PENGARUH DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, SUKU BUNGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT (Studi pada Industri Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014)
SKRIPSI
OLEH : SERLI STB. B1B1 12 043
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PENGARUH DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, SUKU BUNGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT (Studi pada Industri Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Halu Oleo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
OLEH :
SERLI B1B1 12 043
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
iii
iv
v
ABSTRAK Serli, B1B1 12 043. Pengaruh DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari. Pembimbing I: Prof. Buyung Sarita, SE., M.S., Ph.D dan Pembimbing II: Dr. Sujono, SE., M.Si Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), dan Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), suku bunga terhadap penyaluran kredit. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010 -2014. Dengan menggunakan metode purposive sampling, maka diperoleh sebanyak 24 bank sebagai sampel penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
dana
pihak
ketiga
berpengaruh posistif signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Beban Operasional Terhadap pendapatan Operasional (BOPO) dan Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Kata kunci : Dana Pihak Ketiga, Loan to deposit ratio (LDR), Non performing loan (NPL), Capital adequacy ratio (CAR), Return on assets (ROA), Beban oprasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), Suku Bunga dan penyaluran kredit.
vi
ABSTRACT Serli, B1B1 12 043. The Effect of third party funds, Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA) and Operating Expenses against Operating Income (BOPO), the interest rate on loan distribution (study were listed banks in the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period of time 2010 – 2014). Thesis, Department of Management, Faculty of Economics and Business Halu Oleo University Kendari. Supervisors I: Prof. Buyung Sarita, SE., M.S., Ph.D and Supervisors II: Dr. Sujono, SE., M.Si The purpose of this study was to determine the effect of third party funds, Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA) and Operating Expenses against Operating Income (BOPO), the interest rate on loan distribution. The populations used in this study were listed banks in the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period of time 2010 - 2014. By using purposive sampling method, it was obtained 24 banks as samples. The analytical method used in this research was multiple linear regressions. The results of this study indicated that the third-party fund has positive significant effect on lending distributions. Whereas Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Operating Expenses against Operating income (BOPO) and the interest rate have no significant effect on lending distributions. Keywords: Third Party Funds, loan to deposit ratio (LDR), non-performing loan (NPL), Capital adequacy ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Expenses Operations toward Operating Income (ROA), interest rate and credit distributions.
vii
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb. Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, Suku Bunga Terhadap Penyaluran kredit Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”, sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Program Sarjana (S1) jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas HaluOleo. Dalam penulisan skripsi ini disadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah memberikan bantuan serta dorongan yang sangat bermanfaat. Persembahan yang paling utama penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada yang tercinta dan tersayang kedua orang tua saya yakni Bapak Ahmad Efendi dan Ibu Daya terima kasih telah mendidik dan membesarkan penulis dengan keikhlasan dan penuh cinta kasih yang begitu besar dan nyata, sehingga penulis dapat menjadi seseorang yang berpendidikan. Terima kasih buat segala cinta, kasih sayang, bimbingan, motivasi yang tiada henti, nasehat yang selalu ada untuk penulis, yang selalu sabar dan tak pernah berhenti mengingatkan untuk terus menjaga kesehatan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
viii
Pada kesempatan ini, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat Bapak. Prof. Buyung Sarita, SE.,MS.,Ph.d., Bapak. Dr. Sujono SE.,M.Si., dan Bapak Prof. Dr. H. Dedy Takdir S., SE.,M.Si., Ibu Dr. Salma Saleh, SE.,M.Si., dan Ibu Dr. Sri Wiyati Mahrani, SE.,M.Si. Selaku pembimbing dan penguji yang telah memberikan waktunya untuk bimbingan, pengarahan dan saran yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. Melalui kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, MS., selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2.
Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Syarief, SE.,MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
3.
Bapak Dr. Sujono, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan sekaligus sebagai dosen keuangan penulis yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan selama mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo.
4.
Bapak La Ode Asfahyadin, SE.,MM., selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
5.
Ibu Dr. Sri Wiyati Mahrani, SE.,M.Si., selaku Penasehat Akademik Penulis.
6.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen Program Studi Manajemen.
ix
7.
Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan Manajemen Universitas Halu Oleo, atas ilmu dan bantuannya selama ini.
8.
Buat adikku Daniyal sekolah yang rajin jangan terlalu banyak main buat oraang tua bangga dengan apa yang kita lakukan, beserta seluruh keluarga besarku terima kasih untuk bantuan dan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9.
Buat sahabatku Dian Safitri, Nirma Wati, Zurnia Zanu R. Nur Mutiara, Irmalasari,
Wildayanti,
terima kasih
atas motivasi, dukungan dan
semangatnya. Saya bersyukur punya sahabat seperti kalian, kalian tetap yang terbaik. Saya hanya berharap semoga persahabatan kita tak hanya sampai disini, meskipun satu persatu dari kita mempunyai kehidupan berbeda semoga kita tak saling melupakan, komunikasi tetap lancar. 10. Buat teman seperjuangan manajemen angkatan 2012, Yumna, Asia, Jum, Satri, Rusnia, Kiki, Rianti, Novita, Ainun, Asman, Risdiyani, Yasha, Ade Irma, Yanti, Ikrah, Jamil, Mita, Ayu, mutmainnah, Ridwan, Mustika, Fia, Ancha, Doni, Farman, dll yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu. Thanks for all untuk motivasi, canda tawa, suka duka dan bantuannya selama masa perkuliahan sampai pada terselesaikannya penulisan skripsi ini. 11. Buat teman-temanku konsentrasi keuangan Chely, Ka milna, Ka ika, Delvi, Kiki, Rianti, Nia, Dian, Rusnia, Irma, Yumna, Darmin, Mita, Fakri, Ridwan dll. Terima kasih untuk bantuannya.
x
12. Buat yang terkhusus Ayub Thony Fatrah, terima kasih sudah banyak membantu dan memberikan perhatian, semangat, motivasi, dorongan serta doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 13. Terima kasih buat Ka Burhan yang telah banyak membantu dan memberi saran kepada penulis. 14. Tapi-tapi Family, teman-teman KKN Reguler 2015 Desa Tapi-tapi, Kec. Marobo, Kab. Muna terima kasih atas kebersamaannya selama 45 hari. Khana, Dina, Amel, Kak Rahmat, Kak Roy, dan Kak Jofi telah menjadi sahabat, kakak, beserta keluarga yang tanpa disadari telah menghibur penulis. 15. Terima kasih juga yang setulus-tulusnya bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis menghargai semua saran dan masukan yang membangun demi penyempurnaan skripsiini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Wassalammu’alaikum Wr. Wb Kendari,
April 2016
Serli
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN...................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ............................................................................... 6 2.1.1 Teori penawaran uang .......................................................... 6 2.1.2 Konsep penyaluran kredit..................................................... 7 2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi penyaluran kredit ....... 9 2.1.3.1 Dana Pihak Ketiga ................................................... 9 2.1.3.2 Loan To Deposit Ratio.............................................. 10 2.1.3.3 Non Performing Loan ............................................... 10 2.1.3.4 Capital Adequacy Ratio ............................................ 11 2.1.3.5 Return On Assets ...................................................... 11 2.1.3.6 Beban Operasi dan Pendapatan Operasi ................. 12 2.1.3.7 Suku Bunga ................................................................. 12 2.2 PenelitianTerdahulu ....................................................................... 13
xii
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 15 3.1.1
Pengaruh DPK terhadap Penyaluran Kredit ......................... 16
3.1.2
Pengaruh LDR terhadap Penyaluran Kredit ......................... 16
3.1.3
Pengaruh NPL terhadap Penyaluran Kredit ......................... 17
3.1.4
Pengaruh CAR terhadap Penyaluran Kredit ......................... 17
3.1.5
Pengaruh ROA terhadap Penyaluran Kredit ........................ 18
3.1.6
Pengaruh BOPO terhadap Peyaluran Kredit ........................ 19
3.1.7
Pengaruh Suku Bunga terhadap Peyaluran Kredit ............... 19
3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 20 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian ............................................................................. 21 4.2 Populasi Dan Sampel............................ ................ ........................ 21 4.2.1 Populasi ................................................................................ 21 4.2.2 Sampel ................................................................................... 21 4.3 Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 22 4.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 22 4.5 Metode Analisis Data .................................................................... 23 4.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 23 4.5.2 Pengujian Asumsi Klasik ......................................................... 23 4.5.2.1 Uji Normalitas ........................................................... 23 4.5.2.2 Uji Multikolinearitas ................................................. 24 4.5.2.3 Uji Autokorelasi ........................................................ 25 4.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 25 4.5.3 Regresi Linear Berganda .......................................................... 26 4.5.4 Pengujian Hipotesis.................................................................. 27 4.6 Definisi Operasional ....................................................................... 28 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian ............................................................................. 32 5.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................... 32
xiii
5.1.2 Gambaran Umum Variabel ................................................. 33 5.1.2.1 Perkembangan Penyaluran kredit ............................ 33 5.1.2.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga ......................... 33 5.1.2.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio ................... 34 5.1.2.4 Perkembangan Non Performing Loan ..................... 35 5.1.2.5 Perkembangan Capital Adequacy Ratio .................. 36 5.1.2.6 Perkembangan Return On Assets ............................ 37 5.1.2.7 Perkembangan BOPO ............................................. 38 5.1.2.8 Perkembangan Suku Bunga .................................... 39 5.1.3 Analisis Data ........................................................................ 40 5.1.3.1 Deskriptif Statistik variabel penelitian .................... 40 5.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ................................................... 43 5.1.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda ........................... 46 5.1.3.4 Pengujian Hipotesis ................................................. 48 5.2 Pembahasan ................................................................................... 52 5.2.1. Pengaruh DPK terhadap penyaluran kredit ........................... 52 5.2.2. Pengaruh LDR terhadap penyaluran kredit ........................... 53 5.2.3. Pengaruh NPL Terhadap Penyaluran Kredit ......................... 55 5.2.4. Pengaruh CAR Terhadap Penyaluran Kredit ........................ 57 5.2.5. Pengaruh ROA Terhadap Penyaluran Kredit ........................ 59 5.2.6. Pengaruh BOPO Terhadap Penyaluran Kredit ...................... 61 5.2.7. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit ............. 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 63 6.2 Keterbatasan penellitian .................................................................. 64 6.3 Implikasi hasil penelitian ................................................................ 65 6.4 Saran ............................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Daftar hasil penelitian berdasarkan variabel yang digunakan ............ 73 Tabel 4.1 Pemilihan Sampel Penelitian .............................................................. 74 Tabel 4.2 Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel Periode 2010-2014 ............ 75 Tabel 4.3 Ringkasan Definisi Operasional Variabel ........................................... 31 Tabel 5.1 Perkembangan Penyaluran Kredit periode 2010-2014 ....................... 79 Tabel 5.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga periode 2010-2014 ...................... 80 Tabel 5.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio periode 2010-2014 ................ 81 Tabel 5.4 Perkembangan Non Performing Loan periode 2010-2014 ................. 82 Tabel 5.5 Perkembangan Capital Adequacy Ratio periode 2010-2014 ........... .. 83 Tabel 5.6 Perkembangan Return On Assets periode 2010-2014 ........................ 84 Tabel 5.7 Perkembangan Beban Operasi dan Pendapatan Operasi 2010-2014 .. 85 Tabel 5.8 Perkembangan Suku Bunga periode 2010-2014 ................................. 86 Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Deskriptif Statistik ................................................ 90 Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Uji Sampel Kolmogorov-Smirnov ...................... 87 Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Uji Multikoloniaritas ........................................... 88 Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Coefficient Corelations ....................................
88
Tabel 5.13 Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi ...............................................
89
Tabel 5.14 Batas daerah Uji R Square .............................................................
91
Tabel 5.15 Perhitungan Uji F ...........................................................................
91
Tabel 5.16 Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linear Berganda ....................
91
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 kerangka konsep .............................................................................. 15 Gambar 5.1 hasil perhitungan uji normalitas ...................................................... 87 Gambar 5.2 hasil perhitungan uji normal P-Plot................................................. 87 Gambar 5.3 hasil perhitungan uji Heteroskedastisitas ........................................ 89
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsinya sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (defisit unit). Seperti yang telah tertera di dalam UndangUndang No.10 tahun 1998 tentang perbankan, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa bank dapat berperan sebagai perantara keuangan dengan melakukan penghimpunan dana dari masyarakat yang kelebihan dana dalam berbagai bentuk simpanan. Kemudian bank akan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkan kembali dana kepada masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan aktivitas paling pokok dari perbankan, karena menghasilkan keuntungan terbesar ( sekitar 80% ), namun risiko macetnya juga relatif besar. Sebagai antisipasinya, eksekutif bank harus mengelolanya dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking). Prinsip kehatia-hatian dapat dilakukan dengan cara memenuhi ketentuan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dalam bentuk penentuan reserve requirement, loan to deposit ratio dan batas maksimum pemberian kredit. Selain itu prioritas di dalam alokasi dana bank yaitu dalam bentuk penyaluran kredit, setelah bank mencukupi kebutuhan primary reserve dan secondary reserve, sehingga bank dapat menentukan berapa besarnya kredit yang akan disalurkan.
1
2
Menurut Binangkit (2014), secara umum penyaluran kredit dipengaruhi oleh dua sisi, yaitu dari sisi permintaan (demand) dan penawaran (supply), yang pada akhirnya bertemu pada titik keseimbangan. Sisi permintaan digambarkan ketika seorang calon debitur atau pihak yang membutuhkan dana akan mengajukan pinjaman kepada pihak bank. Sedangkan sisi penawaran dalam penyaluran kredit perbankan digambarkan ketika suatu bank menawarkan kredit atau pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana. Sukirno (2013), juga menyatakan bahwa permintaan uang untuk spekulasi ditentukan oleh suku bunga. Apabila suku bunga kredit tinggi, permintaan uang untuk spekulasi akan rendah, sebaliknya apabila tingkat suku bunga rendah maka permintaan uang untuk spekulasi tinggi. Hal ini akan mempengaruhi tingkat permintaan uang dari masyarakat kepada pihak bank yang pada akhirnya akan mepengaruhi tingkat penyaluran kredit. Penyaluran kredit dapat diartikan sebagai penawaran uang. Penawaran uang yang dilakukan oleh bank dipengaruhi dari permintaan uang yang dilakukan oleh debitur. Semakin rendah bunga yang diberikan oleh bank maka permintaan uang akan meningkat sehingga penyaluran kredit yang diberikan akan meningkat. Sebaliknya semakin tinggi bunga yang diberikan oleh bank maka permintaan uang akan menurun sehingga penyaluran kredit yang diberikan semakin rendah. Penyaluran kredit dipengaruhi oleh beberapa variabel di antaranya terdiri dari: Dana Pihak Ketiga, Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Tingkat Suku Bunga.
3
Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pengaruh DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, Suku Bunga yang mempengaruhi penyaluran kredit telah banyak dilakukan Hapsari (2008), Oktaviana (2012), Pratama (2012), Febrianto (2013), Nugraheni (2013), Sari (2013) dan Putri (2014). Berdasarkan penelitianpenelitian terdahulu, terdapat temuan penelitian yang berbeda yaitu DPK sebagian besar mempunyai pegaruh yang positif signifikan terhadap penyaluran kredit, sedangkan penelitian terdahulu mengemukakan bahwa LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, dan Suku Bunga memiliki pengaruh yang positif signifikan dan negatif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Tabel hasil penelitian berdasarkan variabel yang digunakan dapat dilihat pada lampiran I (tabel 1.1, hal 73). Penelitian ini merupakan penelitian replikasi yang sebelumnya dilakukan oleh Febrianto (2013). Tetapi terdapat beberapa perbedaan dari penelitian ini yaitu menambahkan variabel Suku Bunga yang dapat mempengaruhi penyaluran kredit. Kemudian penelitian ini juga menggunakan objek yang berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010 sampai 2014. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama meneliti mengenai pengaruh variabel-variabel yang dapat mempengaruhi penyaluran kredit. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)”.
4
1.2 Rumusan Masalah Melihat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh sektor perbankan maka perlu adanya penelitian mengenai pengaruh DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, Suku Bunga terhadap penyaluran kredit. Oleh karena itu permasalahan penelitian ini adalah: 1. Apakah DPK berpengaruh terhadap penyaluran kredit? 2. Apakah LDR berpengaruh terhadap penyaluran kredit? 3. Apakah NPL berpengaruh terhadap penyaluran kredit? 4. Apakah CAR berpengaruh terhadap penyaluran kredit? 5. Apakah ROA berpengaruh terhadap penyaluran kredit? 6. Apakah BOPO berpengaruh terhadap penyaluran kredit? 7. Apakah Suku Bunga berpengaruh terhadap penyaluran kredit? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, Suku bunga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk banyak pihak, seperti: 1.4.1
Manfaat Teoritis
1. Memberikan dukungan, masukan dan melengkapi penelitian terdahulu.
5
2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam melakukan riset penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan dan variabel makro ekonomi terhadap peningkatan jumlah penyaluran kredit perbankan. 1.4.2
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan akan mempunyai kegunaan praktis
sebagai berikut: 1.
Bagi investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2.
Bagi perusahaan perbankan, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk merencanakan pengelolaan dana dalam rangka menjalankan fungsi intermediasinya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Karena begitu kompleknya permasalahan atau ruang lingkup pembahasan maka untuk mempermudah dan menjadikan penulis lebih terarah maka perlu adanya pembatasan-pembatasan, yaitu : Penelitian ini lebih difokuskan pada variabel-variabel yang mempengaruhi penyaluran kredit
pada Bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu: Dana Pihak Ketiga, Loan To Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL),
CapitalAdequacy Ratio (CAR),
Return on Asset (ROA), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Suku Bunga. Kemudian Periode analisis dalam penelitian ini dibatasi hanya untuk jangka waktu dari Januari 2010 sampai Desember 2014, dikarenakan pada tahun 2010 perokonomian indonesia mulai stabil dari keterpurukan krisis ekonomi pada tahun-tahun sebelumnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Penawaran Uang Bank
berfungsi
sebagi
lembaga
intermediasi
yang
kegiatannya
menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit sebagai kegiatan memberikan dana atau uang kepada pihak lain, hal ini dapat diartikan sebagai bentuk penawaran uang. Menurut Binangkit (2014), secara umum penyaluran kredit perbankan dipengaruhi oleh dua sisi, yaitu dari sisi permintaan (demand) dan penawaran (supply), yang pada akhirnya bertemu pada titik keseimbangan. Sisi permintaan digambarkan ketika seorang calon debitur atau pihak yang membutuhkan dana akan mengajukan pinjaman kepada pihak bank. Sedangkan sisi penawaran dalam penyaluran kredit perbankan digambarkan ketika suatu bank menawarkan kredit atau pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana. Kebutuhan masyarakat menjadi penentu dalam penawaran uang, namun bank tidak dapat serta merta memenuhi kebutuhan kredit dari masyarakat. Menurut Warjiyo (2004) menyatakan bahwa selain ketersediaan dana (DPK), perilaku penawaran kredit dipengaruhi juga oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri, seperti permodalan (CAR), jumlah kredit macet (NPL), dan loan to deposit ratio (LDR).
6
7
Menurut Suseno dan Piter A. (dalam Meydianawathi, 2007) menambahkan indikator lain yang juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit kepada debitur adalah faktor rentabilitas atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam return on assets (ROA). Kondisi perbankan juga dapat dilihat dari rasio BOPO yang menggambarkan tingkat efisiensi bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dendawijaya (2003) menyatakan bahwa semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan, sehingga semakin kecil kemungkinan suatu bank tersebut dalam kondisi
yang
bermasalah.
Kegiatan
operasional
bank
termasuk
dalam
melaksanakn fungsi intermediasinya akan terganggu jika suatu bank tersebut dalam kondisi bermasalah (Yulhasnita, 2013). Menurut Reed dan Gill (1995). Penyebab peningkatan penyaluran kredit juga berkaitan erat dengan tingkat suku bunga, apabila tingkat suku bunga meningkat maka permintaan kredit akan menurun sebaliknya apabila tingkat suku bunga menurun maka permintaan kredit akan meningkat. 2.1.2. Konsep Penyaluran Kredit Menurut Undang-Undang pasal 1 ayat 11 UU No.10 tahun1998 tentang perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dendawijaya (2003) mengemukakan bahwa dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat
8
mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70%- 80% dari kegiatan usaha bank. Adapun prinsip-prinsip penyaluran kredit untuk mengetahui atau menentukan bahwa seseorang dipercaya untuk memperoleh kredit. Menurut H. Melayu. S P.Hasibuan (2008 : 106) bahwa pada umumnya dunia perbankan menggunakan instrumen analisa dengan asas 5C. Adapun penjelasan mengenai asas 5C adalah sebagai berikut: a. Character Character (watak) calon debitur perlu diteliti oleh analis kredit apakah layak untuk menerima kredit. Karakter pemohon kredit dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan informasi dari referensi nasabah. b. Capacity Kemampuan calon debitur perlu dianalisis apakah ia mampu memimpin perusahaan dnegan baik dan benar. c. Capital Modal dari calon debitur harus dianalisis besar dan struktur modalnya yang terlihat dari neraca lajur perusahaan calon debitur. Hasil analisis dari neraca lajur akan memberikan gambaran dan petunjuk sehat atau tidak sehatnya perusahaan. d. Condition Of Economic Kondisi perekonomian pada umumnya dan bidang usaha pemohon kredit khususnya. Jika baik dan memiliki prospek yang baik maka permohonanya akan disetujui, jika jelek maka permohonan kredit akan ditolak.
9
e. Collateral Agunan yang diberikan pemohon kredit mutlak harus dianalisis secara yuridis dan ekonomis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh bank. 2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Salah satu faktor penentu kinerja adalah besaran pendapatan yang di peroleh dari kredit yang di salurkan namun kemampuan bank untuk menyalurkan kredit ditentukan oleh beberapa variabel diantaranya sebagai berikut: 2.1.3.1. Dana Pihak Ketiga Abdullah (dalam Galih, 2011) menyatakan bahwa Dana pihak ketiga adalah dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito. Dimana dana pihak ketiga atau DPK merupakan sumber dana yang sangat diandalkan oleh bank guna menjalankan kegiatan operasionalnya. Pihak bank dapat memanfaatkan dana ini dalam kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan, salah satunya adalah penyaluran kredit. Data sampel dana pihak ketiga akan ditransformasi ke dalam bentuk Ln (logaritma natural) untuk menghindari distribusi data yang tidak normal karena selisih jumlah dana pihak ketiga tiap bank yang terlampau besar. Adapun rumus yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah Dana Pihak Ketiga, sebagai berikut: Dana pihak ketiga = Ln (tabungan + giro + deposito)
10
2.1.3.2. Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to deposit ratio atau LDR digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank atau seberapa jauh kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. LDR merupakan rasio yang membandingkan antara jumlah kredit yang disalurkan oleh bank dengan jumlah dana yang dihimpun oleh bank. Menurut Bank Indonesia rasio LDR perbankan di Indonesia diharapkan berada pada kisaran 85%-100%. Adapun rumus yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah LDR, sebagai berikut: LDR =
Kredit x 100% Dana Pihak Ketiga
2.1.3.3. Non Performing Loan (NPL) Non performing loan atau NPL merupakan rasio yang mencerminkan risiko kredit. NPL merupakan presentase kredit bermasalah dengan kategori kurang lancar, diragukan, dan macet dibandingkan dengan jumlah kredit yang disalurkan oleh bank (Siamat, 2005). Kualitas kredit suatu bank dikatakan buruk apabila rasio ini semakin tinggi karena dengan tingginya rasio ini modal bank akan terkikis karena harus menyediakan pencadangan yang lebih besar. Ketentuan dari Bank Indonesia untuk perbankan untuk menjaga rasio NPL ini berada di bawah 5%. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:. NPL =
Total Kredit Bermasalah x 100% Total Kredit Yang Disalurkan
11
2.1.3.4. Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan modal yang dimiliki oleh bank untuk membiayai seluruh aktiva
bank
yang
mengandung
risiko,
misalnya
penyaluran
kredit
(Dendawijaya, 2003). Modal menjadi faktor penentu utama yang harus dipertimbangkan oleh bank, karena modal tersebut bertujuan untuk menciptakan keseimbangan, menyerap kerugian, serta menjaga kepercayaan nasabah
(Yuwono,
2012).
Menurut
Surat
Edaran
Bank
Indonesia
No.6/23/DPNP 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: CAR =
Modal x 100 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
2.1.3.5. Return on Assets (ROA) Return on assets atau ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank mengelola aktiva untuk menghasilkan keuntungan (laba) (Dendawijaya, 2003). Semakin besar nilai
ROA
mencerminkan semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh oleh bank, dan semakin baik pula posisi dana tersebut dari segi penggunaan aset. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: ROA =
Laba Sebelum Pajak x 100 Rata − rata Total Aset
12
2.1.3.6. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Menurut Dendawijaya (2003) rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional atau di Indonesia lebih sering dikenal dengan BOPO ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan kemampuan bank dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio ini berarti bank tersebut semakin efisien menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga kemungkinan bank yang bersangkutan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: BOPO =
Total Beban Operasional x 100 Total Pendapatan Operasional
2.1.3.8. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga berfungsi menarik minat masyarakat untuk melakukan kredit pada bank, juga sebagai patokan masyarakat untuk meperoleh
bunga
deposito.
Tingkat
suku
bunga
merupakan
bahan
pertimbangan masyarakat dalam permintaan kredit pada bank. Bila tingkat suku bunga kredit meningkat maka permintaan kredit akan menurun dan sebaliknya, apabila tingkat suku bunga kredit menurun maka permintaan kredit akan meningkat (Reed dan Gill, 1995). Tingkat suku bunga kredit (Lending Rate) merupakan presentase (%) tingkat suku bunga rata-rata yang ditawarkan untuk setiap pengajuan kredit pada periode tahunan mulai januari tahun 2010 sampai dengan desember tahun 2014 dalam satuan persen (%).
13
2.2. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pengaruh DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, Suku Bunga yang mempengaruhi Penyaluran Kredit telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut boleh jadi disebabkan karena jumlah sampel penelitian, periode penelitian, negara dimana penelitian dilakukan dan kondisi ekonomi saat penelitian dilakukan. Temuan penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi Penyaluran Kredit adalah sebagai berikut: Penelitian yang mengkaji pengaruh DPK terhadap penyaluran kredit perbankan. Oktaviani (2012), pratama (2012), febrianto (2013), Nugraheni (2013), Sari (2013), dan Putri (2014) Menunjukan hasil bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Penelitian yang mengkaji pengaruh LDR terhadap Penyaluran Kredit. Menunjukan hasil yang berbeda, Hapsari (2008) dan Febrianto (2013) menunjukan hasil bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Nugraheni (2013) menunjukan hasil bahwa LDR tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Penelitian yang mengkaji pengaruh NPL terhadap penyaluran kredit. Menunjukan hasil yang berbeda, Oktaviani (2012) menunjukan hasil bahwa NPL berpengaruh positif namun tidak segnifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Hapsari (2008), Pratama (2012), Febrianto (2013), Sari (2013) dan
14
Putri (2014) menunjukan hasil bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Penelitian yang mengkaji pengaruh CAR terhadap penyaluran Kredit. Menunjukan hasil yang berbeda, Oktaviani (2012), Nugraheni (2013) menunjukan hasil bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Pratama (2012), Sari (2013) dan Putri (2014) menunjukan hasil bahwa CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Penelitian yang mengkaji pengaruh ROA terhadap penyaluran kredit. Menunjukan hasil yang berbeda, Hapsari (2008) menunjukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Oktaviani (2012), Febrianto dan Nugraheni (2013), Putri (2014) menunjukan bahwa ROA berpengaruh positf terhadap penyaluran kredit. Penelitian yang mengkaji pengaruh BOPO terhadap penyaluran kredit. Febrianto (2013) menunjukan hasil bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Penelitian yang mengkaji pengaruh tingkat suku bunga terhadap penyaluran kredit. Menunjukan hasil yang berbeda, Oktaviani (2012), Nugraheni (2013) dan Putri (2014) menunjukan hasil bahwa Suku bunga berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Sari (2013) menuunjukan hasil bahwa suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit.
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep Penyaluran kredit merupakan salah satu kegiatan bank umum yang bersumber dari dana masyarakat yang berhasil dihimpun. Sebelum kredit disalurkan kepada pihak yang membutuhkan, bank terlebih dahulu menilai kelayakan usaha para debiturnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan semacam munculnya risiko kredit yang dapat merugikan kelangsungan usaha bank itu sendiri. Penyaluran kredit dipengaruhi oleh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Beban Operasional Dan Pendapatan Operasional (BOPO), dan Suku Bunga. Gambar 3.1 Variabel independent
variabel Dependent
DPK LDR NPL CAR
Penyaluran Kredit
ROA BOPO Suku Bunga Sumber: Penulis, 2016
15
16
3.1.1 Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Penyaluran Kredit Dana pihak ketiga merupakan sumber dana masyarakat yang dihimpun bank yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Dana pihak ketiga merupakan input dalam menyalurkan kredit. Semakin banyak dana pihak ketiga yang dihimpun, semakin mudah bank dalam menyalurkan kredit kepada pihak yang membutuhkan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Oktaviana (2012), pratama (2012), Febrianto (2013), Nugraheni (2013), sari (2013) dan Putri (2014) yang menunjukkan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. 3.1.2 Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Penyaluran Kredit Loan To Deposit Ratio (LDR) adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR merupakan perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank (Dendawijaya, 2001). Dengan kata lain, LDR digunakan untuk mengukur jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Jika bank mempunyai LDR yang sangat tinggi, maka bank akan mempunyai risiko tidak tertagihnya pinjaman yang tinggi pada titik tertentu bank akan mengalami kerugian (Susilo,2000). Oleh karenanya Bank Indonesia tela menetapkan standar untuk LDR yaitu berkisar antara 85 % sampai dengan 93 %. Dengan demikian sejalan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Hapsari (2008) dan
17
Febrianto (2013) menemukan bahwa LDR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. 3.1.3 Pengaruh Non Performing Loan (NPL)Terhadap Penyaluran Kredit Non Performing Loan (NPL)/kredit bermasalah merupakan rasio dari risiko kredit, dimana Non Performing Loan ini adalah sebuah kondisi yang sangat ditakuti oleh setiap pegawai bank. Karena dengan kredit bermasalah tersebut akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank yang selanjutnya memungkinkan terjadinya penurunan laba (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:427). Terjadinya Non Performing Loan ini akan memperburuk kondisi kesehatan bank sekaligus menyebabkan ketidakmampuan bank dalam menyalurkan kreditnya. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Oktaviana (2012) menemukan bahwa NPL berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Hapsari (2008) Pratama (2012), Febrianto (2013), Sari (2013), Putri (2014) menunjukan hasil negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. 3.1.4 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Kredit Capital Adequacy Ratio (CAR)merupakan rasio dari kecukupan modal. Dengan modal yang dimiliki, bank dapat menggunakannya untuk kegiatan operasional. Salah satunya adalah menyalurkan kredit. Ketika persediaan dana untuk menyalurkan kredit mengalami kekurangan, maka
18
dapat dibantu dengan modal. Begitupun ketika terjadi risiko kredit (NonPerforming Loan), dapat diatasi dengan modal tersebut. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Oktaviana (2012), Nugraheni (2013) menunjukan hasil bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Pratama (2012), Febrianto (2013) dan Putri (2014) menunjukan hasil bahwa CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. 3.1.5 Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Penyaluran Kredit ROA
merupakan
rasio
yang
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) (Dendawijaya, 2003). Semakin tinggi ROA berarti banksemakin optimal dari segi penggunaan asetnya dalam menghasilkan pendapatan. Laba yangdiperoleh oleh bank bank sangat diperlukan untuk memperkokoh struktur modal bank gunameningkatkan ekspansi kreditnya. Oleh karena itu, kemampuan bank dalam menyalurkan kreditakan semakin meningkat jika nilai ROA yang dimiliki perbankan menunjukkan nilai yang tinggi.Menurut Oktaviani (2012), Febrianto dan Nugraheni (2013) menunjukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Hapsari (2008) menunjukan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit.
19
3.1.6 Pengaruh Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Penyaluran Kredit Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio BOPO suatu bank berarti semakin efisien biaya operasional bank yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank tersebut dalam kondisi yang bermasalah semakin kecil dan semakin banyak kredit yang dapat disalurkan (Siamat, 2005). Hal ini tentu akan menunjang bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Menurut Febrianto & Muid (2013) BOPO berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. 3.1.7 Pengaruh Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit Tingkat suku bunga merupakan bahan pertimbangan masyarakat dalam permintaan kredit pada bank. Bila tingkat suku bunga kredit meningkat maka permintaan kredit akan menurun dan sebaliknya, bila tingkat suku bunga kredit menurun maka permintaan kredit akan meningkat (Reed dan Gill, 1995). Dengan demikian berdasarkan peneitian Oktaviana & Pangestuti (2012) Dan Nugraheni & Meiranto (2013) Dan Putri (2014) menunjukan bahwa suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Sedangkan sari (2013) menunjukan hasil bahwa suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit.
20
3.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan masalah pokok dan kerangka pikir serta tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Dana Pihak Ketiga (X1) berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. 2. Loan To Deposit Ratio (X2) berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. 3. Non Performing Loan (X3) berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. 4. Capital Adequacy Ratio(X4) berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit 5. Return On Asset (X5) berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. 6. Beban operasonal dan pendapatan operasional (X6)
berpengaruh
negatif terhadap penyaluran kredit. 7. Suku Bunga (X7)
berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perusahaan Perbankan yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian tahun 2010 hingga tahun 2014. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1
Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2010 sampai dengan 2014. Jumlah bank yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2014 sebanyak 31 bank. 4.2.2
Sampel Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode purpossive sampling.
Tujuan dari metode ini yaitu untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sektor perbankan yang Go Public dan terdaftar dalam BEIselama periode 2010-2014. 2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan secara konsisten periode31 Desember tahun 2010-2014. 3. Perusahaan menyajikan secara lengkap laporan keuangan dan rasiorasioyang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 5 tahun berturutturut. 21
22
Berdasarkan kriteria sampel diatas, maka dalam penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 24 perbankan. Proses seleksi sampel tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Pemilihan sampel penelitian No 1
2
3
4
Kriteria Sampel
Jumlah Sampel Perusahaan sektor perbankan yang Go 31 Publik dan terdaftar dalam BEI selama periode 2010-2014 Perusahaan perbankan yang tidak 4 mempublikasikan annual report secara konsisten selama periode 2010-2014 Perusahaan perbankan yang tidak 3 menyajikan rasio-rasio yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 5 tahun berturutturut Total sampel selama periode pengamatan 24
4.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan annual report seluruh bank go-public periode 2010-2014 yang tersedia di Bursa Efek Indonesia melalui website BEI yaitu www.idx.co.id dan dipublikasikan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data yang tersedia untuk variabel suku bunga merupakan data bulanan periode tahun 2010-2014 yang diperoleh dari www.bi.go.id. 4.4 Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan mempelajari poin-
23
poin dalam catatan perusahaan maupun dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. 4.5 Metode Analisis Data 4.5.1 Analisis Statistik Deskripif Menurut Sugiyono (2014;238) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi. 4.5.2 Pengujian Asumsi Klasik Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. 4.5.2.1 Uji Normalitas Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005: 111) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini yaitu: 1. Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa data normal berbentuk lonceng (Bell shaped). Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data menceng ke kanan atau
24
menceng ke kiri berarti memberitahukan bahwa data tidak berdistribusi secara normal. 2. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah : a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regesi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 4.5.2.2 Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2011), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Dasar yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi (Ghozali, 2011) adalah: 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (lebih dari 0,09), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. 3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai toleransi ≤ 0,1 dan nilai VIF ≥ 10.
25
4.5.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t sebelumnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi digunakan uji Durbin Watson. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala ini dalam model analisis regresi yang digunakan, maka harus dilakukan pengujian dengan metode Durbin-Watson (D-W). Namun menurut Ghozali (2001): secara umum dapat diambil patokan bahwa: 1. Jika 0 < d < dl, maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada autokorelasi positif. 2. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada keputusan 3. Jika 4-dl < d < 4, maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada autokorelasi negatif 4. Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dl, maka tidak ada keputusan. 5. Jika du < d < 4-du, maka hipotesis nol tidak ditolak, yang berarti tidak ada autokorelasi. 4.5.2.4 Uji Heterokedastisitas Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 108) uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homokedastisitas.
Pengujian
dilakukaan
dengan
Scatter-Plot
dengan
26
menggunakan SRESID dan ZPRED pada sofiwareIBM SPSS Statistics.Dasar pengambilan keputusannya : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. 4.5.3
Regresi Linear Berganda Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis linear berganda.Analisis regresi digunakan untuk mendeskripsikan fenomena data melalui terbentuknya suatu model hubungan yang bersifat numerik. Regresi juga dapat digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-hal yang sedang diamati melalui penggunaan model regresi yang diperoleh. Model ini digunakan untuk menjawab permasalahan apakah variable DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO dan Suku Bunga secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit pada perbankan di Bursa Efek Indonesia. Adapun formulasi model regresi linear berganda adalah : Yit = α + β1DPKit+ β2LDRit + β3NPLit+ β4CARit+ β5ROAit + β6BOPOit +β7 Suku Bungait+ e
27
Dimana: Y
= Penyaluran Kredit
α
= Konstanta
i
= Jumlah observasi
t
= Periode/waktu
β1,2,3,4,5,6,7
= Koefisien regresi variabel X1,2,3,4,5,6,7
DPK
= Dana Pihak Ketiga
NPL
= Non Performing Loan
LDR
= Loan To Deposit Ratio
CAR
= Capital Adequacy Ratio
ROA
= Return On Asset
BOPO
= Beban Operasional Dan Pendapatan Operasional
SB
= Suku Bunga
e
= error
Model regresi linear berganda yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi syarat asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. 4.5.4
Pengujian Hipotesis
4.5.4.1 Uji secara Parsial (Uji t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.Bentuk pengujian: H0 : b1= b2= b3=b4= b5= b6=b7= b8= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, dan Suku Bunga terphadap variabel Penyaluran Kredit. Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah:
28
H0 diterima jika : -ttabel ≤ thitung≤ ttabel H1 diterima jika : thitung > ttabel thitung≤ - ttabel 4.6 Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini variabel yang di gunakan adalah penyaluran kredit sebagai variabel dependen. Sedangkan yang digunakan untuk variabel independen adalah DPK, LDR, NPL, CAR, ROA,BOPO, dan Suku bunga. Untuk lebih jelasnya identifikasi dari masing masing variabel adalah sebagai berikut : 4.6.1 Variabel Independen (X) Variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini, ada tujuh variabel yang digunakan yaitu: 1. Dana Pihak Ketiga Abdullah (dalam Galih, 2011) menyatakan bahwa dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana bank yang dihimpun dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito. Data sampel dana pihak ketiga akan ditransformasi ke dalam bentuk Ln (logaritma natural) untuk menghindari distribusi data yang tidak normal karena selisih jumlah dana pihak ketiga tiap bank yang terlampau besar. Dana pihak ketiga = Ln (tabungan + giro + deposito) 2. Loan To Deposit Ratio (LDR) LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas, dengan cara membandingkan antara kredit yang disalurkan dengan
29
dana yang dihimpun dari masyarakat sehingga dapat diketahui kemampuan bank dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: LDR =
𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
𝑥 100%
3. Non Performing Loan (NPL) NPL merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung presentase jumlah kredit yang bermasalah (kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) dengan total kredit yang disalurkan oleh bank (Siamat, 2005). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: NPL =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑘𝑎𝑛
𝑥 100%
4. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal dalam menyanggah aktiva bank yang mengandung risiko (Dendawijaya, 2003). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: CAR =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢 𝑡 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
𝑥 100%
5. Return On Assets (ROA) ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang dicapai sebuah bank dengan memanfaatkan seluruh dana yang ada. Menurut Surat Edaran Bank
30
Indonesia No.6/23/DPNP 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: ROA =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
𝑥 100 %
6. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi sebuah bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Menurut Siamat (2003) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: BOPO =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎 𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑥 100 %
7. Suku Bunga Tingkat suku bunga kredit (lending rate) merupakan presentase (%) tingkat suku bunga rata-rata yang ditawarkan untuk setiap pengajuan kredit pada periode tahunan mulai Januari tahun 2010 sampai dengan Desember 2014 dalam satuan persen (%). 4.6.2
Variabel Dependen (Y) Variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Penyaluran Kredit. Penyaluran Kredit dalam penelitian ini adalah jumlah kredit yang disalurkan olehbank. Untuk menghindari distribusi data yang tidak normal maka sampel data akan ditransformasi ke dalam bentuk logaritma natural (Ln), karena selisih jumlah kredit yang terlalu besar setiap banknya. Jumlah Penyaluran kredit = Ln (jumlah kredit yang disalurkan)
31
Tabel 4.3 Ringkasan Definisi Operasional Variabel No
Jenis
Definisi
Pengukuran
Referensi
variable 1
Penyaluran
jumlah
Kredit
olehperbankan
kredit
yang
disalurkan
Jumlah Penyaluran kredit =
Sumber :
Ln
SEBI No.6/23/DPNP
(jumlah
kredit
yang
disalurkan)
2
CAR
31 Mei 2004
Perbandingan antara modal dan aktiva tertimbang menurut risiko
Sumber : CAR =
MODAL ATMR
SEBI No.6/23/DPNP
x 100%
(ATMR) 3
NPL
31 Mei 2004
Perbandingan
antara
Sumber :
kredit bermasalah dengan total
4
LDR
SEBI No.6/23/DPNP total kredit NPL= bermasalah 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
kredit yang disalurkan oleh bank
𝑥 100%
Perbandingan antara kredit yang diberikan kepada pihak
ketiga
31 Mei 2004
Sumber LDR =
(tidak termasuk antar bank) dengan
Kredit Dana Pihak Ketiga
X 100 %
:
SEBI
No.6/23/DPNP 31 Mei 2004
dana pihak ketiga (DPK) yang mencakup giro, tabungan, deposito (tidak termasuk antar bank) 5
6
DPK
ROA
Simpanan pihak ketiga bukan bank
Sumber :
yang terdiri dari giro, tabungan dan
DPK = Ln (tabungan + giro +
SEBI No.6/23/DPNP
simpanan berjangka (deposito)
deposito)
31 Mei 2004
Perbandingan antara laba sebelum ROA =
pajak dengan rata-rata total asset
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
𝑥 100 %
Sumber:
SEBI
No.6/23/DPNP 31 Mei 2004
7
BOPO
Perbandingan antara beban operasi
8
suku
bunga
yang
Sumber: Total beban operasi BOPO=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
dengan pendapatan operasi
𝑥 100
(2003)
Suku
Tingkat
di
Menggunakan data BI Rate
Sumber :
Bunga
maksud adalah tingkat suku bunga
yang tercatat dan diterbitkan
www.bi.go.id
BI yang ditetapkan dari januari
oleh
2010 – desember 2014
bulanan mulai dari januari
BI
dalam
periode
2010 sampai desember 2014
Sumber : SEBI No. 6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004
Siamat
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014 dan mengeluarkan laporan keuangan tahunan selama periode penelitian tersebut. Jumlah total bank yang Go Publik dan terdaftar di BEI selama periode penelitian tersebut sebanyak 31 bank. Namun, terdapat tujuh bank yang dikeluarkan dari sampel penelitian karena bank tersebut tidak memenuhi kriteria yang ditentukan selama beberapa tahun dalam periode amatan tersebut sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 24 bank. Dipilihnya bank yang Go Public sebagai sampel penelitian karena bankbank ini bersifat terbuka dalam hal pelaporan kinerjanya dan mereka mengeluarkan laporan keuangan tahunan setiap periodenya. Dengan begitu, maka masyarakat dapat memantau kinerja perbankan, terlebih lagi perusahaan yang terdaftar di BEI ini sebagian besar juga menduduki pangsa pasar yang besar di sektor perbankan Indonesia ini.. Dari tahun 2010-2014 penyaluran kredit oleh bank-bank yang Go Publik di BEI ini cenderung meningkat. Bahkan krisis di tahun 2008 lalu yang juga berimbas kepada perekonomian Indonesia, tidak membuat penyaluran Kredit oleh bank menjadi merosot. Dengan tetap tingginya kredit yang disalurkan maka sektor
32
33
produksi yang membutuhkan bantuan pun terbantu dan mampu bertahan di tengah krisis. 5.1.2 Gambaran Umum Variabel 5.1.2.1 Perkembangan Penyaluran Kredit Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Penyaluran Kredit yang diukur dengan rumus Ln(jumlah kredit yang diberikan)pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio ini akan mencerminkan kebijakan perusahaan perbankan
dalam menyalurkan
kreditnya. Besar kecilnya jumlah kredit yang disalurkan ditentukan oleh jumlah dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh bank. Adapun perkembangan penyaluran kredit pada perusahaan perbankan periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran IV (Tabel 5.1, hal 79). Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Penyaluran Kredit adalah sebesar Rp. 39.517.897,96 diartikan bahwa secara rata-rata Rp. 39.517.897,96 jumlah kredit yang telah disalurkan oleh perbankan pada periode 2010-2014. Perbankan yang memiliki rata-rata penyaluran kredit tertinggi adalah PT. Bank Mandiri Tbk. Yaitu sebesar Rp. 346.047.957,2
yang berarti
perbankan tersebut telah menyalurkan kreditnya setengah dari laba bersih. Sebaliknyaperusahaan perbankan yang memiliki rata-rata penyaluran kredit terendah adalah PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Yakni sebesar Rp. 205.778,4.
34
5.1.2.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Pada periode 2010 Dana Pihak Ketiga merupakan dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito. Dimana dana pihak ketiga atau DPK merupakan sumber dana yang sangat diandalkan
oleh
bank
guna
menjalankan
kegiatan
operasionalnya
(Dendawijaya, 2003). Pihak bank dapat memanfaatkan dana ini dalam kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan, salah satunya adalah penyaluran kredit. Sesuai dengan fungsinya yang juga tertera dalam UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa bank akan menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan kembali kemasyarakat dalam bentuk kredit. Jadi besar kecilnya jumlah penyaluran kredit sangat tergantung dari jumlah dana yang berhasil dihimpun oleh bank. Adapun perkembangan dana pihak ketiga pada perusahaan perbankan periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran IV (Tabel 5.2, hal 80). Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dana pihak ketiga adalah sebesar Rp. 436.081.643,3 diartikan bahwa secara rata-rata Rp. 436.081.643,3 jumlah dana yang dapat dihimpun oleh perbankan pada periode 2010-2014. Perbankan yang memiliki rata-rata dana pihak ketiga tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk. Yaitu sebesar Rp. 4.956.373.637 yang berarti perbankan tersebut telah menghimpun cukup besar dana dari masyarakat. Sebaliknya perusahaan perbankan yang memiliki rata-rata dana pihak ketiga terendah adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk. Yakni sebesar Rp. 3.093.876.
35
5.1.2.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) LDR dapat digunakan untuk menilai seberapa kemampuan bank membayar kewajiban jangka pendeknya dengan mengandalkan kredit sebagai sumber utama likuiditasnya (Dendawijaya,2003). Semakin tinggi jumlah kredit yang disalurkan maka semakin tinggi pula kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun sebaliknya rendahnya nilai rasio LDR ini menunjukan rendahnya tingkat kredit yang disalurkan,dan juga kemampuan bank guna memenuhi kewajiban jangka pendeknya juga semakin rendah. Adapun perkembangan dana pihak ketiga pada perusahaan perbankan periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran IV (Tabel 5.3, hal 81). Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata loan to deposit ratio adalah sebesar 83,43% diartikan bahwa secara rata-rata 83,43% tingkat likuiditas yang peroleh perbankan pada periode 2010-2014. Perbankan yang memiliki rata-rata loan to deposit ratio
tertinggi
adalah PT Bank Kesawan Tbk. Yaitu sebesar 98,04% yang berarti perbankan tersebut telah menghimpun dana likuid. Sebaliknya perusahaan perbankan yang memiliki rata-rata loan to deposit ratio terendah adalah PT Bank Mega Tbk. Yakni sebesar 54,24%. 5.1.2.4 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) NPL dapat digunakan untuk mengukur presentase banyaknya peminjaman kredit yang mangalami kendala dalam pelunasannya. Semakin
36
tinggi rasio ini menggambarkan semakin tinggi risiko kredit yang ditanggung oleh bank. Adapun perkembangan Non performing loan pada perusahaan perbankan periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran IV (Tabel 5.4, hal 82). Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata non performing loan 5,80975%
diartikan bahwa secara
adalah sebesar
rata-rata 5,80975% jumlah kredit
bermasalah yang diperoleh perbankan pada periode 2010-2014. Perbankan yang memiliki rata-rata non performing loan
tertinggi
adalah PT Bank Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. Yaitu sebesar 81,514% yang berarti perbankan tersebut telah banyak mengalami kerugian dengan melihat besarnya jumlah kredit bermasalah. Sebaliknya perusahaan perbankan yang memiliki rata-rata non performing loan terendah adalah PT Bank Mandiri Tbk. Yakni sebesar 0,392%. 5.1.2.5 Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR dapat digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki oleh bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko,
misalnya
kredit
yang
disalurkan
oleh
bank
(Dendawijaya,2003). Nilai CAR yang tinggi maka akan meningkatkan kemampuan dalam hal finansial bank termasuk mengantisipasi kerugian yanng timbul dari aktivitas penyaluran kredit perbankan. Dengan CAR yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dala menyalurkan kreditnya.
37
Adapun perkembangan capital adequacy ratio
pada perusahaan
perbankan periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran IV (Tabel 5.5, hal 83). Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata capital adequacy ratio adalah sebesar 18,95692% diartikan bahwa secara rata-rata 18,95692% jumlah modal yang diperoleh perbankan pada periode 2010-2014. Perbankan yang memiliki rata-rata capital adequacy ratio tertinggi adalah PT. Bank Eksekutif Internasional Tbk. Yaitu sebesar 73,882% yang berarti perbankan tersebut memiliki cukup besar jumlah modal sehingga akan berdampak
pada
peningkatan
jumlah
penyaluran
kredit.
Sebaliknya
perusahaan perbankan yang memiliki rata-rata capital adequacy ratio terendah adalah PT Bank Century Tbk. Yakni sebesar 11,646%. 5.1.2.6 Perkembangan Return On Assets (ROA) ROA dapat digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) (Dendawijaya,2003). Semakin tinggi ROA berarti bank semakin optimal dari segi penggunaan asetnya dalam menghasilkan pendapatan. Laba yang diperoleh oleh bank sangat diperlukan untuk memperkokoh struktur modal bank guna meningkatkan ekspansi kreditnya. Oleh karena itu, kemampuan bank dalam menyalurkan kredit akan semakin meningkat jika nilai ROA yang dimiliki perbankan menunjukan nilai yang tinggi. Adapun perkembangan Return on assets pada perusahaan perbankan periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat
38
pada lampiran IV (Tabel 5.6, hal 84). Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata return on assets adalah sebesar 2,359333% diartikan bahwa secara rata-rata 2,359333% jumlah ROA yang diperoleh perbankan dengan melihat perbandingan antara laba sebelum pajak dan rata-rata total asset pada periode 2010-2014. Perbankan yang memiliki rata-rata return on assets tertinggi adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Yaitu sebesar 4,898% yang berarti perbankan tersebut memiliki jumlah assets dan laba yang besar yang akan berdampak pada peningkatan jumlah penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan. Sebaliknya perusahaan perbankan yang memiliki rata-rata return on assets terendah adalah PT Bank Kesawan Tbk. Yakni sebesar 0,512%. 5.1.2.7 Perkembangan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO dapat digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil BOPO suatu bank berarti semakin efisien biaya operasiona bank yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan sehingga memungkinkan suatu bank tersebut dalam kondisi yang bermasalah semakin kecil dan semakin banyak kredit yang disalurkan (Siamat,2005). Adapun
perkembangan
beban
operasional
dan
pendapatan
operasional pada perusahaan perbankan periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran IV (Tabel 5.7, hal 85). Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata BOPO adalah
39
sebesar 82,97417%
yang dapat diartikan bahwa jumlah
tersebut dapat
berdampak pada besar kecilnya jumlah kredit yang dapat disalurkan perbankan -2014. Perbankan yang memiliki rata-rata BOPO tertinggi adalah PT. Bank Eksekutif Internasional Tbk. Yaitu sebesar 116,364% yang berarti perbankan tersebut memiliki jumlah BOPO besar yang akan berdampak pada peningkatan jumlah penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan. Sebaliknya perusahaan perbankan yang memiliki rata-rata BOPOterendah adalah PT Bank Tabungan Pensiunan nasional Tbk. Yakni sebesar 54,6%. 5.1.2.8 Perkembangan Suku Bunga Suku bunga sangat berfungsi menarik minat masyarakat untuk melakukan kredit pada bank, juga sebagai patokan masyarakat untuk meperoleh bunga deposito. Tingkat suku bunga merupakan bahan pertimbangan masyarakat dalam permintaan kredit pada bank. Bila tingkat suku bunga kredit meningkat maka permintaan kredit akan menurun dan sebaliknya, apabila tingkat suku bunga kredit menurun maka permintaan kredit akan meningkat (Reed dan Gill, 1995). Adapun perkembangan suku bunga
pada perusahaan perbankan
periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran IV (Tabel 5.8, hal 86). Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata suku bunga adalah sebesar 6,7% yang dapat diartikan bahwa jumlah suku bunga dapat berdampak pada besar kecilnya jumlah kredit yang dapat disalurkan perbankan pada periode 2010-2014. Karena
40
tinggi rendahnya tingkat suku bunga akan sangat berdampak pada permintaan kredit. 5.1.3 Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan model regresi linear berganda yang diolah dengan program SPSS 22 for windows dengan variabel dependennya adalah Penyaluran Kredit sedangkan variabel independennya adalah DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, Suku Bunga. 5.1.3.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, jumlah, jangkauan, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011). Nilai rata-rata menggambarkan tendensi atau pemusatan data, sedangkan standar deviasi, varian, dan jangkauan menggambarkan dispersi atau tingkat persebaran data. Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik yang dapat dilihat pada lampiran VI (Tabel 5.9, hal 90). ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi (ó) untuk masing-masing variabel. Pada tabel 5.9. menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 120 sampel data yang diambil dari Laporan Tahunan Publikasi Bank Indonesia yang tercatat di BEI periode 2010 hingga 2014.
41
Data Penyaluran Kredit terendah (minimum) adalah Rp. 136.357 yaitu pada Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2010. dan yang tertinggi (maximum) yaitu Rp. 529.973.541pada Bank Mandiri Tbk pada tahun 2014. Kemudian rata – rata penyaluran kredit yaitu sebesar Rp. 39.511.920,22,artinya bahwa rata-rata perusahaan perbankan telah menyalurkan kreditnya sebesar Rp. 39.511.920,22. sementara standar deviasi sebesar Rp. 80.867.840,738 menunjukan simpangan data yang relative besar, karena nilainya yang lebih besar dari pada nilai meannya. Data Dana Pihak Ketiga terendah (minimum) adalah Rp. 1.028.988 yaitu pada bank Pan Indonesia Tbk pada tahun 2011. dan yang tertinggi (maximum) yaitu Rp. 70.013.869,32 pada Bank Mandiri Tbk. Pada tahun 2014.Kemudian rata – rata dana pihak ketiga yaitu sebesar Rp. 436.018.643,29, artinya bahwa rata-rata perusahaan perbankan telah menghimpun dana dari masyarakat
sebesar Rp.
436.018.643,29. Sementara standar deviasi sebesar Rp.1.093.806.533,487. menunjukan simpangan data yang relative besar, karena nilainya yang lebih besar dari pada nilai mean-nya. Data Loan To Deposit Ratio terendah (minimum) adalah 40,22 %pada PT. Bank Victoria International Tbk tahun 2010. nilai LDR terbesar yaitu 33,19 % pada PT. Bank Kesawan Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata LDR sebesar 161,5983. Menunjukan bahwa rata-rata perusahaan perbankan memiliki cukup besar dana likuid seiring dengan meningkatnya dana pihak ketiga. Sementara standar deviasi sebesar 451,71070. menunjukan simpangan data yang relative besar, karena nilainya yang lebih besar dari pada nilai mean-nya.
42
Data Non Performing Loan terendah (minimum) adalah10 %pada PT. Bank Bumi Arta Tbk, pada tahun 2013. nilai NPL terbesar yaitu 6,46 % pada PT. Bank Century Tbk, pada tahun 2014. Nilai rata-rata NPL sebesar 2,0995. Menunjukan bahwa rata-rata perusahaan perbankan memiliki nilai kredit bermasalah sebesar 2,0995. Sementara standar deviasi sebesar 1,42528. Menunjukan simpanan data yang relative kecil, karena nilainya yang lebih kecil dari daripada nilai meannya. Data Capital Adequacy Ratio terendah (minimum) adalah 9,41 %pada PT. Bank Century Tbk pada tahun 2011. Nilai CAR terbesar yaitu 92,27 % pada PT. Bank Eksekutif Internasional Tbk tahun 2011. Nilai rata-rata CAR sebesar 18,9568. Menunjukan bahwa jumlah modal pada masing-masing bank berada pada kisaran 18,9568. Sedangkan standar deviasi sebesar 13,99197. Menunjukan simpanan data yang relative kecil, karena nilainya yang lebih kecil dari daripada nilai meannya. Nilai Return On Assets terendah (minimum) adalah 7 %pada PT. Bank Kesawan Tbk pada tahun 2014. Sedangka nilai ROA terbesar yaitu 12,90 % pada PT. Bank Eksekutif Internasional Tbk pada tahun 2010. Nilai rata-rata ROA sebesar 2,3597. Menunjukan bahwa jumlah dari rata-rata total assets yang dimiliki oleh perusahaan perbankan berada pada kisaran 2,3597. Sedangkan standar deviasi sebesar 1,63799. Menunjukan simpanan data yang relative kecil, karena nilainya yang lebih kecil dari daripada nilai meannya. Data Beban Operasional dan Pendapatan Operasional terendah (minimum) adalah 53 %pada PT. Bank Tabungan Pensiunan nasional Tbk pada
43
tahun 2013. Sedangkan nilai BOPO terbesar yaitu 1,738 % pada Bank Century Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata BOPO sebesar 82,9742. Menunjukan bahwa nilai beban operasional terhadap pendapatan operasional berada pada kisaran yang cukup tinggi yaitu sebesar 82,9742. Sedangkan standar deviasi sebesar 17,58495. Menunjukan simpanan data yang relative kecil, karena nilainya yang lebih kecil dari daripada nilai meannya. Data Suku Bunga selama lima tahun dari tahun 2010 sampai tahun 2014 yaitu sebesar 5,75 % sedangkan nilai Suku Bunga terbesar yaitu 7,75 % Nilai rata-rata Suku Bunga sebesar 6,7000 dengan standar deviasi sebesar 80021. Hal ini berarti bahwa tingkat suku bunga yang berbeda-beda tiap tahunnya telah ditentukan oleh Bank Indonesia. 5.1.3.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah data penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji normalitas. Model regresi yangbaik adalah model yang lolos dari uji asumsi klasik tersebut. a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah untuk melihat
44
normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Pada gambar 5.1 tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi normal. Sedangkan pada grafik normal P Plot pada gambar 5.2 menunjukkan bahwa titik titik pada grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. Gambar diatas dapat dilihat pada lampiran V (gambar 5.1 dan 5.2, hal 87). b. Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005).Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dengan melihat koefisien Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Gangguan multikolinearitas tidak terjadi jika VIF di bawah 10 atau Tolerance di atas 0,1. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran V (Tabel 5.11, hal 88). Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai Tolerance dibawah 1 dan nilai VIF dibawah 10. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah multikolinieritas.
45
c.
Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan uji statistik melalui Uji Durbin-Waston (DW test). Uji autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran V (Tabel 5.13, hal 89). Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 0,782; Sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas bawah) = 1,5445; du (batas atas) = 1,8655; 4 – du = 2,1345; dan 4 – dl = 2,4555; maka dari perhitungan disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Oleh karena nilai DW 0,782 lebih kecil dari pada batas atas (du) 2,1345, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif pada model regresi. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk menentukan heteroskedastisitas
dapat
menggunakan grafik
scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupundibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka
46
tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada lampiran V (Gambar 5.3, hal 89). Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 5.1.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda Berdasarkan uji asumsi klasik di atas dapat disimpulkan bahwa data yang ada
terdistribusi
secara
normal
serta
tidak
terdapat
multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi, sehingga memnuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis. Analisis regresi berganda dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t table dan nilai sig dengan α yang diajukan yaitu 95% atau α = 0,05. Dapat dilihat lampiran VI (Tabel 5.16, hal 91). 𝑌𝑖𝑡 = 3,252 + 0,681 𝑋1𝑖𝑡 + 0,000 𝑋2𝑖𝑡 + 0,131𝑋3𝑖𝑡 – 0.010 𝑋4𝑖𝑡 − 0,087𝑋5𝑖𝑡 0,004 + 0,145 + e Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta Angka konstanta sebesar 3,252 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata Penyaluran Kredit adalah Rp. 3,252.
47
b. Koefisien Regresi 𝑿𝟏 Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,681. Nilai koefisien regresi positif menunjukan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Jika DPK meningkat sebesar 1 satuan, maka akan menyebabkan peningkatan terhadap Penyaluran Kredit yang dihasilkan sebesar Rp. 0,681. c. Koefisien Regresi 𝑿𝟐 Variabel Loan To Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,000. Nilai koefisien regresi positif menunjukan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini menggambarkan bahwa Jika variabel LDR naik 1 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan mempunyai pengaruh terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan LDR dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka Penyaluran Kredit akan mengalami perubahan dengan arah yang berbeda. d. Koefisien Regresi 𝑿𝟑 Variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,131. Nilai koefisien regresi positif menunjukan bahwa NPL berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit.Hal ini menggambarkan bahwa Jika variabel NPL naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan Penyaluran Kredit sebesar Rp. 0,131. e. Koefisien Regresi 𝑿𝟒 Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,010. Nilai koefisien regresi negatif menunjukan bahwa CAR
48
berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini menggambarkan bahwa Jika variabel CAR naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan Penyaluran Kredit sebesar Rp. 0,010. f. Koefisien Regresi 𝑿𝟓 Variabel Return On Assets (ROA) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,87. Nilai koefisien regresi negatif menunjukan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini menggambarkan bahwa Jika variabel ROA naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan Penyaluran Kredit sebesar Rp. 0,87. g. Koefisien Regresi 𝑿𝟔 Variabel Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,004. Nilai koefisien regresi negatif menunjukan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini menggambarkan bahwa Jika variabel BOPO naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan Penyaluran Kredit sebesar Rp. 0,004. h. Koefisien Regresi 𝑿𝟕 Variabel Suku Bunga memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,145. Nilai koefisien regresi positif menunjukan bahwa Suku Bunga berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini menggambarkan bahwa Jika variabel Suku Bunga naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan Penyaluran Kredit sebesar Rp. 0,145.
49
5.1.3.4 Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji apakah variabel independen (DPK, LDR, NPL, CAR, ROA, BOPO, Suku Bunga) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent yaitu Penyaluran Kredit. Hal ini dapat di lihat pada lampiran VI (Tabel 5.16, hal 91). Adapun penjelasan dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) Hipotesis pertama menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Berdasarkan Tabel 5.16 koefisien regresi DPK sebesar 0,681. Hal ini menunjukan DPK mempunyai pengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Probabilitas menunjukan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000, artinya bahwa variabel DPK mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan arah koefisien dari variabel DPK menunjukkan arah yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan DPK berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit dapat diterima. b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Hipotesis kedua menyatakan bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Berdasarkan Tabel 5.16 koefisien regresi LDR sebesar 0,000. Hal ini menunjukan LDR mempunyai pengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Probabilitas menunjukan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,316, artinya bahwa variabel LDR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan arah
50
koefisien dari variabel LDR menunjukkan arah yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan LDR berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit
dapat diterima namun hasilnya tidak
signifikan. c. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Berdasarkan Tabel 5.16 koefisien regresi NPL sebesar 0,131. Hal ini menunjukan NPL mempunyai pengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Probabilitas menunjukan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,139, artinya bahwa variabel NPL mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan arah koefisien dari variabel DPK menunjukkan arah yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan NPL berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit tidak dapat diterima atau ditolak. d. Pengujian Hipotesis keempat (H4) Hipotesis keempat menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Berdasarkan Tabel 5.16 koefisien regresi CAR sebesar -0,010. Hal ini menunjukan CAR mempunyai pengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Probabilitas menunjukan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,226, artinya bahwa variabel CAR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan arah koefisien dari variabel CAR menunjukkan arah yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan CAR
51
berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit
dapat diterima namun
hasilnya tidak signifikan. e. Pengujian Hipotesis Kelima (H5) Hipotesis kelima menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Berdasarkan Tabel 5.16 koefisien regresi ROA sebesar -0,087. Hal ini menunjukan ROA mempunyai pengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Probabilitas menunjukan lebih kecil besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,211, artinya bahwa variabel ROA mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan arah koefisien dari variabel ROA menunjukkan arah yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan DPK berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit tidak dapat diterima atau ditolak. f. Pengujian Hipotesis Keenam (H6) Hipotesis
keenam
menyatakan
bahwa
Beban
Operasional
Terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Berdasarkan Tabel 5.16 koefisien regresi BOPO sebesar -0,004. Hal ini menunjukan BOPO mempunyai pengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Probabilitas menunjukan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,609, artinya bahwa variabel BOPO mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan arah koefisien dari variabel BOPO menunjukkan arah yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam yang menyatakan BOPO berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit dapat diterima.
52
g. Pengujian Hipotesis ketujuh (H7) Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Berdasarkan Tabel 5.16 koefisien regresi Suku Bunga sebesar 0,144. Hal ini menunjukan Suku Bunga mempunyai pengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Probabilitas menunjukan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,303, artinya bahwa variabel Suku Bunga mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan arah koefisien dari variabel DPK menunjukkan arah yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketujuh yang menyatakan Suku Bunga berpengaruh positif signifikan terhadap Penyaluran Kredit tidak
dapat
diterima atau ditolak. 5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Penyaluran kredit Secara empiris penelitian ini
memperlihatkan bahwa DPK berpengaruh
positif terhadap penyaluran kredit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan DPK selama periode penelitian mempengaruhi penyaluran kredit secara signifikan. Semakin tinggi DPK yang dihimpun oleh perbankan, akan mendorong peningkatan jumlah kredit yang disalurkan begitupula sebaliknya. Penyaluran kredit menjadi prioritas utama bank dalam mengalokasikan dananya. Hal ini dikarenakan sumber dana bank berasal dari masyarakat sehingga bank harus menyalurkan kembali DPK yang berhasil dihimpun kepada masyarakat dalam bentuk kredit kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan fungsi
53
bank sebagai prantara keuangan (financial intermediary). Disamping itu pemberian kredit merupakan aktivitas paling utama bagi bank selaku business entity untuk menghasilkan keuntungan. Pengalaman dan kemampuan perkreditan yang dimiliki juga turut mendukung keberanian bank dalam menyalurkan kredit. Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bernanke dan Blinder yang menjelaskan bahwa jumlah deposito yang dimiliki bank akan memiliki pengaruh positif terhadap penawaran kredit bank, begitu juga teori yang dikemukakan oleh Blundell-Wignal dan Gizycki menjelaskan bahwa jumlah simpanan akan mempengaruhi jumlah kredit yang ditawarkan oleh bank. DPK merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap penyaluran kredit. Hal ini dikarenakan dalam menjalankan fungsi prantara keuangan (financial intermediary), DPK merupakan sumber pandanaan yang utama. Dana- dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya, 2005). Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktaviani (2012), Pratama (2012), Febrianto, Nugraheni, Sari (2013) dan Putri (2014) yang menyatakan bahwa DPK memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Penyaluran Kredit. 5.2.2 Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Penyaluran Kredit Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. ini berarti bahwa semakin tinggi nilai likuiditas yang diproksikan melalui LDR pada perusahaan perbankan maka penyaluran kredit akan semakin tinggi. Atau dapat dikatakan kemampuan bank dalam
54
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih melalui LDR dapat mempengaruhi jumlah penyaluran kredit. Namun, penelitian ini mendapatkan hasil bahwa LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nugraheni (2013) yang mengemukakan bahwa LDR berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penyaluran kredit.Hal ini dapat disebabkan karena tingkat LDR yang tinggi, bank tidak akan mengambil risiko likuiditas yang nantinya akan menurunkan kinerja perbankan. Oleh karena itu, meskipun LDR yang tinggi menunjukkan bahwa bank telah mampu menyalurkan kreditnya namun jika sudah mencapai tingkat dimana dapat membahayakan kinerjanya, bank akan mengambil keputusan untuk tidak menyalurkan kredit. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2008), Febrianto (2013)yang mengemukakan bahwa LDR berpengaruh signifkan terhadap jumlah penyaluran kredit. Menurut Riyadi (dalam Hamonangan dan Siregar, 2009), LDR dapat dijadikan tolak ukur kinerja lembaga intermediasi yaitu lembaga yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana (unit surplus of funds) dan pihak yang membutuhkan dana (unit deficit of funds). LDR adalah rasio yang mengukur kemampuan kredit yang telah disalurkan guna membayar semua dana masyarakat serta modal sendiri. Semakin tinggi LDR maka kemampuan kredit yang telah disalurkan oleh bank juga semakin tinggi guna membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar kembali pencairan dana deposan dari
55
kreditur, bunga yang seharusnya diberikan, dan memenuhi permintaan kredit dari debitur. Menurut Perry Warjiyo (dalam Meydianawathi, 2007) menyatakan bahwa selain dana yang tersedia (DPK), perilaku penawaran juga dipengaruhi oleh pandangan bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri, Seperti Loan To Deposit Ratio (LDR). Dari dasar teori tersebut menunjukan perilaku pemberian kredit dipengaruhi oleh Loan To Deposit Ratio. Menurut Simorangkir (2004:147) dalam Mubarak (2010) bahwa batas aman LDR suatu bank secara umum adalah sekitar 90%-100%. Menurut anjuran Bank Indonesia, LDR yang aman adalah pada kisaran 78%-100%. Apabila suatu bank mempunyai tingkat LDR lebih dari 100%, maka harus menambah GWM sebesar 0,2% untuk setiap peningkatan LDR sebesar 1%. Untuk memenuhi anjuran Bank Indonesia tersebut, maka bank berusaha untuk menaikkan rasio LDR selama rasio LDR bank tersebut belum memenuhi anjuran BI, maka jumlah penyaluran kredit juga akan semakin besar tiap tahunnya. Sebaliknya apabila rasio LDR bank tersebut sudah terlalu besar, maka perusahaan perbankan berusaha menurunkan LDR, maka diikuti pula jumlah penyaluran kredit yang semakin menurun. 5.2.3 Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap penyaluran Kredit Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa NPL berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Dimana hasil ini tidak sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi tingkat NPL maka penyaluran kredit akan semakin rendah.
56
Hal ini berarti walaupun tingkat NPL naik maka tingkat penyaluran kredit juga akan meningkat, itu dikarenakan NPL yang terjadi pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia masih belum melewati batas maksimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Sehingga walaupun NPL yang terjadi pada tahun 2010-2014 mengalami peningkatan tetapi masih berada dibawah batas ketentuan maka penyaluran kredit pada bank juga akan tetap meningkat. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktaviani (2012) yang mengemukakan bahwa NPL berpengaruh positif tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit. Hal ini disebabkan Kemungkinan NPL berpengaruh positif dikarenakan NPL yang digunakan dalam penelitian adalah NPL selama lima tahun, dimana bank dalam melakukan kebijakan penyaluran kredit merujuk pada NPL tahun lalu. Faktor kredit macet tentunya tidak akan lepas dari aktivitas utama bank berupa penyaluran kredit. Namun apabila terjadi kenaikan nilai NPL atau kredit yang bermasalah masih dalam batas wajar menurut pihak bank dan masih mampu dikendalikan oleh bank, maka bank tetap akan meningkatkan penyaluran kreditnya. Sebaliknya, nilai NPL kecil atau menurun bank tidak akan memaksimalkan penyaluran kredit, karena piahk bank tetap akan memperhatikan faktor-faktor lain seperti ketersediaan dana dan permodalan. Pengaruh yang tidak signifikan pada NPL memiliki kecenderungan bahwa meningkatnya kredit yang diberikan memiliki kemungkinan terjadi NPL yang besar namun hal ini termasuk wajar terjadi karena peningkatan NPL akibat adanya peningkatan kredit. Namun jika terjadi nilai NPL yang tinggi melampaui batas
57
maksimum ketentuan BI tentu saja akan membatasi bahkan menurunkan penyaluran kredit perbankan. NPLjuga
berpengaruhtidak signifikan terhadap
penyaluran kredit, artinya jika jumlah dana yang disalurkan meningkat setiap periode dan NPLnya menunjukkan arah yang positif dikarenakan jumlah NPL pada perbankan masih pada batas terkendali dan bisa ditoleransi oleh Bank Indonesia (BI) yaitu maksimum 6,94%, maka penyaluran kredit tidak akan dikurangi melainkan jumlahnya akan tetap ditingkatkan Namun penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2012), Febrianto dan Sari (2013), Putri (2014) yang mengemukakan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. 5.2.4 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap penyaluran Kredit Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan CAR selama periode penelitian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit. Semakin tinggi CAR maka semakin tinggi permodalan bank dalam menjaga kemungkinan kerugian kegiatan usahanya namun belum tentu secara nyata berpengaruh terhadap peningkatan jumlah penyaluran kredit perbankan pada periode penelitian. Karena nilai CAR yang tinggi memungkinkan bank memiliki modal yang cukup, namun belum diikuti pemanfaatan modal yang menguntungkan dan terkait dengan upaya bank untuk tetap memperkokoh kecukupan modalnya. Di sisi lain, CAR pada bank umum yang tinggi dapat mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi usahanya seperti penyaluran kredit
58
karena semakin besarnya cadangan modal yang digunakan untuk menutupi risiko kerugian (Sinungan, 1993). Rata-rata CAR bank umumyang terdaftar di BEI periode 2010-2014 berada pada kisaran yang cukup jauh diatas ketentuan minimal yang disyaratkan oleh BI yaitu sebesar 8%. Tingginya nilai CAR disebabkan oleh sebagian besar dana yang telah diperoleh dari aktivitas perbankan dialokasikan pada cadangan minimum bank atau digunakan untuk menutupi potensi kerugian yang diakibatkan oleh kegiatan aktivitas bank. Sehingga CAR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Sehingga belum tentu secara langsung tingginya kecukupan modal akan berpengaruh terhadap total kredit yang disalurkan. Sebaliknya tinggiya CAR dapat mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi kredit karena modal yang dimiliki digunakan untuk mencadangkan penutupan kerugian aktiva yang mengandung risiko. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pratama (2012) yang mengemukakan bahwa Rata - rata CAR pada periode penelitian berada pada kisaran yang cukup tinggi jauh diatas ketentuan minimal yang
disyaratkan
oleh
Bank
Indonesia
sebesar
8%.
Tingginya
CAR
mengindikasikan adanya sumber daya finansial (modal) yang idle. Pulihnya perekonomian dan perbankan secara berangsur - angsur telah mendorong optimalisasi kegunaan sumber daya finansial (modal) melalui penyaluran kredit, Penyaluran kredit bank mengalami peningkatan seiring dengan penurunan CAR. Sehingga dikatakan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit.
59
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Febrianto, Sari (2013) dan Putri (2014) yang mengemukakan bahwa CAR berpegaruh negatif terhadap penyaluran kredit, dengan alasan bahwa kemungkinan bank lebih memperkokoh struktur modalnya daripada mengalokasikannya kedalam penyaluran kredit. Hal ini tidak lepas dari risiko besar yang harus ditanggung oleh bank ketika melakukan ekspansi kredit. Sedangkan penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Oktaviani (2012) dan Nugraheni (2013) yang mengemukakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit. Tingginya CAR menunjukan bahwa modal bank semakin besar, sehingga bank lebih leluasa dan memiliki peluang yang cukup besar untuk melakukan ekspansi kredit. Disisi lain tingginya CAR juga dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap bank, karena jaminan dana masyarakat semakin tinggi. Dengan bertambahnya modal bank dan bertambahnya kepercayaan masyarakat terhadap bank, maka bank dapat melakukan ekspansi kredit untuk meningkatkan pendapatan operasionalnya. 5.2.5 Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap penyaluran Kredit Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Semakin rendah ROA maka semakin rendah kredit yang disalurkan begitupula sebaliknya. Semakin rendah ROA yang dimiliki suatu bank, maka semakin kecil tingkat keuntungan bank dan semakin menurun pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
60
Hasil penelitian menunjukan bahwa ROA berpengaruh secara tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Hal ini dapat disebabkan meskipun laba yang dimiliki bank tinggi tetapi jika risiko kreditnya juga tinggi, bank akan mengambil keputusan untuk tidak menyalurkan dananya. Jika bank tetap mengambil keputusan untuk menyalurkan kredit padahal risiko kreditnya tinggi maka tingkat kesehatan perbankan akan terganggu dan kemampuannya untuk menyalurkan kredit akan berkurang. Penelitian ini memperkuat penelitian Hapsari (2008) yang mengemukakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit.Artinya ROA bukan dasar dalam menentukan besar kecilnya volume kredit yang akan disalurkan oleh bank. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Oktaviani (2012), Febrianto dan Nugraheni (2013), Putri (2014) yang mengemukakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya dimungkinkan karena perbedaan penggunaan tahun amatan dalam variabel ROA. ROA yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA pada periode 2010-2014 dan memiliki hasil berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Artinya pada saat akan menawarkan kredit, bank akan melihat nilai ROA atau tingkat laba yang dimiliki perbankan pada tahun sebelumnya. Jika ROA pada tahun lalu sudah tinggi, maka bank dianggap sudah efektif dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Bahkan jika laba yang diperoleh tinggi maka terdapat kemungkinan bagi bank untuk menyimpan laba dalam
61
bentuk laba ditahan sehingga memungkinkan bank untuk dapat lebih banyak menyalurkan kreditnya. 5.2.6 Pengaruh Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Penyaluran Kredit Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan bahwa semakin kecil rasio BOPO suatu bank berarti semakin efisien biaya operasional bank yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank tersebut dalam kondisi yang bermasalah semakin kecil dan semakin banyak kredit yang dapat disalurkan (Siamat,2005). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Febrianto (2013) menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Efesiensi bank yang menghasilkan keuntungan bagi pihak tidak serta merta dialokasikan oleh bank untuk menambah jumlah kredit yang disalurkan oleh masyarakat. Kebijakan bank yang memungkinkan lebih memilih menggunakan keuntungan yang berhasil didapatkan tersebut untuk membiayai kegiatan bank lainnya, sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Hal ini akan menunjang bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. 5.2.7 Pengaruh Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa Suku Bunga berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Sehingga hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan teori bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga maka
62
penyaluran kredit akan menurun sebaliknya apabila tingkat suku bunga menurun maka permintaan kredit akan meningkat (Reed dan Gill, 1995). Meskipun pada awalnya Suku bunga BI Rate diasumsikan berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit perbankan karena BI rate merupakan tingkat bunga yang dijadikan acaun bagi bank umum untuk mengambil keputusan dalam menentukan tingkat bunga kredit yang akan disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dana. Jika BI Rate naik secara tidak langsung tingkat bunga akan ikut naik sehingga menyebabkan kredit yang disalurkan menjadi menurun akibat tingkat bunga yang tinggi. Namun demikian dalam kenyataannya setelah dilakukan pengujian pada model utama, didapat hasil bahwa Suku Bunga berpengaruh positif terhadap Penyaluran kredit. Semakin tinggi tingkat suku bunga akan mendorong peningkatan jumlah kredit yang disalurkan. Hal ini menyebabkan tingkat suku bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran kredit oleh perbankan bisa disebabkan karena masih besarnya obligasi dan saham yang beredar menyebabkan bank tidak menyalurkan dananya secara optimal. Oleh karena itu, seberapa besarpun tingkat suku bunga tidak akan berpengaruh terhadap likuiditas bank itu sendiri yang nantinya akan berdampak pada penyaluran kredit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari (2013) yang menyatakan bahwa Suku Bunga berpengaruh positif terhadap jumlah penyaluran kredit. Namun bertolak belakang dengan penelitian Oktaviani (2012) dan Nugraheni (2013) yang menyatakan bahwa Suku Bunga berpengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan To Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Return On Assets, Beban Operasional Dan Pendapatan Operasional, Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Analisis data menggunakan regresi linear berganda. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : 1. Dana Pihak Ketiga
mempunyai pengaruh positif terhadap Penyaluran
Kredit. Artinya bahwa Dana Pihak Ketiga merupakan faktor penentu utama dari peningkatan Penyaluran Kredit pada perusahaan perbankan. 2. Loan To Deposit Ratio mempunyai pengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Artinya bahwa semakin tinggi nilai LDR maka tingkat penyaluran kredit cenderung akan semakin meningkat. 3. Non Performing Loan mempunyai pengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. Artinya bahwa meskipun NPL mengalami peningkatan, selama tidak melampaui batas maksimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia tidak akan berdampak pada penurunan ataupun peningkatan jumlah penyaluran kredit. 4. Capital Adequacy Ratio mempunyai pengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Artinya bahwa peningkatan atau penurunan CAR selama periode 63
64
penelitian sangat mempengaruhi penyaluran kredit. Semakin rendah CAR maka semakin rendah kredit yang disalurkan begitupula sebaliknya. 5. Return On Assets mempunyai pengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit.Artinya bahwa Semakin rendah ROA maka semakin rendah kredit yang disalurkan begitupula sebaliknya. Semakin rendah ROA yang dimiliki suatu bank, maka semakin kecil tingkat keuntungan bank dan semakin menurun pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. 6. Beban Operasional Dan Pendapatan Operasional mempunyai pengaruh negatif terhadap Penyaluran Kredit. Artinya bahwa semakin rendah nilai BOPO maka semakin efisien perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya. 7. Suku Bungamempunyai pengaruh positifterhadap Penyaluran Kredit. Artinya bahwa peningkatan atau penurunan tingkat suku bunga selama periode penelitian dapat mempengaruhi penyaluran kredit. Semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan semakin tinggi jumlah kredit yang disalurkan meskipun disisi lain permintaan kredit akan menurun. 6.2 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan–keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya agar mampu mendapatkan hasil yang lebih baik, antara lain : 1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan perbankan yang go publik yang terdaftar di BEI sebagai sampel sehingga bank umum yang tidak go publik tidak bisa diketahui seberapa besar pengaruhnya.
65
2. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian selama 5 tahun dari 2010-2014, penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode penelitian. 3. Masih adanya variabel lain yang belum digunakan pada penelitian yang dapat mempengaruhi Penyaluran Kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 6.3 Implikasi Hasil penelitian 1. Bagi Perbankan Penyaluran kredit merupakan aktivitas paling pokok dari perbankan karena menghasilkan keuntungan terbesar (sekitar 80%) berupa pendapatan bunga dari kredit yang disalurkan. Dengan meningkatnya perkembangan penyaluran kredit akan berdampak pada perkembangan permodalan bank. Pada kenyataannya kondisi ekonomi tidak selalu baik, bahkan cenderung naik turun. Pada saat kondisi ekonomi sedang turun bank lebih memilih menyalurkan kredit. Semakin banyak bank menyalurkan kredit maka semakin banyak pendapatan bunga yang akan diperoleh. Ketika pendapatan yang diterima meningkat, maka nantinya dapat mempengaruhi jumlah laba, baik dividen dan laba ditahan. Hal ini tentu saja meningkatkan pertumbuhan modal dan akhirnya dapat meningkatkan sumber dana untuk menyalurkan kreditnya. 2. Bagi Nasabah Nasabah membutuhkan dana segar dari bank berupa pinjaman kredit untuk menjalankan, mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal
66
ini nasabah akan melakukan pinjaman kredit kepada bank yang dianggap bonafit yang dapat dilihat dari laporan keuangan bank yang dipublikasikan kepada masyarakat umum seperti mempunyai laba yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun karena semakin besar laba yang diperoleh oleh suatu bank maka akan semakin banyak dana yang dapat disalurkan bank tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit. 6.4 Saran Berdasarkan kesimpulan dan beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, peneliti menyarankan bagi penelitian selanjutnya untuk memasukkan faktor internal dan eksternal selain yang digunakan dalam penelitian ini guna meneliti bagaimana pengaruhnya terhadap jumlah penyaluran kredit, selain itu juga perlu menggunakan populasi yang lebih luas dan sampel yang lebih banyak lagi, serta menggunakan periode pengamatan yang lebih lama sehingga nantinya akan memberikan hasil yang lebih akurat tentang penyaluran kredit perbankan.
67
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Bank Indonesia. 2016. Data Bulanan Suku Bunga Periode Tahun 2010-2014. Diakses dari http://www.bi.go.id pada tanggal 24 Januari 2016.
Binangkit, Yogi. 2014 Analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan dan Suku Bunga Pinjaman Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja, Investasi dan Konsumsi Pembangunan Bank Daerah. Skripsi, Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajeman Perbankan. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodelogi penelitian bisnis : Untuk Akuntansi Dan Manajemen, Cetakan Pertama USU Press, Medan. Dewiyani, Putri. 2014. Pengaruh Net Interest Margin, NonPerforming Loan, Capital
AdequacyRatio,
Dana
Pihak
Ketiga
Dan
Jumlah
Suku Bunga TerhadapPenyaluran Kredit(Studi Kasus pada Bank Umum yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012).Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Febrianto, Dwi Fajar Dan Muid, Dul. 2013. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, LDR, NPL, CAR,ROA, Dan BOPO Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit(Studi Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek IndonesiaPeriode Tahun 2009-2012).Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Francisca. 2008. “Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang GoPublic di Indonesia”. Skripsi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
68
Frianto Pandia, 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Rineka Cipta, Jakarta
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamonangan, Reynaldo dan Siregar, Hasan Sakti. 2009, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Debt To Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, dan Loan To Deposit Terhadap Return On Equity Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI” Jurnal Akuntansi 13”. Universitas Sumatera Utara. Hapsari, Agustina Widhy. 2008. Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Return On Total Asset, dan Return On Equity Terhadap Pemberian Kredit KPR (Studi Kasus Pada PD. BPR di Jawa Tengah Periode 2003-2005). Skripsi Program S1 Manajemen Universitas Diponegoro Semarang. Hasibuan,
Melayu.
2002.
Manajemen
Pebankan
Dasar
Dan
kunci
Perekonomian: Jakarta. PT Bumi Arsara. Ikatan Akutansi Indonesia.2009. Pernyataan Standar Akutansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Indonesian Stock Exchange (IDX). 2016. Laporan keuangan dan Annual Report perbankan periode 2010-2014. Diakses dari http://www.idx.co.id pada tanggal 24 Januari 2016. Ismail, 2010. Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi, Penerbit: Kencana, Jakarta. Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Edisi I. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
69
Lipsey, RG; Courant, PN; Purvis DD; Dan Stiner PO. 1995. Pengantar Micro Ekonomi Edisi Kesepuluh, Diterjemahkan Oleh A. Jaka wasana & Kirbandoko, Binarupa Aksara, Jakarta. Meydianawathi, L.G, 2007. “Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006)”. Buletin Studi Ekonomi,Volume 12 Nomor 12 Tahun 2007.
Munawir, S, 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, YPKN, Yogyakarta.
N. Napoliwa Dan Daniel . S. Kuswandi. 2000. Akutansi perbankan: Akuntansi Transaksi Bank dalam Valuta Rupiah, Edisi 5, Jilid 1, Institut Bankir Indonesia, Jakarta.
Oktaviana,Irene Rini Demi Pangestuti. 2012. Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, Dan Jumlah SBI TerhadapPenyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public Di Indonesia Periode 2008-2011).Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Tersedia di http://ejournal- s1.undip.ac.id/index.php.djom’
Pratama, Billy Arma .2012. Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Tahun 2005 – 2009).Masters thesis. Universitas Diponegoro. Tersedia di www.eprints.undip.ac.id.
Puspitasari, Diana. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, LIM, BOPO, LDR, Dan Suku Bunga Sbi Terhadap Roa. Tesis. Magister Manajemen, Universitas Diponegoro Semarang.
Reed, Edward W Dan Edward K Gill, 1995. Bank Umum. Jakarta: Bumi Aksara
70
Republik Indonesia, 1998. Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta Rivai, Veithzal dan Andrian Pratama Veithzal (2007). Credit Management Handbook. Jakata: PT Gajah Grafindo Persada. Ruddy Tri Santoso. 1996. Kredit Usaha Perbankan. Andi Offiset. Yogyakarta. Sari, Greydi Normala. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Bank UmumDi Indonesia (periode 2008.1 – 2012.2). Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Sastradipoera Komarudin. 2006. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan. Bandung. Kappa-Sigma.
Siamat, Dahlan. 2000. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: FE-UI.
Simorangkir. (2004). Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank, Ghalia Indonesia : Bogor Sinungan, Muchdarsyah. (1993). Manajemen Dana Bank. Edisi kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sugiono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia.
Sukirno. Sudono, 2013. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali Press: Jakarta
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004. Warjiyo, P. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia, Mei 2004
71
Yulhasnita, 2013. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Dan Loan To Deposit Ratio (LDR) Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Yuwono, F.A, 2012. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets, dan Sertifikasi Bank Indonesia Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit”. Skripsi Program Studi Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang.
72
LAMPIRAN
73
LAMPIRAN I Tabel 1.1 Daftar hasil penelitian berdasarkan variabel yang digunakan Variabel X No
Variabel Y
Peneliti DPK
LDR
NPL
+*
-*
CAR
ROA
1
Hapsari (2008)
2
Oktaviana (2012)
+*
+
+*
3
Pratama(2012)
+*
-*
-
4
Febrianto (2013)
+*
+*
-
-*
+
5
Nugraheni (2013)
+*
+
+*
+
6
Sari (2013)
+*
-*
-*
7
Putri (2014)
+*
-*
-*
+*
8
Peneliti
√
√
√
√
√
BOPO
SB
Penyaluran Kredit √
+
-
√ √ √
-
√
+
√ √
√
√
Sumber : Dari berbagai penelitian terdahulu keterangan : 1.
Dpk = Dana Pihak Ketiga
2.
Ldr
= Loan To Deposit Ratio
3.
Npl
= Non Performing Loan
4.
Car
= Capital Adequacy Ratio
5.
Roa = Return On Assets
6.
Bopo = Beban Operasional Dan Pendapatan Operasional
7.
Sb
= Suku Bunga
8.
+*
= berpengaruh positif signifikan
9.
-*
= berpengaruh negatif signifikan
10. +
= berpengaruh positif namun tidak signifikan
11. -
= tidak berpengaruh
12. √
= variabel yang digunakan dalam penelitian
√
74
LAMPIRAN II Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Perbankan yang menjadi Sampel Penelitian Periode 2010-2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kode BABP BACA BBCA BBKP BBNI BJBR BBNP BBRI BCIC BDMN BEKS BKSW BMRI BNBA BNGA BNII BSWD BTPN BVIC INPC MCOR MEGA NISP PNBN
Nama Bank Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bank Capital Indonesia Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Bank Century Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Eksekutif Internasional Tbk Bank Kesawan Tbk Bank Mandiri Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank Internasional Indonesia Tbk Bank Swadesi Tbk Bank Tabungan Pensiunan nasional Tbk Bank Victoria InternationalTbk Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Windu Kentjana Internasional Tbk Bank Mega Tbk Bank OCBC NISP Tbk Bank Pan Indonesia Tbk
Sumber : Data Diolah, 2016
75
LAMPIRAN III DATA PENELITIAN No
1
2
3
4
5
6
7
Nama Perusahaan
Bank Bumi putera Indonesia Tbk
Bank Capital Indonesia Tbk
Bank Central Asia Tbk
Bank Bukopin Tbk
Bank Negara Indonesia Tbk
Bank Pembanguna n Daerah Jawa Barat Tbk
Bank Nusantara Parahyangan
KODE
BABP
BACA
BBCA
BBKP
BBNI
BJBR
BBNP
Tahun
VARIABEL X
VARIABEL Y
DPK (Rp)
LDR (%)
NPL (%)
CAR (%)
ROA (%)
BOPO (%)
SB (%)
Penyaluran Kredit (Rp)
2010
86564064
84,96
4,34
12,55
0,51
94,6
6,5
60282961
2011
72136368
84,93
6,25
10,12
1,64
114,63
6
49441142
2012
77205180
79,48
5,78
11,21
0,09
99,68
5,75
50430653
2013
82018692
80,14
4,88
13,09
0,93
107,77
7,5
53781792
2014
92813208
80,35
5,88
17,79
0,82
108,54
7,75
61288333
2010
43407612
50,6
1,03
29,29
0,74
91,75
6,5
18304621
2011
47707692
44,24
0,81
21,58
0,84
92,82
6
17587292
2012
57336228
59,06
2,11
18
1,32
86,85
5,75
28316184
2013
70717764
63,35
0,37
20,13
1,59
86,38
7,5
37433195
2014
97347372
58,13
0,34
16,43
1,33
87,81
7,75
47378175
2010
3330372
55,2
0,6
13,5
3,5
65,1
6,5
150017
2011
3881136
61,7
0,5
12,7
3,8
60,9
6
198440
2012
4443288
68,6
0,4
14,2
3,6
62,4
5,75
252761
2013
4913832
75,4
0,4
15,7
3,8
61,5
7,5
306679
2014
5374872
76,8
0,6
16,9
3,9
62,4
7,75
339859
2010
4965241
71,85
2,47
12,6
1,62
84,98
6,5
3017323
2011
5751482
85,01
2,14
14,33
1,87
82,05
6
4074812
2012
6474964
83,81
1,56
18,45
1,83
81,42
5,75
4553123
2013
6698643
85,8
1,51
17,7
1,75
82,73
7,5
4846187
2014
7846929
83,89
2,07
19,57
1,33
88,27
7,75
5526345
2010
2332500
70,2
4,3
18,63
2,49
75,99
6,5
136357
2011
2775552
70,4
3,6
17,63
2,94
72,58
6
163533
2012
3091932
77,5
2,8
16,67
2,92
70,99
5,75
200742
2013
3502680
85,3
2,2
15,09
3,36
67,12
7,5
250638
2014
3766716
87,81
1,96
16,22
3,49
69,78
7,75
277622
2010
383.441.544
71,54
0,67
22,85
3,15
76,6
6,5
23669719
2011
468.513.324
72,95
0,88
18,36
2,65
80,02
6
28764701
2012
607.295.100
74,09
0,97
18,11
2,46
79,31
5,75
38332712
2013
599.959.284
96,47
0,92
16,51
2,61
79,41
7,5
48902340
2014
641854680
93,18
1,86
16,39
1,94
85,94
7,75
54017114
2010
54532800
80,41
0,63
12,76
1,5
85,17
6,5
3657670
76
8
9
10
11
12
13
14
Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk
Bank Century Tbk
Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Eksekutif Internasional Tbk
Bank Kesawan Tbk
Bank Mandiri Tbk
Bank Bumi Arta Tbk
BBRI
BCIC
BDMN
BEKS
BKSW
BMRI
BNBA
2011
67920960
85,02
0,78
13,45
1,53
85,77
6
4810027
2012
83102232
84,94
0,58
12,17
1,57
85,18
5,75
5884623
2013
100300740
84,44
0,45
15,75
1,58
86,25
7,5
7066300
2014
94519920
85,19
1,41
16,6
1,32
88,37
7,75
6711199
2010
40038243
75,17
2,78
13,76
4,64
70,86
6,5
25248954
2011
46111687
76,2
2,3
14,96
4,93
66,69
6
29451546
2012
54019924
79,85
1,78
16,95
5,15
59,93
5,75
36200776
2013
60513723
88,54
1,55
16,99
5,03
60,58
7,5
44834554
2014
74678526
81,68
1,69
18,31
4,74
65,37
7,75
51069732
2010
106809600
70,86
4,84
11,16
2,53
81,75
6,5
6302264
2011
134399688
83,9
6,46
9,41
2,17
87,22
6
9397094
2012
161538096
82,81
3,16
10,09
1,06
92,96
5,75
11148050
2013
138696972
96,31
3,61
14,03
7,58
173,8
7,5
11131807
2014
132320868
71,13
5,45
13,54
4,96
135,91
7,75
7844302
2010
97075200
93,8
3
16
2,7
81,1
6,5
8265800
2011
10566480
98,3
2,5
17,6
2,6
79,3
6
10185900
2012
110013542
100,7
2,4
18,9
2,7
75
5,75
11658300
2013
132968402
95,1
1,9
17,9
2,5
82,86
7,5
13538300
2014
14199000
92,6
2,7
17,9
1,4
76,61
7,75
13905700
2010
13.917.816
52,83
4,03
83,57
12,9
157,5
6,5
612751
2011
63.870.132
66,78
3,95
92,27
4,75
118,69
6
3554336
2012
81.079.704
83,68
4,81
91,49
0,98
97,77
5,75
5654001
2013
92.081.532
88,46
3,39
92,03
1,23
99,65
7,5
6788775
2014
91.668.552
86,11
4,85
10,05
1,58
108,21
7,75
6578209
2010
28514844
71,65
1,91
9,92
0,17
95,57
6,5
1694149
2011
31679676
75,48
0,82
46,49
0,46
96,67
6
1983974
2012
43597008
87,37
0,31
27,76
0,81
111,53
5,75
3168908
2013
86939208
113,3
0,1
18,73
0,07
100,82
7,5
8197682
2014
193940520
93,47
0,23
15,1
1,05
88,97
7,75
15093659
2010
1741728588
65,44
2,21
13,36
3,5
66,43
6,5
24620057
2011
4616743236
71,65
2,18
15,34
3,37
67,22
6
314380848
2012
5314054356
77,66
1,74
15,48
3,55
63,93
5,75
388830299
2013
6107955072
82,97
1,6
14,93
3,66
62,41
7,5
472435041
2014
7001386932
82,02
1,66
16,6
3,57
64,98
7,75
529973541
2010
25914492
54,18
2,25
25,01
1,52
85,15
6,5
1170144
2011
29040192
67,53
1,07
19,96
2,11
85,68
6
1634316
2012
34498092
77,95
0,63
19,18
2,47
78,71
5,75
2240961
2013
40410240
83,96
0,21
16,99
2,05
82,33
7,5
2927422
77
15
16
17
18
19
20
21
Bank CIMB Niaga Tbk
Bank Internasional Indonesia Tbk
Bank Swadesi Tbk
Bank Tabungan Pensiunan nasional Tbk
Bank Victoria International Tbk
Bank Artha Graha Internasional Tbk
Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
BNGA
BNII
BSWD
BTPN
BVIC
INPC
MCOR
2014
53400036
79,45
0,25
15,07
1,52
87,41
7,75
3535326
2010
1413998796
88,04
2,59
13,47
2,75
76,8
6,5
101610223
2011
1581771648
94,41
2,64
13,16
2,85
76,1
6
122284867
2012
1812181428
95,04
2,29
15,16
3,18
71,7
5,75
141644823
2013
1964848344
94,49
2,23
15,36
2,76
73,79
7,5
152909465
2014
2096678808
99,46
3,9
15,58
1,44
87,86
7,75
170274444
2010
643459248
83,18
3,09
12,51
1,14
92,19
6,5
45433521
2011
781349268
88,86
2,14
11,83
1,13
92,66
6
59070698
2012
937617384
87,34
1,7
12,83
1,62
87,65
5,75
72911405
2013
1159117236
87,04
2,11
12,72
1,71
84,36
7,5
90402367
2014
1254621300
92,67
2,23
15,72
0,67
93,03
7,75
102940521
2010
14717700
87,36
3,55
26,91
2,93
73,35
6,5
1050807
2011
20110140
85,71
1,98
23,19
3,66
67,51
6
1413687
2012
23667072
93,21
1,4
21,1
3,14
72,31
5,75
1825423
2013
32882568
93,76
1,59
15,26
3,8
69,09
7,5
2547310
2014
43024140
86,06
1,15
14,27
3,37
70,32
7,75
3129867
2010
306317748
91
1,1
23,4
4
54
6,5
23328089
2011
427416000
85
0,7
20,5
4,4
54
6
30310157
2012
540871236
86
0,6
21,5
4,7
54
5,75
38844096
2013
626350308
88
0,7
23,1
4,5
53
7,5
46105437
2014
640021368
97
0,7
23,3
3,6
58
7,75
51993574
2010
106752804
40,22
5,07
10,8
1,71
88,21
6,5
3187219
2011
110988096
63,62
2,38
14,86
2,65
78,33
6
5558636
2012
138188784
67,59
2,3
17,96
2,17
78,82
5,75
7580958
2013
169836984
74,73
0,92
18,2
1,97
81,35
7,5
11057798
2014
194135736
70,25
3,52
17,61
0,8
93,25
7,75
12245677
2010
176183760
76,13
2
13,65
0,76
91,75
6,5
11178851
2011
195559656
82,21
1,85
12,65
0,72
92,43
6
13399447
2012
208789368
87,42
0,8
16,45
0,66
74,1
5,75
15212135
2013
208360872
88,87
1,76
17,31
1,93
74,08
7,5
15431270
2014
234882504
87,62
1,69
15,76
0,78
76,29
7,75
17150089
2010
43508220
81,29
2,08
17,12
1,11
91,21
6,5
2962103
2011
69764304
79,3
2,18
11,67
0,96
92,97
6
4626933
2012
67181772
80,22
1,98
13,86
2,04
81,74
5,75
4525245
2013
78857856
82,73
1,69
14,68
1,74
84,89
7,5
5483875
78
98264160
84,03
2,71
14,15
0,79
93,19
7,75
6908478
2010
5050080
2011
58966800
56,03
0,9
15,03
2,45
77,79
6,5
23891000
63,75
0,98
11,86
2,29
81,84
6
3179800
2012
60318000
52,39
2,09
16,83
2,74
76,73
5,75
26986000
2013
62846400
57,41
2,17
15,74
1,14
89,66
7,5
30173000
2014
61226400
68,85
2,09
15,23
1,16
91,25
7,75
33680000
2010
473111448
1.993
1,99
17,63
1,29
83,25
6,5
30918196
2011
569034468
2.255
1,26
13,75
1,91
79,85
6
40541352
2012
729128160
2.566
0,91
16,49
1,79
78,93
5,75
51874088
2013
82724029
3.319
0,73
19,28
1,81
78,03
7,5
62706614
2014
873660684
87,62
1,34
15,76
0,74
76,29
7,75
66933612
2010
9033600
74,22
4,36
16,65
1,76
86,14
6,5
5568300
2011
1028988
80,36
3,56
17,5
2,02
85,42
6
6907900
2012
1232340
88,46
1,69
14,67
1,96
74,1
5,75
91652000
2013
14430840
87,71
2,13
15,32
1,85
79,78
7,5
103072000
2014
1513260
90,51
2,05
15,62
1,79
82,88
7,75
11194400
2014 22
23
24
Bank Tbk
Mega
Bank OCBC NISP Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
MEGA
NISP
PNBN
79
LAMPIRAN IV Tabel 5.1 Perkembangan Penyaluran Kredit periode 2010-2014 No
Nama Perusahaan
Penyaluran Kredit (Rp) Jumlah 2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
1
BABP
60282961
49441142
50430653
53781792
61288333
275224881
55044976,2
2
BACA
18304621
18304621
28316184
37433195
47378175
149736796
29947359,2
3
BBCA
150017
198440
252761
306679
339859
1247756
249551,2
4
BBKP
3017323
4074812
4553123
4846187
5526345
22017790
4403558
5
BBNI
136357
163533
200742
250638
277622
1028892
205778,4
6
BJBR
23669719
28764701
38332712
48902340
54017114
193686586
38737317,2
7
BBNP
3657670
4810027
5884623
7066300
6711199
28129819
5625963,8
8
BBRI
25248954
29451546
36200776
44834554
51069732
186805562
37361112,4
9
BCIC
6302264
9397094
11148050
11131807
7844302
45823517
9164703,4
10
BDMN
8265800
10185900
11658300
13538300
13905700
57554000
11510800
11
BEKS
612751
3554336
5654001
6788775
6578209
23188072
4637614,4
12
BKSW
1694149
1983974
3168908
8197682
15093659
30138372
6027674,4
13
BMRI
24620057
314380848
388830299
472435041
529973541
1730239786
346047957,2
14
BNBA
1170144
1634316
2240961
2927422
3535326
11508169
2301633,8
15
BNGA
101610223
122284867
141644823
152909465
170274444
688723822
137744764,4
16
BNII
45433521
59070698
72911405
90402367
102940521
370758512
74151702,4
17
BSWD
1050807
1413687
1825423
2547310
3129867
9967094
1993418,8
18
BTPN
23328089
30310157
38844096
46105437
51993574
190581353
38116270,6
19
BVIC
3187219
5558636
7580958
11057798
12245677
39630288
7926057,6
20
INPC
11178851
13399447
15212135
15431270
17150089
72371792
14474358,4
21
MCOR
2962103
4626933
4525245
5483875
6908478
24506634
4901326,8
22
MEGA
23891000
3179800
26986000
30173000
33680000
117909800
23581960
23
NISP
30918196
40541352
51874088
62706614
66933612
252973862
50594772,4
24
PNBN jumlah
5568300 426261096
6907900 763638767
91652000 1039928266
103072000 1232329848
11194400 1279989778
218394600 4742147755
43678920 948429551
rata-rata
17760879
31818281,96
43330344,42
51347077
53332907,42
197589489,8
39517897,96
maximum
101610223
314380848
388830299
472435041
529973541
1730239786
346047957,2
minimum
136357
163533
200742
250638
277622
1028892
205778,4
Sumber: BEI, ICMD, Data Sekunder, diolah
80
Tabel 5.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga periode 2010-2014 nama perusahaan
No
DPK (Rp) 2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah
Rata-rata
1
BABP
86564064
72136368
77205180
82018692
92813208
410737512
82147502,4
2
BACA
43407612
47707692
57336228
70717764
97347372
316516668
63303333,6
3
BBCA
3330372
3881136
4443288
4913832
5374872
21943500
4388700
4
BBKP
4965241
5751482
6474964
6698643
7846929
31737259
6347451,8
5
BBNI
2332500
2775552
3091932
3502680
3766716
15469380
3093876
6
BJBR
383.441.544
468.513.324
607.295.100
599.959.284
641854680
2701063932
540212786,4
7
BBNP
54532800
67920960
83102232
100300740
94519920
400376652
80075330,4
8
BBRI
40038243
46111687
54019924
60513723
74678526
275362103
55072420,6
9
BCIC
106809600
134399688
161538096
138696972
132320868
673765224
134753044,8
10
BDMN
97075200
10566480
110013542
132968402
14199000
364822624
72964524,8
11
BEKS
13.917.816
63.870.132
81.079.704
92.081.532
91.668.552
342617736
68523547,2
12
BKSW
28514844
31679676
43597008
86939208
193940520
384671256
76934251,2
13
BMRI
1741728588
4616743236
5314054356
6107955072
7001386932
24781868184
4956373637
14
BNBA
25914492
29040192
34498092
40410240
53400036
183263052
36652610,4
15
BNGA
1413998796
1581771648
1812181428
1964848344
2096678808
8869479024
1773895805
16
BNII
643459248
781349268
937617384
1159117236
1254621300
4776164436
955232887,2
17
BSWD
14717700
20110140
23667072
32882568
43024140
134401620
26880324
18
BTPN
306317748
427416000
540871236
626350308
640021368
2540976660
508195332
19
BVIC
106752804
110988096
138188784
169836984
194135736
719902404
143980480,8
20
INPC
176183760
195559656
208789368
208360872
234882504
1023776160
204755232
21
MCOR
43508220
69764304
67181772
78857856
98264160
357576312
71515262,4
22
MEGA
5050080
58966800
60318000
62846400
61226400
248407680
49681536
23
NISP
473111448
569034468
729128160
82724029
873660684
2727658789
545531757,8
24
PNBN
9033600
1028988
1232340
14430840
1513260
27239028
5447805,6
jumlah
5824706320
9417086973
11156925190
11927932221
14003146491
52329797195
10465959439
rata-rata
242696096,7
392378623,9
464871882,9
496997175,9
583464437,1
2180408216
436081643,3
maximum
1741728588
4616743236
5314054356
6107955072
7001386932
24781868184
4956373637
minimum
2332500
1028988
1232340
3502680
1513260
15469380
3093876
Sumber: BEI, ICMD, Data Sekunder, diolah
81
Tabel 5.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio periode 2010-2014 No
nama perusahaan
LDR (%)
jumlah
2010
2011
2012
2013
2014
rata-rata
1
BABP
84,96
84,93
79,48
80,14
80,35
20335,03
79,99
2
BACA
50,6
44,24
59,06
63,35
58,13
19925,17
60,18
3
BBCA
55,2
61,7
68,6
75,4
76,8
19649,79
73,6
4
BBKP
71,85
85,01
83,81
85,8
83,89
19312,09
84,5
5
BBNI
70,2
70,4
77,5
85,3
87,8
18901,73
83,533333
6
BJBR
71,54
72,95
74,09
96,47
93,18
18510,53
87,913333
7
BBNP
80,41
85,02
84,94
84,44
85,19
18102,3
84,856667
8
BBRI
75,17
76,2
79,85
88,54
81,68
17682,3
83,356667
9
BCIC
70,86
83,9
82,81
96,31
71,13
17280,86
83,416667
10
BDMN
93,8
98,3
100,6
95,1
92,6
16875,85
96,1
11
BEKS
52,83
66,78
83,68
88,46
86,11
16395,45
86,083333
12
BKSW
71,65
75,48
87,37
113,3
93,47
16017,59
98,046667
13
BMRI
65,44
71,65
77,66
82,97
82,02
15576,32
80,883333
14
BNBA
58,18
67,58
77,05
83,06
79,45
15196,58
79,853333
15
BNGA
88,04
94,41
95,04
94,49
99,46
14831,26
96,33
16
BNII
83,18
88,86
87,34
87,04
92,67
14359,82
89,016667
17
BSWD
87,36
85,71
93,21
93,76
86,06
13920,73
91,01
18
BTPN
91
85
86
88
97
13474,63
90,333333
19
BVIC
40,22
63,62
67,59
74,73
70,25
13027,63
70,856667
20
INPC
76,13
82,21
87,42
88,87
87,65
12711,22
87,98
21
MCOR
81,29
79,3
80,22
82,73
84,03
12288,94
82,326667
22
MEGA
56,03
63,75
52,39
52,93
57,41
11881,37
54,243333
23
NISP
80
87,04
86,8
92,48
87,62
11598,86
88,966667
24
PNBN
74,22
80,36
88,46
87,71
90,51
11164,92
88,893333
jumlah
1730,16
1854,4
1940,97
2061,38
2004,46
379020,98
2002,27
72,09
77,266667
80,87375
85,890833
83,519167
15792,541
83,427917
rata-rata maximum
93,8
98,3
100,6
113,3
99,46
20335,03
98,046667
minimum
40,22
44,24
52,39
52,93
57,41
11164,92
54,243333
Sumber: BEI, ICMD, Data Sekunder, diolah
82
Tabel 5.4 Perkembangan Non Performing Loan periode 2010-2014 No
nama perusahaan
NPL (%)
Jumlah
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
1
BABP
4,34
6,25
5,78
4,88
5,88
27,13
5,426
2
BACA
1,03
0,81
2,11
0,37
0,34
4,66
0,932
3
BBCA
0,6
0,5
0,4
0,4
0,6
2,5
0,5
4
BBKP
2,47
2,14
1,56
1,51
2,07
9,75
1,95
5
BBNI
4,28
3,61
2,84
2,17
1,96
14,86
2,972
6
BJBR
0,29
0,41
0,5
0,64
1,04
2,88
0,576
7
BBNP
0,63
0,78
0,58
0,45
1,41
3,85
0,77
8
BBRI
2,78
2,32
1,78
1,55
1,69
10,12
2,024
9
BCIC
4,84
4,46
3,16
3,61
5,45
21,52
4,304
3
2,5
2,3
1,9
2,8
12,5
2,5
10
BDMN
11
BEKS
4,03
3,95
4,81
3,39
6,94
23,12
4,624
12
BKSW
1,91
0,82
0,73
0,23
0,31
4
0,8
13
BMRI
0,54
0,45
0,37
0,37
0,23
1,96
0,392
14
BNBA
2,25
1,07
0,63
0,21
0,25
4,41
0,882
15
BNGA
1,92
1,46
1,11
1,55
1,96
8
1,6
16
BNII
1,74
1,1
0,81
1,55
1,48
6,68
1,336
17
BSWD
3,55
1,98
1,4
1,59
1,15
9,67
1,934
18
BTPN
1,1
0,7
0,6
0,7
0,7
3,8
0,76
19
BVIC
5,04
0,22
1,76
0,32
2,61
9,95
1,99
20
INPC
2,96
2,85
0,85
1,76
1,69
10,11
2,022
21
MCOR
2,08
2,18
1,98
1,69
2,71
10,64
2,128
22
MEGA
0,9
0,98
2,09
2,17
2,09
8,23
1,646
23
NISP
1,99
1,26
0,91
0,73
1,34
6,23
10,47
24
PNBN
4,36
3,56
1,69
2,13
2,05
13,79
23,22
Jumlah
58,63
46,36
40,75
35,87
48,75
230,36
75,758
2,4429167
1,9316667
1,6979167
1,4945833
2,03125
9,5983333
3,1565833
Maximum
5,04
6,25
5,78
4,88
6,94
27,13
23,22
Minimum
0,29
0,22
0,37
0,21
0,23
1,96
0,392
rata-rata
Sumber: BEI, ICMD, Data Sekunder, diolah
83
Tabel 5.5 Perkembangan Capital Aduquacy Ratio periode 2010-2014 No
nama perusahaan
CAR (%)
jumlah
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
1
BABP
12,55
10,12
11,21
13,09
17,79
64,76
12,952
2
BACA
29,29
21,58
18
20,13
16,43
105,43
21,086
3
BBCA
13,5
12,7
14,2
15,7
16,9
73
14,6
4
BBKP
12,6
14,33
18,45
17,7
19,57
82,65
16,53
5
BBNI
18,63
17,63
16,67
15,09
16,22
84,24
16,848
6
BJBR
22,85
18,36
18,11
16,51
16,39
92,22
18,444
7
BBNP
12,76
13,45
12,17
15,75
16,6
70,73
14,146
8
BBRI
13,76
14,96
16,95
16,99
18,31
80,97
16,194
9
BCIC
11,16
9,41
10,09
14,03
13,54
58,23
11,646
16
17,6
18,9
17,9
17,9
88,3
17,66
10
BDMN
11
BEKS
83,57
92,27
91,49
92,03
10,05
369,41
73,882
12
BKSW
9,92
46,49
27,76
18,73
15,1
118
23,6
13
BMRI
13,36
15,34
15,48
14,93
16,6
75,71
15,142
14
BNBA
25,01
19,96
19,18
16,99
15,07
96,21
19,242
15
BNGA
13,47
13,16
15,16
15,36
15,58
72,73
14,546
16
BNII
12,51
11,83
12,83
12,72
15,72
65,61
13,122
17
BSWD
26,91
23,19
21,1
15,26
14,27
100,73
20,146
18
BTPN
23,4
20,5
21,5
23,1
23,3
111,8
22,36
19
BVIC
10,8
14,86
17,96
18,2
17,61
79,43
15,886
20
INPC
13,65
12,65
16,45
17,31
15,76
75,82
15,164
21
MCOR
17,12
11,67
13,86
14,68
14,15
71,48
14,296
22
MEGA
15,03
11,86
16,83
15,75
15,23
74,7
14,94
23
NISP
17,63
13,75
16,49
19,28
15,76
82,91
16,582
24
PNBN
16,65
17,5
14,67
15,32
15,62
79,76
15,952
Jumlah
462,13
475,17
475,51
472,55
389,47
2274,83
454,966
19,255417
19,79875
19,812917
19,689583
16,227917
94,784583
18,956917
Maximum
83,57
92,27
91,49
92,03
23,3
369,41
73,882
Minimum
9,92
9,41
10,09
12,72
10,05
58,23
11,646
rata-rata
Sumber: BEI, ICMD, Data Sekunder, diolah
84
Tabel 5.6 Perkembangan Return On Assets periode 2010-2014 No
nama perusahaan
ROA (%)
jumlah
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
1
BABP
0,51
1,64
0,09
0,93
0,82
3,99
0,798
2
BACA
0,74
0,84
1,32
1,59
1,33
5,82
1,164
3
BBCA
3,5
3,8
3,6
3,8
3,9
18,6
3,72
4
BBKP
1,62
1,87
1,83
1,75
1,33
8,4
1,68
5
BBNI
2,49
2,94
2,92
3,36
3,49
15,2
3,04
6
BJBR
3,15
2,65
2,46
2,61
1,94
12,81
2,562
7
BBNP
1,5
1,53
1,57
1,58
1,32
7,5
1,5
8
BBRI
4,64
4,93
5,15
5,03
4,74
24,49
4,898
9
BCIC
2,53
2,17
1,06
7,58
4,96
18,3
3,66
10
BDMN
2,7
2,6
2,7
2,5
1,4
11,9
2,38
11
BEKS
12,9
4,75
0,98
1,23
1,58
21,44
4,288
12
BKSW
0,17
0,46
0,81
0,07
1,05
2,56
0,512
13
BMRI
3,5
3,37
3,55
3,66
3,57
17,65
3,53
14
BNBA
1,52
2,11
2,47
2,05
1,52
9,67
1,934
15
BNGA
2,75
2,85
3,18
2,76
1,44
12,98
2,596
16
BNII
1,14
1,13
1,62
1,71
0,62
6,22
1,244
17
BSWD
2,93
3,66
3,14
3,8
3,37
16,9
3,38
18
BTPN
4
4,4
4,7
4,5
3,6
21,2
4,24
19
BVIC
1,71
2,65
2,17
1,97
0,8
9,3
1,86
20
INPC
0,76
0,72
0,66
1,93
0,78
4,85
0,97
21
MCOR
1,11
0,96
2,04
1,74
0,79
6,64
1,328
22
MEGA
2,45
2,29
2,74
1,14
1,16
9,78
1,956
23
NISP
1,29
1,91
1,79
1,81
0,74
7,54
1,508
24
PNBN
1,76
2,02
1,96
1,85
1,79
9,38
1,876
jumlah
61,37
58,25
54,51
60,95
48,04
283,12
56,624
2,5570833
2,4270833
2,27125
2,5395833
2,0016667
11,796667
2,3593333
maximum
12,9
4,93
5,15
7,58
4,96
24,49
4,898
minimum
0,17
0,46
0,09
0,07
0,62
2,56
0,512
rata-rata
Sumber: BEI, ICMD, Data Sekunder, diolah
85
Tabel 5.7 Perkembangan Beban Operasional dan Pedapatan Operasional periode 20102014 nama perusahaan
No
BOPO (%)
Jumlah
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
1
BABP
94,6
114,63
99,68
107,77
108,54
525,22
105,044
2
BACA
91,75
92,82
86,85
86,38
87,81
445,61
89,122
3
BBCA
65,1
60,9
62,4
61,5
62,4
312,3
62,46
4
BBKP
84,98
82,05
81,42
82,73
88,27
419,45
83,89
5
BBNI
75,99
72,58
70,99
67,12
69,78
356,46
71,292
6
BJBR
76,6
80,02
79,31
79,41
85,94
401,28
80,256
7
BBNP
85,17
85,77
85,18
86,25
88,37
430,74
86,148
8
BBRI
70,86
66,69
59,93
60,58
65,37
323,43
64,686
9
BCIC
81,75
87,22
92,96
173,8
135,91
571,64
114,328
10
BDMN
81,1
79,3
75
82,86
76,61
394,87
78,974
11
BEKS
157,5
118,69
97,77
99,65
108,21
581,82
116,364
12
BKSW
95,57
96,67
111,53
100,82
88,97
493,56
98,712
13
BMRI
66,43
67,22
63,93
62,41
64,98
324,97
64,994
14
BNBA
85,15
85,68
78,71
82,33
87,41
419,28
83,856
15
BNGA
76,8
76,1
71,7
73,79
87,86
386,25
77,25
16
BNII
92,19
92,66
87,65
84,36
93,03
449,89
89,978
17
BSWD
73,35
67,51
72,31
69,09
70,32
352,58
70,516
18
BTPN
54
54
54
53
58
273
54,6
19
BVIC
88,21
78,33
78,82
81,35
93,25
419,96
83,992
20
INPC
91,75
92,43
74,1
74,08
76,29
408,65
81,73
21
MCOR
91,21
92,97
81,74
84,89
93,19
444
88,8
22
MEGA
77,79
81,84
76,73
89,66
91,25
417,27
83,454
23
NISP
83,25
79,85
78,93
78,03
76,29
396,35
79,27
24
PNBN
86,14
85,42
74,1
79,78
82,88
408,32
81,664
Jumlah
2027,24
1991,35
1895,74
2001,64
2040,93
9956,9
1991,38
84,468333
82,972917
78,989167
83,401667
85,03875
414,87083
82,974167
Maximum
157,5
118,69
111,53
173,8
135,91
581,82
116,364
Minimum
54
54
54
53
58
273
54,6
rata-rata
Sumber: BEI, ICMD, Data Sekunder, diolah
86
Tabel 5.8 Perkembangan Suku Bunga periode 2010-2014 No
nama perusahaan
Suku Bunga (%)
Jumlah
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
1
BABP
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
2
BACA
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
3
BBCA
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
4
BBKP
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
5
BBNI
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
6
BJBR
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
7
BBNP
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
8
BBRI
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
9
BCIC
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
10
BDMN
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
11
BEKS
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
12
BKSW
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
13
BMRI
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
14
BNBA
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
15
BNGA
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
16
BNII
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
17
BSWD
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
18
BTPN
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
19
BVIC
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
20
INPC
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
21
MCOR
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
22
MEGA
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
23
NISP
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
24
PNBN
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
Jumlah
156
144
138
180
186
804
160,8
rata-rata
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
nilai maximum
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
nilai minimum
6,5
6
5,75
7,5
7,75
33,5
6,7
Sumber: BEI, ICMD, Data Sekunder, diolah
87
LAMPIRAN V Asumsi Klasik Gambar 5.1 Uji Normalitas
Gambar 5.2 Uji Normal P-Plot
Tabel 5.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
120 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 1,16046243
Absolute
,074
Positive
,074
Negative
-,053
Test Statistic
,074
Asymp. Sig. (2-tailed)
,160c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
88
Tabel 5.11 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) DPK_X1
,972
1,029
LDR
,960
1,042
NPL
,770
1,299
CAR
,831
1,203
ROA
,921
1,086
BOPO
,710
1,409
Suku Bunga
,966
1,035
a. Dependent Variable: PenyaluranKredit_Y
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Tabel 5.12
89
Gambar 5.3 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Tabel 5.13 Uji Autokorelasi Model Summaryb DurbinModel 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square ,767a
,589
,563
1,19586
a. Predictors: (Constant), Suku Bunga, LDR, CAR, DPK_X1, NPL , ROA, BOPO b. Dependent Variable: Penyalurankredit_Y
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Watson ,782
90
LAMPIRAN VI OUTPUT REGRESI Tabel 5.9 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
DPK
120
1028988
7001386932
436081643,29
1093806533,487
LDR
120
40,22
3319,00
161,5983
451,71070
NPL
120
,10
6,46
2,0995
1,42528
CAR
120
9,41
92,27
18,9568
13,99197
ROA
120
,07
12,90
2,3597
1,63799
BOPO
120
53,00
173,80
82,9742
17,58495
Suku Bunga
120
5,75
7,75
6,7000
,80021
Penyaluran Kredit
120
136357
529973541
39511920,22
80867840,738
Valid N (listwise)
120
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Variables Entered/Removeda
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Suku Bunga, LDR, CAR,
. Enter
DPK_X1, NPL
,
ROA, BOPOb a. Dependent Variable: PenyaluranKredit_Y b. All requested variables entered.
91
Tabel 5.14
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square ,767
a
,589
,563
1,19586
a. Predictors: (Constant), Suku Bunga, LDR, CAR, tranform_X1, NPL , ROA, BOPO b. Dependent Variable: tranform_Y
Tabel 5.15 ANOVAa Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Regression
229,502
7
32,786
Residual
160,254
112
1,431
Total
389,756
119
Sig.
22,914
,000b
a. Dependent Variable: PenyaluranKredit_Y b. Predictors: (Constant), Suku Bunga, LDR, CAR, DPK_X1, NPL , ROA, BOPO
Tabel 5.16 Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
3,255
1,443
DPK_X1
,681
,058
LDR
,000
NPL
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
2,256
,026
,727
11,833
,000
,972
1,029
,000
,062
1,008
,316
,960
1,042
,131
,088
,103
1,492
,139
,770
1,299
CAR
-,010
,009
-,081
-1,217
,226
,831
1,203
ROA
-,088
,070
-,079
-1,257
,211
,921
1,086
BOPO
-,004
,007
-,037
-,513
,609
,710
1,409
,144
,139
,064
1,036
,303
,966
1,035
Suku Bunga
a. Dependent Variable: PenyaluranKredit_Y
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
92
LAMPIRAN VII Penelitian Terdahulu No.
Keterangan
Peneliti Hapsari (2008)
oktaviani (2012)
1.
Judul
Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa, Roe Terhadap Pemberian Kredit (Studi Kasus Pada Pd. Bpr Di Jawa Tengah )
Pengaruh Dpk, Roa, Car, Npl, Dan Jumlah Sbi Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public Di Indonesia Periode 2008-2011)
2.
Metode Analisis
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda
3. 4.
Sampel Negara
22 Bank Umum yang terdaftar di BEI Indonesia
22 Bank Umum yang terdaftar di BEI Indonesia
5.
Tujuan
Untuk menguji pengaruh antara LDR, NPL, ROA, ROE terhadap jumlah pemberian kredit
Untuk menguji pengaruh antara DPK, CAR, NPL dan jumlah SBI terhadap jumlah penyaluran kredit perbankan
6.
Variabel Endogen
7.
Variabel Eksogen
Nama
Proxy
Nama
Penyaluran Kredit
Ln(Jumlah kredit tersalur)
Penyaluran Kredit
Nama
Proxy
Nama
ROA
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
DPK
NPL
LDR
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
Proxy Ln(Jumlah kredit tersalur)
Proxy Ln (giro deposito)
+
tabungan
ROA
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
CAR
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐴𝑇𝑀𝑅
+
NPL 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 8.
Hipotesis
1. LDR dan penyaluran kredit positif 2. ROA dan penyaluran kredit negatif 3. NPL dan penyaluran kredit negatif
9.
Hasil
terbukti bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan, NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Sedangkan ROA tidak berpengaruh terhadap kredit perbankan
10.
Future Research
1. 2. 3. 4. 5.
DPK dan Penyaluran Kredit positif ROA dan Penyaluran Kredit positif CAR dan Penyaluran Kredit positif NPL dan Penyaluran Kredit negatif SBI dan Penyaluran Kredit negatif
terbukti bahwa DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan, sedangkan SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Selain itu ROA dan NPL tidak berpengaruh terhadap kredit perbankan. -
93
No.
Keterangan
Peneliti
Pratama (2012)
Febrianto (2013)
1.
Judul
Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Tahun 2005 - 2009)
Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Ldr, Npl, Car,Roa, Dan Bopo Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit (Studi Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2012)
2.
Metode Analisis
Analisis Regresi Linear
Analisis Regresi Linear Berganda
3.
Sampel
Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005 – 2009
Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2012
4.
Negara
Indonesia
Indonesia
5.
Tujuan
Untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit perbankan pada Bank Umum di Indonesia
Untuk menguji pengaruh DPK, LDR, NPL, CAR, ROA dan BOPO terhadap jumlah peyaluran kredit
6.
Variabel Endogen
7.
Variabel Eksogen
Nama
Proxy
Nama
Proxy
Penyaluran Kredit
Ln(Jumlah kredit tersalur)
Penyaluran Kredit
Ln(Jumlah kredit tersalur)
Nama
Proxy
Nama
Proxy
DPK
Ln (giro + tabungan + deposito)
CAR
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 ATMR
NPL
DPK
Ln (giro + tabungan + deposito)
LDR
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
NPL 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 CAR
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐴𝑇𝑀𝑅
ROA 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 BOPO
8.
Hipotesis
1. 2. 3. 4.
DPK dan Penyaluran Kredit positif CAR dan Penyaluran Kredit positif NPL dan Penyaluran Kredit negatif SBI dan Penyaluran Kredit negatif
9.
Hasil
bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Sementara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan
10.
Future Research
1. 2. 3. 4. 5. 6.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
DPK dan penyaluran kredit positif LDR dan penyaluran kredit positif NPL dan penyaluran kredit negatif CAR dan penyaluran kredit positif ROA dan penyaluran kredit positif BOPO dan penyaluran kredit negatif
bahwa variabel dana pihak ketiga dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit perbankan. Sedangkan untuk variabel NPL, CAR, ROA, dan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit perbankan
Saran yang diberikan adalah perlu memasukkan faktor eksternal bank guna meneliti bagaimana pengaruhnya terhadap jumlah penyaluran kredit perbankan. Selain itu juga perlu menggunakan populasi yang lebih luas. dan sampel yang lebih banyak.
94
No.
Keterangan
Peneliti Nugraheni (2013)
Sari (2013)
1.
Judul
Pengaruh Faktor Internal Bank Dan Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan Di Indonesia
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Bank Umum Di Indonesia (Periode 2008.1 – 2012.2)
2.
Metode Analisis
Analisis Regresi Linear
Analisis Regresi Linear Berganda
3.
Sampel
22 Bank Umum di Indonesia
Bank Umum di Indonesia
4.
Negara
Indonesia
Indonesia
5.
Tujuan
Untuk menguji pengaruh faktor internal bank dan sertifikat bank indonesia terhadap penyaluran kredit
Untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit bank umum di Indonesia
6.
Variabel Endogen
Nama Penyaluran Kredit
7.
Variabel Eksogen
Nama
Proxy
Nama
Ln(Jumlah kredit tersalur)
Penyaluran Kredit
Proxy Ln(Jumlah kredit tersalur)
Proxy
Nama
Ln (giro + tabungan + deposito)
DPK
CAR
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 ATMR
CAR
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐴𝑇𝑀𝑅
LDR
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
NPL
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
ROA
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
BI Rate
DPK
NPL
Proxy Ln (giro + tabungan + deposito)
Data BI Rate yang diterbitkan BI dalam periode bulanan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
8.
Hipotesis
1. 2. 3. 4. 5.
DPK dan penyaluran kredit positif CAR dan penyaluran kredit positif LDR dan penyaluran kredit positif ROA dan penyaluran kredit positif NPL dan penyaluran kredit negatif
9.
Hasil
bahwa DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan sedangkan LDR, ROA, dan SBI berpengaruh positif tidak signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.Hal ini berarti bahwa tingginya tingkat DPK dan CAR akan mendorong penyaluran kredit perbankan secara signifikan. Selain itu, NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Hal ini berarti bahwa tingginya tingkat NPL akan menurunkan penyaluran kredit perbankan secara signifikan
10.
Future Research
Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah atau mencari variabel lain misalnya dapat menggunakan variabel yang digunakan untuk menganalisis kinerja bank sebagai faktor internal perbankan dan mencari faktor eksternal lain yang belum diteliti pada penelitian ini. Selain itu, dapat menggunakan sampel yang tidak hanya terdaftar di BEI, tetapi juga yang terdaftar di Direktori Bank Indonesia.
1. 2. 3. 4.
DPK dan penyaluran kredit positif CAR dan penyaluran kredit positif NPL dan penyaluran kredit negatif BI Rate dan penyaluran kredit negatif
DPK, CAR, NPL, dan BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit di Indonesia. Bagi Bank Indonesi agar lebih berhati-hati dalam penentuan tingkat bunga BI Rate, dan bagi Bank Umum untuk menekan sekecil-kecilnya rasio NPL
95
No.
Keterangan
Peneliti Putri (2014)
1.
Judul
Pengaruh Net Interest Margin, NonPerforming Loan, Capital AdequacyRatio, Dana Pihak Ketiga Dan JumlahPenempatan Dana Pada Sb TerhadapPenyaluran Kredit(Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2012)
2.
Metode Analisis
Analisis Regresi Linear
3.
Sampel
18 Bank umum
4.
Negara
Indonesia
5.
Tujuan
untuk menguji pengaruh variabel Net InterestMargin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Suku Bunga (SB), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit pada Bank Umum .
6.
Variabel Endogen
7.
Variabel Eksogen
8.
Hipotesis
9.
Hasil
10.
Future Research
1. 2. 3.
Nama
Proxy
Penyaluran Kredit
Ln(Jumlah kredit tersalur)
Nama
Proxy
NIM
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
NPL
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
BI Rate
Data BI Rate yang diterbitkan BI dalam periode bulanan
DPK
Ln (giro + tabungan + deposito)
CAR
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 ATMR
NIM positif terhadap penyaluran kredit NPL negatif terhadap penyaluran kredit Suku Bunga negatif terhadap penyaluran kredit 4. DPK positif terhadap penyaluran kredit 5. CAR positif terhadap penyaluran kredit Menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. CapitalAdequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Sementara Net Interest Margin (NIM) dan Jumlah Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit.