PENGARUH CHARACTER STRENGTHS DAN GENDER TERHADAP STRES AKADEMIK MAHASISWA UIN JAKARTA YANG KULIAH SAMBIL BEKERJA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)
Oleh: Hanna Maryama NIM: 1110070000003
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
MOTTO:
Mulai dan lakukan segala sesuatu dengan membaca basmalah
“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 139)
“ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al Ashr: 1-3)
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
v
Persembahan: Karya ini kupersembahkan untuk umi dan buya, adik-adikku, sahabat-sahabatku, dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan
vi
ABSTRAK
a) b) c) d)
Fakultas Psikologi Maret 2015 Hanna Maryama Pengaruh Character Strengths dan Gender terhadap Stres Akademik Mahasiswa UIN Jakarta yang Kuliah sambil Bekerja e) xvi + 102 halaman + lampiran f) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari Character Strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mahasiswa yang kuliah sambil bekerja memiliki stres akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang kuliah namun tidak bekerja. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa Character Strengths dapat menjadi benteng dalam menghadapi kehidupan yang negatif dan menjaga atau bahkan meningkatkan kesejahteraan meskipun sulit. Character strengths dapat menjadi faktor protektif yang dapat menahan, mencegah, atau mengurangi pengaruh negatif dari stres. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 252 orang mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Sampel diambil dengan menggunakan teknik non-probability sampling. Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen pengumpulan data yaitu Student-Life Stress Inventory (SSI) untuk skala stres akademik dan VIA Inventory of Strengths untuk skala character strengths. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari Character Strengths dan gender terhadap stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable (DV), diperoleh bahwa variabel bravery, persistence, dan gender memberikan pengaruh signifikan terhadap stres akademik. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan pada penelitian berikutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi stres akademik seperti goal setting, motivation, positive thinking, psychological well being, dan hubungan yang baik dengan keluarga, teman atau dosen. g) Bahan bacaan: 36; buku: 7; jurnal : 26; skripsi: 1; disertasi: 1; website: 1
vii
ABSTRACT
a) b) c) d)
Faculty of Psychology Maret 2015 Hanna Maryama The Influence of Character Strengths and Gender on Academic Stress in UIN Jakarta Working Student e) xvi + 102 pages + attachment f) This study was done to examine the influence of character strengths and gender on academic stress in UIN Jakarta working college student. Several studies have shown that working college student have higher academic stress compared to college students, but does not work. Other studies indicate that character strengths have a buffering effect in the face of negative life and maintain or even improve well-being despite it’s difficult. Character strengths can be a protective factor that can withstand, prevent, or reduce the negative effects of stress. This study used a quantitative approach with multiple regression analysis. The samples are 252 students UIN Jakarta working college student. Samples were taken by using a non-probability sampling techniques. In this study, the authors modify the data collection instruments, namely Student-Life Stress Inventory (SSI) for the scale of academic stress and VIA Inventory of Strengths as character strengths scale. The results showed that there was a significant effect of character strengths and gender on academic stress in UIN Jakarta working college student. Based on the minor hypotheses results that examine each of regression coefficient of the dependent variable (DV), variables bravery, persistence, and gender has significant impact on academic stress. Based on these results, it is suggested the next study to examine other factors that affect academic stress such as goal setting, motivation, positive thinking, psychological well being, and good relationships with family, friends or lecturers. g) The Literature: 36; books: 7 + journal : 26 + paper: 1 + dissertation: 1 + website: 1
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan kekuatan yang diberikan-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Character Strengths dan Gender terhadap Stres Akademik Mahasiswa UIN Jakarta yang Kuliah sambil Bekerja”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan tauladan kaum yang beriman, kepada keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang senantiasa mencintainya. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh wakil dekanat dan jajaran dekanat lainnya yang telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam rangka menciptakan lulusan yang berkualitas. 2. Ibu Dra. Diana Mutiah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan ketulusan telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, bimbingan, perhatian, saran, kritik dan motivasi agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya.
ix
3. Ibu Neneng Tati Sumiyati, M.Si, Psi selaku pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan, bimbingan, saran dan solusi atas masalahmasalah yang dihadapi oleh peneliti ketika menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan wawasan mengenai psikologi dan seni kehidupan. 5. Kepada kedua orangtuaku, umi dan buya, terima kasih untuk doa yang tiada putus-putusnya untuk kebaikan anak-anaknya, cinta, kasih sayang, perhatian dan dukungan yang selalu disediakan baik moril maupun materil untuk membahagiakan anak-anaknya. Terima kasih juga kepada adikadikku tercinta Rusyda, Ruhmi, Raihan, dan Wafda yang selalu mendoakanku dan menyemangatiku agar dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Sobat-sobat Emmeletusku Dita, Tia, Ira, Rias, Okta dan Dina, Bias, Rafa, Lintang, Silmi, Fada dan Iyus yang membuat hari-hariku menjadi lebih berwarna selama kuliah, terutama kepada sobat-sobat yang selalu siap membantu dan mendukungku selama proses penyusunan skripsi. I dit it my way, You raise me up and We are the Champion. Terima kasih juga kepada teman-teman lain dari angkatan 2010 khususnya kelas A yang telah menjadi tempat berbagi selama perkuliahan dan proses pembuatan skripsi.
x
7. Keluarga besar Ashabul haq yang telah mengajariku untuk percaya diri, berkomitmen, dan teguh dalam memegang prinsip-prinsip yang baik dan benar. 8. Keluarga besar Lembaga Tahfidz dan Ta’lim Al-Qur’an (LTTQ) Masjid Fathullah yang selalu mendoakan, membantu dalam penyebaran angket dan mendorong peneliti untuk selalu bersabar, tersenyum, optimis, dan berprasangka baik kepada Allah SWT. 9. Kepada teman-teman yang telah membantu peneliti dalam menyebar angket dan kepada teman-teman responden yang telah bersedia untuk mengisi angket dalam penelitian ini. 10. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat Peneliti sebutkan satu per satu, terima kasih untuk segala dukungan, bantuan, dan partisipasi yang telah diberikan untuk membantu Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga kebaikan mereka senantiasa dibalas Allah SWT. dengan balasan yang lebih baik. Selain itu mengingat kekurangan dan keterbatasan Peneliti, maka segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan Peneliti sebagai bahan penyempurnaan. Serta semoga pembaca dapat memanfaatkan karya sederhana ini. Amin.
Jakarta, 26 Maret 2015
Hanna Maryama xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... MOTTO ............................................................................................................... PERSEMBAHAN ................................................................................................ ABSTRAK .......................................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
i ii iii iv v vi vii xi xii xv xvi xvii
BAB 1
PENDAHULUAN ............................................................................... 1-13 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 8 1.2.1 Pembatasan masalah........................................................ 8 1.2.2 Rumusan masalah............................................................ 9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11 1.3.1 Tujuan penelitian ............................................................ 11 1.3.2 Manfaat teoritis .............................................................. 11 1.3.3 Manfaat praktis ............................................................... 12 1.4 Sistematika Penulisan ................................................................ 12
BAB 2
LANDASAN TEORI ......................................................................... 2.1 Stres Akademik .......................................................................... 2.1.1 Pengertian stres akademik ............................................... 2.1.2 Dimensi stres akademik ...................... .......................... 2.1.2.1 Stressor akademik .............................................. 2.1.2.2 Reaksi terhadap stressor akademik...................... 2.1.3 Pengukuran stres akademik ............................................ 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi stres akademik...................... ................................................... 2.2 Character Strengths ................................................................... 2.2.1 Pengertian character strengths ....................................... 2.2.2 Klasifikasi character strengths ....................................... 2.2.3 Pengukuran character strengths...................................... 2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................... 2.4 Hipotesis Penelitian.....................................................................
xii
14-43 14 15 15 16 16 19 21 24 24 25 35 36 42
BAB 3
BAB 4
METODE PENELITIAN ................................................................. 3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 3.2 Variabel Penelitian ..................................................................... 3.2.1 Definisi operasional variabel penelitian ......................... 3.3 Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 3.3.1 Skala stres akademik ....................................................... 3.3.2 Skala character strengths ............................................... 3.4 Pengujian Validitas Konstruk .................................................... 3.4.1 Uji validitas konstruk stres akademik ............................ 3.4.1.1 Uji validitas konstruk stressor akademik ............ 3.4.1.2 Uji validitas konstruk reaksi terhadap stressor akademik.............................................................. 3.4.2 Uji validitas konstruk character strengths ..................... 3.4.2.1 Uji validitas konstruk creativity .......................... 3.4.2.2 Uji validitas konstruk curiosity ........................... 3.4.2.3 Uji validitas konstruk open mindedness .............. 3.4.2.4 Uji validitas konstruk bravery ............................. 3.4.2.5 Uji validitas konstruk persistence ...................... 3.4.2.6 Uji validitas konstruk vitality .............................. 3.4.2.7 Uji validitas konstruk love .................................. 3.4.2.8 Uji validitas konstruk self regulation ................. 3.4.2.9 Uji validitas konstruk hope ................................ 3.4.2.10 Uji validitas konstruk humor ............................ 3.4.2.11 Uji validitas konstruk spirituality...................... 3.5 Metode Analisis Data ................................................................. 3.6 Prosedur Penelitian .....................................................................
44-70 44 44 45 45 46 48 50 50 50 51 55 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 66 67 69
HASIL PENELITIAN ....................................................................... 71-89 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .......................................... 71 4.1.1 Responden berdasarkan gender ...................................... 71 4.1.2 Responden berdasarkan usia ........................................... 72 4.1.3 Responden berdasarkan fakultas ..................................... 72 4.1.4 Responden berdasarkan pekerjaan .................................. 73 4.1.5 Responden berdasarkan pendapatan per bulan................ 74 4.1.6 Responden berdasarkan jam kerja per minggu................ 74 4.1.7 Responden berdasarkan alasan/motivasi kuliah sambil bekerja ............................................................................ 75 4.2 Analisis Deskriptif Hasil Penelitian ........................................... 76 4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian .............................. 77 4.2.2 Kategorisasi skor stres akademik ................................... 77 4.2.3 Kategorisasi skor character strengths ............................. 78 4.3 Uji Hipotesis Penelitian .............................................................. 80 4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian ................................. 80 4.3.2 Pengujian proporsi varians .............................................. 85
xiii
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ....................................... 90-100 5.1 Kesimpulan ................................................................................ 90 5.2 Diskusi ....................................................................................... 90 5.3 Saran ........................................................................................... 99 5.3.1 Saran metodologis .......................................................... 99 5.3.2 Saran praktis ................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15 Tabel 3.16 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15
Blue Print Skala Stres Akademik ...................................................... 47 Blue Print Skala Character Strengths ............................................... 49 Muatan Faktor Stressor Akademik .................................................... 51 Muatan Faktor Reaksi terhadap Stressor Akademik .......................... 52 Muatan Faktor Stres Akademik ........................................................ 54 Muatan Faktor Dimensi Creativity ................................................... 55 Muatan Faktor Dimensi Curiosity .................................................... 56 Muatan Faktor Dimensi Open Mindedness ....................................... 58 Muatan Faktor Dimensi Bravery ....................................................... 59 Muatan Faktor Dimensi Persistence .................................................. 60 Muatan Faktor Dimensi Vitality......................................................... 61 Muatan Faktor Dimensi Love............................................................. 62 Muatan Faktor Dimensi Self Regulation ............................................ 63 Muatan Faktor Dimensi Hope ............................................................ 64 Muatan Faktor Dimensi Humor ......................................................... 65 Muatan Faktor Dimensi Spirituality .................................................. 66 Distribusi Responden Berdasarkan Gender ....................................... 71 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ............................................ 72 Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas...................................... 73 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................... 73 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan ................ 74 Distribusi Responden Berdasarkan Jam Kerja per Minggu ............... 74 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan/Motivasi Kuliah sambil Bekerja ................................................................................. 75 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian.............................................. 76 Norma Skor ....................................................................................... 77 Hasil Kategorisasi Skor Stres Akademik ........................................... 78 Hasil Kategorisasi Skor Character Strengths .................................... 78 Model Summary................................................................................. 80 ANOVA ............................................................................................. 81 Koefisien Regresi ............................................................................... 82 Proporsi Varians Independent Variable ............................................. 86
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 41
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15
Instrumen Pengumpulan Data Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Stressor Akademik Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Reaksi terhadap Stressor Akademik Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Stress Akademik Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Creativity Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Curiosity Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Open Mindedness Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Bravery Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Persistence Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Vitality Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Love Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Self Regulation Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Hope Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Humor Syntax dan Analisis Konfirmatorik Model Variabel Spirituality
xvii
Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari Satu Faktor dari
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Mahasiswa merupakan calon pemimpin di masa depan. Mereka
diharapkan memiliki keberhasilan akademis sebagai tujuan utama mereka. Pendidikan tinggi yang berkualitas dengan hasil yang memuaskan sangat diharapkan oleh seluruh mahasiswa. Namun, tuntutan-tuntutan akademik dapat menyebabkan mahasiswa mengalami stres akademik (Chung, 2008). Menurut Gadzella (1991 dalam Gadzella & Masten, 2005), stres akademik adalah suatu keadaan di mana terdapat tuntutan akademik yang melebihi sumber daya yang tersedia disertai dengan reaksi-reaksi fisik, emosi, kognitif dan tingkah laku yang diarahkan untuk menghadapi peristiwa stres tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Agolla dan Ongori (2009) juga menemukan efek stres terhadap mahasiswa diantaranya 88% mahasiswa mengalami memiliki masalah pencernaan, 75% mengalami kecemsan di rumah atau di kampus, 32% makan, minum atau merokok berlebihan untuk mengurangi kecemasan, 77% merasakan ketegangan atau nyeri di leher atau bahu, sakit kepala, atau sesak nafas, 85% tidak dapat berhenti berpikir mengenai permasalahan mereka atau tidak dapat merasa tenang, 88% memiliki masalah dalam berkonsentrasi karena selalu mengkhawatirkan hal lain, dan 16% mahasiswa memerlukan obat untuk menenangkan diri.
1
2
Stres yang dipersepsikan negatif atau yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan masalah pada kinerja akademik maupun pada kesehatan para mahasiswa. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh American College Health Association pada tahun 2006, salah satu masalah kesehatan terbesar yang memiliki dampak pada kinerja akademik mahasiswa adalah masalah stres akademik. Sekitar 32 persen dari mahasiswa menyatakan bahwa stres akademik mengakibatkan kuliah yang tidak selesai (drop out) atau nilai yang lebih rendah (Kadapatti & Vijayalaxmi, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed, Riaz dan Ramzan (2013) menunjukkan bahwa gejala-gejala stres utama pada mahasiswa adalah kecemasan, masalah pencernaan, rasa nyeri pada leher atau bahu, dan migrain. Selain itu, mahasiswa juga sulit berkonsentrasi dan menenangkan diri karena selalu mengkhawatirkan masalahnya. Pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, tingkatan stres dapat lebih tinggi karena mereka harus mengatur waktu dan tenaga agar dapat menjalani kewajiban dalam bidang akademik dan pekerjaan dengan sebaik-baiknya (Gadzella & Masten, 2005; Wilks, 2008). Penelitian Furr dan Elling (dalam Daulay & Rola, 2012) menunjukkan bahwa mahasiswa yang bekerja cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja dan jarang terlibat pada aktivitas kampus dan aktivitas sosial. Data National Center for Education Statistics (Papalia dalam Daulay & Rola, 2012) juga menunjukkan bahwa para mahasiswa yang bekerja 15 jam lebih per minggu atau bekerja di pagi sekali atau di waktu yang tidak menetap
3
cenderung menunjukkan prestasi yang kurang baik dalam bidang akademik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja. Selain itu, tekanan kerja untuk mencapai peningkatan kualitas dapat menimbulkan reaksi stres (Elsbach & Hargadon dalam Avey, Luthans, Hannah, Sweetman & Peterson, 2012). Dalam wawancara yang dilakukan terhadap mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja, ditemukan bahwa efek negatif dari kuliah sambil bekerja diantaranya yaitu penurunan nilai, tugas dan jadwal kuliah yang terbengkalai, dan jarang bergaul dengan teman dan stamina yang mudah lelah. Adapun gejala-gejala stres akademik yang mereka rasakan diantaranya yaitu merasa bingung dengan dua pilihan atau lebih, merasa terganggu dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam waktu yang cepat, merasa tertekan dengan deadline kuliah, sering merasa cemas ketika akan menghadapi ujian semester, sering mengkhawatirkan berbagai hal, dan selalu berusaha untuk mencari solusi yang tepat terhadap masalah pribadi. Untuk menangani dampak negatif tersebut, mereka berusaha untuk merumuskan tujuan, mengatur jadwal dengan baik, dan menjaga kesehatan agar tetap fit. Di samping itu, mereka menyatakan bahwa mereka memilki karakter positif yang menjadi sumber kekuatan dalam diri mereka diantaranya semangat, mandiri, rajin, pantang menyerah, easy going, ramah, mudah memaafkan, banyak ide, senang menghadapi tantangan, ingin melakukan yang terbaik, percaya diri, selalu ingin belajar, regulasi diri yang baik, tenang, sabar, tanggung jawab, jujur dan lain-lain. Stres akademik dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal dari stres dapat dilihat pada hasil
4
penelitian yang dilakukan oleh Agolla dan Ongori (2009) di Universitas Bostwana yang menunjukkan bahwa sumber stres bagi para mahasiswa berkaitan dengan manajemen waktu, tuntutan akademik, dan lingkungan akademik, diantaranya beban akademik yang berlebihan, sumber daya yang terbatas, motivasi yang rendah, performa buruk yang berkelanjutan, gedung kampus yang sangat ramai, dan ketidakpastian mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah. Adapun faktor internal yang dapat mempengaruhi stres akademik yaitu character strengths (Park, 2004); temperamen positif, self esteem, kepercayaan diri, self efficacy, kompetensi sosial, keterampilan memecahkan masalah, internal locus of control,
gender, dan lain-lain (Chung, 2008). Penelitian ini menggunakan character strengths sebagai Independent Variable (IV) di mana character strengths merupakan suatu topik yang mengalami perkembangan teoretis yang kuat dalam bidang psikologi positif (Peterson & Seligman dalam Avey et.al., 2012). Di samping itu, character strengths merupakan sekumpulan karakter positif yang berada di dalam pikiran, perasaan, dan perilaku sehingga character strengths dapat menggambarkan kepribadian seseorang dengan lebih komperehensif. Park (2004) menyatakan bahwa kekuatan karakter (character strengths) merupakan salah satu faktor protektif yang dapat mengurangi efek negatif dari stres, trauma dan gangguan psikologis. Character strengths merupakan sebuah sistem klasifikasi mengenai berbagai karakter baik pada diri manusia yang telah dirumuskan oleh Peterson dan Seligman (2004). Character strengths didefinisikan sebagai “proses dan mekanisme yang mendasari dan menggambarkan kebajikan
5
seseorang, yang memungkinkan individu untuk berkembang dan memiliki kehidupan yang baik”. Dalam sistem ini, setiap orang dapat memiliki enam kebajikan yang utama di mana masing-masing kebajikan terdiri dari beberapa kekuatan karakter yang mendasarinya. Beberapa penelitian mengenai hubungan character strengths dengan kepuasan hidup menyimpulkan bahwa character strengths dapat menjadi benteng dalam menghadapi kehidupan yang negatif dan menjaga atau bahkan meningkatkan kesejahteraan meskipun sulit (Park, 2009). Park (2004) dalam jurnal Character Strengths and Positive Youth Development menyatakan bahwa beberapa character strengths tertentu dapat menjadi faktor protektif yang dapat menahan, mencegah, atau mengurangi pengaruh negatif dari stres. Lounsburry, Fisher, Levy dan Welsh (2009) menyatakan bahwa kekuatan karakter dapat mengurangi stres bagi mahasiswa melalui penilaian kognitif yang akan mengarahkan pada mekanisme coping yang lebih positif terutama pada mahasiswa yang memiliki harapan yang tinggi. Hasil penelitian Chung (2008) dalam disertasinya yang berjudul “Resiliency and Character Strengths Among College Students” menunjukkan bahwa appreciation of beauty and excellence, gratitude, dan humility/modesty memiliki hubungan yang signifikan dengan resiliensi terhadap stres akademik. Sedangkan love tidak berhubungan secara signifikan dengan resiliensi terhadap stres akademik namun tingkatan love pada mahasiswa yang resilien relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa dengan resiliensi yang rendah.
6
Sedangkan penelitian Avey et.al. (2012) dalam jurnal Impact of Employees’ Character Strengths of Wisdom on Stress and Creative Performance menunjukkan bahwa kekuatan karakter wisdom berkorelasi positif dengan kinerja yang kreatif dan berkorelasi negatif dengan stress pada karyawan. Berdasarkan penelitian ini, character strengths dapat menyediakan sumber daya psikologis yang memungkinkan seseorang untuk melihat makna dari peristiwa yang mereka alami sehingga meningkatkan pemahaman terhadap lingkungan kemudian dapat mengurangi stres (Fredrickson, 2001; Peterson & Seligman, 2004). French dan rekan-rekannya menyatakan bahwa sumber daya (resources) dapat bermanfaat jika sumber daya tersebut tepat digunakan (fit) dengan tuntutan lingkungan. Sumber daya memiliki efek yang berbeda dalam berbagai situasi. Dengan kata lain, sumber daya yang sangat bernilai dalam sebuah situasi mungkin saja tidak dapat digunakan dalam situasi lain (French, Caplan, & Van Harrison; French, Rodgers & Cobb dalam Hobfoll, 2002). Berdasarkan penjelasan French dan rekan-rekannya tersebut, penelitian ini tidak menggunakan semua dimensi character strengths sebagai Independent Variable (IV). Penelitian ini hanya menggunakan beberapa character strengths yang memiliki pengaruh terhadap stres akademik berdasarkan beberapa jurnal penelitian sebelumnya dan buku Character Strengths and Virtue: a Handbook and Classification. Adapun character strengths yang digunakan dalam penelitian ini yaitu creativity, curiosity, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, dan spirituality.
7
Selain character strengths, aspek personal yang dapat mempengaruhi stres akademik adalah gender. Penelitian mengenai pengaruh gender terhadap stres akademik mahasiswa yang kuliah sambil bekerja belum ditemui oleh peneliti. Di samping itu, beberapa penelitian yang menguji perbedaan gender terhadap stres akademik menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga hal ini perlu diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Misra dan Castillo (2004) terhadap mahasiswa Amerika dan internasional menunjukkan bahwa persepsi reaksi terhadap stres pada wanita lebih besar dibandingkan pada pria. Pria mengalami stres yang lebih tinggi berkaitan dengan konflik. Sedangkan wanita menunjukkan reaksi perilaku dan fisik yang lebih kuat karena wanita cenderung untuk mengekpresikan emosi mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian Ahmed, Riaz dan Ramzan (2013) yang dilakukan di Okara, Pakistan bahwa mahasiswa wanita merasa lebih stres dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh Hamaideh (2010) dan Busari (2012) mengenai perbedaan gender dalam mempersepsikan stressor dan reaksi terhadap stres menunjukkan hasil yang bertentangan. Pada penelitian Hamaideh (2010) yang dilakukan terhadap mahasiswa Yordania, terdapat perbedaan signifikan antara mahasiswa wanita dengan mahasiswa pria di mana mahasiswa wanita memiliki stres yang lebih tinggi pada frustrasi, konflik, tekanan dan perubahan. Berkaitan dengan reaksi terhadap stres, mahasiswa wanita melaporkan reaksi emosi yang lebih tinggi, sementara mahasiswa pria melaporkan reaksi perilaku dan kognitif yang lebih tinggi.
8
Di sisi lain, Busari (2012) yang melakukan penelitian terhadap mahasiswa tingkat pertama di Nigeria tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara mahasiswa pria dan mahasiswa wanita secara keseluruhan. Namun, berdasarkan perbedaan skor mean, mahasiswa laki-laki memiliki skor stres yang lebih tinggi berkaitan dengan frustrasi, konflik, tekanan, dan perubahan sedangkan mahasiswa wanita memiliki skor yang lebih tinggi pada masalah keuangan dan ekspektasi diri. Sedangkan berdasarkan reaksi terhadap stres, mahasiswa pria memiliki skor reaksi fisik dan kognitif yang lebih tinggi di mana wanita memiliki skor yang lebih tinggi pada reaksi emosi dan perilaku. Hasil ini pun menunjukkan hasil yang bertentangan dengan penelitian Thawabieh dan Qaisy (2012) yang menunjukkan bahwa masalah keuangan lebih mempengaruhi mahasiswa pria dibandingkan mahasiswa wanita. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kai-Wen (2009) menunjukkan bahwa mahasiswa pria merasakan stres yang lebih besar dari faktor keluarga dibandingkan dengan mahasiswa wanita. Dengan melihat beberapa aspek dari character strengths dan gender penulis ingin membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh character strengths dan gender terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja”. 1.2
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan masalah Penelitian ini dibatasi hanya mengenai pengaruh dari variabel prediktor, yaitu character strengths dan gender terhadap stres akademik mahasiswa UIN Jakarta
9
yang kuliah sambil bekerja. Adapun pengertian tentang konsep variabel yang digunakan, yaitu: 1.
Character strengths yang dimaksudkan di sini yaitu komponen psikologis, baik proses maupun mekanisme, yang dapat menggambarkan virtue yakni kebajikan utama pada manusia (Peterson & Seligman, 2004). Variabelvariabel dari character strengths yang digunakan dalam penelitian ini yaitu creativity, curiosity, open-mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor dan spirituality.
2.
Stres akademik yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah suatu keadaan di mana terdapat tuntutan akademik yang melebihi sumber daya yang tersedia disertai dengan reaksi-reaksi fisik, emosi, kognitif dan tingkah laku yang diarahkan untuk menghadapi peristiwa stres tersebut (Gadzella, 1991). Stres akademik memiliki dua dimensi yaitu stressor akademik (terdiri dari frustrasi, konflik, tekanan, perubahan, dan pemaksaan diri) dan reaksi terhadap stressor akademik (terdiri dari reaksi fisik, emosi, perilaku, kognitif).
1.2.2
Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara character strengths dan gender terhadap stres akademik pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
2.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara creativity pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja?
10
3.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara curiosity pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja?
4.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara
open mindedness pada
character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja? 5.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara bravery pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja?
6.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara persistence pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja?
7.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara vitality pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja?
8.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara love pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja?
9.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara self regulation pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja?
11
10. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara hope pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja? 11. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara humor pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja? 12. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara spirituality pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja? 13. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara gender terhadap stres akademik pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh character strengths (terdiri atas dimensi creativity, curiosity, open-mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor dan spirituality) dan gender terhadap stres akademik yang dihadapi oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja. 1.3.2 1.
Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai data tambahan mengenai pengaruh character strengths dan gender terhadap stres akademik mahasiswa khususnya mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.
12
2.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan dan psikologi kesehatan.
1.3.3
Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh dari character strengths dan gender terhadap stres akademik sehingga mahasiswa khususnya yang kuliah sambil bekerja dapat mencegah atau meminimalisir dampak negatif dari stres akademik. 1.4
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini peneliti menguraikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian “Pengaruh character strengths dan gender terhadap stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja”, pembatasan dan perumusan masalah, tujuah serta manfaat dan sistematika penulisan. Bab 2 Landasan Teori Bab ini menguraikan sejumlah teori yang digunakan dalam penelitian, diantaranya pengertian stres akademik, dimensi dari stres akademik terdiri dari faktor-faktor penyebab stres akademik (stressor akademik) dan reaksi terhadap stres akademik, pengukuran stres akademik, pengertian character strengths, dimensi dari character strengths, faktor-faktor yang mempengaruhi character strengths, pengukuran character strengths, kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.
13
Bab 3 Metode Penelitian Bab ini berisi uraian mengenai populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen pengumpulan data, pengujian validitas konstruk, metode analisis data serta prosedur penelitian yang dilakukan. Bab 4 Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai pengolahan semua data yang terkumpul dari penelitian ini, meliputi gambaran subjek penelitian, pengolahan statistik dan hasil analisis data. Bab 5 Kesimpulan, Diskusi, Dan Saran Bagian kesimpulan berisi jawaban terhadap permasalahan penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan analisis dan interpretasi data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Bagian diskusi membahas mengenai hasil penelitian diantaranya mengapa suatu hipotesis ditolak atau diterima, serta keterbatasan-keterbatasan penelitian. Bagian saran berisi saran-saran metodologis untuk keperluan penelitian selanjutnya serta saran-saran praktis sesuai dengan permasalahan dan hasil penelitian. Daftar Pustaka Merupakan daftar dari sumber-sumber referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Lampiran Terdiri dari instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini serta syntax dan path diagram yang merupakan hasil dari uji validitas konstruk.
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Stres Akademik Para peneliti mempelajari stres sebagai variabel yang terdiri atas stimulus
dan respon. Holmes dan Rahe (dalam Gadzella & Masten, 2005) mendefinisikan stres sebagai sebuah stimulus. Mereka mengeksplorasi hubungan antara peristiwa yang dapat menyebabkan stres dengan penyakit fisik. Menurut teori mereka, perubahan yang terjadi di dalam hubungan pribadi, pekerjaan, keuangan dapat menyebabkan stres walaupun mereka adalah peristiwa yang menyenangkan. Selye (dalam Gadzella & Masten, 2005) mendefinisikan stres sebagai sebuah respon (reaksi fisiologis) yang ditimbulkan oleh peristiwa eksternal (stimulus). Menurutnya, terdapat hubungan antara stres dengan penyakit fisik yang dialami oleh seseorang. Adapun Lazarus dan Folkman (dalam Gadzella & Masten, 2005) memandang stres sebagai transaksi antara stimulus dengan respon yang mengancam individu. Stres bergantung pada bagaimana individu menilai situasi dan beradaptasi untuk menghadapi situasi tersebut. Baum (dalam Taylor, 2003) menjelaskan bahwa stres adalah pengalaman emosional yang negatif disertai dengan perubahan biokimia tubuh, fisik, kognitif dan perilaku yang diarahkan untuk mengubah atau menyesuaikan diri dengan akibat dari peristiwa yang menyebabkan stres. Sedangkan Blonna (2005)
14
15
mendefinisikan stres sebagai transaksi yang holistik antara individu, penyebab stres (stressor), dan lingkungan yang menghasilkan respon terhadap stres. 2.1.1
Pengertian stres akademik
Stress akademik berkaitan dengan segala sesuatu yang mempengaruhi kehidupan akademik. Stres akademik menurut Grupta dan Khan (dalam Kadapatti & Vijayalaxmi, 2012) adalah tekanan mental yang berkaitan dengan frutasi dengan kegagalan akademik, ketakutan akan kegagalan tersebut bahkan kesadaran terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan tersebut. Stres akademik merupakan kombinasi dari persepsi mahasiswa terhadap pengetahuan yang harus diperoleh secara ekstensif dengan ketidakcukupan waktu untuk mengembangkannya (Carveth, Geese, & Moss dalam Misra, Crist, & Burdant, 2003). Sedangkan Wilks (2008) menjelaskan bahwa stres akademik merupakan hasil kombinasi dari tuntutan akademik yang melebihi sumber daya individu yang tersedia untuk menghadapi tuntutan tersebut. Gadzella (dalam Gadzella & Masten, 2005) memandang stres akademik sebagai persepsi seseorang terhadap stressor akademik dan bagaimana reaksi mereka yang terdiri dari reaksi fisik, emosi, perilaku dan kognitif terhadap stressor tersebut. Dari berbagai definisi mengenai stres di atas, peneliti menggunakan definisi dari Gadzella (1991) sebagai pengertian dari stres akademik. 2.1.2
Dimensi stres akademik
Gadzella (1991) mengukur stres akademik dalam dua komponen yakni stressor akademik dan reaksi terhadap stressor akademik.
16
2.1.2.1 Stressor akademik. Menurut Gadzella dan Masten (2005), stressor akademik merupakan peristiwa atau situasi (stimulus) yang menuntut penyesuaian diri di luar hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Stressor akademik terdiri dari 5 kategori sebagai berikut: 1. Frustrations (frustrasi), yang berkaitan dengan keterlambatan dalam mencapai tujuan, kesulitan sehari-hari, kekurangan sumber daya,
kegagalan
untuk
mencapai
tujuan-tujuan
yang
telah
direncanakan, tidak diterima secara sosial, kekecewaan dalam menjalani hubungan, dan melewatkan kesempatan. 2. Conflicts (konflik), berkaitan dengan pemilihan dua atau lebih alternatif yang diinginkan, dua atau lebih alternatif yang tidak diinginkan, dan antara alternatif yang diinginkan dan tidak diinginkan. 3. Pressures (tekanan), berkaitan dengan kompetisi, deadline, beban kerja yang berlebihan. 4. Changes (perubahan), berkaitan dengan pengalaman yang tidak menyenangkan, banyaknya perubahan dalam waktu yang bersamaan, serta kehidupan dan tujuan yang terganggu. 5. Self-imposed (pemaksaan diri), berkaitan dengan keinginan seseorang
untuk
berkompetisi,
disukai
oleh
semua
orang,
mengkhawatirkan segala hal, prokrastinasi, mempunyai solusi terhadap masalah, dan kecemasan dalam menghadapi ujian. 2.1.2.2 Reaksi terhadap stressor akademik. Selain stressor akademik, komponen kedua untuk mengukur stres akademik yaitu reaksi
17
terhadap stressor akademik. Reaksi terhadap stres terdiri dari reaksi fisik, emosi, perilaku dan kognitif. Reaksi terhadap stressor akademik menurut Gadzella (1991) dapat dijelaskan sebagaimana berikut: 1. Physiological (reaksi fisik) diantaranya keluarnya keringat secara berlebihan, berbicara dengan gagap, bergemetar, pergerakan yang cepat, kelelahan, sakit perut, sesak napas, nyeri punggung, masalah kulit, sakit kepala, radang sendi, pengurangan atau pertambahan berat badan secara drastis. 2. Emotional (reaksi emosi) diantaranya rasa takut, marah, bersalah, dan sedih. 3. Behavioral (reaksi perilaku) diantaranya menangis, menyakiti orang lain, menyakiti diri sendiri, merokok secara berlebihan, mudah marah, mencoba bunuh diri, menggunakan defense mechanism, dan memisahkan diri dari orang lain. 4. Cognitive Appraisal (penilaian kognitif) diantaranya bagaimana seseorang menilai situasi yang dapat menyebabkan stres dan bagaimana seseorang dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mengatasi situasi yang menekan. Taylor (2003) membahas respon terhadap stres, terutama respon fisiologis dengan lebih rinci. Secara fisik, hal-hal yang dianggap berbahaya atau mengancam diri seseorang dapat mengaktifkan sistem syaraf simpatis yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah, detak jantung, produksi keringat, serta penyempitan pembuluh darah. Di samping itu, stres juga mengaktifkan
18
sistem
HPA
(Hypothalamic-Pituitary-Adrenocortical)
di
mana
tubuh
mengeluarkan hormon-hormon stres. Dalam jangka panjang, hormon-hormon stres seperti epineprin dan norepineprin dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh, meningkatkan detak jantung, dan ketidakseimbangan biokimia tubuh sehingga dapat menimbukan penyakit, baik penyakit fisik maupun kejiwaan. Hans Selye menjelaskan aktifasi sistem HPA ini sebagai sindrom adaptasi umum (general adaptation syndrome), yakni reaksi fisik nonspesifik dalam menanggapi stres yang terdiri dari tiga tahap, yakni alarm, resistance dan exhaustion. Alarm
merupakan tahap pertama GAS di mana tubuh mengeluarkan
energi untuk menghadapi tuntutan dari penyebab stres. Pada tahap ini terjadi respon fight-or-flight yaitu pilihan untuk menghadapi penyebab stress atau menghindarinya. Resistance merupakan tahap kedua dari GAS di mana tubuh mencoba untuk menjaga keseimbangan dalam menghadapi penyebab stress yang kronis. Exhaustion merupakan tahap ketiga dari GAS di mana bagian atau sistem tubuh mengalami kerusakan akibat tuntutan dari stres yang sangat kronis (Blonna, 2005). Adapun respon kognitif meliputi proses penilaian terhadap stres yang dianggap berbahaya atau mengancam diri, kekacauan pikiran, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, atau munculnya pikiran-pikiran yang tidak sehat. Respon kognitif juga meliputi aktivitas coping. Reaksi emosi terhadap stres diantaranya perasaan takut, cemas, malu, marah, depresi, penyangkalan, bahkan sabar dan tabah. Respon perilaku dapat berupa tindakan melawan penyebab stres atau menghindar dari hal-hal yang mengancam (Taylor, 2003).
19
Banyak studi yang meneliti gejala dari stres akademik yang merupakan respon terhadap stressor akademik (Malach-Pines & Keinan; Ongori & Angola; dalam Angolla, 2009). Gejala stres akademik tersebut, diantaranya kekurangan energi, ketergantungan dengan obat-obatan untuk mengobati penyakit, tekanan darah yang tinggi, merasa depresi, selera makan yang meningkat/menurun, kesulitan untuk berkonsentrasi, kurang istirahat, serta merasa tegang dan cemas. 2.1.3
Pengukuran stres akademik
Stres akademik dapat diukur dengan Gadzella’s Student-Life Stress Inventory (1991) yang terdiri dari 51 item dalam format respon berupa skala Likert yang berkisar antara 1 (tidak pernah) hingga 5 (hampir sepanjang waktu). Skala ini disusun untuk mengukur lima kategori dari stressor akademik (diukur dengan subskala frustrasi, konflik, tekanan, perubahan, dan pemaksaan diri) dan empat kategori yang menjelaskan reaksi terhadap stressor yang diukur dengan subskala fisiologis, emosi, perilaku, dan kognitif (Gadzella & Masten, 2005; Misra, Crist, & Burant, 2003). Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Gadzella dan Masten (2005) terhadap 336 mahasiswa, konsistensi internal terhadap SSI secara keseluruhan yaitu 0.92. Pada masing-masing kategori, konsistensi internal berkisar antara 0.61 (Self-Imposed) hingga 0.86 (Changes). Sedangkan, berdasarkan analisis CFA yang dilakukan oleh Gadzella dan Baloglu pada 2001 terhadap 381 mahasiswa, konsistensi internal dari SSI yaitu 0.92 dengan 0.92 untuk laki-laki dan 0.92 untuk perempuan. Adapun konsistensi internal untuk masing-masing kategori berkisar antara 0.63 (Self-Imposed) hingga 0.86 (Changes dan Physiological).
20
Instrumen pengukuran stres akademis lainnya yaitu Academic Stress Scale (ASS) yang disusun oleh Kohn dan Frazer (1986). ASS terdiri dari 35 item. ASS mengukur kekhawatiran akademik dengan tiga subskala yakni fisik, psikologis dan psikososial. Contoh dari stressor fisik meliputi suhu, pencahayaan, dan keributan dalam kelas. Stressor psikologis yaitu keadaan emosi yang dihasilkan oleh pekerjaan rumah yang berlebihan, tugas yang terlupakan, dan belajar untuk menghadapi ujian. Sedangkan stressor psikososial hampir sama dengan stressor psikologis yang meliputi interaksi interpersonal, memeriksa tugas teman, dan persiapan untuk beraktivitas di dalam kelas. Respon item menggunakan format Likert yang menggunakan 10 poin mulai dari 0 (not stressful) hingga 9 (extremely stressful). Respon item dijumlahkan kemudian dihitung rata-ratanya. Nilai ratarata yang tertinggi mengindikasikan stres akademik yang lebih besar. Penelitian sebelumnya (Burnett & Fanshawe, 1996; Kohn & Frazer, 1986) menemukan reliabilitas internal yang tinggi sebesar 0.92 bagi pengukuran secara keseluruhan dan antara 0.73 – 0.84 untuk masing-masing subskala dan faktor yang menyarankan adanya validitas prediktif (Wilks, 2008). Penelitian ini menggunakan Student-Life Stress Inventory yang telah disusun oleh Gadzella (1991). Terdapat beberapa alasan dalam memilih inventori ini. Alasan pertama yaitu inventori ini sering digunakan pada mahasiswa. Inventori ini juga dapat mencerminkan kehidupan mahasiswa di dalam dan di luar kampus sehingga sesuai untuk digunakan pada sampel mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Selain itu, inventori ini mempunyai lingkup yang lebih luas dalam mengukur stres akademik di mana inventori ini tidak hanya mengukur bagaimana
21
persepsi seorang mahasiswa terhadap stressor akademik tetapi juga mengukur reaksi mereka terhadap stressor tersebut. Format respon terhadap item dalam skala ini lebih sedikit dibandingkan dengan ASS yaitu 5 berbanding 9 juga menjadi alasan dalam menggunakan inventori ini. 2.1.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres akademik
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi stres akademik sebagaimana yang dikutip dari Kai-Wen (2009), yakni: 1) Faktor fisik Sebagian besar remaja sangat memperhatikan penampilan fisik mereka. Kebanyakan mereka tidak puas dengan penampilan fisik mereka (Siegel dan Lane dalam Kai-Wen, 2009). 2) Faktor keluarga Keluarga yang penuh dengan konflik ditandai dengan kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak dan tidak saling memahami satu sama lain. Hal ini dapat meningkatkan stress psikologis pada anak mereka (Liu dan Chen dalam Kai-Wen, 2009). 3) Faktor sekolah Chiang (dalam Kai-Wen, 2009) sebagian stres pada remaja berasal dari lingkungan sekolah yakni tugas yang terlalu banyak, performansi akademik yang tidak memuaskan, persiapan untuk tes, kurangnya minat terhadap mata pelajaran/mata kuliah, dan hukuman dari guru. Harapan dari orang tua, guru dan diri sendiri biasanya menjadi sumber stress akademik (Cheng dalam Kai-Wen, 2009).
22
4) Faktor sosial Seiring dengan perkembangan zaman dan beragamnya masyarakat, setiap orang memiliki peran ganda. Di rumah, seorang mahasiswa juga berperan sebagai seorang anak, kakak atau adik, suami atau istri. (Feng dalam KaiWen, 2009). Studi yang dilakukan oleh Agolla dan Ongori (2009) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres akademik, diantaranya: a) Performa akademik yang buruk secara terus menerus b) Perlakuan tidak baik oleh teman c) Beban akademik yang terlalu berat d) Sumber yang tidak memadai untuk mengerjakan tugas e) Ketidakpastian untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus f) Kompetisi dengan teman g) Gedung kuliah yang sesak h) Harapan yang tinggi dari orang tua i) Tidak menghadiri perkuliahan j) Konflik dengan teman dan dosen k) Motivasi yang rendah Selain faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stres akademik, terdapat faktor-faktor protektif yang dapat menunjang seseorang dalam menghadapi peristiwa yang menyebabkan stres. Faktor protektif adalah sifat dari seseorang atau konteks yang dapat memungkinkan terjadinya hasil yang lebih baik di bawah kondisi yang beresiko tinggi (Masten & Reed, 2002 dalam Chung,
23
2008). Dengan pengertian lain, faktor protektif adalah karakteristik yang dapat mengurangi atau menyangkal kesulitan atau resiko yang dihadapi oleh seorang individu (Benard, 2007 dalam Chung, 2008). Dengan demikian, semakin tinggi faktor protektif yang dimiliki seseorang, semakin rendah stres yang dialami. Secara keseluruhan, faktor protektif terdiri dari dua macam yaitu karakteristik personal individu dan karakteristik lingkungan (Chung, 2008). Faktor protektif yang merupakan karakteristik personal individu, diantaranya: a) Temperamen positif b) Self esteem c) Kepercayaan diri d) Self efficacy e) Kompetensi sosial f) Keterampilan memecahkan masalah g) Internal locus of control h) Peran gender Sedangkan faktor protektif yang berupa karakteristik lingkungan, diantaranya: a) Hubungan yang baik dengan orang lain b) Authoritative Parenting c) Dukungan sosial d) Ekpektasi positif dari orang lain e) Iklim keluarga yang positif
24
Di samping faktor protektif yang telah disebutkan oleh Chung (2008) tersebut, Park (2004) menyatakan bahwa beberapa character strengths tertentu dapat menjadi faktor protektif terhadap stres. 2.2
Character Strengths
2.2.1
Pengertian character strengths Menurut Peterson dan Seligman (2004), ”character strengths are the
psychological ingredients-processes or mechanisms-that define the virtues”. Sedangkan “virtue are the core characteristics valued by moral philosophers and religious thinkers: wisdom, courage, humanity, justice, temperance, and transcendence. Berdasarkan penjelasan tersebut, character strengths adalah komponen psikologis baik berupa proses maupun mekanisme yang dapat menggambarkan kebajikan utama pada manusia. Menurut Peterson dan Seligman (2004), character strengths dapat menjadi jalan untuk membedakan antara satu virtue dengan virtue yang lain. Misalnya wisdom virtue terdiri dari beberapa karakter seperti creativity, curiosity, love of learning, open-mindedness, dan perspective. Menurut Aristoteles, kebajikan moral (moral virtue) merupakan karakter individu yang dapat dipelajari dan diperoleh dengan membiasakannya. Sedangkan menurut Aquinas, kebajikan (virtue) adalah sebuah kebiasaan yang dapat dikembangkan oleh seseorang dengan memilih hal-hal yang baik dan secara konsisten bertindak sesuai dengan kebaikan tersebut. Oleh karena itu, tidak seperti pertimbangan moral yang hanya bersifat kognitif, karakter juga meliputi emosi
25
dan perilaku (Park, 2004). Park (2004) menambahkan bahwa character strengths yaitu sekumpulan trait positif di dalam pikiran, perasaan, dan perilaku. Adapun definisi dari character strengths pada penelitian ini adalah definisi Peterson dan Seligman (2004) yaitu komponen psikologis berupa proses maupun mekanisme yang dapat menggambarkan kebajikan utama pada manusia. 2.2.2
Klasifikasi character strengths
Menurut Peterson dan Seligman (2004) klasifikasi character strengths adalah sebagai berikut: 1. Wisdom and Knowledge, yaitu kekuatan kognitif yang berkaitan dengan perolehan dan penggunaan pengetahuan dalam membentuk kehidupan yang baik, terdiri atas: a. Creativity Seseorang yang kreatif harus menghasilkan ide atau perilaku orisinil, baru, mengejutkan atau tidak biasa. Tetapi, orisinil saja tidak dapat mendefinisikan kreativitas secara utuh. Perilaku atau ide tersebut harus bersifat adaptif dan memberikan kontribusi positif bagi kehidupan orang tersebut dan kehidupan orang lain. b. Curiosity Keingintahuan mencakup keterbukaan terhadap pengalaman dan fleksibilitas terhadap segala sesuatu yang tidak sesuai dengan konsepsi awal. Orang-orang yang memiliki keingintahuan yang tinggi tidak sekedar toleran terhadap ambiguitas atau tantangan, tetapi juga menyukai dan tertarik untuk menghadapinya (Seligman, 2002).
26
c. Open mindedness Keterbukaan pikiran adalah keinginan untuk secara aktif mencari bukti-bukti yang mengarah pada keyakinan, rencana, tujuan dan menimbang bukti secara adil. Memikirkan sesuatu dengan seksama dan mengamatinya dari segala sisi. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil sebuah kesimpulan dan hanya bersandar pada bukti yang kuat untuk mengambil keputusan. Dapat mengubah pikiran jika terdapat bukti yang kuat. Menyaring informasi secara objektif dan rasional untuk kepentingan diri sendiri dan orang lain (Seligman, 2002). d. Love of learning Love of learning berkaitan dengan bagaimana individu memperoleh informasi dan keterampilan baru secara umum atau spesifik yang mengarah kepada perkembangan pengetahuan individu mengenai minat mereka. Individu dengan karakter love of learning akan merasakan emosi positif ketika berada dalam proses perolehan keterampilan, pemuasan rasa ingin tahu, atau pada saat mempelajari sesuatu yang benar-benar baru bagi individu tersebut. e. Perspective (wisdom) Memiliki kemampuan untuk memberikan saran yang bijaksana kepada orang lain. Memiliki cara pandang terhadap dunia yang dapat diterima oleh orang lain. Perspective berbeda dengan intelegensi, dimana perspective adalah taraf superior dari penguasaan ilmu, pertimbangan,
27
dan kapasitas untuk memberikan saran kepada orang lain. Perspective memungkinkan individu untuk menjawab pertanyaan yang kompleks dan sulit tentang kehidupan yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan diri sendiri dan orang lain. 2. Courage, yaitu kekuatan emosional yang mengandung keinginan yang kuat untuk menyelesaikan tujuan walaupun terdapat halangan yang bersifat eksternal maupun internal. a. Bravery Tidak takut terhadap ancaman, tantangan, kesulitan atau rasa sakit, berani mengutarakan keinginan walaupun ada lawan, berani tampil berbeda walaupun tidak popular, termasuk di dalamnya keberanian secara fisik, tetapi tidak terbatas pada hal itu saja. Beberapa elemen yang terkandung dalam bravery adalah tindakan harus bersifat sukarela, terdapat pertimbangan terhadap resiko dan penerimaan konsekuensi dari setiap tindakan, didahului oleh situasi bahaya, kehilangan, situasi yang mengandung resiko, dan potensi dari kondisi celaka. b. Persistence Persistence merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan secara berkelanjutan dalam mencapai tujuan walapun terdapat hambatan dan kesulitan. Individu yang memiliki karakter persistence senang menyelesaikan tugas walaupun sulit tanpa banyak mengeluh (Seligman, 2002).
28
c. Integrity Orang yang memiliki integritas tinggi berbicara dan bertindak berdasarkan kebenaran dan menampilkan diri mereka (baik keadaan internal, perhatian ataupun komitmen) dengan tulus dan tanpa berpurapura walaupun dalam keadaan sendiri maupun berada dalam publik. Mereka bertanggung jawab terhadap perasaan dan perilaku mereka sendiri dan mendapatkan manfaat dari bertindak demikian. d. Vitality Melakukan pendekatan terhadap dunia dengan gairah dan energi, mengerjakan sesuatu tidak setengah-setengah, hidup dengan penuh tantangan, merasa hidup dan aktif. Vitality berhubungan secara langsung baik dengan faktor somatik maupun psikologis. Secara somatik, vitality dikaitkan dengan kesehatan fisik dan fungsi tubuh optimal, seperti tidak mudah lelah dan jatuh sakit. Secara psikologis, vitality merefleksikan kemauan, ketergugahan, dan integrasi diri baik interpersonal maupun intrapersonal. Ketegangan psikologis, konflik, dan stressor dapat dihadapi dengan mudah bila individu memiliki vitality. 3. Humanity yaitu kekuatan interpersonal yang meliputi keinginan untuk dekat dan bersahabat dengan orang lain. a. Love Menghargai hubungan dengan orang lain, saling berbagi dan memperhatikan, dan mencoba untuk dekat dengan orang lain. Love
29
merepresentasikan sudut pandang terhadap orang lain yang meliputi pikiran, tingkah laku dan emosi. Love merupakan sumber dari kasih sayang, perlindungan dan perhatian. Kapasitas untuk mencintai dan dicintai sebenarnya bersifat innate, tipikal seluruh makhluk hidup yang mampu mengarahkan pada kesehatan fisik dan psikologis semua makhluk hidup dari segala umur. b. Kindness Melakukan kebaikan, menolong dan menjaga orang lain. Empati dan simpati merupakan komponen yang penting dalam kekuatan ini. Individu yang memiliki karakter kindness biasannya akan tergerak untuk membantu orang lain dan tidak pernah merasa disibukkan saat menolong orang lain walaupun tidak mengenal orang yang ditolong dengan baik (Seligman, 2002). c. Social intelligence (emotional intelligence, personal intelligence) Memiliki kesadaran akan motif dan perasaan orang lain maupun diri sendiri, mengetahui bagaimana bersikap pada situasi yang berbeda, mengetahui apa yang dilakukan untuk membuat orang lain tergugah. Social intelligence mengarah kepada hubungan sosial yang diwarnai dengan keintiman dan kepercayaan. 4. Justice, yaitu kekuatan publik yang mendasari kehidupan masyarakat yang sehat. Justice berhubungan dengan interaksi yang optimal antar individu, kelompok atau masyarakat. a. Citizenship
30
Bekerja dengan baik pada situasi kelompok, setia pada kelompok, dan berbagi dengan kelompok. Individu dengan karaker ini memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas, bekerja untuk kepentingan kelompok dibanding dengan kepentingan pribadi, setia terhadap teman, dan dapat dipercaya. Mereka adalah teman satu tim yang menyenangkan. b. Fairness Memperlakukan setiap orang secara adil, tidak membiarkan perasaan subjektif mempengaruhi keputusan yang menyangkut orang lain dan memberikan kesempatan yang sama pada setiap orang. Fairness adalah produk dari moral judgement, yaitu proses di mana individu menilai hal-hal yang dianggap baik ataupun buruk secara moral dan apa yang dilarang secara moral. c. Leadership Mendorong orang dalam kelompok untuk bekerja, menjaga hubungan baik dengan anggota kelompok, menyiapkan aktivitas kelompok dan mengevaluasinya. Leadership sebagai sebuah kualitas kepribadian merupakan motivasi dan kapasitas seseorang untuk mempengaruhi, membantu, mengarahkan dan memotivasi orang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama. Individu dengan karakter leadership memiliki peran yang dominan dalam hubungan sosial dalam mengatur aktivitas pribadi dan orang lain dalam suatu sistem yang terintegrasi. 5. Temperance, yaitu kekuatan yang melindungi dari suatu tindakan yang berlebihan.
31
a. Forgiveness and mercy Memaafkan orang lain yang berbuat salah, memberikan kesempatan bagi orang lain dan tidak mendendam. Pemberian maaf menimbulkan sejumlah perubahan bermanfaat pada seseorang yang telah diganggu atau disakiti oleh orang lain. Ketika individu memaafkan orang lain yang telah menyakitinya, individu tersebut cenderung akan bertindak mulia terhadap orang yang menyakitinya (Seligman, 2002). b. Humility and modesty Tidak menganggap diri lebih spesial dari orang lain dan tidak mencari perhatian.
Tangney
(dalam
Peterson
dan
Seligman,
2004)
mengidentifikasikan beberapa ciri-ciri dari humility, yaitu perasaan yang akurat (tidak memandang rendah) terhadap kemampuan dan prestasi,
kemampuan
untuk
mengetahui
kesalahan
dan
ketidaksempurnaan individu, terbuka terhadap ide-ide baru, informasi yang kontradiktif dan saran, menghargai kemampuan orang lain, rendah hati terhadap kemampuan diri, dan mengapresiasi segala hal sebagai sesuatu yang memberikan kontribusi bagi kehidupan. c. Prudence Berhati-hati dengan keputusan yang dibuat, tidak mengambil resiko yang tidak semestinya dan tidak mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak bertanggung jawab. Prudence merupakan orientasi kognitif terhadap masa depan di mana individu berusaha untuk melakukan penalaran dan manajemen diri untuk mencapai tujuan jangka panjang
32
secara efektif. Individu dengan prudence memperhatikan konsekuensi dari setiap tindakan dan keputusan mereka, mampu menahan setiap impuls yang akan menghambat pencapaian tujuan, menjalani hidup secara fleksibel dan sederhana, serta berusaha untuk menyeimbangkan tujuan dengan kenyataan. d. Self- regulation (self-control) Mengatur dan mengontrol perasaan, tingkah laku, disiplin, dan emosi. Self regulation mengarah pada bagaimana individu mampu mengontrol pikiran, emosi, impuls, performa, dan perilaku lainnya untuk mencapai tujuan dan hidup sesuai dengan norma dan harapan sosial. Saat berhadapan dengan peristiwa yang menyakitkan, individu mampu meregulasi emosinya dan menetralkan perasaan negatif yang dirasakan. 6. Transcendence, yaitu kekuatan yang dapat menciptakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas dan memberi makna. a. Appreciation of beauty and excellence Menyadari
dan
menghargai
keindahan,
kesempurnaan,
dan
keterampilan di dalam seluruh aspek kehidupan, mulai dari alam, kesenian, matematika, sains hingga pengalaman sehari-hari. Karakter ini merupakan kemampuan untuk merasakan kesenangan terhadap kebaikan dan keindahan yang berada di dunia, baik dunia secara fisik maupun dunia secara sosial. Individu dengan hati dan pikiran yang terbuka terhadap keindahan dan kesempurnaan akan menjalani
33
kehidupan sehari-hari dengan senang hati, mampu menemukan makna dalam kehidupan mereka, dan mampu berhubungan baik dengan orang-orang di sekitar mereka. b. Gratitude Menyadari dan berterimakasih atas hal-hal baik yang terjadi; menyediakan waktu untuk mengeskpresikan rasa bersyukur. Gratitude dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni personal gratitude dan transpersonal gratitude. Personal gratitude merupakan rasa terima kasih kepada orang lain atas keuntungan yang individu dapatkan melalui orang tersebut. Transpersonal gratitude merupakan rasa terima kasih yang ditujukan kepada Tuhan. Fitzgerald (dalam Peterson dan Seligman, 2004) mengatakan bahwa gratitude terdiri dari tiga komponen, yakni apresiasi terhadap seseorang atau sesuatu, niat yang baik kepada seseorang atau sesuatu dan kecenderungan untuk bertingkah laku berdasarkan apresiasi dan niat baik. c. Hope (optimism) Mengharapkan yang terbaik untuk masa depan dan berusaha mewujudkannya serta meyakini bahwa nasib bisa berubah dan masa depan yang baik bisa dicapai. Hope, optimism, future-mindedness, dan future-orientation meliputi pikiran, emosi, dan tingkah laku yang tertuju
pada
masa
depan.
Berpikir
mengenai
masa
depan,
mengharapkan hasil yang terbaik akan terjadi, dan merasa percaya diri
34
terhadap hasil dan tujuan sehingga dapat melakukan tindakan untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan senang hati. d. Humor Senang tertawa, membuat orang lain tersenyum, melihat sisi terang dan membuat gurauan. Secara keseluruhan, humor berarti pikiran yang menyenangkan, pandangan yang membahagiakan yang memungkinkan individu untuk melihat sisi positif dari sesuatu hal dan kemampuan untuk membuat orang lain tersenyum dan tertawa. e. Spirituality (religiousness) Memiliki keyakinan yang besar tentang tujuan dan makna dari alam semesta, menyesuaikan diri dengan sesuatu yang lebih besar, serta memiliki keyakinan mengenai makna kehidupan yang membentuk tingkah laku dan memberikan kenyamanan. Keyakinan ini bersifat persuasif, pervasif, stabil, dan universal. Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara spirituality dan religiousness. Religiousness berasal dari bahasa Latin religio yang merujuk pada keyakinan akan keberadaan Tuhan atau sesuatu kekuatan yang lebih besar dari manusia dan ketaatan individu dalam menjalankan ibadah. Sedangkan spirituality berasal dari kata spiritus yang berarti nafas dari kehidupan. Spirituality merupakan hubungan yang bersifat pribadi antara manusia dengan Tuhan yang menghasilkan kekuatan dan keutamaan pada diri manusia.
35
Dari 24 variabel character strengths yang telah dijelaskan di atas, terdapat 11 variabel character strengths yang digunakan sebagai Independent Variable (IV) yaitu creativity, curiosity, open mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, dan spirituality. Character strengths merupakan sumber daya psikologis dalam menghadapi peristiwa yang menekan. Sedangkan French dan rekan-rekannya menyatakan bahwa sumber daya (resources) dapat bermanfaat jika sumber daya tersebut tepat digunakan (fit) dengan tuntutan lingkungan. Sumber daya memiliki efek yang berbeda dalam berbagai situasi. Dengan kata lain, sumber daya yang sangat bernilai dalam sebuah situasi mungkin saja tidak dapat digunakan dalam situasi lain (French, Caplan, & Van Harrison; French, Rodgers & Cobb dalam Hobfoll, 2002). Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan French dan rekan-rekannya tersebut, penelitian ini tidak menggunakan semua dimensi character strengths sebagai Independent Variable (IV). Penelitian ini hanya menggunakan beberapa character strengths yang memiliki pengaruh terhadap stres akademik berdasarkan beberapa jurnal penelitian sebelumnya dan buku Character Strengths and Virtue: a Handbook and Classification. 2.2.3
Pengukuran character strengths
Character Strengths dapat diukur dengan menggunakan VIA Inventory of Strengths yang dikembangkan oleh Christopher Peterson dan Martin E. Seligman (2004). VIA Inventory of Strengths terdiri dari 240 item di mana setiap kekuatan karakter dinilai oleh 10 item. Inventori biasanya dilakukan secara online (www.viacharacter.org) sekitar 30 - 40 menit. Partisipan diinstruksikan untuk
36
memilih pernyataan yang sesuai dengan dirinya. Respon dinilai dengan menggunakan skala model Likert 1 sampai 5 (dengan 1 = sangat tidak sesuai dan 5 = sangat sesuai). Skor dari masing-masing karakter berkisar antara 10 sampai dengan 50 dengan skor yang lebih tinggi mengindikasikan besarnya sebuah kekuatan karakter (Linley, 2007). VIA Survey terdiri dari 3 versi yaitu full-length, VIA-120 dan VIA-72. VIA-120 dikembangkan secara statistik dengan memilih 5 dari 10 pertanyaan pada masing-masing skala yang memiliki korelasi item-skala yang paling tinggi. Sedangkan VIA-72 dikembangkan dengan memiliki 3 dari 10 pertanyaan terbaik dari versi aslinya (VIA Institute On Character, 2014a). Konsistensi internal dari VIA Survey yaitu 0.83. Validitas inisial VIA Survey dengan melihat pada Activities Questions (48 pertanyaan yang terdiri atas dua lembar aktivitas bagi masing-masing character strengths) yaitu 0.55. Sedangkan jika dibandingkan dengan Flourishing Scale (Diener, 2010), validitas inisial bagi VIA Survey yaitu sebesar 0.43. Adapun Alpha bagi masing-masing skala berkisar antara 0.68 hingga 0.91 (VIA Institute On Character, 2014a). 2.3
Kerangka Berpikir
Di dalam dunia akademik, mahasiswa dihadapkan
pada berbagai tuntutan
akademik. Tuntutan ini terkadang terasa berat. Ditambah lagi tuntutan lain dari rumah, aktivitas organisasi, masyarakat, atau dunia pekerjaan. Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tentunya akan menghadapi tuntutan yang lebih berat dibandingkan dengan teman-teman mereka yang hanya berkuliah.
37
Mereka harus menyeimbangkan waktu, tenaga, dan pikiran mereka agar dapat berkuliah dan bekerja secara optimal. Ketika mereka merasa bahwa mereka tidak dapat memenuhi tuntuan akademik dengan baik mahasiswa tersebut mengalami stres akademik. Frustrasi, konflik, tekanan, perubahan, dan pemaksaan diri yang mereka sering hadapi akan menimbulkan reaksi yang berupa reaksi fisiologis, reaksi psikologis, reaksi kognitif, dan reaksi perilaku. Agar tetap bertahan dan beradaptasi dengan baik dalam menghadapi stress akademik, mahasiswa membutuhkan faktor protektif yang dapat melindungi seseorang dari efek-efek negatif yang ditimbulkan oleh peristiwa dan situasi yang menekan dan dapat mengakibatkan hasil-hasil yang positif di bawah kondisi yang penuh resiko (Masten & Reed; Benard dalam Chung, 2008). Faktor protektif yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu character strengths. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Park (2004), beberapa character strengths tertentu dapat menjadi faktor protektif yang dapat menahan, mencegah, atau mengurangi pengaruh negatif dari stres. Creativity terdiri dari dua komponen penting yaitu menghasilkan ide baru dan adaptif. Dengan memiliki creativity, individu akan menggunakan cara-cara yang kreatif untuk beradaptasi secara efektif dengan tantangan dan stressor (Peterson & Seligman, 2004). Curiosity meliputi keingintahuan dan perasaan yang positif terhadap pengalaman yang menarik dan tantangan. Curiosity memiliki hubungan yang
38
negatif dengan stres dan kebosanan (Cacioppo ; McCrae & Costa ; Zuckerman, dalam Peterson & Seligman, 2004). Individu yang memiliki kekuatan open-mindedness lebih terbuka terhadap segala informasi dan penuh pertimbangan terhadap segala kemungkinan. Mereka juga tidak akan mudah digoyahkan dengan sebuah peristiwa dan lebih kebal terhadap saran dan manipulasi dibandingkan dengan orang-orang yang berpikiran sederhana sehingga individu dengan open-mindedness lebih mampu untuk mengakomodasi stres (Bieri ; Suedfeld & Piedrahita dalam Peterson & Seligman, 2004). Bravery merupakan keberanian seseorang dalam menghadapi tantangan dan ancaman. Bravery memiliki korelasi yang rendah dengan tingkatan ketegangan di bawah tekanan (Cox, Hallam, O’Connor, & Rachman ; O’Connor, Hallam & Rachman dalam Peterson & Seligman, 2004). Persistence berkaitan dengan hardiness. Hardiness merupakan sebuah karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai sumber dari ketahanan seseorang dalam menghadapi peristiwa yang menekan. Orang-orang yang memiliki hardiness tinggi tidak akan mudah menyerah ketika mengalami kegagalan dan kemunduran (Kobasa dalam Peterson & Seligman, 2004). Vitality meliputi faktor somatis dan psikologis. Secara somatis, vitality berhubungan dengan kesehatan fisik dan fungsi tubuh yang baik sehingga seseorang tidak mudah lelah dan sakit. Sedangkan secara psikologis, vitality menggambarkan kemauan dan integrasi diri secara interpersonal maupun intrapersonal. Para ahli psikodinamika sepakat bahwa ketersediaan energi yang
39
besar di dalam diri (vitality) dapat mengurangi represi, stress dan konflik (Peterson & Seligman, 2004). Love merupakan sumber dari kasih sayang, perlindungan dan perhatian. Dalam menghadapi stres, individu juga memerlukan sumber daya yang bersifat sosial. Sarason (dalam Hobfoll, 2002) mengemukakan bahwa orang-orang yang kehilangan daya psikologis untuk mendapatkan dukungan sosial lebih rentan terhadap dampak dari stres. Self regulation merupakan kekuatan karakter yang berfungsi untuk meregulasi dan mengontrol diri dalam mencapai tujuan. Dengan self regulation, seseorang akan dapat meregulasi emosi dan tingkah lakunya dalam mencapai tujuan. Mereka dapat mengontrol impuls-impuls yang merugikan (Peterson & Seligman, 2004). Hope (optimisme) adalah salah satu kekuatan karakter yang secara konsisten berhubungan dengan penyesuaian diri yang baik di antara anak-anak dan pemuda. Individu yang berpikir positif cenderung menganggap stressor sebagai hal yang tidak terlalu mengancam diri mereka (Park, 2004). Hal ini sejalan dengan pernyataan Gilman, Dooley dan Florell (dalam Niemiec, 2013) bahwa hope memiliki hubungan yang negatif dengan distress psikologis dan ketidaksesuaian diri (maladjustment) di sekolah. Humor merupakan kemampuan untuk menemukan hal-hal yang lucu dalam hal-hal yang mengerikan dan dapat membuat diri sendiri dan orang lain tertawa/terhibur. Kekuatan karakter humor dapat digunakan sebagai salah satu strategi koping untuk mengurangi ketegangan dan stres (Kumpfer, 1999).
40
Spirituality juga memiliki pengaruh terhadap respon stres. Labbe dan Fobes (2010) menemukan bahwa partisipan dengan skor spirituality yang lebih tinggi melaporkan keadaan marah yang lebih sedikit dan menunjukkan respon sistem syaraf simpatis yang lebih rendah ketika merespon penyebab stres dibandingkan dengan partisipan dengan tingkat spiritual yang lebih rendah.. Berdasarkan penjelasan tersebut, character strengths dapat menjadi faktor protektif dari stres akademik yang dapat menahan, mencegah, atau mengurangi pengaruh negatif dari stres. Maka pada penelitian ini, semakin tinggi character strengths maka semakin rendah stres akademik yang dialami oleh mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Selain itu, beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa gender juga dapat mempengaruhi stress akademik. Namun, hasil penelitian tersebut berbedabeda. Ada yang menyebutkan bahwa wanita mengalami stres akademik yang lebih tinggi daripada pria (Misra & Castillo, 2004; Hamaideh, 2010; Ahmed, Riaz & Ramzan, 2013). Sebaliknya, ada yang menyatakan bahwa pria yang memiliki tingkat stres akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita ( Kai-Wen, 2009; Thawabieh & Qaisy, 2012). Bahkan, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkatan stres akademik pada pria dengan tingkatan stres akademik pada perempuan (Busari, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh gender terhadap stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah mahasiswa lakilaki atau perempuan yang memiliki level stres akademik yang lebih tinggi.
41
Berdasarkan uraian di atas, character strengths dan gender memiliki pengaruh terhadap stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja, sebagaimana yang dapat terlihat pada kerangka berpikir berikut ini. Character Strengths Creativity Curiosity Open Mindedness Bravery Persistence Vitality Love
Stres Akademik
Self Regulation Hope Humor Spirituality
Gender
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
42
2.4
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Mayor: Ada pengaruh yang signifikan antara character strengths dan gender terhadap stres akademik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. Hipotesis Minor: H1: Ada pengaruh yang signifikan antara creativity pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H2 : Ada pengaruh yang signifikan antara curiosity pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H3 : Ada pengaruh yang signifikan antara open mindedness pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H4: Ada pengaruh yang signifikan antara bravery pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H5 : Ada pengaruh yang signifikan antara persistence pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H6: Ada pengaruh yang signifikan antara vitality pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja.
43
H7: Ada pengaruh yang signifikan antara love pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H8: Ada pengaruh yang signifikan antara self regulation pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H9: Ada pengaruh yang signifikan antara hope pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H10: Ada pengaruh yang signifikan antara humor pada character strengths terhadap stres akademik aahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H11: Ada pengaruh yang signifikan antara spirituality pada character strengths terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. H12: Ada pengaruh yang signifikan antara gender terhadap stres akademik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kuliah sambil bekerja. Penelitian ini diuji menggunakan analisis statistik. Hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nihil, yaitu “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara character strengths dan gender terhadap stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja”.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja sebanyak 252 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik non-probability sampling yaitu pengambilan sampel di mana setiap objek penelitian yang diambil tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Sampel yang diambil adalah sampel yang telah memenuhi kriteria atau tujuan yang telah ditentukan peneliti yaitu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang aktif kuliah sambil bekerja. Peneliti menggunakan teknik non probability sampling dengan alasan tidak adanya data mengenai daftar keseluruhan mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Selain itu, keterbatasan waktu juga menjadi alasan bagi peneliti dalam menggunakan teknik non-probability sampling. 3.2
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah dimensi-dimensi dari character strengths (creativity, curiosity, open mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, spirituality), gender, dan stres akademik (terdiri dari stressor akademik dan reaksi terhadap stressor akademik). Dimensi-dimensi dari character strength dan gender dijadikan sebagai independent variable (IV). Sedangkan stress akademik dijadikan sebagai dependent variable (DV).
44
45
3.2.1
Definisi operasional variabel penelitian
Definisi operasional pada penelitian ini ditentukan berdasarkan definisi konseptual yang telah dijelaskan pada bab teori. Adapun definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah: 1. Stres akademik Stres akademik adalah suatu keadaan di mana mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sering menghadapi banyaknya tuntutan akademik dan sering mengalami reaksi-reaksi fisik, emosi, kognitif dan tingkah laku yang diarahkan untuk menghadapi peristiwa stres tersebut. Stres akademik terdiri dari dua aspek, yaitu stressor akademik dan reaksi terhadap stressor akademik. Skor stres akademik diperoleh dengan memodifikasi StudentLife Stress Inventory yang dikembangkan oleh Gadzella (1991). 2. Character strengths Character strengths adalah tingkatan dari komponen psikologis yang dapat menggambarkan kebajikan utama (virtue) pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, yakni creativity, curiosity, open mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, dan spirituality. Skor character strengths diperoleh dengan memodifikasi VIA Inventory of Strengths yang dikembangkan oleh Christopher Peterson dan Martin E. Seligman (2004). 3.3
Alat Ukur Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan alat ukur pengumpulan data yang terdiri dari:
46
1. Biodata subjek penelitian. Berisi pertanyaan mengenai biodata responden, seperti nama, usia, jenis kelamin, semester, fakultas/jurusan, pekerjaan, pendapatan, jam kerja per minggu dan alasan/motivasi kuliah sambil bekerja. 2. Kuisioner terdiri dari 83 pernyataan dan dibagi menjadi 2 skala untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Skala I yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur stres akademik. Skala II yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur Character Strength. 3.3.1
Skala stres akademik
Skala stres akademik ini diadaptasi dan dimodifikasi dari Student-Life Stress Inventory yang dikembangkan oleh Gadzella (1991). Modifikasi skala dilakukan dengan cara memilih item lalu menerjemahkan item-item terpilih dengan bahasa Indonesia yang disesuaikan untuk kepentingan penelitian. Pada skala ini, responden menilai masing-masing item yang menggunakan skala Likert yakni tidak pernah (skor = 1), jarang (skor = 2), sering (skor = 3) dan selalu (skor = 4). Skor untuk aspek kognitif (item 2 dan 22) di-reverse karena item bersifat unfavorable. Skor total dari skala ini diperoleh dengan menjumlahkan skor dari sembilan aspek yang terdiri dari lima kategori dari stressor akademik yakni frutrasi, konflik, tekanan, perubahan, dan pemaksaan diri dan empat kategori dari reaksi terhadap stressor akademik yakni reaksi fisik, emosi, tingkah laku, dan kognitif (Gadzella & Masten, 2005).
47
Tabel 3.1 Blue Print Skala Stres Akademik No 1.
Aspek Stressor akademik
Frustrations
Conflicts
Pressures
Changes
Self-imposed
2.
Reaksi terhadap stressor akademik
Physiological
Emotional
Behavioral
Cognitive
Indikator Keterlambatan mencapai tujuan Kegagalan dalam mencapai tujuan Merasa terasing dalam lingkungan masyarakat Konflik antara dua pilihan yang menyenangkan Konflik antara sisi positif dan sisi negatif dari sebuah pilihan Konflik antara dua pilihan yang tidak menyenangkan Harapan dari keluarga atau orang lain Beban tugas kuliah yang terlalu banyak Deadline tugas kuliah Perubahan yang sangat cepat Banyak perubahan dalam waktu bersamaan Perubahan hidup yang mengganggu kehidupan individu Memaksa diri menjadi pemenang Kecemasan menghadapi ujian Prokrastinasi Keluarnya keringat secara berlebihan Bolak-balik ke toilet Makan secara berlebihan Merasa sakit atau nyeri di salah satu atau beberapa bagian tubuh Merasa takut Merasa depresi Merasa kesal/marah Menangis Mudah tersinggung Menyakiti diri sendiri Menyakiti orang lain Memikirkan dan menganalisa strategi yang paling efektif Menganalisa masalah yang dialami
Item 5, 8, 15
Jumlah 3
4, 7, 13
3
6, 10, 19
3
3, 9, 14
3
1, 11, 12
3
16, 21, 27, 28
4
17, 23, 25
3
18, 20, 24, 26
4
2, 22
2
48
3.3.2
Skala character strengths
Skala character strengths ini diadaptasi dan dimodifikasi dari Values in Actions (VIA) Inventory yang dikembangkan oleh Christopher Peterson dan Martin E. Seligman (2004). VIA Inventory of Strengths memiliki 3 versi. Selain versi lengkap yang terdiri dari 240 pertanyaan, terdapat versi 120 pertanyaan dan versi 72 pertanyaan. VIA Inventory of Strengths ini tersedia secara on-line (VIA Institute, 2014b). Dalam membuat skala, peneliti melakukan adaptasi dan modifikasi terhadap versi 120 di mana setiap dimensi terdiri dari lima item. Menurut peneliti, jumlah item ini tepat karena tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Namun karena terdapat beberapa item yang kurang sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti mencari item-item lain pada versi 240 yang lebih sesuai. Selain itu, hanya item-item yang mengukur dimensi creativity, curiosity, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, dan spirituality yang dipilih. Selanjutnya, item-item yang terpilih diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Masing-masing dimensi dari character strengths terdiri dari lima item. Karena pada penelitian ini, terdapat 11 dimensi character strengths, maka total item untuk mengukur character strengths yaitu 55 item. Pada skala ini, responden diinstruksikan untuk memilih pernyataan yang sesuai dengan dirinya. Respon dinilai dengan menggunakan skala Likert dengan skor 1 sampai 4 (dengan skor 1 = sangat tidak sesuai, skor 2 = tidak sesuai, skor 3 = sesuai, skor 4 = sangat sesuai). Adapun skor total pada skala ini diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari masing-masing dimensi.
49
Tabel 3.2 Blue Print Skala Character Strength No 1.
Dimensi Creativity
2.
Curiosity
3.
Openmindedness
4.
Bravery
5.
Persistence
6.
Vitality
7.
Love
8. 9.
Selfregulation Hope
10.
Humor
11.
Spirituality
Indikator Memiliki imajinasi yang tinggi Berpikir produktif Berpikir sesuatu yang baru Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap topik-topik yang menarik Memiliki minat yang besar dalam melakukan pengalaman yang menarik Berpikir secara kritis, terbuka Berpikir dari segala sudut pandang Berhati-hati dalam mengambil kesimpulan Menimbang semua kemungkinan dengan adil Tidak takut terhadap ancaman, tantangan, kesulitan atau rasa sakit Berani mengungkapkan kebenaran walaupun ada yang menentang Berani tampil berbeda Mampu menyelesaikan tugas hingga tuntas Tekun dalam mengerjakan tugas Bersemangat, antusias Aktif, berenergi Melakukan sesuatu sepenuh hati Dapat berbagi perasaan dengan orang lain Saling mengasihi dan menyayangi Mampu mengendalikan emosi Disiplin dalam mencapai tujuan Memiliki harapan yang baik Memiliki keyakinan akan masa depan yang lebih cerah Senang tertawa dan bercanda Mampu menghibur orang lain Memiliki keyakinan mengenai makna kehidupan Memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tuhan Mengamalkan ajaran agama
Item 8, 16, 35, 41, 51
Jumlah 5
3, 15, 18, 47, 52
5
7, 32, 34, 40, 48
5
9, 17, 23, 29, 39
5
1, 28, 36, 42, 43
5
2, 10, 19, 27, 50
5
4, 11, 22, 31, 49
5
5, 21, 38, 53, 54
5
13, 25, 30, 37, 44
5
12, 24, 26, 46, 55
5
6, 14, 20, 33, 45
5
50
3.4
Pengujian Validitas Konstruk
3.4.1
Uji validitas konstruk stres akademik
Sebelum melakukan uji validitas dari stres akademik yang merupakan dependent variable (DV) pada penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas terhadap masing-masing dimensi dari stres akademik terlebih dahulu yaitu stressor akademik dan reaksi terhadap stressor akademik. Dimensi stressor akademik terdiri dari lima belas item sedangkan dimensi reaksi terhadap stressor akademik terdiri dari tiga belas item. 3.4.1.1 Uji validitas konstruk stressor akademik Peneliti menguji apakah lima belas item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur stressor akademik. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 541.85, df = 90, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.141. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 77.84, df = 60, P-value = 0.06059, RMSEA =0.034. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu stressor akademik. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
51
muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Muatan Faktor Stressor Akademik No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.82 0.06 14.84 V 2 0.60 0.06 9.26 V 3 0.25 0.07 3.61 V 4 0.68 0.06 11.72 V 5 0.81 0.06 14.24 V 6 0.74 0.06 13.08 V 7 0.53 0.06 8.24 V 8 0.38 0.06 6.02 V 9 0.26 0.07 3.92 V 10 0.64 0.06 10.96 V 11 0.53 0.06 8.37 V 12 0.74 0.06 13.08 V 13 0.08 0.07 1.19 X 14 0.37 0.06 5.79 V 15 0.40 0.06 6.39 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.3, nilai t bagi koefisien muatan faktor sebagian besar item signifikan karena t > 1.96 kecuali pada item 13. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.1.2 Uji validitas konstruk reaksi terhadap stressor akademik Peneliti menguji apakah 13 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur reaksi terhadap stressor akademik. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 412.06, df = 65, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.146. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama
52
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 54.28, df = 43, P-value = 0.11610, RMSEA = 0.032. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu reaksi terhadap stressor akademik. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Muatan Faktor Reaksi terhadap Stressor Akademik No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.39 0.06 6.19 V 2 0.60 0.07 9.11 V 3 0.51 0.06 8.30 V 4 0.68 0.06 10.63 V 5 0.38 0.07 5.80 V 6 0.56 0.07 8.53 V 7 0.46 0.06 7.35 V 8 0.64 0.06 10.25 V 9 0.61 0.06 10.23 V 10 0.55 0.06 8.44 V 11 0.75 0.07 11.53 V 12 0.22 0.07 3.39 V 13 -0.08 0.06 -1.30 X Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.4, nilai t bagi koefisien muatan faktor sebagian besar item signifikan karena t > 1.96 kecuali pada item 13. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui hanya item 13 yang memiliki muatan faktor negatif.
53
Setelah melakukan uji validitas pada dua dimensi stres akademik, diketahui bahwa terdapat item yang harus di drop yaitu item 13 pada dimensi stressor akademik dan item 13 pada dimensi reaksi terhadap stressor akademik. Karena terdapat dua item yang didrop, peneliti melakukan uji validitas terhadap 26 item yang tidak didrop. Peneliti menguji apakah 26 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur stress akademik. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 2597.60, df = 299, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.175. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 191.98, df = 164, P-value = 0.06666, RMSEA = 0.026. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu stres akademik. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.5 berikut.
54
Tabel 3.5 Muatan Faktor Stress Akademik No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.82 0.05 15.58 V 2 0.72 0.06 12.89 V 3 0.23 0.07 3.51 V 4 0.47 0.06 7.38 V 5 0.77 0.06 14.00 V 6 0.73 0.05 13.42 V 7 0.50 0.06 8.02 V 8 0.45 0.06 7.60 V 9 0.32 0.06 5.24 V 10 0.62 0.06 10.48 V 11 0.47 0.06 7.87 V 12 0.74 0.05 13.51 V 13 0.43 0.06 7.31 V 14 0.49 0.06 8.22 V 15 0.14 0.06 2.30 V 16 0.37 0.06 5.98 V 17 0.24 0.07 3.64 V 18 0.24 0.06 3.76 V 19 0.41 0.06 6.62 V 20 0.48 0.06 7.97 V 21 0.48 0.06 7.92 V 22 0.04 0.06 0.66 X 23 0.38 0.06 6.13 V 24 0.44 0.06 7.27 V 25 0.51 0.06 8.82 V 26 0.26 0.06 4.12 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.5, nilai t bagi koefisien muatan faktor sebagian besar item signifikan karena t > 1.96 kecuali pada item 22. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui item 22 memiliki muatan faktor negatif. Secara keseluruhan, item 22 harus didrop karena memiliki nilai t <1.96 dan memiliki muatan faktor negatif. Dengan demikian terdapat 25 item yang akan dimasukkan dalam analisis regresi.
55
3.4.2
Uji validitas konstruk character strengths
3.4.2.1 Uji validitas konstruk creativity Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu creativity. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 20.03, df = 5, P-Value = 0.00123, RMSEA = 0.109. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 1.22, df = 4, P-value = 0.87432, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu creativity. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Muatan Faktor Creativity No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.50 0.07 6.83 V 2 0.59 0.07 8.16 V 3 0.57 0.07 7.85 V 4 0.61 0.08 8.15 V 5 0.64 0.07 8.62 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan
56
Berdasarkan tabel 3.6, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.2.2 Uji validitas konstruk curiosity Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu curiosity. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan Chi-Square = 4.04, df = 5, P-Value = 0.54328, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu curiosity. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut. Tabel 3.7 Muatan Faktor Curiosity No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.73 0.06 11.22 V 2 0.52 0.07 7.65 V 3 0.68 0.07 10.32 V 4 0.54 0.07 8.05 V 5 0.54 0.07 8.09 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan
57
Berdasarkan tabel 3.7, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.2.3 Uji validitas konstruk open mindedness Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu open mindedness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 14.59, df = 5, P-Value = 0.01224, RMSEA = 0.087. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 7.52, df = 4, P-value = 0.11101, RMSEA = 0.059. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu open mindedness. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 berikut.
58
Tabel 3.8 Muatan Faktor Open Mindedness No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.39 0.07 5.20 V 2 0.50 0.07 7.11 V 3 0.60 0.07 8.53 V 4 0.62 0.07 8.96 V 5 0.70 0.07 9.95 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.8, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.2.4 Uji validitas konstruk bravery Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu bravery. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit, dengan Chi-Square = 10.20, df = 5, P-Value = 0.06980, RMSEA = 0.064. Nilai ChiSquare menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu bravery. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut.
59
Tabel 3.9 Muatan Faktor Bravery No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.72 0.06 11.33 V 2 0.61 0.07 9.36 V 3 0.62 0.07 9.56 V 4 0.69 0.06 10.67 V 5 0.37 0.07 5.31 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.9, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.2.5 Uji validitas konstruk persistence Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu persistence. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 27.39, df = 5, P-Value = 0.00005, RMSEA = 0.134. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model
dimana
kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 1.56, df = 4, P-value = 0.81648, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu persistence. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
60
muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 berikut. Tabel 3.10 Muatan Faktor Persistence No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.54 0.07 7.40 V 2 0.39 0.07 5.29 V 3 0.68 0.07 9.16 V 4 0.64 0.07 8.66 V 5 0.36 0.07 4.77 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.2.6 Uji validitas konstruk vitality Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu vitality. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 31.59, df = 5, P-Value = 0.00001, RMSEA = 0.146. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 1.29, df = 3, P-value = 0.73158, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu vitality.
61
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 berikut. Tabel 3.11 Muatan Faktor Vitality No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.83 0.10 8.65 V 2 0.47 0.07 6.30 V 3 0.44 0.07 6.03 V 4 0.65 0.10 6.57 V 5 0.36 0.07 4.81 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.2.7 Uji validitas konstruk love Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu love. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 36.82, df = 5, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.159. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 2.53, df = 3, P-value = 0.46984, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak
62
signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu love. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 berikut. Tabel 3.12 Muatan Faktor Love No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.21 0.08 2.81 V 2 0.81 0.10 8.11 V 3 0.54 0.08 6.51 V 4 0.50 0.08 6.03 V 5 0.43 0.08 5.70 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.12, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.2.8 Uji validitas konstruk self regulation Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu self regulation. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =20.18, df = 5, P-Value = 0.00116, RMSEA = 0.110. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
63
sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.98, df = 3, P-value = 0.80569, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu self regulation. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13 berikut. Tabel 3.13 Muatan Faktor Self Regulation No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.64 0.08 8.07 V 2 0.69 0.08 9.06 V 3 0.40 0.08 4.86 V 4 0.43 0.07 5.95 V 5 0.45 0.07 6.17 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.13, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.2.9 Uji validitas konstruk hope Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu hope. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 38.58, df = 5, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.164. Oleh
64
sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 2.45, df =3, P-value =0.48348, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu hope. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14 berikut. Tabel 3.14 Muatan Faktor Hope No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.17 0.08 2.20 V 2 0.81 0.09 8.67 V 3 0.52 0.08 6.78 V 4 0.44 0.08 5.68 V 5 0.49 0.08 6.38 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.14, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.4.2.10 Uji validitas konstruk humor Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu humor. Dari
65
hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 14.46, df = 5, P-Value = 0.01296, RMSEA = 0.087. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 4.89, df = 4, P-value = 0.29888, RMSEA = 0.030. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu humor. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.15 berikut. Tabel 3.15 Muatan Faktor Humor No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.65 0.06 10.79 V 2 0.82 0.06 12.90 V 3 0.59 0.06 9.59 V 4 0.59 0.06 9.66 V 5 0.89 0.06 14.78 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.15, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif.
66
3.4.2.11 Uji validitas konstruk spirituality Peneliti menguji apakah 5 item yang digunakan bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu spirituality. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 86.68, df = 5, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.255. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 1.82, df = 3, P-value = 0.60957, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unindimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu spirituality. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.16 berikut. Tabel 3.16 Muatan Faktor Spirituality No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.51 0.06 8.01 V 2 0.51 0.06 7.88 V 3 0.82 0.06 14.23 V 4 0.64 0.06 10.57 V 5 0.84 0.06 14.56 V Keterangan : tanda V = Signifikan (t >1,96) ; X = Tidak Signifikan Berdasarkan tabel 3.16, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah
67
ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. 3.5
Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh Character Strengths dan gender terhadap stres akademik mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, peneliti mengolah data dengan menggunakan Multiple Regression Analysis (analisis regresi berganda). Teknik analisis regresi berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan ditujukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas (IV), yaitu creativity, curiosity, open mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, spirituality, dan gender. Regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependent; respon; Y) dengan lebih dari satu variabel bebas (independent; predictor; X) Persamaan regresi penelitian adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + b10X10 + b11X11 + b12X12 + e Keterangan: Y a b X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
: : : : : : : : : : : :
nilai prediksi Y (Stres Akademik) Konstan (intercept) Koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X Creativity Curiosity Open Mindedness Bravery Persistence Vitality Love Self Regulation Hope
68
X10 X11 X12 e
: : : :
Humor Spirituality Gender Residu
Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi berganda antara creativity, curiosity, open mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, spirituality, dan gender. Besarnya stres akademik mahasiswa yang kuliah sambil bekerja yang disebabkan faktor-faktor yang telah disebutkan tadi ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R². R² menunjukkan variasi atau perubahan variabel terikat (Y) disebabkan variabel bebas (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau merupakan perkiraan proporsi varians dari intense yang dijelaskan oleh creativity, curiosity, open mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, spirituality, dan gender. Untuk mendapatkan nilai R², digunakan rumusan sebagai berikut :
R2 =
Selanjutnya R² diuji untuk membuktikan apakah regresi Y pada X signifikan atau tidak, maka diujikanlah uji F untuk membuktikan hal tersebut menggunakan rumus :
(
) (
)
69
Dimana k adalah jumlah independen variabel dan N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel-variabel independen yang diujikan memiliki pengaruh terhadap dependen variabel. Kemudian dilanjutkan dengan uji t dimana ini digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan variabel bebas (X) signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel bebas (X) benar-benar memberikan kontribusi terhadap variabel terikat (Y), oleh karenanya sebelum didapat t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai standart error estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar mean square dibagi SSx. Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri. Uji t akan dilakukan sebanyak 12 kali sesuai dengan hipotesis nihil yang hendak diujikan. Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
t
b Sb
Dimana b adalah koefisien regresi dan sb adalah standart error dari b. Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti. 3.6. Prosedur Penelitian Penelitian merupakan sebuah proses yang terdiri dari tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan baik agar mendapatkan hasil penelitian yang baik pula. Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa tahap yang dilalui peneliti yaitu:
70
1. Merumuskan masalah dan menentukan variabel-variabel yang akan diteliti. 2. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian. 3. Menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitian. 4. Menyusun alat pengumpulan data yang terdiri dari data diri subjek, skala stres akademik, dan skala character strengths. 5. Melakukan pengujian di lapangan. Peneliti menyebarkan data kepada subjek penelitian yakni mahasiswa UIN Jakarta yang aktif kuliah sambil bekerja. Sebelum memberikan angket, peneliti memastikan bahwa responden sesuai dengan karakteristik sampel yang telah ditentukan. 6. Melakukan skoring terhadap data-data yang telah terkumpul. 7. Melakukan analisis statistik yakni uji validitas konstruk dengan menggunakan Lisrel 8.70 dan uji regresi dengan menggunakan SPSS 16.0. 8. Melakukan interpretasi dan membahas hasil yang didapat berdasarkan teori 9. Membuat kesimpulan dan saran baik metodologis maupun praktis terhadap penelitian selanjutnya 10. Menyusun laporan akhir penelitian.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Pada bab empat peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi dua bagian yaitu analisis deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian. 4.1
Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan subyek penelitian 252 mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Berikut ini gambaran umum mengenai subyek penelitian berdasarkan gender, usia, semester, fakultas, jenis pekerjaan, pendapatan, jam kerja per minggu, dan alasan atau motivasi kuliah sambil bekerja. 4.1.1
Responden berdasarkan gender
Peneliti akan memaparkan distribusi populasi berdasarkan gender, yaitu sebagaimana yang tertera pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Gender Jenis Kelamin Frekuensi Laki-laki 89 Perempuan 163 Total 252
Persen 35.32 % 64.68 % 100%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah perempuan lebih banyak daripada jumlah laki-laki. Jumlah laki-laki 89 orang (35.32 %), sementara jumlah perempuan 163 orang (64.68%).
71
72
4.1.2
Responden berdasarkan usia
Rentang usia subjek dalam penelitian ini berkisar dari 17 sampai 24 tahun. Untuk memudahkan perhitungan peneliti mengkategorikan usia ke dalam 2 kategori yaitu usia 17-20 tahun dan usia 21-24 tahun sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi 17 - 20 tahun 149 21 - 24 tahun 103 Total 252
Persen 59.13 % 40.87 % 100%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa 149 orang (59.13%) responden berusia 17-20 tahun sedangkan 103 orang (40.87 %) responden berusia 21-24 tahun. 4.1.3
Responden berdasarkan fakultas
Untuk memudahkan perhitungan distribusi fakultas menjadi dua kelompok yaitu fakultas agama dan fakultas umum. Fakultas agama terdiri dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Ushuluddin, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi (FIDKOM), Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) dan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH). Sedangkan fakultas umum terdiri dari Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP). Ditsribusi responden berdasarkan fakultas dapat dilihat pada tabel 4.3.
73
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas Fakultas Fakultas Agama: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Ushuluddin, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi (FIDKOM), Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) dan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Fakultas Umum: Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Total
Frekuensi 181
Persen 71.83 %
71
28.17 %
252
100 %
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sampel yang berasal dari fakultasfakultas agama sebanyak 181 orang (71.83%) sedangkan sampel yang berasal dari fakultas-fakultas umum sebanyak 71 orang (28.17%). 4.1.4
Responden berdasarkan pekerjaan
Gambaran umum responden berdasarkan prestasi dijelaskan pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Wirausaha 36 Mengajar/Privat 152 Freelance 43 Lain-lain 21 Total 252
Persen 14.29 % 60.32 % 17.06 % 8.33 % 100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pekerjaan responden dibagi menjadi 4 kelompok yaitu wirausaha, mengajar, freelance, dan lain-lain. Sebanyak 14.29 % ( 36 orang) responden bekerja di bidang wirausaha. 60.32% (152 orang) responden bekerja dengan menjadi pengajar/guru privat. 17.06% (43
74
orang) responden bekerja di bidang freelance dan sisanya yaitu sebanyak 8.33 % (21 orang) responden bekerja di bidang yang lain (diantaranya menjadi karyawan, membantu usaha orang tua, menjadi akuntan). 4.1.5
Responden berdasarkan pendapatan per bulan
Gambaran umum responden berdasarkan pendapatan dijelaskan pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan Pendapatan Frekuensi < Rp. 500.000,00 154 Rp. 500.000,00 s/d Rp. 1.000.000,00 61 >Rp. 1.000.000,00 37 Total 252
Persen 61.11 % 24.21 % 14.63 % 100%
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pendapatan responden per bulan dibagi menjadi 3 kelompok. Responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 500.000,00 berjumlah 61.11 % (154 orang). Selanjutnya, terdapat 24.21 % (61 orang) responden yang memiliki pendapatan antara Rp. 500.000,00 hingga Rp 1.000.000,00. Adapun kelompok responden yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 1.000.000,00 terdiri dari 14.63 % (37 orang) responden. 4.1.6 Responden berdasarkan jam kerja per minggu Gambaran umum responden berdasarkan jumlah jam kerja per minggu dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jam Kerja per Minggu Jam Kerja per Minggu Frekuensi Persen <5 jam 122 48.41 % 5-10 jam 99 39.29 % >10 jam 31 12.30 % Total 252 100%
75
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jam kerja responden per minggu dibagi menjadi 3 kelompok. Responden yang bekerja kurang dari 5 jam per minggu berjumlah 122 orang ( 48.41%). Selanjutnya, responden yang bekerja antara 5 sampai dengan 10 jam per minggu berjumlah 99 orang (39.29 %). Sedangkan responden yang bekerja lebih dari 10 jam per minggu berjumlah
31
orang ( 12.30 %). 4.1.7 Responden berdasarkan alasan/motivasi kuliah sambil bekerja Gambaran umum responden berdasarkan alas am/motivasi kuliah sambil bekerja dijelaskan pada tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan/Motivasi Kuliah sambil Bekerja Alasan/Motivasi Kuliah sambil Bekerja Frekuensi Persen Membiayai kuliah 14 5.55 % Menambah pengalaman 96 38.09 % Menambah uang saku 67 26.59 % Disuruh/dipaksa orang tua/pihak lain 2 0.79 % Lain-lain 17 6.75 % Lebih dari dua alasan 55 21.83 % Total 252 100% Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa alasan/motivasi responden untuk kuliah sambil bekerja yang paling tinggi adalah untuk menambah pengalaman yaitu sebanyak 38.09 % ( 96 orang). Selanjutnya, sebanyak 26.59 % (67 orang) responden bekerja di samping kuliah untuk menambah uang saku. Sebaliknya, hanya 0.79 % (2 orang) responden yang kuliah sambil bekerja karena dipaksa oleh orang tua atau pihak lain. Sebanyak 5.55 % (14 orang) responden melakukan kuliah sambil bekerja untuk membiayai kuliah. Sebanyak 6.75% (17 orang) responden memiliki alasan lain diantaranya untuk meringankan beban orang tua, menabung, mengaktualisasikan ilmu, dan mengembangkan diri. Selain
76
itu, terdapat 55 orang (21.83%) responden yang memiliki lebih dari satu alasan/motivasi untuk kuliah sambil berkerja. 4.2
Analisis Deskriptif Hasil Penelitian
Data skor akademik dan character strengths diperoleh melalui angket yang disebar kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian N STRESS CREATIVITY CURIOSITY OPEN BRAVERY PERSISTENCE VITALITY LOVE REGULATION HOPE HUMOR SPIRITUALITY GENDER Valid N (listwise)
252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252
Minimum Maximum 31.67 75.86 27.96 70.29 26.67 66.16 31.14 69.62 29.37 69.10 34.95 69.00 30.61 68.11 13.35 64.49 21.09 68.21 30.93 61.43 24.85 64.66 25.66 60.36 .00 1.00
Mean 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 50.0000 .3532
Std. Deviation 9.43665 8.75225 8.17452 7.93016 8.31831 7.70046 7.84871 8.18418 7.68571 7.82994 8.73386 8.45353 .47891
Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui skor terendah stres akademik (DV) adalah 31.67 dan skor tertinggi adalah 75.86. Skor terendah dari creativity yaitu 27.96 dan skor tertinggi yaitu 70.29. Selanjutnya, skor terendah curiosity adalah 26.67 dan skor tertingginya adalah 66.16. Kemudian skor terendah open mindedness adalah 31.14 dan skor tertinggi adalah 69.62. Skor terendah bravery adalah 29.37dan skor tertinggi adalah 69.10. Pada variabel persistence, skor
77
terendah adalah 34.95 dan skor tertinggi adalah 69.00. Pada variabel vitality, skor terendah adalah 30.61 dan skor tertinggi adalah 68.11. Pada variabel love, skor terendah adalah 13.35 dan skor tertinggi adalah 64.49. Pada variabel self regulation, skor terendah adalah 21.09 dan skor tertinggi adalah 68.21. Pada variabel hope, skor terendah adalah 30.93 dan skor tertinggi adalah 61.43. Pada variabel humor, skor terendah adalah 24.85 dan skor tertinggi adalah 64.66. Sedangkan skor terendah pada variabel spirituality adalah 25.66 dan skor tertingginya adalah 60.36. 4.2.1
Kategorisasi skor variabel penelitian
Dengan menggunakan standar deviasi dan mean dari skala T ini, maka dapat ditetapkan kategori skor seperti yang tertera pada tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9 Norma Skor Norma X < Mean X > Mean
Interpretasi Rendah Tinggi
Setelah kategorisasi tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi kategori untuk stres akademik dan character strengths (creativity, curiosity, open mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, spirituality) mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja. 4.2.2. Kategorisasi skor stres akademik Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi skor stres akademik.
78
Tabel 4.10 Hasil Kategorisasi Skor Stres Akademik No. Kategorisasi Frekuensi 1 Rendah 133 2. Tinggi 119
Persentase 52.78 % 47.22 %
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat stres akademik yang rendah berjumlah 133 orang (57.28 %) sedangkan responden yang memiiliki tingkat stres akademik yang tinggi berjumlah 119 orang (47.22%). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat persentase yang cukup seimbang antara responden yang memiliki stres akademik yang rendah dengan reponden yang memiliki stres akademik yang tinggi. 4.2.3
Kategorisasi skor character strengths
Berikut ini adalah hasil penghitungan kategorisasi skor character strengths yang terdiri dari creativity, curiosity, open mindedness, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, spirituality. Tabel 4.11 Hasil Kategorisasi Skor Character Strengths Dimensi Kategorisasi 1. Rendah Creativity Tinggi 2. Rendah Curiosity Tinggi 3. Open Mindedness Rendah Tinggi 4. Rendah Bravery Tinggi 5. Rendah Persistence Tinggi 6. Rendah Vitality Tinggi 7. Rendah Love Tinggi 8. Rendah Self Regulation Tinggi 9. Rendah Hope
Frekuensi 106 146 128 124 139 113 149 103 147 105 137 115 126 126 132 120 116
Persentase 42.06 % 57.94 % 50.79 % 49.21 % 55.16 % 44.84 % 59.13 % 40.87 % 58.33 % 41.67 % 54.37 % 45.63 % 50 % 50 % 52.38 % 47.62 % 46.03 %
79
10.
Humor
11.
Spirituality
Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi
136 140 112 95 157
53.97 % 55.56 % 44.44 % 37.70 % 62.30 %
Berdasarkan tabel 4.11, responden yang memiliki creativity yang rendah berjumlah 106 orang ( 42.06 %). Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang memiliki creativity tinggi yaitu 146 orang (57.94 %). Selanjutnya, sebanyak 128 orang (50.79 %) responden memiliki curiosity yang rendah sedangkan 124 orang (49.21 %) responden memiliki curiosity yang tinggi. Untuk variabel open mindeness terdapat 139 orang (55.16%) responden untuk kategori yang rendah dan 113 orang (44.84 %) responden untuk kategori yang tinggi. Pada variabel bravery terdapat 149 orang ( 59.13 %) responden untuk kategori yang rendah dan 103 orang ( 40.87 %) responden untuk kategori yang tinggi. Untuk variabel persistence, sebanyak 147 orang (58.33 %) responden berada pada kategori yang rendah sedangkan 105 orang (41.67%) responden berada pada kategori yang tinggi. Sebanyak 137 orang (54.37%) responden berada pada kategori vitality yang rendah sedangkan responden yang berada pada kategori vitality yang tinggi berjumlah 115 orang (45.63%). Pada variabel love terdapat 126 orang (50 %) responden untuk kategori yang rendah dan 126 orang (50%) responden untuk kategori yang tinggi. Pada variabel self regulation, terdapat 132 orang (52.38%) responden yang berada pada kategori rendah sedangkan 120 orang (47.62%) responden berada pada kategori yang tinggi. Selanjutnya, sebanyak 116 orang (46.03%) responden memiliki hope yang rendah sedangkan 136 orang (53.97%) responden memiliki
80
hope yang tinggi. Untuk variabel humor, responden yang termasuk pada kategori rendah berjumlah 140 orang (55.56%) sedangkan responden yang termasuk pada kategori tinggi berjumlah 112 orang (44.44%). Selanjutnya, sebanyak 95 orang (37.70%) responden memiliki spirituality yang rendah sedangkan 157 orang (62.30%) responden memiliki spirituality yang tinggi. 4.3
Uji Hipotesis Penelitian
4.3.1
Analisis regresi variabel penelitian
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3. Dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu melihat R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians Dependent Variable (DV) yang dijelaskan oleh Independent Variable (IV), kedua apakah secara keseluruhan Independent Variable (IV) berpengaruh secara signifikan terhadap Dependent Variable (DV), kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masingmasing Independent Variable (IV). Langkah pertama peneliti menganalisis seberapa besar sumbangan yang diberikan oleh seluruh Independent Variable (IV) terhadap Dependent Variable (DV). Tabel R square dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.12 Tabel Model Summary Model Summary Model 1
R .406a
R Square .165
Adjusted R Square .123
Std. Error of the Estimate 8.83622
a. Predictors: (Constant), GENDER, SPIRITUALITY, LOVE, CREATIVITY, REGULATION, HUMOR, PERSISTENCE, BRAVERY, HOPE, OPEN, CURIOSITY, VITALITY b. Dependent variable : STRESS
81
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa perolehan R Square sebesar 0.165 atau 16.5%. Artinya 16.5% variasi dari stres akademik dapat dijelaskan oleh variasi dari seluruh Independent Variable (IV) yaitu creativity, curiosity, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, spirituality dan gender. Adapun 83.5% sisanya dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian ini. Langkah kedua yaitu menganalisis dampak atau pengaruh dari seluruh variabel independen terhadap stres akademik. Adapun hasil uji F dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.13 Tabel ANOVA ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Square 3690.818 18660.817 22351.635
Df 12 239 251
Mean Square 307.568 78.079
F 3.939
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), GENDER, SPIRITUALITY, LOVE, CREATIVITY, REGULATION, HUMOR, PERSISTENCE, BRAVERY, HOPE, OPEN, CURIOSITY, VITALITY b. Dependent variable : STRESS
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dijelaskan bahwa signifikansinya adalah 0.00 (sig < 0.05), maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh Independent Variable (IV) yakni creativity, curiosity, bravery, persistence, vitality, love, self regulation, hope, humor, spirituality dan gender terhadap stres akademik ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari Character Strengths dan gender terhadap stres akademik. Langkah selanjutnya adalah melihat koefisien regresi tiap independent variable. Hal ini dapat dilihat pada kolom paling kanan. Jika nilai sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa Independent Variable
82
(IV) tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap stres akademik. Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Tabel Koefisien Regresi Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std.Error Beta T Sig. 1 (Constant) 70.362 5.101 13.793 .000 CREATIVITY .159 .088 .147 1.795 .074 CURIOSITY .121 .102 .105 1.181 .239 OPEN -.004 .102 -.004 -.042 .967 BRAVERY -.210 .098 -.185 -2.154 .032 PERSISTENCE -.249 .102 -.203 -2.441 .015 VITALITY -.157 .113 -.131 -1.390 .166 LOVE -.030 .081 -.026 -.374 .709 REGULATION -.147 .098 -.120 -1.502 .134 HOPE .069 .101 .057 .678 .498 HUMOR .114 .084 .105 1.355 .177 SPIRITUALITY -.092 .083 -.082 -1.109 .269 GENDER 3.017 1.279 .153 2.359 .019 a. Dependent Variable: STRESS Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.14, dapat disimpulkan bahwa persamaan pada stres akademik adalah: Stres akademik = 70.362 + 0.159 creativity + 0.121 curiosity - 0.004 open mindedness - 0.210 bravery* - 0.249 persistence* - 0.157 vitality - 0.030 love - 0.147 self regulation + 0.069 hope + 0.114 humor - 0.092 spirituality + 3.017 gender* Keterangan : Signifikan (*) Dari tabel 4.14, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan, kita cukup melihat nilai Sig pada kolom yang paling kanan, jika
83
P < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap stres akademik dan sebaliknya. Dari hasil diatas, koefisien bravery, persistence, dan gender signifikan pengaruhnya terhadap stres akademik, sedangkan yang lainnya tidak. Hal ini berarti bahwa dari 12 hipotesis minor terdapat 3 variabel yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masingmasing Independent Variable (IV) adalah sebagai berikut : 1.
Variabel creativity: Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar 0.159 dengan signifikansi 0.074, yang berarti bahwa variabel creativity secara positif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik.
2.
Variabel curiosity : Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar 0.121 dengan signifikansi 0.239, yang berarti bahwa variabel curiosity secara positif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik.
3.
Variabel open mindedness : Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar -0.004 dengan signifikansi 0.967, yang berarti bahwa variabel open mindedness secara negatif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik.
4.
Variabel bravery : Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar -0.210 dengan signifikansi 0.032, yang berarti bahwa variabel bravery secara negatif mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik, artinya semakin tinggi bravery maka semakin rendah stres akademik.
5.
Variabel persistence: Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar -0.249 dengan signifikansi 0.015, yang berarti bahwa variabel persistence secara negatif mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik, artinya semakin tinggi persistence maka semakin rendah stres akademik.
84
6.
Variabel vitality: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.157 dengan signifikansi 0.166, yang berarti bahwa variabel vitality secara negatif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik.
7.
Variabel love: Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar -0.030 dengan signifikansi 0.709, yang berarti bahwa variabel love secara negatif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik.
8.
Variabel self regulation : Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar -0.147 dengan signifikansi 0.134, yang berarti bahwa variabel self regulation secara negatif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik.
9.
Variabel hope : Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar 0.069 dengan signifikansi 0.498, yang berarti bahwa variabel hope secara positif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik.
10. Variabel humor : Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar 0.114 dengan signifikansi 0.177, yang berarti bahwa variabel humor secara positif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik. 11. Variabel spirituality : Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar -0.092 dengan signifikansi 0.269, yang berarti bahwa variabel spirituality secara negatif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stres akademik. 12. Variabel gender : Diperoleh nilai koefisiensi regresi sebesar 3.017 dengan signifikansi 0.019 dan signifikan yang berarti bahwa ada perbedaan stres akademik yang signifikan antara laki-laki dan perempuan di mana laki-laki memiliki tingkat stres akademik yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
85
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap stres akademik. Variabel pertama yaitu bravery dengan koefisien regresi sebesar -0.210 dan signifikansi 0.032. Variabel kedua yaitu persistence dengan koefisien regresi sebesar -0.249 dan signifikansi 0.015. Variabel ketiga yaitu gender dengan koefisien regresi sebesar 3.017 dan signifikansi
0.019.
Adanya
pengaruh
gender
terhadap
stres
akademik
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam bervariasinya stres akademik. 4.3.2
Pengujian proporsi varians
Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians dari masing-masing Independent Variable (IV) terhadap stres akademik. Pada tabel 4.15, kolom pertama adalah Independent Variable (IV) yang dianalis satu per satu, kolom kedua merupakan penambahan varians Dependent Variable (DV) dari tiap Independent Variable (IV) yang dimasukkan secara satu per satu, kolom ketiga merupakan nilai murni varians Dependent Variable (DV) dari tiap Independent Variable (IV) yang dimasukkan secara satu per satu, kolom keempat adalah nilai F hitung bagi Independent Variable (IV) yang bersangkutan. Kolom df adalah derajat bebas bagi Independent Variable (IV) yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan nilai F hitung. Apabila F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu kolom signifikansi. Besarnya proporsi varians pada stres kerja dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:
86
Tabel 4.15 Proporsi Varians Independent Variable Model Summary Model R R Square R Square Change a 1 .035 .001 .001 b 2 .069 .005 .004 c 3 .161 .026 .021 d 4 .240 .058 .032 e 5 .329 .108 .051 f 6 .348 .121 .013 g 7 .352 .124 .003 h 8 .364 .132 .008 i 9 .366 .134 .001 j 10 .376 .141 .007 k 11 .382 .146 .005 l 12 .406 .165 .019 a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
Change Statistics F df 1 df 2 Sig. F Change Change .303 1 250 .582 .881 1 249 .349 5.378 1 248 .021 8.308 1 247 .004 13.980 1 246 .000 3.638 1 245 .058 .821 1 244 .366 2.253 1 243 .135 .417 1 242 .519 3.959 1 241 .000 1.289 1 240 .257 5.563 1 239 .019
Predictors: (Constant), Creativity Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness, Bravery Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness, Bravery, Persistence Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness, Bravery, Persistence, Vitality Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness, Bravery, Persistence, Vitality, Love Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness, Bravery, Persistence, Vitality, Love, SelfRegulation Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness, Bravery, Persistence, Vitality, Love, SelfRegulation, Hope Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness, Bravery, Persistence, Vitality, Love, SelfRegulation, Hope, Humor Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness, Bravery, Persistence, Vitality, Love, SelfRegulation, Hope, Humor, Spirituality Predictors: (Constant), Creativity, Curiosity, OpenMindedness, Bravery, Persistence, Vitality, Love, SelfRegulation, Hope, Humor, Spirituality, Gender
Tabel 4.15 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Variabel Creativity: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.001 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.582>0,05 (p>0,05). Hal ini berarti variabel Creativity
87
memberikan sumbangan sebesar 0,1 % bagi bervariasinya stres akademik dan tidak signifikan. 2.
Variabel Curiosity: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.004 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.349>0,05 (p>0,05). Hal ini berarti variabel Curiosity memberikan sumbangan sebesar 0.4 % bagi bervariasinya stres akademik dan tidak signifikan.
3.
Variabel Open Mindedness: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.021 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.021<0,05 (p<0,05). Hal ini berarti variabel Open Mindedness memberikan sumbangan sebesar 2,1 % bagi bervariasinya stres akademik dan signifikan.
4.
Variabel Bravery: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.032 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.004<0,05 (p<0,05). Hal ini berarti variabel Bravery memberikan sumbangan sebesar 3,2 % bagi bervariasinya stres akademik dan signifikan.
5.
Variabel Persistence: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.051 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.000<0,05 (p<0,05). Hal ini berarti variabel Persistence memberikan sumbangan sebesar 5,1 % bagi bervariasinya stres akademik dan signifikan.
6.
Variabel Vitality: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.013 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.058>0,05 (p>0,05). Hal ini berarti variabel Vitality memberikan sumbangan sebesar 1,3 % bagi bervariasinya stres akademik dan tidak signifikan.
88
7.
Variabel Love: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.003 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.366>0,05 (p>0,05). Hal ini berarti variabel Love memberikan sumbangan sebesar 0,3 % bagi bervariasinya stres akademik dan tidak signifikan.
8.
Variabel Self Regulation: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.008 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.135>0,05 (p>0,05). Hal ini berarti variabel Self Regulation memberikan sumbangan sebesar 0,8 % bagi bervariasinya stres akademik dan tidak signifikan.
9.
Variabel Hope: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.001 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.519>0,05 (p>0,05). Hal ini berarti variabel Hope memberikan sumbangan sebesar 0,1 % bagi bervariasinya stres akademik dan tidak signifikan.
10. Variabel Humor: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.007 dan nilai Sig. F Change sebesar 0,00<0,05 (p<0,05). Hal ini berarti variabel Humor memberikan sumbangan sebesar 0,7 % bagi bervariasinya stres akademik dan signifikan. 11. Variabel Spirituality: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.005 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.257>0,05 (p>0,05). Hal ini berarti variabel Spirituality memberikan sumbangan sebesar 0,5 % bagi bervariasinya stres akademik dan tidak signifikan. 12. Variabel gender: Diperoleh nilai R2 Change sebesar 0.019 dan nilai Sig. F Change sebesar 0.019<0,05 (p<0,05). Hal ini berarti variabel gender
89
memberikan sumbangan sebesar 1.9 % bagi bervariasinya stres akademik dan signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat lima variabel yang memberikan sumbangan terhadap bervariasinya stres akademik secara signifikan, yaitu open mindedness (2,1%), bravery (3,2%), persistence (5,1%), humor (0,7%), dan gender (1,9%).
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan hasil serta menganalisis hasilhasil yang didapat, maka pada bab ini peneliti akan menyimpulkan hasil dari penelitian. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari permasalahan penelitian. Peneliti akan memaparkannya pada penjelasan berikut ini. Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah “ada pengaruh yang signifikan dari character strengths dan gender terhadap stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja”. Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi Independent Variable (IV) terhadap Dependent Variable (DV), diperoleh bahwa variabel bravery, persistence, dan gender memberikan pengaruh signifikan terhadap stres akademik. 5.2
Diskusi
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa character strengths dan gender memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Park (2004) menyatakan bahwa beberapa character strengths tertentu dapat menjadi faktor protektif yang dapat menahan, mencegah, atau mengurangi pengaruh negatif dari stres. Jika dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Fredrickson (2001), character strengths memungkinkan seseorang untuk melihat
90
91
makna dari peristiwa yang mereka alami yang kemudian mempengaruhi cara yang mereka yang pilih untuk mengurangi stres dan membangun resiliensi. Dari hasil penelitian ini, dua dimensi character strengths yang termasuk dalam courage virtue yaitu bravery dan persistence memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik. Courage merupakan kekuatan emosional yang mengandung keinginan yang kuat untuk menyelesaikan tujuan walaupun terdapat halangan yang bersifat eksternal maupun internal. Bravery merupakan keberanian terhadap ancaman, tantangan, kesulitan atau rasa sakit. Bravery memiliki pengaruh secara negatif yang signifikan terhadap stres akademik di mana semakin tinggi bravery maka semakin rendah stres akademik. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan hasil bahwa bravery memiliki korelasi yang rendah dengan tingkatan ketegangan di bawah tekanan (Cox, Hallam, O’Connor, & Rachmanm ; O’Connor, Hallam & Rachman dalam Peterson & Seligman, 2004). Menurut peneliti, bravery juga akan mendorong seseorang untuk menghadapi (fight) tantangan yang harus dihadapi sehingga akan membantu dalam mengurangi tekanan. Sama seperti bravery, persistence juga memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap stres akademik di mana semakin tinggi persistence maka semakin rendah stres akademik. Persistence merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan secara berkelanjutan dalam mencapai tujuan walapun terdapat hambatan dan kesulitan. Individu yang memiliki karakter persistence senang menyelesaikan tugas walaupun sulit tanpa banyak mengeluh (Seligman, 2002). Di samping itu. persistence berkaitan dengan hardiness. Orang-orang yang
92
memiliki hardiness tinggi tidak akan mudah menyerah ketika mengalami kegagalan dan kemuduran (Kobasa dalam Peterson & Seligman, 2004). Variabel gender berpengaruh signifikan terhadap signifikan terhadap stres akademik mahasiswa yang kuliah sambil bekerja artinya ada perbedaan stres akademik antara mahasiswa dan mahasiswi yang kuliah sambil bekerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan stres akademik yang signifikan antara laki-laki dan perempuan (Misra & Castillo, 2004; Hamaideh, 2010; Ahmed, Riaz, & Ramzan, 2013; Kai-Wen, 2009; Thawabieh & Qaisy, 2012). Selanjutnya, jika dilihat dari proporsi varians, terdapat variabel yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik namun memiliki sumbangan yang signifikan terhadap bervariasinya stres akademik. Variabel tersebut adalah open mindedness dan humor. Open-mindedness tidak mempengaruhi stres akademik secara signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa individu
dengan
open
mindedness
yang
tinggi
lebih
mampu
untuk
mengakomodasi stres (Bieri ; Suedfeld & Piedrahita dalam Peterson & Seligman, 2004). Pada masa kini dimana teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang pesat, mahasiswa bisa mendapatkan informasi dan melakukan komunikasi terhadap orang lain dengan mudah. Hal ini dapat mendukung keterbukaan pikiran dari mahasiswa. Namun, open mindedness tidak hanya meliputi keterbukaan pikiran namun juga meliputi pertimbangan seseorang
93
terhadap informasi tersebut di mana seseorang dapat memilih dan memilah informasi yang bermanfaat atau yang merusak. Humor juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Shaunessy dan Suldo (dalam Kuiper, 2012) yang menunjukkan hasil bahwa siswa yang dapat menggunakan humor mereka dengan lebih efektif dapat merasakan emosi yang lebih positif ketika melakukan persiapan ujian. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Martin dan Lefcourt (dalam Kuiper, 2012) yang menunjukkan bahwa bahwa individu dengan level humor yang tinggi dapat lebih kebal terhadap dampak negatif dari stressor dalam kehidupan mereka dibandingkan dengan individu dengan level humor yang rendah. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gilham et al. (dalam Kuiper, 2012) yang juga menggunakan Value In Action-Inventory Strengths (VIA-IS) namun tidak menemukan adanya pengaruh humor terhadap well being atau life satisfaction. Kuiper (2012) menjelaskan bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh cara mendefinisikan dan mengukur humor. VIA-IS hanya mengukur aspek positif dalam humor sedangkan humor merupakan sebuah konstruk yang terdiri dari aspek positif yang bersifat adaptif dan aspek negatif yang bersifat maladaptif. Selain itu, mungkin mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tidak mempunyai banyak waktu atau kesempatan untuk menjaga atau meningkatkan sense of humor mereka. Tidak sesuai dengan hipotesis penelitian, beberapa variabel character strengths lainnya yaitu creativity, curiosity, vitality, love, self regulation, hope,
94
dan spirituality tidak memiliki pengaruh dan tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap stres akademik mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Creativity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik. Hal ini sejalan dengan penelitian Asad dan Khan (2003) yang tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara kreativitas seorang karyawan dengan stres kerja. Hasil penelitian Avey et.al (2012) menunjukkan bahwa stres seseorang berkorelasi negatif dengan kinerja seseorang yang membutuhkan kreativitas di mana semakin rendah stres maka semakin tinggi kinerja yang kreatif. Sedangkan Dominguez (2013) menemukan bahwa dalam keadaan yang penuh dengan stressor, maka kreativitas seseorang meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas tidak mempengaruhi stres. Sebaliknya, stres dapat mempengaruhi kreativitas seseorang. Curiosity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa Curiosity memiliki hubungan yang negatif dengan stres dan kebosanan (Cacioppo; McCrae & Costa; Zuckerman, dalam Peterson & Seligman, 2004). Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian Avey et al. (2012) yang menunjukkan bahwa curiosity berkorelasi secara negatif dengan stres. Curiosity merupakan keingintahuan, minat, dan perasaan yang positif terhadap pengalaman yang menarik dan tantangan. Sedangkan kegiatan akademik dan bekerja mungkin telah menjadi suatu hal yang rutin dan kurang menarik sehingga mengurangi rasa ingin tahu, minat dan perasaan yang positif terhadap kegiatan tersebut.
95
Vitality merupakan dimensi yang termasuk ke dalam courage virtue namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik. Hal ini tidak sesuai dengan kesepakatan para ahli psikodinamika bahwa ketersediaan energi yang besar dan memadai (vitality) berhubungan dengan resolusi dari konflik psikologis dan pelepasan diri dari represi, stres dan konflik. Vitality memiliki dua komponen yaitu komponen fisik dan komponen psikologis di mana kedua hal ini saling mempengaruhi satu sama lain. Mungkin tuntutan dan tanggung jawab yang dihadapi oleh mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dapat menguras vitality mahasiswa baik secara fisik maupun psikologis sehingga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik. Tidak adanya pengaruh love terhadap stres akademik sesuai dengan penelitian Chung (2008). Orang-orang yang memiliki kekuatan love biasanya memiliki seseorang yang dekat dan dapat menjaga kesejahteraan (well being) mereka. Penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Chung (2008) menggunakan mahasiswa sebagai responden dimana mahasiswa biasanya memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk memiliki seseorang yang benarbenar spesial bagi mereka. Self regulation tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik. Penelitian yang dilakukan oleh Daulay dan Rola (2012) menunjukkan hasil bahwa self regulated learning pada mahasiswa yang bekerja lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja. Mungkin karena fokus, pikiran, dan tenaga telah digunakan untuk kuliah dan bekerja, maka hal ini mengurangi regulasi diri mereka.
96
Hope tidak memiliki pengaruh terhadap stres akademik. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Gilman, Dooley, dan Florell (dalam Niemiec, 2013) yang menunjukkan hasil bahwa hope berkorelasi negatif dengan distress psikologis dan ketidaksesuaian diri (maladjustment) di sekolah. Menurut peneliti, hope tidak berpengaruh terhadap stres akademik karena hope dalam sisi negatif justru dapat menjadi stressor yakni self-imposed dimana seseorang memaksa dirinya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Spirituality juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Labbe dan Fobes (2010) yang menunjukkan bahwa partisipan dengan spirituality yang lebih tinggi menunjukkan respon sistem syaraf simpatis yang lebih rendah ketika merespon penyebab stres dibandingkan dengan partisipan dengan spirituality yang lebih rendah. Spirituality merupakan sebuah hal yang kompleks dan meliputi beberapa aspek namun sebagian besar item yang digunakan untuk mengukur spirituality dalam penelitian ini hanya mengukur spirituality dalam aspek keyakinan. Mungkin pengukuran spirituality dalam penelitian ini kurang komprehensif sehingga spirituality tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik. Berdasarkan kategorisasi, sebagian besar mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja dalam penelitian ini memiliki tingkatan stres akademik yang rendah. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa mahasiswa yang kuliah sambil bekerja memiliki tingkatan stres akademik yang tinggi karena mereka harus membagi waktu, tenaga dan
97
pikiran mereka terhadap kuliah dan pekerjaan (Gadzella & Masten, 2005; Wilks, 2008; Daulay & Rola, 2012). Data
National
Center
for
Education
Statistics
(Papalia,
2001)
menunjukkan bahwa para mahasiswa yang bekerja 15 jam lebih per minggu atau bekerja di pagi sekali atau di waktu yang tidak menetap cenderung menunjukkan prestasi yang kurang baik dalam bidang akademik dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja. Pada penelitian ini, hanya 31 (12,30 %) mahasiswa yang bekerja di atas 10 jam. Selain itu, dilihat dari jenis pekerjaannya, sebagian besar mahasiswa yaitu sebanyak 152 (60,32 %) orang bekerja sebagai pengajar privat di mana mereka memiliki jadwal yang dapat diatur dengan baik. Hal ini mungkin menyebabkan tingkatan stres akademik yang dialami oleh mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja tidak terlalu tinggi. Tingkatan stres akademik yang tidak tergolong tinggi ini mungkin juga berkaitan dengan bagaimana mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dapat menghadapi tuntutan-tuntutan (stressor) perkuliahan maupun pekerjaaannya yang dipengaruhi oleh keyakinannya mengenai kemampuan dalam menghadapi stressor dan cara yang dipilih untuk menghadapi stressor tersebut. Ed Boenisch dan Michele Haney (1998) menambahkan bahwa pengelolaan stres berhubungan dengan kebermaknaan, keseimbangan dan kesehatan. Dengan melakukan kuliah sambil bekerja, mahasiswa berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah mereka tetapkan sehingga mereka dapat merasakan hidup mereka lebih bermakna. Dengan menyeimbangkan antara tuntutan dalam kuliah dan bekerja, stres dapat dikelola dengan baik sehingga stres akademik mahasiswa tidak berada dalam
98
tingkatan yang terlalu tinggi. Dengan menjaga kesehatan baik fisik dan psikologis, maka mahasiswa memiliki energi yang memadai untuk menghadapi tuntutantuntutan yang dihadapi, dalam hal ini tuntutan dalam perkuliahan dan pekerjaan. Sarafino (2011) menyatakan bahwa faktor protektif akan memiliki pengaruh yang signifikan sebagai jika seseorang mengalami stres yang tinggi. Dalam penelitian ini, responden yang memiliki stres akademik yang rendah lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki stres akademik yang tinggi sehingga besarnya pengaruh karakter sebagai faktor protektif terhadap stres akademik tidak terlalu besar. Selain itu, adanya faktor-faktor yang lain yang berpengaruh terhadap stres akademik juga turut mempengaruhi besarnya pengaruh dari character strengths sebagai Independent Variable (IV) terhadap stres akademik sebagai Dependent Variable (DV). Di samping itu, Masten dan Herbers (2009) menyatakan bahwa faktorfaktor protektif, termasuk character strengths merupakan sebuah variabel kontinum yang memiliki kutub positif dan negatif sehingga character strengths tidak hanya memiliki efek buffering terhadap stres. Sebaliknya, character strengths dalam sisi yang negatif dapat menjadi sebuah titik kerawanan (vulnerability) terhadap permasalahan psikologis. Hal ini mungkin perlu ditinjau lebih jauh agar mendapatkan sebuah pemahaman teoritik yang lebih utuh dan mendalam. Selain itu, jika dilihat dari kategorisasi, sebagian besar responden memiliki tingkatan character strengths yang rendah. Hal ini mungkin menyebabkan variabel-variabel tersebut tidak dapat memberikan sumbangan yang signifikan
99
terhadap bervariasinya stres akademik mahasiswa UIN Jakarta yang kuliah sambil bekerja. Bagaimanapun, ketidaksesuaian atau perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian terdahulu mungkin disebabkan oleh beberapa faktor penting seperti sampling error, perbedaan penggunaan alat ukur psikologis, background sample, serta hal lain yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, latar belakang kultur yang berbeda antara penelitian terdahulu dan penelitian ini juga dapat menyebabkan perbedaan hasil. 5.3
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa, yaitu saran metodologis dan saran praktis. 5.3.1 Saran metodologis 1.
Peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi stres akademik seperti goal setting, motivation, positive thinking, psychological well being, dan hubungan yang baik dengan keluarga, teman atau dosen.
2.
Peneliti selanjutnya dapat meneliti pengaruh character strengths lainnya yang mungkin berpengaruh terhadap stres akademik namun tidak diteliti dalam penelitian ini, diantaranya love of learning, integrity, social intelligence, prudence, dan gratitude.
100
3.
Penelitian selanjutnya dapat meneliti stres akademik pada mahasiswa yang memiliki jam kerja lebih dari 10 jam per minggu dan/atau membandingkan stres akademik antara mahasiswa yang berkuliah saja dengan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.
5.3.2 Saran praktis 1.
Bagi mahasiswa, terutama yang kuliah sambil bekerja, agar dapat meningkatkan bravery dan persistence karena kedua variabel ini memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap stres akademik.
2.
Bagi mahasiswa, terutama yang kuliah sambil bekerja diharapkan dapat memperhatikan kebermaknaan, keseimbangan, dan kesehatan diri mereka serta humor yang sehat karena beberapa hal ini diperlukan untuk mengelola stres secara efektif.
3.
Bagi orang-orang terdekat dari mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, diharapkan dapat memberikan dukungan sosial agar mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tersebut dapat meningkatkan bravery, persistence, dan kekuatan karakter lainnya sehingga dapat mengurangi dan mempertahankan diri dari stres akademik.
4.
Bagi fakultas, agar dapat memfasilitasi dengan memberikan seminar atau training kepada mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja pada khususnya untuk meningkatkan bravery, persistence dan kekuatan karakter lainnya yang dapat menjadi faktor protektif dari stres akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Agolla, J.E., & Ongori, H. (2009). An assesment of academic stress among undergraduate students. Edu. Res. Rev., 4(2), 063-070. Ahmed, U., Riaz, A., & Ramzan, M. (2013). Assesment of stress & stressors : A study on management students. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 4(9), 687-699. Asad, N., & Khan, S. (2003). Relationship between job-stress and burnout: Organizational support and creativity as predictor variables. Pakistan Journal of Psychological Research, 18(3-4), 139-149. Avey, J.B, Luthans, F., Hannah, S.T., Sweetman, D., and Peterson, C. (2012). Impact of employee’ character strengths of wisdom on stress and creative performance. Human Resource Management Journal, 22 (2), 165-181. Begum, N. J. (2013). pengaruh character strengths terhadap kebahagiaan pada mahasiswa uin jakarta. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Blonna, R. (2005). Coping with stress in a changing world. 3rd Edition. New York: McGraw-Hill. Boenisch, E. & Haney, C.M. (1998). The stress owner’s manual: Meaning, balance & health in your life. Menggapai keseimbangan hidup. Joehana Oka (terj). 2005. Jakarta: Grasindo. Busari, A. O. (2012). Identifying difference in perceptions of academic stress and reactions to stressors based on gender among first year university students. International Journal of Humanities and Social Science, 2 (14), 138-146. Chung, H. (2008). Resiliency and character strengths among college students. Dissertation: University of Arizona. Daulay, S.F. & Rola, F. (2012). Perbedaan self regulated learning antara mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja. Diunduh pada 27 Mei 2014 dari http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/jurnalfastirola.ok_.pdf. Dominguez, E.S. (2013). Work stressors and creativity. Management, 16 (4), 469504. Fredrickson, B. L. (2001). The role of positive emotions in positive psychology: The broaden-and-build theory of positive emotions. American Psychological Association, 56 (3), 218-226.
103
104
Gadzella, B. M. & Baloglu, M. (2001). Confirmatory factor analysis and internal consistency of the student-life stress inventory. Journal of Instructional Psychology, 28 (2), 84-94.
Gadzella, B. M. & Masten, W. G. (2005). An analysis of the categories in the student-life stress inventory. American Journal of Psychological Research, 1 (1), 1-10. Hamaideh, S. H. (2010). Gender differences in stressors and reactions to stressors among jordanian university students. International Journal of Social Psychiatry, 58 (1), 26-33. Hobfoll, S.E. (2002). Social and psychological resources and adaptation. Review of General Psychology, 6 (4), 307-324. Kadapatti, M.G., & Vijayalaxmi, A.H.M. (2012). Stressors of academic stress: A study on pres-university students. Indian J. Sci. Res, 3 (1), 171-175. Kai-Wen, C. (2009). A study of stress sources among college students in taiwan. Journal of Academic and Business Ethics. Kuiper, N.A. (2012). Humor and resiliency: Towards a process model of coping and growth. Europe’s Journal of Psychology, 8 (3), 475-491. Kumpfer, K. L. (1999). Factors and processes contributing to resilience : The resilience framework. In M. D. Glantz & J. L. Johnson (Eds.), Resilience and Development: Positive Life Adaptations (179-224). New York: Kluwer Academic/Plenum. Labbe, E.E. & Fobes, A. (2010). Evaluating the interplay between spirituality, personality, and stress. Appl Psychophysiol Biofeedback, 35, 141-146. Linley, P.A., Maltby, J., Wood, A.M., Joseph, S., Harrington, S., Peterson, C., Park, N., Seligman, M.E.P. (2007). Character strengths in the united kingdom: The via inventory of strengths. Personality and Individual Differences, 43, 341-351. Lounsburry, J.W., Fisher, L.A., Levy, J.J. & Welsh, D.P. (2009). An investigation of character strengths in relation to the academic success of college students. Individual Differences Research, 7 (1), 52-69. Masten, A.S. & Herbers, J.E. (2009). Protective factor. Dalam Shane J. Lopez (ed). The Encyclopedia of Positive Psychology (793-837). UK: Blackwell Publishing Ltd. Misra, R. & Castillo, L. G. (2004). Academic stress among college students: Comparison of american and international students. International Journal of Stress Management, 11 (2), 132-148.
105
Misra, R., Crist, M., & Burant, C.J. (2003). Relationships among life stress, social support, academic stressors, and reactions to stressors of international students in the united states. International Journal of Stress Management, 10 (2), 137-157. Motte, A. & Schwartz, S. (2009). Are student employment and academic success linked? Canada: Millennium Research Note. Diakses pada 27 Mei 2014 dari http://www.millenniumscholarships.ca/images/Publications/090415_Student _Employmet_RN9.pdf. Niemiec, R.M. (2013). VIA character strengths – research and practice : The first 10 years. Cross Cultural Advancements in Positive Psychology. Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human Development. Ed 10th. Perkembangan Manusia. Brian Marwensdy (terj). 2009. Jakarta: Salemba Humanika. Park, N. (2004). Character strengths and positive youth development. The ANNALS of the American Academy of Political and Social Science, 591, 40. Park, N. (2009). Character strengths (VIA). Dalam Shane J. Lopez (ed). The Encyclopedia of Positive Psychology (135-141). UK: Blackwell Publishing Ltd. Peterson, C. & Seligman, M.E.P. (2004). Character strengths and virtues: a handbook and classification. New York: Oxford University Press. Sarafino, E.P. & Smith, T.W. (2011). Health psychology : Biopsychological interaction, 7th ed. Danvers, MA : John Wiley & Sons. Seligman, M. E.P. (2002). Authentic hapiness: Using the new positive psychology to realize your potential for lasting fulfillment. Authentic Happiness: Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif. Eva Yulia Nukman (terj). 2005. Bandung: Mizan Taylor, S. E. (2003). Health psychology. New York: Mc Graw-Hill.Inc Thawabieh, A.M., & Qaisy, L.M. (2012). Assesing stress among university students. American International Journal of Contemporary Research, 2(2), 110-116. VIA Institute On Character. (2014a). New shorter VIA surveys: Psychometrics. Diakses pada 7 Oktober 2014 dari https://www.viacharacter.org/www/Research/Psychometric-Data#nav. VIA Institute On Character. (2014b). Take the first step: Take the free character strengths test. Diakses pada 7 Oktober 2014 dari https://www.viacharacter.org/Survey/Account/Register.
106
Wilks, S.E. (2008). Resilience amid academic stress: The moderating impact of social support among social work students. Advances in Social Work, 9 (2), 106-125.
107
LAMPIRAN
108
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melaksanakan penelitian skripsi. Saya meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner di bawah ini. Saya harap hasil dari partisipasi Anda dapat membantu perkembangan Ilmu Psikologi. Oleh karena itu, saya mohon Anda untuk menggambarkan diri Anda sejujur-jujurnya karena segala informasi yang Anda berikan beserta jawaban Anda bersifat RAHASIA dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kerja sama Anda. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Hanna Maryama
109
DATA RESPONDEN
Nama/ Inisial Usia Jenis Kelamin*) Semester*)
Fakultas/Jurusan Pekerjaan Responden*)
Pendapatan Responden*) Jumlah jam kerja per minggu*)
Alasan/ tujuan/ motivasi kuliah sambil bekerja*)
*)
1. 2. 1. 2. 3.
Laki-laki Perempuan 1–3 4–6 7-9
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.
Wiraswasta Mengajar/Privat Freelance Lain-lain. Sebutkan ................... < Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00 – Rp.1.000.000,00 > Rp 1.000.00,00 > 5 jam 5 jam – 10 jam > 10 jam Membiayai kuliah Menambah pengalaman Menambah uang saku Disuruh/dipaksa oleh orang tua/orang lain 5. Lain-lain. Sebutkan .................
Lingkari pilihan yang sesuai
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi.
_______________________ (tanda tangan)
110
PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyatan-pernyatan tersebut sesuai dengan diri Anda sebenarnya dengan cara memberi tanda checklist () pada salah satu dari lima pilihan yang tersedia. Pastikan tidak ada nomor yang terlewat.
Contoh : No
Pernyataan
00
Saya sering merasa lelah
Tidak Jarang Sering Selalu pernah
SKALA 1 No 1. 2.
Pernyataan
Saya suka berkompetisi dan menjadi pemenang Saya memikirkan dan menganalisa strategi yang paling efektif ketika mengalami masalah kuliah 3. Saya mengalami perubahan yang tidak menyenangkan begitu cepat saat kuliah sambil bekerja 4. Saya bingung untuk memilih di antara dua pilihan yang menyenangkan antara kuliah dan bekerja 5. Saya mengalami frustasi karena pencapaian tujuan kuliah saya terhambat 6. Harapan dari keluarga terhadap diri saya membuat saya merasa tertekan 7. Saya mengalami konflik karena tujuan saya dalam kuliah sambil bekerja memiliki sisi positif dan sisi negatif yang bertentangan 8. Saya gagal dalam mencapai tujuan kuliah yang telah saya rencanakan 9. Saya mengalami banyak perubahan dalam waktu yang bersamaan saat kuliah sambil bekerja 10. Saya merasa tertekan dengan beban tugas kuliah yang terlalu banyak
Tidak Jarang Sering pernah
Selalu
111
11. Saya merasa cemas menjelang ujian 12. Saya suka menunda-nunda dalam menyelesaikan tugas kuliah 13. Saya bingung untuk menentukan pilihan di antara dua hal yang tidak menyenangkan antara kuliah dan bekerja 14. Perubahan-perubahan yang saya alami saat kuliah sambil bekerja mengganggu kehidupan saya 15. Saya tidak diterima dalam lingkungan sosial kampus 16. Ketika mengalami situasi yang menekan di kampus, saya mengeluarkan banyak keringat 17. Saya merasa takut ketika mengalami masalah kuliah yang berat. 18. Dalam menghadapi situasi yang menekan di kampus, saya menangis 19. Deadline tugas kuliah membuat saya merasa tertekan 20. Dalam menghadapi situasi yang menekan di kampus, saya menjadi mudah tersinggung 21. Ketika mengalami situasi yang menekan di kampus, saya bolak-balik ke toilet 22. Saya memikirkan dan menganalisa masalah yang saya alami di kampus 23. Saya merasa depresi ketika mengalami masalah kuliah yang berat. 24. Dalam menghadapi situasi yang menekan di kampus, saya menyakiti diri sendiri 25. Saya merasa kesal ketika mengalami masalah kuliah yang berat. 26. Dalam menghadapi situasi yang menekan di kampus, saya cenderung menyakiti orang lain 27. Ketika mengalami situasi yang menekan di kampus, saya makan secara berlebihan 28. Ketika mengalami situasi yang menekan di kampus, saya merasa sakit atau nyeri di salah satu atau beberapa bagian tubuh
112
PETUNJUK PENGISIAN SKALA 2 Pada skala di bawah ini terdapat empat pilihan jawaban, yaitu: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Anda diminta untuk memberi tanda checklist () pada salah satu dari lima pilihan yang tersedia. Pastikan tidak ada nomor yang terlewat. TIDAK ADA JAWABAN BENAR ATAU SALAH sehingga jawablah sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya.
Contoh: No 00
Pernyataan Saya seorang pekerja keras
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SKALA 2 No.
Pernyataan
1.
Saya adalah orang yang pantang menyerah
2.
Saya adalah orang yang penuh semangat.
3.
Saya memiliki banyak minat.
4.
Saya mudah berbagi perasaan dengan orang lain
5.
Saya dapat mengendalikan emosi dengan baik
6.
Keimanan saya menguatkan diri saya selama masa-masa sulit
7.
Saya memiliki kemampuan untuk berpikir kritis.
8.
Imajinasi saya melebihi imajinasi teman-teman saya
9.
Saya tidak takut dalam menghadapi tantangan
10.
Saya memiliki banyak energi untuk melakukan berbagai hal.
11.
Saya selalu merasakan kehadiran cinta dalam hidup saya.
12.
Saya memiliki rasa humor yang baik
113
13.
Saya berusaha untuk melihat segala sesuatu dari sisi positif.
14.
Keimanan saya membentuk diri saya
15.
Saya sering menyibukkan diri dengan sesuatu yang menarik
16.
Saya suka memikirkan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu.
17.
Saya berani tampil berbeda
18.
Saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal
19.
Saya tidak pernah mengerjakan sesuatu dengan setengah hati
20.
Saya yakin bahwa Tuhan akan selalu menolong saya menghadapi segala kesulitan.
21.
Saya dapat menetralkan perasaan negatif yang saya rasakan
22.
Ada orang-orang dalam kehidupan saya yang peduli terhadap saya sebagaimana mereka mempedulikan diri mereka sendiri
23.
Saya tidak pernah ragu-ragu untuk mengemukakan pendapat
24.
Saya senang mencerahkan hari dengan tawa dan canda.
25.
Saya memiliki gambaran yang jelas di dalam pikiran tentang apa yang saya inginkan di masa depan
26.
Kebanyakan orang merasa senang bersama dengan saya.
27.
Saya menantikan hari-hari baru dengan antusias
28.
Saya tidak berhenti mengerjakan tugas sebelum semuanya selesai.
29.
Saya dapat menghadapi rasa takut
30.
Jika saya mendapatkan nilai yang buruk, saya fokus pada kesempatan berikutnya dan berencana untuk berbuat lebih baik
31.
Ada orang-orang yang dapat menerima kekurangan saya
32.
Teman-teman saya menghargai pertimbangan saya
33.
Saya berusaha untuk mengamalkan ajaran agama saya
34.
Mempertimbangkan fakta-fakta tentang sesuatu dengan cara yang terorganisir dan menyeluruh merupakan bagian dari diri
114
saya 35.
Ketika seseorang mengatakan tentang cara mengerjakan sesuatu kepada saya, secara otomatis saya memikirkan caracara lain untuk mengerjakan hal yang sama
36.
Saya bekerja keras untuk mendapatkan apa yang saya inginkan
37.
Meskipun terdapat tantangan, saya tetap berharap bahwa saya akan memiliki masa depan yang cerah
38.
Saya tidak menginginkan hal-hal yang mengakibatkan efek buruk dalam jangka panjang walaupun menimbulkan kenikmatan sementara.
39.
Saya berusaha bertahan menghadapi pihak yang bertentangan dengan saya
40.
Saya mencoba untuk memiliki alasan yang baik dalam membuat keputusan yang penting.
41.
Mampu menghasilkan ide-ide baru dan berbeda merupakan salah satu kelebihan saya.
42.
Saya berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan meskipun terdapat rintangan dalam menyelesaikannya.
43.
Saya adalah orang yang disiplin
44.
Saya yakin bahwa saya akan berhasil mencapai tujuan yang saya cita-citakan
45.
Keyakinan saya terhadap Tuhan membuat hidup saya bermakna
46.
Saya tidak akan membiarkan situasi yang suram menghilangkan rasa humor saya.
47.
Saya dapat menemukan sesuatu yang menarik dalam situasi apapun
48.
Saya mempertimbangkan sesuatu dari berbagai sudut pandang.
115
49.
Saya dapat mengungkapkan kasih sayang kepada orang lain.
50.
Saat bangun tidur pada pagi hari, saya merasa gembira dengan segala kemungkinan pada hari itu.
51.
Teman-teman saya mengatakan bahwa saya memiliki banyak ide-ide baru dan berbeda.
52.
Saya senang melakukan beberapa kegiatan yang berbeda-beda
53.
Saya memegang teguh keputusan saya untuk melakukan suatu perbuatan.
54.
Saya berusaha untuk mengatur diri saya dalam mencapai tujuan
55.
Saya mencoba untuk menambahkan beberapa humor terhadap apapun yang saya lakukan.
Terima kasih atas partisipasinya
116
Lampiran 2 Syntax Stressor Akademik UJI VALIDITAS KONSTRUK STRESSOR AKADEMIK DA NI=15 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 PM SY FI=STRESSOR.COR MO NX=15 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK STRESSOR FR TD 9 8 TD 6 4 TD 11 10 TD 5 2 TD 10 7 TD 5 3 TD 7 5 FR TD 14 9 TD 14 8 TD 2 1 TD 15 2 TD 15 6 TD 12 6 TD 8 6 FR TD 14 11 TD 7 3 TD 12 9 TD 3 2 TD 5 1 TD 10 9 TD 4 3 FR TD 7 4 TD 12 2 TD 12 3 TD 13 11 TD 11 7 TD 11 3 TD 11 1 FR TD 7 2 TD 13 2 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Faktor dari Variabel Stressor Akademik
117
Lampiran 3 Syntax Reaksi terhadap Stressor Akademik UJI VALIDITAS KONSTRUK REAKSI TERHADAP STRESSOR DA NI=13 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 PM SY FI=REAKSI.COR MO NX=13 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK REAKSI FR TD 11 10 TD 11 2 TD 13 12 TD 11 8 TD 7 6 TD 5 1 FR TD 2 1 TD 11 6 TD 6 4 TD 4 2 TD 13 2 TD 10 1 TD 5 3 FR TD 7 5 TD 6 5 TD 8 5 TD 7 2 TD 10 7 TD 10 6 TD 7 3 FR TD 11 4 TD 12 8 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Reaksi terhadap Stressor Akademik
118
Lampiran 4 Syntax Stres Akademik UJI VALIDITAS KONSTRUK STRESS AKADEMIK DA NI=26 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 PM SY FI=STRESS.COR MO NX=26 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK STRESS FR TD 9 8 TD 25 24 TD 25 11 TD 23 9 TD 6 4 TD 25 16 FR TD 22 16 TD 19 15 TD 21 20 TD 16 15 TD 19 13 TD 11 10 FR TD 23 22 TD 24 20 TD 23 2 TD 24 2 TD 16 3 TD 24 19 FR TD 5 3 TD 24 22 TD 12 6 TD 23 18 TD 25 17 TD 17 1 FR TD 20 13 TD 17 12 TD 20 19 TD 5 2 TD 25 6 TD 22 4 FR TD 25 14 TD 10 4 TD 21 19 TD 21 13 TD 6 2 TD 14 6 FR TD 22 9 TD 16 8 TD 13 8 TD 13 9 TD 18 3 TD 22 18 FR TD 18 16 TD 9 7 TD 7 5 TD 20 6 TD 17 3 TD 17 13 FR TD 13 11 TD 22 10 TD 23 5 TD 24 3 TD 25 3 TD 15 2 FR TD 10 5 TD 5 4 TD 4 3 TD 26 11 TD 26 10 TD 22 19 FR TD 19 9 TD 7 1 TD 23 7 TD 10 7 TD 18 9 TD 25 8 TD 12 8 FR TD 10 9 TD 25 10 TD 16 5 TD 21 17 TD 20 17 TD 20 18 FR TD 18 15 TD 22 15 TD 24 15 TD 19 10 TD 11 7 TD 21 10 FR TD 20 15 TD 21 12 TD 17 16 TD 26 5 TD 26 24 TD 26 14 FR TD 26 18 TD 18 12 TD 18 10 TD 16 10 TD 17 2 TD 19 11 FR TD 25 23 TD 23 16 TD 23 4 TD 14 5 TD 4 1 TD 11 4 FR TD 12 3 TD 23 17 TD 7 3 TD 24 14 TD 14 1 TD 23 3 FR TD 16 1 TD 22 1 TD 22 13 TD 15 3 TD 3 2 TD 25 15 FR TD 19 3 TD 20 3 TD 21 16 TD 16 11 TD 26 4 TD 24 11 FR TD 24 21 TD 19 5 TD 21 5 TD 22 20 TD 24 9 TD 19 1 FR TD 12 4 TD 22 21 TD 24 13 TD 24 16 TD 17 4 TD 22 17 FR TD 18 17 TD 25 18 TD 25 22 TD 24 18 TD 5 1 TD 24 17 FR TD 17 15 TD 21 15 PD OU SS TV MI
119
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Stres Akademik
120
Lampiran 5
Syntax Creativity UJI VALIDITAS KONSTRUK CREATIVITY DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=CRE.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK CREATIVITY FR TD 5 4 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Creativity
121
Lampiran 6
Syntax Curiosity UJI VALIDITAS KONSTRUK CURIOSITY DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=CUR.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST LK CURIOSITY PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Curiosity
122
Lampiran 7
Syntax Open Mindedness UJI VALIDITAS KONSTRUK OPEN MINDEDNESS DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=OPEN.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK OPEN FR TD 3 1 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Open Mindedness
123
Lampiran 8
Syntax Bravery UJI VALIDITAS KONSTRUK BRAVERY DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=BRAVE.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST LK BRAVERY PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Bravery
124
Lampiran 9
Syntax Persistence UJI VALIDITAS KONSTRUK PERSISTENCE DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=PERSIST.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK PERSISTENCE FR TD 5 2 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Persistence
125
Lampiran 10
Syntax Vitality UJI VALIDITAS KONSTRUK VITALITY DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=VITA.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK VITALITY FR TD 5 4 TD 4 1 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Vitality
126
Lampiran 11
Syntax Love UJI VALIDITAS KONSTRUK LOVE DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=LOVE.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK LOVE FR TD 4 3 TD 5 1 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Love
127
Lampiran 12
Syntax Self Regulation UJI VALIDITAS KONSTRUK SELF REGULATION DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=SELF.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK SELF FR TD 5 4 TD 3 1 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Self Regulation
128
Lampiran 13
Syntax Hope UJI VALIDITAS KONSTRUK HOPE DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=HOPE.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK HOPE FR TD 5 4 TD 3 1 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Hope
129
Lampiran 14
Syntax Humor UJI VALIDITAS KONSTRUK HUMOR DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI=HUMOR.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK HUMOR FR TD 5 2 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Humor
130
Lampiran 15
Syntax Spirituality UJI VALIIDITAS KONSTRUK SPIRITUALITY DA NI=5 NO=252 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 PM SY FI= SPIRIT.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK SPIRITUALITY FR TD 2 1 TD 4 2 PD OU SS TV MI
Analisis Konfirmatorik Model Satu Faktor dari Variabel Spirituality