PENGARUH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada Baitul Maal Wat Tamwil Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta) DHINDA PUNTADEWI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA email :
[email protected] Abstract : This research aimed to examine the effect of responsibility accounting, motivation, and compensation on achievement of performance, as well as the moderating effect of locus of control to strengthen the relationship between motivation with achievement of performance and moderating effect of locus of control on the strengthen relationship between compensation with achievement of performance. This research method using purposive sampling. The population in this study are employees of BMT in Daerah Istimewa Yogyakarta who know about financial statements and responsibility accounting. The sample in this research is 93 respondents, but the data can be processed is 78 respondents. The analytical tool used is multiple regression analysis and moderated regression analysis with SPSS version 22. The results of the analysis based on the use of independent variables showed that responsibility accounting have a positive and significant effect on achievement of performance, motivation have a positive effect but not significant on achievement of performance and compensation have a negative effect and not significant on achievement of performance. Locus of control were able to weaken the relation between motivation to achievement of performance, and locus of control do not have a significant impact on the relation of compensation to achievement of performance. Keywords : Responsibility Accounting; Motivation; Compensation; Locus of Control; Achievement of Performance.
10
PENDAHULUAN
Prestasi kerja merupakan suatu dasar atau standar yang dibuat perusahaan dalam memberikan target melalui tuntutan yang harus di capai oleh karyawan. Dampak prestasi kerja dapat terlihat dari target yang diinginkan dengan seberapa besar hasil yang di tempuh, apakah sepenuhnya target tersebut dapat terpenuhi. Peningkatan produktivitas perusahaan berasal dari prestasi kerja yang baik, sehingga prestasi kerja bisa berdampak pada kenaikan mau pun penurunan pendapatan di perusahaan. Seringkali, target yang ditetapkan perusahaan dan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) tidak tercapai dengan baik.
Dalam menilai prestasi kerja karyawan, penulis memilih BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) sebagai objek penelitian. Lembaga syariah di Indonesia telah berkembang setiap tahunnya. Prospek pendirian lembaga keuangan syariah sangat baik dan dapat menguntungkan kedua belah pihak antara lembaga itu sendiri dan masyarakat yang membutuhkan. Banyak sekali lembaga-lembaga berbasis syariah yang didirikan oleh sekelompok masyarakat mulai dari yang hanya mempunyai satu kantor saja, hingga mempunyai beberapa cabang. Pendirian Induk Koperasi Syariah BMT (Inkopsyah BMT) misalnya, yang merupakan gerakan koperasi sekunder yang didirikan oleh primer koperasi yang kegiatan usahanya berdasarkan pola syariah. Inkopsyah BMT adalah wadah perkumpulan bagi BMT yang bertujuan dalam membangun tatanan perekonomian nasional untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan syariah Islam. Berikut ini adalah tabel laba tahun berjalan Inkopsyah BMT: Tabel 1 Tabel Laba Tahun Berjalan Inkopsyah BMT Inkopsyah BMT Laba Tahun Berjalan 2011 2.076.484.098,94 2012 2.207.951.362,95 2013 2.094.688.165,00 2014 3.170.995.769,96 2015 3.360.583.972,00 2016 1.786.000.000,00 Sumber: Laporan Keuangan Inkopsyah (http://indukbmt.co.id/)
Pada tahun 2013, BMT sempat mengalami penurunan laba tahun berjalan, namun pada tahun 2014 terjadi kemajuan pesat dalam memperoleh laba tahun berjalan hingga menyentuh angka Rp3,17 miliar. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar yang sebelumnya terjadi pada tahun 2015 dan sempat melewati angka Rp14.000,- per US$1 sempat memengaruhi situasi perekonomian Indonesia menjadi kurang stabil. BMT masih dapat menumbuhkan laba tahun berjalan yaitu tahun 2014 sebesar Rp3,17 miliar naik menjadi Rp3,36 miliar pada 2015, namun BMT kembali mengalami penurunan laba berjalan yang cukup drastis di tahun 2016, pada tahun 2016 laba tahun berjalan turun menjadi Rp1,78 miliar. Berdasarkan data di atas, BMT belum dapat menstabilkan dan menaikkan laba tahun berjalan setiap tahunnya, masih terjadi kenaikan dan penurunan laba tahun berjalan, pada tahun 2016 laba yang di dapat BMT mengalami penurunan yang cukup drastis. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana prestasi kerja karyawan BMT, karena prestasi kerja merupakan dasar bagi kemajuan dan perkembangan perusahaan mau pun lembaga. Kinerja karyawan yang baik secara konsisten, serta kerja keras karyawan dapat mempertahankan dan terus meningkatkan kinerja perusahaan sehingga target-target yang sudah direncanakan bisa tercapai. Menurut Viyanti dan Tin (2010) agar tercapainya suatu pengendalian dan pengukuran dari prestasi kerja, memerlukan penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang tegas dan terstruktur. Akuntansi pertanggungjawaban digunakan sebagai sarana perusahaan untuk bisa mengevaluasi dan membandingkan kemampuan dari para manajer, sehingga akan terbentuk sistem dasar pengukuran prestasi kerja. Laporan akuntansi pertanggungjawaban digunakan perusahaan sebagai dasar dalam pembuatan analisis yang mempunyai tujuan untuk mengukur dan mengevaluasi prestasi kerja dari tiap unit pada pusat pertanggungjawaban. Penelitian ini didasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh Juita (2014). Dalam peneltian tersebut, peneliti menganalisis akuntansi pertanggungjawaban pada PT. PLN Persero Tanjungpinang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada penelitian ini tidak hanya terfokuskan pada penerapan akunatnsi pertanggungjawaban pada sebuah perusahaan saja, namun terdapat variabel dependen yaitu peneliti menggunakan penilaian prestasi kerja karena prestasi kerja berpengaruh pada kondisi
perusahaan, semakin bagus prestasi kerja karyawan maka semakin bagus pula perusahaan tersebut berkembang sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dengan meningkatnya laba. Serta obyek penelitian ini adalah BMT di Daerah Istimewa Yogyakarta. Suprihatiningrum dan Bodroastuti (2012) menyatakan bahwa agar karyawan dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan, motivasi bekerja perlu ditumbuhkan sehingga karyawan dan perusahaan dapat meraih target yang diinginkan. Semangat kerja menjadi landasan utama pada motivasi yang dimiliki karyawan, dengan motivasi tersebut karyawan dengan cepat dan tepat bisa menyelesaikan semua pekerjaan yang telah dibebankan. Pekerjaan yang dilakukan dengan cepat dan tepat selesai merupakan cerminan dari suatu prestasi kerja karyawan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini menambah variabel independen yaitu kompensasi karyawan dan locus of control sebagai variabel moderasi. Kompensasi karyawan termasuk faktor utama untuk mengetahui kesungguhan karyawan saat menjalankan sebuah pekerjaan, sedangkan locus of control merupakan kendali yang dimiliki seseorang atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri, sehingga peneliti tertarik untuk menambahkan varibel kompensasi dan locus of control dalam penelitian ini. Dengan adanya kebutuhan masyarakat terhadap BMT, penulis ingin mengetahui bagaimana kualitas kinerja
dan prestasi
kerja
yang dicapai
oleh BMT
melalui
pengaruh penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban, motivasi, kompensasi dan locus of control. Oleh sebab itu, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban, Motivasi dan Kompensasi terhadap Prestasi Kerja dengan Locus of Control sebagai Variabel Moderasi pada BMT di Daerah Istimewa Yogyakarta”.
TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap prestasi manajer di pusat-pusat pertanggungjawaban dengan cara mengklasifikasikan biaya-biaya termasuk pendapatan dari organisasi yang sesuai dengan bermacam–macam tingkatan pada manajemen. Setiap tingkatan dalam manajemen biasanya hanya dibebani oleh biaya yang ada di bawah pengendaliannya
sesuai klasifikasi, dan manajer tersebut bertanggung jawab atas penyimpangan yang berada di antara tujuan yang telah dianggarkan dengan yang hasil sesungguhnya (Zuraidah, 2014). Menurut Mulyadi (2001) karakteristik pusat pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban dimana kinerja manajer diukur prestasinya
berdasarkan dari dasar biaya (nilai masukannya). b. Pusat pendapatan yaitu pusat pertanggungjawaban yang memberikan wewenang kepada manajer untuk mengendalikan pendapatan dari pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer di pusat pendapatan
pengukuran
kinerjanya
melalui
pendapatat
yang
telah
diperoleh
pusat
pertanggungjawaban dan manajer tidak dimintai pertanggungjawaban terkait masukannya, karena manajer pada dasarnya tidak memungkinkan untuk memengaruhi pemakaian masukan tersebut. c. Berdasarkan karakteristik dari hubungan antara masukan dan keluarannya, pusat biaya selanjutnya dibagi lagi menjadi pusat biaya teknik. Pusat biaya teknik yaitu pusat pertanggungjawaban dimana sebagian besar atas masukannya terdapat hubungan yang nyata serta erat dengan nilai keluarannya. d. Pusat laba dapat diartikan pusat pertanggungjawaban yang memberikan wewenang kepada
manajernya supaya mengendalikan pendapatan beserta biaya pusat pertanggungjawaban. Pada manajer pusat laba cara pengukuran kinerjanya adalah dari selisihnya antara pendapatan dengan besar biaya yang perlu untuk dikeluarkan agar diperoleh pendapatan tersebut. e. Pusat investasi merupakan pusat laba dimana pengukuran prestasi manajer diukur dengan cara
menghubungkan besar laba yang diperoleh dari pusat pertanggungjawaban dengan nilai investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer dalam pusat investasi yaitu ratio antara laba dengan nilai investasi yang sedang digunakan untuk bisa memperoleh laba. Ukuran ini biasanya disebut dengan nama kembalian investasi (return on investment/ROI), rumus perhitungannya dengan cara laba dibagi dengan investasi. Manajer investasi dapat juga diukur prestasinya dengan memanfaatkan residual income, dimana laba dikurangi dengan besarnya beban modal atau capital charge.
Motivasi Motivasi merupakan bentuk keinginan dan kemauan dari seorang individu untuk dapat mencurahkan segala upayanya agar tercapai tujuan yang diinginkan (Patiran, 2012). Motivasi pada umumnya diartikan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri seorang individu yang dapat membuat seseorang untuk sebagai pendorong, pengaktifan, penggerak dan bisa mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi tersebut ada dalam diri seorang individu yaitu berupa niat, keinginan, harapan kesuksesan, dan tujuan apa yang ingin dicapai sebelumnya (Edy, 2008). Kompensasi Kompensasi yaitu sesuatu mengenai apa yang telah diterima oleh para pekerja sebagai pengganti atas kontribusinya terhadap organisasi (Simamora, 2004). Kompensasi adalah bentuk penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan. Kompensasi yang diberikan oleh karyawan berbeda–beda sesuai dengan tugas dari tiap–tiap divisi perusahaan. Semakin besar kompensasi yang diterima karyawan, dapat berdampak dengan kinerja karyawan yang semakin baik sehingga dapat meningkatkan prestasi karyawan. Penilaian Prestasi Kerja Penilaian prestasi kerja adalah proses yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menilai dan mengevaluasi kemampuan kinerja dari para karyawan. Penilaian bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana perkembangan kualitas kerja karyawan selama ini, hasil penilaian dari prestasi kerja karyawan tersebut dapat diketahui melalui kelebihan dan kekurangan atas pekerjaan yang telah dinilai sehingga perusahaan dapat memberikan suatu umpan balik bagi karyawan (Viyanti dan Tin, 2010). Locus of Control Menurut Rotter (1966) locus of control terdiri dari 2 macam pengukuran, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal berupa persepsi atau pandangan individual terhadap suatu kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri. Locus of control eksternal berupa persepsi atau pandangan individu terhadap berbagai sumber-sumber yang berasal dari luar dirinya untuk mengontrol kejadian dalam hidupnya seperti nasib, dan keberuntungan.
Penurunan Hipotesis a. Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Prestasi Kerja Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap prestasi manajer di pusat-pusat pertanggungjawaban dengan cara mengklasifikasikan biaya-biaya termasuk pendapatan dari organisasi yang sesuai dengan bermacam–macam tingkatan pada manajemen agar mencapai tujuan pengendalian (Zuraidah, 2014). Penerapan dari akuntansi pertanggungjawaban dapat mengukur atau mengevaluasi unit–unit dari tiap divisi sesuai dengan tugas masing–masing karyawan, bila karyawan melaksanakan tanggung jawab tugasnya dengan baik, maka karyawan tersebut akan memperoleh target yaitu pencapaian prestasi. Prestasi tersebut dapat berupa kemampuan penyelesaian pekerjaan secara cepat dan tepat. Berdasarkan penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Viyanti dan Tin (2010) mengenai akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan sebagai alat pengendalian manajemen perusahaan terhadap penilaian prestasi kerja, mempunyai hasil bahwa akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan sebagai alat pengendalian manajemen sangat berpengaruh atau berperan terhadap penilaian dari prestasi kerja pada PT. X. Penelitian Anwar (2013) tentang penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap prestasi kerja pada PT. Telkom Witel Jatim Timur (Jember) dihasilkan kesimpulan bahwa adanya hubungan nyata dan berpengaruh positif dan signifikan antara akuntansi pertanggungjawaban terhadap prestasi kerja. Herlintyas (2011) menyimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh signifikan dan positif terhadap prestasi kerja PT. Citra Mandiri Multi Finance. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut ini: H1 : Penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja. b.
Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Kerja Motivasi adalah bentuk dorongan dengan tujuan agar memberikan semangat dalam meningkatkan
suatu kinerja supaya memiliki tingkat kinerja yang tinggi sehingga bisa membawa perusahaan dalam mencapai tujuan yang baik (Herlintyas, 2011).
Semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh karyawan, dapat meningkatkan kesungguhan bekerja sehingga prestasi dapat tercapai. Berbagai macam faktor yang memengaruhi kondisi motivasi pada masingmasing karyawan dapat berpengaruh pada kinerja karyawan tersebut. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Febriani dan Indrawati (2013) bahwa motivasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Herlintyas (2011) dalam penelitiannya mengenai pengaruh motivasi di PT. Citra Mandiri Multi Finance menyimpulkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Amir et al. (2014) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara motivasi dan kinerja karyawan pada industri minuman di Pakistan bahwa motivasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut ini: H2 :
Motivasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap prestasi kerja.
c.
Pengaruh Kompensasi terhadap Prestasi Kerja Pemberian kompensasi adalah berupa imbalan dan pembayaran atas pelayanan yang telah diberikan
oleh para karyawan. Terdapat bentuk-bentuk pembayaran dalam kompensasi yaitu baik berupa uang dan yang bukan berupa uang. Indikatornya yaitu gaji, upah dan honor (Hendri, 2011). Kompensasi yang diterima oleh karyawan merupakan bentuk penghargaan terhadap kerja keras karyawan, bila kompensasi yang diterima karyawan semakin besar maka karyawan akan selalu melakukan pekerjaan mereka dengan sebaik mungkin. Kompensasi ini merupakan faktor utama yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja, kompensasi yang diberikan sesuai dengan pendidikan dan kualitas karyawan. Kenaikan jabatan merupakan salah satu keberhasilan prestasi kerja, kenaikan jabatan ini dapat berpengaruh terhadap kompensasi dalam bekerja, berupa kenaikan gaji yang didapat karyawan. Dhermawan dkk. (2012) pada penelitiannya yang dilakukan pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum di Bali berkesimpulan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Febriani dan Indrawati (2013) juga menyatakan bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Hendri (2011) melakukan penelitian pada PT. KAI (Persero) Sub. Devisi Regional III.1 Kertapati Palembang yang menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap prestasi kerja.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut ini: H3 :
Kompensasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap prestasi kerja.
d.
Locus of Control Memengaruhi Hubungan antara Motivasi terhadap Prestasi Kerja Dalam pencapaian locus of control internal bersumber dari aktivitas diri. Pencapaian individu dengan
locus of control eksternal selalu menganggap apabila keberhasilan yang telah ia capai dikontol keadaan di sekitarnya (Kreitner dan Kinichi, 2001). Motivasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi locus of control. Pengaruh locus of control terhadap motivasi ditunjukkan dengan seberapa kuat keinginan atau semangat karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Jika locus of control yang dimiliki karyawan kuat, berarti motivasi karyawan cenderung tinggi, namun sebaliknya locus of control yang dimiliki karyawan dapat tidak berpengaruh pada kinerja, yang disebabkan oleh ketidakpaham karyawan pada kecenderungan arah locus of control yang ada pada diri masing-masing karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Ng et al. (2006) membuktikan secara empiris bahwa locus of control terkait dengan berbagai hasil pekerjaan. Secara khusus, locus of control internal terkait dengan berbagai hasil positif terhadap hubungannya dengan kesejahteraan karyawan, motivasi dan orientasi perilaku. Secara keseluruhan, terlihat bahwa sifat kepribadian dalam locus of control dapat memberikan perspektif teoritis yang berguna untuk meningkatkan penjelasan mengenai sikap dan perilaku karyawan. Selanjutnya, hasil studi yang dilakukan oleh Sarita dan Agustia (2009) telah membuktikan jika locus of control ini mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap prestasi kerja. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut ini: H4 : Locus of control berpengaruh pada hubungan antara motivasi terhadap prestasi karyawan. e.
Locus of Control Memengaruhi Hubungan antara Kompensasi terhadap Prestasi Keja Locus of control adalah gambaran mengenai suatu keyakinan individu terkait sumber penentu
perilakunya. Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor dari locus of control (Ghufron dan Risnawita, 2011).
Pengaruh locus of control terhadap kompensasi ditunjukkan dengan bagaimana kesungguhan karyawan dalam bekerja berdasarkan kompensasi yang diterima. Besarnya kompensasi sangat memengaruhi totalitas karyawan dalam bekerja, jika karyawan memahami locus of control yang ada pada dirinya, maka karyawan cenderung dapat menerima dengan baik mengenai seberapa besar kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada dirinya, hal ini ditunjukkan karyawan dengan melaksanakan pekerjaannya secara cepat dan tepat. Locus of control dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan kerja. Semakin meningkat locus of control maka semakin meningkat kepuasan kerja. Setiap kali terjadi peningkatan pada kompensasi yang diterima maka kepuasan kerja juga akan meningkat (Hartha dan Badera, 2015). Salah satu faktor tercapainyai kepuasan kerja adalah dengan adanya prestasi kerja yang baik. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat dinyatakan hipotesis sebagai berikut ini: H5 : Locus of control berpengaruh pada hubungan antara kompensasi terhadap prestasi kerja. Gambar 1 Model Penelitian
Variabel Independen
Variabel Dependen
Akuntansi Pertanggungjawaban (X1)
+ Prestasi Kerja
Motivasi (X2) + Kompensasi (X3)
(Y) +
Locus of Control (Z) METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada beberapa BMT di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kriteria sampel yang peneliti jadikan sebagai responden adalah berstatus sebagai karyawan aktif pada BMT di Daerah Istimewa Yogyakarta dan karyawan yang bertindak selaku direktur, manager, dan
officer
yang
mengetahui
masalah
tentang
pelaporan
keuangan
dan
penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban. Metode Pengumpulan Data Data yang akan dianalisis merupakan data primer. Data primer yang akan digunakan berasal dari kuesioner. Kuisioner di dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan kategori penelitian sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Pengukuran Variabel a.
Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Mulyadi (2001) dalam Juita (2014) syarat-syarat untuk menerapkan akuntansi
pertanggungjawaban terdiri dari: 1) Struktur organisasi Struktur organisasi menggambarkan jenjang wewenang, tanggung jawab, tugas dan kewajiban setiap tingkatan manajemen yang merumuskan dengan jelas fungsi-fungsi pokok, tugas dan tanggung jawab unit kerja. 2) Anggaran Anggaran yang diajukan oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban sebelum disetujui harus dibahas bersama-sama dengan atasan masing-masing. 3) Pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali 4) Klasifikasi dan kode rekening Klasifikasi dan kode rekening dilakukan untuk akuntansi pertanggungjawaban dengan cara melakukan pengkodean rekening untuk setiap perkiraan dalam pelaporan pertanggungjawaban. 5) Laporan pertanggungjawaban Pada penelitian ini, memakai poin kuesioner yang pernah digunakan dalam penelitian terdahulu, yaitu Trisnawati (2006) dan Anwar (2013). b.
Motivasi Handoko (2001) dalam Suprihatiningrum dan Bodroastuti (2012) menyatakan bahwa indikator
motivasi, yaitu:
1)
Pengakuan dan penghargaan yang diberikan karyawan oleh atasan.
2)
Kebutuhan akan sosialisasi diri terhadap lingkungan kerja.
3)
Fasilitas kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawan.
Pada penelitian ini, memakai poin kuesioner yang pernah digunakan dalam penelitian terdahulu, yaitu Ramdan (2012) dan Setiawan (2016) yang menggunakan acuan dari Maslow dalam Mangkunegara. c.
Kompensasi Notoatmodjo (2003) dalam Hendri (2011) menyatakan jika kompensasi finansial dibagi menjadi dua,
yaitu kompensasi tidak langsung dan kompensasi langsung. Kompensasi langsung misalnya pembayaran dalam bentuk upah, honor, gaji, komisi atau bonus. Kompensasi tidak langsung atau benefit, contohnya adalah semua pembayaran yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung seperti liburan. Pada penelitian ini, memakai poin kuesioner yang pernah digunakan dalam penelitian terdahulu, yaitu Febriana (2011). d.
Locus of Control Locus of control terdiri dari 2 macam pengukuran, yaitu locus of control internal dan locus of control
eksternal. Locus of control internal berupa persepsi atau pandangan individual terhadap suatu kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri. Locus of control eksternal berupa persepsi atau pandangan individu terhadap berbagai sumber-sumber yang berasal dari luar dirinya untuk mengontrol kejadian dalam hidupnya, seperti nasib, dan keberuntungan (Rotter, 1966). Pada penelitian ini, memakai poin kuesioner yang pernah digunakan dalam penelitian terdahulu, yaitu Respati (2011) yang menggunakan acuan dari Spector (1988). e.
Prestasi Kerja Handoko (2001) dalam Suprihatiningrum dan Bodroastuti (2012) menyatakan bahwa indikator
pengukur variabel prestasi kerja, yaitu: 1)
Hasil kerja.
2)
Tingkah laku.
3)
Pencapaian tugas.
4)
Aktivitas kerja.
Pada penelitian ini, memakai poin kuesioner yang pernah digunakan dalam penelitian terdahulu, yaitu Rizkia (2010) yang menggunakan acuan dari Mangkunegara. Poin kuesioner tersebut juga pernah digunakan pada penelitian Anwar (2013).
Uji Hipotesis Hipotesis pertama, hipotesis kedua dan hipotesis ketiga menggunakan persamaan berikut:
Y = α + β1 AKP + β2 MOT + β3 KOM + e Hipotesis keempat dan hipotesis kelima menggunakan persamaan berikut: Y = α + β1 MOT + β2 KOM + β3LOC + β4 MOTLOC + β5 KOMLOC + e Keterangan: Y α β1 – β5 AKP MOT KOM LOC e
= Prestasi kerja = Intercept atau konstanta = Koefisien regresi = Akuntansi Pertanggungjawaban = Motivasi = Kompensasi = Locus of Control = Faktor pengganggu
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
AKP MOT KOM LOC PK Valid N (listwise)
N 78 78 78 78 78
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Std. Minimum Maximum Mean Deviation Variance 60 79 67,78 5,388 29,030 29 50 39,03 4,137 17,116 21 40 30,41 3,903 15,232 22 40 30,65 4,048 16,385 23 35 27,73 2,118 4,485
78
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017 Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel Akuntansi Pertanggungjawaban, Motivasi dan Kompensasi terhadap variabel Prestasi Kerja.
Tabel 3 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error
17,859
3,290
AKP
,098
,045
MOT
,112
KOM
-,037
Beta
t
Sig.
5,428
,000
,249
2,189
,032
,076
,219
1,469
,146
,080
-,068
-,460
,647
a. Dependent Variable: PK
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017 Tabel 4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Model Summary
Model
R
1
,338
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,114
,078
2,033
a. Predictors: (Constant), KOM, AKP, MOT
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017 Tabel 5 Hasil Uji Nilai F a
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
39,399
3
13,133
3,177
,029
Residual
305,947
74
4,134
Total
345,346
77
a. Dependent Variable: PK b. Predictors: (Constant), KOM, AKP, MOT
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017 Tabel 6 Hasil Uji Nilai t Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error
17,859
3,290
AKP
,098
,045
MOT
,112
KOM
-,037
Beta
t
Sig.
5,428
,000
,249
2,189
,032
,076
,219
1,469
,146
,080
-,068
-,460
,647
a. Dependent Variable: PK
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
b
Tabel 7 Hasil Uji Regresi Moderasi Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
33,141
15,265
MOT
,285
,491
KOM
-,517
LOC
Beta
t
Sig.
2,171
,033
,556
,579
,564
,560
-,952
-,923
,359
-,312
,468
-,597
-,667
,507
MOT_LOC
-,005
,016
-,534
-,330
,743
KOM_LOC
,016
,018
1,460
,899
,372
a. Dependent Variable: PK
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Pembahasan 1. Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Prestasi Kerja Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa signifikansi variabel akuntansi pertanggungjawaban sebesar 0,032 < 0,05 yang berarti bahwa H1 diterima. Penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pertama terdukung. Hasil
penelitian
ini
mendukung
penelitian
dari
Viyanti
dan
Tin
(2010)
akuntansi
pertanggungjawaban yang digunakan sebagai alat pengendalian manajemen sangat berpengaruh atau berperan terhadap penilaian dari prestasi kerja, juga sejalan dengan penelitian Herlintyas (2011) dan Anwar (2013) yang menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh signifikan dan positif terhadap prestasi kerja. Hal ini berarti bahwa prestasi kerja yang baik dapat dicapai apabila dalam suatu struktur organisasi telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban yang secara jelas memposisikan karyawan sesuai tugas dan jabatannya masing-masing. Prestasi karyawan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan dan kualitas kinerja perusahaan. Informasi yang didapat dari akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan untuk pertimbangan pengambilan keputusan manajer dan pihak–pihak internal perusahaan.
2. Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Kerja Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel movitasi memiliki signifikansi sebesar 0,146 > 0,05 yang berarti bahwa H2 ditolak. Penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua tidak terdukung. Hasil penelitian ini tidak sejalan oleh Febriani dan Indrawati (2013) bahwa motivasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Herlintyas (2011) dalam penelitiannya mengenai pengaruh motivasi signifikan terhadap prestasi kerja. Amir et al. (2014) dalam penelitiannya bahwa motivasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Murty dan Hudiwinarsih (2012) juga menyimpulkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhermawan, dkk (2012) bahwa motivasi berpengaruh positif namun tidak signifikan antara variabel motivasi terhadap variabel kinerja serta Murti dan Srimulyani (2013) bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan prestasi kerja karyawan. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh karyawan, bisa meningkatkan kesungguhan bekerja sehingga prestasi kerja dapat tercapai. Dalam uji hipotesis pada penelitian ini, menunjukkan bahwa motivasi kerja yang dimiliki karyawan tidak berpengaruh signifikan atau kurang berdampak terhadap prestasi kerja. Mungkin saja, karyawan mempunyai faktor-faktor lain yang lebih berdampak dalam memengaruhi prestasi kerjanya dengan tetap mengedepankan profesionalitas dalam berkerja. 3. Pengaruh Kompensasi terhadap Prestasi Kerja Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel kompensasi terhadap prestasi kerja adalah 0,647 sehingga H3 ditolak. Kompensasi secara langsung berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian tidak sejalan dengan Dhermawan dkk. (2012) pada penelitiannya berkesimpulan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Febriani dan Indrawati
(2013) menyatakan bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Hendri (2011) juga menyimpulkan jika kompensasi berpengaruh terhadap prestasi kerja. Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan penelitiannya sebelumnya oleh Sari dan Ardana (2016) bahwa kompensasi secara langsung berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja. Murty dan Hudiwinarsih (2012) menyimpulkan bahwa kompensasi tidak signifikan terhadap kinerja. Dapat disimpulkan bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan tidak serta merta dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan pemberian kompensasi ini maka tidak berdampak pada kinerja karyawan, bisa tetap atau bahkan menurun dari sebelumnya. Apabila karyawan merasa puas dengan kompensasi yang diterima, maka mereka akan bekerja secara giat untuk mencapai prestasi kerja. Kecukupan pemberian kompensasi kepada karyawan sangat penting dilakukan agar karyawan dapat selalu bekerja secara maksimal. 4. Pengaruh Locus of Control Memengaruhi Hubungan antara Motivasi terhadap Prestasi Kerja Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan variabel locus of control memengaruhi hubungan antara motivasi terhadap prestasi kerja memiliki signifikansi sebesar 0,743 yang berarti bahwa H4 ditolak. Tidak ada interaksi yang signifikan antara variabel locus of control dengan motivasi dalam hubungannya terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini tidak sejalan dengan Ng et al. (2006) membuktikan bahwa locus of control terkait dengan berbagai hasil pekerjaan. Locus of control internal terkait dengan berbagai hasil positif terhadap hubungannya dengan kesejahteraan karyawan, motivasi dan orientasi perilaku. Sarita dan Agustia (2009) telah membuktikan jika locus of control ini mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap prestasi kerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akramunnas (2015) bahwa tidak ada interkasi yang signifikan antara variabel locus of control dan motivasi dalam hubungannya terhadap kinerja. Dalam penelitian Kustono (2011) lokus kendali tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Wang & Newlin (2000) dalam Kustono (2011) menyimpulkan bahwa locus of control berkaitan dengan sejumlah variabel dalam organisasi semacam motivasi, kepuasan, dan kinerja. Namun, pada hasil penelitian ini mengisyaratkan bahwa locus of control bukan merupakan determinan yang perlu diperhatikan dalam
penciptaan prestasi kerja. Locus of control yang berbeda pada masing-masing karyawan tidak menunjukkan adanya pengaruh pada kinerja. Maryanti (2005) dalam Akramunnas (2015) menyimpulkan bahwa locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Masing-masing karyawan memiliki cara tersendiri untuk memotivasi dirinya dalam pencapaian target kinerja. 5. Pengaruh Locus of Control Memengaruhi Hubungan antara Kompensasi terhadap Prestasi Kerja Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan variabel locus of control memengaruhi hubungan antara kompensasi terhadap prestasi kerja memiliki signifikansi sebesar 0,372 yang berarti bahwa H5 ditolak. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan jika pengaruh hubungan locus of control yang dimiliki karyawan tidak berpengaruh secara signifikan antara kompensasi terhadap prestasi kerja yang mereka capai. Keberagaman locus of control pada masing-masing karyawan yang mempunyai kecenderungan locus of control internal yang kuat atau pun yang lebih mengarah pada locus of control eksternal, mereka memilki cara tersendiri dalam pelaksanaan kinerjanya dan kemungkinan lain penyebab tidak signifikannya hasil penelitian yaitu para karyawan juga belum yakin terhadap kaitan locus of control dengan kompensasi yang mereka terima, apakah kompensasi yang mereka terima sudah sesuai dengan locus of control yang mereka punya. Karyawan yang memiliki locus of control yang lebih kuat cenderung melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh, kemampuan kerja dan tindakan kerja mereka memberikan keberhasilan dalam mencapai prestasi kerja. Simpulan Penelitian ini betujuan untuk mengetahui Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban, Motivasi dan Kompensasi terhadap Prestasi Kerja dengan Locus of Control sebagai Variabel Moderasi di BMT wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif dan siginifikan terhadap prestasi kerja.
2. Motivasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap prestasi kerja. 3. Kompensasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja. 4. Locus of control memperlemah hubungan antara motivasi terhadap prestasi kerja 5. Locus of control tidak memiliki dampak signifikan pada hubungan antara kompensasi terhadap prestasi kerja. Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Populasi pada penelitian ini hanya mencakup 34 BMT yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Beberapa BMT tidak memberi ijin untuk dilakukan distribusi kuesioner. 3. Pengukuran jawaban responden pada penelitian ini hanya menggunakan kuesioner. 4. Kurangnya literatur dari penelitian terdahulu mengenai pengaruh locus of control terhadap hubungan kompensasi dengan prestasi kerja karyawan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan memperbanyak jumlah responden, hal ini agar memperoleh jawaban dan hasil penelitian yang lebih baik. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat menambah variabel independen lain yang berhubungan dengan prestasi kerja. 3. Melakukan penelitian pada pada lembaga lain. 4. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan metode wawancara sehingga dapat mengetahui respon secara langsung dari responden dan dapat memperkuat hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Akramunnas. 2015. “Efek Moderasi Locus of Control dalam Hubungan Motivasi dan Kinerja Pegawai Mutasi.” Journal UIN Alauddin. Al-Qur’an Surah At-Taubah: 105. Amir, et al. 2014. “The Impact of the Motivation on the Employee’s Performance in Beverage Industry of Pakistan”. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences, Vol. 4, No.1, January 2014, pp. 293–298. Anwar, S., Iyang. 2013. Pengaruh Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Prestasi Kerja pada PT. Telkom Witel Jatim Timur (Jember). Skripsi. Jawa Timur: Fakultas Ekonomi Universitas Jember, 2013. Darma, E., S., dan Basuki, A., T. 2015. Statistik Aplikasi pada Ekonomi, Bisnis dan Penelitian. Yogyakarta: Danisa Media. Dhermawan, dkk. 2012. “Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali”, Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan, Vol. 6, No. 2. Edy. 2008. “Pengaruh Budaya Organisasional dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Mata Dr. YAP Yogyakarta dengan Motivasi dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Pemediasi”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, No. 3, November 2008 Hal. 159-174. Febriana, Rahmita. 2011. Analisis Pengaruh Kompensasi dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan CV Lautan Rizki Group. Skripsi. Binus University, 2011. Febriani, T. dan Indrawati, D. 2013. “Pengaruh motivasi, kompensasi, serta lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan hotel The Niche Bali”, E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 2(5), 541-551. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Ghufron, N., dan Risnawita., R. 2011. Teori-teori Psikologi. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media. Handoko, Hani. 2001. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE. Hartha, Cok., dan Badera, I. 2015. “Pengaruh Kompensasi FinansiaL, Kompleksitas Tugas dan Locus of Control pada Kepuasan Kerja Auditor”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 11.3 (2015): 800810. Hasibuan, M., S. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hendri, Edduar. 2011. “Pengaruh Penempatan Karyawan, Lingkungan Kerja dan Pemberian Kompensasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. KAI (PERSERO) Sub. Devisi Regional III.1 Kertapati Palembang”, Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 8, No.3, Oktober 2011 : 1 - 15. Herlintyas, Olga. 2011. “Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban dan Motivasi terhadap Prestasi Kerja pada PT. Citra Mandiri Multi Finance”, Psi Udinus 2015.
Juita, Raja. 2014. “Analisis Akuntansi Pertanggungjawaban (Studi Kasus pada PT. PLN PERSERO TANJUNGPINANG)”, E-Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji. Kreitner R, dan Kinicki, A. 2001. Organizational Behavior. Fith Edition, International Edition, Mc GrawHill companies. Inc. Kustono, Alwan. 2011. “Pengaruh Jender dan Lokus Kendali terhadap Kinerja Karyawan Perguruan Tinggi”, Media Riset Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Februari 2011. ISSN 2088-2106. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Laporan Laba Tahun Berjalan. http://indukbmt.co.id. Mangkunegara, A., P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Maryanti, Puji. 2005. Analisis Penerimaan Auditor Atas Dysfunctional Audit Behavior: Pendekatan Karakteristik Personal Auditor. Tesis. Program Pasca Sarjana. UNDIP, 2005. Maslow, Abraham. 2003. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: Midas Surya Grafindo. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Murti, Harry dan Srimulyani, V. 2013. “Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel Pemediasi Kepuasan Kerja pada PDAM Kota Madiun.” Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi. Vol. 1 No. 1, Februari 2013. Universitas Katolik Widya Mandala Madiun. Murty, W., A., dan Hudiwinarsih, G. 2012. “Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Surabaya)”, Jurnal the Indonesian Accounting, Volume 2, No. 2, 215-228. Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nazaruddin, I., dan Basuki, A., T. 2015. Analisis Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Danisa Media. Ng, T.W., Sorensen, K., L., dan Eby, L. 2006. Locus of control at work: a meta-analysis. J. Organiz. Behav, 27, 1057–1087. Notoadmodjo, Sukidjo. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Patiran, Andarias. 2012. “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)”, Fokus Ekonomi, Vol. 5, 32-42. Perdanawati, Rizkia S., A. 2012. Pengaruh Konflik dan Stres Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Nusantara Card Semesta Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, 2010. Ramdan, Denny. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Divisi SDM di PT INTI (Persero) Bandung. Skripsi. Bandung. Fakultas Bisnis dan Manajemen: Universitas Widyatama, 2012. Respati, N., W. 2011. “Pengaruh Locus of Control terhadap Hubungan Sikap Manajer, Norma-norma Subjektif, Kendali Perilaku Persepsian dan Intensi Manajer dalam Melakukan Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 8–No. 2, Desember 2011.
Rizkia, Juli. 2010. Pengaruh Deskripsi Kerja dan Pengawasan terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan. Skripsi. Medan. Departemen Manajemen: Universitas Sumatera Utara, 2010. Rotter, J., B. 1966. “Generalized expectancies for internal versus external control of reinforcement”, Psychological Monographs, 80(1, Whole No. 609), Vol. 80, No. 1. Sari, A., dan Ardana, K. 2016. “Peran Mediasi Kepuasan Kerja pada Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Pekerja Kontrak”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.1, 2016: 470 – 499. ISSN: 2302-8912. Sarita, J., dan Agustia, D. 2009. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Motivasi Kerja, Locus of Control Terhadap Kepuasan Kerja dan Prestasi Kerja Auditor”, SNA XII Palembang. Setiawan, Hendi., E. 2016. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang. Skripsi. Malang. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2016. Spector, Paul. E. 1988. “Development of Work Locus of Control Scale”. Journal of Occupational Psychology, 61, 335340. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suprihatiningrum dan Bodroastuti. 2012. “Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja (Studi Pada Karyawan Kantor Kementrian Agama Provinsi Jawa Tengah)”, Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis, Vol.1, No.1 (2012). Viyanti dan Tin, Se. 2010. “Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Terhadap Prestasi Kerja”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Tahun ke-1, No. 3. Trisnawati, Susi. 2006. Hubungan Antara Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Efektivitas Pengendalian Biaya: Survei Pada 5 Hotel di Kota Tasikmalaya. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia, 2006. Walpole, R., E. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ISBN 979-403-313-8. Wang, A., Y., dan Newlin, M., H. 2000. “Characteristics of students who enroll and succeed in psychology web-based classes”. Journal of Educational Psychology, 92(1), 137-143. Zuraidah. 2014. “Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Biaya Produksi sebagai Alat Penilaian Prestasi Manajer Produski pada PDAM Kabupaten Malang”, Jurnal Akuntansi El Muhasaba, Vol. 4, No. 2.