PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE-KECAMATAN KOPANG Muhamad Riza Fahlevi1, Nyoman Sridana2, Sudirman3 Universitas Mataram
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survey. Populasi penelitian ini guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. Pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling yang di golongkan random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 4,703 > ttabel sebesar 2,000 pada taraf signifikansi 0,05% dengan sumbangan 24,4%, (2) motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. Hal ini ditunjukkan nilai thitung sebesar 2,322 > ttabel sebesar 2,000 pada taraf signifikansi 0,05% dengan sumbangan 7,7%, (3)budaya organisasi dan motivasi kerja secara bersama berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP Negeri Sekecamatan Kopang. Hal ini ditunjukkan nilai Fhitung sebesar 13,245> Ftabel sebesar 3,14. pada taraf signifikansi 0,05% besarnya sumbangan 29,3%. sedangkan sisanya sebesar 70,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Kata Kunci : “Budaya Organisasi, Motivasi, dan Kinerja Guru Abstract This research aimd to investigate the effect of organization culture and motivation toward junior hight school teacher performance in the whole subdistrict of Kopang. This research used quantitatif approach using survey metode in data collection. The sample populationof which applied probability sampling technique taken using random sampling. The results show that: (1) the effects organization culture on teacher performance SMP Negeri in Kopang subdistrict were positif. This indicated by the t count is 4,703>ttable is 2,000, at significance level 0,05% were contribution 24,4%; (2) the effects motivation on teacher performance SMP Negeri in Kopang subdistrict. This indicated by the t count is 2,322>ttable is 2,000, at significance level 0,05% were contribution 7,7%; (3) the effects culture organization and motivation on teacher performance SMP Negeri in Kopang subdistrict. This indicated by the F count is 13,245> Ftable is 3,14, at significance level 0,05% were contribution 29.3%. while the remaining 70,7% is influenced by other variables that were not addressed in this study. Keyword: Organization Culture, Motivation, and Teacher Performance
Pendahuluan Pendidikan memiliki peranan yang besar dalam proses kemajuan suatu bangsa. Salah satu komponen pendidikan yang memiliki peran besar dalam upaya mencapai tujuan pendidikan adalah seorang guru. Definisi guru menurut Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 74 Tahun 2008 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 1 adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan hasil Penelitian Programme for International Study Assessment (PISA) 2012 menempatkan Indonesia pada posisi terbawah kedua dari 65 negara yang diteliti dalam hal pencapaian mutu pendidikan. Salah satu faktor penyebab mutu pendidikan Indonesia rendah adalah kualitas guru yang belum memenuhi standar kualifikasi. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2010 menunjukkan, standar kualifikasi lebih dari 54 persen guru di Indonesia perlu ditingkatkan.(www.OkeZone.com, Jum'at, 2 Mei 2014). Pemetaan TIMSS & PIRLS 2011 menyebutkan Kinerja Indonesia pada Mathematics berada di urutan 38 dari 42 negara, Science 40/42 negara, dan Reading 41/45. Indonesia juga ada pada posisi 64 dari 65 negara pada pemetaan PISA pada tahun 2012. Kinerja Indonesia ada pada posisi stagnan sejak PISA tahun 2000, tidak menunjukkan peningkatan/penurunan signifikan. Cenderung stagnan pada nilai kinerja rendah. (www. AntaraNews.com, Rabu, 3 Desember 2014). Pembahasan persolaan dunia pendidikan terutama meyangkut persoalan pelaksanaan pendidikan yang formal di
sekolah seharusnya melibatkan guru. Guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan pengabdian kepada masyarkat. Pada dasarnya kinerja guru juga ditentukan oleh bagaimana seorang pemimpin yang mengontrol kinerja guru ketingkat positif atau ketingkat negatif kualitas kinerjanya dalam pendidikan. Oleh sebab itu, peran seorang leader atau pemimpin atau kepala sekolah menentukan baik atau buruknya kinerja guru. Guru merupakan pelaksana pendidikan di sekolah diharapkan mampu membentuk karakter dan intelektual keilmuan dalam diri peserta didik sebagai generasi pembangunan bangsa pada masa yang akan datang. Kualitas Pendidikan ditentukan oleh kualitas kinerja guru dalam pelaksanaan pendidikan, penerapan pengajaran, dan pengabdiannya kepada masyarakat, maka harus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya untuk dapat menjadikan lembaga Pendidikan tersebut mampu menjawab tuntutan perkembangan. Demikian juga hasil wawancara kepada Muhamad Zaini Kepala UPT Dikpora Kecamatan Kopang pernah mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan diKecamatan Kopang sangat memprihatinkan. Hal ini dinilai dari lemahnya kinerja guru sebagai penentu dalam proses pembelajaran, dan semangat guru untuk berperan aktif disekolah masih sangat kurang. Hal kinerja guru merupakan faktor yang menentukan bagi mutu pembelajaran/pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah menyelasaikan sekolah.(UPT Kecamatan Kopang, Sabtu, 09 Januari 2015). Mencermati pendapat Zaini di atas, peneliti menyimpukan permasalahan
kinerja guru yang ada di SMP Negeri sekecamatan Kopang yang berkaitan dengan sikap seorang guru disekolah dan lemahnya pemberian motivasi oleh seorang kepala sekolah pada guru baik guru negeri maupun guru honorer, sehingga perlu untuk melihat keaktifan seorang guru dalam bertindak disebuah organisasi sesuai nilai, norma, dan aturan yang terapkan disebuah organisasi sekolah untuk mencapi visi, misi, dan tujuan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara guru, penelitimenyimpulkan faktoryang mempengaruhi kinerja seorang guru di SMP Kecamatan Kopang adalah: (1) kedisiplinan,(2) komunikasi dengan guru lain, (3) pemberian motivasi, (4) Iklim kerja, (5) Inovasi guru, (6) Upah/gaji, (7) aturan sekolah (nilai, norma) yang tidak kuat, (8) kedudukan/ posisi guru di dalam organisasi sekolah, dan (9) kompetensi yang rendah. Menurut Depdiknas (2003: 1), elemen penting budaya sekolah adalah norma, keyakinan, tradisi, upacara keagamaan, seremoni dan mitos yang diterjemahkan oleh sekelompok orang tertentu, Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan -kebiasaan yang dilakukan warga sekolah terus menerus. Budaya organisasi yang memiliki budaya yang kuat ditandai dengan adanya kecenderungan hampir semua kepala sekolah menganut bersama seperangkat nilai dan metode menjalankan organisasi. Guru baru mengadopsi nilai-nilai ini dengan sangat cepat. Gaya dan nilai dari suatu budaya yang cenderung tidak banyak berubah dan akar-akarnya sudah mendalam, walaupun terjadi penggantian kepala Sekolah. Dalam organisasi dengan budaya yang kuat, guru dan staff cenderung berbaris mengikuti peraturan yang sama. Nilai-nilai dan perilaku yang dianut bersama membuat orang merasa nyaman dalam bekerja, rasa komitmen dan loyalitas membuat orang berusaha lebih keras lagi.
Pemahaman bahwa budaya organisasi sekolah akan dapat menjelaskan bagaimana sekolah berfungsi, seperti apakah mekanisme internal sekolah yang terjadi, karena para warga sekolah masuk ke sekolah dengan bekal budaya yang mereka miliki, sebagian bersifat positif, yaitu yang mendukung peningkatan kualitas pembelajaran. Namun ada yang negatif, yaitu yang menghambat usaha peningkatan kualitas pembelajaran. Namun hal ini tidak terlepas dari motivasi kerja seorang guru itu sendiri dan bagaimana kepemimpinan Kepala Sekolah tersebut dijalankan dengan baik. Motivasi kerja Guru juga dipengaruhi oleh banyak unsur antara lain : (1) Gaji/Upah, (2) tunjangan masa depan, (3) persaingan kualitas anak didik sekolah satu dengan sekolah lain, (4) isentif dari sekolah sesuai dengan tugasnya, (5) Iklim kerja dalam didalam organisasi sekolah Berdasarkan permasalahan di atas tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja guru yang merupakan suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian yang serius agar kinerja meningkat dan daya saing yang tinggi. Maka, permasalahan tentang kinerja guru ini merupakan topik yang menarik untuk di kaji secara cermat dan mendalam. Salah satu hal yang sangat penting dalam setiap penelitian adalah tujuan penelitian. Karena tujuan penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi hasil penelitian. Adapun tujuan yang diharapkan dapat tercapai dari penelitian ini antara lain: 1. Mendeskripsikan ada atau tidaknya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. 2. Mendeskripsikan ada atau tidaknya pengaruh Motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang.
3. Mendeskripsikan ada atau tidaknya pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. Kinerja merupakan terjemahan dari kata Performance (Job performance). Secara etimologis, performance berasal dari kata “ To perform” yang berarti menampilkan atau melaksanakan, sedangkan kata “performance” berarti the act of performing; execution(Webster Super New School and Office Dictionary). Menurut Luthans (2010: 378) pendekatan perilaku dalam manajemen, ”performance is right expectations can be created in ways that allow for measurement of quantity and quality of the person’s performance. kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan. Dengan demikian maka kinerja merupakan keterampilan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang tepat. Gibson, Ivancevich, dan Donnely (dalam Sudirman, 2010:31) yang mengatakan, bahwa: “Productivity is the relationship between the output generated from a system and the input s provided to create those output. Kinerja sebagai suatu sistem akan melibatkan berbagai sumber daya agar produktivitas yang diharapkan dapat terwujudkan. Sejalan dengan persoalan kinerja guru, Vroom (Mulyasa, 2004: 36) mengemukakan, Kinerja merupakan fungsi perkalian ability atau kemampuan dengan motivasi. Fungsi yang dimaksud mengandung arti bahwa, jika seseorang rendah dalam salah satu komponen, misalnya motivasi, maka kinerjanya akan rendah pula. Selanjutnya, Smith (Mulyasa, 2004: 36), Kinerja adalah hasil atau keluaran dari suatu proses. Menurut Jones, Jenkin, dan Lord (2006: 22), yang membuat kinerja guru
menjadi rendah yaitu: (1) mengajar di ruang sempit atau tidak tepat keberadaannya, (2) Miskin fasilitas, (3) keterbatas akses ke sumber daya, (4) tidak memiliki proses induksi, (5) memiliki rekan tidak ramah, (6) tidak ada akses ke pelatihan lebih lanjut, dan (7) memiliki pemimpin yang lemah. Budaya organisasi pertama kali dikenal di Amerika dan Eropa pada era tahun 1970-an. Salah satu tokohnya adalah Edward H, Shein, seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management, Massachustetts Institute of Technology. Budaya organisasi mulai dikenal di Indonesia sejak era tahun 80-90an. (dalam Sudirman, 2010: 99). Menurut Tylor (1920: 1), mendefiniskan “Culture or Civilization, take in its wide ethnographic sense, is that complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, and any other capabilities and habits acquired by mans as a member of societ. Budaya adalah kompleksitas menyeluruh yang terdiri dari pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan dan berbagai kapabilitas lainnya serta kebiasaan apa saja yang diperoleh seorang manusia sebagai bagian dari sebuah masyarakat. Selanjutnya Schein (2004: 3), “Culture is an abstraction, yet the forces that are created in social and organizational situations that derive from culture are powerful. Budaya adalah sebuah abstraksi , namun kekuatan yang dibuat dalam sosial dan situasi organisasi yang berasal dari budaya yang kuat. Artinya yang mempengaruhi organisasi adalah tergantung kekuatan budaya dalam organisasi tersebut. Tujuan pengelolaan budaya adalah agar terciptanya anggota organisasi yang memiliki sifat tunggal, cerdas, terampil, mandiri, memiliki kesetiakawanan, kerja keras, kreatif , produktif, berdisiplin, dan
berorientasi kemasa depan untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik. Berdasarkan uraian tentang budaya organisasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah seperangkat kepercayaan, nilai, dan norma dalam organisasi yang menjadikan tolak ukur dalam bertindak dan berprilaku serta membeda satu dengan organisasi lain, yang dicirikan dengan indikator: (1) kedisiplinan, (2) Orientasi mutu, (3) Komitmen , dan (4) saling menghargai. Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai mealakukan rangkaian kegiatan dalam suatu prilaku. Tahun 1950-an merupakan periode perkembangan konsepkonsep motivasi. Menurut Robbins (2002: 55), “Motivation as the processes that account for an individual’s intensity, direction, and persistence of effort toward attaining a goal. Mengemukakan bahwa motivasi adalah motivasi sebagai proses yang menjelaskan individu intensitas , arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai tujuan. Sementara itu McClelland (2013: 9) berpendapat bahwa: “A motive is the redingration by a cue of a change in an affective situation. Motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang di pelajari (Redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Menurut Bernad dan Steiner (2000: 107), berpendapat: “A motive is an inner state that energizes activities or moves (hence motivation) and that directs or channels behavior towords a goal. Motif adalah satu keadaan batiniah yang memberikan energi kepada aktivitasaktivitas atau menggerakanya karena itu menjadi motivasi mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku pada satu tujuan. Motivasi dapat pula berarti sebagai faktor
yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Menurut Weiner (Luthans, 2013: 175),berpendapat “Attribution theory obviously contributes a great deal to the better understanding of work motivation and organizational behavior. However, other dimensions besides the internal and external locus of control also need to be accounted for and studied. Bernard Weiner, for example, suggested that a stability (fixed or variable) dimension must also be recognized.Teori atribusi jelas memberikan kontribusi besar bagi pemahaman yang lebih baik tentang pekerjaan motivasi dan perilaku organisasi . Namun, dimensi lain selain internal dan fokus eksternal kontrol juga perlu diperhitungkan dan dipelajari . Misalnya , menyarankan bahwa stabilitas (tetap atau variabel) dimensi juga harus diakui. Jika motivasi rendah maka sulit diharapkan produktifitas kerja yang tinggi. Dalam kehidupan keorganisasian motivasi individu menjadi penggerak bagi usaha untuk melaksanakan tugas dengan iklas dan bersemangat sehingga produktivitas kerja yang dihasilkan dapat maksimal, dengan demikian tujuan organisasi dapat diwujudkan. Motivasi kerja merupakan proses dorongan yang berperan pada intensitas, arah, kekuatan-kekuatan atau tenagatenaga yang yang dilakukan dapat memberikan dorongan kepada kegiatan kerja seseorang guru. Berdasarkan definisi di atas maka, peneliti menyimpulkan bahwa indikator yang mempengaruhi motivasi kerja seorang guru disini adalah : (1) Tanggungjawab, (2) Prestasi, (3)Pengembangan diri, (4)Kemandirian. Metode Penelitian Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif survey, yaitu penelitian yang tidak memberikan pengendalian atau perlakuan terhadap variabel bebas secara langsung karena sudah terjadi secara alami dan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan di SMP Negeri SeKecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah dari bulan November tahun 2014 sampai dengan bulan Juni tahun 2015. Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri dengan jumlah guru sebanyak 206 Teknik sampling yang akan digunakan adalah Simple Random Sampling, sehingga diperoleh sampel sebanyak 67 guru. Rancanagan Penelitian Kuesioner dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dibagikan kepada responden yaitu guru SMP se-Kecamatan Kopang yang sudah mengajar lebih dari 5 Tahun. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan DataInstrumen yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja adalah kuesioner; variabel budaya organisasi diukur dengan kuesioner; variabel motivasi diukur dengan kuesioner. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial untuk menguji hipotesis, dimana uji prasyarat dilakukan terlebih dahulu sebelum menguji hipotesis.
Penyajian pada analisis deskriptif penelitian ini berupa: ukuran tendesi sentral meliputi mean, median dan modus, dan ukuran penyebaran data. Uji prasyarat yang dilakukan meliputi: uji normalitas, uji homosgenitas, dan uji linieritas. Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan analisis regresi dan analisis korelasi parsial. Teknik analisis regresi ganda adalah suatau analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih (X1) budaya organisasi dalam penelitian ini dilihat dari empat komponen yaitu: (1) kedisiplinan, (2) Orientasi Mutu (3) Komitmen , dan (4) saling menghargai. Analisis korelasi parsial digunakan untuk melihat hubungan variabel terikat dengan sebuah variabel bebas disertai persyaratan sejumlah variabel bebas lain ada dalam keadaan tertentu. Hal ini berarti kita mengontrol sejumlah variabel bebas dan melihat bagaimana kelakuan variabel bebas lainnya dengan variabel terikat. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan subyek penelitian pada setiap variabel yang diukur. Deskripsi data penelitian ini diperoleh dari hasil analisis deskriptif data yang meliputi nilai maksimum dan minimum, penyajian ukuran tendensi sentral yaitu mean, modus, median, dan ukuran penyebaran (simpangan baku) dari masing-masing variabel yaitu
budaya organisasi (X1), motivasi kerja (X2), kinerja guru (Y). Hasil analisis deskriptif pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Analisis Deskriptif Skor Kuesioner Hasil Penelitian
Variabel
Mak
Min
SD
Budaya Organisasi
72
25
62,16 7,40
Motivasi Kerja
88
49
68,82 7,40
Kinerja Guru
101
71
86,82 7,25
Berdasarkan kuesioner kinerja guru dengan jumlah sampel yang digunakan responden adalah 67 guru. Setelah dilakukan tabulasi data hasil penelitian, kemudian dianalisis data diperoleh hasil skor tertinggi (Mak) 101, skor terendah (Min)71, rerata skor (mean) 86,82, dan simpangan baku (SD) 7,247. Dari data hasil kuesioner tersebut presentase menunjukkan bahwa kinerja guru pada kategori sangat rendah sebesar 0%, kategori rendah sebesar 13,4%, kategori tinggi sebesar 86,6%, dan kategori sangat tinggi mencapai 0%. Adanya kenyataan bahwa kinerja guru SMP Negeri se-kecamatan Kopang dikategorikan tinggi. Berdasarkan kuesioner budaya organisasi dengan jumlah responden yang digunakan adalah 67 guru. Setelah dilakukan tabulasi data hasil penelitian, data diperoleh hasil skor tertinggi (Mak)72, skor terendah (Min) 25, rerata skor (mean) 62,60, dan simpangan baku (SD) 7,375.
Dari data hasil kuesioner tersebut, presentase kinerja guru menunjukkan bahwa pada kategori sangat rendah sebesar 1,5%, kategori rendah sebesar 4,5%, kategori tinggi sebesar 91,0%, dan kategori sangat tinggi mencapai 3,0%. Adanya kenyataan bahwa budaya organisasi guru di SMP Negeri se-kecamtan Kopang dikategorikan tinggi.. Berdasarkan Kuesioner motivasi kerja dengan jumlah sampel yang digunakan responden adalah 67 guru. Setelah dilakukan tabulasi data hasil penelitian, kemudian dianalisis data diperoleh hasil skor tertinggi(Mak) 94, skor terendah (Min)55, rerata skor (mean) 75,73, dan simpangan baku (SD) 8,012. Berdasarkan hasil presentase menunjukkan bahwa kinerja guru pada kategori sangat rendah sebesar 0%, kategori rendah sebesar 44,8 %, kategori tinggi sebesar 55,2 %, dan kategori sangat tinggi mencapai 0%. Adanya kenyataan bahwa kinerja guru SMP Negeri Sekecamtan Kopang dikategorikan tinggi. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi dan analisis korelasi parsial, dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Sebelum pengujian terhadap hipotesis penelitian menggunakan regresi dan Uji Batler denga melakukan uji secara parsial, maka terlebih dahulu dilakukan analisis mengenai keeratan hubungan dua variabel bebas terhadap variabel terikat dengan analisis korelasi.
Pengujian Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Rangkuman hasil analisis hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Analisis Uji Hipotesis Pertama R Adjusted B St.Erro t R Square R Square r .504
.254
.242
0,494
0,105 4,703
Hasil perhitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel budaya organisasi (X1) sebesar 0,494, dengan nilai konstanta sebesar 56,129, dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,254. Y = a + b1 X1= 56,129 + 0,494X1 Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi (X1) secara linier mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,494, standar error sebesar 0,105, dan t hitung sebesar 4,703, yang artinya semakin baik budaya organisasi (X1) disekolah, maka kinerja guru (Y) akan mengalami meningkat. Sedangkan jika dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,242 menunjukkan bahwa kinerja guru (Y) dipengaruhi oleh budaya organisasi (X1) sebesar 24,2%. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai t sebesar 4,703 dengan signifikansi t hitung sebesar 0,000 Dengan menggunakan n sebanyak 67, diperoleh nilai df (degree of freedom) sebanyak 65, maka nilai ttabel diperoleh sebesar 2,000, dengan nilai t hitung sebesar 4,703 > 2,000. Sedangkan jika dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ada
pengaruh positif yang signifikan de nga n ta r a f si g ni f i k a n 0 ,0 5 antara budaya organisasi terhadap kinerja guru“ terbukti kebenarannya. Pengujian Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Rangkuman hasil analisis hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Uji Hipotesis Kedua Adjuste B St.Error t R dR R Square Square .277
.077
.062
0,271
0,114 2,322
Hasil regresi linier sederhana diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel motivasi kerja (X2) sebesar 0,271, dengan nilai konstanta sebesar 68,182, dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,077. Y = a + b1 X2= 68,182 + 0,271X2 Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja (X2) secara linier mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru(Y) sebesar 0,271, standar error sebesar 0,117, dan thitung sebesar 2,322 dengan taraf signifikan 0,023, yang artinya semakin baik motivasi kerja (X2), maka kinerja guru (Y) akan mengalami meningkat. Sedangkan jika dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,077 menunjukkan bahwa kinerja guru (Y) dipengaruhi oleh motivasi kerja (X2) sebesar 7,7%. diperoleh nilai t hitung sebesar 2,322 dengan signifikansi t sebesar 0,023. Dengan menggunakan n sebanyak 67, diperoleh nilai df (degree
of freedom) sebanyak 65, maka nilai t tabel sebesar 2,000 yang mana nilai t hitung sebesar 2,322 > 2,00. Sedangkan jika dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,023 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh positif yang signifikan dengan taraf 0,05 antara motivasi kerja terhadap kinerja guru“ terbukti kebenarannya Pengujian Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Rangkuman hasil analisis hipotesis ketiga dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.4. Analisi Uji Hipotesis Ketiga Variabel B Uji t Sig. T Konstanta 44.227 Budaya Organisasi 0,461 4,406 0,000 Motivasi kerja 0,193 1,844 0,070 R Square (R2) 0,269 F hitung 13,167 Sig. F 0,000 Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (Budaya Organisasi (X1), dan Motivasi kerja (X2) terhadap variabel terikat (kinerja guru (Y). Y = 44, 227+ 0, 461 X1 + 0, 193 X2 Tabel 5. Analisi Secara Simultan R Adjuste Std. Error Squar d R of the DurbinR e Square Estimate Watson .540a
.292 .269 6.194 1.896 Berdasarkan tabel, diketahui bahwa nilai R square sebesar 0,292. Hal ini berarti bahwa 29,2% kinerja guru (Y)
dapat dijelaskan oleh variabel budaya organisasi (X1), dan motivasi kerja (X2), sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel di atas di peroleh nilai Fhitung sebesar 13,245, dengan menggunakan df (degree of freedom) yaitu n-k-1 = 67-2-1 = 64, diperoleh Ftabel sebesar 3,14. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung 13,245> Ftabel 3,14, sedangkan hasil signifikansi diperoleh nilai sebesar 0,000< 0,05. Sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh positif yang signifikan dengan taraf 0,05 antara budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru“ dapat diterima. Pembahasan Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh budaya organisasi (X1) dan motivasi kerja terhadap kinerja guru (Y) baik secara individu (parsial), maupun secara bersama-sama (simultan). Berdasarkan hasil analisis dari data penelitian, pengaruh masingmasing variabel baik secara parsial maupun simultan dapat dibahas sebagai berikut: Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Terhadap Kinerja Guru (Y) Berdasarkan hasil uji prasyarat dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi (X1) secara linier mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,494, standar error sebesar 0,105, dan t hitung
sebesar 4,703, yang artinya semakin baik budaya organisasi (X2) disekolah, maka kinerja guru (Y) akan mengalami meningkat. Sedangkan jika dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,242 menunjukkan bahwa kinerja guru (Y) dipengaruhi oleh budaya organisasi (X1) sebesar 24,2%. Hal ini berarti bahwa semakin baik penerapan budaya organisasi disekolah, maka semakin meningkat kinerja guru SMP Negeri seKecamatan Kopang. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah intensitas budaya organisasi, maka semakin rendah tingkat kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja, artinya budaya organisasi merupakan hasil dari interaksi ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi klompok-klompok orang dalam lingkungan organisasinya, akan membentuk suatu persepsi subyektif keseluruhan mengenai organisasiberdasarkan pada faktorfaktor seperti toleransi resiko, tekanaan pada tim, dan dukungan orang, persepsi keseluruhan ini akan menjadi budaya atau kepribadian organisasi tersebut yang mempu mendukung dan mempengaruhi kinerja guru, serta dampak yang lebih besar bilamana budaya organisasi sekolah lebih kuat. hasil penelitian ini mendukung beberapa pendapat dan teori tentang budaya organisasi yang dikemukan oleh para ahli. Menurut Harsey dan Blanchand (dalam Sudirman,2010: 191), menyebutkan beberapa faktor yang
dapat mendorong terciptanya budaya organisasi yang baikan, antara lain: (1) suasana organisasi, (2) pengahasilan karyawan, (3) loyalitas pimpinan terhadap karyawan, (4) promosi dan pengembangan karir, (5) jenis pengorganisasian, (6) jaminan organisasi, (7) pemahaman yang simpatik terhadap persoalan pribadi karyawan, dan (8) perasaan yang ikut memiliki. Adanya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru, mensyaratkan bahwa kualitas kinerja dapat ditingkatkan melalui faktor-faktor yang terdapat dalam budaya organisasi. Makin baik budaya organisasi makin tinggi kinerja guru. Guru yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai oganisasinya di sekolah akan menjadi suatu kepribadiannya. Sistem nilai dan keyakinan tersebut kemudian akan mewujudkan menajadi prilaku keseharian mereka dalam bekerja. Dengan dukungan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi, strategi sekolah dan dukungan logistik, kinerja guru akan meningkat dan akan berdampak pada membaiknya kinerja sekolah. Penelitian ini membuktikan, budaya organisasi merupakan salah satu faktor yang menentukandan mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam tercapainya tujuan yang diinginkan. Budaya organisasi yang baik memungkinkan guru dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Pengaruh Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y) Berdasarkan hasil pengujian prasyarat peneliti memproleh hasil dari
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja (X2) secara linier mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,271, standar error sebesar 0,117, dan thitung sebesar 2,322 dengan taraf signifikan 0,023, yang artinya semakin baik motivasi kerja (X2), maka kinerja guru (Y) akan mengalami meningkat. Sedangkan jika dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,077 menunjukkan bahwa kinerja guru (Y) dipengaruhi oleh motivasi kerja (X2) sebesar 7,7%. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi intensitas pemberian motivasi kerja pada guru, maka semakin tinggi tingkat kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah pemberian motivasi kerja kepada guru, maka semakin rendah tingkat kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja, dari hasil uji t Test (parsial) hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 2,240. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi intensitas penerapan motivasi kerja guru maka semakin tinggi tingkat kinerja guru. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah intensitas motivasi kerja, maka semakin rendah tingkat kinerja guru SMP Negeri sekecamatan Kopang. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa motivasi kerja yang mampu memunculkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan bawahan, menginspirasi dan memotivasi bawahan, merangsang
kreativitas dan inovasi bawahan, memperlakukan setiap bawahan secara individual dengan melibatkan guru dalam berbagai pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan program sekolah serta selalu melatih dan memberi pengarahan kepada bawahan dengan harapan akan meningkatkan kinerja bawahan. Menurut Gibson, et.al (2012: 125), mengemukakan motivasi sulit dijelaskan pengaruhnya, artinya motivasi atau dorongan siartikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dan dapat disimpulkan suatu pengujian dari pandangan ini tentang motivasi: (1) Ahli teori memiliki penafsiran berbeda-beda dan penekanan tempat tentang faktor yang berbeda, (2)Motivasi dihubungkan dengan perilaku dan capaian(Goal), (3) Tujuan yang jelas, (4) diakibatkan oleh peristiwa dan memproses internal atau di luar yang individu, dan (5) Riset pada motivasi masih mengembangkan, dan banyak aspek motivasi manusia masih tidak diterangkan. Kinerja para guru dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan intensitas penerapan pemberian motiavasi kerja yang baik. Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mishan (2012) yang mengemukakan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru dan berpengaruh positif dengan t hitung sebesar 3,150 Temuan penelitian tersebut menggambarkan bahwa kemampuan motivasi guru dalam bekerja berpengaruh pada peningkatan kinerja guru. Hal ini juga sebagaimana ditegaskan oleh Mc.Clelland (Vecchio,
2002: 71) bahwa motivasi erat hubungannya dengan kinerja, artinya bahwa makin baik motivasi seseorang atau dorongan dalam melakukan pekerjaanya, maka makin baik pula prestasi kerjanya, atau sebaliknya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh motivasi kerja, yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja guru tersebut. Pada konteks ini dapat dikatakan bahwa motivasi atau dorongan bagi guru merupakan salah satu faktor penting di dalam suatu organisasi (sekolah).
Pengaruh Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y) Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kienrja guru dimana hasil perhitungan menggunakan bantuan program SPSS.16 diperoleh nilai Fhitung sebesar 13,245, dengan menggunakan df (degree of freedom) yaitu n-k-1 = 67-2-1 = 64, diperoleh Ftabel sebesar 3,14. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung 13,245> Ftabel 3,14, sedangkan hasil signifikansi diperoleh nilai sebesar 0,000< 0,05. Sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh positif yang signifikan dengan taraf 0,05 antara budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru“ dapat diterima. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa budaya organisasi dan motivasi kerja mempunyai pengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja, artinya budaya organisasi dan motivasi merupakan hasil dari interaksi kebiasaan
yang mempengaruhi klompok-klompok orang dalam lingkungan organisasinya yang memberikan dorongan dan penguatan sehingga, akan membentuk suatu persepsi subyektif keseluruhan mengenai organisasi berdasarkan pada faktor-faktor seperti toleransi resiko, tekanaan pada tim, dan dukungan orang, persepsi keseluruhan ini akan menjadi budya atau kepribadian organisasi, tanggung jawab, prestasi diskeolah maupun prestasi bagi siswa, menjalan kan tugas sesaui dengan taget, memiliki tujuan yang jelas dan menantang, dan dan adanya umpan balik atas hasil kinerjanya (reward dan punishment) tersebut yang mempu mendukung dan mempengaruhi kinerja guru, serta dampak yang lebih besar bilamana budaya organisasi dan motivasi kerja di sekolah lebih kuat. Menurut Robbin (2013: 512), budaya organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menjadi perbedaan dengan organisasi yang lain. Beraneka ragamnya bentuk organisasi atau perusahaan, tentunya mempunyai budaya yang berbedabeda hal ini wajar karena lingkungan organisasinya berbeda-beda pula misalnya perusahaan jasa, manufaktur dan perdagangan. Pentingnya membangun budaya organisasi disekolah terutama berkenaan dengan upaya tercapainya tujuan pendidikan sekolah dan meningkatkan kinerja guru. Sebagaimana disampaikan oleh Stepen Stolp (dalam Sudirman, 2010), tentang School Culture, dari hasil studi menunjukan bahwa budaya organisasi di sekolah berhubugan dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa serta kepuasan dan produktivitas guru. Menurut Gibson ( Supardi, 2014: 19)
kinerja dipengaruhi oleh tiga klompok variabel, yaitu : 1) Variabel Individu meliputi : kemampuan dan keterampilan meliputi mental fisik ( kemampuan dlam memahami kurikulum), latar belakang( tingkat sosial, keluarga, pengalaman), demografis (umur, etnis, jenis kelamin), 2) Variabel organisasi meliputi sumberdaya, mimpinan, imbalan struktur, desain pekerjaan( ini mempengaruhi terhdap budaya organisai), dan 3) varibael Psikologis meliputi: perepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi, kepuasan kerja, dan iklim kerja. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa semakin baik atau semakin meningkatnya kinerja guru yang dipengaruhi oleh faktor budaya organisasi dan motivasi kerja akan berdampak positif terhadap prestasi siswa dan kenyaman didalam organisasi dalam bekerja. Berdasarkan tabel diatas hasil uji t hitung budaya organisasi dan motivasi kerja terhdap kinejra guru yaitu 4,471 dan 1,844, diketahui bahwa nilai R square sebesar 0,29. Hal ini berarti bahwa 29,3% kinerja guru (Y) dapat dijelaskan oleh variabel budaya organisasi (X1), dan motivasi kerja (X2), sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa faktor budaya organisasi dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP Negeri se-Kecamatan Kopang. Walaupun berdasarkan hasil analisis data, kinerja guru telah mencapai hasil yang baik, namun upaya-upaya mengoptimalkan kinerja guru tetap masih diperlukan, baik melalui program sekolah, program pemerintah daerah atau pun program pemerintah pusat.
Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil analisis regresi
sederhana, menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru (Y), dengan kontribusi yang diberikan sebesar 24,2%. Pengaruh positif tersebut menunjukkan bahwa semakin baik budaya organisasi (X1), maka kinerja guru (Y) juga semakin baik. Pengujian regresi sederhana antara motivasi kerja (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru (Y), dengan kontribusi yang diberikan sebesar 7, 7%. Pengaruh positif tersebut menunjukkan bahwa semakin baik motivasi kerja guru (X2), maka kinerja guru (Y) juga semakin baik.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP Negeri Sekecamatan Kopang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 4,703 dengan signifikansi t sebesar 0,000. Dengan menggunakan responden sebanyak 67, diperoleh nilai df (degree of freedom) sebanyak 65, maka nilai ttabel diperoleh sebesar 2,000, dengan nilai thitung sebesar 4,703> 2,000. Sedangkan jika dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini memberikan petunjuk bahwa semakin baik pengelolaan budaya organisasi disuatu sekolah maka semakin tinggi pula hasil kinerja guru. 2. Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP Negeri Sekecamatan Kopang. Hal ini ditunjukkan berdasarkan nilai thitung sebesar 2,322 dengan menggunakan df (degree of freedom) yaitu n-k-1 = 67-2-1 = 65, diperoleh t tabel sebesar 2,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung 2,322> ttabel 2,000, sedangkan hasil signifikansi diperoleh nilai sebesar 0,023< 0,05. Hasil
ini memberikan petunjuk bahwa semakin tinggi motivasi kerja guru maka semakin baik pula kualitas kinerja guru. 3. Budaya organisasi dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMP Negeri Sekecamatan Kopang. Hal ini ditunjukkan nilai F hitung sebesar 13,245 dengan taraf signifikansi 0,000. Besarnya sumbangan budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri sekecamatan Kopang adalah 29,3%, sedangkan sisanya sebesar 70,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini. . Daftar Pustaka Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Dirjen Dikdasmen.
E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Komptensi. Bandung: Remaja Rosada Karya. Gibson,
James. 2009. Organization: Behaviour, Structure, and Procese (Fourteenth Edition). The McGraw Hill Companies Inc. http://www.antaranews.com/berita/46742 2/gawat-darurat-pendidikan-diindonesia http://news.okezone.com/read/2014/05/02 /560/979356/kualitas-guru-rinyaris-terbawah-di-dunia Kongres Himpunan Matematika Indonesia. 2011. Guru SD yang tidak layak Mengajar di Indonesia. Jakarta: Kompas Jones, Jeff, Jenkin, Mazda, and Lord, Sue. 2006. Develoving Effektive teacher Performance. California: Paul Chapman Publising. Luthans, Fred. 2011. Organizational behavior: an evidence-based approach (Twelfth Edition). Boston: McGraw-Hill.
Mishan. 2002. Pengaruh Motivasi Kerja Guru dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Jakarta: Universitas Terbuka. . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Robbins P. Stephen. 2005. Organizational Behavior: Concepts Controversies Applications (Seventh Edition). New York; New Jersey. Robbins P. Stephen, Judge .2013. Organization Behaviour (Fifteenth edition). New York; New Jersey. Schein H. Edgar. 2010. Organizational Culture And Leadership (Fourth Edition). San Francisco: JosseyBass. Sudirman. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi, Dinamika Organisasi, Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja ( Studi Kausal pada SMP Negeri di Kota Mataram). Disertasi Progaram Studi Manajemen Pendidikan. Jakarta Univesitas Negeri Jakarta. Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta ; PT. Rajagrafindo Persada. Tylor, Edward Burnett. 1873. Primitive Culture : Researches Into The Development Of Mythology, Philosophy, Religion, Language, Art And Custom (Second Edition). London : Franddury, Agnew& Co. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Vecchio, Robert P. 2002. Organization Behavior core Concept. University of Wisconsin. La Crosse.