PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI TERHADAP PERILAKU WANITA USIA SUBUR DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Frida Lina Tarigan Email :
[email protected]
ABSTRACT
Cervix cancer is the important health problem for women throughout the world, especially in Indonesia. It still ranks number one in its ferocity toward women, and about 65% of cervix cancer patients are in the last stadium. Based on the data of the cervix cancer patients in two hospitals in Medan, H. Adam Malik Central Hospital, and dr. Pirngadi General hospital, it was found that patients who were affected by cervix cancer tended to increase. 5% of them died because most of them visited the hospitals when the disease was in the last stadium. Those affected by cervix cancer actually can be cured if they are examined early (pap smear examination) when it is in the first stadium. Some efforts have been made, but they were not optimal so that the cervix cancer patients increase each year. The aim of the research was to analyze the influences of family support (informational, emotional, instrumental, and appraisal) and informational sources (friends, electronic media, and health workers) on productive-aged women in early detection of cervix cancer (pap smear examination) at Medan Selayang Subdistrict, Medan. The research used cross sectional method which was conducted from April until July, 2012. The samples comprised of 115 productive-aged women, using purposive sampling technique. The data were gathered by conducting interviews and guided by questionnaires. They were analyzed by conducting multiple logistic regression tests. The results of the research showed that family support which influenced the behavior of productive-aged women in early detection of cervix cancer (pap smear examination) was informational support, whereas the informational sources were friends, electronic media, and health workers. Electronic media as the informational source was the most dominant variable which influenced the behavior of productive-aged women in early detection of cervix cancer (pap smear examination). It is recommended that the Health Service, Medan, should activate informational media about early detection of cervix cancer (pap smear examination) in order to prevent productive-aged women from cervix cancer and increase health promotion to the public in Medan, especially at Medan Selayang Subdistrict. Keywords: Family Support, Informational Sources, Behavior of Productive-Aged Women
Pendahuluan Kesehatan Ibu merupakan salah satu sasaran dari upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan pada ibu dan wanita pada umumnya adalah kesehatan reproduksi wanita. Perubahan terhadap perilaku seks, kebiasaan konsumsi, pemeliharaan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan memberikan kontribusi terhadap munculnya berbagai penyakit degenerative maupun infeksi. Salah satu bentuk penyakit ganas yang mengenai wanita adalah kanker serviks.(E. Sutarto, 1989) Kanker serviks berkontribusi sebesar 12% dari seluruh kanker yang menyerang wanita. Dari data World Health Organization(WHO), diperkirakan sekitar tahun 2000-an insidensi penyakit ini kurang lebih 493.243 jiwa pertahun, sedangkan kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa pertahun. Jumlah penderita sebanyak 80% berasal dari Negaranegara sedang berkembang dan penyakit ini merupakan urutan pertama penyebab kematian akibat kanker di Negara berkembang tersebut. (Depkes,2007). Di Asia menurut Wikenjosastro(1999) ditemukan insiden kanker cerviks sebanyak 2030/100.000 wanita dengan angka kematian 510/100.000 wanita penderita kanker cerviks terutama paling banyak dijumpai pada usia 3550 tahun. Di Indonesia kanker serviks masih menduduki tempat pertama dalam urutan keganasan pada wanita dan sekitar 65 % penderita berada dalam stadium lanjut. Data yayasan Kanker Indonesia tahun 1999, kanker serviks merupakan tumor primer tersering pada wanita. Sekitar 270.000 perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap tahun akibat kanker leher rahim atau serviks (Titik Kuntari). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Sumatera Utara penderita kanker cerviks pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 681 kasus. Dari Rumah sakit yang mewakili Medan yaitu dari rumah sakit dr Pirngadi dan Rumah
Sakit Pusat H. Adam Malik didapat data sebagai berikut: RumahSakit dr Pirngadi Medan tahun 1999 sebanyak 57 kasus, tahun 2000 sebanyak 66 kasus, tahun 2001 sebanyak 85 kasus, tahun 2002 62 kasus, tahun 2003 sebanyak 92 kasus, tahun 2004 sebanyak 72 kasus, tahun 2005 sebanyak 98 kasus, sedangkan dari Rumah Sakit Pusat H. Adam Malik Medan didapat data penderita kanker cerviks tahun 2001 sebanyak 55 kasus, tahun 2002 sebanyak 53 kasus, tahun 2003 sebanyak 56 kasus, tahun 2004 sebanyak 62 kasus, tahun 2005 sebanyak 111 kasus, tahun 2006 sebanyak 140 kasus dan tahun 2005 sebanyak 215 kasus. Kanker cerviks sebenarnya bisa disembuhkan bila dapat dideteksi secara dini dan pada stadium yang masih dini. Untuk itu diperlukan skrining kanker leher rahim dengan melakukan test pap atau dikenal dengan pap smear. Upaya pencegahan dini kanker leher rahim untuk pencegahan dan juga penyembuhan dapat ditingkatkan bila masyarakat mempunyai kebiasaan mengikuti program skrining terhadap penyakit ini, terutama bagi kelompok wanita usia subur , karena upaya pencegahan ini merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit ini (Ahdani,dkk,2005). Namun karena minimnya gejala yang ditimbulkan oleh kanker serviks bila masih dalam stadium yang awal, maka penanganan terhadap penyakit ini seringkali terlambat sehingga dapat menyebabkan kematian (Bustan, 1997. Wikenjosastro, 1999). Berdasarkan data Kemenkes RI pada tahun 2008 didapatkan data bahwa hanya 5% wanita yang melakukan skrining kanker serviks dengan pemeriksaan papsmear. Padahal pelaksanaan skrining idealnya adalah 80%. Dari jumlah penduduk wanita Indonesia , maka angka 5% merupakan angka yang masih kecil sekali. Masih rendahnya kesadaran wanita dalam melakukan deteksi dini dengan papsmear dapat disebabkan oleh berbagai factor. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya pemeriksaan pap smear yang dilakukan oleh wanita disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang papsmear. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Petisah
Tengah, hanya 5,5% kelompok ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang deteksi dini kanker serviks( pemeriksaan pap smear), dan terdapat 31,8% memiliki pengetahuan yang buruk (Octavia,2009). Rendahnya pengetahuan masyarakat ini disebabkan oleh kurangnya informasi yang didapat . Pengetahuan dan sikap masyarakat sangat mempengaruhi perilaku (tindakan) dalam melakukan pemeriksaan pap smear . Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan, menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap merupakan factor-faktor yang berhubungan erat terhadap perilaku wanita dalam melakukan pemeriksaan pap smear (Ratna Puspita, 2008). Bila masyarakat mendapat pengetahuan yang cukup diharapkan perilaku mereka (sikap dan tindakan mereka ) akan menjadi lebih baik dalam hal ini wanita mau dan mampu melakukan deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). Jadi sangat penting meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pap smear untuk memperoleh peningkatan wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) dengan cara memberikan informasi sebanyakbanyaknya. Sumber informasi disini bisa dari teman sebaya, teman kerja, media cetak dan media elektronika. Faktor lain yang didapat bahwa deteksi dini kanker serviks oleh seorang wanita dapat terlaksana dengan baik bila ada dukungan social dalam hal ini keluarga , dimana anggota keluarga siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga ini dapat berupa dukungan social keluarga internal, seperti dukungan dari suami atau dukungan dari saudara kandung suami/istri atau dukungan keluarga eksternal (Friedman,1998). Kepala rumah tangga yaitu suami dapat berperan serta dalam kesehatan reproduksi dari si istri. Bentuk peran tersebut dapat berupa pemberian dukungan terhadap kesehatan reproduksi Dari beberapa penelitian yang dilakukan bahwa dukungan keluarga seperti suami sangat diperlukan dalam hal kesehatan reproduksi wanita. Beberapa penelitian membuktikan hal tersebut yaitu antara lain: penelitian yang dilakukan Amatya dkk(1994) , di Bangladesh
menunjukkan bahwa konseling terhadap suami tentang penerimaan alat kontrasepsi norplant menunjukkan efek positif dengan tingkat drop out hanya 10 %. Dukungan keluarga yang merupakan bagian dari dukungan social juga berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dalam pemeriksaan papsmear. Dukungan keluarga disini bukan hanya terbatas pada keluarga inti saja melainkan keluarga secara luas (extended family) yaitu suami, mertua, orangtua, saudara suami, saudara kandung. Permasalahan Bagaimana pengaruh dukungan keluarga dan sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear ) di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Tujuan Penelitian Untuk menganalisa pengaruh dukungan keluarga dan sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) pada wanita usia subur di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Manfaat Penelitian Dari hasi penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: Untuk Dinas Kesehatan sebagai informasi untuk mengambil kebijakan dalam upaya promosi kepada masyarakat agar termotivasi untuk melakukan pemeriksaan pap smear dalam upaya deteksi dini kanker leher rahim. 1. Bagi masyarakat agar khususnya wanita usia subur mengetahui dan memahami tentang penyakit kanker leher rahim sehingga dapat mempunyai kesadaran bahwa deteksi dini kanker leher rahim dengan papsmear sangat penting dalam upaya deteksi dini kanker leher rahim. 2. Tenaga Kesehatan Sebagai informasi dan bahan masukan bagi tenaga kesehatan dalam upaya memberikan pengertian kepada masayarakat khususnya wanita usia subur tentang pentingnya
pemeriksaan pap smear dalam mencegah penyakit kanker leher rahim. 3. Terhadap ilmu pengetahuan diharapkan dapat dipakai sebagai bahan referensi dan masukan dalam penelitian selanjutnya terkait dengan pengaruh dukungan keluarga dan sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan papsmear ) di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. 4. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Variabel Dependen
Dukungan Keluarga: a. Dukungan Emosional b. 5. Dukungan Informasi c. Dukungan Instrumental d. 6. Dukungan Penilaian Perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker
Sumber Informasi: 7.
serviks
a. 8. Teman b. Media elektronik c. Petugas Kesehatan Gambar Kerangka Konsep Penelitian
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan dengan dasar pertimbangan karena tingkat kehadiran wanita usia subur dalam upaya deteksi dini penyakit kanker leher rahim masih rendah dan belum tercakup secara merata. HASIL DAN PEMBAHASAN Perilaku Wanita Usia Subur Pemeriksaan Pap Smear
dalam
Tindakan pap smear pada seorang ibu dipengaruhi berbagai faktor yaitu faktor dari
dalam dirinya sendiri (perilaku ibu) dan dukungan dari lingkungan (dukungan keluarga ). Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari : (1) Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatanya (behavior intention), (2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support), (3) Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (acesssebility of information), (4) Otonom pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy), (5) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation). Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan dalam hal ini, perilaku wanita usia subur ditentukan oleh niat orang terhadap pemeriksaan pap smear, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya dalam hal ini dukungan keluarga , ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari wanita usia subur untuk mengambil keputusan dalam tindakan pemeriksaan papsmear dan situasi yang memungkinkan ia berperilaku/bertindak terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) atau tidak berperilaku/tidak bertindak terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). 2. Pengaruh Dukungan Informasi terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap Smear). Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.10 terlihat bahwa persentase dukungan informasi keluarga terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 64 responden yang mendapat dukungan informasional baik, maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 12,8 % Sedangkan dari 51 responden dengan dukungan informasional yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 39,1% .
Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,049 (p<0,05). Artinya , terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan informasi dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks(pap smear) di Kecamatan Medan Selayang. Namun secara serempak variabel dukungan informasional tidak berpengaruh terhadap deteksi dini kanker serviks, hal ini disebabkan karena masih adanya variabel lain yang lebih besar kemungkinan berpengaruh terhadap deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Azima R (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel dukungan informasi mempunyai hubungan dengan perilaku wanita usia subur dalam partisipasi pemeriksaan pap smear. Dukungan informatif terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan, sehingga individu dapat mengatasi masalahnya dan mencoba mencari jalan keluar untuk memecahkan masalahnya (Taylor, 2009). 3. Pengaruh Dukungan Emosional terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap Smear). Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.11 terlihat bahwa persentase dukungan emosional keluarga terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 82 responden yang mendapat dukungan emosional baik, maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 16,5 % (19 orang). Sedangkan dari 33 responden dengan dukungan informasional yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 25,2% (29 orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan
95 %, didapat nilai p=0,180 (p>0,05). Artinya , tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dari keluarga dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang.) Berdasarkan hasil penelitian bahwa dukungan emosional tidak ada hubungan yang signifikan dengan perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaaan papsmear, hal ini bertentangan dengan pendapat Anderson (2000), yang menyebutkan bahwa dukungan keluarga sangat memberikan pengaruh yang positif, artinya perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaan pap smer sangat ditentukan oleh dukungan anggota keluarganya. Tindakan keluarga dalam memberikan dukungan emosional kepada wanita usia subur yaitu melalui perhatian atas keluhan yang disampaikan, dan memberikan tanggapan dan kepedulian yang baik saat menyatakan akan mengikuti kegiatan deteksi dini penyakit kanker leher rahim (pap smear). Ini merupakan bentuk empati yang diberikan keluarga kepada wanita usia subur. Cohen, et.al (1995), menyatakan dukungan emosional merupakan salah satu aspek dukungan sosial yang meliputi ekspresi empati, misalnya: mendengarkan, bersikap terbuka, mau memahami, dan perhatian. Dukungan emosional akan membuat sipenerima merasa berharga, nyaman, aman, terjamin, dan disayangi. Dari hasil penelitian ini juga diperoleh bahwa banyaknya wanita usia subur mendapatkan dukungan emosional yang kurang dari keluarga, hal ini dapat dikarenakan persepsi wanita usia subur terhadap dukungan itu sendiri. Dimana Simon (1999), menyatakan bahwa kualitas dukungan bukan dari banyaknya hubungan sosial yang ada secara objektif, karena perilaku yang dimaksudkan sebagai mendukung sering tidak dipersepsikan sebagai mendukung oleh penerima, dan pada kenyataannya bahkan dapat dipandang sebagai tidak membantu. Menurut Cohen, et.al., (1995) yang penting bagi individu adalah persepsi akan keberadaan
dan ketepatan dukungan, bukan hanya karena adanya orang lain yang memberikan bantuan, tetapi persepsi penerima dukungan apakah bantuan yang diberikan sesuai dengan keinginannya. Untuk itu perlu pemberian dukungan emosional yang memang dirasakan wanita usia subur sendiri adalah dukungan emosional untuk tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). 4. Pengaruh Dukungan Instrumental terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap Smear). Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.12 terlihat bahwa persentase dukungan instrumental keluarga terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 108 responden yang mendapat dukungan Instrumental baik, maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 20,0 % (23 orang). Sedangkan dari 7 responden dengan dukungan instrumental yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 6,1% (7 orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,172 (p>0,05). Artinya , tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang.) Hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear), maka hal tersebut tidak selaras dengan pendapat Cohen, et.al (1995), yang mengatakan dukungan instrumental merupakan bantuan yang diberikan secara langsung dalam bentuk nyata, bersifat fasilitas atau materi dan non materi misalnya menyediakan fasilitas yang diperlukan, menjamin uang atau yang lain termasuk
didalamnya memberikan peluang dan waktu dan berpengaruh terhadap perilaku. Partisipasi individu menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam efektivitas dukungan sosial yang diterimanya, persepsi bahwa dukungan sosial dapat tersedia ketika dibutuhkan menjadi hal yang penting dan berkaitan dengan kesehatan dan penyesuaian diri pada seseorang. Mengetahui bahwa orang lain bersedia untuk menyediakan bantuan, kenyamanan, dan rasa tertarik mungkin dapat membantu individu untuk menyelesaikan situasi dimana individu mungkin sedang bermasalah (Sarason, 1990). Dukungan instrumental merupakan salah satu bentuk dukungan yang nyata yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap perilaku wanita usia subur dalam pemeriksaan pap smear. Bentuk dukungan ini tidak terlepas dari kemampuan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya, ini berarti keluarga dengan pendapatan yang lebih memadai akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan termasuk dalam hal pemeriksaan pap smear ini. Berdasarkan karakteristik dari pekerjaan WUS dan pekerjaan suami, didapat bahwa pekerjaan responden yang paling banyak yaitu sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaan suami yang paling banyak adalah wiraswasta, maka keadaan ini dapat menggambarkan bahwa pemenuhan kebutuhan keluarga terbatas, apalagi untuk memenuhi kebutuhan yang lain salah satu diantaranya adalah pemeriksaan pap smear. Wanita usia subur akan lebih memproritaskan kebutuhan lainnya dibandingkan dengan tindakan deteksi dini (pemeriksaan pap smear) karena mereka merasa deteksi dini (pemeriksaan pap smear) tersebut bukan merupakan kebutuhan yang penting, disebabkan mereka tidak merasakan gejala apapun pada tubuh mereka. 5. Pengaruh Dukungan Apraisal terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap Smear).
Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.13 terlihat bahwa persentase dukungan appraisal (penilaian) terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 82 responden yang mendapat dukungan appraisal (penilaian) baik, maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 16,5 % (19 orang). Sedangkan dari 33 responden dengan dukungan penilaian yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 25,2% (29orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,180 (p>0,05). Artinya , tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penilaian dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang.) Hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penilaian dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear), maka hal tersebut tidak selaras dengan pendapat Stanley, et,al., (2005), yang menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan maupun ketidakpatuhan pasien dalam menjaga dan mematuhi segala yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan profesional, diataranya adalah: interaksi nilai dan pengalaman hidup, dukungan keluarga, kemampuan tenaga profesional dalam mengajarkan dan menganjurkan sesuatu, serta kompleksitas cara dan aturan hidup yang diterapkan. Dukungan penilaian ini cenderung lebih mengarah bimbingan terhadap segala upaya yang harus dilakukan ibu untuk melakukan pemeriksaan pap smear seperti dari mertua dan keluarga yang lain. Sarafino (2004) mengatakan bahwa dukungan penghargaan terjadi melalui ekspresi berupa sambutan yang positif dari orang-orang di sekitarnya, dorongan atau pernyataan setuju terhadap ide-ide atau perasaan individu, perbandingan yang positif dengan orang lain,
seperti pernyataan bahwa orang lain mungkin tidak dapat bertindak lebih baik. Bentuk dukungan penilaian dapat berupa motivasi dan ikut mengingatkan wanita usia subur tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks, tetapi bisa saja wanita usia subur kurang termotivasi untuk melakukan tindakan deteksi dini kanker serviks. 6. Pengaruh Sumber Informasi Teman terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap Smear) Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.14 terlihat bahwa persentase sumber informasi teman terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 66 responden yang mendapat informasi dari teman , maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 16,5 % (19 orang). Sedangkan dari 49 responden dengan sumber informasi dari teman yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 39,1% (45 orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,006 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi teman dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang.) Hal ini sesuai dengan penelitian Triana (2007) tentang hubungan antara informasi dari teman sebaya dengan pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS oleh mahasiswa pelaku seks bebas di Surabaya. Friedman (1998) mengatakan bahwa sebelum seseorang mencari pelayanan kesehatan, biasanya mencari nasihat dari keluarga atau teman. Menurut Susanti (2002) peran keluarga/teman sangat penting dalam aspek perawatan kesehatan yang terdiri dari hubungan yang erat satu dengan yang lain, saling ketergantungan sebagai bagian dari lingkungan social, member perasaan aman,
secara social menumbuhkan rasa percaya diri, memeberi informasi, memberi umpan balik, dan membantu memecahkan masalah. Teman adalah orang yang kita kenal dan memiliki hubungan baik dengan orang itu. Teman dapat menjadi sumber informasi yang berpengaruh dalam memberikan informasi kepada wanita. Wanita sebagai makhluk social sangat membutuhkan orang lain/teman dalam interaksi sesamanya, apalagi dalam hal pemeriksaan pap smear, wanita merasa mempunyai kesamaan yang erat, mempunyai rasa empati antar sesama wanita sehingga informasi yang diberikan lebih dipercaya. Dalam hal ini informasi dari teman hendaknya dapat memberi pengetahuan yang benar tentang deteksi ini kanker serviks, sehingga dapat meningkatkan tindakan mereka dalam mencegah penyakit kanker serviks tersebut. 7. Pengaruh Sumber Informasi Media Elektronik terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap Smear) Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.15 terlihat bahwa persentase sumber informasi media elektronik terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 52 responden yang mendapat informasi dari media elektronik , maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 14,8 % (17 orang). Sedangkan dari 49 responden dengan sumber informasi dari teman yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 39,1% (45 orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,002 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi media elektronik dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan M edan Selayang.) Notoadmodjo(2005) mengatakan media promosi kesehatan adalah semua sarana dan
upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah perilaku kearah positif terhadap kesehatan. Tv, radio, film dan lain-lain. Sotjaningsih (2004) mengatakan media massa (media elektronik) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan. Penelitian Astuti (2008) tentang pengaruh karakteristik siswa dan sumber informasi terhadap kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah pada siswa SMA Negri di Aceh, mengatakan bahwa ada hubungan antara media elektronik dengan perilaku seks pada siswa. Peran media elektronik sangat penting dalam memberikan informasi tentang apapun juga baik bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan tidak ketinggalan informasi kesehatan. Media elektronik seperti TV, radio, internet dan HP sangat cepat dapat memberikan informasi pengetahuan akan kesehatan khususnya pap smear , akan meningkat jika wanita usia subur mau memanfaatkan fasilitas tersebut dengan mencari informasi sendiri dari media elektronik. Untuk itu perlu dilakukan upaya –upaya yang dapat memberikan informasi yang tepat dan efisien dalam meningkatkan tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks melalui media elektronik yang disesuaikan dengan komunikannya. 8. Pengaruh Sumber Informasi Petugas Kesehatan terhadap Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi Dini Kanker Serviks (Pemeriksaan Pap Smear) Berdasarkan hasil analisis bivariat pada tabel 4.16 terlihat bahwa persentase sumber informasi petugas kesehatan terhadap perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang dari 44 responden yang mendapat informasi dari media elektronik , maka perilaku WUS yang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 13,9 %
(18 orang). Sedangkan dari 71 responden dengan sumber informasi dari petugas kesehatan yang kurang baik, maka perilaku WUS yang kurang baik dalam pemeriksaan pap smear sebesar 6,1% (45 orang). Hasil uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95 %, didapat nilai p=0,001 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi petugas kesehatan dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pap smear) di Kecamatan Medan Selayang.) Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Susanti (2002) di Pekalongann bahwa ada hubungan bermakna antara faktor pelayanan petugas (seperti pemeriksaan kasus anemia, konseling dan pemberian informasi) dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet Fe. Sejalan dengan penelitian Daryati (2008) di Sanggau Kalimantan Barat, yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran tenaga kesehatan dengan keberhasilan melakukan inisiasi menyusu dini (IMD). Pemberian informasi sangat diperlukan karena komunikasi dapat mengkondisikan faktor kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, mereka berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Untuk itu diperlukan komunikasi yang efektif dari petugas kesehatan. Sebagai komunikator petugas seharusnya memberikan informasi secara jelas kepada pasien atau masyarakat dalam hal ini wanita usia subur. Sebagai komunikator petugas seharusnya memberikan informasi secara jelas kepada wanita usia subur tersebut secara lengkap sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya tentang pencegahan dini kanker serviks dengan melakukan pameriksaan pap smear. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, diketahui bahwa variabel independen yang berpengaruh dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) adalah dukungan informasi p=0,049(p<0,05), sumber informasi teman
p=0,006 (p<0,05), sumber informasi media elektronik p=0,002 (p<0,005) dan sumber informasi petugas kesehatan p=0,001 (p<0,005). Dari uji multivariate didapat kecenderungan bahwa dukungan informasional menjadi lemah setelah diuji bersama-sama dengan sub variabel dukungan keluarga lainnya seperti dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan appraisal. Hal ini disebabkan karena variabel sumber informasi yang menjadi dominan. Hasil analisis multivariat dengan uji regeresi logistik didapatkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang bermakna dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear) adalah variabel sumber informasi media elektronik dengan nilai Exp(B) yaitu 0,312, artinya faktor sumber informasi media elektronik 0.312 kali menjadi sumber informasi yang dapat memberikan informasi kepada wanita usia subur tentang upaya deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). Soekidjo berpendapat dalam diri individu sebenarnya terdapat suatu dorongan yang didasarkan pada kebutuhan, perasaan, perhatian dan kemampuan untuk mengambil suatu keputusan pada suatu saat terhadap suatu perubahan atau stimulus. Proses dalam tahapan ini sesungguhnya masih bersifat tertutup, tetapi sudah merupakan keadaan yang disebut sikap. Bila terus menerus diarahkan, diberikan informasi yang benar, maka pada suatu saat akan meningkatkan menjadi lebih terbuka dan berwujud pada suatu reaksi yang berupa perilaku. Demikian pula dengan wanita usia subur, bila pemberian informasi dilakukan dengan terus menerus dan informasi yang diberikan benar kepada mereka, maka mereka akan dapat mewujudkannya dalam bentuk perilaku yaitu melakukan deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). Dari penelitian penelitian di negara lain, rendahnya perilaku responden terhadap pap smear ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi terjadi juga di negara berkembang lain. Ditemukan berbagai alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan pap smear, antara lain karena pengetahuan kurang, dan informasi
dokter juga kurang. Penyebab lain rendahnya tingkat perilaku, adalah ketidaktahuan tempat pemeriksaan pap smear, dan ketakutan sebagian masyarakat akan terdiagnosis kanker bila melakukan pemeriksaan ini. Hasil penelitian yang dilakukan, didapat kesimpulan bahwa sebenarnya masyarakat dalam hal ini wanita usia subur sebenarnya sudah tahu tentang pap smear, tetapi mereka belum melakukan tindakan deteksi dini tersebut. Hal tersebut terjadi bisa diakibatkan oleh rasa cemas karena bila mereka melakukan pap smear dan kemudian akan diketahui penyakitnya maka hal tersebut akan membuat mereka stress. Hal lain adalah rasa malu karena harus diperiksa oleh dokter yang berjenis kelamin laki-laki sementara mereka selama ini berhubungan dengan bidan perempuan. Tetapi bila wanita usia subur pernah mempunyai keluarga yang menderita kanker serviks maka ada kecenderungan mereka akan melakukan pemeriksaan pap smear karena mereka sudah melihat sendiri bagaimana penderitaan penderita kanker serviks tersebut. Jadi upaya promosi kesehatan dalam melakukan deteksi dini kanker serviks ini dapat dilakukan dengan memberdayakan sukarelawan yang sudah melakukan pemeriksaan pap smear sebagai sumber informasi bagi wanita usia subur lainnya.
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini dimana penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang meneliti suatu gambaran dukungan keluarga dan sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear), dengan pengambilan data pada waktu bersamaan, sehingga tidak diketahui mana yang lebih dulu terjadi antara variabel dukungan keluarga, dan sumber informasi terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). Sehingga bisa saja terjadi bias informasi yang memengaruhi kualitas data.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dukungan informasional mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaa pap smear). 2. Sumber Informasi teman mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). 3. Sumber informasi media elektronik mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). 4. Sumber Informasi petugas kesehatan mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). 5. Variabel sumber informasi media elektronik merupakan variabel yang paling dominan yamg mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). Saran 1 Kepada anggota keluarga penting memotivasi dan meningkatkan upayaupaya yang mengarah pada pendekatan dukungan keluarga untuk mendukung wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks (pemeriksaan pap smear). 2. Kepada Puskesmas di Kecamatan Medan Selayang perlu dilakukan upaya peningkatan sosialisasi dan cara penyampaian informasi yang efektif dan berkesinambungan yang nantinya dapat meningkatkan tindakan pemeriksaan pap
3.
smear pada wanita usia subur dalam pencegahan penyakit kanker serviks.Komunikasi dan pemberian informasi harus dapat meningkatkan tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks, bukan hanya sekedar pemberian informasi saja. Posyandu dapat juga dijadikan tempat untuk penyuluhan oleh petugas kesehatan.
Badan Pusat Statistik , Kota Medan, 2008, Buku Saku Data Pokok Statistik Kota Medan Tahun 2008, Kota Medan.
Perlu penelitian lanjutan dengan pendekatan kualitatif untuk dapat menjelaskan factor-faktor apa saja yang menyebabkan masih rendahnya pemeriksaan pap smear, dan factor social budaya apakah mempunyai hubungan terhadap rendahnya deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur dan solusi apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tindakan wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks.
Cohen, S. & Syme, S.L. ed (1985) Social Support and Health. Orlando Florida: Academic Press Inc.
4. Peran media elektronik dalam penelitian ini berpengaruh terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks, untuk itu perlu peningkatan informasiyang akurat, ajakan kepada wanita usia subur melalui media elektronik terutama TV dengan menyelipkan pesan pesan kesehatan dalam acaranya.
Bosch, F.X., Manos, M.M., N. Munoz., M.H. Schiffman., V. Moreno., 1995. Prevalence Of Human Papillomavirus In Cervical Cancer: A Worldwide Perspective. Journal of The National Cancer Institute.
Depkes RI. 2010. Undang-Undang no 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta. Dinkes Kota Medan, 2011, Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2011, Kota Medan Effendy, N., 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Emilia, O., 1994. Bebas Ancaman Kanker Serviks,Yokyakarta :MedPress. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun Akademik 20102011., Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Thesis, Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Female Cancer Programme., 2007. Program Pencegahan Kanker Serviks, See and Treat (Buku Acuan Kerjasama Dengan Fakultas Kedokteran se Indonesia, Jakarta
Arikunto, A., 2004. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Friedman, M. Bowden.,and Jones, E.G., 2003. Family Nursing Research, Theory and Practice, New Jersey:Prentice Hall.
Kepustakaan
Aziz, M.F., 2002. Skrining Dan Deteksi Dini Kanker Serviks, Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Azwar, S.A., 1997. Realibilitas Dan Validitas, Yokyakarta: Pustaka Pelajar. , S.A., 1999. Metode Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Penelitian,
Hacker, N.F., 2005, Cervical Cancer. In: Weinberg, R. Practical Gynochologist Oncology. 4 th ed, Philadelphia: Lippin Cott. Hussain, A., Hoskins, W.J., 2002. Screening For Cervical Cancer, Totowa: Human Press.
Jhonson & Leny, 2009. Keperawatan Keluarga. Yokyakarta :Nuha Medika. Kasjono.HS., Yasril., 2009. Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan, Yokyakarta: Graha Ilmu. Koss, L.G., 1999, The Rapinicolou Test For Cervical Cancer Detection, JAMA: The Journal Of The American Medical Association. Lemeshow, S., Hosmer,D.H., Klar, Janelle.,Lwanga, S.K., 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan, Yokyakarta: Gadjah Mada University Press. Liliweri. A.,2009. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan, Yokyakarta: Pustaka Pelajar. Murti,B, 1997. Besar Sampel Untuk Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta: Grafiti Notoadmodjo, S., 2002. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Yokyakarta: Andi Offset. , 2005. Promosi Kesehatan; Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. , 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu perilaku.Jakarta: Rineka Cipta. , 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Poerwadarminta, W.J.S.,2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cetakan Pertama. Jakarta: Balai Pustaka. Riduwan,, 2008. Metode dan Teknik Menyusun Thesis. Bandung: Alfabeta. , 2009. Skala Pengukuran VariabelVariabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Robbins, S.L., Kumar, V., 1995. Sistem Genitalia Wanita dan Payudara (terjemahan
J.Oswari), Buku Ajar Patologi II, Jakarta: BGC. Salmiani. 2010. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.Tesis IKM USU. Medan. Sarafino, EP, 1998. Health Psychology, New York: John Willey & Son. Sarason IG, Sarason B, 1997. Interrelation of Social Support Measures; Theoritical and Practical Implication. Jornal of Personality and Social Psychology. Sunyoto, D., 2010. Uji Khi Kuadrat & Regresi Untuk Penelitian, Yokyakarta: Graha Ilmu. Peranika.2011. Pengaruh Media Sosialisasi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Tentang Pentingnya Pap Smear Di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.Tesis IKM USU, Medan. Wallbomers, J.M.M., V. Jacobs., J .A. Kumar., 1999, Human Papilomavirus Is Necessary Cause Of Invasive Cervical Cancer Wordlwide, The Journal Of Pathology. Wijaya, D.,2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks, Yokyakarta: Sinar Kejora. Wijono, Djoko., 2010. Manajemen Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Surabaya: Duta Prima Airlangga.