PENGARUH BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH DAN ENTREPRENEURSHIP KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DI KOTA MATARAM Sahnan1, Syafruddin2, Sudirman3 Universitas Mataram sahnanwira@gmail.com ABSTRAK Sekolah terdiri dari berbagai unsur yang saling berinteraksi dan bersinergi dalam menjalankan peran dan fungsinya guna mencapai tujuan pedidikan yang telah ditentukan. Beberapa faktor penting yang saling berinteraksi satu sama lain di lingkungan sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Guru merupakan komponen penting yang berperan mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah. Secara umum kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram berada pada kategori cukup, dengan jumlah nilai antara 60 sampai 70. Oleh karenanya dibutuhkan peran aktif dari semua pihak, terutama kepala sekolah untuk dapat menciptakan budaya sekolah yang bisa mendorong lahirnya kreativitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Permasalahan utama yang dilihat dalam penelitian ini adalah (1) Pengaruh budaya organisasi sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram; (2) Pengaruh entrepreneurship kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram; dan (3) Pengaruh budaya organisasi sekolah dan entrepreneurship kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan rancangan penelitian korelasional, dengan jumlah populasi 416 orang guru SMK Negeri di Kota Mataram dan diambil sampel sebanyak 81 orang. Hasil penelitian menemukan: (1) Secara parsial terdapat pengaruh antara Budaya Organisasi Sekolah tehadap Kinerja Guru. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dimana diperoleh angka thitung sebesar 2,460 > tTabel sebesar 1.9905, dengan nilai signifikansi untuk variabel Budaya Organisasi Sekolah sebesar 0.021 > 0,05. (2) Secara parsial terdapat pengaruh antara Entrepreneurship Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Hal ini berdasarkan pada hasil perhitungan yang telah dilakukan, dimana diperoleh angka thitung sebesar 2.664 > ttabel sebesar 1.9905, dengan nilai signifikansi untuk variabel Entrepreneurship Kepala Sekolah sebesar 0,000 < 0,05. (3) Secara simultan Budaya Organisasi Sekolah dan Entrepreneurship Kepala Sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Hal ini dapat dilihat dari output ANOVA atau hasil uji F test, didapati nilai F hitung sebesar 3.559 dengan probabilitas 0,032. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka Variabel Budaya Organisasi Sekolah dan Entrepreneurship Kepala Sekolah dapat digunakan untuk memprediksi Kinerja Guru. Kata Kunci: Budaya Organisasi Sekolah, Entrepreneurship Kepala Sekolah, Kinerja Guru.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 151
ABSTRACT THE EFFECT OF CULTURE OF SCHOOL ORGANIZATION AND ENTERPRENEURSHIP OF HEADNASTERS TOWARS WORKING PERFORMANCE OF STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL TEACHERS IN MATARAM Sahnan1, Syafruddin2, Sudirman3 Universitas Mataram sahnanwira@gmail.com Schools consist of several elements which interacted synergistically one and the others in undertaking their roles and functions to obtain the targeted goals of education. Several essential factors which synergistically interacted in school environment are the headmaster, teachers and the students. Teachers play an important role in achieving the goals of education at school. In general the quality of working performance Vocational High School teachers in Mataram is categorized into fair level, which is shown by the figures of 60 to 70. Therefore, the active role of every component especially the head master in promoting good school atmosphere is absolutely essential. This is intended to trigger the teachers’ creativity which may result in the improvement of their performance. The main problem observed in this study is (1) The effect of school organization culture toward the teachers of Vocational High Schools in Mataram; (2) The effect of entrepreneurship of the headmaster toward Vocational High Schools teachers’ performance in Mataram; and (3) The effect of cultural organization of schools and school entrepreneurship of the headmaster toward the teachers working performance. The method of the research applied in this study is Quantitative Descriptive Approach which is designed in form of research correlation with 416 teachers of Vocational High Schools in Mataram as the population of the study and the researcher took 81 teachers out of 416 as the sample of the research. The result of the study shows: (1) partially there is an effect of School Organization Culture toward the quality of teachers’ work performance which is shown by the value of t test showing the figure of 2.460 > t table namely 1.9905 under the value of significant deviation of School Organization Culture of 0.021 < 0.05. (2) Partially there is a clear effect of entrepreneurship of the headmaster toward the teachers’ working performance as indicated by the value of t test of 2.664 which is > than the value of t table showing the figure of 1.9905 with the significant value of the headmasters’ entrepreneurship variable indicated by the figure of 0.000 < 0.05. (3) Simultaneously, School Organization Culture the Headmasters’ Entrepreneurship contribute positive effect towards the teachers performance. This is hown by the computation of F value by using the ANOVA formula. The value of F test is represented by the figure of 3.559 with the value of probability of 0.032. Since the value of probability is smaller than 0.05, then the variable of School Organization Culture and the Entrepreneurship of the headmaster is able to predict the teachers’ performance. Key words: Culture of School Organization, Entrepreneurship of Headmasters, teachers working performance
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 152
Pendahuluan
disebutkan kualifikasi akademik guru minimal
Sekolah merupakan salah satu sub sistem dari
Sarjana atau D4.Sementara di Kota Mataram
sistem pendidikan nasional. Sekolah adalah
sendiri,gambaran tentang kinerja guru dapat
lembaga pendidikan yang sangat vital bagi
dilihat dari hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG)
terwujudnya cita-cita pendidikan. Sekolah
tahun 2014, data tersebut merupakan hasil
terdiri dari berbagai unsur yang saling
rekapitulasi PKG di beberapa SMK Negeri yang
berinteraksi
ada
dan
bersinergi
dalam
di
Kota
Mataram.
Data
tersebut
menjalankan
menunjukkan kinerja guru SMK Negeri di Kota
peran dan fungsinya guna mencapai tujuan
Mataram berada pada kategori cukup, dengan
pedidikan yang telah ditentukan. Beberapa
jumlah nilai antara 60 sampai 75 (sumber:
faktor penting yang saling berinteraksi satu
SMK Negeri Kota Mataram, 2014). Kepala
sama lain di lingkungan sekolah, yaitu kepala
sekolah memiliki wewenang
sekolah, guru, dan siswa. Guru merupakan
yang luas untuk mendorong peningkatan
komponen
berperan
kreativitas dan inovasi guru, kepala sekolah
mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah.
juga memiliki otoritas untuk menumbuhkan
Kinerja guru yang diwujudkan dalam proses
sekaligus
pembelajaran
sangat
sekolah. Di satu sisi kepala sekolah harus bisa
menentukan kualitas siswa yang dihasilkan
menjamin terciptanya budaya sekolah yang
dan kualitas proses pendidikan secara umum.
dapat mendukung lahirnya kreativitas dan
Jones mengemukakan, guru sebagai tenaga
prestasi,
profesional yang merupakan faktor penentu
Zamroni (2007:241)
mutu pendidikan harus memiliki keterampilan
mendukung peningkatan
manajemen di sekolah (Hadis dan Nurhayati,
prestasi adalah pola dasar asumsi, sistem
2012: 5). Data dari Balitbang Departemen
nilai, keyakinan dan kebiasaankebiasaan serta
Pendidikan Nasional (Depdiknas) tahun 2009
berbagai bentuk produk di sekolah yang akan
menunjukkan guru yang layak mengajar untuk
mendorong semua warga sekolah untuk
tingkat SD, baik Negeri maupun Swasta
bekerjasama yang didasarkan saling percaya
ternyata hanya 28,94%. Guru SMP Negeri
mempercayai,
54,12%, Swasta 60,99%, guru SMA Negeri
seluruh
65,29%, Swasta 64,73%, dan guru SMK Negeri
munculnya
55,91%, Swasta 58,26%. Ukuran tingkat
memberikan kesempatan untuk terlaksananya
kelayakan mengajar tersebut berdasarkan
pembaharuan
ketentuan pasal 9 Undang-undang nomor 14
bermuara kepada
penting
di
yang
sekolah
akan
meningkatkan
sebagaimana
prestasi
diungkapkan
yaitu:
sekolah,
gagasan-gagasan sekolah
oleh
“kultur yang
mengundang
warga
warga
yang
partisipasi mendorong baru,
dan
semuanya
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dimana
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 153
prestasi yang terbaik”. Secara empiris dapat
penerimaan risiko/kegagalan. Hasil observasi
dilihat bahwa budaya yang ada di sekolah
awal penulis menunjukkan bahwa di Kota
sekarang belum ada tatanan nilai yang khas,
Mataram masih terdapat kepala sekolah yang
belum ada kesamaan konsep dari setiap SMK
belum
dalam membangun atau membentuk budaya
terobosan-terobosan baru terhadap sekolah
kerja yang menjadi dasar bertindak dan
yang dipimpinnya, kepala sekolah belum
berperilaku bagi warga sekolah yang ada.
memiliki keberanian mengambil inisiatif atau
Hasil studi awal peneliti 4 menemukan, masih
keputusan yang mengandung risiko, belum
ada sekolah yang belum memiliki tata tertib
berani
kerja guru, yang berdampak pada disiplin
kebijakan yang bersifat otonomi di sekolah,
kerja yang rendah dan semangat kerja
misalnya
menurun,
dalam
pemberian
kegiatan pembelajaran menjadi tidak muncul
berprestasi
atau berkurang. Jika diperhatikan dari tujuan
punishment kepada guru yang tidak mampu
yang
menjalankan
serta
ingin
inovasi-inovasi
dicapai
oleh
masing-masing
mampu
untuk
melakukan
inovasi
mengeluarkan
reward di
kepada
kebijakan-
guru
bidangnya,
tugas
dengan
atau
yang
pemberian baik,
dan
sekolah, maka secara konkrit sekolah harus
keberanian mengambil langkah kemitraan
menunjukkan
masing-masing
dengan dunia usaha dan industri. Semua itu
sebagai cermin dari sikap dan nilai yang
belum dapat dilakukan oleh kepala sekolah
dianut.
demikian,
yang ada sekarang. Hal ini semata-mata
kepemimpinan menjadi faktor yang sangat
karena kepala sekolah masih menerapkan
berperan dalam mewujudkan situasi dan
pola kepemimpinan tradisional, yang bersifat
kondisi yang diharapkan. Entrepreneurship
rutinitas dan hanya ingin mencari selamat
kepala
satu
(takut dengan resiko). Berdasarkan uraian di
kemampuan yang perlu dikembangkan. Nilai
atas, penting untuk diungkapkan lebih jauh
nilai entrepreneurshipyang ada dapat menjadi
mengenai
semangat dalam mengembangkan prestasi
kinerja guru. Oleh karena itu, penelitian ini
dan
dibatasi pada menelaah variabel-variabel yang
kinerja dari warga sekolah. Hisrich & Peters
berpengaruh terhadap kinerja guru yaitu
(Mulyasa, 2013: 101) memandang bahwa
budaya
entrepreneurship adalah berbicara mengenai
kepala sekolah. Tujuan penelitian ini adalah
“perilaku”,
untuk
kekhasan
Pada
sekolah
yang
konteks
merupakan
mencakup
salah
pengambilan
variabel
organisasi mengetahui
inisiatif, pengorganisasian dan mereorganisasi
organisasi
dan
mekanisme sosial dan ekonomi terhadap
sekolah terhadap
yang
dan
memperngaruhi
entrepreneurship
pengaruh
budaya
entrepreneurship
kepala
sumber dan situasi kedalam praktek, dan
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 154
sendiri-sendiri
Kopelman (Supardi, 2013: 50) menyatakan
(parsial) maupun bersama-sama (simultan).
bahwa kinerja organisasi ditentukan oleh
Kinerja guru dalam melaksanakan aktivitas
empat factor antara lain yaitu: (1) lingkungan,
pembelajaran dapat dilakukan dengan baik
(2) karakteristik individu), (3) karakteristik
dan maksimal jika guru mendapat dukungan
organisasi, dan (4) karakteristik pekerjaan.
dari
bekerja.
Untuk dapat mencapai kinerja yang tinggi
Perfomance diterjemahkan menjadi kinerja,
perlu diberikan dukungan yang tinggi pula
juga berarti prestasi kerja atau pelaksanaan
terhadap guru, salah satu dukungan yang
kerja/pencapaian
hasil
dapat meningkatkan kinerja guru adalah
3).
dukungan situasi/suasana kerja yang nyaman
Supardi (2013: 45) mengartikan kinerja
atau kondusif, dengan kata lain budaya
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk
organisasi
melaksanakan,
dan
kepemimpinan kepala sekolah harus baik
tanggung jawab sesuai dengan harapan dan
pula. Pada dasarnya seorang guru tidak dapat
tujuan yang telah ditetapkan. 5 Berdasarkan
bekerja
pandangan
pekerjaannya,
kinerja
guru
baik
lingkungan
kerja/penampilan
secara
tempat
guru
kerja kerja
atau (LAN,
menyelesaikan
tersebut,
dapat
1993:
tugas
disimpulkan
sekolah
sendiri, dan
mendukung
dan
dalam
menyelesaikan
pasti
membutuhkan
bahwa kinerja adalah suatu prestasi yang
sebuah tim yang dipimpin oleh seorang
dicapai
dasar
pemimpin dalam hal ini kepala sekolah.
kemampuan yang dimiliki dan tanggung jawab
Menurut Robbins (2000: 219-220) ada tiga
yang diberikan sehingga mampu mencapai
kriteria
tujuan sesuai dengan waktu yang telah
kinerjaindividu, yakni: (a) hasil kerja individu
ditentukan. Dengan demikian, kinerja guru
(individual
adalah
(behaviors),
dan
guruberdasarkan tugas dan tanggung jawab
kerjaindividu
tergantung
yang dimiliki. Ada banyak faktor yang
seseorang dalam melakukan pekerjaannya.
mempengaruhi kinerja organisasi maupun
Untuk mengukur hasil kerja individual maka
individu. Gibson dan Ivan cevich sebagaimana
yang dievaluasi adalah hasil tugas dari
dikutip oleh Kasim (1993: 36) bahwa kinerja
seseorang atau produk apa yang dihasilkan.
individu pada dasarnya dipengaruhi oleh
Pengertian budaya menurut Taylor (Sobirin,
faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan,
2009: 50) adalah: “cultureorcivilization, yaitu,
(b) dorongan, (c) kemampuan, kebutuhan dan
complex which includes knowledge, belief, art,
sifat, (d) persepsi terhadap tugas, (e) imbalan
morals, law, costum and any other capabilities
internal dan eksternal, (f) persepsi terhadap
and habits aquired by man a member of
tingkat
society” (kultur atau peradaban adalah
oleh
prestasi
imbalan
seseorang
yang
dan
atas
dicapai
kepuasan
oleh
kerja.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
dalam task
melakukan
penilaian
outcomes), ciri
perilaku
(traits). pada
Hasil perilaku
Page 155
kompleksitas menyeluruh yang terdiri dari
sekolah selaku leader dan manajer di sekolah.
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum,
Kepala sekolah hendaknya mampu melihat
adat kebiasaan dan berbagai kapabilitas
lingkungan
lainnya serta kebiasaan apa saja yang
sehingga diperoleh kerangka kerja yang lebih
diperoleh seorang manusia sebagai bagian
luas guna memahami masalah-masalah yang
dari sebuah masyarakat). Adapun Edgar
sulit dan hubungan-hubungan yang kompleks
Schein (Luthans, 2006: 124) menyatakan
di sekolahnya. Kata entrepreneur berasal dari
bahwa budaya organisasi adalah: “pola
bahasa Perancis enterprendre, yang berarti
asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan,
berusaha
atau dikembangkan oleh kelompok tertentu
(Winarno,
saat mereka menyesuaikan diri dengan
pendidikan, wirausaha merujuk pada kondisi
masalahmasalah
ketika seseorang membuat suatu keputusan
eksternal
dan
inegrasi
sekolahnya
atau
secara
pengusahaan
2011:
(undertake)
Dalam
konteks
internal yang telah bekerja cukup baik serta
yang
dianggap berharga, dan karena itu diajarkan
kegiatan yang mandiri, bebas dari keterlibatan
pada anggota baru sebagai cara yang benar
lembaga lain (Mulyasa, 2013: 189). Mulyasa
untuk menyadari, berpikir, dan merasakan
juga menjelaskan, sebagian besar pendorong
hubungan
tersebut”
perubahan, inovasi dan kemajuan sekolah
Mangkunegara (2008: 113) mengemukakan
biasanya berasal dari kepala sekolah yang
bahwa
berjiwa wirausaha, karena mereka merupakan
dengan budaya
masalah oragnisasi
6
adalah
mendorong
8).
holistik,
terbentuknya
seperangkat asumsi atau system keyakinan,
pemimpin
nilai-nilai, dan norma yang dikembangkan
pendidikan tingkat satuan pendidikan. Ada
dalam organisasi yang dijadikan pedoman
delapan karakteristik kewirausahaan menurut
tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk
M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
sebagaimana dikutip oleh Winarno (2011: 15-
integrasi internal. Berdasarkan kajian tentang
16) yaitu: 1) Desire for responsibility, yaitu
budaya organisasi yang telah dikemukakan di
memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-
atas, maka dapat dipahami bahwa budaya
usaha yang dilakukannya. Seorang yang
organisasi sekolah adalah seperangkat norma,
memiliki rasa tanggung jawab akan selalu
keyakinan, pedoman, dan prinsip yang dimiliki
mawas diri. 2) Preference for moderate risk,
oleh sekolah dan menjadi dasar bagi warga
yaitu lebih memilih risiko yang moderat,
sekolah dalam menyelesaikan pekerjaan.
artinya ia selalu menghindari risiko yang
Dengan
terlalu
demikian,
usaha
untuk
(leader)
rendah
atau
sekaligus
sistem
terlalu
manajer
tinggi.
3)
mengembangkan budaya organisasi sekolah
Confidence in their ability to success, yaitu
terutama berkenaan dengan tugas kepala
percaya akan kemampuan dirinya untuk
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 156
berhasil. 4) Desire for immediate feedback,
untuk
yaitu selalu menghendaki umpan balik yang
mewujudkan
segera. 5) High level of energy, yaitu memiliki
membangun kemampuan mulai dari diri
semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
sendiri dan kelompok melalui usaha perbaikan
keinginannya demi masa depan yang lebih
secara terus menerus, yang dapat dilihat dari
baik. 6) Future orientation, yaitu berorientasi
beberapa indikator, yaitu: (1) percaya pada
ke masa depan, perspektif, dan berwawasan
diri sendiri, (2) berorientasi pada tugas dan
jauh ke depan. 7) Skill at organizing, yaitu
hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) memiliki
memiliki
dalam
inisiatif/inovator, dan (5) berorientasi ke masa
untuk
depan.
ketrampilan
mengorganisasikan
sumber
daya
melakukan
perubahan
kemandirian
dan dengan
menciptakan nilai tambah. 8) Value of
Metode Penelitian
achievement over money, yaitu selalu menilai
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan
prestasi dengan uang.Kepala sekolah yang
pendekatan kuantitatif deskriptif dengan
berjiwa wirausaha biasanya memiliki tujuan
rancangan penelitian korelasional. Penelitian
dan pengharapan tertentu yang diintegrasikan
ini
dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis
penelitan serta mengukur pengaruh variabel
sekolah
dengan
yang satu (X) dengan variabel yang lainnya (Y).
kemampuan, kondisi, dan faktor pendukung
Penelitian ini menempatkan pengaruh budaya
yang
organisasi
secara dimiliki
realistik, sekolah.
sesuai Kepala
sekolah
mengkaji
keterkaitan
sekolah
dan
antar
variabel
entrepreneurship
merupakan leader sekaligus manajer dari
kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK
sekolah dituntut agar menjadi pemimpin yang
Negeri di Kota Mataram. Waktu dan Tempat
memiliki karakteristik 7 kewirausahaan, agar
Penelitian
dapat menumbuhkan sikap inovasi dari para
dilaksanakan di SMK Negeri se-kota Mataram
guru dan karyawan sekolah. Permendiknas
dari bulan Juni tahun 2015 sampai dengan
Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kepala
bulan Agustus tahun 2015. Subjek Penelitian
sekolah dikemukakan tentang kemampuan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
manajerial kepala sekolah yang mencakup
Guru Tetap (GT) yang ada pada sembilan SMK
kompetensi
kompetensi
Negeri di Kota Mataram berjumlah 416 orang.
kewirausahaan,
Teknik sampling yang digunakan adalah
manajerial,
kepribadian, kompetensi
Pengambilan
data
penelitian
kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.
proportionate random sampling sehingga
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
diperoleh sampel sebanyak 81 guru.
bahwa
Prosedur Penelitian Angket dari masing-
entrepreneurship
kepala
adalah kemampuan kepala sekolah
sekolah
masing variable bebas dan variabel terikat dibagikan kepada
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 157
responden yaitu Guru Tetap (GT). Teknik
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis
Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan
regresi dan analisis korelasi parsial,
untuk mengukur variabel kinerja adalah
dengan
kuesioner; variabel pengembangan budaya
Sebelumpengujian
organisasi sekolah diukur dengan kuesioner
penelitian menggunakan regresi dan korelasi
dan dokumentasi; variabel entrepreneurship
parsial, maka terlebih dahulu dilakukan
kepala sekplah diukur dengan kuesioner.
analisis mengenai keeratan hubungan dua
Teknik Analisis Data Analisis data yang
variabel bebas terhadap variabel terikat
digunakan adalah analisis deskriptif dan
dengan analisis korelasi. Pengujian Pengaruh
analisis inferensial untuk menguji hipotesis,
Budaya Orgsnisasi Sekolah Terhadap Kinerja
dimana uji prasyarat dilakukan terlebih
Guru Rangkuman hasil analisis hipotesis
dahulu
sebelum
prasyarat
yang
taraf
signifikansi
sebesar
terhadap
0,05.
hipotesis
menguji
hipotesis.
Uji
pertama dapat dilihat pada tabel berikut:
dilakukan
meliputi
uji
Tabel 2. Hasil Analisis Uji Hipotesis Pertama
normalitas, uji heterokedastisitas dan uji
Berdasarkan
hasil
analisis
multikolinieritas. Hipotesis pada penelitian ini
menunjukkan
tingkat
hubungan
diuji dengan analisis regresi ganda. Teknik
variable Budaya Organisasi sekolah dan
analisis regresi ganda adalah suatau analisis
Entrepreneurship Kepala sekolah berpengaruh
peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas
terhadap kinerja guru 3,559. Koefisien yang
8 atau lebih terhadap variabel terikat untuk
bertanda positif ini menunjukkan bahwa
membuktikan ada atau tidaknya hubungan
budaya organisasi sekolah memiliki keeratan
fungsi atau hubungan kausal antara dua
hubungan dengan kinerja guru. Budaya
variable bebas atau lebih.
organisais sekolah (X1) akan memberikan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
pengaruh dengan Nilai thitung > ttabel atau
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan
2,460 > 1,9905 maka Ho ditolak yang artinya
untuk
keadaan
koefisien regresi signifikan atau budaya
subyek penelitian pada setiap variabel yang
organisasi (X1) benar-benar berpengaruh
diukur. Hasil analisis
secara signifikan terhadap kinerja guru..
mendapatkan
gambaran
deskriptif variabel
korelasi antara
budaya organisasi pada penelitian ini disajikan
Pengujian Pengaruh Entrepreneurship Kepala
pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Analisis
Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sementara
Deskriptif Variabel Budaya Organisasi Ket:
variabel Enterepreneurshiip kepala sekolah
STS= Sangat Tidak Setuju, TS= Tidak Setuju,
(X2) akan memberikan pengaruh terhadap
RR= Ragu-Ragu, S= Setuju, SS= Sangat Setuju
variabel kinerja guru. Nilai thitung > ttabel
Uji Hipotesis
atau 2,664 > 1,9905maka Ho ditolak yang artinya koefisien regresi entrepreneurship
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 158
kepala sekolah (X2) signifikan atau benar-
diteliti. Pembahasan Tujuan umum penelitian
benar berpengaruh secara signifikan terhadap
ini adalah
kinerja guru. Pengujian Pengaruh Budaya
untuk
Organisasi
pengaruh
dan
Entrepreneurship
kepala
memperoleh budaya
gambaran organisasi
tentang (X1)
dan
sekolah Terhadap Kinerja Guru Rangkuman
entrepreneurship kepala sekolah terhadap
hasil analisis hipotesis ketiga dapat dilihat
kinerja guru (Y) baik secara individu (parsial),
pada tabel berikut: Bentuk persamaan regresi
maupun secara bersama-sama (simultan).
dari pengaruh Budaya Organisasi sekolah (X1)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)
dan Entrepreneurship Kepala sekolah (X2)
Budaya organisasi sekolah yang ada di Sekolah
terhadap kinerja guru (Y) sebagai berikut Y=
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota
2.969 (α) + 0,074 (BOS) + 0,222 (EKS) + 0,039
Mataram
(ɛ) Tanggapan Nomor Item Pernyataan
Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan
17 18 19 20 21 22
(SMK)
STS 28 13 0 0 0 0
Entrepreneurship
TS 29 34 2 0 6 0
berpengaruh terhadap Kinerja Guru (KG)
RR 19 25 1 9 13 10
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di
S 4 7 21 38 39 37
Kota Mataram; dan 3) Budaya organisasi dan
SS 1 2 57 34 23 34
Entrepreneurship kepala sekolah berpengaruh
9
terhadap kinerja guru Sekolah Menengah
Persamaan garis regresi yang positif ini
Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Mataram.
mengindikasikan bahwa semakin baik budaya
Berdasarkan hasil analisis dari data penelitian,
organisasi
pengaruh
sekolah
dan
semakin
baik
belum
Negeri
mampu di
Kota
Kepala
masing-masing
meningkatkan Mataram; Sekolah
variabelb
2)
(EKS)
baik
entrepreneurship kepala sekolah , maka
secara parsial maupun simultan dapatn
kinerja guru akan meningkat. Nilai Fhitung >
dibahas sebagai berikut: Pengaruh Budaya
Ftabel atau 3,559 > 0,032 membuktikan
Organisasi (X1) Terhadap Kinerja Guru (Y)
bahwa
dan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kinerja
Entrepreneurship Kepala sekolah berpengaruh
guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
terhadap kinerja guru. Nilai R Square sebesar
Negeri di Kota Mataram tidak dipengaruhi
0,84 berarti bahwa variable budayaorganisasi
oleh budaya organisasi sekolah yang ada.
sekolah (X1) dan variable entrepreneurship
Kepala sekolah sebagai komponen penting di
kepala sekolah (X2) berpengaruh terhadap
sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab
kinerja guru sebesar 61%, dan sisanya sebesar
untuk
39% ditentukan oleh sebab lain yang tidak
sekolah yang mendukung pencapian tujuan
Budaya
Organisasi
sekolah
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
menumbuhkan
budaya
organisasi
Page 159
sekolah. Kemampuan kepemimpinan dari
yang berpengaruh terhadap kinerja guru.
seorang kepala sekolah merupakan faktor
Artinya kemampuan entrepreneurship kepala
penting yang dapat menjamin kinerja dari
sekolah akan memiliki pengaruh secara
para guru. Hal ini sebagaimana terungkap dari
langsung terhadap perkembangan kinerja
hasil penelitian Yogaswara (2010)
yang
guru. Hal ini juga sebagaimana dibuktikan
menemukan bahwa terdapat kontribusi yang
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
signifikan antara kemampuan manajerial
Octaviana
kepala sekolah terhadap kinerja mengajar
Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap
guru. Pada sisi yang lain, ada faktor lain yang
motivasi yaitu sebesar 0,499. Pada konteks
mempengaruhi kinerja guru. Salah satunya
ini, kekuatan motivasi yang dimiliki seseorang
adalah motivasi kerja. Sebagaimana Uno
dalam bekerja akan dapat melahirkan kinerja
(2013: 67) mengatakan bahwa motivasi erat
yang
hubungannya dengan perilaku dan prestasi
pembahasan di atas, dapat disimpulkan
kerja. Pandangan ini mengandung arti bahwa
bahwa kepemimpian merupakan salah satu
makin
faktor kunci yang dapat meningkatkan kinerja
baik
motivasi
seseorang
dalam
(2011)
dimana
berkualitas
kepemimpinan
tinggi.
melakukan pekerjaannya, maka makin baik
seseorang
pula prestasi kerjanya, atau sebaliknya. Untuk
Keberhasilan kepala sekolah dalam mencapai
itu, faktor motivasi menjadi salah satu factor
tujuannya secara dominan ditentukan oleh
penentu baik buruknya kinerja seseorang.
keandalan manjemen sekolah, sedangkan
Dengan
keandalan
demikian,
usaha
untuk
dalam
Berdasarkan
suatu
manajemen
organisasi.
sekolah
sangat
mengembangkan motivasi guru merupakan
dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki
langkah yang senantiasa harus dilakukan. 10
oleh kepala sekolah yang bersangkutan.
Pengaruh Entrepreneurship Kepala Sekolah
Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah (X1) dan
(X2) Terhadap Kinerja Guru (Y) Hasil uji
Entrepreneurship
hipotesis
Terhadap Kinerja Guru (Y) Hipotesis alternatif
menunjukkan
bahwa
Kepala
menunjukkan
terhadap kinerja guru. Hal ini diindikasikan
sekolah dan entrepreneurship kepala sekolah
melalui kepercayaan terhadap diri sendiri,
berpengaruh terhadap kinerja guru SMK di
orientasi pada tugas dan hasil, berani
Kota Mataram. Hasil ini dapat dimaknai
mengambil resiko, inovator dan berorientasi
bahwa
pada masa depan yang dimiliki oleh kepala
entrepreneurship kepala sekolah memiliki arti
sekolah. Dengan demikian, dapat dikatakan
dalam menentukan peningkatan kinerja guru.
bahwa
Hasil
entrepreneurship
Kepala
Sekolah adalah salah satu variabel penting
budaya
penelitian
budaya
(X2)
Entrepreneurship kepala sekolah berpengaruh
variabel
bahwa
Sekolah
organisasi
yang
organisasi
sekolah
dilakukan
dan
Schein
(Mangkunegara, 2008: 124) menjelaskan
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 160
sekolah
para kepala sekolah SMK Negeri Kota
diwujudkan melalui tindakan dan perilakunya
Mataram, disarankan untukmembangun dan
dalam memimpin. Usman (2010:359) juga
mengembangkan budaya organisasi yang
menjelaskan bahwa sesungguhnya pemimpin
sehat dan kondusif di sekolah masing-masing,
harus menerapkan nilai inti budaya bersama
dengan cara : (a) Membuat tata tertib atau
yang telah disepakati, yaitu nilai mutu, nilai
pedoman kerja guru yang jelas, tegas dan
kejujuran,
nilai
khas, (b) Membina komunikasi dan kerjasama
kemandirian, dan lain-lain yang bersifat
antar semua guru dengan baik, (c) Mejaga
positif.
kerukunan
Simpulan dan Saran
komponen yang ada di sekolah serta mentaati
bahwa
entrepreneurship
nilai
kepala
keterbukaan,
dan
toleransi
antar
semua
dan
norma-norma yang telah disepakati bersma.
pembahasan yang telah diuraikan, dapat
Serta Para kepala sekolah SMK Negeri Kota
disimpulkan bahwa Secara parsial terdapat
Mataram harus senantiasa mengembangkan
pengaruh antara budaya organisasi sekolah
menejemen
tehadap Kinerja Guru. Hal ini berarti bahwa
yang berkaitan dengan jiwa Entrepreneurship,
variabel
sehingga setiap kepala sekolah dapat memiliki
Berdasarkan
hasil
analisis
budaya
data
organisasi
sekolah
kepemimpinannya,
memberikan sumbangan yang positf terhadap
kepercayaan
peningkatan kinerja guru SMK Negeri di Kota
melaksanakan
Mataram. Sedangkan secara parsial terdapat
berorientasi kemasa depan serta berani
pengaruh antara Entrepreneurship Kepala
mengambil resiko dari setiap keputusan atau
Sekolah terhadap Kinerja Guru. Artinya bahwa
kebijakan yang dibuat. Sedangkan bagi para
variabel Entrepreneurship kepala sekolah
guru SMK Negeri di Kota Mataram harus
berkontribusi positif dan signifikan terhadap
menjalankan
peningkatan kinerja guru SMK Negeri di Kota
disiplin, konsisten dalam bekerja, senantiasa
Mataram. Kemudian Secara simultan Budaya
meningkatkan
Organisasi Sekolah dan Entrepreneurship
melaksanakan
Kepala Sekolah 11 berpengaruh terhadap
Sehingga Para peneliti lain dapat meneliti
Kinerja Guru. Hal ini berarti bahwa variabel
kembali hasil penelitian ini secara lebih tajam
Budaya
Organisasi
Entrepreneursip
Kepala
diri
yang
tugas,
tugas
kompetensinya, pekerjaan
secara
dalam inovasi,
dengan dan tuntas.
Sekolah
dan
dan mendalam, kenapa variable budaya
Sekolah
secara
organisasi sekolah secara parsial berpengaruh lebih
terhadap peningkatan kinerja guru SMK
kepemimpinan
Negeri
kinerja guru SMK Negeri
Kota
memiliki
(mengajar)
bersama - sama memiliki kontrbusi positf di
tinggi
terutama
Mataram.
Berdasakan
kesimpulan diatas peneliti menyarankan: Bagi
kecil
dari
pada
kepala
entrepreneurship sekolah
terhadap
di Kota Mataram.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 161
Daftar Pustaka Hadis,
Abdul
dan
B.
Nurhayati.
2012.
Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Lie, Anita. dkk. 2008. Pendidikan Nasional dan Reformasi
Politik
dan
Kemasyarakatan.
Yogyakarta: Unversitas Sanata Dharma. Mulyasa.
2013.
Manajemen
dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta: BSNP. Usman, H. 2010. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Winarno. 2011. Pengembangan Sikap Entrepreneurship
dan
Intrapreneurship.
Jakarta: PT. Indeks.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 162