Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… Pengaruh Iklim Kerja, Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru SMAN se-Kota Bekasi
Purwani Puji Utami1
Abstract
The research objective is to study the effect of the effect of work climate, job satisfaction and job dicipline toward teacher performance at Public Senior High School in Bekasi District. This research used quantitative approach. The sample of this research were 175 teachers selected randomly. The method used is survey method with path analysis. The research on the analysis it is conclude that: (1) work climate has direct effect on performance, (2) job satisfaction has direct effect on performance, (3) Job dicipline has direct effect on performance, (4) work climate has direct effect on job dicipline, (5) job satisfaction has direct effect on job dicipline, (6) work climate has direct effect on job satisfaction. Keywords: Work Climate, Job Satisfaction, Job Dicipline, Performance
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mencari pengaruh iklim kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 175 guru yang diambil secara acak. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan analisis jalur (path analysis). Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) iklim kerja berpengaruh langsung positif pada kinerja, (2) kepuasan kerja berpengaruh langsung positif pada kinerja, (3) disiplin kerja berpengaruh langsung positif pada kinerja, (4) iklim kerja berpengaruh langsung positif pada disiplin kerja, (5) kepuasan kerja berpengaruh langsung positif pada disiplin kerja, (6) iklim kerja berpengaruh langsung positif pada kepuasan kerja. Kata Kunci : Iklim Kerja, Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja, Kinerja
1
Purwani Puji Utami, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Kusuma Negara Jakarta, Jl. Raya Bogor KM.24 Cijantung Jakarta Timur 13770, Telp (021) 87791773, HP (0888-878-2148), Email:
[email protected] ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |17
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… bagian dari kompetensi profesionalisme guru.
PENDAHULUAN Guru sebagai salah satu komponen
Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang
pendidikan yang bertanggung jawab terhadap
mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.
proses belajar mengajar, harus berperan aktif
Pada perspektif yang lebih mikro
dan menempatkan posisinya sebagai tenaga
penyelenggaraan
profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat
peran pendidik yang berkompeten dalam
yang semakin berkembang. Artinya bahwa guru
melaksanakan
tidak semata-mata sebagai pengajar yang
pengajaran. Guru yang kompeten menjadi
melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi
determinan faktor keberhasilan pendidikan dan
juga sebagai pendidik yang melakukan transfer
menentukan
nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang
Sebagai aktor kunci untuk menyukseskan
memberikan pengarahan dan menuntun peserta
pendidikan maka guru tidak sekedar dapat
didik belajar dan mengembangkan dirinya
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
seoptimal mungkin.
sebagai pengajar, tetapi inheren dengan itu guru
Dalam
pelaksanaan
fungsi
dan
pendidikan
membutuhkan
tugas-tugas
tingkat
pendidikan
kualitas
pendidikan.
juga dituntut untuk belajar. Guru harus belajar
tugasnya, guru sebagai profesi menyandang
terus
persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di
pengetahuannya, karena perkembangan ilmu
dalam Undang-Undang Republik Indonesia
pengetahuan dan teknologi sangat pesat dan
Nomor
perubahan-perubahan
20
Tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 20 ayat 1 bahwa: Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan,
menerus
untuk
mengupdate
yang
mengiringi
perkembangan itu sangat pesat pula. Sebagai
instrument
utama
pengembangan,
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, peran-
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
peran maksimal guru sangat penting. Terutama
menunjang proses pendidikan pada satuan
terkait dengan penciptaan lulusan sekolah yang
pendidikan. Dan Pasal 20 ayat 2 bahwa:
berkualitas sesuai harapan semua kalangan.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang
Dengan kata lain, lulusan berkualitas tidak
bertugas merencanakan dan melaksanakan
luput dari hasil kerja guru dalam mengelola
proses
proses pembelajaran.
pembelajaran,
menilai
hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
Di Kota Bekasi peran-peran Guru
pelatihan, serta melakukan penelitian dan
Sekolah Menengah Atas sangat dibutuhkan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
dalam rangka pencapaian visi Kota yang salah
pendidik pada perguruan tinggi. Untuk dapat
satu penekananya pada penciptaan Sumber
melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas,
Daya Manusia berkualitas. Untuk mewujudkan
seorang guru dituntut memiliki beberapa
hal itu Guru SMA dituntut untuk meningkatkan
kemampuan
tertentu.
peranya dalam melahirkan lulusan SMA yang
Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai
sesuai disyaratkan. Peningkatan peran tersebut
dan
ISSN 2086 – 1397
keterampilan
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |18
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… tidak berdiri sendiri, namun sangat terkait dan
mencapai 2,6 juta orang. Hal ini patut
terintegrasi dengan peningkatan kesejahteraan
disayangkan. Jika guru absen, anak murid akan
Guru yang sesuai dengan peraturan dan
merugi selama satu hari tanpa ada transfer ilmu.
perundang-undangan yang berlaku. Dengan
Padahal antara keduanya bersinergi untuk
kata lain bahwa pemberlakuan sertifikasi guru
mencerdaskan
yang
tingkat ketidakhadiran guru merata di seluruh
berdampak
pada
peningkatan
kesejahteraan menjadi katalisator peran aktif guru
dalam
mengelola
Fasli
mengatakan,
provinsi, baik kota besar maupun daerah.
pembelajaran
berkualitas.
bangsa.
Banyaknya guru yang absen dalam kelas pada jam-jam mengajar, masih rendahnya
Pada kenyataannya, katalisator peran
mutu lulusan yang ditunjukan oleh hasil
aktif guru yang berbentuk tunjangan sertifikasi
evaluasi
dan
yang
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan tahun
mengkontribusi kesejahteraan guru tidak cukup
2013, adalah dua dari sekian fakta lapangan
untuk menciptakan pembelajaran berkualitas.
yang dapat ditemukan sekaligus menunjukan
Keterpurukan
Indonesia
betapa pentingnya upaya-upaya nyata dalam
bukanlah suatu rahasia lagi. sesuai dengan
membenahi peran guru dalam pembelajaran.
laporan Human Development Index (HDI) dari
Fakta-fakta itu bisa menjadi alat bukti yang
United Nation Development Project (UNDP)
cukup untuk menyatakan bahwa ada problem
pada tahun 2012 mengatakan bahwa peringkat
mendasar pada kinerja guru SMA di Kota
sumber daya manusia (SDM) Indonesia berada
Bekasi. Karena kinerja yang rendah maka guru
pada urutan 121 dari 186 negara di dunia yang
enggan masuk pada jam mengajar, dan karena
jauh ketinggalan peringkatnya di bawah negara
kinerja guru yang rendah menyebabkan kualitas
lain.
output (lulusan) SMA se-Kota Bekasi dinilai
maslahat-maslahat
lainnya
pendidikan
di
Hal ini diakibatkan karena rendahnya
diri sekolah berdasarkan
survey
rendah.
daya saing sumber daya manusia Indonesia
Schoderbek dan kawan-kawan (1990:
yang tidak lepas dari kurangnya manajemen
15) mengatakan bahwa kinerja guru adalah
pendidikan di Indonesia dan juga karena
hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara
terdapat perilaku kontraproduktif guru seperti
merencanakan, melaksanakan, dan menilai
malas mengajar, menunda-nunda pekerjaan dan
proses belajar mengajar, yang intensitasnya
lainnya.
dilandasi
Data
Kementerian
Pendidikan
oleh
etos
kerja,
serta
disiplin
Nasional (Kemendiknas) melansir 500.000
profesional guru dalam proses pembelajaran.
guru
tanpa
Kinerja merupakan kuantitas dan kualitas
Menteri
pekerjaan yang diselesaikan oleh individu,
Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal
maka kinerja merupakan output pelaksanaan
mengatakan, 500.000 guru itu sama dengan
tugas. Suprihanto (1996: 7) menyatakan kinerja
jumlah guru yang ada di Malaysia dan
dengan istilah prestasi kerja, yaitu hasil kerja
Thailand.
seseorang selama periode tertentu dibandingkan
absen
memberikan
mengajar
tiap
alasan jelas.
hari
Wakil
Jumlah guru secara nasional
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |19
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… dengan
berbagai
standar,
target,
ditampilkan
kemungkinan,
misalnya
atau
criteria
yang
telah
terlebih
dahulu
dan
telah
disepakati bersama.
KAJIAN PUSTAKA 1. Kinerja Kinerja adalah hasil atau ketingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan
Dalam berbagai literature ditemukan
selama periode tertentu di dalam melaksanakan
bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh banyak
tugas
faktor. Soedarmayanti (2001: 50) mengatakan
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target
faktor-faktor itu antara lain: 1). Sikap mental
atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
(motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); 2).
terlebih
Pendidikan; 3). Keterampilan; 4). Manajemen
bersama.“performance diterjemahkan menjadi
kepemimpinan; 5) Tingkat penghasilan; 6) Gaji
kinerja,
dan kesehatan; 7) Jaminan sosial; 8). Iklim
pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau
kerja; 9). Sarana prasarana; 10).Teknologi;11).
hasil kerja/ unjuk kerja/ penampilan kerja”
Kesempatan berprestasi; dan (12) Kepuasan
(LAN, 2005:3) mendefinisikan “kinerja adalah
Kerja.
penampilan prilaku kerja yang ditandai oleh Berdasarkan latar belakang
dibandingkan
dahulu
juga
dengan
dan
berarti
telah
prestasi
berbagai
disepakati
kerja
atau
tersebut
keluwesan gerak, ritme dan urutan kerja yang
maka penelitian ini sangat penting untuk
sesuai dengan prosedur sehingga diperoleh
menganalisis pengaruh iklim kerja, kepuasan
hasil yang memenuhi syarat kualitas, kecepatan
kerja, serta disiplin kerja terhadap kinerja guru
dan
Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bekasi.
menyatakan
Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai
sebagai penampilan yang baik untuk mencapai
berikut:
tujuan yang diinginkan oleh seorang guru,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
jumlah
“Alma,
Buchari
(2013:107)
bahwa performans diartikan
Untuk mengetahui pengaruh iklim kerja
maksudnya bahwa kinerja guru merupakan
terhadap kinerja guru
hasil atau output dari suatu proses. Adapun
Untuk mengetahui pengaruh kepuasan
yang mempengaruhi kinerja seorang guru
kerja terhadap kinerja guru
diantaranya
Untuk mengetahui pengaruh disiplin
afiliasi,
kerja terhadap kinerja guru
(aktualisasi diri) Abraham Maslow dan Alma,
Untuk mengetahui pengaruh iklim kerja
Buchari (2013:89). Pendapat lain mengenai
terhadap disiplin kerja guru
kinerja dikemukakan oleh Hunger dan Wheelen
Untuk mengetahui pengaruh kepuasan
(2011: 26) bahwa: “Performance is the end
kerja terhadap disiplin kerja guru
result of activities—the actual outcomes. The
Untuk mengetahui pengaruh iklim kerja
practice of strategic management is justified in
terhadap kepuasan kerja guru
terms of its ability to improve an organization‟s
adalah
fisiologis,
penghargaan
dan
keamanan, perwujudan
performance, typically measured in terms of profits and return on investment (ROI).” Yang artinya bahwa kinerja merupakan hasil akhir ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |20
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… dalam suatu aktivitas berupa hasil yang nyata.
mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat
Praktek manajemen strategis dibenarkan dalam
diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set
hal
meningkatkan
karakteristik tertentu dari lingkungan. Menurut
kinerja organisasi yang biasanya mengukur
Hillrieger dan Slocum dalam Muhammad
profit dan laba atas investasi. Hasil yang nyata
(2009:83) mengatakan iklim kerja adalah suatu
dari kinerja di perguruan tinggi dapat berupa
set atribut organisasi dan sub sistemnya yang
knowledge
oleh
dapat dirasakan oleh anggota organisasi, yang
mahasiswa, nilai dari tiap mata kuliah yang
mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi
diajarkan, serta lulusnya mahasiswa setelah
atau
menempuh ujian akhir skripsi, tesis ataupun
lingkungannya.
disertasi.
3. Kepuasan Kerja
kemampuannya
dan
untuk
skill
Amstrong
yang dimiliki
anggota
dan
Pembahasan mengenai kepuasan kerja
bahwa:
fokus utamanya pada sikap pegawai terhadap
“Performance is often assumed to be simply
organisasi secara menyeluruh. Colquitt, et al.
about outputs or achievements. But it is also
(2013: 96) mengartikan, “job satisfactions is a
concerned with the manner in which the results
pleasurable emotional state resulting from the
were achieved, ie the „how‟ as well as the
appraisal
„what‟. This distinction is significant because it
experience”.Kepuasan kerja adalah keadaan
affects how performance is measured or
emosional yang menyenangkan yang dihasilkan
assessed. The assessment should not be
dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja.
confined to the extent to which objectives are
Sedangkan Schermerhorn, Hunt dan Osborn
reached
(2005:
but
tentang
also
to
202)
terhadap
juga
berpendapat
(2000:
subsistem,
kinerja
the
behaviors
or
of
72)
one‟s
memberikan
job
or
pengertian
job
“job
competencies that affected the results and that
satisfactions is the degree to which an
indicate what sort of improvements are
individual feels positively or negatively about
required.” Pendapat di atas dapat diartikan
his job”. Kepuasan kerja adalah tingkat di
bahwa
mana individu merasakan positif atau negatif
kinerja
secara
sederhana
sering
diasumsikan sebagai output atau sesuatu yang
tentang
suatu
pekerjaan.
Kepuasan
kerja
diperoleh. Hal ini juga fokus pada „apa‟ dan
merupakan suatu sikap yang mencerminkan
„bagaimana‟ cara memperoleh hasil tersebut.
evaluasi seseorang dari pekerjaannya atau
Perbedaan ini sangat signifikan karena hal ini
pengalaman kerja di suatu titik waktu tertentu.
berdampak pada bagaimana cara menilai
Stephen P. Robbins and Timothy A.Judge
kinerja tersebut.
(2013:114) mendefinisikan, “job satisfaction a
2. Iklim Kerja
positive feeling about a job resulting from an
Menurut Tagiuri dalam Muhammad
evaluation of its characteristics is clearly
(2009:82) iklim kerja adalah kualitas yang
broad”. Kepuasan kerja merupakan perasaan
relatif abadi dari lingkungan internal organisasi
positif tentang pekerjaan yang dihasilkan dari
yang
evaluasi karakteristiknya secara luas. Seseorang
dialami
oleh
ISSN 2086 – 1397
anggotaanggotanya,
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |21
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… yang mempunyai kepuasan yang tinggi akan
job satisfaction”. Dalam perilaku organisasi,
melakukan tindakan positif terhadap pekerjaan,
yang dimaksud kepuasan kerja adalah sikap
sebaliknya
akan
ketertarikan hebat para pegawai terhadap suatu
negatif.
pekerjaan. Orang pada umumnya cukup puas
Konsekuensinya adalah orang yang puas akan
dengan pekerjaan mereka. Perasaan bangga ini,
bersikap
bekerja,
yang mencerminkan sikap pegawai terhadap
sungguh-sungguh, dan mempunyai semangat
suatu pekerjaan, yang dikenal sebagai kepuasan
kerja, sementara orang yang tidak puas akan
kerja pegawai. Begitupun Daft dan Marcic
berperilaku negatif, misalnya jarang masuk
(2009:443) memberikan makna kepuasan kerja
kerja, melalaikan tugas, dan malas.
adalah, “a positive attitude toward ones‟s job is
orang yang
menunjukkan
tidak puas
tindakan
positif,
Kepuasan
misalnya
kerja
rajin
adalah
ungkapan
perasaan seseorang tentang kesejahteraan untuk
called job satisfaction”. Sikap positif terhadap pekerjaan disebut sebagai kepuasan kerja.
melakukan pekerjaan, bahwa kepuasan kerja
George dan Jones (2008:78) memberi
adalah sikap seseorang terhadap pekerjaan
arti, “job satisfaction is the collection of
mereka. Sikap itu berasal dari persepsi mereka
feelings and beliefs that people have about
tentang pekerjaan, persepsi adalah proses
their current jobs”. Kepuasan kerja adalah
kognitif (pemberian arti) yang digunakan oleh
kumpulan perasaan dan keyakinan seseorang
seseorang untuk menafsirkan dan memahami
terhadap pekerjaan mereka saat ini. Newstrom
cara pandang individu dalam melihat hal yang
dan Davis (2002:208), berpendapat: “Job
sama
berbeda-beda.
satisfaction is a set of favorable or unfavorable
Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi
feelings and emotions with which employees
pegawai mengenai seberapa baik pekerjaan
view their work. Job satisfaction is an affective
mereka memberikan hal yang dinilai penting.
attitude - a feeling of relative like or dislike
dengan
cara
yang
Luthans (2011:141) mengartikan, “job
toward something (for example, a satisfied
satisfaction is a result of employees‟ perception
employee may comment that "I enjoy having a
of how well their job provides those things that
variety of tasks to do”).”Kepuasan kerja adalah
are viewed as important.” Kepuasan kerja
seperangkat perasaan menguntungkan atau
adalah hasil persepsi pegawai dari seberapa
tidak menguntungkan
baik pekerjaan mereka memberikan hal-hal
pegawai memandang pekerjaannya. Kepuasan
yang dianggap penting. Helriegell, Slocum dan
kerja adalah sikap afektif - perasaan relatif
Woodman
(2004:51)
menjelaskan:
“In
menyukai
atau
tidak
dan
emosi
menyukai
dimana
terhadap
organizational behavior, perhaps the attitude of
sesuatu, misalnya, seorang pegawai puas dapat
greats interest is the general attitude of
memberikan komentar bahwa "Saya menikmati
employees toward work or toward a job, often
memiliki berbagai tugas yang dapat dilakukan".
called job satisfaction”. People are generally
Lussier (2010:78) memaknai bahwa
quite satisfied with their job. These feelings,
“job satisfaction is a set of attitudes toward
reflecting attitudes toward a job, are known as
work. job satisfaction is what most employees
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |22
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… want from their jobs, even more than they want
perasaan senang sampai tidak senang karyawan
job security or higher pay”. Kepuasan kerja
terhadap
adalah seperangkat sikap terhadap pekerjaan.
menjadi tanggung jawabnya, dengan indikator
Kepuasan kerja adalah apa yang kebanyakan
kepuasan kerja dalam penelitian ini adalah rasa
pegawai inginkan dari pekerjaan mereka,
nyaman, keyakinan terhadap pekerjaan, sikap
bahkan lebih dulu ketimbang mereka ingin
positif.
keamanan kerja atau gaji yang lebih tinggi.
4. Disiplin Kerja
berbagai
aspek
pekerjaan
yang
Nelson dan Quick (2011:112) mendefinisikan,
Menurut Poerwadarminta (2003:297)
“job satisfaction is a pleasurable or positive
disiplin sebagai “suatu ketaatan dan kepatuhan
emotional state resulting from the appraisal of
pada aturan dan tata tertib”. Sementara menurut
one's job or job experiences”. Kepuasan kerja
Saydam (2000:198), disiplin merupakan sikap
adalah keadaan emosional yang menyenangkan
kesediaan
atau positif yang dihasilkan dari penilaian
mematuhi dan mentaati segala norma peraturan
pekerjaan atau pengalaman kerja. Ivancevich,
yang berlaku disekitarnya. Lebih lanjut Fathoni
Konopaske
(2008:141)
(2006:172) menyatakan bahwa kedisiplinan
menjelaskan, “job satisfaction an attitude that
dapat diartikan bila mana karyawan datang dan
workers have about their jobs. It results from
pulang tepat waktunya, mengerjakan semua
their perception of the jobs”. Kepuasan kerja
pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua
adalah suatu sikap yang dimiliki pekerja
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
mengenai pekerjaan mereka. Hal ini dihasilkan
yang berlaku.
and
Matteson
dari persepsi mereka mengenai pekerjaan.
dan
kerelaan
seseorang
untuk
Dari pandangan ini jelas bahwa kinerja
Hampir sependapat dengan Ivancevich di
itu
dalam bukunya Steven M.Jex (2002:116)
berdasarkan suatu proses penilaian jika semua
mengutip, “job satisfaction is typically defined
tugas yang akan dilaksanakan oleh seseorang
as an employee‟s level of positive affect toward
benar-benar dijabarkan dengan baik, dan dapat
his or her job or job situation (e.g., Locke,
menggambarkan
1976;
kerja
organisasi yang bersangkutan. Dengan kata
biasanya didefinisikan sebagai tingkat pegawai
lain, bahwa kinerja bukan menggambarkan
dari pengaruh positif terhadap pekerjaannya
suatu bagian saja dari organisasi, tetapi secara
atau situasi pekerjaan. Begitupun Mc Shane
keseluruhan.
and
METODOLOGI PENELITIAN
Spector,
Von
1997)”.
Glinow
Kepuasan
(2008:108)
diketahui
suatu
dengan
keseluruhan
baik
tugas
Penelitian ini dilakukan di Kota Bekasi
evaluation of his or her job and work context”.
yaitu Guru sekolah Menengah Atas Negeri .
Kepuasan kerja adalah evaluasi seseorang atau
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
pekerjaannya dan konteks kerja. Berdasarkan
adalah metode survei dengan pendekatan
beberapa
analisis jalur (path analysis). Ada empat
uraian
di
atas,
a
dapat
person‟s
penjelasan,“job
satisfaction,
memberi
hanya
maka
definisi
operasional kepuasan kerja adalah pernyataan ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |23
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… variabel yang diteliti masing-masing (1) Iklim
Metode pengambilannya ditentukan dengan
kerja (X1), (2) Kepuasan kerja (X2), (3) Disiplin
menggunakan teknik “proporsional random
kerja (X3), (4) Kinerja guru sekolah menengah
sampling”.
(X4). Populasi target penelitian ini adalah guru
Desain penelitian yang digunakan adalah
Sekolah Menengah Atas Negeri se Kota Bekasi
Metode Analisis Jalur, dengan menganalisis
sebanyak 312 orang guru yang tersebar pada 12
pengaruh satu variabel terhadap variabel
sekolah
Sampel
lainnya. Variabel endogen adalah Kinerja Guru
penelitian sebanyak 175 orang guru dari
(X4) dan variabel eksogen yaitu Iklim Kerja
populasi yakni sebanyak 312 orang dengan cara
(X1) dan Kepuasan Kerja (X2) serta variabel
dilihat pada daftar penentuan jumlah sampel
Intervening adalah Disiplin Kerja (X3). Pola
yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael.
rancangan Analisis Jalur sebagai berikut:
Menengah
Atas
Negeri.
Gambar: 1. Desain Penelitian Keterangan:
Keterangan:
X1
= Iklim Kerja
H0
= Hipotesis Nol
X2
= Kepuasan Kerja
H1
= Hipotesis Penelitian
X3
= Disiplin Kerja
Β41
= Koefisien pengaruh langsung X1
X4
= Kinerja Guru
terhadap X4 Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur eksogen variabel Iklim Kerja terhadap
HASIL PENELITIAN 1. Pengujian Hipotesis 1: Langsung
Positif
Pengaruh
Iklim
Kerja
Kinerja Guru adalah sebesar P41 = 0,206, thitung = 2,968 sedangkan ttabel = 1,653 sehingga
Terhadap Kinerja Guru
koefisien jalur P41 dinyatakan signifikan.
Untuk menguji bahwa Iklim Kerja (X1)
Dengan demikian pengaruh langsung positif
berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja
Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru dinyatakan
Guru (X4), hipotesis yang diuji adalah sebagai
signifikan. Hasil pengujian menunjukan bahwa
berikut:
thitung ≥
H0 : β41 < 0
penolakan H₀ : thitung ≥ ttabel atau t0 > tα
H1 : β41 > 0
(α=0,05).
ISSN 2086 – 1397
ttabel, sehingga menolak H0, kriteria 1, n-1
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |24
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… 2. Pengujian Hipotesis 2:
Pengaruh
Β43
= Koefisien pengaruh langsung X3 terhadap X4
Langsung Positif Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
Terhadap Kinerja Guru. Untuk menguji bahwa Kepuasan Kerja
jalur Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru
(X2) berpengaruh langsung positif terhadap
adalah sebesar P43 = 0,21, thitung = 3,179
Kinerja Guru (X4), hipotesis yang diuji adalah
sedangkan ttabel = 1,653 sehingga koefisien jalur
sebagai berikut:
P43 dinyatakan signifikan. Dengan demikian
H0 : β42 < 0
pengaruh langsung positif Disiplin Kerja
H1 : β42 > 0
Terhadap Kinerja Guru
Keterangan:
pengujian menunjukan bahwa thitung ≥
H0
= Hipotesis Nol
sehingga menolak H0, kriteria penolakan H₀ :
H1
= Hipotesis Penelitian
thitung ≥ ttabel atau t0 > tα 1, n-1 (α=0,05).
Β42
= Koefisien pengaruh langsung X2
signifikan. Hasil
4. Pengujian Hipotesis 4:
terhadap X4
Langsung
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
Positif
ttabel,
Pengaruh
Iklim
Kerja
Terhadap Disiplin Kerja
jalur Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru
Untuk menguji bahwa Iklim Kerja (X1)
adalah sebesar P42 = 0,44, thitung = 6,668
berpengaruh langsung positif terhadap Disiplin
sedangkan ttabel = 1,653 sehingga koefisien jalur
Kerja (X3), hipotesis yang diuji adalah sebagai
P42 signifikan. Dengan demikian pengaruh
berikut:
langsung positif Kepuasan Kerja terhadap
H0 : β31 < 0
Kinerja Guru signifikan. Hasil pengujian
H1 : β31 > 0
menunjukan bahwa thitung ≥
Keterangan:
ttabel, sehingga
menolak H0, kriteria penolakan H₀ : thitung ≥ ttabel
H0
= Hipotesis Nol
atau t0 > tα 1, n-1 (α=0,05).
H1
= Hipotesis Penelitian
Β31
= Koefisien pengaruh langsung X1
3. Pengujian Hipotesis 3: Pengaruh Langsung
Positif
Disiplin
Kerja
Terhadap Kinerja Guru.
terhadap X3 Berdasarkan
hasil
perhitungan
Untuk menguji bahwa Disiplin Kerja
koefisien jalur Iklim Kerja terhadap Disiplin
(X3) berpengaruh langsung positif terhadap
Kerja adalah sebesar P31 = 0,419, thitung = 5,71
Kinerja Guru (X4), hipotesis yang diuji adalah
sedangkan ttabel = 1,653 sehingga koefisien jalur
sebagai berikut:
P31 dinyatakan signifikan. Dengan demikian
H0 : β43 < 0
pengaruh langsung positif Iklim Kerja terhadap
H1 : β43 > 0
Disiplin Kerja signifikan. Hasil pengujian
Keterangan:
menunjukan bahwa thitung ≥
H0
= Hipotesis Nol
menolak H0, kriteria penolakan H₀ : thitung ≥ ttabel
H1
= Hipotesis Penelitian
atau t0 > tα 1, n-1 (α=0,05).
ISSN 2086 – 1397
ttabel, sehingga
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |25
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… 5. Pengujian Hipotesis 5: Pengaruh
6. Pengujian Hipotesis 6: Positif
Pengaruh
Langsung Positif Kepuasan Kerja
Langsung
terhadap Disiplin Kerja
terhadap Kepuasan Kerja
Untuk menguji bahwa Kepuasan Kerja
Untuk menguji bahwa Iklim Kerja (X1) positif
Kerja
(X2) berpengaruh langsung positif terhadap
berpengaruh
Disiplin Kerja (X3), hipotesis yang diuji adalah
Kepuasan Kerja (X2), hipotesis yang diuji
sebagai berikut:
adalah sebagai berikut:
H0 : β32 < 0
H0 : β21 < 0
H1 : β32 > 0
H1 : β21 > 0
Keterangan:
Keterangan:
H0
= Hipotesis Nol
H0
= Hipotesis Nol
H1
= Hipotesis Penelitian
H1
= Hipotesis Penelitian
Β32
= Koefisien pengaruh langsung X2
Β21
= Koefisien pengaruh langsung X1
terhadap X3
langsung
Iklim
terhadap
terhadap X2
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
Berdasarkan
hasil
perhitungan
jalur Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja
koefisien jalur Iklim Kerja terhadap Kepuasan
adalah sebesar P32 = 0,256, thitung = 3,485
Kerja adalah sebesar P21 = 0,201, thitung = 7,891
sedangkan ttabel = 1,653 sehingga koefisien jalur
sedangkan ttabel = 1,97 sehingga koefisien jalur
P32 dinyatakan signifikan. Dengan demikian
P2.1 dinyatakan signifikan. Dengan demikian
pengaruh langsung positif Kepuasan Kerja
pengaruh langsung positif Iklim Kerja terhadap
terhadap Disiplin Kerja signifikan. Hasil
Kepuasan Kerja signifikan. Dengan kata lain
pengujian menunjukan bahwa thitung ≥
H0 ditolak karena thitung ≥ ttabel atau t0 > tα
ttabel,
Model
pengaruh
1, n-1
sehingga menolak H0, kriteria penolakan H₀ :
(α=0,05).
sebagaimana
thitung ≥ ttabel atau t0 > tα 1, n-1 (α=0,05).
dijelaskan dapat divisualisasikan pada tabel.1. sebagai berikut:
Tabel 1. Ringkasan Pengujian Hipotesis Persamaan Hipotesis Jalur Koefisien Struktural
I
II
t hitung
1
Β41
0.206
2.968
2
β42
0.44
6.668
3
β43
0.21
3.179
4
β31
0.419
5.71
5
β32
0.256
3.485
6
β21
0.246
2.338
III
ISSN 2086 – 1397
t tabel α = 0.05
1.653
Keterangan Pengaruh Langsung Positif Pengaruh Langsung Positif Pengaruh Langsung Positif Pengaruh Langsung Positif Pengaruh Langsung Positif Pengaruh Langsung Positif
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |26
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… kerja dan keoptimisan dalam memberikan
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Temuan penelitian menyatakan bahwa
dorongan dan menangani pekerjaan.
terdapat pengaruh langsung positif Iklim Kerja,
Iklim
Kerja
memiliki
pengaruh
Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap
langsung positif terhadap Kinerja Guru sesuai
Kinerja Guru. Hal ini telah sesuai dengan teori
dengan
yang telah dikemukakan oleh Amstrong (2006:
Cropanzano dan Mitchell (2005: 874-900)
431) yang menyatakan bahwa Kinerja diukur
bahwa Hubungan antara iklim organisasi dan
melalui
antaranya
kinerja dapat dijelaskan dengan menggunakan
kompetensi-kompetensi yang dituntut untuk
teori perubahan sosial. Teori ini didasarkan
mencapai level target kinerja tugas-tugas
pada
tertentu atau pada level organisasi tertentu.
melibatkan
Kompetensi-kompetensi
beberapa
diantaranya Kepuasan
dimensi
termasuk Kerja
di
teori
yang
asumsi
dikemukakan
oleh
bahwa
perubahan
sosial
beberapa
tindakan
yang
yang
dimaksud
menciptakan kewajiban, dan bahwa hubungan
Iklim
Organisasi,
berkembang dari waktu ke waktu membentuk
dan
dalam
situasi percaya, setia, dan kesediaan melakukan
melaksanakan tugas, serta keterampilan yang
tugas. Hubungan tersebut kata Cropanzano dan
dibutuhkan dalam melaksanakan tugas.
Mitchell muncul di antara beberapa atau dua
Pernyataan
Displin
dengan
orang, termasuk di antara orang dan organisasi.
temuan penelitian tersebut di atas dikemukakan
Tindakan salah satu pihak memberi respon
oleh Stiffler (2006: 163-164) yang menyatakan
terhadap pihak lain merupakan manifestasi dari
bahwa bahwa pengukuran kinerja mencakup:
perubahan.
1) bagaimana perilaku secara khusus, yang
karyawan dalam dua cara berbeda yakni
dilihat dari data-data pribadi, pemahaman,
menggunakan sumber daya ekonomi dan
aktivitas dan sumbangan individu terhadap
sosial-emosional. Sumber daya ekonomi yang
organisasi yang semuanya membentuk sebah
nyata adalah imbalan uang, sedangkan sumber
atmosfer organisasi tempat bekerja (iklim
daya sosial-emosional tidak berwujud namun
organisasi), 2) tes dari berbagai asumsi yang
sangat memenuhi kebutuhan sosial seseorang.
dilihat
Mempekerjakan
dari
yang
berbagai
mengidentifikasi
sejalan
pendekatan
sumber
menghargai
daya
tersebut,
pimpinan dapat menciptakan hubungan yang
bimbingan, peningkatan hasil kerja, potensi dan
kuat dengan pegawai, sebagai gantinya pegawai
kemampuan pegawai dilihat dari kepuasan
memiliki
kerja,
penghargaan tersebut dengan lebih baik dalam
kerugian
dan
data
dapat
hasil
potensi
masalah:
untuk
Pimpinan
hadiah,
3)
mengidentifikasi kesalahan dalam proses: mulai
kecenderungan
untuk
membayar
bentuk kinerja dan sikap positif.
dari manajemen diri sampai pada strategi
Kinerja seseorang akan mengalami
implementasi proses, dan bagaimana pegawai
peningkatan dan penurunan dapat disebabkan
bekerja di dalam proses tersebut, dan 4)
oleh faktor kesan global seseorang dan dampak
pemanfaatan sumber dari luar dan keaktifan
pribadi
termasuk kedisiplinan, peningkatan rata-rata
mempengaruhi kinerja individu dan sikap yang
ISSN 2086 – 1397
dari
lingkungan
kerja,
yang
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |27
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… berhubungan dengan pekerjaan (James dan
karyawan memahami dan mengenali organisasi
Glisson, 2002: 767-794). Sebab dalam Iklim
untuk memberi manfaat kepada mereka.
kerja terdapat persepsi karyawan dan respon
Disiplin
Kerja
terhadap
pengaruh
afektif terhadap tugas kerja dan pekerjaan
langsung
sehingga menghasilkan output berupa kinerja.
Temuan penelitian ini telah sesuai dengan teori
Iklim kerja lebih positif ditandai dengan
yang dikemukakan oleh Jarolimek dan Foster
rendahnya tingkat kelelahan emosional dan
(1976: 66) yang menyatakan disiplin kerja
depersonalisasi. Kelelahan emosional adalah
sebagai suatu pembebanan dan pengenaan atas
kondisi seorang karyawan merasa lelah karena
pengendalian dan pengekangan diri seseorang
tuntutan pekerjaan mereka. Depersonalisasi
untuk tujuan membangun suatu karakter,
adalah kondisi karyawan merasa jauh atau
seperti kebiasaan kerja yang efisien, perilaku
dihapus dan diberhentikan dari pekerjaan
yang sesuai, perhatian terhadap orang lain,
(Aarons dan Sawitzky, 2006: 499). Dengan
hidup secara tertib dan pengendalian terhadap
demikian maka kinerja dipengaruhi langsung
rangsangan dan emosi orang lain. Karakter
positif oleh iklim kerja memiliki pijakan
yang dimaksudkan di atas adalah unjuk kerja,
teoritik dan empiris yang kuat.
tampilan kerja dan hasil kerja yang dicapai
Kepuasan Kerja berpengaruh langsung
positif
memiliki
Kinerja
Guru.
dalam proses pelaksanaan pekerjaan.
positif terhadap Kinerja Guru sebagaimana
Morrison (1988: 389) menyatakan
dikemukakan oleh Amstrong bahwa salah satu
bahwa pengendalian perilaku akan berdampak
tujuan
pada
paling
mendasar
kinerja
adalah
pencapaian
tujuan
organisasi
dan
penyelarasan tujuan individu dan organisasi
didalamnya adalah kinerja individu untuk
(Aarons dan Sawitzky, 2006: 61-72). Salah satu
mencapai target-target yang telah ditetapkan.
tujuan individu dalam konteks ini adalah
Dalam konteks disiplin, terdapat self control
keinginan untuk mendapatkan kepuasan saat
terhadap
bekerja, sebagai konsekwensi logis bertemunya
melaksanakan tugas sehingga tercipta suatu
dua
yakni
kondisi dalam pemenuhan kebutuhan optimal
dengan
kepentingan
untuk mencapai tujuan berupa tampilan kerja,
memiliki
kepentingan
unjuk kerja dan hasil kerja yang diharapkan.
kepentingan
kepentingan
individu
organisasi. Individu untuk
yang
bekerja
karena
berbeda
untuk
memenuhi
Pada
pribadi
argumentasi
seseorang
ini
kebutuhan ekonomi dan emosional, sedangkan
determinan bagi kinerja.
organisasi memiliki kepentingan tercapainya
Disiplin
disiplin
menjadi
dalam
menjadi
bentuk
tujuanya. Segala hal yang dilakukan orang pada
penggemblengan aturan organisasi terhadap
saat bekerja menyebabkan hasil lebih lanjut
karyawan. Tujuanya adalah agar karyawan
pada pencapaian tujuan organisasi. Dengan kata
dapat memenuhi target sesuai tujuan yang
lain konsep kinerja terkait dengan pendekatan
hendak dicapai oleh organisasi. Proses untuk
untuk
mencapai target dimaksud salah satunya adalah
menciptakan
visi
bersama
tentang
maksud dan tujuan organisasi, membantu setiap ISSN 2086 – 1397
kinerja (Ulrich, 2009: 591). Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |28
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… Temuan penelitian menyatakan bahwa
dapat
menciptakan bagi
sebuah
organisasi
suasana tersebut
yang
terdapat pengaruh langsung positif Iklim Kerja
kondusif
dalam
dan Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja.
menjalankan misinya. Niti semito cederung
Hal ini telah sesuai dengan teori yang
memposisikan iklim sebagai komponen yang
dikemukakan oleh Ulrich (2009: 591) bahwa
turut membentuk disiplin.
ada beberapa pendekatan dalam disiplin, yakni
Temuan penelitian yang menyatakan
pendekatan progresif dan pendekatan positif.
pengaruh langsung positif kepuasan kerja
Pendekatan
berdasarkan
terhadap disiplin kerja telah sesuai dengan teori
filosofi bahwa pelanggaran disiplin adalah
yang dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki
tindakan yang biasanya dapat dikoreksi secara
(2001: 225) yang mengemukakan bahwa ada
konstruktif tanpa hukuman. Dalam pendekatan
lima
ini, fokusnya adalah pada bimbingan untuk
timbulnya
mendorong perilaku yang diinginkan, bukan
organisasi, yaitu: (1) Pemenuhan kebutuhan
pada penggunaan hukuman untuk mencegah
(Need fulfillment). Dalam hal ini kepuasan
perilaku yang tidak diinginkan. Pendekatan
kerja ditentukan oleh tingkatan karakteristik
disiplin
pekerjaan
positif
ini
dibangun
dapat
faktor
yang
dapat
kepuasan
kerja
dalam
dengan
masalah-masalah
yang
individu untuk memenuhi kebutuhannya. (2)
mempengaruhi penerapanya dalam diri pekerja.
Perbedaan (Discrepancies). Kepuasan kerja
Faktor-faktor seperti memperbaiki iklim kerja
adalah hasil yang memenuhi harapan. (3)
dan kepuasan kerja karyawan adalah salah satu
Pencapaian Nilai (Value attainment). Kepuasan
dari
merupakan
pendekatan
positif
ini.
Pendekatan
hasil
dari
kesempatan
suatu
dilakukan
memecahkan
memberikan
mempengaruhi
persepsi
pada
pekerjaan
Progresive dapat ditunjukan dengan penerapan
memberikan pemenuhan nilai kerja individu
prosedur
progresif
yang penting. (4) Keadilan (Equity). Faktor-
menggunakan teguran lisan dan tertulis dan
faktor tersebut jika dikontrol secara individual
suspensi
sebelum
akan melahirkan sebuah kondisi yang sesuai
Disiplin
progresif
disiplin
yang
beralih
paling
ke
pemecatan.
menunjukkan
bahwa
dengan
aturan
organisasi
dalam
proses
tindakan untuk mengubah perilaku karyawan
pencapaian tujuan-tujuanya. Dalam arti kata
yang terus menunjukkan perilaku tidak tepat
bahwa
(Ulrich, 2009: 591).
keterpenuhan
Temuan penelitian menyatakan bahwa
kondisi
disiplin atas
diciptakan
dari
kebutuhan-kebutuhan
individual.
Iklim kerja memiliki pengaruh langsung positif
Temuan penelitian yang menyatakan
terhadap disiplin kerja. Hal ini telah sesuai
pengaruh langsung positif iklim organisasi
dengan
oleh
terhadap kepuasan kerja telah sesuai dengan
Nitisemito (1982: 45) yang menyatakan bahwa
teori yang dikemukakan oleh James dan
sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai
Glisson (2002: 767-794) yang menyatakan
dengan peraturan dari organisasi baik yang
bahwa kesan global seseorang dan dampak
tertulis maupun tidak merupakan tindakan yang
pribadi
teori
yang
ISSN 2086 – 1397
dikemukakan
dari
lingkungan
kerja,
yang
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |29
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… mempengaruhi perilaku kerja individu dan
sikap
dengan pekerjaan. Demikian halnya Aarons dan
berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja
Sawitzky (2006: 61-72) menyatakan bahwa
Guru, (4) Iklim Kerja berpengaruh langsung
persepsi karyawan dan respon afektif terhadap
positif terhadap Disiplin Kerja, (5) Kepuasan
tugas kerja dan pekerjaan turut membentuk
Kerja berpengaruh langsung positif terhadap
persepsi emosional terhadap pekerjaan. Iklim
Disiplin Kerja, (6) Iklim Kerja berpengaruh
kerja lebih positif ditandai dengan rendahnya
langsung
tingkat
dan
Kerja.Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
depersonalisasi. Kelelahan emosional adalah
faktor-faktor Iklim Kerja, Kepuasan Kerja,
kondisi seorang karyawan merasa lelah karena
Disiplin Kerja, dan Kinerja Guru harus
tuntutan pekerjaan mereka. Depersonalisasi
ditingkatkan oleh para pemimpin di Dinas
adalah kondisi karyawan merasa jauh atau
Pendidikan Kota Bekasi. Simpulan penelitian
dihapus dan diberhentikan dari pekerjaan.
ini adalah sebagai berikut:
kelelahan
emosional
Dengan kondisi-kondisi tersebut maka tercipta
1.
yang
positif
terhadap
KESIMPULAN
perbaikan
Kinerja
Kepuasan
Guru.
Iklim
mengakibatkan
dilakukan pengolahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan
terhadap
Iklim Kerja berpengaruh langsung positif
suasana afeksi pekerja yang menyenangkan.
Dari perolehan data yang kemudian
berhubungan
Artinya
Kerja
akan
peningkatan
Kinerja
Guru. 2.
Kepuasan Kerja berpengaruh langsung
temuan sebagai berikut: Penelitian ini bertujuan
positif terhadap Kinerja Guru. Artinya
untuk mengetahui pengaruh langsung iklim
peningkatan
kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja,
meningkatkan kinerja Guru.
terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kota
3.
kepuasan
kerja
akan
Disipilin Kerja berpengaruh langsung
Bekasi. Dengan jumlah 175 Guru SMA Negeri
positif terhadap Kinerja Guru. Artinya
sebagai sampel. Penelitian ini dilaksanakan
peningkatan disiplin kerja guru akan
dengan menggunakan metodologi analisis jalur.
mengakibatkan peningkatan kinerja guru.
Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan
4.
Iklim Kerja berpengaruh langsung positif
kuantitatif dengan metode survey. Data yang
terhadap Disiplin Kerja guru. Artinya
dikumpul atas variabel yang digunakan dengan
perbaikan
menggunakan
meningkatkan disiplin kerja guru.
angket
berupa
instrument
kuesioner. Temuan penelitian menunjukkan
5.
iklim
kerja
guru
akan
Kepuasan Kerja berpengaruh langsung
bahwa: (1) Iklim Kerja berpengaruh langsung
positif terhadap Disiplin Kerja. Artinya
positif terhadap Kinerja Guru, (2) Kepuasan
peningkatan kepuasan kerja guru akan
Kerja berpengaruh secara langsung positif
diikuti oleh disiplin dalam melaksanakan
terhadap Kinerja Guru, (3) Disiplin Kerja
tugasnya.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |30
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… DAFTAR PUSTAKA
Aarons, G. A., dan A. C. Sawitzky. 2006. Organizational Culture And Climate And Mental Health Provider Attitudes Toward Evidence-Based Practice. Masschussets: Psychological Services Publishing. Alma, Buchari. 2013. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Amstrong, Michael dan Angela Baron. 2000. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall. Colquitt, Lepine, dan Wesson. 2013. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace Third Edition. New York: McGraw-Hill. Cropanzano, R., dan M. S. Mitchell. 2005. Social Exchange Theory: An Interdisciplinary Review, Journal of Management. Daft, Richard. L., Marcic, Dorothy. 2009. Management: The New Worplace Sixth Edition. Canada: South-Western Cengage Learning. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Gauzali Saydam. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Toko Gubug Agung. George, Jennifer. M., Jones, Gareth. R. 2008. Understanding and Managing Organizational Behavior . New Jersey: Pearson. Harian Seputar Indonesia. Kemendiknas Lansir 500.000 Guru Malas. http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/342924/. Hellriegell, Don., Jr, John W. Slocum. 2004. Organizational Behavior Teenth Edition. Canada: Thomson South-Western. Ivancevich., Konopaske., Matteson. 2008. Organizational Behavior and Management Eighth Edition. New York: McGraw-Hill. James, L. R., dan C. Glisson. 2002. The Cross-Level Effects Of Culture And Climate In Human Service Teams. Journal of Organizational Behavior. Jarolimek, John dan Clifford D. Foster. 1976. Teaching and Learning in the Elementary School. New York: Macmillan Pulishing Co, Inc. Jex, Steven. M. 2002. Organizational Psycology a Scientist:Practitioner Approach. New York: John Wiley & Sons. Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2001. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Lussier, Robert. N. 2010. Human Relations in Organizations Eighth Edition. New York: McGrawHill/Irwin. Luthans, Fred. 2011. Organizational Behavior An Evidence-Based Approach Twelfth Edition. New York: McGraw-Hill. ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |31
Purwani Puji Utami, Pengaruh Iklim Kerja… Morrison, George S. 1988. Early Chilldhood Education Today. Ohio: Merrill Publising, Company. Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Newstrom, John. W., Davis, Keith. 2002. Organizational Behavior: Human Behavior at Work Eleventh Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin. Nitisemito, Alex S. 1982. Marketing. Jakarta: Ghalia Indonesia. Poerwadarminta. W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Quick, James Campbell Quick., Nelson, Debra. L. 2011. Principles of Organizational Behavior: Realities, and Challenges Seventh Edition. Canada: South-Western Cengage learning. Robbins, Stephen P., Judge, Timothy. A. 2013. Organizational Behavior Fifteenth Edition. USA: Pearson Education. Schermerhorn, John. R., Hunt, James. G., Osborn, Richard. N. 2011. Organizational Behavior Eleventh Edition. US: John Wiley & Sons. Schoderbek, Peter H., Charles G. Schoderbek, dan Asterios G. Kefalas. 1990. Management Sistems Conceptual Considerations. Boston: Homewood. Shane, Mc., Glinow, Von. 2008. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill. Soedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia, dan Produktifitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Stiffler, Mark A. 2006. Performance: Creating the Performance-Driven Organization. New Jersey: Jhon WilleySon, Inc. Suprihanto, John. 1996. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Ulrich, David. 2009. Changing Nature of Human Resource Management. Cambridge: Pearson Prentice Hall. UNDP. Human Development Report. http://hdr.undp.org/en/statistics/ . Wheelen, Thomas. L., & Hunger, J. David. 2011. Strategic Management and Business Policy: Achieving Sustainability, International Edition, 12th edition. Pearson, Prentice Hall, Upper Sadle River, New Jersey. S.
ISSN 2086 – 1397
Volume 8 Nomor 1. Januari – Juni 2017 |32