JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Pengaruh Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya Swardi Jhonson Hasoloan Munthe Program Magister Sains Manajemen, Universitas Palangka Raya
ABSTRACTS, Influence of Organizational Climate, Organizational Communication and The Best Achievement Motivation Throught Performance of Civil Servants at Education Office Murung Raya Regency. Thesis Master of Science in Management, Graduate University of Palangkaraya. Under the guidance of Mrs. Lelo Sintani and Mr. Abdul Djalil. This study aims to test and demonstrate empirically whether Organizational Climate, Organizational Communication and Achievement Motivation positive and significant impact on employee performance at Murung Raya Education Service District in Puruk Cahu, Central Kalimantan. The study population was all employees of the District Education Office Murung Raya in Puruk Cahu as many as 57 people. Because of the small population, the entire population in this study is used as the study sample (respondents) who is known as a census technique. The results of study showed, Organizational Climate, Organizational Communication and Achievement Motivation proved positive and significant influence or unidirectional (linear) on employee performance. That is, an increase in Organizational Climate, Organizational Communication and Achievement Motivation result in increased employee performance (R Square = 0.728 or 72.8%). Nevertheless the three independent variables of Organizational Communication is the dominant factor (35.3%) which can improve the performance of employees, then followed each with Achievement Motivation (29.5%) and Organizational Climate (9.2%). Keywords : Organizational Climate, Organizational Communication, Achievement Motivation and Employee Performance.
PENDAHULUAN Sumber daya manusia di dalam organisasi diperlukan individu yang berkualitas, berdedikasi tinggi dan profesional agar dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi organisasi, didalam melaksanakan tugas pokok, tanggung jawab, wewenang dalam bidang kegiatannya, sumber daya manusia dari level tertinggi sampai pada karyawan tingkat bawah, perlu faktor-faktor pendukung diantaranya iklim organisasi, komunikasi organisasi dan motivasi berprestasi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Kabupaten Murung Raya terletak di daerah khatulistiwa di pedalaman Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 23.700 km2 dengan jumlah penduduk 110.330 jiwa. Dari perbandingan luas wilayah dengan jumlah penduduk dapat dikatakan tidak padat. Ini merupakan peluang dan kesempatan untuk melakukan peningkatan sumber daya manusia. Sejak tahun 2010, pemerintah Kabupaten Murung Raya memprogramkan Murung Raya Cerdas (Mura Cerdas), yang bertujuan agar masyarakat Murung Raya terbebas dari kemiskinan, kebodohan, dan keterisolasian. Visi dan misi ini akan terwujud pada tahun 2030 yang disebut Murung Raya Emas. Wujud nyata yang diharapkan 2030 antara lain, kualitas sumber daya manusia meningkat, kesempatan berusaha bagi masyarakat terbuka luas yang merupakan peluang untuk menampung tenaga kerja, profesionalisme bertambah yang dapat mengupayakan Pemerintahan Kewirausahaan (Reinventing Government) dan lain sebagainya. Upaya merealisasikan program ini, pemerintah daerah membudayakan seluruh aparat birokrasi dan
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
104
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
fungsional untuk berperan serta di dalamnya. Istilah membudayakan mengandung makna bahwa pemerintah daerah Kabupaten Murung Raya secara simultan menanamkan nilai-nilai, normanorma, prinsip-prinsip untuk berperilaku guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Iklim Organisasi Istilah iklim organisasi (organizational climete) pertama kalinya dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1930-an, yang menggunakan istilah iklim psikologi (psychological climete), kemudian istilah iklim organisasi dipakai oleh R. Tagiuri dan G. Litwin. Menurut Tagiuri dan Litwin dalam Wirawan (2007) bahwa, “Iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku setiap anggotanya”. Menurut Lussier dalam Barkah (2002) menyatakan bahwa indikator-indikator iIklim organisasi merupakan : Responbility merupakan tingkat pengawasan yang dilakukan organisasi dan dirasakan oleh para pegawai. Reward merupakan tingkat penghargaan yang diberikan atas usaha pegawai. Struktur merupakan tingkat paksaan yang dirasakan pegawai karena adanya peraturan dan prosedur yang terstruktur dan tersusun. Warnt berkaitan dengan tingkat kepuasan pegawai yang berkaitan dengan kepegawaian dalam organisasi. Support berkaitan dengan dukungan kepada pegawai di dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi. Dukungan seperti dapat berasal dari pimpinan ataupun rekan kerja. Organization indentity and loyalty berkaitan dengan perasaan bangga akan keberadaannya dalam organisasi dan kesetiaan yang ditunjukkan selama masa kerjanya. Risk berkaitan dengan pegawai diberi ruang untuk melakukan atau mengambil resiko dalam menjalankan tugas sebagai sebuah tantangan. Iklim organisasi bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan. Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan pesepsi seorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan perilaku anggota selanjutnya. Iklim organisasi ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. Dengan demikian bahwa karakter khas dari studi iklim organisasi adalah pengukuran kuantitatif terhadap variabel-variabel yang telah didefinisikan. Iklim organisasi menekankan pada aspek kehidupan psikologi organisasi yang selalu dikaitkan dengan persepsi atau sikap para anggota terhadap kondisi kerja pada umumnya. Komunikasi Organisasi Menurut Wiryanto (2005) komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi disebut komunikasi organisasi. Price (1997) dalam (Lili Wahyuni, 2009) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai derajat atau tingkat informasi tentang pekerjaan yang dikirimkan organisasi untuk anggota dan diantara anggota organisasi. Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (fieldof experience) diantara anggota organisasi. Komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi yaitu pertama komunikasi antara atasan kepada bawahan, kedua antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, ketiga adalah antara karyawan kepada atasan. Hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan juga tidak bisa dilepaskan dari budaya paternalistik yaitu atasan jarang sekali atau tidak pernah memberikan bawahannya bertindak sendiri, untuk mengambil inisiatif dan mengambil keputusan. Hal ini disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan bersifat formal dimana adanya struktur organisasi yang jauh antara atasan dengan bawahan. Sehingga konsekuensi dari perilaku ini bahwa para bawahannya tidak dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide, dan saran. Selanjutnya (Pincus.,1986) menemukan bahwa komunikasi berkorelasi positif dengan kinerja, namun tidak sekuat korelasi antara
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
105
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
komunikasi dengan kepuasan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Kennis., 1979) menyatakan bahwa tekanan yang timbul dari keadaan stress psikologi di dalam lingkungan kerja dapat berupa reaksi emosional yang bersifat negatif terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Jika organisasi atau perusahaan menjadi lebih besar dan kompleks, maka akan muncul pula tekanan-tekanan yang lebih besar terhadap setiap karyawan. Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang inheren yang merupakan faktor pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih kesuksesan. Setiap orang memiliki hambatan yang berbeda-beda dalam mencapai kesuksesan, dengan demikian motivasi berprestasi yang tinggi diharapkan hambatan-hambatan tersebut akan dapat diatasi dan kesuksesan yang diinginkan dapat diraih. Berdasarkan pendapat Mitchell yang dikutip oleh (Winardi., 2001) bahwa, motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya pengarahan dan persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang ditujukan ke arah pencapaian tujuan. Defenisi lain dari motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Motivasi dalam arti kognitif dapat diasumsikan sebagai aktivitas individu untuk menentukan kerangka dasar tujuan dan penentuan perilaku untuk mencapai tujuan. Motivasi dalam arti afeksi bermakna sikap dan nilai dasar yang dianut oleh seorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau tidak bertindak. Kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan atau mekanisme psikologi yang dimaksudkan di atas merupakan akumulasi faktor-faktor internal dan eksternal. Menurut (Uno., 2007) bahwa karakteristik seseorang yang motivasi berprestasinya tinggi adalah adanya pengembangan dan perbaikan dalam segala hal yang dikerjakan, ingin mendapatkan umpan balik yang segera dan ingin selalu merasa telah melakukan sesuatu yang bermakna secara tuntas. Seseorang yang dianggap mempunyai motivasi berprestasi, jika dia ingin mengungguli yang lain. Ada enam karakteristik seseorang yang berprestasi tinggi, yaitu: (a) memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, (b) berani mengambil dan memikul tanggung jawab, (c) memiliki tujuan yang realistik, (d) memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan, (e) memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan (f) mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi berprestasi adalah semangat atau dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas kerja guna mencapai suatu tujuan yang berpengaruh positif dalam mencapai hasil yang lebih baik. Indikator motivasi berprestasi adalah : (a) berusaha unggul, (b) menyelesaikan tugas dengan baik, (c) rasional dalam meraih keberhasilan, (d) menyukai tantangan, (e) menerima tanggungjawab, (f) menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi umpan balik dan resiko tingkat menengah, (g) keberhasilan dalam melakukan pekerjaan, pengakuan, tanggung jawab, wewenang dan perkembangan. Kinerja Kata kinerja dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki asal kata “kerja”. Kerja merupakan kegiatan melakukan sesuatu yang kemudian mendapatkan hasil. Kerja akan memperlihatkan kemampuan kerja dalam melakukan kegiatan. Secara operasional pencapaian kinerja dari seseorang pegawai dapat diukur dari catatan organisasi dan seberapa tingkat kinerjanya dikaitkan dengan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja. Konsep kinerja, didefinisikan oleh para ahli terdapat persamaan dan juga perbedaan. Hal ini dapat terjadi disebabkan antara lain, latar belakang pendidikan yang berbeda, tujuan, analisis dan lain sebagainya. Menurut Nawawi (2006) dalam pengertian praktis mengatakan, kinerja dapat diartikan sebagai apa yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh seorang karyawan dalam
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
106
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
melaksanakan tugas pokoknya. Seorang pimpinan mempunyai tugas untuk membimbing, membantu, mengarahkan dan mengembangkan kesanggupan-kesanggupan para karyawan secara optimal dan menciptakan suasana hidup suatu instansi yang sehat yang mendorong karyawan/pegawai untuk mempersatukan kehendak, pikiran, dan tindakan dalam kegiatankegiatan kerja sama yang efektif dan efisien bagi terciptanya tujuan. Untuk mencapai tujuan organisasi, masing-masing karyawan maupun pegawai sudah memiliki tugas dan tanggung jawabnya yang sudah ditentukan dalam peraturan. Kesanggupan yang dimiliki untuk mencapai target atau sasaran. Selanjutnya menurut Surya Dharma (2008) manajemen kinerja adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi organisasi, kelompok, dan individu dengan target yang telah direncanakan, standard, dan persyaratan kompetensi yang telah ditentukan. Merupakan kombinasi kemampuan kerja, bagaimana pekerja menerima dan memahami tujuan pekerjaan, usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan tugas serta interaksi di antara sesama pekerja. Dari hasil kerja akan diadakan penilaian dari masing-masing pekerja dengan standar serta kemampuan kerja yang sudah ditentukan. Diupayakan agar hasil yang dicapai lebih baik dengan motto, hari ini lebih baik dari sebelumnya atau besok lebih baik dari hari ini. Pencapaian hasil yang lebih baik akan menjamin kesinambungan organisasi dan dengan sendirinya kesinambungan untuk pekerja, sehingga anggota organisasi dapat bertahan lama. Seseorang dapat bertahan lama dalam organisasi, akan timbul perasaan memiliki (self of belonging) yang akan bermuara untuk meningkatkan kinerja agar dapat bersaing dengan organisasi lainnya. Menurut (Nawawi Hadari: 2006), evaluasi kinerja diartikan juga sebagai kegiatan mengukur/menilai pelaksanaan pekerjaan untuk menetapkan sukses atau gagalnya seorang pekerja dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di bidang kerjanya masingmasing. Evaluasi kinerja harus dapat dilakukan interpretasi apakah seseorang pekerja telah bekerja secara efektif, efisien, produktif dan berkualitas sesuai dengan standar pekerjaan, sehingga dapat dikatakan pekerja yang sukses. Berbagai definisi para ahli di atas, dapat dibuat sintesis bahwa “kinerja adalah unjuk kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi, wewenang yang merupakan tanggungjawabnya, baik positif maupun negatif yang merupakan kontribusi individunya untuk mencapai tujuan organisasi”.
METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Agar pembahasan masalah pelelitian ini dapat dilakukan dengan tuntas maka perlu dipilih masalah yang akan diteliti. Sesuai dengan dana dan waktu yang tersedia maka masalah penelitian ini ruang lingkupnya pada iklim organisasi, komunikasi organisasi, dan motivasi berprestasi Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya. Dengan demikian penelitian ini melibatkan empat variabel, yaitu tiga variabel bebas yang dipandang sebagai prediktor dan satu variabel tergantung yang dipandang sebagai kriterium. Ketiga variabel bebas ini diharapkan dapat menjelaskan tingkat pengaruh kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono : 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya termasuk pengawas SMP/SMA yang berkantor di Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya dengan jumlah sebanyak 57 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel merujuk pada pendapat (Sarwono dan Martadiredja., 2008) bahwa apabila diketahui jumlah populasi kecil, misalnya 100 atau kurang dari seratus, sebaiknya seluruh populasi tersebut digunakan sebagai sampel, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi atau dikenal sebagai teknik sensus. Mengacu pada ketetuan tersebut di atas, maka
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
107
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
dalam penelitian ini jumlah sampel ditetapkan sebanyak 57 orang yang selanjutnya dijadikan sebagai responden (unit analisis) penelitian. Variabel Penelitian Iklim Organisasi (X1), Defenisi Konseptual; Iklim organisasi adalah kualitas lingkungan yang secara relatif terus menerus berlangsung dialami oleh pegawai, dan mempengaruhi perilaku setiap pegawai. Defenisi Operasional; Iklim Organisasi adalah skor total yang diperoleh pegawai tentang kualitas lingkungan yang secara relatif terus menerus berlangsung dialami oleh pegawai, dan mempengaruhi perilaku setiap pegawai. Indikator – indikator yang digunakan adalah : Tanggung-jawab yaitu, rasa tanggung-jawab yang tinggi dari pegawai dalam menyelesaikan tugas dan tanggung-jawabnya, Perhatian yaitu; perhatian yang diberikan atasan kepada para pegawai. Struktur organisasi yakni struktur. Penghargaan yaitu, penghargaan terhadap hasil kerja pegawai. Praktek pengambilan keputusan, bahwa dalam praktek pengambilan keputusan hendaknya bawahan dilibatkan dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan masukan dari bawahan. Penyediaan Teknologi, dimaksudkan yang berkaitan dengan penyediaan metoda dan peralatan yang memadai, cocok dan efisien dalam pelaksanaan tugas. Komunikasi Organisasi (X2), Defenisi Konseptual; Komunikasi organisasi, merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan kepada orang lain untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain. Defenisi Operasional; Komunikasi organisasi adalah Skor total penilaian yang diperoleh pegawai yang merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan kepada orang lain untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain. Indikator – indikator yang digunakan adalah : Kemudahan mendapat informasi, Kelancaran komunikasi, Kualitas media. Motivasi Berprestasi (X3), Defenisi Konseptual; Motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang pegawai yang tercermin pada perilaku dan sikapnya dalam bekerja untuk melakukan sesuatu demi tercapainya tujuan. Defenisi Operasional: Motivasi berprestasi adalah skor total penilaian pegawai dalam diri seseorang pegawai yang tercermin pada perilaku dan sikapnya dalam bekerja untuk melakukan sesuatu demi tercapainya tujuan. Indikator – indikator yang digunakan adalah : Berusaha bekerja dengan baik, Menyukai pekerjaan dengan tanggung-jawab, Memiliki umpan balik dengan resiko sedang, Rasional dalam mencapai keberhasilan, Bersedia melakukan kompetisi. Kinerja (Y), Defenisi Konseptual; Kinerja adalah unjuk kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, wewenang yang merupakan tanggungjawabnya, baik positif maupun negatif yang merupakan kontribusi individunya untuk mencapai tujuan organisasi. Defenisi Operasionalnya; Kinerja adalah Skor total penilaian unjuk kerja yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, wewenang yang merupakan tanggungjawabnya, baik positif maupun negatif yang merupakan kontribusi individunya untuk mencapai tujuan organisasi.Indikator–indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: Adanya pemahaman tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sistem dan prosedur pegawai dalam bekerja sehari-hari. Dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan. Pegawai memahami terhadap pengetahuan teknik maupun administratif terhadap pekerjaan yang dilakukan setiap hari. Adanya kedisiplinan yang tinggi dalam menyelesaikan setiap tugas atau pekerjaan. Tidak pernah mangkir atau absen dengan alasan yang tidak jelas. Untuk lebih jelasnya ringkasan definisi operasional variabel penelitian ada pada Tesis asli. Teknik Analisis Data Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan statistika deskriptif dan statistika inferensial atas data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian. Dengan analisis deskriptif digunakan untuk penyajian data berupa, ukuran sentral dan ukuran penyebaran masing-masing variabel secara tunggal. Penyajian data berupa ukuran sentral yang terdiri dari: mean (rata-rata), median (nilai tengah), modus (nilai yang sering muncul), skor minimum dan skor maksimum, rentang skor dan total skor.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
108
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Uji Regresi Berganda Analisis regresi linier ganda mempunyai beberapa tugas pokok agar dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Tugas pokok analisis regresi menurut (Sutrisno Hadi : 2001) adalah : Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor: Menguji apakah korelasi itu signifikan ataukah tidak, Mencari persamaan garis regresinya, Menemukan sumbangan relatif antara sesama prediktor, jika prediktornya lebih dari satu. Uji t (t test) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas secara individual dalam menerangkan variasi terikat (Kuncoro., 2001). Kriteria uji adalah jika nilai t hitung ≥ t tabel, maka nilai β yang diuji adalah bermakna atau signifikan, jika t hitung ≤ t tabel, maka nilai β yang diperoleh kurang bermakna, atau nilainya tidak berbeda dari nol. Uji F (Overall Test) Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh variable independen terhadap variable dependen sebagaimana diformulasikan dalam penelitian ini. Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah model yang diformulasikan tingkat signifikan sebesar 5%. Koefisien Determinan (R2) Koefisien ini untuk mengukur besarnya kontribusi variasi Xn terhadap variasi Y sekaligus untuk mengetahui ketepatan atau mengukur kebaikan sesuai (goodness of fit) garis regresi ataupun pendekatan atas alat analisis. Adapun tingkat ketepatan regresi ditujukan oleh koefisien R2 berarti makin tepat satu garis regresi linier digunakan sebagai pendekatan. Apabila nilai R2 sama dengan 1 maka pendekatan itu betul-betul sempurna. Perhitungan analisis data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 20.
HASIL PENELITIAN Uji Validitas Instrumen Penelitian Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan kriteria pengujian product moment dengan nilai korelasinya positif dan lebih besar dari 0,361 atau r > 0,361 dianggap memenuhi syarat validitas. Jika nilai korelasinya lebih kecil dari 0,361 (r < 0,361), maka akan dikeluarkan dari model. Penghitungan pengujian menggunakan bantuan software SPSS versi 20 dan hasil uji validitas diukur berdasarkan koefisien korelasi Product Moment. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS versi 20. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Sebuah instrumen dapat dikatakan reliabel, jika nilai alpha (α) lebih besar dari nilai r kritis product moment atau dengan menggunakan kriteria (Guilford, 1978), yaitu: (a) 0,80 < rit ≤ 1,00: reliabilitas sangat tinggi; (b) 0,60 < rit ≤ 0,80: reliabilitas tinggi; (c) 0,40 < rit ≤ 0,60: reliabilitas sedang; (d) 0,20 < rit ≤ 0,40: reliabilitas rendah; -1< rit ≤ 0,20: reliabilitas sangat rendah, Hasil pengujian reliability statistics variabel dengan nilai sangat tinggi dimana seluruh nilai reliabilitas statistik Cronbach’s Alpha yaitu: Variabel Iklim organisasi sebesar 0,825, Komunikasi organisasi sebesar 0,809, Motivasi berprestasi sebesar 0,814 serta Kinerja sebesar 0,802, semuanya menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,8. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, seluruh indikator variabel memang menjadi pengukur konstruknya masingmasing, artinya instrumen atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang handal dan konsisten. Analisis Regresi Berganda Analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda yaitu dengan menguji pengaruh antara variabel Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Motivasi berprestasi terhadap Kinerja Pegawai. Hasil analisis secara ringkas dapat dilihat sebagaimana disajikan pada Tabel 1. sebagai berikut:
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
109
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
Variabel Independen
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
Tabel 1. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Variabel X tehadap Y Koefisien Nama Variabel t hitung Sig. Keterangan Regresi / Beta
X1
Iklim Organisasi
0,092
8,683
0,000
Signifikan
X2
Komunikasi Organisasi
0,353
9,388
0,000
Signifikan
X3
Motivasi Berprestasi
0,295
7,013
0,000
Signifikan
R= 0,854 R Square= 0,728 Constant= 0,833
Fhitung= 13,215 Sig. F = 0,000 ttabel= 2,740 Berdasarkan Tabel 1. di atas, maka diperoleh persamaan untuk model yang dibangun dari hasil analisis koefisien regresi masing-masing variabel independen termasuk konstanta adalah sebagai berikut: Y = 0,833 + 0,092 X1 + 0,353 X2 + 0,295 X3 Persamaan di atas menunjukkan bahwa, tanda dari masing-masing koefisien variabel pada persamaan model regresi adalah bertanda positif yang secara teoritis atau konseptual menjelaskan pengaruh yang searah. Artinya, pengaruh dari peningkatan variabel Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Berprestasi adalah searah dengan peningkatan Kinerja Pegawai. Dengan kata lain, jika Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Berprestasi masing- masing ditingkatkan, maka kinerja pegawai juga meningkat. Pengujian Hipotesis Pertama dengan uji t (uji parsial) Pengaruh antara Iklim organisasi terhadap Kinerja Pegawai, Ho : b1 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara Iklim organisasi terhadap Kinerja Pegawai), Penentuan level of signifikan (ᾳ) = 0,05 dengan derajat kebebasan atau df=n-k-1= 57-3-1=53≈1,645, Kriteria pengujian : Ho diterima Jika thitung ≤ ttabel Ha ditolak Jika thitung >ttabel Menghitung nilai t = b/sb = 8,683 (lihat tabel 1.) Keputusan karena thitung >ttabel yaitu 8,683>1,645 atau dilihat dari nilai sig. (0,000<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya Ada pengaruh yang signifikan antara variable Iklim organisasi terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupatemn Murung Raya Pengaruh antara Komunikasi organisasi terhadap Kinerja Pegawai Ho : b2 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara Komunikasi organisasi terhadap Kinerja Pegawai) Penentuan level of signifikan (ᾳ) = 0,05 dengan derajat kebebasan atau df=n-k-1= 57-3-1=53≈1,645, Kriteria pengujian : Ho diterima Jika thitung ≤ ttabel Ha ditolak Jika thitung >ttabel Menghitung nilai t = b/sb = 9,388 (lihat tabel 1), Keputusan karena thitung >ttabel yaitu 9,388>1,645 atau dilihat dari nilai sig. (0,000<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya Ada pengaruh yang signifikan antara variable Komunikasi organisasi terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupatemn Murung Raya. Pengaruh antara Motivasi berprestasi terhadap Kinerja Pegawai, Ho : b3 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara Motivasi berprestasi terhadap Kinerja Pegawai) Penentuan level of signifikan (ᾳ) = 0,05 dengan derajat kebebasan atau df=n-k-1= 57-3-1=53≈1,645 Kriteria pengujian : Ho diterima Jika thitung ≤ ttabel Ha ditolak Jika thitung >ttabel Menghitung nilai t = b/sb = 7,013 (lihat tabel 1.), Keputusan karena thitung >ttabel yaitu 7,013>1,645 atau dilihat dari nilai sig. (0,000<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya Ada pengaruh yang signifikan antara variable Motivasi berprestasi terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupatemn Murung Raya. Pengujian Hipotesis Kedua dengan uji F (uji Simultan) Pengaruh antara Iklim organisasi, Komunikasi organisasi dan Motivasi berprestasi terhadap Kinerja Pegawai Ha = b1>b2>b3>0 artinya (ada pengaruh yang signifikan antara Iklim organisasi, komunikasi organisasi dan Motivasi berprestasi terhadap Kinerja Pegawai) Untuk
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
110
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
menguji Pengaruh bersama-sama (Simultan) antara Variabel bebas dan variable terikat maka akan dilakukan Pengujian dengan Aras Kemaknaan (level of signifikan) sebesar 5% Karena Fhitung =13,215 > Ftabel(3:57-3-1) = 2,740 (lihat tabel 1.) Maka Ho ditolak atau nilai Sig. (0,000<0,05) atau Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, variabel independen: Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Berprestasi, berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Artinya, ketiga variabel independen tersebut yaitu, Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Berprestasi adalah faktor yang dapat meningkatkan Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya. Analisis Koefisien Determinasi ( R2 ) Hasil perhitungan untuk nilai R2 diperoleh dalam Analisis Regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,728 artinya bahwa : 72,8% variasi variabel kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya dapat dijelaskan oleh variabel iklim organisasi, komunikasi organisasi dan motivasi berprestasi. Sedangkan sisanya yaitu 27,2% berasal dari faktor lain atau variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini, namun juga memberi pengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya. Koefisien korelasi (r) menunjukkan tingkat keeratan hubungan antar variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Hasil analisis secara ringkas dapat dilihat sebagaimana disajikan sebagai berikut: Tabel. 2 Korelasi Antar Variabel Iklim Komunikasi Motivasi Kinerja Variabel Organisasi Organisasi Berprestasi Pegawai Iklim Organisasi 1 0,236 0,066 0,363 Komunikasi Organisasi 0,236 1 0,300 0,448 Motivasi Berprestasi 0,066 0,300 1 0,622 Kinerja Pegawai 0,363 0,448 0,622 1 Pengaruh Variabel Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Hubungan antara variabel iklim organisasi terhadap kinerja koefisien korelasi sebesar 0,363 (rhitung) lihat Tabel 2. Sedangkan nilai (r) untuk N = 57 dan taraf signifikan p ≤ 0,05, ditemukan rtabel (rt) = 0,261. Jika nilai rhitung (rh) dibandingkan dengan rtabel maka rh > rt berarti hipotesis diterima. Dengan perkataan lain terdapat korelasi positif antara iklim organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya. Selanjutnya, pengaruh iklim organisasi (X1) terhadap kinerja pegawai dilihat dari hasil analisis regresi menunjukkan pengaruh positif sebesar 0,092 atau 9,2% dan signifikan (0,000 < alpha 0,05). Artinya bahwa, iklim organisasi merupakan salah satu faktor penentu yang dapat meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pendidikan Murung Raya di Puruk Cahu. Pengaruh Variabel Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Hubungan antara variabel komunikasi organisasi terhadap kinerja koefisien korelasi sebesar 0,448 (rhitung) lihat Tabel 2. Sedangkan nilai (r) untuk N = 57 dan taraf signifikan p ≤ 0,05, ditemukan rtabel (rt) = 0,261. Jika nilai rhitung (rh) dibandingkan dengan rtabel maka rh > rt berarti hipotesis diterima. Dengan perkataan lain terdapat korelasi positif antara komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya. Selanjutnya, pengaruh komunikasi organisasi (X2) terhadap kinerja pegawai dilihat dari hasil analisis regresi menunjukkan pengaruh positif sebesar 0,353 atau 35,3% dan signifikan (0,000 < alpha 0,05). Artinya bahwa, komunikasi organisasi merupakan salah satu faktor penentu yang dapat meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pendidikan Murung Raya di Puruk Cahu. Pengaruh Variabel Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Hubungan antara variabel motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai koefisien korelasi sebesar 0,662 (rhitung) lihat Tabel 2. Sedangkan nilai (r) untuk N = 57 dan taraf signifikan p ≤ 0,05,
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
111
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
ditemukan rtabel (rt) = 0,261. Jika nilai rhitung (rh) dibandingkan dengan rtabel maka rh > rt berarti hipotesis diterima. Dengan perkataan lain terdapat korelasi positif antara motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya. Selanjutnya, pengaruh motivasi berprestasi (X3) terhadap kinerja pegawai dilihat dari hasil analisis regresi menunjukkan pengaruh positif sebesar 0,295 atau 29,5% dan signifikan (0,000 < alpha 0,05). Artinya, Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor penentu yang dapat meningkatkan kinerja pegawai Dinas Pendidikan Murung Raya di Puruk Cahu. Pengaruh Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi, Motivasi Berprestasi secara simultan Terhadap Kinerja Pegawai Dari hasil statistik inferensial, dan pada tabel 1. diperoleh koefisien deteminasi (R2) = 0,728 besarnya pengaruh variasi turun naik variabel kinerja pegawai ditentukan iklim organisasi, komunikasi organisasi dan motivasi berprestasi secara bersama-sama adalah 0,728 atau 72,8% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 0,272 atau 27,2%. Ini berarti terdapat pengaruh bersama-sama sebesar 72,8%. Berdasarkan hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 13,215 signifikan (0,000 < α 0,05). Artinya, model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kinerja Pegawai atau dapat dikatakan bahwa variabel Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Berprestasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Dilihat dari ketiga variabel yang dimasukkan dalam model regresi, variabel Komunikasi Organisasi (X2) dominan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini mengatakan ada pengaruh yang signifikan secara parsial iklim organisasi, komunikasi organisasi dan motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai. Sedangkan Uji F (simultan) ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara iklim organisasi, komunikasi organisasi dan motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai. Temuan penelitian ini mendukung teori dan hasil penelitian sebelumnya, dan menyatakan bahwa komunikasi organisasi (dominan) mempengaruhi kinerja pegawai, kemudian diikuti dengan motivasi berprestasi dan iklim organisasi. Ketiga faktor tersebut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja pegawai. Implikasi Praktis Upaya mencapai kinerja pegawai yang tinggi, diperlukan iklim organisasi kondusif dengan memperhatikan hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, sistem komunikasi organisasi efektif, adanya keterbukaan dan berbagi informasi melalui ketersediaan media komunikasi yang memadai dan berkualitas serta mengapresiasi pegawai yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dalam melakukan pekerjaan. Iklim organisasi merupakan konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas lingkungan organisasi, dengan demikian perlu perhatian serta kelengkapan fasilitas yang memadai dalam mendukung pelaksanaan tugas karena persepsi responden mencerminkan betapa pentingnya iklim organisasi yang kondusif untuk menjalankan aktivitas kerja pegawai. Demikian juga dengan Komunikasi organisasi mengindikasikan akan kebutuhan pegawai dimana kelancaran komunikasi yang baik akan berkontribusi searah dengan peningkatan kinerja individu. Motivasi berprestasi juga berkorelasi positif dengan kinerja hal ini harus dimiliki oleh setiap individu pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya, Dengan memperhatikan iklim organisasi, komunikasi organisasi, motivasi berprestasi dan kinerja pegawai, bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya akan dapat membantu terwujudnnya visi, misi dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang organisasi. Melalui kelancaran komunikasi antar pegawai, akan memotivasi pegawai untuk berprestasi yang didukung dengan memberikan iklim kerja dan suasana kerja yang sehat, akan menghasilkan kinerja pegawai sesuai dengan tujuan Dinas Pendidikan yaitu, melaksanakan pemerintahan yang baik dalam pelayanan kepada masyarakat dibidang pendidikan.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
112
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
KETERBATASAN PENELITIAN Keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini tidak terelakkan sebagaimana penelitian lainnya, sehingga mengakibatkan hasil penelitian menjadi kurang sempurna, namun diharapkan akan disempurnakan dalam penelitian yang lain. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir pada seluruh kantor pemerintah di Kabupaten Murung Raya, dikarenakan jumlah pegawai sedikit, sehingga dalam penelitian ini populasi dijadikan sebagai sampel (responden) penelitian, Penelitian ini hanya mengkaji pengaruh Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi, Motivasi Berprestasi secara langsung terhadap Kinerja Pegawai tanpa melihat pengaruh tidak langsung, karenanya hasil penelitian ini belum sepenuhnya bisa menjawab permasalahan yang sesungguhnya terjadi dilingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya. Karenanya masih diperlukan penelitian lain yang lebih lengkap. Kuesioner yang disebarkan kepada responden untuk dijawab hanya berupa pendapat pribadi (self opinion), dimana responden ketika menjawab didasarkan pada apa yang dirasakan pada saat itu, maka ada kemungkinan terjadinya bias.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan dalam penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran-saran dalam penelitian ini sebagai berikut: Iklim Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Berprestasi berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya di Puruk Cahu. Iklim organisasi, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Berprestasi berpengaruh signifikan dan positif secara simultan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya di Puruk Cahu. Pengaruh dominan yaitu Komunikasi organisasi sebesar 0,353 yang diikuti dengan Motivasi berprestasi sebesar 0,259 dan Iklim Organisasi sebesar 0,092 dapat meningkatkan Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya di Puruk Cahu.
SARAN Bagi para akademisi ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi terkait dengan hasil penelitian ini, dapat memanfaatkannya sebagai referensi dan bahan untuk keperluan penelitian lain kedepan dan diharapkan mendukung hasil penelitian ini sebagai pengembangan ilmu pengetahuan. Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya, Hendaknya memperhatikan kinerja pegawai dengan fokus perhatian lebih pada penciptaan komunikasi organisasi efektif antar pegawai baik secara vertikal maupun horizontal, sehingga terjalin hubungan kerjasama yang baik dan berkualitas. Kepala Dinas hendaknya memotivasi pegawai untuk berprestasi dengan memberikan iklim organisasi yang kondusif melalui suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan yang pada gilirannya meningkatkan kinerja organisasi.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
113
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September 2015
DAFTAR RUJUKAN Barkah, 2002. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Iklim Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Organisasi. Tesis Program Pasca Sarjana Unair, Surabaya. Surya Dharma, 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE : Yogyakarta. Guiford, J.P. 1978. Fundamental Statistics in Psycology and Education. MC Graw-Hill Kogakusha, Ltd. Tokyo. Gujarati Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar, Edisi 12, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kennis, I. 1979. “Effects of Budgetary Goal Characteristicin Managerial Attitudes and Performance”. The Accounting Review 54 (4): 702-721. Kuncoro, Riduan dan Engkos, 2001. Cara Menggunakan dan Memaknai : Analisis Jalur, Path Analysis, Penerbit Alfabeta, Bandung. Nawawi Hadari, 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja Di lingkungan Perusahaan dan Industri. Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Pincus, D. 1986. Communication Satisfaction, Job Satisfaction, and Job Performance, Human communication Rescarch 12(3), 395-419 Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya, 2013. Panduan Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis, Palangka Raya. Sudjana, 1983. Teknik Analisis, Regresi dan Korelasi, bagi Para Peneliti, Penerbit Tarsito, Bandung. Suharjo, Bambang, 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).Cetakan kesebelas, Januari. Penerbit Alfabeta, Bandung. Surya Dharma, 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE : Yogyakarta. Sutrisno Hadi, 2001. Analisis Regresi. Fakultas Psikologi Universitas Gajah mada, Yogyakarta. Uno, B. H. 2007.Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Wahyuni, Lili. 2009. Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi Dengan Komitmen Organisasi Dan Tekanan Pekerjaan Sebagai Variabel Intervening. Tesis. Universitas Diponegoro. Diambil dari http://eprints.undip.ac.id/7843/1/Lili_Wahyuni.pdf. pada tanggal 27 Juni 2014. Winardi. 2001.Motivasi dan Pemotivasian Manajemen. Divisi Buku Perguruan Tinggi, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Wiryanto, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit Grasindo, Jakarta.
Jurnal Sains Manajemen
Volume IV Nomor 2,September 2015
114