PENGARUH BAGI HASIL TERHADAP MINAT PENGAJUAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh : NOR MALITASARI NIM : 092503054
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
ii
iii
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bahwa ini : Nama
: NOR MALITASARI
NIM
: 092503054
Judul Tugas Akhir
: PENGARUH BAGI HASIL TERHADAP MINAT PENGAJUAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya serahkan ini benar - benar merupakan hasil karya sendiri kecuali kutipan – kutipan dan ringkasan – ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya.
Semarang, 8 Mei 2012 Deklarator
Nor Malitasari
iv
ABSTRAK
“PENGARUH BAGI HASIL TERHADAP MINAT PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT WALISONGO”
PENGAJUAN
Nor Malitasari, Nim.092503054, program Diploma D3 perbankan syariah IAIN Walisongo Semarang. Masalah yang dibahas dalam tugas akhir adalah bagaimana bagi hasil berpengaruh terhadap minat pengajuan pembiayaan pada BMT Walisongo Papandayan Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh bagi hasil terhadap minat pengajuan pembiayaan di BMT Walisongo Papandayan Semarang.Dalam sistem keuangan syariah dan BMT,modal bagi hasil berlaku untuk akad peyertaan usaha atau kerjasama usaha (partnership, project, financing participation).Dalam bagi hasil ini ada dua pihak yang saling berhubungan pihak pertama financier,yaitu yang meyediakandana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha dengan maksud untuk menghasilkan laba (profit). Pihak kedua sepenuhnnya menjalankan peran usaha.Jika perhitungan hasil:untuk mengetahui hasil yang diterima oleh bank nasabah,maka digunakan rumus sebagai berikut:S= P+A Dimana:S=Setoran nasabah BMT Syariah, P=Profit (Keuntungan yang dihitungankan dalam setoran kebank tersebut. A=Angsuran atau cicilan pokok pmundharabah.
v
MOTTO
Kita tidak akan pernah mendahului nasib Untuk menjadi pembohong yang baik, harus mempunyai daya ingat yang sangat baik Tidak ada yang mudah bagi orang yang tidak berkemauan
vi
PERSEMBAHAN
Sebuah karya sederhana yang melekat dalam menggapai cita - cita, takkan berarti apa - apa tanpa kehadiran mereka, kupersembahkan karya ini untukmu :
Bapak dan ibuku, yang selalu mendo’akan agar cita - citaku tercapai dan selalu mendorong semangatku hingga aku lulus.
Mbak Ana, Adikku (Dewi Ardila dan Sicha Anindita Bahar) yang selalu menantikan kesuksesanku.
Seseorang yang selalu memberi semangat untuk keberhasilanku yang saat ini lagi mencari ilmu di magelang.
Mas aries yang memberikan motivasi untuk pembuatan tugas akhirku.
Adik - Adikku yang aku sayangi Ifah, Jihan, Athar, Rio, Andra yang memberikan support pembuatan tugas akhirku.
Shobat - sobatku yang aku banggakan. Mbak Dewi, Putri, Nila, Fasih, Silmi, Mia, Ana, Foe, Alim, Urwah, Nurul, Susi yang selalu membantu aku dalam pembuatan Tugas Akhir.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhi robbil’alamin, puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya sekalipun dalam bentuk yang cukup sederhana guna memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Perbankan Syariah IAIN Walisongo Semarang. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mencoba menganalisis pengaruh bagi hasil terhadap minat pengajuan pembiayaan.Dukungan penelitian ini berasal dari hasil pendidikan formal yang penulis peroleh selama duduk di bangku kuliah, bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing kesempatan dan fasilitas yang diberi pihak manajemen BMT Walisongo serta literatur – literature sebagai penunjang yang penulis rangkai dalam satu bentuk judul:” Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Minat Pembiayaan Mudharabah Di BMT Walisongo Papandayan Semarang”. Terwujudnya tugas akhir ini tidak lepas bantuan, bimbingan motivasi semua pihak, oleh karena itu ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. H Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan fasilitas perkuliahan yang memadai.
2.
Bapak Yusuf, SE, Ibu Ita Kurniasari, Ibu Sri Wahyuni, dan Bapak Jamaludin, SE, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk viii
praktek kerja lapangan dan penelitian pada BMT Walisongo Papandayan dan BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran. 3.
Bapak dan Ibu, Adik dengan segala kasih, sayang, perhatian serta dukungan dan Motivasinya hingga penulis mampu menyelesaikan studi tepat waktu.
4.
Ibu Nur Hidayati Setyani, SH, MH yang telah mengarahkan, membimbing serta member petunjuk dan fasilitas sampai terselesainya tugas akhi rini. Akhirnya, penulis menyadari atas keterbatasan yang di miliki dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, sehingga masih ditemui banyak kekurangan dan ketidak kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat menantikan kritik dan saran dari pembaca .Namun sekecil apapun karya ini, penulis berharap hasil tugas akhir ini akan bermanfaat bagi pembaca dan memberi masukan untuk membantu meningkatkan pengaruh bagi hasil terhadap minat pembiayaan mudharabah di BMT Walisongo Papandayan Semarang dengan memperhatikan variable pendukung yang mempengaruhi minat nasabah dalam pengajuan pembiayaan.
Semarang, 11 Mei 2012 Penulis
Nor Malitasari
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii PENGESAHAN ...................................................................................... iii DEKLARASI .......................................................................................... iv ABSTRAK .............................................................................................. v MOTTO .................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................ viii DAFTAR ISI ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang ..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................ 4
C.
Tujuandan Manfaat Penelitian ............................................ 4
D.
Metode Penelitian ................................................................. 5
E.
Sistematika Penulisan........................................................... 7
BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG A.
Sejarah BMT Walisongo Papandayan Semarang................. 9
B.
Visi, Misi, Motto, Tujuan .................................................... 9
C.
Sasaran Yang Hendak Dicapai ............................................ 11
x
D.
Manajemen Dan Personalia ................................................. 11
E.
Produk Simpanan ................................................................ 13
F.
Produk Pembiayaan ............................................................. 14
G.
Bidang Garap ....................................................................... 16
H.
Baitul Maal Walisongo ........................................................ 18
I.
Tugas – Tugas Pengelola ..................................................... 20
BAB III PEMBAHASAN A.
Pengertian Mudharabah ....................................................... 26
B.
Landasan Syariah ............................................................... 27
C.
Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Minat Nasabah .................. 32
D.
Penetapan Minimal Profil Margin ....................................... 34
E.
Perhitungan Pembiayaan Mudharabah …………………… 35
F.
Ketentuan Hukum Pembiayaan …………………………... 37
BAB IV PENUTUP A.
Penutup ................................................................................. 38
B.
Kesimpulan ………………………………………………. 39
C.
Saran……………………………………………………… 40
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Secara naluriah, setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup tersebut, manusia akan selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain. Dari hubungan tersebut, maka timbul interaksi serta pembagian tugas dan peran dalam kehidupan bermasyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masing - masing sehingga dalam jangka panjang diharapkan dapat terjadi pemerataan kesejahteraan lingkungan maupun masyarakat. Untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, dimungkinkan terjadi kerjasama saling menguntungkan dimana satu pihak berperan sebagai penyedia dana (pemodal) dan pihak lain sebagai pelaku usaha (pengusaha). Seiring dengan perkembangan masyarakat dan dilatar belakangi oleh keinginan untuk menghindari dampak negatif bunga dalam kegiatan ekonominya. Sebagai alternatif lain dalam menikmati jasa - jasa perbankan yang dirasakannya lebih sesuai, maka berkembang suatu sistem yang menerapkan metode bagi hasil dalam berinvestasi. Metode bagi hasil ini di rasa lebih logis dan fair bagi semua pihak sehingga diharapkan dapat
1
2
meningkatkan taraf hidup serta mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.1 Kemakmuran bukan hanya untuk golongan tertentu saja, akan tetapi yang diharapkan adalah makmur yang disertai adanya keadilan dan pemerataan. Penyebaran yang merata dari pembangunan ekonomi indonesia diwujudkan melalui kebijaksanaan perkreditan dengan koperasi sebagai sasarannya. Koperasi di era globalisasi mengalami perkembangan bahkan sampai ke pelosok pedesaan, hal ini disebabkan karena koperasi berlandaskan pada ekonomi kerakyatan yang menyentuh lapisan masyarakat paling bawah. Salah satu bentuk lembaga keuangan yang berlegal formal koperasi adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang saat ini persebarannya telah merata dan sedang banyak dikembangkan. Adapun Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), lembaga yang juga menerapkan metode bagi hasil dalam operasionalisasinya adalah salah satu lembaga yang diharapkan dapat berperan dalam pemerataan kesejahteraan terutama untuk ekonomi menengah ke bawah. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) semakin tumbuh dan berkembang karena memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapat dana dalam membantu memecahkan masalah keuangan dan paling tidak mengganti peran rentenir yang sebelumnya banyak meminjamkan uang kepada masyarakat khususnya pedesaan.
1
Edy wibowo dan Untung Hendy Widodo, Mengapa memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia indah, 2005, hal.2.
3
Sejalan dengan laju perkembangan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) dan lembaga keuangan lain maka, banyak lembaga yang saling berlomba untuk
meningkatkan
kualitas
pelayanan
diantaranya
dalam
hal
profesionalisme petugas yang menyangkut kemampuan petugas dalam melayani dan memberikan informasi yang tepat, serta memberikan bagi hasil yang bersaing termasuk memberikan keringanan bagi hasil apabila mulunasi pinjaman sebelum jatuh tempo pinjamannya. Begitu pula yang dilakukan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Walisongo Papandayan yang berdiri di kecamatan Semarang, kabupaten Semarang. Mengingat semakin ketatnya persaingan baik dari sesama BMT maupun dari lembaga keuangan lain, maka di perlukan daya tarik tersendiri untuk menarik nasabah terhadap Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Walisongo Papandayan Semarang. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH BAGI HASIL TERHADAP MINAT PENGAJUAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT WALISONGO PAPANDAYAN SEMARANG”.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut, dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah bagaimana pengaruh bagi hasil terhadap minat pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Walisongo Papandayan Semarang.
4
C.
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya dalam ilmu Perbankan Syari’ah.
2.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap nasabah di BMT Walisongo Papandayan Semarang.
D.
Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a.
Peneliti Peneliti di harapkan dapat lebih memahami dan membandingkan antara teori yang didapat selama duduk di bangku perkuliahan dan praktek yang terjadi di lapangan sesungguhnya.
b.
Baitul Maal Wat Tamwil Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam peningkatkan pelayanan terutama pada layanan pembiayaan sehingga kepuasan serta kepercayaan nasabah dan calon nasabah semakin meningkat.
c.
Program D3 Perbankan Syari’ah Merupakan bahan referensi dan tambahan informasi khusususnya bagi mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir yang berkaitan dengan implikasi pembiayaan dalam lembaga keuangan .
5
E.
Kerangka Teori Dalam pembuatan tugas akhir ini kami mengambil buku refensi untuk memperkuat hasil penelitian kami dilapangan yang berhubungan dengan judul TA yang penulis teliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menitik beratkan pada “Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Minat Pembiayaan Mudharabah Di BMT Walisongo Papandayan Semarang”. Mudharabah secara teknis, al – mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama ( shahibul maal ) menyediakan seluruh ( 100% ) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
F.
Metode Penelitian 1.
Tipe penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat - sifat suatu individu, kelompok tertentu, atatu mentukan frekuensi penyebaran suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Teknik analisis yang di gunakan adalah analisis kuantitatif tujuan untuk dapat
6
mengetahui beberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat serta arah hubungan yang terjadi. 2.
Sumber data a. Sumber data primer Adalah data yang relevan dengan pemecahan masalah, data yang diambil dari sumber utama atau dikumpulkan langsung oleh peneliti. Data primer yang dibutuhkan meliputu data tentang pengaruh bagi hasil terhadap minat pembiayaan mudharabah diBMT Walisongo.. b. Data sekunder Adalah Data yang mendukung pembahasan dan diperoleh dari
orang
lain
baik
berupa
laporan-laporan,
buku-buku,
film,televisi,interrnet atau surat kabar. Data ini meliputi sejarah berdirinya, bidang usaha BMT Walisongo Papandayan Semarang. Metode Pengumpulan Data a. Interview (wawancara) adalah salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada beberapa karyawan di BMT Walisongo Papandayan Semarang. b. Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen – dokumen yang ada di
7
perusahaan. Dalam hal ini penulis menggunakan brosur dan modul dari BMT Walisongo Papandayan Semarang.
G.
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. BAB II Gambaran Umum Bab ini menjelaskan mengenai Profil BMT Walisongo Papandayan Semarang, produk - produk, struktur organisasi. BAB III PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai pengaruh bagi hasil terhadap minat pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT walisongo papandayan. BAB VI PENUTUP Bab ini tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran - saran sebagai bahan pertimbangan untuk lembaga keuangan maupun penelitian yang akan datang.
BAB II GAMBARAN UMUM BMT WALISONGO SEMARANG
A.
Sejarah BMT Walisongo Papandayan Semarang Koppontren “Walisongo” merupakan lembaga keuangan syari’ah yang didirikan oleh anggota jama’ah pengajian yayasan “Walisongo” Semarang pada tanggal 24 April 1999, yang dibentuk dalam upaya memberdayakaan ummat secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan - kegiatan lain yang berdampak pada meningkatnya ekonomi masyarakat ataupun anggota dan mitra yang di bina menuju arah yang lebih baik, lebih aman, dan lebih adil.
B.
Visi, Misi, Motto, Tujuan 1. Visi Menciptakan Koppontren “Walisongo” sebagai wadah bagi ummat dengan sumber daya yang yang profesional sehingga tercipta jaringan usaha yang islami.
8
9
2. Misi Menciptakan mata rantai di koperasi pondok pesantren “Walisongo” sehingga menjadi pusat kegiatan pelayanan bagi anggota.1 3. Motto “Meningkatkan ekonomi Ummat”. 4. Tujuan a. Sosial 1) Menciptakan jaringan yang terbentuk sebagai anggota koperasi Walisongo Papandayan Semarang sehingga meningkatkan fungsi dari setiap kelebihan yang dimiliki oleh para anggota. 2) Mempedulikan lingkungan terutama para anggota dalam rangka memaksimalkan fungsi Baitul Maal di BMT Walisongo Papandayan Semarang dengan memberikan sumbangan kepada kegiatan yang bersifat sosial. b. Ekonomis a) Membantu pengusaha kecil sehinggga dapat berkembang dan selalu dalam binaan. b) Menumbuhkan usaha kecil sehingga dapat meningkatkan menjadi usaha menengah. c) Membentuk dan membina usaha dalam kapasitas membina kemampuan ekonomi ummat islam. 1
Profil BMT Walisongo papandayan Semarang
10
C.
Sasaran Yang Hendak Dicapai 1. Sasaran Binaan a. Sasaran yang akan dicapai dalam pembiayaan adalah pengusaha kecil dengan ketentuan asset antara Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 20.000.000.000.- dengan melihat kemungkinan pembinaan untuk lebih dikembangkan. b. Sektor usaha yang akan dibina meliputi: Bidang jasa, dagang, industri. 2. Sasaran Funding a. Untuk meningkatkan asset diperlukan pendanaan yang akan diusahakan dengan penggalangan kepada individu, lembaga lembaga pendonor, BUMN, Instansi pemerintah.
D.
Manajemen Dan Personalia Koperasi BMT Walisongo dikelola dengan arahan manajemen professional, yang secara periodik dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Pengambilan keputusan operasional disesuaikan dengan sistem prosedur yang telah ditentukan2. Begitu pula dengan pembiayaan dan penggalangan dana. Oprasional Koperasi BMT Walisongo dilakukan dengan sistem komputer sehingga akan memberikan pelayanan yang lebih akurat baik segi kecepatan, performa dan ketelitian dalam penyajian kepada para mitra. Koperasi BMT Walisongo dikelola 20 karyawan yang bekerja sesuai dengan
2
Wawancara yuni sri wahyuni tanggal 29 april 2012
11
jadwal yang telah ditentukan mulai hari Senin sampai dengan Sabtu. Adapun tingkatan pendidikan mulai dari tingkat SLTA sampai dengan SI. 1.
Susunan Manajemen 3 a. Dewan Pengawasan
: 1) H. Rianto Djaelani 2) Hj. Agus Sumadi 3) Hj. Roesgiyanto
b. Pengurus 1. Ketua
: Hj. Endang Ardiningsih
2. Wakil Ketua I
: Hj. Woerjansih Moeljono
3. Wakil Ketua II
: Hj Sidik Sardjono
4. Sekretaris
: Hj. Soepinah Soewahyo
5. Wakil sekretaris
: Dra. Diana Repelita Darajati
6. Bendahara
: Hj. Yati Rochyati
7. Wakil bendahara
: Hj. Mujiati Hartomo
c. Pengelola 1. Manajer Pusat
: Jusuf , SE
2. Manajer Cabang
: 1) Puji Sri Rejeki 2) Yuni Astuti 3) Heri Herdiana
3
3. Keuangan
: Herni Damayanti
4. Administrasi
: Hanik Maria
Brosur BMT Walisongo papandayan Semarang
12
5. Manajer Baitul Maal
: Jamaludin, SE
6. Teller
: 1) Sri Wahyuni 2) Agung Lestari 3) Murniasih
7. Pembiayaan
: 1) Achmad Cholik 2) Samsudin Aji 3) Rosidin
8. Adm. Pembiayaan
: 1) Ita Kurniasari 2) Mulyani Sri W
9. Marketing
: 1) Wahyu Anggoro 2) Mustakim 3) Subkhan 4) Rudi Fiyanto 5) Hasanudin.
E.
Produk Simpanan a. Sirela ( simpanan Sukarela ) Yaitu simpanan mudharabah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat. Bagi hasil diberikan setiap bulan atas saldo rata-rata harian dan langsung menambahkan simpanan. b. Sirela Junior ( Simpanan Sukarela Junior ) Yaitu simpanan mudharabah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat, tetapi diperuntukkan bagi nasabah yang
13
masih dibawah 12 tahun, dengan tujuan membelajarkan menyimpan bagi usia dini, Bagi hasil keuntungan diberikan setiap bulan atas saldo rata-rata harian dan langsung menambahkan simpanan tersebut. c. Sisuqur ( Simpanan Qurban ) Adalah produk simpanan yang merujuk pada konsep Wadiah Tujuan pokok simpanan ini adalah mempersiapkan nasabah untuk berQurban pada saat idul Qurban, sehingga simpanan hanya dapat diambil pada saat yang telah ditentukan. d. Sisuka ( Simpanan Sukarela Berjangka ) Adalah produk simpanan dengan jangka waktu 3 bulan , 6 bulan dan 12 bulan. e. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Merupakan dana modal atas keanggotaan koperasi. Penempatan dana ini memiliki akad musyarakah ( Akad Penyertaan) yang berlaku atasnya segala ketentuan dan resiko penempatan modal pada koperasi.
F.
Produk Pembiayaan a.
Pembiayaan Mudharabah (MDA) Akad kerjasama permodalan usaha dimana koperasi Walisongo Papandayan Semarang sebagai pemilik modal (sahibul maal) menyetorkan modalnya kepada anggota, calon anggota, koperasi koperasi lain atau anggotanya sebagai pengusaha (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha sesuai akad dengan pembagian keuntungan
14
dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan (nisbah), dan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal sepanjang bukan merupakan kelalaian penerima pembiayaan. b. Pembiayaan Musyarakah (MSA) Akad kerjasama permodalan usaha antara koperasi Walisongo Papandayan Semarang dengan satu pihak atau beberapa pihak sebagai pemilik modal pada usaha tertentu, untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian hasil sesuai kesepakatan para pihak, sedangkan kerugian di tanggung secara proposional sesuai dengan kontribusi modal. c. Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) Pembiayaan yang digunakan untuk pembelian barang dengan kesepakatan bersama sesuai dengan yang dibutuhkan anggota. Barang akan dibayar tunai oleh BMT sedangkan peminjam akan mengangsur ke BMT dengan jumlah bagi hasil dan waktu yang disepakati bersama. d. Pembiayaan Murabahah (MBA) Tagihan atas transaksi penjualan barang dengan menyertakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual atau koperasi Walisongo dan pembeli (anggota, calon anggota, koperasi – koperasi lain dan atau anggotanya) dan atas transaksi jual beli tersebut yang mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya sesuai jangka
15
waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa margin keuntungan yang disepakati dimuka sesuai akad.
G.
Bidang Garap Bidang garap BMT “Walisongo adalah pengembangan usaha kecil mengacu pada proses pembangunan ekonomi kerakyatan pengembangan usaha kecil ini : 1. Pemberian Pembiayaan (Kredit) Pemberian pembiayaan dengan sistem binaan dan diutamakan usaha kecil dengan kapasitas usaha berkisar antara asset Rp. 500.000,s/d Rp. 50.000.000,-. Pemberian pembiayaan disertai agunan yang merupakan jaminan meskipun nilai jual agunan tidak diutamakan. Penekanan lebih diarahkan pada jumlah pembiayaan yang diberikan dengan batasan yang sudah ditentukan. Penekanan bidang garap : a. Perdagangan b. Industri c. Jasa
16
d. Konsumtif Dengan demikian pengembangan usaha kecil mulai memberikan pembiayaan ini bertujuan untuk memberi jalan keluar bagi para pengusaha binaan BMT “Walisongo” yang kesulitan memperoleh tambahan modal sendiri atau berhadapan dengan kesulitan - kesulitan administrasi perbankan dan besarnya bunga pinjaman dari pihak lain. Dengan demikian pengembangan usaha kecil melalui pemberian pembiayaan ini bertujuan untuk memberi jalan keluar bagi para pengusaha binaan BMT “Walisongo” yang kesulitan memperoleh tambahan modal sendiri atau berhadapan dengan kesulitan - kesulitan administrasi perbankan dan besarnya bunga pinjaman dari pihak lain. Dengan diberikannya pinjaman dana maka diharapkan dapat meningkatkan investasi mereka atau meningkatkan volume usaha mereka. 2. Memberi Konsultasi Usaha dan Manajemen Untuk meningkatkan usaha para binaan, BMT “Walisongo” melakukan konsultasi usaha dan manajemen, konsultasi ini berupaya untuk memberikan jalan keluar bagi problem - problem mereka dalam menjalankan usaha khususnya meliputi persoalan manajemen dan keuangan. Kegiatan ini disamping sebagai sarana pembinaan juga sebagai media monitoring atas pemberian pembiayaan sehingga akan terkontrol dengan efektif.
17
3. Pengerahan Dana Sebagai lembaga yang membina usaha tersebut kelangsungan pendanaan BMT Walisongo berupaya memacu mitranya untuk menabung. Tujuan utamanya konsep ini adalah agar perilaku para mitranya terhadap keuangan juga akan tercapai pula pula proses revolving fund di antara para mitranya.
H.
BAITUL MAAL WALISONGO Baitul Maal Walisongo Semarang (BMWS) secara managerial mulai operasional pada tanggal 1 April 2010, dengan tujuan dapat sejajar dengan kinerja Baitul Tamwil dan melaksanakan keputusan RAKER BMT Jawa Tengah tahun 2010 di Bandungan yang dilaksanakan pada 23 - 25 Desember 2009. 1. Penggalangan dana melalui : a. Zakat b. Infaq c. Shodaqah d. Wakaf 2. Penyaluran dana melalui : a. Peduli Pendidikan Ummat b. Peduli Kesehatan Ummat
18
c. Peduli Ekonomi Ummat d. Peduli Syiar Ummat e. Peduli Bencana 3. Produk Modal Baitut Tamwil : a. Simpanan Pokok b. Simpanan Wajib c. Simpanan Pokok Khusus d. Modal Penyertaan (Dalam Perencanaan) e. Wakaf 4. Produk Pembiayaan Baitut Tamwil a. Pembiayaan Mudharabah (MDA) b. Pembiayaan Musyarakah (MSA) c. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) d. Pembiayaan Murabahah (MBA)
19
KANTOR LAYANAN Kantor Pusat : Jl. Papandayan No. 772 Semarang Telp : 8511255
Kantor Cabang : Jl. Tambak Lorok Raya RT 4 / 14 Telp : 3522827 Jl. Muktiharjo Raya No, 5 Telp : 658254
Langkah BMT Walisongo Semarang Menyongsong Era 2020 Haluan
yang
telah
diterapkan
“penghimpunan
BMT
Indonesia”
merupakan pedoman langkah BMT Walisongo Semarang yaitu : 1. Pertama
: Menjadi lembaga keuangan syari’ah yang kredible.
2. Kedua
: Sesuai dengan visi yang telah ditetapkan maka BMT
Walisongo akan dipersiapkan untuk bisa memberikan seluruh layanan jasa keuangan syari’ah kepada masyarakat dan menjadi motor penggerak untuk tegaknya pola syari’ah dalam kehidupan masyarakat. 3. Ketiga
: Pada tingkatan modal dan wilayah maka BMT Walisongo
Semarang mempunyai target wilayah kerja Kota / Kabupaten dengan modal sebesar Rp 10 Milyar.
20
4. Keempat : Menabung 500 keluarga utama yang merupakan anggota komunitas hasil binaan. Keluarga utama merupakan keluarga yang dibina. Meliputi, keimanan, sosial, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. 5. Kelima
: Sistem pengaturan dan pengawasan terpadu.
6. Keenam : Penguatan ekonomi rakyat, memberi pembiayaan pada 1,000 UKM dengan pola binaan. 7. Ketujuh
: Langkah yang telah ditetapkan akan dijalankan dengan
menjaga identitas BMT sebagai berikut : a. Lembaga Dakwah b. Lembaga Keuangan Mikro c. Lembaga Perusahaan d. Lembaga Berbasis Syari’ah
I.
Tugas – Tugas Pengelola a. Pengelola 1) Manajer Fungsi Manajer yaitu : a) Memimpin organisasi dan mengelola keuangan Baitul Maal wa Tamwil (BMT). Melakukan evaluasi dan memutuskan permihonan pembiayaan melalui mekanisme / forum komite pembiayaan.
21
b) Melakukan
pengendalian
/
pembinaan
terhadap
pengembalian pembiayaan. c) Menandatangani berbagai berkas / dokumen transaksi keuangan BMT. d) Menyiapkan laporan keuangan koperasi secara berkala (bulanan, triwulan, dan tahunan). Tugas Manajer yaitu : a) Membina dan menjaga hubungan baik atau hubungan kerjasama secara positif dengan Lembaga terkait baik instansi Pemerintah maupun Swasta. b) Memberikan
arahan
dan
bimbingan
terhadap
staf
dibawahnya berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi di lapangan. c) Menjaga agar BMT dapat mencapai target kuantitatif dan kualitatif serta mampu memberikan tingkat pelayanan yang tinggi dengan tetap menjaga segala resiko. d) Mengembangkan kemampuan diri maupun staf dibawahnya melalui
progam
pelatihan
dan
pengembangan
yang
terencana. 2) Kabag Pembiayaan Fungsi Kabag Pembiayaan yaitu untuk tercapainya produk - produk BMT baik funding maupun lending sesuai dengan target kinerja yang telah ditentukan.
22
Tugas Kabag Pembiayaan : a) Melaksanakan tugas khusus yang diberikan manajer. b) Mengembangkan kemampuan diri melalui training intern maupun ekstern. c) Memecahkan keluhan - keluhan dari nasabah. d) Melakukan proses pembiayaan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. e) Melakukan survey terhadap calon penerima pembiayaan, menyangkut kelayakan usaha, jaminan dan lain - lain. 3) Kabag Operasional Fungsi Kabag Operasional yaitu : a) Memimpin kegiatan BMT pada bagian Tata Usaha sesuai dengan garis kebijakan yang digariskan oleh Manajemen BMT. b) Melakukan koordinasi seluruh staf operasional BMT. c) Melaksanakan sistem dan prosedur akuntansi/pembukuan yang efisien dan efektif. Tugas Kabag Operasional : a) Menyusun budget (Rencana Anggaran) bulanan, triwulan, dan tahunan perusahaan. b) Membuat laporan realisasi budget. c) Membuat laporan realisasi rekonsiliasi. d) Mengatur cash flow.
23
e) Mengadministrasikan jaminan. f) Melakukan pembayaran angsuran kepada pihak ketiga dan asuransi. g) Membantu bagian pembiayaan mencetak akad pembiayaan. h) Membuat laporan keuangan harian, bulanan, triwulan, dan tahunan perusahaan. i) Menghitung bagi hasil seluruh simpanan anggota (calon anggota). j) Menilai prestasi kerja bagian tata usaha dan mengatur kerumah tanggaan. k) Mengintegrasikan / konsolidasi neraca. 4) Administrasi Fungsi
bagian
administrasi
yaitu
melakukan
pendokumentasian (pengarsipan) dan bertanggung jawab atas kelengkapan data bukti transaksi untuk kebenaran pencatatan transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi syari’ah yang berlaku. Tujuan Bagian Administrasi : a) Melakukan tugas - tugas yang diberikan Manajer. b) Memonitor pengadaan alat tulis kantor, barang - barang percetakan dan peralatan kantor lainnya. c) Membuat laporan asset KJKS. d) Melakukan proses pencairan pembiayaan. e) Mencatat addendum pembiayaan.
24
f) Membuat analisis laporan keuangan Neraca atau Laba Rugi untuk dilaporkan kepada Manajer KJKS. 5) Teller Fungsi teller yaitu memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah baik penabung ataupun peminjam. Tugas Teller yaitu : a) Memberikan pelayanan kepada nasabah baik penarikan maupun penyetoran (simpanan maupun pembiayaan). b) Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap hari. c) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai baik pembiayaan ataupun simpanan yang telah disetujui oleh Manajer. d) Menghitung uang tunai dan staf
pemasaran lending
(kolektor angsuran), maupun staf
pemasaran funding
(simpanan). e) Membuat laporan transaksi harian. f) Mengirim dan menyerahkan laporan transaksi ke bagian administrasi dan keuangan. g) Mencatat data pembiayaan yang disetujui maupun yang tidak disetujui. 6) Marketing Fungsi marketing yaitu mempromosikan dan menawarkan produk - produk pembiayaan KJKS BMT Hudatama Semarang,
25
baik di BMT maupun terjun langsung ke lapangan. Bagian marketing ini juga membawahi jangkar yaitu petugas lapangan yang melaksanakan sistem jemput bola, dimana petugas mendatangi langsung nasabah untuk meminta angsuran yang telah jatuh tempo atau sibuk dan tidak bisa datang langsung ke BMT. Tugas Petugas Lapangan: a) Membuat terobosan mencari sumber - sumber dana alternatif. b) Membuat / mengevaluasi produk - produk BMT agar sesuai dengan kebutuhan pasar. c) Menyusun strategi sosialisasi, promosi, untuk meningkatkan penjualan produk. d) Melakukan survei terhadap calon penerima pembiayaan. e) Menagih angsuran yang terlambat bayar.
BAB III PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.1 Secara teknis, al - mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama ( shahibul maal ) menyediakan seluruh ( 100% ) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah di bagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.2
B.
Landasan Syariah Mudharabah Secara umum, landasan dasar syariah al - mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat ayat dan hadits berikut ini.
1
2
Muhammad Rawas Qal’aji mu’jam lughat al- fuqaha ( Beirut : Darun – Nafs, 1985) Ahmad asy syarbasyi, al mujam al- iqtisad al- islami ( Beirut: Dar Alamil kutup, 1987)
26
27
1.
Al – Qur’an
Artinya :
28
Sesungguhnya
Tuhanmu
mengetahui
bahwasanya
kamu
berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al – Muzzammil : 20)
29
Artinya : apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. Al – Jumu’ah : 10) 2.
Hadits
عن صا لح بن صهيب عن أبيه قال رسىل اهلل صلي اهلل عليه و سلم ثالث فيهن البركة البيع إلى أجل والمقا رضة وأخال ط البر با لشعير للبيت ال للبيع Artinya Dari Shalih bin shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keterbakatan : jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual”. (HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at – Tijarah) C.
Jenis- jenis al mudharabah Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis : mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah3. a.
sMudharabah Muthlaqah Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang
3
Ibid
30
cukupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syita (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar. b.
Mudharabah Muqayyadah Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah / specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.
D.
Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan Al mudharabah biasanya diterapkan pada produk - produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al- mudharabah diterapkan pada : a.
Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya; depostio biasa;
31
b.
Deposito spesial ( special investment ), dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya mudharabah saja atau ijarah saja4.
Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk: a.
Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa;
b.
Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, di mana sumber dana khusus dengan syarat- syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
E.
Manfaat al- mudharabah a.
Manfaat al- mudharabah 1)
Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.
2)
Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan / hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
3)
Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow / arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
4)
Bank akan lebih selektif dan hati- hati (prudent) mencari usaha yang benar- benar halal, aman, dan menguntungkan karena
4
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001
32
keuntungan yang konkret dan benar- benar terjadi itulah yang akan dibagikan. 5)
Prinsip bagi hasil dalam al - mudharabah/ al - musyarakah ini berbeda dengan perinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
b.
Risiko al - mudharabah Risiko yang terdapat dalam al - mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi. Di antaranya : 1)
Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak;
2)
Lalai dan kesalahan yang disengaja;
3)
Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur:
Secara umum aplikasi perbankan al – mudharabah dapat digambarkan dalam sekema berikut ini. F.
Pengaruh Bagi Hasil Terhadap Minat Nasabah Pengaruh
bagi
hasil
terhadap
minat
pengajuan
pembiayaan
mudharabah sebelum mengajukan pembiayaan nasabah terlebih dahulu menemukan permasalahan yang dihadapi yaitu masalah yang berkaitan dengan keuangan baik untuk kebutuhan modal kerja, investasi maupun yang bersifat konsumtif. Dari masalah tersebut nasabah mencari informasi – informasi bagaimana pemenuhan tersebut Setelah memperoleh informasi,
33
nasabah
mulai
mempertimbangkan
berbagai
alternatif
dengan
memperhatikan faktor – faktor pendukung yang ada. Tahap berikutnya nasabah mulai membuat keputusan, misalnya nasabah memutuskan untuk pengajuan pembiayaan pada lembaga keuangan dengan nominal dan jangka waktu pembiayaan tertentu. Setelah keputusan pengajuan pembiayaan dan pencairan pembiayaan oleh lembaga keuangan terjadi, nasabah akan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhannya.5 Pada tahap ini dapat diketahui apakah keputusan yang telah dibuat tepat atau tidak serta apakah pembiayaan tersebut memberi manfaat serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh nasabah. 1)
Minat pengajuan pembiayaan Keputusan nasabah ( konsumen ) dapat di pengaruhi oleh dua faktor berikut: a.
Sikap orang lain
b.
Situasi yang tidak teratisipasi
Selain
itu
keputusan
juga
mempertimbangkan
kebutuhan,
ketersediaan, harga / biaya, serta fasilitas yang diberikan. 2)
Minat pengajuan pembiayaan, dalam penelitian ini indikatornya antara lain:
5
a.
Pengajuan pembiayaan sesuai kebutuhan
b.
Mempertimbangkan pelayanan dan bagi hasil
c.
Proses pencairan yang cepat
Wawancara dengan mbak ita kurniasari tgl14 mei 2012 jam 9.30
34
3)
G.
d.
Pembiayaan yang diterima bermanfaat
e.
Ketidak efektifan model pembiayaan bagi hasil
Cara pengajuan pembiayaan mudharabah a.
Mengisi formulir yang lengkap
b.
Foto copy suami, istri
c.
Foto copy KK
d.
Foto copy rekening listrik
e.
PAM, Agunan terus nunggu persetujuan dari BMT Walisongo
Penetapan minimal Profit margin Ada kalanya mudharib lebih mementingkan volume penjualan yang besar dengan mengorbankan tingkat profit marginya. Bila ia melakukan bisnis tersebut dengan modalnya sendiri, tentu hal itu sah – sah saja. Namun bila ia melakukan bisnis tersebut dengan modal orang lain, dalam bentuk mudharabah ini dapat menzalimi pemilik dana. Untuk mengindari proses penzaliman kepada pemilik dana, maka pemilik dana dapat menerima syarat minimal tingkat profit margin dari setiap barang / jasa yang dijual oleh mudharib yang dibiayai oleh oleh modal pemilik dana. Kontrak bagi hasil dalam islam disebut mudharabah merupakan hubungan kontrak antara dua pihak, yang diatur oleh syari’ah, dengan mengombinasikan profit dari proyek yang dijalankan dengan cara bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.
35
H.
Pehitungan pembiayaan Mudharabah PIHAK I telah setuju untuk memberikan pembiayaan / pinjaman kepada PIHAK II sebesar Rp 7.000.000 ( tujuh juta rupiah ) yang akan digunakan untuk: RENOVASI RUMAH Jangka waktu atau lamanya pembiayaan atau pinjaman yang diberi oleh PIHAK I kepada PIHAK II sebesar tersebut dari PASAL I perjanjian ini telah disepakati oleh PIHAK I dan PIHAK II dengan ketentuan sebagai berikut: - Jangka waktu 24 Bulan April Tanggal pembiayaan 25 April 2012 Dengan demikian PIHAK II harus mengembalikan pembiayaan / pinjaman sebesar tersebut dalam PASAL I perjanjian ini dengan angsuran setiap bulan dan kembali sepenuhnya pada saat jatuh tempo tanggal 25 April 2014 Pengrmbalian / pembayaran pinjaman sebesar tersebut dalam PASAL 3 perjanjian ini oleh PIHAK II akan dilakukan dengan cara diangsur kepada PIHAK I dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Pembayaran akan dilakukan selama 24 kali, dalam waktu 24 Bulan
b.
Pembayaran angsuran 1 dilakukan pada tanggal 25 Mei 2012 dan angsuran berikutnya dilakukan setiap Bulan pada tanggal yang telah disepakati pada jam kerja dikantor PIHAK I
c.
Besar pembiayaan angsuran setiap bulan sebesar Rp 440.000
Sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 25 April 2014 dengan perincian sebagai berikut: a.
Angsuran pokok = pinjaman / plafon : jangka waktu
b.
Bagi hasil = 1,75 sampai 2% x plafon pinjaman
36
c. I.
Cadangan Resiko = 1% dari plafon / disesuaikan dengan nasabah.6
Pengertian pembiayaan Mudharabah Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif. Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal ( pemilik dana ) membiayai 100% kebutuhan suatu proyek ( usaha ), sedangkan pengusaha ( bersama nasabah ) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha. Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan Pengusaha). Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan Syari’ah dan LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak atau melakukan pembinaan dan pengawasan.
J.
Rukun dan Syarat pembiayaan a.
Penyidiaan dana ( shahibul maal )
b.
Pengelola ( mudharib ) harus cakap hukum
c.
Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak ( akad ).
K. Ketentuan Hukum Pembiayaan Mudharabah boleh dibatasi pada priode tertentu. Kontrak tidak boleh dikaitkan ( mu’allaq ) kejadian dimasa depan yang belum tentu terjadi. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
6
ibid
37
dasarnya akad ini bersifat amanah ( yad al – amanah ) , kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran kesepakatan. Jika salah satu pihak tidak memenuhi kewajibanya atau tidak terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka perselesaiannya dilakukan melalui badan Arbitrase Syari’ah setelah tdak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 7 Aktivitas usaha Baitul Maal wat Tamwil dalam perannya sebagai pendukung kegiatan ekonomi kecil meliputi: a) Jasa Keuangan kegiatan jasa keuangan yang dikembangkan oleh BMT yaitu menghipun dana dan penyaluran melalui kegiatan dari usaha anggota.
BMT dapat disamakan dengan sistem perbankan atau
lembaga keuangan lain menjalankan kegiatannya dengan syariat islam, hal ini dapat dilihat layanan yang sama dengan yang ada dalam perbankan. b) Bentuk penyaluran dana BMT. Sektor riil berbeda dengan sektor jasa keuangan yang berjangka waktu tertentu, pernyaluran dana dengan sektor riil bersifat permanen atau jangka panjang dan terdapat unsur kepemilikan di dalamnya. c) Sosial ( Zakat, Infaq, Shadaqah ). Kegiatan usaha sektor ini adalah pengelolaan dana dari zakat, infaq, shodaqah baik yang berasal dari penyumbang tetap maupun dana yang berhasil dihimpun oleh BMT dari masyarakat.8
7 8
Kuat Ismanto, S., HI., M. Ag, Asuransi Syari’ah: Celeban Timur UH Yogyakarta, 2009, hlm.285 Ibid
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan Pengaruh bagi hasil terhadap minat pengajuan pembiayaan mudharabah sebelum mengajukan pembiayaan nasabah terlebih dahulu menemukan permasalahan yang dihadapi yaitu masalah yang berkaitan dengan keuangan baik untuk kebutuhan modal kerja, investasi maupun yang bersifat konsumtif. Dari masalah tersebut nasabah mencari informasi – informasi bagaimana pemenuhan tersebut Setelah memperoleh informasi, nasabah
mulai
mempertimbangkan
berbagai
alternatif
dengan
memperhatikan faktor – faktor pendukung yang ada. Tahap berikutnya nasabah mulai membuat keputusan, misalnya nasabah memutuskan untuk pengajuan pembiayaan pada lembaga keuangan dengan nominal dan jangka waktu pembiayaan tertentu. Setelah keputusan pengajuan pembiayaan dan pencairan pembiayaan oleh lembaga keuangan terjadi, nasabah akan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tahap ini dapat diketahui apakah keputusan yang telah dibuat tepat atau tidak serta apakah pembiayaan tersebut memberi manfaat serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh nasabah.
38
39
B.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka peneliti dapat mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat. 1. BMT Walisongo diharapkan bisa menyesuaikan bagi hasil dan para pesaingnya baik sesama BMT maupun dengan lembaga keuangan lain. 2. Untuk lebih meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan maka BMT Walisongo Papandayan perlu memperhatikan factor bagi hasil karena berdasarkan hasil penelitiaan,kedua faktor tersebut berpengaruh secara siknifikan terhadap minat pengajuan pembiayaan. 3. Bagi peneliti berikutnya agar meneliti faktor - faktor lain yang dapat mempengaruhi minat nasabah dalam pengajuan pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001 Brosur BMT Walisongo Papandayan Semarang Ismanto, Kuat, Asuransi Syariah, Celeban Timur UH Yogyakarta, 2009 Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syari’ah, Yogyakarta: UII pres, 2000 Profil BMT Walisongo Papandayan Semarang Wibowo, Edy dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indah, 2005