KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG SELATAN Oleh: Lilis Suryani, SE.MM dan Ade Kosasih
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah Kantor Kebudayaan dan pariwisata Kota tangerang selatan.Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian survey melalui teknik wawancara, kuisioner, dan observasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang selatan yang berjumlah 70 pegawai. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif, artinya penelitian ini hanya sebatas mengungkap suatu permasalahan dan mencoba menemukan solusi atau pemecahan dari permasalahan yang ada. Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah uji validitas, uji reabilitas, korelasi product moment, koefisien determinasi dan uji signifikasi dan koefisien korelasi (uji-t),Uji Signifikan Hipotesis dan regresi Linier Sederhana. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa koefisien korelasi antara kepemimpinan terhadap kinerja sebesar 0,722, artinya Kemepimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan. Sedangkan hasil koefisien determinasinya sebesar 0,5212. Hal ini berarti bahwa Kepemimpinan berhubungan 52,12% terhadap kinerja pegawai, sedangkan 47,88% dihubungkan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Setelah dilakukan uji signifikasi dengan menggunakan “uji t”, diperoleh bahwa thitung>ttabel atau 8,486>1,995 maka Ho ditolak dan Ha diterima, regresi linier sederhana didapatkan persamaan Y=18,34+0,582(x) berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai.
Kata kunci : Kepemimpinan dan kinerja.
mengembangkannya untuk mencapai kemajuan
PENDAHULUAN
yang diinginkan, karena sebagai salah satu
Latar Belakang Masalah Manusia
adalah
sumber
daya
bentuk kehidupan organisasi terikat dalam
yang
proses
berharga bagi organisasi. Melalui kegiatan-
atau
intansi
pemerintah
pertumbuhan
dan
perkembangan. sumber daya manusia akan
kegiatan yang dilakukan oleh manusia, maka organisasi
keberadaan,
menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
dapat
organisasi.
mencapai tujuannya. Oleh sebab itulah manusia
memperoleh,
sebagai anggota organisasi mengupayakan agar
Tuntutan
organisasi
mengembangkan
untuk dan
mempertahankan sumber daya manusia yang
organisasi tetap terus berjalan serta dapat 160
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
berkualitas semakin mendesak sesuai dengan
sumber daya manusia dapat didefinisikan
dinamika lingkungan yang selalu berubah.
sebagai
dan
suatu
proses
perencanaan,
Pengelolaan sumber daya manusia terkait
perorganisasian,
mempengaruhi
penggerakan,
dan
pengadaan
pengembangan,
dengan
cara
kinerja
organisasional
menciptakan
nilai
atau
penyusunan
staff,
pengawasan
terhadap pemberian
menggunakan keahlian sumber daya manusia
kompensasi pengintegrasian pemeliharaan dan
yang berkaitan dengan praktek manajemen dan
pemisashan tenaga kerja untuk mencapai tujuan
sasarannya cukup luas, tidak hanya terbatas
organisasi.
Pegawai
Pada
oiperasional semata, namun juga
kesuksesan
meliputi tingkatan manajerial.
sebuah atau
organisasi kegagalan
pemerintah tugas
dan
Sumber daya manusia sebagai penggerak
penyelenggaraan pemerintah di pengaruhi oleh
organisasi banyak dipengaruhi oleh perilaku
kepemimpinan melalui kepemimpinan dan
para pesertanya (partisipannya) atau aktornya.
didukung oleh
Keikutsertaan sumber daya manusia dalam
memadai
organisasi diatur dengan adanya pemberian
pemerintah yang baik (Good Govermance)
wewenang dan tanggung jawab. Merumuskan
akan
wewenang dan tanggung jawab yang harus
kepemimpinan
dicapai Pegawai dengan standar atau tolak ukur
keruntuhan kinerja birokrasi di Indonesia.
kapasitas
maka
terwujud.
organisasi
yang
penyelenggaraan
tata
Sebaliknya
merupakan
kelemahan salah
Kepemimpinan memiliki peran
yang telah ditetapkan dan disepakati oleh
satu
yang
Pegawai dan atasan. Pegawai bersama atasan
sangat penting dalam meningkatkan kinerja
masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja
pegawai.dengan demikian pengukuran terhadap
dan standar kinerja yang harus dicapai serta
kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui
menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai
apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat
pada akhir kurun waktu tertentu.
deviasi dari rencana yang telah di tentukan,atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai
Berdasarkan sumber daya-sumber daya yang ada pada organisasi maka manajemen
dengan yang di harapkan.
dapat di bagi kedalam manajemen sumber daya
Kepemimpinan
adalah
proses
dan
mempengaruhi kegiatan kegiatan kelompok
pemasaran.fungsi-fungsi manajemen tersebut
yang di organisir menuju kepada penentuan dan
akan
pencapaian tujuan(Raip.M.Stogdil,2006:12)
manusia,
keuangan,
berkaitan
operasi/produksi,
dengan
setiap
bidang
Kepemimpinan
manajemen.manajemen sumber daya manusia
(leadership)
dapat
berkaitan dengan pengelolaan manusia melalui
dikatakan sebagai cara dari seorang pimimpin
aktivitas-aktivitas organisasi dan fungsi-fungsi
(Leader) dalam mengarahkan,mendorong dan
oprasionalnya. Dengan demikian manajemen
mengatur seluruh unsur unsur di dalam
161
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
kelompok atau organisasinya untuk mencapai
masyarakat yang berada di wilayah kota
tujuan organisasi yang diinginkan sehingga
tangerang selatan khususnya untuk urusan
menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal.
Kebudayaan dan kepariwisataan Yang berada
Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti
di wilayah kota tangerang selatan. Setelah melakukan pra riset di Kantor
tercapainya hasil kerja seseorang atau pegawai
Kebudayaan dan Pariwisata masih banyak
dalam mewujudkan tujuan organisasi. Kinerja Merupakan Jawaban dari Berhasil
kekurangan,adapun permasalahan yang terjadi
atau tidaknya tujuan organisasi yang telah
di Kantor Kebudayaan dan Pariwisata adalah
ditetapkan.
tidak
kebijakan pimpinan berkaitan dengan tugas dan
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau
fungsi bawahannya tidak sesuai sehingga
segala sesuatu jadi serba salah.terlalu sering
berakibat
tidak mengetahui seberapa buruknya kinerja
dihasilkan,
bawahannya.Kinerja adalah suatu hasil kerja
dimana masih ada karyawan yang masih ada
yang dicapai seseorang dalam melaksanankan
karyawan yang terkadang datang terlambat
tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan
maupun tidak hadir sehingga mengakibatkan
atas kecakapan,pengalaman dan kesungguhan
kinerja Pegawai mengalami penurunan, dan hal
waktu (Hasibuan,2009 : 94)
ini mempengaruhi komitmen kerja pegawai,
Para
Atasan
sering
kurang
maksimal
terjadinya
kinerja
penurunan
yang kinerja
yang berakibat pada menurunnya kinerja yang
Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota
dicapai oleh setiap pegawai.
Tangerang Selatan adalah sebagai satuan kerja Perangkat dinas (SKPD) yang membidangi
Komunikasi antara atasan dan bawahan
kepariwisataan dan Kebudayaan yang berada di
juga perlu ditingkatkan, dimana seorang atasan
Kota tangerang selatan.Kepemimpinan yang
harus dapat mampu mengatur bawahannya agar
ada diKantor Kebudayaan Dan Pariwisata Kota
dapat tercapainya keinginan organisasi dan
Tangerang selatan dipimpin oleh kepala kantor
memperhatikan kecepatan seorang pegawai
yang membawahi 70 orang pegawai yang
dalam menyelesaikan pekerjaannya dan sesuai
terdiri dari PNS (Pegawai Negri Sipil) Dan
dengan
TKS
perusahaan. serta Jumlah pegawai Kantor
(Tenaga
Kerja
Sementara/Tenaga
standar
Pariwisata
kebudayaan
Yaitu seksi Pariwisata,Seksi kebudayaan Dan
melebihi kapasitasnya untuk sebuah kantor
Seksi Kerjasama Promosi kebudayaan dan
sehingga pimpinan kesulitan untuk membagi
Pariwisata. maka membutuhkan kepemimpinan
tugas dan pekerjaaan yang akan dikerjakan.
yang baik sehingga Kantor Kebudayaan dan
Dan masih kurangnya perhatian pimpinan
Pariwisata Kota Tangerang Selatan dapat
berkaitan
menciptakan pelayanan yang maksimal kepada
pegawainya,serta masih terbatasnya kuantitas
dengan
yang
prosedur
Honorer) yang Terbagi menjadi beberapa sub.
162
dan
operasional
terlalu
kesejahteraaan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
dan kompetensi pegawai Kantor Kebudayaan
Tangerang selatan adalah Pegawai Honorer dan
Dan pariwisata Kota Tangerang Selatan dalam
latar belakang pendidikan yang beragam.
melayani Komposisi
cakupan
wilayah
kerja
kepegawaian,mayoritas
Dari
Berikut tabel data karyawan dan rekap
pegawai
absensi karyawan periode Maret s/d Desember
Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota
2014:
Data pegawai tahun 2015 Pegawai Negri Sipil 15 orang Pegawai Honorer 55 orang Jumlah 70 orang Data absensi Pegawai (Maret s/d okober 2015) Keterlambatan Tidak hadir No. Bulan Jumlah (%) jumlah (%) 1 Maret 4 1,94% 3 1,45% 2 April 4 1,94% 4 1,94% 3 Mei 5 2,43% 3 1,45% 4 Juni 4 1,94% 4 1,94% 5 Juli 3 1,45% 2 0,97% 6 Agustus 5 2,43% 5 2,43% 7 september 3 1,45% 4 1,94% 8 Oktober 6 2,91% 6 2,91% Sumber: Kepegawaian kantor kebudayaan dan pariwisata (2015) Berdasarkan
tabel
diatas
Selatan,s
diketahui
yaitu
mengenai
“Pengaruh
Jumlah Pegawai Pada Kantor Kebudayaan
Kepemimpinan
dan pariwisata Kota Tangerang Selatan yaitu
Pegawai Pada Kantor Kebudayaan Dan
70 pegawai . Dan setiap bulannya ada
Pariwisata Kota Tangerang selatan”
Terhadap
Kinerja
pegawai yang terlambat maupun tidak hadir, data keterlambatan mengalami kenaikan
Perumusan Masalah
dibulan agustus mencapai 2,43% dan Untuk
Berdasarkan Uraian latar belakang
ketidak kehadiran yang tertinggi juga terjadi kenaikan pada bulan oktober
diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
yang tidak
yang hendak di bahas dalam penelitian ini
hadir mencapai 2,91%. Kepemimpinan
adalah: dalam
intansi 1. Bagaimana kepemimpinan pada Kantor
pemerintahan maupun organisasi swasta biasanya
sangat
pegawai,
maka
mengadakan
mempengaruhi penulis
penelitian
tertarik pada
Kebudayaan
kinerja
dan
Tangerang Selatan ?
untuk Kantor
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang 163
Pariwisata
Kota
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Kebudayaan
2. Bagaimana kinerja Pegawai pada Kantor Kebudayaan
dan
Pariwisata
manajemen
Kebudayaan
dan
Pada
Kantor
Pariwisata
sumber
daya
manusia
3. Bagi Akademik
Kota
Sebagai masukan bagi mahasiswa
Tangerang Selatan ?
dan informasi tambahan yang dapat
Tujuan Penelitian 1. Untuk
Kota
terutama dalam Kinerja pegawai.
3. Seberapa Besar Pengaruh Kepemimpinan Kinerja
Pariwisata
Tangerang Selatan dalam pelaksanaan
Kota
tangerang Selatan ?
Terhadap
dan
mengetahui
pengaruh
digunakan
untuk
pengetahuan
serta
memperluas sebagai
bahan
pertimbangan dalam penelitian yang
kepemimpinan pada Kantor Kebudayaan
akan dilakukan selanjutnya.
Dan Pariwisata Kita Tangernag Selatan. 2. Untuk mengetahui Kinerja Pegawai pada Kantor Kebudayaan dan Pariwisata
Hipotesis
Kota Tangerang Selatan. 3. Untuk
mengetahui
Pengaruh Kinerja
Hipotesis
seberapa
Kepemimpinan Pegawai
Kebudayaan
Dan
besar
sementara
Terhadap
Pada Pariwisata
merupakan
terhadap
penelitian,dimana
rumusan rumusan
jawaban masalah masalah
Kantor
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
Kota
kalimat pertanyaan yang masih harus diuji
Tangerang Selatan.
kebenaranya
melalui
penelitian
(Sugiyono,2011 : 64). Hipotesis dalam Manfaat Penelitian
penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Ho
Dengan penelitian ini diharapkan dapat
diterapkan
teori
yang
:
Tidak
signifikan
telah
terhadap
dapat antara kinerja
pengaruh
yang
kepemimpinan pegawai
pada
diperoleh di perguruan tinggi dengan
kantor kebudayaan dan Pariwisata
keadaan sebenarnya terjadi,Serta untuk
Kota Tangerang Selatan
memenuhi salah satu persyaratan untuk Ha
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Pamulang. 2. Bagi Perusahaan Hasil menambah
penelitian informasi
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
kepemimpinan
kinerja
pegawai
pada
terhadap Kantor
Kebudayaan dan Pariwisata Kota ini
dapat
bagi
Kantor
Tangerang Selatan.
164
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
telah ditetapkan tergantung atas cara-
Berdasarkan pada pokok masalah dan batasan
masalah
menarik
suatu
maka
penulis
cara
dapat
memimpin
orang-orang
kesimpulan.”Terdapat
yang
dipraktekkan
atasan
(pemimpin-
pemimpin itu)”.
Pengaruh antara Kepemimpinan Terhadap
Oteng Sutisna Sudarwan Denim
Kinerja Pegawai di Kantor Kebudayaan dan
(2006:204)
Pariwisata Kota Tangerang Selatan”.
mengemukakan
“Kepemimpinan
adalah
bahwa
kemampuan
mengambil inisiatif dalam situasi sosial TINJAUAN PUSTAKA
untuk menciptakan bentuk dan prosedur
Kepemimpinan
baru,
merancang
perbuatan,
Tujuan suatu organisasi dapat
dan
membangkitkan
di dalamnya dapat dimanfaatkan dengan
tercapainya tujuan”.
dibutuhkan
kerja
untuk
sama
kearah
Sedangkan Nurkholis (2003:153)
baik, namun untuk menggerakan unsurtersebut
mengatur
bentuk
tercapai manakala semua unsur yang ada
unsur
dan
menemukan
seorang
definisi
kepemimpinan
pemimpin yang memiliki kepemimpinan
dalam
yang
karakteristik
“Kepemimpinan meliputi mempengaruhi
organisasi yang dipimpin. Pentingnya
dalam menentukan tujuan organisasi,
kepemimpinan
adalah
untuk
motivasi
membimbing,
mengarahkan
atau
sesuai
dengan
literaturnya
tujuan,
pengikut
bahwa
untuk
mencapai
mempengaruhi
untuk
mempengaruhi perilaku anggota dalam
memperbaiki kelompok dan budaya”.
melakukan aktivitas-aktivitas pencapaian
Tjiptono
tujuan.
mengungkapkan bahwa kepemimpinan
Adapun
pengertian
&
Syakhroza
kepemimpinan itu bersifat universal.
mencakup
Artinya
itu
mendorong dan memfasilitasi orang lain
berlaku dan terdapat pada berbagai
dalam rangka pencapaian tujuan dengan
bidang kehidupan manusia.
menggunakan cara-cara tertentu, dimana
bahwa
kepemimpinan
upaya
untuk
(1999)
memandu,
tujuan dan cara tersebut ditentukan atau
Menurut Siagian dalam Azis
disepakati oleh orang-orang tersebut.
(2006:83) “Kepemimpinan merupakan motor
Dari berbagai pengertian diatas
penggerak bagi sumber-sumber dan alat-
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
alat dalam organisasi.Sukses tidaknya
kepemimpinan
suatu organisasi mencapai tujuan yang
seorang pemimpin untuk mempengaruhi
manajemen
yakni
sebagai
adalah
kemampuan
dan menggerakan orang lain untuk 165
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
bekerjasama
mencapai
suatu
d. Faktor Sosial Ekonomi
tujuan
Dalam
kelompok Faktor-faktor
kehidupan
tradisional
yang
di
masyarakat
daerah
pedesaan
mempengaruhi timbulnya kepemimpinan
misalnya,
orang
dipimpin. Kepemimpinan ditimbulkan
dianggap
sebagai
oleh beberapa faktor, Ida Zubaidah
terpandang.Oleh karena itu, orang
(2009:64)
faktor-faktor
terkaya di desa biasanya menjadi
berpengaruh
terhadap
yang
terkaya
sering
orang
yang
pemimpin di desa tersebut.
timbulnya
e. Faktor Profesional
kepemimpinan adalah: faktor biologis atau keturunan, faktor religius atau
Salah satu faktor yang menjadi
agama, faktor kekuatan (power), faktor
pertimbangan
sosial ekonomi, dan faktor profesional.
dipertimbangkan
a. Faktor Biologis atau Keturunan
kepemimpinan dewasa ini adalah
dan
harus dalam
Seseorang dapat menjadi pemimpin
faktor
karena ia keturunan dari seorang
seseorang dianggap sebagai ahli,
pemimpin.
maka
Di
dalam
kehidupan
keprofesionalan.Misalnya
dapat
dipilih
sebagai
pemimpin.
kerajaan atau kesultanan, seorang menjadi raja atau sultan karena ia
Salah satu faktor diatas sering
seorang anak dari raja atau sultan
dominan di dalam suatu organisasi atau
sebelumnya.
masyarakat tertentu.Di dalam organisasi modern
b. Faktor Religius atau Agama
faktor
profesional
Seseorang menjadi pemimpin karena
pemimpin
dianggap seorang ahli atau paham
utama.Sekolah
dalam bidang agama.Ia dianggap
menghasilkan sumber daya manusia
mengetahui
yang bermutu lebih tepat mengangkat
banyak
tantangan
menjadi
suatu
seorang tuntunan
sebagai
tempat
seorang pemimpin atau kepala sekolah
masalah-masalah keagamaan.
berdasarkan faktor profesional.
c. Faktor Kekuatan (power)
Proses hubungan antara seorang
Seseorang dapat menjadi pemimpin karena ia adalah orang yang paling
pemimpin
kuat di antara sesamanya, sehingga
dipimpinnya akan nampak dalam pribadi
semua perintahnya akan dituruti pada
pemimpin
organisasi-organisasi
mempunyai
kejahatan
dengan
tersebut. tipe-tipe
seorang
Setiap tertentu,
yang
pribadi yang
biasanya mereka memilih pemimpin
disebut tipe kepemimpinan. Beberapa
karena faktor kekuatan.
pendapat tentang tipe kepemimpinan, 166
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
salah satunya yang dikemukakan Anwar
adanya
pedoman
kerja.Di
dalam Ida Zubaidah (2006:69) tipe
seorang
kepemimpinan ada 7 (tujuh), terdiri dari :
keyakinan
a. Tipe Kepemimpinan Otoriter
memberikan kebebasan yang seluas-
pemimpin
sini
mempunyai
bahwa
dengan
Tipe kepemimpinan yang seperti ini
luasnya kepada anggota organisasi
lebih
maka tujuan bersama dapat tercapai.
bersifat
Pemimpin
ingin
sama
berkuasa.
sekali
Tipe ini tidak sama dengan tipe
tidak
kepemimpinan
demokratis.
anggota organisasi untuk turut ambil
demokratis
masih
bagian dalam memutuskan suatu
keterkaitan antara yang dipimpin
persoalan. Anggota organisasi pada
dengan yang memimpin.
tipe kepemimpinan ini seolah-olah
d. Tipe Kepemimpinan Pribadi
memberikan
kebebasan
merupakan
mesin
kepada
yang
Tipe
terdapat
Tipe kepemimpinan ini lebih banyak
dapat
digerakkan sesuai dengan kehendak
terlibat
di
pemimpinnya.
kecil.Pemimpin organisasi
b. Tipe Kepemimpinan Demokratis
organisasi-organisasi dengan
mempunyai
anggota hubungan
Tipe kepemimpinan ini merupakan
yang erat, maka pemimpin dalam
kepemimpinan yang mengacu kepada
memberikan
hubungan.
secara lisan.
Pemimpin
selalu
perintah
dilakukan
e. Tipe Kepemimpinan Bukan Pribadi
mengikutsertakan seluruh anggota organisasi dalam proses pengambilan
Tipe ini berawalan dengan tipe
keputusan. Semua kebijakan yang
kepemimpinan
diputuskan
dalam organisasi tidak mengenal
seorang
pemimpin
pribadi.Anggota
merupakan hasil musyawarah seluruh
pemimpin.Tipe
kepemimpinan
ini
anggota organisasi.
terlibat diorganisasi yang bersatu. Anggota organisasi hanya mengenal
c. Tipe Kepemimpinan Laizzes-Faire Tipe kepemimpinan pada Laizzes
peraturan-peraturan,
Faire seolah-olah tidak nampak. Pada
instruksi yang dituangkan dalam
tipe
surat perintah.
ini
seorang
memberikan
pemimpin
kebebasan
f. Tipe Kepemimpinan Parternalistik
penuh
kepada anggota organisasi dalam
Tipe
melaksanakan
Anggota
seorang
pemimpin
menuntut
dirinya
sebagai
organisasi kehendak
tugasnya. bekerja
masing-masing
instruksi-
kepemimpinan
ini,
dimana
menempatkan bapak.Pemimpin
sebagai seorang bapak membimbing
tanpa 167
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
dan melindungi anggota organisasi,
terlibat ke dalam pengorbanan diri
agar terhindar dari bahaya yang
untuk meraih visi. 3) Peka terhadap lingkungan
mengancam.
Mereka mampu menilai secara
g. Tipe Kepemimpinan Kharismatik Tipe kepemimpinan ini, terlibat di
realitis kendala lingkungan dan
organisasi
sumber daya yang dibutuhkan
di
mana
anggotanya
untuk membuat perubahan.
mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap
pemimpinnya.
4) Kepekaaan terhadap kebutuhan
Anggota
organisasi selalu beranggapan apa
pengikut
yang diperbuat pemimpinnya selalu
Pemimpin kharismatik perseptif
benar.
(sangat
pengertian)
kemampuan
Kepemimpinan memegang peran
terhadap
orang
lain
dan
yang signifikan terhadap kesuksesan dan
responsive terhadap kebutuhan
kegagalan sebuah organisasi. Sedangkan
dan perasaan mereka 5) Perilaku tidak konvensional
Robinss (2006) mengidentifikasi empat jenis gaya kepemimpinan antara lain:
Pemimpin
a. Gaya kepemimpinan kharismatik
dalam perilaku yang dianggap
Para pengikut terpacu kemampuan
baru
dan
kepemimpinan yang heroik atau yang
norma.
kharismatik
berlawanan
terlibat
dengan
b. Gaya kepemimpinan transaksional
luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin
Pemimpin transaksional merupakan
mereka. Terdapat lima karakteristik
pemimpin
pokok pemimpin kharismatik:
memotivasi para pengikut mereka
1) Visi dan artikulasi
menuju
sasaran
dengan
memperjelas
Dia
memiliki
visi
ditunjukan
yang
memandu
yang
atau
ditetapkan persyaratan
yang
peran dan tugas.Gaya kepemimpinan
berharap masa depan lebih baik
transaksional lebih berfokus pada
daripada status quo, dan mampu
hubungan pemimpin bawahan tanpa
mengklarifikasi pentingnya visi
adanya usaha untuk menciptakan
yang dapat dipahami orang lain.
perubahan bagi bawahannya.
dengan
sasaran
ideal
Terdapat
2) Rasio personal
empat
Pemimpin kharismatik bersedia
pemimpin transaksional:
menempuh risiko personal tinggi,
1) Imbalan
kontigen
karakteristik
:
kontrak
pertukaran imbalan atas upaya
menanggung biaya besar, dan 168
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
yang
dilakukan,
imbalan
atas
kebanggaan,
menjanjikan kinerja
penghormatan dan kepercayaan.
baik,
2) Inspirasi:
mengakui pencapaian. 2) Manajemen
meraih
harapan
berdasarkan
mengkomunikasikan tinggi,
menggunakan
pengecualian (aktif) : melihat dan
symbol untuk memfokuskan pada
mencari
usaha, menggambarkan maksud
penyimpangan
dari
penting secara sederhana.
aturan dan standar, menempuh
3) Stimulasi Intelektual: mendorong
tindakan perbaikan. 3) Manajemen
intelegensia,
berdasar
pengecualian
(pasif)
:
Mengintervensi
hanya
jika
rasionalitas,
dan
pemecahan masalah secara hatihati. 4) Pertimbangan
standar tidak dipenuhi.
individual:
memberikan pengertian pribadi,
4) Laissez-Faire : melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan
melayani
keputusan.
pribadi, melatih dan menasehati
secara
d. .Gaya kepemimpinan visioner
c. Gaya kepemimpinan transformasional Pemimpin
karyawan
Kemauan
transformasional
menciptakan
dan
mencurahkan perhatian pada hal-hal
mengartikulasikan visi yang realitas,
dan kebutuhan pengembangan dan
kredibel, dan menarik mengenai
masing-masing pengikut, pemimpin
masa depan organisasi yang tengah
transformasional
tumbuh dan membaik di banding saat
kesadaran
mengubah
para
pengikut
persoalan-persoalan membantu
mereka
ini. Visi ini jika diseleksi dan
akan
diimplementasikan
dengan
secara
tepat,
mempunyai kekuatan besar sehingga
memandang
masalah lama dengan cara-cara baru,
biasa
dan mereka mampu menggairahkan,
lompatan
membangkitkan, dan menghilhami
dengan
para pengikut untuk mengeluarkan
keterampilan, bakat, dan sumber
upaya ekstra demi mencapai sasaran
daya untuk mewujudkannya.
empat
ke
masa
depan
membangkitkan
organisasi ditentukan oleh kepemimpinan
karakteristik
pemimpin transformasional:
seorang
1) Kharisma: memberikan visi dan
kemajuan,
rasa
awal
terjadinya
Kemajuan dan kemunduran suatu
kelompok. Terdapat
mengakibatkan
atas
misi,
pimpinan.Untuk ada
kepemimpinan.
menanamkan 169
10
mencapai
butir
tugas
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Sudarwan Kesepuluhan
Danim tugas
tersebut.Menurut
(2009:28)
penelitian
akhir-
akhir ini, kepemimpinan yang efektif
kepemimpinan
tersebut adalah :
tergantung
kepada
keseimbangan
a. Menetapkan visi dan misi
sifat-sifat spesifik tersebut antara lain,
b. Menetapkan nilai
intelegensi, kepercayaan diri, dan
c. Menumbuhkan nilai
dorongan untuk bertanggung jawab. b. Teori kepemimpinan tingkah laku
d. Motivasi e. Mengelola
Sebagaimana kita ketahui bahwa
f. Mencapai kesatuan kerja
seorang pemimpin bekerja melalui
g. Memberikan penjelasan
orang lain, maka selayaknya seorang
h. Simbol pelayanan
pemimpin
i. Perwakilan kelompok
kepada individu dalam kelompok
j. Dan pembaharu
yang
memberikan
perhatian
dipimpinnya.
Teori
Agar proses pengembangan para
kepemimpinan berfokus kepada apa
personilia berjalan dengan baik, antara
yang pemimpin lakukan dan perilaku
lain dibutuhkan kepemimpinan yang
mereka dalam melaksanakan fungsi
efektif.
kepemimpinan
Suatu
kepemimpinan
yang
melebihi
sifat-sifat
menghargai usaha para bawahan, yang
seperti intelegensi dan inisiatif.
memerlukan mereka sesuai dengan bakat,
c. Teori kepemimpinan kontingensi
kemampuan, dan minat masing-masing
Pemimpin yang mampu melakukan
individu, yang memberikan dorongan
pendekatan kontigensi ini cenderung
untuk berkembang dan mengarahkan diri
memiliki kharisma, karena ia dapat
kearah tercapainya tujuan lembaga.
mengendalikan bawahannya dalam
Ida
Zubaidah
(2006:65)
berbagai
Teori
situasi,
pemimpin
kepemimpinan yang efektif terdiri dari 3
kharismatik membangkitkan suka cita
(tiga) kategori, yang sifat, tingkah laku
dalam
dan kontingensi.
(apresiasi) para pengikutnya melalui
a. Teori kepemimpinan sifat pribadi
visi masa depannya.
menambah
penghargaan
Pemimpin adalah pengaruh bagi
Seorang pemimpin yang mempunyai kecakapan dan kemampuan tertentu,
orang
dapat menjalankan kepemimpinannya
pemimpin haruslah mampu memberi
lebih efektif dibandingkan seorang
keputusan yang tepat dalam kondisi
pemimpin
memiliki
apapun. Keputusan yang diambil oleh
keahlian
seorang
kecakapan
yang
tidak dan
170
yang
dipimpinnya.Seorang
pemimpin
haruslah
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
mengutamakan khalayak orang banyak
dengan baik tidak hanya dipengaruhi oleh
bukan sekedar condong pada kepentingan
tuntutan dalam dirinya dengan segala
golongan
kepentingan
potensi yang dimilik tapi juga ada
pribadi. Lebih mementingkan kualitas
beberapa factor eksternal yang juga akan
dari pada kuantitas juga harus menjadi
mengganggu
prinsip bagi seorang pemimpin dalam
memberikan keputusan yang tepat di saat
menjalani kepemimpinananya.selain itu,
yang tepat, faktor-faktor eksternal yang
prinsip yang juga tidak kalah penting
dimaksud diantaranya,situasi yang begit
yang
seorang
dinamis dan kondisi pisikologi objek
pemimpin adalah mendahulukan untuk
yang akan menerima keputusan yang
mencegah
akan
atau
harus
bahkan
dimiliki
oleh
timbulnya
keburukan
diambil,
berfikir
dibanding mencari kebaikan.
seorang
akan diambil adalah berjangka panjang
harus
bahkan dampak baik dan buruknya telah
sebagai berikut :
mampu ia prediksi. Selain itu,seorang memiliki
baik
bagi
anggota
indikator-indikator
adalah
proses
penyampaian pikiran atau perasaan oleh
dan
seorang
dengan
membungkusnya agar tidak menjadi kekhawatiran
memiliki
a. Komunikasi
kemampuan untuk mengkomunikasikan dengan
pemimpin
Seorang pemimpin yang berkarakter
dari segala aspek.Sebab keputusan yang
masalah
seorang
dari
dari seorang pemimpin.
untuk mampu memahami permasalahan
juga
kematangan
berfikir merupakan salah satu indikator
menyelami semua potensi yang dimiliki
dituntut
disinilah
dibutuhkan dalam hal ini, kematangan
Seorang pemimpin dituntut untuk
pemimpin
pemimpin
kepada
orang
menggunakan
lain
lambang
lambang yang bermakana bagi kedua
yang
belah pihak dalam situasi tertentu
dipimpinnya.
komunikasi
menggunakan
media
Penerapannya,
tertentu untuk merubah sikap atau
Kemampuan seorang pemimpin untuk
tingkah laku seeorang atau sejumlah
memberikan
orang sehingga ada efek tertentu yang
Namun
tidak
Dalam
keputusan dengan baik
diharapkan .
hanya dipengaruhi oleh tuntutan
dalam dirinya dengan segala potensi yang
b. Keteladanan adalah berasal dari kata
dimiliki tapi juga ada faktor-faktor
teladan yang memilik arti sesuatu
ekstrnal yang juga akan mengganggu
yang patut ditiru untuk dicontoh
seorang pemimpin memberi keputusan
tentang perbuatan,kelakuan sifat dan
171
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
lain
sebagainya.
Sedangkan
Kinerja
perilaku
Kinerja Berasal dari Pengertian
seorang yang sengaja atau tidak
Performance. Ada pula yang memberikan
sengaja dilakukan dijadikan contoh
pengertian performance sebagai hasil
bagi orang yang mengetahui atau
kerja
melihatnya.
kerja.Namun,sebenarnya
keteladanan
merupakan
atau
prestasi kinerja
mempunyai makna yang lebih luas,bukan
c. Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang sangat pentin
hanya
dalam kehidupan manusia,orang yang
bagaimana
percaya diri yakin atas kemampuan
berlangsung.kinerja
mereka
pekerjaan yang mempunyai hubungan
sendiri
pengharapan ketika
serta
yang
harapan
memiliki
kuat
realistis,ahkan mereka
hasil
kerja,tetapi
termasuk
proses
pekerjaan
dengan
merupakan
tujuan
organisasi,kepuasan
tidak
hasil
strategis
konsumen,dan
terwujud,mereka tetap berfikir positif
memberikan kontribusi pada ekonomi,
dan dapat menerimanya.
amstrong dan baron (1998;15)dalam wibowo
d. Pengetahuan Manajerial (Knowledge Management)
adalah
(2013:7).
demikian,kinerja
kumpulan
Dengan
adalah
tentang
perangakat teknik,dan strategi untuk
melakukan pekerjaan dan hasil yang
memepertahankan,
menganalisis,
dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
mengorganisasi, meningkatkan dan
adalah tentang apa yang dikerjakan dan
membagikan
bagaimana cara mengerjakannya.
pengertian
dan
Kinerja adalah hasil yang diperoleh
pengalaman. (Performance
oleh suatu organisasi baik organisasi
proses
tersebut bersifat profit oriented dan non
mengevaluasi seberapa baik pegawai
profit oriented yang dihasilkan selama
melakukan pekerjaan mereka jika
satu periode waktu. Secara lebih tegas
dibandingkan
dengan
(amstrong dan baron 2004 ;29 dalam
standar
dan
kemudian
irham
mengkomunikaskan
informasi
kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
e. Penilaian appraisal)
kinerja adalah
seperangkat
fahmi
2010:2),
mengatakan
mempunyai nhubungan kuata dengan
tersebut pada pegawai.
tujuan strategis organisasi. Kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Amstrong dan baron,1998 :15 dalam irham fahmi 2010:2) lebih jauh 172
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
indra bastian 2001 :329 dalam irham
mengetahui dampak fositif dan negative
fahmi 2010 :2) menyatakan bahwa
suatu
kinerja
diambil.
adalah
gambaran
mengenai
kebijakan
professional
Dengan
adanya
informasi
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
mengenai
kegiatan/program/kebijaksanaan
pemerintah,akan diambil tindakan yang
wujud
sasaran,tujuan,misi,dan
organisasi
yang
perumusan
skema
dalam
diperlukan
visi
seperti
intansi
koreksi
strategis(strategic
utama dan tugas pokok intansi,bahan untuk perencanaan, menentukan tingkat keberhasilan intansi untuk memutuskan suatu tindakan, dan lain-lain.
(2007 : 21) pengertian kinerja pegawai pada
Pengertian kinerja dalam kamus
kemampuan
pegawai dalam melaksanakan kesuruhan
Bahasa
tugas-tugas
kinerja memilik arti : suatu
yang
atas
kebijakan,meluruskan kegiatan-kegiatan
Sedangkan menurut cokrominoto
menunjukan
suatu
dalam
tertuang
planning) suatu organisasi.
juga
kinerja
yang
menjadi
tanggung
Indonesia,dikatakan
bahwa yang
jawabnya. Tugas-tugas tersebut biasanya
dicapai,prestasi yang diperlihatkan dan
berdasarkan
indikator-indikator
kemampuan kinerja, selain itu, kinerja
telah
merupakan
keberhasilan
yang
ditetapkan.
perilaku
nyata
yang
Sebagai hasilnya akan diketahui bahwa
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
seorang pegawai masuk dalam tingkatan
kerja yang dihasilkan oleh pegawai
kinerja
sesuai
tertentu.tingkatannya
dapat
dengan
perannya
dalam
bermacam istilah. Kinerja pegawai dapat
perusahaan
(Veithzal
dikelompokan kedalam : tingkat kinerja
Sedangkan
menurut
tinggi,menengah atau rendah,dan dapat
(2005 : 84), Kinerja adalah sebagai usaha
juga
memanfaatkan sumber daya manusia
dikelompokan
melampaui
Berangkat dari hal hal tersebut, kinerja
baik.oleh karna itu,diperlukan informasi
dimaknai sebagai keseluruhan ”untuk
yang relevan dan reliable mengenai
kerja” dari seorang pegawai.
prestasi kerja setiap pegawai. Kinerja pegawai
Kinerja merupakan kondisi yang
kepada
dan
pihak-pihak
secara
pada dasarnya
terbentuk setelah pegawai merasa adanya
diinformasikan tertentu
organisasi
Martoyo
yang
diketahui
dalam
Susilo
target,sesuai target atau dibawah target.
harus
ada
Rivai,2010:57).
kepuasan,
untuk
karena
kebutuhannya
mengetahui tingkat pencapaian hasil
terpenuhi dengan kata lain
suatu intansi dihubungkan dengan visi
apabila
yang diemban suatu organisasi serta
terpenuhi sebagaimana mestinya maka 173
kebutuhan
pegawai
apabila belum
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
kepuasan kerja tidak akan tercapai, dan
yang diinginkan dapat dicapai dengan
pada hakikatnya kinerja pegawai akan
baik.efisiensi dan efektivitas mereupakan
sulit terbentuk.setiap orang yang bekerja
dua aspek penting dalam menilai suatu
digerakan oleh suatu motif.motif pada
kinerja. Efisiensi adalah perbandingan
dasarnya
pertama-tama
antara hasil yang dicapai dengan usaha
berbagai kebutuhan dasar individu atau
yang dikeluarkan,sedangkan evektifitas
dapat dikatakan bahwa kekuatan yang
adalah perbandingan antara hasil yang
memotifasi seseorang untuk bekerja giat
dicapai
dalam
dari
dikeluarkan,sedangkan efektifitas adalah
hubungan timbal balik antara apa yang
perbandingan antara hasil yang dicapai
diinginkan atau dibutuhkan dari hasil
dengan hasil yang diharapkan (Malayu
pekerjaan tersebut dan seberapa besar
Hasibuan, SP, 2007:326).
bersumber
pekerjaanya
tegantung
dengan
Menurut
keyakinan organisasi akan memberikan
usaha
Sumarlan
yang
Margono
kepuasan bagi keinginan sebagai imbalan
(2008:7) kinerja juga dapat di artikan
atas usaha yang dilakukannya. Dampak
sebagai perbaikan prestasi kerja pegawai,
motifasi yang diinginkan pimpinan dari
penyesuaian-penyesuaian
pegawai (bawahanya) sangat dipengaruhi
keputusan
penilaian pegawai atas nilai (valensi)
latihan dan pengembangan,perencanaan
yang diharapkan
dan pengembangan karir, penyimpangan
berupa hasil baik
kompensasi,
penempatan,
langsung maupun hasil sekunder yang
proses
dinikmati karna melakukan prilaku yang
informasional,
ditentukan dan kuatnya pengharapan
pekerjaan, kesempatan kerja yang adil
bahwa perilaku tersebut akan benar-
serta tantangan eksternal.
benar
merealisasikan
pelayanan
publik
hasil
tersebut
staffing,
kebutuhan
kesalahan
Sedangkan
pada
ketidakakuratan
menurut
desain
Edwin
Flippo (2002:121) mutu kinerja meliputi:
disinilah
sebenarnya faktor motivasi kerja ikut
ketepatan
menentukan
waktu,keterampilan,ketelitian,dan
terbentuknya
B.
kinerja
pegawai dalam pelayanan masyarakat
kerapian.kuantitas
kerja
yang baik.
keluaran yang tidak hanya berupa tugas adalah sebagai tingkat
tugas
regular,tetapi
keberhasilan di dalam melaksanakan
ekstra
atau
tugas serta kemampuan untuk mencapai
meliputi: kedisplinan, inisiatif, loyalitas,
tujuan
ketaatan pada peraturan yang ditetapkan.
Kinerja
yang
telah
ditetapkan,kinerja
dikatakan baik dan sukses jika tujuan 174
juga
merupakan
mendesak.
tugas-tugas Ketangguhan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Menurut Mangkunegara
Anwar
Prabu
(2009:67),
kinerja
dalam sebuah kelompok, dan bekerja secara mandiri.
karyawan (prestasi kerja) adalah hasil
Setiap pegawi diharapkan dapat
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
,memahami betapa pentingnya penilaian
dicapai oleh seorang pegawai dalam
kinerja dan melakukan kegiatan penilaian
melaksanakan
dengan
kinerja secara baik dan benar.olehnkarna
diberikan
itu untuk lebih memahami pentingnya
kepadanya.berdasarkan pendapat diatas
masalah ini ada baiknya jika dalam
kinerja pegawai adalah prestasi kerjaatau
penelitian ini disebutkan beberapa fungsi
hasil kerja (output) baik kualitas maupun
dari
kuantitas
mengungkapkan beberapa fungsi tersebut
tanggung
tugas
sesuai
jawab
yang
persatuan
yang
dicapai
periode
karyawan
waktu
penilaian
a. Memperjelas tentang apa,beberapa
dengan tanggung jawab yang diberikan
dan
kepadanya.
dilaksanakan.
bagaimana
melakukan
segala
sesuatu
suatu
kegiatan
consensus
yang
dibangun oleh berbagai pihak terkait
dalam suatu
yakni
kapan
b. Menciptakan
Kinerja adalah kegiatan yang
organisasi,
Wasistono
adalah sebagai berikut :
dalam
melaksanakanan tugas kerjanya sesuai
paling lazim dinilai
kinerja.
untuk
ia
menghindari
interprestasi
yang
selama
kesalahan pelaksanaan
berhubungan dengan suatu pekerjaan,
kebijaksanaan/program/kegiatan dan
jabatan, atau peranan dalam organisasi.
dalam menilai kinerjanya termasuk
Unsur penting dalam kinejra adalah:
kinerja
a. Tugas Fungsional, Bekaitan dengan
melaksanakannya.
seberapa
baik
menyelesaikan pekerjaan,
seorang
pegawai
seluk
beluk
termasuk
intansi
pemerintah
yang
c. Membangun dasar bagi pengukuran, analisis
dan
evaluasi
kinerja
organisasi.
penyelesaian
Menurut A. Dale Timpel Trerdapat
aspek-aspek teknis pekerjaan. dengan
beberapa faktor dalam kinerja yang
seberapa baik pegawai menangani
terdiri dari faktor internal dan faktor
kegiatan
eksternal. Berdasarkan hal tersebut maka
b. Tugas
prilaku,
antara
berkaitan
personal
dengan
akan dijelaskan sebagai berikut:
anggota lain organisasi, termasuk mengatasi konflik, mengelola waktu,
Faktor-faktor kinerja terdiri dari
memberdayakan orang lain bekerja
faktor internal dan faktor eksternal,faktor
175
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
internal (disposisional) yaitu faktor yang
tindakan.
berhubungan
sifat-sifat
menganggap kinejranya baik berasal dari
seseorang. Sedangkan faktor eksrernal
faktor-faktor internal seperti kemampuan
yaitu faktor yang mempengaruhi kinerja
atau upaya.misalnya, kinera seseorang
seseorang
baik
dengan
yang
berasal
dari
Seseorang
disebabkan
pegawai
karena
yang
mempunyai
lingkungan.seperti perilaku, sikap, dan
kemampuan tinggi dan seorang itu
tindakan-tindakan rekan kerja,bawahan
mempunyai tipe pekerja keras.
atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim
Faktor-faktor
organisasi (Mangkunegara,2008:15)
yang
dapat
mempengaruhi dalam pencapaian kinerja
Faktor internal dan faktor eksternal
adalah faktor kemampuan (ability) dan
diatas merupakan jenis-jenis atribusi
faktor motivasi (Motivation). Hal ini
yang mempengaru kinerja seseorang.
sesuai
Jenis jenisa atribusi yang dibuat oleh
Davis(1964:484) dalam A.A. Anwar
para pegawai memiliki sejumlah akibat
Prabu Mangkunegara,yang merumuskan
psikologis
bahwa:
dan
berdasarkan
kepada
dengan
pendapat
Keith
Human Performance = Ability + Motivation Motivation = Attitude + Situation Abilitty = Knowledge + Skill
Keahliannya ( The right man in the right
a. Faktor Kemampuan Secara
psikologis,
place ,the right man on the right job).
kemampuan
b. Faktor Motivasi
(ability) pegawai terdiri dari kemampuan
Motivasi
potensi (IQ) dan kemampuan reality
terbentuk
(attitude)
yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ
menghadapi pegawai yang terarah untuk
110-120)
mencapai
pendidikan
yang
tujuan
pegawai
sikap
(Knowledge + Skill). Artinya,pegawai
dengan
seorang
dari
dalam
organisasi
(tujuan
kerja).
memadai untuk jabatan dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-
Sikap mental yang siap secara
hari. Maka akan lebih mudah mencapai
psikopisik teerbentuk karena pegawai
kinerja yang diharapkan oleh karna itu,
mempunya
pegawai
Modal merupakan singkatan dari M=
pekerjaan
perlu yang
ditempatkan sesuai
pada
“modal”
dan
“kreatif”.
Mengolah,
dengan
otak,D=dengan,A=Aktif,L=lincah
176
O=
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
sedangkan Kreatif singkatan dari K =
rencana
keinginan untuk maju ,R = Rasa ingin
Berdasarkan
tahu tinggi, E = Enegik, A = analisis
tersebut, pegawai akan mampu mencapai
sistematik,T = Terbuka dari kekurangan,
kinerja maksimal jika memilik motif
I = Inisiatif tinggi, dan P = Pikiran Luas.
berprestasi tinggi.
Dengan
demikian
pegawai
yang
telah
pendapat
diprogramkan. Mc
Clelland
c. Pengukuran Kinerja
tersebut
Pengukuran
mampu mengolah otak dengan aktif dan
kinerja
merupakan
lincah, memiliki keinginan untuk maju,
langkah yang harus dilakukan untuk
rasa ingin tahu tinggi, energik, analisis
mencapai kinerjan organisasi. Melalui
sitematik,
pengukuran
terbuka
untuk
menerima
ini,
tingkat
pencapaian
pendapat, inisiatif tinggi, dan pikiran
kinerja dapat diketahui. Pengukuran
luas terarah, David C. McCLlelland
merupakan
(1987)
membandingkan kondisi rill suatu objek
berpendapat
bahwa
“Ada
alat
upaya
ukur.
kondisi
hubungan fositif antara motif berprestasi
dan
Pengukuran
kinerja
dengan pencapaian kinerja”.
merupakan suatu yang telah dicapai suatu
organisasi dalam kurun waktu tertentu,
dorongan dalam diri pegawai untuk
baik yang terkait dalam input, proses,
melakukan suatu kegiatan atau tugas
output, outcome, benefit maupun impact.
dengan sebaik-baiknya agar mampu
Yang medefinisikan pengukuran kinerja
mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan
sebagai berikut.
Motif
berprestasi
adalah
Pengukuran kinerja adalah tindakan
predikat terpuji, Selanjutnya, Mc Celland dari
pengukuran yang dilakukan terhadap
pegawai yang memiliki motif berprestasi
aktifitas dalam rantai nilai yang ada pada
tinggi,yaitu pertama, memiliki taggung
organisasi. Hasil pengukuran tersebut
jawab pribadi yang tinggi, kedua, berani
digunakan sebagai umpan balik yang
mengambil
memberikan
mengemukakan
6
resiko,
karakteristik
ketiga
memiliki
informasi
tentang
tujuan yang realistis, keempat, memiliki
prestasi,pelasanaan suatu rencana dan
rencana kerja yang menyeluruh dan
apa yang diperlukan perusahaan dalam
berjuang
penyesuaian
nuntuk
merealisasikan
d. Penilaian Kinerja
balik (feedback) yang konkret dalam kegiatan
dilakukannya, kesempatan
kerja
keenam, untuk
pengendalian,
(Mangkunegara,2008:42).
tujuannya. Kelima memaafkan umpan
seluruh
dan
Penilaian
yang
suatu
mencari
kinerja
organisasi
adalah
mengevaluasi
proses atau
menilai kerja pegawai. Apabila penilaian
merealisasikan
177
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
d. Kedisiplinan
prestasi kerja dilaksasnakan dengan baik, tertib, dan benar akan dapat membantu
Penilai menilai disiplin karyawan dalam
meningkatkan
berprestasi
mematuhi peraturan-peraturan yang ada
sekaligus dapat meningkatkan loyalitas
dan melakukan pekerjaannya sesuai
para
dengan
motivasi
anggota
organisasi
yang
ada
yang
diberikan
kepadanya;
didalamnya, dan apabila ini terjadi akan
e. Krativitas
menguntungkan organisasi itu sendiri, oleh karna itu penilian penilaian kinerja
Penilai menilai kemampuan karyawan
perlu dilakukan secara formal ndengan
dalam mengembangkan kreativitasnya
kriterian criteria yang telah ditetapkan
untuk
oleh organisasi secara obyektif.
sehingga bekerja loebih berdaya guna
f.
terhadap para karyawan meliputi (Malayu
karyawan lain vertical atau horizontal
Penilaian mengukur kesetiaan karyawan
didalam
terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasinya.
Kesetiaan
dan
membela
Penilaian menilai karyawan dari sikap prilaku,kesopanan,periang
tidak
disukai,member kesan menyenangkan;
bertanggung jawab;
h. Prkarsa
Prestasi Kerja
Penilai menilai kemampuan berfikir
Penilai menilai hasil kerja baik mutu
yang orisinil dan berstandarkan inisiatif
maupun kuantitas yang dapat dihasilkan karyawan
tersebut
dari
sendiri
uraian
membuat
c. Kejujuran
melaksanakan
untuk
menganalisa,menilai,menciptakan,dan
pekerjaanya;
menilai
pekerjaan
g. Kepribadian
organisasi
yang
diluar
baik;
didalam maupun diluar pekerjaanya dari orang-orang
maupun
sehingga hasil pekerjaan akan semakin
itu
dicerminkan oleh kesediaan karyawan
Penilaian
Kerjasama
berpartisipasi dan bekerjasama dengan
a. Kesetiaan
ganguan
pekerjaanya,
Penilai menilai kesediaan karyawan
Hasibuan,S.p :2007:56)
menjaga
menyelesaikan
dan berhasilguna;
Unsur-unsur yang dinilai oleh manajer
b.
instruksi
kejujuran
keputusan
penyelesaian
masalah ayang dihadapinyza;
dalam i.
tugas-tugasnya
Kecakapan Penilaian menilai kecakapan karyawan
memenuhi perjanjian baik bagi dirinya
dalam menyatukan dan menyelaraskan
maupun terhadap orang lain seperti
bermacam
kepada para bawahannya; 178
macam
elemen
yang
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
semuanya terlibat didalam penyusunan kebijaksanaan
dan
didalam
METODOLOGI PENELITIAN
situasi
Ruang Lingkup Penelitian
manajemen; j.
Dalam
Tanggung Jawab
penelitian penelitian
peneliti
Penilai menilai kesediaan karyawan
mengambil
dalam
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang
mempertanggungjawabkan
lokasi
ini di
Kantor
kebijaksanaannya,pekerjaan,dan
hasil
Selatan yang beralamat di ruko Malibu Square
kerjanya,sarana,dan
yang
Blok B.12 Serpong-Tangerang Selatan.
sprasarana
Waktu
dipergunakannya,serta prilaku kerjanya. untuk
Menurut Hasibuan (2002) kinerja dapat dinilai
atau
diukur
dengan
penelitian
penelitian
yang digunakan
pengaruh
Kepemimpinan
terhadap Kinerja pada Kantor Kebudayaan Dan
Beberapa
Pariwisata Kota Tangerang Selatan mulai
Indikator yaitu:
bulan mei sampai dengan Agustus 2015 hingga a. Prestasi adalah Penilaian hasil kerja baik
tercukupi
kualitas maupun kuantitas yang dapat
pegawai
diambil
adalah perpaduan antara dengan
data
dan
informasi.
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap
dihasilkan pegawai. b. Kerjasama
kebutuhan
dengan
pra
survey
mulai
dari
pendahuluan, pengujian proposal, pengajuan
pegawai,pegawai
surat ijin, konsultasi, pengisian kuesioner dan
dengan pemimpin,atau pun antara bidang
pengolahan data.
pegawai secara vertical atau horizontal
Adapun jadwal penelitian yang penulis
didalam maupun diluar sehingga hasil
lakukan adalah sebagai berikut:
pekerjaannya lebih baik. c. Ketaatan adalah Penilaian kesetiaan atau Operasional Variabel Penelitian
pengabdian secara periodic peaksanaan
Dalam
pekerjaan seorang pegawai.
suatu
penelitian,
diperlukan
d. Disiplin adalah penilaian sikap atau
adanya operasionalisasi konsep agar penelitian
perbuatan dalam mematuhi peraturan
lebih mudah dipahami. “konsep merupakan
peraturan yang ada dan melakukan
landasan untuk membangun suatu teori yang
pekerjaan sesuai dengan intruksi yang
dapat
diberikan kepadanya.
Sedangkan
e. Kejujuran adalah suatu sikap
menunjukkan definisi
Singarimbun
yang
karakteristiknya”. operasional
(1995:62)
:
menurut
“Definisikan
dilakukan atau disampaikan sesuai fakta
operasional adalah unsur penelitian yang
yang ada tanpa ada yang ditutup tutupi.
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.”
179
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
4. Pengetahuan manajerial
Dalam operasionalisasi konsep, hal yang perlu dilakukan adalah menentukan faktor-
5. Penilaian kinerja
faktor atau keadaan-keadaan yang dicakup
Sumber: Siagaan (2010)
dalam konsep tersebut. Dalam penelitian ini,
Indikator Variabel Y (terkait) kinerja
konsep-konsep yang akan dioperasionalkan
1. Prestasi
adalah sebagai berikut :
2. Kerjasama
Indikator
Variabel
X
(bebas)
3. Ketaatan
Kepemimpinan
4. Disiplin
1. Komunikasi
5. Kejujuran
2. keteladanan
Sumber: Malayu SP.Hasibuan (2002)
3. Kepercayaan diri Tabel 3.3 Devinisi oprasional variable penelitian Variabel
Indikator
Nomor butir
Komunikasi
1,2
Keteladanan
3,4
Kepercayaan diri
5,6
Pengetahuan Manajerial
7,8
Penilaian kinerja
9,10
Prestasi
1,2
Kerjasama
3,4
Ketaatan
5,6
Disiplin
7,8
Kejujuran
9,10
Kepemimpinan(X)
Kinerja(Y)
PEMBAHASAN
DAN
Likert
Kota Tangerang Selatan, penulis menggunakan metode
Korelasi
Sederhana
menganalisa
korelasi
sederhana.
Rumus
yang
digunakan untuk menghitung korelasi antara
Antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
Variabel X dan Variabel Y Dalam
Likert
(Y) pada Kantor Kebudayaan dan Pariwisata
HASIL
PENELITIAN
Analisis
Skala
adalah Korelasi Product Moment.
pengaruh
Kepemimpinan (X) terhadap kinerja pegawai
180
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Dimana rumusnya sebagai berikut :
rxy =
n∑ XY − ∑ X ∑ Y {n∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
Dimana: rxy : Nilai Koefisien korelasi antara variabel bebas (x) dengan variabel
terikat (y).
n : Jumlah Sampel (responden). X : Variabel bebas (Kepemimpinan). Y
: Variabel terikat (Kinerja Pegawai). Analisis Pengaruh Antara kepemimpinan (X) dan Kinerja Pegawai (Y) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
X 48 43 43 42 41 43 42 43 43 39 41 39 41 38 39 41 39 46 41 43 42 38 43 42 41 39 46 42 37 44 39
Y 45 44 40 39 46 45 47 45 45 44 42 41 40 40 40 41 43 43 39 42 43 43 46 42 41 40 44 42 39 44 39
X2 2,304 1,849 1,849 1,764 1,681 1,849 1,764 1,849 1,849 1,521 1,681 1,521 1,681 1,444 1,521 1,681 1,521 2,116 1,681 1,849 1,764 1,444 1,849 1,764 1,681 1,521 2,116 1,764 1,369 1,936 1,521
Y2 2,025 1,936 1,600 1,521 2,116 2,025 2,209 2,025 2,025 1,936 1,764 1,681 1,600 1,600 1,600 1,681 1,849 1,849 1,521 1,764 1,849 1,849 2,116 1,764 1,681 1,600 1,936 1,764 1,521 1,936 1,521
XY 2,160 1,892 1,720 1,638 1,886 1,935 1,974 1,935 1,935 1,716 1,722 1,599 1,640 1,520 1,560 1,681 1,677 1,978 1,599 1,806 1,806 1,634 1,978 1,764 1,681 1,560 2,024 1,764 1,443 1,936 1,521 181
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 No 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 J
42 44 39 43 40 42 46 39 47 40 45 39 X 44 36 45 38 44 39 45 40 41 44 46 43 39 43 45 41 38 41 40 41 37 34 45 41 38 41 40 2,903
43 43 40 43 42 42 45 43 45 39 45 41 Y 46 41 43 41 42 40 44 39 41 45 48 44 41 44 45 43 41 39 43 43 40 33 45 48 44 41 44 2,973
1,764 1,936 1,521 1,849 1,600 1,764 2,116 1,521 2,209 1,600 2,025 1,521 X2 1,936 1,296 2,025 1,444 1,936 1,521 2,025 1,600 1,681 1,936 2,116 1,849 1,521 1,849 2,025 1,681 1,444 1,681 1,600 1,681 1,369 1,156 2,025 1,681 1,444 1,681 1,600 120,933
1,849 1,806 1,849 1,892 1,600 1,560 1,849 1,849 1,764 1,680 1,764 1,764 2,025 2,070 1,849 1,677 2,025 2,115 1,521 1,560 2,025 2,025 1,681 1,599 Y2 XY 2,116 2,024 1,681 1,476 1,849 1,935 1,681 1,558 1,764 1,848 1,600 1,560 1,936 1,980 1,521 1,560 1,681 1,681 2,025 1,980 2,304 2,208 1,936 1,892 1,681 1,599 1,936 1,892 2,025 2,025 1,849 1,763 1,681 1,558 1,521 1,599 1,849 1,720 1,849 1,763 1,600 1,480 1,089 1,122 2,025 2,025 2,304 1,968 1,936 1,672 1,681 1,681 1,936 1,760 126,721 123,610
Diketahui: n: 70
∑X
: 2903
∑Y
: 2973 182
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
∑X
2
∑Y
2
∑ XY rxy =
: 120933 : 126721 : 123610
n∑ XY − ∑ X ∑ Y {n∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
70 (123610
rxy =
rxy =
{70 (120933 ) − ( 2903 ) }{70 (126721 ) − ( 2973 ) } 2
(8465310
25054 ( 37901 )( 31743 )
rxy =
25054 1203091443
rxy
2
8652700 − 8627646 − 8427409 )(8870470
rxy =
rxy =
) − (2903 )(2973 )
− 8838729
)
25054 34685 , 608
= 0,722
Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi Interval Korelasi Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2011:184)
Berdasarkan
perhitungan
(kepemimpinan) dengan variabel Y (Kinerja
koefisien
korelasi sebesar 0,722 maka bila dilihat dari
Pegawai).
tabel interprestasi koefisien korelasi masuk
Analisis Koefisien Determinasi
pada interval 0,60 – 0,799 dengan tingkat
Setelah mencapai nilai koefisien korelasi
hubungan kuat. Hal ini menandakan bahwa
(rxy) antara variabel (X) dan variabel (Y),
terdapat hubungan yang kuat antara variabel X 183
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
selanjutnya
dilakukan
analisis
koefisien
70
determinasi. Tujuan analisis determinasi dalam penelitian
ini
adalah
untuk
2903
mengetahui
2973
pengaruh antara variabel Kepemimpinan dan variabel Kinerja pegawai dalam persen (%). Rumus
yang
digunakan
dalam
120933
analisis 123610
koefisien determinasi yaitu: KD = rxy2 x 100% Dimana: KD
= Nilai koefisien determinasi
Rxy
= Nilai koefisien korelasi antara variabel
bebas dan variabel terikat Diketahui : r xy
= 0,722
KD
= (0,722)2 x 100 % = 0,521284 x 100 % = 52,12% Nilai koefisien determinasi r = 52,12 %, ini
menunjukan
bahwa
Kepemimpinan variabel
(X)
Kinerja
kontribusi
variabel
berpengaruh
terhadap
(Y)
sebesar
52,12
%,
sedangkan selebihnya yaitu (100% - 52.12 %) = 47.88 % variabel Y dipengaruhi oleh faktorY = 18,34 +0,582
faktor yang tidak diteliti penulis. 1.
Uji Regresi Linier Sederhana Regresi linier Sederhana didasarkan pada
hubungan
variabel
fungsional
independent
Persamaan mengetahui
regresi, bentuk
dan
antar
Regresi linier sederhana didapatkan
satu
persamaan
dependent.
, artinya
apabila kepemimpinan ditingkatkan 1 satuan
dimaksudkan
untuk
maka
hubungan
antara
kinerja
akan
mempengaruhi
pegawai
sebesar
peningkatan 0,582
dan
Kepemimpinana (X) terhadap Kinerja (Y).
sebaliknya
Persamaan regresi sebagai berikut : Y = a +
diturunkan sebesar 1 satuan maka akan
bx
terjadi penurunan kinerja pegawai sebesar
Diketahui :
0,582.
184
apabila
kepemimpinan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
2.
dan derajat kebebasan (df = n – 2) yang
Uji Signifikan Berdasarkan hasil perhitungan diatas,
besarnya tergantung dari jumlah sampel (n).
maka penulis melakukan pengujian hipotesa
Taraf nyata yang penulis gunakan sebesar
dengan cara membandingkan nilai t tabel
0,05% (5%). Rumus
dengan t hitung. Nilai t tabel ditentukan berdasarkan signifikan (a) yang digunakan
thitung =
alah sebagai berikut :
Dimana : thitung = Nilai t hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel rxy
= Nilai koefisien korelasi antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y)
n
= Jumlah sampel (Responden)
Diketahui : n
= 70
rxy
= 0,722
thitung
=
= = = = 8,486 Mencari ttabel (satu sisi) ttabel = (α : n-2) = (0,05 : 70– 2) = (0,05 : 68) = 1,995 Kriteria keputusan : t hitung > ttabel (α=5%, df = n-2), maka HO ditolak dan Ha diterima 185
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
t hitung < ttabel (α=5%,df = n-2), maka HO ditolak dan Ha ditolak Dengan demikian, karena t hitung lebih besar dari pada ttabel (8,486 > 1,995), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya Kepemimpinan (X) berpengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Daerah penolakan ho
1,995
0
g
8,486
daerah penerimaan Ha
Gambar 4.1 Kurva Pengujian Hipotesis
3.
Pembahasan pemimpin selalu memberikan contoh yang
Kepemimpinan sebagai cara dari dalam
baik kepada bawahannya. Kepercayaan
mengarahkan,mendorong dan mengatur
diri pada kepemimpinan juga menunjukan
seluruh unsur unsur di dalam kelompok
hasil yang baik, pengetahuan manajerial
atau organisasinya untuk mencapai tujuan
pemimpin juga menunjukan hasil yang
organisasi
baik sedangkan penilaian kinerja juga
seorang
pemimpin
yang
menghasilkan
(Leader)
diinginkan
kinerja
sehingga
pegawai
menunjukan hasil yang baik.
yang
maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan
Kinerja adalah hasil kerja secara
Komunikasi pada Kantor Kebudayaan dan Pariwisata
Kota
menunjukan pemimpin kepada
hasil selalu
Tangerang
selatan
yang
karena
control,
seorang pegawai. Prestasi yang terdapat pada Kantor Kebudayaan dan Pariwisata
mengkomunikasikan
bawahannya
melakukan
baik
kualitas, kuantitas yang dicapai oleh
serta
Keteladanan
Kota Tangerang Selatan menunjukan hasil
selalu
yang
yang
yang
Pariwisata Kota Tangerang Selatan juga hasil
yang
baik
karena
pegawai
memiliki
kemauan tinggi untuk bekerja. Kerjasama
terdapat pada Kantor Kebudayaan dan
menunjukan
baik
terdapat
pada
perusahaan
juga
menunjukan hasil yang baik. Ketaatan
karena 186
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
1. Kepemimpinan yang ada pada Kantor
pegawai terhadap perusahaan menunjukan hasil yang baik. Disiplin pegawai juga
Kebudayaan
memberikan hasil yang baik. Kejujuran
Tangerang selatan, memiliki pengaruh
pegawai juga menunjukan hasil yang baik.
yang baik dengan presentasi jawaban
koefisien
korelasi
dan
antara
0,722
atau
7,22%
dan
Pariwisata
Kota
Tangerang
Selatan,Sedangkan
hasil
koefisien
determinasinya
terhadap
berpengaruh
kinerja
Pegawai
diteliti.
Setelah
menjawab “Sangat Setuju” Sebesar 32.28
sebesar
bahwa
thitung
>
sedangkan
ttabel
Jawaban
“Setuju”
3. Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan,
pengaruh
terhadap
kinerja
Kepemimpinan pegawai
yang
mempunyai pengaruh yang kuat dan
uji
positif dalam meningkatkan kinerja
signifikasi dengan menggunakan “uji t”, diperoleh
%(226),
sebesar 60.57 %(424).
52,12%
dilakukan
pegawai yang dilakukan di
pengaruh yang baik dengan presentasi
47,88% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
sebesar
Kota Tangerang selatan juga memiliki
0,5212atau 52,12%. Hal ini berarti bahwa Kepemimpinan
“Setuju”
Kantor Kebudayaan dan Pariwisata
atau
kuat terhadap kinerja pegawai di Kantor Kebudayaan
jawaban
2. Kinerja
artinya
kepemimpinan berpengaruh positif
Kota
59.57%(417)
kepemimpinan terhadap kinerja Pegawai sebesar
Pariwisata
“Sangat Setuju” sebesar 27.71%(194),
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa
dan
pegawai Berdasarkan hasil pengolahan
atau
data yang bersifat kuantitatif dengan
8,486>1,995 berarti terdapat pengaruh
menggunakan
yang signifikan antara motivasi terhadap
analisis
statistik
diperoleh koefisien korelasi (r) yaitu
kinerja karyawan.
sebesar = 0.722. Sedangkan kontribusi variabel x dan variabel y koefisien determinasi sebesar = 52,12% yang
KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukan adanya kontribusi yang KESIMPULAN
kuat
Berdasarkan hasil penelitian dan
antara
variabel
X
dan
Y.
sedangkan sisanya sebesar = 47,88%
pembahasan yang telah dilakukan tentang
ditentukan oleh faktor lain yang belum
pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja
diteliti
pada Kantor kebudayaan dan Pariwisata
dan
berdasarkan
hasil
uji
Hipotesis didapat , nilai thitung > ttabel
Kota Tangerang Selatan. Pada Bab akhir
(8,486> 1,995) maka Ho ditolak dan Ha
ini penulis dapat menarik kesimpulan,
diterima.
sebagai berikut: 187
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Hasibuan, Malayu S.P. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2002 .” Manajemen Sumber Daya Manusia”. Edisi Revisi. Cetakan Ketujuh. Jakarta : Bumi Aksara.2009 Irham Fahmi, Manajemen Teori,Kasus dan Solusi,Alfabeta. Bandug,2010 Istijanto. “Riset Sumber Daya Manusia”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005 Mangkunegara, A A.Anwar Prabu,2008, evaluasi kinerja SDM,Penerbit:PT. Refika Andriana,Bandung. Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu, “Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia” Refik Aditama, Bandung, 2005. Mutiara, Pangabean, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002 Nitisemito alex S. “Manajemen Personalia (Sumber Daya Manusia)”,Ghalia Indoesia,Jakarta,2002 Notoatmojo, Soekidjo, “Pengembangan Sumber Daya Manusia”, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2009 Prof.Dr. Wilson Bangun,SE,M.Si, 2002,Manajemen Sumber Daya Manusia,Penerbit :Eirlangga,Jakarta Rivai Vietzlan,Sagala Ella Jauvani,2010,Manajemen Sumber Daya Manusia,Edisi Kedua,Penerbit : Rajawali Pers. Jakarta. Robbins, Stephen P, “Perilaku Organisasi”, Edisi Kesatu, Indeks, Jakarta, 2006 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman. 2009. Analisis Korelasi,Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Samsudin, Sadili, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Cetakan Pertama, Pustaka Setia, Bandung, 2006. Simamora Henry, 2006, “ Manajemen Sumber Daya Manusia” STIE, YKKPN Yogyakarta. Sondang, Siagian, “Manajemen Sumber Daya Manusia:, Bumi Aksara, Jakarta, 2006
SARAN Berdasarkan hasil penelitian dari kesimpulan
diatas,
maka
penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Pemimpin
hendaknya
menjadikan
dirinya sebagai teladan yang baik agar dapat dicontoh oleh para bawahannya serta pemimpin memiliki rasa percaya diri
dalam
setiap
keputusan
yang
diambinya. 2. Pegawai
hendaknya
memiliki
prestasi dalam bekerja dan pegawai selalu mematuhi setiap perintah pimpinan serta bekerja sama untuk memecahkan
permasalahan
yang
muncul. 3. Pemimpin
harus
memberikan
motivasi,arahan serta kesejahteraan yang
lebih
baik
lagi
kepada
bawahannya agar kinerja pegawai dapat berjalan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Cokrominoto. Membangun Kinerja Melalui Motivasi Kerja Karyawan. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta,2007 Danim, S, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Yogyakarta, 2004 Edwin.B.Flippo,2002,”Manajemen Sumber Daya Manusia”,Terjemahan Wahyud,Bandung,Penerbit Sulita. Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Multivariat, Edisi I, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hamzah, “Teori Motivasi dan Pengukurannya”, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2006 188
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.1, Oktober 2016
Sugiyono, “Manajemen Kepegawaian”, Alfian Press, 2002 ,“Metodologi Penelitian Bisnis”. Cetakan ketujuh,Alfabeta, Bandung ,2004 . “Statistik untuk Penelitian, Bandung”: Alfabeta,2005 Sumarlan Margono,Evaluasi Kinerja,Jakarta : Satuan Acara Perkuliahan Program Pasca Sarjana Magister Manajemen STIE Widya Jayakarta,2008. Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta,Bandung,2010 Tjiptono, F. dan Syakhroza, A. (1999). Manajemen Usahawan Indonesia. Jakarta: Lembaga Manajemen FE UI. Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta. PT Rajawali Pers,2013 Zubaidah, Ida, “Kepemimpinan Transformasional”, Departemen Pendidikan Kota Tangerang, Tangerang, 2009
189