Pengaruh Earning Per Share, Return On Equity, Debt To Equity Ratio dan Size Terhadap Price To Book Value
Fundamental Analysis forStock
59
Tri Marlina Program Studi Keuangan dan Perbankan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia E-Mail :
[email protected] ABSTRACT This research aims to test the influence of fundamental factors (earning per share, return on equity, debt to equity ratio and size) to price to book value. Population of this study is all food and beverage manufacturing firm listed on Indonesia Stock Exchange during 2006-2010. Using of empirical study of 12 firm of food and beverage with analysis method multiple regression and analysis using software SPSS 17.0. The results of regression analysis showed that earning per share, return on equity, debt to equity ratio and size variables have significant impact on Price to Book Value with 93,6% of adjusted R2. Individually earning per share, return on equity and debt to equity ratio have a positive relation and significant to Price to Book Value while size has negative relation and insignificant to price to book value.
Submitted: FEBRUARI 2013 Accepted: MARET 2013
Keywords: earning per share, return on equity, debt to equity ratio, size, price to book value, multiple regression PENDAHULUAN Investor dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal memerlukan informasi tentang penilaian saham, karena dapat membantu investor untuk mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah. Harga saham di masa yang akan datang dapat diestimasi melalui nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham. Salah satu pendekatan dalam menentukan penilaian saham adalah dengan melihat Price to Book Value (PBV). Price to Book Value (PBV) digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggiPrice to Book Value (PBV), semakin baik pasar memandang perusahaan dan prospeknya.Hal ini berarti semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempegaruhi besarnya Price to Book Value (PBV). Faktorfaktor tersebut antara lain EarningPer Share, Return on Equity, Growth, Dividend Payout Ratio, Debtto Equity Ratio, Size, Return On Assets, Beta Saham.Hasil penelitian Wardjono (2010) membuktikan bahwa Return on Equity (ROE) dan Growth berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value (PBV), sementara pengujian pada Dividend Payout Ratio (DPR) dan Degree of Financial Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas dan tingkat pertumbuhan merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh investor. Hidayati (2010) dalam penelitiannya menunjukkan Debt to Equity Ratio, Dividend PayoutRatio, Return on Equity dan Size secara bersama-sama berpengaruh terhadap Price to Book Value. Secara individual, Debtto Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadapPrice to Book Value, sedangkan Return on Equity dan Size berhubungan positif dan signifikan terhadap Price to Book Value.
JIAKES Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol. 1 No. 1, 2013 pg. 59-72 STIE Kesatuan ISSN 2337 – 7852
Fundamental Analysis for Stock
60
Putra (2007) dari hasil analisisnya menunjukkan bahwa data Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio secara parsial signifikan berpengaruh terhadap Price to Book Value, namun Return On Assets, Beta Saham dan Dividend Payout Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value. Hadi (2006) study examines the value-relevance of income components under thecurrent practice in Jordan. The variables for this study are sale, gross profit, operatingincome, income before tax, net income and market to book equity ratio (MTB). The resultsof this study show that income components have significant relation with MTB. Semakin tinggi Price to Book Value (PBV), semakin baik pasar memandang perusahaan dan prospeknya. Sebuah Price to Book Value (PBV) di bawah satu menunjukkan bahwa nilai perusahaan secara berkelanjutan sebenarnya berada di bawahnilai asetnya. Seperti yang dikatakan Branch and Gale (1983): The higher the Price Book, the more favorably the market views the company and its prospects. A Price Book below one suggests that the firm’s value as a going concern is actually below the value its assets. Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan Brigham dan Houstan (2011). Perusahaan yang dipandang baik oleh investor adalah perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta terus menerus mengalami pertumbuhan. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai perusahaan yang terus tumbuh. Semakin tinggi rasio Price to Book Value dapat diartikan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Investor yang rasional tentu akan memilih saham-saham yang memberikan tingkat keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah. Rate of return diperoleh dari laba perusahaan berupa deviden dan selisih harga saham. Investor dapat menggunakan laba akuntansi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. Makin tinggi laba bersih yang diperoleh, makin tinggi pula Earning Per Share (EPS). Hasil penelitian Kalaf (2011) menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (ROE), rasio Pasar (PBV), arus kas dari operasi/penjualan, dan rasio leverage (DER) berpengaruh signifikan pada laba per saham (Earning Per Share). Earning Per Share (EPS) yang makin tinggi berpengaruh positif terhadap Price to Book Value (Putra 2007). Earning Per Share (EPS) dihitung dari Net Income dibagi dengan Share Outstanding (jumlah saham yang beredar) Ross (2010). Martani, et al (2009) menguji relevansi nilai informasi akuntansi dalam menjelaskan return saham. Penelitian ini menggunakan profitabilitas, likuiditas, leverage, rasio pasar, ukuran dan arus kas sebagai proxy informasi akuntansi. The study finds that profitability, turnover and market ratio has significant impact to the stock return. Ariadi (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Hidayati (2010) secara individual, Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap Price to Book Value. Berikut ini disajikan data rata-rata earning per share, return on equity, debt to equity ratio, size (log total asset) dan price to book value perusahaan food and beverage yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Tabel 1 Data Rata-rata Variabel EPS, ROE, DER, SC Dan PBV Perusahaan Food and Beverage yang Listing di BEI Periode Tahun 2006 – 2010 VARIABEL 2006 2007 2008 2009 2010 EPS (%) 469.92 593.33 1,363.25 2,089.42 2,089.42 ROE (%) 16.35 (8.69) 5.39 36.65 20.26 DER(%) 1.15 1.59 1.68 2.09 1.31 SIZE (%) 11.83 11.94 12.03 12.03 12.20 PBV(%) 2.38 2.78 1.25 4.69 3.48 Sumber : Data sekunder yang telah diolah
Dari tabel 1 variabel Price to Book Value mengalami fluktuasi naik pada 2007, turun pada tahun 2008 kemudian naik dan turun lagi pada tahun 2009, dan kembali turun pada tahun 2010, namun hasilnya tetap di atas 1(satu). Price to Book Value (PBV) merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya. Bila suatu perusahaan mempunyai PBV di atas 1 (>1), maka harga saham perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi daripada nilai bukunya yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik di mata investor. Adanya perubahan Price to Book Value disebabkan karena adanya perubahan dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi Price to Book Value. Namun perubahan dari faktor-faktor tersebut tidak konsisten (perubahannya berfluktuasi). Perubahan Earning Per Share (EPS) selalu meningkat seharusnya diikuti dengan perubahan Price to Book Value (PBV) yang juga meningkat searah. Demikian juga perubahan Return On Equity, Debt to Equity Ratio dan Size (log total assets) tidak sesuai dengan perubahan Price to Book Value. Earning Per Share mengalami kenaikan tahun 2007, 2008 dan 2009, pada tahun 2010 mengalami stagnan. Adanya kenaikan Earning Per Share menunjukkan adanya kenaikan laba dari perusahaan. Earning Per Share merupakan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Adanya kenaikan Earning Per Share (EPS) seharusnya diikuti dengan perubahan kenaikan Price to Book Value (PBV) yang searah. Return On Equity mengalami perubahan yang tidak konsisten. Pada tahun 2007 mengalami penurunan yang drastis, tahun 2008 dan 2009 naik dan turun kembali pada tahun 2010. Return On Equity merupakan hasil laba yang diperoleh dibagi dengan total ekuitas. Bila dilihat dari perubahan rata-rata EPS yang naik, seharusnya ROE juga naik. Kenyataannya terjadi perubahan ROE yang menurun kemudian naik dan turun kembali yang tidak sebanding dengan perubahaan EPS. Debt to Equity Ratio tahun 2006 sampai 2009 naik dan pada tahun 2010 turun. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) berarti semakin besar hutang yang ditanggung perusahaan. Size (log total assets) menunjukkan angka yang terus naik. Hal ini menunjukkan semakin besar aset yang digunakan perusahaan. Meningkatnya aset perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan perolehan laba. Identifikasi masalah Dari uraian latar belakang di atas terdapat permasalahan penelitian yaitu : a. Earning Per Share : semakin besar Earning Per Share menunjukkan semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, sebaliknya semakin kecil Earning Per Share berarti makin kecil laba yang diperoleh. b. Return On Assets (ROA) : semakin besar aset yang digunakan, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Sebaliknya semakin kecil jumlah aset yang digunakan, semakin kecil kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Bila laba yang diperoleh kecil, akan berdampak kepada berkurangnya minat investor. c. Return On Equity : semakin besar laba yang diperoleh, semakin besar Return On Equity dan berdampak pada makin besarnya Price to Book Value. d. Debt to Equity Ratio : adanya hutang atau debt akan menurunkan laba, hal ini disebabkan karena adanya beban tetap yang harus ditanggung perusahaan. Turunnya laba berpengaruh terhadap return saham dan pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya Price to Book Value. e. Growth : Tingkat pertumbuhan laba (earning growth) berpengaruh negatif terhadap Price to Book Value (PBV). Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan pertumbuhan yang cepat akan menunjukkan perusahaan tersebut banyak membutuhkan pendanaan untuk kegiatan investasinya baik pendanaan internal maupun eksternal
Fundamental Analysis for Stock
61
Fundamental Analysis for Stock
62
f.
Size : besarnya aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Laba berpengaruh positif terhadap harga saham. Naiknya harga saham akan meningkatkan Price to Book Value. g. Dividen Payout Ratio (DPR) : berpengaruh negatif terhadap Price to Book Value (PBV). Semakin besar Dividend Payout Ratio semakin besar pula deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham, maka akan semakin besar juga uang kas yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar deviden akibatnya laba yang ditahan akan semakin kecil. h. Inflasi : Inflasi mengakibatkan naiknya harga-harga barang sehingga memperlemah daya beli. Adanya inflasi dapat mengurangi pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Tingkat inflasi yang tinggi berpengaruh negatif terhadap harga saham. Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Apakah ada pengaruh Earning Per Share, Return On Equity, Debt to Equity Ratio dan Size terhadap Price to Book Value secara parsial. b. Apakah ada pengaruh Earning Per Share, Return On Equity, Debt to Equity Ratio dan Size terhadap Price to Book Value secara simultan. TINJAUAN PUSTAKA Price to Book Value (PBV) Investor dapat mempertimbangkan rasio pasar modal seperti rasio harga terhadap nilai bukunya (Price to Book Value) yang selanjutnya disingkat PBV, untuk membedakan saham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi (overvalued), atau terlalu rendah (undervalued) Wardjono (2010 ). Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai perusahaan yang terus tumbuh. Semakin tinggi rasio Price to Book Value dapat diartikan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Dalam menganalisis harga saham, dapat menggunakan rasio keuangan yang sering dikaitkan dengan profitabilitas guna mengukur kinerja perusahaan. Price to Book Value (PBV) digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Aras dan Yilmaz (2008) menguji prediktabilitas return saham di 12 pasar saham negara berkembang dengan menggunakan price-earnings ratio, dividend yield, and market-tobook ratio sebagai variabel prediksi selama periode 1997-2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa market-to-book ratio memiliki hubungan positif dengan market index returns (indeks return pasar), kecuali Afrika Selatan. Artinya, return pasar meningkat ketika market-to-book ratio meningkat. Hasil regresi menggambarkan bahwa market-tobook ratio yang paling berpengaruh di Turki, diantara negara berkembang lainnya. Fama dalam Aras (2008) berpendapat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara return dan variabel seperti ukuran (size), price-to-book ratio, dan return sebelumnya. Peneliti lain yang melakukan penelitian terhadap Price to book value antara lain Pakpahan (2010) secara simultan Size, Growth, Leverage, Return On Equity, Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan diproksi dengan Price to Book Value. Hidayati (2010) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Return On Equity dan Size secara bersama-sama berpengaruh terhadap Price to Book Value. Menurut Wardjono (2010) Return on Equity (ROE) dan Growth berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Wirawati (2008) hasil yang ditemukan dari keempat faktor fundamental yang dianalisis menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR) dan tingkat pertumbuhan
(Growth) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Hasil penelitian Putra (2007) menyimpulkan bahwa Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio secara parsial signifikan berpengaruh terhadap Price to book value. Hadi (2006) The results of this study show that income components have significant relation with MTB (market to book equity ratio). Dari hasil penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa faktor fundamental seperti Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR), Debt to equity ratio (DER), Price-Earnings Ratio (PER), Dividend Yield (DY) dan Size (SC) berpengaruh terhadap Price to Book Value. Earnings Per Share (EPS) Laba merupakan indikator untuk mengetahui keuangan perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan yaitu melalui perbandingan dengan periode sebelumnya. Perubahan kenaikan atau penurunan ini memberi dampak terhadap kebijakan keuangan untuk kegiatan selanjutnya, seperti kebijakan penetapan jumlah deviden, pembayaran hutang, penyisihan atau untuk investasi lagi guna menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Earning Per Share (EPS) merupakan hasil laba bersih yang diperoleh perusahaan (Net Income) dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Shares outstanding) Ross (2010). Makin tinggi Earning Per Share menunjukkan makin tinggi laba yang diperoleh perusahaan. Ketika investor mengevaluasi performance dari perusahaan, investor tidak cukup hanya mengetahui apakah income suatu perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan, investor juga perlu mencermati bagaimana perubahan income berakibat terhadap investasinya. Perusahaan yang mapan umumnya mempunyai rasio Earning Per Share tinggi, sedangkan perusahaan yang berusia muda mempunyai kecenderungan Earning Per Share (EPS) yang rendah. Putra (2007) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa variabel Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Price to Book Value. Arah koefisien positif menunjukkan bahwa peningkatan Earning Per Share (EPS) akan meningkatkan Price to Book Value. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Earning Per Share yang naik mencerminkan hasil investasi per lembar saham meningkat, sehingga kepercayaan investor meningkat dan harga saham juga meningkat. Dampak akhirnya adalah Price to Book Value juga meningkat. Khalaf (2011) dalam penelitiannya “It can be concluded that financial ratios, return on equity, debt to equity, price to book value, and cash flow from operating activities altogether affect earning per share” Return On Equity (ROE) Investor dapat menggunakan laba akuntansi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi. Dalam penelitian Laksmi dan Ratnadi diperoleh hasil bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel laba akuntansi yang dimasukkan dalam model regresi menunjukkan arah positif (searah) antara variabel bebas (laba akuntansi) dengan variabel terikat (return saham). Kesimpulannya menyatakan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham. Investor berharap mendapatkan pengembalian atas uang yang diinvestasikannya. Kemampuan perusahaan untuk pengembalian atas ekuitas biasa disebut Return On Equity (ROE). Return On Equity (ROE) dihitung dari laba bersih yang diperoleh dibagi dengan total ekuitas biasa (Brigham 2010). Return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder). Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Meningkatnya Return On Equity (ROE) akan meningkatkan Price to Book Value. Beberapa penelitian mengenai hubungan Return On Equity (ROE) dengan Price to Book Value antara lain dilakukan oleh Wirawati (2008). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Demikian juga Hidayati (2010), Pakpahan (2010) dan Wardjono (2010) dalam
Fundamental Analysis for Stock
63
Fundamental Analysis for Stock
64
penelitiannya, mereka juga menyimpulkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara ROE terhadap PBV, ini membuktikan secara empiris jika ROE meningkat (naik) maka PBV juga akan mengalami peningkatan pula. Debt to Equity Ratio (DER) Suatu perusahaan didirikan tentunya tidak lepas dari upaya memenuhi tujuan pendiriannya yaitu memaksimalisasi harga saham dan pencapaian profitabilitas. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan modal, baik modal sendiri dari intern perusahaan yakni dengan mengeluarkan saham maupun modal dari ekstern berupa hutang. Struktur modal diukur dengan leverage yakni ukuran yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan yang menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat pengembalian atau laba bersih bagi pemilik perusahaan. Perusahaan yang menggunakan hutang adalah perusahaan yang mempunyai financial leverage. Semakin besar proporsi hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, pemilik modal sendiri akan menanggung resiko yang makin besar. Penentuan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara resiko dan pengembalian Brigham dan Houston (2010). Menggunakan hutang dalam jumlah yang lebih besar akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh pemegang saham. Namun demikian menggunakan lebih banyak hutang pada umumnya akan meningkatkan perkiran pengembalian atas ekuitas. Resiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham. Karena itu struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh financial leverage antara lain dilakukan oleh Iswadi dan Yunina (2006). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Financial leverage secara individu berpengaruh terhadap harga saham. Koefisien regresi variabel menunjukkan arah yang terbalik (negatif) yang berarti kenaikan financial leverage akan mengakibatkan harga saham turun. Begitu juga sebaliknya, jika financial leverage turun maka harga saham akan naik. Ariadi (2009) menyebutkan bahwa Rasio Hutang terhadap Ekuitas (DER) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Demikian juga Sulistio (2005) mengatakan bahwa Ukuran perusahaan (Size), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan tingkat leverage, menunjukkan pengaruh negatif signifikan terhadap initial return. Naimah (2008) dalam penelitiannya menerima hipotesis yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki rasio hutang terhadap total aktiva yang tinggi, hubungan laba akuntansi dengan harga saham akan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki rasio hutang terhadap total aktiva yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi resiko perusahaan, akan semakin rendah respon harga saham terhadap informasi laba akuntansi. Makin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi resiko perusahaan yang pada akhirnya akan menurunkan harga saham. Turunnya harga saham dapat mengakibatkan turunnya Price to Book Value Ratio. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Hidayati (2010) dan Putra (2007) yang menemukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap price to book value perusahaan. Size Penjualan merupakan sumber dari hidupnya suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba. Pertumbuhan penjualan merupakan manifestasi keberhasilan investasi di masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi di masa yang akan datang . Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mencerminkan pendapatan yang meningkat, sehingga diharapkan pembayaran deviden pun akan meningkat. Pembayaran deviden merupakan salah satu harapan dari para investor. Untuk dapat mencapai pertumbuhan penjualan tentunya diperlukan aset yang juga jumlahnya meningkat. Besarnya aset yang digunakan perusahaan merupakan salah satu ukuran besar kecilnya perusahaan tersebut (Size). Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat
kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan, semakin dikenal masyarakat yang berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan. Size menggambarkan kemampuan meningkatkan penjualan dan earning dari total asset yang dimiliki perusahaan. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan Halim (2010). Perusahaan yang mengalami pertumbuhan positif mempunyai pengaruh terhadap harga saham (Sriwardany 2006). Jaffe dalam Aras (2008), menganalisa hubungan antara return saham dengan size and earnings-to-price ratio, selama periode 1951 – 1986 di Amerika Serikat dan menemukan efek imbal hasil yang signifikan selama periode penelitian. Martani, et al (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan yang ditunjukkan dengan total aset berkorelasi positif dengan return. Menurut Hidayati (2010) size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Price to Book Value. Sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan size yang tercermin dari total asetnya dalam meningkatkan nilai perusahaan. METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metoda purposive sampling. TABEL 2 Sampel Penelitian KODE NO. PERUSAHAAN ADES 1 PT. Ades Waters Indonesia Tbk AISA 2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk CEKA 3 PT. Cahaya Kalbar Tbk 4 PT. Davomas Abadi TBK. DAVO DLTA 5 PT. Cahaya Kalbar Tbk INDF 6 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk MLBI 7 PT. Multi Bintang Indonesia, tbk MYOR 8 PT. PT. Mayora Indah, tbk PSDN 9 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk SKLT 10 PT. Sekar Laut Tbk SMAR 11 PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology, tbk ULTJ 12 PT. Ultra Jaya Milk Tbk Sumber : Data sekunder yang diolah Metode pengumpulan data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data didasarkan pada teknik dokumentasi pada laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Indonesia Capital Market Directory dan Pojok Bursa Efek Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor. Metode analisis Untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang telah ditetapkan maka dilakukan analisis regresi berganda. Dalam model regresi ini, ada empat variabel bebas (independent variable) yang digunakan dan satu variable tergantungnya (dependent variable) .
Fundamental Analysis for Stock
65
Fundamental Analysis for Stock
HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskripsi Tabel 3 Statistik deskriptif variabel sampel EPS, ROE, DER, SIZE dan PBV Perusahaan Food and Beverage tahun 2006 – 2010 Std. Minimum Maximum Mean N Deviation PBV 57 -0.80 35.40 2.74 4.93 EPS 57 -860.00 16158.00 1209.61 3372.01 ROE 57 -75.80 323.60 17.09 46.77 DER 57 -2.10 8.40 1.55 1.49 SIZE 57 10.98 13.67 12.01 0.62 Valid N 57 (listwise) Sumber : data sekunder yang diolah
66
Uji spesifikasi model 1. Uji koefisien determinasi ( R2) Dalam penelitian ini menggunakan Ajusted R2 , karena nilai R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2009), sehingga keputusan yang diambil lebih tepat. Sedangkan bila menggunakan R2 , bila ada tambahan satu variabel independen, nilai R2 pasti meningkat. Tabel 4 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) Model
R
1
0.970
R Square 0.941
Adjusted R square 0.936
Std. error of the Estimate 1.24271
Sumber : Data sekunder yang diolah Dari hasil perhitungan SPSS 17.0 tabel 4 diperoleh hasil besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini Adjusted R2 adalah sebesar 0.936 atau 93,6%. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel earning per share (EPS), return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), Size terhadap price to book value (PBV) yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 93,6 % dan sisanya sebesar 6,4 % dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi, seperti return on assets, growth , dividen payout ratio (DPR) dan faktor ekonomi negara secara makro antara lain inflasi 2. Uji parsial ( Uji t ) Tabel 5 Hasil Uji t Model
1.
(Constant) EPS ROE DER SIZE
Unstandardized Coefficients B 5.1736 0.0002 0.0672 1.2705 -0.4857
Std. Error 3.3128 0.0001 0.0053 0.1243 0.2784
Standardized Coefficients
t
Sig.
1.5617 3.2453 12.6273 10.2199 -1.7444
0.1244 0.0021 0.0000 0.0000 0.0870
Beta 0.1584 0.6382 0.3842 -0.0608
a. Dependent variable : PBV Sumber : data sekunder yang diolah
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa tiga variabel independen yaitu earning per share (EPS), return on equity (ROE) dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap variabel price to book value (PBV) dengan tingkat signifikansi sebesar 0.001 untuk EPS, 0.000 untuk ROE dan 0.000 untuk DER. Sedangkan variabel independen Size memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel price to book value (PBV). Hal ini ditunjukan dengan tingkat sigifikansi yang lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.0870.
3. Uji simultan ( Uji F ) Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu earning per share (EPS), return on equity (ROE) , debt to equity ratio (DER) dan size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen price to book value (PBV). Hal ini dapat dibuktikan dari Tabel 4.11 nilai F hitung sebesar 206.935 dengan probabilitas sebesar 0.000. Angka ini jauh dibawah 0.05 atau 5%. Dengan demikian model regresi dapat digunakan untuk memprediksi price to book value atau dapat dikatakan bahwa EPS, ROE, DER dan Size secara simultan berpengaruh terhadap price to book value (PBV). Tabel 6 Hasil Perhitungan Uji F Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1278.740 80.332 1359.073
df
Mean Square
F
Sig.
4 52 56
319.685 1.545
206.935
0.000
Predictor : (Constant), SIZE, ROE, DER, EPS Dependent variable : PBV Sumber : Data sekunder yang diolah Pengujian hipotesis Untuk menguji hipotesis pengaruh antara faktor fundamental seperti Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Size terhadap Price Book Value (PBV) digunakan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut. PBV = α + β1EPS + β2ROE + β3DER + β4SIZE + e Pengujian hipotesis satu, dua, tiga, empat dan lima menggunakan analisis regresi berganda yang dilakukan pada 57 sampel untuk melihat pengaruh antara Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Size terhadap Price to Book Value (PBV). Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) adalah positif dan Size adalah negatif. Persamaan regresi yang diperoleh dari hasil analisis SPSS Statistic 17.0 adalah sebagai berikut : PBV = 5.1736 + 0.0002 EPS + 0.0672 ROE + 1.2705 DER - 0.4857 Size + e a. Pengujian Hipotesis 1. H1 : Earning per Share berpengaruh positif signifikan terhadap Price to book value/ Koefisien regresi Earning Per Share (EPS) bertanda positif 0.0002 dan nilai t hitung 3.2453 dengan signifikansi 0.0021. Dilihat dari t hitung yang lebih besar dari t tabel yaitu 3.2453 > 2.004 serta tingkat signifikansi yang jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0.0021, maka H1 terbukti atau dengan kata lain Earning per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap Price to book value perusahaan food and beverage yang listing di BEI tahun 2006-2010. Hal ini berarti hipotesis 1 diterima. b. Pengujian hipotesis 2. H2: Return on Equity berpengaruh positif signifikan terhadap Price to book value. Koefisien regresi Return on Equity (ROE) bertanda positif 0.0672 dan nilai t hitung 12.6273 dengan signifikansi 0.0000. Dilihat dari t hitung yang lebih besar dari t tabel yaitu 12.6273 > 2.004 serta tingkat signifikansi yang jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0.0000, maka H1 terbukti atau dengan kata lain Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap price to book value perusahaan food and beverage yang listing di BEI tahun 2006-2010. Dalam hal ini hipotesis 2 diterima. c. Pengujian hipotesis 3. H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap Price to book value. Koefisien regresi Debt to Equity Ratio (DER) bertanda positif 1.2705 dan nilai t hitung 10.2199 dengan signifikansi 0.0000. Dilihat dari t hitung yang lebih besar dari t tabel yaitu 10.2199 > 2.004 serta tingkat signifikansi yang jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0.0000, maka Debt to
Fundamental Analysis for Stock
67
Fundamental Analysis for Stock
68
Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan dengan tanda positif terhadap price to book value perusahaan food and beverage yang listing di BEI tahun 20062010, dengan demikian H1 terbukti atau hipotesis 3 diterima. d. Pengujian hipotesis 4. H4 : Size berpengaruh positif signifikan terhadap Price to book value. Koefisien regresi Size bertanda - 0.4857 dan nilai t hitung -1.7444 dengan signifikansi 0.0870. Dilihat dari t hitung yang lebih kecil dari t tabel yaitu -1.7444 < 2.004 serta tingkat signifikansi yang jauh lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0.0987, maka H4 tidak terbukti atau dengan kata lain Size berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap price to book value perusahaan manufaktur food and beverage yang listing di BEI tahun 2006-2010. Dalam hal ini terima Ho dan hipotesis 4 ditolak e. Pengujian hipotesis 5. H5 : Earning per Share, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Size secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Price to book value. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji simultan dapat dilihat pada tabel 4.11. Variabel independen Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Size berpengaruh secara signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa hasil uji F hitung sebesar 206.935 > F tabel 2.7757 dengan signifikansi 0.000 jauh dibawah 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share, Return On Equity, Debt to Equity Ratio dan Size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Price to book value. Dengan kata lain model regresi layak dipakai untuk memprediksi Price to book value berdasarkan masukan variabel independen. Dalam hal ini berarti HIPOTESIS 5 diterima. Pembahasan Dari hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa Earning per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Price to book value perusahaan food and beverage tahun 2006 -2010 . Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Putra (2007). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Earning per Share (EPS) yang naik mencerminkan hasil investasi per lembar saham meningkat, sehingga kepercayaan investor meningkat dan harga saham juga meningkat, dampak akhirnya Price to book value ( PBV) juga meningkat. Sebaliknya bila Earning per Share (EPS) turun, investor enggan untuk membeli saham , kondisi ini akan berakibat harga saham juga akan turun. Turunnya harga saham akan berakibat pada turunnya Price to book value ( PBV) . Dari hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh bahwa Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Price to book value perusahaan food and beverage tahun 2006 -2010. Hasil penelitian ini sekaligus mendukung hasil penelitian Wirawati (2008), Hidayati (2010), Rosma (2010), Wardjono (2010), semua menyimpulkan bahwa Return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Price to book value. Return on equity (ROE) sering disebut juga return on common equity sering diterjemahkan sebagai rentabilitas saham sendiri (rentabilitas modal saham). Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan Return On Equity (ROE) yaitu bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Oleh karena itu semakin tinggi Return On Equity (ROE) maka akan semakin tinggi juga Price to book value (PBV) sebagai ukuran dari nilai perusahaan. Sebaliknya semakin kecil Return On Equity (ROE) maka semakin kecil Price to book value (PBV). Apabila saham perusahaan diperdagangkan di bursa saham, tinggi rendahnya Return on Equity akan mempengaruhi tingkat permintaan saham tersebut di bursa dan harga jualnya. Hal ini dikarenakan Return on Equity merupakan tolak ukur profitabilitas dimana para pemegang saham pada umumnya ingin mengetahui tingkat probabilitas modal saham yang telah mereka tanam dalam persahaan dan besarnya keuntungan yang mereka peroleh.
Dari hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan nilai signifikan terhadap Price to book value perusahaan food and beverage tahun 2006 -2010. Kondisi ini dijelas oleh Brigham (2010) penentuan struktur modal akan melibatkan pertukaran antara resiko dan pengembalian (return). Menggunakan hutang dalam jumlah yang lebih besar akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh pemeganag saham. Namun menggunakan lebih banyak hutang pada umumnya akan meningkatkan perkiraan pengembalian atas ekuitas. Investor menganggap bahwa kenaikan hutang yang berdampak pada kenaikan resiko berupa bunga diikuti dengan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam jumlah yang lebih besar. Oleh karena ada peningkatan laba, harga sahampun akan meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan Price to book value (PBV). Selama kenaikan laba yang diperoleh lebih besar dari kenaikan resiko yang ditanggung akibat dari naiknya hutang, maka kenaikan hutang akan meningkatkan harga saham akhirnya akan meningkatkan Price to book value (PBV). Ratnasari (2003) dalam penelitiannya menyimpulkan dahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan manufaktur dan perusahaan perbankan. Nilai probabilitas Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan manufaktur sebesar 0.009 dibawah 0.05 dengan koefisien regresi sebesar 0.03113. sedangkan nilai probabilitas Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan perbankan sebesar 0.047 dibawah 0.05 dengan koefisien regresi sebesar 0.01108. Peneliti lain yang hasil penelitiannya Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif signifikan terhadap Return saham adalah antara lain Susilowati (2011). Return saham terdiri dari capital gain dan deviden. Berpengaruh positif terhadap return saham akan berdampak pada price book value juga positif. Perusahaan yang sedang berkembang dan tumbuh hampir pasti akan memerlukan sumber pendanaan untuk mendanai operasional perusahaan. Perusahaan tersebut memerlukan banyak dana operasional yang tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Sumber pendanaan yang lain bagi perusahaan diantaranya berasal dari hutang. Hutang mempunyai kelebihan diantaranya bunga mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dalam pemenuhan kebutuhan dana dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan caracara lain, termasuk penggunaan utang (teori signal). Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan kurang cerah ( Brigham 2010). Hasil penelitian Taswan (2003) menyimpulkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Price to book value). Hasil riset Taswan (2003) ini konsisten dengan temuan Modigliani dan Miller (dalam Taswan 2003) bahwa dengan memasukan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak dan Jensen (dalam Taswan 2003) yang yang menyatakan bahwa dengan adanya hutang akan dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dari hasil pengujian hipotesis keempat diperoleh bahwa Size berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Price to book value pada perusahaan food and beverage tahun 2006 -2010. Dengan kata lain H1 ditolak. Size perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan.Perusahaan yang besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal. Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana. Dari hasil penelitian ini, Investor tidak terpengaruh dengan besarnya jumlah aset yang dimilik prusahaan. Hal ini terlihat dari jumlah aset yang selalu naik, namun demikian pengaruh Size terhadap Price to book value
Fundamental Analysis for Stock
69
Fundamental Analysis for Stock
70
negatif tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak sinkron dengan penelitian terdahulu sebagaimana dilakukan oleh Hidayati (2010). Perbedaan ini dimungkinkan terjadi karena perbedaan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian. Hidayati menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Jakarta, sedangkan penulis hanya menggunakan sampel perusahaan Food and Beverage yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Dari pengujian hipotesis kelima diperoleh hasil bahwa Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Size secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Dengan adanya peningkatan laba perusahaan maka akan meningkat pula Earning Per Share. Investor berharap dengan meningkatnya aset perusahaan yang didapat dari hutang akan dapat memacu manajemen untuk memperoleh kemampuan yang lebih besar dikemudian hari dalam mendapakan laba. Adanya peningkatan laba, investor berharap semakin besar pula tingkat pengembalian modal (return) yang didapat atas modal yang ditanamkan diperusahaan. Kondisi ini semua diharapan dapat meningkatkan harga saham. Meningkatnya harga saham dapat meningkatkan price to book value (PBV). Price to book value dapat digunakan untuk menentukan indeks return pasar seperti yang dikatakan Guler Aras dan Mustafa Kemal Yilmaz (2008). The results show that the Market to Book ratio has a positive relation with the market index returns, Artinya, return pasar meningkat ketika rasio Market To Book meningkat. Semakin tinggi Price to book value (PBV), semakin baik pasar memandang perusahaan dan prospeknya. Sebuah Price to book value (PBV) di bawah satu menunjukkan bahwa nilai perusahaan secara berkelanjutan sebenarnya berada di bawah nilai asetnya. Seperti yang dikatakan Branch and Gale (1983) : The higher the Price Book, the more favorably the market views the company and its prospects. A Price Book below one suggests that the firm’s value as a going concern is actually below the value its assets. Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini antara lain : Eva Eko Hidayati (2010), Rosma Pakpahan (2010) , Wardjono (2010) dan Ni Gusti Putu Wirawati (2008) , Tito Perdana Putra ( 2007), Mahdi M. Hadi (2006) SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Earning per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Price to book value. 2. Return On Equity (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap Price to book value. 3. Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Price to book value. 4. Size berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap price to book value Koefisien regresi 5. Earning per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Size secara bersama‐sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Implikasi kebijakan Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor fundamental perusahaan (terutama EPS, ROE dan DER) digunakan oleh investor untuk memprediksi Price to book value (PBV) pada perusahaan Food and beverage di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006 - 2010. Dari hasil regresi menegaskan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap Price to book value (PBV) yang ditunjukkan dengan besarnya nilai dari beta standardized sebesar 1,2705 kemudian Return On Equity (ROE) sebesar 0,0672 dan Earning Per Share (EPS) sebesar 0.0002. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel yang penting untuk penentuan kebijakan investasi adalah EPS, ROE dan DER, karena ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap Price to book value. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yaitu obyek yang diteliti hanya perusahaan sektor manufaktur food and beverage saja sehingga jumlah sampelnya juga sedikit. Pengamatannya selama lima tahun yaitu tahun 2006 - 2010 dan hanya
berfokus pada empat variabel independen yaitu Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Size. Saran 1. Bagi perguruan tinggi atau akademisi, penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi sehingga dapat mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. 2. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat dijadikan acuan dan kajian empirik untuk dapat disempurnakan guna ditelaah lebih jauh lagi pada penelitian-penelitian selanjutnya. Obyek penelitiannya bukan hanya perusahaan manufaktur food and beverage saja tetapi juga seluruh perusahaan yang listing di bursa efek Indonesia sehingga sampelnya akan semakin besar sehingga diharapkan hasil penelitiannya semakin lebih baik lagi. Dalam penelitian mendatang perlu menambahkan variabel independen lain yang mempengaruhi price to book value seperti Growth dan Dividend Payout Ratio. 3. Bagi investor, variabel Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan rencana investasi karena terbukti variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap Price to book value. 4. Bagi emiten, dalam hal menambah modal guna kelancaran usaha, penambahan hutang perlu dipertimbangkan. Hal ini terbukti bahwa peningkatan hutang berpegaruh positif terhadap peningkatan Earning Per Share (EPS). DAFTAR PUSTAKA Achmad Solechan, 2009, Pengaruh Manajemen Laba Dan Earning Terhadap Return Saham, Thesis, Achmad_ Solechan.pdf diunduh 10/13/2012, 04:08 PM Ariadi, 2009, Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Arus Kas Pendanaan, Debt to Equity ratio, Current Ratio dan Koefisien Variasi terhadap Harga Saham, Tesis, Ariadi Pdf diunduh 1/18/2012 ,11:14 PM Branch B, Gale, and Sharma A, A Price To Book Model Of Stock Prices, http//www.westga.edu-bquest, diunduh di Perpustakaan Fakultas Ekonomi UI, 7/14/2012, 3:22 PM Bodi , Kane dan Marcus, Investment 6 th ed., Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta, 2008 Brigham, Eugene F and Houston, Joel F., Essential of Financial Management, Terjemahan, Salemba Empat , Jakarta, 2011 Dwi Martani, Mulyono dan Rahfiani Khairurizka, 2009, The effect of financial ratios, firm size, and cash flow from operating activities in the interim report to the stock return, Chinese Business Review ,Volume 8, No.6 (Serial No.72), ISS_ 1537-1506, USA 44, diunduh 1/12/2012, 8:50 PM Eliza Wahyu Ratnasari, 2003, Analisis Pengaruh Faktor Funamental, Volume Perdagangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Di BEJ, Thesis, 2003MM2384.pdf, diunduh 7/14/2012, 11:41 AM Eva Eko Hidayati, 2010, Analisis Pengaruh DER, DPR, ROE Dan Size Terhadap PBV Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI Periode 2005-2007, Thesis, EJEFAS_32+12.pdf, http://eprints.undip.ac.id, diunduh 5/5/012 12:42 PM Guler Aras and Mustafa Kemal Yilmaz, 2008, Price-Earnings Ratio, Dividend Yield, And Market-To-Book Ratio To Predict Return On Stock Market: Evidence From The Emerging Markets, Journal of Global Business and Technology, Volume 4, Number 1, Spring , PriceEarnings Ratio.pdf, diunduh 8/13/2012, 5:15 AM Gujarati, Damodar N, Basic Econometrics 5 th ed., Salemba Empat, Jakarta, 2010. Helen Sulistio, 2005, Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Initial Return Saat IPO, SNA VIII, Solo, KAKPM-03.pdf, diunduh 7/10/2011, 3:10 PM Husnan Suad, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta ,2004
Fundamental Analysis for Stock
71
Fundamental Analysis for Stock
72
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, BP Undip , Semarang, 2009 Iswadi dan Yunina, 2006, Pengaruh Laba Akuntansi, Financial Leverage, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham, Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 7, Nomor 1, Januari 2006, No.-3-Oktober-2005pdf, diunduh 1/14/2012, 4:01 PM Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE , Yogyakarta , 2008 Jogiyanto Hartono, Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman, BPFE , Yogyakarta, 2010 Laksmi Putu A.D dan Ratnadi D, Dampal Pemoderasian Komponen Arus Kas Terhadap Hubungan Laba Akuntansi Dengan Return Saham, http://ejournal.unud.ac.id, diunduh 10/2/2011, 10:50 AM Mahdi M. Hadi , 2006, The Value-Relevance of Income Levels and Components Reported, International Research Journal of Finance and Economics ,Kuwait ISSN 1450-2887 Issue4 , IRJFE4 10 hadi.pdf, diunduh 12/3/2011, 11:12AM Naimah Zahro, 2008, Pengaruh Risiko Perusahaan dan Leverage terhadap Relevansi Nilai Laba Akuntansi, SNA XI, Pontianak, diunduh5/2/2012, 5:51 AM Rosma Pakpahan, 2010, Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Perusa haan dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2003 – 2007), Jurnal Ekonomi Keuangan, Perbakan dan Akuntansi Vol.2 No. 2, 2010, 2210211217_2085-5230.pdf, diunduh 6/4/2012, 6:26 AM Ross Stephen , Westefield and Jordan, Fundamentals of Corporate Finance , Alternate Edition, Ninth , McGraw-Hill , U.S. , , 2010 Sriwardany, 2006, Pengaruh Pertum buhan Perusahaan Terhadap Kebijaksa naan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufatur Tbk, USU Repository 2007, diunduh 7/30/2012, 10:51 AM Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2009 Tatang Ary Gumanti dan Novi Puspitasari, 2008, Siklus Kehidupan Perusahaan dan Kaitannya Dengan Investment Opportunity Set, resiko dan Kinerja Finansial, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 8 No. 2, Agustus 2008: 139 – 150, diunduh 5/7/2011, 2:06 AM Taani Khalaf, 2011, The Effect Of Financial Ratios, Firm Size And Cash Flows From Operating Activities On Earnings Per Share (Anapplied Study On Jordanian Industrial Sector), International Journal Of Social Sciences And Humanity Studies Vol 3, No 1, 2011 ISSN: 1309-8063 , Irbid-Jordan, khalaf_taani.pdf, diunduh 1/13/2012, 11:20 AM Tito Perdana Putra, 2007, Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Beta Saham Terhadap Price To Book Value (Studi pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Listed di BEI 2004-2006), eprints.undip.ac.id, jsmov4n2_7.pdf, diunduh 5/9/2012, 9:01 PM Wardjono ,2010 , Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price To Book Value Dan Implikasinya Pada Return Saham , Dinamika keuangan dan perbankan, Mei 2010 Vol. 2, No. 1,184-367-1-SM.doc, diunduh 5/20/2012, 9:18 PM Weston dan Copeland, Managerial Finance 9 th ed.,Terjemahan, Binarupa Aksara , Jakarta , 2010 Wirawati Ni Gusti P 2008, Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Price To Book Value Dalam Penilaian Saham Di Bursa Efek Jakarta Dalam Kondisi Krisis Moneter, Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 1 Tahun 2008, wirawati.pdf. diunduh5/6/2012, 10:25 PM Yeye Susilowati, 2011, Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan, Dinamika Keuangan dan Perbankan, Mei 2011, hal : 1737 ISSN : 1979-4878, 192-383-1-SM.doc, diunduh 8/10/2012, 11:37 AM Zulkarnain Halim, 2010, Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) ,Debt To Equety Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Size (SC) dan Earning Growth, Thesis elibrary.ub.ac.id.handle, diunduh 6/24/2012, 1:31 AM