Mohammad Isa
PENGARUH BEBERAPA VARIABEL TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN ISOTONIK MIZONE DI SURABAYA Mohammad Isa* Abstract Bottled beverage business has a fascination for entrepreneurs. These businesses promise big profits, because it has a market which is also great, especially for a country with a population of approximately 230 million people like a Negara Indonesia. Beverage market continues to rise each year, in Indonesia from the beverage market share in the overall package of 44 trillion rupiah, isotonic beverage market has its share of Rp 2.9 to 3.4 trillion in 2009 and continued to rise from previous years. Mizone ranked first in three of the Top Brand Index from 2008-2010 with competitor iuhutt Pocari Swaet and Vitazone. The purpose of this study is to determine the effect of (l) consumer attitudes toward advertising on consumers' attitude towards the brand; (2) consumer attitudes toward advertising in brand image; (31 consumer attitudes towards consumer preference; (4) citramerk against consumer preferences; 5) consumer image the brand to brand image. Based on the results, the study may have the effect of advertising on consumer attitudes on consumers' attitude towards the brand; there is the influence of advertising on consumer attitudes to brand image; there is the influence of consumers on consumer preferences; there is the influence of brand image on consumer preferences; there is the effect on consumer attitudes towards brand image.
Keyword : consumer behavior, advertising, brand, brand image and consumer preferences. Pendahuluan Peluang bisnis di pasar minuman masih sangat besar. Sebagaimana pernyataan Yessy Lestarina Harahap, menurut hitungan Coca Cola, selama tahun 2007 ada sekitar 8,96 miliar liter beragam jenis minuman bermerek non-alkohol yang beredar di pasar Indonesia, jika asumsi satu orang butuh minum 1,5 liter,maka dalam sehari harus tersedia kurang lebih 345 juta liter air minum dari berbagai jenis untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia. Pada kenyataanya, jumlah minuman bermerek yang beredar di Indonesia masih sebesar 15% dari jumlah kebutuhan tersebut, sehingga masih tersedia sekitar 85% pangsa pasar yang bisa diperebutkan oleh para produsen minuman, dari pasokan minuman siap saji bermerek tadi,
Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011 | 17
Mohammad Isa air minum dalam kemasan (AMDK) mengambil porsi paling besar. Saat ini pemimpin pasar air kemasan adalah Aqua Golden Missisippi. (Kontan, Minggu II Oktober 2009), namun beberapa tahun terakhir muncul sebuah fenomena baru, diluar minuman semacam minuman berkarbonasi, teh, atau minuman rasa buah, yakni minuman isotonik, sebagian konsumen saat ini lebih memilih minuman isotonik dibandingkan dengan air minum biasa, hal ini dikarenakan agar tubuh secepatnya mendapat ganti ion tubuh yang hilang. Perusahaan minuman isotonik mengiklankan diri mereka melalui iklan sebagai minuman yang mampu mengganti ion-ion tubuh, bahkan minuman isotonik dianggap dapat menambah konsentrasi, menjaga kelembaban kulit, hingga mengembalikan energi yang mulai rnenurun, minuman isotonik dianggap lebih baik dari air minum biasa, karena air minum biasa tidak memiliki kandungan mineral seperti minuman isotonik. Minuman isotonik adalah minuman yang memiliki tekanan yang sama dengan cairan dalam sel tubuh, kandungan dalam minuman isotonik adalah elektrolit (Na+, K+, Ca2+,Mg2+, cl-) yang terlarut dalam bentuk garam dan gula untuk membantu mempercepat penyerapan elektrolit, dan sudah tentu kandungan yang terbanyak adalah air, jadi minuman isotonik sebenarnya adalah air minum yang mengandung beberapa jenis ion dalam bentuk garam. Kondisi tubuh yang kekurangan cairan, minuman isotonik memang bermanfaat untuk mengganti cairan tubuh, misatnva pada olahragawan, penderita diare, atau saat dehidrasi (Media-Indonesia.com). Pada periode akhir 2005 terdapat berbagai merek minuman isotonik yang muncul di Indonesia untuk menyaingi Mizone, diantaranya adalah Xion, Pro-sweat, optima Sweat, Powerade, Kino sweat, Vitazone, dan terakhir pada tahun 2008 munculah pemain baru yakni Fatigon Hydro Plus (Sumber: MIXD, 20 Juni-2O Juli 2009). Berdasarkan survey top brand indeks 2009 dan 2010 yang dilakukan oleh frontier cansulting grup dapat diketahui bahwa minuman isotonic Mizone mengalami kenaikan Top Brand Index dari 28,28% ditahun 2009 menj adi 32,4% di tahun 2010, hal ini menunjukkan ada penurunan juga kekuatan merek dibenak konsumen, market share yang diindikasikan pembelian ulang dan penggunaan merek (pembelian) Mizone di masa mendatang. Strategi promosi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam upaya membangun merek, terlebih jika manajemen menginginkan mereknya masuk dalam predikat Top Brand, dari berbagai dimensi
18 | Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011
Mohammad Isa strategi promosi, maka penetapan besarnya budget promosi merupakan faktor kunci keberhasilan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: a. Apakah sikap konsumen pada iklan Mizone berpengaruh terhadap sikap konsumen pada merk Mizone ? b. Apakah sikap konsumen pada iklan Mizone berpengaruh terhadap citra merk Mizone? c. Apakah sikap konsumen pada merk Mizone berpengaruh terhadap preferensi konsumen pada merk Mizone? d. Apakah citra merk Mizone berpengaruh terhadap preferensi konsumen pada merk Mizone? e. Apakah sikap konsumen pada merek Mizone berpengaruh terhadap citra merek Mizone? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah: a. Sikap konsumen pada iklan Mizone berpengaruh terhadap sikap konsumenpada merk Mizone. b. Sikap konsumen pada iklan Mizone berpengaruh terhadap citra merk Mizone. c. Sikap konsumen pada merk Mizone berpengaruh terhadap preferensi konsumen pada merk Mizone. d. Citra merk Mizone berpengaruh terhadap preferensi konsumen pada merk Mizone. e. Sikap konsumen pada merek Mizone berpengaruh terhadap citra merek Mizone. Tinjauan Pustaka Sikap Konsumen Pada Iklan Para pengiklan selalu berusaha untuk mengukur sejauh mana konsumen mengevaluasi iklan yang ditayangkan. Beberapa peneliti menemukan bahwa sikap konsumen pada iklan adalah bagaimana evaluasi afeksi terhadap iklan tersebut dapat dipengaruhi sikap mereka terhadap produk atau merek yang diiklankan. (Peter dan Olson, 2004). Iklan akan disenangi konsumen terlihat dapat rnenciptakan sikap merek
Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011 | 19
Mohammad Isa yaog positif dan keinginan membeli yang lebih tinggi dibandingkan iklan yang tidak disukai. Mekanisme yang dapat menjelaskan dampak sikap menyukai terhadap merek akan mengakibatkan menyukai suatu iklan atau dapat berlaku sebaliknya, menyukai suatu iklan akan mempengaruhi perhatian dan pemahaman terhadap suatu merek dan pada akhirnya menyukai merek tersebut, mengacu pada teori kognitif sosial Bandura (1989). Pengaruh iklan dapat saja menghasilkan sikap positif terhadap suatu merek, tetapi tidak selalu membawa kepada peningkatan pembelian merek tersebut. Sikap pada iklan berkerja melalui suatu proses reaksi konsumen yang terjadi karena rangsangan dari elemen-elemen iklan, dimana reaksi ini timbul saat konsumen sedang melihat, mendengar, berpikir tentang suatu iklan, dan dapat ditunjukkan melalui sikap suka atau tidak suka terhadap rangsangan iklan tersebut (Mowen and Minor,20123 52). Citra Merek Citra merk (brand image) adalah kesan yang diperoleh tentang suatu merk yang dianggap sebagai kelompok asosiasi yang menghubungkan pemikiran manusia dengan suatu nama merk (Beil,1992:8). Menurut Schiffiman dan Kanuk (1997:182), brand image merupakan kumpulan asosiasi yang dihubungkan pada merk yang diingat oleh konsumen, jadi semakin besar asosiasi yang dihubungkan ke merk suatu produk maka semakin positif produk tersebut di dalam benak konsumen. Jadi suatu citra merk yang positif diciptakan oleh suatu asosiasi merk yang kuat, baik, dan unik yang akan mempertinggi preferensi merk (Aaker,1998:160-165) dan mempunyai dampak yang baik terhadap probabilitas pemilihan suatu merk. Pengetahuan akan suatu merk (brand knowledge) dalam memori atau ingatan penting untuk membuat suatu keputusan pembelian dimana biasanya telah didokumentasikan dengan baik dalam ingatan (Albe, Hutchinson, dan Lynch,1991 in Keller, 1993:2), sehingga pengetahuan merk sangat penting dan dapat mempengaruhi apa yang dipikirkan oleh seseorang tentang suatu merk, yang terdiri dari dua komponen yaitu kesadaran merk: terkait dengan pengenalan dan pengingatan kembali tentang kinerja suatu merk; dan citra merk mengacu pada serangkaian asosiasi yang berhubungan dengan merk yang tertanam di benak konsumen (Keller, 1 993 :2).Keller (1993:11) juga menyebutkan citra merk yang dibangun dari asosiasi merk ini biasanya dihubungkan dengan intbrmasi yang ada dalam ingatan dengan sesuatu yang berhubungan dengan produk atau jasa tersebut,
20 | Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011
Mohammad Isa karena suatu merk itu diidentifikasikan dari entitasnya, maka konsumen sering menghubungkan asosiasi merk itu dengan entitas tersebut, sehingga menghasilkan suatu asosiasi sekunder atau asosiasi yang tidak langsung dihubungkan dengan merk. Asosiasi sekunder ini didapatkan dari asosiasi primer yang berhubungan dengan nama perusahaan, asal negara, distributor, selebriti yang mengiklankan, dari produk atau jasa tersebut, serta kejadian. Sikap Konsumen Pada Merek Sikap pada merk merupakan kecenderungan perilaku yang diperoleh dari pengaruh situasi untuk dapat menilai suatu merk produk, dan yang ditunjukkan melalui rasa suka atau tidak suka dari suatu proses pembelajaran sebelumnya (Aaker, Batra, and Myres,1996126). Hal ini dikarenakan setiap konsumen akan bertindak, bereaksi, dan memberikan respon terhadap apa yang dikomunikasikan oleh pemasar mengenai suatu produk, yang akan mempengaruhi sikapnya terhadap merk, walaupun sikap mempunyai ciri yang relatif konsisten, tapi sikap bukan merupakan elernen psikologis yang bersifat statis, karena sikap itu lebih dinamis atat dapat berubah. Sikap terhadap suatu merk dapat diukur langsung dengan menanyakan apakah konsumen suka atau tidak suka terhadap suatu merk atau- dengan menilai perasaan konsumen terhadap suatu obyek melalui evaluasi dengan mempertimbangkan atribut suatu produk dan apakah produk itu menguntungkan atau tidak bagi dirinya (Schiftman and Kanuk,7997:242). Jika kons-umen menyukai suatu merk maka mereka akan memiliki penilaian positif terhadap atribut yang ditawarkan produk tersebut dan sebaliknya. Merek adalah sebuah janji epada konsumen, dengan harapan ketika konsumen menyebut merek tersebut akan memberikan kualitas terbaik, kenyamanan, status, dan lainnya yarrrg menjadi pertimbangan konsumen saat membeli (Shimp, 2003:8). Jadi elemen merek (Keller, 1998:135-165) dapat diukur melalui Brand Name, Logo and Symbols, Characters, Slogans, Jingles, Packaging. Preferensi Konsumen Preferensi merk dikatakan sebagai kecendenrngan terhadap suatu merk yang didasarkan pada kepercayaankonsumen yang kuat atau menonjol pada saat iertentu (Fishbein dan Ajzen,I997; Mitchelle dan Olson,1981 in D'souza dan Rao,1995:33). Preferensi merk yang mempengaruhi proses pemilihan suatu merk dibedakan berdasarkan menjadi dua hal yaitu: preferensi berdasarkan atribut dan preferensi berdasarkan attitude, dimana proses preferensi berdasarkan atribut,
Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011 | 21
Mohammad Isa |anyak penelitian menyebutkan bahwa nama merk yang disebut terakhir merupakin merk utama yang digunakan sebagai subyek perbandingan dan merk yang disebutkan lebih dulu sebagai merk pilihan (Houston and Sherman,l995; Houston, Sherman, and Baker,1989; Kardes and Sabon matsu, 1993). Proses pref-erensi membutuhkan suatu pengetahuan dan kegunaan dari suatu atribut spesifik pada saat melakukan pengambilan keputusan dengan melakukan perbandingan atribut terhadap suatu merk (Mantel and Kardes,1999:336). Preferensi konsumen berdasarkan atribut (Mantel Kardes,l999:337), ada indikator yang berpengaruh yaitu banyaknya pengetahuan yang ada pada konsumen bisa berupa informasi produk yang diperoleh dari iklan; tingkat keterlibatan konsumen terhadap keinginannya berdasarkan keterangan tentang kemampuan suatu produk dari kemasan; tingkat keterlibatan konsumen terhadap keingirrannya berdasarkan keterangan tentang kemampuan suatu produk. Pengaruh Sikap Konsumen Pada Iklan Terhadap Sikap Konsumen Pada Merek Konsumen secara langsung akan memiliki sikap pada iklan saat iklan itu ditayangkan, dan akan terbentuk sikap terhadap merk produk yang diiklankan. Saat konsumen menyaksikan iklan yang ditayangkan dan timbul rasa tertarik di benak konsumen maka akan timbul keinginan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya dengan produk yang diiklankan, jadi disini tampak hubungan positif antara sikap pada iklan dengan sikap terhadap produk yang diiklankan, dan sebaliknya (Mowen and Minor,1998:351). Jadi perasaan suka terhadap tayangan iklan yang tayangkan menjadi hal penting karena secara potensial dapat mempengaruhi sikap konsumen atas merk produk tersebut. Dengan kata lain, perasaan terhadap iklan akan bekerja saat konsumen menyukai atau tidak terhadap iklan dan sikap ini berhubungan dengan merk, jadi disini terdapat hubungan kausal arftara sikap atas iklan dan sikap atas merk (Aaker, Batra, and Myres, 1996:293). Pengaruh Sikap Konsumen Pada lklan Terhadap Citra Merek Setiap iklan terdapat bermacam-macam tanda seperti simbol dan kata-kata yang dapat menimbulkan kesan tersendiri di benak konsumen, atau dengan kata lain sikap konsumen pada iklan dapat mencerminkan penilaian citra merk dari produk yang diiklankan (Aaker,l998:341). Sikap pada iklan juga memegang peranan penting dalam membentuk citra merk suatu produk dimana dengan melihat kualitas karakteristik iklan yang ditampilkan (apakah menarik atau tidak), konsumen akan
22 | Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011
Mohammad Isa memiliki reaksi positif pada produk yatrg diiklankan sehingga akan timbul minat untuk mencoba dan akhirnya membeli produk atau sebaliknya (Aaker, Batra, and Myres, 1996:293). Jadi suka atau tidaknya sikap konsumen pada iklan juga akan mempengaruhi citra merk suatu produk yang diiiklankan (Shimp,2003:11). Pengaruh sikap Konsumen Pada Merek Terhadap citra Merek Sikap konsumen pada merek memiliki ef-ek terhadap citra merek (Low dan Lamb, 2000), dimana citra merek suatu produk juga ditentukan oleh sikap konsumen pada merek suatu produk, apakah sikap itu positif ataupun negatif, karena sikap inilah yang nantinya akan memberikan pengaruh dibenak konsumen, apakah akan menerima atau menolak produk tersebut, yang pada akhirnya akan blrdampak pada keinginan untui melalcukan pembelian. Penelitian dari Eva Martinez (2003) tentang perluasan merek pada citra merek menemukan bahwa sikap konsumen pada merek juga ikut memberikan pengaruh pada citra merek suatu produk. Perusahaan telah menggunakan ekstensi merek sebagai strategi untuk meluncurkan produk baru. Alasan mengapa strategi ini telah populer adalah fakta bahwa menurunkan resiko kegagalan produk baru, karena konsumen pada awalnya lebih bersedia untuk menerima produk-produk dipasarkan dengan merek terkenal. Pengaruh Sikap Konsumen Pada Merek Terhadap Preferensi Konsumen Iklan yang dilakukan oleh pemasar diharapkan dapat menimbulkan penilaian dari konsumen yang akan berpengaruh pada sikap konsumen terhadap merk tersebut dalam memilih merk produk yang telah diiklankan. Dimana dari sikap terhadap merk yang positif itulah, konsumen akan memutuskan untuk mencoba atau membeli merk tersebut. Jadi sikap terhadap suatu merk yang positif akan memperbesar preferensi konsumen untuk memilih merk suatu produk dari kategori produk tertentu (Rossiter and Percy,l987:131 in Keller,1993:17), atau sikap terhadap merk yang positif akan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, karena konsumen sudah memiliki penilaian yang positif terhadap merk tersebut (Aaker and Keller,1990 in Kellerl993:16). Hasil penelitian Punj dan Hillyer (2004 menunjukkan struktur kognitif terhadap brand equity menemukan bahwa sikap pada merek global mempengaruhi kekuatan preferensi secara signifrkan. Pada penelitian Punj dan Hillyer (2004) menemukan bahwa sikap pada merek global mempengaruhi kekuatan preferensi, dimana sikap terhadap suatu
Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011 | 23
Mohammad Isa merek yang positif akan memperbesar preferensi konsumen unhrk memilih merek suatu produk dari ketegori produk tertentu. Pengaruh Citra Merek Terhadap Preferensi Konsumen pada Merek Sebuah citra merk akan diidentikkan dengan citra dari perusahaannya. Selain itu juga akan diidentikkan dengan citra dari negara asal dimana perusahaan tersebut menghasilkan produk atau jasa itu sehingga melihat negara asalnya seorang konsumen dapat mengevaluasi dan mempercayai suatu merk (Erickson, Johansson, and Chao,l984; Hong and Wyer,l989 in Keller,1993:11). Citra distributor atau retailer pun juga dapat membangun citra merk, karena gengsi dari retailer akan dihubungkan dengzur asosiasi terhadap merk yang ditawarkan (Keller,1993:11). Citra merek suatu obat berpengaruh signifikan terhadap preferensi konsumen obat yang diresepkan oleh Dokter di Surabaya (Purnawati, 2003). Kotler and Armstrong (2005:273) mengatakan bahwa konsumen akan mengembangkan suatu kepercayaan terhadap merk dimana tiap merk memiliki ciri khas, kepercayaan konsumen terhadap merk tertentu disebut citra merk. Kepercayaan konsumen ini dapat bervariasi sesuai dengan ciri yang sebenarnya sampai rit up preferensi konsumen ke arah alternatif merk melalui prosedur evaluasi tertentu. Salah satu prosedur yang mempengaruhi evaluasi itu adalah kepercayaan merk atau citra merk. Kerangka Konseptual
Gambar 1 Kerangka Konseptual Metode Penelitian Penelitian ini juga disebut penelitian penjelasan (explanatory research) karena tujuannya untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis dan juga merupakan penelitian konklusif. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non probability yaitu pengamhilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
24 | Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011
Mohammad Isa kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipiliih menjadi sampel (Sugiyono, 2004). Teknik sampel menggunakan aksidental sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 204). Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah konsumen yang membeli dan mengkonsumsi Mizone dengan jumlah indikator 20 x 5: 100 konsumen. Jadi minimal sampel yang diperoleh adalah 100. Analisis datanya dengan menggunakan analisis statistik pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Model : SEM). Karena peneliti ingin menganalisis hubungan kausal antar variabel exogen dan endogen yang menunjukkan adanya perubahan nilai dari suatu variabel akan menghasilkan perubahan dari variabel lain, disamping itu juga dapat sekaligus untuk memeriksa validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (Solimun" 200372). Analisis Hasil Penelitian Hasil persamaan model struktural sikap konsumen pada iklan, sikap konsumen pada merek, citra merek dan preferensi konsumen menggunakan AMOS 6.0 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2 Model Persamaan Struktural
Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011 | 25
Mohammad Isa
Tabel 1 Goodness of Fit Indeks
Berdasarkan hasil analisis model persamzuilr struktural dapat diketahui nilai estimate dan critical ratio pada setiap pengaruh antar variabel. Tabel2 Penguj ian Hipotesis Model Persamaan Struktural
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Nilai estimate sikap konsumen pada iklan terhadap sikap konsumen pada merek sebesar 0,709 dengan probabilitas error 0,000, karena nilai probabilitas error lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh sikap konsumen pada iklan terhadap sikap konsumen pada merek signifikan. Jadi hipotesis pertama yang menyatakan semakin positif sikap konsumen pada iklan Mizone maka akan semakin positif sikap konsumen pada merk produk Mizone diterima. b. Nilai estimate sikap konsumen pada iklan terhadap citra merek sebesar 0,437 dengan probabilitas error 0,009, karena nilai probabilitas error lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh sikap konsumen pada iklan terhadap citra merek signifikan. Jadi hipotesis kedua yang menyatakan Semakin positif
26 | Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011
Mohammad Isa sikap konsumen pada iklan Mizone maka akan semakin positif citra merk Mizone diterima. c. Nilai estimate sikap konsumen pada merek terhadap pretbrensi konsumen sebesar 0,401 dengan probabilitas error 0,002, karena nilai probabilitas error lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh sikap konsumen pada merek terhadap preferensi konsumen signifikan. Jadi hipotesis ketiga yang menyatakan semakin positif sikap konsumen pada merek Mizone rnaka akan semakin positif preferensi merk Mizone diterima. d. Nilai estimate citra merek terhadap preferensi konsumen sebesar 0,351 dengan probabilitas error A,A29, karena nilai probabilitas error lebih kecil dari 0,05. maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh citra merek merek terhadap preferensi konsumen signifikan. Jadi hipotesis keempat yang menyatakan semakin positif citra merek Mizone maka akan semakin positif preferensi merk Mizone diterima. e. Nilai estimate sikap konsumen pada merek terhadap citra merek sebesar 0,501 dengan probabilitas error 0,001, karena nilai probabilitas error lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh sikap konsumen pada merek terhadap citra merek signifikan. Jadi hipotesis kelima yang menyatakan semakin positif sikap konsumen pada merek Mizone maka akan semakin positif citra merk Mizone diterima. Pembahasan Pengaruh sikap Konsumen Pada rklan Terhadap sikap Konsumen Pada Merek Berdasarkan hasil analisis AMOS Tabel 2 diketahui bahwa terdapat pengaruh positif signifikan sikap konsumen pada iklan terhadap sikap konsumen pada merek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap konsumen pada iklan Mizone maka akan semakin positif sikap konsumen pada merk produk Mizone. Hasil penelitian ini mendukung pernyatan Mowen and Minor (1998) dan Aaker, Batra, and Myres, (1996) yaitu saat konsumen menyaksikan iklan yang ditayangkan dan timbul rasa tertarik di benak konsumen maka akan timbul keinginan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya dengan produk yang diiklankan. Kesukaan konsumen pada gambar iklan Mizone memberikan rangsangan pada konsumen untuk suka pada karakter pemerun iklan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Rossiter and Percy (1997) bahwa konsumen akan merasa suka terhadap suatu merk jika iklan tersebut
Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011 | 27
Mohammad Isa memiliki daya tarik tertentu seperti menampilkan idola pada iklan Mizone supaya mudah diingat. Keserasian wama dominan biru dipadu dengan cahaya putih pada iklan Mizone dapat mempengarui kesukaan konsumen terhadap kemasan Mizone, karena kemasan Mizone merupakan perpaduan kedua warna tersebut. Tulisan Mizone dan lambang air mengalir dibawahnya berwarna putih dipadu dengan wama biru pada kemasannya. Sesuai yang dikatakan oleh Rossiter and Percy (1997), konsumen akan merasa suka terhadap suatu merk jika iklan tersebut menmiliki daya tarik tertentu seperti kombinasi wama yang menarik. Pengaruh Sikap Konsumen Pada Iklan Terhadap Citra Merek Berdasarkan hasil analisis AMOS Tabel 2 diketahui bahwa terdapat pengaruh positif signifikan sikap konsumen pada iklan terhadap citra merek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap konsumen pada iklan Mizone maka akan semakin positif citra merk produk Mizone di mata konsumen. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Aaker (1997), Aaker, Batra and Myres (1996) dan Shimp (2000) bahwa sikap pada iklan juga memegang peranan penting dalam membentuk citra merk suatu produk dimana dengan melihat kualitas karakteristik iklan yang ditampilkan. Pengaruh sikap Konsumen Pada Merek rerhadap preferensi konsumen Berdasarkan hasil analisis AMOS Tabel 4.21 diketahui bahwa terdapat pengaruh positif signifikan sikap konsumen pada merek terhadap preferensi konsumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap konsumen pada merek Mizone maka akan mempengaruhi preferensi merk produk Mizone. Sikap konsumen terhadap merek Mizone ditunjukkan oleh kesukaan slogan "minum air putih saja tidak cukup", akan mempengaruhi preferensi konsumen ditunjukkan oleh tanggapan konsumen menyukai komposisi yang ditawarkan Mizone karena mirip cairan tubuh. Seperti yang dikatakan oleh Mantel and Kardes (1999) bahwa proses preferensi membutuhkan suatu pengetahuan dan kegunaan dari suatu atribut spesifik pada saat melalcukan pengambilan keputusan dengan melalarkan perbandingan atribut terhadap suatu merk. Pengetahuan konsumen bahwa minum air putih saja tidak cukup dapat memberikan pret-erensi pada konsumen bahwa Mizone sebagai pengganti cairan tubuh lang hilang. Preferensi konsumen berdasarkan atribut (Mantel Kardes.1999:337), pada minuman isotonik Mizone sudah terbentuk berdasarkan keterangan kemampuan suatu produk dari referensi bahwa komposisi
28 | Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011
Mohammad Isa yang ditawarkan Mizone mirip cairan tubuh, komposisinya mirip cairan tubuh yang terdiri dari ion elektrolit cairan yang sangat mudah diserap oleh tubuh. Pengaruh Citra Merek Terhadap Preferensi konsumen Berdasarkan hasil analisis AMOS Tabel 2 diketahui bahwa terdapat pengaruh positif signifikan citra merek terhadap preferensi konsumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin positif citra merek Mizone maka akan semakin positif pula preferensi merk produk Mizone. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan (Keller,1993) bahwa citra merk akan diidentikkan dengan citra dari perusahaannya dan diidentikkan dengan citra dari negara asal dimana perusahaan tersebut menghasilkan produk atau jasa itu sehingga melihat negara asalnya seorang konsumen dapat mengevaluasi dan mempercayai suatu merk. Mizone merupakan minuman isotonik berasal dari Jepang sebuah negara yang sangat memperhatikan kualitas produknya, sehingga konsumen tidak perlu lagi meragukan akan kualitas Mizone. Produsen berasal dari Jepang memberikan kekuatan asosiasi merek dapat meningkatkan preferensi konsumen yaitu kepercayaan konsumen bahwa Miztne adalah-minuman isotonic berkualitas. Keuntungan asosiasi merek bahwa Mizone adalah minuman pengganti cairan tubuh yang lebih cepat diserap tubuh dapat meningkatkan preferensi konsumen bahwa komposisi yang ditawarkan Mizone karena mirip caiian tubuh. Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan Mantel and Kardes (1999) bahwa proses preferensi membutuhkan suatu pengetahuan dan kegunaan dari suatu atribut spesifik pada saat melakukan pengambilan keputusan dengan melakukan perbandingan akibut terhadap suatu merk. Pengaruh sikap Konsumen pada Merek terhadap citra Merek Berdasarkan hasil analisis AMOS Tabel 2 diketahui bahwa terdapat pengaruh positif signifikan sikap konsumen pada merek terhadap citra merek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap konsumen pada merek Mizone maka akan semakin positif pula citra merk produk Mizone. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Low dan Lamb (2000); yaitu citra merek suatu produk juga ditentukan oleh sikap konsumen terhadap merek suatu produk, apakah likap itu positif ataupun negatif. Karena sikap inilah yang akan memberikan pengaruh dibenak konsumen, apakah akan menerima atau menolak produk tersebut, yang pada akhirnya akan berdampak pada keinginan untuk melakukan pembelian.
Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011 | 29
Mohammad Isa Merek adalah sebuah janji kepada konsumen, dengan harapan ketika konsumen menyebut merek tersebut akan memberikan kualitas terbaik, kenyamanan, stafus: dan lainnya yang menjadi pertimbangan konsumen saat membeli (shimp, 2003:8). Berdasarkan hasil tanggapan konsumen menunjukkan bahwa Mizone adalah minuman isotonik yang berkualitas. Citra merek akan kenyamanan ketika minum Mizone sudah terbentuk pada konsumen berdasarkan tanggapan konsumen bahwa Mizone adalah minuman pengganti cairan tubuhyang lebih cepat diserap tubuh karena komposisi elektrolit Mizone mirip cairan tubuh. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Semakin bagus sikap konsumen pada iklan semakin tinggi pula sikap konsumen pada merek. Sikap konsumen semakin tertarik pada iklan Mizone maka konsumen semakin suka pada merek Mizone. b. Semakin bagus sikap konsumen pada iklan, dapat memperbaiki citra merek. Sikap konsumen semakin tertarik pada iklan Mizone maka semakin meningkat citra merk Mizone. c. Sikap konsumen pada merek memberikan penguatan pada preferensi konsumen. semakin meningkat sikap konsumen pada merek Mizone, maka semakin meningkat pula preferensi konsumen akan pengetahuan dan kegunaan Mizone sebagai minuman isotonik pengganti ion tubuh. d. Citra merek yang dibangun oleh Mizone dapat meningkatkan preferensi konsumen. Semakin positif citra merk yang dibangun oleh Mizone dapat meningkatkan preferensi komsumen akan kualitas Mizone sebagai minuman isotonik. e. Semakin bagus sikap konsumen pada merek memberikan dampak positif pada citra merek Semakin positif sikap konsumen pada merek dapat meningkatkan citra merek yang dibangun oleh Mizone. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, antaralain sebagai berikut : a. Pihak manajemen Mizone hendaknya mempertahankan musik yang digunakan pada iklan Mizone, karena musik tersebut sangat disukai konsumen dan pihak manajemen Mizone sudah berhasil memenuhi apa yang diinginkan oleh konsumen.. b. Sikap konsumen pada merek Mizone suka dengan slogan "minum air putih saja tidak cukup". Slogan ini berhasil dikomunikasi oleh Mizone
30 | Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011
Mohammad Isa sebagai pemasar produk minuman isotonik. Oleh karena itu slogan ini dipertahankan di masa mendatang dengan tetap menonjolkan penanyangan slogan tersebut di setiap iklan Mizone. c. Pihak manajemen Mizone perlu memperkuat atribut manfaat komposisi elektrolit Mizone mirip cairan tubuh di benak konsumen dengan berpromosi di event-event olah raga, karena event ini banyak mengeluarkan keringat sehingga minuman Mizone dengan komposisi elektrolitnya dapat segera menggantikan cairan tubuh yang hilang. d. Pihak manajemen Mizone perlu meningkatkan kepercayrrn konsumen bahwa Mizone adalah minuman isotonik berkualitas, dengan cara mengadakan promosi di kantor-kantor pada waktu istirahat Daftar Pustaka Asker, David A. Batra, Myres, John. G. 1996. Advertising Management, Prentice-hall. New Jersey Asker David A. 1998. Strategic Market Management. John Wiley dan Sons. Inc. New York Alba, Joseph W. Hutchinson, J. Wesley and Lynch Jr. John G. 1991. Memory and Decision makingh In: Robertson, Thomas S. And kassarjian, Harold H. Editors. 1991. Handbook of Consumer Behavior. Prentice Hall. Englewood Cliffs, NJ. Augusty, Ferdinand. 2002. Metode Penelitian Manajemen, Pedoman Penelitian Untuk Skripsi, Tesis dan Disestasi Ilmu Manajemen. Fakultas ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Beil, A. I. 1992. How Brand Image Equity, Journal of Marketing Research. D’Souza, G and Rao, RC. 1995. Can Repeting an Advertisment More Frequently Than The Competition Affect Brand Preference in a Mature Market? Journal of Marketing Erickson, G. M. Johansson, J.K and Chao, P. 1984. Image Variables in Multi Atribute Product Evaluations: Country-of-Origin Effect. Journal of Consumer Research. Hawkins, Del I. Roger J and Kenneth A. Coney. 1998. Custemer Behavior Building Marketing Strategy. 7th ed. Boston: McGraw Hill. Houston, D. A and Sherman, S. T. 1995. Cancellation and Focus: The Role of Share and Unique Features in The Choice Process. Journal of Experimental Social Psychology. Kardes, F. R and Sambonmatsu, D.M.1993. Direncton of Comparison Expected Feature Correlation and the Set Sixe Effect in Preference Judgemen, “in Comparation Atribute-Based Processing and Attitude-
Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011 | 31
Mohammad Isa Based Processing in CunsumerPreference”. Journal of Cobsumer Research. Keller, K.I. 1993. Conceptualizing, Measuring and managing Customer Based Brand Equity. Journal of Marketing. Low, G.S, lamb, Ch. W. 2000. The Measurenment And Dimensionality of Brand Association. Journal of Product and Brand Management. Martinez, Eva and Jose M. Pina. 2003. The Negative Impact of Brand Extension on Parent Brand Image. Journal of Product and brand management. *Mohammad Isa adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sunan Giri Surabaya
32 | Ebis, Volume 03 Nomor 01 2011