Pariwisata, Vol. II No. 2
September 2015
PENGARUH ECOTOURISM TERHADAP PELESTARIAN LINGKUNGAN KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA N. Yesi Sri Yulistianti 1), Erlangga Brahmanto2) STP ARS Internasional Bandung,
[email protected] 2 STP ARS Internasional Bandung,
[email protected] 1
ABSTRAK Kabupaten Tasikmalaya memiliki sebuah Objek Wisata Budaya yang khas dan masih terjaga sampai saat ini, yaitu Kampung Naga. Kegiatan Ecoturism merupakan salah satu ciri khas dari objek wisata Kampung Naga. Kegiatan Ecoutourism di Kampung Naga dilakukan oleh masyarakat lokal yang tinggal di objek wisata ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Ecotourism yang ada di Kampung Naga dan kondisi pelestarian lingkungan yang ada di Objek Wisata Kampung Naga, mengetahui seberapa besar pentingnya mengenai pelestarian lingkungan, dan mengetahui seberapa besar pengaruh Ecotourism terhadap pelestarian lingkungan.Sampel diambil dengan menggunakan metodesampling. Jumlahsampel ditentukanyaitu sebanyak 100 responden yang datang ke KawasanObjek WisataKampung Naga. Penelitianini menggunakan data primer yang diambil dari hasil wawancara, observasi dan penyebaran pernyataan berupa angket/kuesioner. Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas Ecotourism (X) dan variabel terikat pelestarian lingkungan (Y). Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan bantuan Software Spss 16. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ecotourism (X) memiliki pengaruh yang positif terhadap pelestarian lingkungan (Y). Persamaan regresi linier sederhana yang dibentuk yaitu Y = 17.075 + 0,339X yang berarti setiap pertambahan Ecotourism (X) sebesar satu poin maka kepuasan berkunjung akan meningkat sebesar 0,339. Dengan hasil koefisien determinasi sebesar 11,5% dalam kategori sedang. Kata Kunci : Ecotourism, Pelestarian Lingkungan, Wisata Budaya ABSTRACT Tasikmalayadistrict has a distinctive cultural attractions and still maintained until today, namely Kampung Naga. Ecoturism activity is one of the characteristics of attractions Kampung Naga. Ecoutourism in Kampung Naga activities carried out by local people who live in this attraction. This study aims to determine Ecotourism in Kampung Naga and conditions of environmental preservation in Attractions Kampung Naga, knowing how large the importance of the preservation of the environment, and determine how much influence Ecotourism to environmental conservation. Samples were taken using a sampling method. The number of samples is determined that as many as 100 respondents who came to the area attractions Kampung Naga. This study uses primary data taken from interviews, observations and statements concerning the deployment of questionnaires / questionnaire. Data obtained were analyzed using quantitative analysis. This study consisted of Ecotourism independent variable (X) and the dependent variable environmental preservation (Y). Data-processing technique used is simple linear regression analysis using SPSS 16. The results showed that Ecotourism (X) has a positive influence on environmental preservation (Y). Simple linear regression equation is formed: Y = 17 075 + 0,339X which means that each increment Ecotourism (X) at one
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
140
Pariwisata, Vol. II No. 2
September 2015
point been the satisfaction will be increased by 0,339. With the coefficient of determination of 11.5% in the medium category. Keyword : Ecotourism , Environment Conservation, Culture Tourism PENDAHULUAN Potensi wisata yang beragam terdapat di Kabupaten Tasikmalaya , seperti keindahan alam, kekayaan hasil laut, potensi perkebunan, kawasan pemandian air panas Gunung Galunggung dan Lokasi Khas Adat Kampung Naga serta situs bersejarah lainnya. Kabupaten Tasikmalaya mempunyai kebudayaan di lokasi khas adat kampung naga yang khas/unik, dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu daya tarik wisata budaya terhadap Ecotourism berkonsep pelestarian lingkungan di Kawasan Kampung Naga. Menurut kesimpulan penulis mengungkapkan bahwa penelitian wisata budaya merupakan kegiatan atau pengalaman kehidupan kemanusiaan yang mengacu kepada pengaruh Ecotourism dan faktor pelestarian lingkungan yang timbul, dengan adanya Kawasan Kampung Naga yang dapat diterima oleh wisatawan untuk berkunjung menikmati keindahan alam yang masih asli tanpa adanya tangan manusia yang merusak lingkungan di sekitar Kawasan, sesuai dengan apa yang telah di turun temurun kan oleh nenek moyang terdahulu. Ecotourism merupakan salah satu pariwisata yang memanfaatkan keadaan alam sekitar baik itu kegiatan pariwisata mendaki gunung, menyusuri pantai serta konservasi alam terhadap suatu lingkungan dan menjadikan lokasi tersebut sebagai salah satu daerah yang produktif bagi masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut terdapat tiga perspektif utama dalam melihat Ecotourism, yaitu Ecotourism sebagai produk, Ecotourism sebagai pasar, dan Ecotourism sebagai pendekatan pengembangan. Ecotourism sebagai produk merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumber daya alam. Hal ini sejalan dengan pendapat Nugroho (2011:15) Ecotourism adalah kegiatan perjalanan wisata yang dikemas secara
professional, terlatih, dan memuat unsure pendidikan, sebagai suatu sektor/usaha ekonomi, yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upayaupaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan. Artinya, kegiatan Ecotourism ini menekankan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan yang menjadi ciri khas dari Ecotourism. Pihak yang terlibat dalam kegiatan Ecotourism bukan hanya wisatawan dan masyarakat lokal, tetapi juga industri, pemerintah, maupun lembaga-lembaga lainnya yang memiliki kepentingan terhadap kegiatan Ecotourism. Dapat disimpulkan bahwa Ecotourism merupakan bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan serta membantu kegiatan konservasi alam itu sendiri. Dikawatirkan akan menghilangkan pelestarian lingkungan asli Kampung Naga dan tergantikan oleh nilai ajaran baru yang datangnya dari luar. Akan tetapi perlu pengkajian terlebih dahulu tentang Ecotourism serta pelestarian lingkungan apa saja yang terdapat di kawasan Kampung Naga Kecamatan Salawu tersebut. Sesuai dengan pemahaman umum mengenai Ecotourism, bahwa Ecotourism tidak melakukan eksploitasi alam, melainkan hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik, dan psikologis wisatawan. Bahkan dalam berbagai aspek, Ecotourism merupakan bentuk wisata yang mengarah ke metatourism. Ecotourism bukan menjual destinasi tetapi menjual filosofi. Pemahaman tersebut ibarat memunculkan suatu daya tarik wisata ke dalam satu paket yang utuh dan saling berkesinambungan. Tanggung jawab kita semua untuk terus menjaga kelestarian mereka dan mulai
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
141
Pariwisata, Vol. II No. 2 menghargai nilai-nilai kearifan lokal di masyarakat sebagai identitas keanekaragaman kekayaan. Dari latar belakang di atas dapat di rumuskan, peneliti akan melakukan penelitian sesuai kesimpulan Pengaruh Ecotourism Terhadap Pelestarian Lingkungan Pada Lokasi Khas Adat Kampung Naga, maka dari itu agar penelitian ini lebih terarah peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi Ecotourism yang terdapat di kawasan Kampung Naga? 2. Adakah pengaruhnya pelestarian lingkungan yang dapat dijadikan wisata budaya yang terdapat di kawasan Kampung Naga? 3. Bagaimana konsep Ecotourism yang dapat mensinegrasikan fungsi pelestarian lingkungan di kawasan Kampung Naga? KAJIAN LITERATUR Landasan Empiris 1. Pitaya ( 2011 ) Prospek Pengembangan Ekowisata Indonesia Untuk Meningkatkan Kedatangan Wisatawan ( Jurnal Tourisma ), Ekowisata dapat mendorong Pertumbuhan ekonomi secara regional maupun local untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Dwi budhiyanti,Hutomo moestadjab, Arief setiyawan ( 2010 ) Konsep Ecotourism Pada Kawasan Wisata Nepa –Sampang Madura ( Jurnal Tata kota dan daerah volume 2 ), Konsep Ecotourism bergantung kepada potensi alam, potensi sumber daya manusia. 3. Anas Kurniawan, Rizky (2013) Peran Badan Lingkungan Hidup dalam Perspektif Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Tegal Pada Industri Rumah Tangga Pengrajin Tahu. lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen
September 2015
penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya. Landasan Teoritis A. Pengertian Ecotourism Menurut World Conservation Union (WCU) dalam Nugroho (2011) Ecotourism adalah perjalan wisata kewilayah-wilayah yang lingkungan alamnya masih asli, dengan menghargai warisan budaya dan alamnya, mendukung upaya-upaya konservasi, tidak menghasilkan dampak negatif, dan memberikan keuntungan sosial ekonomi serta menghargai partisipasi penduduk lokal. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi ecotourism ini, antara lain 1. Aspek Sosial Aspek sosial menyajikan peran yang penting dalam mendukung kinerja sektor Ecotourism. Aspek sosial bukan hanya mengidentifikasi stakeholder tetapi juga mengorganisasikannya sehingga menghasilkan manfaat (dan insvntif ekonomi) yang optimal bagi masingmasing stakeholder. Stakeholder dalam sektor Ecotourism meliputi siapapun yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh sektor Ecotourism. Mereka adalah penduduk lokal, pemerintak, kelompok masyarakat nirlaba (LSM atau yang sejenis), sektor swasta, wisatawan, dan pihak lain yang tidak secara langsung terikat dengan Ecotourism. 2. Faktor Budaya Desain fisik bangunan yang berorientasi kultural menjadi komponen penting layanan jasa Ecotourism. Nilai-nilai warisan budaya, mencakup cagar alam, lanskap, bangunan prasejarah, arsitektur, seremoni, bahasa, dan seni tradisional harus mampu dipelihara dalam kerangka aspek legal. Lebih penting. Masyarat lokal
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
142
Pariwisata, Vol. II No. 2 perlu dilibatkan dalam proses perencanaan atau pengambilan keputusan pembangunan infrastruktur. Deskripsi tentang kultural dan nilai-nilai yang diwariskan akan menjadi informasi penting, sekaligus menjadi panduan bagi pengelola tujuan Ecotourism. 3. Faktor Lingkungan Pembangunan infrastruktur dan bekerjanya fasilitas dan akomodasi di dalamnya hhendaknya sesuai dengan standar mutu lingkungan. desain yang ramah lingkungan justru memperkuat tujuan Ecotourism dan member kesan awal yang tak terlupakan bagi pengunjung. Desain tersebut dapat menghasilkan kesadaran. Mengenali penduduk lokal dan pemahaman terhadap nilai-nilai wilayah lokal. Hal ini pada saatnya kelak meningkatkan komitmen untuk perlindungan lingkungan. 4. Aspek Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peranan penting dalam mengoptimalkan jasa ecotourism. Melalui keahlian, keterampilan dan kreativitas, SDM (Sumber Daya Manusia) menjalankan pengelolaan dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam kebijkan manajeman yang tepat, pengenalan dan pemanfaatan SDM (Sumber Daya Manusia) dan organisasi, disertai kebijakan intensif, akan mengfhasilkan tanggungjawab secara penuh dalam pengelolaan jasa Ecotourism berkelanjutan. Sedangkan dimensi ecoutourism antara lain : 1. Manusia (ecowisatawan dan Operator Manusia: a. Menghargai keaneka ragaman hayati dan budaya yang ada b. Bersedia memahami dan mengikuti cara hidup yang beraku pada masyarakat setempat. c. Hubungan antara operator wisata dengan masyarakat dibangun dengan atas komunitas yang terbuka dan transparan. Menghargai hak kepunyaan masyarakat setempat, termasuk hak untuk tidak bersedia menerima wisatawan. 2. Objek dan Daya Tarik Wisata a. Objek wisata memiliki alam (flora dan fauna) dan atraksi budaya yang khas.
September 2015
Kegiatan yang di tawarkan memiliki dimensi budaya dan kepekaan kepada budaya lokal. c. Sarana dan prasarana di susun berdasarkan kaidah-kaidah dan budaya setempat. 3. Manfaat Pada Masyarakat a. Masyarakat setempat terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan ecotourism. b. Sejauh mungkin menggunakan produk setempat. c. Keuntungan yang diberikan kepada kelompok masyarakat dan bukan pada kelompok perorangan. d. Kegiatan yang dilakukan dalam zona yang telah ditetapkan untuk itu. 4. Manfaat Pada Lingkungan Jumlah ecotourism disesuaikan dengan daya dukung kawasan. Kegiatan yang ditawarkan langsung berhubungan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup setempat. B. Pelestarian Lingkungan Ada beberapa teori tentang lingkungan. Teori – teori tersebut antara lain : 1. Pengertian lingkungan Menurut Emil Salim (2016), lingkungan hidup diartikan sebagai benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Definisi lingkungan hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan cukup luas. Apabila batasan tersebut disederhanakan, ruang lingkuangan hidup dibatasi oleh faktor-faktor yang dapat dijangkau manusia, misalnya faktor alam, politik, ekonomi dan sosial. 2. Aspek Lingkungan Menurut Nugroho (2011:101) Kualitas lingkungan dalam arti luas, meliputi sumber daya alam dan buatan, memiliki hubungan yang komplek dengan aktivitas pariwista dan ecotourism. Hubungan tersebut melibatkan beragam aktifitas yang dapat menghasilkan dampak-dampak positif atau negative. Dampak positifnya adalah lahirnya manfaat berupa perlindungan dan konservasi lingkungan, b.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
143
Pariwisata, Vol. II No. 2 lahirnya kesadaran tentang nilai-nilai lingkungan dan implikasi upaya-upaya kompehensif tentang pembiyaan investasi dan pengelolaannya. Sedangkan dampak negatifnya adalah aktifitas-aktifitas selama pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, airport dan sebagainya, hingga saran wisata seperti hotel, restoran, resort, pantai, atau lapangan golf. Dampakdampak tersebut dapat bersifat langsung, gradual atau tidak dapat terdeteksi saat sekarang. Berikut di sajikan beberapa persefsi tentang aspek lingkungan dari sektor pariwisata atau Ecotourism. Berikut disajikan beberapa persefsi tentang
aspek lingkungan dari sektor pariwisata atau Ecotourism. C. Usaha/kegiatan Penting Pelestarian Lingkungan terhadap Ecotourism Kriteria daya dukung fisik untuk mempertahankan citra dalam pengembangan wisata/pariwisata terhadap Ecotourism berkonsep pelestarian lingkungan, adalah: a. Pemeliharaan kebersihan dan pencegahan pencemaran. b. Kelancaran, ketertiban dan keselamatan arus lalu-lintas pada koridor dan pusat-pusat kegiatan pariwisata. c. Pemeliharaan mutu dan ke-khasan desaint arsitektur bangunan. d. Pemeliharaan keseimbangan ekosistem fauna dan flora, sehingga keindahan panorama alam tetap asri. Menurut Nugroho (2011) Manfaat ekonomi wilayah Ecotourism tidak hanya melalui pendekatan pasar, seperti diuraikan sebelumnya. Karenanya upaya memberdayakannya penduduk lokal pada dasarnya adalah dengan menghitung peran dan budaya mereka dalam peran konservasi terhadap lingkungannya. Fisik lingkungan dan budaya, yang sehari-hari dihadapi, akan memberikan dampak langsung bagi keberlangsungan hidupnya. Ukuran ini menjadi penting terutama yang mendiami wilayah dan Ecotourism yang dilindungi (protected area). Upaya (atau budaya) mereka memelihara sumber daya alam dan lingkungan, berkontribusi sangat sigifikan mencegah banjir atau longsor, pemeliharaan tata air dan udara, serta yang
September 2015
pada giliranya mendukung sistem produksi ekonomi wilayah. Bila dilihat dari pengertian lingkungan hidup maka lingkungan hidup pada dasarnya dapat dibagi dalam 3 (tiga) jenis lingkungan yang menonjol yaitu: 1. Lingkungan fisik Lingkungan fisik adalah segala sesuatu di sekitar manusia berupa benda mati yang seperti: udara, air, sinar matahari, energi dan bahan-bahan mineral 2. Lingkungan biologis Segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa organisasi hidup seperti flora dan fauna, jasad-jasad renik atau plangtonplangton yang hidup di air. 3. Lingkungan sosial budaya Segala hasil karya manusia yang lahir dari rasa, karsa dan karya seperti adat istiadat pranata-pranata sosial, hasil seni budaya manusia, lingkungan sosial budaya disebut pula lingkungan buatan manusia. Menurut Nugroho (2011) Ecotourism kegiatan perjalanan wisata yang dikemas secara professional, terlatih, dan memuat unsure pendidikan, sebagai suatu sektor/usaha ekonomi, yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan. Kriteria daya dukung Ecotourism untuk mempertahankan lingkungan khas kegiatan pengembangan pariwisata, adalah: 1. Pertumbuhan pariwisata berada pada tingkat yang tidak mengganggu tata kehidupan dan kegiatan masyarakat setempat. 2. Kegiatan pariwisata berada pada tingkat yang menggangu upaya pelestarian lingkungan bangunan bersejarah, monument, budaya, seni, kerajinan, sistem nilai dan kepercayaan, tradisi dan adat-istiadat setempat. METODE PENELITIAN
Teknik penguji data dalam penelitian ini menggunakan teknik dan metode sebagai angket/kuesioner. Teknik penguji angket/kuesioner
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
ini menggunakan peneliti mengenai
144
Pariwisata, Vol. II No. 2 Ecotourism terhadap pelestarian lingkungan. Kemudian data akan di jawab para wisatawan sesuai pertanyaanpertanyaan yang ada dalam daftar kertas angket/kuesioner oleh para pengunjung wisatawan, yang berada di Kawasan Kampung Naga. Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai keadaan Ecotourism yang ada di masyarakat Kawasan Kampung Naga. Untuk kemudian kuesioner kemudian diuji lagi dengan Uji Validitas dan Reliabilitas data PEMBAHASAN. Hasil Analisis Deskriptif Penelitian dengan judul “Pengaruh Ecotourism Terhadap Pelestarian Lingkungan Pada Lokasi Khas Adat Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya”. Ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Ecotourism dan pelestarian lingkungan di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya, untuk mengetahhui pengaruh Ecotourism terhadap pelestarian lingkungan. data mengenai Objek Wisata di peroleh melalui internet, observasi dan wawancara terhadap para pengunjung dan petugas, pemandu (Guide) yang ada di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan mengenai karakteristik responden di peroleh melalui pengisian identitas dan tanggapan responden terhadap 27 (dua puluh tujuh) pernyataan, yaitu 21 (dua pulu satu) pernyataan mengenai Ecotourism, 6 (enam) pernyataan mengenai pelestarian lingkungan. Menggunakan Skala Likert pada kuesioner yang disebarkan ke 100 (seratus) pengunjung/wisatawan yang dijadikan responden. Data diolah secara statistik melalui Sofwaret SPSS 16 For Windows dengan metode analisis Koefisien Rank Spearman. Sedangkan untuk menguji hipotesis dilakukan dengan analisis Koefisien Determinasi (R2). Uji Parsial (uji T) adapun berdasarkan asil pengelolahan data secara statistik tersebut dapat di simpulkan sebagai berikut: a. Ecotourism di Kampung Naga Kabuapten Tasikmalaya tercapai skor total 7.931 (skor ideal 10.500) dengan tingkat persentase sebesar 76%. Berdasarkan interval skor, skor total variabel ecotourism sebesar 1.680
September 2015
berada pada interval 7.140-8.820 dan termasuk dalam kategori “Baik” oleh responden. b. Pelestarian Lingkungan di Kampung Naga Kabuapten Tasikmalaya tercapai skor total 2.416 (skor ideal 3.500) dengan tingkat persentase sebesar 69%. Berdasarkan interval skor, skor total variabel pelestarian lingkungan sebesar 480 berada pada interval 2.050-3.500 dan termasuk dalam kategori “Baik” oleh responden. c. Berdasarkan hasil hitungan regresi linier sederhana diperoleh variabel Ecotourism (X1) memiliki koefisien regresi sederhana sebesar 0,339 (bertanda positif) terhadap pelestarian lingkungan (Y) dan untuk hasil pengujuan parsial (uji T) diperoleh nilai t Hitung < t Tabel yaitu sebesar 3,568 < 1.6671 dengan tingkat signifikan 0,001. Hal ini berarti bahwa Ecotourism (X1) berpengaruh positif teradap pelestarian lingkungan. Tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh Ecotourism terhadap pelestarian lingkungan di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya, maka Ho di terima. d. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) diperoleh bahwa koefisien determinasi (R2) yang diperole sebesar 0,115 hal ini berarti 11,5% mengidentifikasi bahwa Ecotourism berpengaruhh terhadap pelestarian lingkungan sebesar 11,5% dan berdasarkan hasil uji kelayakan model Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya (uji T) diperoleh nilai T hitungan sebesar 9.519. Dengan siginifikan 0,005 lebi kecil dari nilai probalitas sig yaitu diperoleh t Tabel sebesar 0,001. Dengan demikian Ha ditolak H0 di terima. Artinya Ha menyatakan bahwa Ecotourism tidak berpengaruh terhadap pelestarian lingkungan secara parsial, maka hipotesis Ha di tolak. PENUTUP Potensi yang beraneka ragam terdapat di Kabupaten Tasikmalaya, wisata budaya
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
145
Pariwisata, Vol. II No. 2 merupakan kegiatan atau pengalaman kehidupan kemanusiaan yang mengacu kepada alam yang dapat di nikmati para wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Kampung Naga dengan memperkenalkan adat-istiadat nenek moyang terdahulu yang masih melestarikannya sampai saat ini, oleh pihak masyarakat yang berada di Kawasan Kampung Naga itu sendiri. Penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui pengaruh Ecotourism dan pelestarian lingkungan di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya .Namun peneliti ini juga menganalisis tentang analisis deskripsi dari variabel Ecotouriam (X1) dan variabel pelestarian lingkungan (Y). Selain itu peneliti melakukan pengujian secara parsial dari setiap variabel independen yaitu variabel Ecotourism (X1) dan pelestarian lingkungan (Y), sebagai berikut: 1. Penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui Ecotourism yang terdapat di Kawasan Kampung Naga masih terjaga dan menjadi sektor keberagaman, kegiatan yang ada di Kawasan Kampung Naga menjadikan daya tarik dan menjadikan produk atau jasa sebagai potensi wisata desa yang berbaur dengan lingkungan alam di sekitar. Ecotourism dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara regional maupun lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar Kawasan Objek Wisata Kampung Naga. Ecotourism juga tidak semata-mata hanya meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar Kawasan Kampung Naga, tetapi lebih peduli dengan kerusakan alam di sekitar dan mencegahnya. Baik lingkungan fisik dan non fisik yang bertanggung jawab dalam berkelanjutan, sehingga keanekaragaman hayati dan kekayaan budaya di sekitar Kawasan Kampung Naga dapat terus di lestarikan hingga generasi-generasi yang akan datang. 2. Dalam penelitian ini hasil analisis pelestarian lingkungan apa saja yang bisa dijadikan wisata budaya yang terdapat di Kawasan Kampung Naga, yaitu dengan mempertahankan
September 2015
bangunan-bangunan bersejarah, monument, budaya, seni, kerajinan, sistem nilai dan kepercayaan, tradisi adat-istiadat yang ada di Kampung Naga. Masyarakat di sekitar Kawasan Kampung Naga yang masih mengandalkan alam di sekitar Kawasan Kampung Naga untuk memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya lingkungan makin meningkat pula. Dalam pemanfaatan sumber daya dan lingkungan perlu diperhitungkan untuk menjaga kelestariannya, seperti halnya masyarakat di sekitar Kawasan Kampung Naga sebagian besar mata pencahariaannya sebagai petani, dan masih mengandalkan bercocoktanan di sekitar Kawasan. Yaitu, menanam padi, jagung, singkong dan lain-lain. Dan di Kawasan Kampung Naga masih menjaga kelestarian air sungai yang ada di sekitar Kawasan Kampung Naga dan di pakai untuk kebutuan sehari-hari oleh pihak masyarakat dengan kebiasaan tradisional tanpa mengandalkan alat bantu atau mesinmesin modern, masyarakat di sekitar Kawasan maupun menjaga pencemaran sampah dan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar Kawasan dengan baik. 3. Hasil analisis terhadap konsep Ecotourism dan pelestarian lingkungan yang diterapkan oleh Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya dinyatakan penting karena pengunjung/wisatawan menginginkan tempat wisata alami yang relatif belum tercemar dan rusak, dengan tujuan untuk mengenal lebih jauh dalam hal ilmu pengetahuan, tentang budaya nenek moyang pada zaman terdahulu, yang sesuai dengan harapannya. Kesesuain tersebut diharapkan dari pelestarian lingkungan yang tersedia di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya, sudah menggambarkan manfaat pelestarian lingkungan tersebut. Konsep Ecotourism dan pelestarian lingkungan mendapatkan respon yang tinggi yang dinilai positif. Dalam hal menjaga pelestarian yang sangat baik di Kampung Naga dan menjadi daya tarik
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
146
Pariwisata, Vol. II No. 2 tersendiri, dalam meningkatkan kunjungan yang datang ke Objek Wisata Kampung Naga, dapat di nikmati hasilnya langsung yakni berupa, bangunan-bangunan sejarah, monument, seni, kerajinan dan tradisi adat-istiadat yang masih terjaga dan di lestarikan oleh pihak masyarakat sekitar Kampung Naga itu sendiri. Saran Setelah melakukan analisis secara pembahasan, saran yang dapat diberikan terhadap Objek Wisata Budaya Kampung Naga berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap terdapat hasil penelitian yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Ecotourism yang ada di Kampung Naga yaitu dapat dipertahankan dan diketahui para pengunjung sebagai wisata budaya dan pengembangan Objek Wisata budaya yang lebih baik lagi dan menjadi ciri khas wisata budaya sunda. 2. Pelestarian lingkungan yang ada di masyarakat sekitar yaitu mempertahankan budaya nenek moyang mereka tanpa harus mengenal budaya luar, yang masuk dan dapat merusak kelestarian adat istiadat di Kampung Naga. Sehingga jauh dari kata mengenali dunia modern yang dapat mengakibatkan rusaknya bangunan bersejarah, seni, tradisi upacara maupun lingkungan yang berada di sekitar Kawasan Kampung Naga. 3. Konsep Ecotourism dan pelestarian lingkungan yang dapat di pakai oleh masyarakat budaya Kampung Naga ialah memberi wawasan atau ilmu tentang pelestarian lingkungan yang masih di pakai tradisinya sampai sekarang kepada para wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Kampung Naga, yang dapat mencerminkan hidup di alam dan mengolahnya sebagai kebutuhan hidup sehari-hari tanpa harus merusaka dan menggunakan alam dengan berebih.
September 2015
REFERENSI Anas Kurniawan, Rizki. (2013). Peran Badan Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Kabupaten Tegal Pada Industri Rumah Tangga Pengrajin Tahu, Skripsi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Dwi
Budhiyanti,Hutomo Moestadjab, Arief Setiyawan, (2010). Konsep Ecotourism Pada Kawasan Wisata Nepa –Sampang Madura ( Jurnal Tata Kota Dan Daerah Volume 2 ).
Pitaya, (2011) .Prospek Pengembangan Ekowisata Indonesia Untuk Meningkatkan Kedatangan Wisatawan, Jurnal Tourisma Nugroho. (2011). Ekowisata Dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogjakarta : Pustaka Pelajar Sumber:Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya (2014) BIODATA PENULIS N. Yesi Sri Yulistianti memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE.Par) , Jurusan Manajeman Pariwisata STP ARS Internasional Bandung, lulusan Tahun 2016 Erlangga Brahmanto, Kepala Program study Pariwisata STP Ars Internasional. lahir di Yogyakarta. Telah menyelesaikan Study D3 Perhotelan di AMPTA Yogyakarta, Strata satu di STIEPARI Semarang, dan Strata dua di STIEPARI Semarang.
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp
147