PENGARUH INSENTIF PAJAK DAN FAKTOR NON PAJAK TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR DI BEI Amelia Sary Handayani, Yeasy Darmayanti, Mukhlizul Hamdi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta
[email protected] Abstract Management has options in choosing the method of accounting to produce financial statements in accordance with the conditions of their respective companies. In an effort to produce financial statements, one of the principle adopted is conservatism. This study aims to examine the effect of tax incentives and non-tax factors on accounting conservatism. The Factors that led to accounting conservatism are the tax incentives (proxied by tax planning) and non-tax factors which include earnings pressure, leverage, earnings bath, and size. The research samples are manufacturing companies which is listed on Indonesian Stock Exchange (IDX) during 2009-2013. The sampling technique used is non-probability sampling technique using purposive sampling method, the sampling technique with consideration of certain criteria that have been determined in advance by the researcher. Data analysis techniques to examine each of the variables and testing hypothesis were done through the classical assumption test, multiple linear regression analysis to test the coefficient of determination, F-test and t-test using SPSS 17.0. The research results showed that tax incentives, leverage, and size have significant effect to accounting conservatism, while earning pressure and earning bath do not have significant effect to accounting conservatism. Keywords: Accounting Conservatism, Tax Incentives, Non-Tax Factors.
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha dalam mengantisipasi krisis ekonomi yang sering terjadi dan perekonomian yang tidak stabil maka perusahaan harus berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan. Tindakan kehati-hatian yang dilakukan yaitu dengan mengakui biaya atau rugi yang memungkinkan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar (Suwardjono, 2005). Salah satu prinsip dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah penerapan prinsip konservatisme. Konservatisme akuntansi penting digunakan
dalam menghadapi ketidakpastian aktivitas ekonomi dan bisnis. Di Indonesia terdapat beberapa kasus manipulasi laporan keuangan pertama terjadi pada perusahaan manufaktur yang go public yaitu PT. Kimia Farma yang ditemukan adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada tahun 2002 (Sumber: www.bapepam.go.id) selain PT. Kimia Farma, juga terjadi pada PT. Kereta Api Indonesia, komisaris PT. KAI mengungkapan adanya manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut dimana seharusnya perusahaan merugi namun dilaporkan memperoleh keuntungan (Sumber: http://m.merdeka.com) kasus diatas menunjukkan kurangnya kebijakan konservatisme yang diterapkan perusahaan (Rahmawati, 2010). Konservatisme merupakan 1
konsep yang mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan keuntungan lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai terendah serta mengakui dan kewajiban dengan nilai tertinggi. (Sari dan Adhariani,2009). Kurangnya konservatisme kemungkinan dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan (Ardina, 2012)
Raharja dan Sandra (2011) menyatakan bahwa penelitian tentang konservatisme akuntansi, salah satunya menggunakan penjelasan yang berhubungan dengan pajak. Karena hampir seluruh sektor industri dan bisnis di pengaruhi oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Peraturan perpajakan sering mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan politik suatu Negara. Salah satu menyangkut perubahan ketentuan atas tarif PPh Badan. Wicaksono dan Laksito (2012) menyatakan Perubahan tarif pajak dari tarif progresif menjadi tarif tunggal memberikan dampak tersendiri bagi perusahaan. Jika manajer berupaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan beban pajak, maka perubahan tarif ini akan memberikan insentif bagi manajer untuk melakukan konservatisme yang tinggi. Biasanya perusahaan menempuh strategi meminimalkan pajak (tax-minimizing) dengan laba dilaporkan lebih rendah. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan diatas dapat dilakukan pengembangan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apakah insentif pajak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur? 2. Apakah earnings pressure berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur?
4. Apakah earnings bath berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur? 5. Apakah size berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur? 1.3 TujuanPenelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan: 1. Pengaruh insentif pajak terhadap konservatisme akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh earnings pressure terhadap konservatisme akuntansi pada Peusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Pengaruh leverage terhadap konservatisme akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Pengaruh earnings bath terhadap konservatisme akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Pengaruh size terhadap konservatisme akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori Signalling menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal 2
sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi (Butarbutar, 2011) 2.2 Definisi Konservatisme Akuntansi Konservatisme adalah berhati-hati terhadap sesuatu yang tidak pasti dengan cara menunda mengakui laba dan mempercepat mengakui beban. Konservatisme mengakui biaya atau rugi yang mungkin terjadi, tetapi tidak segera mengakui laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya (Harahap ,2012). 2.2 Definisi Pajak Kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2.3 Undang-undang Pajak Penghasilan Badan Pada tahun 2008, Direktorat Jendral Pajak di Indonesia merevisi Undang-undang Perpajakan yang meliputi Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), Undang-undang Pajak Penghasilan (UUPPh), serta Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN dan PPnBM). Hal ini diatur berdasarkan Aturan Pelaksanaan Ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2007, UU No. 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan dipertegas dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK238/PMK.03/2008 (Undang-Undang Pajak lengkap, 2013) 2.5 Insentif Pajak Perilaku manajemen pajak dipengaruhi oleh unsur insentif pajak dan insentif non pajak.Penelitian yang dilakukan oleh Yin dan Cheng (2004) menggunakan unsur keduanya. Yin dan Cheng (2004) menyatakan bahwa perusahaan memiliki perencanaan pajak yang
baik akan dapat meminimalisasi pembayaran pajak. Perusahaan yang memiliki perencanaan pajak yang baik, cenderung akan mengurangi laba bersih perusahaan guna mendapatkan keuntungan pajak. Wicaksono dan Laksito (2012) Insentif pajak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dengan arah negatif, apabila taxplan semakin meningkat, maka konservatisme akuntansi semakin menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan insentif pajak membuat perusahaan cenderung untuk melakukan konservatisme akuntansi. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dengan demikian insentif pajak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. H 1 : Insentif pajak berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi 2.6 Faktor Non Pajak Faktor non pajak yang digunakan adalah sebagai berikut: 2.6.1 Earnings Pressure Wicaksono dan Laksito (2012) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa earning pressure tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini mengindikasikan bahwa laba diperoleh dari hasil operasional perusahaan, apabila perusahaan mengalami penurunan laba karena operasional perusahaan, tidak berdampak pada kebijakan akuntansi yang di tetapkan perusahaan Raharja dan Sandra (2011) menyatakan bahwa Insentif pajak mengimplikasikan bahwa perusahaan menurunkan laba sebagai respon atas penurunan tarif pajak. Untuk perusahaan yang labanya tidak mencapai target, penurunan laba yang dilakukan untuk tujuan pajak dapat dikurangi oleh earnings pressure guna meningkatkan laba akuntansi. Raharja dan Sandra (2011) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa earning pressure turut mempengaruhi 3
keputusan manajer untuk menurunkan laba perusahaan untuk tujuan pajak melalui konservatisme akuntansi. Dengan demikian, Earning Pressure berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi H 2 : Earnings Pressure berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi 2.6.2
Leverage
Pramudita (2012) tingkat hutang yang tinggi akan membuat perusahaan lebih berhati-hati karena tingkat hutang yang tinggi bisa menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Lo (2005) tingkat hutang berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka perusahaan akan semakin menerapkan prinsip yang konservatif. Leverage memberikan
pengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi (Ahmad dan Duellman,2007). Dalam penelitian yang dilakukan Lestari dan Suryanawa (2012) leverage mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan pada penerapan konservatisme akuntansi, artinya besarnya leverage maka perusahaan menggunakan akuntansi konservatif. Dengan demikian leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. : H 3 : Leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi 2.6.3 Earnings Bath Menurut Chaney et al. (1995) dalam Subagyo dan Oktavia (2010) jika laba yang diperoleh oleh perusahaan rendah (di bawah target), maka manajer cenderung melakukan “big bath”. Diharapkan bahwa konservatisme akuntansi sebagai respon atas penurunan tarif pajak berhubungan dengan peringkat laba perusahaan di suatu sektor industri. Earnings bath juga dapat dilakukan oleh manajer pada saat perusahaan mengalami kondisi yang menurun atau sedang mengalami kerugian. Raharja dan Sandra (2011) menemukan pada hasil analisis untuk variabel earning bath (ERANK), diketahui bahwa earning bath
berpengaruhn signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan dan menjelaskan bahwa perusahaan sampel dengan peringkat ROE 20% terbawah cenderung melakukan konservatisme selama tahun berjalan. Dengan demikian dapat dinyatakan earning bathg berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. H 4 : Earnings Bath berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi 2.6.4 Size Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator untuk mengamati besar biaya politis yang harus ditanggung. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan melihat total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh Kartini dan Arianti (2008) dalam Alfian dan Sabeni (2013) ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Wulandini dan Zulaika (2012) perusahaan yang berukuran besar biasanya lebih diawasi oleh pemerintah dan masyarakat. Jika perusahaan berukuran besar mempunyai laba tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah dapat terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik yang lebih tinggi kepada perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan berukuran besar akan cenderung melaporkan laba rendah secara relatif permanen dengan menyelenggarakan akuntansi konservatif (Lo, 2005).Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang dijelaskan sebelumnya, dengan demikian size berpengaruh terhadap konservatisme Akuntansi H5 : Size berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di 4
Bursa Efek Indonesia pada tahun buku 20092013. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pemilihan sampel yang memiliki kriteriakriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan yang sudah di audit secara konsisten dan lengkap dari tahun 2009-2013 2. Periode laporan keuangan perusahaan berakhir setiap 31 Desember 3. Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah 4. Memiliki data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan peneliti. 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang tersedia di pojok BEI yang terletak di Jalan Pondok, IDX dan ICMD (Indonesian Capital Market Directory) khususnya data tahun 2009-2013
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen 1. Konservatisme Akuntansi (Y) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak dapat berdiri sendiri melainkan hasil pengaruh dari variabel bebas (Sugiyono,2011). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Konservatisme akuntansi (Y) merupakan reaksi yang berhatihati atas ketidakpastian dan resiko yang berkaitan dalam situasi bisnis bisa dipertimbangkan dengan cukup memadai. Menurut Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai prinsip kehati-hatian dalam pelaporan keuangan di mana perusahaan tidak terburu-buru dalam mengakui dan mengukur aktiva dan laba serta
segera mengakui kerugian dan hutang yang mempunyai kemungkinan akan terjadi. Konservatisme akuntansi dihitung berdasarkan ukuran berbasis akrual dari Givoly dan Hayn (2000). Givoly dan Hayn (2000) mengukur konservatisme dengan melihat kecenderungan dari akumulasi akrual selama beberapa tahun yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : CONACCit = NIit – CFOit Dimana : CONACCit = Konservatisme akuntansi untuk perusahaan i pada periode t NIit = Net income ditambah dengan depresiasi dan amortisasi untuk perusahaan i pada periode t CFOit = Cash flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan i pada periode t Dalam penelitian Wicaksono (2012), hasil dari CONACC di atas dikalikan -1 lalu dibagi dengan total aktiva sehingga semakin besar nilai positif rasio maka semakin konservatif. Dengan demikian, rumus mencari total akrual adalah sebagai berikut : TACCit= Dimana : TACCit NIit
CFOit
TAit
= Total accrual untuk perusahaan i pada periode t = Net income ditambah dengan depresiasi dan amortisasi untuk perusahaan i pada periode t = Cash flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan i pada periode t = Total asset untuk perusahaan i pada periode t
3.3.2 Variabel Independen 1. Insentif Pajak (X1) Penelitian yang dilakukan oleh Yin dan Cheng (2004) menggunakan proksi perencanaan pajak sebagai ukuran dari insentif pajak. Yin dan Cheng (2004) berpendapat 5
bahwa upaya meminimalkan pembayaran pajak perusahaan dibatasi oleh perencanaan pajaknya. Perhitungan perubahan tarif pajak penghasilan menggunakan proksi perencanaan pajak sebagai ukuran insentif pajak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yin dan Cheng (2004) yaitu sebagai berikut : TAXPLAN (TP)= Dimana : TAXPLAN (TP) PTI CTE
= Perencanaan pajak = Pre-tax income = Current portion of total tax expense (beban pajak kini)
2. Earnings Pressure (EPRESS X2) Penelitian yang dilakukan Yin dan Cheng (2004) dalam Subagyo dan Oktavia (2010) Insentif pajak mengimplikasikan bahwa perusahaan akan memilih untuk menurunkan laba sebagai respon atas penurunan tarif pajak. Untuk perusahaan yang labanya tidak mencapai target, penurunan laba yang dilakukan untuk tujuan pajak dapat dikurangi oleh earnings pressure guna meningkatkan laba akuntansi. Earnings pressure pada penelitian ini mengikuti pendekatan yang dilakukan oleh Yin dan Cheng (2004), dihitung dengan menggunakan rumus: EPRESS=
3.
Leverage (LEV X3) Leverage adalah penggunaan aktiva atau sumber dana di mana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya tetap atau membayar beban tetap. Sutrisno (2006) Leverage menunjukkan seberapa besar aset yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan dibiayai oleh hutang dari pihak eksternal perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau leverage sama dengan nol, hal tersebut menandakan perusahaan sepenuhnya menggunakan modal sendiri tanpa
menggunakan utang dalam beroperasi. leverage dirumuskan sebagai berikut : Leverage = Totalm Kewajiban Total Aset 4.
Earnings Bath (ERANK X4)
Menurut Chaney et al. (1995) dalam Subagyo dan Oktavia (2010) jika laba yang diperoleh oleh perusahaan rendah (di bawah target), maka manajer cenderung melakukan “big bath”. Raharja dan Sandra (2011) menyatakan bahwa Big Bath dilakukan saat perusahaan mengalami kemunduran kinerja atau saat terjadi peristiwa yang tidak terjadi setiap harinya atau luar biasa. Earning Bath diproksikan dengan peringkat ROE perusahaan (ERANK) . ROE dihitung dengan cara:
ROE
x 100%
ERANK diukur dengan menggunakan variabel dummy, ERANK diberi angka 1 jika berada di quantile terbawah (dibawah 20%), dan ERANK diberi angka 0 untuk yang lainnya. 5. Size (X5) Variabel size pada penelitian ini diukur dari logaritma natural asset yang dimiliki perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Logaritma natural digunakan karena pada umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk logaritma terlebih dahulu. Perhitungan ukuran perusahaan dengan menggunakan logaritma natural total aset perusahaan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Adhariani (2009). Persamaannya sebagai berikut : Size = Ln TAit 4.1 Teknik Analisis Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 4.1.1 Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pembentukan modal regresi berganda terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Secara umum 6
tahapan pengujian digunakan meliputi
asumsi
klasik
yang
1. Pengujian Normalitas Berdasarkan hasil pengujian normalitas teridentifikasi bahwa hanya satu variabel penelitian yang berdistribusi normal yaitu Size karena nilai asymp sig (2-tailed) nya diatas 0,05, oleh karena itu data berdistribusi normal. Namun selain dari size data penelitian belum berdistribusi normal, karena masing masing variabel memiliki nilai asymp sig (2-tailed) dibawah 0,05, oleh sebab itu untuk sementara waktu pengolahan data lebih lanjut belum dapat dilaksanakan. Untuk menormalkan data maka untuk data berskala ratio dinormalkan dengan cara mengeluarkan data ekstrim atau outlier dan menggantinya dengan nilai rata rata deskriptif statistik. Sedangkan data yang bersifat kategori atau dikotumus tidak dinormalkan. Mengeluarkan data ekstrim atau outlier dan menggantinya dengan nilai rata-rata deskriptif statistik. Pada tabel 4.4 terlihat seluruh variabel penelitian, masih terdapat beberapa variable penelitian yang masih belum terdistribusi normal, hal tersebut ditandai dengan nilai asymp sig (2-tailed) yang dimiliki masing masing variabel peneliti masih berada dibawah 0,05. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut belum dapat di laksanakan. Proses pernormalan data sudah dilakukan dengan cara mentransformasi data atau screaning data, namun masih ditemukan variabel penelitian yang belum berdistribusi normal. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan pengujian dengan uji normalitas residual dengan metode uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 (Priyatno, 2014). Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan residual
diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Hasil Pengujian Normalitas Tabel 4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
155
Normal Parametersa,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
1.82307038
Absolute
.066
Positive
.057
Negative
-.066
Kolmogorov-Smirnov Z
.817
Asymp. Sig. (2-tailed)
.516
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS
Pada tabel 4.1 diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig 2-tailed) sebesar 0,516. karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, nilai residual terdistribusi dengan normal. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan. 2. Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan tolerance dan variance influence factor (VIF). Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil Pengujian Multikolinearitas Variabel Independen Insentif Pajak Earnings Pressure Leverage Earnings Bath Size
0.969 0.972
Cut Off > 0.10 >0. 10
1.032 1.029
Cut Off < 10 < 10
0,713 0.989 0.709
> 0.10 > 0.10 >0.10
1.403 1.012 1.410
< 10 < 10 < 10
Tolerance
VIF
Kesimpulan Tidak Terjadi Tidak Terjadi Tidak Terjadi Tidak Terjadi Tidak Terjadi
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa seluruh variabel independen yang digunakan meliputi insentif pajak, earnings pressure, leverage, earnings bath dan size telah memiliki nilai tolerance > 0,10 sedangkan nilai VIF di bawah 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam 7
penelitian ini telah terbebas dari gejala multikolinearitas sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilanjutkan. 3. Pengujian Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW). Kriteria pengujian yang digunakan adalah du < d <.4 – du. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Durbin Watson 1 1,975 Pada tabel 4.3 terlihat bahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,975 nilai tersebut menunjukan bahwa nilai DW yang dihasilkan berada di antara dua kuadran yaitu 1,8044 < 1,975 < 2,1956. Nilai 1,8044 (du) diketahui melalui nilai Durbin Watson serta nilai 2,1956 didapat dengan cara 4 – du atau 4 – 1,8044. sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian yang digunakan tidak terjadi gejala autokorelasi, oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan. 4. Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan model Glejser. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Hasil Pengujian Heteroskedastisitias Variabel Independen Insentif Pajak Earnings Pressure Leverage Earnings Bath Size
Sig
Alpha
0.946
0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
0.871 0.059 0.983 0.402
Kesimpulan Tidak Terjadi Tidak Terjadi Tidak Terjadi Tidak Terjadi Tidak Terjadi
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa seluruh variabel independen yang telah diregresikan dengan variabel independen yang ditranformasikan ke dalam model absolute
telah menghasilkan nilai signifikan di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang akan dibentuk ke dalam sebuah model regresi telah terbebas dari gejala heteroskedastisitas, sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan. 4.2 Analisis Regresi Linear Berganda Untuk menguji hipotesis adanya pengaruh insentif pajak dan faktor non pajak terhadap konservatisme akuntansi maka digunakan alat uji statistik yaitu regresi linear berganda. Ghozali (2011) menyatakan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
= Konservatisme TP = Taxplan EP = Earnings pressure LEV = Leverage ERANK = Earnings bath yang diukur dengan tingkat ROE perusahaan SIZE = Ukuran perusahaan β0 = Konstanta β1…β7 = Koefisien regresi i = Perusahaan t = Tahun ε = Error 4.2.1 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Independen (Constanta) Insentif Pajak Earnings Pressure Tingkat Hutang Earnings Bath Size R2 F-sig
Koefisien Regresi 0.573 -0.177 -0.123 -0.319 0.247 -0.472 0.195 0. 000
Sig
Alpha
Kesimpulan
0.045 0.156 0.003 0.500 0.039
0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan
Sesuai dengan hasil pengujan statistik yang telah dilakukan dapat dibuat sebuah 8
model persamaan regresi berganda seperti terlihat dibawah ini: Y = 0,573 – 0,177x1-0,123x2 – 0,319x3 + 0,247x4 – 0,472x5 Sesuai dengan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,195. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa variabel insentif pajak, earnings pressure, leverage earnings bath dan size mampu memberikan kontribusi dalam mempengaruhi manajemen laba sebesar 19,5% sedangkan sisanya sebesar 80,5% lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan di dalam penelitian ini. Pada tahapan pengujian statistik yang telah digunakan diperoleh nilai F-sig sebesar 0,000. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000< alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang digunakan meliputi insentif pajak, earning preasure, leverage, earning bath dan size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual maka dilakukan pengujian t-statistik. Berdasarkan tahapan pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh ringkasan analisis dan pembahasan seperti terlihat pada sub bab di bawah ini: A. Insentif Pajak Terhadap Konservatisme Akuntansi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan t-statistik yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel insentif pajak bertanda negatif sebesar -0,177 dengan nilai signifikan sebesar 0,045. Tahapan pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan yang
dihasilkan 0,045 < alpha 0,05. Maka keputusannya adalah Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa insentif pajak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Ini berarti melalui pengurangan tarif pajak yang diberlakukan pemerintah manajer berupaya memaksimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan beban pajak. B. Faktor Non Pajak 1. Earnings Pressure Terhadap Konservatisme Akuntansi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel earning pressure diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar -0,086, dengan nilai signifikan sebesar 0,357. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan 0,357> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa earning pressure tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme Akuntansi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal ini terjadi karena earnings pressure tidak mempengaruhi keputusan manajer untuk menurunkan laba perusahaan untuk tujuan pajak melalui konservatisme akuntansi. 2. Leverage terhadap konservatisme Akuntansi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan variabel leverage diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,282 dengan tingkat signifikan sebesar 0,014. Proses pengolahan data secara statistik dilakukan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan 0,014 < alpha 0,05, maka keputusannya adalah H3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Leverage berpengaruh signiifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan 9
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh sejalan atau konsisten dengan hipotesis yang diajukan, perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan besar atau bisa dikatakan tidak mempunyai kesulitan keuangan yang berarti. Hal ini membuat berkurangnya kepercayaan kreditur untuk memberikan pinjaman. Dengan kata lain, semakin rendah utang yang dimiliki perusahaan mendorong manajer untuk menyajikan laporan keuangan yang cenderung konservatif. 3. Earnings Bath Terhadap Konservatisme Akuntansi Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan variabel earning bath diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,234. Hasil yang diperoleh tersebut diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,532. Pada tahapan pengujian data secara statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,532 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H4 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa earning bath tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh tidak sejalan dengan hipotesis yang diajukan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar perusahaan yang dijadikan sampel relatif menghasilkan laba sepanjang periode penelitian,dengan kata lain jika laba suatu perusahaan tinggi, maka perusahaan akan lebih berhati-hati dalam melakukan kebijaksanaan konservatisme akuntansi 4. Size Terhadap Konservatisme Akuntansi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima dengan menggunakan variabel ukuran perusahaan atau size, diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negative sebesar -0,596,
dengan nilai signifikan hasil pengujian tstatistik sebesar 0,017. Pada tahapan pengujian statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05, dengan demikian nilai signifikan sebesar 0,017 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah H5 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis kelima menunjukan bahwa ukuran perusahaan yang ada membuktikan bahwa konservatisme akuntansi yang dilakukan perusahaan dipengaruhi oleh besar kecilnya suatu perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan semakin besar total aset suatu perusahaan, sehinnga menghasilkan laba yang relatif tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan besar melaporkan laba rendah secara relatif permanen dengan menyelenggarakan akuntansi konservatif. PENUTUP DAN KESIMPULAN Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka diajukan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang diajukan dalam peneliitian ini yaitu: 1. Insentif pajak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Melalui pengurangan tarif pajak yang diberlakukan oleh pemerintah, manajer berupaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan beban pajak. Hal ini memberikan insentif bagi manajer untuk melakukan konservatisme akuntansi. 2. Earning pressure tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jika laba suatu perusahaan tinggi, maka perusahaan akan lebih berhati-hati dalam melakukan kebijaksanaan 10
konservatisme akuntansi dengan alasan perusahaan akan lebih di sorot oleh investor tentang laba dan kebijaksanaan yang dilakukannya 3. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Semakin rendah utang yang dimiliki perusahaan mendorong manajer untuk menyajikan laporan keuangan yang cenderung konservatif. 4. Earning bath tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.hal ini ditandai jika laba suatu perusahaan tinggi, maka perusahaan akan lebih berhati-hati dalam melakukan kebijaksanaan konservatisme akuntansi dengan alasan perusahaan akan lebih di sorot oleh investor tentang laba dan kebijaksanaan yang dilakukannya. 5. Size berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Konservatisme akuntansi yang dilakukan perusahaan dipengaruhi oleh besar kecilnya suatu perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan semakin besar total aset suatu perusahaan, sehinnga menghasilkan laba yang relatif tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan besar mealporkan laba rendah secara relatif permanen dengan menyelenggarakan akuntansi konservatif Keterbatasan Penelitian Peneliti sangat menyadari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini masih memiliki kelemahan yang muncul karena adanya keterbatasan yang peneliti rasakan dalam pembuatan skripsi ini. Secara umum keterbatasan yang peneliti rasakan yaitu: 1. Keterbatasan data yang digunakan terutama dalam mencari data yang dimulai dari tahun 2009 keadaan tersebut mendorong periode observasi yang digunakan masih relatif pendek dan jumlah sampel sebanyak 31
perusahaan, akibatnya hasil yang diperoleh tersebut mendorong hasil penelitian yang kurang optimal. 2. Pada pengujian koefisien determinasi (R Square), nilai R Square sebesar 0,195 atau 19,5% menunjukkan model atau variabel independen yang digunakan kurang tepat sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen masih sangat kecil. Saran Berdasarkan kepada kesimpulan dan keterbatasan penelitian maka diajukan beberapa saran yang tentunya dapat memberikan manfaat positif bagi:. 1. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba memperpajang periode observasi data, menggunakan sampel yang tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur saja namun untuk non manufaktur kecuali perbankan yang memiliki karakteristik laporan keuangan yang berbeda. 2. Dilihat dari niilai R Square sebesar 0,195 atau 19,5 %, untuk peneliti dimasa mendatang untuk mencari sejumlah variabel yang juga mempengaruhi praktek konservatisme akuntansi yang tidak digunakan didalam penelitian ini, seperti asimetris informasi, penerapan corporate governance hingga keberadaan variabel kinerja perusahaan lainnya, saran tersebut penting untuk dicoba untuk meningkatkan ketepatan dan akurasi hasil penelitian yang diperoleh. DAFTAR PUSTAKA Ahmed
and Duellman .2007.Accounting Conservatism and Board of DirectorCharacteristics: An Empirical Analysis. Available online at http://www.ssrn.com
Alfian, Angga. 2013.Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi. Skripsi.Universitas Diponegoro. Semarang 11
Alfian, A dan Sabeni, A. 2013.Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi.Diponegoro Journal ofAccounting Vol.2 No.3 ,1-10. Almilia, Luciana Spica. 2005. Pengujian Size Hypothesis dan Debt/EquityHypothesis yang Mempengaruhi Tingkat Konservatisma LaporanKeuangan Perusahaan dengan Tehnik Analisis Multinomial Logit.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 7 Alwi, Hasan, dkk.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka Ardila, Tyani Linda. 2012. Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan 2008 dan Pengaruh Insentif Pajak-Non Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010.Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Dipenegoro. Semarang Ardina, Ayu Martaning. 2012. Penggunaan Perspektif Positive Accounting Theory terhadap Konservatisme Akuntansi Di Indonesia (studi empiris pada perusahaan manufaktur tercatat di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro . Semarang Basu, S. 1997. The conservatism principle and the asymmetric timeliness ofearnings. Journal of Accounting & Economics 24 (December): 3-37 Bapepam.(2002). Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Jakarta
Belkaoui, A.R. 2000. Teori Akuntansi, Edisi empat, Buku satu, Jakarta: SalembaEmpat. Brilianti prastiwi dini .2013.Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage dan Komite Audit Terhadap Konservatisme Akuntansi.Skripsi.Universitas Negeri Semarang. Budiono, Gidion SB. 2005. Kualitas Laba : Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan menggunakan Analisis Jalur. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VII Solo Butarbutar, Nurlina. 2011. Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI Periode 2008-2010. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Calvin Oktomegah. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa AkuntansiVol.1 No.1. Cynthia Sari & Desi Adhariani. 2009. “Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang. Darmayanti, Yeasy.2008.Analisis Laporan Keuangan.Bunghatta University Press. Padang. Deffa Agung Nugroho. 2012. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant, Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, dan Risiko Litigasi 12
terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010). Skripsi.Universitas Diponegoro. Desak Gede Utami Atistiyanti dan I Gusti Poyu Wirawati. 2013. Pengaruh Debt To Total Assets, Dividen Payout Ratio dan Ukuran Perusahaan pada Konservatisme Akuntansi Perusahaan Manufaktur di BEI. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3 (2013) :216230. ISSN: 2302-8556. Deviyanti, Dyahayu Artika. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme dalam Akuntansi: Studi pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Fala,
Dwi Yana Amalia. “Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance”.Simposium Nasional Akuntansi X. Juli 2007.
Fatmariani. 2013. Skripsi. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Debt Covenant dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan ,Manufaktur yang terdaftar di BEI. Universitas Negeri Padang. Feltham, G. A. & Ohlson, J. A. 1995.Valuation and clean surplus accounting for operating and financial activities.Contemporary Accounting Research, Vol 11, No. 2, 689-731. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Dipenegoro. Semarang
Universitas
Ghozali, Imam& Anis Chairi. 2007. Teori Akuntansi. Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Givoly, D, Hayn, C., 2000. The changing timeseries properties of earnings, cashflows and accruals: has financial reporting become more conservative.Journal of Accounting and Economics 29, 287–320. Haniati,SridanFitriany.2010.PengaruhKonserv atismeAkuntansiterhadapAsimetriInfor masi dengan menggunakan Beberapa Model Pengukuran Konservatisme. Makalah Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto Harahap, Noviana Sherly. 2012. Peranan Struktur Kepemilikan, Debt Covenant, dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi-Vol. 1 No. 2 Maret 2012 Hendrianto.2012. Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Konservatisme Akuntansi di Indonesia.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – VOL. 1, NO.3Mei 2012. Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 Juli 2009, Jakarta: Salemba Empat. Jama’an.2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi Kasus Perusahaan Publik yang Listing di BEJ). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. 13
Juanda, Ahmad. 2007. Pengaruh Risiko Litigasi Dan Tipe Strategi TerhadapHubungan Antara Konflik Kepentingan Dan Konservatisma Akuntansi. SNA X : Ikatan Akuntan Indonesia. Kieso,
Restuti, Maria Immaculata Mitha Dewi.2007. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi dan Yield Obligasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 1 No 3. 2007. Septian
E.D, dan J.J. Weygandt, 2006, Akuntansi Intermediate, Terjemahan oleh H. Wibowo, Jakarta: Binarupa Akasara.
Kiryanto dan Suprianto,Edy. 2006. Pengaruh Moderasi Size Terhadap Hubungan LabaKonservatisma Dengan Neraca Konservatisma. SNA IX : Ikatan Akuntan Indonesia. Lafond, Ryan and Rouchowdhury, Sugata. 2007. Managerial Ownership andAccounting Conservatism. www.ssrn.com
Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi: PerekayasaanPelaporanKeuangan. Edisi Ke-3. Yogyakarta: BPFE. Suandy, E. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat, 2011. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sekar
Lestari, Sri Dewi Ni Kd dan Suryanawa I Ketut.2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan Financial Distress Terhadap Konservatisme Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1(2014) :223 ISSN: 2302-8556. Priyatno, Dwi. 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Penerbit ANDI. Yogyakarta Raharja Natalia dan Sandra Amelia. 2011. Pengaruh Insentif Pajak dan Faktor Non Pajak terhadap Konservatisme Akuntansi Perusahaan Manufaktur terdaftar di BEI.Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4. Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie.
Wicaksono W & Laskito Herry.2012.Uji Empiris Faktor-Faktor KonservatismeAkuntansi dalam Perpajakan.Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-12.
Mayangsari dan Wilopo. 2002. “Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Discretionary Accrual: Implikasi Empiris Model Feltham Ohlson (1996)” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.3 No.5 pp.291-310.
Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ke-3. Yogyakarta: BPFE. Subagyo dan Oktavia. 2010. “Manajemen Laba sebagai Respon atas Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Suprihastini, E, dan P. Herlina, 2007.“Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan dan Tingkat Hutang Perusahaan terhadap Konservatisme akuntansi pada Perusahaan 14
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2005” Jurnal Riset Akuntansi, Vol 6, No. I, hal; 79-92. Tiearya, Ivan Risky. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Sebagai Respon Atas Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan 2008 di Indonesia. Skipsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Dipenegoro. Semarang. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Edisi 10. Salemba Empoat. 2011. UU
No. 36 tahun2008.TentangPajak Penghasilan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Warren, C.S, J.M. Reeve, dan PE. Fess, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi Dua Puluh satu, Buku Satu, Jakarta : Salemba Empat. Wardhani, Ratna. 2008. Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan Hubungannya dengan Karakteristik dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance. Makalah SNA XI. Pontianak. Watts,
R. 2002. "Conservatism in Accounting".Financial Research and Policy Working Paper No. FR 02-21 .
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Thesis, PPS Akuntansi UGM Widya.2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Akuntansi Konservatif.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.8, No.3 (Mei):138-157. Windra Septian Wicaksono dan Laksito Herry. 2012. Uji Empiris Pengaruh FaktorFaktor Konservatisme Akuntansi dalam Perpajakan. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 1 Nomer 1 Halaman 1-12. Wulandini, Dwinita dan Zulaikha. 2012. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi. Diponegoro Journal of Accounting. Yin, Jennifer, and Agnes Cheng.“Earnings Management of Profit Firms and Loss Firms in Response to Tax Rate Reductions”.Review of Accounting and Finance volume 3.2004 www.antaranews.com www.idx.co.id www.kompasiana.com www.merdeka.com www.pajak.go.id/dmdocuments/UU-362008.pdf
---------- 2003. "Conservatism in Accounting Part II: Evidence and ResearchOpportunities". Financial Research and Policy Working Paper No.FR 03-25. Wibowo, Joko, 2002. Implikasi Konservatisme Dalam Hubungan Laba-Return dan 15