28
INFOKAM Nomor I / Th. XI/ Maret /15
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BOPO, CAR, LDR DAN NPL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADASEKTOR PERBANKANYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Yunia Putri Lukitasari Email:
[email protected] Andi Kartika Email:
[email protected] Universitas Pandanaran Semarang
ABSTRACT The purpose of this research is to examine influence of Third Party Funds, Operating Expanse to Operating Income, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan throught financial performance of public banking listed at Indonesian Stock Exchange during 2010-2012. Population of this research are Commercial Bank that registered in Indonesian Stock Exchange from 2010 till 2012. Data on this research are coming from Indonesian Stock Exchange (ISX). Sample are choosen by purposive sampling method at least 27 company. Data’s test technique by using multiple linear regression analyze. The result showed that the Thirt Party Funds, Capital Adequacy Ratio and Non Performing Loan has no effect on Return On Asset,Operating Expenses to Operating Income negatively effect the Return On Asset and Loan to Deposit Ratio has a positive effect on Return On Asset. Keyword:
Thirt Party Funds, Operating Expense to Operating Income, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan And Return On Asset.
1. PENDAHULUAN Tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha lainnya adalah untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, seperti membayar gaji serta biaya-biaya lainnya, akan tetapi juga digunakan untuk ekspansi perusahaan melalui berbagai kegiatan dimasa yang akan datang. Kemudian yang lebih penting lagi apabila suatu badan usaha terus-menerus memperoleh keuntungan maka ini berarti kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan terjamin (Kasmir, 2003:1). Setiap perusahaan memiliki ciri-ciri dan karakteristik tersendiri sehingga dalam pengelolaannya pun harus disesuaikan dengan ciri dan karakteristik perusahaan tersebut. Salah satu perusahaan yang menjual jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan atau lebih dikenal dengan nama bank (Kasmir,2003: 2). Menurut Susilo, Triandaru dan Santoso (2000: 7) menyatakan lembaga keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank, mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank dan lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efesien kearah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian. Tujuan utama dari operasional perbankan adalah memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Bambang Riyanto, 2004). Profitabilitas yang digunakan adalah ROA (Return On Asset), karena ROA sangat penting bagi bank untuk mengukur efektivitas
INFOKAM Nomor I/Th. XI/Maret/15
29
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila Return On Asset (ROA) meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Sudiyatno,2010: 126). Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan.Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Dalam melakukan analisis perusahaan, di samping melihat laporan keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, Seperti Dana Pihak Ketiga, Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL). Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi (2005)hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasi (BOPO) dan risiko kredit (NPL) terhadap kinerja keuangan (ROA) menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan, sedangkan risiko pasar (NIM) menunjukkan pengaruh positif dan modal (CAR) yang tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Yuliani (2007) hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa efisiensi operasional MSDN, efisiensi operasioanal LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Sedangkan efisiensi operasional BOPO berpengaruh signifikan negatif.CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan, Sudiyatno (2010) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA).Biaya operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Capital Adecuacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Berdasarkan uraian dan hasil penelitian terdahulu di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat research gap pada penelitian-penelitian terdahulu. Adanya research gap tersebut yang mendorong dilakukannya penelitian ini. Berdasarkan latar belakang di atas maka akan diteliti lebih lanjut tentang Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, LDR dan NPL Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini diharapkan menambah wawasan mengenai Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, LDR dan NPL Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan dan menjadikan perusahaan perbankan Indonesia lebih memperhatikan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat profitabilitasnya.
2. LANDASAN TEORI
Teori Agensi (agency theory) menjelaskan adanya hubungan kontraktual antara dua atau lebih pihak, dimana salah satu pihak disebut prinsipal (principal) yang menyewa pihak lain disebut agen (agent) dalam melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang.Pihakprinsipalmenentukanpendelegasian pertanggungjawabanatasdecisionmakingkepada agen. Dalam hubungan prinsipal (masyarakat) dan agen (manajemen perbankan) pada perusahaan perbankan dipengaruhi dengan keberadaan regulator yaitu pemerintah melalui BI. Hal tersebut menjadi dasar bahwa prinsipal memberikan tanggungjawab kepada agen sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sesuai dengan kebijakan yang disahkan oleh regulator dalam hal ini BI. Dengan adanya struktur modal yang kompleks di dalam perbankan maka paling sedikit ada tiga hubungan keagenan yang dapat menimbulkan asimetri informasi yaitu: (1) hubungan antara deposan, bank dan regulator, (2) hubungan pemilik, manajer dan regulator, (3) hubungan antara peminjam (borrowers), manajer dan regulator. Dari ketiga macam hubungan tersebut, dalam setiap hubungan pasti melibatkan regulator sehingga bank dalam bertindak akan memenuhi kepentingan regulator lebih dahulu dibandingkan pihak
30
INFOKAM Nomor I / Th. XI/ Maret /15
yang lain. Karena, regulator dalam bidang perbankan bertujuan untuk membantu pihak prinsipal dalam mengawasi aktivitas, dan keberhasilan agen dengan kebijakan yang dibentuk. Kebijakan yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio indikator tingkat kesehatan bank (Doloksaribu, 2012). Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangnya (Adyani,2011:2). Menurut Darmawi (2011), bank adalah salah satu badan usaha finansial yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Peranan bank umum dalam perekonomian, dapat dilihat sebagai berikut ini (Darmawi, 2006), menyediakan berbagai jasa perbankan, sebagai jantungnya perekonomian, melaksanakan kebijakan moneter.Setelah menguraikan peranan bank umum dalam perekonomian, selanjutnya perlu dikemukakan fungsi-fungsi yang dilakukan bank umum agar dapat menjalankan peranannya itu. Fungsi-fungsi yang dilakukan bank umum dapat digolongkan sebagai berikut (Darmawi, 2006) : menghimpun dana dari tabungan masyarakat, memberikan pinjaman (kredit), mekanisme pembayaran, menciptakan uang giral, menyediakan fasilitas untuk memperlancar perdagangan luar negeri, menyediakan jasa trusty, menyediakan berbagai jasa yang bersifat off balance sheet. Secara umum setiap perusahaan baik itu bank maupun non bank pada suatu periode tertentu akan melaporkan kegiatan keuangannya. Informasi tentang proses keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan kegiatan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Menurut SFAC No.1, pelaporan keuangan adalah sistem dan sarana penyampaian informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui laporan keuangan. Untuk mengetahui kondisi suatu perbankan maka dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh bank secara periodik. Agar laporan keuangan dapat dibaca dan dipahami maka perlu dilakukan suatu analisis dengan menggunakan suatu rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Rasio-rasio yang digunakan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004) : a. Rasio likuiditas, b. Rasio solvabilitas, c. Rasio rentabilitas, d. Profitabilitas, Gibson mengartikan profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan, profitabilitas ini diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan dan investasi, e. Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah pangsa pasar dana pihak ketiga yang dihimpun oleh masing-masing bank secara indvidu. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. Adapun dana pihak ketiga diperoleh dengan menjumlahkan giro, tabungan dan deposito (Sudiyatno, 2010: 126). f. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasionalnya. BOPO merupakan rasio antara biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan aktivitas utamanya terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut. Aktivitas utama bank seperti, biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya, sedangkan pendapatan operasional adalah pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya, g. Capital Adequacy Ratio (CAR) rasio tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga (Sawir, 2005: 38). Tingginya rasio Capital dapat melindungi nasabah, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Werdaningtyas, 2002 dalam Sudiyatno, 2010:127), h. Salah satu ukuran untuk menghitung likuiditas bank adalah Loan toDeposit Ratio (LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan ke perkreditan. Ketentuan Bank Indonesia tentang Loan toDeposit Ratio (LDR) antara 85% hingga 110% (Werdaningtyas, 2002). Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja
INFOKAM Nomor I/Th. XI/Maret/15
31
bank juga meningkat. Besar-kecilnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut (Sudiyatno, 2010: 127), i. NPL (Non Performing Loan) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. NPLdihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit yang bermasalahdibandingkan dengan total kredit (Khasanah, 2010:55).
2.1. Pengembangan Hipotesis 2.1.1. PengaruhDPKterhadapROA Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah pangsa pasar dana pihak ketiga yang dihimpun oleh masing-masing bank secara indvidu. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. Adapun dana pihak ketiga diperoleh dengan menjumlahkan giro, tabungan dan deposito (Sudiyatno, 2010: 126). Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiyatno (2010) yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). H1: DPK berpengaruh positif terhadap ROA.
2.1.2. Pengaruh BOPO terhadap ROA
BOPO diukur secara kuantitatif dengan mengunakan rasio efisiensi.Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah mengunakan semua faktor produksinya dengan efektif dan efisien.Adapun efisien usaha bank diukur dengan mengunakan rasio opersional dibandingkan dengan pendapatan operasi (BOPO). BOPO merupakan perbandingan antara total biaya dengan total pendapatan operasional (Sudiyatno, 2010:217). Hasil penelitian sejalan dengan yang dilakukan Sudiyatno (2010), Sukarno dan Shaicu (2006) menujukan hasil sebaliknya, yaitu BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). H2: BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.
2.1.3. PengaruhCAR terhadapROA
Capital Adequacy Ratio (CAR) rasio tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga (Sawir, 2005: 38). Tingginya rasio Capital dapat melindungi nasabah, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Werdaningtyas, 2002 dalam Sudiyatno, 2010:127). Penelitian Sudiyatno (2010), Sukarno dan Syaichu (2006) menunjukkan bahwa Capital AdequacyRatio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). H3: CAR berpengaruh positif terhadap ROA.
2.1.4. Pengaruh LDRterhadap ROA
Salah satu ukuran untuk menghitung likuiditas bank adalah Loan toDeposit Ratio (LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan ke perkreditan. Ketentuan Bank Indonesia tentang Loan toDeposit Ratio (LDR) antara 85% hingga 110% (Werdaningtyas, 2002). Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Besar-kecilnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut (Sudiyatno, 2010: 127. Penelitian yang dilakukan Sukarno dan Syaichu (2006) dan Irianti (2013) memperlihatkan hasil bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). H4: LDRberpengaruh positif terhadap ROA.
2.1.5. Pengaruh NPL terhadap ROA
NPL (Non Performing Loan) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.NPLdihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit yang bermasalahdibandingkan dengan total kredit (Khasanah, 2010:55).Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. H5: NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.
32
INFOKAM Nomor I / Th. XI/ Maret /15
3. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Bank yang terdaftar di BEI periode 2010 - 2012.
3.2 Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan menggunakan pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti. Kriteria – kriteria tersebut adalah : 1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2012, 2. Perusahaan perbankan melaporkan annual report selama periode pengamatan 2010-2012, 3.Perusahaan perbankan yang memperoleh laba dalam periode pengamatan 2010-2012, 4.Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian.Berdasarkan pemilihan sampel yang mengacu pada metode purposive sampling dari 36 perusahaan terdapat beberapa perusahaan yang tidak dipakai sebagai sampel penelitian karena tidak memenuhi criteria, sehingga jumlah perusahaan perbankan yang menjadi sampel adalah 27 perusahaan.Penelitian menggunakan periode pengamatan selama 3 (tiga) tahun, yakni tahun 2010-2012, sehingga data yang diperoleh adalah 27 x 3 tahun pengamatan, yaitu sebanyak 81 data perusahaan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang dianalisis dalam penulisan ini adalah data sekunder, yang bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 - 2012.Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang bersumber dari laporan keuangan Indonesian Stock Exchange (www.idx.co.id).
3.4 Metode Analisis Data
Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda dari program SPSS for Windows Version 16.00. disajikan dalam tabel berikut: Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa Standardi zed Unstandardized Coefficie Coefficients nts Model
B
1 (Constant 10.841 ) DPK BOPO CAR LDR NPL
Std. Error
Beta
1.516
T
Sig.
7.150 .000
-.003
.011
-.018
-.117
.007
-.904
.011 .010 .017
.014 .005 .032
.045 .110 .040
-.234 16.136 .780 2.011 .527
.815 .000 .438 .048 .599
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Lampran
Dari table diatas diperoleh persamaan sebagai berikut: ROA = α+ β1DPK+ β2BOPO+ β3CAR + β4LDR+ β5NPL+ e
4. HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN 4.1 . Uji Normalitas Data
Hasil uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik atau uji statistik Kolmogorov Smirnov. Pengujian normalitas residual menunjukkan bahwa model regresi memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas uji Kolmogorov
INFOKAM Nomor I/Th. XI/Maret/15
33
Smirnov pada regresi memiliki nilai probabilitas lebih besar dari α = 0,05, yaitu sebesar 0,903, dan disajikan dalam table berikut: Uji Normalitas Melalui Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
81
Normal Parameters
a
Mean
Most Extreme Differences
.0000000
Std. Deviatio n
1.30591528
Absolute
.096
Positive
.066
Negative
-.096
Kolmogorov-Smirnov Z
.569
Asymp. Sig. (2-tailed)
.903
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Lampiran
4.2 Uji Multikolinieritas Hasil pengujian model regresi menunjukkan bahwa semua nilai VIF dari variabel bebas memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan memiliki nilai tolerance lebih tinggi dari 0,1. Hasil pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi. Pengujian ini dapat dilihat pada table berikut: Hasil Uji Multikolinieritas Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error Tolerance
1 (Constant 10.841 ) DPK BOPO CAR LDR NPL
Collinearity Statistics
-.003 -.117 .011 .010 .017
VIF
1.516 .011 .007 .014 .005 .032
.497 .903 .857 .952 .503
2.013 1.107 1.167 1.051 1.989
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Lampiran
4.3 Uji Autokorelasi Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya auatokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Hasil uji Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut: Uji Autokorelasi Model
Durbin-Watson
1
Sumber : Lampiran
2.277
34
INFOKAM Nomor I / Th. XI/ Maret /15
Pada uji Durbin Watson ini menunjukkan bahwa nilai diketahui sebesar 2,277dengan nilai dl=1,511 < 2,277 dan 4-du (4-1,772) > 2,277. Maka dapat disimpulkan tidak ada kolerasi positif atau negatif, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi antar nilai residual dalam model regresi yang digunakan.
4.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Park dan grafik scatterplot sebagai berikut: Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Park Coefficientsa Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant )
3.642
5.761
DPK BOPO CAR LDR NPL
.013 -.064 -.015 -.011 -.015
.034 .035 .073 .018 .095
Beta
t
Sig.
.632 .532 .107 -.344 -.039 -.109 -.042
.388 -1.818 -.206 -.602 -.159
.701 .079 .838 .552 .875
a. Dependent Variable: LNU2i
Sumber : Lampiran
Sumber : Lampiran
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Dengan Scatter Plot
Berdasarkan hasil uji Park dapat diketahui bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikansinya > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskodestisitas. Uji scatter plot dapat dijelaskan titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel 4.6 dan gambar 4.2.
INFOKAM Nomor I/Th. XI/Maret/15
35
4.5 Uji Koefisien Determinasi (Uji R) Hasil Uji Koefisien Determinasi yang dapat dilihat pada tabel berikut: Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model 1
R .887a
R Square
Adjusted R Square
.787
.773
Std. Error of the Estimate .59661
a. Predictors: (Constant), DPK, BOPO, CAR, LDR, NPL b. Dependent Variable : ROA
Sumber: Lampiran
Pada table diatas menunjukkan bahwa diperoleh nilai Adjusted R square sebesar 0,773. Hasil tersebut menjelaskan bahwa besarnyakontribusi variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 77,3 dan sisanya sebesar 22,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
4.6 Uji Model (Uji F)
Hasil uji f yang terlihat pada tabel berikut: Uji F ANOVAb Model 1 Regressio n Residual Total
Sum of Squares
Mean Square
df
98.902
5
19.780
26.695 125.598
75 80
.356
F
Sig.
55.57 .000a 3
a. Predictors: (Constant), DPK, BOPO, CAR, LDR, NPL b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Lampiran
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari hasil pengujian simultan uji F diperoleh nilai F-hitung sebesar 55,573 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi fit atau layak digunakan dalam penelitian.
4.7 Uji Hipotesis Alat statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda. Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan pengolahan data dapat diperoleh hasil regresi yang terlihat pada tabel berikut: Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa Standardi zed Unstandardized Coefficie Coefficients nts Model
B
Std. Error
Beta
T
Sig.
36
INFOKAM Nomor I / Th. XI/ Maret /15
1 (Constant) DPK BOPO CAR LDR NPL
10.841
1.516
7.150
.000
-.003 -.117 .011 .010 .017
.011 .007 .014 .005 .032
-.018 -.234 -.904 -16.136 .045 .780 .110 2.011 .040 .527
.815 .000 .438 .048 .599
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Lampran
Dari tabel diatas dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : ROA = 10,841– 0,003DPK -0,117BOPO+ 0,011CAR+ 0,010LDR +0,017NPL + e
4.7.1. Pengaruh DPK terhadap ROA Dari hasil pengujian hipotesis yang tersaji pada tabel 4.10, diperoleh nilai t-hitung variabel Dana Pihak Ketiga adalah sebesar -0,234 dan nilai signifikansi uji sebesar 0,815 (> 0,05).Hasil penelitian ini menunjukkan DPK tidak berpengaruh terhadap ROA, karena disebabkan oleh kurangnya keefektifan peran perbankan dalam pengimpunan dana yang tidak seimbang dengan penyaluran kredit kepada masyarakat. Semakin tinggi DPK yang terkumpul di bank akan mengalami penurunan profitabilitas pada perusahaan perbankan, karena pendapatan bunga dari penyaluran kredit tidak mencukupi untuk menutup bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah pinjaman. Menurut fenomena adanya penurunan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan perbankan dalam periode penelitian dapat diketahui dari nilai Dana Pihak Ketiga yakni perusahaan PT Bank Bumi Putera pada tahun 2010 sebesar Rp 7.213.672.000.000menjadi Rp 6.011.636.000.000 pada tahun 2011. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu menurut Yuliani (2007) dan Kesowo, Kuncoro dan Suharjono (2002) yang menyatakan bahwa DPK tidak berpengaruh terhadap ROA.
4.7.2. Pengaruh BOPO terhadapROA Dari hasil pengujian hipotesis yang tersaji pada tabel 4.10, diperoleh nilai t-hitung variabel BiayaOperasional/Pendapatan Operasional (BOPO) adalah sebesar -16,136 dan nilai signifikansi uji sebesar 0,000 (> 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Tingginya rasio BOPO menunjukkan bahwa bank belum mampu mendayagunakan sumber daya yang dimiliki atau belum mampu menjalankan kegiatan usahanya secara efisien. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu menurut Sudiyatno (2010), Sukarno dan Shaicu (2006) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.
4.7.3. Pengaruh CAR terhadapROA Dari hasil pengujian hipotesis yang tersaji pada tabel 4.10, diperoleh nilai t-hitung variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah sebesar 0,780 dan nilai signifikansi uji sebesar 0,438 (> 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini kemungkinan disebabkan peraturan BI yang mengharuskan setiap bank untuk menjaga CAR dengan ketentuan minimal 8%, sehingga para pemilik bank menambah modal bank dengan menyediakan dana (fresh money) untuk mengantisipasi skala usaha yang berupa expansi kredit atau pinjaman yang diberikan agar rasio kecukupan modal (CAR) bank dapat memenuhi ketentuan BI. Sedangkan kondisi perbankan yang terdaftar di BEI pada saat dilakukannya penelitian kurang baik yang ditandai dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah.Akibat dari kejadian tersebut perbankan kurang menyalurkan kredit, bank dan pemilik modal lebih dominan membeli Sertifikat Bank Indonesia. Sehingga wajar jika CAR tidak signifikan terhadap ROA, karena walaupun modal yang dimilki bank tinggi, tetapi kepercayaan masyarakat masih rendah, hal ini tidak akan berdampak kepada profitabilitas bank. Atau juga dikarenakan bank cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-
INFOKAM Nomor I/Th. XI/Maret/15
37
hati dan lebih menekankan pada survival bank sehingga CAR tidak berpengaruh banyak terhadap profitabilitas bank (Defri, 2012:11). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu menurut Penelitian Adyani (2011) dan Defri (2012) yang menunjukkan bahwa Capital AdequacyRatio (CAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
4.7.4. Pengaruh LDR terhadap ROA Dari hasil pengujian hipotesis yang tersaji pada tabel 4.10, diperoleh nilai t-hitung variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah sebesar 2,011 dan nilai signifikansi uji sebesar 0,048 (< 0,05).Hasil ini mendukung teori kinerja yang ada yakni Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Besar-kecilnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut (Sudiyatno, 2010: 127). Bank yang tidak memiliki masalah kekurangan likuiditas akan memberikan dampak positif terhadap kepercayaan masyarakat, sehingga kesempatan bank untuk meningkatkan keuntungan akan terbuka lebar. Dana yang terkumpul dari pihak ketiga akan mengalami peningkatan, sehingga besarnya dana yang dapat disalurkan sebagai kredit akan dapat meningkat dan otomatis pendapatan bank dari bunga pinjaman akan meningkat (Sukarno dan Syaichu, 2006:53). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu menurut Sukarno dan Syaichu (2006) dan Irianti (2013) memperlihatkan hasil bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
4.7.5. Pengaruh NPL terhadap ROA Dari hasil pengujian hipotesis yang tersaji pada tabel 4.10, diperoleh nilai t-hitung variabel Non Performing Loan (NPL) adalah sebesar 0,527 dan nilai signifikansi uji sebesar 0,599 (< 0,05). Hasil penelitian ini NPL menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, hal ini mendukung pernyataan penelitian terdahulu yakni permasalahan akan semakin menjadi rumit jika bank dalam rangka memperoleh penghasilan atau profit yang diharapkan, hanya atau lebih berkonsentrasi pada pengelolaan earning assets yang berupa kredit dan kurang memperhatikan earning assets dalam bentuk lain yang memiliki prospek yang baik seperti surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain, dan penyertaan modal bank pada lembaga keuangan yang bukan bentuk bank atau perusahaan lain ( fee base income). Dalam rangka mengurangi dampak negatif dari adanya risiko kredit (NPL) yang tinggi, fee baseincome memiliki peranan yang sangat penting.Pendapatan yang tinggi dari pengelolaan asset ini dapat menutup kerugian yang timbul akibat risiko kredit (Sukarno dan Syaichu, 2006:54). Rata- rata NPL pada periode penelitian, menunjukkan 2,6%. Nilai tersebut masih dibawah nilai toleransi rasio kredit bermasalah (NPL) yang ditentukan oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) yaitu sebesar 5%. Hasil penelitian ini konsisten dengan Sukarno dan Syaichu (2006) dan Octanty (2014) yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA.
5. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel Dana Pihak Ketiga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). 2. Variabel Biaya Operasional/Pendapatan Operasional(BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). 3. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). 4. Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).
38
INFOKAM Nomor I / Th. XI/ Maret /15
5.
Variabel Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).
5.2 Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat menimbulkan gangguan terhadap hasil penelitian, diantaranya adalah: 1. Dalam penelitian ini hanya mengambil sampel dari perusahaan yang bergerak dalam usaha perbankan. 2. Penelitian ini hanya menggunakan 3 (tiga) tahun pengamatan.Dengan menggunakan periode yang lebih panjang dimungkinkan adanya hasil yang berbeda dengan hasil penelitian ini. 3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian hanya Dana Pihak Ketiga (DPK), Biaya Operasional/ Pendapatan Operasioanl (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL).
5.3 Implikasi 1.
2.
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah variabel Loan to Deposit Ratio (LDR). Oleh sebab itu disarankan pada investor, agar lebih memperhatikan Loan to Deposit Ratio suatu perusahaan perbankan sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Variabel independen yang digunakan tidak hanya faktor intern perusahaan seperti Dana Pihak Ketiga (DPK), Biaya Operasional/ Pendapatan Operasioanl (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) akan tetapi seperti manajemen dan faktor eksternal atau faktor makro seperti tingkat suku bunga, mata uang asing, tingkat inflasi, kebijakan pemerintah (Pajak) dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Adyani, Lyla Rahma. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas.Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara Defri. 2012. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efesiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen, Nomor 1, September 2012. Doloksaribu, Tio Arriela. 2012. Pengaruh Rasio Indikator Tingkat TerhadapPertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan Go Publik.
Kesehatan
Bank
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang : BP Universitas Diponegoro Hasibuan, Malayu. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Irianti, Tjiptowati Endang. 2013. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal, Likuiditas dan Total Dana Pihak Ketiga Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Perbankan . Jurnal Ilmiah
Inkoma, Volume 24, No 1, Februari 2013.
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Khasanah, Iswatun. 2010. Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI.Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang. Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia ( Studi kasus Pada Bank Umum dengan total Asset Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Strategi, (Online), Vol. 14, No. 1, (http://isjd.pdii.lipi.go.id , diakses 11 Oktober 2012). Mustofa, Muhammad. Metode Penelitian Kriminologi, 1995.
INFOKAM Nomor I/Th. XI/Maret/15
39
Nur, Indriantoro, Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Yogya, Edisi Pertama, Penerbit BPFE. Octanty, Vonnica.2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Indonesia. Pandia, Frianto. 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta Ramandiar dkk. Analisis Rasio Keuangan Perankan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Bank. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia Sianturi, Maria Regina. 2012. Pengaruh Car,Npl, Ldr, Nim, Dan Bopo Terhadap Profitabilitas Perbankan(Studi Kasus Pada Bank Umum Yang ListedDi Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011). Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Hasanudin Sinungan, Muchdarsyah. 1993. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi Aksara Sudiyatno, Bambang. 2010. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2008. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol.2 No 2. Sukarno dan Syaichu.2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia.Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi.Volume.3, Nomor 2, Juli 2006. Susilo, Triandaru dan Santoso. 2000. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger Di Indonesia. Jurnal Manajemen Indonesia, Vol.1, No 2, 2002. Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada sektor Perbankan yang Go Publik di BEJ Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5 No 10.