PENGARUH FEE AUDIT, AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada Sektor Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Rifki Ramdani NIM: 1110082000154
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI 1. Nama Lengkap
: Rifki Ramdani
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 18 Maret 1992
3. Alamat
: Jl. Mangga I, No. 163 Komp. PU RT. 006/ RW. 004 Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur
4. Telepon
: 082231381433
5. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SD Islam Al-Azhar 4 Jakarta
Tahun 1998-2004
2. SMP Islam Al-Azhar 1 Jakarta
Tahun 2004-2007
3. SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta
Tahun 2007-2010
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2010-2016
III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Bimbingan Belajar Bintang Pelajar, 2008-2009 2. Kursus Bahasa Inggris ILP, 2005-2006 3. Bimbingan Belajar BTA, 2009-2010 4. Brevet A dan B Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), 2014 vi
IV. DATA KELUARGA 1. Ayah
: Drs. H. Hasnil., MM., CPA., CA
2. Tempat Tanggal Lahir
: Batusangkar, 24 Februari 1954
3. Pekerjaan Ayah
: Karyawan Swasta
4. Ibu
: Dr. Hj. Riyanti
5. Tempat Tanggal Lahir
: Tanjung Karang, 09 September 1957
6. Pekerjaan Ibu
: Karyawan Swasta
6. Alamat
: Jl. Mangga I No. 163 Komp. PU RT. 006/ RW. 004 Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur
7. Telepon
: 082231381433
8. Anak Ke dari
: 1 dari 2 bersaudara
vii
ABSTRACT The objective of this research was to examine the influence of the fee audit, audit tenure, audit rotation, size of company and audit quality on financial sector enterprise. Fee audit, audit tenure, audit rotation and size of company as the independent variable. Audit Quality as the dependent variable. This study uses the basic theory is the agency theory. This study used secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period 2012-2014. The sampling process was done by using purposive sampling method and this study used 141 observations. The analyzing method to examine hypothesis was logistic regression analysis. The results shows that the size of company influence the audit quality. But for the fee audit, audit tenure, audit rotation no influence the audit quality. Keywords: Agency theory, fee audit, audit tenure, audit rotation and size of company.
viii
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh fee audit, audit tenure, rotasi audit, ukuran perusahaan klien dan kualitas audit pada perusahaan sektor keuangan. Fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien sebagai variabel independen. Kualitas audit sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan teori dasar yaitu teori keagenan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan penelitian ini menggunakan 141 observasi. Metode analisis untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi logistik. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit. Tapi, untuk fee audit, audit tenure, rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. . Keywords: Teori keagenan, fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit” (Studi pada Sektor Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tua tercinta Drs. H. Hasnil., MM., CPA., CA dan Dr. Hj. Riyanti yang telah banyak berjasa dalam kehidupan penulis dan selalu membimbing penulis dalam kehidupan ini, untuk ke arah mana yang harus tercapai nantinya. Tanpa mereka penulis merasa bukan apa – apa. Penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan orang tua seperti beliau. Perkataan dari papa dari penulis yang selalu terniang “Nak,
x
harta itu hanya sebentar saja lalu habis, tetapi dengan menggunakan ilmu kamu akan bisa mencari, mengumpulkan, dan mendapatkan harta yang tak terbatas”, dan perkataan mama dari penulis “Kamu harus bisa melihat peluang jangan hanya melihat dari satu sudut saja masih banyak sudut yang lainnya.” Dari perkataan serta didikan beliau penulis belajar dan mengetahui bahwa dalam hidup ini kita harus berusaha keras dalam menuntut ilmu setinggi-tingginya dan harus bisa melihat peluang yang orang lain belum tentu bisa melihatnya. Terimakasih yang tak tergantikan atas segala hal yang telah diberikan dan diajarkan kepada penulis. Pengorbanan, waktu, dan keringat beliau akan selalu membuat penulis ingat agar selalu berusaha dan kerja keras dalam menjalani kehidupan ini. 2. Istri tercinta Asmi Putrianti., SE yang selalu jadi penyemangat dan penyelamat di hari-hari penulis, dia datang dan membantu penulis dalam banyak hal. Dukungannya, tawa candanya, dan tangisannya yang selalu membuat penulis untuk bangkit dari kemalasan serta membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, yang kelak akan menjadi dasar bagi kehidupan penulis agar bisa lebih maju lagi dalam perjalanan dikehidupan ini. Dan dapat membahagiakan keluarga kelak. Dia membuat penulis percaya masih ada orang yang mengharapkannya dikehidupan ini agar lebih maju. Terimakasih yang mendalam dari lubuk hati penulis kepada istri tercinta. 3. Adikku Vina Fitria Hasri yang selalu menjadi acuan untuk berpacu dalam menyelesaikan skripsi lebih cepat agar penulis tidak didahului olehnya.
xi
Semoga kita dapat menjadi anak yang membanggakan dan membahagiakan kedua orang tua kelak. 4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Yessi Fitri., SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 8. Bapak Yusar Segara, SE., Ak, M.Si., CA., CMA., CPMA selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini guna penyelesaian skripsi ini. 9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i Lampiran Pengesahan Skripsi .................................................................................. ii Lampiran Pengesahan Ujian Komprehensif .......................................................... iii Lampiran Pengesahan Ujian Skripsi ...................................................................... iv Lampiran Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ....................................................... v Daftar Riwayat Hidup .............................................................................................. vi Abstract .....................................................................................................................viii Abstrak ....................................................................................................................... ix Kata Pengantar .......................................................................................................... x Daftar Isi .................................................................................................................. xiv Daftar Tabel ..........................................................................................................xviii Daftar Gambar ........................................................................................................ xix Daftar Lampiran ....................................................................................................... xx BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................... 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 11 1. Tujuan Penelitian ................................................................... 11 2. Manfaat Penelitian ................................................................. 12
xiv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 14 A. Tinjauan Literatur ........................................................................ 14 1. Teori Keagenan (Agency Theory) .......................................... 14 2. Kualitas Audit ....................................................................... 16 3. Fee Audit ................................................................................ 19 4. Audit Tenure ........................................................................... 20 5. Rotasi Audit ........................................................................... 22 6. Ukuran Perusahaan Klien ...................................................... 23 B. Penelitian Terdahulu .................................................................... 25 C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 37 D. Hipotesis ....................................................................................... 38 1. Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit ......................... 38 2. Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit ................... 39 3. Pengaruh Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit .................... 40 4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit ........................................................................ 42
BAB III
METODE PENELITIAN ................................................................ 44 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 44 B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 44 C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 45 D. Metode Analisis Data ................................................................... 45
xv
1. Definisi Regresi Logistik ...................................................... 46 2. Tahapan Regresi Logistik ..................................................... 46 a. Statistik Deskriptif ........................................................... 46 b. Menilai Keseluruhan Model ............................................ 47 c. Koefisien Determinasi ..................................................... 47 d. Menguji Kelayakan Model Regresi ................................ 48 e. Matriks Klasifikasi ........................................................... 49 f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk ......................... 49 g. Pengujian Hipotesis ......................................................... 50 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 50 1. Fee Audit (X1) ....................................................................... 51 2. Audit Tenure (X2) ................................................................... 51 3. Rotasi Audit (X3) ................................................................... 52 4. Ukuran Perusahaan Klien (X4) ............................................... 52 5. Kualitas Audit (Y)......................................................................... 53 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 57 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 57 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ............................................... 59 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 59 2. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 61 a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ....................... 61
xvi
b. Hasil Uji Keoefisien Determinasi .................................... 62 c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ................................... 62 d. Hasil Matriks Klasifikasi .................................................. 63 e. Hasil Uji Regresi Logistik ................................................ 64 C. Pembahasan .................................................................................. 66 1) Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit ......................... 66 2) Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit ................... 67 3) Pengaruh Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit .................... 70 4) Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit ........................................................................ 72 BAB V
PENUTUP............................................................................................ 75 A. Kesimpulan .................................................................................. 75 B. Saran ............................................................................................ 76
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 77 Lampiran-Lampiran................................................................................................. 81
xvii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu ....................................................................
26
3.1
Operasional Variabel Penelitian ..................................................
56
4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ....................................
58
4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................
60
4.3
Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ...................................
61
4.4
Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................
62
4.5
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ............................................
63
4.6
Hasil Uji Matriks Klasifikasi .......................................................
63
4.7
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ...........................................
64
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. 2.2
Keterangan Skema Kerangka Pemikiran .........................................................
xix
Halaman 37
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Data Perusahaan Sampel ..............................................................
82
2.
Kategori KAP ...............................................................................
85
3.
Lampiran Input Data ....................................................................
86
4.
Hasil Output SPSS .......................................................................
102
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan saat ini di Indonesia terjadi persaingan yang sangat ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, khususnya persaingan bisnis pelayanan jasa akuntan publik. Semakin banyak perusahaan yang ingin melakukan go public karena perkembangan yang semakin pesat, maka audit atas laporan keuangan juga semakin meningkat. Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dan juga menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik internal dan eksternal agar memperoleh suatu kewajaran dan kehandalan suatu laporan keuangan, sangat dibutuhkan profesi untuk mengetahui keadaan perusahaan dan informasi dari seorang akuntan publik yang memiliki kualitas baik dan integritas tinggi, agar mampu menjembatani benturan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen (manajemen) sebagai pengelola perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Menurut Putra (2013), untuk dapat bertahan ditengah persaingan yang ketat, khususnya dibidang bisnis pelayanan jasa akuntan publik harus dapat menghimpun klien sebanyak mungkin dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas, oleh karena itu menuntut para auditor tetap memiliki kualitas audit yang baik.
1
Kepercayaan dari pihak-pihak yang berkepentingan sangatlah penting bagi perusahaan go public. Namun kini, segelintir masyarakat telah kehilangan kepercayaannya terhadap auditor. Kondisi ini disebabkan oleh merebaknya skandal akuntansi yang terjadi antara akuntan publik dan kliennya . Dalam hal ini, Wallman (1996) dan Francis (2004) berpendapat bahwa penilaian independensi auditor perlu lebih fokus pada tingkat kantor individu daripada seluruh tingkat perusahaan karena sebagian besar keputusan pemeriksaan dengan klien tertentu yang dibuat dalam setiap kantor individu. Bukti nyatanya terlihat pada runtuhnya Enron, yang telah diaudit oleh Kantor Houston dari Arthur Andersen, adalah contoh yang baik yang menunjukan pentingnya kantor yang mempunyai tingkat kualitas audit. Secara umum bahwa perusahaan yang besar membutuhkan jasa audit dari KAP Big Four atau keahlian industri menyediakan jasa audit berkualitas tinggi daripada perusahaan kecil yang tidak menggunakan jasa audit dari KAP Big Four. Kualitas audit adalah totalitas jasa dimana seorang auditor dituntut untuk melakukan proses yang sistematis dalam menjalankan tugasnya. Hal ini berguna untuk mengevaluasi dan menemukan pelanggaran yang ada kepada para pemakai yang berkepentingan. (Kovinna dan Betri, 2014). Seorang auditor dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan oleh Insitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Selain 2
itu, seorang auditor juga harus menerapkan dan mematuhi prinsip dasar etika profesi, yaitu prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kerahasiaan, dan prinsip perilaku profesional (SPAP, 2013). Dalam menilai kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan diperlukan sikap independen dari para auditor, karena independensi merupakan kunci utama dari profesi audit. IFAC (The International Federation of Accontant) secara global mendefinisikan independensi sebagai berikut: independence of mind dan independence in appearance. Independence of mind merupakan suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapkan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh apapun selain penilaian profesional, sehingga memungkinkan seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan objektivitas dan skeptisme profesional. Independence in appearance merupakan penghindaran fakta dan kondisi yang sedemikian signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berfikir rasional dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang diterapkan akan tetap dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme profesional, objektivitas, dan integritas akuntan publik telah dikompromikan (IFAC Handbook 2012). Untuk menjaga sikap independen sebagai auditor maka perusahaan wajib untuk melakukan rotasi audit. Rotasi audit adalah peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan oleh sebuah entitas. Hal itu menyebabkan Pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 tentang “Jasa Akuntan Publik” dimana 3
telah direvisi dalam KMK Nomor 359/KMK.06/2003. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Pasal 3 ayat 1 dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Atas keputusan tersebut maka perusahaan harus melakukan pergantian auditor dan Kantor Akuntan Publik setelah terdapatnya jangka waktu yang telah ditentukan oleh peraturan tersebut. Diharapkan dapat mempertahankan suatu independensi auditor agar kualitas yang dicapai menjadi maksimal. Kasus mengenai Toshiba terbukti melakukan apa yang disebut oleh Komite Investigasi Independen sebagai ‘Pengkhianatan Kepercayaan’. Pasalnya perusahaan berusia 140 tahun telah membohongi publik dan investor dengan cara menggelembungkan keuntungan di laporan keuangan. Dan itu dilakukan bukan jumlah kecil dan tidak dalam tempo setahun dua tahun. Toshiba melakukan overstated profit 1,2 Milliar US Dollar sejak tahun fiskal 2008 dan keadaan ini direstui oleh petinggi Toshiba sendiri. Besarnya angka, rentang waktu yang tidak sebentar, juga keterlibatan Top Management memberi gambaran kepada kita betapa kronis dan kompleksnya penyakit dalam tubuh Toshiba. Penyelewengan dilakukan secara berjamaah, sistematis dan cerdas. Sekian lapis sistem kontrol dari mulai divisi akuntansi, keuangan, internal audit, tidak berfungsi sama sekali. Bagaimana akan 4
berfungsi, bahkan oknumnya dari staff senior mereka yang sudah hafal seluk beluk perusahaan. Seiya Shimaoka, seorang internal auditor, mencurigai kecurangan dan berusaha melaporkan tapi malah dianggap angin lalu oleh atasannya sendiri seperti yang dilansir jurnalis Financial Times. Sedemikian rapi dan cerdasnya hingga tim auditor eksternal sekelas Ernst & Young (EY) tak mampu mencium aroma busuk dari laporan keuangan Toshiba. Belum ada dugaan kantor akuntan itu terlibat dalam skandal. Guna mempercantik kinerja keuangannya, Toshiba melakukan berbagai cara baik mengakui pendapatan lebih awal atau menunda pengakuan biaya pada periode tertentu namun dengan metode yang menurut investigator tidak sesuai prinsip akuntansi. Seperti kesalahan penggunaan percentage-ofcompletion
untuk pengakuan pendapatan proyek,
cash-based
ketika
pengakuan provisi yang seharusnya dengan metode akrual, memaksa supplier menunda penerbitan tagihan meski pekerjaan sudah selesai, dan lain semisalnya (Ritiana, 2015). Kasus Enron sangat menggemparkan dunia akuntansi dan audit yang terjadi di Amerika, kembali terulang di Asia tepatnya di India. Dalam kasus Satyam ini terdapat beberapa kesamaan dengan kasus enron, dimana terjadi konspirasi antara CEO Satyam dengan 2 auditor member Price Waterhouse Coopers (PWC). Ramalingu Raju mantan pemimpin Satyam, pada 7 Januari 2009 mengakui perbuatannya telah memalsukan keuntungan perusahaan. Ramalingu Raju telah membesar-besarkan laba perusahaan selama bertahun-tahun dan 5
meningkatkan neracanya hingga lebih dari US $ 1 miliar dan juga mengakui bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima dimuka (accrued interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya (understated liability) dan menggelembungkan nilai piutang (overstated debtors). Pada 14 Januari 2009, auditor eksternal Satyam selama 8 tahun terakhir PWC India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak reliable karena dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Satyam. Institusi akuntan di India ICAI, meminta PWC memberikan jawaban resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam. Ini bukan pertma kalinya PWC tersangkut masalah di India. Pada 2005, The Reserve Bank of India melarang PWC untuk mengaudit bank selama 8 tahun karena melakukan audit yang tidak memadai atas non-performing asset dari Global Trust Bank. PWC menghadapi inestigasi terkait kegagalannya mengidentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup perusahaan Greencore. Satyam merupakan perusahaan teknologi informasi outsourching terbesar keempat di India. Kliennya terdiri atas Nestle, General Electric dan General Motors. Akibat kasus ini perusahaan kemudian diambil alih oleh Tech Mahindra dengan nilai US $ 600 juta untuk kepemilikan mayoritas. Perusahaan kemudian berganti nama menjadi Mahindra Satyam pada September 2009 dan melaporkan kerugian US $27,6 juta pada tahun fiscal hingga MAret 2010 (Margareth, 2014).
6
Selain kasus tersebut, terdapat juga kasus pelanggaran profesi akuntan publik juga pernah terjadi di Kota Palembang. Menteri Keuangan Sri Mulyani pada tahun 2008 menetapkan sanksi pembekukan izin usaha atas akuntan publik dan kantor akuntan publik. Salah satu yang dijatuhi sanksi tersebut adalah Akuntan Publik Drs. Muhammad Zen selaku Pemimpin Rekan KAP Drs. Muhammad Zen & Rekan. Sanksi pembekuan izin Akuntan Publik Drs. Muhammad Zen disebabkan karena yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Pura Binaka Mandiri tahun buku 2007 yang berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen. Setelah muncul banyak yang terjadi di Indonesia semakin banyak pula pihak luar yang bertanya-tanya tentang kualitas audit. Skandal keuangan tersebut melibatkan perusahaan besar dan KAP besar. Kualitas audit menjadi harapan bagi pengguna jasa audit terutama publik atau pemegang saham yang menaruh laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Nyatanya dengan banyaknya kasus keuangan mengakibatkan kualitas audit semakin diragukan (Rosnidah, 2010). Ada beberapa bank yang melakukan kesalahan namun gagal diperiksa oleh auditor, misalnya pelanggaran aturan batas maksimum pemberian kredit atau yang dikenal juga dengan BMPK pada Bank Dagang Nasional Indonesia, Bank Umum Nasional, Bank Danamon, Bank BCA. Kasus di atas merupakan 7
kasus yang terjadi dan melibatkan kualitas audit. Pelanggaran tersebut berkaitan dengan masalah auditor yang kurang mampu memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam memenuhi kualifikasi Standar Auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan pelanggaran tersebut bertentangan dengan SPAP (Hastuti, 2010). Berdasarkan kasus diatas maka dapat dikatakan, bahwa profesi auditor dalam menjalankan penugasan audit dilapangan sering mengahadapi banyak tekanan yang mugkin akan mempengaruhi kemampuannya dalam mengatasi suatu permasalahan. Dan juga seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya seharusnya tidak hanya sekedar mengikuti prosedur audit yang tertera dalam program audit, tetapi juga harus disertai dengan sikap independen agar tidak terjadi hubungan yang tidak sehat dan ketergantungan yang tinggi antara auditor dengan klien maupun KAP dengan klien. Auditor juga harus bisa menjaga hubungan yang baik kepada para klien yang diauditnya dimana profesionalisme merupakan atribut individual yang sangat penting karena akan mampu memberikan kontribusi yang baik bagi KAP dan memberikan pelayanan yang optimal bagi kliennya karena auditor dibayar oleh klien untuk memberikan kepuasan dan untuk mempertahankan bisnisnya. Seorang akuntan publik harus bisa memperhatikan kualitas audit agar dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat dan harus bisa meningkatkan potensi diri dan tanggung jawab. Berdasarkan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik, bahwa Kantor Akuntan Publik paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut 8
dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama 3 (tiga) tahun buku berturutturut. Hal ini bertujuan agar menjaga hubungan yang profesionalisme agar nantinya tidak berujung kepada kehancuran kedua pihak, karena dapat menimbulkan kecurigaan antara kedua belah pihak akibat hubungan yang terjalin cukup lama. Disini para klien, KAP, dan auditor harus mentaati peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Apabila klien mendesak kehendaknya kepada auditor maka auditor harus mengajukan pengunduran diri karena kalau tidak maka laporan yang diaudit nantinya tidak akan berkualitas akibat desakan kepentingan klien tersebut. Dalam perkembangannya, kualitas audit tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga faktor eksternal diantaranya pengaruh dari fee audit, penelitian ini diasumsikan bahwa auditor yang berkualitas lebih tinggi akan mengenakan fee audit yang lebih tinggi pula, karena auditor yang berkualitas akan mencerminkan informasi-informasi
yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan (Ian, 2013 dalam Kurniasih dan Rohman, 2014). Selain itu faktor kedua adalah audit tenure. Menurut Kurniasih dan Rohman (2014) bahwa kualitas audit juga dapat dilihat dari lamanya audit tenure antara auditor dengan klien, tenure yang panjang dapat dianggap auditor sebagai pendapatan, namun tenure yang panjang dapat menimbulkan adanya hubungan emosional antara auditor dengan klien, sehingga dapat menurunkan independen auditor. Faktor ketiga adalah rotasi audit. Ferbriyanti dan Mertha (2014), menyatakan bahwa peraturan tentang kewajiban rotasi KAP diperlukan untuk dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas 9
sehingga informasinya dapat diandalkan untuk berbagai kepentingan. Faktor keempat dalam kualitas audit adalah ukuran perusahaan klien. Menurut (O’Brien dan Bhushan, 1990 dalam Fernando et al., 2010), perusahaan kecil cenderung memiliki informasi dan sistem pengawasan yang lemah, sehingga perusahaan kecil akan menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Di sisi lain, semakin besar perusahaan, semakin meningkat pula agency cost yang terjadi, sehingga perusahaan berukuran besar akan cenderung memilih jasa auditor besar yang profesional, independen, dan bereputasi baik untuk menghasilkan kualitas audit yang lebih baik (Watts dan Zimmeman,1986 dalam Nasser, Wahid, Nazri, dan hudaib (2006). Ukuran perusahaan dapat membawa dampak terhadap kualitas audit khususnya pemilihan KAP karena perusahaan yang besar akan memilih KAP yang berkualitas untuk meningkatkan kredibilitas perusahaannya sedangkan perusahaan kecil akan memilih KAP yang dapat mengurangi biaya keagenanya melalui fee yang lebih murah. Di dalam penelitian ini, penelitian memakai studi empiris pada sektor keuangan dikarenakan sektor ini mempunyai peran penting bagi masyarakat dan kegiatan ekonomi yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, dan perusahaan yang bergerak di sektor keuangan mempunyai tanggung jawab agar tidak terjadi penyimpangan serta menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik dan termotivasi melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit. Berdasarkan hal tersebut, 10
maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit (Studi pada Sektor Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2012-2014)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan beberapa hal mengenai permasalahan penelitian, yaitu: 1. Apakah fee audit memiliki pengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah audit tenure memiliki pengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah rotasi audit memiliki pengaruh terhadap kualitas audit? 4. Apakah ukuran perusahaan klien memiliki pengaruh terhadap kualitas audit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai: a. Pengaruh fee audit terhadap kualitas audit. b. Pengaruh audit tenure terhadap kualitas audt. c. Pengaruh rotasi KAP terhadap kualitas audit. d. Pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit.
11
2. Manfaat Penelitian a. Kontribusi Praktis 1) Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi informasi bagi perusahaan mengenai fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien yang dapat meningkatkan kualias audit. 2) Bagi profesi akuntan publik, penelitian ini dapat digunakan sebagai alat analisis audit yang dilaksanakan KAP sehingga KAP dapat lebih meningkatkan kualitas jasa yang diberikan kepada klien. 3) Bagi akademisi, hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan dan dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya di samping
memberikan
pandangan
dan
wawasan
terhadap
pengembangan ilmu audit khususnya mengenai kualitas audit. b. Kontribusi Teoritis 1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. 2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya. 3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai audit, terutama tentang fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien pada sektor 12
keuangan dapat bermanfaat bagi peneliti dimasa yang akan datang dan juga dapat menambah pengetahuan peneliti tentang kualitas audit.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan masalah agensi disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan dan informasi asimetri antara manajemen (agent) dengan shareholder (principle). Perbedaan tersebut menimbulkan konflik kepentingan: a) Antara shareholders dan manajer b) Antara shareholders dan debtholders, dan c) Antara manajer, shareholders dan debtholders. Jensen dan Meckling (1976) juga berpendapat bahwa konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Dalam hal keagenan, auditor juga memiliki kepentingan untuk mempertahankan pendapatnya, penetapan
fee audit
tinggi
untuk
menghasilkan kualitas audit yang tinggi pula, selain itu auditor juga dilanda masalah ketika berkaitan dengan kepentingan keaganan auditor (Kurniasih dan Rohman, 2014). Gravious (2007) menyatakan bahwa masalah keagenan auditor terjadi akibat adanya mekanisme kelembagaan antara auditor dan manajemen. 14
Manajemen menunjuk auditor untuk memberikan jasa audit untuk kepentingan prinsipal. Di sisi lain, manajemenlah yang membayar dan menanggung jasa audit. Masalah kelembagaan dapat menimbulkan ketergantungan
auditor
pada
kliennya.
Ketergantungan
ini
menyebabkan auditor mulai kehilangan independensinya dan berusaha mengakomodasi keinginan manajemen dengan harapan perikatannya dengan klien tidak terputus. Hal demikian
bertentangan dengan
prinsip auditor selaku pihak ketiga yang dituntut untuk independen dalam menjalankan audit dan dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan klien, oleh karena itu untuk menjaga independensi auditor diberlakukan rotasi wajib audit. Wibowo dan Rossieta (2009) menyatakan pihak ketiga yang independen merupakan pihak yang dapat menjadi mediator antara pemilik
dengan
agen dalam menyelesaikan permasalahan benturan
kepentingan yang terjadi diantara keduanya. Auditor
dapat
dilanda
masalah ketika dihadapkan dengan kepentingan-kepentingan. Menurut Teori agensi, auditor independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principle) yang berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agent (manajer) (Nasser, et al., 2006). Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah agensi bersumber pada auditor dengan manajemen, karena manajemen 15
yang menunjuk auditor untuk melakukan audit terhadap kepentingan principle. Tapi manajer juga lah yang membayar fee dan menanggung jasa audit tersebut. Hal ini dapat menyebabkan ketergantungan antara pihak klien dengan auditor untuk membuat suatu perikatan yang lama dan membuat hubungan auditor dengan klien semakin dekat, dan karena itulah diperlukan sikap independensi bagi auditor dan melakukan rotasi wajib auditor agar auditor bisa mempertahankan sikapnya. 2. Kualitas Audit Audit merupakan perusahaan
hal
yang
sangat
penting
di
dalam
suatu
karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan
perusahaan. Audit merupakan proses untuk memberikan informasi yang akurat
mengenai
aktivitas
ekonomi
suatu
perusahaan. Audit
dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, profesional, dan tidak memihak atau dapat dipengaruhi oleh pihak lain, yang disebut auditor. Auditor mempunyai
peranan
yang sangat
penting dalam
dasar
pengambilan keputusan hasil audit (Kurnia, Khomsiyah dan Sofie, 2014) Menurut Halim (2008) laporan keuangan yang berguna bagi pembuatan keputusan adalah laporan keuangan yang berkualitas. Oleh sebab itu, kualitas audit merupakan hal yang sangat penting untuk dihasilkan oleh auditor dalam melakukan pengauditan. Christiawan (2002) mengungkapkan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu independensi dan kompetensi. Berdasarkan definisi diatas, maka kesimpulannya adalah seorang auditor dalam menemukan 16
pelanggaran atau salah saji harus memiliki kompetensi serta sikap kecermatan
dan
kehati-hatian
profesional. Seorang
auditor
harus
mempunyai kemampuan pemahaman dan keahlian teknis. Sementara itu, melaporkan pelanggaran klien merupakan sikap independensi yang harus dimiliki oleh auditor. Manajemen atau klien akan puas jika audit yang dilakukan oleh akuntan publik memiliki kualitas yang baik. Terdapat 7 kualitas audit yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan klien, yaitu (1) atribut pengalaman melakukan audit, (2) atribut memahami industri klien, (3) atribut responsif terhadap kebutuhan klien, (4) atribut pemeriksaaan sesuai dengan standar umum audit, (5) atribut komitmen kuat terhadap kualitas audit, (6) atribut keterlibatan pimpinan audit terhadap pemeriksaan dan (7) atribut melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (Christiawan, 2002). Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam
laporan
keuangan
auditan, dimana
dalam
melaksanakan
tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan (Arisinta, 2013). SPAP (2013), Standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit
dan
penyusunan 17
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan seksama (due professional care). Valen dan Rifa (2012)
mendefinisikan kualitas audit adalah hal
terpenting dalam kehandalan dan kebenaran laporan keuangan. Semakin tinggi kualitas audit maka akan semakin tinggi tingkat kepercayaan terhadap laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Hamid (2013), bahwa kualitas audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan orang yang independen. Auditor yang kompeten adalah auditor
yang
memiliki
melaksanakan prosedur
kemampuan audit
teknologi,
yang benar
memahami
dan
serta memahami
dan
menggunakan metode penyampelan yang benar. Sebaliknya auditor yang independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara independen melaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas auditor akan melaporkan adanya pelanggran atau independensi auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka. Menurut Himawan dan Emarila (2010) kualitas audit adalah proses pemeriksaan sistematis sistem mutu yang dilakukan oleh auditor mutu internal atau eksternal atau tim audit. Dari pengertian kualitas audit diatas dapat disimpulkan bahwa seorang auditor dituntut untuk memberikan pendapatnya tentang kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dalam bentuk laporan audit yang berkualitas dengan mempertahankan berbagai atribut kualitas audit. 18
Kualitas merupakan merupakan profesionalisme kerja yang harus benar-benar dipertahankan oleh akuntan publik profesional. Independen sangat penting dimiliki oleh auditor dalam menjaga kualitas audit dimana akuntan
publik
lebih
mengutamakan
kepentingan
publik
diatas
kepentingan manajemen atau kepentingan auditor sendiri dalam membuat laporan auditan. Hasil audit yang berkualitas dapat mempengaruhi citra dari Kantor Akuntan Publik sendiri, dimana kualitas audit yang mengandung kejelasan informasi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor atas laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan standar auditing (Hartadi, 2012). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dalam mengaudit dan melaporkan laporan keuangan dengan sebaik mungkin dan bertanggung jawab pada kepercayaan masyarakat. Dan kualitas audit juga dapat dilihat dari orang yang melaksanakan audit apakah auditor tersebut kompeten dan independen. 3. Fee Audit Menurut Sukrisno Agoes (2012) menyatakan bahwa fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit yaitu sebagai berikut
anggota
KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat berkibat pada independensinya. Hay dan Davis (2002), menemukan bahwa fee audit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit selain faktor reputasi 19
akuntan publik, ukuran dari kantor akuntan publik, professionalisme akuntan publik, keanggotaan pada organisasi profesi dan pendidikan akuntan publik. Meurut Rosnidah (2010), menyatakan bahwa jasa audit merupakan salah satu faktor untuk memilih tingkatan kualitas audit. Di Indonesia hubungan antara kualitas audit dan biaya jasa audit dilihat dari hasil biaya jasa audit menentukan kualitas audit yang dilakukan oleh KAP. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa fee audit merupakan biaya atau imbalan yang diberikan klien kepada akuntan publik sebagai imbalan jasa yang diberikan akuntan publik berupa jasa audit. fee audit yang lebih tinggi maka kualitas audit yang diterima juga akan lebih baik. 4. Audit Tenure Masa perikatan audit (Audit Tenure) adalah masa jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama. Masa perikatan dapat berdampak pada perusahaan klien seperti hubungan emosional
auditor-klien, independensi,
fee,
kompetensi,
dan
lain
sebagainya. Sejak terkuaknya skandal-skandal profesi yang dilakukan akuntan publik, masa perikatan telah menjadi sorotan tajam. Hal ini dikarenakan masa perikatan yang lama
akan menjadi ancaman bagi
independensi auditor. (Nuratama, 2011). Menurut Hartadi (2012), auditor tenure adalah lamanya waktu auditor tersebut secara berturut-turut telah melakukan pekerjaan audit terhadap 20
suatu perusahaan. Dalam terminologi Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 auditor tenure identik dengan masa pemberian jasa bagi akuntan publik. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa anggaran waktu. Permasalahan waktu penyelesaian audit terkait dengan perilaku disfungsional auditor memiliki implikasi yang serius terhadap kualitas audit.
Dalam
setiap
melakukan kegiatan
audit,
auditor
akan
menemukan adanya suatu kendala dalam menentukan waktu untuk mengeluarkan hasil audit yang akurat dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Tekanan berpengaruh
waktu yang dialami oleh auditor
terhadap menurunnya
kualitas
audit
ini
karena
dapat auditor
dituntut untuk menghasilkan hasil audit yang baik dengan waktu yang telah dijanjikan dengan klien. (Utami dan Sirajuddin, 2013). Menurut penelitian Hamid (2013) berpendapat bahwa dengan tenure yang singkat dimana saat auditor mendapatkan klien baru, membutuhkan tambahan waktu bagi auditor dalam memahami klien dan lingkungan bisnisnya. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa audit tenure adalah jangka waktu atau lamanya seorang auditor secara berturut turut dalam melaksanakan tugasnya mengaudit laporan keuangan kliennya.
21
5. Rotasi Auditor Rotasi audit merupakan pergantian kantor akuntan publik dimana akuntan publik di Indonesia hanya dapat mengaudit laporan keuangan perusahaan maksimal tiga tahun berturut-turut (Siregar, 2011). Dengan adanya kasus Enron yang melibatkan KAP internasional Artur Andersen (AA) maka di Indonesia dilakukan peraturan tindakan pergantian auditor secara wajib. Penerapan ketentuan tentang adanya rotasi mandatory ini dengan tujuan supaya dapat meningkatkan independensi auditor baik secara tampilan maupun secara fakta. Rotasi mandatory ini diharapkan dapat berpengaruh signifikan pada praktik pengauditan yang dilakukan oleh seorang auditor dengan menjaga sikap independensi (Giri, 2010). Untuk menjaga sikap independen sebagai auditor maka perusahaan wajib untuk melakukan rotasi audit. Rotasi audit adalah peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan oleh sebuah entitas. Hal itu menyebabkan Pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 tentang “Jasa Akuntan Publik” dimana telah direvisi dalam KMK Nomor 359/KMK.06/2003. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya
Peraturan
Menteri
Keuangan
Indonesia
Nomor
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Pasal 3 ayat 1 dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik 22
paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Atas keputusan tersebut maka perusahaan harus melakukan pergantian auditor dan Kantor Akuntan Publik setelah terdapatnya jangka waktu yang telah ditentukan
oleh
peraturan
tersebut.
Diharapkan
juga
dapat
mempertahankan suatu independensi auditor agar kualitas yang dicapai menjadi maksimal. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa rotasi audit adalah peraturan untuk menjaga sikap independen dari auditor agar kualitas audit yang di dapat maksimal dan tidak terjadi kecurangan antara pihak satu dengan pihak lainnya. 6. Ukuran Perusahaan Klien Ukuran perusahaan klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal dalam masyarakat (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan yang lebih kecil kurang diperhatikan oleh pemegang sahamnya, menandakan kurangnya informasi dan pengawasan yang lemah. Keadaan seperti ini sangat kondusif untuk lebih memperlihatkan pengaruh 23
peran informasi dan pengawasan audit. Oleh karena itu, dampak dari kualitas audit yang lebih tinggi akan lebih besar bagi perusahaanperusahaan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar peningkatan kualitas audit tidak begitu berpengaruh karena mereka memiliki kualitas pengendalian yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil (Fernando et al., 2010). Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ukuran perusahaan klien merupakan tolak ukur yang dapat menggambarkan apakah perusahaan tersebut besar atau kecil dilihat dari beberapa cara, antara lain seperti total aktiva, nilai pasar saham, log size, dan lain-lain. Terdapat 3 kelompok ukuran perusahaan yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan yang besar mempunyai aktiva yang besar pula sehingga kepastian untuk prospek bisnisnya lebih terpercaya dan cenderung memilih KAP yang besar untuk mendapatkan kualitas audit yang lebih baik dibanding ukuran perusahaan yang kecil yang dapat mengurangi tingkat ketidakpastian yang rendah untuk prospek perusahaan dalam waktu jangka panjang dan cenderung memilih ke KAP yang kecil kerena untuk menekan cost tetapi kualitas audit yang di dapat juga baik tapi tidak sebanding dengan KAP besar.
24
B. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
25
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1
Penelitian (Tahun) Blandon and Bosch (2013)
Judul Penelitian Audit Partner Tenure and Audit Quality
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Kualitas Variabel Auditor Audit, Audit Independen dan Tenure. Opini WTP.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukan audit tenure dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak indepedensi auditor sehingga dapat menurunkan kualitas audit. Dalam penelitian ini mendukung adanya rotasi audit yang bisa menjaga independensi auditor dan dapat meningkatkan kualitas auditor.
Bersambung pada halaman selanjutnya
26
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 2
Penelitian (Tahun) Margi Kurniasih dan Abdul Rohman (2014)
Judul Penelitian Pengaruh Fee audit, Audit Tenure, Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit.
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Fee Variabel Ukuran audit, Audit Perusahaan Klien. Tenure, Rotasi Periode yang audit dan Kualitas digunakan 2008Audit. 2012.
Hasil Penelitian Variabel fee audit dan rotasi audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sedangkan audit tenure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
27
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 3
Penelitian (Tahun) Ni Made Dewi Febriyanti dan I Made Mertha (2014)
Judul Penelitian Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP pada Kualitas Audit.
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Masa Variabel Ukuran Perikatan Audit, KAP dan Periode Rotasi KAP, yang digunakan Ukuran 2009-2012. Perusahaan Klien dan Kualitas Audit.
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa masa perikatan audit, rotasi kap, ukuran kap tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan, ukuran perusahaan klien berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
28
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 4
Penelitian (Tahun) Winda Kurnia, Khomsiyah, Sofie (2014)
Judul Penelitian Pengaruh Kompetensi, Independensi, Tekanan Waktu, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit.
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Kualitas Variabel Audit. Kompetensi, Independensi, Tekanan Waktu, dan Etika Auditor.
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa Kompetensi, Independensi, Tekanan Waktu, dan Etika Auditor signifikan terhadap Kualitas Audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. 5
Penelitian (Tahun) Octaviana Arisinta (2013)
Judul Penelitian Pengaruh Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure, dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya.
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Audit Fee dan Kualitas Audit.
Variabel Kompetensi, Independensi dan Time Budget Pressure.
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa Kompetensi, Independensi , Time Budget Pressure, dan Audit Fee berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengaruh yang ditimbulkan bersifat positif. Oleh karena itu baik Auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) diharapkan dapat meningkatkan Kualitas Auditnya.
Bersambung pada halaman selanjutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 6
Penelitian (Tahun) Abdul Hamid (2013)
Judul Penelitian Pengaruh Tenure KAP dan Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Tenure dan Kualitas Audit.
Variabel Ukuran KAP.
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa KAP dengan masa perikatan 3 tahun tidak lebih berkualitas dari pada KAP dengan masa perikatan kurang dari 3 Tahun dan KAP Big Four lebih berkualitas dari pada KAP non Big Four.
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 7
Penelitian (Tahun) Malem Ukur Tarigan dan Primsa Bangun Susanti (2013)
Judul Penelitian Pengaruh Kompetensi, Etika, dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Fee Audit Variabel dan Kualitas Kompetensi, Audit. Etika.
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa KAP dengan masa perikatan 3 tahun tidak lebih berkualitas dari pada KAP dengan masa perikatan kurang dari 3 Tahun dan KAP Big Four lebih berkualitas dari pada KAP non Big Four.
Bersambung pada halaman selanjutnya
‘
32
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
Penelitian (Tahun)
Judul Penelitian
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan
8
Ida Mayasari (2013)
Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit
Variabel Masa Perikatan Audit dan Kualitas Audit.
Variabel Profesionalisme Auditor.
9
Sofyana dan Gatot Imam Nugroho (2012)
Analisis Pengaruh Praktik Rotasi Audit dan Masa Pemberian Jasa Audit Terhadap Kualitas Audit
Variabel Rotasi Audit, Masa Pemberian Jasa Audit dan Kualitas Audit.
Periode yang digunakan 2010 - 2012.
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa profesionalisme dan masa perikatan audit memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Hasil menunjukkan bahwa rotasi auditor, rotasi KAP, masa pemberian jasa audit oleh auditor dan masa pemberian jasa audit
Bersambung pada halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
Penelitian (Tahun)
Judul Penelitian
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil Penelitian oleh auditor dan masa pemberian jasa audit oleh KAP secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan rotasi auditor rotasi KAP, masa pemberian jasa audit oleh auditor dan masa pemberian jasa audit oleh KAP secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 10
Penelitian (Tahun) Bambang Hartadi (2012)
Judul Penelitian Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Fee Audit, Rotasi Audit dan Kualitas Audit.
Variabel Reputasi Auditor.
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit sedangkan rotasi auditor dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
Penelitian (Tahun)
11
Daud M.T. Sinaga dan Prof. Dr. H. Imam Ghozali (2011)
Judul Penelitian Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Variabel Audit Tenure, Ukuran Perusahaan Klien dan Kualitas Audit.
Variabel Ukuran KAP.
Hasil Penelitian Hasil menunjukkan bahwa ukuran KAP dan ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit,sedangkan audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
36
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.2. Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit Adanya Persaingan Pelayanan Jasa Akuntan Publik dalam Menarik Klien dan Juga Banyaknya Kasus Pelanggaran yang Terjadi Kurang Efektifnya Sikap Independensi dalam Menjalankan Tugasnya dan Tidak Menaati Peraturan Basis Teori: Agency Theory
Variabel Independen
1. 2. 3. 4.
Fee Audit (X1) Audit Tenure (X2) Rotasi Audit (X3) Ukuran Perusahaan Klien (X4)
Kualitas Audit (Y)
Model Analisis: Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran 37
D. Hipotesis 1. Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman
(2014)
mengungkapkan bahwa biaya yang lebih tinggi akan meningkatkan kualitas audit, karena biaya audit yang diperoleh dalam satu tahun dan estimasi biaya operasional yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses audit dapat meningkatkan kualitas audit. Berdasarkan penelitian Arisinta (2013), audit fee berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan karena audit fee yang lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan audit fee yang lebih rendah. Terdapat intensif bagi auditor untuk melakukan apapun untuk menjaga kliennya agar tidak ganti auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Tarigan dan Suganti (2013), mengungkapkan bahwa auditor mendapatkan fee dari perusahaan klien yang diaudit. Disatu sisi auditor harus bertindak independen memberikan opininya tapi di sisi lain auditor juga memperoleh imbalan atas jasa yang diberikan dari klien tempat dia mengaudit. Dan penelitian ini berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan semakin tinggi fee audit yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas auditor. Dalam melakukan audit, perusahaan harus memberikan fee audit yang besar karena fee audit sangat berpengaruh terhadap kualitas audit nantinya dibandingkan fee audit yang rendah.
38
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014), Arisinta (2013) dan Tarigan dan Susanti (2013) maka diduga bahwa fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1: Fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit. 2. Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), mengungkapkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP non Big Four memiliki ratarata tenure auditor lebih besar daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP non Big four memiliki kecenderungan masa perikatan yang lebih panjang, sehingga dapat menyebabkan timbulnya hubungan yang terlalu dekat antara auditor dengan klien. Hubungan yang terjalin antara auditor dengan klien yang terlalu dekat dapat menurunkan sikap independensi auditor dan mengurangi profesionalisme kerja dari auditor tersebut, sehingga hasil audit rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Hamid (2013), mengungkapkan bahwa dengan tenure yang singkat yakni saat auditor mendapatkan klien baru, terkadang membutuhkan tambahan waktu bagi auditor terkait dalam memahami klien dan lingkungan bisnisnya. Selain itu tenure yang relatif singkat mengakibatkan perolehan informasi berupa data dan bukti-bukti menjadi terbatas sehingga jika terdapat data ada yang salah atau data yang sengaja yang dihilangkan oleh manajer sulit ditemukan. Adanya masa 39
tugas atau jabatan yang singkat tersebut akan lebih meningkatkan kompetensi dari masing-masing akuntan publik untuk menghasilkan kualitas audit yang baik. Dan dalam penelitian ini audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Mayasari
(2013),
menyatakan
bahwa
masa
perikatan
audit
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit ini berarti apabila masa perikatan audit lama maka kualitas audit yang dihasilkan juga akan kurang baik karena hal tersebut dapat mengembangkan hubungan yang lebih nyaman antara auditor dan kliennya menyebabkan auditor tidak melaksankan audit sesuai dengan prosedur yang berlaku. Masa perikatan audit (tenure) yang lama akan menyebabkan hubungan antara auditor dengan klien semakin dekat, hal ini dapat menyebabkan sikap independensi seorang auditor akan menurun dan kualitas audit pun akan menurun atau kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014), Hamid (2013) dan Mayasari (2013) maka diduga bahwa audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha2: Audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. 3. Pengaruh Rotasi Auditor terhadap Kualitas Audit Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014), bahwa rotasi audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan kerena pengaruh rotasi audit memiliki pengaruh yang lebih 40
besar terhadap kualitas hasil auditan independen. Hubungan signifikasi antara rotasi auditor KAP dengan kualitas audit yang terkait dengan laporan auditan, hal ini menyimpulkan bahwa kebijakan mendukung rotasi memiliki efek positif pada kualitas laporan auditan karena memungkinkan untuk pendekatan yang dapat menyegarkan dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap fungsi audit. Menurut Febriyanti dan Mertha (2014), bahwa rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan penelitian menurut Sofyana dan Nugroho (2012) bahwa rotasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan oleh indepedensi auditor, rotasi auditor yang diterapkan suatu KAP tidak diikuti dengan rotasi seluruh anggota tim audit yang bekerja dilapangan atau di klien secara langsung, kurangnya kepedulian pelaku pasar terhadap pergantian auditor, dan tim auditnya masih baru, sehingga pengalaman auditnya masih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Hartadi (2013), bahwa rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan pasar sebenarnya tidak terlalu peduli apakah auditor yang menyatakan opini pada laporan keuangan tahunan tersebut pernah di rotasi audit atau tidak. Rotasi audit harus dilakukan agar kualitas audit dapat lebih baik dan kepercayaan publik terhadap KAP atau auditor semakin terjaga. Apabila tidak melakukan rotasi auditor makan kepercayaan publik akan menurun dan kualitas audit tidak dapat diandalkan. 41
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014), Febriyanti dan Mertha (2014), Sofyana dan Nugroho (2012) dan Hartadi (2013) diduga bahwa rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha3: Rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit. 4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini dikarenakan semakin besar suatu perusahaan, maka perusahaan akan menerapkan kualitas audit yang bagus (Hartadi, 2013). Febriyanti dan Mertha (2014), menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal iini disebabkan semakin besar perusahaan, semakin meningkat pula agency cost yang terjadi. Sehingga perusahaan berukuran besar akan cenderung memilih jasa auditor besar yang profesional, independen, dan bereputasi baik untuk menghasilkan kualitas audit yang lebih baik. Ukuran perusahaan sangat berpengaruh terhadap kualitas audit, karena ukuran perusahaan yang besar menginginkan kualitas audit yang lebih baik oleh karena itu perusahaan ini menyewa KAP yang independen dan profesional. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartadi (2013) dan Febriyanti dan Mertha (2014) maka diduga bahwa ukuran perusahaan
42
klien berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha4: Ukuran perusahan klien berpengaruh terhadap kualitas audit.
43
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien terhadap variabel dependen, yaitu kualitas audit. Populasi penelitian ini adalah sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) . B. Metode Penentuan Sampel Sampel penelitian ini adalah sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana peneliti menentukan sampel sebagai objek penelitian dengan kriteria sebagai berikut: 1. Sektor keuangan yang menerbitkan laporan keuangan, annual report beserta laporan audit oleh auditor independen selama tahun 2012-2014. 2. Sektor keuangan yang tidak pernah mengalami delisting dalam kurun waktu penelitian, yaitu tahun 2012-2014. 3. Sektor keuangan memiliki data yang lengkap untuk mendukung penelitian. Perusahaan dalam industri sektor keuangan yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa kelompok berdasarkan klasifikasi industri dari BEI. Beberapa kelompok sektor keuangan yang termasuk dalam
44
penelitian ini antara lain: Bank, Financial Institution, Securities Company, Insurance, Invesment Fund/ Mutual Fund, Others.
C. Metode Pengumpulan Data Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode dokumentasi. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan annual report, laporan keuangan beserta laporan audit oleh auditor independen dan data lain yang diperlukan berdasarkan penjelasan sebelumnya. Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari www.idx.co.id yang berupa laporan tahunan (Annual Report), laporan keuangan dan laporan audit oleh auditor independen.
D. Metode Analisis Data Metode analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model logit atau regresi logistik (logistic regression) dengan bantuan program IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 20. Asumsi normal 45
distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. 1. Definisi Regresi Logistik Menurut Winarno (2011) model logit (logistic regression) adalah model regresi yang digunakan untuk menganalisis variabel dependen dengan kemungkinan diantara 0 dan 1. 2. Tahapan Regresi Logistik Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011): a. Statistik Deskriptif Statistika deskriptif adalah analisis paling sederhana dalam statistik (Winarno, 2011). Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2011). Mean adalah rata-rata data, diperoleh dengan menjumlahkan seluruh data dan membaginya dengan cacah data (Winarno, 2011). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum dan minimum adalah nilai paling besar dan paling kecil dari data yang digunakan untuk melihat nilai minimum 46
dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2011). b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi 2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk 47
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. d. Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok 48
dengan data observasinya. e. Matriks Klasifikasi Matrik klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam membuat keputusan kualitas audit dari KAP big 4 dan non-big 4. f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression) yaitu dengan melihat pengaruh fee audit, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit pada sektor keuangan. Adapun pengujian hipotesis dengan menggunakan
model regresi Logistik ( logistic
regression ) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan: K_AUD
: Kualitas Audit, 1 untuk Big 4, 0 untuk Non-big 4
Β0
: Konstanta
Β1 – β4
: Koefisien variabel independen
LN fee
: Logaritma natural dari fee audit
Tenure
: Jumlah tahun perikatan antara perusahaan sampel dengan auditor .
Rotasi
: Variabel dummy yaitu nilai 1 jika terjadi rotasi auditor, 49
nilai 0 jika tidak terjadi rotasi auditor SIZE
: Ukuran perusahaan (logaritma total aset)
: Koefisien error
g. Pengujian Hipotesis Estimasi
parameter
menggunakan
Maximum
Likelihood
Estimation (MLE). Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0 Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠... ≠ bi ≠ 0 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah: 1) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung. 2) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung.
E. Operasionalisasi Variabel Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
50
1. Fee Audit (X1) Fee audit merupakan fee yang diterima oleh auditor dari pembayaran fee oleh manajemen (Hartadi, 2012). Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Rizqiasih (2010) yaitu data tentang fee audit diproksikan oleh akun profesional fees yang terdapat dalam laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang selanjutnya variabel ini diukur dengan menggunakan logaritma natural dari data atas akun professional fees. Dasar pengambilan keputusan ini adalah belum tersedianya data tentang fee audit dikarenakan pengungkapan data tentang fee audit di Indonesia masih berupa voluntary disclosure, sehingga belum banyak perusahaan yang mencantumkan data tersebut di dalam annual report. Variabel independen dalam penelitian ini adalah fee audit. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan logaritma natural dari total fee audit dengan rumus sebagai berikut: Ln = fee audit
2. Audit Tenure (X2) Audit tenure merupakan masa perikatan auditor yang memberikan jasa audit dengan jangka waktu yang telah disepakati terhadap kliennya. Audit tenure dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Werastuti (2013) yaitu dengan menggunakan skala interval sesuai dengan lamanya hubungan auditor dari KAP dengan perusahaan. Audit Tenure diukur dengan cara menghitung jumlah tahun perikatan dimana auditor 51
dari KAP yang sama melakukan perikatan audit terhadap auditee, tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. Informasi ini dilihat di laporan auditor independen selama beberapa tahun untuk memastikan lamanya auditor KAP yang mengaudit perusahaan tersebut. Variabel independen dalam penelitian ini adalah audit tenure. 3. Rotasi Audit (X3) Rotasi audit merupakan pergantian kantor akuntan publik dimana akuntan publik di Indonesia hanya dapat mengaudit laporan keuangan perusahaan maksimal tiga tahun berturut-turut. Oleh karena itu variabel rotasi audit mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2011) yaitu rotasi audit diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1 jika terjadi rotasi auditor, sedangkan nilai 0 jika tidak terjadi rotasi auditor. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rotasi audit. 4. Ukuran Perusahaan Klien (X4) Ukuran perusahaan klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Variabel ukuran perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung dengan melakukan logaritma atas total aset perusahaan (Chadegani et al., 2011). Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (size).
52
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan menggunakan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut:
SIZE = Log (total aset) 5. Kualitas Audit (Y) Kualitas audit merupakan hasil kerja auditor yang berkualitas. Dimana seorang auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Mgbame (2012) mengemukakan bahwa kualitas audit merupakan sesuatu yang abstrak sehingga sulit untuk diukur dan hanya dapat dirasakan oleh para pengguna jasa audit, sehingga saat ini tidak ada definisi yang jelas mengenai pengukuran kualitas audit tersebut. Dalam penelitian ini digunakan proksi ukuran KAP sebagai pengukuran kualitas audit yaitu dengan menguji secara terpisah terhadap perusahaan sampel yang merupakan klien KAP Big 4 dan klien KAP Non Big 4. KAP Big Four sering dikaitkan dengan skala auditor yang dianggap cenderung memberikan kualitas audit yang baik. Menurut Firth & Liau tan (1998) dalam Rossieta dan Wibowo (2009), yaitu: (1) besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP, (2) banyaknya ragam jasa yang ditawarkan, (3) luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi international dan (4) banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP.
53
Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), KAP dengan ukuran Big Four dianggap perusahaan memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non Big Four, karena KAP Big Four sangat menjaga tingkat reputasi perusahaan yaitu KAP besar mempunyai intensif lebih besar untuk mengaudit lebih akurat dengan alasan mereka memilih lebih banyak hubungan spesifik dengan klien yang akan hilang jika mereka memberikan laporan yang tidak akurat. Selain itu, adanya kekayaan atau aset yang lebih besar yang dimiliki KAP besar juga diindikasi yang merupakan inti kekuatan KAP besar untuk menghasilkan laporan audit yang lebih akurat dibandingkan dengan auditor dengan kekayaan yang lebih sedikit. Adanya sumber daya manusia yang lebih berkualitas juga dapat memperkuat KAP besar untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Yang lebih penting yaitu ketika KAP besar lebih mempertimbangkan kredibilitasnya saat menerima klien yang memiliki risiko tinggi, sedangkan KAP kecil lebih menerima klien yang memiliki risiko tinggi, sedangkan KAP kecil lebih berani menerima klien yang memiliki risiko yang lebih tinggi dikarenakan adanya motif hubungan jangka panjang. Dengan demikian, diperkirakan bahwa dibandingkan dengan KAP kecil, KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Oleh karena itu variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Pengukuran dalam variabel ini menggunakan skala auditor 54
dengan cara melihat ukuran besar atau kecil KAP, maka variabel ukuran KAP merupakan variabel dummy yang diukur dengan nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four dan nilai 0 untuk KAP non Big Four.
55
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Jenis No.
Variabel
Skala Indikator
Variabel 1
Fee Audit Independen Logaritma natural dari total fee audit (X1) Sumber: Kurniasih dan Rohman (2013) 2 Audit Tenure Independen Jumlah tahun perikatan antara (X2) perusahaan sampel dengan auditor . Sumber: Kurniasih dan Rohman (2013) 3 Rotasi Audit Independen variabel dummy yaitu nilai 1 jika terjadi rotasi auditor, sedangkan nilai (X3) 0 jika tidak terjadi rotasi auditor. Sumber: Variabel independen dalam penelitian Kurniasih ini adalah rotasi audit. dan Rohman (2013) 4 Ukuran Independen Logaritma natural atas total aset Perusahaan perusahaan. Klien Sumber: Febriyanti dan Mertha (2014) 5 Kualitas Dependen Variabel dummy dimana sampel akan Audit bernilai 1 jika sektor keuangan (Y) memilih kantor akuntan publik Big 4, Sumber: sedangkan sampel akan bernilai 0 jika Kurniasih sektor keuangan memilih kantor dan Rohman akuntan publik selain Big 4. (2013) Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Pengukuran Rasio
Interval
Nominal
Rasio
Nominal
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. Perusahaan sektor keuangan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2012 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh fee audit, audit tenure, rotasi audit, dan ukuran perusahaan klien terhadap kualitas audit pada sektor keuangan. Perusahaan sektor keuangan merupakan satu dari empat sektor perusahaan jasa selain sektor properti dan real estate, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, serta sektor perdagangan, jasa dan investasi. Perusahaan sektor keuangan adalah suatu perusahaan yang memberikan pelayanan jasa keuangan kepada konsumen, pelaku bisnis dan lembagalembaga
keuangan
lainnya
yang dapat
meningkatkan
pertumbuhan
perekonomian. Sektor keuangan memiliki berbagai jenis subsektor yang terdiri dari subsektor bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, asuransi dan lainnya. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama 3 tahun, yaitu
dari
tahun
2012-2014.
Penelitian 57
secara
purposive
sampling
mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Dalam penelitian ini, penelitian juga menggunakan tahun 2011 karena ada variabel yang membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1), namun data tahun ini tidak dimasukkan dalam analisis statistik karena beberapa data yang dibutuhkan dari tahun 2011 tidak digunakan. Data tahun 2011 hanya digunakan untuk melengkapi data tahun 2012. Data yang digunakan yaitu diambil dari laporan keuangan dan annual report pada tahun 2012, 2013, 2014 yang diakses melalui website www.idx.co.id. Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tampak pada Tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria No 1
Kriteria Jumlah seluruh perusahaan sektor keuangan yang listing di BEI tahun 2012-2014 2 Perusahaan sektor keuangan yang tidak menerbitkan laporan keuangan, annual report beserta laporan audit oleh auditor independen selama tahun 2012-2014 3 Perusahaan sektor keuangan yang tidak memiliki data yang lengkap untuk mendukung penelitian 4 Jumlah perusahaan sampel 5 Tahun pengamatan (2012-2014) 6 Jumlah perusahaan sampel selama tahun pengamatan Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2015
Jumlah 71 -
(24) 47 3 141
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa jumlah seluruh perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014 berjumlah 71 perusahaan. Dari 71 perusahaan sektor keuangan 58
tersebut terdapat 24 perusahaan sektor keuangan yang tidak memiliki data yang lengkap untuk mendukung penelitian. Sehingga perusahaan sektor perbankan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 47 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 141 perusahaan. Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran 1. B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi logistik (logistic regresion). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (fee audit, audit tenure, rotasi audit, dan ukuran perusahaan klien) terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit. 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen (Y) yaitu kualitas audit serta variable independen (X) yaitu fee audit, audit tenure, rotasi audit, dan ukuran perusahaan klien. Hasil pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.2
59
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel
N
Minimum
Maximum
Fee Audit 141 17,96 28,50 Audit Tenure 141 1 2 Ukuran 141 24,53 34,38 Perusahaan Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
22,197 1,86
Std. Deviation 2,075 0,350
29,582
2,317
Mean
Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai N menunjukkan banyaknya data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 141 data, yang merupakan jumlah sampel selama periode 2012 sampai dengan 2014. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel fee audit (FEE) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 22,197 dengan standar deviasi sebesar 2,075. Nilai minimum fee audit sebesar 17,96 dan maksimum sebesar 28,50. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel audit tenure (TENURE) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 1,86 dengan standar deviasi sebesar 0,350. Nilai minimum audit tenure sebesar 1 dan maksimum sebesar 2. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan (SIZE) variabel menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 29,582 dengan standar deviasi sebesar 2,317. Nilai minimum ukuran perusahaan sebesar 24,53 dan maksimum sebesar 34,38. Variabel
ukuran
perusahaan
klien
yang
menggunakan
skala
pengukuran rasio, memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut 60
cukup baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil. Sedangkan untuk variabel rotasi dan
kualitas audit
yang
menggunakan skala pengukuran nominal, tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel (Ghozali, 2011:4). 2. Hasil Uji Hipotesis Variabel dependen yaitu kualitas audit (K_AUD) bersifat dummy (KAP big 4 dan non-big 4), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011). a.
Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Berikut ini disajikan data hasil pengujian kesesuaian keseluruhan model (overall model fit) berdasarkan pada fungsi likelihood. Tabel 4.3 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model Keterangan Block Number: 0 Block Number: 1 Sumber: output SPSS
-2 Log Likelihood 192,328 173,174
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh informasi bahwa pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (61
2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood (2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 192,328. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 173,174. Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ( Nagelkerke R Square) Besarnya nilai uji koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Berikut ini disajikan data hasil pengujian koefesien determinasi (Nagelkerke R Square). Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R likelihood Square Square a 1 173,174 0,127 0,171 Sumber: Output SPSS Step
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,171 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 17,1%, sedangkan sisanya sebesar 82,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. c.
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer dan Lemeshow Test. Berikut ini disajikan data hasil pengujian kelayakan model regresi. 62
Tabel 4.5 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Step
Chi-Square df 1 10,629 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Sig. 8
0,224
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Chi-Square sebesar 10,629 dengan signifikansi (p) sebesar 0,224. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya (model dapat dikatakan fit). d. Hasil Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan kualitas audit perusahaan dari KAP big 4 dan non-big 4. Hasil uji matriks klasifikasi ditunjukkan dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Observed Non Big K_AUD 4 Step 0 Big 4 Overall Percentage Sumber: Output SPSS
Predicted K_AUD Non Big 4 Big 4 81 0 60
0
Percentage Correct 100 0 57,4
Tabel 4.6 di atas menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melihat kualitas audit dengan KAP non-big 4 adalah 100%. Hal ini menunjukkan 63
bahwa model regresi yang digunakan ada sebanyak 81 perusahaan (100%) yang diprediksi akan melihat kualitas audit dengan KAP nonbig 4. Kekuatan prediksi model perusahaan yang melihat kualitas audit dengan KAP big 4 adalah 0% yang berarti bahwa model regresi yang digunakan tidak ada perusahaan yang diprediksi akan melihat kualitas audit dengan KAP big 4 dari total 60 perusahaan yang melihat dengan KAP big 4. e.
Hasil Uji Regresi Logistik Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik Variabel Fee Audit Step Audit Tenure Rotasi Audit 1a Ukuran Perusahaan Constant Sumber: Output SPSS
B -0,217 -0,811 0,482 0,479 -8,253
Sig. 0,182 0,134 0,347 0,002 0,001
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan model berikut ini: Ln (p/1-p) = K_AUD = -8,253 + 0,479SIZE + Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel fee audit (FEE) sebagai variabel independen memiliki koefisien negatif sebesar -0,217 dengan tingkat signifikansi (p) 0,182, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis 64
kesatu (Ha1) tidak diterima yang artinya fee audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Variabel audit tenure (TENURE) sebagai variabel independen memiliki koefisien negatif sebesar -0,811 dengan tingkat signifikansi (p) 0,134, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis kedua (Ha2) tidak diterima yang artinya audit tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Variabel rotasi audit (ROTASI) sebagai variabel independen memiliki koefisien negatif sebesar 0,482 dengan tingkat signifikansi (p) 0,347, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%, maka hipotesis ketiga (Ha3) tidak diterima yang artinya rotasi audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel independen memiliki koefisien positif sebesar 0,479 dengan tingkat signifikansi (p) 0,002, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5%, maka variabel independen ini diterima yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,479 menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan dan kualitas audit yang dimana apabila ukuran suatu perusahaan semakin besar, maka akan semakin tinggi juga keputusan 65
perusahaan dalam menilai kualitas audit dari KAP big 4.
C. Pembahasan 1) Pengaruh antara Fee Audit (FEE) terhadap Kualitas Audit (K_AUD) Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel fee audit sebesar 0,128>0,05. Hal ini menandakan bahwa audit fee tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014). Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), bahwa pengaruh fee audit yang dibebankan atau dibayarkan oleh perusahaan untuk honorium jasa auditor memiliki pengaruh lebih besar terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor independen. Penelitian yang dilakukan oleh Arisinta (2013), bahwa variable fee audit yang lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan audit fee yang lebih rendah. Terdapat intensif bagi auditor untuk melakukan apapaun untuk menjaga kliennya agar tidak ganti auditor. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tarigan dan Suganti (2013), bahwa variable fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan semakin tinggi etika yang dimiliki auditor makin semakin tinggi pula kualitas auditornya. Akuntan publik yang memiliki kesadaran untuk menerapkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Apabila komitmen ini dijaga maka pelanggaran dapat dihindari, maka akuntan publik bisa 66
meningkatkan kualitas auditnya. Hasil dalam penelitian ini tidak signifikan dan tidak sesuai dengan logika penyusunan hipotesis dikarenakan perusahaan yang memberikan auditr fee tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan audit fee tidak bisa memprediksi bagus atau tidaknya kualitas audit. Kualitas audit dilihat dari seorang auditor apakah mempunyai sikap independen atau tidak jadi bukan dilihat seberapa besarnya perusahaan memberikan fee audit. 2) Pengaruh antara Audit Tenure (TENURE) terhadap Kualitas Audit (K_AUD) Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variable audit tenure sebesar 0,342>0,05. Hal ini menandakan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014), Hamid (2013), Sofyana dan Nugroho (2013), Sinaga dan Ghozali (2011) . Menurut Febriyanti dan Mertha (2014), variabel audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Dan juga menurut penelitian yang dilakukan Hamid (2013), variabel audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan tenur KAP tidak sepenuhnya dapat dijadikan pembanding atau sarana untuk megukur kualitas audit. Hal ini disebabkan karena tenure KAP yang lama tidak selalu dapat mempengaruhi independensi auditor sehingga tidak dapat menurunkan kualitas audit. 67
Disamping itu tenure yang singkat juga tidak selalu dapat menentukan keandalan kualitas audit, kerena bisa saja auditor tidak punya pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk melakukan audit pada perusahan client. Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Sofyana dan Nugroho (2013), bahwa variabel audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan kurang independen seorang auditor dalam melaksanakan kerjanya dan juga adanya kecurangan yamg dilakukan KAP dengan melakukan pergantian nama KAP untuk tetap mengaudit kliennya yang lama dan menghindari Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008. Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga dan Ghozali (2011), bahwa variabel audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan ketika perusahaan tidak puas dengan kualitas kinerja auditor, masa perikatan diakhiri sebelum batas maksimum yang diatur pemerintah. Auditor baru yang lebih memberi jaminan kualitas atas jasa audit kemudian dipilih sebagai pengganti. Pilihan yang dibuat perusahaan untuk segera mengakhiri masa perikatan ketika kualitas yang diharapkan tidak diperoleh menunjukkan audit tenure tidak mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan di
Indonesia. Sebaliknya,
yang terjadi
adalah
kecenderungan bahwa kualitas audit yang mempengaruhi masa perikatan auditor-klien. Kecenderungan yang timbul adalah semakin lama masa perikatan, semakin tidak ada variasi yang timbul dari jasa audit yang dilakukan, dengan kata lain opini yang diberikan cenderung sama dari tahun-ke tahun. 68
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014) dan Mayasari (2013), dimana variabel audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP non Big Four memiliki rata-rata tenure auditor lebih besar daripada perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP Big Four. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP non Big Four memiliki kecenderungan masa perikatan yang lebih panjang, sehingga dapat menyebabkan timbulnya hubungan yang terlalu dekat antara auditor dengan klien. Hubungan yang terjalin antara auditor dengan klien yang terlalu dekat dapat menurunkan sikap independensi auditor dan mengurangi profesionalisme kerja dari auditor tersebut, sehingga hasil audit rendah. Apabila terjadi audit tenure yang dilakukan oleh auditor KAP non Big Four maka kualitas audit akan menurun karena masa perikatan yang panjang antara klien dengan auditor maka sikap independen dan profesionalisme dari seorang auditor akan menurun karena dipengaruhi oleh klien dan hasil audit yang akan diterima akan rendah. Sedangkan untuk audit tenure KAP Big Four sikap independen dalam auditor lebih diutamakan dan juga sikap profesionalisme agar hasil kualitas audit yang di dapat lebih baik. Hasil dalam penelitian ini tidak signifikan dan tidak sesuai dengan logika penyusunan hipotesis dikarenakan perusahaan yang melakukan 69
audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan tenure KAP yang lama tidak dapat mempengaruhi independensi auditor sehingga tidak dapat menurunkan kualitas audit. Disamping itu tenur yang singkat juga tidak selalu dapat menentukan keandalan kualitas audit, kerena bisa saja auditor tidak punya pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk melakukan audit pada perusahan client. 3) Pengaruh antara Rotasi Audit (ROTASI) terhadap Kualitas Audit (K_AUD) Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variable rotasi audit sebesar 0,078>0,05. Hal ini menandakan bahwa rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014) dan Hartadi (2012), Sofyana dan Nugroho (2012). Menurut Febriyanti dan Mertha (2014), variabel rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Dan juga Sofyana dan Nugroho (2012), variabel rotasi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Variabel rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan independensi auditor, biaya yang cukup besar, waktu yang cukup lama bagi KAP baru untuk mempelajari alur bisnis perusahaan, dapat juga perusahaan takut akan terungkapnya semua kecurangan yang ada, dan perusahaan memiliki pengalaman terhadap KAP lain yang kinerjanya tidak memuaskan dan juga rotasi auditor yang diterapkan suatu 70
KAP tidak diikuti dengan rotasi seluruh anggota tim audit yang bekerja dilapangan atau di klien secara langsung, kurangnya kepedulian pelaku pasar tehadap pergantian auditor, dan tim auditnya masih baru, sehingga pengalaman auditnya masih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Hartadi (2012), bahwa variabel rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan pasar sebenarnya tidak terlalu perduli apakah auditor yang menyatakan opini pada laporan keuangan tahunan tersebut pernah di rotasi atau tidak. Disamping itu, sebagai mana umumnya pelaku pasar di Indonesia, kebanyakan diantaranya pergerakan pasar disebabkan oleh capital gain, sehingga sangat kecil kemungkinan mereka menggunakan analisis fundamental sebagai dasar pengambilan keputusan jual beli saham. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014) dimana variabel rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), auditor berperan sebagai pihak eksternal yang independen dan bertugas memberikan penilaian kewajaran penyajian laporan keuangan dengan memberikan hasil audit yang berkualitas opini audit. Pemberian opini audit oleh auditor didasarkan pada penemuan bukti dan keadaan perusahaan, dan untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas diperlukan rotasi auditor oleh kantor akuntan publik maupun dari pihak perusahaan. Hubungan signifikansi antara rotasi auditor KAP dengan kualitas audit yang terkait dengan laporan auditan, hal ini menyimpulkan 71
bahwa kebijakan mendukung rotasi memiliki efek positif pada kualitas laporan auditan karena memungkinkan untuk pendekatan yang dapat menyegarkan dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap fungsi audit. Apabila terjadi rotasi audit yang dilakukan oleh perusahaan maka kualitas audit yang didapat jauh lebih baik dan dapat mengembalikan kepercayaan publik. Seorang auditor dapat bertahan dengan sikap independensinya dan membuat atau menyajikan suatu laporan keuangan dengan hasil audit yang berkualitas agar meberikan opini audit yang sesuai dengan keadaan perusahan dan penemuan bukti oleh karena itu perlu dilakukannya rotasi audit oleh KAP maupun dari pihak perusahaan. Hasil dalam penelitian ini tidak signifikan dan tidak sesuai dengan logika penyusunan hipotesis dikarenakan perusahaan yang melakukan rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan kurangnya kepedulian pelaku pasar tehadap pergantian auditor, dan tim auditnya masih baru, sehingga pengalaman auditnya masih rendah. 4) Pengaruh antara Ukuran Perusahaan Klien (SIZE) terhadap Kualitas Audit (K_AUD) Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel ukuran perusahaan klien sebesar 0,002<0,05. Hal ini menandakan bahwa ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014), 72
Sofyana dan Nugroho (2012) dan Sinaga dan Ghozali (2011). Menurut Febriyanti dan Merta (2014), variabel ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit. Dan juga menurut penelitian yang dilakukan Sofyana dan Nugroho (2012), variabel ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan semakin besar perusahaan, semakin meningkat pula agency cost yang terjadi. Sehingga perusahaan berukuran besar akan cenderung memilih jasa auditor besar yang profesional, independen, dan bereputasi baik untuk menghasilkan kualitas audit yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga dan Ghozali (2011), variabel ukuran perusahaan klien berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan perusahaan besar, dengan besarnya sumber aset, maka kegagalan lebih dapat diatasi dengan memanfaatkan asetnya. Perusahaan besar memiliki system pengendalian internal yang lebih baik dibandingkan perusahaan klien. Dari sudut pandang Perceived Quality, ketika baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil memperoleh tingkat kepercayaan yang sama dari pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan mereka telah bebas dari salah saji material, bagi perusahaan kecil tingkat kepercayaan ini menjadi lebih efektif. Outcome yang diperoleh perusahaan kecil ketika output (kepercayaan pengguna laporan keuangan) telah dicapai lebih besar dibandingkan perusahaan besar. Bagi perusahan kecil, kepercayaan pengguna laporan keuangan bukan hanya mampu mempromosikan investasi mereka, namun tentu saja membuat perusahaan mereka lebih 73
diperhatikan public dan investor. Sedangkan bagi perusahaan besar yang sudah menjadi perhatian dan sorotan publik, tingkat kepercayaan ini hanya membantu dalam mempromosikan investasi. Sehingga dari sudut pandang Perceived Quality, jasa audit pada perusahaan kecil lebih berkualitas dibandingkan dengan perusahaan besar. Hasil dalam penelitian ini signifikan dan sesuai dengan logika penyusunan hipotesis dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin kompleks kegiatan operasional perusahaan tersebut, sehingga perusahaan akan mencari KAP big four karena KAP tersebut lebih berpengalaman untuk mengaudit perusahaan tersebut agar dapat meningkatkan kualitas perusahaan dan kualitas audit itu sendiri.
74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh audit fee, audit tenure, rotasi audit dan ukuran perusahaan terhadap kualitas audit pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014. Data sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 141 pengamatan. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik dengan program IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 20. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik dan pembahasan pada bagian sebelumya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa audit fee tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak mendukung dari penelitian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014), Arisinta (2013), dan Tarigan dan Suganti (2013). 2. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014), Hamid (2013), Sofyana dan Nugroho (2013), Sinaga dan Ghozali (2011). 75
3. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014) dan Hartadi (2012), Sofyana dan Nugroho (2012). 4. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti dan Mertha (2014), Sofyana dan Nugroho (2012) dan Sinaga dan Ghozali (2011).
B. Saran Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan sektor keuangan. Peneliti
selanjutnya
mungkin
dapat
mempertimbangkan
untuk
memperluas sampel penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan dari seluruh sektor industri yang terdaftar di BEI. 2. Peneliti selanjutnya disarankan menambah variabel independen penelitian agar mampu menjelaskan tentang kualitas audit dengan lebih baik lagi. Variabel independen yang dapat digunakan seperti opini going concern 3. Penelitian selanjutnya disarankan memperbanyak variabel penelitian yang digunakan agar hasil penelitian beragam. 76
DAFTAR PUSTAKA Chadegani, Arezoo Aghaei., Mohamed, Zakiah Muhammaddun., Jari, Azam. “The Determinant Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange”, International Research Journal of Finance and Economics, Issue 80, pg 158-168, 2011. Christiawan, Yulius Jogi. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4, No. 2, hal 79-92, Nopember 2002. Febrianti, Ni Made Dewi dan I Made Mertha. “Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien dan Ukuran KAP pada Kualitas Audit”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2, hal 503-518, Bali, 2014. Fernando, G. D., Ahmed M., dan Randal J. E. “Audit Quality Attributes, Client Size and Cost of Equity Capital”, Review of Accounting and Finance, Vol. 9, No. 4, pp. 363-381, 2010. Francis, J. R. “What Do We Know About Audit Quality? The British Accounting Review”, 36, 345-368, 2004. Ghozali, Imam.“Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Giri, Efraim Ferdinan. “Pengaruh Tenur Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, hal. 1-26, 2010. Gravious, I. “Alternative Perspectives to Deal with Auditors’ Agency Problem”, Critical Perspektives on Accounting 18, h:451-467, 2007. Halim, Abdul. “Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2008. Hamid, Abdul. “Pengaruh Tenur KAP dan Ukuran KAP terhadap Kualitas Audit”, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, 2013. Hartadi, Bambang. “Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol 16, No. 1, hal 84-103, 2012. Hastuti, Sri. “Kualitas Audit Ditinjau dari Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik”, 2010. 77
Hay, David dan David Davis. “ The Voluntary Choice of an Audit of Any Level of Quality”, New Zealand, February, 2002. Hermawan, Y. Dadi dan Fitriany. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Upgrade, Downgrade dan Samegrade pada Perusahaan yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 2013. Himawan, Ferdinandus. A dan Rara Emarila. “Pengaruh Persepsi Auditor atas Kompetensi, Independensi dan Kualitas Audit terhadap Umur Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Jakarta”, Esensi Volume 13 No. 3, Jakarta, Desember, 2013. Ian, “Penentuan Kualitas Audit Berdasarkan Ukuran KAP dan Biaya Audit” Diakses melalui: http://journal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/view/248. Pada tanggal 15 April 2014. Jensen, Micheal C. dan William H. “Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics 3, hal 305-360, U.S.A, 1976. Kovinna, Fransiska dan Betri. “Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit”, Jurusan Akuntansi STIE MDP, Palembang, 2013. Kurniasih, Margi dan Abdul Rohman. “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol.03 No.3, hal. 1-10, Semarang, 2014. Kurnia, Winda, Khomsiyah dan Sofie. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Tekanan Waktu, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit”, e-Journal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Vol. 1, No.2, hal 49-67, 2014. Margareth, Tricia. “Laba Khayalan Perusahaan Besar”, Diakses melalui: http://triciamargareth93.blogspot.co.id/2014/11/laba-khayalan-perusahaanbesar.html, Pada tanggal November 2014. Mayasari, Ida. “Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit”, Universitas Komputer Indonesia, Bandung, 2013. Menteri Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2002 Tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2002.
78
Menteri Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 359/KMK.06/2003 Tentang “Jasa Akuntan Publik” dan Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2002, Jakarta, 2003. Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 Tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2003. Mgbame, C.O., Eragbhe, E dan Osazuwa, N, “Audit Partner Tenure and Audit Quality: An Emprical Analysis”, European Journal of Business and Management, Vol. 4, No. 7, pp.154-159, 2012. Nasser, Wahid, Nazri, dan Hudaib. “Auditor-Client Relationship: The Case of Audit Tenure and Auditor Switching in Malaysia”, Manegerial Auditing Journal, vol. 21, 2006. Nuratama, I Putu. “Pengaruh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Pada Kualitas Audit dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi”, Denpasar, 2011. Octaviana, Arisinta. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure, dan Audit Fee terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No. 3, Desember, 2013. Putra, I Gede Cahyadi. “Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali Ditinjau dari Time Budget Pressure Risiko Kesalahan, dan Kompleksitas Audit”, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika Jinah, Vol.2, No.2,pp. 765-784, 2013. Ritiana, Zmau. “Ada Apa Dengan Toshiba”, Diakses melalui: http://zmauritiana.wordpress.com/2015/07/28/ada-apa-dengan-toshiba.html, Pada tanggal 28 Juli 2015. Rizqiasih, P.D, “Pengaruh Struktur Governance terhadap Fee Audit Eksternal”, 2010. Rosnidah, Ida. “Kualitas Audit:Refleksi Hasil Penelitian Empiris”. Jurnal Akuntansi, Vol. 14 (3) September:329-326, 2010. Sinaga, M. T. Daud dan Ghozali, “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit”, 2011. Siregar, Fitriany, Wibowo dan Anggraita. “Rotasi dan Kualitas Audit: Evaluasi Atas Kebijakan Menteri Keuangan KMK No. 423/KMK.6/2002 Tentang Jasa Akuntan Publik”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 8 – No. 1, Juni, 2011. Standar Profesional Akuntan Publik, 2013. 79
Sofyana dan Gatot, “Analisis Pengaruh Praktik Rotasi Audit dan Masa Pemberian Jasa Audit terhadap Kualitas Audit”, 2012. Tarigan, Primsa dan Susanti. “Pengaruh Kompetensi, Etika, dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit”, Jakarta, 2013. Utami, Riska dan Betri. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), Masa Perikatan dan Tekanan Waktu Terhadap Kualitas Audit”, STIE MDP, 2013. Valen, Eki, Dandes dan Yeasy. “Pengaruh Masa Perikatan Audit dan Ukuran KAP terhadap Kualitas Audit”, 2012. Wallman, S.M.H. “The Future of Accounting, Part III: Reliability and Auditor Independence”, Accounting Horizon, December, 76-77, 1996. Werastuti, S. “Pengaruh Auditor Client Tenure, Debt Default, Reputasi Auditor, Ukuran Klien dan Kondisi Keuangan terhadap Kualitas Audit Melalui Opini Audit Going Concern”, Vokasi Jurnal Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 1, 2012. Wibowo, Arie dan Hilda. ” Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit –Suatu Studi dengan pendekatan Earnings Surprise Benchmark”, 2009. Wijayani, Evi Dwi dan Indira Januarti. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching”, Simposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh, 2011. Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews”, Edisi Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.
80
LAMPIRAN -LAMPIRAN
81
DATA PERUSAHAAN SAMPEL
82
Daftar Perusahaan Sampel No.
Kode
Perusahaan
1 2
ABDA
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
AHAP AKSI AMAG APIC ARTA ASBI ASJT BABP BACA BAEK BBCA BBKP BBLD
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
BBNI BBRI BBTN BCIC BEKS BFIN BMRI BNBA BNGA BNII BKSW BPFI BSIM BSWD
30
BVIC
Asuransi Bina Dana arta Tbk. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (Sebelumnya Bank Agroniaga Tbk.) Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. Majapahit Securities Tbk Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Pacific Stratrgic Financia Tbk. Arthavest Tbk. Asuransi Bintang Tbk. Asuransi Jasa Tania Tbk. Bank ICB Bumiputera Tbk. Bank Capital Indonesia Tbk. Bank ekonomi Raharja Tbk. Bank Central Asia Tbk. Bank Bukopin Tbk. Buana Finance Tbk. (Sebelumnya Buana Finance Indonesia Tbk.) Bank Negara Indonesia Tbk. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Bank Mutiara Tbk. Bank Pundi Indonesia Tbk. BFI Finance Indonesia Tbk. Bank Mandiri (persero) Tbk. Bank Bumi Artha Tbk. Bank CIMB Niaga Tbk. Bank Internasiona Indonesia Tbk. Bank QNB Kesawan Tbk. Batavia Prosperindo Finance Tbk. Bank Sinarmas Tbk. Bank Of India Indonesia Tbk. (Sebelumnya Bank Swadesi Tbk. Bank Victoria Internasional Tbk.
AGRO
83
Daftar Perusahaan Sampel (Lanjutan) 31 32 33 34 35 36 37
CFIN DEFI GSMF HDFA INPC LPGI MAYA
Clipan Finance Indonesia Tbk. Danasupra Erapacific Tbk. Equity Development Investama Tbk. HD Finance Tbk. Bank Artha Graha Internasional Tbk. Lippo General Insurance Tbk. Bank Mayapada Internasional (Sebelumnya Bank Mayapada Tbk.) 38 MEGA Bank Mega Tbk. 39 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 40 MTFN Capitalinc Investment Tbk. 41 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. 42 PANS Panin Sekuritas Tbk. 43 PEGE Panca Global Securities Tbk. 44 PNIN Paninvest (Sebelumnya Panin Insurance Tbk.) 45 PNLF Panin Financial Tbk. (Sebelumnya Panin Life Tbk.) 46 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk. 47 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk. Sumber: Data Sekunder yang Diolah
84
Kategori KAP Big 4 No Nama KAP Kerjasama Internasional 1 Haryanto Sahari & Rekan PricewaterhouseCoopers 2 Osman, Bing, Satrio & Rekan Deloitte Touche Tohmatsu 3 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja Ernest & Young Global 4 Siddharta, Siddharta & Widjaja KPMG Internasional Sumber: Agung Nugroho (2010) dalam Hermawan dan Fitriany (2013) Ketegori KAP Non Big 4 No 1 2 3 4
Nama KAP Aryanto, Amir Jusuf & Mawar Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang Hadori & Rekan Hendrawinata, Gani & Rekan
Kerjasama Internasional RSM International BKR International HLB International Grant Thornton International 5 Jimmy Budhi & Rekan Praxity AISBL 6 Johan, Malonda, Astika & Rekan Baker Tilly International 7 Kanaka Puradiredja, Suhartono Nexia International 8 Kosasih & Nurdiyaman Geneva Group International 9 Mulyamin, Sensi, Suryanto Moore Stephens International 10 Paul Hadiwinata, Hidayat, Arsono & Rekan PKF International 11 Rama Wendra Parker Randall International 12 Tanubrata, Sutanto & Rekan BDO Global Coordination Sumber: Agung Nugroho (2010) dalam Hermawan dan Fitriany (2013)
85
LAMPIRAN INPUT DATA
86
Hasil Tabulasi Data
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
AGRO INPC BBKP BNBA BACA BBCA BNGA BAEK BEKS BABP BNII BKSW BMRI MAYA MEGA BCIC
2012 22,13 22,16 24,37 20,31 20,33 26,21 25,39 24,50 21,01 22,63 23,59 22,60 27,95 24,31 22,28 21,24
Audit Fee 2013 2014 21,96 22,08 23,57 23,64 25,21 24,88 20,71 20,20 20,93 20,13 26,10 26,55 25,39 25,58 24,40 23,82 23,32 23,12 21,89 22,70 24,02 24,53 22,78 22,84 28,31 28,50 24,31 24,70 21,70 21,82 21,90 22,27
87
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)
No
Kode
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
BBNI BBRI BSIM BSWD BBTN BVIC MCOR BPFI BFIN BBLD CFIN DEFI HDFA TRUS AKSI
2012 24,61 24,71 20,53 20,49 23,90 21,13 21,58 20,30 22,05 20,54 20,71 17,96 21,14 20,30 18,29
Audit Fee 2013 2014 24,94 24,66 25,01 24,81 21,49 21,72 20,01 20,25 23,44 23,60 20,71 21,42 22,17 21,49 21,50 20,13 21,79 21,90 20,49 21,14 20,82 21,40 25,30 25,36 19,82 20,88 20,51 20,53 21,60 19,91
88
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)
No
Kode
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
PEGE PANS ABDA ASBI AHAP ASJT AMAG LPGI MREI PNLF PNIN ARTA MTFN GSMF APIC SMMA
2012 18,04 20,41 21,40 22,12 18,37 20,42 21,00 20,56 19,83 23,21 23,25 21,40 21,44 23,02 19,53 24,23
Audit Fee 2013 2014 18,01 20,25 20,09 20,54 20,82 22,03 22,51 22,36 20,15 20,08 20,22 20,58 21,21 21,97 21,12 20,92 19,67 20,63 24,77 22,50 24,78 23,03 21,30 21,42 23,79 20,35 22,50 23,04 20,25 20,60 24,10 24,13
89
Hasil Tabulasi Data
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
AGRO INPC BBKP BNBA BACA BBCA BNGA BAEK BEKS BABP BNII BKSW BMRI MAYA MEGA BCIC
Audit Tenure 2012 2013 2014 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2
90
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)
No
Kode
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
BBNI BBRI BSIM BSWD BBTN BVIC MCOR BPFI BFIN BBLD CFIN DEFI HDFA TRUS AKSI
Audit Tenure 2012 2013 2014 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
91
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan)
No
Kode
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
PEGE PANS ABDA ASBI AHAP ASJT AMAG LPGI MREI PNLF PNIN ARTA MTFN GSMF APIC SMMA
Audit Tenure 2012 2013 2014 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
92
Hasil Tabulasi Data
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
AGRO INPC BBKP BNBA BACA BBCA BNGA BAEK BEKS BABP BNII BKSW BMRI MAYA MEGA BCIC
Rotasi Audit 2012 2013 2014 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
93
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan) No
Kode
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
BBNI BBRI BSIM BSWD BBTN BVIC MCOR BPFI BFIN BBLD CFIN DEFI HDFA TRUS AKSI
Rotasi Audit 2012 2013 2014 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
94
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan) No
Kode
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
PEGE PANS ABDA ASBI AHAP ASJT AMAG LPGI MREI PNLF PNIN ARTA MTFN GSMF APIC SMMA
Rotasi Audit 2012 2013 2014 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
95
Hasil Tabulasi Data No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
AGRO INPC BBKP BNBA BACA BBCA BNGA BAEK BEKS BABP BNII BKSW BMRI MAYA MEGA BCIC
Ukuran Perusahaan Klien 2012 2013 2014 29,03 29,26 29,49 30,65 30,68 30,79 31,82 31,87 32,00 28,88 29,03 29,27 29,37 29,60 29,86 33,72 33,84 33,95 32,92 33,02 33,08 30,86 30,99 31,02 29,67 29,83 29,83 29,64 29,73 29,87 32,38 32,58 32,60 29,17 30,03 30,67 34,09 34,23 34,38 30,47 30,81 31,22 31,81 31,83 31,83 30,35 30,31 30,17
96
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan) No
Kode
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
BBNI BBRI BSIM BSWD BBTN BVIC MCOR BPFI BFIN BBLD CFIN DEFI HDFA TRUS AKSI
Ukuran Perusahaan Klien 2012 2013 2014 33,44 33,59 33,66 33,94 34,07 34,32 30,35 30,49 30,69 28,56 28,91 29,28 32,35 32,51 32,60 30,29 30,58 30,69 29,50 29,70 29,91 26,99 27,41 27,70 29,51 29,75 29,90 28,88 28,96 28,91 29,21 29,44 29,52 24,53 31,47 31,57 28,09 28,26 28,57 26,77 26,54 26,31 25,00 24,88 25,45
97
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan) No
Kode
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
PEGE PANS ABDA ASBI AHAP ASJT AMAG LPGI MREI PNLF PNIN ARTA MTFN GSMF APIC SMMA
Ukuran Perusahaan Klien 2012 2013 2014 25,91 26,02 26,21 28,14 27,95 28,23 28,22 28,40 28,62 26,64 26,71 26,81 26,25 26,41 26,62 25,97 26,03 26,48 27,93 28,02 28,13 28,00 28,17 28,41 27,38 27,62 27,86 30,10 30,42 30,61 30,20 30,51 30,69 26,64 26,61 26,62 27,35 27,43 28,75 28,85 28,96 29,09 26,92 26,96 27,09 31,52 31,50 31,62
98
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan) No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
AGRO INPC BBKP BNBA BACA BBCA BNGA BAEK BEKS BABP BNII BKSW BMRI MAYA MEGA BCIC
Kualitas Audit 2012 2013 2014 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
99
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan) No
Kode
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
BBNI BBRI BSIM BSWD BBTN BVIC MCOR BPFI BFIN BBLD CFIN DEFI HDFA TRUS AKSI
Kualitas Audit 2012 2013 2014 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
100
Hasil Tabulasi Data (Lanjutan) No
Kode
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
PEGE PANS ABDA ASBI AHAP ASJT AMAG LPGI MREI PNLF PNIN ARTA MTFN GSMF APIC SMMA
Kualitas Audit 2012 2013 2014 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
101
LAMPIRAN 2 HASIL OUTPUT SPSS
102
Descriptives
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
FEE
141
17,96
28,50
22,1976
2,07506
TENURE
141
1
2
1,86
,350
ROTASI
141
0
1
,14
,350
SIZE
141
24,53
34,38
29,5825
2,31748
K_AUD
141
0
1
,43
,496
Valid N (listwise)
141
103
Logistic Regression
Case Processing Summary Unweighted Cases
a
N Included in Analysis
Selected Cases
Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 141
100,0
0
,0
141
100,0
0
,0
141
100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
NON BIG FOUR
0
BIG FOUR
1
104
Block 0: Beginning Block Iteration Historya,b,c Iteration
-2 Log likelihood
Coefficient s Constant 1 192,328 -,298 Step 0 2 192,328 -,300 3 192,328 -,300 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 192,328 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001.
105
Classification Tablea,b Predicted K_AUD Percentage Correct NON BIG BIG 4 4
Observed
NON BIG K_AUD 4 Step 0 BIG 4 Overall Percentage a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
81
0
100,0
60
0
,0 57,4
Variables in the Equation
Step 0 Constant
B -,300
S.E. 0,170
Wald 3,104
df 1
Sig. Exp(B) ,078 ,741
106
Variables not in the Equation
Score
df
Sig.
FEE
4,974
1
,026
TENURE
1,477
1
,224
ROTASI
,529
1
,467
13,192
1
,000
18,002
4
,001
Variables Step 0
SIZE Overall Statistics
Block 1: Method = Enter a,b,c,d
Iteration History Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients Constant
FEE
TENURE
ROTASI
SIZE
1
173,541
-7,182
-,170
-,705
,426
,402
2
173,175
-8,202
-,215
-,806
,480
,475
3
173,174
-8,253
-,217
-,811
,482
,479
4
173,174
-8,253
-,217
-,811
,482
,479
Step 1
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 192,328 d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
107
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Step 1
df
Sig.
Step
19,154
4
,001
Block
19,154
4
,001
Model
19,154
4
,001
Model Summary Step
1
-2 Log likelihood
173,174
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
a
,127
,171
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square 10,629
df
Sig. 8
,224
108
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test K_AUD = NON BIG FOUR Observed
Expected
K_AUD = BIG FOUR Observed
Total
Expected
1
14
11,954
0
2,046
14
2
12
10,746
2
3,254
14
3
10
9,957
4
4,043
14
4
7
9,253
7
4,747
14
5
7
8,555
7
5,445
14
6
7
7,974
7
6,026
14
7
8
7,283
6
6,717
14
8
4
6,213
10
7,787
14
9
5
5,192
9
8,808
14
10
7
3,872
8
11,128
15
Step 1
109
Classification Table
a
Observed
Predicted K_AUD NON BIG
Percentage
BIG FOUR
Correct
FOUR NON BIG FOUR
63
18
77,8
BIG FOUR
33
27
45,0
K_AUD Step 1
Overall Percentage
63,8
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation B
Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
FEE
-,217
,163
1,780
1
,182
,805
TENURE
-,811
,542
2,245
1
,134
,444
ROTASI
,482
,513
,884
1
,347
1,620
SIZE
,479
,155
9,507
1
,002
1,615
-8,253
2,582
10,221
1
,001
,000
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: FEE, TENURE, ROTASI, SIZE.
110
Correlation Matrix Constant Constant
TENURE
ROTASI
SIZE
1,000
,125
-,211
-,101
-,606
,125
1,000
-,083
-,031
-,836
TENURE
-,211
-,083
1,000
-,006
-,035
ROTASI
-,101
-,031
-,006
1,000
,066
SIZE
-,606
-,836
-,035
,066
1,000
FEE Step 1
FEE
Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 8+ + I I I I F I I R 6+ + E I I Q I N B B B B I U I N B B B B I E 4+ N N B B NB B BB B B B B B + N I N N B B NB B BB B B B B B I C I N BB NNN BB B NB B BB B N N B BB B B I Y I N BB NNN BB B NB B BB B N N B BB B B I 2+ N NN NN N NNN BNNB BBBNBBNBNNBBBN B N BB BN B NB B BN B + I N NN NN N NNN BNNB BBBNBBNBNNBBBN B N BB BN B NB B BN B I I N NNNNNN NNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNBNNNNNN BBNBNBBN NBNB N N NN N BB N I I N NNNNNN NNNNNN NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNBNNNNNN BBNBNBBN NBNB N N NN N BB N I Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1 Group: NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB Predicted Probability is of Membership for BIG FOUR The Cut Value is ,50 Symbols: N - NON BIG FOUR B - BIG FOUR, Each Symbol Represents ,5 Cases.
111