Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
PENGARUH HORTICULTURE THERAPY TERHADAP TINGKAT AGRESI NARAPIDANA: SEBUAH ANALISA RASCH MODEL Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
[email protected] Kata Kunci: narapidana, berkebun, RASCH model, agresivitas
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengukur berapa dan bagaimana pengaruh horticulture therapy terhadap agresivitas narapidana dengan menggunakan pendekatan Rasch Model. Disamping itu juga menyajikan profil antara person (sampel) dengan instrument pengukuran (aggression scale) yang disajikan dalam satu table yang disebut Person-Item Map. Sampel penelitian ini sebanyak 32 nara pidana yang sudah mengikuti program horticulture therapy di LapasJakarta dan Banten dengan menggunakan teknik purposive sampling. Meskipun jumlah sampel relative sedikit, namun hasil analisis data menunjukkan bahwa modelnya fit/cocok/sesuai, dengan nilai RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) sebesar 0,000 dimana ini nilainya dibawah probability value of <= 0,05. Artinya, teori yang diuji adalah benar bahwa agresivitas seseorang merupakan variable yang mempengaruhi kecenderungan berbuat criminal. Hasil analisis R-Square pengaruh horticulture therapy terhadap agresivitas menunjukkan sebesar R2 = 0,298 dengan p value < 0,05. Hal ini berarti bahwa horticulture therapy memiliki kontribusi terhadap agresivitas narapidana sebesar 29,8% (sekitar 30%). Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa aggression of the prisons is accounted for by horticulture therapy as much as 30%.
Key words: prisoners, farming, RASCH model, agression
Abstract The purpose of this study is to measure the contribution of horticulture therapy to the level of aggression of the prisoners in a few prisons. The Rasch model approach was used in this study. Using Rasch model is to analyze individual as well as group level of aggression of prisoners based on their demographics and backgrounds. Using the Rasch model the results of the analyses can be presented in two dimension mapping or variables maps. The methods of this study were by administering questionnaires for demographic and their backgrounds, observations for recording the convicts’ behavior and opinions regarding the horticulture therapy program, and administering aggression instruments which are consist of physical, verbal, anger, and hostility dimensions. Sample was 32 convicts from three different prisons in the Jakarta areas: Cipinang, Tangerang, and Serang prisons. The results of the analysis of R-Square influence of horticulture therapy against aggressive show of R2 = 0.298 with p value <0.05. This means that the horticulture therapy contributes to the aggressiveness of prisoners amounted to 29.8% (approximately 30%). In other words, can be stated that: the aggression of the Prisons is accounted for by horticulture therapy as much as 30%.
JDC
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 15
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
PENDAHULUAN Jumlah tahanan dan narapidana di Indonesia
lain,
pada tahun 2016, berdasarkan data Ditjenpas
akan memiliki perilaku agresi yang lebih
dalam
tinggi dibandingkan dengan tingkat agresi
system
database pemasyarakatan
serta
dapat
merusak
kepribadian
seseorang. Sekelompok kriminal diprediksi
adalah sebanyak 119,589 orang. Hampir 70%
pada
dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di
(Ramirez et al, ny). Perilaku agresi yang
Indonesia
terjadi
kelebihan
kapasitas
(smslap.ditjenpas.go.id).
Kondisi
populasi
di
masyarakat
lembaga
umumnya
pemasyarakatan
ini
merupakan salah satu dasar yang kuat untuk
diasumsikan menjadi salah satu penyebab
mengidentifikasi resiko individual anggota
terjadinya kerusuhan di Lapas. Kerusuhan
lapas untuk melakukan kejahatan setelah
yang
keluar dari Lapas (Mooney &
terbaru terjadi di lapas Banceuy
Bandung, Jawa Barat yang mengakibatka n
2014).
jatuhnya korban jiwa. Keadaan
Daffern,
Program pelatihan dan terapi bagi
lingkungan
lapas
yang
narapidana (napi) sangat diperlukan untuk
suram, semrawut, terlalu penuh dan terisolasi
membentuk
dengan sangat terbatasnya akses ke alam
terutama untuk menekan angka kembalinya
(Lindon,2015) dapat
napi
mendorong tahanan
perilaku
melakukan
yang
lebih
pelanggaran
baik,
aturan.
dan narapidana untuk menjadi cemas, depresi
Beberapa pelatihan dan terapi yang menitik
dan menjadi lebih agresif. Lebih jauh lagi,
beratkan pada perubahan perilaku dan mental
Griffit (1971) menemukan bahwa kondisi
napi seperti Agression Replacement Training
lingkungan
(ART), Reasoning and Rehabilitation (R&R)
yang bising
membuat
orang
(Milkman
cenderung lebih Agresif. Perilaku agresif merupakan respon terhadap sesuatu yang terjadi di lingkunga n
&
Wanberg,2007)
serta
Horticultural Therapy (HT) (Linden,2015) telah secara luas dilaksanakan. Hasil penelitian yang dipublikas ika n
sekitar, terutama apa yang dilakukan atau dikatakan oleh orang-orang yang ada di
oleh
sekitar individu. Beberapa ahli menyatakan
Mental Health, yang
bahwa frustasi,
program Green house / Greenteam (GH) di
untuk
provokasi dan keingina n
berkuasa mendorong
orang untuk
Criminal
Behaviour
and
diadakan
melalui
Riker Island, NYC, menemukan
bahwa
melakukan Agresi (Dollard et al., 1939;
jumlah tahanan yang kembali melakukan
Mayor, 1971 & Weber).
pelanggaran atau tindak kejahatan secara
Perilaku agresi dapat menyebabkan
substansial lebih rendah untuk lulusan dari
kejahatan fisik dan emosional pada orang
program Green House (10 % dan 24 %
16 | Journal of Dedicators Community
UNISNU JEPARA
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
tergantung
program
yang
diikuti).
(Linden,2015).
sehingga
perbaikan
dan
pengembanga n
program HT dapat segera dilakukan.
Di Indonesia, program Horticulture
PERTANYAAN PENELITIAN
Therapy (HT) telah dilakukan di beberapa
Berdasarkan latar belakang masalah yang
Lapas, seperti Lapas klas 1 Cipinang, Lapas
telah dikemukakan, maka peneliti tertarik
klas 2 Salemba, Lapas Pemuda Tangerang
untuk melakukan penelitian dengan judul
dan beberapa Lapas dipulau Kalimanta n.
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap
Horticultural Therapy adalah sebuah proses
Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa
melalui menanam, aktifitas berkebun dan
Rasch
kedekatan dengan alam yang digunakan
menemukan
sebagai media dalam program terapi dan
penelitian
rehabilitasi.
Program
pengaruh Horticultural Therapy terhadap
menawarkan
sebuah
relaksasi
dan
berkebun kesempatan
membebaskan
ini untuk
diri
Model.
Penelitian
jawaban berikut
ini
dari ini:
akan
pertanyaan
Bagaimanaka h
tingkat Agresi Narapidana?.
dari
lingkungan sosial yang kasar (Linden,2007).
kognitif, social, emosional dan rekreasional.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Mengukur pengaruh program Horticulture
Dalam prakteknya, HT mengkombinas ika n
Therapy
unsur-unsur pengobatan (therapeutic nature)
narapidana
pada sebuah lingkungan yang telah disiapkan
Rasch Model. Penelitian ini diharapkan dapat
dengan
memberikan manfaat sebagai berikut:
Terapi ini bermanfaat bagi kesehatan fisik,
aktifitas
memenuhi
yang
kebutuhan
bertujuan
untuk
pengobatan
pada
1.
populasi tertentu, seperti pada anggota lapas.
memberikan
bukti ilmiah
tentang
terhadap
tingkat
agresi
dengan menggunakan
analisa
Memberikan
bukti
ilmiah
tentang
pengaruh program Horticulture Therapy
Namun, belum ditemukannya studi yang
(HT)
pada tingkat Agresi narapidana. 2.
Menyediakan
profil
program
program Horticulture Therapy dan tingkat
Horticulture
Agresi napi, menjadi salah satu kendala
mempengaruhi
sosialisasi
narapidana secara individual dan secara
dan
pengembangan
program
Therapy
yang
tingkat
dapat Agresi
secara lebih luas. Oleh sebab itu penting
menyeluruh,
yang
selanjutnya
dapat
sekali untuk segera dilakukan penelitian yang
digunakan
untuk
perbaikan
dan
fokus pada pengaruh program Horticulture
pengembangan
Therapy terhadap
Therapy lebih lanjut.
JDC
tingkat
Agresi
napi,
program
Horticulture
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 17
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
3.
Menjadi titik
awal untuk
penelitia n
Dalam proses pengumpulan
data,
selanjutnya tentang pengaruh program
peneliti mengunjungi masing- masing LP dan
Horticulture Therapy terhadap perilaku
menemui
dan
memberitahukan
sikap
mental
lainnya
pada
narapidana.
Populasi,
penanggung
menetapkan Sebelum
METODE PENELITIAN
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Sampel
dan
Teknik
Pengambilan Sampel
jawab
tentang
tanggal
LP untuk
kegiatan
dan
pengambilan
pengambilan
melakukan
perkenalan
responden
dan
data
data. peneliti
dengan
dilanjutkan
para dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
menyebarkan kuesioner peneliti. Langkah
napi yang mengikuti program Horticulture
selanjutnya,
Therapy di Indonesia yang terdiri dari 6
observasi lapangan
Lapas.
Pengambilan
dilakukan sampling,
dengan dengan
peneliti
melakukan
kegiatan
dan meninjau
lokasi
sampel
penelitia n
kegiatan napi berkebun bersama para napi
purposive
technique
peserta pelatihan.
mempertimbangka n
availability partisipan. Sampel penelitian ini
Variabel
Penelitian
dan
Definisi
Operasional Variabel
adalah narapidana peserta pelatihan HT pada
Pada penelitian ini terdapat satu variabel
tiga LP yaitu LP Cipinang sebanyak 8 orang,
terikat dan satu variabel bebas. Variabel
LP Pemuda Tangerang sebanyak 6 orang dan
terikat dalam penelitian ini adalah Agresi
LP Serang sebanyak 18 orang. Sampel pada
sedangkan variabel bebas adalah program
penelitian ini berjumlah 32 orang napi laki-
Horticulture Therapy.
laki usia 22 sampai 55 tahun.
Deskripsi variabel penelitian dijelaskan pada tabel berikut:
No 1
2
Tabel 1. Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana Variabel Dimensi Aspek Horticulture Therapy a. Pembekalan 1. Teori Berkebun Kemandirian 2. Praktek (Berkebun) Berkebun 3. Kewirausahaan b. Pembentukan 1. Mindfulness Kepribadian 2. Changing Mindset 3. Flower Dream Agresi a. Physical Agression b. Verbal Agression c. Anger d. Hostility
18 | Journal of Dedicators Community
UNISNU JEPARA
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Instrumen Pengumpulan Data
Pembentukan kepribadian yang terdiri atas
Data primer diperoleh melalui kuesioner (self
10 item. Skala I dan II Berisi pernyataan
report) yang dibagikan kepada partisipan.
dan
Kuesioner
Horticulture
untuk
mengukur
Horticulture
pertanyaan
tentang
Therapy
program
(seperti
lama
Therapy dan Agresi terdiri dari 64 pernyataan
terlibat, jumlah pelatihan, jumlah jam pada
dan
tiap pelatihan,
dibagi
menjadi
tiga
skala
untuk
mengukur variabel-variabel yang digunakan
jenis
pelatihan
utama,
kedisiplinan, motivasi dan lain-lain)
ini
3. Skala III adalah alat ukur yang digunakan
menggunakan instrumen berupa kuesioner
untuk mengukur Agresi yang terdiri ats 40
yang terdiri dari:
item. Berisi pernyataan tentang perilaku
1. Demografi (Biodata subjek penelitia n).
Agresi napi yang terbagi dalam empat
Angket ini berisi pertanyaan mengena i
dimensi, fisik, verbal, anger dan hostility.
dalam
penelitian
ini.
Penelitian
biodata responden, seperti nama, usia, jenis
kelamin,
tempat
tanggal
lahir,
Alat ukur agresi
pendidikan terakhir, kota asal, kota tempat
Skala
tinggal, pekerjaan sebelumnya, lama masa
memodifikasi alat ukur Agresi milik Bush
tahanan, masa tahanan yang telah dijalani,
dan Perry (1992) yang mengklasifikas ika n
jenis pidana dan berapa kali pernah
agresivitas dalam empat dimensi. Alat ukur
ditahan.
ini dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan
2. Skala
I merupakan
digunakan
untuk
alat
ukur
mengukur
agresi
dalam
penelitian
ini
yang
sampel dan kebutuhan penelitian ini. Adapun
dimensi
blue print skala agresi terdapat dalam tabel
Pembekalan Kemandirian yang terdiri atas
berikut ini:
14 item. Skala II merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi
JDC
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 19
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Dimensi Physical agression
a) b)
c)
Verbal agression
a) b)
c)
Anger
a)
b) c) d)
Hostility
a)
b) c) d)
Tabel 2. Blue Print Skala Agresi Indikator Nomor Item Favorable Unfavorable Menyakiti orang lain 2,12,30,31 24,25, dalam bentuk fisik 38,39 Mengganggu orang lain dalam bentuk fisik Membahayakan orang lain dalam bentuk fisik Menyakiti orang lain 6,20,32 8 dalam bentuk verbal Mengganggu orang lain dalam bentuk verbal Membahayakan orang lain dalam bentuk verbal Marah terhadap diri 3,7,9,14, 4,5,11,16, sendiri maupun orang 27,35 18,19,21,23, lain 26,28 Tempramental Kecenderungan untuk cepat marah Kesulitan untuk mengendalikan amarah Kebencian terhadap 10,17,22, 1,13,15,33, diri sendiri maupun 29,34,36 37,40 orang lain Adanya permusuhan Cemburu/iri hati Curiga yang berlebihan Total
Sedangkan blue print skoring alat ukur agresi terdapat dalam tabel 3 berikut Tabel 3. Blue Print Skoring Alat Ukur Agresi Kode STS (sangat tidak setuju) TS (tidak setuju) S (setuju) SS (sangat setuju)
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Favorable 1
Unfavorable 4
2 3 4
3 2 1
20 | Journal of Dedicators Community
Jumlah 8
4
16
12
40
Alat ukur Horticulture Therapy (napi berkebun) Alat ukur variabel Horticulture Therapy (napi berkebun) dibangun sendiri oleh tim Peneliti.
Adapun
blue
print
skala
Horticulture Therapy terdapat dalam tabel 4 dibawah ini: UNISNU JEPARA
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Tabel 4. Blue Print Skala Horticulture Therapy No A
Dimensi Pembekalan Kemandirian
Aspek Kelas teori
Kelas Praktek
Indikator - Mendapatkan informasi manfaat berkebun - Mendapatkan informasi teknik berkebun - Melakukan praktek awal berkebun - Melakukan praktek lanjutan berkebun - Lama waktu praktek berkebun - Bimbingan praktek berkebun - Ketekunan perawatan tanaman - Hasil panen tanaman
No 1, 2 3 4, 5 6 7 8, 9,10 11, 12
Kewirausahaan B
Pembentukan Kepribadian
Mindfulness
Changing Mindset
Flower Dream-
-
Peluang ekonomi dari aktifitas berkebun - Perubahan perilaku umum (kedisiplinan, produktifitas, kreatifitas, goal setting dan etos kerja yang mendukung aktifitas berkebun. - Perubahan pola pikir yang mengarah kepada kepedulian, mengenal dan melakukan aktifitas berkebun Menggunakan tanaman sebagai media untuk bermimpi.
Teknik Analisis Data Penelitian kuantitatif.
ini
ketidaktepatan
menggunakan
Penelitian
ini
13 14
pendekatan menggunaka n
model.
1, 2, 3, 4, 5
6, 7, 8
9, 10
5) menghasilka n
pengukuran yang replicable. Analisa Rasch Model juga mampu
membangun
teknik analisa Rasch Model. Analisa Rasch
responden sesuai dengan
Model merupakan alat analisis yang dapat
diukur.
menguji kesesuaian person (responden) dan
Pengujian
profile
variabel
pengaruh
yang
variabel
item secara simultan. Rasch model memilik i
Horticulture Therapy terhadap tingkat Agresi
kelebihan
napi, digunakan analisis multiple regression.
memenuhi lima prinsip
model
pengukuran yaitu: 1) mampu memberika n
Teknik
skala linier dengan interval yang sama. 2)
menentukan ketepatan prediksi dan ditujukan
dapat melakukan prediksi pada data yang
untuk mengetahui besarnya kontribusi dari
hilang. 3) bisa memberikan estimasi yang
variabel
lebih
Therapy yang terdiri atas dua dimensi yaitu
JDC
tepat.
4)
mampu
mendeteksi
analisis
ini
bebas (IV),
digunakan
yaitu
untuk
Horticulture
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 21
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Pembekalan Kemandirian dan Pembentukan Kepribadian terhadap agresi (DV). Regresi
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
ANALISIS DATA PENELITIAN Karakteristik Sampel Penelitian
berganda merupakan metode statistika yang
Sampel
digunakan
berjumlah
untuk
membentuk
model
dalam 32
penelitian orang
ini
narapidana.
hubungan antara variabel terikat (dependent)
Karakteristik sampel dalam penelit ia n
dengan
ini dijelaskan sebagai berikut
lebih
dari satu variabel
bebas
(independent). Tabel 5. Karakteristik sampel penelitian Karakteristik Asal Lembaga Pemasyarakatan
Usia
Tingkat Pendidikan
Tempat Asal
Tempat Tinggal
Riwayat pekerjaan Masa Tahanan
On going
Jenis Pidana Pelanggaran Berulang
Sampel N=32 n (%) Cipinang Tangerang Serang <25 25 -30 31-35 36-40 41-45 >45 Tidak menjawab SD SMP SMA Sarjana Urban (Jakarta) Suburban Luar Jabodetabek Desa Urban (Jakarta) Suburban Luar Jabodetabek Desa Bekerja Tidak <1 tahun 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun >4 tahun <6 bulan 6-12 bulan 1-2 tahun 2-3 tahun >3 tahun Narkoba Kriminal Lain Ya Tidak
22 | Journal of Dedicators Community
8 = 25 6 = 18,75 18 =56,25 4 = 12,5 4 = 12,5 5 = 15,625 4 = 12,5 1= 3,125 3 = 9,375 11 = 34,375 11 = 34,375 5 = 15,625 14 = 43,75 2 = 6,25 5 = 15,625 9 =28,125 7 =21,875 11 = 34.375 10 = 31,25 10 = 31,25 1 = 3,125 10 =31,25 31 =96,875 1 = 3,125 5 =15,625 3 = 9,375 3 =9,375 21 =65,625 6 =18,75 10 =31,25 5 = 15,625 11 =34,375 10 =31,25 22 =68,75 2 =6,25 30 =93,75
UNISNU JEPARA
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
2.
Deskripsi Hasil Penelitian
sebesar
nilai
separation indeks sampel
1.71
perhitungan
(Lampiran lanjutan
1).
Melalui
diketahui
bahwa
terdapat 3 pengelompokan responden. Tiga kelompok ini
dapat diberi label Agresi
Tinggi, Agresi Sedang dan Agresi Rendah. Nilai standar deviasi digunakan
sebagai
pembatas
tingkat
antara
masing- masing
Agresi, sebagai berikut: 1.
Sedang:
Diantara
deviasi
3.
Agresi Rendah:
Dibawah Mean (0)
(53,125%)
Analisa Data Demografi dan Agresi dengan Rasch Model Dari analisa statistik Rasch model yang dilakukan, didapat variable map (Lampiran 2) yang akan menjelaskan profile aspekaspek dalam demografi sampel penelitian terhadap tiga tingkatan agresi yang telah ditentukan sebagai berikut:
Agresi Tinggi: Diatas deviasi 2 (9,375%)
2
Tabel 6. Aspek-aspek variabel demografi Aspek Keterangan Asal Lembaga Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan tempat Napi dibina. Usia Usia Napi pada saat mengisi kuesioner
3
Tingkat Pendidikan
4
Tempat Asal
5
Tempat Tinggal
6
Riwayat pekerjaan
7 8 9 10
Masa Tahanan On going Jenis Pidana Pelanggaran Berulang
No 1
JDC
2
sampai Mean (0) (37,5%)
Dari analisa statistik yang dilakukan didapat
Agresi
Pendidikan Terakhir Napi, SD, SMP, SMA dan Sarjana S1 Kota atau desa tempat Napi berasal. Terdiri atas Urban (Jakarta), Suburban (kota penyangga/bodetabek), Luar Jabodetabek dan desa Kota atau desa tempat Napi tinggal sebelum masuk LP. Terdiri atas Urban (Jakarta), Suburban (kota penyangga/bodetabek), Luar Jabodetabek dan desa Apakah Napi pernah bekerja sebelum masuk LP Masa tahanan yang diputuskan pengadilan Masa tahanan yang telah dijalani Tindak kejahatan yang dilakukan Napi. Tindak kejahatan yang kembali dilakukan Napi
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 23
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Selanjutnya untuk deskripsi data penelitian
yang berasal dari LP Tangerang
pada masing- masing aspek demografi dan
mendapatkan pelatihan awal kepribadian
agresi akan dijelaskan sebagai berikut*:
dan
*Angka disajikan dalam persen (%)
kecenderungan yang sama pada masing-
1. Asal Lembaga Pemasyarakatan dan
masing tingkat agresi. Napi yang berasal
Tingkat Agresi Napi
kemandirian
dari
Napi yang berasal dari LP Cipinang
LP
dan
Serang
kecenderungan
tingkat
tidak
memilik i
menunjukka n agresi
yang
tidak ada yang menunjukkan tingkat agresi
menurun. Analisa tidak dilakukan untuk
yang tinggi,
membandingkan masing- masing LP, karena
hal ini diduga disebabkan
karena semua Napi yang diukur mengikuti
seluruh
tahapan
telah
proporsi sampel
pelatihan
dari ketiga
LP tidak
seimbang.
Horticulture Therapy secara legkap. Napi
Tabel 7. Profile Asal LP dan Tingkat Agresi NO
Asal LP
Tingkat Agresi Cipinang
1 Tinggi 2 Sedang 3 Rendah
6.25 18.75
2. Tingkat Pendidikan dan Tingkat Agresi
Tangerang 6.25 6.25 6.25
Serang 3.125 21.875 28.125
rendah. Semakin tinggi tingkat pendidikan
Napi dengan tingkat pendidikan lebih
Napi semakin rendah agresi.
tinggi cenderung memiliki agresi yang lebih
Tabel 8. Profile Tingkat pendidikan dan Tingkat Agresi Analisa Tingkat Pendidikan No
Tingkat Agresi
1
Tinggi
2
Sedang
3
Rendah
24 | Journal of Dedicators Community
SD
SMP
SMA
3.125
6.25
15.625
9.375
9.375
18.75
6.25
21.875
Sarjana
6.25
UNISNU JEPARA
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
3. Tempat Asal Napi dan Tingkat Agresi
agresi yang lebih rendah. Tingkat Agresi
Napi yang berasal dari luar kota
Napi yang berasal dari kota Jakarta lebih
besar (Jakarta) cenderung memiliki
tinggi dari pada Napi dari luar Jakarta
Tabel 9. Profile Tempat asal dan tingkat Agresi Tempat Asal Kota Luar penyangga Jabodetabek (suburb) 6.25
NO
Tingkat Agresi
1
Tinggi
3.125
2
Sedang
6.25
15.625
6.25
9.375
3
Rendah
9.375
12.5
12.5
18.75
Dalam Jakarta (urban)
4. Tempat Tinggal dan Tingkat Agresi
Desa
bertempat tinggal dalam kota Jakarta
Secara umum Napi yang tinggal di
(urban) dan desa. Tingkat Agresi Napi
kota penyangga (suburb) dan luar
yang tinggal di kota penyangga (suburb)
jabodetabek memiliki tingkat agresi
lebih tinggi dari pada Napi yang tinggal
yang lebih tinggi dibanding dengan Napi
di Jakarta dan desa.
Tabel 10. Tempat Tinggal dan Tingkat Agresi NO
Tingkat Agresi
Dalam Jakarta (urban)
Tempat Tinggal Kota penyangga Luar Jabodetabek (suburb)
1 Tinggi
3.125
6.25
2 Sedang
6.25
15.625
3 Rendah
21.875
9.375
5. Pengalaman Kerja dan Tingkat Agresi Riwayat memberikan
pekerjaan informasi
Napi yang
berarti
tidak
Desa
3.125
12.5 21.875
mengenai
perbedaan
tingkat
agresi.
cukup
Tabel 11. Pengalaman Kerja dan Tingkat Agresi NO
JDC
Tingkat Agresi
Riwayat Pekerjaan Bekerja
Tidak
1 Tinggi
9.375
2 Sedang
34.375
3 Rendah
53.125
3.125
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 25
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
6. Masa Tahanan dan Tingkat Agresi
yang sama; Napi dengan masa tahanan
Napi dengan masa tahanan diantara
diantara 3-4 tahun memiliki tingkat agresi
1-2 tahun memiliki tingkat agresi relative
relative
rendah; Napi dengan
tahanan >4 tahun memiliki tingkat agresi
masa tahanan
diantara 2-3 tahun memiliki tingkat agresi
rendah; Napi dengan
masa
yang cenderung lebih rendah
dengan proporsi tinggi sedang rendah Tabel 12. Masa Tahanan dan Tingkat Agresi NO
Tingkat Agresi
Masa Tahanan 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun 3.125
< 1 tahun
1 Tinggi
> 4 tahun 3.125
2 Sedang
6.25
3.125
6.25
21.875
3 Rendah .
9.375
3.125
3.125
37.5
7. Masa Tahanan yang telah dijalani dan tingkat Agresi Napi yang telah sedang menjala ni masa
tahanan
menunjukkan
diatas tingkat
3
cenderung rendah. Hal ini kemungk ina n disebabkan
berbagai
program
pembinaan terhadap Napi, salah satunya
tahun
agresi
oleh
adalah Horticulture Therapy.
yang
Tabel 13. Masa Tahanan yang telah dijalani dan tingkat Agresi 6-12 bulan
On going 1-2 tahun 6.25
2-3 tahun 3.125
2 Sedang
6.25
9.375
9.375
6.25
3 Rendah
12.5
15.625
3.125
21.875
NO
Tingkat Agresi
<6 bulan
1 Tinggi
8. Jenis Pidana dan Tingkat Agresi
pidana
Napi dengan jenis pidana narkoba memiliki dengan
agresi paling jenis
rendah; Napi
pidana
penipuan
pelecehan
>3 tahun
sexual
memilik i
proporsi tingkat agresi tinggi, sedang, rendah yang sama; Napi dengan jenis pidana pelanggaran memiliki
UU perlindunga n
menunjukkan tingkat agresi yang tinggi;
Anak
tingkat
Napi dengan jenis pidana Kriminal lain
rendah (1 orang sampel).
agresi
yang
memiliki agresi relative rendah; Napi dengan jenis pidana pencurian memilik i proporsi tingkat agresi tinggi, sedang, rendah yang sama; Napi dengan jenis 26 | Journal of Dedicators Community
UNISNU JEPARA
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Tabel 14. Jenis Pidana dan Tingkat Agresi
NO
Jenis Pidana
Tingka t Agresi
narkoba
Penipuan
1 Tinggi
kriminal lain
Pencurian
3.125
2 Sedang Renda 3 h
pelecehan sexual
3.125
3.125
9.375
18.75
6.25
3.125
25
15.625
6.25
3.125
9. Pelanggaran/Kejahatan Berulang dan
menurunkan
Agresi
tingkat
UU perlindunga n anak
3.125 kecenderunga n
pelanggaran berulang sangat tepat. Narapidana dengan agresi paling
tinggi
adalah
narapidana
telah/pernah
yang
melakukan
pelanggaran/kejahatan berulang. Data ini
Analisa Data Horticulture Therapy ( Napi Berkebun) dan Agresi dengan Rasch Model
menunjukkan bahwa, tingkat agresi yang
Dari analisa statistik
rasch model
tinggi pada inmates (napi) berkorelasi
yang
positif / berpengaruh signifikan terhadap
(lampiran 3) yang akan menjelaskan profile
tingkat
melakukan
aspek dalam adalah Horticulture Therapy (
Pelanggaran/Kejahatan
Berulang.
Napi Berkebun) terhadap tiga tingkatan
Dengan
penerapan
agresi yang telah ditentukan sebagai berikut:
terapi
kecenderungan
demikian, Berkebun
tujuan bagi
napi
dilakukan,
didapat
variable map
untuk
Tabel 15. Penjelasan Aspek Horticulture Therapy Dimensi a. Pembekalan Kemandirian (Berkebun)
Aspek 1. Teori Berkebun 2. Praktek Berkebun
b. Pembentukan Kepribadian
3. Kewirausahaan 1. Mindfulness
2. Changing Mindset
JDC
Keterangan Penjelasan pengetahuan tentang pengertian berkebun, jenis tanaman, jenis lahan tanam, fungsi pemupukan dan cara perawatan tanaman. Praktek lapangan menanam, memupuk, merawat dan panen. Pengetahuan tentang manfaat ekonomis berkebun. Perubahan perilaku umum (kedisiplinan, produktifitas, kreatifitas, goal setting dan etos kerja yang mendukung aktifitas berkebun. Perubahan pola pikir yang mengarah kepada kepedulian, mengenal dan melakukan aktifitas berkebun
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 27
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
3. Flower Dream
Berikut analisa
akan
data
dijelaskan
masing-
Menggunakan tanaman sebagai media untuk bermimpi.
tentang
masing
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
aspek
mempengaruhi tingkat agresi. Napi yang berminat
pada
teknik
berkebun
Horticulture Therapy ( Napi Berkebun) dan
Pengobatan Hama cenderung memilik i
Agresi:
tingkat agresi rendah (1 sampel). Minat
1. Minat
teknik
berkebun dan Tingkat
Agresi
Napi terhadap teknik berkebun Panen menunjukkan
Minat
Napi
terhadap
teknik
tingkat
agresi
yang
semakin rendah.
berkebun Persiapan Lahan Tanam tidak Tabel 16. Minat Teknik Berkebun Tingkat Agresi Tinggi Sedang Rendah
Persiapan 6.25 31.25 28.125
2. Teknik berkebun yang paling dikuasai dan Tingkat Agresi
Teknik yg diminati Pemupukan Pengobatan
Panen 3.125 6.25 3.125 18.75
(1 sampel). Napi yang menguasai teknik berkebun Pengobatan Hama cenderung
Penguasaan Napi terhadap teknik
memiliki tingkat agresi yang rendah.
berkebun Persiapan Lahan Tanam tidak
Napi yang menguasai teknik berkebun
mempengaruhi tingkat agresi. Napi yang
Panen cenderung memiliki tingkat agresi
menguasai teknik berkebun Pemupukan
sedang (1 sampel).
cenderung memiliki tingkat agresi tinggi Tabel 17. Teknik berkebun yang paling dikuasai
Tingkat Agresi Tinggi Sedang Rendah
Teknik yg dikuasai Persiapan Pemupukan Pengobatan Panen 3.125 6.25 34.375 3.125 28.125 15.625
3. Praktek Berkebun Utama dan Tingkat Agresi
Napi tidak mempengaruhi tingkat agresi Napi.
Praktek
berkebun
utama
Persiapan Lahan Tanam yang dijalani
28 | Journal of Dedicators Community
Praktek
berkebun
utama
Penanaman
yang
dijalani
Napi
menunjukkan
kecenderungan
tingkat
UNISNU JEPARA
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
agresi
yang
lebih
rendah.
Praktek
berkebun utama Pengobatan Hama dan
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
kecenderungan
tingkat
agresi
paling
rendah.
Panen yang dijalani Napi menunjukka n Tabel 18. Praktek Berkebun Utama Tingkat Agresi Tinggi Sedang Rendah
Lahan penanaman 9.375 25 6.25 12.496 18.75
4. Durasi berkebun yang telah dijalani dan Tingkat Agresi
Praktek utama Pemupukan Pengobatan
Panen
6.25
12.5
Semakin lama durasi waktu berkebun yang telah dijalani Napi semakin rendah tingkat agresinya.
Tabel 19. Durasi berkebun yang telah dijalani Durasi berkebun yang telah dijalani Tingkat Agresi <2 minggu 2-4 minggu 1-2 bulan >3bulan Tinggi 6.25 3.125 Sedang 9.375 28.125 Rendah 3.125 12.5 34.375 5. Pembimbing Awal dan Tingkat Agresi Napi yang mendapat bimbinga n awal
dari
yangdidapatkan dari sesama teman Napi,
cenderung
tidak mempengaruhi tingkat agresi. Napi
menunjukkan tingkat agresi yang lebih
yang tidak mendapat bimbingan awal
rendah. Bimbingan awal yangdidapatka n
cenderung menunjukkan tingkat agresi
dari
sedang (1 sampel).
Petugas,
Trainer,
tingkat agresi Napi. Bimbingan awal
tidak
mempengar uhi
Tingkat Agresi Tinggi Sedang Rendah
Tabel 20. Pembimbing Awal Pembimbing awal Trainer Petugas Teman Tidak dibimbing 6.25 3.125 6.25 28.125 3.125 18.75 21.875 9.375
6. Pembimbing Lanjutan dan Tingkat Agresi Napi dengan tingkat agresi yang rendah adalah napi yang
JDC
bimbingan lanjutan dari petugas dan teman
mendapat
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 29
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tingkat Agresi Tinggi Sedang Rendah
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Tabel 21. Pembimbing Lanjutan Pembimbing lanjutan Trainer Petugas Teman Tidak dibimbing 9.375 3.125 25 6.25 3.125 34.375 12.5 3.125
7. Kontinuitas Pembimbingan dan Tingkat Agresi Bimbingan yang didapatkan pada awal
praktek
berkebun,
tanaman tumbuh dan bermasalah saja cenderung memiliki agresi sedang. Napi yang
tidak
mendapat
bimbingan
bimbingan
secara
kontinu cenderung menunjukkan tingkat
mempengaruhi tingkat agresi Napi. Napi yang
mendapat
yang lebih rendah
ketika
Tabel 22. Kontinuitas Pembimbingan Tingkat Agresi Tinggi Sedang Rendah
awal 6.25 9.375 12.5
8. Kedisiplinan Perawatan Tanaman dan Tingkat Agresi Kedisiplinan dalam perawatan dan keinginan
merawat
memberikan
tanaman
tidak
yang
cukup
perbedaan
tingkat
informasi
berarti
mengenai
agresi.
Kecenderungan
Pembimbingan tumbuh bermasalah 6.25
6.25 3.125 menjawab
Terus 3.125 15.625 34.375
sesuai
dengan
social
desirability, membuat
pertanyaan
ini
tidak dapat menggali
aspek tentang
kedisiplinan perawatan tanaman secara detil.
Napi untuk Tabel 23. Kedisiplinan perawatan
Tingkat Agresi Tinggi Sedang Rendah
tiap hari 9.375 37.5 50
Kedisiplinan perawatan 2 hari sekali tiap minggu ada trainer
9. Jumlah Hasil Panen dan Tingkat Agresi Jumlah memberikan
hasil informasi
panen
tidak
yang
cukup
30 | Journal of Dedicators Community
berarti
mengenai
tidak pernah
perbedaan
tingkat
agresi.
UNISNU JEPARA
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Tabel 24. Jumlah Hasil Panen
Tingkat Agresi Tinggi Sedang Rendah 10. Kelengkapan
Banyak 9.375 31.25 46.875
Langkah-langkah
Hasil Panen Sedikit Gagal
dalam
Horticulture Therapy
tinggi
adalah
mendapatkan
3.125 3.125
Napi
yang
tidak
pelatihan
HT
secara
lengkap. Napi ini langsung melakukan
diterima.
menunjukkan persamaan
Nilai
RMSEA=
0.000
sebagai
suatu
model
struktural
yang
baik. Indeks
pengukuran CFI dan TLI berada dalam rentang nilai yang diharapkan.
praktek berkebun, tanpa mendapatkan 2
Hasil
analisis
juga
menunjukka n
tahapan lain dalam Terapi Hortikultur,
bahwa Person Reliability adalah sebesar 0,87
yaitu Kelas pengetahuan tanaman dan
dan
teknik
adalah sebesar 0,93. Hal ini artinya
dasar
berkebun
serta
Kelas
reliabilitas
instrument
skala agresi bahwa
Mindfulness. Data menunjukkan tingkat
hasil pengukuran terhadap sampel cukup
agresi yang lebih rendah pada Napi yang
konsisten, serta alat ukur skala agresi dapat
telah mengikuti
dipercaya
program HT secara
lengkap.
3.125 3.125
bahwa model fit dan model yang digunakan dapat
Napi dengan tingkat agresi paling
Tidak ikut
keajegannya
atau
sangat
asumsi
dapat
reliable/dapat dihandalkan.
Analisa
Uji Pengaruh
Setelah
Horticulture
semua
Therapy ( Napi Berkebun) terhadap
terpenuhi.
Agresi.
pengujian hipotesis sebagaimana diajukan
Pengujian
pengaruh dimensi Pembekalan
pada
Selanjutnya
bab
sebelumnya,
akan
dilakukan
yaitu
untuk
Kemandirian dan Pembentukan Kepribadian
mengetahui
independent
variabel Agresi yang dijelaskan oleh variabel
Therapy
variable
(IV)
Horticulture
berapa persen (%) varians
Horticulture Therapy, kemudian
apakah
dilakukan
dengan
menguji
seluruh
model
dengan
variabel Horticulture Therapy berpengaruh
menggunakan regression analysis. Pada uji
secara signifikan terhadap variabel Agresi.
pertama diperoleh Chi-square= 0.000, df=0,
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya
p-value=0.0000, RMSEA=0.000, CFI= 1.000
keofisien
kecocokan
regresi yang
dihasilkan
dapat
dan TLI= 1.000, nilai ini menunjukka n JDC
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 31
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
dilihat melalui kolom t ataupun kolom nilai
Langkah pertama peneliti melihat besaran R2 untuk mengetahui berapa persen
sig.
(%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Tabel 25. Nilai R2 (R square) Observe Variable Agresi
Koefisien 0.298
Standar Error 0.136
t-value
Sig
2.203
0.028
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan
masing- masing dimensi dan variabel. Dalam
bahwa:
uji model ini,
Variabel Horticulture Therapy yang terdiri
Pembekalan Kemandirian dan Pembentukan
atas dimensi Pembekalan Kemandirian dan
Kepribadian
Pembentukan Kepribadian secara bersama-
terpisah terhadap Agresi. Hal ini dilakukan
sama mempengaruhi variabel Agresi sebesar
untuk
29,8% dan signifikan.
dimensi terhadap Agresi secara keseluruhan.
melihat
dua dimensi
diuji
HT yaitu
pengaruhnya
kontribusi
secara
masing- mas ing
Berikut ini adalah diagram model regression analysis dengan nilai koefisien
Gambar 1. Skema Hasil Pengujian Model
32 | Journal of Dedicators Community
UNISNU JEPARA
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Berdasarkan hasil analisis uji model pengaruh Dimensi Pembekalan Kemandiria n dan
Dimensi
Pembentukan
terhadap Agresi,
diperoleh
1. Model yang dibangun didalam penelitia n ini sesuai dengan hasil uji lapangan.
Kepribadian
2. Ada pengaruh yang signifikan dari dua
hasil sebagai
dimensi variabel Horticulture Therapy
berikut:
yaitu
a. Korelasi
Dimensi
Kemandirian
Pembekalan
dengan
Agresi
sebesar
r=0.296 dengan p-value (taraf signifika ns i)
Pembekalan
Kemandirian
dan
Pembentukan
Kepribadian
secara
bersama-sama
terhadap tingkat
Agresi
narapidana sebesar 29,8%.
=0.040. Nilai p-value diketahui < 0.05. Hal ini mengindikasikan bahwa ada hubunga n
DISKUSI
yang
Penelitian ini dilakukan sebagai usaha untuk
signifikan
antara
Dimens i
Pembekalan Kemandirian dengan Agresi. b. Korelasi
Dimensi
Kepribadian
dengan
Pembentukan Agresi
sebesar
melihat pengaruh Horticulture Therapy yang terdiri atas dimensi Pembekalan Kemandiria n dan
Pembentukan
r=0.494 dengan p-value (taraf signifika ns i)
Agresi narapidana.
=0.000. Nilai p-value diketahui < 0.05. Hal
1. Hasil
Kepribadian
penelitian
terhadap
menunjukkan
pada
ini mengindikasikan bahwa ada hubunga n
pembagian tiga kelompok tingkat Agresi
yang sangat signifikan antara Dimens i
pada Napi yang
Pembentukan Kepribadian dengan Agresi.
Horticulture Therapy, sebanyak 60% Napi
Hasil analisis ini menjelaskan bahwa 2 dimensi
HT yaitu
dan Dimensi
Kepribadian
dan Agresi
program
memiliki tingkat agresi yang rendah dan
Pembekalan
30% memiliki tingkat agresi sedang dan
Pembentukan
sekitar 10% memiliki agresifitas tinggi.
Dimensi
Kemandirian
mengikuti
Napi memilik i
Hal ini menunjukkan
korelasi yang signifikan. Dimana Dimens i
Horticulture
Pembentukan Kepribadian memiliki korelasi
memberikan kontribusi pada rendahnya
yang
tingkat Agresi Napi. Sebagaimana Mooney
lebih
tinggi
daripada
Pembekalan Kemandirian. memberikan
kontribusi
Dimens i
Kedua dimensi yang
signif ika n
terhadap Agresi Napi.
& Daffern
Therapy
bahwa program telah
mampu
(2014) menyatakan
bahwa
perilaku agresi yang terjadi di lembaga pemasyarakatan
merupakan
salah
satu
dasar yang kuat untuk mengidentifikas i KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
resiko individual
anggota lapas untuk
melakukan pelanggaran/kejahatan setelah keluar dari Lapas.
JDC
Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 33
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
yang
lebih
rendah.
Temuan
ini
Napi dengan agresi paling tinggi adalah
membuktikan bahwa Terapi Hortikultur
napi
memberi kontribusi yang sangat jelas pada
yang
telah/pernah
melakukan
pelanggaran/kejahatan berulang. Data ini menunjukkan bahwa, tingkat agresi yang
rendahnya tingkat Agresi napi. 4. Hasil
kajian
dalam
penelitian
bahwa
dua
ini
tinggi pada inmates (napi) berkorelasi
menunjukkan
positif / berpengaruh signifikan terhadap
Horticulture Therapy secara bersama-
tingkat kecenderungan napi melakukan
sama mempengaruhi tingkat Agrresi Napi.
pelanggaran berulang. Dengan demikian,
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
tujuan penerapan terapi Berkebun bagi
dilakukan
napi untuk menurunkan tingkat Agresifitas
menemukan
napi sangat tepat. Hasil ini sejalan dengan
psikososial
hasil penelitian yang dipublikasikan oleh
mengikuti
garden
project
Criminal
generation
jail
program.
Behaviour
and
oleh
Rice
(2008)
terjadinya pada
dimensi
yang
perubahan
narapidana
yang
atau
new
Dimana
Mental Health, yang diadakan melalui
perubahan itu terjadi selama mengik uti
program Green house / Greenteam (GH)
program dan pasca-release.
di Riker Island, NYC menemukan bahwa jumlah
tahanan
yang
melakukan
pelanggaran berulang secara substansia l lebih rendah untuk lulusan dari program Green House (10 % dan 24 % tergantung
3. Napi dengan tingkat agresifitas paling adalah
Napi
yang
tidak
mendapatkan pelatihan HT secara lengkap. Napi ini langsung
melakukan
praktek
berkebun, tanpa mendapatkan dua tahapan lain dalam Terapi Hortikultur, yaitu Kelas pengetahuan tanaman dan teknik dasar berkebun
serta
Kelas
1. Semakin pelatihan
cepat
Napi
mendapatkan
pada
program
Horticulture
Therapy akan memberikan pengaruh yang lebih besar pada Agresi napi, dimana hasil
program yang diikuti). (Linden,2015)
tinggi
SARAN
Mindfulness.
Ditemukan bahwa pada napi yang telah mengikuti program Horticulture Therapy
penelitian menunjukkan bahwa semakin lama durasi waktu berkebun yang telah dijalani
Napi semakin
rendah tingkat
agresifitasnya. 2. Napi dengan pidana Narkoba dengan status kurir, suruhan,
pengguna,
atau penjual
recehan, patut mendapat perhatian khusus untuk
dapat
berpartispasi
mengik uti
program Horticulture Therapy. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Napi
secara lengkap memiliki tingkat agresifitas 34 | Journal of Dedicators Community
UNISNU JEPARA
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
dengan jenis pidana narkoba memilik i
Waibi untuk melakukan penelitian di
agresifitas paling rendah.
beberapa Lapas.
3. Perlu segera disiapkan
untuk
3. Kepala Lapas Klas I Cipinang
melatih Napi pada program Horticulture
4. Kepala Lapas Klas II Salemba
Therapy
5. Kepala Lapas Pemuda Tangerang
yang
lebih
Trainer
banyak.
Dimana
ditemukan bahwa Napi yang mendapat
6. Seluruh
Tim
Therapy
bimbingan awal dari Trainer, cenderung
Horticulture
menunjukkan tingkat agresifitas yang lebih
membantu
rendah. Selanjutnya ditemukan juga bahwa
pengabdian masyarakat ini
napi yang mendapat bimbingan secara kontinu
cenderung menunjukkan tingkat
agresi yang lebih rendah.
responden yang lebih
banyak dengan
variansi yang lebar untuk mendapatkan data penelitian yang lebih akurat tentang pengaruh program Horticulture Therapy. 5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengukur perubahan tingkat agresivitas sebelum dan sesudah mengikuti program Horticulture Therapy dan membandingka n Therapy
dengan
kegiatan berkebun konvensional. 6. Perlu
dilakukan
penelitian
terhadap
variable psikologi lainnya, misalnya rasa percaya diri, sikap sosial, mindset dan sejenisnya untuk melakukan pembinaan narapidana secara efektif.
Wayan
Jenderal Pemasyarakatan, Kusmiantha
kerjasamanya JDC
selama
pelaksanaan
7. Oscar yang telah berhasil menjadi tutor bagi rekan-rekan di Lapas.
yang
American
Horticultural
Therapy
Association. (n.d.). Retrieved August 25, 2016, from http://ahta.org/ Anderson, Craig A. And Huesmann, L. Rowell. (2003). The Sage Handbook of
Social
Psyshology.
Human
Agression : A Social-Cognitive View. Sage Publication. Anderson, Craig A., and Brad J. Bushman (2002). Department
Human
Aggression.
of Psychology,
Lowa
State University. 53:27-51. Austin, E.N/ Johndton, YA., & Morgan, L.L. (2006). Community Gardening in a
Senior
Center.
A
therapeutic
Intervention to Improve The Health of
UCAPAN TERIMA KASIH 1. Kementerian Hukum dan HAM RI 2. Direktur
dan Tim Waibi yang
REFERENSI
4. Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah
program Horticulture
Healing
Dusak
atas
Older Adults. Therapeutic recreation Journal, 40 (1), 48-57. Baron, A.R. Nyla R. Branscombe, Donn Byrn. (2008). Social Psychology. USA
mengizinka n Vol. 1 No. 1 Desember 2016 | 35
Pengaruh Horticulture Therapy Terhadap Tingkat Agresi Narapidana: Sebuah Analisa RASCH Model
Cannizzo, John. (2010). Growing with The Garden: A Curriculum for Practicing Horticulture
Offender
Rehabilitation.
Vol.
26,1998. Issue 3-4.
Incarcerated
Rice, Jay Stone et.al. (2010). Evaluating
Individuals. The Horticultural Society
Horticulture Therapy: The Ecological
of New York.
Context of Urban
Chaplin,
with
Tim Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi)
J.P. (1999). Kamus lengkap
psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Journal
of
Jail Inmates.
Home
Consumer
Horticulture. Vol. 1. 1994. Issue 2-3. Taylor Shelley E., Letitia Anne Peplau,
Persada. doktermaxlogspot.co.id/2012/06/manfaat-
sosial.
terapi-hortikultura.html Erja, Rappe. (2005). The Influence of a green environment and horticultural activities on the subjective well-being of the elderly living in long-term care. Academic Dissertation. University of Helsinki. Linden, Sander Van Der (2015). The Rise of Green Prison Programs : How Exposure
David O. Sears. (2009). Psikologi Diterjemahkan
oleh
Wibowo B.S. Jakarta: Kencana. Worden, Eva C., Frohne, Theodora M., Sullivan,
Jessica.
(2004).
Horticultural Therapy. Sydney Park Brown. https://www.psychologytoday.com/blog/s ocially-relevant/201508/the-risegreen-prison-program
to Nature is Reducing
Crime. Princeton University. Maday, Molly. The Terapeutic Use Of Horticulture. Mooney, JL & Dafern, M (2014). The relationship behaviour
between in
offending
prison
aggressive and
following
violent release.
http://dx.doi.org/10.1080/1068316X.2 014.989163 Rice, Jay Stone, Linda Lremy. (2008). Impact of Horticulture Therapy on Psichosocial Urban
Jail
Functioning Inmates.
among
Journal
36 | Journal of Dedicators Community
Tri
of UNISNU JEPARA