jika fasilitas yang disediakan kampus lengkap maka hal tersebut dapat menunjang belajar mahasiswa dan menambah semangat belajar para mahasiswa. Hal tersebut dapat dilihat melalui tersedianya bangku yang cukup dan tidak rebutan, infocus yang merata, sirkulasi udara yang bagus serta ruangan yang sejuk dapat menambah semangat dan kenyamanan seseorang untuk belajar. Jika dosen sudah berkualitas, metode belajar menarik, fasilitas dan kenyamanan kelas tercapai maka hal yang paling penting adalah pelaksanaan tata tertib. Pelaksanaan tata tertib akan menghasilkan mahasiswa yang disiplin. Jika dilihat dari masingmasing angkatan maka mahasiswa yang cukup mampu untuk memanfaatkan lingkungan belajar (kampus) adalah mahasiswa angkatan 2008 karena mahasiswa angkatan 2008 sudah memanfaatkan lingkungan kampus dengan baik seperti mencari sumber tambahan belajar di perpustakaan, memanfaatkan kenyamanan kampus karena jika kampus terasa nyaman maka belajar akan menyenangkan. Sedangkan yang kurang mampu untuk memanfaatkan lingkungan adalah adalah angkatan 2009 dan 2010 karena angkatan 2009 dan 2010 masih belum mampu memanfaatkan lingkungan kampus yang ada. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata IPK mahasiswa tersebut. 14
Dari pernyataaan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk bisa menghasilkan anak didik yang berhasil maka pihak kampus harus memperhatikan semua aspek-aspek yang ada di kampus sehingga peserta didik menjadi nyaman dan giat dalam belajar. Berdasarkan pendapat di atas dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar yang kondusif akan mempengaruhi prestasi akademik seseorang, begitu juga sebaliknya jika lingkungan tidak kondusif maka prestasi akademik akan rendah. 4. Pengaruh Kesiapan (X1), kemandirian (X2) dan Lingkungan belajar (X3) terhadap Prestasi Akademik (Y) Berdasarkan hasil perolehan data sesuai dengan hipotesis keempat yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesiapan, kemandirian dan lingkungan belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP” hipotesis tersebut diterima karena diperoleh nilai fhitung >ftabel, yaitu 14.353 > 2.723 tingkat signifikansi kecil dari 0.05 yaitu 0.000 adalah positif. Hal ini berarti semakin tinggi kesiapan, kemandirian dan lingkungan belajar maka semakin tinggi pula prestasi akademik mahasiswa. Kebutuhan yang disadari mendorong usaha/ membuat seseorang siap untuk berbuat, sehingga jelas ada hubungannya dengan kesiapan. Menurut Slameto hubungan antara kebutuhan, motif, tujuan dan readiness, adalah seperti berikut (2010:114): a. Kebutuhan ada yang disadari dan ada yang tidak disadari; b. Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak adanya dorongan untuk berusaha; c. Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain timbul motif; d. Motif tersebut diarahkan ke pencapaian tujuan.
11
Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika seseorang siap untuk belajar dan mereka memiliki keinginan untuk memperoleh ilmu serta nilai yang tinggi maka prestasi akademiknya akan meningkat. Kebutuhan yang diinginkan dan motivasi yang dilandasi dengan kesiapan yang matang akan membuat seseorang sigap dan siap untuk belajar. Selain itu mahasiswa juga perlu meningkatkan kemandiriannya dalam belajar, jika mahasiswa tersebut malas dan hanya mengandalkan materi dari dosen saja maka hasilnya belum tentu memuaskan. Menurut Semiawan, dkk. Dalam Umar dan La Sulo (2005:50) mengemukakan bahwa ada beberapa alasan yang memperkuat perlunya konsep kemandirian dalam belajar yaitu: a.
b.
c.
d.
15 12
Perkembangan IPTEK berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para pendidik (khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik. Penemuan IPTEK tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif. Suatu teori mungkin bertolak dan gugur setelah ditemukan data baru yangsanggup membuktikan kekeliruan teori tersebut. Para ahli psikologi umumnya sependapat , bahwa peserta didik mudah memahami konsep-konsep dan abstrak jika disertai contohcontoh konkrit dan wajar sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mengalami atau mempraktekkan sendiri. Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai-nilai kedalam diri peserta didik. Kemandirian belajar membuka kemungkinan terhadap lahirnya calon-calon insan pemikir yang manusiawi serta menyatu dalam pribadi yang serasi dan berimbang.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika seseorang udah mampu menerapkan sikap mandiri pada dirinya dan tidak bergantung saja pada orang lain, maka hasil belajarnya akan memuaskan sehingga prestasi akademiknya membaik. Karena belajar diperguruan tinggi tidak hanya bergantung pada materi-materi yang diberikan dosen saja, melainkan timbulnya inisiatif dari diri sendiri untuk belajar Selain itu faktor yang mendukung juga terhadap prestasi akademik adalah lingkungan, lingkungan tempat belajar mahasiswa atau kampus sangat mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan diperolehnya, jika tempat belajar tidak nyaman, maka prestasi akademik mahasiswa tersebut tidak bagus. Hal ini dapat disimpulkan jika lingkungan belajar dan di sekitar tempat belajar baik, maka akan meningkatkan hasil belajar seseorang dalam bentuk IPK yang tinggi dan sesuai standar. Berdasarkan pendapat di atas dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jika kesiapan, kemandirian belajar tinggi dan lingkungan belajar yang baik dan kondusif maka prestasi akademik mahasiswa akan tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika kesiapan, kemandirian belajar rendah dan lingkungan belajar yang tidak baik dan tidak kondusif maka prestasi akademik mahasiswa akan menurun. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP, kemandirian belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP, lingkungan belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP dan kesiapan, kemandirian dan lingkungan
belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNP. Saran Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa penulis menyarankan: 1. kepada mahasiswa agar: a. para mahasiswa meningkatkan kesiapan fisiknya sebelum belajar agar tidak lemas ketika berada di dalam kelas. b. para mahasiswa memiliki kesiapan mental yang kuat agar percaya diri terhadap tugas yang diberikan dosen. c. para mahasiswa melakukan tindakan sesuai etika yang berlaku dan percaya diri dengan tugas yang dikerjakan sendiri. d. para mahasiswa selalu aktif dan bertanya kepada dosen jika ada materi yang tidak dimengerti. e. para mahasiswa memanfaatkan perpustakaan untuk belajar dan membaca buku materi pelajaran ketika dosen tidak masuk kelas atau sedang ada pertemuan. f. para mahasiswa menjaga ketenangan ketika belajar di dalam kelas, jika di dalam kelas ribut dan gaduh maka konsentrasi belajar akan hilang 2. Kepada pihak yang memiliki wewenang di Fakultas Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi diharapkan untuk memperbaiki input dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru agar kelak setelah tamat menghasilkan output yang berkualitas tinggi dan dapat diterima di dunia kerja sesuai yang mereka harapkan. DAFTAR PUSTAKA Akhirmen. 2008. Statistik I (buku ajar). Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Arikunto dan Cepi. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Dalyono 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. ______. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Darso. (2011). “Kesiapan Belajar Siswa dan Interaksi Belajar Mengajar Terhadap Prestasi Belajar.” Jurnal UPI (Vol VII No. 2. Hlm 145-160 Dharma, Febria. 2010. Pengaruh Kemandirian Belajar dan Fasilitas Belajar Di Rumah Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Padang (UNP). (Tidak Dipublikasikan) Efrina,
Resimel. 2011. Pengaruh Belajar Mengajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang (UNP). (Tidak Dipublikasikan)
Idris, 2010. Aplikasi Model Analisis. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Irianto, Agus. 2006. Statistik Konsep dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Prayitno. 2007. Peningkatan Potensi Mahasiswa. Padang: UNP Press Priyatno, Dwi. 2009. Mandiri Belajar SPPS. Jakarta. PT. Buku Kita Puspicahyani, Indah. 2006. Pengaruh Kesiapan Belajar, Pola Asuh Orangtua dan Gaya Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester I SMP Negeri I Banjarnegara Tahun Ajar 2005/2006. (Dipublikasikan) Singgih Santoso. (2000). Buku Latihan SPSS Statistic Parametic. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta 16
13
Slameto.2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Tim penyusunan dan Anggota Senat UNP. 2008.Buku Pedoman Akademik Universitas Negeri Padang. Padang
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV.Sinar Baru
_____________. 2008. Peraturan Akademik Universitas Negeri Padang. Padang
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. Bandung. CV. ALFABETA Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
1714
Umar tirtarahardja dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Utari Sumarmo. (2010). “Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik.” Jurnal FPMIPA UPI. Hlm. 1-9