PENGARUH DZIKIR AL ASMAA UL-HUSNA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN
SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Mohammad Taufikin 1104050
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
NOTA PEMBIMBING
Lamp. : 5 (lima) eksemplar Hal : Persetujuan Naskah Skripsi
Kepada. Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara/i : Nama
: MOHAMMAD TAUFIKIN
NIM
: 1104050
Fak./Jur
: DAKWAH / KPI
Judul Skripsi
: PENGARUH
DZIKIR
AL
ASMAA
UL-HUSNA
TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diajukan. Demikian, atas perhatiannya diucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, 22 Desember 2009 Bidang Substansi Materi
Pembimbing, Bidang Metodologi dan Tata Tulis
Dr. H. M. Nafis, M.A. NIP. 11601106 198703 1 002
Dra. Hj. Amelia Rahmi, M.Pd. NIP. 11660209 199303 2 003
Tanggal : 22 Desember 2009
Tanggal : 22 Desember 2009
ii
SKRIPSI PENGARUH DZIKIR AL ASMAA UL-HUSNA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN Disusun Oleh Mohammad Taufikin 1104050
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 31 Desember 2009 dan dinyatakan telah lulus memenuhi sarat Susunan Dewan Penguji Ketua Dewan Penguji
Penguji I
Drs. Ali Murtadho, M.Pd. NIP. 19690818 199503 1 001
Drs. H. Muchlis, M.Si. NIP. 19610117 198803 1 002
Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing II
Penguji II
Dra. Hj. Amelia Rahmi, M.Pd. NIP. 11660209 199303 2 003
Ahmad Faqih, S.Ag., M.Si NIP. 19730308 199703 1 004 Pembimbing I
Dr. H. M. Nafis, M.A. NIP. 11601106 198703 1 002 Tanggal 31 Desember 2009
Tanggal 31 Desember 2009
iii
MOTTO
¨βÎ) yìtΒ Îô£ãèø9$# #Zô£ç„ ∩∉∪ “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah : 6)
iv
ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul ”Pengaruh Dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran” dengan tujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang pelaksanaan kegiatan Dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan apakah ada pengaruh yang ditimbulkan dalam pelaksanaan Dzikir Al Asmaa UlHusna terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang menekankan analisisnya dengan menggunakan data-data angka yang diolah dengan metode statistik. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survey atau penelitian lapangan dan menggunakan kuesioner/angket sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Setelah data terkumpul dilakukan penskoran terhadap variabel x dan variabel y. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui angket yang dibagikan kepada sejumlah responden dan sudah ditentukan jumlahnya yaitu 80 responden. Berdasarkan angket yang terkumpul pada penulis, kemudian dilakukan proses pengolahan data, dan hasil yang diperoleh dari penghitungan menggunakan analisis Regresi linier bahwa Freg sebesar 29,325 dan besar nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% adalah 3,964. Hal ini berarti Freg > Ftabel. Dengan demikian, hipotesis awal yang diajukan diterima (Ha diterima), yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara Dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap pengamalan keagamaan Siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan pembelajaran bagi pelaku dakwah baik da’i maupun mad’u, yang disini adalah jamaah Dzikir Al Asmaa UlHusna Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran.
v
PERSEMBAHAN Dengan mengucapkan Alhamdulillahi robbil ‘alamiin. Saya telah menyelesaikan skripsi ini sebagai jawaban atas perhatian, motivasi, spirit, dan doa yang telah diberikan dan saya persembahkan kepada :
☺ Ibunda tercinta (Ibu Tainah) yang selalu mendoakan, tidak pernah bosan memohon kepada Allah SWT. Selalu berusaha memenuhi kebutuhan penulis baik moral maupun material. Semuanya tidak lain hanyalah demi keberhasilan penulis dalam meraih cita-cita dan harapan penulis.
☺ Ayahanda H. Yunus Alm. yang sudah mendahului keluarga baik ibu, kakak dan cucucucunya.
☺ Orang tuaku di Ungaran (Bapak Lagiyono dan Ibu Mujirah) yang telah membantu perjalanan selama masa belajar di bangku perkuliahan baik moral maupun material.
☺ Papa & Mama di Karanganyar Semarang, serta calon istriku tercinta yang masih dinas di Jakarta.
☺ Drs. H. M. Nafis M.A & Dra. Amelia Rahmi, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan serta bimbingannya kepada penulis.
☺ Sahabat-sahabatku Alumni MAN Tambakberas Jombang yang selalu membuatku tertawa Wabil khusus Akhmad Yoppi Dahrani alias Sinyo saudara kembarnya Chak Waras di Gresik Jatim, Jamalludin alias Jamel di Jakarta. Semoga persahabatan kita akan selalu terjaga sampai akhir hayat.
☺ Sahabat yang satu gubug derita di PA “Wira Adi Karya” yang selalu ada di saat aku dalam keadaan terjepit dan kesusahan wabil khusus Mas Kamiin alias Mr. Pencenk.
☺ Seluruh pegawai dan pengasuh serta Siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. vi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum / tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka. Semarang, 15 Juli 2008 Penulis,
Mohammad Taufikin NIM : 1104050
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat Islam dan Iman serta memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Sholawat dan salam semoga terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang setia hingga akhir zaman. Dengan selesainya skripsi ini sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana
yang
berjudul
“PENGARUH
DZIKIR
AL
ASMAA
UL-HUSNA
TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN". Terwujudnya skripsi ini berkat motivasi, do'a dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Abdul Jamil, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo 2. Bapak Drs. H.M. Zain Yusuf, MM, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, beserta stafnya yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam penelitian skripsi ini. 3. Bapak Drs. H. M. Nafis, M.A, selaku pembimbing I, dan Ibu Dra. Amelia Rahmi, M.Pd, selaku pembimbing II, yang dengan sabar, membimbing, menasehati serta memotivasi, sehingga skripsi ini berjalan lancar. 4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah, khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam ( KPI ), yang mentransferkan ilmunya, sehingga bisa terwujudnya skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan baik dari isi materi maupun sistematika penelitian. Maka kritik dan saran dari semua pihak sangat saya butuhkan dan berharga bagi penulis demi kesempurnaan kualitas skripsi ini. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahi Robbil 'Alamin semoga skripsi ini membawa manfaat. Amiin….
Semarang, 31 Desember 2009 Penulis
Mohammad Taufikin viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………………...
ii
PENGESAHAN ………………………………………………………………….....
iii
MOTTO ……………………………………………………………………………..
iv
ABSTRAKSI ……………………………………………………………………......
v
PERSEMBAHAN …………………………………………………………………..
vi
PERNYATAAN …………………………………………………………………….
vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... viii DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..
x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………...... xiii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………. xiv BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang …………………………………………………............ 1 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………... 6 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………... 6 1.4 Tinjauan Pustaka ………………………………………………………. 7 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ………………………………………….. 9
BAB II
DZIKIR AL ASMAA UL HUSNA, PERILAKU KEAGAMAAN DAN PENGARUH
DZIKIR
AL
ASMAA
UL
HUSNA
TERHADAP
PERILAKU KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN 2.1 Dzikir Al Asmaa Ul-Husna ……………………………………........... 12 2.1.1 Pengertian dzikir ...…………... ……………………………….. 12 2.1.2 Pengertian Al Asmaa Ul-Husna ....……………………………… 14 2.1.3 Faedah atau manfaat Al Asmaa Ul-Husna …….……………….. 15 2.2 Perilaku Keagamaan …..……………………………………………... 18 2.2.1 Pengertian Perilaku Keagamaan …...…………………………… 18 2.2.2 Bentuk Perilaku Keagamaan ….………………………………... 19 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keagamaan ………. 22 2.3 Pengaruh Dzikir Al Asmaa Ul-Husna Terhadap Perilaku Keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran …….…………… 28 ix
2.4 Hipotesis ………………………………………………………........... 30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian …...…………………………………….. 32 3.1.1 Jenis Penelitian …...……………………………………………. 32 3.1.2 Metode Penelitian ………………………………………............ 32 3.2 Definisi Konseptual dan Operasional ………………………………... 33 3.2.2 Definisi Konseptual ……………………………………………. 33 3.2.3 Definisi Operasional …………………………………………… 35 3.3 Sumber dan Jenis Data ……………………………………………….. 35 3.3.1 Sumber Data ...…………………………………………………. 35 3.3.2 Jenis Data ………………………………………………………. 36 3.4 Populasi ………………………………………………………………. 36 3.4.1 Populasi ………………………………………………………… 36 3.5 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 37 3.5.1 Metode Angket ……...…………………………………………. 37 3.5.2 Uji Validitas Instrumen ………………………………………… 38 3.5.3 Uji Reliabilitas Instrumen ……………………………………… 41 3.5.4 Metode Dokumentasi …………………………………………… 41 3.5.5 Metode Wawancara …………………………………………….. 42 3.6 Teknik Analisis Data ...………………………………………………. 42 3.6.1 Analisis Pendahuluan …………………………………………... 42 3.6.2 Analisis Uji Hipotesis ………………………………………….. 43 3.6.3 Analisis Lanjutan ………………………………………………. 44
BAB IV
GAMBARAN
UMUM
PANTI
ASUHAN
WIRA
ADI
KARYA
UNGARAN 4.1 Gambaran Umum Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran …………... 46 4.1.1 Tinjauan Historis ……………………………………………….. 46 4.1.2 Letak Geografis ………………………………………………… 48 4.1.3 Struktur Organisasi ……………………………………………... 49 4.1.4 Sarana dan Prasarana ………………………………………….... 50 4.2 Gambaran Dzikir Al Asmaa Ul-Husna …...………………………….... 52 4.2.1 Sejarah Berdirinya Dzikir Al Asmaa Ul-Husna …..…………….. 52 x
4.2.2 Tujuan Dzikir Al Asmaa Ul-Husna ………..……………………. 53 4.2.3 Pelaksanaan Dzikir Al Asmaa Ul-Husna ………...…………….... 54 4.3 Deskripsi Data Dzikir Al Asmaa Ul-Husna dengan Perilaku Keagamaan …………………………………………………………….. 56 4.3.1 Data Tentang Dzikir Al Asmaa Ul-Husna .…………...………..... 56 4.3.2 Data Tentang Perilaku Keagamaan ………....…………………... 59 BAB V
ANALISIS TENTANG PENGARUH DZIKIR AL ASMAA UL-HUSNA TERHADAP
PERILAKU
KEAGAMAAN
SISWA-SISWI
PANTI
ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN 5.1 Analisis Pendahuluan …………………………………………………. 62 5.1.1 Data Tentang Dzikir Al Asmaa Ul-Husna …...…………............. 63 5.1.2 Data Distribusi Frekuensi Variabel Dzikir Al Asmaa Ul-Husna
66
5.1.3 Data Tentang Perilaku Keagamaan Jamaahnya …..……………. 69 5.1.4 Data Tentang Nilai Hasil Angket Perilaku Keagamaan.………... 72
BAB VI
5.2
Analisis Uji Hipotesis …………………………………………......... 74
5.3
Analisis Lanjut ……………………………………………………… 87
PENUTUP 6.1
Kesimpulan ……………………………………………………......... 90
6.2
Limitasi …………………………………………………………....... 91
6.3
Saran-Saran …………………………………………………………. 91
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA
xi
DAFTAR TABEL Tabel I
:
Kisi-kisi instrumen Dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran.
Tabel II
:
Ringkasan hasil Uji Validitas Instrumen Dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran.
Tabel III
:
Daftar Reliabilitas Instrumen.
Tabel IV
:
Sarana dan prasarana Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2008-2009.
Tabel V
:
Deskripsi angket Dzikir Al Asmaa Ul-Husna
Tabel VI
:
Deskripsi angket perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran.
Tabel VII
:
Nilai hasil angket tentang Dzikir Al Asmaa Ul-Husna.
Tabel VIII
:
Frekuensi hasil nilai angket variabel X
Tabel IX
:
Kategori nilai Dzikir Al Asmaa Ul-Husna.
Tabel X
:
Nilai hasil angket tentang perilaku keagamaan jamaah Dzikir Al Asmaa Ul-Husna.
Tabel XI
:
Distribusi frekuensi perilaku keagamaan
Tabel XII
:
Kategori nilai perilaku keagamaan
Tabel XIII
:
Tabel kerja koefisien nilai pengaruh Dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran.
Tabel XIV
:
Hasil SPSS model Summary
Tabel XV
:
Hasil SPSS Coefficients
Tabel XVI
:
Rumus uji F
Tabel XVII
:
Hasil SPSS Anova
Tabel XVIII
:
Hasil SPSS Anova untuk uji signifikansi regresi Y atas X
xii
DAFTAR GAMBAR 1. Gambar Histogram Dzikir Al Asmaa Ul-Husna 2. Gambar Histogram Perilaku Keagamaan
xiii
DAFTAR PUSTAKA Al-Aziz, Moh. Saifulloh, 1998, Risalah Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya: terbit Bintang. Amdjad, 2008, Keistimewaan dan Peranan Al Asmaa Ul-Husna di Zaman Modern, Semarang: Majelis Hidmah Al Asmaa Ul-Husna Al-Nawawi, Imam, Al-Adzkar, trans M. Tarsi Hani Bandung PT. Al-Ma’ruf, 1984. Ancok, Djamaludin dan Suroso Fuat Nashori, 1995, Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ash-Shiddieqy T.M Hasbi 1993 “pedoman Dzikir doa Jakarta : Bulan Bintang Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Syaefudin, 1998, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aziz, Rahmat, 2005, “Hubungan Dzikir Dengan Kontrol Diri Santri Manula di Pesantren Roudlotul Ulum Kediri”. Semarang: LABDA Fakultas Dakwah IAIN Walisongo. Bachtiar, Wardi, 1999, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta : Logos. Bahjah, 2001, Dzikir Kolektif sebagai Metode Dakwah serta Pengaruh Terhadap Pengikutnya (Studi Kasus Kegiatan Dzikir di Majlis Zikir Asmawiyah Menurut Sistem Thariqat Qadariyah Naqsyabandiyah), Semarang: LABDA Fakultas Dakwah IAIN Walisongo. Bastaman, Hanna Djumhana, Integrasi Psikologi dengan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cet. III, 2001. Bisri, Mustafa, Pesan Islam Sehari-hari Ritus Dzikir dan Gempita Umat, Surabaya : Risalah Gusti : 1997. Bungin, M, Burhan, 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya: Prenada Media Group. Daradjat, Zakiyah, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1976. Depag RI, 1992, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Asy-Syifa’. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.
xiv
Effendi, Onong Uchyana, 2000, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya. Hawari, Dadang 1997 “Psikiater al qur’an ilmu kedokteran” jiwa dan kesehatan Hadi Sutrisno, 2001, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset. Kaelany HD, 2000, Islam dan Aspek-aspeknya Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara. Kartono, Kartini, dr. Jenny Andari 1989 “Hygtene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam” Bandung : CV. Mandar Maju Poerdarminta, W.J.S, 1985 “kamus besar bahasa Indonesia”, Jakarta : Balai Pustaka Rahmat, Jalaluddin, 2005, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya. Riduwan, 2002, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta. Riyadi, Agus 2005 dengan judul “Konsep Dzikir Menurut Al-Qur’an Sebagai Terapi Mental Penderita Psikoneurotik” (Studi Analisis Bimbingan Konseling Islam). LABDA Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Sayyid, Majdhi Fathi, 1998, Amal yang dibenci dan dicintai Allah, Jakarta : Gema Insani. Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian, 1995, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES. Susetya, Wawan, 2007, Menguak Rahasia Dzikrullah, Yogyakarta : Tugupublisher. Susetya, Wawan, 2006, Cermin HatiPerjalanan Rohani menuju Ilahi, Yogyakarta : Tiga Serangkai. Sulaiman,Umar, 2006, Al-Asma al-Husna, Jakarta, Qisthi Press. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta
xv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Tempat/Tanggal Lahir NIM Jenis Kelamin Agama
Alamat
: Mohammad Taufikin : Tegal, 01 Desember 1982 : 1104050 : Laki-Laki : Islam : Desa Sesepan 02 Rt.04 Rw.01 Kec. Balapulang Kab. Tegal Jawa Tengah 52464
PENDIDIKAN 1. SD/MI
: SDN Sesepan 02 Balapulang Tegal lulus tahun 1995.
2. SLTP
: SLTP Negeri 02 Balapulang Tegal lulus tahun 1998.
3. SMU
: MAN Tambakberas Jombang Jatim lulus tahun 2002.
4. PT
: IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah masuk tahun 2004
ORANG TUA ; Nama Ayah
: Yunus. Alm
Pekerjaan
: Tani
Alamat
: Desa Sesepan 02 Rt.04 Rw.01 Kec. Balapulang Kab. Tegal Jawa Tengah 52464
Nama ibu
: Tainah
Pekerjaan
: Tani
Alamat
: Desa Sesepan 02 Rt.04 Rw.01 Kec. Balapulang Kab. Tegal Jawa Tengah 52464
Demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenar-benarnya. Pembuat,
(Mohammad Taufikin)
xvi
xvii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai dampak pada kehidupan masyarakat. Perubahan sosial tersebut telah mempengaruhi nilai kehidupan masyarakat sehingga tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketegangan atau stress pada dirinya (Hawari, 1999: 2). Dampak lain yang tampak jelas yakni adanya perubahan pola hidup atau gaya hidup yang menganggap usang nilai-nilai moral, etika, agama dan meninggalkan tradisi lama yang telah berkembang kuat dalam masyarakat. Akan tetapi, dalam kenyataannya kemakmuran materi yang diperoleh ternyata tidak selamanya membawa kesejahteraan (well being) kepada umat manusia (Hawari, 1999: 13). Perubahan secara fundamental tersebut tampak nyata dalam kehidupan manusia yaitu dengan adanya bantuan-bantuan alat canggih, orang lebih efisien menguasai tantangan alam dan bisa menguasai lingkungan sekitar demi peningkatan kesejahteraan. Namun di samping adanya manfaat dan keuntungan tersebut muncul pula dampak-dampak sampingannya, yaitu berupa ekses teknologi dan mekanisasi berupa tindakan
2
kekerasan dan penjarahan. Kejadian ini dibarengi dengan proses dehumanisasi
terhadap umat manusia sehingga terjadi disintegrasi
kepribadian/individual dan disintegrasi orde-orde sosial (Kartono dan Andari, 1989 : 190-191). Banyak manusia yang mengalami, frustasi, kecewa, bahkan ada yang karena putus asa, nekad melakukan tindak bunuh diri. Itu tidak lain karena ajaran agama yang menjadi pegangan hidupnya tidak seimbang dengan kekuatan akal pikiran yang ada pada dirinya. Untuk menghadapi kondisi umat manusia seperti di atas maka perlu peningkatan peran dakwah Islam yang dimaksudkan tersebut, perlu diarahkan sebagai fungsi kontrol terhadap meningkatnya gejolak keinginan nafsu manusia untuk mengeksploitasi secara besar-besaran sumber daya alam yang ada. Dakwah Islam dituntut untuk berperan aktif dalam proses pemanfaatan hasil-hasil teknologi yang canggih sebagai produk modernisasi dan industrialisasi agar diimplementasikan dalam kerangka penciptaan keseimbangan tatanan kehidupan dan keberlangsungan keberadaan umat manusia. Selain itu dakwah Islam perlu juga diarahkan untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh modernisasi dan industrialisasi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Dengan demikian, peran dakwah yang dimaksudkan di sini bukan saja diarahkan untuk pemberdayaan ilmu pengetahuan dan teknologi beserta penerapanya, akan tetapi juga diarahkan kepada antisipasi terhadap dampak yang dialami manusia akan dampak teknologi tersebut. Salah satu peran dakwah Islam yang dapat diimplementasikan dalam rangka untuk membantu
3
proses penanganan kegoncangan hidup manusia akibat penerapan teknologi dan modernisasi tersebut adalah melalui penggunaan sarana dzikir. Dzikir dalam hal ini dimaksudkan sebagai salah satu sarana untuk terapi agama terhadap berbagai kondisi kehidupan masyarakat yang banyak mengalami kegoncangan hidupnya, seperti : frustasi, kecewa, bahkan melakukan perbuatan nekat untuk bunuh diri. Pelaksanaan Dzikir ini semakin terlihat semarak dalam akhir-akhir ini, baik yang dilaksanakan oleh organisasi sosial keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) ataupun institusi pemerintahan dan berbagai lembaga-majelis dzikir yang ada seperti, jamaah dzikir Adzikro pimpinan Arifin Ilham. Fenomena Dzikir yang semakin semarak saat ini tentu saja memiliki dampak positif bagi kehidupan masyarakat yang terkuasai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan dzikir bersama tersebut adalah tercapainya rasa tenang dan tenteram bagi jamaahnya. Firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat ar-Ra’d, 27 dan 28:
(#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# ∩⊄∠∪ z>$tΡr& ô⎯tΒ Ïµø‹s9Î) ü“ωöκu‰uρ â™!$t±o„ ⎯tΒ ‘≅ÅÒム©!$# χÎ) ö≅è% ∩⊄∇∪ Ü>θè=à)ø9$# ’⎦È⌡yϑôÜs? «!$# Ìò2É‹Î/ Ÿωr& 3 «!$# Ìø.É‹Î/ Οßγç/θè=è% ’⎦È⌡uΚôÜs?uρ “Katakanlah : Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya. (yaitu) orangorang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram”. (Depag RI : 1990 : 373).
¬!uρ 3 öΝÍκÈ]≈yϑƒÎ) yì¨Β $YΖ≈yϑƒÎ) (#ÿρߊ#yŠ÷”zÏ9 t⎦⎫ÏΖÏΒ÷σßϑø9$# É>θè=è% ’Îû sπoΨ‹Å3¡¡9$# tΑt“Ρr& ü“Ï%©!$# uθèδ ∩⊆∪ $Vϑ‹Å3ym $¸ϑ‹Î=tã ª!$# tβ%x.uρ 4 ÇÚö‘F{$#uρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# ߊθãΖã_
4
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Depag RI : 1990 : 837). Ayat ini memberikan solusi yang signifikan bagi keberlangsungan hidup manusia yang hegemonis dan kompleks, sekaligus sebagai alternatif bagi persoalan manusia di dunia dan di akhirat sudah diatur di dalamnya. AlQur'an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup umat manusia adalah bentuk konkrit ajaran yang mengarahkan pola hidup manusia agar tidak melakukan penyimpangan dan demoralisasi tatanan hidup yang berujung pada suasana yang tidak stabil dalam diri manusia. Ash-Shiddieqy (1993) berpendapat bahwasanya berdzikir, berdo’a, beristighfar, bertilawah merupakan amalan-amalan utama yang harus dilakukan umat Islam untuk kesempurnaan Islam dan imannya, semuanya itu menjadi penawar bagi hati dan jiwa yang resah dan gelisah. Hal ini menunjukkan peranan dzikir bagi penanaman nilai-nilai religius bagi manusia sangat tepat dalam kinerja dakwah kontemporer. Dzikir yang ada di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran yang secara aktif memberikan pengarahan kepada siswa yang berjumlah 100 orang, dalam pengendalian emosi dan kebenaran agama Islam. Dzikir Al Asmaa Ul-Husna di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran pada dasarnya diberikan kepada siswa karena secara umum siswa mempunyai berbagai macam watak maupun perilaku yang mengarah kepada hal yang tidak baik, baik dalam aspek biologis maupun psikis.
5
Melihat usia siswa yang rawan dengan perilaku yang tidak terpuji, dan bila ditinjau dari segi agama siswa lebih condong kepada tindakan yang dilarang agama, maka keberadaan dzikir Al Asmaa Ul-Husna sebagai salah satu kegiatan keagamaan siswa-siswi di Panti Asuhan Wira Adi Karya dipandang sangat perlu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan dan perilaku buruk siswa, yaitu faktor pendidikan, lingkungan keluarga, ekonomi, keluarga dan masyarakat, sosial politik yang kurang mendukung ke arah kehidupan yang dinamis (Daradjat, 1983: 113). Selain itu para siswa di Panti Asuhan Wira Adi Karya tersebut dihadapkan pada berbagai program kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kapasitasnya sebagai siswa. Mereka juga dituntut untuk mandiri atau tidak lagi menggantungkan segala keperluan hidup sehari-hari kepada bantuan orang tua, sehingga kondisi seperti ini sangat memungkinkan bagi tindakantindakan tidak baik yang dilakukan siswa seperti, malas belajar, tawuran, mencuri dan berbagai perilaku lain yang menyalahi panti. Untuk mengatasi dampak yang muncul pada siswa tersebut maka pihak Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran berusaha memprogramkan kegiatan berdzikir, membaca do’a, membaca sholawat dan membaca surat yasin sebagai salah satu alternatif untuk mengendalikan emosi siswa. Pelaksanaan dzikir Al Asmaa Ul-Husna yang dilakukan secara rutin oleh Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran apakah memberikan dampak positif bagi siswa yang sedang belajar ketrampilan. Sehingga dengan latar belakang watak, sikap, perilaku, kepribadian dan pola pikir siswa yang
6
kurang labil dan mengarah kepada tindakan yang tidak baik seperti malas belajar, tawuran, mencuri dan berbagai perilaku lain yang menyalahi aturan panti, dengan mengikuti dzikir di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran siswa diharapkan mampu mengarahkan kondisi internal masing-masing kearah yang dinamis terhadap pengendalian emosi (nafsu) siswa. Disamping itu, keberadaan Dzikir Al Asmaa Ul-Husna juga merupakan bentuk kegiatan dakwah yang sekaligus menjadi wadah komunikasi antara sesama muslim yang mengikuti Dzikir Al Asmaa UlHusna Di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan meneliti tentang “PENGARUH DZIKIR
AL
ASMAA
UL-HUSNA
TERHADAP
PERILAKU
KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN”. 1.2. Rumusan Masalah Dari paparan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : Adakah pengaruh dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran ? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan hasil Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dalam pelaksanaan dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap
7
perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. 1.3.2. Manfaat hasil penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan Ilmu Dakwah, dan diharapkan dapat membantu menyadarkan masyarakat akan pentingnya kegiatan keagamaan guna meningkatkan perilaku keagamaan di masyarakat. 1.4. Tinjauan Pustaka Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan, ada beberapa karya yang memiliki fokus kajian yang hampir sama yang penulis jadikan sebagai telaah, di antaranya: Pertama, Penelitian yang ditulis oleh Bahjah (2001) dengan judul “Dzikir Kolektif sebagai Metode Dakwah serta Pengaruh Terhadap Pengikutnya (Studi Kasus Kegiatan Dzikir di Majlis Zikir Asmawiyah Menurut Sistem Thariqat Qadariyah Naqsyabandiyah).” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat dzikir kolektif sebagai metode dakwah bagi pengikutnya dan untuk mengetahui pengaruh dzikir bagi kehidupan sehari-hari pengikutnya. Dzikir kolektif yang dimaksud dalam penelitan ini adalah dzikir yang dilakukan secara bersama-sama, berkumpul dalam satu majlis, menyebut-nyebut kalimat Allah berulangulang memohon ampunan dan keridhoannya. Kegiatan dzikir yang dilakukan di majlis dzikir Asmawiyah dengan pimpinan Buya Panji Sukma menggunakan sistem Thariqah Qodariyah Naqsyabandiyah. Berdasarkan
8
penelitian yang dilakukan didapatlah hasil bahwa selain kehadiran majelis dzikir ini diharapkan dapat memberikan pengaruh bagi pengikutnya dan ternyata hal itu dapat dirasakan sangat positif oleh pengikutnya. Kedua, Penelitian yang ditulis oleh Agus Riyadi pada tahun 2005 dengan judul “Konsep Dzikir Menurut Al-Qur’an Sebagai Terapi Mental Penderita Psikoneurotik” (Studi Analisis Bimbingan Konseling Islam). Inti dari penelitian ini berangkat dari fenomena sosial masyarakat yang sedang mengalami perubahan-perubahan sosial yang cepat serta komunikasi tanpa batas pada kehidupan di era modern. Dimana kehidupan hanya berorientasi pada materialistik, sekuleristik, rasionalistik dengan kemajuan iptek yang tidak bisa terbendung lagi. Kondisi ini ternyata tidak selamanya memberikan kesejahteraan, tetapi justru menjadi malapetaka bagi masyarakat luas. Dari sinilah muncul psikoneurotik (gangguan kejiwaan) termasuk didalamnya adalah kecemasan. Peneliti menawarkan terapi dzikir menurut Al-Qur’an sebagai alternatif untuk mengatasinya. Ketiga, Penelitian yang ditulis oleh Rahmat Aziz dengan judul “Hubungan Dzikir Dengan Kontrol Diri Santri Manula di Pesantren Roudlotul Ulum Kediri” 2005. Inti dari penelitian ini adalah bahwa ada tiga perubahan regresi yang dialami oleh manula yaitu adanya perubahan fisik, perubahan mental dan perubahan sosial. Perubahan ini akan berakibat pada kemampuan manula untuk mengontrol dirinya. Penulis menawarkan dzikir sebagai salah satu bentuk terapi Islam yang dianggap mampu berpengaruh pada kontrol diri para manula.
9
Dengan melihat penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, penulis melihat ada keterkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Bahjah, menekankan pada pengaruh kegiatan dzikir kolektif terhadap kehidupan pengikutnya. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Agus Riyadi menekankan terapi dzikir menurut Al-Qur’an sebagai alternatif untuk mengatasi fenomena social yang terjadi di masyarakat. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Aziz yang menawarkan dzikir sebagai salah satu bentuk terapi Islam yang dianggap mampu berpengaruh pada kontrol diri para manula. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan kajiannya pada “Pengaruh Dzikir Al Asmaa Ul-Husna Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran”. Sejauh penelusuran peneliti sampai saat ini belum pernah menemukan penelitian tentang pengaruh dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan. Maka dari itu penulis beranggapan bahwa obyek ini pantas untuk diteliti dan disinilah letak perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memberikan arah yang lebih jelas dan gambaran umum tentang skripsi ini, maka penulis membuat uraian singkat tentang isi setiap bab dari skripsi ini, sistematikanya adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan uraian tentang : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.
10
BAB II
DZIKIR AL ASMAA UL-HUSNA, PERILAKU KEAGAMAAN. Dalam Bab ini berisi tentang: (1) dzikir Al Asmaa Ul-Husna yang meliputi : pengertian dzikir Al Asmaa Ul-Husna, faedah atau manfaat dzikir dan dasar hukum dzikir. (2) perilaku keagamaan yang meliputi: pengertian perilaku keagamaan, bentuk perilaku keagamaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan. (3) pengaruh dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan. (4) hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini memuat tentang jenis dan metode penelitian, definisi konseptual dan operasional, sumber dan jenis data, populasi, metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. BAB IV GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN. Bab ini memuat tentang sub bab. Bab ini berisi tentang: (1) gambaran umum Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran yang meliputi : tinjauan historis, letak geografis, struktur organisasi, keadaan pengajar dan siswa-siswi, sarana prasarana. (2) gambaran umum dzikir Al Asmaa Ul-Husna yang meliputi : sejarah berdirinya dzikir Al Asmaa Ul-Husnaa, tujuan dzikir Al Asmaa UlHusna, dan pelaksanaan dzikir Al Asmaa Ul-Husna. (3) deskripsi data dzikir Al Asmaa Ul-Husna dengan perilaku keagamaan yang
11
meliputi : data tentang dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan data tentang perilaku keagamaan. BAB V ANALISIS TENTANG PENGARUH DZIKIR AL ASMAA ULHUSNA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN. Bab ini berisi tentang : (1) analisis pendahuluan yang meliputi : data tentang dzikir Al Asmaa Ul-Husna, data distribusi frekuensi variabel dzikir Al Asmaa Ul-Husna, data tentang perilaku keagamaan jamaahnya dalam hal ini siswa-siswi, dan data tentang nilai hasil angket perilaku keagamaan. (2) analisis uji hipotesis. (3) analisis lanjut. BAB VI PENUTUP Memuat tentang kesimpulan yang merupakan hasil dari penelitian, saran serta penutup.
12
BAB II DZIKIR AL ASMAA UL-HUSNA DAN PERILAKU KEAGAMAAN 2.1. Dzikir 2.1.1. Pengertian Dzikir Dzikir menurut Miftah Farid (1997 : 25), secara bahasa dzikir bermula dari dzakara, yadzkuru dzukr/dzikr, merupakan perbuatan dengan lisan (menyebut, menuturkan). Ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja bisa berarti pekerjaan hati dan lisan, sedang dzikr (bilkasri) khusus pekerjaan lisan. Dalam peristilahan kata dzikir tidak terlalu jauh pengertiannya dengan makna-makna lughawinya semula. Bahkan kamus-kamus modern seperti dalam kamus al Munawwir kata dzikir merupakan mashdar (kata dasar dalam struktur bahasa Arab) dari kata dzakara yadzkuru yang memiliki beberapa arti : mengucap, menyebut, mengagungkan dan menyucikan. Jika dikatakan seseorang berdzikrullah berarti secara bahasa ia mengucap nama Allah, menyebutNya, mengagungkan-Nya dan menyucikan-Nya (Bisri, 1997 : 169). Pengertian-pengertian ini semua dapat dilihat di banyak lafal dzikr (dalam berbagai sieghatnya) dalam kitab suci itu merupakan cakupan dari maknamakna lughawinya sekaligus. Dalam kitab Al-Adzkaar-nya yang terkenal, Imam Nawawi (631-676 H), menyebutkan ”Dzikir itu bisa dengan hati, bisa dengan lisan. Dan yang terbaik adalah yang dengan hati dan dengan lisan sekaligus. Kalau harus memilih antara keduanya maka dzikir dengan hati saja lebih baik dari dzikir dengan lisan saja” (Nawawi, 1984 : 45).
13
Dzikir artinya mengingat, maksudnya menyebut-nyebut nama Allah dengan memuji kebesaran-Nya. Dzikrullah (mengingat Allah), bagi kaum muslimin merupakan amalan yang penting dalam kehidupan sehari hari. Sebab, dengan dzikir, akan membawa sang pelaku kedalam suasana ibadah yang concern dan istiqomah untuk senantiasa mengingat Allah, baik dengan menyebut atau mengingatnya didalam hati. Oleh karena itu amalan dzikir dipandang sebagai amalan yang sangat mulia dalam agama Islam dan mulia pula disisi Allah (Susetya, 2007 : 15). Begitu sangat pentingnya berdzikir, maka seolah-olah kaum muslimin tidak boleh meninggalkannya. Tidak boleh melupakannya. Tidak boleh mengabaikannya. Tidak boleh menganggapnya ringan. Tidak boleh melewatkannya walau sesaat. Dzikir yang selama ini dianggap hanya berkaitan dengan kebutuhan ruhaniah (ibadah pada Allah SWT) saja, ternyata juga merupakan faktor penting dalam meningkatkan perilaku keagamaan muslim yang efektif. Hal itu dapat dilihat dari adanya pengaruh positif keduanya terhadap amal ibadah dan perilaku muslim. Pengaruh positif itu ditunjukkan dengan bukti sederhana bahwa seorang muslim terkadang menjadi jauh lebih baik setelah berdzikir dan berdoa. Doa dan dzikir adalah keyakinan yang mendalam bahwa seseorang selalu dilihat oleh Tuhan sehingga dalam doa dan dzikirnya manusia akan merasa dirinya sedang beraudiensi dengan Tuhannya. Dia menghadapkan seluruh wajah batinnya pada Allah, bersungguh-sungguh dengan penuh
14
rasa rendah hati, rasa cemas tetapi sekaligus penuh harap dan dia yakin bahwasanya Allah tidak pernah akan memalingkan mukanya dari hambahamba yang memohon dengan penuh kesungguhan menyatakan suara batinnya dengan optimis. (Tasmara, 1999: 1). Hal ini telah difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Mu’min ayat 60
4 ö/ä3s9 ó=ÉftGó™r& þ’ÎΤθãã÷Š$# ãΝà6š/u‘ tΑ$s%uρ “Dan Tuhanmu berkata berdo’alah kepadaKu, niscaya Kupenuhi permintaanmu”. (Depag RI, 1992: 767). 2.1.2. Dzikir Al Asmaa Ul-Husna Al Asmaa Ul-Husna adalah nama-nama Allah yang bagus-bagus. Berfungsi sebagai alat untuk berdo’a yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan yang memiliki keistimewaan do’a yang efektif dan efisien karena mudah dibaca, pendek, ringan, tetapi sudah komplit, menyeluruh, menyangkut urusan dunia dan akhirat, serta memperoleh jaminan surga. (Amdjad, 2008 : 1) Para ulama telah sepakat tentang jumlah Al Asmaa Ul-Husna yang mendekati delapan puluh nama. Namun ada sebagian yang menetapkan bahwa jumlahnya sembilan puluh sembilan nama. Rasulullah bersabda telah menggambarkan bahwa Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan
nama,
dan
barang
siapa
dapat
menghafalnya
atau
menghitungnya, akan masuk surga. Dalam Shahih Bukhari dan Abu Hurairah diriwayatkan : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa menghitungnya akan masuk surga.” (HR. Bukhari: 2736) dan
15
ditambahkan : “Dia (Allah) itu ganjil, yang menyukai segala hal yang ganjil.” (HR Bukhari: 6410) (Sulaiman, 2006 :12) 2.1.3. Faedah atau manfaat Dzikir Mengingat pentingnya dzikir, Rasulullah pun mengingatkan sahabatnya, termasuk kepada Mu’adz agar senantiasa berdzikir kepada Allah sehinggga menjadi bawaan atau tabiat. Dengan demikian, diharapkan semua tingkah lakunya selalu berada dalam kebenaran karena mendapat petunjuk Allah SWT. Sayyid Abdul Wahab Asy-Sya’rani dalam bukunya Menjadi Kekasih Tuhan menyebutkan beberapa faedah atau manfaat dzikir. Pertama, dzikir merupakan ketetapan dan syarat kewalian. Artinya, para kekasih Allah itu biasanya selalu istikamah dalam berdzikir kepada Allah. Sebalikinya, siapa yang lupa atau berhenti dari dzikirnya, ia telah melepaskannya dari derajat mulia itu. Kedua, dzikir merupakan kunci dari ibadah-ibadah yang lain. Dalam dzikir terkandung kunci pembuka rahasia-rahasia ibadah yang lainnya. Hal itu diakui oleh Sayyid Ali Al-Mursifi bahwa tidak ada jalan lain untuk merawat atau membersihkan hati para muridnya kecuali terusmenerus melakukan dzikir kepada Allah. Ketiga, dzikir merupakan syarat atau perantara untuk masuk hadirat Ilahi. Allah adalah Zat Yang Mahasuci sehingga Dia tidak dapat didekati kecuali oleh orang-orang yang suci pula. Keempat, dzikir akan membuka dinding hati (hijab) dan
16
menciptakan keikhlasan hati yang sempurna. Menurut para ulama salaf, terbukanya hijab (kasyaf) ada dua macam : kasyaf hissi (terbukanya pandangan karena penglihatan mata) dan kasyaf khayali (terbukanya tabir hati sehingga mampu mengetahui kondisi diluar alam indrawi). Kelima, menurunkan rahmat Allah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Orang-orang yang duduk untuk berdzikir, malaikat mengitari mereka, Allah melimpahkan rahmat-Nya, dan allah juga menyebut (membanggakan) mereka kepada malaikat di sekitarnya.” Keenam, menghilangkan kesusahan hati. Kesusahan itu terjadi karena lupa kepada Allah. Ketujuh, melunakkan hati, sebagaimana yang dijelaskan oleh AlHakim Abu Muhammmad At-Turmudzi “dzikir kepada allah dapat membasahi hati dan melunakkannya. Sebaliknya, jika hati kosong dari dzikir, ia akan menjadi panas oleh dorongan nafsu dan api syahwat sehingga hatinya menjadi kering dan keras. Anggota badannya sulit (menolak) untuk diajak taat kepada Allah.” Selain itu dzikir juga dapat menghilangkan berbagai macam penyakit hati, seperti sombong, ria, ujub, dan suka menipu. Kedelapan, memutuskan ajakan maksiyat setan dan menghentikan gelora syahwat nafsu. Kesembilan, dzikir bisa menolak bencana. Dzun Nun Al-Mishri, tokoh sufi kenamaan, pernah mengatakan, “siapa yang berdzikir, Allah senantiasa menjaganya dari segala sesuatu.” Bahkan, diantara para ulama
17
salaf ada yang berpendapat bahwa bencana itu jika bertemu dengan orangorang yang berdzikir, akan menyimpang. Jadi, dzikir merupakan tempat terbesar bagi para hamba, tempat mereka mengambil bekal dan tempat kemana ia senantiasa kembali. Allah telah menciptakan ukuran dan waktu bagi setiap ritual (peribadatan), tetapi ia tidak menciptakannya untuk dzikir. Dia menyuruh hambanya untuk berdzikir sebanyak-banyaknya. Itulah sebabnya, Rasulullah bersabda, “perbedaan antara orang yang mengingat Tuhannya dan yang tidak mengingatnya, seperti antara yang hidup dan yang mati.” (HR. Bukhari Muslim) (Susetya, 2006 : 127). 2.1.4. Dasar hukum Dzikir Setiap yang diajarkan dan menjadi amalan bagi seorang muslim, tentu harus ada landasan penguat dari Al-Qur'an maupun Hadits. 1. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah (surat ke 2) ayat 152
∩⊇∈⊄∪ Èβρãàõ3s? Ÿωuρ ’Í< (#ρãà6ô©$#uρ öΝä.öä.øŒr& þ’ÎΤρãä.øŒ$$sù Artinya : "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) –Ku". (Q.S Al-Baqarah : 152). 2. Dari Muadz bin Jabal r.a, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW. Bersabda” :
Artinya : “Amal yang paling dicintai Allah SWT adalah, engkau mati dalam keadaan lidahmu basah dengan dzikrullah.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Sunni) (Sayyid, 1998 : 114)
18
2.2. Perilaku Keagamaan 2.2.1. Pengertian Perilaku Keagamaan Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan perilaku keagamaan, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang pengertian perilaku. Perilaku secara etimologi adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan. Sedangkan secara terminologi perilaku adalah reaksi secara keseluruhan dari motor dan kelenjar yang diberikan kepada organisme kepada situasi yang dihadapinya (Poerwadarminto, 1970 : 343). Di samping itu, ada beberapa definisi perilaku menurut beberapa tokoh, diantaranya adalah pertama, Hasan Langgulung mendefinisikan perilaku sebagai gerak motorik yang termanifestasikan dalam segalal bentuk aktivitas seseorang yang dapat diamati (Langgulung, 1980 : 139). Kedua,
Abdul
Aziz
Ahyadi
dalam
bukunya
Psikologi
Agama
mendefinisikan perilaku sebagai pernyataan atau ekspresi kejiwaan yang dapat diukur, dihitung dan dipelajari melalui alat dan metode ilmiah secara obyektif (Ahyadi, 2002 : 27). Ketiga, Jalaluddin Kahfi dalam bukunya Psikologi Dakwah memberikan pengertian tingkah laku adalah gerakgerik, kegiatan manusia, tindak, hal ihwal dan perilaku manusia sebagai penampakan realisasi pernyataan ekspresi dan manifestasi dan gejalagejala kejiwaan (Kahfi, 1993 : 48). Keempat, M. Arifin dalam bukunya Psikologi Dakwah memberikan pengertian perilaku dapat berarti merupakan fenomena (gejala) dari keadaan psikologi yang dilahirkan dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan (Arifin,
19
1997 : 5). Kelima, Sumadi Suryabrata perilaku adalah reaksi organisme sebagai keseluruhan terhadap rangsangan dari luar, reaksi tersebut terdiri dari gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan jasmani tertentu, jadi dapat diamati secara obyektif (Suryabrata, 1987 : 286). Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perilaku adalah tindakan atau gerak-gerik seseorang yang timbul karena adanya rangsangan yang ada dimana individu berada. Sedangkan agama adalah segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang diberikan dengan kepercayaan itu (Poerwadarminto, 1970 : 18). Untuk itu perilaku keagamaan adalah suatu tindakan yang dilakukan atas dasar kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Ramayulis perilaku keagamaan adalah segala aktivitas manusia dalam kehidupan didasarkan atas nilai-nilai agama yang diyakininya (Ramayulis, 2002 : 83). Dalam penelitian ini yang adalah agama Islam, jadi perilaku keagamaan adalah aktivitas manusia dalam kehidupan didasarkan atas nilai-nilai ajaran agama Islam atau pelaksanaan dari seluruh ajaran agama Islam itu sendiri. 2.2.2. Bentuk bentuk Perilaku Keagamaan Pada dasarnya secara biologis manusia itu mempunyai persamaan dan perbedaan. Tetapi disana ada dasar persatuan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan susila dan menyelaraskan antara tindakan dan susila itu. Sedangkan bentuk perilaku atau tingkah laku manusia di dunia ini banyak dan berbeda-beda. Namun
20
dalam pembahasan ini yang sesuai dengan perilaku keberagamaan yang penulis jadikan indikator adalah aspek ibadah. Pengertian ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah dengan taat melaksanakan segala perintah dan ajarannya serta menjauhi larangannya karena Allah semata. Sahal Mahfudin membagi ibadah menjadi dua yaitu ibadah syakhsiyah dan ibadah ijtima’iyah (Mahfudh, 1994 : 20). Ibadah syakhsiyah adalah bentuk ibadah yang bersifat vertical atau langsung berhubungan dengan Allah (ibadah yang bermanfaat untuk pribadi) sedangkan ijtima’iyah adalah ibadah (perbuatan yang ditunjukkan karena Allah) yang berkaitan dengan masalah masyarakat sosial. Adapun pembahasan dalam aspek ibadah ini ada yang bersifat ibadah syakhsiyah (shalat,
puasa)
dan
ibadah
ijtima’iyah
(shadaqah
dan
sosial
kemasyarakatan). Untuk lebih jelasnya. Di bawah penulis berikan contoh sebagai berikut : a. Ibadah Syakhsiyah 1. Ibadah shalat Shalat menurut asal makna bahasa arab berarti do’a, kemudian yang dimaksud disini adalah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan memberi salam (Sabiq, 1986 ; 191). Rasulullah saw bersabda :
21
3 çt9ò2r& «!$# ãø.Ï%s!uρ 3 Ìs3Ζßϑø9$#uρ Ï™!$t±ósxø9$# Ç∅tã 4‘sS÷Ζs? nο4θn=¢Á9$# χÎ) ∩⊆∈∪ tβθãèoΨóÁs? $tΒ ÞΟn=÷ètƒ ª!$#uρ Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. Dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al Ankabut : 45) Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah yang lain. Sulaiman Rasyid mengatakan bahwa shalat merupakan tiang agama dimana ia tidak dapat tegak kecuali dengan shalat (Rasyid, 1988 : 64) menurutnya shalat merupakan ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh Allah dimana titah itu disampaikan langsung olehnya tanpa perantara tanpa berdialog dengan rasulnya malam mi’raj (Rasyid, 1988 : 64),. Shalat merupakan ibadah rutin sehari-hari yang diwajibkan pada setiap orang muslim. Dengan menjalankan shalat tersebut bertujuan untuk membiasakan kedisiplinan dan membiasakan hidup teratur sehingga dalam mengarungi kehidupan ini akan terarah. Hikmah lain yang dapat dipetik dari pelaksanaan ibadah shalat jama’ah adalah untuk hidup bermasyarakat, memperkokoh persatuan kebersamaan dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.
22
Dari uraian tersebut jelas bahwa ada hubungan antara shalat dengan perilaku keagamaan atau perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. 2. Ibadah puasa “Shaumu” menurut bahasa arab adalah menahan dari sagala sesuatu seperti menahan tidur, menahan bicara, menahan makan, dan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa yang berupa memperturutkan syahawat, perut dan farji, sejak terbitnya fajar dini hari sampai terbenamnya matahari dengan niat khusus” (Rasyid : 230). Puasa merupakan suatu jalan amalan yang dapat memperkuat jasmani dari beberapa gangguan penyakit. Adapun dalil yang mewajibkan puasa adalah :
š⎥⎪Ï%©!$# ’n?tã |=ÏGä. $yϑx. ãΠ$u‹Å_Á9$# ãΝà6ø‹n=tæ |=ÏGä. (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ ∩⊇∇⊂∪ tβθà)−Gs? öΝä3ª=yès9 öΝà6Î=ö7s% ⎯ÏΒ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Q.S Al Baqarah : 183) (Depag RI, 1992 : 44) b. Ibadah Ijtima’iyah 1. Shadaqah Secara istilah kata “shadaqah” berasal dari bahasa arab yang berarti “pemberian kepada yang membutuhkan dengan harapan memperoleh pahala disisi Allah SWT sebagaimana firmannya yang berbunyi :
23
∩⊄∇⊃∪ šχθßϑn=÷ès? óΟçFΖä. βÎ) ( óΟà6©9 ×öyz (#θè%£‰|Ás? βr&uρ Artinya : “…dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Q.S Al baqarah : 280) (Depag RI, 1992 : 70) 2. Aspek sosial Aspek sosial adalah perbuatan manusia yang ditujukan hanya karena masalah sosial masyarakat dengan mengharapkan pahala Allah SWT. Pada aspek sosial tertuju semata mata karena kewajiban sebagai makhluk sosial, artinya manusia membutuhkan bantuan orang lain. 2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keagamaan Pembentukan perilaku keagamaan tidak terjadi dengan sendirinya. Pembentukan keagamaan senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu. Sehingga perilaku itu dapat dipelajari dan dapat berubah sesuai dengan objek tertentu kemungkinan bisa muncul adanya perilaku yang positif dan perilaku yang negatif. Pembentukan perilaku manusia tidak dapat terjadi dengan sendirinya akan tetapi selalu berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu. Sebagaimana dikatakan jalaludin bahwa perilaku keagamaan terbentuk dari dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Jalaluddin, 1998 : 199). Faktor intern adalah faktor-faktor yang timbul dalam diri individu sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang datang dari luar individu.
24
a. Faktor intern Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu, yaitu selektifitasnya sndiri, daya pilihnya sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya itu (Gerungan, 1996 : 155). Faktor intern ini meliputi : 1. Pengalaman pribadi Semua pengalaman yang dilalui orang-orang sejak lahir adalah pengalaman pribadinya (Daradjat, 1970 : 11). Menurut Zakiyah Daradjat (1982 : 114), bahwa pengalaman pribadi termasuk pengalaman beragama, maka dalam pembentukan sikap dan perilaku keagamaan hendaknya ditanamkan sendiri mungkin dalam pribadi seseorang, yakni sejak dini dalam kandungan. 2. Pengaruh emosi Emosi sebagaimana diungkapkan Lester D. Crow dan Alice Crow (1984 : 116) adalah suatu keadaan yang mempengaruhi dan menyertai penyesuaian di dalam diri secara umum, keadaan yang merupakan penggerak mental dan fisik bagi individu dan dapat dilihat melalui tingkah laku luar. Menurut Syamsu Yusuf (200 : 115), emosi adalah warna efektif yang menyertai sikap keadaan atau perilaku individu. Yang dimaksud dengan warna afektif adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami seseorang pada saat
25
menghadapi suatu situasi tertentu. Contohnya : gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci dan sebagainya. Zakiyah Daradjat (1970 : 77) menyatakan bahwa sesungguhnya emosi memegang peranan penting dalam sikap dan tindak agama. Tidak ada satu sikap atau tindak agama seseorang yang dapat dipahami, tanpa mengindahkan emosinya. Oleh karena itu, jika seseorang sedang tidak stabil emosinya maka perasaannya tidak tentram, keyakinannya terlihat maju mundur, pandangan terhadap agama dan Tuhan akan berubah sesuai dengan kondisi emosinya pada waktu itu. Jadi, emosi menentukan arah dimana tingkah laku individu turut mengambil bagian dalam setiap situasi kehidupan. 3. Minat Menurut Soegarda Poerbakawatja dan Harahap (1982 : 214), minat adalah “kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar”. Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu objek yang dilakukannya, maka ia akan berhasil dalam aktivitasnya karena aktivitas tersebut dilakukan dengan perasaan senang dan tanpa paksaan. Adapun minat dalam agama antara lain tampak dalam keaktifan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan, membahasa masalah agama dan mengikuti pelajaran agama disekolah. Misalnya seseorang yang mempunyai minat terhadap
pendidikan
agama
Islam,
maka
ia
akan selalu
26
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan agama Islam. Dengan begitu ia akan berusaha mentaati segala peraturan yang terdapat dalam agama tersebut. Menurut Jalaluddin Rahmad (1992 : 34), bahwa faktor internal ini digaris besarkan menjadi dua yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan
manusia,
sosiopsikologis.
bahkan
Bahwa
berpadu
warisan
dengan
faktor-faktor
bio-manusia
menentukan
perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Begitu besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran baru yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari struktur biologinya. Aliran ini menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi (Jalaluddin Rahmad, 1992 : 34). Faktor sosiopsikologis manusia sebagai makhluk sosial memperoleh
beberapa
karakteristik
yang
mempengaruhi
perilakunya yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia, komponen afektif merupakan aspek emosional dan komponen konatif adalah aspek yang berhubungan
27
dengan kebiasaan dan kemauan bertindak (Jalaluddin Rahmad, 1992 : 37). b. Faktor ekstern Dalam pembentukan dan perubahan perilaku selain faktorfaktor intern yang turut menentukannya adalah faktor ekstern (Gerungan, 1996 : 156). Faktor ekstern adalah hal-hal atau keadaan yang diluar diri individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah perilaku. Dalam hal ini dapat terjadi secara langsung. Artinya adanya hubungan secara langsung antara individu dan individu yang lain, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok. Disamping itu dapat secara tidak langsung yaitu melalui perantara alat-alat komunikasi (Walgito, 2002 : 120). Dalam hal ini, pembentukan perilaku dapat terjadi melalui hasil belajar dari interaksi dan pengalaman, yang ditempuh melalui hal berikut : 1). Interaksi Interaksi adalah hubungan timbal balik antara orang perorangan, antara kelompok dengan kelompok atau antara orang perorangan dengan kelompok (Soekanto, 2000 : 67). Apabila dua orang bertemu, berinteraksi, maka akan terjadi saling pengaruh mempengaruhi baik dalam sikap atau perilaku baik yang berhubungan dengan kehidupan sosial maupun keagamaan. 2). Pengalaman
28
Setiap manusia pasti mempunyai pengalaman pribadi masing-masing tentang pengalaman. Zakiyah Daradjat (1970 : 11) menyatakan, bahwa semua pengalaman yang dilalui orang sejak lahir merupakan unsur-unsur pembentukan pribadinya, termasuk di dalamnya adalah pengalaman beragama. Oleh karena itu pembentukan prilaku keagamaan hendaknya ditanamkan sejak dini mungkin dalam pribadi seseorang yakni sejak dalam kandungan (Hasyim, 1983 : 15). Hal ini karena semakin banyak unsur-unsur agama dalam diri seseorang maka sikap, tindakan, tingkah laku dan cara seseorang menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama. Jalauddin Rahmad (1998 : 47) mengatakan, bahwa faktor situasional sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku manusia seperti faktor ekologis. Faktor rancangan dan arsitektural, faktor temporal, faktor teknologi, suasana perilaku. Tetapi manusia memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya sesuai dengan karakteristik personal yang dimilikinya. Perilaku manusia memang merupakan hasil interaksi yang menarik antara keunikan individual dengan keumuman situasional. 2.2.4. Pengaruh dzikir Al Asmaa Ul-Husna Terhadap Perilaku Keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira adi Karya Ungaran Dalam ajaran Islam, manusia diberi kebebasan untuk sadar dan aktif melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan diri. Menurut Al-
29
Ghozali peningkatan diri pada hakekatnya adalah perbaikan akhlak, dalam artian
menumbuhkembangkan
sifat-sifat
terpuji
dan
sekaligus
menghilangkan sifat-sifat tercela pada diri seseorang. (Bastaman, 2001: 85). Dzikir dan doa bersama untuk memohon pertolongan kepada Allah agar semua yang diharapkan bisa terwujud dan semua masalah yang dihadapi bisa terselesaikan. Dzikir secara harfiah berarti mengingat. Kegiatan mengingat memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan. Ingatan muncul karena kita mempunyai keinginan, kepentingan, harapan dan kerinduan terhadap apa yang diingat. Kegiatan mengingat juga bisa memicu lahirnya ide-ide dan kreatifitas baru, secara logika tentu dapat memberikan dampak positif luar biasa dengan kehidupan (Ilham, 2003: 3). Berdoa artinya menyeru, memanggil, atau memohon pertolongan kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang diinginkan. (Kaelany, 2000: 121). Dengan berdoa, manusia merasa bertatap muka dengan Khaliknya serta memohon petunjuk maupun perlindungan. Jadi, doa itu pada prinsipnya merupakan kunci dari segala kebutuhan hidup di dunia maupun di akhirat. (Al-Aziz, 1998: 277). Perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya yang mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna didorong atau dibentuk oleh dzikir dan doa yang mereka lakukan secara bersama-sama. Setiap perilaku itu bisa berubah diakibatkan obyek yang mempengaruhinya dalam hal ini
30
dzikir. Perilakupun dapat dipengaruhi pula oleh lingkungan dan masyarakat yang hidup di sekitarnya. (Jumantoro, 2001: 33). Jadi perilaku keagamaan akan baik ketika di dalam diri seseorang ada sebuah faktor yang akan mendorong orang itu berperilaku baik dalam konteks pemikiran ini, perilaku keagamaan akan terbentuk ketika dalam diri seseorang ada sebuah faktor yang akan mendorong atau memotivasi untuk berperilaku keagamaan. Hal tersebut dapat terealisasikan dalam mengikuti dzikir yang mana dengan dzikir yaitu berdoa bersama dengan melafadzkan asma Allah yang didahului dengan istighfar, dzikir, shalawat Rasulullah, dan doa. Inilah amalan yang sederhana namun sangat efektif dalam meningkatkan perilaku keagamaan seseorang. Saat ini, metode doa dan dzikir sebagai upaya untuk mendekatkan diri dan mengenal Allah telah banyak dan mudah ditemui. Kumpulan-kumpulan jama’ah dzikir, mulai dari yang menamakan jama’ah shalawat, mujahadah, istighatsah, hingga kelompok tarekat yang muncul dan menyebar bagai jamur merupakan bukti bahwasanya doa dan dzikir sebagai sarana meningkatkan perilaku keagamaan mulai disukai dan mendapat tempat di kalangan umat Islam. Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat diambil asumsi bahwa orang yang rutin mengikuti dzikir dapat mempengaruhi perilaku keagamaan jamaahnya, mengingat bahwa dengan rutin mengikuti dzikir, orang akan selalu menyebut dan mengingat asma Allah dan akan
31
mendapatkan pengetahuan keagamaan dari Kyai atau orang yang memimpin dzikir tersebut, sehingga hati akan menjadi tenang dan timbul kesadaran pada diri jamaah untuk berbuat kebaikan. 2.2.5. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2002: 64). Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah “Ada pengaruh positif dan signifikan antara dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan Siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. Karena hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sampai terbukti data yang terkumpul, maka akan diadakan pembuktian secara empiris pada analisis data untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan.
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian statistik deskriptif (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. (Azwar, 1998: 5). Jenis penelitian kuantitatif sangatlah dibutuhkan dalam penelitian ini untuk membahas beberapa kemungkinan yang ada untuk mengupas masalah actual
dengan
cara
menghimpun
data,
menyusun
atau
mengklasifikasikannya, menganalisa dan menginterpretasikannya menurut prosedur buku statistik baik secara manual maupun menggunakan jasa komputer. 3.1.2. Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus atau penelitian lapangan yaitu penelitian yang mengambil seluruh
33
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. (Singarimbun, 1995: 3). Adapun yang menjadi subyek dalam penelitin ini adalah siswasiswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran yang mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna. 3.2. Definisi Konseptual dan Operasional 3.2.1. Definisi Konseptual Yaitu menjelaskan konsep dengan kata-kata atau istilah lain atau sinonimnya yang dianggap sudah dipahami oleh pembaca. Definisi seperti ini tampak seperti definisi yang tercantum dalam kamus, sehingga ada orang yang menyebutnya dengan definisi kamus. (Soeharto, 1998: 29). 3.2.1.1. Dzikir Al-Asmaa Ul-Husna Imam asy-Syaukaniy, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan dzikir adalah tilawah Al Qur’an, membaca tasbih,takbir, tahmid dan tauhid atau tahlil. Termasuk dzikir dengan mendengarkan bacaan dari orang lain. Imam asy-Syaukaniy memaknai dzikir dengan makna khusus. Sedangkan Sa’id bin Jubair seorang tabi’in dan beberapa ulama lain menyatakan bahwa dzikir itu bukan hanya bacaan tasbih,takbir, tahmid dan tauhid atau tahlil. Lebih dari itu segala bentuk ketaatan kepada Allah adalah bentuk dzikir kepada-Nya. (http://www.dzikir.org/index.php). Dzikir artinya mengingat, maksudnya menyebut-nyebut nama Allah dengan memuji kebesaran-Nya. Dzikrullah berarti hidupnya hati, cahaya mata, surga dunia dan keberuntungan akherat. Dzikir dalam agama
34
Islam merupakan amal ibadah yang sangat mulia dan besar pahalanya disisi Allah. Apalagi bagi kaum muslimin yang menempuh jalan illahi, ia tidak boleh melupakan Allah dalam setiap keadaan (Susetya, 2007 : 125). Maksud dari Dzkikir Al Asmaa Ul-Husna adalah meminta pertolongan kepada Allah SWT dengan cara dzikir dan doa bersama yang dilakukan setiap malam jum’at dengan tujuan untuk memberikan perubahan yang lebih positif bagi para jamaahnya dalam kehidupan seharihari. 3.2.1.2. Perilaku Keagamaan Perilaku keagamaan sebagaimana diungkapkan oleh Mursal dan Muhammad Taher (1997 : 121), bahwa perilaku keagamaan adalah tindakan yang didasarkan atas kesadaran tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa, misalnya aktifitas keagamaan seperti sholat, puasa. 3.2.2. Definisi Operasional Menyatakan bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang menunjukkan konsep yang dimaksud. 3.2.2.1. Dzikir Al Asmaa Ul-Husna Dzikir artinya mengingat, maksudnya menyebut-nyebut nama Allah dengan memuji kebesarannya. Hasbi Ash Shiddiqy juga mengutip pandangan Al Hafizh mengenai hal ini yang berpendapat : Dzikir itu segala lafazh (ucapan) yang di sukai para ummat membacanya dan memperbanyakkan untuk menghasilkan jalan mengingat dan mengenang
35
Allah. Sedangkan Al Asmaa Ul-Husna adalah nama-nama Allah yang bagus-bagus. Jadi yang dimaksud dzikir Al Asmaa Ul-Husna adalah mengingat, menyebut-nyebut nama Allah dengan memuji kebesaran-Nya untuk memperoleh ketenangan hati, mendekatkan diri kepada Allah dan untuk menumbuhkan sikap yang baik, yang diridhoi oleh Allah SWT. Yang indikator-indikatornya adalah sebagai berikut : a. Ketenangan b. Kedekatan dengan Allah c. Sikap yang baik 3.2.2.2. Perilaku Keagamaan Yang dimaksud dengan perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran adalah tindakan anak-anak yang belajar di Panti Asuhan Wira Adi Karya yang didasarkan atas kesadaran tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa, seperti sholat, puasa. Indikatorindikatornya antara lain : - Shalat - Puasa 3.3. Sumber dan Jenis Data 3.3.1. Sumber Data Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh. (Arikunto, 2002: 107). Sumber data dalam penelitian ini adalah responden yaitu siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran yang mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna.
36
3.3.2. Jenis Data 3.3.2.1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung dari subyek sebagai sumber informasi yang dicari. (Azwar, 1998: 91). Data primer ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan yang berasal dari siswasiswi Panti Asuhan Wira Adi Karya itu sendiri. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal, yang menunjukkan data dalam urutan tertentu atau dalam satu seri. (Bungin, 2005: 121). 3.3.2.2. Data Sekunder Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh dari orang lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya. (Azwar, 1998: 91). Peneliti menggunakan data sekunder sebagai data tambahan untuk menunjang keberhasilan penelitian yaitu diperoleh melalui buku-buku yang berkaitan erat dengan persoalanpersoalan dalam penelitian ini serta data yang didapat dari pengasuh dan pengurus dzikir Al Asmaa Ul-Husna. Data sekunder sifatnya melengkapi dan menguatkan dari sumber pokok yang ada. 3.4. Populasi 3.4.1. Populasi
37
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. (Arikunto, 2002: 109). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran yang
berjumlah 80 yang aktif mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. (Bungin, 2005: 123). 3.5.1. Metode Angket Penelitian ini menggunakan data kuesioner atau angket untuk mengumpulkan data, yaitu sejumlah pertanyaan yang disusun secara sistematis kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti. (Bungin, 2005: 123). Jenis pertanyaan yang akan diajukan adalah pertanyaan tertutup, yaitu angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut. Responden harus memilih salah satu jawaban yang menurut pendapatnya paling benar dan tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban yang lain.
38
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur perilaku, pendapat, dan persepsi responden terhadap suatu obyek. (Riduwan, 2002: 12). Sebelum angket disebar ke responden, penulis terlebih dahulu melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. 3.5.2.Uji Validitas Instrumen Validitas berarti kesucian alat ukur artinya alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. (Hasan, 2004: 15). Ada dua macam uji validitas yang akan peneliti lakukan, yaitu: 1. Validitas Konstruk (Construct Validity) Adalah kerangka dari suatu konsep yang nantinya dari kerangka itu, peneliti dapat menyusun tolak ukur operasional konsep tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. (Singarimbun
dan
Effendi, 1989: 125). Dalam hal ini peneliti melakukan uji validitas konstruk melalui dua cara: Pertama, dengan memberikan definisi pada konsep yang akan diukur (tentang dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan perilaku keagamaan) berdasarkan konsep yang tertulis dalam literatur. Kedua, untuk
memperkuat
hasil
validitas
konstruk
tersebut,
penulis
mengkonsultasikan konsep tersebut dengan ahli-ahli yang kompeten dalam bidang konsep yang akan diukur, dalam hal ini penulis konsultasikan kepada dosen pembimbing, dan hasil yang diperoleh
39
bahwa instrumen yang akan dijadikan sebagai alat untuk menyatakan data dinyatakan valid. 2. Uji Validitas Dalam penelitian ini penulis melakukan pendefinisian terhadap masing-masing variabel, sehingga dapat diketahui dimensi dan indikator yang diukur dari variabel tersebut. Dimensi dan indikator kemudian dijadikan tolak ukur untuk menyusun kisi-kisi instrumen yang berupa pertanyaan. Tabel I Kisi-Kisi Instrumen dzikir Al Asmaa Ul-Husna Dan Perilaku Keagamaan No
Variabel
1
Dzikir Al Asmaa - Ketenangan Ul-Husnaa - Kedekatan dengan Allah - Sikap yang baik
2
Perilaku keagamaan Dari
kisi-kisi
Indikator
Nomor Instrumen 1–4 5–7 8 – 13
- Shalat - Puasa tersebut
14 – 17 18 – 20 dituangkan
kedalam
item-item
pertanyaan dalam variabel independen terdiri dari 13 item pertanyaan dan variabel dependen 7 item pertanyaan. Setelah instrumen disusun kemudian disebarkan kepada responden untuk uji validitas dan reliabilitas instrumen. Adapun ringkasan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan perilaku keagamaan dapat dilihat dalam tabel berikut :
40
Tabel II Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen Dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan Perilaku Keagamaan Variabel Dzikir Al-Asmaa Ul-Husnaa (X)
Perilaku Keagamaan (Y)
Signifikansi Keterangan
Item pertanyaan Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13
R hitung 0,919 0,864 0,659 0,756 0,915 0,956 0,932 0,444 0,956 0,703 0,671 0,447 0,756
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20
0,447 0,719 0,732 0,588 0,743 0,536 0,603
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel di atas menunjukkan bahwa korelasi antar masingmasing skor item pertanyaan baik variabel X maupun variabel Y terhadap total skor item-item pertanyaan (dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan Perilaku Keagamaan) menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing pertanyaan pada variabel X dan Y adalah valid, sehingga data yang telah dikumpulkan melalui instrumen penelitian ini layak untuk dianalisis lebih lanjut. 3.5.3. Uji Reliabilitas Instrumen
41
Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Reliabilitas mengandung tiga makna yaitu: tidak berubah-ubah, konsisten, dan dapat diandalkan. (Hasan, 2004: 15). Supaya pengujian hipotesis penelitian dapat mengenai sasaran, maka instrumen (alat ukur) yang digunakan untuk mengumpulkan data harus reliabel. Dalam hal ini penulis menggunakan SPSS untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen (alat ukur) tersebut, hasil pengujian yang diperoleh dapat diringkas pada tabel sebagai berikut : Tabel III Daftar Reliabilitas Instrumen Variabel
Item Pertanyaan
Dzikir Al-Asmaa 1 s/d 13 Ul-Husnaa Perilaku Keagamaan
14 s/d 20
Keterangan
Alpha Cronbach (α) 0,9069
Reliabel
0,6488
Reliabel
Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan reliabilitas sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh item sudah teruji validitas dan reliabilitasnya sehingga telah memenuhi syarat sebagai instrumen baku yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. 3.5.4. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah metode yang menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 1992 : 148).
42
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan agenda tentang kegiatan dzikir Al Asmaa Ul-Husna serta arsip-arsip lain yang berhubungan dengan penelitian, khususnya data tentang kegiatan dzikir Al Asmaa Ul-Husna di Panti Asuhan Wira Adi Karya ungaran. 3.5.5. Metode Wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Hadi, 1993 : 193). Wawancara dilaksanakan untuk mengetahui lebih banyak tentang data-data yang belum diperoleh dari penelitian
ini,
yaitu
untuk
mengetahui
sejarah
dan
tujuan
dilaksanakannya dzikir Al Asmaa Ul-Husna di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. 3.6.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam
bentuk
yang
lebih
mudah
dibaca
dan
diinterpretasikan.
(Singarimbun, 1995: 263). Untuk memudahkan pengambilan kesimpulan dari hasil analisis, maka penulis menggunakan proses tahapan-tahapan dalam menganalisa, yaitu : 3.6.1. Analisis Pendahuluan Yaitu analisis yang umumnya dilaksanakan dengan menggunakan tabel-tabel distribusi frekuensi atau pembagian kekerapan, keseringan secara sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian.
43
Dalam analisis ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh dzikir Al Asmaa Ul-Husna Terhadap Perilaku Keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran, langkah awal yang dilakukan adalah mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif yaitu dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pertanyaan dengan angka masing-masing responden. Kemudian memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam tabel distribusi yang ada, dalam rangka pengolahan data. Adapun kriteria yang digunakan penulis sebagai berikut: - Alternatif jawaban a diberi nilai 5 - Alternatif jawaban b diberi nilai 4 - Alternatif jawaban c diberi nilai 3 - Alternatif jawaban d diberi nilai 2 - Alternatif jawaban e diberi nilai 1 3.6.2. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang ada dan diajukan. Adapun jalan yang ditempuh adalah mengadakan perhitungan dengan menggunakan rumus analisis regresi linier satu prediktor dengan skor kasar. Dalam hal ini dzikir Al Asmaa Ul-Husna sebagai prediktor atau variabel independen, dan perilaku keagamaan sebagai kriterium atau variabel dependen. Untuk rumus garis regresi satu prediktor yang sudah kita ketahui yaitu : Y = Ax + k Keterangan :
44
Y = Kriteria atau nilai variabel Y (perilaku keagamaan). X = Prediktor atau nilai variabel X (dzikir Al Asmaa Ul-Husna). a = Bilangan koefisien prediktor/angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan variabel dependen yang didasarkan pada nilai variabel. K = Bilangan konstan (harga Y bila X = 0). Untuk mengetahui Freg maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Sumber Variasi Regresi(reg)
db
JK
RK
1
a∑XY+K∑Y-(∑Y)2 N
JK reg db reg
∑Y2-a∑XY-K∑Y ∑Y2 _ (∑Y)2 N
JK res db res
Residu (res)
N-2
Total (T)
N-1
Keterangan : a
= Koefisien Prediktor
K
= Bilangan Konstanta
N
= Jumlah sampel yang diteliti
JK
= Jumlah Kuadrat
RK
= Rerata Kuadrat
∑xy
= Hasil kali dari variabel x dan y
F reg
= Jumlah kuadrat regresi (Harga F)
Jk res
= Jumlah kuadrat residu
Rk reg = Rata-rata kuadrat regresi Rk res = Rata-rata kuadrat residu
F reg = RK reg RK res
45
db res = derajat kebebasan residu db reg = derajat kebebasan regresi (1). (Hadi, 2001: 18). 3.6.3. Analisis Lanjutan Merupakan analisis pendahuluan lebih lanjut dari hasil analisis uji hipotesis. Setelah diperoleh hasil koefisien antara variabel X dan Y, maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan nilai (hasil koefisien korelasi) dengan nilai Ftabel, pada taraf signifikansi 5%. Apabila Freg yang dihasilkan dari koefisien sama atau lebih dari F yang ada ditabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan yang berarti hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh). Sedangkan apabila Freg yang dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari F yang ada pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah tidak signifikan yang berarti hipotesis yang diajukan ditolak. (Hadi, 2001: 19). Dari penjelasan mengenai teknik analisis data di atas, bahwa dalam prakteknya nanti penulis tidak menggunakan rumus-rumus di atas, tetapi menggunakan SPSS. SPSS (Statisfical Package For Social Science) merupakan paket program komputer untuk analisis data yang digunakan pada berbagai disiplin ilmu, terutama untuk menganalisa serta menampilkan angka-angka hasil variabel tunggal atau hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. (Sugiono, 2001: 1).
46
BAB IV GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN
4.1. Gambaran Umum Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran 4.1.1. Tinjauan Historis 4.1.1.1. Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran di awal berdirinya bertugas memberikan pelayanan kepada remaja putus sekolah dari keluarga kurang mampu. Pada tahun 1977 dikenal dengan nama Panti Karya Taruna (PTK), kemudian secara resmi tanggal 2 Oktober 1979 diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Roestam atas nama Mentri sosial RI dengan nama Panti Penyantunan Anak (PPA) Ungaran, pada tahun 1994 berganti nama menjadi Panti Sosial Bina Remaja dan kemudian di tindak lanjuti SK Mensos No. 22 th 1995 menjadi Panti Sosial Bina Remaja “Wira Adi Karya” Ungaran. Dengan berlakunya UU No. 22 th. 1999 tentang otonomi daerah sejak bulan Juli berubah menjadi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran berdasarkan Perda Jawa Tengah No. 1 tanggal 2 April 2002 dan bertanggung jawab kepada Dinas Kesejahteraan Sosial Propinsi Jawa Tengah. (Dokumen Panti asuhan Wira Adi Karya Ungaran) 4.1.1.2. Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran
47
Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran merupakan lembaga pemerintah dibawah naungan Dinas Sosial yang memberikan bimbingan ketrampilan kepada anak atau remaja putus sekolah dari keluarga kurang mampu untuk dididik menjadi generasi muda yang terampil dan mandiri. Sehubungan dengan itu, berdirinya Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran mengemban beberapa visi, misi, sasaran dan tujuan, yaitu : 1. Visi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran adalah : terwujudnya kader bangsa yang berkualitas, mandiri dan sejahtera. 2. Misi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran a. Memberikan pelayanan prima kepada anak/remaja terlantar. b. Meningkatkan kualitas SDM pelaksana dan kelayan. c. Menjadi pusat pelayanan dan laboratorium kesejahteraan sosial, pengembangan
kader
bangsa, pembinaan
mental
spiritual,
kesetiakawanan sosial, usaha ekonomis produktif serta informasi dan konsultasi. d. Membentuk siswa menjadi generasi yang handal dan siap pakai serta berakhlakul karimah serta meningkatkan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait guna mewujudkan usaha mandiri. 3. Sasaran dan tujuan berdirinya Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran adalah : a. Sasaran pelayanan adalah anak/remaja terlantar, menganggur dan berasal dari keluarga kurang mampu yang masih berusia 17 hingga
48
22 tahun. Menyiapkan generasi yang bertanggung jawab dan kreatif sejalan dengan era globalisasi. b. Mencetak generasi muda yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia, mandiri, kreatif, bertanggung jawab, mudah berusaha agar tercipta masa depan yang sejahtera. 4.1.2. Letak Geografis Ungaran adalah kota kecil di Kabupaten Semarang yang biasa disebut kota serasi karena kebersihan dan kerapian lingkungan dan keindahan alamnya serta didukung dengan udara yang sejuk. Panti Asuhan Wira Adi Karya berlokasi di Jl. Ki Sarino Mangunpranoto No.39 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Tepatnya lebih kurang 1 kilometer sebelah Selatan terminal Ungaran arah ke Semarang . 4.1.3. Struktur Organisasi Agar seluruh kegiatan belajar mengajar yang ada di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran dapat berjalan dengan lancar dan tertib, maka dibentuklah pengurus atau struktur organisasi yang bertanggung jawab membina pertumbuhan dan perkembangan serta kelancaran seluruh kegiatan siswa sebagai anak didik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Adapun tugas pokok dari Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran adalah melaksanakan sebagian tugas pokok sosial dan melaksanakan kebijakan teknis operasional pelayanan penyandang maslah kesejahteraan
49
sosial anak dan remaja terlantar dengan sistim. Mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan seluruh kegiatan panti, baik yang bersifat intern dan ekstern. Adapun struktur organisasi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran sebagai berikut : Kepala Drs. Tri Widodo Pembina NIP. 19570410 198603 1 010 Kelompok Pekerja Sosial
Kasie, Bimbingan dan Penyaluran Drs. Sri Wisapto NIP. 19630609 199301 1 001
Kasie Penyantunan Dra. Suryani Dwi Lestari Penata Tk.I NIP. 19650507 199203 2 005
Koordinator Pekerja Sosial Madya Gadis Ganggastini, SH NIP. 19531220 198303 2 003
Pengadministrasian Umum Ir. Siti Rochani Penata NIP. 19530701 198303 2 003
Pengadministrasi Umum Masunah Rahmawati, AKs. Penata NIP. 19701010 199702 2 005
Pekerja Sosial Madya Dra. Tri Murdiastuti Pembina NIP. 19610319 198703 2 004 Pekerja Sosial Ahli Muda Drs. Sugiharto Penata tk.i NIP. 19620528 199002 1 001
Pembimbing Pertanian Ir. Trenggono Ibnu S. Penata Tk.I NIP. 19580425 198703 1 006 Petugas Ketrampilan Bengkel dan Montir Mobil Bambang Suryanto Penata Muda Tk.I NIP. 19571222 198303 1 007
Pekerja Sosial Penyedia Yunita Dwi P, Aks. Penata NIP. 19670618 198901 2 003 Sudarmin Penata NIP. 19561212 198103 1 019 Indriyati Penata NIP. 19530824 198303 2 003
Pembimbing Perbengkelan Rusdi Penata Muda Tk.I NIP. 19550119 198003 1 011
Pramu Asrama Slamet Dulhadi Penata Tk.I NIP. 19570410 198603 1 010 Siti Sa’adah S.Sos. Penata Tk.I NIP. 19680613 199403 2 005 Endang Sapartini Penata Tk.II NIP. 19561020 198002 2 001 Pembimbing Tata Boga Anastasi Tjatur K. Penata Muda Tk.I NIP. 19660413 198901 2 001
Pekerja Sosial Pelaksana Dalyono NIP. 19620406 198203 1 007
Pembimbing Ketrampilan Las Diyono Penata Muda Tk.I NIP. 19580112 198103 1 009 Pembimbing Ketrampilan Salon Evi savitri lusella Penata Muda Tk.I NIP. 19681026 199101 2 001
Dwi Hari Cahyo Pengatur Tk.I NIP. 19670323 199103 1 015
Pembimbing Ketrampilan Menjahit Tugiharsi Penata Muda Tk.I NIP. 19571207 198303 2 005
Pramu Saji Suwarti Pengatur Tk.I NIP. 11965620 199103 2 010 Mira Arbaningsih Juru Muda NIP. 19610818 200701 2 002
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Penata Tk. I Asmiharti Nadhiroh, SH NIP. 19630217 198703 2 004 Pemegang Kas Pembantu Kegiatan Dra. Sulistyowati Penata Tk.I NIP. 19620414 199103 2 003 Pengadministrasian Umum Endang ediati, SST. Penata NIP. 19670525 199202 2 001 Pembantu Pemegang Kas Pembantu Kegiatan Penata Muda Tk.I Wuryani NIP. 19590421 198203 1 013 Pengadministrasi Barang Inventaris Pramono HD. Penata Muda Tk.I NIP. 19531011 198701 1 004 Rudi Ismanto Penata Muda NIP. 19680818 199202 1 002
Petugas Urusan Umum Samiran Pengatur Tk.I NIP. 19580102 199003 1 010 Pramu Taman Sadi Pengatur Muda NIP. 19621003 199003 1 002
50
4.1.4. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran, mempunyai peranan yang cukup besar terhadap kelancaran dan kesuksesan dalam menjalankan aktivitas atau program panti dalam mencapai tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya. Di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai dalam menunjang kegiatan-kegiatan siswa, dimana hal ini selalu diusahakan agar lebih memadai demi kesuksesan seluruh aktivitas yang ada di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. Di antara sarana dan prasarana yang ada bisa dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel IV Sarana dan Prasarana Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2008-2009 NO
NAMA BARANG
VOLUME
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
B Gedung yang digunakan Ruang Belajar Ruang Kantor Ruang Guru Ruang Aula Ruang Perpustakaan Ruang Gudang Mushalla Kamar Mandi WC Sumur/Pompa Air Mesin Tulis Papan Tulis
C 10 20 4 2 2 2 3 1 20 20 4 3 25
KETERANGAN D Milik Sendiri -
51
14 Lap. Bola Volley 1 15 Lap. Bulu Tangkis 1 16 Meja Tenis 2 (Dokumentasi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran)
-
Di samping itu, terdapat sarana dan prasarana dalam bentuk lain yaitu : 1. Surat Kabar dan Majalah Dalam rangka memberikan informasi kepada siswa dari dunia luar, dan menambah wawasan serta pengetahuan aktual tentang kemajuan umat Islam, disamping pengetahuan yang lain, Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran berlangganan sebuah majalah Islam dan surat kabar Suara Merdeka. 2. Koperasi dan Perpustakaan Di Panti Asuhan Wira Adi Karya terdapat koperasi yang menyediakan kebutuhan siswa, dan alat-alat tulis, stiker serta kebutuhan siswa sehari-hari. Hasil
dari
koperasi tersebut dimanfaatkan
untuk
kepentingan panti. Dari pengadaan koperasi ini di harapkan siswa akan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam dunia bisnis. Sedangkan perpustakaan berusaha diisi dengan aneka buku dari berbagai ilmu termasuk sains modern. 3. Majalah Dinding Untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam tulis menulis, di Panti Asuhan Wira Adi karya Ungaran menyuruh siswa dengan bergiliran
52
untuk menulis majalah dinding yang nantinya ditempelkan dipusat informasi Panti. 4.2. Gambaran Umum Dzikir Al Asmaa Ul-Husna di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran 4.2.1. Sejarah Berdirinya Dzikir Al Asmaa Ul-Husna Dzikir Al Asmaa Ul-Husna merupakan salah satu kegiatan dakwah yang ada di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. Dzikir Al Asmaa UlHusna ini didirikan oleh Ustadz Lagiyono S.Ag, sejak tahun 2003. Beliau adalah seorang tokoh Ulama’ Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Menurut Bapak Habib SH, salah satu pengasuh siswa Panti Asuhan Wira Adi Karya. Beliau mengadakan dzikir AL Asmaa Ul Husna karena melihat kondisi siswa yang usianya rawan untuk melakukan tindakan yang tidak baik seperti mencuri, tawuran dan lainnya. Hal ini dilakukan agar kondisi para siswa menjadi lebih baik dalam segala bidang. (Wawancara dengan Bapak Khabib, SH, Pengasuh Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran, 5 September 2009). Dzikir merupakan salah satu cara doa kepada Allah SWT yaitu meminta pertolongan hanya kepada-Nya agar semua yang diharapkan dapat terkabul. Sebagaimana firman Allah SWT
∩∈∪ Ú⎥⎫ÏètGó¡nΣ y‚$−ƒÎ)uρ ߉ç7÷ètΡ x‚$−ƒÎ)
53
Artinya: Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (QS. Al-Fatihah: 5). (Depag RI, 1992: 6). Dzikir Al Asmaa Ul-Husna ini mengarahkan kepada siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran sebagai jamaah dzikir dalam hal ini yang intinya bersungguh-sungguh dalam meminta pertolongan kepada Allah untuk kebahagiaan dunia dan akherat. Maka dari itu dzikir Al Asmaa Ul-Husna sangat berpengaruh sekali kepada para siswa. Karena dengan dzikir atau mengingat Allah dan menyebut nama-Nya menjadikan hati tenang dan tentram sehingga timbul untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah dan berperilaku baik. Dengan adanya dzikir Al Asmaa Ul-Husna juga mereka mendapat barokah dari doa orang yang berdzikir. 4.2.2. Tujuan pelaksanaan Dzikir Al Asmaa Ul-Husna di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Dalam
pelaksanaan
dzikir
AL
Asmaa
Ul-Husna,
Beliau
mempunyai tujuan yaitu : Pertama, untuk mendoakan umat Islam dan bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi. Kedua, untuk mengajak umat Islam lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT juga sebagai wahana bermunajad, tawakal, juga sebagai wahana
silaturrahmi,
sehingga
diharapkan
para
siswa
dapat
54
mengamalkannya dalam bentuk perbuatan pada kehidupan sehari-hari yang dilakukan secara ikhlas karena Allah SWT. Ketiga, sebagai wahana kegiatan dakwah yang sekaligus menjadi wadah komunikasi antar umat Islam dalam hal ini antar siswa di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran dan sekitarnya. (Ustadz Lagiyono S. Ag. Imam dzikir Al Asmaa Ul-Husna di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran, 5 September 2009). 4.2.3. Pelaksanaan Dzikir Al Asmaa Ul-Husna di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Pelaksanaan Dzikir Al Asmaa Ul-Husna ini dilaksanakan pada setiap malam Jumat dimulai jam 19.15 WIB-selesai. Sedangkan rangkaian acara Dzikir Al Asmaa Ul-Husna dapat penulis sebutkan sebagai berikut : a. Pembukaan oleh Ustadz Lagiyono S.Ag, yaitu dengan berdoa agar maksud dan tujuan serta cita-cita siswa dapat tercapai dengan hasil yang baik dan minta diperkenankan Allah SWT. b. Pembacaan dzikir dan doa-doa yang dibaca dalam dzikir Al Asmaa Ul Husna antara lain :
55
56
c. Doa yang dipimpin oleh Ustadz Lagiyono S.Ag, selaku pemimpin acara Dzikir Al Asmaa Ul-Husna. 4.3. Deskripsi Data Dzikir Al Asmaa Ul-Husna Dengan Perilaku Keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi karya Ungaran Penelitian ini penulis mengambil seluruh siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran sebagai jamaah tetap dzikir Al Asmaa Ul-Husna. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan siswa siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran, akan penulis paparkan dari kegiatan riset melalui tabel-tabel yang diambil dari data-data responden. Adapun data angket dzikir Al Asmaa Ul-Husna terdiri dari 13 item, dan angket perilaku keagamaan jamaah terdiri dari 7 item. Sehingga jumlah keseluruhan 20 item pertanyaan. 4.3.1. Data Tentang Dzikir Al Asmaa Ul-Husna Untuk lebih jelasnya peneliti paparkan dalam bentuk tabel yang merupakan jumlah nilai seluruh item dari hasil angket yang disebarkan kepada responden.
TABEL V Deskripsi Angket Dzikir Al Asmaa Ul-Husna No Resp 1 2
1 4 5
Variabel X (Dzikir Al Asmaa Ul-Husna) Jumlah 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 54 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 62
57
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4
3 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4
4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 4
3 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4
4 4 4 5 5 4 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4
4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 5 4
4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4
4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4
3 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4
4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5
4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4
50 62 54 62 62 55 65 54 58 62 54 61 54 61 55 55 61 54 60 61 60 58 50 62 63 54 58 54 64 56 64 64 54 61 64 64 57 54 61 65 54
58
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4
5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 5 5 3 5 4 5 4 5
5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5
5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 3 5 4 5 4 3
5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 3 5 4 5 4 5
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5
65 50 65 65 65 57 54 57 65 65 65 54 54 54 65 62 54 65 65 64 57 54 58 54 65 57 54 61 55 65 62 50 62 54 62 55 54
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa penelitian dengan jumlah populasi 80 responden, menunjukkan bahwa nilai dzikir Al
59
Asmaa Ul-Husna tertinggi 65 dan nilai terendah adalah 50, sehingga selisihnya adalah 15. 4.3.2. Data Tentang Perilaku Keagamaan Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dalam bentuk tabel yang merupakan nilai seluruh item dari seluruh hasil angket, yang terdiri dari 80 responden.
TABEL VI Deskripsi Angket Perilaku Keagamaan No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4
Variabel Y (Perilaku Keagamaan) 2 3 4 5 6 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 5 3 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4
7 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4
Jumlah 35 33 30 33 26 34 34 34 35 35 28 34 29 32 31 34 29 29 34 35 34 34 32 30
60
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5
32 34 34 29 30 35 35 29 35 35 35 34 35 35 30 35 34 35 29 35 30 35 35 35 30 35 30 35 35 35 35 29 29 35 34 35 35 35 35 30 35
61
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5
4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5
5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5
4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5
4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5
30 29 35 30 35 34 29 35 34 35 34 29 34 30 35
Berdasarkan tabel di atas penelitian dengan jumlah 80 responden, menunjukkan bahwa nilai perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran tertinggi adalah 35 dan nilai terendah 26, sehingga selisihnya adalah 9.
62
62
BAB V ANALISIS TENTANG PENGARUH DZIKIR AL ASMAA UL-HUSNA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN
5.1. Analisis Pendahuluan Data yang penulis peroleh dari lapangan yang berkaitan dengan teoriteori yang telah tersaji sebelumnya, maka dalam bab ini akan dianalisis dengan tujuan untuk mencari kesesuaian antara kenyataan yang ada di lapangan dengan teori yang ada, dengan demikian tujuan akhir dalam penelitian ini dapat terjawab. Untuk mengukur ada atau tidak adanya pengaruh dzikir Al Asmaa UlHusna terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran, maka penulis memberi nilai terlebih dahulu pada jawaban angket yang telah diberikan oleh responden. Sedangkan angket yang digunakan mempunyai alternatif jawaban yaitu a, b, c, d, dan e, masing-masing nilai dari alternatif tersebut adalah sebagai berikut : -
Alternatif jawaban a diberi nilai 5
-
Alternatif jawaban b diberi nilai 4
-
Alternatif jawaban c diberi nilai 3
-
Alternatif jawaban d diberi nilai 2
-
Alternatif jawaban e diberi nilai 1
63
Adapun angket tentang dzikir Al Asmaa Ul-Husna terdiri dari 13 item, sedangkan angket perilaku keagamaan terdiri dari 7 item, sehingga jumlah keseluruhan adalah 20 item pertanyaan. Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dalam bentuk tabel yang merupakan jumlah nilai seluruh item dari hasil angket yang telah diberikan kepada 80 responden. 5.1.1. Data tentang Dzikir Al Asmaa Ul-Husna Di bawah ini adalah tabel distribusi nilai angket mengenai dzikir Al Asmaa Ul-Husna (variabel X) adalah sebagai berikut : Tabel VII Nilai Hasil Angket Tentang Dzikir Al Asmaa Ul-Husna No
Jawaban
Nilai Jawaban
Jumlah Nilai
Res
A
B
C
D
E
5
4
3
2
1
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
2 10 1 10 2 10 10 3 13 4 6 10 2 9 6 9 3 3
11 3 9 3 11 3 3 10 0 7 7 3 11 4 3 4 10 10
0 0 3 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 4 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 50 5 50 10 50 50 15 65 20 30 50 10 45 30 45 15 15
44 12 36 12 44 12 12 40 0 28 28 12 44 16 12 16 40 40
0 0 9 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 12 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
54 62 50 62 54 62 62 55 65 54 58 62 54 61 54 61 55 55
64
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
9 2 8 9 8 6 1 10 11 2 6 4 12 4 12 12 3 9 12 12 5 5 9 13 2 13 5 13 13 13 5 3 5 13 13 13 2 2 2 13 10
4 11 5 4 5 7 9 3 2 11 7 7 1 9 1 1 9 4 1 1 8 5 4 0 11 0 6 0 0 0 8 9 8 0 0 0 11 11 11 0 3
0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 10 40 45 40 30 5 50 55 10 30 20 60 20 60 60 15 45 60 60 25 25 45 65 10 65 25 65 65 65 25 15 25 65 65 65 10 10 10 65 50
16 44 20 16 20 28 36 12 8 44 28 28 4 36 4 4 36 16 4 4 32 20 16 0 44 0 24 0 0 0 32 36 32 0 0 0 44 44 44 0 12
0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 6 0 0 0 0 3 0 0 0 0 9 0 0 0 0 6 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
61 54 60 61 60 58 50 62 63 54 58 54 64 56 64 64 54 61 64 64 57 54 61 65 54 65 50 65 65 65 57 54 57 65 65 65 54 54 54 65 62
65
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
2 13 13 12 5 5 6 2 13 5 5 9 3 13 10 2 10 2 10 3 5
11 0 0 1 8 5 7 11 0 8 5 4 10 0 3 7 3 11 3 10 5
0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 3 0 0 0 0 4 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 65 65 60 25 25 30 10 65 25 25 45 15 65 50 10 50 10 50 15 25
44 0 0 4 32 20 28 44 0 32 20 16 40 0 12 28 12 44 12 40 20
0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 9 0 0 0 0 12 0 0 0 0 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Σ
54 65 65 64 57 54 58 54 65 57 54 61 55 65 62 50 62 54 62 55 54 4706
Keterangan: 1
= Nomor masing-masing responden
2,3,4,5,6
= Banyaknya masing-masing jawaban A, B, C, D dan E yang dipilih oleh responden pada item pertanyaan tentang variabel X (dzikir Al Asmaa Ul-Husna) sejumlah 13 pertanyaan.
7,8,9,10,11 = Jumlah nilai jawaban X yang disesuaikan dengan bobot nilai pada setiap jawabannya yaitu A=5, B=4, C=3, D=2, E=1. Contoh: Pada Responden No. 1.
66
Jawaban A = 2 x 5 = 10 Jawaban B = 11 x 4 = 44 12 = Jumlah nilai total X untuk masing-masing responden. Contoh: Pada Responden No. 1. 10 + 44 = 54
Σ = Nilai total Variabel X (ΣX). 5.1.2 Data Distribusi Frekuensi Variabel dzikir Al Asmaa Ul-Husna Tabel VIII Distribusi Frekuensi dzikir Al Asmaa Ul-Husna Frequency Valid 50 54 55 56 57 58 60 61 62 63 64 65 Total
4 21 5 1 5 4 2 7 10 1 6 14 80
Percent 5.0 26.3 6.3 1.3 6.3 5.0 2.5 8.8 12.5 1.3 7.5 17.5 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
5.0 26.3 6.3 1.3 6.3 5.0 2.5 8.8 12.5 1.3 7.5 17.5 100.0
5.0 31.3 37.5 38.8 45.0 50.0 52.5 61.3 73.8 75.0 82.5 100.0
Berdasarkan paparan dua tabel di atas dapat diketahui bahwasannya : 1. Nilai terendah (mininum) dari nilai variabel X adalah 50 2. Nilai tertinggi (maximum) dari nilai variabel X adalah 65 3. Nilai tengah (Median) dari nilai variabel X adalah 59
67
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang dzikir Al Asmaa Ul-Husna peneliti menggunakan rumus :
I =∑
(Nilaitertingi − Nilaiterendah ) 5 Dari data tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertingginya =
65, dan nilai terendah = 50, sehingga nilai interval bisa dihitung sebagai berikut: I = ∑ 65 – 50 = 15 = 3 5 5
Jadi dapat diketahui nilai interval untuk tabel dzikir Al Asmaa Ul Husna adalah 3 sehingga dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut : Tabel XI Kategori Nilai Dzikir Al Asmaa Ul-Husna Interval 50 – 55 56 – 58 59 – ke atas Jumlah
Frekuensi 30 10 40 80
Kriteria Rendah Sedang Tinggi
% 37.25% 12.75% 50% 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa : 1. Sebanyak 30 responden dengan prosentase sebesar 37.25% termasuk kategori rendah dalam dzikir Al Asmaa Ul-Husna. 2. Sebanyak 10 responden dengan prosentase sebesar 12,75% termasuk dalam kategori sedang dalam dzikir Al Asmaa Ul-Husna. 3. Sebanyak 40 responden dengan prosentase sebesar 50% termasuk kategori tinggi dalam dzikir Al Asmaa Ul-Husna.
68
Berdasarkan data distribusi dzikir di atas, dapat dicari rata-rata (mean) dzikir Al Asmaa Ul-Husna dengan menggunakan rumus : MY =
∑X N
MY = 4706 = 58,825 80
Dari perhitungan di atas diketahui nilai rerata (mean) adalah 58,83 sehingga bisa dianalisis bahwa dzikir Al Asmaa Ul-Husna, termasuk dalam kategori tinggi, yaitu pada interval 59-ke atas. Oleh karena itu, berdasarkan data frekuensi dzikir Al Asmaa UlHusna tersebut, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik histogram seperti gambar berikut :
Dzikir Al Asmaa Ul-Husna
25
F r e q u e n c y
20
15
10
5 Mean =58.82 Std. Dev. =4.706 N =80 0 50
55
Dzikir Al Asmaa Ul-Husna
60
65
69
5.1.2. Data Tentang Perilaku Keagamaan Siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran
Di bawah ini adalah tabel distribusi nilai angket mengenai perilaku keagamaan (variabel Y) adalah sebagai berikut : Tabel X Nilai Hasil Angket Tentang Perilaku Keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran No
Jawaban
Nilai Jawaban
Jumlah Nilai
Res
A
B
C
D
E
5
4
3
2
1
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
7 5 2 5 1 6 6 6 7 7 1 6 1 4 4 6 1 1 6 7 6 6
0 2 5 2 3 1 1 1 0 0 5 1 6 3 2 1 6 6 1 0 1 1
0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 25 10 25 5 30 30 30 35 35 5 30 5 20 20 30 5 5 30 35 30 30
0 8 20 8 12 4 4 4 0 0 20 4 24 12 8 4 24 24 4 0 4 4
0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 33 30 33 26 34 34 34 35 35 28 34 29 32 31 34 29 29 34 35 34 34
70
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
4 2 4 6 6 1 2 7 7 1 7 7 7 6 7 7 2 7 6 7 1 7 3 7 7 7 2 7 2 7 7 7 7 1 1 7
3 5 3 1 1 6 5 0 0 6 0 0 0 1 0 0 5 0 1 0 6 0 3 0 0 0 5 0 5 0 0 0 0 6 6 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 10 20 30 30 5 10 35 35 5 35 35 35 30 35 35 10 35 30 35 5 35 15 35 35 35 10 35 10 35 35 35 35 5 5 35
12 20 12 4 4 24 20 0 0 24 0 0 0 4 0 0 20 4 4 0 24 0 12 0 0 0 20 0 20 0 0 0 0 24 24 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 30 32 34 34 29 30 35 35 29 35 35 35 34 35 35 30 35 34 35 29 35 30 35 35 35 30 35 30 35 35 35 35 29 29 35
71
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
6 7 7 7 7 2 7 2 1 7 2 7 6 1 7 6 7 6 1 6 2 7
1 0 0 0 0 5 0 5 6 0 5 0 1 6 0 1 0 1 6 1 5 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 35 35 35 35 10 35 10 5 35 10 35 30 5 35 30 35 30 5 30 10 35
4 0 0 0 0 20 0 20 24 0 20 0 4 24 0 4 0 4 24 4 20 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Σ
34 35 35 35 35 30 35 30 29 35 30 35 34 29 35 34 35 34 29 34 30 35 2629
Keterangan : 1
= Nomor masing-masing responden
2,3,4,5,6
= Banyaknya masing-masing jawaban A, B dan C yang dipilih oleh responden pada item pertanyaan tentang variabel Y (perilaku keagamaan) sejumlah 7 pertanyaan.
7,8,9,10,11 = Jumlah nilai jawaban Y yang disesuaikan dengan bobot
nilai pada setiap jawabannya yaitu
72
A=5, B=4, C=3, D=2, E=1. Contoh: Pada Responden No. 1. Jawaban A = 7 x 5 = 35 12
= Jumlah nilai total Y untuk masing-masing responden. Contoh : Pada Responden No. 1. = 35
Σ
= Nilai total Variabel Y (ΣY)
5.1.3. Data Tentang Nilai Hasil Angket Perilaku Keagamaan Tabel XI Distribusi Frekuensi Perilaku Keagamaan Frequency
Valid
26 28 29 30 31 32 33 34 35 Total
1 1 11 11 1 3 2 17 33 80
Percent
1.3 1.3 13.8 13.8 1.3 3.8 2.5 21.3 41.3 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
1.3 1.3 13.8 13.8 1.3 3.8 2.5 21.3 41.3 100.0
1.3 2.5 16.3 30.0 31.3 35.0 37.5 58.8 100.0
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa : 1. Nilai terendah (mininum) dari nilai variabel Y adalah 26 2. Nilai tertinggi (maximum) dari nilai variabel Y adalah 35 3. Nilai tengah (Median) dari nilai variabel Y adalah 29 Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket tentang perilaku keagamaan menggunakan rumus sebagai berikut :
73
I =∑
(Nilaitertingi − Nilaiterendah ) 5 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertingginya adalah
35, dan nilai terendah = 26, sehingga nilai interval dapat dihitung sebagai berikut: I = ∑ (35 - 26) = 1,8 dibulatkan menjadi 2. 5 Jadi nilai interval untuk tabel perilaku keagamaan adalah 2 sehingga dapat dikelompokkan dalam tabel berikut :
Tabel XII Kategori Nilai Perilaku Keagamaan Interval
26 – 28 29 – 31 32 – ke atas Jumlah
Frekuensi
Kriteria
%
2 22 56
Rendah Sedang Tinggi
2.50 % 28.75% 68.75%
80
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa : 1. Sebanyak 2 responden dengan prosentase sebesar 2,50% termasuk kategori rendah dalam perilaku keagamaan. 2. Sebanyak 23 responden dengan prosentase sebesar 28,75% termasuk dalam kategori sedang dalam perilaku keagamaan. 3. Sebanyak 55 responden dengan prosentase sebesar 68,75% termasuk kategori tinggi dalam perilaku keagamaan.
74
Berdasarkan data distribusi perilaku keagamaan di atas, dapat dicari rata-rata (mean) perilaku keagamaan dengan menggunakan rumus : MY =
∑X N
MY = 2629 = 32,8625 80 Dari perhitungan di atas diketahui nilai rerata (mean) adalah 32,8625 sehingga bisa dianalisis bahwa perilaku keagamaan, termasuk dalam kategori tinggi, yaitu pada interval 32-ke atas. Oleh karena itu, berdasarkan data frekuensi perilaku keagamaan tersebut, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik histogram seperti gambar berikut :
Perilaku Keagamaan
40
Frequency
30
20
10
Mean =32.86 Std. Dev. =2.525 N =80 0 25
27.5
30
32.5
35
Perilaku Keagamaan
5.2. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada
75
pengaruh yang signifikan atau positif antara dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran”. Untuk membuktikan hipotesis tersebut digunakan rumus regresi dengan menggunakan SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mencari korelasi antara kriterium (variabel X) dan prediktor (variabel Y), melalui teknik korelasi momen tangkar dengan dari pearson, dengan rumus umum :
∑ xy (∑ x )(∑ y )
rxy =
2
2
rumus ini diketahui bahwa :
∑ XY = ∑ XY −
∑X
2
=∑X
(∑ X )(∑ Y ) N
(∑ X ) −
2
2
N
(∑ Y ) −
2
∑Y
2
= ∑Y
2
N
Untuk mengoperasikan rumus korelasi di atas, terlebih dahulu penulis sajikan tabel kerja koefisien nilai pengaruh dzikir Al Asmaa UlHusna terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran sebagai berikut :
76
Tabel XIII Tabel Kerja Koefisien Nilai Pengaruh dzikir Al Asmaa Ul-Husna Terhadap Perilaku Keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Resp.
X
Y
X2
Y2
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
54 62 50 62 54 62 62 55 65 54 58 62 54 61 54 61 55 55 61 54 60 61 60 58 50 62 63 54 58 54 64 56 64 64 54
35 33 30 33 26 34 34 34 35 35 28 34 29 32 31 34 29 29 34 35 34 34 32 30 32 34 34 29 30 35 35 29 35 35 35
2916 3844 2500 3844 2916 3844 3844 3025 4225 2916 3364 3844 2916 3721 2916 3721 3025 3025 3721 2916 3600 3721 3600 3364 2500 3844 3969 2916 3364 2916 4096 3136 4096 4096 2916
1225 1089 900 1089 676 1156 1156 1156 1225 1225 784 1156 841 1024 961 1156 841 841 1156 1225 1156 1156 1024 900 1024 1156 1156 841 900 1225 1225 841 1225 1225 1225
1890 2046 1500 2046 1404 2108 2108 1870 2275 1890 1624 2108 1566 1952 1674 2074 1595 1595 2074 1890 2040 2074 1920 1740 1600 2108 2142 1566 1740 1890 2240 1624 2240 2240 1890
77
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
61 64 64 57 54 61 65 54 65 50 65 65 65 57 54 57 65 65 65 54 54 54 65 62 54 65 65 64 57 54 58 54 65 57 54 61 55 65 62 50 62
34 35 35 30 35 34 35 29 35 30 35 35 35 30 35 30 35 35 35 35 29 29 35 34 35 35 35 35 30 35 30 29 35 30 35 34 29 35 34 35 34
3721 4096 4096 3249 3600 3721 4225 2916 4225 2500 4225 4225 4225 3249 2916 3249 4225 4225 4225 2916 2916 2916 4225 3844 2916 4225 4225 4096 3249 2916 3364 2916 4225 3249 2916 3721 3025 4225 3844 2916 3844
1156 1225 1225 900 1225 1156 1225 841 1225 900 1225 1225 1225 900 1225 900 1225 1225 1225 1225 841 841 1225 1156 1225 1225 1225 1225 900 1225 900 841 1225 900 1225 1156 841 1225 1156 1225 1156
2074 2240 2240 1710 1890 2074 2275 1566 2275 1500 2275 2275 2275 1710 1890 1710 2275 2275 2275 1890 1566 1566 2275 2108 1890 2275 2275 2240 1710 1890 1740 1566 2275 1710 1890 2074 1595 2275 2108 1750 2108
78
77 78 79 80 Σ
54 62 55 54 4706
29 34 30 35 2629
2916 3844 3025 2916 278580
841 1156 900 1225 86899
1566 2108 1650 1890 155137
Keterangan: Resp = Subyek Penelitian X
= Skor Variabel X
Y
= Skor Variabel Y
X2
= Hasil Penguadratan skor X
Y2
= Hasil penguadratan skor Y
XY
= Hasil perkalian antara skor variabel X dan variabel Y Setelah dilakukan komputasi terhadap data, hasil koefisien korelasi nilai tersebut ditemukan bahwa :
N
= 80
ΣX² =
278580
ΣX
= 4706
ΣY² =
86899
ΣY
= 2629
Σxy =
155137
Setelah diketahui dari tabel koefisien korelasi antara variabel X dan Y, maka selanjutnya data tersebut dimasukkan dalam rumus dengan langkah-langkah sebagai berikut :
∑ xy = ∑ xy −
(∑ x )(∑ y ) N
79
∑xy = 155137 - 4706.2629 80 = 155137 – 12372074 80 = 155137 – 154650.925 = 486.075
(∑ x) −
2
∑x = ∑x 2
2
N
= 278580 – (4706)² 80 = 278580 – 22146436 80 = 278580 – 276830.45 = 1749.55
(∑ y ) −
2
∑y
2
=
∑y
2
N
= 86899 - (2629)² 80 = 86899 - 6911641 80 = 86899 – 86395.5125 = 503.4875/503.488 Dari perhitungan di atas diketahui sebagai berikut :
∑xy = 486.075
80
∑x² = 1749.55
ΣY² = 503.48 Dari data di atas kemudian dimasukkan dalam rumus momen tangkar dari Pearson sebagai berikut : rxy =
∑ xy (∑ x ) (∑ y ) 2
2
= 486,075 (1749,55)² (503,48)² = 486,075 88086.555625 = 486,075 938,550241396 = 0,518 Dibulatkan menjadi 0,518 r² = (0,518)² = 0,268324 = 0,268 Adapun uji hipotesis tersebut jika disajikan secara komputerisasi dengan menggunakan rumus SPSS sebagai berikut :
Tabel XIV Model Summary R Model 1
518
a. Predictors: (Constant), dzikir
R Square
268
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
259
2.173
81
Koefisien korelasi Pearson (r) didapat sebesar 0,518 menyatakan besarnya derajat keeratan hubungan antara dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan perilaku keagamaan. Nilai sebesar 0,268 pada tabel di atas menunjukkan bahwa besarnya pengaruh perilaku keagamaan yang disebabkan oleh mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna adalah 26,8% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 73,2%. Setelah diadakan uji korelasi dengan rumus korelasi momen tangkar dari Pearson, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan rt pada taraf signifikansi 5% : rxy = 0,518 > rt = 0,05 (0,220) Dengan demikian hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara dzikir Al Asmaa Ul-Husna dengan perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran adalah diterima. 2. Mencari persamaan regresi linier Rumus persamaan regresi linear adalah :
Y = aX + K Keterangan : K = Perilaku Keagamaan X = dzikir Al Asmaa Ul-Husna a
= Bilangan Koefisien Prediktor yaitu angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan variable dependen yang didasarkan pada nilai variabel.
82
K = Bilangan Konstan (nilai Y bila X = 0). (Hadi, 2001: 6). Untuk mencari nilai a dan K dari persamaan regresi, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = aX + K
a=
N ∑ xy − ∑ x∑ y N ∑ x 2 − (∑ x )
2
= 80. 155137 – 4706.2629 80.278580 – (4706)² = 12410960 – 12372074 22286400 – 22146436 = 38886 139964 = 0,27782858 Jadi nilai a adalah 0,278 Setelah diketahui nilai a, barulah dapat mencari nilai K. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut : K = Y − aX
Keterangan:
x = mean variabel x =
∑x
y = mean variabel y =
∑y
N
N
x = 4706 = 58,825 dibulatkan menjadi 58,8 80
83
Y = 2629 = 32,8625 dibulatkan menjadi 32,9 80 Jadi : K = Y − aX = 32,8625 – 0,27782858.58,825 = 32,8625 – 16,3432664 = 16,5192336 Dibulatkan menjadi 16,519
Y = aX + K = 0,278X + 16,519 Adapun pengolahan data dengan menggunakan rumus SPSS diperoleh data sebagai berikut :
Tabel XV Coefficients Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model 1
Constan
16.519
3.066
278
052
Dzikir
Standardized coefficients Beta
F
5.387 518
Sig 0.005
5.347
a. Dependent Variable: perilaku
Keterangan: a. Makna konstanta sebesar 16,519 (K =16,519), berarti bahwa perilaku keagamaan (Y) memiliki nilai positif 16,519 apabila variabel dzikir Al Asmaa Ul-Husna (X) diabaikan. Artinya apabila nilai dzikir Al Asmaa
84
Ul-Husna sama dengan 0 (X=0), maka perilaku keagamaan yang dimiliki sebesar 16,519 %. b. Makna koefisien regresi Variansi dzikir Al Asmaa Ul-Husna sebesar 0,278 (a = 0,278). Besarnya koefisien variabel dzikir Al Asmaa UlHusna adalah 0,278, angka ini dapat diartikan bahwa setiap ada kenaikan faktor variabel dzikir Al Asmaa Ul-Husna (X) sejumlah 1 kali, maka akan mempengaruhi meningkatnya nilai perilaku keagamaan (Y) sebesar 0,278 %. 3. Mencari varians garis regresi atau uji F Rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut :
Tabel XVI Rumus Uji F Sumber Variasi
Db
Regresi (reg)
1
Residu (Res)
N-2
Total (T)
N-1
JK
a ∑ XY + K ∑ Y −
∑Y
∑Y
Keterangan: N
= Jumlah Responden
Db
= Derajat Keabsahan
2
2
RK
(∑ Y ) 2
N
− a ∑ XY − K ∑ Y
−
(∑ Y )
N
2
F reg
JK reg db reg RK reg RK res Ik res db res
85
JK
= Jumlah Kuadrat
RK
= Rerata Kuadrat
Freg
= Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg = Rerata kuadrat garis regresi RKres = Rerata kuadrat residu = Jumlah total atau sigma (Hadi, 2001: 18). Sebelum rumus-rumus tersebut diaplikasikan kedalam data yang ada pada tabel kerja yang telah diketahui persamaan garis regresinya, terlebih dahulu kita mencari varians garis regresinya:
Dbres = N − 2 = 80-2 = 78 RK reg =
JK reg Dbreg
= 135,046 1 = 135,046
RK res =
JK res Dbres
= 368,442 80 = 4,605
86
Freg =
RK reg RK res
= 135,046 4,605 = 29,325 ⎛ Y⎞ Ttotal = ∑ Y 2 − ⎜ ∑ ⎟ ⎝ N⎠
2
= 86899 – (2629)² 80 = 86899 – 6911641 = 86899 – 86395,5125 = 503,488 Selanjutnya setelah diketahui varians garis regresinya, rumus-rumus tersebut diaplikasikan kedalam data yang ada pada tabel kerja yang telah diketahui persamaan garis regresinya adalah Y = 0,278X + 16,519 JK reg
⎛ ∑Y ⎞ ⎟ = a ∑ XY + K ∑ Y − ⎜ ⎜ N ⎟ ⎠ ⎝
2
= 0,27782858.155137 + 16,5192336.2629 – (2629)² 80 = 43101,4924154 + 43429,0651344 – (86395,5125) = 86530,5575498 - 86395,5125 = 135,046
87
JK res = ∑ Y 2 − a ∑ XY − K ∑ Y
= 86899 - 0,27782858.155137 - 16,5192336.2629 = 86899 – 43101,4924154 – 43429,0651344 = 368,442 Adapun dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel XVII ANOVA Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1
135.046 368.442 503.488
1 78 79
135.046 4.605
Regression
Residual Total
F 29.325
Sig 0.005
a. Predictors: (Constant), dzikir Al Asmaa Ul Husna b. Dependent Variable: perilaku Keagamaan
Keterangan : Nilai F = 29,325, berarti besarnya Freg adalah 29,325 yang nantinya akan diuji signifikansinya dengan menggunakan Ftabel. Hal ini akan menentukan diterima atau tidaknya suatu hipotesis yang diajukan. 5.3. Analisis Lanjut
Sebagai langkah ketiga dalam analisis data dari penelitian ini adalah menguji nilai hasil analisis hipotesis (Freg) dengan nilai pada tabel (Ftabel) pada taraf signifikansi 5%. Jika freg lebih besar dari ftabel berarti signifikan, dan jika lebih kecil dari Ftabel berarti tidak signifikan.
88
Dari hasil analisis uji hipotesis, diperoleh freg = 29,325. Sedangkan nilai ftabel 0,05 = 3,964 kondisi ini diperkuat hasil output tabel Anova dengan tingkat signifikansi 0,005. Tabel XVIII Tabel Anova untuk Uji Signifikansi Regresi Y atas X Y = 0,278 + 16,519 Sumber Varian Regresi
Db
1
Sum Of Mean Square Squre 135,046 135,046
Residu
78
368,442
Total
79
503,488
F
Uji Signifikansi
29,325
0,005
4,605
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa freg lebih besar dari ftabel. Dengan demikian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, yaitu ada korelasi positif dari kedua variabel tersebut, yakni variabel X (dzikir Al Asmaa Ul-Husna) dan variabel Y (perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran), maka hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh positif antara dzikir Al Asmaa Ul-Husna dan perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran), karena dalam analisis ini hasil yang diperoleh rxy sebesar 0,518 (lihat di tabel uji korelasi). Dalam hal ini berarti bahwa jamaah dzikir Al Asmaa Ul-Husna yang memiliki frekuensi dan motivasi yang tinggi dalam mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna, maka akan semakin meningkat perilaku keagamaannya.
89
Keterangan di atas ditunjukkan dari nilai koefisien determinasi sebesar 26,8% yang didapat melalui rumus sebagai berikut : R = r2 x 100 % = (0,518)2 x 100 % = 0,26 x 100% = 26,8% Kemudian nilai sebesar 73,2% perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran dipengaruhi oleh faktor lain yang datang dari luar, seperti faktor lingkungan hidup dan tata tertib Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran.
90
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data secara kuantitatif dalam menguji koefisien regresi dan pengujian hipotesis sebagaimana tersaji dalam bab V, maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa : 6.1.1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran. Hal ini dapat dilihat melalui koefisien regresi variansi dzikir Al Asmaa Ul Husna sebesar 0,278. nilai sebesar 0,278 menunjukkan bahwa setiap tambahan satu kali mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna akan mempengaruhi peningkatan perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran sebesar 0,278%. 6.1.2. Dengan nilai konstanta 16,519 menunjukkan bahwa sebenarnya jamaah dzikir Al Asmaa Ul-Husna sudah memahami hal-hal yang berkaitan dengan perilaku keagamaan sebelum mereka mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna sebesar 16,519%. 6.1.3. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 26,8%. Menunjukkan bahwa besarnya pengaruh dzikir Al Asmaa Ul-Husna terhadap perilaku keagamaan siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran adalah sebesar 26,8%. Sedangkan sisanya sebesar 73,2% ditentukan oleh faktor
91
lain seperti faktor lingkungan dan tata tertib Panti Asuhan untuk menerima dan mengolah pengaruh yang datang dari luar dirinya. 6.2. Limitasi Peneliti menyadari bahwa dalam suatu penelitian pasti terjadi banyak kendala dan hambatan. Faktor yang menjadi kendala dan hambatan. Dalam penelitian ini adalah Faktor penerjemahan hasil penelitian diakui bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kelemahan-kelemahan yang disadari oleh penulis khususnya dalam penerjemahan hasil penelitian berupa angka-angka kedalam bentuk penjabaran secara deskriptif. Namun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menjadikan hasil analisis yang berupa angkaangka keistimewaan pada bidang metodologi, yakni pengolahan analisis data dengan menggunakan SPSS yang sebelumnya diuji reliabilitas dan validitasnya yang memberikan ketepatan hasil yang diperoleh. 6.3. Saran-saran Masalah perilaku keagamaan merupakan masalah yang mendasar dalam proses kehidupan, karena perilaku keagamaan juga memerlukan bimbingan yang
mempunyai
tujuan
selaras,
yaitu untuk
membantu
masyarakat
meningkatkan iman dan taqwa dalam rangka mencapai tujuan hidup yang dunia hasanah, akhirat hasanah. Oleh karena itu, perlu adanya usaha-usaha yang mendukung kearah terwujudnya peningkatan iman dan taqwa. 6.3.1. Bagi siswa-siswi Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran sebagai jamaah dzikir Al Asmaa Ul-Husna, hendaknya lebih meningkatkan lagi keaktifan
92
dan kesungguhan dalam mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna. Dengan semakin aktif mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna maka keimanan dan pengetahuan agama akan semakin meningkat, sehingga kualitas ibadahnya juga semakin meningkat baik hablumminallah atau hablumminannas, apabila
kualitas
ibadahnya
semakin
meningkat
maka
perilaku
keagamaannya pun akan semakin meningkat. 6.3.2. Kepada peneliti-peneliti yang akan datang, agar lebih berhati-hati dalam menggunakan metodologi penelitian serta dalam proses analisis datanya harus sangat teliti sehingga hasil yang diperoleh akan tepat dan maksimal. 6.3.3. Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi sumber penyempurnaan dalam pelaksanaan dakwah.
1
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH DZIKIR AL ASMAA UL-HUSNA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN
IDENTITAS : Nama
:
Alamat
:
PETUNJUK PENGISIAN 1. Sebelum anda memberikan jawaban angket di bawah ini, tulislah terlebih dahulu identitas anda dengan benar. 2. Tujuan pengisian angtket ini untuk melengkapi proses penelitian sebagai tugas akhir studi S-1 3. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi dedikasi dan prestasi saudara. 4. Diharapkan dalam menjawab angket ini sejujur mungkin sebagai sumbangan informasi yang sangat berharga. 5. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara. 6. Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
I. DAFTAR PERTANYAAN TENTANG DZIKIR AL ASMAA UL-HUSNA A. Ketenangan 1. Apakah anda setuju jika mengingat Allah hati kita akan menjadi tentram? a. Sangat setuju
c. Cukup setuju
b. Setuju
d. Kurang setuju
e. Tidak setuju
2. Apakah anda sering merasakan ketentraman hidup ketika dan setelah mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna? a. Selalu
c. Kadang-kadang
e. Tidak sama sekali
2 b. Sering
d. Jarang
3. Apakah anda merasa hidup anda lebih baik ketika mengikuti Dzikir Al Asmaa Ul-Husna? a. Sangat merasakan
c. Biasa-biasa saja
b. Merasakan
d. Kurang merasakan
e. Tidak merasakan
4. Setujukah anda bahwa dengan berdzikir akan memperoleh jaminan surga? a. Sangat setuju
c. Ragu-ragu
e. Tidak setuju
b. Setuju
d. Kurang setuju
B. Kedekatan dengan Allah 5. Yakinkah anda bahwa Allah selalu bersama dengan hambanya yang selalu mengingatNya? a. Sangat yakin
c. Cukup yakin
e. Tidak yakin
b. Yakin
d. Kurang yakin
6. Apakah anda yakin bahwa Allah tidak jauh dengan hambanya yang selalu berdzikir? a. Sangat yakin
c. Cukup yakin
b. Yakin
d. Kurang yakin
e. Tidak yakin
7. Apakah anda yakin Allah pasti mendengarkan dan mengabulkan Do’a kita ? a. Sangat yakin
c. Cukup yakin
b. Yakin
d. Kurang yakin
e. Tidak yakin
C. Sikap yang baik 8. Apakah anda setuju jika dengan mengikuti Dzikir Al Asmaa Ul-Husna bisa menumbuhkan rasa saling menyayangi antar teman? a. Sangat setuju
c. Cukup setuju
b. Setuju
d. Kurang setuju
e. Tidak setuju sama sekali
9. Apakah anda selalu bersedia menolong teman yang terkena musibah? a. Selalu bersedia
c. Jarang bersedia
b. Sering bersedia
d. Kurang bersedia
e. Tidak sama sekali
10. Sebelum mengikuti dzikr Al Asmaa Ul-Husna, apakah anda ikhlas dalam menolong orang lain? a. Sangat ikhlas
c. Cukup ikhlas
b. Ikhlas
d. Kurang ikhlas
e. Tidak ikhlas
3 11. Setelah mengikuti Al Asmaa Ul-Husna, apakah anda semakin ikhlas dalam membantu orang lain? a. Sangat ikhlas
c. Cukup ikhlas
b. Ikhlas
d. Kurang ikhlas
e. Tidak ikhlas
12. Apakah anda suka menolong orang lain? a. Sangat suka
c. Cukup suka
b. Suka
d. Kurang suka
e. Tidak suka
13. Apakah anda selalu bersedia menolong teman yang terkena musibah? a. Selalu bersedia
c. Jarang bersedia
b. Sering bersedia
d. Kurang bersedia
e. Tidak sama sekali
II. DAFTAR PERTANYAAN TENTANG PERILAKU KEAGAMAAN SISWA-SISWI PANTI ASUHAN WIRA ADI KARYA UNGARAN A. Shalat 14. Apakah anda menyesal jika tidak melakukan shalat lima waktu? a. Sangat menyesal
c. Kadang-kadang
b. Menyesal
d. Agak menyesal
e. Tidak menyesal
15. Apakah anda sering melakukan shalat tahajud ? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Jarang
e. Tidak sama sekali
16. Apakah anda selalu melakukan shalat sunnah bakdiyah dan qobliyah ? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Jarang
e. Tidak sama sekali
17. Setelah mengikuti dzikir Al Asmaa Ul-Husna apakah anda sering melakukakn shalat dengan khusyuk? a. Selalu
c. Jarang
e. Tidak sama sekali
b. Sering
d. Kadang-kadang
B. Puasa 18. Apakah anda sering melakukan puasa sunnah setelah mengikuti kegiatan Dzikir Al Asmaa Ul-Husna ? a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
4 19. Apakah anda selalu menjalankan puasa dibulan Ramadhan ? a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak sama sekali
20. Apakah anda sering melakukan puasa sunnah ? a. Selalu
c. Jarang
b. Sering
d. Kadang-kadang
e. Tidak sama sekali