PENGARUH DIVERSITAS KEBANGSAAN BOARD OF DIRECTOR TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pauline Jayalaksmi Winoto dan Supatmi Fakultas Ekonomika & Bisnis, UKSW Jl. Diponegoro 50-62, Salatiga
[email protected] Astract This paper examines the effect of board diversity based nation towards firm value. This paper presume that board of commissioner, board of director, and CEO or CFO which has foreign nation will give the increasing value on company. This research employs 89 firm as samples, which cover manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange during 2014. Samples are sorted out by purposive sampling method. Hypothesis testing is performed by using multiple linier regression. The results showed that a lot of commissioners of foreign nationals, the value of the company will be the increasing. While the board of director and CEO or CFO have no impact towards firm value. Keywords: corporate governance, nation diversity, firm value Abstrak Penelitian ini menguji pengaruh diversitas kebangsaan anggota dewan komisaris, direksi, dan CEO atau CFO terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa dewan komisaris, direksi, CEO atau CFO yang berkewarganegaraan asing akan memberikan peningkatan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan diukur dengan rasio Tobin’s Q. Penelitian ini menggunakan 89 sampel perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak anggota dewan komisaris berkebangsaan asing, semakin tinggi nilai perusahaan. Sedangkan posisi dewan direksi dan CEO atau CFO asing tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kata kunci: corporate governance, diversitas kebangsaan, nilai perusahaan. merupakan warga negara Inggris, saat ini menduduki posisi direktur utama bank Permata (http://www.jaringnews.com). Dari sektor manufaktur diantaranya ada Bentoel International Investama Tbk dengan Jason Fitzgerald Murphy yang berkewarganegaraan Australia sebagai CEO, PT Lotte Chemical Titan Tbk dengan Yoon Sungku yang merupakan warga negara Korea sebagai CEO. Menurut penelitian yang dilakukan pada perusahaan Norwegia/Swedia oleh Randoy dan Oxelheim (2001) ditemukan bahwa sistem tata kelola perusahaan Anglo-Amerika (one-tier system) dinilai dapat membuat perusahaan lebih meningkatkan reputasinya dipasar global. Sistem tata kelola perusahaan yang digunakan di Indonesia yaitu two-tier system, dimana terlihat bahwa dewan komisaris merupakan dewan yang bertugas mengawasi dan dewan direksi merupakan dewan yang diawasi. Dengan adanya tugas dan fungsi tersebut akan mengurangi agency problem dalam perusahaan, salah satunya yaitu manajemen laba. Keberadaan anggota dewan komisaris dan direksi dengan kebangsaan asing menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan proses globalisasi dan pertukaran informasi dalam jejaring internasional. Menurut Wardani (2008) struktur dewan dalam perusahaan di Indonesia menganut sistem two-tier, yakni terdiri dari dewan direksi
1. Pendahuluan Perkembangan perekonomian di Indonesia berkembang begitu pesat. Persaingan antar individu ataupun perusahaan juga semakin ketat. Hal ini dibuktikan dengan akan dilakukan pengesahan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015 oleh pihak pemerintah Indonesia. Pengesahan MEA 2015 akan membuka kesempatan bagi seluruh pekerja dibidang ekonomi untuk dapat lebih mudah melakukan akses ke luar negeri. Begitu pula sebaliknya, para pekerja ekonomi dari luar negeri akan lebih mudah melakukan akses masuk ke Indonesia. Pemerintah Indonesia memberikan signal kepada para generasi muda bangsa Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pribadi. Mulai dari kemampuan berbahasa asing, berwawasan luas, serta pola pikir yang lebih positif untuk berani mengambil resiko dan menentukan suatu keputusan dengan lebih bijaksana. Dalam beberapa tahun terakhir pergerakan Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia terlihat berkembang pesat. Di dunia perbankan, misalnya, terdapat sejumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) yang menjabat sebagai CEO. Diantaranya di bank Danamon, Ho Hon Cheong (Henry Ho) yang berkewarganegaraan Malaysia, saat ini menduduki posisi direktur utama. David Martin Fletcher yang
1
sebagai pengelola dan dewan komisaris sebagai pihak yang melakukan pengawasan. Pemilihan dewan dalam suatu perusahaan sebaiknya tidak dilakukan secara sembarangan atau hanya sekadar melihat latar belakang pendidikannya saja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Meier (2005) dikatakan bahwa National Association of Corporate Directors Blue Ribbon Commission merekomendasikan diversitas gender, ras, umur, dan kebangsaan harus dipertimbangkan dalam pemilihan dewan. Adanya anggota dewan komisaris dan direksi dengan kebangsaan asing juga merupakan salah satu ukuran diversitas dewan yang sering digunakan dalam penelitian. Randoy dan Oxelheim (2001), Marimuthu (2008), Ararat et al. (2010), Ruigrok dan Kaczmarek (2008) dalam Darmadi (2010), Choi et al. (2007) menemukan pengaruh positif keberadaan anggota dewan asing atau etnis minoritas pada nilai perusahaan. Keberadaan mereka dinilai membawa opini, perspektif, bahasa, keyakinan, latar belakang keluarga, dan pengalaman profesional yang beragam, sehingga memperkaya pengetahuan bisnis dan alternatif penyelesaian masalah kompleks. Keberadaan anggota dewan direksi asing mampu meyakinkan investor asing bahwa perusahaan dikelola secara professional. Kinerja yang baik cenderung memicu perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih luas. Keberadaan anggota dewan asing juga dapat memicu keterbukaan informasi dengan harapan kredibilitas perusahaan akan meningkat (Randoy et al., 2006). Dewan komisaris dan direksi yang memiliki akses secara langsung kepada para investor, secara tidak langsung memberikan keyakinan dalam penanaman modal saham dalam perusahaan. Terlebih apabila anggota dewan berkebangsaan asing akan memperlihatkan bahwa perusahaan telah dikelola secara professional, sehingga para investor asing tidak ragu untuk menanam modal dalam perusahaan. Penanaman modal saham yang tinggi akan menyebabkan nilai perusahaan yang tinggi. Dalam struktur tata kelola perusahaan, terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam pelaporan keuangan. Pihak-pihak tersebut antara lain Chief Executife Officer (CEO), Chief Financial Officer (CFO), dewan komisaris, dan komite audit. CEO dan CFO merupakan pihak yang terlibat secara langsung dalam pelaporan keuangan karena keduanya adalah pihak yang menandatangani laporan keuangan dan bertanggung jawab atas informasi yang disajikan. Sedangkan dewan komisaris dan komite audit terlibat secara tidak langsung, yaitu keduanya berperan dalam fungsi pengawasan serta review atas informasi yang disajikan (Khakim dan Puji, 2014). Karena tugas CEO dan CFO yang berhubungan langsung dengan pelaporan keuangan serta jalannya operasional perusahaan, posisi ini memiliki wewenang dalam
pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, salah satunya yaitu nilai perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013), dan Trisnantari (2012) yang menunjukkan adanya pengaruh seorang CEO atau CFO perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Apalagi dengan keberadaan CEO atau CFO berkebangsaan asing yang dianggap lebih profesional dalam menjalankan bisnis, diduga akan berdampak positif bagi kinerja perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris pengaruh diversitas kebangsaan anggota dewan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Randoy dan Oxelheim (2001), dengan perbedaan yaitu menambahkan variabel keberadaan CEO atau CFO asing apakah berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kebangsaan anggota dewan dilihat dari kebangsaan anggota dewan komisaris, dewan direksi, dan CEO atau CFO perusahaan. Diversitas kebangsaan anggota dewan akan diuji dimana keberadaan anggota dewan berkebangsaan asing diduga akan memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan untuk nilai perusahaan diukur dari rasio Tobin’s Q. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014. Manfaat penelitian bagi perusahaan yaitu diharapkan dapat memberi kontribusi dalam hal pemberdayaan dan pemilihan sumberdaya manusia secara efektif, khususnya dewan direksi, komisaris, dan CEO atau CFO, serta diharapkan dapat memperbaiki proses pembuatan keputusan pada tingkat CEO atau CFO perusahaan. Bagi investor, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. 2. Landasan Teori dan Perumusan Hipotesis 2.1 Teori Agensi Teori agensi adalah kontrak antara prinsipal (pemegang saham) dan agen (manajer). Prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan prinsipal, termasuk pendelegasian, otorisasi, pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen (Anthony dan Govindarajan 2005). Agen bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan prinsipal dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Ali 2002). Menurut Watts dan Zimmerman (1990) dalam Kusumaningtyas (2012) menyatakan bahwa teori agensi disebabkan adanya informasi yang tidak seimbang yang disebut asimetri informasi (information asymmetry). Asimetri informasi ini muncul karena adanya distribusi informasi yang
2
tidak sama antara prinsipal dan agen. Agen mempunyai informasi tentang perusahaan yang lebih berkualitas dari pada informasi yang didapat oleh prinsipal karena agen berada di dalam perusahaan. Informasi itu biasanya dalam bentuk laporan keuangan yang di dalamnya menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan dijadikan dasar evaluasi apakah agen telah memenuhi kewajibannya dan layak mendapatkan haknya. Terkait dengan nilai perusahaan, teori ini mengatakan adanya keterkaitan antara pemegang saham dengan agen atau dalam penelitian ini yaitu anggota dewan komisaris dan direksi perusahaan. Dewan direksi perusahaan bertanggungjawab penuh atas keberlangsungan hidup perusahaan, sehingga akan berusaha menunjukkan nilai perusahaan yang tinggi agar para pemegang saham tidak melepaskan investasinya dalam perusahaan.
Karakteristik dewan dilihat dari kewarganegaraan atau kebangsaan selain negara dimana perusahaan itu berada itulah yang dimaksud dengan diversitas kebangsaan asing. Ponnu (2008) menyebutkan bahwa seorang anggota dewan perusahaan harus memiliki kredibilitas dan skill serta pengalaman yang diperlukan, sehingga mampu memberikan judgment independen dalam isu yang berkaitan dengan strategi, kinerja, dan sumber daya perusahaan. Anggota dewan komisaris dan direksi dengan kebangsaan asing membawa opini dan perspektif yang beragam, bahasa, keyakinan, latar belakang keluarga, dan pengalaman profesional yang berbeda antar satu negara dengan negara lain. Keberadaan dewan komisaris dan direksi asing mencerminkan gagasan yang berbeda mengenai peranan dewan perusahaan berkaitan dengan peranan pengendalian terutama jika mereka berasal dari negara-negara dengan hak pemegang saham yang lebih kuat (Ararat et al. 2010). Keuntungan dari keberadaan direksi asing, diantaranya: (1) tersedia kandidat anggota dewan yang berkualifikasi secara lebih luas (dengan pengalaman industri yang lebih luas), (2) dengan latar belakang yang berbeda, dewan direksi asing bisa menambah pengalaman yang lebih beragam dan berharga, yang tidak dimiliki oleh dewan direksi domestik, dan (3) anggota dewan direksi asing bisa membantu meyakinkan investor asing bahwa perusahaan dikelola secara professional (Randoy dan Oxelheim, 2001).
2.2 Good Corporate Governance Tata kelola perusahaan yang baik menggabungkan kombinasi antara hukum, aturanaturan, dan praktik-praktik sukarela sektor swasta yang menyebabkan perusahaan dapat menarik modal, berkinerja efisien, menghasilkan laba, memenuhi kewajiban hukum, dan memenuhi ekspektasi sosial umum. Meier (2005) menyatakan, tata kelola perusahaan yang baik bertujuan untuk memberikan dorongan kepada dewan (board) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya. Wardani (2008), menyatakan bahwa kebanyakan definisi board of director (BOD) yang dimaksudkan dalam penelitian di luar negeri mengacu kepada one-tier system. Pada sistem ini BOD memiliki fungsi pengawasan terhadap kinerja manajemen. Di Indonesia menganut two-tier system, yang memisahkan peranan direksi sebagai pengelola dan komisaris sebagai pengawas. Meier (2005), menyatakan untuk sistem two-tier, dewan didefinisikan sebagai kombinasi antara pengawas dan manajemen. Berdasarkan UU PT Nomor 40 Tahun 2007 dikatakan bahwa dewan komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada dewan direksi. Dalam menjalankan tugasnya dewan komisaris dibantu oleh komite audit yang biasanya berlatar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan. Sehingga dalam pelaporan keuangan oleh direksi akan berjalan dengan lebih baik.
2.4 Nilai Perusahaan Da Silveira dan Barros (2007) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai apresiasi/penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Nilai tersebut tercermin pada harga saham perusahaan. Investor yang menilai perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan saham yang tinggi menyebabkan harga saham meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham yang meningkat menunjukan bahwa investor memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan. Aspek utama yang menyebabkan investor memberikan nilai lebih terhadap perusahaan adalah kinerja perusahan yang tercermin dalam angka laba. Laba yang tinggi menunjukan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) mengatakan nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari beberapa aspek salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki. Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur menggunakan rasio Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q didefinisikan sebagai nilai pasar dari ekuitas ditambah dengan total kewajiban dan kemudian
2.3 Diversitas Kebangsaan Diversitas dewan didefinisikan sebagai distribusi perbedaan antara anggota dewan komisaris dan direksi yang berkaitan dengan karakteristik-karakteristik mengenai perbedaan dalam sikap dan opini (Ararat et al., 2010).
3
dibagi dengan total aktivanya (Chong dan López-deSilanes dalam Kusumastuti, 2008). Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan, maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004). Penelitian-penelitian oleh Randoy dan Oxelheim (2001), Ararat et al (2010), Da Silveira dan Barros (2007) yang mengkaitkan nilai perusahaan dengan diversitas kebangsaan, menggunakan rasio Tobin’s Q sebagai proporsi nilai perusahaan.
ditemukan pengaruh positif diversitas kebangsaan komisaris terhadap nilai perusahaan. Ararat et al., (2010) melakukan penelitian pada perusahaanperusahaan di Turkish dan menemukan pengaruh positif diversitas kebangsaan anggota dewan terhadap nilai perusahaan. Sehingga diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 Semakin banyak anggota dewan komisaris asing dalam perusahaan akan menghasilkan nilai perusahaan yang semakin tinggi Dewan Direksi Asing dan Nilai Perusahaan Penelitian yang dilakukan pada sistem tata kelola perusahaan di Eropa oleh Ghezzi dan Malberti (2007), mengatakan bahwa model two-tier system menganut dasar tradisi Jerman, di mana pertemuan pemegang saham menunjuk dewan pengawas (komisaris), yang kemudian menunjuk dewan manajemen (direksi). Sebaliknya, model onetier system berasal dari tradisi Anglo-Amerika. Dalam sistem ini pertemuan pemegang saham menunjuk dewan direksi, yang kemudian menunjuk sejumlah direksi untuk komite audit yang dipercayakan untuk fungsi pemantauan. Perusahaan di Indonesia kebanyakan menganut sistem tata kelola Jerman (two-tier system) yang memisahkan peranan antara dewan direksi dengan dewan komisaris. Dewan direksi bertanggungjawab atas jalannya perusahaan, pencapaian tujuan perusahaan, pelaporan keuangan perusahaan, dan menerima nasihat yang diberikan oleh anggota dewan komisaris. Dengan perbedaan latar belakang dan wewenang yang dimiliki, dewan direksi asing bisa menambah pengalaman yang lebih beragam dan berharga, yang tidak dimiliki oleh dewan direksi domestik. Serta adanya pencitraan oleh pasar akan perusahaan dengan anggota dewan asing yang dikatakan bekerja secara professional, akan mempengaruhi para investor dalam penanaman modal saham pada perusahaan. Semakin tinggi harga saham perusahaan berarti semakin besar kerelaan investor untuk berkorban bagi perusahaan dan nilai perusahaan juga akan ikut meningkat. Dengan tugas dan wewenang yang dimiliki oleh seorang dewan direksi, serta kelebihan seorang anggota dewan asing maka dikatakan diversitas kebangsaan anggota dewan perusahaan memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin banyak anggota dewan direksi yang berkebangsaan asing maka dikatakan bahwa nilai perusahaan juga akan semakin tinggi. Randoy dan Oxelheim (2001) menyatakan adanya pengaruh positif diversitas kebangsaan anggota dewan direksi pada perusahaan di Norwegia dan Swedia terhadap nilai perusahaan. Ararat et al. (2010) melakukan penelitian pada perusahaanperusahaan di Turkish dan menemukan pengaruh positif diversitas kebangsaan anggota dewan terhadap nilai perusahaan. Choi et al. (2007)
2.5 Perumusan Hipotesis Dewan Komisaris Asing dan Nilai Perusahaan Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) dewan komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan Good Corporate Governance. Berdasarkan UU PT Nomor 40 Tahun 2007, tujuan keberadaan dewan komisaris adalah melakukan pengawasan atas jalannya usaha dan memberikan nasihat kepada direksi. Secara tidak langsung tugas tersebut akan memberikan pengaruh terhadap kualitas laba yang dilaporkan oleh perusahaan karena dewan komisaris dapat mengarahkan kebijakan dan tindakan CEO dan CFO terkait dengan pelaporan keuangan. Keunggulan perusahaan apabila memiliki anggota dewan berkebangsaan asing adalah adanya pengalaman industri yang lebih luas, serta pencitraan oleh pasar yang menilai bahwa perusahaan dengan anggota dewan asing bekerja secara professional (Randoy dan Oxelheim, 2001). Pengalaman dan pencitraan tersebut membuat para investor akan memberikan pengorbanan lebih melalui penanaman saham pada perusahaan. Semakin tinggi harga saham perusahaan berarti semakin besar kerelaan investor untuk berkorban bagi perusahaan dan nilai perusahaan juga akan ikut meningkat. Dengan tugas dan wewenang yang dimiliki oleh seorang dewan komisaris, serta kelebihan seorang anggota dewan asing maka dikatakan diversitas kebangsaan anggota dewan perusahaan memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin banyak anggota dewan komisaris yang berkebangsaan asing maka dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan juga akan semakin tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan di Netherlands dan Switzerland oleh Ruigrok dan Kaczmarek (2008) dalam Darmadi (2010), ditemukan pengaruh positif diversitas kebangsaan anggota dewan komisaris terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian Randoy dan Oxelheim (2001) di Swedia dan Norwegia juga
4
mengatakan adanya pengaruh positif diversitas anggota dewan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan-perusahaan di Korea. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut : H2 Semakin banyak anggota dewan direksi asing dalam perusahaan akan menghasilkan nilai perusahaan yang semakin tinggi
dewan asing lebih professional, kelebihan tersebut akan menarik minat para investor untuk menanamkan saham pada perusahaan. Semakin tinggi saham yang ditanamkan dalam perusahaan, maka nilai perusahaannya juga akan semakin tinggi. Secara tidak langsung, hal tersebut memperkuat dugaan bahwa seorang CEO yang merupakan jabatan tertinggi dalam perusahaan dan pemilik wewenang penuh atas perusahaan, apabila berkebangsaan asing dimungkinkan akan mempengaruhi pertumbuhan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, melihat apakah adanya CEO atau CFO perusahaan yang berkebangsaan asing akan memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya, Dewi (2013) menemukan adanya pengaruh peran CEO terhadap kinerja perusahaan. Trisnantari (2012) dalam penelitiannya menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan pergantian CEO dengan kinerja perusahaan. Dengan demikian, diajukan hipotesis sebagai berikut : H3 Keberadaan CEO atau CFO asing dalam perusahaan akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
CEO atau CFO Asing dan Nilai Perusahaan CEO (Chief Executive Officer) adalah jabatan tertinggi dalam perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur seluruh kegiatan perusahaan. CEO bertanggung jawab penuh atas pengurusan dan jalannya perusahaan. CEO merupakan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan (Dewi 2013). CFO (Chief Financial Officer) adalah jabatan di suatu perusahaan yang memiliki tanggung jawab utama untuk mengelola risiko keuangan perusahaan. Pejabat ini juga bertanggung jawab untuk perencanaan keuangan dan pencatatan, serta pelaporan keuangan untuk manajemen yang lebih tinggi. CFO biasanya memiliki tanggung jawab dalam mengawasi proses pelaporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, CFO dimungkinkan memiliki dampak langsung pada keputusan akuntansi terkait dengan perusahaan, seperti memilih metode akuntansi dan membuat penyesuaian akuntansi (Ge Weili et al. 2011). Dengan tugas dan wewenang yang dimiliki, seorang CEO ataupun CFO memiliki kebebasan untuk menentukan kegiatan operasional yang akan dijalankan oleh perusahaan. Seorang dewan direksi berkebangsaan asing dinilai dapat lebih meyakinkan pihak investor untuk dapat menanamkan modal saham di perusahaan (Randoy dan Oxelheim 2001). Pengalaman industri yang lebih luas serta pencitraan yang mengatakan perusahaan dengan anggota
3. Metoda Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014, di mana sampel dipilih menggunakan purposive sampling dengan kriteria: perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014, mempublikasikan annual report tahun 201, dan menyediakan kelengkapan data penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 89 perusahaan dengan proses pengambilan sampel diringkas dalam Tabel 1.
Tabel 1. Proses Pengambilan Sampel Kriteria Pengambilan Sampel 1. 2. 3.
Jumlah perusahaan manufaktur tercatat di BEI tahun 2014 Jumlah perusahaan tidak mempublikasikan annual report Jumlah perusahaan tidak mempunyai kelengkapan data dan outlier Total sampel penelitian
Jumlah Perusahaan 141 (7) (45) 89
Berdasarkan Tabel 1 sampel yang digunakan sejumlah 89 perusahaan, karena ada 7 perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan dikarenakan sudah delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI), 45 perusahaan yang tidak
menyediakan kelengkapan data penelitian (tidak ada informasi kewarganegaraan anggota dewan, tidak ada informasi jumlah saham beredar, dan outlier). Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari
5
Y = α + β1PKA + β2PDA + β3DCA + ε Keterangan : Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta β1,β2, β3 = Koefisien Regresi PKA = Proporsi komisaris asing PDA = Proporsi direksi asing DCA = Keberadaan CEO atau CFO asing Ε = Error
situs www.idx.co.id. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q ratio, yang mengacu pada penelitian Chong dan López-de-Silanes dalam Kusumastuti (2008). Pengukurannya ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut : TOBIN = (MVE + DEBT)/TA MVE = P x Qshares DEBT = (CL – CA) + INV + LTL Dimana : MVE : Nilai pasar dari jumlah lembar saham beredar DEBT : Nilai total kewajiban perusahaan TA : Nilai buku dari total aktiva perusahaan P : Harga saham penutupan akhir tahun Qshares : Jumlah saham beredar akhir tahun CL : Kewajiban jangka pendek CA : Aktiva lancar INV : Nilai buku persediaan LTL : Kewajiban jangka panjang Pengukuran variabel independen menggunakan metode proporsi anggota dewan dalam perusahaan, dengan perhitungan sebagai berikut : 1) Kebangsaan Dewan Komisaris dihitung dengan cara jumlah komisaris asing dalam perusahaan dibagi dengan total komisaris yang ada dalam perusahaan. 2) Kebangsaan Dewan Direksi dihitung dengan cara jumlah direksi asing dalam perusahaan dibagi dengan total direksi yang ada dalam perusahaan. 3) Kebangsaan CEO atau CFO dihitung dengan menggunakan variabel dummy, apabila terdapat CEO dan CFO asing ataupun salah satunya maka diberi nilai 1 (satu), apabila tidak terdapat CEO atau CFO asing dalam perusahaan maka diberi nilai 0 (nol).
4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Statistik Deskriptif Tabel 2 dan Tabel 3 menyajikan distribusi sampel berdasarkan kebangsaan anggota dewan dan statistik deskriptif data penelitian. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa posisi dewan komisaris memiliki rata-rata sebesar 15,17 persen, dewan direksi sebesar 14,57 persen, CEO atau CFO sebesar 23,56 persen. Dari ketiga variabel ditemukan bahwa tingkat diversitas kebangsaan pada kursi anggota dewan masih rendah. Rata-rata tertinggi ada pada kursi CEO atau CFO, namun itu juga masih jauh dibawah 100 persen hanya 23,56 persen. Berdasarkan rasio Tobin’s Q yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,6826, berarti bahwa nilai pasar lebih kecil dibandingkan dengan nilai buku sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam prospek yang tidak baik. Pasar menilai perusahaan lebih rendah dari yang tercatat. Dapat dilihat pula nilai maximum 1 yang menunjukkan ada perusahaan yang memiliki anggota dewan komisaris seluruhnya asing yaitu Keramika Indonesia Assosiasi Tbk, yang memiliki anggota dewan direksi seluruhnya asing yaitu Indorama Synthetics Tbk. Minimum 0 menunjukkan ada perusahaan yang tidak memiliki anggota dewan berkebangsaan asing baik dalam posisi komisaris, direksi, ataupun CEO atau CFO.
Teknik analisis untuk pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut : Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation Penelitian TOBIN 0.021 1.535 0.6826 0.345041 KOM 0 1 0.1517 0.244191 DIR 0 1 0.1457 0.232134 CEOCFO 0 1 0.2356 0.427000 Sumber : Data diolah (2015) Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa perusahaan dengan warga negara asing didominasi oleh kedudukan dewan direksi sebesar 39,33 persen. Terlihat masih sedikit perusahaan dengan anggota
dewan asing, terutama pada kursi CEO atau CFO yang hanya sebesar 23,59 persen.
6
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Kebangsaan Anggota Dewan Deskripsi Jumlah Sampel Perusahaan yang memiliki dewan komisaris berkebangsaan asing Perusahaan yang tidak memiliki dewan komisaris berkebangsaan asing Jumlah Sampel Perusahaan yang memiliki dewan direksi berkebangsaan asing Perusahaan yang tidak memiliki dewan direksi berkebangsaan asing Jumlah Sampel Perusahaan yang memiliki CEO atau CFO berkebangsaan asing Perusahaan yang tidak memiliki CEO atau CFO berkebangsaan asing Jumlah Sampel Sumber : Data diolah, 2016
30 59 89 35 54 89 21 68 89
Persentase 33.71% 66.29% 100% 39.33% 60.67% 100% 23.59% 76.41% 100%
variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan perhitungan menggunakan program eviews diperoleh tabel regresi sebagai berikut:
Uji Hipotesis Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-
Tabel 4. Hasil Pengujian Regresi Variabel penelitian Koefisien Regresi T Konstanta 0.6215 14.528 KOM 0.4573 2.1372 DIR 0.1390 0.4881 CEOCFO -0.1211 -0.8643 R2=0.095 Adjusted R2=0.063 F=2.967 Sig.F=0.037 Sumber : Data diolah (2015)
Sig. 0.0000 0.0355 0.6267 0.3898
Berdasarkan hasil penelitian dalam tabel 4, ditemutkan nilai Adjusted R-square sebesar 0,063 yang artinya variabel independen terbukti mempengaruhi variabel dependen hanya sebesar 6,3 persen. Hal ini berarti masih ada 93,7 persen variabel lain yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Signifikansi F sebesar 0,037 yang berarti ketiga variabel independen, yaitu dewan komisaris, direksi, dan CEO atau CFO asing secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan, namun secara terpisah menghasilkan hasil temuan sebagai berikut :
Hipotesis 2 : Semakin banyak anggota dewan direksi asing dalam perusahaan akan menghasilkan nilai perusahaan yang semakin tinggi Hasil uji menunjukkan bahwa dewan direksi berkebangsaan asing tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,6267 serta koefisien regresi sebesar 0,1390. Artinya, anggota dewan direksi yang berkebangsaan asing tidak mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga hipotesis 2 tidak dapat diterima.
Hipotesis 1 : Semakin banyak anggota dewan komisaris asing dalam perusahaan akan menghasilkan nilai perusahaan yang semakin tinggi Pada hasil uji diatas, menunjukkan bahwa dewan komisaris berkebangsaan asing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,0355 lebih kecil dari α (0,05) dan nilai koefisien regresi sebesar 0,4573. Artinya, semakin banyak anggota dewan komisaris yang berkebangsaan asing di dalam perusahaan akan menghasilkan nilai perusahaan yang semakin tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis 1 yang menyatakan bahwa dewan komisaris berkebangsaan asing berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis 1 diterima.
Hipotesis 3 : Keberadaan CEO atau CFO asing dalam perusahaan akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Hasil uji menunjukkan bahwa CEO atau CFO berkebangsaan asing tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dapat dilihat dari signifikansi 0,3898 serta koefisien regresi sebesar 0,1211. Artinya, dengan adanya CEO atau CFO perusahaan yang berkebangsaan asing tidak memberikan nilai perusahaan yang lebih baik, sehingga hipotesis 3 tidak dapat diterima. Selain dari hasil pengujian regresi, berikut ini ditambahkan hasil analisis tambahan dengan membedakan antara ada dan tidak adanya kebangsaan didalam proporsi dewan direksi dan CEO atau CFO:
7
Tabel 5. Rata-rata Nilai Perusahaan dengan Direksi dan CEO/CFO Asing Deskripsi Jumlah Sampel Rata-rata Tobin’s Q Perusahaan dengan dewan direksi asing 35 0.798 Perusahaan tanpa dewan direksi asing
54
Jumlah Sampel
0.607
89
Perusahaan dengan CEO atau CFO asing
21
0.765
Perusahaan tanpa CEO atau CFO asing
68
0.657
Jumlah Sampel
89
Sumber : Data diolah (2016) Dari tabel 5 di atas, dilihat bahwa rata-rata nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q ketika perusahaan itu memiliki anggota dewan direksi yang asing dan CEO atau CFO asing ternyata lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang tanpa anggota dewan direksi asing dan CEO atau CFO asing.
perbedaan sistem corporate governance yang ada di Indonesia dan di negara asing dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan hasil penelitian di tiap negara. Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai perusahaan yang memiliki dewan direksi asing terbukti lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki dewan direksi asing. Artinya bahwa keberadaan dewan direksi asing dalam konteks ini terbukti memberikan dampak berbeda terhadap nilai perusahaan dibandingkan dengan yang tanpa dewan direksi asing.
Pembahasan Pengaruh Dewan Komisaris Berkebangsaan Asing terhadap Nilai Perusahaan Menurut analisis data yang dilakukan, terbukti bahwa dewan komisaris berkebangsaan asing berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Berarti semakin banyak anggota dewan komisaris asing, maka nilai perusahaan akan semakin tinggi. Seorang komisaris memiliki tanggung jawab melakukan pengawasan terhadap perusahaan dan memberikan nasihat kepada direksi, serta apabila berkebangsaan asing dengan pengalaman industri yang lebih luas, terbukti memberikan dampak positif bagi perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Ararat et al., (2010) yang mengatakan bahwa ada pengaruh diversitas kebangsaan anggota dewan terhadap nilai perusahaan di Turkish. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Randoy dan Oxelheim (2006) yang menemukan adanya pengaruh anggota dewan berkebangsaan asing terhadap nilai perusahaan di Norwegia dan Swedia.
Pengaruh Keberadaan CEO atau CFO Berkebangsaan Asing terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan hasil pengujian, tidak terbukti bahwa CEO atau CFO berkebangsaan asing berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ini berarti jabatan CEO atau CFO yang diemban oleh orang asing belum tentu memberikan dampak positif bagi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Darmadi (2010) yang mengatakan bahwa belum ditemukan adanya pengaruh anggota dewan terhadap perusahaan. Penelitian Darmadi ini dijabarkan lebih lanjut dalam konteks CEO atau CFO asing. CEO atau CFO memiliki kewenangan tertinggi dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Namun untuk menentukan keputusan akhir tidak hanya diambil oleh CEO atau CFO saja, diperlukan pertimbangan oleh seluruh jajaran dewan direksi. Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai perusahaan yang memiliki CEO atau CFO asing terbukti lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki CEO atau CFO asing. Artinya bahwa keberadaan CEO atau CFO asing dalam konteks ini terbukti memberikan dampak berbeda terhadap nilai perusahaan dibandingkan dengan yang tanpa CEO atau CFO asing.
Pengaruh Dewan Direksi Berkebangsaan Asing terhadap Nilai Perusahaan Menurut analisis data yang dilakukan, tidak terbukti bahwa dewan direksi berkebangsaan asing berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ini berarti jabatan dewan direksi yang diemban oleh orang asing tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Indonesia yang menggunakan two-tier system memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dengan negara lain yang menggunakan one-tier system dikarenakan di Indonesia ada pemisahan tugas fungsi antara dewan komisaris dan direksi. Sehingga dalam penelitian yang dilakukan ditemukan tidak ada pengaruh seorang anggota dewan direksi apabila berkebangsaan asing terhadap nilai perusahaan. Darmadi (2010) mengatakan
5. Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh dewan komisaris, dewan direksi, CEO atau CFO berkebangsaan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
8
Indonesia pada tahun 2014. Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa dewan komisaris berkebangsaan asing memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya semakin banyak anggota dewan komisaris yang berkebangsaan asing akan membuat nilai perusahaan semakin tinggi. Sedangkan dewan direksi dan keberadaaan CEO atau CFO berkebangsaan asing tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Implikasi terapan bagi perusahaan hendaknya memperhatikan aspek kebangsaan dalam merekrut anggota dewan komisaris perusahaan, karena hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin banyak anggota dewan komisaris asing semakin tinggi nilai perusahaan. Namun perusahaan hendaknya tidak mengesampingkan para tenaga kerja domestik yang juga memiliki kemampuan. Di sisi lain para tenaga kerja domestik dituntut untuk lebih mempersiapkan diri dengan baik agar dapat bersaing dengan para tenaga kerja asing yang semakin banyak masuk ke Indonesia. Terlebih dengan adanya pengesahan MEA yang akan semakin memperketat persaingan antara tenaga kerja asing dan domestik. Bagi investor, keberadaan dewan komisaris asing dapat menjadi dasar pertimbangan untuk menilai kinerja perusahaan. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan, yaitu adanya subjektifitas dalam menentukan keberadaan anggota dewan asing yang ditentukan melalui nama dan foto profil anggota dewan. Keterbatasan lainnya yaitu bisa jadi pengaruh diversitas kebangsaan anggota dewan komisaris, direksi, CEO atau CFO terhadap nilai perusahaan tidak secara langsung, seperti adanya keterkaitan antara dewan direksi, dan CEO atau CFO asing. Saran untuk penelitian yang akan datang yaitu untuk mengurangi subjektifitas dapat ditelusuri tentang profil anggota dewan melalui situs pribadi atau situs lainnya yang memungkinkan. Selain itu dengan adanya hasil penelitian ini dengan adjusted r-square yang rendah, maka untuk penelitian yang akan datang dapat menambahkan variabel selain kebangsaan misalnya kompetensi bidang ilmu tertentu misalnya hukum atau akuntansi dan keuangan, atau pengalaman kerja anggota dewan perusahaan.
Available at: http://ssrn.com/abstract=1572283. Choi, J.J., Park, S.W. and Yoo, S.S. 2007. The value of outside directors: evidence from corporate governance reform in Korea. Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. 42 No. 4, pp. 941-962. Da Silveira, Alexandre Di Miceli and Lucas Ayres B. de C. Barros. 2007. Corporate Governance Quality and Firm Value in Brazil. Available at : http://ssrn.com/abstract=923310 Darmadi, Salim. 2010. Board diversity and firm performance: the Indonesian evidence. In: MPRA Paper. repec:pra:mprapa:38721. Dewi, Karunia C. 2013. Pengaruh Pergantian CEO terhadap Kinerja Perusahaan dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening. Available at : http://eprints.ums.ac.id/26975/24/02._Jurnal _Publikasi.docx.pdf. Ge, Weili, Dawn Matsumoto, and Jenny Li Zhang. 2011. Do CFOs Have Style? An Empirical Investigation of the Effect of Individual CFOs on Accounting Practices. Contemporary Accounting Research, Vol. 28 No. 4 Ghezzi, Federico Cesare Guido and Malberti, Corrado. 2007. Corporate Law Reforms in Europe: The Two-Tier Model and the OneTier Model of Corporate Governance in the Italian Reform of Corporate Law. Bocconi Legal Studies Research Paper No. 15. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=960133 Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga. http://www.jaringnews.com/ekonomi/umum/11404/ dilarang-jadi-ceo-inilah-sejumlah-bankirasing-di-perbankan-indonesia, 9 Juni 2015. http://www.jaringnews.com/ekonomi/umum/11391/ mulai-tahun-ini-orang-asing-dilarangpimpin-perusahaan-di-indonesia, 9 Juni 2015 Khakim, Imron. 2014. Analisis Pengaruh Board Diversity Berbasis Gender Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Publik di Indonesia. Skripsi. FEB Universitas Diponegoro. Available at : http://eprints.undip.ac.id/43785/ Komite Nasional Kebijakan Corporate governance (KNKCG). 2001. Pedoman Good Gorporate governance: Ref. 4. 0. Kusumaningtyas, M. 2012. Pengaruh Independensi Komite Audit dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba. Prestasi Vol. 9 No. 1 (Juni 2012): 41-60.
Daftar Pustaka Ali, I. 2002. Pelaporan keuangan dan asimetri informasi dalam hubungan agensi. Lintasan Ekonomi 15(2). Anthony, R. N., dan V. Govindarajan. 2005. Management Control System. Sistem Pengendalian Manajemen. Diterjemahkan Oleh Kurniawan Tjakrawala, Edisi Sebelas. Jakarta: Salemba Empat. Ararat, Melsa., Mine Aksu, and Ayse T. Cetin. 2010. Impact of Board Diversity on Boards Monitoring Intensity and Firm Performance: Evidence from the Istambul Stock Exchange.
9
Kusumastuti, Sari, Supatmi, dan Perdana Sastra. 2006. Pengaruh Board Diversity terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Jurnal Ekonomi AkuntansiUniversitas Kristen Petra. Available at: http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting. Marimuthu, M. 2008. Ethnic Diversity on Board of Director and Its implication on Firm financial Performance. The Journal of International Social Research. Volume 1/4 2008. Hal 432445. Meier, S. 2005. How Global is Good Corporate Governance. Ethical Investment Research Services. Available at : http://www.eiris.org/files/research publication/howglobaliscorpgov05.pdf. Ponnu, C.H. 2008. Academic Qualifications of Board of Directors and Company Performance. The Business Review Cambridge. Vol. 10. No.1: 177-181. Randoy, T., and Oxelheim, L. 2001. The impact of foreign board membership on firm value. Working Paper, Research Institute of Industrial Economics (IUI), Sweden. Available at : http://www.ifn.se/wfiles/wp/WP567.pdf. Randoy, T., Oxelheim, L., and Thomsen, S. 2006. A Nordic Perspective on Board University. Nordic Inovation Centre. Available at : http://www.nordicinovation.net/img/a_nordi c_perspective_on_board_diversity_final_we b.pdf. Sukamulja, Sukmawati. 2004. Good Corporate Governance di Sektor Keuangan: Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta). Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis 8.1 : 1-25. Trisnantari, Ayu Novi. 2012. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan Pergantian Chief Executive Officer dengan Kinerja Perusahaan. Available at : http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJA /article/download/315/270. Wahyudi, Untung, dan Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. Implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan: dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9 : 1-25. Wardani, R. 2008. Pengaruh Konsentrasi Pemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. Makalah. Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi ke XI di Pontianak 23-24 Juli. Wicaksana, K.A.B. dan Astawa, I.P. 2011. Pengaruh Kebangsaan Anggota Dewan pada Kinerja Pasar. Jurnal Analisis Manajemen, Vol.5 No.2 Desember 2011. Hal 37-48.
10