PENGARUH GROWTH, SIZE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE Wita Kurnia Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
[email protected]
ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan pengaruh growth, size, dan profitabilitas yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011 yaitu sebanyak 49 perusahaan. Sampel penelitian 26 perusahaan yang dipilih dengan metode purposive sampling. Dengan periode 3 tahun maka jumlah keseluruhan data yang diobservasi adalah sebesar 78 data observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa growth tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan size berpengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Dan profitabilitas tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2012 Kata Kunci : Growth, Size, Profitabilitas, Opini Audit Going Concern (x + 60 + lampiran) ABSTRACT The purpose of this study was to demonstrate the influence of growth, size, and profitability that affect revenue going concern audit opinion on the Property and Real Estate listed on the Indonesia Stock Exchange. The population of this research is Property and Real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2009-2011 as many as 49 companies. The research sample of 26 companies selected by purposive sampling method. With a 3year period the total number of observed data is at 78 observation data. The results of this study indicate that growth is not a significant impact on revenues going concern audit opinion. While the effect size significantly to revenues going concern audit opinion. And profitability no significant effect on revenues going concern audit opinion.
1
PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, manajemen dituntut untuk dapat bersaing untuk dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga perusahaan dapat terus hidup dan perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan bertahan dan akan tersingkir dari dunia usaha ini. Hal ini terkait dengan salah satu tujuan yang sangat penting dan harus diusahakan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka waktu yang lama (Going Concern). Dalam kelangsungan hidup usaha yang selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mempertahankan usahanya. Oleh karena itu, wajar jika pertama kali yang disalahkan yaitu pihak manajemen. Dengan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan usahanya maka auditor dapat memberikan opini going concern (opini modifikasi). Opini ini merupakan bad news bagi pemakai laporan keuangan. Sementara isi dari laporan keuangan yang di audit merupakan tanggung jawab auditor sepenuhnya. Selama dalam masa pengauditan hingga pemberian opininya auditor dalam melakukan setiap tahapan auditnya dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, dan pertimbangan. Dalam melaksanakan proses audit, auditor dituntut tidak hanya melihat sebatas pada hal-hal yang ditampakkan dalam laporan keuangan, tetapi juga harus melihat hal-hal lain seperti masalah eksistensi dan kontinuitas entitas sebab seluruh aktivitas atau transaksi yang telah terjadi dan yang akan terjadi secara implisit terkandung di dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor harus mempertimbangkan secara cermat adanya gangguan atas kelangsungan hidup suatu entitas (going concern) untuk suatu periode, sehingga opini yang dihasilkan menjadi berkualitas sebagai produk utama akuntan publik. Mengingat begitu besar pengaruh diberikannya opini audit going concern atas laporan keuangan auditee yaitu hilangnya kepercayaan publik terhadap manajemen perusahaan dalam mengelola bisnisnya, maka peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai opini audit going concern. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ? 2. Apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ? 3. Apakah profitabilitas yaitu Return On Assets berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern ? Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang pengaruh grouth, size, dan profitabilitas terhadap penerimaan going concern audit opinion. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca khususnya investor, calon investor, auditor independen dan manajemen perusahaan untuk memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan mengenai going concern (kelangsungan hidup suatu perusahaan).
2
LANDASAN TEORI Auditing Audit adalah suatu proses sistematis mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan dengan asersi atas tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan menetapkan kriteria serta mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. (Prawitt, 2006) Jenis audit menurut (Mulyadi, 2009) digolongkan menjadi 3, yaitu : 1. Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh audit independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit,. Laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, kreditur, dan kantor pelayanan pajak. 2. Audit Kepatuhan Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan pada umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan. 3. Audit Operasional Audit operasional adalah review secara sistematik kegiatan organisasi tujuan audit operasional adalah untuk : a. Mengevaluasi kinerja b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Auditor Auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia. Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut (Mulyadi, 2009). Going Concern merupakan kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang sebaliknya, entitas tersebut menjadi masalah (Petronela, 2007). (Indira Januarti, 2008), dengan adanya going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonomi secara keseluruhan . Pertumbuhan perusahaan yang diambil yaitu pertumbuhan penjualan
3
perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan kekuatan perusahaan dalam operasinya, pertumbuhan penjualan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam sebuah perusahaan yang mempunyai pertumbuhan penjualan positif yang mempunyai kecenderungan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya (Going Concern). H1a : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Ukuran perusahaan Menurut Setyarno (2006) menemukan bahwa ada hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan penerimaan opini audit going concern. Semakin besar ukuran perusahaan akan semakin kecil kemungkinan menerima opini audit going concern. Demikian pula pada penelitian (Santoso, 2007) yang menemukan adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan penerimaan opini going concern. H2a : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Profitabilitas dianggap sebagai alat yang valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat risiko. Jumlah laba bersih seringkali selalu dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi. Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio). H3a : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan populasi dalam penelitian ini berjumlah 49 perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:90). Pada penelitian ini populasi perusahaan yang diambil penulis terdaftar di index statistic industry di BEI tahun 2009-2011, sedangkan sampel dari penelitian ini adalah perusahaan industri Property dan Real Estate. Dengan metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011 dan tidak sedang berada pada proses delisting pada periode tersebut. 2. Sampel yang diambil adalah perusahaan Property dan Real Estate yang telah listing di BEI sebelum periode pengamatan. 3. Melaporkan Laporan Auditor Independen yang di publikasikan untuk mengetahui perusahaan manakah yang menerima going concern maupun non going concern.
4
4. Melaporkan laporan laba rugi yang di publikasikan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan. 5. Melaporkan laporan neraca yang di publikasikan untuk melihat yang dapat digunakan untuk mengukur asset perusahaan. Pengukuran Variabel a. Variabel Dependen ( variabel terikat) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern dimana dalam penelitian ini merupakan variabel dichotomous. Opini audit going concern dalam penelitian ini berupa variabel dummy, opini audit going concern diberi kode 1, sedangkan opini audit non going concern diberi kode 0. Data ini diperoleh dengan cara menganalisa laporan auditor independen pada tahun pengamatan yaitu tahun 2009-2011. b. Variabel Independen (variabel bebas) Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : Growth, Size, dan Profitabilitas. Devinisi jenis serta pengukuran dari variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH) Rasio pertumbuhan penjualan bersih dapat digunakan untuk mengukur kemampuan auditee dalam tingkat pertumbuhan penjualan. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : ℎ − ℎ 1 100% ℎ 1 Dimana : Penjualan Bersih t = Penjualan bersih sekarang Penjualan Bersih t-1 = Penjualan bersih tahun lalu 2. Ukuran Perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan adalah variabel untuk mengukur seberapa besar atau kecilnya perusahaan sampel. Pengukuran variabel dihitung dengan menggunakan total aktiva dalam rupiah dan data di log/natural logaritma (Ln) agar dapat menyederhanakan perhitungan. 3. Rasio Profitabilitas (ROA) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Profitabilitas dalam penelitian menggunakan ROA yang dirumuskan sebagai berikut : ROA = 100 % Metode Analisis data 1. Analisis Statistik Deskriptif Pengujian ini dilakukan untuk menentukan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi masing-masing variabel independen dan dependen. Data yang akan dikelompokan berdasarkan opini audit yang diterimanya dalam dua kategori
5
yaitu auditee yang menerima opini audit going concern dan auditee yang menerima opini audit non going concern. 2. Analisis Regresi Logistik Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression). Regresi logistik adalah bentuk khusus analisa regresi dengan variabel dependen bersifat kategori dan variabel independennya bersifat kategori, kontinyu atau gabungan antara keduanya. Regresi logistik ini digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Ghozali, 2009). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik dikarenakan data variabel dependen berupa data kategori dan data variabel independen berupa rasio. Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh Growth, Size, dan Profitabilitas terhadap opini audit going concern. Model regresi logistik yang digunakan untuk hipotesis sebagai berikut :
Ln
"# $%"#
Keterangan : Ln GC α GROWTH SIZE ROA β1 , β2 , β3 e
= α + β1 (GROWTH) + β2 (SIZE) + β3 ROA + e = Logaritma = Dummy variable opini audit, 1 untuk opini audit going concern dan 0 untuk opini audit non going concern. = Konstanta = Pertumbuhan perusahaan, dihitung dengan penjualan bersih perusahaan. = Ukuran perusahaan, dihitung dengan natural logaritma total aktiva = Profitabilitas, dihitung dengan net profit dan total aktiva = Koefisien Regresi = Error
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan adalah sebagai berikut menurut : 1. Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test) Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LogL Function) dengan nilai -2LogL pada langkah berikunya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Log likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik. 2. Menguji Kelayakan Model Regresi Dalam pengujian kelayakan model regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan goodness of fit ness test. Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi adalah sebagai berikut : H0 : Tidak ada perbedaan antara model dengan data H1 : Ada berbedaan antara model dengan data Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit test lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan berarti model regresi mampu memprediksi
6
nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. 3. Matrik Klasifikasi Matrik klasifikasi ini akan menunjukan kekuatan prediksi dari model regresi untk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada auditee. Dalam output regresi logistik, maka angka ini akan dapat dilihat pada Classification table. 4. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis ini dapat dilihat melalui koefisien regresi yaitu dari tiap variabel-variabel yang diuji untuk menghubungkan antara variabel. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan tingkat signifikasi (α). Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan signifikan dengan tingkat kealphaan 0.05 (5 %). Apabila tingkat signifikan < 0.05.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil Statistik Deskriptif menunjukkan bahwa sampel yang digunakan sebanyak 78 observasi dengan rata-rata variabel dependen yaitu, opini audit going concern sebesar 0.38 dengan menggunakan variabel dummy yaitu kategori Non GC (0) dan kategori GC (1). Sedangkan variabel independen terdiri dari growth, size, dan Profitabilitas. Pertumbuhan perusahaan (growth) berdasarkan pada perusahaan sektor jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011, menunjukkan bahwa dari 26 perusahaan yang memiliki nilai minimum sebesar -78.23 yang dimiliki oleh PT. Lippo Karawaci, Tbk pada tahun 2009. Sedangkan nilai maximum sebesar 97.10 yang dimiliki oleh PT. Duta Pertiwi, Tbk pada tahun 2009, dan nilai rata-rata objek penelitian ini yaitu sebesar 20.17. Ukuran perusahaan (size) berdasarkan dari 26 perusahaan yang telah diteliti menunjukkan bahwa total asset perusahaan yang memiliki nilai minimum sebesar 27.32 yang dimiliki oleh PT. Lami Citra Nusantara, Tbk pada tahun 2010. Sedangkan pada nilai maximum pada ukuran perusahaan sebesar 30.67 artinya ukuran perusahaan yang paling besar yang dimiliki oleh PT. Bakrieland Development, Tbk pada tahun 2010, dan nilai rata-rata ukuran perusahaan ini sebesar 29.18. Profitabilitas (ROA) perusahaan yang memiliki nilai minimum sebesar 0.13 artinya profitabilitas yang paling kecil yang dimiliki oleh PT. Moderland Realty, Tbk pada tahun 2009. Sedangkan nilai maximum sebesar 15.10 artinya profitabilitas yang paling besar yang dimiliki oleh PT. Metropolitan Ketjana, Tbk pada tahun 2011, dan nilai rata-rata profitabilitas adalah sebesar 5.18 berdasarkan dari 26 perusahaan yang telah diteliti pada tahun 2009-2011. Hasil dari keseluruhan model (Overal Model Fit Test) nilai -2 log likelihood awal pada (block number = 0) yaitu model yang hanya dilihat pada step 3 yang memperoleh nilai sebesar 103.939 artinya model hanya dengan konstanta saja. Selanjutnya pada tabel 4.9 diatas dapat dilihat nilai -2 log liklihood akhir pada (block number = 1) dapat dilihat pada step 4 yang memperoleh nilai sebesar
7
92.906 artinya telah mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel bebas yaitu growth, size, dan profitabilitas pada model penelitian ini. Selisih -2 log likelihood untuk model dengan konstanta saja dan -2 log likelihood untuk model dengan konstanta dan variabel bebas telah terjadi penurunan nilai -2 log likelihood sebesar 11.033, penurunan tersebut karena adanya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu growth, size, dan profitabilitas yang masuk kedalam model regresi penelitian tersebut (Fitri, 2010). Hasil dari Menguji Kelayakan Model Regresi Hasil dari Hosmer and Lemeshow Test dengan probabilitas signifikansi menunjukkan angka 0.146. Nilai signifikansi ini jauh lebih besar dari 0.05. Maka H0 diterima. Dengan demikian model regresi layak digunakan dalam analisis selanjutnya (Taufik Hidayat dan Nina Istiadah, 2011). Hasil dari Matrik Klasifikasi Berdasarkan pada tabel 4.12 diatas menurut prediksi, auditee yang menerima opini audit untuk Non GC 13 dan untuk GC 17 sehingga jumlah perusahaan yang menerima opini audit ini adalah 30 perusahaan. Sedangkan observasi sesungguhnya menunjukkan bahwa auditee yang menerima opini audit going concern (GC) sebanyak 17 perusahaan. Jadi, ketepatan model ini adalah 30/17 perusahaan atau 56.7%. Dan untuk auditee yang menerima opini audit untuk Non GC 41 dan untuk GC 7 sehingga jumlah perusahaan yang menerima opini audit ini menurut prediksi adalah 48 perusahaan. Sedangkan hasil dari observasi sesungguhnya menunjukkan bahwa yang menerima opini audit non going concern (Non GC) adalah 41 perusahaan. Jadi, ketepatan model ini adalah 48/41 perusahaan atau 85.4%, ketepatan prediksi secara keseluruhan untuk model ini yaitu sebesar 74.4% (Saryadi, 2008). Hasil dari Pengujian hipotesis 1. GROWTH Variabel growth menunjukkan koefisien negatif sebesar -0.006 dengan tingkat signifikan 0.436 > 0.05 yang berarti H10 ditolak, karena terbukti bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap opini audit going concern. 2. SIZE Variabel size menunjukkan koefisien positif sebesar 0.905 dengan tingkat signifikan 0.004 < 0.05 yang berarti H2a diterima, karena terbukti bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari variabel ukuran perusahaan (size) terhadap opini audit going concern. 3. Profitabilitas Variabel profitabilitas menunjukkan koefisien positif sebesar 0.133 dengan tingkat signifikan 0.099 > 0.05 yang berarti H30 ditolak, karena terbukti bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel profitabilitas terhadap opini audit going concern
8
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan bukti empiris mengenai penerimaan opini audit going concern pada perusahaan sektor jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan faktor-faktor yang diujikan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan (growth), ukuran perusahaan (size), dan profitabilitas. Berdasarkan analisis data dan perusahaan yang telah dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : Variabel pertumbuhan perusahaan yang diprokasikan dengan pertumbuhan penjualan menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap opini audit going concern. Pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikkan biaya akan mengakibatkan kenaikkan laba perusahaan. Laba yang tinggi pada umumnya menandakan arus kas yang tinggi. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik (opini audit non going concern) akan lebih besar Variabel size menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari variabel ukuran perusahaan (size) terhadap opini audit going concern. karena semakin besar ukuran perusahaan, semakin terjamin kelangsungan hidup perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Variabel profitabilitas menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel profitabilitas (ROA) terhadap opini audit going concern. Return of asset tidak dapat dijadikan tolak ukur yang pasti untuk menentukan going concern, akan tetapi lebih cenderung melihat kondisi keuangan secara keseluruhan. Saran Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memasukkan variabel tambahan seperti pergantian auditor, rasio keuangan lainnya yang lebih menyeluruh sehingga hasil penelitian lebih mampu untuk memprediksi penerbitan opini audit going concern dengan lebih tepat dan akurat hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA Diyanti, Fitri Tri. 2010. Pengaruh Debt Default, Pergantian Auditor dan
Ukuran
Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma. Ghozali, Imam. 2009. Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Ekasari, Dina.2010. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi
9
Kebangkrutan, Debt Default, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya (Studi Kasus pada Sektor Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005. Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. 966-978. Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari, 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memebrikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro. Laporan Keuangan Auditan Beserta Laporan Auditor Independen. 2008-2011. www.idx.co.id Mulyadi. 2009. Auditing. Buku 1. Yogyakarta : Salemba Empat. Prawitt. 2006. Jasa Audit & Asurance Pendekatan Sistematis. Salemba Empat. Noverio, Rezkhy. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Program sarjana Akuntansi Universitas Diponegoro.. Santosa, Arga Fajar dan Linda K. Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 11, No. 2. Desember. Pp 141-158. Solikah, Badingatus. 2007. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. http://ariyoso.wordpress.com/2009/11/11/regresi-logistik/ http://silfisulfiyah.blogspot.com/2010/12/ukuran-perusahaan.html http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/regresi-logistik.html http://arokhman.blog.unsoed.ac.id/files/2009/06/Regresi-Logistik-for-MAP.pdf http://teorionline.wordpress.com/2011/05/15/logistic-regression-chapter-1/ http://divlaa.multiply.com/journal/item/16/Auditing-Bab1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
10