PENGARUH BADAN KREDIT DESA TERHADAP PEREKONOMIAN DESA MARGOLUWIH, SLEMAN, YOGYAKARTA
WINA ANDINI
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Pengaruh Badan Kredit Desa Terhadap Perekonomian Desa Margoluwih, Sleman, Yogyakarta adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, November 2014
Wina Andini NIM H24124099
ABSTRAK WINA ANDINI. Pengaruh Badan Kredit Desa Terhadap Perekonomian Desa Margoluwih, Sleman, Yogyakarta. Dibimbing oleh H MUSA HUBEIS. Badan Kredit Desa (BKD) merupakan lembaga keuangan pedesaan yang kegiatannya menyalurkan kredit kepada masyarakat dengan bunga yang rendah dan menghindarkan rakyat dari jeratan rentenir dan sistem ijon. Tujuan penelitian ini mengkaji peran dan kinerja BKD dalam memperkuat perekonomian pedesaan, pengaruh BKD terhadap perekonomian desa Margoluwih, serta dampak yang terjadi dengan adanya BKD di desa Margoluwih. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dengan menghitung jumlah kredit yang disalurkan dan pendapatan asli desa (PAD). Hasil yang didapatkan menunjukkan kredit yang disalurkan berpengaruh nyata terhadap perekonomian desa dengan indikator pendapatan asli desa (PAD). Kata kunci : badan kredit desa, perekonomian desa
ABSTRACT WINA ANDINI. The Influence of Badan Kredit Desa to Economis Growth in Margoluwih Village, Sleman, Yogyakarta. Supervised by H MUSA HUBEIS. Badan Kredit Desa (BKD) is a finance institution stated in a village that has activities to give loans to people surrounding there with low interest rates and protect them from creditor who gives high interest rate and “ijon system” (ijon system means creditor buys rice from a farmer by paying for long before the harvest). The purpose of this research is over see how BKD has its own character and performance to strength the village economic also the influence and its impact of BKD to economical development in Margoluwih village. The research methods applied is simple regression linear analysis by calculating total amount of credit given and real village income (PAD). This credit given influence to village economical with indicator PAD. Key words : agency credit village, economic growth
PENGARUH BADAN KREDIT DESA TERHADAP PEREKONOMIAN DESA MARGOLUWIH, SLEMAN, YOGYAKARTA
WINA ANDINI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala karuniaNya dalam pelaksanaan penelitian dari bulan Mei sampai dengan Juli 2014 hingga proses penyelesaian Skripsi berjudul “Pengaruh Badan Kredit Desa Terhadap Perekonomian Desa Margoluwih, Sleman, Yogyakarta”. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS Dipl Ing DEA selaku pembimbing. Penghargaan penulis ucapkan kepada Ibu Susum Na Mayawati, Bapak Zulkifli (Otoritas Jasa Keuangan), Ibu Ratna dan Bapak Hendi (Badan Kredit Desa Margoluwih, Sleman, Yogyakarta) yang telah membantu selama proses pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, adik, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada seorang sahabat yang sudah seperti saudara Irenne Dwi Ayu Mardiasih atas kritik, saran dan binaan mentalnya dari awal kuliah hingga penyusunan tugas akhir ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Bogor, November 2014
Wina Andini
vi
DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Pengertian Lembaga Keuangan Mikro
3
Pengertian Kredit
3
Pengertian BPR
3
BKD
3
Pengertian BKD
4
Fungsi BKD
4
Tujuan BKD
4
Kegiatan Operasional BKD
5
Penelitian Terdahulu yang Relevan METODE
5 6
Kerangka Pemikiran
6
Lokasi dan Waktu Penelitian
6
Pengumpulan Data
7
Analisis Regresi Linear Sederhana
7
Uji Asumsi Klasik
8
Uji Hipotesis
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Otoritas Jasa Keuangan
8 8
Visi
9
Misi
9
Program Kesejahteraan Rakyat
9
Gambaran Umum Desa Margoluwih
9
Mekanisme Pengaruh Penyaluran Kredit ke PAD
10
vii
Peran BKD dalam menunjang perekonomian desa Margoluwih
11
Uji Asumsi Klasik
12
Uji Multikoleniaritas
12
Uji Heteroskedastisitas
12
Uji Normalitas
13
Uji Autokorelasi
14
Analisis Regresi Linear Sederhana
14
Koefisien Determinasi
14
Uji F
15
Uji t
15
Dampak BKD Terhadap Perekonomian Desa Margoluwih
16
Persamaan Regresi
16
Implikasi Manajerial
17
SIMPULAN DAN SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
20
RIWAYAT HIDUP
25
viii
DAFTAR GAMBAR 1 Perkembangan keuangan BKD 2005-2012 2 Kerangka pemikiran penelitian 3 Mekanisme pengaruh penyaluran kredit ke PAD 4 Kredit yang disalurkan dan PAD 2008-2012 5 Hasil uji heteroskedasitas 6 Hasil uji normalitas
1 6 10 11 13 13
DAFTAR TABEL 1 Kinerja Keuangan BKD 2 Hasil uji multikoleniaritas 3 Hasil uji autokorelasi 4 Hasil uji koefisien determinasi 5 Hasil uji F 6 Hasil uji t
11 12 14 14 15 16
DAFTAR LAMPIRAN 1 Data jumlah kredit yang disalurkan dan PAD Margoluwih 2 Wawancara dengan OJK dan BKD Margoluwih Sleman Yogyakarta
21 23
1
PENDAHULUAN Latar Belakang
600,000,000 500,000,000 400,000,000 300,000,000 200,000,000 100,000,000 0
Keuangan BKD 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah kredit tersalur (Rp)
Indonesia adalah salah satu negara yang 70% rakyatnya tinggal di pedesaan. Keadaan seperti ini menyadarkan bahwa fondasi perekonomian akan semakin kuat, apabila perekonomian rakyat diperkuat. Memperkuat perekonomian rakyat salah satunya dengan cara membangun lembaga keuangan pedesaan yang mampu menjadi perantara keuangan pedesaan. Lembaga keuangan pedesaan sudah ada sejak tahun 1825, dimana lembaga keuangan pedesaan itu disebut dengan Badan Kredit Desa (BKD). BKD bertujuan untuk memberantas “sistem ijon” dan mempersempit gerak rentenir sehingga para petani, pegawai, dan buruh tidak meminjam uang kepada rentenir dengan bunga yang tinggi. Perkembangan BKD setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari perkembangan keuangan BKD yang digambarkan dalam grafik pada Gambar 1
Tahun Gambar 1 Perkembangan keuangan BKD 2005-2012 (OJK 2013) BKD merupakan perusahaan milik desa yang beroperasi di wilayah pedesaan yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat itu sendiri. BKD sudah ada sejak zaman Belanda tahun 1895 dan merupakan cikal bakal terbentuknya BPR. BKD memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan bunga yang rendah dan stabil serta tanpa jaminan dan sesuai kebutuhan masyarakat desa itu sendiri. BKD Berbeda dengan BPR yang apabila mengajukan pinjaman harus ada jaminan serta ada kisaran pinjaman yang berlaku. Hal ini dijelaskan pada peraturan Bank Indonesia 8/26 pasal 72 bahwa BKD dikecualikan dari peraturan BPR. BKD di desa Margoluwih ini merupakan BKD yang sudah berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Berdasarkan latar belakang di atas akan dilakukan penelitian berjudul “Pengaruh BKD terhadap Perekonomian Desa Margoluwih, Kabupaten Sleman, Yogyakarta”.
2
Perumusan Masalah Perkembangan lembaga keuangan di pedesaan harus diiringi dengan peraturan dan kebijakan yang jelas agar tidak merugikan masyarakat. Peraturan yang jelas akan menjadi landasan bagi lembaga keuangan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu: a Bagaimana peran dan kinerja BKD dalam menunjang perekonomian desa Margoluwih ? b Bagaimana pengaruh BKD terhadap perekonomian desa Margoluwih ? c Dampak apa yang terjadi dengan adanya BKD di desa Margoluwih ?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a Mengkaji peran dan kinerja BKD dalam memperkuat perekonomian pedesaan. b Menganalisis pengaruh BKD terhadap perekonomian desa Margoluwih. c Menganalisis dampak BKD terhadap perekonomian desa Margoluwih.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang peranan BKD dalam lembaga keuangan dan menambah pengetahuan bagi yang membacanya, serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada peran BKD bagi perekonomian desa Margoluwih, Sleman, Yogyakarta, terutama jumlah kredit yang diberikan dan bagaimana pengaruhnya bagi perekonomian desa yang diteliti.
3
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Lembaga keuangan pedesaan disebut juga lembaga keuangan mikro (LKM) yang berarti lembaga keuangan yang memberikan pelayanan jasa penyimpan, kredit yang ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin serta para pengusaha kecil (Manurung dan Rahardja 2004).
Pengertian Kredit Secara harfiah kredit berasal dari bahasa latin, yaitu credere yang berarti percaya, sedangkan pengertian kredit adalah kemampuan melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya yang akan dilakukan pada jangka waktu tertentu (Siamat 2004). Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (BI 1998). Pengertian BPR BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Siamat 2004). BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (BI 1998).
BKD Keberadaan BKD di pedesaaan semakin penting, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pelayanan akan jasa-jasa lembaga keuangan bagi masyarakat pedesaan. Status BPR baru diberikan kepada BKD sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, proses pemberian status BKD menjadi BPR diperoleh melalui tahapan berikut: a BKD merupakan cikal bakal terbentuknya BPR, dasar hukum yang mengatur BKD Staatsblad Nomor 357 tahun 1929 yang berisi BKD perusahaan terpisah dan tidak boleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan desa, pinjaman hanya ke penduduk desa yang memerlukan, bunga tidak boleh lebih dari yang diperlukan untuk menutup biaya operasional, dimana membentuk modal dan cadangan, satu kali dalam tiga tahun sisa uang di luar keperluan harus disetorkan ke kas desa, uang kas yang tidak digunakan dalam operasional harus disimpan pada sentral kas, dan untuk menutup biaya keperluan bersama beberapa BKD dibentuk dana usaha dari iuran tahunan BKD.
4
b Undang-undang nomor 14 Tahun 1967 pasal 41 ayat 1 yang berbunyi bank desa, lumbung desa, bank pasar, bank pegawai, dan bank-bank lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu yang pada saat mulai berlakunya Undangundang ini telah ada, tetap menjalankan tugasnya dalam sistem perbankan berdasarkan Undang-undang ini. c Kepres Nomor 38 tahun 1988 pasal 1 yang berbunyi bank desa, lumbung desa, bank pasar, bank pegawai, dan bank lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 adalah bank perkreditan rakyat. d Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1064/KMK.00/1988 tentang pendirian dan usaha BPR. e Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 pasal 58 yang berbunyi bank desa, lumbung desa, bank pasar, bank pegawai, lumbung pitih nagari (LPN), lembaga perkreditan desa (LPD), badan kredit desa (BKD), badan kredit kecamatan (BKK), kredit usaha rakyat kecil (KURK), lembaga perkreditan kecamatan (LPK), dan badan karya produksi desa (BKPD) yang telah memperoleh izin usaha menteri keuangan diberikan status sebagai BPR sesuai tata cara yang diatur dalam peraturan pemerintah. f Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 pasal 19 ayat 1 yang berbunyi bank desa, lumbung desa, bank pasar, bank pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD yang telah memperoleh izin usaha menteri keuangan diberikan status sebagai BPR. g Peraturan Bank Indonesia (PBI) 8/26 tentang Kelembagaan BPR yang terdapat pada ketentuan penutup Pasal 72 berbunyi PBI ini tidak diberlakukan bagi BPR eks BKD yang didirikan berdasarkan Staasblad tahun 1929 Nomor 357. 1
Pengertian BKD
BKD adalah perusahaan milik desa yang beroperasi di wilayah desa yang diurus sebagai perusahaan tersendiri dan terpisah dari kekayaan lain milik desa bersangkutan (OJK 2013). 2 a b c d 3
Fungsi BKD Fungsi BKD menurut OJK (2013) adalah: Pemenuhan modal kerja bagi usaha kecil. Meningkatkan pendapatan atau taraf hidup. Mendorong pembangunan ekonomi desa dan upaya pengentasan kemiskinan. Membatasi ruang gerak rentenir atau ijon. Tujuan BKD
Tujuan BKD menurut OJK (2013) adalah: a Memudahkan akses permodalan. b Mendidik masyarakat agar gemar menabung. c Memberantas sistem ijon dan mempersempit gerak rentenir.
5
4
Kegiatan Operasional BKD
Kegiatan operasional BKD yaitu dapat memahami dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah atau konsumennya. Keunggulan BKD adalah kesederhanaan prosedur, kecepatan pelayanan dan pinjaman yang diberikan tanpa menggunakan agunan (OJK 2013).
Penelitian Terdahulu yang Relevan Suryati (2003) melakukan penelitian berjudul peran dan kinerja BPR dalam perekonomian desa (studi kasus: Sumatera Barat). Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) BPR di Sumatera Barat menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, (2) Perkembangan BPR di Sumatera Barat mempunyai peran nyata terhadap penyaluran kredit konsumsi, investasi dan modal kerja dan (3) BPR di Sumatera Barat umumnya melakukan strategi internal financing, yaitu mengandalkan pembiayaan usaha terutama dari hasil laba operasional. Ade ZS (2007) melakukan penelitian berjudul peran badan usaha kredit pedesaan dalam mengentas kemiskinan di desa Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Badan Usaha Kredit Pedesaaan (BUKP) mengembangkan usahanya melalui pemberian kredit untuk permodalan usaha, (2) Peranan BUKP difokuskan pada aspek yaitu pemberian kredit, penghimpunan dana berupa tabungan, (3) Perubahan yang dialami masyarakat miskin di desa Maguwoharjo adalah peningkatan pengelolaan usaha dan peningkatan pendapatan. Ihwan S (2007) melakukan penelitian berjudul analisis efisiensi lembaga keuangan mikro, dengan 73 unit BKD sudah efisien dan kinerja keuangan BKD yang efisien. Dwi BS melakukan penelitian yang berjudul strategi transformasi BKD di Kabupaten Sidoarjo. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) tata kelola yang ada di BKD tidak berjalan sesuai aturan formal melainkan budaya gotong royong dan kekeluargan, (2) Karakter yang paling menonjol dari BKD rendahnya biaya operasional sebagai organisasi yang sederhana dan fleksibel. Ananti Y melakukan penelitian yang berjudul peranan lembaga keuangan formal dan informal bagi masyarakat pertanian di pedesaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Keterbatasanyang dihadapi petani pada lembaga keuangan formal seperti perbankan menyebabkan mereka bergantung pada lembaga informal seperti LKM, (2) LKM dianggap efektif dan efisien karena kedekatannya dengan masyarakat yang dilayani, (3) LKM memiliki peranan strategis sebagai intermediasi dalam aktifitas perekonomian bagi masyarakat tani.
6
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran BKD umumnya menjalankan usahanya yang terletak di pedesaan dengan memberikan kredit kepada masyarakat desa yang membutuhkan dana untuk menjalankan usahanya. Pemberian kredit kepada masyarakat desa diharapkan dapat menyejahterakan masyarakat dan membuka lapangan kerja baru, sehingga tingkat pengangguran di Indonesia akan berkurang. Pemberian kredit kepada masyarakat desa tidak diberikan secara gratis dan tanpa pengaruh berarti bagi masyarakat desa tersebut, namun pemberian kredit harus memiliki pengaruh bagi perekonomian desa tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana yang menentukan pengaruh satu peubah dengan peubah lain. Metode regresi ini digunakan untuk melihat suatu kejadian yang saling memengaruhi. Kejadian-kejadian tersebut dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai peubah. Secara garis besar kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2. Lembaga Keuangan Pedesaan Program Kesejahteraan Rakyat
Badan Kredit Desa
Perekonomian Desa
Analisa Regresi Linear Sederhana Pengaruh BKD terhadap perekonomian Desa Keputusan Penyaluran Kredit
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan April sampai Juni 2014, dengan lokasi penelitian di OJK Gedung bank Indonesia, Jakarta Pusat dan di BKD Margoluwih, Sleman, Yogyakarta.
7
Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari kegiatan wawancara dengan pejabat OJK kelompok Spesialis Peneliti BPR dan Direktur BKD Sleman Yogyakarta. Data sekunder diperoleh dari referensi buku di perpustakaan Bank Indonesia, referensi buku pribadi, dan data sekunder berupa jumlah kredit yang diberikan oleh BKD, data perekonomian desa, jurnal, skripsi, tesis dan sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
Pengolahan dan Analisa Data Data dan informasi yang telah diperoleh diolah dengan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS). Analisa data dilakukan dengan menentukan peubah apakah yang dapat memengaruhi perekonomian desa, seperti jumlah kredit yang diberikan dan bagaimana jumlah kredit yang diberikan berpengaruh terhadap perekonomian desa. 1
Analisis Regresi
Analisis Regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat (Sunyoto 2009). Analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan satu peubah, dimana peubah terikat pada satu peubah atau lebih peubah lain. Dalam hal ini peubah menjelaskan dengan maksud menaksir atau meramalkan nilai hitung atau rataan (populasi). Analisis regresi merupakan analisa yang memiliki kejadian-kejadian yang saling memengaruhi. Kejadiankejadian tersebut dinyatakan sebagai perubahan nilai peubah, misalkan peubah bebas dinyatakan dalam X dan peubah terikat dinyatakan dengan Y. Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan nilai X terhadap perubahan nilai Y (Noor 2014). Persamaan regresi dinyatakan dalam bentuk: Ŷ = a + bX…………(1) Ŷ = Perekonomian desa a = Konstanta b = Koefisien regresi X = Jumlah kredit Keterangan dari persamaan regresi adalah Ŷ (Y topi) untuk memprediksi nilai peubah Y, sedangkan peubah X memiliki korelasi dengan peubah Y. Contohnya, jika peubah Y= perekonomian desa yang merupakan peubah dependen dan peubah X= jumlah kredit yang merupakan peubah independen, maka jika peubah X mengalami peningkatan atau penurunan, maka peubah Y kemungkinan akan mengalami peningkatan atau penurunan.
8
2 a b
c d
3
Uji Asumsi Klasik Analisis regresi terdapat uji asumsi klasik (Sunyoto 2009) yang terdiri dari: Uji multikolinearitas yang mengukur tingkat hubungan atau pengaruh peubah bebas melalui besaran koefisien korelasi (R). Uji heterokedasitas mengukur sama atau tidak ragam dari pengamatan yang satu dengan yang lain. Persamaan regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji normalitas mengukur apakah peubah bebas (X) dan peubah terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Uji autokorelasi mengukur persamaan regresi tersebut menjadi baik atau tidak layak dipakai prediksi. Uji Hipotesis
Analisis regresi terdapat pengujian hipotesis yang berkaitan dalam penelitian ini (Sunyoto,2009), yaitu: a Uji F yaitu melibatkan peubah bebas dan peubah terikat secara bersama-sama dalam menguji ada atau tidaknya pengaruh yang nyata secara bersama-sama (Sunyoto 2009). b Uji t dilakukan untuk menentukan nyata atau tidak masing-masing koefisien regresi secara sendiri-sendiri terhadap peubah terikat (Y) (Sunyoto 2009). c Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa baik model yang diperoleh menurut data aktual, bila mendekati 1 atau 100% berarti hasil akan semakin baik (Sunyoto 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Otoritas Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. Tujuan dari dibentuknya OJK adalah (1) terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, (2) mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, (3) mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
9
1
Visi
Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya, saing global dan dapat memajukan kesejahteraan umum. 2
Misi
Misi OJK adalah (1) mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara teratur, adil, transparan dan akuntabel, (2) mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, (3) melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. 3
Program Kesejahteraan Rakyat
BKD merupakan lembaga keuangan pedesaan yang kegiatannya di bawah pengawasan dari OJK. Tujuan dari adanya BKD adalah untuk mensejahterakan rakyat dengan cara menyalurkan kredit kepada masyarakat desa yang membutuhkan dengan persyaratan yang mudah dan bunga yang rendah. Persyaratan meminjam kredit yang mudah akan membantu masyarakat dalam menjalankan usahanya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli desa tersebut.
Gambaran Umum Desa Margoluwih Desa Margoluwih terletak di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Desa Margoluwih memiliki luas daerah kurang lebih 500 Ha yang terdiri dari 312 Ha lahan pertanian, 137 Ha pekarangan dan 51 Ha tanah lain-lain. Jumlah penduduk Desa Margoluwih 8 575 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 4 367 jiwa dan perempuan 4 208 yang terbagi dalam 75 RT dan 29 RW dengan jumlah kepala keluarga 2 248. Letak wilayah desa Margoluwih secara geografis adalah sebelah utara desa Margodadi, sebelah selatan desa Sidoagung, sebelah timur desa Sidomoyo, dan sebelah barat desa Sidorejo. Desa Margoluwih memiliki potensi sumber daya alam (SDA) air melimpah, sebagai sumber mata air dan sebagai tanah pertanian yang subur. SDA yang dimiliki Desa Margoluwih membuat desa ini memiliki karateristik desa agraris dan sentral industri genting. Masyarakat di desa ini umumnya memiliki mata pencaharian dengan berusaha. Jenis usaha yang ada di desa ini adalah usaha ternak lele, ikan gurame, nila, belut, industri genting dan berdagang peralatan rumah tangga seperti panci, sapu, penggorengan, dan peralatan rumah tangga lainnya. Usaha yang ada di desa ini dapat berjalan dengan baik karena adanya bantuan dari BKD yang menyalurkan kredit sehingga apabila pengusaha di desa ini kekurangan modal dapat meminjam di BKD. Desa Margoluwih memiliki tiga BKD yang berlokasi di Cibuk Kidul, Barak II, dan Klangkapan II. BKD yang terletak di desa Margoluwih menjalankan kegiatannya untuk menghindarkan rakyatnya dari jeratan lintah darat dan sistem
10
ijon. Kontribusi yang dilaksanakan oleh BKD adalah memberikan pinjaman dengan syarat yang mudah. Kredit yang dipinjamkan oleh BKD ini hanya menggunakan sistem kepercayaan, sehingga masyarakat mendapatkan kemudahan dalam melakukan pinjaman. BKD merupakan lembaga keuangan pedesaan yang dalam menjalankan kegiatannya dikecualikan dari peraturan BPR pada umumnya, apabila di bandingkan dengan lembaga keuangan lain seperti LPN dan LPD hanya BKD yang memiliki sistem peminjaman kredit tanpa agunan dan sistem kepercayaan. Tujuan dari adanya BKD di desa ini adalah untuk mensejahterakan rakyat, selain itu dengan adanya tiga BKD di desa ini akan memberi pengaruh terhadap pendapatan desa Margoluwih.
Mekanisme Pengaruh Penyaluran Kredit ke PAD Warga desa yang membutuhkan dana untuk usaha
BKD Margoluwih Sleman Yogyakarta
Warga desa menyerahkan KTP
Masyarakat menggunakan uang untuk usaha
Realisasi Kredit
BKD Margoluwih melihat calon debitur
Adanya pembayaran pajak , sewa tempat usaha
Meningkatnya PAD
Gambar 3 Mekanisme pengaruh penyaluran kredit ke PAD
Mekanisme pengaruh penyaluran kredit ke PAD dapat dilihat pada Gambar 3 dimana warga desa yang memelukan bantuan dana untuk modal usaha datang ke BKD Margoluwih dengan menyerahkan KTP, kemudian pegawai dari BKD melihat kondisi debitur, apabila dikenal dengan reputasi yang baik maka dilakukan realisasi kredit. Kredit yang didapatkan oleh warga desa digunakan oleh warga desa untuk usaha, adanya usaha yang dilakukan oleh masyarakat mengakibatkan adanya pembayaran pajak, sewa tempat usaha dan akan meningkatkan PAD.
11
Peran BKD dalam menunjang perekonomian desa Margoluwih 250000000 200000000 150000000
Pendapatan Desa Kredit yang disalurkan
100000000 50000000
Feb-08 Jun-08 Okt 08 Feb-09 Jun-09 Okt 09 Feb-10 Jun-10 Okt 10 Feb-11 Jun-11 Okt 11 Feb-12 Jun-12 Okt 12
0
Gambar 4 Kredit yang disalurkan dan PAD (BKD Margoluwih, Sleman, Yogyakarta dan pemerintah daerah 2008-2012). Peran yang dilakukan BKD dalam menunjang perekonomian desa Margoluwih dapat dilihat pada Gambar 4 yang menjelaskan jumlah kredit yang disalurkan BKD kadang meningkat dan kadang menurun. Kenaikan jumlah kredit disebabkan adanya usaha dari masyarakat dan penurunan jumlah kredit diseabkan masyarakat yang tidak meminjam kredit. Kinerja Keuangan BKD dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 Kinerja keuangan BKD Tahun
Kredit Tersalurkan
Target
Laba
2008
323 080 000
258 464 000
172 444 207
2009
375 820 000
300 656 000
140 559 909
2010
450 000 000
360 000 000
150 880 957
2011
499 500 000
399 600 000
159 982 232
2012
447 340 000
347 440 000
154 732 543
Sumber : BKD Margoluwih, Sleman, Yogyakarta
12
Tabel 1 menggambarkan kredit yang disalurkan melebihi target realisasi, target realisasi dapat dilihat per tahun, selain itu terdapat keuntungan dari seetiap penyaluran kredit, hal ini menjelaskan BKD sudah menjalankan kinerjanya dengan baik walaupun BKD Margoluwih belum menggnunakan teknologi komputer dalam menjalankan kegiatan operasinya.
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan agar memperoleh hasil yang bersifat best linear unbiased estimator (BLUE). Syarat asumsi klasik adalah tidak ada multikolinearitas, tidak ada heteroskedasititas, data berdistribusi normal dan tidak ada autokorelasi. Hasil dari uji asumsi klasik yaitu: 1
Uji Multikoleniaritas
Uji multikoleniaritas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara peubah bebas. Untuk menguji adanya multikoleniaritas digunakan nilai variance inflation factor (VIF) < 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil uji multikoleniaritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Kredit
Tolerance
1,000
VIF 1,000
Sumber : Badan Kredit Desa dan Pemerintah Kabupaten Sleman 2008-2012 (data diolah) Hasil uji multikolinearitas menggunakan tolerance 10% atau 0,10 maka VIF = 10. Hasil VIF hitung = 1,000 < VIF = 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
2
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah ada ragam antara pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain, jika terjadi kesamaan disebut homoskedastisitas dan jika tidak terjadi kesamaan disebut heterokedastisitas. Hasil uji heteroskedasitas menggambarkan penyebaran titiktitik tidak mempunyai pola yang jelas sehingga tidak terjadi heterokedasitas pada regresi ini. Uji heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot pada Gambar 5.
a
Dependent Variable : Perekonomian desa
13
Sumber : BKD dan Pemerintah Kabupaten Sleman 2008-2012 (data diolah)
Gambar 5 Hasil uji heteroskedasitas
3
Uji Normalitas
Uji normalitas membandingkan data nyata dengan garis kurva yang terbentuk apakah mendekati normal atau normal sama sekali. Jika data membentuk garis kurva tidak simetri, maka dikatakan data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 6.
Sumber : BKD dan Pemerintah Kabupaten Sleman 2008-2012 (data diolah)
Gambar 6 Hasil uji normalitas Hasil dari uji normalitas digambarkan data berada pada garis diagonal grafik normal plot sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
14
4
Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki masalah autokorelasi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada atau tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) jika DW -2 sampai +2. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil uji autokorelasi Model Summaryb Durbin Watson
Model 1
1,250
c
Dependent Variable : Perekonomian Desa Sumber : BKD dan Pemerintah Kabupaten Sleman 2008-2012 (data diolah)
Hasil uji autokorelasi menghasilkan angka DW 1,250 yang berarti tidak terjadi autokorelasi pada persamaan regresi ini karena masih berada pada nilai -2 sampai +2.
Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis ini bertujuan melihat pengaruh jumlah kredit yang disalurkan terhadap PAD. Hasil dari analisis regresi linear sederhana dengan menguji hipotesis yang dilakukan dengan menguji koefisien determinasi, Uji F, dan Uji t. 1
Koefisien Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui pengaruh peubah independen berupa kredit yang disalurkan terhadap peubah dependen (PAD). Hasil dari uji determinasi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil uji koefisien determinasi (R2)
Model 1
Model Summary Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate d 0,651 0,424 0,414 1,25255E7
Sumber : BKD dan Pemerintah Daerah 2008-2012 (data diolah).
b c d
Predictors: (constant), kredit Sumber : Data diolah (SPSS)
Predictors: (Constant), Kredit
15
Hasil uji koefisien determinasi menjelaskan besarnya R adalah 0,424 atau 42,4%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kredit yang disalurkan terhadap PAD 42,4% sedangkan sisanya (57,6%) dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain di luar model penelitian ini. 2
Uji F
Uji F melibatkan peubah independen berupa kredit yang disalurkan terhadap peubah dependen (PAD) dalam menguji ada tidaknya pengaruh nyata secara bersama-sama (simultan). Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi F yaitu membandingkan fhitung dengan Ftabel, berdasarkan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, n = 60, k = 2, df1 = k - 1= 2 - 1 = 1,dan df2 = n - k = 60 - 2 = 58. Dari hasil tersebut dapat dilihat Ftabel dengan n1= 1 dan n2= 58 didapatkan hasil 4,01. Tabel 5 adalah hasil uji F yang telah diuji. Tabel 5 Hasil uji F ANOVAb Sum of Model Squares Df 1 Regression 6,691E15 1 Residual 9,100E15 58 Total 1,579E16 59 a. Predictors: (Constant), Kredit b. Dependent Peubah: Perekonomian Desa
Mean Square F 6,691E15 42,648 1,569E14
Sig. 0,000a
Sumber : BKD dan Pemerintah Kabupaten Sleman 2008-2012 (data diolah)
Hasil uji F memperlihatkan bahwa Fhitung 42,648, lebih besar daripada Ftabel 4,01, sehingga dapat disimpulkan kredit yang disalurkan berpengaruh nyata terhadap PAD. 3
Uji t
Uji t dilakukan untuk menentukan nyata atau tidak peubah bebas terhadap peubah terikat secara sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi t yaitu dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95%, α = 5%, n = 60, k = 2, df1 = k - 1= 2 - 1 = 1, dan df2 = n - k = 60 - 2 = 58. t tabel diperoleh 1,671. Tabel 6 adalah hasil uji t yang telah diuji.
16
Tabel 6 Hasil uji t Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,462E7 6,901E6 Kredit 0,615 0,094 0,651 a. Dependent Peubah: Perekonomian Desa
t
Sig.
3,567 6,531
0,001 0,000
Sumber : BKD dan Pemerintah Kabupaten Sleman 2008-2012 (data diolah)
Hasil uji t memperlihatkan bahwa thitung 6,531, lebih besar daripada t tabel 1,671, sehingga disimpulkan kredit yang disalurkan berpengaruh nyata terhadap PAD.
Dampak BKD Terhadap Perekonomian Desa Margoluwih Dampak adanya BKD terhadap perekonomian desa Margoluwih, Sleman, Yogyakarta yaitu masyarakat desa Margoluwih terhindar dari rentenir dan lintah darat. Masyarakat desa meminjam kredit tidak lagi kepada rentenir dan lintah darat, hal ini karena persyaratan peminjaman kredit yang tanpa jaminan dan bunga yang rendah yaitu 2% apabila dibayar per minggu dan 10% per bulan. Kredit yang dipinjam digunakan untuk usaha di desa tersebut. Adanya usaha yang dilakukan masyarakat membuat pajak dan sewa toko yang dibayarkan meningkat, sehingga perekonomian desa mengalami peningkatan. Suku bunga yang ada di BKD apabila dibandingkan dengan suku bunga yang dibebankan rentenir tentu lebih tinggu suku bunga rentenir yaitu sebesar 3% - 15% dan apabila mengalami telat bayar suku bunga akan terus mengalami peningkatan sedangkan ddi BKD tidak mengalami peningkatan.
Persamaan Regresi Berdasarkan Tabel 5, persamaan regresi yang dapat dituliskan dari penelitian ini adalah Ŷ= 2,462E7 + 0,615X. Hal ini menunjukkan apabila peubah kredit yang disalurkan dianggap konstan, maka besar peubah terikat Perekonomian Desa 2,462E7. Hasil perhitungan regresi linear sederhana menunjukkan peubah berpengaruh nyata secara bersama terhadap perekonomian desa. Peubah menunjukkan tanda positif, berarti semakin tinggi kredit yang disalurkan maka semakin tinggi perekonomian desa.
17
Implikasi Manajerial PAD mencerminkan seberapa besar pendapatan desa yang dipengaruhi kredit tersalurkan oleh BKD di desa tersebut, untuk itu diharapkan BKD Margoluwih tetap mempertahankan penyaluran kredit karena berpengaruh positif terhadap perekonomian desa. Kegiatan operasional di BKD perlu di tingkatkan dengan adanya penerapan teknologi seperti komputer di BKD Margoluwih, Sleman, Yogyakarta.
Simpulan dan Saran Simpulan 1 BKD Margoluwih, Sleman, Yogyakarta menjalankan peran dan kinerjanya dengan baik, karena target realisasi tercapai serta memberikan kredit kepada masyarakat dan meningkatkan PAD. 2 Jumlah kredit yang disalurkan BKD berpengaruh nyata terhadap PAD. 3 Dampak adanya BKD tehadap perekonomian desa Margoluwih adalah terbebas masyarakat desa dari rentenir dan lintah darat.
Saran 1 Dibutuhkan penggunaan teknologi komputer untuk menunjang kegiatan di BKD, khususnya peningkatan operasional BKD. 2 Perlu penelitian lanjut dengan menambah peubah lain seperti tabungan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ade ZS. 2007. Peran Badan Usaha Kredit Pedesaan dalam mengentaskan kemiskinan di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta. [Skripsi] Yogyakarta (ID): Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Ananti Y. 2010. Peranan Lembaga Keuangan Formal dan Informal Bagi Masyarakat Pertanian di Pedesaan. Yogyakarta (ID). Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Jurnal 6(2) : 102 [BI] Bank Indonesia.1929. Staatsblad Nomor 357 tentang Dasar Hukum BKD. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia. 1967. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 Pasal 41 ayat 1 tentang Tugas Dalam Sistem Perbankan. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia. 1988. Keputusan Presiden Nomor 38 Tahun 1988 Pasal 1 Tentang BPR yang dapat dipersamakan dengan Bank Desa, Lumbung desa dan lainnya. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia. 1988. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1064/KMK.00/1988 tentang Pendirian dan Usaha BPR. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia. 1988. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1064/KMK.00/1988 tentang Pendirian dan Usaha BPR. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia. 1988. Keputusan Presiden Nomor 38 Tahun 1988 Pasal 1 Tentang BPR yang dapat dipersamakan dengan Bank Desa, Lumbung desa dan lainnya. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia. 1992. Undang-Undang Nomor 7 Tahun1992 Pasal 58 tentang Status sebagai BPR. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia. 1992. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 tentang Status Sebagai BPR. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia.1998. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang Pengertian Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia.1998. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang Pengertian Kredit. Jakarta (ID): BI [BI] Bank Indonesia. 8/26. Peraturan Bank Indonesia Penutup Pasal 72 tentang Pengecualian eks BKD untuk BPR. Jakarta (ID): BI [BKD] Badan Kredit Desa. 2008-2012.Jumlah Kredit yang disalurkan.Yogyakarta (ID) Dwi BS. 2008. Strategi Transformasi Badan Kredit Desa (BKD) di Kabupaten Sidoarjo. Sidoarjo (ID). Universitas Brawijaya Malang. Jurnal 9(1) : 290 Ihwan S. 2007. Analisis Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro. Surakarta (ID). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal 8(2) : 241-242 Manurung M, Rahardja P. 2004. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro. Pendidikan Ekonomi. 14 (12):3 Noor J. 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi dan Manajemen. Jakarta (ID). Grasindo [OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2013. Pengertian dan Fungsi Badan Kredit Desa.Jakarta (ID)
19
[PEMKAB SLEMAN] Pemerintah Kabupaten Sleman. 2008-2012. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.Yogyakarta (ID) Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen dan Lembaga Keuangan Edisi ke 4. Depok (ID). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sunyoto D. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta (ID). Media Presindo Suryati. 2003. Peran dan Kinerja BPR dalam Perekonomian Desa. [Thesis] Depok (ID): Universitas Indonesia
20
LAMPIRAN
21
Lampiran 1 Data jumlah kredit yang disalurkan dan PAD Margoluwih Bulan Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 Mei 08 Jun-08 Jul-08 Aug-08 Sep-08 Okt 08 Nov-08 Des 08 Jan-09 Feb-09 Mar-09 Apr-09 Mei 09 Jun-09 Jul-09 Aug-09 Sep-09 Okt 09 Nov-09 Des 09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei 10 Jun-10 Jul-10 Aug-10 Sep-10 Okt 10 Nov-10 Des 10
Data Kredit yang disalurkan(Rp) 38 450 000 56 500 000 56 820 000 65 650 000 72 020 000 48 740 000 50 850 000 69 360 000 39 850 000 76 190 000 72 110 000 35 800 000 55 200 000 52 350 000 57 090 000 62 350 000 87 450 000 66 190 000 62 250 000 48 300 000 47 000 000 93 115 000 75 520 000 58 700 000 49 375 000 89 420 000 61 550 000 69 600 000 106 000 000 66 750 000 78 950 000 89 600 000 45 700 000 84 550 000 84 750 000 85 500 000
Data pendapatan Desa(Rp) 45 530 000 52 699 300 54 000 000 62 100 000 74 600 000 70 000 000 72 581 200 78 100 000 42 300 000 71 100 000 65 200 000 33 555 588 58 300 000 54 450 000 63 210 000 67 200 000 94 450 000 70 250 000 66 875 000 52 366 000 51 400 000 97 300 000 51 470 000 49 554 803 59 630 000 74 350 000 63 350 000 72 866 000 89 450 000 72 350 000 81 140 000 92 100 000 58 600 000 71 300 000 72 300 000 96 936 950
22
Lanjutan Lampiran 1 Bulan Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei 11 Jun-11 Jul-11 Aug-11 Sep-11 Okt 11 Nov-11 Des 11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 Mei 12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Okt 12 Nov-12 Des 12
Data Kredit yang disalurkan(Rp) 93 120 000 73 720 000 72 760 000 99 220 000 81 390 000 89 050 000 76 420 000 51 740 000 70 350 000 97 160 000 78 700 000 100 550 000 53 360 000 86 010 000 92 600 000 83 520 000 78 310 000 82 500 000 89 250 000 80 720 000 59 150 000 89 550 000 81 110 000 56 750 000
Data pendapatan Desa(Rp) 95 100 000 84 320 000 81 150 000 87 650 000 65 520 000 78 850 000 52 200 000 52 000 000 61 230 000 82 100 000 46 300 000 63 154 459 96 200 000 98 350 000 95 500 000 86 300 000 60 250 000 71 100 000 74 300 000 52 000 000 44 250 000 76 300 000 52 200 000 46 309 029
23
Lampiran 2 Wawancara dengan OJK dan BKD Margoluwih Sleman Yogyakarta
a
Wawancara dengan pajabat OJK
1 Q A 2 Q
: Apa peran OJK dalam BKD ? : OJK mengawasi BKD dalam melakukan peminjaman kredit : Berapa jumlah BKD yang ada di desa Margoluwih kabupaten Sleman Yogyakarta ?
A 3 Q A
: 3 BKD : Bagaimana perkembangan kredit BKD ? : Setiap tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun 2005-2012
Tahun
4 Q
Kredit yang disalurkan
2005
209 560 125
2006
223 189 351
2007
235 534 516
2008
255 502 781
2009
284 753 646
2010
311 852 484
2011
319 267 618
2012
353 902 419
: Kenapa diadakan penelitian tentang BKD dan kenapa diadakan desa Margoluwih ?
A
: BKD merupakan lembaga keuangan pedesaan yang penyaluran kreditnya meningkat setiap tahunnya, diadakan di desa Margoluwih karena
lokasi penelitian tidak terlalu jauh dan terdapat tiga BKD yang
bisa diteliti agar efisien dari segi biaya dan sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
24
Lanjutan lampiran 2 b
Wawancara dengan direktur BKD Margoluwih Sleman Yogyakarta
1 Q
:Usaha apa yang umumnya ada di desa Margoluwih kabupaten Sleman Yogyakarta ?
A 2 Q A
: Pertanian, ternak lele, ternak belut, ternak nila, pedagang kelontong : Apakah banyak masyarakat desa yang mengajukan pinjaman ke BKD ? : Banyak, karena sejak beroperasinya BKD masyarakat meminjam uang ke BKD
3 Q A 4 Q A
: Jasa apakah yang ditawarkan BKD kepada masyarakat desa ? : Peminjaman kredit : Adakah bunga yang diberikan untuk peminjam kredit di BKD ? : ada sebesar 10% apabila dibayarkan perbulan dan 2% apabila
dibayarkan per minggu 5 Q
: Berapakah bunga yang dibebankan oleh rentenir sebelum beroperasinya BKD ?
A 6 Q A
: 3% -15% dan akan selalu meningkat seiring telatnya pembayaran : Bagaimana perkembangan perekonomian desa ? : perekonomian desa meningkat seiring dengan meningkatnya kredit yang disalurkan .
7 Q A
: Modal BKD darimana ? : modal BKD diperoleh dari iuran warga dari zaman Belanda berupa padi
25
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 27 February 1990 dari ayah Tri Prakoso dan ibu Lucky Dri Andarbeni. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 46 Jakarta dan diterima di Universitas Indonesia tahun 2008, kemudian lulus dari Universitas Indonesia (UI) tahun 2011 dengan keahlian Administrasi keuangan dan Perbankan. Pada bulan Juni-Juli 2010 Penulis magang paa perusahaan Krakatau Stell bagian keuangan, kemudian pada bulan Agustus 2010 penulis magang di Bursa Efek Indonesia, lalu pada bulan Januari sampai Maret 2011 penulis magang di Bank Indonesia Direktorat Kredit pada Tim Penelitian dan Pengembangan UMKM lalu setelah lulus dari D3 UI penulis bekerja pada Bank mandiri tahun 2011-2012. Pada Juli 2012 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui ujian masuk ekstensi pada tahun 2012 di Departemen Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan di IPB penulis mengikuti kegiatan, kegiatan dari Executive of Management (EXOM) divisi Administration Strategical and Controller.