1
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Cakrawala Guru
Pengantar Penyunting
Jurnal Pendidikan
Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah setelah melalui berbagai upaya akhirnya PGRI Kabupaten Kediri dapat menerbitkan Jurnal Pendidikan “ Cakrawala Guru “. Sebuah media untuk memberikan wadah pemikiran kreatif dan inovatif dari guru, pengawas , penilik maupun komponen cendekia yang lain dalam bentuk karya tulis ilmiah tentang pendidikan utamanya di lingkup kabupaten Kediri dan sekitarnya.
Ketua Penyunting Dr. Mokhamat Muhsin ,M Pd (PGRI) Wakil Ketua Penyunting Mohamad Yasin , S.Kom, M.Kom ( UM ) Penyunting Pelaksana Dr. Suryanto, M.Si ( UNP ) Drs. Mulyono , M,Pd ( PGRI ) Drs. Erwan Mahmudi ( PGRI ) Pelaksana Tata Usaha Drs. Hariadi, M.Pd. __________________________ Jurnal Cakrawala Guru, diterbitkan oleh PGRI Kabupaten Kediri dua kali dalam setahun: Maret dan September ________________________ Alamat :
Dalam volume 1 no 1 Maret tahun 2016 ini, Cakrawala Guru menampilkan karya beragam topik yang inti utamanya adalah upaya untuk meningkatkan efektifitas maupun optimalisasi pembelajaran dengan menggunakan metodemetode tertentu. Dengan pemilihan dan penentuan metode inilah terlihat berkembangnya kreaitifitas dan inovatif dari para pendidik. Harapan kami dengan terbitnya Volume 1 nomor 1 ini akan memberikan stimulasi bagi guru, pengawas , penilik ataupun komponen cendekia yang lain sehingga dalam penerbitan selanjutnya media ini akan menjadi semakin kaya dengan karya-karya yang berkualitas lahir dari pemikiran kreatif dan inovatif. Penyunting _____________________________________ Cakrawala Guru diterbitkan sebagai media yang mewadahi pemikiran-pemikiran guru, pengawas, penilik atau komponen cendekia yang lain utamanya di wilayah kabupaten Kediri dan sekitarnya . Kami mengundang segenap para pendidik untuk mengirimkan karya tulisnya. Untuk selanjutnya team penyunting dapat menyingkat dan memperbaiki tulisan yang akan dimuat dengn tanpa mngubah maksud dan isinya.
i
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
DAFTAR ISI Peningkatan Kemampuan Menulis Indikator “Menyalin Atau Mencontoh Huruf, Kata atau Kalimat” Melalui Metode Cooperative Learning Kelas I Semester I SDN Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri ASRIANI MAIDAH, S.Pd
1
Meningkatkan Prestasi Belajar Tematik IPA dengan Pendekatan Konstruktivis Berbantuan Alat Peraga Pokok Bahasan “Cuaca” Siswa Kelas III Semester 2 SDN Ringinpitu 2 Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri ALI AL ALIYANTO, S.Pd
10
Peningkatan Motivasi Belajar Mata Pelajaran Sains Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau dengan Metode Penerapan Pembelajaran Terpadu SURATINAH
23
Penerapan Metode Kooperatif Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IVSD WIHALIN, S.Pd.
33
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Memahami Isi Naskah Drama Melalui Kegiatan Kelompok KALIYATIN
43
Penggunaan Multi Metode Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Satuan Waktu NUNUK SRIGATI
64
Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dengan Menerapkan Model Pembelajaran Tuntas SITI MAHMUDAH
73
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Rotasi Bumi Melalui Strategi Contextual Teaching Learning (CTL) dengan Pendekatan Inquiry Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Padangan 1Kecamatan Kayenkidul Kabupaten KediriSemester II Tahun Pelajaran 2014 / 2015 JUMI RAHAYU
90
Penerapan Media Alat Peraga Mata Pelajaran IPA SD Kelas IV Materi Rangka Manusia BINTI WAHYUNI, S.Pd.
101
Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi ENDANG ASTUTIK, S.Pd
112
ii
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Bahasan Mengenal Kitab-Kitab Allah dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas V Semester I SDN Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009 CHOIRUL HUDA, S.Pd.I
123
Peningkatan Prestasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Metode Inquiry MUH. MUJAHIDIN, S.Pd
137
Peningkatan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Diskusi Sederhana SITI AMBIYATIN, A.Ma.Pd.
152
Upaya Peningkatan Memahami “Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah 162 Swt” Melalui Pendekatan Belajar Aktif SUPNATUN Penerapan Metode Latihan Mandiri, Motif Prestasi dan Bahan Bacaan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas 4 SDN Ringinrejo 1 Kabupaten Kediri SITI ANA ZUROIDHA
172
Pembelajaran Missouri Mathematics Project Meningkatkan, Memahami Bangun Ruang Sederhana Kelas IV SD SUPRIANI
187
Petunjuk bagi Penulis
193
iii
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS INDIKATOR “MENYALIN ATAU MENCONTOH HURUF, KATA ATAU KALIMAT” MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING KELAS I SEMESTER I SDN SUKOHARJO KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI ASRIANI MAIDAH, S.Pd SDN Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri ABSTRAK : Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mingkatkan kemampuan menulis para siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, (2) Menyiapkan program perencanaan, penyajian, dan hasil penilaian pembelajaran, secara benar sesuai dengan pedoman kurikulum GBPP, dan (3) Menyiapkan perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan di siswa Kelas 1 Sekolah dasar Negeri Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. Penelitian berlokasi di Kelas 1 Sekolah dasar Negeri Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. Subjek penelitian adalah Siswa Kelas 1 Sekolah dasar Negeri Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri sebanyak 33 siswa. Penelitian ini dilakukan 3 kali atau 3 siklus. Sebelum tindakan siklus I dilakukan kegiatan prasiklus yang meliputi pencatatan lapangan kemampuan menulis para siswa kelas 1. Sumber data penelitian ini adalah nilai hasil kegiatan pembelajaran menulis Bahasa Indonesia yang diperoleh dari setiap kegiatan. Pra Siklus I, Siklus II dan Siklus III, hasil angket dan hasil wawancara kepada siswa kelas I. prosedur pengumpulan data dilakukan terus menerus selama penelitian tindakan dilakukan. Penelitian ini direncanakan berlangsung 1 bulan. Data terkumpul dianalisisi menggunakan analisis data kualitatif. Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata kemampuan menulis pada siklus I sebesar 70,84, padasiklus II sebesar 73,84 dan siklus III 74,36, untuk disarankan apabila ditemui kasusu rendahnya kemampuan menulis Bahasa Indonesia pada siswa. Kata Kunci : Kemampuan menulis, Bahasa Indonesia, Cooperative Learning
belajar
Pendahuluan Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kompetensi
kurikulum diarahkan
pengembangan kompetensi
berbaisi pada
kompetensidasar
Bahasa
mamapu
menggunakan
berkomunikasi tertulis.
Indonesia
baik
Dengan
pendekatan
lisan
mereka untuk maupun
menggunakan
komunikatif
murid
berbahasa
diarahkan agar mampu menggunakan
(menyimak, berbicara, membaca dan
siswa melalui berbagai latihan yang
menulis), kebahasaan dan sastra. Hal
bertujuan
ini dimaksudkan agar setelah murid
keterampilan
untuk
mengembangkan
berbahasa
khususnya 1
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
dalam
mendengarkan,
berbicara,
membaca dan menulis.
berbagai konsep pembelajaran dalam
Fakta disekolah sering terjadi bahwa
pembelajaran
menulis
belum
mencerminkan
cara terbaik dalam menyampaikan
amanat
mata pelajaran Bahasa dan Sastra
keterampilan
Indonesia khusunya bidang menulis,
sepenuhnya
agar siswa merasa senang dalam
kurikulum.
belajar bahasa. Dengan tehnik/metode
Siswa dituntut guru agar mampu
pembelajaran
menghasilkan tulisan yang sempurna
menyengkan ini
dalam satu pertemuan. Siswa jarang
dapat sedikit melupakan rasa tertekan
mendapatkan
akibat rasa takut gagal dalam ujian
kesempatan
untuk
yang
kreatif
dan
diharapkan siswa
terlibat dalam proses menulis secara
memperoleh
optimal
metode pembelajaran yang buruk.
mulai
dari
menggali
pengalaman, mementukan ide, menulis draft
tulisan,
dengan
memperbaiki
bimbingan
guru
nilai
buruk,
Berdasarkan
draft
menunjukkan
serta
peningkatan
karena
pengalaman bahwa
jumlah
guru
terjadi yang
memplukasikannya karena semuanya
mengamati keberhasilan yang berulang
telah ditentukan oleh guru baik itu
dari siswa dalam tes standart beberapa
tema, topic, mapupun kerangka tulisan.
mata pelajaran. Kemampuan siswa
Akibatnya
tidak
meningkat secara drastic pada saat
termotivasi menulis itu merupakan
mereka dibantu untuk membangun
proses kreatif. Hal yang lebih parah
keterkaitan antara pengetahuan baru
adalah masih adanya perintah dari
dengan
Kepala Sekolah untuk melaksanakan
miliki, atau dengan pengalaman yang
penambahan materi pembeljaran dalam
mereka
bentuk drill.
pengetahuan lain yang mereka miliki,
Dari
adalah
gambaran
siswa
miliki,
yang
atau
mereka
dengan
dapat
atau dengan pengetahuan lain yang
disimpulkan bahwa hasil belajar bukan
mereka miliki. Hamper semua siswa
lagi untuk kepentingan para siswa,
belajar lebih efisien pada saat mereka
melainkan
diperkenankan untuk bekerja secara
untuk
diatas,
pengalaman
para
pengambil
kebijakan disekolah. Dalam kondisi
bersama-sama
(cooperative)
degan
seperti ini, diperlukan keberanian dan
siswa lain dalam suatu kelompok atau
kreativitas guru untuk memnemukan
siswa dalam bidang tulis menulis.
2
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Pendekatan ini menekankan kepada
pedesaan. Jumlah peserta didik kelas I
bagaimana
sebanyak 18 anak.
belajar
disekolah
dikonteskan dalam situasi nayat, yang dialami oleh siswa.
Deskripsi per siklus
Dari uraian tersebut diatas dapat
Rencana Penelitian
diambil kesimpulan bahwa diperlukan
Penelitian direncanakan kurang
strategi belajar khususnya agar siswa
lebih selama satu bulan, dengan waktu
mamapu secara kreatif berkembang
antara
idenya,
dan
September 2007. Rencana penelitian
kemampuanya dalam mata pelajaran
dikelas yaitu 4 kali pertemuan dengan
Bahasa Indonesia khususnya bidang
alokasi @40 menit untuk 6 jam
tulis
pelajaran tiap minggu.
gagasanya,
menulis.
pikiran
Dengan
metode
cooperative learning, yang didalamnya
06
Agustus
sampai
27
Rencana penelitian disusun secara
terdapat metode diskusi, pembuatan
cermat
proyek hasil kerja, dan publikasi hasil
pembelajaran
mereka membuat para siswa merasa
menerapkan metode belajar kelompok
lebih
dan gotong royong.
senang,
bergairah
untuk
meningkatkan kemampuanya dalam bidang tulis menulis.
Untuk
Adapun lokasi penelitian adalah
memperoleh
dengan
gambaran
guru
kelas
I
melakukan
penugasan. Metode ini paling mudah,
Plemahan
murah dan tidak membutuhkan waktu
Kabupaten Kediri. Adapun rencana
yang lama. Guru mengamati perilaku
penelitian dilaksanakan dengan natara
siswa, dan menanyakan kesulitan-
waktu
kesulitan yang mereka alami, baik
06
Dasar
metode ceramah, Tanya jawab dan
Negeri
Sukoharjo
Sekolah
menulis
proses
pembelajaran model tradisional dengan
Metode Penelitian
I
melakukan
secara kongrit tentang kondisi awal, maka
Kelas
untuk
Kecamatan
Agustus
sampai
27
September 2007.
dalam bentuk wawancara maupun
Kondisi obyektif siswa sekolah Dasar
angket.
Negeri
Sukoharjo
Kecamatan
Dengan kondisi awal seperti ini,
Plemahan Kabupaten Kediri, adalah
maka
penulis
dapat
menentukan
beberapa siswa yang tinggal daerah
bagaimana seterusnya pembelajaran
3
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
menulis dilaksanakan, sesuai teori
bahasa diperoleh data, bahwa ternyata
pembelajaran
kontekstual
maupun
kegiatan mendengar menyita 80%
pembelajaran
cooperative
learning
darikehidupan
yang terdapat dalam kurikulum 2004.
menyita
seseorang,
70%,
berbicara
membaca
40%,
sedangkan kegiatan menulis hanya Kajian Pustaka
10%
A. Ketrampilan Menulis
(Parera, 1985) .
Menulis
menurut
menyita
kehidupan
manusia
Widyamartaya
Hal serupa juga dikemukakan oleh
(2003) adalah suatu proses kegiatan
Azies dan Alwisilah (2000), bahwa
pikiran
hendak
menulis merupakan keterampilan yang
mengungkapkan kandungan jiwanya
paling sedikit yang digunakan diantara
kepada orang lain, atau kepada diri
tempat ketrampilan berbahasa yang
sendiri,
lain.
manusia
dalam
yang
tulisan,
sedangkan
menurut Rodi (2004) menulis adalah
Pembelajaran
menulis
dengan
mengungkapkan segala pikiran dan
berbagai metode seperti dikembangkan
perasaan
untuk
oleh Samples (2002) di kelas-kelas
dikomunikasikan kepada orang lain.
mereka dengan membagi siswa dalam
Sedangkan menulis tentang pikiran dan
kelompok-kelompok
perasaan terdalam tentang trauma yang
dengan mengerjakan proyek tertentu,
dialami, menurut Hernowo (2003)
dengan bekerjasama. Guru mendorong
akan menghasilkan seuasana hati yang
mereka
lebih baik, pandangan yang lebih
Sedangkan
positi, dan kesehatan fisik yang lebih
(dikutip Hernowo, 2002) bahwa cara
baik.
belajar banyak dipegaruhi oeh banyak
yang
Keterampilan
dialami
menulis
menurut
variable.
saling
Ada
yang
berbeda
bertukar
gagasan.
pengalaman
Witkin
yang
suka
belajar
Rivers menuntut penguasaan bahasa
kelompok, dan ada orang yang suka
yang tinggi, dan merupakan kebiasaan
belajar sendirian karena lebih efekif.
elegan dari para elit terdidik. Dalam penelitian Asher di Jerman tentang penerapan Total Physical Response ditemukan
bahwa
menggunakan
kegiatan
empat
yang
ketrampilan
B. Cooperative Learning Lie (2002), menyatakan bahwa model learning
pembelajaran haruslah
cooperative
memenuhi
lima
4
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
unsure model pembeljaran yaitu : (1)
C. Pembelajaran bahasa Indonesia
saling
(2)
SD Kelas I
tanggung jawab perseroan, (3) tatap
Dalam
ketergantungan
positif,
konteks
pembelajaran
muka, (4) komunikasi antar anggota,
Bahasa Indonesia, pengajaran bahasa
dan (5) evaluasi proses kelompk
Indonesia
sehingga metode ini akan mancapai
kedudukan yang sebenarnya, yaitu
hasil yang maksimal. Salah satu tehnik
melatih
cooperative learning meliputi : (1)
berbicara,
berpasangan, (2) berpasangan empat-
mengapresiasikan
empat, (3) siswa berpasangan dan
pengajaran bahasa dan sastra Indonesia
berdiskusi membicarakan tugasnya, (4)
sebaiknya diisi oleh kegiatan melatih
kedua
siswa membaca sebanyak-banyaknya.
pasangan
bertemu
kembali
dikembalikan
siswa
membaca,
pada
menulis,
mendengarkan,
Degan
mempunyai
Indonesia diisi oleh kegiatan aktif dan
untuk
membagikan hasil kerjanya kepada kelompok
berempat.
mempunyai
(5)
kesempatan
Siswa untuk
ini,
kelas
Tujuan
dalam kelompok berempat, (5) siswa kesempatan
konsep
sastra.
dan
bahasa
kreatif berbahasa Indonesia aktif. Melihat
fatwa
bahwa
bahasa
Indonesia adalah bahasa pengantar
membagikan hasil kerjanya kepada
sehari-hari,
kelompok berempat.
Indonesia selayaknya diarahkan pada
Dari
gambaran tersebut
disimpulkan
bahwa
dapat
pembelajaran
cooperative learning bukanlah sekedar belajar
dan
mengerjakan
mengharuskan setiap siswa tanggung untuk
berbahasa
aktif,
bahasa
yaitu
menbaca aktif, menulis aktif dang mendengarkan aktif.
secara
berkelompok, tetapiadan tehnik yang
jawab
pelatihan
pengajaran
mengemukakan
D. Pelaksanaan Penelitian Siklus penelitian dilakukan 3 kali, artinya
bahwa
dalam
pelaksanaan
gagasannya dari bahan yang diperoleh
tindakan kelas ini dilakukan dengan 3
dan
menyampaikan
kali pertemuan atau 3 tatap muka.
gagasan sendiri kepada orang lain
Sebelum dilakukan pencatatan awal
dalam kelompok tersebut.
kemampuan para siswa di Sekolah
mampu
pula
Dasar negeri Sukoharjo Kecamatan Plemahan
Kabupaten
Kediri
yang
5
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
dinamakan
prasiklus.
Prasiklus
tentang
dilakukan untuk dasar yang dimiliki
kesulitan
siswa,
yang
sehingga
penelitian
mudah
menyiapkan tindakan tertentu sehingga
dialami
diperoleh harapan yang sesuai dengan
kepada
perlakukan yang dilakukan oleh guru
guru
kelas.
Indicator
menulis
dalam
3
Siswa mau
penilaian tindakan kelas ini dipilih
bertanya
karena menulis merupakan salah satu
tentang
ketrampilan yang paling sulit dikuasi
kesulitan
oleh siswa, namun peranannya sangat
yang
penting dalam kehidupan. Kemampuan
dialami
menulis ini perlu dilatihkan secara
kepada
berulang-ulang dengan metode-metode
teman
tertentu sehingga akan dicapai nilai
4
16
%
Siswa mau
12
yang memuaskan.
meminta
1.
Prasiklus
tanggapan /
Dari rencana pembelajaran diatas
komentar
maka hasil pengamatan dan wawancara
dari guru
siswa selama proses dan selesainya
5
bekerja
digabarkan sebagai berikut :
secara
Table 4.1 Hasil Pengamatan dan
kelompok
Wawancara No 1
Jumlah
Siswa
Siswa 18
selalu
2
%
%
an masalah 54.55 %
Dari
pengamatan
penulis
sendiri
mengajarkan
bertanya
45,45
memecahk
bekerja
Siswa mau
15
dalam
Kegiatan
Siswa
36,36 %
Siswa
kegiatan berlangsung, data awal dapat
48,48
13
39,39 %
tersebut,
selaku
dapat
guru materi ditarik
dan kelas
catatan yang
mengarang kesimpulan
bahwa siswa cenderung tunduk taat
6
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
dan lebih banyak diam di dalam kelas
mendekatai
sama,
sambil mengerjakan pekerjaan sendiri
pembelajaran
menulis
(18
Hanya
memilih seperti halnya pada scat
beberapa siswa yang mau berusaha
pilihan ganda. Obyektif, artinya tidak
untuk mennanyakan kesulitan kepada
pilih kasih dengan siswa yang cantik,
guru (13 anak atau 39,39%) dan
atau bahkan mungkin siswa pamong
bertanya kepada teman (16 anak atau
desa setempat. Mudah digunakan,
48.48%).
masalah
artinya ada standar-standar nilai yang
substansial misalnya, beberapa lebar
dibuat oleh guru maupun tim penilaian.
garis tepinya, menggunakan kertas apa,
Dalam penilaian ini guru menggunakan
atau boleh tidaknya menggunakan
standar mendengar dengan rentang
pensil. Bahkan hanya beberapa yang
nilai 60 hingga 100.
anak
atau
54,55%).
Itupun
mencoba
bukan
Dan paparan tersebut, setidaknya
kelompok berpasangan (15 siswa atau
penulis dapat menilai karangan siswa
45.45%,
bekerja
berdasarkan hal-hal yang umum seperti
berkelompok atau berpasangan ada18
isi karangan, bahasa, penyajian, dan
siswa atau 54,55%). Sedangkan yang
ejaan.
jadi
sama
bukanlah
secara
meminta
bekerja
mengingat
yang
tidak
tanggapan/komentar
guru,
Pembelajaran
saat guru mendekati mereka hanya 12
menggunakan
siswa siswa atau 36,36%.
learning,
2. Laporan
Hasil
Kegiatan
Seperti merancang,
halnya dan
kegiatan
teknik
dengan
cooperative
ternyata
mampu
membangkitkan kemampuan menulis siswa
Pembelajaran
menulis
secara
signifikan,
kemampuan optimal
sesuai
yang mereka
menyajikan
miliki. Kegiatan semacam ini mampu
pembelajaran kegiatannya penilaian
membangkitkan motivasi dan gairah
perlu persiapan yang memadai.
untuk menulis. Antusiasme itu dapat
Alat ukur yang baik seharusnya
dilihat dari perubahan perilaku dan
adalah sahih, yaitu mengukur apa yang
sikap
seharusnya diukur. Terandalkan, yaitu
berdasarkan nilai yang diperoleh siswa
alat ukur dapat dipercaya, artinya siapa
oleh siswa.
pun yang menilai hasil tulisan siswa ini
Proses
adalah hasilnya sama atau setidaknya
siswa
yang
belajar
dapat
mengajar
dilihat
yang
meningkat dan respon yang cukup baik
7
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
dan
siswa
tentang
strategi
menciptakan inovasi-inovasi dan
pembelajaran baru ini membuat angka
alat
pencapaian hasil belajar semakin naik
meningkatkan kemampuan belajar
dari waktu ke waktu. Jika sebelumnya
siswa dalam hal ini adalah bidang
dilakukan perlakuan nilai rata-rata
tulis menulis.
hanya berkisar pada angka 66,82, maka
peraga
2. Karya-karya
guru,
mampu
dan
berbagai
pada classroom action research ada
pengalaman teman sebaya usia
peningkatan pada siklus I sebesar
siswa, mendorong para siswa ingin
70,84, siklus 11 sebesar 73.84 dan
melakukan hal yang sama. Dalam
siklus III menjadi 74.36. Refleksi
hal ini mampu menulis apa yang
dilakukan
untuk
diketahui dari pengalaman yang
kesalahan
dan
meneliti
kembali
kekurangan
yang
pernah dialaminya.
dilakukan para siswa. Refleksi dalam
3. Strategi pembelajaran cooperative
penelitian ini sangat penting dilakukan
learning mampu menggairahkan
karena dengan refleksi ini peneliti
kelas-kelas yang biasanya tnduk,
dapat melihat kembali catatan nilai dan
taat, tang dan diam, menjadi kelas
kesalahan yang dilakukan oleh siswa,
yang
sehingga
peneuh energy, dan penuh vitalitas
peneliti
mencoba
membenahinya denagn menunjukkan kepada
siswa
agar
mereka
memperbaikinya.
hidup,
penuh
semangat,
serta bertumbuh kemampuanya. 4. Peningkatan kemampuan menulis akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar, membaca dan berbagai referensi di perpustakaan, serta
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
dikemukanan
beberapa
menemukan memecahkan
sendiri
dan
persoalan-persoalan
kesimpulan sebagai berikut :
mereka
1. Peran guru dalam proses belajar
sebangkunya atau sekelompoknya.
mengajar di kelas sangat penting, khususnya
dalam
pembelajaran
dengan
kawan-kawan
5. Pembelajaran cooperative learning menimbulan rasa kebersamaan dan
menulis sebagai bagian dan mata
mengurangi
pelajaran
Indonesia.
kurang sehat seperti dalam metode
dalam
drill yang hanya mengejar nilai dan
Kreatifitas
Bahasa guru
persaingan
yang
8
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
mengabaikan kreatifitas dan saya
Lie, A. 2002b. Cooperative Learning :
aktifitas siswa.
Mempraktikkari Penerbit
Kontekstual.
Universitas
Negeri
Malang. DAFTAR PUSTAKA Alim,
D.2003.
Lancar
Berbahasa
Nurhadi, Yasin, B, & Senduk, A. G.,
Indonesia Untuk Sekolah Dasar
2004. Pembelajaran Kontekstual.
Kelas 5, Jakarta : Balai Pustaka.
Penerbit
Universitas
Negeri
Malang. Azies, F, & Alwasilah, A.C. 2000. Pengajaran Bahasa Komunikatif
Parera, J. D., & Tasai, S.A. 1995.
: Teori dan Prkatik. Bandung PT
Pintar
Berbahasa
Indonesia.
Remaja Rosda Karya.
Jakarta : Departemen Pendidkan dan kebudayaan.
Bird, C. 2001. Menulis dengan Emosi : Panduan Empatik Mengarang
Rodi,
M.I. Menulis
Fiksi. Bandung : Kaifa.
2004,
Pembelajaran
yang
Menyenagkan”
dalam Penataran No. 01 XII Hernowo, 2002. Mengikat Makna : Kiat-kiat
Ampuh
Melejitkan
Kemauan
Plus
Kemauan
Membaca dan menulis Buku bandung : MLC.
2004. Majalah Pemda Kabupaten Blitar.
Samples, 6. 2002. Renovasi Belajar untuk Siswa : Panduan Belajar SambilBermain untuk mebukan
Lie, A. 2002a. “Cooperative Learning in
the
Implementation
of
Pikiran
siswa
Siswi
Anda.
Bandung : Kaifa.
Competency Based Curriculum” dalam jurnal Gentengkali Vo 14,
Widyamartaya,
No. 3 dan 4. Surabaya : Proyek
mengarang.
PPM SLTP Jawa Timur.
Kanisius
A.
2003.
Kreatif
Yogyakarta
:
9
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TEMATIK IPA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS BERBANTUAN ALAT PERAGA POKOK BAHASAN “CUACA” SISWA KELAS III SEMESTER 2 SDN RINGINPITU 2 KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI ALI AL ALIYANTO, S.Pd SDN Ringinpitu 2 Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri
ABSTRAK : Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilakukan dengan tindakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivis berbantuan alat peraga. Pada siklus 1 dipilih tindakan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivis dengan metode demonstrasi. Pada siklus 2 dipilih tindakan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivis dengan metode eksperimen. Dari hasil analisis dan refleksi setelak tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, menunjukkan bahwa prestasi siswa selama pembelajaran meningkat. Siswa termotivasi untuk berfikir dan terampil menggunakan alat peraga. Dalam hal pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam, terjadi peningkatan hasil tes yang diberikan antara sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam dapat ditunjukkan pula melalui kegiatan tanya jawab. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan aktif mengemukakan pendapatnya serta bertanya mengenai masalah yang tidak dipahaminya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivis berbantuan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan prestasi di kelas. . Kata Kunci : Prestasi Belajar Tematik IPA, Pendekatan Kontruktivta
dimana siswa hanya membayangkan
I. PENDAHULUAN Pada
saat
memasuki
Sekolah
apa yang dikemukakan oleh guru.
Dasar (SD), siswa diperkenalkan pada
Banyak faktor yang menyebabkan
konsep-konsep IPA secara khusus.
guru hanya melakukan pembelajaran
Berdasarkan
pengamatan,
dengan metode ceramah. Salah satu
memperoleh
diantaranya
hasil
sebagian besar siswa
adalah
tertanamnya
pengetahuan, khususnya pelajaran IPA,
pandangan guru bahwa pengetahuan
berdasarkan informasi dan ceramah
dapat ditransfer langsung dari guru ke
dari guru, sehingga terjadiverbalisme
siswa, guru bertindak sebagai sumber
10
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pengetahuan
yang
bertugas
mentransfer pengetahuan ke siswa, dengan tidak memperdulikan keadaan
dibimbing dengan mudah dan cepat untuk memahami suatu konsep IPA. . Berdasarkan
siswa apakah siswa belajar atau hanya
pembaharuan
menerima
untuk
apa
adanya
saja
yang
pentingnya dalam
meningkatkan
suatu
pembelajaran pemahaman
diinformasikan guru. Siswa menjadi
konsep yang dapat diterapkan pada
pasif
lingkungan
dan
tidak
memiliki
rasa
sehari-hari,
khususnya
keingintahuan yang besar terhadap
pelajaran IPA, maka diperlukan suatu
pelajaran IPA dan pada akhirnya siswa
kegiatan penelitian yang menerapkan
menjadi
ini
pendekatan pembelajaran Konstruktivi,
menyebabkan siswa tidak memiliki
suatu pendekatan pembelajaran yang
motivasi yang kuat untuk mempelajari
relatif baru dengan bantuan alat peraga.
IPA dan mempunyai anggapan bahwa
Kegiatan penelitian diberi judul :
IPA itu sulit dan tidak dapat dipelajari
“Meningkatkan
apatis.
Keadaan
IPA berkembang dari pengamatan
Tematik
IPA
Prestasi dengan
Belajar
Pendekatan
dan percobaan, maka pembelajaran
Konstruktivis Berbantuan Alat Peraga
IPA
Pokok Bahasan “Cuaca” Siswa Kelas
menuntut
dengan Untuk
siswa
berinteraksi
fenomena-fenomena melaksanakan
alam.
pembelajaran
IPA, siswa tidak harus melakukan
III Semester 2 SDN Ringinpitu 2 Kecamatan
Plemahan
Kabupaten
Kediri.
pengamatan dan percobaan secara langsung,
namun
dapat
dilakukan II. KAJIAN PUSTAKA
dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga bermanfaat membantu
1. Kajian Teori A. Pengertian SAINS
guru dan siswa melalui simulasi gejala
SAINS yang kita kenal sebagai
alam sehingga dapat dengan cepat dan
singkatan dari bahasa latin “science”
mudah memahami konsep-konsep IPA
yang berarti “saya tahu”, sedangkan
yang sedang dipelajari. Bagi siswa, alat
dalam bahasa inggris kata “science”
peraga
berarti
merupakan
media
untuk
“pengetahuan”, selanjutnya
pada
mendapatkan gambaran riil secara
perkembangan
orang
tidak langsung sehingga siswa dapat
mengatakan tentang SAINS yang
11
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pada
umumnya
adalah
“natural
SAINS”.
lingkungan alam sekitarnya dengan jalan
Hadiat dan Kertiasa dalam buku Metodologi
SAINS
meninjau
melakukan
pengamatan,
pencatatan, penghayatan dan kalau perlu
melakukan
percobaan
pengertian SAINS dari segi sematik.
(sederhana)
Pengertian
dirinya maupun kepentingan orang
SAINS
yang
dikemukakan sebagai berikut : 1. Ilmu
lain.
pengetahuan
untuk
Dengan
kepentingan
cara
memberikan
yang
pendidikan SAINS ini, anak diajak
tentang
untuk berlatih bersikap cermat, teliti,
kebendaan atau alam yang
jujur, terbuka, toleransi, kritis serta
ditemukan
berhati-hati dalam memutuskan suatu
mempelajari
atau
diperoleh
melalui eksperimen, observasi
permasalahan.
dari induksi. 2. Susunan teratur pengetahuan manusia
tentang
kebendaan
dan
peristiwa bagaimana
mengembangkannya cara
yang
dikerjakan
merupakan
salah
satu
Pembelajaran yang harus diberikan kepada peserta didik sesuai dengan
membuktikan
aturan dan tuntunan kurikulum yang berlaku. Tujuan yang hendak dicapai
dilakukan oleh
para
atau
dari Pembelajaran SAINS
ahli
kurikulum
SAINS (Hadiat dan Kertiasa, 1984 : 9). Begitu
SAINS
serta
kebenarannya. 3. Apa
B. Tujuan Pengajaran SAINS
2004
adalah
dalam sebagai
berikut : a. Siswa memahami konsep-konsep
pentingnya
masalah
SAINS bagi anak, maka pelajaran SAINS sudah diperkenalkan kepada
SAINS
dan
keterkaitannya
dengan kehidupan sehari-hari. b. Siswa
memiliki
ketrampilan
anak sejak ia duduk dibangku kanak-
proses untuk menghubungkan
kanak
pengetahuan, gagasan, tentang
tinggi.
sampai
bangku
Diberikannya
sekolah-sekolah
perguruan SAINS
dilandasi
di
suatu
harapan agar anak mau belajar dan
alam semesta. c. Siswa mempunyai minat untuk mengenal
dan
mempelajari
menghargai apa yang terdapat di
12
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar.
praktek pembelajaran membantu siswa
d. Siswa bersikap ingin tahu, tekun, terbuka,
kritis,
mawas
bertanggungjawab,
diri,
kerjasama
dan sadar diri. e. Siswa
Pendekatan Konstruktivis dalam
mengenternalisasi, membentuk atau mentransformasi
pengetahuan
(Brooks
Brooks,
&
baru.
199:15).
Transformasi terjadi melalui adanya
mampu
menerapkan
pemahaman baru sebagai hasil dari
berbagai konsep SAINS untuk
munculnya struktur kognitif yang baru.
menjelaskan gejala-gejala alam
Pembelajaran yang menggunakan
dan memecahkan masalah dalam
pendekatan
kehidupan sehari-hari.
ciri-ciri sebagai berikut:
f. Siswa
mampu
teknologi berguna
menggunakan
sedangkan untuk
yang
memecahkan
1. Siswa
Konstruktivis
lebih
memiliki
aktif
dalam
pembelajaran karena fokus belajar siswa
pada
proses
integrasi
suatu masalah yang ditentukan
pengetahuan yang baru dengan
dalam kehidupan sehari-hari.
pengalaman pengetahuan mereka yang lama. 2. Setiap pandangan yang berbeda
C. Pendekatan Konstruktivis Dasar
pemikiran
para
akan dihargai dan diperlukan.
Konstruktivis
adalah
bahwa
Siswa didorong untuk menemukan
pembelajaran
yang
efektif
kemungkinan dan mensistensikan
menghendaki agar guru mengetahui bagaimana para siswa memandang fenomena
yang
pembelajaran.
menjadi Menurut
secara terintegrasi. 3. Proses pembelajaran mendorong
subjek
adanya kerjasama, tetapi bukan
model
untuk
bersaing
proses
belajar
Konstruktivis, mengajar bukan sebagai
melalui kerjasama memungkinkan
proses dimana gagasan-gagasan guru
siswa untuk mengingat pelajaran
diteruskan
lebih lama.
pada
siswa,
melainkan
sebagai proses-proses untuk mengubah gagasan-gagasan siswa yang sudah ada mungkin “salah” (Dahar, 1989:164).
4. Kontrol
kecepatan
dan
fokus
pelajaran ada pada siswa. 5. Pendekatan
Konstruktivis
memberikan pengalaman belajar
13
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
yang tidak terlepas dari konteks
(Action
Research),
dunia nyata (Carr, dkk, 1998:8-9).
menggunakan
metode
dengan deskriptif
kualitatif, dan rancangan penelitian tindakan.
C. Alat Peraga Alat peraga merupakan media pembelajaran
mendapatkan
Lukman Hakim (1992 : 10) proses
gambaran secara riil dari suatu konsep
penelitian tindakan kelas merupakan
sehingga
daur ulang atai siklus yang dimulai
dengan
untuk
Kemmis dan MC Tanggart dalam
siswa mudah
dapat dan
dibimbing
cepat
untuk
dari
aspek
mengembangkan
memahami suatu konsep IPA yang
perencanaan,
dipelajari.
sesuai rencana, melakukan observasi
Pembelajaran IPA dengan bantuan alat
tindakan
terhadap tindakan dan melakukan
peraga
secara
umum
dilaksanakan
dengan
menggunakan
terhadap
dan
tindakan dan hasil yang diperoleh.
metode
demonstrasi
eksperimen
(Dahar,
Pengggunaan
kedua
dapat
melalukan
metode 1989:89).
perencanaan
Kegiatan
penelitian
kegiatan,
dimulai
dari
ini
refleksi awal untuk melakukan kajian
memungkinkan siswa untuk langsung
pendahuluan tentang kondisi objektif
berinteraksi dengan secara langsung
yang terjadi di lapangan.
dengan
alat-alat
sehingga
yang
pemahaman
metode
refleksi yang berupa perenungan
digunakan siswa
tidak
verbal lagi. Siswa yang berinteraksi dengan
alat-alat
akan
memotivasi
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah
siswa untuk berprestasi dan berpikir
semua
mengenai apa yang sedang diamati dan
Ringinpitu 2 Kecamatan Plemahan
dipelajarinya
Kabuipaten Kediri Tahun Pelajaran
III. Metode Penelitian
2010/2011.
A. Subjek dan Setting Penelitian
siswa
Kelas
III
SDN
2. Sampel Penelitian
Berkenaan dengan permasalahan
Karena jenis penelitian ini
penelitian yang dirumuskan, maka
adalah penelitian tindakan kelas,
penelitian
digolongkan
maka sampel yang diambil dari
sebagai penelitian tindakan kelas
penelitian ini adalah semua siswa
ini
dapat
14
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Kelas
III
SDN
Kecamatan
Ringinpitu
Plemahan
2
penggunaan media pembelajaran.
Kabupaten
Data tersebut berkaitan dengan data
Kediri.
perencanaan, data pelaksanaan dan
3. Kehadiran Peneliti Peneliti instrument
bertindak utama
pengumpul sebagai
hasil
data.
sekaligus
Peran
partisipan
sebagai
dan
peneliti bertindak
pembelajaran.
perencanaan
Data
terdapat
dalam
persiapan mengajar guru secara tertulis
seperti
rumusan
tujuan
pembelajaran, penyusunan kegiatan
sebagai perencana, pelaku tindakan,
belajar
pengumpul data dan analisis, penafsir
sumber belajar, pemilihan media
data
dan perencanaan evaluasi. Data
dan
sebagai
pelapor
hasil
penelitian, maka peneliti harus hadir
tentang
di tempat penelitian.
diperoleh
mengajar,
hasil
materi
jawaban
sesudah
dan
siswa tindakan
dilaksanakan pada akhir siklus. 2. Sumber Data
C. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi dan subjek penelitian yaitu
Dalam penelitian ini teknik
di SDN Ringinpitu 2 Kecamatan
pengumpulan data yang ditekankan
Plemahan
dan
adalah teknik observasi, karena
subjek pada siswa kelas III, dengan
dianggap sesuai dengan penelitian
pertimbangan bahwa peneliti bertugas
tindakan.
di SD tersebut dan peneliti akan lebih
digunakan pula wawancara dan
mudah
pengukuran dengan tes.
Kabupaten
Kediri
mengadakan
penelitian
Disamping
observasi
tindakan karena penelitian juga sebagai guru, yang diketahui bahwa beberapa siswa
masih
mengalami
b. Teknik Pengumpulan Data
kesulitan
Metode merupakan suatu hal
belajar SAINS dan hasil belajar siswa
yang
kurang memuaskan.
khususnya
D. Data dan Sumber Data
penelitian.
1. Data Penelitian
menggunakan
Data penelitian ini berupa catatan
lapangan,
penting
wawancara,
dalam
segala
dalam Sebab
hal,
pengerjaan salah
metode
dalam dasar
kemungkinan hasil yang diharapkan tidak terwujud dalam kenyataan.
dokumen setiap tindakan perbaikan
15
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Langkah
adalah
Observasi dapat dilaksanakan secara
pengumpulan
langsung dan tidak langsung. Dalam
data pada saat mengadakan penelitian
penelitian ini digunakan observasi
di lapangan. Teknik pengumpulan data
langsung. Kegiatan wawancara ini
yang akan dpakai dalam penelitian ini
dilakukan
adalah eksperimen.
wawancara dan juga berdasarkan hasil
a. Pre Eksperimental Design
pekerjaan siswa.
menentukan
berikutnya
langkah
Ada 3 jenis design yang dimasukkan ke dalam kategori Pre
berdasarkan
panduan
d. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrument
Eksperimental Design, yaitu :
yang digunakan adalah instrument Tes
1. One shot Case Study
dimana ada dua instrument tes yaitu
2. Pre Tes And Post Test
instrument pre test dan post test.
3. Static Group Comparison
Menurut menyatakan
b. True Eksperimental Design
Suharsimi bahwa
Arikunto
“Tes
adalah
Yaitu jenis eksperimen yang
serentetan pertanyaan atau latihan atau
dianggap sudah baik karena sudah
alat yang digunakan untuk mengukur
memenuhi
persyaratan.
Yang
ketrampilan, pengetahuan, intelegensi
dimaksud
persyaratan
dalam
atau bakat yang dimiliki oleh individu
eksperimen adalah kelompok lain
atau kelompok” (1998 : 139).
yang tidak dikenai eksperimen dan
e. Analisa Data
ikut mendapat pengamatan.
Teknik
analisa
data
yang
Dalam penelitian ini metode
digunakan pada penelitian ini yaitu
yang digunakan adalah eksperimen
secara deskriptif kualitatif Miler dan
Pre Experimental yang termasuk
Huberman dalam Harimi (2000 : 28).
jenis desain Pre-test dan Post-test.
Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh
c. Prosedur Pengumpulan Data Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Peneliti merupakan
data
terkumpul
yang
tersedia
langkah-langkah
dan
analisis
data adalah : 1. Reduksi data merupakan proses
pelaku utama. Teknik pengumpulan
penyeleksian,
data
penyederhanaan data lapangan.
yang
digunakan
meliputi
observasi, wawancara, hasil tes siswa.
Proses
reduksi
penafsiran
data
16
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
berlangsung
secara
terus
menerus selama pengumpulan data
sampai
penyusunan
laporan selesai dilakukan. 2. Menyajikan susunan
data
memungkinkan kesimpulan
data
hasil
analisis
data
yang
dilaksanakan peneliti. g.
Tahap-Tahap
Pelaksanaan
Tindakan Kelas
adalah
informasi
tentang
1. Refleksi Awal
yang ditarik
Pengamatan menunjukkan
awal
bahwa
setelah
penelitian.
beberapa saat proses belajar
Penyajian data ini direncanakan
mengajar diadakan tes awal,
dapat
menggambarkan
tidak mendapatkan nilai baik.
informasi secara sistematis dan
Hal ini menunjukkan bahwa
mudah dilihat serta dipahami
siswa tidak menguasai konsep
dalam
dasar pelajaran SAINS Pokok
bentuk
keseluruhan
Bahasan
sajian. 3. Penarikan
kesimpulan
dari
“Cuaca”,
memperhatikan
kurang pelajaran,
verifikasi merupakan ungkapan
sehingga nilai yang dicapai
akhir dari hasil tindakan yang
kurang baik. Hasil pengamatan
masih perlu diuji kebenarannya
dijadikan bahan untuk rencana
dan kesesuaian makna-makna
tindakan.
yang muncul dari data. f. Pengecekan Keabsahan Data Untuk menjaga keabsahan data
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
rancangan
pembelajaran
tindakan.
maka dilakukan triangulasi sumber,
Rencana
pembelajaran
yaitu memadukan dan membandingkan
digunakan
sebagai
data hasil pengamatan dengan hasil
pelaksanaan
wawancara dengan subjek penelitian.
supaya dapat berjalan efisien
Selain itu dilakukan triangulasi dengan
dan
guru dan teman sejawat serta dosen
pembelajaran
pembimbing
berdasarkan
untuk
menyamakan
ini
pedoman
pembelajaran
efektif.
Rencana ini
disusun
temuan-temuan
pandangan dan interpretasi terhadap
kesulitan dan kesalahan siswa
data hasil pengamatan, selanjutnya
mengerjakan tes awal yang
akan diperoleh kesimpulan yang tepat
dilaksanakan.
17
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Rencana tindakan siklus I
Tindakan Siklus II
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
Refleksi peneliti pada tindakan
rancangan pembelajaran tindakan
siklus
siklus I tentang “Cuaca”.
pelaksanaan siklus I menjadi landasan
Tindakan Siklus I
pada pelaksanaan tindakan siklus II.
Pada tindakan siklus I diselesaikan
Tindakan berupa pengajaran ulang
dengan pelajaran SAINS yaitu jam ke-
I
menjadi
landasan
pada
tentang “Cuaca”.
1 dan jam ke-2 pada pukul 07.00 sampai pukul 08.15 di Ruang Kelas III
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Semester
A. Hasil Penelitian
II
Kecamatan
SDN
Ringinpitu
Plemahan
2
Kabupaten
Kediri. Peneliti sebagai guru Kelas III.
1. Siklus 1 Dalam perencanaan ditentukan
Tindakan diikuti oleh semua siswa
jenis
Kelas III, namun pemfokusan tindakan
berdasarkan tes diagnostik yang
diberikan pada (4) empat siswa yang
dilakukan
menjadi
Guru
penelitian. Tindakan yang dipilih
dengan
dalam siklus I yaitu pembelajaran
akan
dengan pendekatan Konstruktivis
subyek
membuka
penelitian.
pelajaran
menyampaikan
topik
yang
tindakan
yang
sebelum
metode
dipilih,
kegiatan
dipelajari yaitu tentang “Cuaca”. Siswa
dengan
demonstrasi,
mengerjakan LKS secara berpasangan
pemilihan materi pelajaran pada
dan hasil kerja dibahas bersama.
saat diberi tindakan. Dari hasil penelitian tampak bahwa nilai ratarata siswa adalah 67,1 dengan nilai
Tahap Refleksi Tahap ini mengetahui sejauh mana perubahan atau peningkatan yang
terendah 60 dan nilai tertinggi 80. 2. Siklus 2
dialami akibat adanya tindakan yang
Sebagaimana disebutkan pada
baru saja di kelas. Disamping itu
bagian akhir siklus 1, bahwa dalam
refleksi dapat juga dijadikan sebagai
pelaksanaan pembelajaran belum
dasar
diperoleh
dalam
untuk
membuat
penelitian.
kesimpulan
Hasilnya
merefleksi rencana selanjutnya.
untuk
hasil
yang
optimal.
Pemahaman konsep pada siswa masih
kurang,
prestasi
siswa
dikelas, baik untuk mengajukan
18
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pertanyyan maupun prestasi dalam
metode eksperimen,
mengamati proses penggunaan alat
keunggulan dan kelemahan sebagai
peraga
berikut:
masih
keterlibatan
kurang,
dan
siswa
pembelajaran
dalam
menunjukkan
1. Prestasi Belajar Siswa di Kelas
masih sedikit. Oleh
Pelaksanaan pembelajaran di
sebab itu dilakukan siklus 2 untuk
kelas, secara umum dimaksudkan
lebih
untuk
meningkatkan
pemahaman
memberikan
kesempatan
konsep IPA dan prestasi siswa
pada siswa untuk mempelajari apa
dengan menggunakan pembelajaran
yang ingin dipelajarinya dalam
Konstruktivis
pelajaran di sekolah, diperlukan
dengan
metode
pembelajaran eksperimen.
kegiatan
Dari tindkan Siklus II tampak
menarik
meningkatkan
yang
prestasi
dapat belajar
bahwa nilai rata-rata siswa adalah
siswa. Prestasi belajar siswa tidak
83,5 dengan nilai terendah 60 dan
hanya ditinjau dari prestasi secara
nilai tertinggi 95
fisik, tetapi juga dalam prestasi
Dari
siklus
dapat
secara mental.
bahwa
proses
Berkaitan
telah
berhasil
pembelajaran
yang
sudah
menggunakan
Sehingga
secara
Konstruktivis,
dengan
metode
keseluruhan dapat dikatakan bahwa
demonstrasi
dan
metode
proses
sudah
eksperimen, prestasi fisik dan
memenuhi apa yang diharapkan,
mental siswa dapat dimotifasi oleh
yaitu adanya peningkatan prestasi
guru.
pembelajaran
diwujudkan dalam bentuk kegiatan
dikatakan pembelajaran mencapai
2
apa
ditargetkan.
ini
pembelajaran
yang
ditunjukkan
dengan IPA
yang
pendekatan
Prestasi
mengikuti
secara
fisik
dengan peningkatan prestasi prestasi
siswa
pelajaran,
siswa secara menyeluruh.
menggunakan alat peraga dan media pembelajaran lain yang menunjang
B. Pembahasan Pemberian tindakan pembelajaran dengan
pendekatan
dengan
metode
Konstruktivis,
demonstrasi
dan
dan
mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru. Sementara prestasi secara mental dapat diwujudkan dalam bentuk
19
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
komunikasi baik lisan maupun
besar karena harus diciptakan
tertulis, mengemukakan pendapat,
pembelajaran yang menarik dan
menjawab
memotivasi belajar siswa.
atau
pertanyaan.
mengajukan yang
Proses pembimbingan dalam
mengajukan pertanyaan apa tidak
pembelajaran dengan pendekatan
dipahaminya, struktur kognitifnya
Konstruktivis
lebih tinggi daripada siswa yang
bertahap. Pada tahap awal dapat
hanya dapat menjawab pertanyaan
dilakukan
yang diajukan kepadanya. Siswa
penuh,
bertanya berarti siswa tersebut
selanjutnya secara perlahan proses
memahami
masalah
yang
bimbingan
dihadapinya,
sehingga
perlu
sampai
akhirnya
siswa
dapat
masalah,
belajar
sendiri.
Guru
hanya
adanya
Siswa
pemecahan
sedangkan
siswa
yang
menjawab
pertanyaan,
bimbingan dan
secara
padsa
tersebut
tahap
dikurangi
bertindak sebagai fasilitator dan
proses
mediator
bagi
siswa
dengan
lingkungannya untuk memecahkan
Pembelajaran dengan metode demonstrasi dan eksperimen, yang
masalah yang dihadapinya. 2. Pemahaman Konsep IPA
untuk
Pemahaman konsep IPA dapat
membuktikan konsep yang telah
ditunjukkan dengan berbagai cara.
dipelajari, hasilnya tidak optimal.
Dalam
Kegiatan
tersebut
hanya
pendekatan
menekankan
pada
ketrampilan-
pemahaman
ketrampilan
menggunakan
tanpa
hanya
secara
hanya
berfikir siswa tersebut pasif.
dilakukan
dilakukan
memperhatikan
berpikir pendekatan
siswa.
alat aspek
Penggunaan Konstruktivis
pembelajaran
dengan
Konstruktivis, konsep
dapat
ditunjukkan dengan kemampuan siswa
untuk
mengungkapkan
pikirannya dalam bentuk bahasa. Siswa
yang
dapat dan
menjawab
memungkinkan konsep bertahan
pertanyaan
mengajukan
lebih lama dalam pikiran siswa
pertanyaan mengenai apa yang
karena konsep tersebut diperoleh
tidak dipahaminya menunjukkan
dan dibangun sendiri oleh siswa.
pemahaman konsep yang lebih
Dalam hal ini peranan guru sangat
baik.
20
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Hasil evaluasi pembelajaran
peraga
dapat
meningkatkan
menunjukkan bahwa siswa yang
pemahaman konsep IPA, pada
aktif menjawab pertanyaan dan
siswa Kelas III Semester 2
mengajukan
pertanyaan
memperoleh skor nilai yang palin
B. Saran Saran-saran
yang
dapat
baik. Hal ini memberi informasi
diajukan dari hasil penelitian ini
bahwa penilaian siswa tidak hanya
adalah sebagai berikut:
dilakukan melalui tes tertulis saja,
1. Dalam
tetapi
juga
perlu
penialaian
diperhatikan
selama
proses
pelaksanaan
pembelajaran
di
pembelajaran
sekolah, dengan
pembelajaran, agar konsep yang
pendekatan
dipelajari lebih bertahan lama dan
berbantuan alat peraga dapat
siswa
dijadikan salah satu alternatif
terbiasa
mengemukakan
untuk pendapatnya
sesuai dengan pola berpikirnya.
pilihan
Konstruktivis
bagi
guru
untuk
meningkatkan prestasi belajar pemahaman konsep IPA. 2. Pembelajaran
KESIMPULAN DAN SARAN
pendekatan
A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh
memudahkan
berikut:
memahami pembelajaran
dengan
pendekatan
Konstruktivis berbantuan alat peraga
dapat
meningkatkan
Konstruktivis
berbantuan alat peraga lebih
dari penelitian dijelaskan sebagai
1. Pelaksanaan
dengan
siswa
siswa konsep
karena
berinteraksi
dengan
kenyataan atau fakta yang ditunjukkan oleh alat peraga. Pelaksanaan
prestasi belajar baik prestasi
pembelajaran
secara fisik maupun prestasi
pendekatan
secara
berbantuan alat peraga sangat
mental,
pada
siswa
Kelas III Semester 2 2. Pelaksanaan dengan
dengan Konstruktivis
baik untuk memotivasi siswa
pembelajaran pendekatan
Konstruktivis berbantuan alat
mengungkapkan pendapat dan pikirannya,
melatih
siswa
berkomunikasi secara lisan
21
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
dan membina hubungan yang baik
antara siswa
dengan
siswa dan siswa dengan guru.
Novak, J.D. & Gowin D.B 1985 : Learning Cambridge
How
to
:
Learn.
Cambridge
University Press. Tim Pelatih Proyek PGSM,. 1999. Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Tindakan
Kelas
(Classroom Action Research). Brooks, J.G & Brooks M.G. 1999. In
Jakarta : Depdikbud.
Search of Understanding the Case
for
Contruktivist
Classroom.
Alexandria,
V.:ASCD Carr, A.A ; Jonassen D.H,; Litzinger, M.E, and Marra, R.M 1998. Good
Ideas
to
Foment
Educational Revalution; The Rose of Systemic Change in Advancing Situated Learning. Constructivism, and Feminist.. Pedagogy.
Educational
Technology 38(1), 5-15. Dahar,
R.W.
Belajar.
1989. Jakarta
Teori-teori :
Penerbit
Erlangga. Lawson,
A.E,;
MeElrath,
C.B,;
Burton. 1991. “HypotheticoDeductive Reasoning Skill and Concept Acquisition; Testing a Contructivist
Hypothesis”
Journal of Research in Science Teacching. 28 (10) 953-969.
22
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SAINS POKOK BAHASAN TUMBUHAN HIJAU DENGAN METODE PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU SURATINAH Sekolah Dasar Negeri Kandat 1 Email :
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran terpadu pada pelajaran sains serta dampaknya terhadap kemampuan siswa. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang berangkat dari masalah yang terdapat dilapangan kemudian direfleksikan dan dianalisa berdasarkan teori yang menunjang.Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang bersifat reflektif dan kolaboratif yang terdiri dari 3 siklus yang tiap siklus 4 tahapan yaitu : Tahap perencanaan tindakan , pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi tindakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model pengajaran terpadu memiliki dampak positif dalam meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar anak sehingga prestasi dapat meningkat. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar yang meningkat dari siklus 1,2 dan 3 yaitu masing-masing 60%, 72,72% dan 90,90%. Kata kunci : Motivasi belajar, pembelajaran terpadu
mengajar.
Pendahuluan Pembelajaran
Pembelajaran
ini
dapat
terpadu
diterapkan untuk semua bidang studi.
merupakan suatu sistem pembelajaran
Karena melatih ketrampilan siswa
yang memungkinkan siswa baik secara
untuk berfikir kreatif dan inovatif.
individu
maupun
kelompok,
aktif
Berdasarkan
observasi
awal
mencari, menggali dan menemukan
yang telah dilakukan bahwa kurang
konsep serta prinsip keilmuan secara
dari 50% siswa kelas V menyukai
holistik
otentik.
sains. Oleh karena itu, cara belajar
Pembelajaran terpadu akan terjadi
sebagai upaya memotivasi siswa agar
apabila peristiwa-peristiwa otentik atau
menyukai pelajaran sains dirancang
eksplorasi topik atau tema menjadi
sedemikian
pengendali di dalam kegiatan belajar
diperoleh
bermakna
dan
rupa.Informasi dari
hasil
yang
observasi 23
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
menemukan beberapa faktor penyebab
untuk memahami gejala-gejala dan
permasalahan, diantaranya adalah: (1)
konsep lain, baik yang berasal dari
siswa kurang menyukai sains, (2)
bidang
penggunaan
maupun dari bidang studi lainnya. (2)
metode
pembelajaran
kurang bervariatif.
studi
yang
bersangkutan
suatu pendekatan pembelajaran yang
Dari paparan di atas, maka
menghubungkan bidang studi yang
alternatif pemecahan masalah sebagai
mencerminkan
berikut: (1) meningkatkan motivasi
sekeliling dalam rentang ke mampuan
belajar anak (2)perlu diadakan upaya
dan perkembangan anak. (3) suatu cara
untuk mengajak guru SD bersama-
untuk mengembangkan pengetahuan
sama melaksanakan pengajaran yang
dan
berorientasi
stimultan.
pada
suatu
metode
dunia
keterampilan
nyata
anak
(4)
di
secara
manggabungkan
pembelajaran yang tepat dengan fokus
sejumlah konsep dalam beberapa mata
mata pelajaran Sains.
pelajaran
yang
berbeda,
dengan
Tujuan penelitian ini adalah
harapan anak akan belajar dengan lebih
Untuk mengetahui dampak penerapan
baik dan bermakna.Dengan kata lain
pembelajaran
pembelajaran
terpadu
pada
mata
terpadu
adalah
pelajaran
sains
pokok
bahasan
pembelajaran yang menggunakan tema
tumbuhan
hijau
dengan
metode
sebagai
pusat
perhatian
yang
Penerapan Pembelajaran Terpadu pada
digunakan untuk memahami gejala-
siswa
gejala alam dimana beberapa bidang
kelas
V
terhadap
tingkat
kemampuan anak.
studi
yang
berbeda
digabungkan
kedalamnya dengan harapan anak akan belajar lebih bermakna.
METODE Hakekat Pembelajaran Terpadu Menurut
tim
pengembangan
PGSD, dalam bukunya pembelajaran terpadu D-II dan S-2 pendidikan dasar
Karakteristik
Pembelajaran
Terpadu Sebagai
suatu
proses,
halaman 4-6 menyebutkan bahwa :(1)
pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri
pembelajaran yang beranjak dari suatu
sebagai berikut :berpusat pada anak
tema tertentu sebagai pusat perhatian
(child
(center of interest) yang digunakan
pengalaman
centered), langsung
memberikan pada
anak,
24
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pemisahan antar bidang studi tidak
2013/2014. Siswa yang menjadi subjek
begitu jelas, menyajikan konsep dari
penelitian adalah siswa kelas Vdengan
berbagai bidang studi dalam suatu
jumlah siswa 33 anak yang terdiri dari
proses pembelajaran, bersifat luwes,
17
hasil pembelajaran dapat berkembang
perempuan sementara guru kelas V
sesuai dengan minat dan kebutuhan
adalah Peneliti sendiri. Seperti yang
anak.
telah dijelaskan di depan penelitian ini
anak
laki-laki,
dan
16
anak
bersifat kolaboratif yang melibatkan guru kelas VI sebagai teman kolaborasi
Tempat dan Wakktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah
dan
siswa
kelas
V,
dengan
Dasar Negeri Kandat 1, yang lokasinya
pertimbangan mereka mewakili ciri
berada di desa Kandat Kecamatan
umum kelas yang diteliti dan penulis
Kandat
(sebagai
Kabupaten
Kediri.
Secara
keseluruhan penelitian ini berlangsung selama
empat
bulan,
kegiatan
yang
kelas
V
dalam
pembelajaran).
yaitu
bulanSeptember s/d Desember 2013. Adapun
guru
dilakukan
Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data di atas,
dalam rangka penelitian ini meliputi:
teknik
penyusunan
penelitian,
digunakan dalam penelitian ini adalah:
proposal,
1) pengamatan: dalam penelitian ini
perizinanpelaksanaan penelitian, dan
dilakukan dengan berperan serta secara
penyusunan
kegiatan.
pasif. Pengamathadir di dalam kelas
itu penelitian tindakan
tetapi tidak mengambil bagian dan
dilakukan pada bulan November, dan
tidak berkomunikasi dengan guru kelas
Desember2013, Penyusunan Laporan
sebagai peneliti pada saat proses
akhir Desember.
belajar mengajar sedang berlangsung.
usulan
penyusunan
Sementara
laporan
pengumpulan
data
yang
Pengamat mengambil tempat duduk di bagian belakang seraya melaksanakan
Subyek Penelitian Subjek kelas V Kandat
penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN
1
Kecamatan
Kabupaten Kediri
tahun
Kandat pelajaran
pengamatan
terhadap
pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama
pembelajaran
berlangsung.
25
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Pengamatan
terhadap
peneliti
kelemahan siswa dalam menerima
peneliti
materi pembelajaran dan setiap akhir
dalam pembelajaran. (2) Wawancara:
siklus untuk mengetahui peningkatan
dalam penelitian ini dilakukan dengan
hasil yang diperoleh siswa. Untuk
tidak
dengan
menghindari subjektivitas penilaian,
pertanyaan terbuka dan bersifat lentur
maka penilaian ini dilakukan oleh
guna
difokuskan
pada
kegiatan
terstruktur,
menggali
tentang;
yaitu
pandangan
subjek
peneliti sekaligus sebagai guru kelas
yang
sangat
sendiri.
hal-hal
Setelah
pembelajaran
bermanfaat bagi peneliti. Wawancara
berakhir, dilaksanakan tes atau ulangan
dilakukan di luar kelas baik dengan
untuk mengetahui hasil yang dicapai
guru pengamat maupun dengan siswa
oleh siswa secara individual.
kelas V pada saat sebelum ataupun sesudah pembelajaran berlangsung. (3) Kajian dokumen: dilakukan terhadap
Teknik Analisis Data Teknik
analisis
data
yang
rencana pembelajaran yang disusun
digunakan dalam penelitian ini adalah
peneliti,
anlisis kritis dan analisis diskriptif
kurikulum,dan perangkat
pembelajaran
yang
berupa
silabus,
rencana
dimaksud
dalam
pembelajaran yang dibuat peneliti,
mencakup
kegiatan
program
kelemahan , kelebihan siswa dan guru
pengembangan
pembelajaran,
materi
komparatif. Teknik analisis kritis yang ini
mengungkap
pembelajaran, hasil tes siswa, atau
dalam
buku penilaian.
Dengan mengkaji
berdasarkan kriteria. Hasil analisis
dokumen ini penulis bertujuan untuk
kritis tersebut dijadikan dasar dalam
melengkapi
penyusunan
informasi
ditemukanmelalui
yang
wawancara
telah dan
pengamatan. (4) Pemberian Tugas atau
proses
penelitian
belajar
perencanaan
mengajar
tindakan
untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
Tes: teknik pengumpulan data yang terakhir adalah tes. Tes dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengukur hasil yang diperoleh
Siklus I Perencanaan
siswa
setelah
kegiatan
pemberian
Pada
tahap
ini
peneliti
tindakan.Tes diberikan awal untuk
mempersiapkan
mengidentifikasi
pembelajaran yang terdiri dari rencana
kekurangan
atau
perangkat
26
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pembelajaran 1, soal tes formatif 1 dan
mendiskripsi pohon. Pada akhir proses
alat-alat
yang
belajar mengajar siswa diberi tes
juga
formatif
pengajaran
mendukung.Selain dipersiapkan
itu
lembar
I
dengan
tujuan
untuk
observasi
mengetahui tingkat keberhasilan siswa
pengelolaan pembelajaran Terpadu dan
dalam proses belajar mengajar yang
lembar observasi aktifitas guru dan
telah dilakukan.
siswa.
Pertemuan ke dua Nopember
2013,
Jumat, 15
pada
pertemuan
kedua ini merupakan lanjutan dari
Pelaksanaan Pertemuan Pertama
Jumat, 8
pertemuan pertama, yaitu peningkatan
pertemuan
motivasi dan prestasi belajar sains
pembelajaran
tentang ketergantungan manusia dan
dan prestasi
hewan pada tumbuhan hijau seagai
belajar sains tentang ketergantungan
sumber makanan dengan menggunakan
manusia dan hewan pada tumbuhan
metode terpadu.
November pertama
2013,
pada
pelaksanaan
peningkatan
motivasi
hijau seagai sumber makanan ini dilakukan
dengan
menggunakan
metode terpadu, sebelum memasuki
Berikut adalah rekapitulasi hasil tes formatif siklus I: Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Tes
materi pokok guru bertanya jawab ringan
menuju
materi.
Formatif Siswa pada Siklus I
Guru Hasil Belajar
menjelaskan bahwa tumbuhan hijau sangat penting bagi manusia dan
Kategori
Siswa
melakukan
Jumlah
tangan jawab ringan tentang bagian-
(orang)
hewan.Kemudian
guru
bagian tumbuhan hijau yang dimakan manusia
dan
merespon.Di
hewan samping
agar
siswa
itu
guru
Nilai Tes ≥ 65 Nilai Tes < 65
(%)
20
60
13
40
menyampaikan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa melalui beberapa
indikator.Guru
Refleksi juga
Dengan
menerapkan
mengaitkan materi sains dengan bidang
pembelajaran
studi
pengajaran Terpadu diperoleh nilai
bahasa
Indonesia
yaitu
kontekstual
model
27
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
rata-rata
presentasi
belajar
siswa
mengacu
pada
rencana
pelajaran
adalah 73,33% dan ketuntasan belajar
dengan memperhatikan revisi pada
mencapai 60% atau ada 20 siswa dari
sikus
33 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
kekurangan pada siklus I tidak terulang
tersebut menunjukkan bahwa pada
lagi
siklus I secara klasikal siswa belum
(observasi)
tuntas belajar, karena siswa yang
bersamaandengan pelaksanaan belajar
belum memperoleh nilai ≥ 65 hanya
mengajar.
sebesar 60% lebih kecil dari presentase
I,
sehingga
pada
siklus
atau
II.Pengamatan dilaksanakan
Pertemuan
kedua
sebesar 85%. Hal ini disebabkan
2013.Pada
karena siswa masih merasa baru dalam
merupakan lanjutan dari pertemuan
mengerti apa yang dimaksudkan dan
pertama, yaitu peningkatan motivasi
digunakan guru dengan pembelajaran
dan prestasi belajar sains tentang
model metode pengajaran terpadu
ketergantungan manusia dan hewan
sehingga
pada tumbuhan hijau sebagai sumber
tindakan
dengan siklus II.
makanan
29
siklus
kedua
diadakan
Jumat,
pada
ketuntasan yang dikehendaki yaitu
perlu
hari
kesalahan
Nopember
pertemuan
kedua
dilakukan
ini
dengan
menggunakan metode terpadu, siswa mulai terbiasa dengan metode terpadu.
Siklus II
Berikut adalah rekapitulasi hasil
Perencanaan Pada
tahap
ini
mempersiapkan
peneliti perangkat
pembelajaran yang terdiri dari Rencana
tes formatif siklus II: Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II
Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) , soal
tes
formatif
dan
alat-alat
Hasil Belajar Kategori
pengajaran yang mendukung.
Siswa Jumlah (orang)
Pelaksanaan
Nilai Tes ≥ 65
24
72,72
Nilai Tes < 65
9
27,28
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 22 November 2013. Adapun
proses
belajar
mengajar
(%)
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 75,39 dan ketuntasan belajar mencapai 28
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
72,72% atau ada 24 siswa dari 33
mendukung.
Selain
siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini
dipersiapkan
lembar
menunjukkan bahwa pada siklus II ini
pengelolaan
pembelajaran
ketuntasan belajar secara klasikal telah
pengajaran
mengalami peningkatan sedikit lebih
observasi aktivitas guru dan siswa.
Terpadu
itu
juga observsi model
dan
lembar
baik dari siklus I. Pelaksanaan Pertemuan pertama siklus III
Refleksi Adanya
peningkatan
hasil
dilaksanakan
Jumat,
6
Desember
belajar siswa ini karena setelah guru
2013.Materi pada pertemuan kali ini
menginformasikan bahwa setiap akhir
lebih difokuskan kepada kekurangan
pelajaran akan selalu diadakan tes,
pada
sehingga pada pertemuan berikutnya
pertemuan pertama siklus III ini, guru
siswa lebih termotivasi untuk belajar.
memberi petunjuk tata cara siswa
Selain itu siswa sudah mulai mengerti
bekerja dalam kelompok.Selanjutnya
apa yang dimaksudkan dan diinginkan
guru menunjukan dan menjelaskan
guru dengan menerapkan pembelajaran
beberapa bagian tumbuhan sebagai
model pengajaran terpadu, namun
bahan makanan manusia dan hewan
belum sesuai dengan kriteria yang
kepada
ditetapkan
membagikan lembar tugas dan lembar
sehingga dengan
dalam perlu
penelitian
diadakan
siklus
III,
ini
tindakan dengan
sebelumnya.Pada
siswa.Setelah
jawaban
pada
itu
peneliti
siswa.Tugas
ini
dikerjakan secara berkelompok.
memperhatikan hasil pengamatan yang dilakukan kolabolator sebelumnya.
siklus
Pertemuan kedua siklus III dilaksanakan Jumat, 13 Desember 2013. Pertemuan kedua ini merupakan
Siklus III
kelanjutan dari pertemuan pertama
Perencanaan
yaitu
Peneliti
mempersiapkan
peningkatan
prestasi
belajar
motivasi sains
dan
tentang
perangkat pembelajaran yang terdiri
ketergantungan manusia dan hewan
dari
pada tumbuhan hijau sebagai sumber
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP), soal tes formatif
makanan
dan
menggunakan metode terpadu.
alat-alat
pengajaran
yang
ini
dilakukan
dengan
29
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Adapun data hasil penelitian
pemahaman siswa terhadap materi
pada siklus III adalah sebagi berikut:
yang disampaikan guru (ketuntasan
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Tes
belajar meningkat dari siklus I, II, dan
Formatif Siswa pada Siklus III Hasil Belajar
(%)
(orang) 30
masing-masing
90,90
tercapai.Berdasarkan
3
0,10
analisis
data, diperoleh motivasi siswa dalam proses
belajar
menerapkan
Nilai Tes < 65
60%,
72,72%, dan 90,90%. Pada siklus III
telah
Jumlah
Nilai Tes ≥ 65
yaitu
ketuntasan belajar siswa secara klasikal
Siswa
Kategori
III)
mengajar
dengan
pembelajaran
model
pengajaran terpadu dalam setiap siklus mengalami
peningkatan.
Hal
ini
berdampak positif terhadap prestasi
Refleksi Adanya peningkatan hasil belajar
belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan
setelah
dengan meningkatnya nilai rata-rata
melaksanakan saran dan masukan dari
siswa pada setiap siklus yang terus
kolabolator atas siklus I dan II maka
mengalami peningkatan.
setelah
siklus
tindakan
III
yaitu
pembelajaran
menggunakan
dengan
metode
terpadu
Simpulan
keberhasilan
Berdasarkan hasil penelitian yang
tindakan yang telah sesuai dengan
telah dipaparkan selama tiga siklus,
kriteria
hasil seluruhpembahasan serta analisis
menunjukkan
adanya
yang
ditetapkan
dalam
penelitian ini, sehingga peneliti tidak
yang
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
disimpulkan bahwa: (1)Pembelajaran model
telah
dilakukan
pengajaran
Terpadu
dapat
dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi
PEMBAHASAN ini
belajar sains. (2)Pembelajaran model
pembelajaran
pengajaran Terpadu memiliki dampak
model pengajaran Terpadu memiliki
positif dalam meningkatkan prestasi
dampak positif dalam meningkatkan
belajar siswa yang ditandai dengan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
peningkatan ketuntasan belajar siswa
dilihat
dalam setiap siklus, yaitu siklus I
Melalui menunjukkan
dari
hasil
penelitian
bahwa
semakain
mantapnya
30
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
(60%0, siklus II (72,72%), siklus III
pengajaran terpadu, sehingga diperoleh
(90,90%).
hasil yang optimal.
(3)Pembelajaran
model
pengajaran Terpadu dapat menjadikan siswa
merasa
perhatian
dan
dirinya
mendapat
kesempatan
untuk
(2) Dalam rangka meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih
menyampaikan pendapat, gagasan, ide
siswa
dan pertanyaan. (4)Siswa dapat bekerja
pengajaran, walaupun dalam taraf yang
secara mandiri maupun kelompok,
sederhana, dimana siswa nantinya
serta
mampu
dapat menemukan pengetahuan baru,
segala
memperoleh konsep dan keterampilan,
tugas individu maupun kelompok.
sehingga siswa berhasil atau mampu
(5)Memungkinkan pembelajaran yang
memecahkan masalah-masalah yang
terpotong – potong sedikit sekali
dihadapinya.
mempertanggungjawabkan
dengan
berbagai
metode
terjadi. Sebab siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu.
DAFTAR RUJUKAN
Sehingga
mendapatakan
Depdikbud. 1995. Metodik Khusus
pengertian mengenai proses dan materi
Pengajaran Ilmu Pengetahuan
yang
Alam di Sekolah Dasar. Jakarta
akan
lebih
pembelajaran
terpadu.(6)Penerapan model
pengajaran
terpadu mempunyai pengaruh positif,
Sapari, Airnaid Drs. 1993. Panduan
yaitu dapat meningkatkan motivasi
Teknik Penulis Karya Tulis Bagi
belajar siswa.
Guru. Surabaya: CV. Kanmia
Tim
Saran (1) pembelajaran
Untuk
melaksanakan
model
pengajaran
terpadu memerlukan persiapan yang
pengembang
PGSD.
Pengembangan Terpadu D II PGSD dan S2 Pendidikan Dasar. Surabaya
cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
Nur, Muh. 2001. Pemotivasian Siswa
topik yang benar-benar bisa diterapkan
untuk
dengan
University
pembelajaran
model
Belajar. Press.
Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
31
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Sukidin,
dkk.
Penelitian
2002.
Manajemen
Tindakan
Kelas.
Surabaya: Insan Cendikia.
Surakhmad, Winarto. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars
32
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
PENERAPAN METODE KOOPERATIF LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD WIHALIN, S.Pd. SDN Sambi II Kecamatan Ringinrejo
ABSTRAK : Bahasa Indonesia sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mernpunyai tujuan yang sama yaitu untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan pola pembelajaran Bahasa Indonesia yang efektif dan efisien di SDN Sambi II Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri dengan menggunakan pendekatan cooperative learning. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Prestasi hasil belajar siswa ketika proses pembelajaran menggunakan penekanan cooperative learning bentuk investigation task maupun problem solving task, menunjukkan bahwa terdapat perkembangan yang semakin meningkat antara skor hasil tes prestasi siswa dari tes pertama hingga tes terakhir. (2) Kualitas pembelajaran yang diselenggarakan guru melalui implementasi pendekatan cooperative learning bentuk investigation taks dan problem solving task menunjukkan optimalnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, ruang lingkup dan cakupan materi, siswa menemukan sendiri informasi tentang materi tersebut. (3) Penggunaan pendekatan Cooperative learning dalam kegiatan pembelajaran ternyata juga dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Pola pembelajaran yang dipergunakan secara tidak langsung mewajibkan siswa untuk selalu siap terlibat dalam kegiatan diskusi dan sejenisnya dalam proses belajar. Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan untuk menggunakan pendekatan cooperative learning dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena dengan menggunakan pendekatan cooperative learning terbukti mampu meningkatkan kerja sama antar siswa dan mampu meningkatkan prestasi belajar.
Kata Kunci: Kooperatif Learning, Bahasa Indonesia, Sekolah Dasar. 33
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Daerah”. Berdasarkan latar belakang
PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia
dapat
berjalan
lancar
perrnasalahan
penelitian
maka tujuan penelitian ini adalah
mencapai sasaran dan tujuan yang
untuk meningkatkan
telah
siswa
ditetapkan,
maka
diperlukan
metode pernbelajaran yang efektif.
tersebut,
mata
hasil
pelajaran
belajar Bahasa
Indonesia.
Diantara metode pembelajaran yang dianggap
cocok
"Cooperative
adalah
metode
Learning".
Untuk
mengetahui cocok tidaknya metode tersebut
diterapkan
dalam
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Metode Cooperative Learning
proses
Salah
satu
metode
pembelajaran Bahasa Indonesia, maka
pembelajaran yang melibatkan siswa
penulis
secara aktif adalah metode cooperative
mencoba
mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan judul
Learning
"Peningkatan Prestasi Pembelajaran
mengajar secara kelompok-kelompok
Bahasa Indonesia Tema "Menjelaskan
kecil, siswa belajar dan bekerja sama
Simbol
untuk memperoleh pengalaman belajar
Daerah"
dengan
Metode
dalam
baik
belajar
Cooperative Learning Siswa Kelas IV
yang
Semester II SDN Sambi II Kecamatan
individu maupun kelompok (Santoso,
Ringinrejo Kabupaten Kediri Tahun
B : 1999). Sedangkan menurut Evelyn
Pelajaran 2010/2011"
Jacob, cooperative learning adalah
Banyaknya
optimal,
kegiatan
pengalaman
metode
metode pembelajaran yang terdiri dari
pembelajaran yang dikemukakan oleh
kelompok kecil yang bekerja sama
para ahli pendidikan. Satu metode
untuk memecahkan dan menyelesaikan
pcmbelajaran mungkin cocok untuk
tugas akademiknya (Jacob, Evelyn :
guru A, tetapi kurang tepat untuk guru
1999). Ada juga yang berpendapat
B,
itu
bahwa cooperative learning adalah
rumusan masalah dalam penelitian ini
merupakan strategi pembelajaran yang
adalah “Apakah penerapan metode
dilakukan agar dapat berinteraksi satu
Cooperative
sama
begitu
seterusnya.
Leraning
Untuk
dapat
lain
meningkatkan pembelajaran Bahasa
kebermaknaan
Indonesia Tema: Menjelaskan Simbol
bekerja
untuk isi
secara
memahami
pelajaran aktif
dan dalam
34
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
menyelesaikan tugas/pelajaran (Hanim,
belajar pada pembelajran cooperative
Zainab : 1997).
terutama difokuskan pada penghargaan
Berdasarkan beberapa teori di
atas struktur tujuan tempat peserta
dapat
bahwa
didik beraktivitas. Menurut pandangan
pembelajaran cooperative merupakan
ini, memberikan penghargaan kepada
metode pembelajaran yang didasarkan
kelompok
atas kerja kelompok yang dilakukan
kelompok akan menciptakan struktur
untuk mencapai tujuan khusus. Selain
penghargaan antar perorangan dalam
itu juga untuk memecahkan soal dalam
suatu
memahami suatu konsep yang didasari
sehingga anggota kelornpok itu saling
rasa tanggung jawab dan berpandangan
memberi
bahwa semua siswa memiliki tujuan
respon terhadap upaya-upaya yang
sama. Aktivitas belajar siswa yang
berorientasi kepada tugas kelompok.
atas
komunikatif
disimpulkan
dan
interaktif,
kelompok
terjadi
dalam kelompok-kelompok kecil.
berdasarkan
penampilan
sedemikian
pungutan
sosial
rupa,
sebagai
Metode cooperative learning diterapkan melalui kelompok kecil
Piaget juga melihat pentingnya
pada semua mata pelajaran dan tingkat
hubungan sosial dalarn pembentukan
umur, disesuaikan dengan kondisi dan
pengetahuan.
situasi
lnteraksi
kelompok
pembelajaran.
Keanggotaan
berbeda secara kualitatif dan juga lebih
kelompok terdiri dari siswa yang
kuat dari pada interaksi orang dewasa
berbeda
dan
mempermudah
kemampuan akademik, jenis kelamin
perkembangan kognitif. Posisi teori
dan etnis, latar belakang sosial dan
Piaget
kooperatif
ekonomi.
ditujukan terutama kepada siswa yang
akademis,
berkemampuan tinggi agar mampu
cooperative learning biasanya terdiri
membangun
sendiri
dari satu orang berkemampuan tinggi,
melalui interkasi dengan lingkungan.
dua orang dengan kemamuan sedang
Dengan demikian ia mampu menjadi
dan
perancah (scaffolding) bagi teman-
kemampuan akademis kurang. Tentang
temannya yang lain.
pengelompokan heterogen ini Johnson
anak
dalam
dalam
belajar
pengetahuan
satu
(heterogen),
Dalam
hal
kelompok
lainnya
baik
dalam
kemampuan pembelajaran
dari
kelompok
Menurut teori motivasi yang
dalam Hanim berpendapat, bahwa
dikemukakan Slavin, bahwa motivasi
cooperative learning bertujuan untuk
35
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
mengkomunikasikan
siswa
belajar.
yang didasarkan pada prinsip natural
Menghindari sikap persaingan dan rasa
setting,
situasional,
kontekstual,
individualis siswa, khususnya bagi
adaptif, dan bergayut dengan realitas
siswa yang berprestasi rendah dan
lapangan.
tinggi. (Hanim : 1997).
mengiventervensi situasi sosial kelas,
Penggunaan
melalui
program
rancangan
pengembangan
Unsur-unsur Metode Cooperative
tindakan kelas dilakukan bertolak dari
Learning
informasi-informasi
Menurut
Roger
yang
David
diperoleh dari suatu realita latar secara
Johnson dalam Anita Lie, tidak semua
wajar serta dari tangan pertama, yaitu
kerja
guru, siswa dan proses-proses yang
kelompok
cooperative
dan
actual
bisa
dianggap
learning.
Untuk
memperoleh manfaat yang diharapkan dari
implementasi
kooperatif,
terjadi
Selanjutnya
prosedur
Roger
pelaksanaan penelitian tindakan kelas
menganjurkan lima unsur penting yang
berbentuk siklus dan direncanakan
harus
dilakukan dalam dua siklus. Setiap
dibangun
dan
pembelajaran
berlangsung.
pembelajaran
Johnson
selama
dalam
aktifitas
intruksional mencakup : a. Saling
siklus ada empat kegiatan pokok, yaitu
ketergantungan
positif
(positif interdependence)
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengawasan/observasi,
b. Interaksi tatap muka (face to face interaction)
evaluasi.
Setiap
dan
tahap
(4)
kegiatan
penelitian dilakukan oleh guru, baik
c. Tanggungjawab
individual
(individual accountability) d. Keterampilan sosial (sosial skill) dan,
dalam
perencanaan,
pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Perencanaan dilakukan pada tahap awal kegiatan penelitian gunanya untuk mengetahui
e. Evaluasi proses kelompok (group
pengetahuan awal siswa. tindakan (act)
debrieving) (Lie, Anita: 2002)
yang dilakukan guru dalam bentuk penggunaan pendekatan cooperative learning dalam kegiatan pembelajaran,
METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini menggunakan
rancangan
kualitatif
berupa
:
investigation
problem task,
solving
task,
kontekstual
36
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
problem. Semua kegiatan tersebut
saling memberi dan saling menerima
dilakukan siswa dalam kelompok.
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
yang
diperoleh
teman
PEMBAHASAN
sekelompoknya,
sehingga
yang
Siklus 1
bersangkutan
a. Tahap Perencanaan (plan)
dalam
Temuan awal dalam siklus 1 penelitian Kualitas
menunjukkan
tidak
bersifat
egois
suatu
materi
memperoleh
pembelajaran.
Siswa
harus
mau
bahwa
membagi dengan teman kelompoknya,
keterlibatan
siswa
dalam
sehingga
proses pembelajaran
masih
belum
bersifat egois dalam memperoleh suatu
optimal. Skor prestasi siswa dari hasil
materi pembelajaran. Siswa harus mau
tes pertama berada dalam kategori
membagi dengan teman kelompoknya
cukup (60,18).
agar prestasi belajar menjadi baik.
Simpulan
temuan
yang bersangkutan tidak
awal
Demikian halnya bila terjadi yang
penelitian di atas merupakan hasil
sebaliknya, siswa harus mau meminta
refleksi peneliti sebagai temuan dari
kepada teman sebayanya.
hasil
b. Tahap Pelaksanaan (Action)
observasi.
Hal
itu
terjadi faktor,
disebabkan
oleh
berbagai
diantaranya
yang
paling
dominan
Pelaksanaan cooperative
pendekatan
learning
bentuk
adalah guru. Guru melalui pendekatan
investigation task dan problem solve
pembelajaran
task dilakukan pada pokok bahasan
yang
dipergunakan
berpengaruh terhadap gaya belajar
yang
siswa,
maupun
misalnya
pembelajaran
berbeda. tugas
Tugas
investigasi
problem
solving
dilakukan hanya dengan ceramah saja,
diberikan sebanyak dua kali, setelah
siswa
tugas selesai siswa mempresentasikan
diminta
menulis,
menggunakan media, langsung
secara tidak
mempengaruhi
pembelajaran yang
tanpa
proses
diselenggarakan
guru di kelas. metode
cooperative learning memungkinkan untuk
kerjanya
di
kemudian ditanggapi
depan dan
kelas, diakhiri
dengan penarikan kesimpulan. Pokok-pokok
Penggunaan
siswa
hasil
pembelajaran cooperative
dengan learning
pelaksanaan pendckatan bentuk
saling mengingatkan,
37
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
investigation task dan problem solve
dikembangkan guru, walaupun guru
task adalah sebagai berikut:
sudah memberikan penjelasan secara
1. Siswa dikelompokkan menjadi
panjang
lebar
terhadap
pola
beberapa kelornpok antara 5-6
pembelajaran yang hendak dilakukan.
siswa.
Hal ini diketahui dari ketidakseriusan
2. Siswa diberi tugas tertentu yang sifatnya investigasi di lapangan. 3. Tugas sifatnya individu, tetapi
siswa
dalam
berkelompok
mengerjakan dan
tugas,
bekerja
Sama.
Bahkan menjadi nampak nyata ketika
dilakukan secara kelompok setiap
waktu rnengumpulkan tugas tinggal 15
siswa membuat laporan.
menit. beberapa di antara anggota
4. Setelah tugas selesai, siswa secara
kelompok terkesan asal-asalan dalam
klasikal mendiskusikan dikelas
mengerjakan tugas, yang penting ada
dengan panduan guru.
yang
5. Evaluasi
dilakukan
secara
individual, tetapi penarikan skor terakhir didasarkan pada yang
diperoleh
setiap
dikumpulkan.
Siswa
kurang
mampu memanfaatkan waktu seefisien mungkin dan cenderung tidak serius.
nilai
Pada kegiatan presentasi hasil
siswa
tugas yang telah diberikan guru untuk
dalam kelompok.
dilaksanakan siswa berebut menolak untuk
c. Tahapan Pengamatan (Observasi) Pengamatan dilakukan selama
tampil
lebih
mempresentasikan walaupun guru
hasil
dahulu tugasnya,
telah menawarkan
kegiatan pembelajaran berlangsung.
beberapa
Temuan
pelaksanaan
menunjukkan salah satu siswa yang
pembelajaran dengan menggunakan
telah mewakili kelompoknya untuk
pendekatan
presentasi
dari
cooperative
learning
kali.
Akhirnya
hasil
guru
investigasinya.
bentuk investigation task dan problem
Demikian halnya dengan tanggapan
solve task di Kelas IV Semester II
balik
SDN Sambi II Kecamatan Ringinrejo
kelompok
sebagai berikut:
presentasi tugas tersebut. hanya ada 1-
Pada
kegiatan
pembelajaran
2
yang
siswa
diberikan lain
yang
siswa
terhadap
atau hasil
mengacungkan
melalui task investigasi, siswa nampak
tangannya untuk memberi tanggapan,
belum siap
walaupun
dengan
pola
yang
guru sudah memberikan
38
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
kesempatan
kepada
mengemukakan
siswa
untuk
tanggapannya
dan
Temuan yang diperoleh dari pelaksanaan
akhirnya kembali harus menunjuk
menggunakan
masing-masing
menunjukkan
kelompok
untuk
pembelajaran
dengan
cooperative
learning
kurang
memberikan tanggapan. Pada akhirnya
keterlibatan
pembelajaran
pembelajaran, walaupun guru sudah
guru
memberikan
siswa
optimalnya
dalam
ringkasan dalam bentuk kesimpulan
berusaha
umum
terhadap
keterlibatannya, ruang lingkup dan
materi yang telah didiskusikan siswa.
cakupan materi pembelajaran lebih
Pada waktu presentasi tugas, terdapat
dominan ditentukan dalam buku, guru
2-3
memberikan
pengayaan
pengembangan
materi,
hasil
siswa
pengkajian
mengacungkan
untuk dipilih sebagai
tangan
pihak yang
untuk
proses
meningkatkan
dan kegiatan
tarnpil lebih dahulu mempresentasikan
pembelajaran banyak didominasi oleh
hasil
guru
siswa, seperti presentasi, mengajukan
menunjuk salah seorang siswa yang
pertanyaan, memberikan tanggapan.
mewakili
Peran guru tidak dominan, tetapi
tugasnya.
Akhirnya
kelompoknya
presentasi
hasil
untuk
pemecahan
sangat
penting
sebagai
fasilitator,
masalahnya. Demikian hanya dengan
moderator dan pengendali kegiatan.
tatkala harus memberikan tanggapan
Suasana belajar kondusif, terjadi reaksi
terhadap hasil presentasi temannya,
aktif dan siswa untuk terlibat dalam
beberapa
kegiatan
siswa
mengacungkan
nampak
tangannya
untuk
temuan
pembelajaran, pada
waktu
Sedangkan pelaksanaan
ditunjuk sebagai pihak yang akan
pembelajaran dengan menggunakan
mengemukakan tanggapan, ide atau
cooperative
pertanyaannya.
adanya: optimalisasi keterlibatan siswa
Pada
pembelajaran, ringkasan,
guru
dan
akhir
memberikan
diakhiri
dengan
dalam
learning
proses
menunjukkan
pembelajaran
lebih
dominan ditentukan sendiri oleh siswa
pembuatan kesimpulan umum hasil
melalui
pengkajian terhadap materi yang telah
tersebut, kegiatan pembelajaran banyak
didiskusikan
didominasi
secara
bersama-sarna
antara guru dengan siswa.
informasi
presentasi,
oleh
tentang
siswa,
mengajukan
materi
seperti
pertanyaan,
memberikan tanggapan. Peran guru
39
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
sebagai
fasilitator,
moderator
dan
pengendali kegiatan.
keterlibatannya dengan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, guru
Suasana
belajar
yang
tetap
memberikan
pengayaan
dikembangkan guru sangat kondusif,
pengembangan
terjadinya reaksi aktif
Selanjutnya pada tahap berikutnya,
untuk
terlibat
dari siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran.
kegiatan
materi
dan
tersebut.
pembelajaran
banyak
didominasi oleh siswa. Peran guru walaupun tidak dominan, tetapi sangat
d. Tahap Refleksi (Reflect) Perkembangan
penting sebagai fasilitator moderator
hasil
belajar
dan
pengendali
kegiatan.
Suasana
siswa dan hasil tes yang dilakukan
belajar kondusif, terjadi reaksi aktif
dapat diketahui, pada tes pertama rata-
dari
rata
kegiatan pembelajaran.
skor
siswa
62,52
(termasuk
kategori cukup), dengan sebaran skor hasil
tes
berada
untuk
terlibat
dalam
Deskripsi di atas didasarkan
rentangan
pada temuan penelitian pada indikasi:
terendah 55 dan tertinggi 70. rata-rata
pola interaksi guru-siswa pada waktu
skor siswa hasil tes kedua adalah 66,18
kegiatan
(termasuk
dalam pola dua arah, walaupun pada
kategori
pada
siswa
baik)
dengan
pembelajaran
sebaran skor hasil tes pada rentangan
awalnya
hanya
satu
terendah 60 dan tertinggi 75. rata-rata
cenderung satu sentries.
berlangsung
arah
dan
skor siswa hasil tes ketiga adalah 67.76 (termasuk kategori baik) dengan
Hasil penelitian yang diperoleh
sebaran skor hasil tes berada pada
secara umum menunjukkan bahwa
rentangan terendah 60 dan tertinggt
suatu kelas yang beriklim demokrasi
70.
secara Deskripsi
kognitif
kemampuan
yang
kualitas
diperoleh siswa dengan kelas lain
yang diselenggarakan
tidak ada perbedaan. Tetapi dari sisi
guru dengan pendekatan cooperative
efektif dan sosial ada perbedaan. Di
learning di awal menunjukkan kurang
kelas demokratis memiliki rasa kerja
optimalnya keterlibatan siswa dalam
sama, toleransi, rasa tanggung jawab
proses pembelajaran, walaupun guru
dan
sudah berusaha untuk meningkatkan
dibandingkan
pembelajaran
setia
kawan dengan
lebih kelas
besar lain,
40
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
perbedaan
yang
paling
mencolok
pembelajaran,
ruang
lingkup
dan
adalah siswa di kelas demokratis
cakupan materi, siswa menemukan
memiliki sikap akomodatif terhadap
sendiri
perubahan
tersebut.
Sedang
suasana
di
kelasnya.
kelompok siswa di kelas
otokratis
lebih
kompetitif
dan
fungsional hanya bila guru hadir, ribut
bila guru tidak hadir
berpandangan
negatif
informasi
ditentukan
tentang
kegiatan
pembelajaran
siswa,
memberikan
materi
guru
hanya
pengayaan
dan
pengembangan materi.
dan
Peran guru sebagai fasilitator,
terhadap
moderator, dan pengendali terjadinya
pekerjaan orang lain.
reaksi aktif dari siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari :
Simpulan Prestasi hasil belajar siswa ketika
proses
pembelajaran
a) Komunikasi yang terjadi antar siswa
ditemukan
berlangsung
menggunakan penekanan cooperative
secara akrab, pola komunikasinya
learning menunjukkan bahwa terdapat
dalam model banyak arah.
perkembangan meningkat
yang
antara
semakin
Skor
hasil
b) Partisipasi siswa dalam kegiatan
tes
kerja kelompok tidak nampak,
prestasi siswa dari tes pertama hingga
walaupun guru sudah memberikan
tes terakhir. Perkembangan ini ditandai
stimulus dalam bentuk pengajuan
dengan adanya peningkatan nilai rata-
pertanyaan-pertanyaan.
rata tiap-tiap tes yang diadakan serta
c) Kepemimpinan
guru
di
kelas
rentang skor. Hal ini menunjukkan
mengarah pada pola kepemimpinan
adanya peningkatan prestasi belajar
demokratis,
siswa ketika kegiatan pembelajaran
menguasai kelas, tetapi dominasi
dilakukan
tetap berada pada siswa, ada
dengan
menggunakan
pendekatan cooperative learning. Kualitas
pembelajaran
diselenggarakan
guru
menunjukkan
keterlibatan
siswa
yang melalui
optimalnya
dalam
nampak
pemberian penguatan, adanya pola
implementasi pendekatan cooperative learning
guru
proses
dialog yang setara antara guru dan siswa. d) Partisipasi belajar aktif siswa relatif tinggi, antara 60 - 70% siswa mengacungkan tangan untuk
41
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
meminta kesempatan
Lie, Anita. 2002. Cooperative
mengemukakan pendapat.
Learning. Jakarta: PT Gramedia
e) Proses dialog yang terjadi antara
Widiasarana Indonesia
guru dan siswa berlangsung secara
Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar
aktif dua arah.
Mengajar, Surabaya : CV Citra Media.
f) Siswa relatif aktif dalam
Santoso,
B.
1999.
mengajukan pertanyaan atau dalam
Learning:
mengemukakan ide.
Teknik
Penggunaan
pendekatan
Cooperative Penerapan
Jigsaw
Pembelajaran
dalam Bahasa
Cooperative learning dalam kegiatan
Indonesia di SLTP. Buletin
pembelajaran
Pelangi Pendidikan Vol.
ternyata
juga
meningkatkan
kemampuan
siswa.
pembelajaran
Pola
dapat belajar yang
No.1. Sunaryanto. 1998. Prestasi Guru
dipergunakan secara tidak langsung
Tentang Pembelajaran
mewajibkan siswa untuk selalu siap
Kooperatif dalam
terlibat dalam kegiatan diskusi dan
Pendidikan IPS. Jurnal
sejenisnya dalam proses belajar. Untuk
Ilmu Penelitian, Jilid 5,
itu perlu adanya kesiapan dalam
No.4.
penguasaan materi. Jadi, ada tuntutan untuk membaca dan mencari bahan secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Dimayati & Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya : University Perss
42
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA POKOK BAHASAN MEMAHAMI ISI NASKAH DRAMA MELALUI KEGIATAN KELOMPOK KALIYATIN
ABSTRAK : Belajar bahasa pada dasarnya bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam melatih berfikir siswa. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan ketajaman berfikir siswa yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya secara logis dan sistematis. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran kooperatif murid kelas VI SDN Purwodadi Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri. Dalam penelitian ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Penggunaan metode demonstrasi pada materi Bahasa Indonesia dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan penguasaan berbicara dan pemahaman siswa dengan beberapa tahapan. Tahapan yang dimaksud adalah: (a) persiapan, (b) aktivitas belajar mengajar, dan (c) tahap pelaksanaan tindakan. Kata Kunci: Drama, Bahasa Indonesia, Penelitian Tindakan Kelas, Sekolah Dasar. A.
dalam kehidupannya secara logis dan
Latar Belakang Belajar bahasa pada dasarnya
bertujuan
untuk
kemampuan untuk
mengungkapkan
menggunakan berbagai
Pembelajaran
bahasa
bahasa
Untuk
pembelajaran komperhensif,
memahami
bahasa guru
yang hendaknya
keperluan.
memilih pendekatan tidak sekedar
Indonesia
berupa paparan yang bersifat hafalan
merupakan salah satu pengetahuan yang mempunyai
sistematis.
dari bagian-bagian tertentu.
peranan penting
Bagi siswa mata pelajaran Bahasa
dalam melatih berfikir siswa. Bahasa
Indonesia dan Sastra sepintas dianggap
Indonesia berfungsi sebagai alat untuk
mudah, namun jika ditelusuri lebih
mengembangkan ketajaman berfikir
mendalam
siswa yang dapat digunakan untuk
mengalami kesulitan, misalnya dalam
memecahkan masalah yang dihadapi
mengungkapkan gagasan dan pesan
ternyata
siswa
banyak
43
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
yang
disampaikan
lain,
berlandaskan PTK, diawali melakukan
menuliskan kembali isi cerita anak,
analisis masalah untuk mengetahui
memparafrase puisi menjadi prosa,
faktor penyebab dalam pembelajaran
cara menerima dan menyampaikan
yang telah dilaksanakan, dilanjutkan
informasi
dengan
secara
orang
lisan/tulis,
siswa
merumuskan
kurang dapat memahaminya (sering
tindakan perbaikan.
terjadi kesalahan) sehingga mengalami
Berdasarkan
kesulitan
untuk
masalah
latar
dan
belakang
mengungkapkan
diatas maka guru sebagai peneliti
kembali. Sehingga dalam pembelajaran
mengambil judul Meningkatkan Hasil
Bahasa Indonesia dan Sastra untuk
Belajar
anak SD perlu mendapat perhatian
Bahasan
yang lebih baik.
Drama Melalui Kegiatan Kelompok Di
Permasalahan
yang
paling
Bahasa
Indonesia
Memahami
Isi
Pokok Naskah
Kelas VI Semester 2 SDN Purwodadi
dominan yang ditemui oleh guru mata
Kecamatan
Ringinrejo
Kabupaten
pelajaran Bahasa Indonesia adalah
Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.
siswa kurang dapat mampu menyerap pesan dan gagasan disampaikan orang lain, siswa kurang dapat menerima dan menyampaikan
informasi
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
secara
belakang di atas, masalah yang
lisan/tulis sesuai dengan konteks dan
akan dibahas dalam Penelitian
keadaannya.
Tindakan
Kelas
“Apakah
penerapan
atas, maka guru mengadakan perbaikan
kelompok
dapat Meningkatkan
pembelajaran dengan menggunakan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia
kaidah
Kelas
Pokok Bahasan Memahami Isi
(PTK). PTK merupakan penelitian
Naskah Drama Di Kelas VI
yang dilakukan guru di dalam kelas
Semester
melalui refleksi diri, dengan tujuan
Kecamatan
untuk
Kabupaten
Sehubungan dengan masalah di
Penelitian
Tindakan
memperbaiki
kinerjanya,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat tindakan
(Wardhani, perbaikan
2
ini
SDN
adalah metode
Purwodadi Ringinrejo
Kediri
Tahun
Pelajaran 2011/2012?”
2004:1.25). pembelajaran
44
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
C.
dengan sesama siswa dalam
Tujuan Penelitian Untuk
menjawab
permasalahan dari
tersebut,
penelitian
ini
suasana gotong royong.
tujuan
b. Bagi guru
adalah
1. Sebagai acuan bagi guru
meningkatkan hasil belajar pada
dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia
mencari
dengan
pembelajaran
penerapan
model
menemukan strategi
dan yang
pembelajaran kooperatif murid
bervariasi sehingga dapat
kelas
Purwodadi
memperbaiki
Ringinrejo
meningkatkan
VI
SDN
Kecamatan Kabupaten Kediri.
dan sistem
pembelajaran di kelas. 2. sebagai
D.
dan
dalam
Manfaat Penelitian Dengan
bahan
penelitian
tindakan kelas ini diharapkan
penyusunan
profesi keguruan. c. Bagi sekolah
lain:
1. Sebagai
bahan
a. Bagi siswa
dalam
1. sebagai salah satu motivasi
pengembangan
evaluasi
penyusunan
siswa untuk meningkatkan
sekolah.
pemahaman secara mandiri
2. Memberikan
pembelajaran
dan
pengembangan tugas-tugas
akan memberikan manfaat, antara
terhadap
evaluasi
dan
kebijakan
kontribusi
materi
yang berarti dalam rangka
Bahasa
perbaikan pembelajaran di
Indonesia.
sekolah.
2. merangsang siswa untuk mengembangkan
E. Motode
kemampuan berfikir dan
Kooperatif
berimajinasi. 3. mendorong
Sebenarnya siswa
dalam
mengembangkan keterampilan
Pembelajaran
pembelajaran
kooperatif
merupakan ide lama.Pada awal bekerja
abad
pertama
filosofberpendapat
seseorang bahwa
45
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
untuk dapat belajar, seseorang
keterampilan
harus
memiliki
membantu mereka dapatbekerja
situlah
sama dengan baik,memberikan
ide pembelajaran kooperatif itu
penjelasan dengan baik dan
berkembang
mengajukan pertanyaan dengan
(Nur,2005:14).Pembelajaran
baik.
yang bernaung dalam metode
Dalam
pasangan/teman.Dari
konstruktivistik
adalah
pembelajaran
kooperatif.
khusus
kooperatif
terdapat
berbagai metode sebagai berikut : 1) Student Teams-Achivement
Muncul dari konsep bahwa
Divisions
siswa
yangmenggunakan
akan
menemukan
lebih dan
mudah
memahami
untuk
langkah
(STAD), satu
pengajaran
di
konsep yang sulit jika mereka
kelas dengan menempatkan
saling
siswa
berdiskusi
dengan
ke
dalam
tim
temannya. Siswa secara rutin
campuran
bekerja dalam kelompok untuk
prestasi, jenis kelamindan
saling membantu memecahkan
suku.Akhirnya
masalah-masalah
yang
siswa
dikenai
problem
kompleks.Jadi, hakekat sosial
(kuis)
berkaitan
dengan
penggunaan kelompok sejawat
materi dan sesama anggota
menjadi
tim, saat mengerjakan kuis,
aspek
utama
berdasarkan
seluruh
dalampembelajaran
siswa tidak boleh saling
kooperatif.Pembelajaran
membantu.
kooperatif dilakukan dengan
2) Teams–Assisted
empat siswa yang berbeda-beda
Individualization
dari
yang
segi
ukuran
kemampuan
kelompok.Siswa
ditempatkan kelompok
atau
kedalam kooperatifdan
tinggal bersama sebagai satu kelompok hari.Mereka
untuk
beberapa dilatih
lebih
(TAI)
menekankan
pengajaran individualmeskipun
tetap
menggunakan
pola
kooperatif. 3) Cooperatif
Integrated
Reading and Composition
46
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
(CIRC)
adalah bagian
metode
koopertif
yang
yang dialami, tampak dari kiprahnya.
Kemudian,
komprehensifatau luas dan
parasiswa kembali ketimny
lengkap
dan
untuk
pembelajaran
membaca
dan menulis untuk kelas tinggi.Dalam
CIRC,
bergantian
menceritakan hasilnya. 5) Belajar Bersama(learning together).
Metode
ini
siswadikelompokan
memperlibatkan
siswa
berdasarkan
yang
dalam
perbedaan
masing-masing empat
sebanyak
orang.Mereka
bekerja
kelompok
beranggotakan
empat
atau
lima
terlibat ke dalam rangkaian
siswaheterogen
kegiatan bersama, temasuk
menangani tugas tertentu.
saling membacakan satu
Kemudian,
sama yang lainnya,menulis
melaporkan
tanggapan terhadap cerita,
Metode belajar bersama
saling membuat ikhtisar,
lebih
berlatih
padapembinaan kerjasama
pengejaan
serta
pembedaharaan kata. 4) Jigsaw,
Dalam
untuk
mereka tugas
itu.
mengarah
dan keberhasilannya. jigsaw
6) Penelitian
Kelompok
siswa dikelompokan dalam
(GroupInvestigation)
tim
merupakan
beranggotakanenam
orang akademik dibagi-bagi
mempelajari yang
telah menjadi
organisasi Siswa
rencana kelas
umum.
bekerja
dalam
kelompokkecil
dengan
beberapa subbab.Misalnya,
menggunakan
inkuiri
dari enam orang anggot
kooperatif
akelompok
kooperatif yang bercirikan
saat
(pembelajaran
mempelajar itema tokoh
penemuan
besar,
kelompok dan perencanaan
masing-masing
mempelajari riwayat hidup,
diskusi
serta proyek kooperatif.
prestasiawal, kemunduran
47
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Model kooperatif model
pembelajaran
penghargaan
model
merupakan
suatu
pembelajaran yang lain.Dalam
pembelajaran
yang
proses pembelajaran
mengutamakan
adanya
dengan
model pembelajaran kooperatif,
kelompok-kelompok.Setiap
siswa didorong untuk bekerja
siswa
sama
yang
ada
kelompok tingkatan
dalam
mempunyai kemampuan
yang
pada
bersamadan
suatu
tugas
mereka
harus
mengkoordinasikan
usaha
berbeda-beda (tinggi, sedang,
untuk menyelesaikantugas yang
dan
diberikan guru. Tujuan model
rendah)
dan
memungkinkan kelompok
juga anggota
berasal
kooperatif
ras,
adalah hasil belajar akademik
budaya, suku yang berbeda
siswa meningkat dan siswa
serta
dapat
kesetaraan
memperhatikan gender.
pembelajaran mengutamakan dalam
dari
pembelajaran
Model kooperatif
kerja
sama
menyelesaikan
permasalahan
untuk
menerima
berbagai
keragaman dari temannya, serta pengembangan sosial.
ketrampilan
Menurut
Ibrahim
(2005:6-7) unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif
menerapkan pengetahuan dan
sebagai berikut.
keterampilan
rangka
1) Setiap anggota kelompok
mencapai tujuan pembelajaran.
(siswa) bertanggungjawab
Menurut Ibrahim (2005:2-4)
atas segala sesuatu yang
semua model mengajar ditandai
dikerjakan
dengan adanya struktur tugas,
kelompok.
dalam
struktur tujuan dan struktur penghargaan.Struktur
tugas,
dalam
2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui
struktur tujuan dan struktur
bahwa
penghargaan
kelompok mmpunyai tujan
pembelajaran
pada
model kooperatif
berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur
semua
anggota
yang sama. 3) Setiap anggota kelompok (siswa)
harus
membagi
48
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
tugas dan tanggung jawab
kemampuan tinggi , sedang
yang
danjika mungkin anggota
sama
diantara
anggota kelompoknya.
kelompok bersal dari ras,
4) Setiap anggota kelompok
budaya, suku yang berbeda
(siswa)
akan
dikenai
evaluasi.
memperhatikan
kesetaraan gender.
5) Setiap anggota kelompok (siswa)
berbagi
kepemimpinan
dan
membutuhkan
bersama
3) Penghargaan
lebih
menekankan
pada
kelompok
dari
pada
masing-masing individu.
keterampilan untukbelajar selama
proses
belajarnya.
4) Dalam
pembelajaran
kooperatif
dikembangkan
diskusi
6) Setiap anggota kelompok (siswa)
serta
akan
dan
komunikasidengan
tujuan
diminta
agar siswa saling berbagi
mempertanggung jawabkan
kemampuan, saling belejar
secara individual materi
berpikir
yang
menyampaikan
ditangani
dalam
kelompok kooperatif. Masih menurut Ibrahim (2005:6-ciri-ciri pembelajaran
model kooperatif
sebagai berikut. 1) Siswa
dalam
secara menyelesaikan
kritis,
saling pendapat,
saling
memberi
kesempatan
menyalurkan
kemampuan,
saling
membantu belajar, saling menilai kemampuan dan
kelompok
peranan
kooperatif
maupun teman lain.
materi
diri
sendiri
Berdasarkan
beberapa
belajar sesuai kompetensi
konsep di atas, maka metode
dasar yang akan dicapai.
pembelajaran kooperatif adalah
2) Kelompok dibentuk dari siswa
yang
memiliki
metode siswa
pengajaran bekerja
kemampuan yangberbeda-
kelompok
beda
membantu
baik
tingkat
kecil
dimana
samadalam dan
dalam
saling belajar.
49
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Pembelajaran memiliki
kooperatif dampak
positifterhadap
siswa
pembelajaran yangsesuai, perlu
yang
adanya perangkat yang sesuai
yang
pula.
rendah hasil belajarnya, karena siswa
yang
rendah
hasil
F.
Pembelajaran
belajarnya dapat meningkatkan
Kooperatif
motivasi,
Menulis
hasil
belajar
dan
penyampaian materi pelajaran yang
lebih
lama.
Agar
Model
Membaca
dan
Cooperative Integrated Reading
and
pembelajaran kooperatif dapat
(CIRC)
merupaka
berjalan dengan baik siswa
program komprehensif untuk
terlebih
pengjaran
dahuludilatih
Composition
membaca
keterampilan-keterampilan
menulis
pada
kelas
kooperatif
sekolah
dasar
dan
sebelum
pembelajaran
kooperatif
itu
digunakan.Hal ini dilakukan agar
siswatelah
menengah
memiliki
tinggi sekolah pertama
Menurut (2004:35)
untuk
bahwa
pembelajaran
dan
(Nur,2005:12)
keterampilan yang diperlukan satuan
suatu
Suyatno mengemukaan
(CIRC)adalah
bagian
kooperatif
yang
tertentu.Keterampilan
metode
kooperatif yang dilatih seperti
komprehensif atau luas dan
mengajukan
lengkap
menjawab
pertanyaan, pertanyaan
menanggapi, ide
berada
menyampaikan
atau
mendengarkan dalam
sebagainya.
atau
pendapat, secara tugas, Agar
baikseperti
pembelajaranmembaca
menulis kelas tingg.Rangkaian belajar
kooperatif
teknik
Cooperative
Integrated
dan
Readingand
Composition
tujuan
yang
(CIRC). 1. Selain
membaca
bekerja
selain
memahami
model
dan
menulis siswa juga dapat
tercantum dalam kurikulum, digunakan
dan
aktif,
pembelajaran mencapai sasaran dengan
untuk
sama
untuk
50
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
idepokokdanketerampilanp emahaman yang lain.
1. Siklus
Model Kooperatif
2. Pada aktivitas Cooperative Integrated
Reading
Pembelajaran
and
Kooperatif darisiklus
terdiri kegiatan
Composition (CIRC) siswa
pembelajaran yang tetap
melakukan
sepertidiuraikan di bawah
langkah-
langkah yaitu mengikuti
ini.
urutan
a) Mengajar
intruksi
guru,
latihan tim, aresmen awal
Kegiatan pembelajaran
tim, dan kuis. Siswa tidak
diawali
akan diberi kuis sampai
presentasi
teman
pelajaran
sesama
timnya
menentukan,bahwa mereka siap.
Penghargaan
timberupa
sertifikatyang
diberikan
kepada
dengan materi oleh
guru
kelas. b) Belajar Dalam Tim Guru membagi siswa dalam
kelompok-
timberdasarkan kinerjarata-
kelompok kecil yang
rata dari semua anggota
beranggotakan
timpada
sampai 5 orang, terdiri
semua
4
kegiatanmembaca menulis
dari
tersebut.
siswa
perempuan,
bekerja pada bahan yang
mempunyai
sesuaidengan
tingkat
kemampuan awal yang
membacamereka,
mereka
bervariasi.Sebelum
Karena
laki-laki
memiliki kesempatan yang
kegiatan
sama
dimulai,
untuk
Kontribusi timnya
berhasil. siswakepada
didasarkan
pada
skor kuis mereka dan karya
dan dan
belajar guru
menyiapkan
sudah nama-
nama dalam kelompok. c) Tes
tulis akhir mandiri, yang
Penilaian
menjamin tanggung jawab
dengan
(Nur, 2005:13).
menyuruh
dilakukan cara
guru
51
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
siswamenulis karangan
diberikan
narasi
belajar
berdasarkan
media
yang
telah
diterima.
selama menulis
karangan narasi. c) Mintalah anggota tim bekerja sama mengatur
2. Langkah-Langkah Membentuk
Kelompok
bangku mereka.Anjurkan agar
Kooperatif a) Bagaimana kedalam
siswa
siswa pada tiap tim
kelompok,
bekerja sama. Setiap
masing-masing dari
terdiri
anggota
kelompok
4-
hendaknya
saling
5anggota.Membuat tim
mengecek
pekerjaan
menjadi5
anggota
diantara sesama teman
hanyajika jumlah siswa
dalam satu kelompok.
tidak
dibagi
Beri penekanan kepada
anggota.
siswa bahwa mereka
Untuk
menempatkan
tidak boleh mengakhiri
siswa
kedalam
dapat
menjadi
4
kelompok,
urutkan
kegiatan
belajar
sampaimereka
mereka dari atassampai
seluruh
kebawah
berdasarka
benar-benar
nkinerja
akademik
tertentu
dan
bagilah
yakin
anggota
tim sudah
selesai
menulis
karangan
daftar siswa dari tiap
narasi.Apabila
penempatan
itu
memiliki
pertanyaan
menurut
mintalah
mereka
berimbang
siswa
jenis kelamindan asal
mengajukan pertanyaan
suku.
itu kepada teman satu
b) Buatlah lembar kerja siswa
(LKS)
pelajaran direncanakan
untuk yang
timnya
sebelum
mengajukan pertanyaan kepada guru.
untuk
52
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
d) Pada saat siswa sedang
Langkah 3 : Memberikan keterangan
bekerja dalam tim, guru
untuk saling bekerja sama dan saling
berkeliling
dalam
bertanya. Setiap anggota kelompok
kelas
untuk
saling mengecek pekerjaan diantara
memberikan
pujian
sesama teman dalam satu kelompok,
di
kepada
tim
yang
bekerja
baik,
dan
secara
bergantian,
tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai mereka yakin seluruh anggota tim benar-benar sudah selesai
duduklah bersama tiap-
dan bertanya kepada kelompok
tiap
Langkah 4: Memberi dorongan dan
tim
untuk
memperhatikan
pujian.
bagaimana
Pada saat siswa sedang bekerja dalam
anggota-
anggota tim itu bekerja. Berdasarkan
memperhatikan bagaimana anggota tim
beberapa konsep di atas, maka
adalah suatu pembelajaran
adanya
itu bekerja.
metode
pembelajarankooperatif
yang
tim guru berkeliling sambil
3.
Teknik Bercerita Berpasangan (Paired Story telling)
mengutamakan kerjasama
Teknik mengajar Bercerita
pada
Berpasangan (Paired Storytelling)
setiap kelompok-kelompok
dikembangkan sebagai pendekatan
belajar.
interaktif antara siswa, pengajar,
Langkah-langkah Membentuk
dan bahan pelajaran. Teknik ini bisa
Kelompok
digunakan
dalam
Langkah 1 : Siswa membentuk
pembelajaran membaca, menulis,
kelompok, masing-masing terdiri 4-5
mendengarkan, ataupun berbicara.
anak
Teknikini bisa digunakan juga
dalam
satu
kelompok
berdasarkan yang sudah ditentukan
dalam beberapa mata pelajaran,
Langkah2 : Guru membagikan LKS,
seperti ilmu pengetahuan sosial,
masing-masing
agama, dan bahasa (Lie, 2004 :
kelompok/individu
mendapat LKS yang akan dikerjakan
70).
53
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Aplikasiteknik
ini,
guru
diberikan
memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu
siswa
menjadi
dua
bagian. b.
mengaktifkan
Sebelum bahan pelajaran diberikan,
pengajar
skemata ini agar bahan pelajaran
memberikan
lebih bermakna. Dalam kegiatan
mengenai topik yang akan
ini
dibahas
siswa
dirangsang
mengembangkan
untuk
pengenalan
dalam
bahan
kemampuan
pelajaran untuk hari itu.
berimajinasi.
Pengajar bisa menuliskan
Pemikiran mereka akan dihargai
topik di papan tulis dan
sehingga siswa merasa makin
menanyakan apa yang siswa
terdorong untuk belajar. Selain
ketahui
itu,siswa bekerja dengan sesama
tersebut.
berfikir
siswa
dan
dalam
gotong
c.
Siswa dipasangkan.
royong dan mempunyai banyak
d.
Bagian
kesempatan informasi
untuk dan
keterampilan Bercerita
suasana
mengenai
pertama
diberikan kepada siswa yang
meningkatkan
pertama, sedangkan siswa
Berpasangan
yang
bisa
digunakan untuk semua tingkatan
kedua
e.
Kemudian disuruh
4.
mendengarkan
Kerja
Teknik
Berdasarkan
f. poin
membaca
atau bagian
Sambil membaca/mendengarkan,
2.2.1 di atas, cara kerja
siswa disuruh mencatat dan
teknik bercerita berpasangan
mendaftar
(pairedstorytelling)
kata/frase kunci yang ada
adalah
sebagai berikut : a.
siswa
mereka masing-masing.
Berpasangan
(Paired Storytelling)
menerima
bagian yang kedua.
usia anak didik. (Lie, 2004 :71)
Bercerita
bahan
mengolah
berkomunikasi.
Cara
topik
dalam
Pengajar membagi bahan pelajaran
yang
akan
beberapa
bagian
masing-
masing. g. Setelah
selesai
membaca siswa saling
54
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
menukar
daftar
n bagian yang kedua
kata/frase kunci dengan
menuliskan apa yang
pasangan
terjadi
masing-
sebelumnya
masing (dalam kegiatan
(dalam hal ini siswa
ini
membuat
mulai mengembangkan
kata-kata
draf
siswa
draf/susunan yang
akan
dikembangkan menjadi sebuah cerita). h. Sambil
yang
ditulisnya
harus
bagian
bahan
telah
saja,
versi
karangan sendiri tidak
ingat/memperhatikan yang
sehingga
menjadi sebuah cerita). i. Tentu
mengingat-
telah
sama
dengan
sebelumnya.
dibaca atau didengarkan
Tujuan
sendiri, masing-masing
bukan
siswa berusaha untuk
mendapatkan
mengarang bagian lain
yang benar, melainkan
yang
untuk
belum
kegiatan
ini untuk
jawaban
meningkatkan
dibaca/didengarkan
partisipasi siswa dalam
(atau
kegiatan
yang
sudah
dibaca/didengarkan
mengajar.
pasangannya)
selesai
belajar
dan
Setelah menulis,
berdasarkan
kata-
beberapa siswa diberi
kata/frase-frase
kunci
kesempatan
untuk hasil
dari
pasangannya.
membacakan
Siswa
yang
karangan mereka.
telah
membaca/mendengarka
j. Siswa/guru
memberi
n bagian yang pertama
komentar terdap hasil
berusaha
pekerjaan siswa.
apa
menuliskan
yang
terjadi
k. Siswa yang diberikan
selanjutnya. Sementara
komentar
itu,
untuk
siswa
yang
membaca/mendengarka
berusaha memperbaiki
hasil pekerjaan mereka
55
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
(kegiatan ini termasuk dalam tahapan editing).
5. Rambu-rambu Pembelajaran
l. Hasil pekerjaan siswa
Indonesia SD
kemudian dikumpulkan
Bahasa
kepada
guru
untuk
dinilai.
peran
Bahasa
memiliki
sentral
dalam
perkembangan intelektual,
m. Untuk memberikan
lebih
sosial,
semangat
peserta
dan
didik
kepada siswa, karya-
merupakan
karya
keberhasilan
mereka
emosional dan
penunjang dalam
dipublikasikan di depan
mempelajari semua bidang
kelas, diabadikan serta
studi. Pembelajaran bahasa
diberikan
diharapkan
hadiah
membantu
(kegiatan ini termasuk
peserta
dalam
dirinya, budayanya, dan
tahapan
publikasi).
didik
budaya
n. Kemudian,
pengajar
mengenal
orang
mengemukakan
lain, gagasan
membagikan
bagian
dan perasaan, berpartisipasi
cerita
belum
dalam
yang
masyarakat
yang
terbaca kepada masing-
menggunakan
masing
Siswa
tersebut, dan menemukan
bagian
serta
siswa.
membaca tersebut. o. Kegiatan
bahasa
menggunakan
kemampuan analitis dan ini
bisa
diakhiri dengan diskusi
imajinatif yang ada dalam dirinya.
mengenai topik dalam
Pembelajaran
bahan pengajaran hari
bahasa Indonesia diarahkan
itu.
untuk
Diskusi
dilakukan
bisa antara
meningkatkan
kemampuan peserta didik
pasangan atau dengan
untuk
seluruh kelas.
dalam
berkomunikasi bahasa
Indonesia
dengan baik dan benar,
56
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
baik secara lisan maupun
menumbuhkan
tulis, serta menumbuhkan
penghargaan
apresiasi
hasil karya kesastraan
terhadap
hasil
karya kesastraan manusia
dan
Indonesia.
bangsa sendiri;
Standar kompetensi mata
pelajaran
hasil
terhadap
intelektual
2. Guru
dapat
Bahasa
memusatkan perhatian
Indonesia
merupakan
kepada pengembangan
kualifikasi
kemampuan
kompetensipeserta
minimal peserta didik yang
didik
menggambarkan
menyediakan berbagai
penguasaan
kegiatanberbahasa dan
pengetahuan,
keterampilan
berbahasa,
dan sikap positif terhadap bahasa
dan
sastra
Indonesia.
Standar
dengan
sumber belajar; 3. Guru lebih mandiri dan leluasa
dalam
menentukan bahan ajar
kompetensi ini merupakan
kebahasaan
dasar bagi peserta didik
kesastraan
untuk
dengan
memahami
merespon
situasi
regional,
nasional,
dan lokal, dan
global.
dan sesuai kondisi
lingkungan sekolah dan kemampuan
peserta
didiknya; Standar kompetensi
4. Orang
tua
mata pelajaran bahasa dan
masyarakat
sastra
secara
Indonesia
diharapkan dapat: 1. Peserta
didik
dapat
mengembangkan potensinya dengan kebutuhan,
aktif
terlibat
pelaksanaan
program
kebahasaan
kesastraan
sesuai
sekolah;
kemampuan,
5. Sekolah
minatnya, serta dapat
dapat
dalam
dan
dan
dan
di
dapat
menyusun
program
pendidikan
tentang
57
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
kebahasaan
dan
kesastraan
3. Memahami
sesuai
bahasa
Indonesia
dan
dengan keadaan peserta
menggunakannya
didik
dengan tepat dan kreatif
dan
sumber
belajar yang tersedia; 6. Daerah
unruk berbagai tujuan
dapat
4. Menggunakan
bahasa
menentukan bahan dan
Indonesia
untuk
sumber
meningkatkan
belajar
kebahasaan
dan
kesastraan dengan
kemampuan intelektual
sesuai
kondisi
kekhasan
serta
dan
emosional dan sosial
daerah
dengan
kematangan
5. Menikmati
tetap
dan
memanfaatkan
karya
memperhatikan
sastra
untuk
kepentingan nasional.
memperluas wawasan,
Mata
pelajaran
memperhalus
budi
bahasa Indonesia bertujuan
pekerti,
serta
agar peserta didik memiliki
meningkatkan
kemampuan
pengetahuan
sebagai
berikut:
kemampuan berbahasa
1. Berkomunikasi
secara
6. Menghargai
efisien
membanggakan
dan
efektif
dan
sesuai
dengan
etika
Indonesia
yang
berlaku,
baik
khazanah budaya dan
secara
lisan
maupun
intelektual
tulis 2.
dan
sastra sebagai
manusia
Indonesia.
Menghargai
dan
bangga
menggunakan
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian Penelitian
ini
persatuan dan bahasa
menggunakan jenis penelitian
Negara
tindakan
dengan
metode
58
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
”Classroom Action Research”
dalam
yang
menulis
disingkat
penelitian
CAR
atau
tindakan
(PTK).
kelas
Siklus action
research dalam tindakan
pembelajaran dengan
teknik
penerapan
model pembelajaran kooperatif. 2.
Jenis data
penelitian kelas
kemamapuan
Jenis data dalam penelitian
ini
iniadalah
dapatdigambarkan
data
kuantitatif
dan
kualitatif yang terdiri atas (a)
(divisualisasikan)
oleh
rencana
Suharsimi Arikunto (2006: 16)
pelaksanaan
pembelajaran, (b) hasil belajar siswa dan (c) hasil observasi
B.
Lokasi dan Subjek Penelitian
selama
kegiatan
Lokasi penelitian ini di kelas
menyangkut tingkat kemampuan
VI SD Negeri Purwodadi Kecamatan
siswa
Ringinrejo Kabupaten Kediri dengan
memecahkan masalah.
subjek penelitian ini adalah siswa kelas VItahun
pelajaran
3. a.
2011/2012sebanyak 25 siswa. C.
Penelitian
Tindakan
menulis
yang
dan
Cara pengumpulan Data Data hasil belajar diambil dengan menggunakan tes kepada siswa, berupa pretes dan posttes.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
dalam
belajar
data
dalam
Kelas
(PTK)
b.
Data (proses)
termasuk pada tahap observasi. Oleh
situasi
pembelajaran
diambil
dengan
menggunakan lembar observasi.
karena itu, teknik utama pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
D.
Teknik Analisis Data
pengamatan. Dalam hal ini dengan
Analisis data dalam Penelitian
mengamati pelaksanaan pembelajaran
Tindakan Kelas (PTK) masuk pada
menulis
VISDN
tahap refleksi. Analisis data dilakukan
teknikkegiatan
pada tahap refleksi setiap siklus. Data
Purwodadi
siswa dengan
kelas
kelompok secara menyeluruh.
proses (situasi pembelajaran) dianalisis
1.
dengan cara menata, menyajikan, dan
Sumber data Sumber
data
penelitian
ini
menyimpulkan
hasil
observasi.
adalah siswa dan proses belajar siswa
Adapun data hasil dianalisis dengan
kelas VISDN Purwodadi khususnya
menilai hasil karangan siswa.
59
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Analisis data dilakukan pada
berbicara siswa telah mencapai nilai
tahap refleksi setiap siklus. Dalam hal
70.Artinya, 70% siswa memperoleh
ini, akan menggunakan model alir
rerata nilai lebih besar atau sama
(flow model) dari Miles dan Huberman
dengan 70.
(1992:16-20). Teknik ini terdiri atas tiga fase kegiatan, yaitu: (1) mereduksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
data, yakni kegiatan pemilahan data-
A.
data
yang
relevan,
penting,
Hasil Penelitian
dan
1.
Siklus Pertama
bermakna untuk menjelaskan sasaran
Sesuai
dengan
analisis dengan cara membuat fokus,
perencanaan tindakan, pertama-
klasifikasi, dan abstraksi data kasar
tama
menjadi data bermakna; (2) penyajian
beberapa soal dan memberikan
data, berupa narasi-deskripsi dan visual
kesempatan
gambar agar mudah dipahami, lalu
masing siswa untuk menjawab
disajikan secara sistematis dan logis;
semua
dan
diberikan.
(3)
penarikan
verifikasi
data
simpulan untuk
dan
menguji
guru
membagikan
kepada
soal
yang
telah
ini
untuk
Hal
memperoleh
masing-
gambaran
awal
kebenaran, kekokohan, dan kecocokan
tentang
dari semua fakta yang dihimpun
penguasaan
sehingga mencapai tingkat validitas
menggunakan metode klasikal,
yang akurat.
tanpa metode demonstrasi.
Kriteria keberhasilan tindakan
kemampuan materi
Melalui
latihan
dengan
yang
dilihat dari dua segi, yakni proses dan
diadakan, diperoleh data awal
produk (hasil). Dari
kemampuan
tindakan
penelitian
segi ini
proses,
dikatakan
penguasaan
sebagai berikut:
berhasil jika respons tindakan dalam semua
tahapan
pembelajaran
Tabel 1. Kemampuan Penguasaan
dilaksanakan oleh sebagian besar atau semua
siswa
(berkategori
Materi siklus I NO
Nama
Nilai
baik).Sementara itu, dilihat dari segi produk
(hasil),
tindakan
dianggap
berhasil jika kualitas keterampilan
1
Aan Junaidi Muslimin
60
2
Almotakim
70
60
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
3
Anam
65
Setelah melalui proses
4
Andik Dwi Prasetyo
70
pembelajaran dengan metode
5
Angga Permana Putra
60
demonstrasi,
6
Anisa Julia Irmawati
80
membagikan soal ujian kepada
7
Dwi Nurhayati
75
masing-masing
8
Dwi Tri Ratnasari
60
memperoleh gambaran tentang
9
Eka Fatmawati
75
kemampuan
10
Eki Ardi Ansyah
75
mendapatkan
metode
11
Eko Zuliasmi Sulaiman
60
pembelajaran
demonstrasi.
12
Erike Ismarawati
80
Berikut hasil tes siswa pada
13
Erra Fazira
60
siklus kedua:
14
Esti Puspitasari
65
15
Eva Nur Indah Sari
70
16
Evida Sydney C.A.
60
17
Fandy Ryan Setyawan
65
18
Feni Roro Manis
70
19
Fitan Devinal
60
20
Guntur Saifulloh P
60
21
Harmono
60
22
Ike Nadhifatul Limanah
70
23
Istiana Wigati
65
24
Miftahul Huda Alamsyah
70
25
Moh.Rizqi Nurdiansyah
60
Rata-rata
Berdasarkan
66,6
siswa
siswa
kembali
untuk
setelah
Tabel 2. Kemampuan Penguasaan pada siklus 2 N
Nama
Nilai
1
Aan Junaidi Muslimin
80
2
Almotakim
95
3
Anam
85
4
Andik Dwi Prasetyo
75
5
Angga Permana Putra
85
6
Anisa Julia Irmawati
85
7
Dwi Nurhayati
80
8
Dwi Tri Ratnasari
75
9
Eka Fatmawati
85
10
Eki Ardi Ansyah
80
O
Eko Zuliasmi
hasil
75
11
Sulaiman
yang tidak tuntas dalam belajar,
12
Erike Ismarawati
80
dan nilai rata-rata kelas yang
13
Erra Fazira
70
rendah yaitu 66,6
14
Esti Puspitasari
70
Siklus Kedua
15
Eva Nur Indah Sari
70
16
Evida Sydney C.A.
85
tersebut, masih banyak siswa
2.
guru
61
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
17
Fandy Ryan Setyawan
70
pada siklus I menjadi 25 siswa (100%)
18
Feni Roro Manis
75
pada siklus II.
19
Fitan Devinal
80
20
Guntur Saifulloh P
75
Demonstrasi,
21
Harmono
80
kualifikasi
Limanah
23
Istiana Wigati
95
Alamsyah
85
Rata-rata
yang
jika
lebih guru
baik hanya
Dari data-data di atas, dapat kesimpulan
penggunaan
metode
bahwa demonstrasi
dapat meningkatkan prestasi siswa.
79,8
Dari hasil tes siklus kedua, siswa
memiliki
pada pembelajaran Bahasa Indonesia
Nurdiansyah
seluruh
nilai
ditarik 75
Moh.Rizqi 25
siswa
metode
menggunakan metode klasikal biasa.
85
Miftahul Huda 24
memakai
dibandingkan
Ike Nadhifatul 22
Dengan
dinyatakan
tuntas
SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan Dari hasil analisis pembahasan
dengan nilai rata-rata kelas sebesar
masalah. Dalam penelitian ini dapat
79,8. B.
Pembahasan
ditarik
1.
Tes Hasil Belajar Siswa
berikut:
Dari
hasil
tes
yang
telah
1.
suatu
kesimpulan
sebagai
Penggunaan metode demonstrasi
dilakukan pada siklus I dan siklus II,
pada materi Bahasa Indonesia
dapat disimpulkan bahwa terdapat
dalam
peningkatan hasil belajar siswa antara
meningkatkan
siklus I dan Siklus II.Ditunjukkan
penguasaan
berbicara
dengan meningkatnya nilai rata-rata
pemahaman
siswa
siswa dan jumlah siswa yang tuntas
beberapa tahapan. Tahapan yang
belajar.Bahwa
siswa
dimaksud adalah: (a) persiapan,
mengalami kenaikan dari 66,6 pada
(b) aktivitas belajar mengajar,
siklus I menjadi 79,8 pada siklus II.
dan
Ketuntasan belajar juga mengalami
tindakan.
rata-rata
rangka
(c)
untuk kemampuan
tahap
dan dengan
pelaksanaan
peningkatan dari 10 siswa yang tuntas
62
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
2.
Jika
dibandingkan
penggunaan biasa
metode
(siklus
demonstrasi
I),
dengan
pembelajaran,
klasikal
akhirnya
metode
meningkatkan
(Siklus
II)
yang akan
pada dapat
kualitas
dan
kredibilitas sekolah.
mendapatkan hasil yang lebih baik. Dapat dilihat dari rata-rata siswa
yang
1.
Tatabahasa
Baku
Bahasa Indonesia.Jakarta : Depdikbud
79,8. Selain itu, jumlah siswa
_______. 1995. Kamus Besar Bahasa
yang
juga
Indonesia.Jakarta :Depdikbud
dari
Jehan,
tuntas
belajar
peningkatan,
W.
George
Berbicara
tuntas, pada penerapan metode
Efektif.Jakarta : Gunung Jati
demonstrasi, siklus II, seluruh
N.K., Roetiyah. 2001. Strategi Belajar
siswa atau 25 siswa (100%)
Mengajar. Jakarta : Rinneka Cipta
tuntas.
Nurhadi dan Gerrad Senduk.2003.
Saran
yang
1997.Teknik
siklus I hanya 10 siswa yang
Pembelajaran
Meyakinkan
Kontekstual
dan
dan
Agar memiliki nilai guna yang
Penerapannya dalam KBK.Malang :
optimal, semua hasil penelitian
Universitas Malang
ini harus segera disosialisasikan
Sibarani, R. 1992. Hakikat Bahasa.
dan
Bandung : PT. Aditya Bakti
yang
ditindaklanjuti.
Terutama
berhubungan
dengan
Taufik, Agus. 2002. Teori-teori Belajar
memanfaatkan
dan Implikasi dalam Pembelajaran.
bagaimana
2.
Depdikbud.1993.
peningkatan dari 66,6 menjadi
mengalami
B.
mengalami
DAFTAR PUSTAKA
berbagai strategi pembelajaran,
Jakarta : Universitas Terbuka.
salah satunya adalah dengan
Wardani, I.G.K. dkk. 2004. Materi
metode Demonstrasi.
Pokok
Guru-guru Sekolah Dasar harus
Profesional.
terus menggiatkan pelaksanaan
Terbuka
penelitian tindakan seperti ini,
---------------- ---- . 2005 Materi Pokok
sehingga nantinya akan diperoleh
Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta :
berbagai strategi dalam upaya
Universitas Terbuka
peningkatan
Pemantapan Jakarta
Kemampuan :
Universitas
kualitas
63
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
PENGGUNAAN MULTI METODE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN SATUAN WAKTU
NUNUK SRIGATI Sekolah Dasar Negeri Kandat 1 Email :
[email protected] ABSTRAK:Penelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika pokok bahasan satuan waktu. Ada beberapa macam pendekatan yang biasa digunakan dalam pembelajaran matematika, yaitu pendekatan yang menekankan pada fakta, pada konsep, dan pada proses. Pendekatan fakta, konsep, dan proses pada prakteknya tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi (multi metode). Keterampilan proses dianggap penting untuk pembelajaran matematika. Ada beberapa alasan antara lain, dapat mengubah ide kearah yang lebih ilmiah, melatih keterampilan yang berperilaku ilmiah, dan mengembangkan konsep ilmiah. Dengan menggunakan multi metode, maka pembelajaran matematika dengan metode ceramah dapat diperkecil, sehingga siswa mempunyai minat untuk belajar matematika dan motivasi berprestasi meningkat. Dan apabila motivasi berprestasi meningkat, maka hasil belajar siswa meningkat pula. Hal ini terlihat dari siklus ke siklus telah terjadi peningkatan hasil belajar, yaitu 66,66%, 76,66%, dan 93,33%. Pada siklus III, ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Kata Kunci: motivasi, hasil belajar, multi metode intregrasi
Pendahuluan Pengajaran Matematika juga
beberapa
pendekatan
metode
pembelajaran
yang
berperan terhadap afektif anak, yaitu
dikemas
mengembangkan sikap ilmiah terhadap
pembelajaran yang dapat menyajikan
alam sekitar, sikap ingin tahu, kerja
pembelajaran
sama berpikir bebas dan mencintai
efektif, menarik dan menyenangkan,
lingkungan.Di
samping
serta memperhatikan modalitas anak
dalam
dan
kognitif
pengajaran
berperan
afektif
Matematika
anak,
berperan
menjadi
dan
ingat
yang
tinggi.
diintregasikan
(ketrampilan anak).
berikut
metode) (1984)
W.J.S. yang
metode
aktif,
kreatif,
dan memiliki daya serap dan daya
terhadap perkembangan psikomotorik
Multi
yang
paket
:
(1)
itu
Metode adalah
yang sebagai
metodeceramah
(2)
Metode(beberapa
metode tanya jawab (3) metode diskusi
Poerwadarminto,
(4)metode demostrasi (5)
dimaksud
adalah
metode
pemberian tugas(6)metode latihan.
64
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Penggunaan "Multi Metode" , merupakan
solusi
yang
dapat
khususnya mata pelajaran Matematika (2) bagi siswa, dapat meningkatkan
memenuhi kebutuhan gaya belajar
motivasi
siswa
matapelajaran Matematika.
yang
beragam
dan
apat
dan
hasil
belajar
memberikan daya serap yang tinggi pada pembelajaran. Penggunaan Multi Metode
ini
memiliki
Metode
keunggulan-
Penelitian
ini
menggunakan
keunggulan sebagai berikut : (1)
metode Classroom Action Research
menyajikan pembelajaran yang aktif,
yang biasa disingkat CAR atau lebih
kreatif,
efektif,
menyenangkan
(2)
menarik,
dan
dikenal
penelitian
memiliki
daya
(PTK).
PTK
tindakan
merupakan
kegiatan
serap tinggi, sehingga siswa dapat
penelitian
memasuki daya ingat yangcukup lama
memecahkan
(3)
kegiatan banyak berpusat pada
pembelajaran secara bersiklus. Dalam
siswa (student centre) dan guru sebagai
setiap siklus memiliki empat langkah
fasilitator
memperhatikan
yaitu : tahap perencanaan (planing),
modalitas belajar siswa baik auditorial,
tahap penelitian tindakan (acting),
visual dan kinestetik.
tahap observasi (observing), dan tahap
(4)
Penelitian ini bertujuan untuk :
yang
kelas
bertujuan masalah
untuk dalam
refleksi (reflecting).Keempat langkah
(1) Meningkatkan motivasi belajar
tersebut
matematika pokok bahasan satuan
dilakukan
waktu untuk siswa kelas I SDN Kandat
dengan
I melalui penggunaan Multi Metode.
penelitian. Siklus akan berhenti jika
(2)
penelitian telah berhasil memecahkan
Meningkatkan
hasil
belajar
membentuk
siklus
berulang-ulang tingkat
kebutuhan
sesuai dalam
Matematika pokok bahasan satuan
masalah
penelitian
waktu untuk siswa kelas I melalui
tujuan
yang
penggunaan Multi Metode.
sebelumnya. Adapun dalam penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
sesuai
yang
telah
dengan
ditetapkan
ini dilaksanakan melalui tiga siklus
(1) bagi guru, hasil penelitian ini dapat
dimungkinkan
memberikan
berharga
hasil belajar siswa. Setiap siklus
sebagai upaya untuk meningkatkan
dilaksanakan dua kali tindakan atau
proses
informasi
pembelajarn
di
kelas
dapat
meningkatkan
I
65
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pertemuan, dan setiap tindakan 2 x 35
Teknik Pengumpulan Data
menit atau 2 jam pelajaran ( 70 menit ).
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Pengamatan: pengamatan dalam
Subyek Penelitian Subyek
penelitian
tindakan
penelitian
ini
dilakukan
dengan
kelas ini guru kelas I dan siswa kelas I
berperan serta pasif. Pengamat hadir di
SDN Kandat I Kecamatan Kandat
dalam kelas tetapi tidak mengambil
Kabupaten
Kediri
tahun
pelajaran
bagian
2013/2014.
Siswa
yang
menjadi
dengan guru kelas sebagai peneliti
subyek penelitian adalah siswa kelas I
pada saat proses belajar mengajar
dengan jumlah 30 anak yang terdiri
sedang
dari 16 anak laki-laki dan 14 anak
mengambil tempat duduk di bagian
perempuan sedangkan guru kelas I
belakang
seraya
adalah Peneliti sendiri.
pengamatan
terhadap
dan
tidak
berkomunikasi
berlangsung.
Pengamat
mengadakan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
dilakukan
di
selama
pembelajaran
berlangsung.
Sekolah Dasar Negeri Kandat I yang
Bagaimana guru menggunakan Multi
lokasinya berada di Desa Kandat
Metode
Kecamatan kandat Kabupaten Kediri.
Matematikan tentang materi Satuan
Penelitian
Pengukuran Waktu (2) wawancara:
ini
berlangsung
selama
dalam
empat bulan, yaitu bulan September
Dalam
s/d Desember 2013. Adapun kegiatan
dilakukan dengan tidak terstruktur,
yang
rangka
yaitu dengan pertanyaan terbuka guna
penelitian ini meliputi : penyusunan
menggali subyek tentang hal-hal yang
usulan
dilakukan
dalam
penelitian
pembelajaran
ini,
wawancara
penelitian,
penyusunan
bermanfaat bagi peneliti. Wawancara
perizinan
pelaksanaan
dilakukan di luar kelas baik dengan
penelitian, dan penyusunan laporan
guru pengamat maupun dengan siswa
kegiatan. Sementara itu penelitian
kelas I pada saat sebelum atau sesudah
tindakan
bulan
pembelajaran berlangsung. Pertanyaan
Oktober, dan November, penyusunan
yang diajukan mengenai hal-hal yang
pada bulan Desember.
berkaitan dengan materi pembelajaran
proposal,
dilakukan
pada
66
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
(3) kajian dokumen: kajian dokumen
untuk tahap berikutnya sesuai dengan
dilakukan
rencana
siklus yang ada.teknik Komperatif
pembelajaran yang disusun peneliti,
yang dimaksud dalam penelitian ini
kurikulum,
adalah
terhadap
dan
pembelajaran
perangkat
membandingkan
hasil
yang
berupa
penelitian siklus pertama, siklus kedua,
silabus,
rencana
dan siklus ketiga. Hasil komperatif
pembelajaran , program pembelajaran,
tersebut untuk mengetahui indikator
materi pembelajaran, hasil tes siswa
keberhasilan dan kekurangberhasilan
atau buku penilaian, dan (4)Tes: tes
pada setiap siklusnya. Indikator yang
dilakukan untuk mengukur hasil yang
belum tercapai diperbaiki pada siklus
diperoleh
berikutnya
pengembangan
siswa
setelah
kegiatan
pemberian tindakan. tes diberikan awal untuk
mengidentifikasi
kekurangan
Hasil dan Pembahasan
siswa dan setiap akhir siklus untuk mengetahui
peningkatan hasil yang
Hasil
diperoleh siswa. Setelah pembelajaran
Siklus I
berakhir, dilaksanakan tes atau ulangan
Perencanaan
untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa secara keseluruhan.
Pada
tahap
ini
mempersiapkan
peneliti perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, soal tes formatif 1 dan
Teknik Analisis Data Teknik
analisis
data
yang
alat-alat pengajaran yang mendukung.
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kritis dan analisis diskritif
Pelaksanaan
komparatif. Tehnik analisis kritis yang dimaksud
dalam
penelitian
mencakup
kegiatan
Pertemuan pertama Rabu, 16
ini
Oktober
2013.
Pada
mengungkap
pertama
pelaksanaan
pertemuan pembelajaran
kelemahan, kelebihan siswa dan guru
peningkatan motivasi dan hasil belajar
dalam
Matematika pokok bahasan satuan
proses
belajar
mengajar
berdasarkan kriteria. Hasil analisis
waktu
kritis
dalam
menggunakan Multi Metode.Sebelum
tindakan
memasuki materi pokok gurubertanya
ini
penyusunan
dijadikan
dasar
perencanaan
ini
dilakukan
dengan
67
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
jawab
ringan
Kemudian
guru
beberapa tentang
mengenai
memperlihatkan
gambar waktu.
materi.
yang
guru
melakukan tanya jawab ringan tentang gambar-gambar
tersebut
mendapat
dari
samping
itu
guru
maupun
mengerjakan
tugas.
berkaitan
Kemudian
respon
pertanyaan
Berikut adalah rekapitulasi hasil tes formatif siklus I:
agar
siswa.
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Tes
Di
Formatif Siswa pada Siklus I
menyampaikan
Hasil Belajar Siswa
kompetensi dasar yang harus dicapai
Kategori
oleh siswa melalui beberapa indikator. Pada akhir proses belajar mengajar
Nilai Tes ≥
siswa diberi LKS I dengan tujuan
65
untuk mengetahui tingkat keberhasilan
(memenuhi
siswa secara kelompok dalam proses
KKM)
belajar mengajar yang telah dilakukan.
Nilai Tes <
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
20
66,66
10
33,34
65 Pertemuan ke dua Rabu, 23Oktober
(belum
2013.Pertemuan ke dua ini merupakan
memenuhi
lanjutan dari pertemuan pertama yaitu
KKM)
peningkatan motivasi dan hasil belajar
Refleksi
Matematika pokok bahasan satuan
Dengan
menerapkan
waktu ini dilakukan dengan Multi
penggunaan Multi Metode diperoleh
Metode.
memulai
nilai rata-rata presasi belajar siswa
pelajaran guru mengucapkan salam
adalah 70,33dan ketuntasan belajar
dan
mencapai 66,66% atau ada20 siswa
Sebelum
mengabsen
menyampaikan
guru
siswa.
akan
dari 30 siswa sudah tuntas belajar.
hari ini. Guru membuka
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pelajaran dengan memberi tanya jawab
pada siklus I secara klasikal siswa
ringan kepada siswa untuk menuju
belum tuntasbelajar, karena siswa yang
materi. Motivasi berprestasi siswa
belum memperoleh nilai 65 hanya
mulai muncul karena siswa merasa ada
sebesar
kemudahan
presentase yang dikehendaki yaitu
diajarkan
materi
Kemudian
dalam
yang
menjawab
66,66%
lebih
kecil
dari
68
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
sebesar 85%. Hal ini disebabkan
Berikut data hasil penelitian pada
karena siswa masih merasa baru dalam
siklus II:
pembelajaran Multi Metode.
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II Hasil Belajar Siswa
Siklus II Kategori
Perencanaan Pada
tahap
ini
mempersiapkan
peneliti perangkat
pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes formatif dan alat pengajaran yang
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
23
76,66
7
23,34
Nilai Tes ≥ 65 (memenuhi KKM) Nilai Tes <
mendukung.
65 (belum
Pelaksanaan Pertemuan pertama Rabu, 30 Oktober 2013. Adapun proses belajar mengajar
mengacu
pada
pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi LKS II. Pertemuan kedua , Rabu, 06 Nopember 2013.Pada pertemuan kedua ini merupakan lanjutan pertemuan yaitu
penggunaan
hasil
matematika.
belajar
mata
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,33 dan ketuntasan belajar 76,66% atau ada 23 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa siklus II ini secara
klasikal
telah
mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I
Multi
Metode untuk meningkatkan motivasi dan
KKM)
rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi
pertama
memenuhi
Refleksi Adanya
pelajaran belajar
ini
memotivasi
peningkatan karena
bahwa
hasil
guru
selalu
setiap
akhir
pelajaran diadakan tes, sehingga pada pertemuan
berikutnya
siswa 69
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
termotivasi untuk belajar.Selain itu
sehingga kesalahan atau kekurangan
siswa sudah mulai mengerti apa yang
pada siklus II tidak terulang lagi pada
dimaksudkan dan diinginkan guru
siklus III.
dengan
menerapkan
pembelajaran
Pertemuan
kedua
Siklus
multi metode, namun belum sesuai
IIIdilaksanakan pada hari Rabu, 20
dengan kriteria yang ditetapkan dalam
November 2013.Pertemuan kedua ini
penelitian ini sehingga perlu diadakan
merupakan kelanjutan dari pertemuan
tindakan dengan siklus III, dengan
pertama
memperhatikan hasil pengamatan yang
metode untuk meningkatkan motivasi
dilakukan kolabolator sebelumnya.
dan hasil belajar matematika.
yaitu
penggunaan
multi
Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagi berikut: Siklus III
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Tes
Perencanaan
Formatif Siswa pada Siklus III
Pada
tahap
mempersiapkan
ini
peneliti perangkat
Hasil Belajar Siswa Kategori
pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan pembelajaran, soal tes
Nilai Tes ≥ 65
formatif dan alat pangajaran yang
(memenuhi
mendukung.
KKM)
dipersiapkan
Selain lembar
itu
juga
observasi
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
28
93,33
2
6,67
Nilai Tes < 65
pengelolaan pembelajaran dan lembar
(belum
observasi aktivitas guru dan siswa.
memenuhi KKM)
Pelaksanaan Pertemuan pertama siklus III Rabu, 13 November 2013.Materi pada pertemuan kali ini lebih difokuskan
Refleksi Adanya
peningkatan
hasil
pada kekurangan siklus sebelumnya.
belajar setelah siklus III yaitu setelah
Proses belajar mengajar mengacu pada
melaksanakan saran dan masukan dari
rencana
kolabolator atas siklus I dan II maka
pelajaran
dengan
memperhatikan revisi pada siklus II,
tindakan
pembelajaran
dengan
70
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
menggunakan
multi
menunjukkan
adanya
metode keberhasilan
tindakan yang telah sesuai dengan kriteria
yang
ditetapkan
dalam
penelitian ini, sehingga peneliti tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
PEMBAHASAN Melalui hasil penelitian ini menunjukkan kotentual
bahwa
model
pembelajaran
pengajaran
multi
metode memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhasap materi
yang
ketuntasan
disampaikan
belajar
meningkat
guru, dari
siklus I, siklus II dan siklus III yaitu masing-masing 66,66%, 76,66%, dan 93,33%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Berdasarkan
analisis
data,
diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran
kotektual
sebagai
berikut
kotektual
model
:(1)Pembelajaran pengajaran
multi
metode dapat meningkatkan motivasi dan
hasil
belajar
mata
Matematika.(2) kotektual
pelajaran
Pembelajaran
model
pengajaran
multi
metode memiliki dampak positif dalam meningkatkan belajar
motivasi
dan
hasil
siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I: 66,66%, siklus II : 76,66%, dan siklus III : 93,33% (3). Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta
mampu
mempertanggungjawabkan tugas
individu
maupun
segala tugas
kelompok.
model
pengajaran berbasis masalah, dalam
Saran
setiap siklus mengalami peningkatan.
(1)
Hal ini berdampak positifterhadap
prestasi belajar siswa, guru hendaknya
respon
dapat
lebih sering melatih siswa dengan
meningkatnya
berbagai metode pengajaran, walau
belajar
ditunjukkan
siswa
dengan
yaitu
Dalam
rangka
meningkatkan
71
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
dalam
taraf
dimana
Hanlen, W. 1988. The Teaching of
menemukan
Science. London: David Fulton
pengetahuan baru, memperoleh konsep
Publishes. Hopkind, D. 1985, A
dan
Teacher’s Guide to Classroom
nantinya
sederhana,
siswa
dapat
ketrampilan,
sehingga
siswa
berhasil dan mampu memecahkan
Research,
masalah-masalah yang dihadapinya (2)
University Press, Milton Keyness.
Bagi
siswa
beradaptasi
hendahnya
cepat
dengan
model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru saat kegiatan pembelaran.
Philadelpia
Open
Indralaksana. 1996. Media Pembinaan Pendidikan. Surabaya: Fa Dian Indah Pustaka. MC. Niff Jean. 1992. Action Research
DAFTAR RUJUKAN
: Principle and Practice. New
A.A. Ketut, B. dkk. 1998. Materi
York: Ron Hedge, Chapmen &
Pokok Pendidikan Matematika di SD. Jakarta: Depdikbud. Baso,
M.
1999.
Panjaitan, Bunsar. 1997. Pengaruh
Kapita
Teknologi
Selekta
Pembelajaran.
Surabaya: Alkon Training. Curin, A.A. 1993. Teaching Science Through Discovery. New York – Oxford,
Sydney:
Maxwell
Macmillan, International. Depdikbud.
1994.
Hall Inc.
Kurikulum
Pendidikan Dasar GBPP. Jakarta:
Interaktif
antara
Pemberian
Balikan dan Motivasi Berprestasi terhadap Malang:
Perubahan Jurnal
Belajar. Teknologi
Pembelajaran IPTP dan Pasca Sarjana TEP IKIP Malang. Porter, B. dan M. Hernachi. 2000. Quantum
Learning.
Bandung:
Kaifa.
Penyesuaian
Poerwadarminta, W. J. S. 1984. Kamus
GBPP dan Penilaian Pada Sistem
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Semester di SD.
PN Balai Pustaka.
Depdiknas,
2002,
Hadiat, dkk. 1995. Alam Sekitar Kita. Jakarta: Depdikbud.
72
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS
SITI MAHMUDAH SDN Plemahan 2 Kec. Plemahan Kabupaten Kediri
ABSTRAK: Tujuan penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya model pembelajaran tuntas. (b) Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran tuntas dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari pada siklus I rata-rata nilai 64,67 dan ketuntasan ada 46,67% % tetapi pada pelaksanaan siklus II peningkatan drastis dengan rata-rata nilai 79 dengan ketuntasan belajar ada 90%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran tuntas dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar Siswa SDN Plemahan II Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri tahun pelajaran 2008/2009, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Kata kunci: Pendidikan Agama Islam, model pembelajaran tuntas
Pendahuluan Salah satu di antara masalah besar
bahwa
pendekatan
dalam
pembelajaran
dalam bidang pendidikan di Indonesia yang
masih terlalu didominasi peran guru (teacher
banyak diperbincangkan adalah rendahnya
centered).
mutu
pendidikan
rendahnya
yang
rata-rata
tercermin
prestasi
dari
belajar,
khususnya siswa Sekolah Dasar. Masalah lain dalam bidang pendidikan di Indonesia yang juga banyak diperbincangkan adalah
Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, tidak aneh bila banyak
73
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
siswa
yang
tidak
materi
pembelajaran tuntas ini merupakan sesuatu
pembelajaran meskipun sudah dinyatakan
yang harus dipahami dan dilaksanakan
tamat dari sekolah. Tidak heran pula kalau
dengan sebaik-baiknya oleh seluruh warga
mutu pendidikan secara nasional masih
sekolah. Pada kenyataannya pembelajaran
rendah. Sistem persekolahan yang tidak
tuntas ini belum banyak dilaksanakan di
memberikan pembelajaran sampai tuntas ini
sekolah, dan masih banyak sekolah yang
telah menyebabkan pemborosan anggaran
melaksanakan
pendidikan.
konvensional.
Sesuai
menguasai
dengan
cita-cita
dan
harapan dari tujuan pendidikan nasional, guru
perlu
memiliki
beberapa
prinsip
mengajar yang mengacu pada peningkatan kemampuan
internal
siswa
di
pembelajarannya Untuk
itu
secara
perlu
adanya
pedoman yang memberikan arah serta petunjuk bagi guru dan warga sekolah tentang
bagaimana
pembelajaran
tuntas
(mastery learning) seharusnya dilaksanakan.
dalam
Pembelajaran tuntas merupakan
merangsang strategi pembelajaran ataupun
model
melaksanakan pembelajaran. Peningkatan
dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi
potensi
dengan
bahwa di dalam kondisi yang tepat semua
menerapkan jenis-jenis strategi pembelajaran
peserta didik akan mampu belajar dengan
yang
mampu
baik dan memperoleh hasil belajar secara
mencapai kompetensi secara penuh, utuh
maksimal terhadap seluruh bahan yang
dan kontekstual.
dipelajari (Rustiyah, 1991).
internal
itu
memungkinkan
misalnya
siswa
pembelajaran
yang
dapat
Masalah ketuntasan dalam belajar
Dengan menyadari gejala-gejala
merupakan masalah yang penting, sebab
atau kenyataan tersebut diatas, maka dalam
menyangkut masa depan siswa, lebih-lebih
penelitian ini penulis penulis mengambil
bagi mereka yang mengalami kesulitan
judul
belajar. Pendekatan pembelajaran tuntas
Pendidikan
adalah salah satu usaha dalam pendidikan
Menerapkan Model Pembelajaran Tuntas
yang bertujuan untuk memotivasi siswa
Pada Siswa Kelas III Semester I SDN
mencapai
Plemahan
terhadap
penguasaan kompetensi
(mastery tertentu.
level) Dengan
menempatkan pembelajaran tuntas sebagai
“Meningkatkan
Kabupaten
Agama
II
Prestasi
Belajar
Islam
Dengan
Kecamatan
Kediri
Tahun
Plemahan Pelajaran
2008/2009.”
salah satu prinsip utama dalam mendukung pelaksanaan Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
maka
berarti
(KTSP),
74
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Bertitik tolak dari latar belakang diatas
maka
penulis
merumuskan
permasalahnnya sebagi berikut: Apakah
penerapan
Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri? Bagaimanakah
pengaruh
model
pembelajaran tuntas dalam meningkatkan model
motivasi belajar Pendidikan Agama Islam
pembelajaran tuntas dapat meningkatkan
pada siswa Kelas III SDN Plemahan II
prestasi siswa terhadap pelajaran Pendidikan
Kecamatan Plemahan Kabupaten KedirI
Agama Islam Kelas III SDN Plemahan II relatif Kajian Pustaka
sedikit
untuk
mencapai
taraf
penguasaan bahan dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki bakat rendah.
Metode pembelajaran adalah cara untuk
Dengan
mempermudah anak didik mencapai
mencapai penguasaan penuh terhadap bahan
kompetensi tertentu. (Margono, 1997).
yang disajikan, bila kualitas pembelajaran
Belajar tuntas merupakan model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di dalam
demikian
peserta
didik
dapat
dan kesempatan waktu belajar dibuat tepat sesuai denagn kebutuhan masing-masing peserta didik.
kondisi yang tepat semua peserta didik akan
Menurut Benyamin S. Bloom
mampu belajar dengan baik dan memperoleh
(Ramayulis,194:1990) ada beberapa langkah
hasil belajar secara maksimal terhadap
yang harus dilakukan dalam belajar tuntas
seluruh bahan yang dipelajari (Ramayulis,
yaitu:
2005:193). Berdasarkan uraian di atas, maka model belajar tuntas akan terlaksana apabila, (1) siswa menguasai semua bahan pelajaran yang disajikan secara penuh, (2) bahan pengajaran dibetulkan secara sistematis. Menurut Carrol (dalam Ramayulis 2005:193) pada dasarnya bakat merupakan indeks kemampuan seseorang, melainkan sebagai ukuran kecepatan belajar (measures of learning rate). Artinya seorang yang memiliki bakat tinggi memerlukan waktu
a. Menentukan unit pelajaran (dipecah untuk setiap satu dua minggu). b. Merumuskan
tujuan
pengajaran
(secara khusus dan terukur). c. Menentukan
standar
ketuntasan
(patokan berupa persentase). d. Menyusun dianostik test, test formatif sebagai dasar umpan balik. e. Mempersiapkan
seperangkan
tugas
untuk dipelajari. f. Mempersiapkan
seperangkat
pengajaran korektif (bagi peserta didik yang lemah). 75
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
g. Pelaksanaan pengajaran biasa (group based instruction).
pembelajaran klasikal maupun individual dengan memberikan bumbu sesuai dengan
h. Evaluasi sumatif, (apabila selesai satu unit).
taraf kemampuan individu peserta didik berupa
Strategi
belajar
corrective
technique,
semacam
tuntas
pengajaran remedial, yang dilakukan dengan
dikembangkan oleh Bloom di atas meliputi
memberikan pengajaran terhadap tujuan
tiga bagian, yaitu:
yang gagal dicapai peserta didik, dengan prosedur dan metode yang berbeda dengan
a. Mengidentifikasi prakondisi b. Mengembangkan prosedur operasional c. Hasil belajar Strategi
tersebut
diimplementasikan
dalam
sistem
sebelumnya. Memberikan tambahan waktu kepada tambahan waktu kepada peseta didik yang
membutuhkan
bahan
(belum
menguasai
secara
tuntas).
Metode Penelitian Adapun
kegiatan
perbaikan
Rencana
tindakan
pembelajaran ini dilaksanakan di kelas III
penelitian
SDN Plemahan II Kec. Plemahan Kabupaten
dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Setiap
Kediri, Mulai Tanggal 4 Nopember sampai
siklus
dengan tanggal 24 Nopember 2008. Jadwal
perencanaan
pelaksanaan
sebagai
implementasi/tindakan (action), pengamatan
berikut : Siklus I, tanggal 4 & 11 Nopember
(observation), dan refleksi (reflektion) dan
2008, Siklus II, tanggal 17 & 24 Nopember
dilaksanakan guru Pendidikan Agama Islam
2008.
kelas III SDN Plemahan II Kecamatan
perbaikan
adalah
Adapun karakteristik siswa kelas
tindakan
meliputi
kelas
dalam
empat
ini
tahap
akan
yaitu
(planning),
Plemahan Kabupaten Kediri.
III SDN Plemahan II Kec. Plemahan Kabupaten Kediri diantaranya adalah jumlah 30 (Tiga Puluh) siswa terdiri dari 15 (Lima
Pelaksanaan penelitian Dalam pelaksanaan Penelitian ini
Belas) siswa laki-laki, 15 (Lima Belas) siswa perempuan.
masing-masing dilaksanakan sebanyak dua siklus, dimana scenario pembelajaran antara siklus
I
dan
siklus
II
terdapat
Deskripsi per siklus 76
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
kesinambungan
yang
baik.
Adapun
d. Guru memberikan tugas yang
scenarionya adalah sebagai berikut :
berupa soal cerita yang dikemas dalam kartu kerja.
1. Siklus I a. Guru
mempelajari
e. Guru
Rencana
menyelesaikan tugas.
b. Guru melaksanaan pengajaran
f. Siswa mempresentasikan hasil
biasa (group based instruction)
kerjaannya.
c. Guru memberikan soal cerita
g. Tanggapan,
secara lisan kepada siswa yang
masukan
dilakukan secara enteraktif.
pertanyaan
dan
terpuji. Teknik Pengumpulan Data
masukan dari siswa terhadap presentasi siswa lain. g. Guru
soal
masalah
yang
berkaitan dengan membiasakan perilaku terpuji sebagai tolok ukur
pencapaian
siswa
pada
siklus tindakan I. 2. Siklus II a. Guru
mempelajari
Untuk memperoleh data yang diinginkan peneliti menggunakan:
memberikan
menyelesaikan
lain
kepada membiasakan perilaku
menyampaikan
pendapatnya. f. Tanggapan,
siswa
materi meningkatkan keimanan
kesempatan
dan
dari
dan
h. Guru memberikan soal latihan
yang mengalami kesulitan.
bertanya
pertanyaan
terhadap hasil presentasi siswa.
d. Guru berkeliling membantu siswa
diberi
membantu
siswa yang mengalami kesulitan
Pembelajaran
e. Siswa
berkeliling
Rencana
a. Lembar Observasi Data observasi yang telah diperoleh masing-masing dinilai dan kemudian diolah. Untuk kriteria penilaian adalah sebagai berikut: Sangat Baik (SB)
diberi skor 5
Baik
(B)
diberi skor 4
Cukup
(C)
diberi skor 3
Kurang
(D)
diberi skor 2
Pembelajaran b. Guru melaksanaan pengajaran biasa (group based instruction) c. Guru memberikan soal cerita secara lisan kepada siswa yang dilakukan secara enteraktif.
Sangat Kurang (SK) diberi skor 1 b. Tes
77
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Keseluruhan soal sebanyak 10 butir
Sebagai tolok ukur keberhasilan
yang mempunyai bobot penilaian yang
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
sama, dimana untuk tiap jawaban yang
dapat dilihat dari:
benar diberi skor 1.
1. Tercapainya
belajar
secara klasikal yaitu 85% siswa yang
Teknik analisis data Data
ketuntasan
yang
dianalisis
telah mencapai daya serap lebih dari
dalam
penelitian ini adalah:
atau sama dengan 65%. 2. Meningkatnya aktivitas belajar siswa
1. Analisis Hasil Belajar Siswa
secara
2. Analisis Data Aktivitas Pengamatan
pembelajaran
Siswa
aktif
dalam
proses
Pendidikan
Agama
Islam, yang aktif minimal 75%.
Indikator Keberhasilan
pada hari Selasa tanggal 4 Nopember 2008
Hasil penelitian dan pembahasan
dan pertemuan kedua pada hari Selasa
1. Siklus I Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar untuk siklus I dilaksanakan 2 kali
tanggal 11 Nopember 2008 di Kelas III dengan jumlah siswa 30 siswa.
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan. Pertemuan pertama
Adapun data hasil penelitian pada siklus
I
adalah
sebagai
berikut
Tabel 1. Pengelolan Pembelajaran Pada Siklus I Penilaian No
Aspek yang diamati
Ratarata
P1
P2
2
2
2
2
2
2
Pengamatan KBM A. Pendahuluan I
1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
78
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
32
32
32
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi
II
Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas
III
1. Siswa Antusias 2. Guru Antusias
Jumlah Keterangan
:
Nilai
: Kriteria
1
: Tidak Baik
2
: Kurang Baik
3
: Cukup Baik
4
: Sangat Baik 79
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Berdasarkan tabel di atas
akan dijadikan bahan kajian
aspek-aspek yang mendapatkan
untuk refleksi dan revisi yang
kriteria
akan dilakukan pada siklus II.
kurang
baik
adalah
memotivasi
siswa,
menyampaikan
tujuan
pembelajaran, waktu,
dan
pengelolaan siswa
antusias.
Keempat aspek yang mendapat
Hasil
berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut. Hasil
penilaian kurang baik di atas, merupakan
suatu
kelemahan
yang terjadi pada siklus I. Dan
observasi
observasi
aktivitassiswa seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.2. Aktivitas Siswa Pada Siklus I Persen No
Aktivitas Siswa yang diamati tase
1
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
65%
2
Membaca buku siswa
61%
3
Bekerja dengan sesama siswa
62%
4
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
61%
5
Menyajikan hasil pembelajaran
63%
6
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
63%
7
Menulis yang relevan dengan KBM
62%
8
Merangkum pembelajaran
65%
9
Mengerjakan tes evaluasi
65%
Rata-rata aktivitas siswa
63%
80
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Berdasarkan tabel di atas
bekerjasama dengan teman 62%,
tampak bahwa rata-rata aktivitas
diskusi 61%, menyajikan hasil
siswa 63%. Aktivitas siswa yang
pembeljaran
paling
mengajukan/menanggapi
dominan
adalah
mendengarkan
dan
pertanyaan/ide
mengerjakan/memperhatikan penjelasan
guru,
merangkum
Berikutnya
yaitu
menulis
adalah
rekapitulasi hasil tes formatif
tes evaluasi yaitu 65%. Aktivitas buku
63%
yang relevan dengan KBM 62%
pembelajaran dan mengerjakan
membaca
dan
siswa seperti terlihat pada tabel
61%,
berikut.
Tabel 4.3. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I Keterangan No.
Nama Siswa
Nilai
Tidak Tuntas Tuntas
1
A. Yusron
80
2
Adhi Daud Ibnu Sena
60
3
Afin Andreas
70
4
Aliftia Putri Utami
50
5
Amelia Rohmawati
60
6
Deri Nurlaili
80
7
Dina Wulandari
70
8
Dita Lutfianti
50
9
Elvia Nora
70
81
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
10
Firda Nuraini
50
11
Firman Hardiansah
70
12
Intan Novita
60
13
Krisna Yuda Alfianto
60
14
M. Abel Abdillah
70
15
M. Arham Fauzan
50
16
M. Aris Saputra
80
17
M. Jamal Farhan
70
18
M. Nur Fahrudin
50
19
Mahardika
80
20
Meilina Dia Sulfana
70
21
Muslimin
60
22
Nia Dwi Erlina
60
23
Nova Rusdianti
80
24
Retno Ari Wibowo
80
25
Ririn Sukmawati
50
26
Risma Oktaviani
60
27
Satria Rizqi Nasrullah
70
28
Silvi Diniatul Ilmiah
60
29
Sulton Aulia
60
30
Viki Hadi Santoso
60
82
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Jumlah
1940
Rata-rata
64,67
Persentase
14
16
46,67%
53,33
Dari tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa
Dalam
dengan
kegiatan
pelaksanaan
belajar
mengajar
menerapkan model pembelajaran
diperoleh informasi dari hasil
tuntas diperoleh nilai terendah 50
pengamatan sebagai berikut:
dan nilai tertinggi 80, nilai rata-
1) Guru kurang maksimal dalam
rata prestasi belajar siswa adalah
memotivasi siswa dan dalam
64,47 dan ketuntasan belajar
menyampaikan
mencapai 46,67% atau ada 14
pembelajaran
siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil
tujuan
2) Guru kurang maksimal dalam
tersebut
pengelolaan waktu
menunjukkan bahwa pada siklus
3) Siswa kurang aktif selama
pertama secara klasikal siswa
pembelajaran berlangsung
belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 46,67% lebih
2. Siklus II Pelaksanaan
kecil dari persentase ketuntasan
kegiatan
belajar
yang dikehendaki yaitu sebesar
mengajar untuk siklus I dilaksanakan 2 kali
85%. Hal ini disebabkan karena
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35
siswa masih merasa baru dan
menit setiap pertemuan. Pertemuan pertama
belum
yang
pada hari Senin tanggal 17 Nopember 2008
digunakan
dan pertemuan kedua pada hari Senin
guru dengan menerapkan model
tanggal 24 Nopember 2008 di Kelas III
pembelajaran tuntas.
dengan jumlah siswa 30 siswa.
mengerti
dimaksudkan
dan
apa
Adapun data hasil penelitian pada
c. Refleksi siklus
II
adalah
sebagai
berikut:
83
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Tabel 4.4. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II Penilaian No
Aspek yang diamati
Rat a-
P1
P2
3
3
3
3
4
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3,5
4
4
4
3
3
3
rata
Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok I
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil peneyelidikan 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup 1. Membimbing
siswa
rangkuman 2. Memberikan evaluasi II
Pengelolaan Waktu
III
Antusiasme Kelas
membuat
84
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
1. Siswa Antusias
4
3
3,5
4
4
4
41
43
42
2. Guru Antusias
Jumlah
Keterangan
:
Nilai
: Kriteria
1
: Tidak Baik
2
: Kurang Baik
3
: Cukup Baik
4
: Sangat Baik
Dari tabel diatas, tampak
tersebut
adalah
aspek-aspek yang diamati pada
siswa,
kegiatan belajar mengajar (siklus
merumuskan
II) yang dilaksanakan oleh guru
menemukan
dengan
pengelolaan waktu.
menerapkan
model
pembelajaran
tuntas
mendapatkan
penilaian
cukup
dari
pengamat.
dari
seluruh
baik
Maksudnya
Namum
penilaian
aspek-aspek
mereka
belum
selanjutnya.
Aspek-aspek
di
atas
dalam
pelajari
dan
mengemukakan
pendapatnya
sehingga
akan
mereka
lebih
telah mereka lakukan.
perhatian untuk penyempurnaan pembelajaran
dan
memahami tentang apa yang
mendapatkan
penerapan
konsep,
menyimpulkan apa yang telah
untuk itu ada beberapa aspek perlu
kesimpulan/
tuntas diharapkan siswa dapat
merupakan hasil yang optimal,
yang
siswa
penerapan model pembelajaran
demikian
tersebut
membimbing
Dengan penyempurnaan
yang
penilaian tidak terdapat nilai kurang.
memotivasi
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas
guru
dan
siswa:
85
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Tabel 4.5. Aktivitas Siswa Pada Siklus II Persen No
Aktivitas Siswa yang diamati tase
1
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
75%
2
Membaca buku siswa
72%
3
Bekerja dengan sesama siswa
70%
4
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
79%
5
Menyajikanhasil pembelajaran
74%
6
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
72%
7
Menulis yang relevan dengan KBM
73%
8
Merangkum pembelajaran
75%
9
Mengerjakan tes evaluasi/latihan
76%
Rata-rata aktivitas siswa
Aktivitas
yang
siswa yaitu 70%, menyajikan
paling dominan pada siklus II
hasil pembelajaran menjadi 74%,
adalah diskusi antar siswa/antar
mengajukan pertanyaan menjadi
siswa dengan guru menjadi 75%.
72%,
Jika dibandingkan dengan siklus
merangkum pemelajaran masing-
I,
masing menjadi 75%.
aktivitas
peningkatan. yang
ini
siswa
73,1%
mengalami
Aktivitas
mengalami
siswa
peningkatan
adalah membaca buku menjadi 72%, bekerja dengan sesama
ide
menjadi
Berikutnya
72
dan
adalah
rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat pada tabel berikut.
86
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II Keterangan No.
Nama Siswa
Nilai
Tidak Tuntas Tuntas
1
A. Yusron
90
2
Adhi Daud Ibnu Sena
80
3
Afin Andreas
80
4
Aliftia Putri Utami
80
5
Amelia Rohmawati
80
6
Deri Nurlaili
90
7
Dina Wulandari
80
8
Dita Lutfianti
60
9
Elvia Nora
90
10
Firda Nuraini
90
11
Firman Hardiansah
80
12
Intan Novita
80
13
Krisna Yuda Alfianto
80
14
M. Abel Abdillah
90
15
M. Arham Fauzan
80
16
M. Aris Saputra
80
17
M. Jamal Farhan
80
87
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
18
M. Nur Fahrudin
60
19
Mahardika
80
20
Meilina Dia Sulfana
70
21
Muslimin
60
22
Nia Dwi Erlina
70
23
Nova Rusdianti
80
24
Retno Ari Wibowo
90
25
Ririn Sukmawati
80
26
Risma Oktaviani
80
27
Satria Rizqi Nasrullah
70
28
Silvi Diniatul Ilmiah
80
29
Sulton Aulia
70
30
Viki Hadi Santoso
90
Jumlah
2370
27
3
Rata-rata
79,00 90%
10%
Persentase
Dari tabel di atas diperoleh nilai
mengalami peningkatan sedikit lebih baik
terendah 60, nilai tertinggi 90, rata-rata
dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
prestasi
belajar siswa ini karena setelah guru
belajar
siswa
adalah
79
dan
ketuntasan belajar mencapai 90% atau ada
menginformasikan
bahwa
setiap
akhir
27 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar.
pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga
Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II
pada pertemuan berikutnya siswa lebih
ini ketuntasan belajar secara klasikal telah
termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa 88
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
juga sudah mulai mengerti apa yang
menerapkan model pembelajaran tuntas.
dimaksudkan dan dinginkan guru dengan
KESIMPULAN
Model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hal ini terlihat
dengan
ditandai
dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I (46,67%), siklus II (90%).
Model pembelajaran tuntas dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk
menyampaikan
pendapat,
gagasan, ide, dan pertanyaan, siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok
dan
mampu
mempertanggungjawabkan
segala
tugas individu maupun kelompok, serta penerapan model pembelajaran tuntas mempunyai pengaruh positif yaitu
dapat
pembelajaran
meningkatkan siswa
89
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ROTASI BUMI MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL )DENGAN PENDEKATAN INQUIRYPADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PADANGAN 1KECAMATAN KAYENKIDUL KABUPATEN KEDIRISEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
JUMI RAHAYU SDN. PADANGAN I ABSTRAK : Hasil penelitian menunjukkan kualitas pembelajaran IPA melalui Strategi Contextual Teachinig Learning (CTL) Dengan Pendekatan inquiry meningkat, terbukti dalam penelitian ini meningkatkan Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan pada tiap siklusnya dari siklus I sampai siklus II. Terlihat dari siklus I aktivitas guru dengan kualifikasi baik (B) yaitu 68,52% meningkat menjadi 85,19% termasuk dalam kualifikasi Sangat Baik (A). Sedangkan aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus II. Terlihat siklus I rata-rata aktivitas siswa memperoleh 58,33% dengan sebutan kualifikasi cukup (C), setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 82,50% dengan sebutan kualifikasi Baik (B) dan hasil belajar siswa sesuai analisis data, terlihat nilai rata-rata ulangan pada siklus I 69,60 dengan ketuntasan klasikal 40% (10 siswa) meningkat pada siklus II rata-rata menjadi 83,20 dengan ketuntasan klasikal 84% (21 siswa), tinggal 4 siswa (16%) yang belum tuntas diadakan remidi.
Kata Kunci : CTL-Inquiry – IPA materi Rotasi Bumi Hasil Belajar Meningkat penekanan Teknologi
PENDAHULUAN Ilmu
(Sains, dan
Lingkungan,
Masyarakat)
yang
diarahkan pada pengalaman belajar alam
untuk merancang dan membuat suatu
diperlukan dalam kehidupan sehari –
karya melalui penerapan konsep IPA
hari
dan kompetensi bekerja ilmiah secara
untuk
pengetahuan
memenuhi
kebutuhan
manusia melalui memecahkan masalah –
masalah
yang
bijaksana.
dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di Tingkat SD/MI diharapkan ada
Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti dan evaluasi guru kelas VI
di
SD
Kecamatan
Negeri
Padangan
Kayenkidul
1
Kabupaten
Kediri menunjukkan bahwa metode
90
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
yang
digunakan
dalam
pembelajaran mata
kegiatan
pelajaran Ilmu
Negeri Padangan 1 Kecamatan Kayenkidul
Kabupaten
Kediri
Pengetahuan Alam lebih di dominasi
Semester II Tahun Pelajaran 2014 /
oleh guru dan siswa – siswa tertentu
2015 ?
saja. Siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran
selalu
menggali
b. Apakah dengan CTL (Contextual Teaching
Learning)
melalui
inquiry
dapat
informasi atau bertanya pada guru.
pendekatan
Berbeda halnya dengan siswa yang
meningkatkan hasil belajar IPA
kurang aktif, ia hanya menerima
pada siswa Kelas VI SD Negeri
pengetahuan yang datang kepadanya
Padangan
sehingga
Kayenkidul
menjadikan
prestasi
1
Kecamatan
Kabupaten
Kediri
belajarnya pun cenderung lebih rendah
Semester II Tahun Pelajaran 2014 /
dibandingkan dengan siswa yang aktif
2015 ?
dalam kegiatan pembelajaran IPA. Dari
hasil
ulangan
harian
mata
pelajaran IPA khususnya pada materi
Cara Pemecahan Masalah
Rotasi Bumi nilai siswa kelas VI masih
Berdasarkan rumusan masalah
tergolong rendah. Peneliti memperoleh
diatas, maka cara pemecahan masalah
data nilai ulangan siswa rata – rata
rendahnya hasil belajar IPA materi
64,00 sedangkan Kriteria Ketuntasan
rotasi bumi, untuk meningkatkan hasil
Minimal
belajar siswa dengan menggunakan
(KKM)
di
SD
Negeri
Padangan 1 Kecamatan Kayenkidul
strategi
CTL (Contextual Teaching
Kabupaten Kediri adalah ≥ 75 .
Learning) melalui pendekatan inquiry, setidaknya ada tujuh komponen utama
Rumusan
Masalah
dan
Cara
Pemecahan Masalah
pelaksanaan
(Contextual
Learning)
melalui
mendasari
kelas. Ketujuh komponen utama itu
pembelajaran IPA dengan strategi CTL
yang
penerapan pembelajaran kontekstual di
Rumusan Masalah a. Bagaimana
pembelajaran
Teaching pendekatan
inquiry pada siswa Kelas VI SD
adalah kontruktivisme (Contructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), (Learning
masyarakat community),
belajar pemodelan
(modeling), refleksi (reflection), dan
91
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
penilaian
sebenarnya
(authentic
assesment).
Bagi Siswa a. Untuk
mengetahui
apakah
penggunaan strategi CTL (Contextual Teaching pendekatan
Learning)
melalui
inquiry
dapat
meningkatkan hasil belajar IPA Materi rotasi bumi pada siswa Kelas VI SD Negeri
Padangan
Kayenkidul
bahwa
penyelidikan perlu dilatih sejak
Tujuan Penelitian Untuk
menyadarkan
1
dini b. Untuk
melatih
menjadi
siswa
berkreativitas c. Untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa
Kecamatan
Kabupaten
Kediri
Bagi Sekolah
Semester II Tahun Pelajaran 2014 / Peningkatan mutu sekolah yang
2015.
ditandai dengan keberhasilan yang telah Manfaat Penelitian Secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
dicapai
melalui
penggunaan
strategi yang sesuai untuk mencapai suatu prestasi sehingga akan lebih menambah kepercayaan secara internal maupun eksternal.
Bagi Guru a. Untuk memilih strategi mengajar yang tepat sesuai dengan materi
KAJIAN PUSTAKA
pelajaran yang diberikan. Contextual Teaching Learning
b. Untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran dapat dimengerti
(CTL)
oleh siswa.
pembelajaran
c. Untuk memahami jalan pikiran siswa berkreativitas
adalah
suatu yang
strategi
menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan
92
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
dengan
situasi
kehidupan
nyata
sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam
kompetensi yang akan dibahas dalam pembelajaran konstekstual.
kehidupan
mereka.
Pengertian dan Proses Pendekatan Inquiry Inquiry
Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran
kontekstual
menempatkan siswa di dalam konteks bermakna
yang
menghubungkan
pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari dan sekaligus memperhatikan
faktor
kebutuhan
individual siswa dan peranan guru.
berasal
dari
bahasa
Inggris Inquiry yang secara harfiah berarti
penyelidikan.
Pendekatan
inquiry merupakan pendekatan yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang telah terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan –
Peran Guru dalam Pembelajaran
pertanyaan, dan mencari jawabannya
Kontekstual
sendiri,
Agar
proses
pengajaran
kontekstual lebih efektif, guru perlu melaksanakan beberapa hal sebagai
serta
menghubungkan
penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.
berikut. a. Mengkaji konsep dan kompetensi dasar yang akan dipelajari oleh
Kelebihan
siswa
Pendekatan Inquiry
b. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama c. Mempelajari lingkungan sekolah dan
tempat
selanjutnya
tinggal
siswa,
memilih
dan
mengaitkannya dengan konsep dan
dan
Kelemahan
Setiap pendekatan pembelajaran tentunya mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan
pendekatan
inquiry antara lain : a. Pengajaran berubah dari Teacher centered menjadi student centered
93
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
b. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri
siswa,
sehingga
penguasaan
bukan
kumpulan
hanya
pengetahuan
c. Memperkaya dan memperdalam
yang berupa fakta – fakta, konsep –
bahan pelajaran yang dipelajari
konsep, atau prinsip – prinsip saja
sehingga retensinya menjadi lebih
tetapi juga merupakan satu proses
baik
penemuan.
Adapun kelemahan pendekatan inquiry sebagai berikut :
lama, hal ini disebabkan karena kesempatan
yang
cukup bagi siswa dalam mengamati fakta, data dan contoh. b. Kemampuan guru sangat dituntut, khususnya kemampuan dalam hal menyiapkan kondisi pembelajaran yang
dapat
membuat
memiliki
motivasi
menemukan
sendiri
dapat
mengembangkan kompetensi, maka proses pembelajarannya menekannya
a. memerlukan waktu yang cukup
memberikan
Untuk
siswaw untuk
fakta-fakta
yang ada di alam. Kemampuan ini cenderung tidak dimiliki sebagian
pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa. Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam
sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep – konsep atau prinsip – prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Salah menyiapkan
besar guru.
secara
satu
upaya
kondisi
untuk
pembelajaran
yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami konsep – Hasil Belajar
konsep
Keberhasilan suatu pengajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar
siswa.
Kompetensi
Dalam
Standar
dan Kompetensi Dasar
Sekolah Dasar. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP),
hasil
IA
melalui
(Contextual
strategi
Teaching
CTL
Learning)
dengan pendekatan inquiry. Secara berfikir
dapat
skematis
kerangka
digambarkan
pada
gambar 1 dibawah ini :
belajar siswa menunjukkan kompetensi
94
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
1.
Kon
Guru
Hasil
belum
disi
Belaja Siklus I r
menggun
Awa
akan Pelaksanaan metode pembelajaran yang dengan tepat Melalui Strategi 2. Pelaksana Strategi Contextual an Contextual Teaching pembelaj Gambar 1 Teaching aran (CTL) lebih Learning
Kon l disi Awa Kon l disi Awa l
Alur Kerangka
Hipotesis
Learning di (CTL) Dengan dominasi Dengan Pendekatan oleh guru Pendekatan Inquiry
Siswa Diskusi Renda kelom Siklus h pok II percob Diskusi aan, kelom Pikirpenga
Penelitian ini dilakukan selama dua blan mulai 20 Januari 2015 sampai dengan 10 Maret 2015.
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah semua kelas VI yang terdapat pada
pok matan
semester II Tahun pelajaran 2014 /
percob dan
2015 yang berada di SD Negeri
aan, kesimp
Padangan 1 Kecamatan Kayenkidul
Berdasarkan kajian teori dan penga ulan
Kabupaten Kediri, dengan jumlah
kerangka berfikir, matan ini belajardalam siswa penelitian
subyek penelitian 25 siswa yang
Inquiry Hasil
dan diajukan hipotesis sebagai berikut : meningkat
jika
pembelajaran
IPA
kesimp dilakukan
ulan dengan Strategi Contextual Teaching
Learning
terdiri dari 16 laki – laki dan 9 perempuan.
(CTL) dengan pendekatan
Inquiri, maka hasil belajar siswa kelas
Teknik dan Alat Pengumpulan Data.
VI SD Negeri Padangan 1 Kecamatan Kayenkidul
Kabupaten
Kediri
Untuk memperoleh data yang dalam penelitian, data –
Semester II Tahun Pelajaran 2014 /
diperlukan
2015 meningkat
data yang dicari berupa : 1. Hasil
penilaian
terhadap
kegiatan atau aktivitas siswa METODE PENELITIAN
selama diberi tindakan. 2. Hasil
A. Setting Penelitian
belajar
1. Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di kelas VI SD Negeri Padangan 1 Kecamatan
Kayenkidul
Kediri.
Kabupaten
penilaian (hasil
kemajuan
belajar)
pada
setiap akhir siklus 3. Hasil catatan lapangan dari seluruh kegiatan siswa yang berkaitan dengan serangkaian
2. Waktu Penelitian
95
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
tindakan yang diberikan selama
strategi Contextual Teaching Learning
proses belajar.
(CTL).
Validitas Data
C. Indikator
Untuk menjamin validitas data dan
Tindakan
pertanggungjawabkan dapat dijadikan dasar
yang
kuat
untuk
Keberhasilan
Strategi pembelajaran dengan
menarik
Strategi Contextual Teaching Learning
kesimpulan, teknik yang digunakan
(CTL) dengan pendekatan inquiry
yaitu
dapat
triangulasi
data
atau
trianggulasi sumber.
meningkatkan
kualitas
pembelajaran IPA pada siswa Kelas VI SD Negeri Padangan 1 Kecamatan Kayenkidul Kabupaten Kediri.
Teknik Analisis Data Teknik
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
penelitian
tindakan
Tiap – tiap siklus dilaksanakan sesuai
Data kuantitatif berupa hasil kognitif,
dianalisis
dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif dengan
Prosedur
kelas ini terdiri dari siklus – siklus.
1. Data Kuantitatif
belajar
D. Prosedur Penelitian
menentukan
prosentase
ketuntasan belajar dan mean (rerata) kelas.
dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah ada dalam permasalahan yang diteliti. Alur keseluruhan
penelitian dapat
secara
digambarkan
sebagaimana seperti pada gambar 3.1 berikut :
2. Data Kualitatif Data kualitatif berupa data hasil belajar, hasil observasi aktivitas guru serta
aktivitas
pembelajaran
siswa IPA
dalam
menggunakan
96
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
mereka suka melakukan bermain Perencana
sendiri, berbicara dengan teman,
an
Refleksi
Pelaksan Pengamat
mengganggu dalam
aan
dan
pasif
materi
yang
sehingga
hasil
menerima
an dan
diajarkan
evaluasi
belajar siswa rendah, kuran dari Kriteria
Refleksi
teman
guru
Ketuntasan
Minimal
(KKM) ≥ 75 yang ditetapkan oleh
Perencana
sekolah, dari tes awal diperoleh
an Pelaksan
Pengamat
sebanyak
aan
an dan
fakta bahwa nilai rata – rata 64.00 15
siswa
(60%)
mendapatkan nilai dibawah KKM.
evaluasi
Gambar 21 Alur Penelitian Tindakan Kelas
B. Deskripsi Siklus I Tabel 1Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal
Interv
Kateg
Frekue
Persent
al
ori
nsi
ase
Sangat
10
40%
Baik
6
24%
Cukup
5
20%
Kuran
2
8%
pengamatan
nilai
pada waktu pembelajaran di Kelas
≥ 80
Berdasarkan
VI
SD
Negeri
Padangan
1
baik
Kecamatan Kayenkidul Kabupaten Kediri, siswa kurang motivasi dan cenderung
siswa
kurang
dalam
mengikuti
aktif proses
pembelajaran. Hal itu dikarenakan
70 – 79 60 – 69
metode yang dipergunakan guru kurang sesuai degan SK / KD yang
50 –
disampaikan pada siswa, sehingga
59
banyak
siswa
yang
g
kurang
termotivasi dan pasif sehingga
97
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
< 50
Sangat
2
8%
< 50
Sangat
kurang Jumlah
0
0%
25
100 %
kurang 25
100%
Grafik 1 Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 40 35 30 25 20 15 10 5 0
80-100 70-79 60-69 50-59 <50
Jumlah
Grafik 2 Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 100 80 60 40 20
80- 70- 60- 50- <50 100 79 69 59
0 80- 70-79 60-69 50-59 <50 100
C. Deskripsi Siklus II Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Interv
Kateg
Frekue
Persent
al
ori
nsi
ase
80 –
Sangat
21
84 %
100
baik
70 –
Baik
2
8%
Cukup
2
8%
50 –
Kuran
0
0%
59
g
nilai
79 60 – 69
98
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Tabel .3Nilai Hasil Belajar Siswa
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
Inter val
Kategor i
nilai
Siklus I
Siklus II
sebagai berikut :
F
F
1. Aktivitas guru dalam mengelola
%
%
pembelajaran mengalami peningkatan Sangat
> 80
10
baik 70–
40
84
21
%
Baik
6
79
24
% 2
pada tiap siklus dari siklus I sampai siklus II.
8%
2. Aktivitas siswa pada pembelajaran
%
IPA 60–
Cukup
5
69
20
2
8%
%
melalui
Strategi
Contextual
Teaching Learning (CTL) Dengan Pendekatan Inquiry meningkat dari
50–
Kurang
2
8%
0
0%
Sangat
2
8%
0
0%
Siklus I sampai Siklus II.
59 < 50
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang disimpulkan di atas, maka saran
kurang
yang dapat disampaikan adalah : Jumlah
25
100
25
100
%
%
Grafik 3
1. Bagi Siswa
Peningkatan Nilai Ketuntasan
Kerjasama untuk memecahkan suatu
Belajar Siswa
masalah dalam materi pembelajaran
Antara Siklus I Dengan Siklus II
akan lebih mudah jika diselesaikan secara kelompok, 2. Bagi Guru
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
80-100 70-79 60-69 50-59 <50 80100
6069
<50
Pendekatan diterapkan kelas,
Inquiry dalam
sangat
baik
pembelajaran
di
maka
guru
dalam
pembelajaran
perlu
merencanakan
pendekatan
atau
strategi
setiap
dan
99
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
mempersiapkan media pembelajaran yang
digunakan
pembelajaran
sebagai
bagi
alternatif
siswa
Sekolah
Dasar, karena iswa akan menjadi aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
(Jakarta : Depdikbud, 1992) Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI
(KTSP).
Jakarta
:
Depdiknas KKPS Kabupaten
3. Bagi Sekolah Peneliti
Darmodjo Hendro, Pendidikan IPA II
menyarankan
penggunaan
melalui Strategi Contextual Teaching
Maang. Hamalik
Oemar.
Kurikulum
dan
Learning (CTL) Dengan Pendekatan
Pembelajaran (Jakarta : Bumi
Inquiry sebagai metode alternatif yang
Aksara, 2007)
dapat
dikembangkan
untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Johnson
Elaine
Teaching
B.
Contextual
and
Learning
Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan
dan
Bermakna (Bandung : Mizan
DAFTAR PUSTAKA
Learning
Center
2007)
Arwati. 2005. Implementasi Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA
Pada
Pokok
Bahasan
Penyakit (Malang : Universitas Negeri Malang, 2005) Bundu,
Patta.
2006.
Penilaian
Ketrampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran sains-SD. Jakarta : Depdiknas Dirjen
Pendidikan
Tinggi
Direktorat Ketenagaan.
100
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
PENERAPAN MEDIA ALAT PERAGA MATA PELAJARAN IPA SD KELAS IV MATERI RANGKA MANUSIA
BINTI WAHYUNI, S.Pd. SDN Nambakan Kecamatan Ringinrejo ABSTRAK : Kemajuan teknologi modern menyebabkan perubahan system pendidikan yang mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan. Dalam mempelajari IPA siswa diarahkan untuk belajar dan bekerja lebih dari belajar dengan membaca. Usaha guru mengarahkan pengalaman belajar siswa tidak selamanya dapat dilakukan dengan lancar, sering terjadi hambatan-hambatan. Hambatan- hambatan tersebut memerlukan pemecahan. Usaha-usaha pernecahan meski harus disesuaikan dengan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru, melalui penelitianpenelitian kecil di kelas. Penelitian semacam ini sering disebut penelitian tindakan. Dalam pembelajaran yang berpusat pada peningkatan efektivitas dan prestasi mata pelajaran IPA pokok bahasan Rangka Manusia pada siswa Kelas 4 dilaksanakan dalam dua siklus dari hasil yang diperoleb bisa mencapai hasil yang optimal. Terbukti pada siklus ke 2 ada peningkatan rata-rata nilai mencapai 73.8. Data prestasi belajar diperoleh siswa pada awal tindakan dan akhir tindakan mengalami kenaikan rata-rata mencapai 78.4. Dari data tersebut dapat dirangkum bahwa basil yang diperoleh bisa mencapai optimal.
Kata Kunci : Media, Alat Peraga, IPA, Rangka Manusia pendidikan,
peningkatan Dengan
memiliki baik dan
tercermin dalam tugasnya sehari-hari.
Kemajuan
pendidikan
harus
kompetensi yang lebih
Pendahuluan
menyebabkan
guru
teknologi
modern
IPA merupakan mata pelaj aran yang
perubahan
system
membahas
yang
mengarah
kualitas adanya
pada
tentang
peristiwa atau
gejala alam, proses identifikasi dari
pendidikan.
rumusan
dan
peningkatan
terhadap
gejala
hasil alam
pengamatan tersebut,
101
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
sehingga anak dapat menerima suatu
pengalaman-pengalaman belajar yang
fakta dan gejala alami. Secara teoritis
harus dicapai dan kondisi pencapaian
IPA diperkenalkan mulai dari TK
tujuan dirancang secara spesifik.
sampai Perguruan Tinggi.
Pemanfaatan
Penyusunan pembelajaran IPA
pembelajaran
media
akan
menimbulkan
mengikuti prinsip psikologi belajar,
dampak positif seperti
yaitu dari sederhana menuju ke yang
situasi pembelajaran yang memberikan
komplek, dari yang diketahui anak ke
peluang perkembangan kreatifitas pada
hal
anak.
siswa, tersalumya umpan balik ke
Dengan prinsip ini, diharapkan ilmu
siswa secara lancar mengenai pesan
yang diperoleh anak dapat bermanfaat
yang
bagi kehidupannya di masa yang akan
dalam bentuk materi atau isi pelajaran
datang,
proses
itu harus dapat diterima oleh anak
pembelajaran dapat menerima materi
didik dengan menggunakan salah satu
pelajaran secara bermakna,
ataupun gabungan berupa alat indera
yang
belum
agar
diketahui
dalam
artinya
disampaikan
terciptanya
melalui
tidak menerima materi berupa konsep-
mereka.
konsep belaka, tetapi dapat menerima
pembelajaran seperti papan tulis, buku
dan merasakan manfaat dalam hidup
teks, gambar perIu diperhatikan oleh
sehari-hari.
guru, media tersebut hanya lengkap
Dalam mempelajari IPA siswa
Kelengkapan
media
media
tetapi layak dipakai.
diarahkan untuk belajar dan bekerja
Usaha
lebih dari belajar dengan membaca, Di
pengalaman
dalam kegiatan belajar mengajar siswa
selamanya dapat dilakukan dengan
diberikan permasalahan-permasalahan
lancar,
atau ditentang dengan
pertanyaan-
hambatan.
pertanyaan
memerlukan
tersebut
yang
pemecahan.
Kemudian
siswa
melakukan
aktivitas-aktivitas
atau
eksperimen
untuk
guru belajar
sering
mengarahkan siswa
tidak
terjadi
hambatan-
Hambatan-
hambatan
memerlukan
pemecahan.
Usaha-usaha pernecahan meski harus disesuaikan
dengan
hambatan-
memecahkan
hambatan yang dihadapi oleh guru,
permasalahan yang dihadapinya. Tugas
melalui penelitian-penelitian kecil di
guru dalam hal ini
mengarahkan
102
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
kelas. Penelitian semacam ini sering
membantu
disebut penelitian tindakan.
tujuan
Berdasarkan
uraian
tersebut
maka penting adanya pemanfaatan media atau alat peraga pembelajaran dalam pengajaran IPA. Karena salah satu
yang
menjadi
tujuan
dari
pendidikan,
pendidikan
dapat
sehingga berhasil
dengan baik. Lebih khusus me-dia pendidikan diartikan sebagai sesuatu atau benda yang dapat dijangkau oleh panca indera (terutama penglihatan dan pendengaran).
pengajaran IPA adalah siswa mampu
Media pendidikan secara singkat
menggunakan teknologi yang berguna
dapat dikemukakan sebagai sesuatu
untuk meningkatan Prestasi Siswa
(bisa alat, bisa bahan, bisa keadaan)
dalam Mata Pelajaran IPA Pokok
yang dipergunakan sebagai perantara
Bahasan Rangka Manusia Siswa Kelas
komunikasi
4
Kecamatan
pembelajaran (Sihkabuden, 2003 : 3).
Ringinrejo Kabupaten Kediri Semester
Media pembelajaran adalah semua alat
1 Tahun Pelajaran 2011/2012.
bantu atau benda yang digunakan
SDN
Nambakan
dalam
kegiatan
dalam kegiatan belajar dengan maksud untuk Kajian Teori
menyampaikan
pesan
(informasi) pembelajaran dari sumber
1. Pengertian Media Pembelajaran Pengertian antara lain
media
pendidikan
dikemukakan
dalam (Ibrahim,
Hamalik
1982 : 3) yang
menjelaskan bahwa media pendidikan
(guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik ataupun warga belajar). 2. Fungsi Media Pembelajaran Beberapa
pendapat
tentang
adalah alat, metode dan teknik yang
fungsi media pembelajaran di bawah
digunakan
lebih
ini akan memberikan wawasan kepada
dan
kita, peranan media dalam kegiatan
interaksi antara guru dan siswa dalam
pembelajaran adalah sangat penting
proses pendidikan dan pengajaran di
merupakan
sekolah. Ahli
menentukan efektivitas dan efisiensi
dalam
mengefektifkan
komunikasi
lain yaitu Roestiyah
mengemukakan pendidikan
rangka
adalah
bahwa sarana
media
bagian
yang
sangat
pencapaiau tujuan pembelajaran.
yang
103
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
3. Pemilihan Media Pembelajaran Kegiatan
pengetahuan
media
dan menarik perhatian siswa,
pembelajaran ini merupakan bagian
digunakan untuk siapa? apakah
yang tak terpisahkan dari keseluruhan
unmk kelompok kecil, kelas,
proses
media
masal? atau untuk kegiatan
pembelajaran, sejumlah faktor yang
belajar tatap muka atau jarak
perlu dipertimbangkan dan sejumlah
jauh.
prinsip
pemilihan
perbendaharaan
penggunaan
umum
dipertimbangkan menggunakan serta
prosedur
yang guru
media umum
perlu
d. Ketersediaan
media,
apakah
dalam
media
yang
pembelajaran
sudah
tersedia? jika belum
penggunaan
diperlukan
tersedia, apakah
itu
media itu
media pembelajaran. Masalah media
dapat diperoleh dengan, mudah,
pembelajaran harus dikaitkan dengan
Untuk dapat tersedianya media
tujuan pembelajaran; strategi belajar
ada
mengajar yang akan digunakan dan
pengadaan yang dapat diambil,
system evaluasi yang akan digunakan,
yaitu
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
membuat bersama-sama murid,
dalam memilih media pembelajaran
meminjarn,
(Sihkabuden, 2003 : 5) antara lain :
membeli, dan mungkin sekolah
a. Tujuan
pembelajaran
hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran
yang
telah
ditetapkan sebelumnya. b. Efektifitas media, media yang dipilih, mana yang dianggap paling efektif (tepat
guna)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Sasaran
didik/pembelajar
siswa,
media
sesuai
dengan
yang
dipilih
kemampuan,
beberapa
altematif
memproduksi
dapat
sendiri,
menyewa,
dropping
dari
pengadaan,
bila
pemerintah. e. Biaya
memerlukan
biaya
untuk
mengadakan
media,
apakah
tersedia
biaya
untuk
itu?
apakah biaya yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan penggunaannya?
Adakah
.kemungkinan media lain yang sejenis yang mungkin lebih mudah,
tetapi
memiliki
efektifitas yang setara?
104
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
f. Kualitas teknis. Apakah media yang dipilih itu kualitasnya baik? Jika.menggunakan media gambar
misalnya,
apakah
memenuhi syarat sebagai media pembelajaran,
Bagaimana
keadaan daya tahan media yang
(4) tenaga ahli, (5) perlengkapan, (6) fasilitas, (7) waktu. Prinsip umum penggunaan media pembelajaran dibagi menjadi enam prinsip yang
dapat
dikembangkan
sebagai berikut : 1) Penggunaan
dipilih. Pemilihan bahan yang tersedia
media
bukan
berarti mengurangi pentingnya
media
peranan guru di kelas atau
kelas.
sebagai pengganti guru dalam
Dengan adanya bahan yang tersedia,
kegiatan belajar di kelas, media
umumnya melibatkan salah satu dari
berfungsi sebagai alat belajar.
ditopang
oleh
pembelajaran
kehadiran
dalam
ruang
tiga kemungkinan : (1) memilih bahan yang
te1ah
tersedia,
(2)
2) Tidak ada satu media pun yang .harus
dipakai
dengan
yang
meniadakan media yang lain,
telah ada, (3) merancang bahan yang
artinya tiap jenis media dapat
baru.
digunakan dengan kegunaan
merubah/memperbaiki
bahan
Faktor-faktor
diperhatikan
guru
yang dalam
harus memilih
masing-masing.
bahan-bahan yang tersedia disekolah
3) Prinsip media tentu memiliki
antara lain karaktersitik siswa, hakekat
kelebihan dan kelemahan. Guru
dari tujuan yang ingin dicapai, cara
harus pandai
pendekatan
kelebihan dan kelemahan dari
apa
yang
hambatan-hambatan
digunakan,
pada
situasi
memanfaatkan
suatu jenis media disesuaikan
pembelajaran. Apabila guru tidak bisa
dengan
menyediakan seluruh kebutuhan bahan
yang akan dicapai.
dan media yang dibutuhkan maka guru
harus
memperbarui
dan
tujuan
4) Dengan media apapun yang akan digunakan, guru harus
memperbaiki yang ada. Hal-hal yang
mengusahakan
perlu
partisipasi
dipertimbangkan
dalam
pembelajaran
adanya siswa
dalam
merancang bahan-bahan baru antara
kegiatan belajar (cara belajar
lain (1) tujuan, (2) siswa, (3) biaya,
siswa aktif).
105
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
5) Pada waktu akan menggunakan media
pembelajaran
menguasai tujuan pengaj aran
harus
lebih baik.
benar-benar dipersiapkan atau
c. Metode mengajar akan lebih
dipikirkan hal-hal yang akan
bervariasi, tidak semata-mata
dilakukan
komunikasi
pada
waktu
verbal
melalui
persiapan, selama dan sesudah
penuturan kata-kata oleh guru,
penampilan, perlu
sehingga siswa tidak bosan dan
diperiksa
dahulu tentang segala alat dan
guru tidak kehabisan tenaga.
peclengkapan yang diperlukan,
d. Siswa lebih banyak melakukan
begitu
juga
pada
kegiatan belajar, sebab tidak
saat
hanya mendengarkan uraian
penggunaannya
perlu
memperhatikan
pengaturan
guru tetapi juga aktivitas lain
tempat duduk, partisipasi siswa
seperti mengamati, melakukan,
dalam kegiatan belajar dan
mendemonstrasikan, dan lain-
menghindari gangguan belajar.
lain.
Sesudah
penampilan
diatas
bahwa
dapat media
media
dengan
pernbelajaran penting sekali untuk
serta
petunjuk
menumbuhkan motivasi belajar dan
masing-
memperjelas
karaktersitik
penggunaannya
penjelasan
yang
diberikan guru serta mengajaksiswa
masing. 4. Manfaat Media Pembelajaran Adapaun
uraian
disimpuIkan
diadakan tindak lanjut. 6) Gunakan
Dari
perlu
manfaat
secara aktif.
media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa antara lain :
Dengan
adanya
siswa
aktif
dalam pembelajaran maka pesan yang ditangkap oleh siswa akan bertahan
a. Pengajaran akan lebih menarik
lama, sehingga jika siswa diberi soal-
perhatian siswa sehingga dapat
soal
menumbuhkan motivasi belajar.
dengan baik sehingga tujuan yang
b. Bahan pengajaran akan lebih
tes
dapat
menyelesaikannya
dingin dicapai dapat tercapai.
jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami para siswa dan memungkinkan
siswa
106
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Pembahasan
Danes 28 Virghey ZalvaliaSantoso Lazuardi 29 Wahyu 30 Wisnu Aji Santoso 31 Rino Saputro Ari 32 Muhamad Sarifudin 33 Ulil Mawadah
67 70 67 63 65 61 34 Yusi Eka Sonia 67 Firmanda Berdasarkan pengamatan selama
Tindakan I Hasil tindakan I merupakan hasil pengamatan
yang
dilakukan
oleh
peneliti terhadap subyek penelitian selama proses pembelajaran. Hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tes tindakan I adalah sebagai berikut : Tabe11 Diskripsi Hasil Jawaban Siswa
proses belajar mengajar pada tindakan I. 1. Empat siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
pada Tindakan I
soal dan, menoleh kiri kanan No.
Nama
Nilai
untuk meminta jawaban dari teman.
1 Bayu Prasetya
75
2 Dela Apriliya
67
3 Edo Ari Purba
70
menunjukkan bahwa prosentase
4 Irvan Ardiansyah 5 Udin Fitrianto 6 Aci Fabela 7 Bagus Setiaw.an 8 Charello Abel Mulya 9 Dadang Pratama Rahmana 10 Dela Fitri Nurrnaya 11 Devira Sari 12 Eva Churi Latifatul QulbiSri Fatmawati 13 Eva Yulianto 14 Frisna Triwicak Sukma 15 Galuh Wiguna Ninda 16 Hanifah Nurazizah Adiyan 17 Indah Puspitasari Numaroh 18 lsti Nigrisa Munir 19 Misbahul Bagas 20 Mochamad Setiawan Sultonul 21 Muhamad Arifin 22 Muhamad Burhanudin Yusuf Rendy 23 Muhamad FidiansyahFatah 24 Nasrullah Fadi1a 25 Nurul Choruilaysiah 26 Putri Rahayu Oktavia 27 Silvanda Nastari
67 63 65 61 67 74 70 62 70 62 67 70 70 75 67 70 75 67 70 67 63 65 61 75
siswa
2. Dari
data
yang
yang
diperoleh
mencapai
ketuntasan belajar rata-rata 20 %. Tindakan II Pembelajaran tindakan II ini dilaksanakan
agar
siswa
lebih
memahami Rangka Manusia secara keseluruhan, dipergunakan Tanya
Metode disertai
jawab,
alat
yang peraga,
demonstrasi
dan
pemberian tugas.
107
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Tabel 2. Diskripsi Basil Jawaban Siswa pada Tindakan II N
Nama
Berdasarkan pengamatan selama proses belajar mengajar pada tindakan
Nila
II, terlihat bahwa : 1. Dari data yang diperoleh
o 1 Bayu Prasetya
i 77
2 Dela Apriliya
72
menunjukkan
3 Edo Ari Purba
67
prosentase
4 Igrvan Ardiansyah
81
prestasi be1ajar siswa rata-
5 U din Eitrianto
73
rata adalah 10%.
6 Aci Fabela
77
7 Bagus Setiawan
72
8 Charello Abel Mulya 9 Dadang Rahmana Pratama 10 Dela Fitri Nunnaya 11 Devira Sari 12 Eva Churi Latifatul 13 Eva Sri Fatmawati Qulbi 14 Frisna Yulianto 15 Galuh Snkma Triwicak 16 Hanifah Ninda Wiguna 17 lndah Adi yan Nurazizah 18 Isti Numaroh Nigrisa Puspitasari 19 Misbahul Munir 20 Mochamad Bagas 21 Muhamad Sultonul Setiawan 22 Muhamad Arifin 23 Muhamad Rendy Burhanudin Yusuf 24 N asrullah F atah Fidiansyah 25 Nurul Fadila 26 Putri Rahayu ehoruilaysiah 27 Silvanda 28 Virghey Danes OktaviaNastari 29 Wahyu Santoso Zalvalia Lazuardi 30 Wisnu Aji Santo so 31 Rino Saputro 32 Muhamad Ari 33 Ulil Mawadah Sarifudin 34 Yusi Eka Sonia
73 77 72 64 77 73 77 76 80 77 72 67 77 72 67 81 73 77 72 77 72 67 81 73 77 72 73
2. Dari
bahwa peningkatan
data
hasil
yang
diperoleh dati tes tindakan II dan
tiga
siswa
kurang
memahami materi, sehingga nilai yang diperoleh masih rendah.
Test Akhir Pembelajaran ini dapat berjalan efektif,
semua
memahami
siswa
materi
telah
lebih
pembelajaran,
terbukti semua siswa yang menjadi subyek dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. H asil tes akhir yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :
Firmanda
108
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Tabe13. Diskripsi Hasil Jawaban Siswa pada Tes Akhir Penelitian
Berdasarkan pengamatan selama
Siswa
proses belajar rnengajar pada tindakan akhir, terlihat bahwa: N
Nama
Nila
1. Dari data yang diperoleh
o 1 Bayu Prasetya
i 71
menunjukkan
bahwa
2 Dela Apriliya
85
peningkatan
prestasi
3 Edo Ari Purba
88
4 Igrvan Ardiansyah
81
5 U din Eitrianto
85
6 Aci Fabela
88
saat tindakan ke II, dengan
7 Bagus Setiawan
81
nilai rata- rata 78.4 %.
8 Charello Abel Mulya 9 Dadang Rahmana Pratama 10 Dela Fitri Nunnaya 11 Devira Sari 12 Eva Churi Latifatul 13 Eva Sri Fatmawati Qulbi 14 Frisna Yulianto 15 Galuh Snkma Wiguna Triwicak 16 Hanifah Ninda 17 lndah Adi yan Nurazizah 18 Isti Numaroh Nigrisa Puspitasari 19 Misbahul Munir 20 Mochamad Bagas 21 Muhamad Sultonul Setiawan 22 Muhamad Arifin 23 Muhamad Rendy Burhanudin Yusuf 24 N asrullah F atah Fidiansyah 25 Nurul Fadila 26 Putri Rahayu ehoruilaysiah 27 Silvanda 28 Virghey Danes OktaviaNastari 29 Wahyu Santoso Zalvalia Lazuardi 30 Wisnu Aji Santo so 31 Rino Saputro 32 Muhamad Ari 33 UlilMawadah Sarifudin 34 Yusi Eka Sonia
76 68 81 73 76 80 84 76 71 71 85 88 71 85 88 81 85 88 81 71 85 88 81 85 88 81 76
belajar
siswa
jika
dibandingkan dengan pada
2. Satu
siswa
mengalami
sudah
peningkatan
prestasi hasil tes sebesar 10 %. 3. Pengajaran yang diberikan secara
berulang-ulang
kepada siswa terutama satu siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Simpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan
pembahasan
diuraikan
dimnka,
sebagaimana maka
dapat
disirnpulkan sebagai berikut : 1.
Terdapat peningkatan prestasi belajar
IPA
Nambakan
Kelas
4
SDN
Kecamatan
Ringinrejo Kabupaten Kediri.
Firmanda
109
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
2.
Bahwa ada perbedaan prestasi belajar IPA siswa Kelas 4 SDN Nambakan
DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1983. Pedoman Manusia
Kecamatan
Ringinrejo
Kabupaten
dan
Kediri
Alam
Sekitarnya.
Jakarta: Depdikbud.
setelah dilakukan Penelitian. Hadiat, Kertiasa. 1984. Metodologi IPA. Jakarta: Depdikbud. Beberapa
saran
yang
dapat Kasiran,
diajukan sebagai berikut :
Moh.
1983.
I/mu
Perkembangan 1.
Bagi guru yang bersangkutan, hendaknya
dapat
penelitian
tindakan
Surabaya.
melakukan untuk
Hakim, Lukman. 1996. Penelitian Jakarta.
pembalajaran.
P2LPTK
Dirjen
Bagi lembaga, hasil penelitian ini
Dikti.Depdikbud.
diharapkan
kuali
dapat
tas
dijadikan
baban penerangan, bahwa peran media
pembelajaran
sangat
berperan dalam meningkatkan prestasi
belajar
siswa
di
lembaganya. 3.
Anak.
Tindakan.
meningkatkan
2.
Jiwa
Miarso,
Y.
1984.
Teknologi
Komunikasi Pendidikan .. Pengertian
dan
Penerapannya Indonesia.
Jakarta:
di CV.
Rajawali Citra.
Bagi peneliti yang lain nantinya penelitian
Poerwodanninto. 1976. Kamus Umum
dengan bahasan IPA (penelitian
Bahasa Indonesia. Jakarta:
tindakan) hendaknya dilakukan
Balai Pustaka
juga
melakukan
Iebih dari sua siklus agar dapat membiasakan guru atau peneliti
Subiyanto. 1988. Evaluasi Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud.
melaksanakan kajian tindakan di kelasnya
Sudjana, Nana, Rival. 1991. Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya).
110
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Bandung : Sinar
Baru
Bandung. Sugiyanto. 1992. Memahami Sepuluh Kemampuan Dasar Guru. Media
Pembinaan
Pendidikan.
111
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI
ENDANG ASTUTIK, S.Pd. SDN PURWODADI KEC. RINGINREJO
ABSTRAK : PKn adalah mata pelajaran yang memuat materi kewarganegaraan. Melalui mata pelajaran PKn, materi pokok "Pengaruh Globalisasi" siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk lebih mengenal makna "Pengaruh Globalisasi". PKn berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia. Secara khusus penelitian ini diharapkan berhasil meningkatkan prestasi pembelajaran dilihat dari dimensi guru dan siswa dengan cara penerapan/penggunaan pendekatan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Diskusi, siswa pada siklus 1 didapatkan hasil rata-rata 66.1 dari 31 siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang diberikan. Sedangkan pada sikins 2 didapatkan hasil rata-rata 81.1 dari 31 siswa memiliki nilai diatas taraf penguasaan konsep yang diberikan. Berdasarkan data dan analisisnya maka ada peningkatan yang bermakna dalam prestasi belajar mata pelajaran PKn pada kelas eksperimen jika mendapat Metode Diskusi, Hal ini disebabkan karena siswa dituntut untuk belajar lebih keras, dan dapat mengetahui kelemahan pemahamannya serta mendapatkan perbaikan dari temannya.
Kata Kunci : Diskusi, PKn, Sekolah Dasar tinggi yang mampu bersaing atau
PENDAHULUAN PKn yang
adalah
mata
pelajaran
memuat
kewarganegaraan.
materi
PKn
berfungsi
untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan siswa tentang
masyarakat,
bangsa
dan
Negara Indonesia. Pada
era
bangsa-bangsa
berkompetisi di pasar bebas. Dengan demikian peningkatan prestasi sumber daya
manusia
sudah
merupakan
keharusan bagi bangsa Indonesia. Bidang
pendidikan
memegang
peranan yang sangat strategis karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan prestasi sumber daya
globalisasi yang
hanya
berprestasi
manusia,
oleh
karena
sudah
semestinya jika pembangunan sektor
112
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pendidikan menjadi prioritas utama
diharapkan. Banyak metode mengajar
yang
yang dapat diterapkan dalam proses
harus
dilakukan
oleh
pemerintah.
belajar
Salah satu indikator pendidikan berprestasi adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa
dapat
apabila
lebih
ditingkatkan
pembelajaran
berlangsung
secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penguasaan
materi
yang
mengajar.
diantaranya
Salah
Diskusi.
satu Dengan
pendekatan Diskusi diharapkan anak dapat
menggali
dan
menemukan
pokok materi secara bersama-sarna dalam kelompok atau secara individu. Sehingga akhirnya merasa senang dan materi yang dipelajari melekat dalam benaknya karena didapatkan melalui pengalamannya sendiri.
cukup
Disamping itu banyak keluhan
memadai. Menurut Khoirul Anam
dari
(2000:4)
dalam
"Implementasi
kurikulum bagi siswa terlalu berat
Diskusi",
tugas
guru
dalam
dibandingkan dengan waktu yang ada,
hanya
sehingga
pembelajaran
bukan
para
guru
bahwa
prestasi
belajar
beban
tidak
memindahkan informasi pengetahuan
memadai. Oleh sebab itu penerapan
dari buku atau dari guru kepada siswa
pendekatan
didik
adalah
mampu mengatasi keterbatasan waktu
menerima, mengingat dan menghafal
tersebut. Guru tidak lagi harus secara
informasi tersebut. Proses belajar
maraton menjelaskan materi pelajaran
mengajar perIu diupayakan agar lebih
kepada siswa, namun siswa akan
menarik dan berkesan dalam benak
belajar aktif dan mandiri sesuai
siswa.
dengan kemampuan dan potensi yang
dan
tugas
siswa
Penggunaan metode mengajar yang sebagian besar dilakukan guru dengan mengedepankan peran guru.
Diskusi
dimiliki dengan arahan dan bimbingan guru. Ada
berbagai
Hal ini menyebabkan anak kurang
meningkatkan
berperan sehingga akhirnya nilai yang
antara
diraih
kualifikasi
pun
kurang
dari
yang
diharapkan
lain
cara
untuk
mutu
pendidikan,
melalui
peningkatan
pendidik
dan
tenaga
113
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan
atau
memberikan
kesempatan
untuk
menyelesaikan
Interaksi timbal balik tersebut dapat berupa perlakuan khusus pada saat
proses
belajar
mengajar
masalah-masalah pembelajaran dan
berlangsung atau pemberian Metode
non pembelajaran secara professional
Diskusi terhadap hasil yang dicapai
lewat
siswa.
penelitian
terkendali. prestasi
tindakan
Upaya pendidik
kependidikan
secara
Yang
dimaksud
dengan
meningkatkan
interaksi timbal balik guru murid
dan
adalah respon langsung maupun tidak
tenaga
lainnya
untuk
langsung
dalam
proses
belajar
menyelesaikan masalah-rnasalah yang
mengajar dari guru ke siswa atau dari
dihadapi saat menjalankan tugasnya
siswa ke guru.
akan memberikan dampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan yang nyata akan semakin meningkat. kedua,
penyelesaian
masalah
pendidikan dan pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat
meningkatkan
prestasi
Guru hendaknya menggunakan berbagai variasi dalam proses belajar mengajar, satu proses yang monoton saja akan tidak hidup, siswa menjadi pasif,
sehingga
keberanian
tidak
berkembang. Ada
isi,
kalanya
perlu
masukan, proses dan hasil belajar.
menempatkan
Dan
kedua
dengan siswa sebagai senior yang
kemampuan tadi akan bermuara pada
selalu siap menjadi narasumber atau
peningkatan profesionalisme pendidik
konsultan (Laurence, 1976 dalam
dan tenaga kependidikan lainnya.
Tabrani, dkk. 1994:181). Hal ini
ketiga,
Untuk
peningkatan
mewujudkan
tujuan
pendidikan perlu adanya upaya-upaya dalam penyelenggaraan pendidikan, seperti peningkatan interaksi timbal balik antara siswa dan guru ataupun interaksi antara satu siswa dengan siswa lainnya.
diri
guru
berdampingan
merupakan kewajiban seorang guru dan
pembina
pendidik
lainnya,
Program ini dapat dilaksanakan secara berencana
atau
sewaktu-waktu
disesuaikan dengan kebutuhan. Berdasarkan hal diatas maka penulis
tertarik
untuk
meneliti:
"Peningkatan Prestasi Belajar Melalui
114
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Metode Diskusi Pada Pelajaran PKn
menciptakan
Pokok
pembelajaran
Babasan
"Pengaruh
pendekatan yang
efektif
yang
Globalisasi'' Siswa Kelas IV Semester
mengintegrasikan ketrampilan siswa.
2
Sedangkan menurut Johnson, Diskusi
SDN
Purwodadi
Kecamatan
Ringinrejo Kabupaten Kediri Tahun
adalah
kegiatan
Pelajaran 2010/2011",
secara
kelompok-kelompok
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, secara rinci masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah Apakah metode Diskusi dapat meningkatkan prestasi pembelajaran
berhasil
meningkatkan
prestasi pembelajaran dilihat dari dimensi guru dan siswa dengan cara penerapan penggunaan Diskusi,
untuk
kecil,
sampai kepada pengalaman belajar yang
optimal,
individu
baik
maupun
pengalaman pengalaman
kelompok. Lebih
Ianjut
Johnson
dan
Johnson (1996) menekankan bahwa
Secara khusus penelitian ini diharapkan
mengajar
siswa belajar dan bekerja sama untuk
PKn dengan Materi Pokok "Pengaruh Globalisasi" pada Siswa?
belajar
pendekatan
Materi
Pokok
''Pengaruh Globalisasi".
Diskusi sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok
kecil
dimana
siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga dalam setiap diri siswa tumbuh dan berkembang sikap laku saling
ketergantungan
(interdependensi)
secara
positif.
Dengan demikian menjadikan belajar KAJIAN PUSTAKA
melalui kerjasama dalam kelompok akan berjalan seoptimal mungkin.
Pengertian Metode Diskusi
Kondisi ini dapat mendorong siswa Menurut
Devidson
dan
untuk
belajar,
bekerja
dan
Worshain (1992), yang dimaksud
bertanggung jawab secara sungguh-
Diskusi adalah model pembelajaran
sungguh
yang
diwujudkan.
sistematis
dengan
sampai
tujuan
dapat
mengelompokkan siswa untuk tujuan
115
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Pembelajaran dengan Diskusi
Dari
definisi
diatas
dapat
akan memberikan manfaat bagi siswa
dikemukakan adanya beberapa elemen
diantaranya
penting
dapat
meningkatkan
kemampuan siswa untuk bekerja sama dan bersosialisasi, melatih kepekaan diri melalui variasi perbedaan tingkah laku
selama
mengurangi
bekerja
rasa
menumbuhkan
kecemasan
rasa
meningkatkan
sama,
percaya
motivasi
dan diri,
belajar
(partisipasi dan minat), harga diri dan sikap
laku
yang
positif,
dan
meningkatkan prestasi belajar.
dalam
buku
Psycology bahwa:
"Belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang
berupa
kecakapan,
sikap,
kebiasaan, kepandaian atau sesuatu pengertian".
tentang
merupakan
suatu
belajar, yaitu: a)
Belajar
perubahan yang terjadi melalui latihan
atau
pengalaman.
Perubahan-perubahan disebabkan atau
oleh
yang
pertumbuhan
perkembangan
tidak
dianggap sebagai hasil belajar, seperti
perubahan-perubahan
bayi.
Educational mengemukakan,
mencirikan
yang terjadi pada diri seorang
Pengertian Belajar Whiterington
yang
(dalam
Ngalim
b) Tingkah laku yang mengalami perubahan
karena
menyangkut
berbagai
aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, masalah
pemecahan berfikir,
suatu
ketrampilan
kecakapan, kebiasaan atau sikap. Belajar merupakan proses dasar perkembangan
Purwanto, 1990:84).
belajar
hidup
manusia.
Dengan belajar manusia melakukan Sedangkan
menurut
Wasty
perubahan prestasi individu sehingga
Soemanto (1990:99) "Belajar adalah
tingkah lakunya berkembang. Semua
proses sedemikian hingga tingkah
aktifitas dan prestasi hidup manusia
laku ditimbulkan atau diubah melalui
tidak lain adalah hasil belajar. Kita
praktek, latihan atau pengalaman".
hidup dan bekerja menurut apa yang telah dipelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah
116
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
suatu proses dan bukan suatu hasil.
siswa bisa dinyatakan dengan angka
Oleh karena itu berlangsung secara
(0 s.d 10) (Suharsimi Arikunto, 1988).
aktif
dan
menggunakan perubahan
interaktif
dengan
berbagai
bentuk
untuk
mencapai
suatu
tujuan. Oleh karena itu guru harus dapat memberikan rangsangan dalam rangka membimbing siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
kematangan.
Kematangan
adalah proses sedemikian rupa hingga tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat
pertumbuhan
dan
perkembangan struktur serta fungsifungsi jasmani. Dengan demikian tidak setiap perubahan tingkah laku pada diri individu merupakan hasil belajar. Menurut
dari suatu usaha, kemampuan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal di bidang pendidikan. Kehadiran
prestasi
belajar
dalam
kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu yang berada di bangku
Proses belajar berbeda dengan proses
Prestasi belajar merupakan hasil
sekolah (Zainal Arifin, 1989). PEMBAHASAN Siklus 1 Dalam pembelajaran siklus 1, konsep-konsep
yang
diajarkan
teridentifikasi sebagian, Pemahaman tentang
indikator
tentang
ini
mencakup
pemahaman
"Pengaruh
Globalisasi" menurut siswa. pengertian
secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Ada beberapa hal yang diminta untuk dicari jawaban dan didiskusikan dengan
anggota
bagaimana
kelompok,
pengaruh
yaitu
globalisasi
dalam kehidupan kita dan bagaimana kita menyikapi globalisasi di semua bidang?
Pengertian Prestasi Belajar Prestasi mencerminkan sejauh mana siswa telah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan di setiap mata pelajaran. Gambaran prestasi
Pada tahap pembelajaran, siswa diminta menjawab
melakukan
diskusi
dan
pertanyaan-pertanyaan
tersebut diatas. Pada siklus 1 ini
117
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
8
AHMAT
80
pendekatan
Diskusi
banyak
9
AUDIA BAYYINA CANDRA PRISCILLA
65 70
mengalami hambatan diantaranya :
10 11
a)
Instruksi guru dalam memberi
12
DENI DARUL PRATAMA PUTRA DONI MAULANA ANWAR
tugas kepada kelompok kurang
13
FERI ANDRI
80
jelas, sehingga siswa masih
14
65
banyak
15
LUQMAN BAYU KURNlA WAN M. RISKY SETIAWAN
yang
kebingungan
dalam mengerjakan tugas. b)
16
Kegiatan diskusi belum lancar karena hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu sehingga kerjasama
kelompok
17
18
Pemakaian buku panduan belum optimal
dan
kelompok
masih yang
banyak
proses
SHANDRA IRANI M. ANDRE NUGROHO
60 70
80
19
NILA RISTIANI NOVIA AYU SAFITRI
65
60
hanya
menyiapkan satu buku sumber. Diakhir
MONICA PRATAMA
80
relatif
kurang. c)
60
20
pembelajaran
pada siklus 1, siswa diberikan tes. Hasil tes ditunjukkan dalam tabel
21
NURUL AFRO FA'IZAH RESTU ADITY APRATAMA
70
60
berikut dibawah ini: Daftar Nilai Siswa Siklus 1 No
Nama Siswa
22
Hasil
1
SARIPAH
Belajar 65
2
ABDUL ROHMAN
60
3
ADI TRI
70
4
60
5
ANDIK SUPRIADI CAHYONO FAJAR ASNAWI
6
M. RIZAL JIBRAN
70
7
IRFAN YUSUF
60
65
23
24
RISKA PRAMBUDI SAFITRI INTAN SARI TRI LAILATUL OKTAVIA
65
60
70
25
YENI LESTARI
60
26
YOGA
65
118
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
ANDREANTO 27 28
YOGI YURISKA DELLA HERMAWAN VIANTIKA
kelompok diberi tugas yang berbeda60 70
beda
untuk
kelompoknya, untuk
didiskusikan
dalam
kemudian
diminta
mempresentasikan
hasil
diskusinya di depan kelas. 29
M. REZA GUSTI P.
60 Hasil tes siklus 2 ditunjukkan
30
FINA PUJI RAHA YU
65
dalam tabel berikut dibawah ini: No
31
BAGUS TRI
60
Rata-rata UTOMO
66,1
Nama Siswa
Hasil Belajar 95
1
SARIPAH
2
ABDUL ROHMAN
80
3
ADI TRI
60
Dari tabel diatas tampak bahwa
4
95
nilai rata-rata siswa adalah 66.1
5
ANDIK SUPRIADI CAHYONO FAJAR ASNAWI
dengan nilai terendah 60 dan nilai
6
M. RIZAL JIBRAN
60
7
IRFAN YUSUF
95
8
AHMAT
80
9
AUDIA BAYYINA CANDRA PRISCILLA
60 95
12
DENI DARUL PRATAMA PUTRA DONI MAULANA ANWAR
13
FERI ANDRI
60
14
LUQMAN BAYU KURNlA WAN M. RISKY SETIAWAN
95
tertinggi 80.
10 11
15 16
Siklus 2 Dalam pembelajaran siklus 2,
17
MONICA PRATAMA SHANDRA IRANI M. ANDRE NUGROHO
65
60 80
80 80
95
18
NILA RISTIANI
80
19
NOVIA AYU
80
siswa tetap diminta saling melakukan Diskusi dan menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut diatas. Setiap
119
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
SAFITRI
20
21
NURUL AFRO FA'IZAH RESTU ADITY APRATAMA
Dari siklus 2 ini dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran telah 80
berhasil mencapai apa yang sudah ditargetkan.
95
Sehingga
secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran sudah memenuhi apa yang diharapkan, yaitu adanya
22
23
24
RISKA PRAMBUDI SAFITRI INTAN SARI TRI LAILATUL OKTAVIA
80
peningkatan
prestasi
pembelajaran
yang ditunjukkan dengan peningkatan prestasi 80
prestasi
siswa
secara
menyeluruh. Ditinjau dari hasil belajar yang
95
ditunjukkan oIeh nilai test pada siklus 1 dan siklus 2, maka dapat dikatakan
25
26
YENI LESTARI YOGA ANDREANTO
80
bahwa proses pembelajaran ini sudah berhasil. Kekurangan yang terdapat
80
pada siklus 1, sudah diperbaiki pada siklus 2. Sehingga pada saat observasi
27 28
29
30
31
YOGI YURISKA DELLA HERMAWAN VIANTIKA M. REZA GUSTI P. FINA PUJI RAHA YU BAGUS TRI RATA-RATA UTOMO
80 95
80
80
95 81,1
Dari tabel diatas tampak bahwa nilai rata-rata siswa adalah 81,1 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 95.
dan refleksi pada siklus 2, sudah diperoleh
gambaran
menunjukkan
peningkatan
yang prestasi
belajar siswa. Hasil
penelitian
juga
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa
dapat
ditingkatkan
diberikan
dengan
perlakuan-perlakuan
tertentu yang sesuai dengan materi indikator yang harus dipelajari oleh siswa.
Hal
ini
nampaknya
juga
dipengaruhi oleh gairah belajar yang dimiliki, karena model pembelajaran
120
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
yang monoton saja akan membuat
belajar siswa pada mata pelajaran
siswa bosan dan menganggap proses
PKn. Hal ini dapat dilihat dari rata-
pembelajaran bukanlah suatu hal yang
rata nilai kelas, dimana untuk siklus 1
menarik. Kegairahan belajar siswa
adalah 66,1, sedangkan untuk siklus 2
juga ditunjukkan dengan partisipasi
adalah sebesar 81,1.
mereka
yang
meningkat
selama
diskusi berlangsung, ataupun juga kesiapan pada saat mereka harus bertukar peran. Siswa
Berdasarkan
dan
analisisnya maka ada peningkatan yang bermakna dalam prestasi belajar mata
yang
data
pelajaran
PKn
pada
kelas
memiliki
eksperimen jika mendapat Metode
kekurangan juga dapat belajar pada
Diskusi. Hal ini disebabkan karena
temannya, ini adalah suatu hal yang
siswa dituntut untuk belajar lebih
menguntungkan,
keras
karena
dengan
dan
keberanian untuk mengungkapkan apa
kelemahan
yang mereka ketahui, akan dapat
mendapatkan
diketahui pula hal-hal yang belum
temannya.
dapat
mengetahui
pemahamannya perbaikan
serta dari
diketahui dari tingkat pemahaman mereka,
sehingga
hal
ini
memungkinkan adanya penambahanpenambahan atau perbaikan-perbaikan yang dapat diperoleh melalui metode ini.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1988. Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Nasution, S. 1987. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bina Aksara.
SIMPULAN Hasil penelitian terhadap 31 siswa Kelas IV SDN Purwodadi Kecamatan
Ringinrejo
Pasaribu & Simanjutak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Kabupaten
Kediri menunjukkan bahwa Metode Diskusi dapat meningkatkan prestasi
121
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Slatneto. 1988. Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Bina Aksara. Tabrani, dkk. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Windardi. 1999. Pengenan Model Diskusi. Malang : PPG IPSI. Winkel. 1989. Psikologi Pengajaran. Gramedia, Jakarta. Zainal Arifin. 1989. Evaluasi Instruksional. Jakarta: Gramedia.
122
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAHASAN MENGENAL KITAB-KITAB ALLAH DENGAN MENERAPKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SDN SUKOHARJO KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 CHOIRUL HUDA, S.Pd.I SDN Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri ABSTRAK : Pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada soal cerita yang dilaksanakan di kelas V SDN. Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri belum melibatkan potensi dan peran serta siswa secara optimal. Hal tersebut salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna. Kondisi tersebut perlu segera dicarikan solusi penyelesaiannya. Menanggapi permasalahan tersebut, maka dilaksanakan metode diskusi kelompok melalui penelitian tindakan kelas. Metode pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDN. Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri pada pokok bahasan mengenal kitab-kitab Allah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan subyek penelitian siswa kelas V SDN. Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 20 siswa. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), implementasi/tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflektion). Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Agustus 2008 berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I diperoleh ratarata aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 72,83%. Sedangkan hasil belajar pada siklus I diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 72,50 dengan ketuntasan klasikal 70%. Siklus II dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 1 September 2008 diperoleh rata-rata aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 90%. Sedangkan hasil belajar pada siklus II diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus II. Nilai rata-rata kelas pada siklus II adalah 77,50 dengan ketuntasan klasikal 90%. Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas ini dapat diambil simpulan bahwa melalui metode diskusi kelompok hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas V SDN. Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri pada pokok bahasan mengenal kitab-kitab Allah dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, diharapkan guru Pendidikaan Agama Islam SDN. Sukoharjo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri pada khususnya dan guru SDN Sukoharjo pada mumnya bisa menerapkan model pembelajaran ini dalam membelajarkan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam
123
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Metode Diskusi Kelompok I.
teknik penyajian yang digunakan guru
PENDAHULUAN
untuk menyampaikan informasi kepada Pembelajaran Pendidikan Agama
siswa berbeda dengan cara yang ditempuh
Islam tidak lagi mengutamakan pada
untuk
penyerapan
menguasai
melalui
pencapaian
memantapkan
siswa
pengetahuan,
dalam
keterampilan
informasi, tetapi lebih mengutamakan
serta sikap. Metode yang digunakan untuk
pada pengembangan kemampuan dan
memotivasi
pemrosesan
menggunakan
pengetahuannya
memecahkan
suatu
aktivitas
informasi. peserta
Untuk didik
itu perlu
siswa
agar
mampu
masalah
untuk yang
ditingkatkan melalui latihan-latihan atau
dihadapi ataupun untuk menjawab suatu
tugas Pendidikan Agama Islam dengan
pertanyaan akan berbeda dengan metode
bekerja
yang diguanakan untuk tujuan agar siswa
kelompok
kecil
dan
menjelaskan ide-ide kepada orang lain. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi bahasan mengenal kitab-
mampu
berpikir
dan
mengemukakan
pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.
kitab Allah sebagian siswa masih ada
Dengan menyadari gejala-gejala
yang kurang bisa memahami materi
atau kenyataan tersebut diatas, maka
pelajaran sehingga hasil belajar siswa
dalam penelitian ini penulis penulis
kurang maksimal.
mengambil judul “Meningkatkat Prestasi
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu
pengetahuan
cara-cara
Mengenal Kitab-Kitab Allah Dengan
mengajar yang dipergunakan oleh guru
Menerapkan Metode Diskusi Kelompok
atau instrukstur. Pengertian lain ialah
Pada Siswa Kelas V Semester I SDN
sebagai teknik penyajian yang dikuasai
Sukoharjo
oleh
atau
Kabupaten
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa
2008/2009.
guru
tentang
Belajar Pendidikan Agama Islam Bahasan
untuk
mengajar
Kecamatan Kediri
Tahun
Plemahan Pelajaran
di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di dalam 1
kenyataan cara atau metode mengajar atau
124
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
II.
a) Metode
KAJIAN PUSTAKA
diskusi
dapat
merangsang siswa untuk lebih
A. Kajian Teori
kreatif,
1. Metode Diskusi Metode diskusi adalah metode
Dalam
memberikan gagasan dan ide-
pembelajaran
yang
menghadapkan
ide.
siswa
suatu
permasalahan.
b) Dapat
pada
hususnya
melatih
Tujuan utama metode ini adalah untuk
membiasakan
memecahkan
pikiran dalam mengatasi setiap
suatu
permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat
suatu
keputusan
diri
untuk bertukar
permasalahan. c) Dapat melatih siswa untuk dapat
mengemukakan
(Killen, 1998). Karena itu, diskusi
pendapat atau gagasan secara
bukanlah debat yang bersifat mengadu
verbal.
argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar
pengalaman
untuk
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa
menentukan keputusan tertentu secara
kelemahan, di antaranya:
bersama-sama.
a) Sering
terjadi
pembicaraan
Secara umum ada dua jenis
dalam diskusi dikuasai oleh 2
diskusi yang biasa dilakukan dalam
atau 3 orang siswa yang
proses pembelajaran. Pertama, diskusi
memiliki
kelompok. Diskusi ini dinamakan juga
berbicara.
diskusi
kelas.
Pada
diskusi
ini
keterampilan
b) Kadang-kadang
pembahasan
permasalahan yang disajikan oleh
dalam
guru dipecahkan oleh kelas secara
sehingga kesimpulan menjadi
keseluruhan.
kabur.
1. Kelebihan dan Kelemahan
metode
waktu
yang
beberapa
kelebihan
kadang tidak sesuai dengan
diskusi,
manakala
yang direncanakan.
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
c) Memerlukan
meluas,
cukup panjang, yang kadang-
Metode Diskusi Ada
diskusi
d) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan
pendapat
yang
125
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
bersifat emosional yang tidak
b) Diskusi Kelompok Kecil
terkontrol.
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi
2. Jenis-jenis Diskusi Terdapat
bemacam-macam
siswa
dalam
kelom-pok-
jenis diskusi yang dapat digunakan
kelompok.
dalam proses pembelajaran, antara
kelompok antara 3-5 orang.
lain:
Jumlah
anggota
c) Simposium
a) Diskusi Kelas
Simposium
Diskusi
kelas
atau
metode
adalah
mengajar
disebut juga diskusi kelompok
membahas
adalah
pemecahan
dipandang dari berbagai sudut
masalah yang dilakukan oleh
pandang berdasarkan keahlian.
proses
suatu
dengan
seluruh anggota kelas sebagai
d) Diskusi Panel
peserta diskusi. Prosedur yang
Diskusi
persoalan
panel
digunakan dalam jenis diskusi
pembahasan
ini adalah: (1) guru membagi
yang dilakukan oleh beberapa
tugas
orang panelis yang biasanya
sebagai
pelaksanaan
diskusi, misalnya siapa yang
terdiri
akan menjadi moderator, siapa
hadapan audiens.
yang menjadi
penulis;
(2)
sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan
masalah
dari
suatu
adalah
4-5
masalah
orang
di
B. Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi Agar
penggunan
diskusi
yang
berhasil dengan efektif, maka perlu
harus dipecahkan selama 10-
dilakukan langkah-langkah sebagai
15 menit; (3) siswa diberi
berikut:
kesempatan untuk menanggapi
1. Langkah Persiapan
permasalahan
setelah
Hal-hal
mendaftar pada moderator; (4)
diperhatikan
sumber
diskusi
masalah
memberi
di
yang dalam
harus persiapan
antaranya:
1)
tanggapan; dan (5) moderator
Merumuskan tujuan yang ingin
menyimpulkan hasil diskusi.
dicapai, baik tujuan yang bersifat
126
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
umum maupun tujuan khusus. 2)
Me-review
Menentukan jenis diskusi yang
dengan meminta pendapat dari
dapat
dilaksanakan
seluruh peserta sebagai umpan
dengan
tujuan
sesuai
yang
ingin
balik
dicapai.. 3) Menetapkan masalah yang
akan
dibahas.
4)
jalannya
untuk
diskusi
perbaikan
selanjutnya. C. Diskusi Kelompok
Mempersiapkan segala sesuatu
Model ini merupakan suatu
yang berhubungan dengan teknis
model yang sangat terstruktur dengan
pelaksanaan diskusi.
enam tahapan pelaksanaan khusus.
2. Pelaksanaan Diskusi
Keterlibatan siswa terdapat di dalam
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam
setiap tahapan mulai dari pemilihan topik hingga evaluasi belajar siswa.
melaksanakan diskusi adalah: 1)
Tahap 1. Indentifikasi topik dan
Memeriksa
segala
persiapan
mengorganisasikan siswa ke dalam
dianggap
dapat
kelompok. Tahap 2. Merencanakan
memengaruhi kelancaran diskusi.
tugas belajar. Para siswa menyusun
2)
pengarahan
rencana bersama. Tahap 3. Melakukan
sebelum dilaksanakan diskusi,
penyelidikan. Tahap 4. Menyajikan
misalnya
laporan akhir dan Tahap 5. Evaluasi
yang
Memberikan
menyajikan
tujuan
yang ingin dicapai serta aturan-
a. Hasil Belajar
aturan diskusi sesuai dengan jenis
diskusi
yang
akan
dilaksanakan. 3)
pembelajaran
348) hasil adalah sesuatu diadakan oleh
3. Menutup Diskusi Akhir
Dalam Poerwadarminto (2003:
usaha.
Jadi
dari
proses
seseorang mengadakan suatu kegiatan
dengan
belajar yang terbentuk dalam bentuk suatu
dilakuan hal-hal sebagai berikut:
diberikan oleh guru.
Membuat
belajar
merupakan hasil yang dicapai setelah
menggunakan diskusi hendaklah
1)
hasil
pokok-pokok
nilai
hasil
belajar
yang
Menurut Hamalik (2002: 15)
pembahasan sebagai kesimpulan
hasil
belajar
tampak
sebagai
sesuai dengan hasil diskusi. 2)
terjadinya perubahan tingkah laku
127
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pada diri siswa, yang dapat diamati dan
diukur
dalam
perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan Berdasarkan
uraian-uraian
di
atas dapat disimpulkan bahwa proses
a. Rencana: Rencana tindakan yang akan
dilakukan
untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan
perilaku
dan
sikap
sebagai solusi.
belajar mengajar pada akhirnya akan
b. Tindakan/Pelaksanaan: Tindakan
menghasilkan kemampuan siswa yang
yang akan dilakukan oleh guru
mencakup pengetahuan, sikap dan
atau
keterampilan.
perbaikan,
dikatakan
Sehingga
bahwa
hasil
dapat belajar
merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
ia
menerima
peneliti
sebagai
upaya
peningkatan
atau
perubahan yang diinginkan. c. Observasi/Pengamatan:
suatu
Mengamati atas hasil atau dampak
pengetahuan yang dinyatakan berupa
dari tindakan yang dilaksanakan
angka (nilai).
atau dikenakan terhadap siswa. d. Refleksi:
Peneliti
mengkaji,
III.
Metode Penelitian
melihat, dan mempertimbangkan
A.
Subjek dan Setting Penelitian
atas
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
hasil
atau
dampak
dari
pelbagai kriteria. B. Tempat
Tindakan Kelas (classroom action
dan
Waktu
Penelitian
research) yang dilakukan dengan
Penelitian tindakan kelas ini
tujuan memperbaiki mutu praktik
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
pembelajaran di kelasnya. Karena
Sukoharjo yang bertempat di Desa
PTK berfokus pada kelas atau pada
Sukoharjo
Kecamatan
Plemahan
proses belajar mengajar yang terjadi
Kabupaten
Kediri.
Sedangkan
di kelas. PTK harus tertuju atau
penelitian dilaksanakan pada semester
mengenai hal-hal yang terjadi di
ganjil tahun pelajaran 2008/2009.
dalam kelas. Model ini terdiri dari empat komponen:
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas di mulai tanggal 1 Agustus 2008 sampai dengan 30 September 2008. C. Subyek Penelitian
128
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Subyek dalam penelitian ini
kemampuan
atau
yang
individu
atau
adalah siswa kelas V Sekolah Dasar
dimiliki
Negeri Sukoharjo yang berjumlah 20
kelompok (Arikunto, 2006: 150)
siswa. Adapun yang akan diteliti yaitu hasil
belajar
siswa
pada
E. Teknik
materi
Data adalah hasil pencatatan
D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen digunakan
Pengumpulan
Data
mengenal kitab-kitab Allah.
yang
oleh
bakat
adalah
peneliti
baik
yang
berupa
fakta
maupun angka (Arikunto, 2006: 118).
sebagai
F. Teknik Analisis Data
berikut:
Teknik analisis data adalah cara
a. Lembar Observasi Observasi
yang
paling
menentukan
untuk
sebagai
suatu
menyusun dan mengelola data yang
sempit,
yakni
terkumpul
memperhatikan sesuatu
dengan
aktiva
yang
menggunakan mata. b.
untuk
kesimpulan
mendapatkan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Data peneliti
Data yang penulis peroleh
yang
terkumpul
dianalisis
lebih tepat, dalam arti keaslian,
menggunakan
kelengkapan maupun kebenaran
kualitatif. Rencana Tindakan
data. c.
kuantitatif
Rencana
dan
tindakan
dalam
Dengan langsungnya subyek
penelitian tindakan kelas ini akan
maupun obyek, dapat mengurangi
dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.
palsu tidaknya suatu data.
Setiap siklus meliputi empat tahap
Data observasi yang telah
perencanaan
(planning),
diperoleh masing-masing dinilai
implementasi/tindakan
(action),
dan kemudian diolah.
pengamatan
d.
Tes Tes
yaitu
(observation),
dan
refleksi (reflektion) dan dilaksanakan serentetan
dengan kolaborasi partisipatif antara
pertanyaan atau latihan serta alat
peneliti dan guru kelas V SDN
lain
Sukoharjo
yang
mengukur pengetahuan,
adalah
digunakan
untuk
keterampilan,
Kecamatan
Plemahan
Kabupaten Kediri.
intelegensi,
129
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Sedangkan garis besar siklussiklus
tersebut
dapat
dijelaskan
sebagai berikut ini:
belajar
mengajar
(KBM). f. Guru mendesain alat evaluasi. 2. Implementasi/tindakan
Siklus I 1. Perencanaan a. Guru
kegiatan
h. Guru membuat
Rencana
Pembelajaran materi mengenal kitab-kitab
Allah
menggunakan
Rencana
Pembelajaran i. Guru memberikan soal cerita
dengan
secara lisan kepada siswa yang
diskusi
dilakukan secara enteraktif.
kelompok.
j. Guru membagi siswa dalam
b. Guru membuat soal latihan yang
mempelajari
berkaitan
dengan
kelompok-kelompok. k. Guru
memberikan
tugas
mengenal kitab-kitab Allah.
kelompok yang berupa soal
c. Guru membuat soal yang akan
cerita yang dikemas dalam
diberikan tiap kelompok untuk didiskusikan secara kelompok. d. Guru membentuk kelompok-
kartu kerja. l. Guru berkeliling membantu siswa
yang
mengalami
kelompok siswa (direncanakan
kesulitan menyelesaikan tugas
setiap kelompok terdiri 5 siswa
kelompoknya.
bervariasi dalam kemamouan
m. Ketua
kelompok
akademis, jenis kelamin, dan
kesempatan
etnis dan salah satu sebagai
mempresentasikan
ketuanya).
diskusinya.
dipersiapkan
Selain
itu
juga
penghargaan
yang akan diberikan
pada
kelompok yang berprestasi. e. Guru
untuk hasil
n. Tanggapan, pertanyaan
dan
masukan dari kelompok lain terhadap
hasil
diskusi
lembar
kelompok yang presentasi.
untuk
o. Guru memberikan soal latihan
mengamati situasi dan kondisi
sebagai tolok ukur pencapaian
selama
siswa pada siklus tindakan I.
observasi
membuat
diberi
siswa
berlangsungnya
3. Observasi/Evaluasi
130
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Observasi pada siklus I
menyelesaikan
masalah
dilakukan peneliti, pada penelitian
berkaitan materi pelajaran.
ini dilakukan terhadap aktivitas
c. Guru membuat soal latihan
siswa dalam kelompok.
untuk di diskusikan secara
4. Refleksi
kelompok dengan menarik dan
Refleksi merupakan analisis
bervariasi.
hasil observasi dan hasil tes. Refleksi
I
kelompok siswa yang didesain
dilaksanakan segera setelah tahap
berdasarkan hasil dari siklus I.
implementasi/tindakan
Selain itu juga dipersiapkan
observasi
pada
siklus
d. Guru membentuk kelompok-
selesai.
dan
Berdasarkan
penghargaan
yang
akan
hasil observasi dan hasil tes siklus
diberikan pada kelompok yang
I, jika sudah memenuhi indikator
berprestasi.
penelitian yang ditetapkan maka
e. Guru
membuat
lembar
penelitian dihentikan, dan jika
observasi
belum
mengamati situasi dan kondisi
memenuhi
indikator
penelitian yang telah ditetapkan
selama
maka penelitian dilanjutkan ke
kegiatan
siklus II.
(KBM).
2.
Perenca naan
berlangsungnya belajar
mengajar
3.
Implem entasi/tindakan
membuat
Rencana
Pembelajaran materi Mengenal kitab-kitab
Allah
menggunakan kelompok
dengan diskusi
berdasar
hasil
refleksi siklus I. b. Guru
untuk
f. Guru mendesain alat evaluasi.
Siklus II
a. Guru
siswa
membuat
berkaitan
a. Guru
mempelajari
Rencana
Pembelajaran b. Guru memberikan soal secara lisan
kepada
siswa
yang
dilakukan secara enteraktif. c. Guru membagi siswa dalam
soal
yang dengan
kelompok-kelompok. d. Guru
memberikan
tugas
kelompok yang berupa soal
131
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
cerita yang dikemas dalam
hasil observasi dan hasil tes siklus
kartu kerja.
II, serta hasil observasi sikap
e. Guru berkeliling membantu siswa
yang
siswa
terhadap
pelajaran
mengalami
Pendidikan Agama Islam, maka
kesulitan menyelesaikan tugas
bisa ditarik kesimpulan bahwa
kelompoknya.
penelitian telah berhasil karena
f. Ketua
kelompok
kesempatan mempresentasikan
diberi
indikator penelitian yang telah
untuk
ditetapkan.
hasil
D. Indikator Keberhasilan
diskusinya.
Sebagai tolok ukur keberhasilan
g. Tanggapan, pertanyaan
dan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas
masukan dari kelompok lain
ini dapat dilihat dari:
terhadap
1.
hasil
diskusi
Tercapainya
ketuntasan
kelompok yang presentasi.
belajar secara klasikal yaitu 85%
h. Guru memberikan soal cerita
siswa yang telah mencapai daya
menyelesaikan masalah yang
serap lebih dari atau sama dengan
berkaitan
70%.
dengan
waktu
sebagai tolok ukur pencapaian siswa pada siklus tindakan II. 4.
2.
Meningkatnya
aktivitas
belajar siswa secara aktif dalam
Observa si/Evaluasi
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yang aktif minimal
Observasi pada siklus II merupakan
perbaikan
dari
observasi pada siklus I. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam kelompok.
. IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian selama 2 (dua) siklus adalah sebagai berikut :
5.
Refleksi Refleksi
75%.
I
Siklus I dilaksanakan dalam
dilaksanakan segera setelah tahap
dua kali pertemuan pada hari
implementasi/tindakan
dan
Senin 4 Agustus 2008 dan Senin
Berdasarkan
11 Agustus 2008 masing-masing
observasi
pada
selesai.
siklus
1. Hasil Penelitian Siklus I
132
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pertemuan beralokasi 70 menit (2
persentase
jam pelajaran).
mencapai 70%. Berdasarkan hasil
Pelaksanaan
ketuntasan
klasikal
diskusi
observasi dan tes pada siklus I
kelompok pada siklus I sudah
diperoleh pelaksanaan penelitian
berjalan cukup baik. Hal tersebut
tindakan kelas belum mencapai
ditunjukkan
indikator penelitian yang telah
dengan
hasil
observasi yang menyatakan bahwa
ditetapkan.
persentase
dilakukan tindakan pada siklus II.
71%
memprhatikan
persentase
keaktifan
bertanya/mencari kepada
guru
perlu
2. Hasil Penelitian Siklus II
informasi
guru
Sehingga
Siklus II dilaksankan dalam
adalah
69%
2 (dua) pertemuan pada hari Senin
mengerjakan
tugas
25 Agustus 2008 dan Senin 1
sesuai dengan bagiannya adalah
September 2008 masing-masing
79%
pertemuan beralokasi 70 menit (2
persentase
persentase
bekerja
sama
dengan kelompoknya adalah 72% persentase
strategi
Berdasarkan hasil observasi
belajar yang diberikan adalah 71%
diperoleh bahwa keaktifan siswa
presentase
dalam
dalam
menerapkan
jam pelajaran).
kemampuan
mempresentasikan
siswa
mengikuti
pelajaran
hasil
mengalami peningkatan dari siklus
diskusi kelompok adalah 75%
I, pada siklus I siswa yang aktif
prosentase keaktifan siswa secara
hanya 72,82% dan pada siklus II
keseluruhan mencapai 72,82%.
meningkat menjadi 90%.
Tes siklus I dilaksankan pada
pertemuan
II
dengan
Tes siklus II dilaksankan pada
pertemuan
II
dengan
memberikan tes (terlampir) kepada
memberikan tes (terlampir) kepada
siswa, dan dari hasil tes pada
siswa, dan dari hasil tes pada
siklus I diperoleh nilai tertinggi 80
siklus II diperoleh nilai tertinggi
sedangkan nilai terendah 50 dan
90 sedangkan nilai terendah 60
nilai rata-rata siswa adalah 72,50
dan nilai rata-rata siswa adalah
Siswa
belajar
77,50 Siswa yang tuntas belajar
sebanyak 14 dari 20 siswa atau
sebanyak 18 dari 20 siswa atau
yang
tuntas
133
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
persentase
ketuntasan
klasikal
disebabkan oleh, sebelum pelaksanaan
mencapai 90% Berdasarkan hasil
kerja
observasi dan tes pada siklus II
memberikan
diperoleh pelaksanaan penelitian
tentang yang akan dilakukan siswa
tindakan kelas telah mencapai
dalam
indikator penelitian yang telah
kelompok.
ditetapkan. C.
telah
petunjuk-petunjuk
pembelajaran
diskusi
hasil belajar siswa pada Siklus I
Dari refleksi pengamatan pada I
guru
Berdasarkan hasil tes 20 siswa,
Pembahasan
siklus
kelompok
diperoleh
hasil
temuan
menunjukkan nilai rata-rata kelas 72,50
dan
ketuntasan
klasikal
sebagai berikut. Pada siklus I hanya 5
mencapai 70%. Hal ini berarti hasil
Anak yang aktif bertanya pada saat
belajar pada Siklus I belum memenuhi
pembelajaran, karena sebagian besar
indikator penelitian. Berdasarkan hasil
siswa masih malu untuk bertanya.
refleksi, kurangnya keberhasilan ini
Oleh karena itu guru memberikan
disebabkan oleh berbagai hal, antara
motivasi kepada siswa agar selalu
lain siswa masih sulit memahami soal
percaya diri untuk bisa aktif bertanya
dan
pada saat pembelajaran. Pada siklus I
siswa
keaktifan
pembelajaran
siswa
rata-rata
sudah
sulit
menyelesaikannya
belum
terbiasa diskusi
serta dengan
kelompok.
terbilang cukup baik yaitu 72,83%
Ketidakmampuan yang dialami siswa
dengan rincian persentase keaktifan
disebabkan kurangnya latihan yang
bertanya/mencari informasi kepada
rutin dan kurang variasinya guru
guru
dalam mengajar di kelas.
adalah
69%
Persentase
mengerjakan tugas sesuai bagiannya
Selanjutnya dari hasil refleksi
adalah 79% persentase bekerja sama
pada
dengan kelompoknya adalah 72%
berlangsungnya Siklus II didapatkan
persentase menerapkan strategi belajar
bahwa
yang diberikan adalah 71% dan
peningkatan yang cukup baik, sebab
persentase kemampuan siswa dalam
siswa sudah mulai terbiasa dengan
mempresentasikan
pembelajaran diskusi kelompok. Hal
kelompok
adalah
hasil 75%.
diskusi Hal
ini
pengamatan
aktifitas
siswa
selama
mengalami
ini bisa dilihat dari presentase siswa
134
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
yang
aktif
bekerja
sama
dalam
kelas V Semester I SDN. Sukoharjo
kelompok adalah 96%; persentase
Kecamatan
mengerjakan tugas sesuai bagiannya
Kediri dapat meningkatkan hasil
adalah 94%; persentase menerapkan
belajar siswa pada pokok bahasan
strategi belajar yang diberikan adalah
mengenal kitab-kitab Allah. Hal ini
83%; persentase kemampuan siswa
dapat dilihat dari meningkatnya nilai
dalam mempresentasikan hasil diskusi
rata-rata
kelompok adalah 90%. Sedangkan
klasikal. Sebelum diterapkan diskusi
persentase keaktifan siswa secara
kelompok nila rata-rata kelas hanya
keseluruhan mencapai 90%.
65 dengan ketuntasan klasikal 58%.
Dalam Siklus II, dari hasil tes 20
Plemahan
kelas
Setelah
Kabupaten
dan
ketuntasan
diterapkan
model
siswa diperoleh nilai rata-rata kelas
pembelajaran
meningkat dari Siklus I yaitu 77,50
kelompok nilai rata-rata kelas pada
dan ketuntasan klasikal mencapai
Siklus
90%. Meningkatknya aktifitas belajar
ketuntasan klasikal 70% dan pada
siswa dan hasil belajar siswa dapat
Siklus II diperoleh nilai rata-rata
diartikan
bahwa
kelas
Pendidikan
Agama
pembelajaran Islam
dengan
I
dengan
adalah
77,50
diskusi
72,50
dengan
dengan
ketuntasan
klasikal mencapai 90%.
diskusi kelompok dalam pembelajaran
(2) Aktifitas belajar siswa pada saat
pada siswa kelas V SDN. Sukoharjo
diterapkan metode diskusi kelompok
Kecamatan
juga mengalami peningkatan. Hal
Plemahan
Kabupaten
Kediri telah berhasil.
tersebut
ditunjukkan
persentase
keaktifan
siswa
dengan pada
KESIMPULAN
Siklus I sebesar 72,83% dan pada
Kesimpulan
Siklus II mengalami peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian dan
yaitu sebesar 90%.
pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam dengan menerapkan diskusi kelompok yang telah dilaksanakan di
135
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah B. Uno. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Purwodarminto, 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PU. Balai Pustaka
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif
dalam
Proses
Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sanjaya,
Wina.
2006.
Pembelajaran.
Strategi
Jakarta:
Media
Prenada
Suharsimi
Arikunto.
Penelitian
1992.
Suatu
Prosedur Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
136
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI METODE INQUIRY
MUH. MUJAHIDIN, S.Pd SDN Selodono Kecamatan Ringinrejo
ABSTRAK : Penelitian ini akan mendeskripsikan suatu upaya meningkatkan motivasi belajar Penelitian Tindakan (action research) strategi pembelajaran inquiry ini dilakukan pada siswa SDN Selodono Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri pada siswa Kelas IV Semester 1 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjas Orkes). Apakah dengan strategi pembelajaran inqury (menemukan) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas IV SDN Selodono Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri dalam belajar mata pelajaran Pendidikan Jasrnani Olahraga dan Kesehatan (Penjas Orkes) Kompetensi Dasar "Mempraktikkan Aktivitas Permainan untuk Melatih dan Koordinasi Serta Nilai Kerja Keras". Tujuan khusus penelitian tindakan ini adalah untuk: (1) Mengetahui dan mendeskripsikan bahwa Strategi Pembelajaran Inquiry dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Selodono Kecarnatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. (2) Mengetahui dan mendeskripsikan bahwa Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Jasrnani Olahraga dan Kesehatan (Penjas Orkes) untuk Siswa Kelas IV SDN Selodono Kecarnatan
Ringinrejo,
Kabupaten
Kediri,
dengan
menggunakan
Strategi
Pernbelajaran Inquiry (menemukan). Berdasarkan pada hasil penelitian ini, dapat peneliti rumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya: (1)Pengembangan Strategi pembelajaran dengan inqury dapat meningkatkan motivasi Siswa Kelas IV Semester 1 SDN Selodono Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri; (2) Inquiry salah satu komponen Contextual Teaching and Learning (CTL). Strategi ini dapat dilakukan pada sernua mata pel aj aran; (3) Strategi
pernbelajaran
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran
inquiry
dimungkinkan dapat rneningkatkan motivasi belajar siswa Kelas IV Semester 1 SDN
137
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Selodono Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (penjas Orkes).
Kata Kunci: Motivasi, Prestasi, Penjasorkes, Inquiry. terencana agar kegiatan dan aktivitas guru
PENDAHULUAN Pembicaraan mengenai pendidikan selalu diarahkan kepada guru.
Guru
dianggap sebagai pihak yang bertanggung
tersebut
terus
meningkat
dan
dapat
mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan.
jawab dalam operasionalisasi pendidikan ditingkat
sekolah.
Sehingga
ketika
pendidikan dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
menurunnya
kualitas sumber daya manusia, secara langsung guru merupakan pihak yang bertanggungjawab. guru
Dengan
merupakan pihak
demikian
yang sangat
menentukan dan memegang peranan yang sangat
penting
terhadap
pendidikan
yang
peningkatan
kualitas
kemajuan
bermuara
pada
sumber
daya
manusia (Sonhadji, 1990). Berdasarkan paparan tersebut, guru memegang peranan yang sangat penting dan menentukan. Oleh karenanya, peningkatan kemampuan dan wawasan guru ini menjadi hal mutlak yang harus dilakukan agar guru dapat melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
dengan baik. Berbagai upaya dan strategi harus
dilakukan
dengan
baik
dan
Berdasarkan
pada
pendapat
tersebut Soekamto (2001) mengatakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi
unsur
penentu
kelangsungan
hidup
menghadapi
tantangan
mendatang,
dalam
manusia.
Untuk
pada
masa
pendidikan
nasional
dengan
tujuan
dilaksanakan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, Upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab para pakar,
birokrat
melainkan
juga
dan
politisi
menjadi
tugas
saja, dan
tanggung jawab guru dan orang yang berkiprah di bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, sebagai praktisi dan pemerhati bidang pendidikan dan pengajaran, perlu memikirkan dan mengambil langkah guna ikut berkiprah
138
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia
seutuhnya,
yaitu
dengan
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukuan oleh faktor pendidikan. Peran
meningkatkan mutu pendidikan. Untuk
pendidikan
meningkatkan mutu pendidikan diperlukan .
menciptakan kehidupan
pernbaharuan-pembaharuan
damai, terbuka, dan demokratis. Oleh
strategi
sangat
penting
untuk
yang cerdas,
karena itu, pembaruhan pendidikan harus
dalam pembelajaran.
selalu dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan
nasional.
hendaknya
Pembaharuan pendidikan tersebut tidak
dipahami dan dilakukan oleh guru, agar
dapat dilakukan oleh satu komponen saja,
proses belajar mengajar dapat berjalan
melainkan harus ada kerjasama dengan
dengan efektif dengan harapan dapat
komponen lain. Hal ini menunjukkan
meningkatkan
bahwa meningkatkan kualitas pendidikan
Pembaharuan
tersebut
kualitas
pendidikan,
khususnya dalam peningkatan prestasi
merupakan
belajar
Untuk
antara guru, siswa, masyarakat, dan
meningkatkan prestasi belajar, guru harus
seluruh komponen pendidikan. Untuk
mampu memberikan motivasi kepada
melakukan
perubahan
peserta didik, agar dalam kegiatan belajar
meningkatkan
mutu
mengajar anak memiliki keinginan untuk
pendidikan guru sangat berperan, sebab
mengetahui dan memahami materi yang
guru adalah orang kedua setelah orang
disampaikan oleh guru. Dalam kaitannya
tua yang bertugas sebagai pentransfer
dengan motivasi, guru harus mampu
ilmu pengetahuan kepada anak. Untuk itu
membangkitkan motivasi belajar peserta
metode yang dilakukan guru sangat
didik dengan
memperhatikan prinsip
tergantung dari kreatifitas guru itu sendiri
bahwa peserta didik akan bekerja keras
dalam menyampaikan isi materi kepada
bila ia mempunyai minat dan perhatian
anak didik.
terhadap
peserta
materi
disampaikan
oleh
didik.
pembelajaran guru.
yang
tanggung
jawab
dan
Fenomena-fenomena
bersama
dalam kualitas
tersebut
Dengan
menjadikan tantangan bagi peneliti untuk
demikian, maka kualitas peserta didik
dapat melakukan suatu perubahan dalam
akan lebih mengarah para tujuan yang
proses
pembelajaran
agar
dapat
direncanakan dalam pendidikan.
139
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
menghasilkan suatu prestasi belajar yang
pada kenyataan tersebut intinya bahwa
optimal. Perubahan proses pembelajaran
Strategi belajar yang digunakan oleh guru
tersebut
suatu
sangat berpengaruh terhadap motivasi
strategi pembelajaran inquiry sebagai
belajar peserta didik, dan yang lebih
upaya
penting
dengan
menawarkan
meningkatkan
motivasi
siswa
lagi
berpengaruh
terhadap
dalam belajar, yang pada akhirnya dapat
keberhasilan peserta didik dalam belajar.
meningkatkan prestasi belajar peserta
Menurut Mulyasa (2002) untuk mencapai
didik, Inquiry merupakan salah satu
keberhasilan peserta didik dalam belajar,
komponen dan
maka guru perlu memperhatikan hal-hal
CTL
penerapan pendekatan
(Contextual
And
sebagai berikut: (1) mengurangi metode
berarti menemukan.
ceramah, (2) memberikan tugas yang
Menurut Nurhadi (2002) menemukan
berbeda bagi setiap peserta didik, (3)
merupakan bagian inti dari kegiatan
mengelompokkan peserta didik sesuai
pembelajaran berbasis CTL (Contextual
dengan kemampuannya, (4) bahan harus
Teaching and Learning). Pengetahuan dan
dimodifikasi dan diperkaya, (5) gunakan
keterampilan
prosedur yang bervariasi, (6) usahakan
Learning), yang
diharapkan
Teaching
yang bukan
diperoleh hasil
siswa
mengingat
situasi
belajar
berusaha
untuk
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
mengembangkan kemampuan anak untuk
menemukan sendiri.
bekerja sesuai dengan kemampuan, dan
Strategi pembelajaran yang kurang melibatkan siswa akan menurunkan minat belajar
siswa,
sehingga
(7) usahakan melibatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan.
motivasi
Dari
pendapat
belajarnyapun akan menurun dan pada
menunjukkan
akhirnya prestasi belajarnyapun tidak
kemampuan guru dalam mengembangkan
akan didapatkan hasil yang optimal.
strategi pernbelajaran sangat berpengaruh
Strategi
pembelajaran
menekankan
pada
bahwa
tersebut,
kreativitas
dan
yang
lebih
terhadap prestasi belajar siswa. Siswa
aktivitas
siswa
akan mempunyai prestasi belajar yang
merupakan metode belajar mengajar yang
baik
bila
dalam
mengutamakan peran siswa aktif baik
motivasi belajar yang kuat. Berdasarkan
fisik, mental, maupun sosial. Berdasarkan
fenomena
yang
dirinya
ada,
tertanam
peneliti
akan
140
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
melakukan
penelitian
tindakan
kelas
Donald yang dikutip oleh Hamalik (2001)
(action research) dengan tujuan untuk
mengatakan
mengetahui dan mendeskripsikan bahwa
motivation is an energy change within
dengan strategi pembelajaran inqury yang
the person characterized by affective
digunakan oleh
proses
arousal and anticipatory goal reaction.
mampu
Yang berarti motivasi adalah perubahan
meningkatkan motivasi belajar siswa, dan
energi dalarn diri (pribadi) seseorang
pada akhimya dapat meningkatkan pula
yang ditandai dengan timbulnya perasaan
prestasi belajar siswa .
dan reaksi untuk mencapai tujuan.
pembelajaran,
guru
dalam
diharapkan
Ada
dua
bahwa
prinsip
motivasi
cara
adalah
memandang
motivasi, (1) motivasi dipandang sebagai proses, dan (2) menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjukpetunjuk dari beberapa
tingkah lakunya. Dari
pendapat
tersebut,
dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan yang datang dari dalam pribadi
KAJIAN TEORI
seseorang (instrinsik) ataupun datang dari Motivasi Belajar
luar pribadi (ektrinsik) untuk mencapai tujuan
1. Definisi Motivasi
sesuai
dengan
keinginan
pribadinya. Kurt
dan
Boone
(1984)
mengemukakan bahwa motivasi merujuk pada pengerahan daya perilaku yang ditujukan
pada
pencapaian
kepuasan
kebutuhan. Selanjutnya Widayatun (1999) mengatakan
bahwa
mempunyai
arti
menggerakkan.
motivasi dorongan
Motivasi
2. Belajar
inilah
itu atau yang
mendorong seseorang untuk berperilaku beraktifitas dalam pencapaian tujuan.
Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Winkel (1984) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung
dalam
interaksi
dengan
141
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
lingkungan
yang
menghasilkan
adalah proses perubahan tingkah laku
perubahan-perubahan
pengetahuan,
pada diri individu berkat adanya interaksi
pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap.
antara individu dan individu dengan
Selanjutnya Sukirin (1984) mengatakan
lingkungannya. Menurut Burton (1944)
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang
berkaitan dengan perubahan dalam belajar
disengaja untuk merubah tingkah laku
artinya
sehingga diperoleh kecakapan baru.
proses belajar mengajar, akan mengalami
Hilgard yang dikutip oleh Pasaribu (1983) berpendapat bahwa Learning in the
process,
oreginites
by
or
with
is
an
activity
changed
trough
seseorang
perubahan
setelah
tingkah
mengalami
laku,
baik
pengetahuannya, ketrampilannya, maupun aspek sikapnya. Hamalik
(2002)
mengatakan
responding to a situation provided the
bahwa belajar adalah perubahan tingkah
changed can not be attributed to growth
laku yang relatif mantap berkat latihan
or the temporary sate of the organisms
dan pengalaman. Masalah pokok yang
as in/at/que or under druges. Artinya
dihadapi dalam belajar adalah bahwa
belajar adalah suatu proses kegiatan yang
proses belajar tidak dapat diamati secara
menghasilkan
langsung
perubahan
aktivitas
kegiatan
dan
kesulitan
untuk
menentukan kepada terjadinya perubahan
lingkungan. Perubaban itu tidak dapat
tingkah laku belajarnya. Untuk dapat
disebut belajar apabila disebabkan oleh
mengamati terjadinya perubahan tingkah
perubahan
laku tersebut hanya dapat diketahui bila
kesadaran
a
atau reaksi
atau
karen
barn
sementara
orang tersebut karena kelelahan atau
telah
karena
orang
sebabnya pengadilan dan pengontrolan
tersebut tidak sadar terhadap keadaan
proses belajar dapat dilakukan bila proses
dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah
belajar
perubahan pengetahuan, kecakapan dan
desain sistem belajar yang cermat,
obat-obatan,
sehingga
tingkah laku, Perubahan itu diperoleh dengan latihan dan pengalaman bukan perubahan dengan sendirinya. Selanjutnya Usman (2002) mengatakan bahwa belajar
mengadakan
tersebut
penilaian.
direncanakan
ltulah
dalam
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan seeara sadar, baik itu perubahan
142
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan,
optimal.
dan perubaban tersebut dilakukan seeara
merupakan
berkesinambungan.
untuk
Strategi
pembelajaran
cara-cara
yang dilakukan
menghasilkan
tersebut
tercapai,
pembelajaran sesuai
dengan
pendekatan tujuan yang direncanakan. 3. Motivasi Belajar
Berdasarkan pada konteks penelitian ini
Motivasi merupakan salah satu unsur
pokok
dalam
proses
belajar
mengajar. Killer (1993) membedakan motivasi belajar menjadi 2 kelompok, yaitu motivasi yang ada dalam diri siswa dan
motivasi
pembelajaran. motivasi
perlu
yang Untuk
yang
pembelajaran
inquiry
Menurut
dalam
meningkatkan
dikembangkan
pembelajaran
satunya.
ada
sesuai. adalah
Hamalik
desain Strategi
strategi pembelajaran diarahkan pada strategi
yang
berasosiasi
dengan
pembelajaran kontekstual. Diantaranya: (1) pengajaran berbasis masalah, (2) pengajaran kooperatif, (3) pengajaran berbasis inquiry, (4) pengajaran berbasis tugas/proyek, (5)
pengajaran berbasis
kerja, dan (6) pengajaran berbasis jasa layanan. (Nurhadi & Senduk, 2003).
salah (2002)
memotivasi belajar penting artinya dalam
3. Pengajaran Berbasis Inquiry
proses belajar siswa, karena fungsinya
Dalam
pembelajaran
dengan
yang mendorong, menggerakkan, dan
penernuan (inquiry), siswa di dorong
mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu,
untuk belajar sebagian besar melalui
prinsip-prinsip
motivasi
keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
belajar sangat erat hubungannya dengan
konsepkonsep dan prinsip-prinsip sendiri
prinsip-prinsip belajar itu sendiri.
(Nurbadi & Senduk, 2003). Pembelajaran
penggerakan
dengan penemuan (inquiry) merupakan suatu Strategi Pembelajaran Strategi merupakan suatu upaya, cara ataupun langkah-langkah pendekatan untuk mencapai sesuatu tujuan secara
komponen
penting
dalam
pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaharuan pendidikan. Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa
143
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
keuntungan.
..
Pembelajaran
dengan
Langkah-langkah
kegiatan
inquiry memacu keinginan siswa untuk
menemukan (inquiry) adalah sebagai
mengetahui, memotivasi mereka untuk
berikut: (1) merumuskan masalah, (2)
melanjutkan pekerjaannya hingga mereka
rnengamati dan rnelakukan observasi, (3)
menemukan
menganalisis dan menyajikan hasil dalam
belajar
jawabannya. Siswa juga
memecahkan
masalah
secara
tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel,
mandiri dan memiliki ketrampilan kritis
dan
karena
mengkomunikasikan
mereka
harus
selalu
harus
menganalisis dan menangani informasi.
karya
lainnya,
dan
atau
(4)
menyajikan
hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien lainnya.
Inquiry
merupakan salah
satu
komponen dan penerapan pendekatan CTL
(Contextual
Learning),
Teaching
And
yang berarti menemukan.
PEMBAHASAN Siklus 1 Pada siklus ini rencana tindakan
Menurut Nurhadi (2002) menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan
dilakukan selama 2
pembelajaran berbasis CTt (Contextual
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap
Teaching And Learning). Pengetahuan
pertemuan. Dalam melaksanakan strategi
dan keterampilan yang diperoleh siswa
pembelajaran,
guru
diharapkan
orientasi
prosedur
bukan
hasil
mengingat
dan
jam pertemuan
mengemukakan kerja
siswa
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
sebagai kegiatan pembuka. Pada. kegiatan
menemukan sendiri. Inquiry merupakan
inti pelajaran, guru membagikan lembar
salah
komponen
kerja siswa sesuai dengan Kompetensi
penerapan pendekatan kontekstual di
Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani
kelas. Siklus inquiry sebagai berikut: (1)
Olahraga dan Kesehatan (Penjas Orkes).
Observasi (Observation), (2) Bertanya
Yaitu
(Questioning), (3) Mengajukan Dugaan
"Mempraktikkan
(Hipotesis), (4) Pengumpulan Data (Data
untuk Melatih dan Koordinasi Serta Nilai
Gathering),
Kerja
satu
(Conclusion).
dati
dan
tujuh
(5)
Penyimpulan
penutup
Kompetensi
Keras". guru
Aktivitas
Sedangkan
Dasar Permainan
kegiatan
menyimpulkan
hasil
144
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pembahasan dari kegiatan siswa sebagai pemantapan.
Pertemuan II a. Apersepsi dan apresiasi selama 10
Siklus 1 membahas Kompetensi
menit selanjutnya pembagian lembar
Dasar materi pokok mata pelajaran
kerja siswa dengan penjelasannya.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
b. Kegiatan pokok selama 50 menit
Kesehatan (Penjas Orkes) Kelas IV pada
dengan bahasan Materi pokok mata
Kompetensi Dasar bahasan Kompetensi
pelajaran
Dasar "Mempraktikkan Aktivitas
Olahraga
Permainan untuk Melatih dan Koordinasi
Orkes)
Serta Nilai Kerja Keras".
"Mempraktikkan Aktivitas Permainan
Pendidikan dan
Jasmani
Kesehatan
(Penjas
Kompetensi
Dasar
untuk Melatih dan Koordinasi Serta
Pertemuan I
Nilai
a. Apersepsi dan apresiasi selama 10 menit selanjutnya pembagian lembar kerja siswa dengan penjelasannya
Kerja
Keras",
dilanjutkan
diskusi kelas dan menyampaikan hasil penyelesaian lembar kerja siswa. c. Kegiatan penutup selama 10 menit.
b. Kegiatan pokok selama 50 menit
Kegiatan ini merupakan penyimpulan
dengan bahasan Materi pokok mata
hasil belajar dengan diskusi dan
pelajaran
Jasmani
selanjutnya
(Penjas
guru.
Olabraga Orkes)
Pendidikan dan
Kesehatan
Kompetensi
untuk Melatih dan Koordinasi Serta Nilai Kerja Keras" c. Kegiatan penutup selama 10 menit. Kegiatan ini merupakan penyimpulan belajar dengan
selanjutnya guru.
kegiatan
ditutup
oleh
Dasar
"Mempraktikkan Aktivitas Permainan
hasil
kegiatan
diskusi dan ditutup
oleh
Setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2, selanjutnya berikut ini dipaparkan hasil belajar secara prosentase dari siswa Kelas IV Semester 1 SDN Selodono
Kecamatan
Ringinrejo,
Kabupaten Kediri dalam siklus ini.
145
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
No
Nama Siswa ARBI BAGUS
Belajar
NURUL HADI
7
2
AYUDANIA
6
3
BRILLlAN PRATIWl TIGRA DEVI AINI DAVID A. MUFIDA
9
1
4
DEVI NOVITASARI
8
6
DHENY
6
7
DIAN INDAH PRASTIYONO DIYAH AYU PUSPITASARI
7
EKA ZULIANA PERMATASARI EKO CAHYO
8 6
12
FIQIFANANI YUNlANTO IKA YULI
13
IRVAL BIMANTARA KRISDIANA
5
9 10 11
14
15
16
17
18
19
20
KOLISATUN MUDAWAMAH LUBIS DEWANATA M. ALEQ NUROKHIM MOCH. ARI ZAMROJI MOH. ALI RAHMATULLOH MOH. BAKRUL NGULUM MOH. KHOIRUL
11
MOH. PARMEN
6 7
9
NURHIMA
22
8
HIMANDO HAMID
5
5
8
HUDA
Hasil
PANJI ADIMAS
23
6
SUKMA PRATITIS AYUNlNG
24
8
G. P.
25
RINA SAVITRI
7
9 Peningkatan siswa 8
ini
akan
motivasi
belajar
ditindaklanjuti
pada
kegiatan belajar di siklus II. Adapun pendeskripsian kegiatan yang dilakukan
6
pada siklus II tidak terlalu beda dengan kegiatan pada siklus I. Kegiatan Siklus II
7
ini
membahas kelanjutan Kompetensi
Dasar yang belum dilakukan penjelasan, 8
yaitu Kompetensi Dasar "Mempraktikkan Aktivitas Permainan untuk Melatih dan Koordinasi Serta Nilai Kerja Keras".
6 Siklus 2 5 Pada siklus ini reneana tindakan 6
dilakukan
selama
2 jam
pertemuan
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit
146
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
setiap pertemuan. Dalam melaksanakan strategi
pembelajaran,
b.
guru
Kegiatan pokok selama 50 menit dengan bahasan Materi Kompetensi
mengemukakan orientasi dan prosedur
Dasar
kerja siswa sebagai kegiatan pembuka.
Permainan
Pada
Koordinasi Serta Nilai Kerja Keras".
kegiatan
inti
pelajaran,
guru
"Mempraktikkan untuk
membagikan lembar kerja siswa dengan
Dilanjutkan
melanjutkan materi Kompetensi Dasar
menyampaikan hasil
"Mempraktikkan
lembar kerja siswa.
Aktivitas
Permainan
untuk Melatih dan Koordinasi Serta Nilai Kerja
Keras".
penutup
guru
Sedangkan
c.
kegiatan
menyimpulkan
diskusi
Aktivitas
Melatih
kelas
dan
dan
penyelesaian
Kegiatan penutup selama 10 menit. Kegiatan ini merupakan penyimpulan
hasil
hasil belajar dengan diskusi dan
pembahasan dan kegiatan siswa sebagai
selanjutnya kegiatan ditutup oleh
pemantapan.
guru.
Siklus II membahas Kompetensi Dasar
materi
"Mempraktikkan
Kompetensi Aktivitas
Dasar
Permainan
untuk Melatih dan Koordinasi Serta Nilai
Pertemuan II a.
menit selanjutnya pembagian lembar
Kerja Keras", Materinya sama dengan kegiatan pada siklus I, sehingga proses kegiatannya
pun
juga
tidak
terlalu
kerja siswa dengan penjelasannya. b.
Permainan
siklus II. Adapun proses kegiatannya
Dilanjutkan
diskusi
menyampaikan hasil
Pertemuan I
kerja siswa dengan penjelasannya.
untuk
Dasar Aktivitas
Melatih
dan
Koordinasi Serta Nilai Kerja Keras".
adalah :
menit selanjutnya pembagian lembar
Kompetensi
"Mempraktikkan
mencolok adalah materi ulangan untuk
Apersepsi dan apresiasi selama 10
Kegiatan pokok selama 50 menit dengan
berbeda dengan siklus 1. Perbedaan yang
a.
Apersepsi dan apresiasi selama 10
kelas
dan
penyelesaian
lembar kerja siswa. c.
Kegiatan penutup selama 10 menit, Kegiatan
ini
merupakan
penyimpulan basil belajar dengan
147
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
diskusi dan
selanjutnya kegiatan
ditutup oleh guru.
Berikut ini
dipaparkan hasil
belajar
18
19
MOH. ALI
7
RAHMATULLOH MOH. BAKRUL
9
NGULUM
secara prosentase dari siswa Kelas IV Semester 1 SDN Selodono Kecamatan Ringinrejo,
Kabupaten
Kediri
20
dalam
siklus II ini. Adapun hasilnya dapat
11
MOH. KHOIRUL
10
HUDA MOH. PARMEN
8
didistribusikan dalam bentuk Tabel hasil belajar sebagai berikut : No 1
2 3
Nama Siswa ARBI BAGUS NURUL HADI AYUDANIA
22
NURHIMA
9
HIMANDO HAMID
Hasil Belajar 9
23
6
24
PANJI ADIMAS
7
SUKMA PRATITIS AYUNlNG
7
G. P.
6
4
BRILLlAN PRATIWl TIGRA DEVI AINI DAVID A. MUFIDA
5
DEVI NOVITASARI
9
6
DHENY
10
7
DIAN INDAH PRASTIYONO DIYAH AYU PUSPITASARI
8
tindakan kelas yang dilakukan oleh
7
peneliti menunjukkan bahwa Penerapan
EKA ZULIANA PERMATASARI EKO CAHYO
7
Pengembangan
FIQIFANANI YUNlANTO IKA YULI
10
IRVAL BIMANTARA KRISDIANA KOLISATUN
8
LUBIS DEWANATA MUDAWAMAH M. ALEQ
9
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
MOCH. ARI NUROKHIM ZAMROJI
7
9 9 7 6 6
25
RINA SAVITRI Dari
9
pelaksanaan
Desain
penelitian
Pembelajaran
Inquiry dapat meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas IV Semester 1 SDN Selodono Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. Hal ini ditunjukkan oleh prestasi siswa tersebut dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesebatan
(Penjas
Orkes)
148
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Kompetensi Dasar bahasan Kompetensi
hasil belajar yang diperoleh. Bahwa
Dasar
antara
"Mempraktikkan
Aktivitas
siklus
1 dan
siklus
Permainan untuk Melatih dan Koordinasi
motivasi
belajar
Serta Nilai Kerja Keras". Hasil belajar
strategi
pembelajaran
(prestasi) yang diperoleh menunjukkan
menunjukkan peningkatan. Dari data
hasil yang sangat signifikan dengan
tersebut menunjukkan bahwa antara
menggunakan
siklus I dan sikIus
strategi
pembelajaran
dengan inquiry
IT, motivasi
inquiry. Dengan basil belajar yang baik
beJajar
menunjukkan motivasi siswa Kelas IV
pembeJajaran inquiry menunjukkan
Semester
peningkatan.
1
SDN
Selodono
Kec.
Ringinrejo
Kab.
Kediri,
Meningkat
dengan
pengembangan
strategi
siswa
siswa
II,
dengan
strategi
Peningkatan motivasi
belajar siswa ini menunjukkan bahwa prestasi
belajar
dipengaruhi
oleh
pembelajaran inquiry yang digunakan
strategi belajar yang diberikan guru.
oleh guru dalam upaya meningkatkan
Prestasi
prestasi belajar siswa Kelas IV Semester
motivasi belajamya juga baik.
1 SDN Selodono Kec. Ringinrejo, Kab.
2. Inquiry
belajar dapat baik
salah
satu
bila
komponen
Contekstual Teaching and Learning
Kediri .
(CTL). Strategi ini dapat dilakukan SIMPULAN
pada semua mata pelajaran.
Berdasarkan pada hasil penelitian
3. Strategi
pembelajaran
dengan
ini, dapat peneliti rumuskan beberapa
menggunakan strategi pembelajaran
kesimpulan, diantaranya:
inquiry
1. Pengembangan Strategi pembelajaran dengan inqury dapat meningkatkan motivasi Siswa Kelas IV Semester 1 SDN Ringinrejo,
Selodono
Kecamatan
Kabupaten
Kediri.
Sebagai buktinya bahwa pengajaran yang
dilakukan
peningkatan yang
dimungkinkan
dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas IV Semester 1 SDN Selodono Kecamatan
Ringinrejo,
Kabupaten
Kediri pada mata pelajaranPendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesebatan
(penjas Orkes).
mengalami signifikan
dari
149
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
4. Strategi pembelajaran perlu dilakukan
SARAN Berdasarkan kesimpulan yang tersebut, maka dapat dirumuskan saransaran sebagai berikut :
dengan banyak variasi sesuai dengan keinginan
peserta
didik
yang
dilakukan oleh guru agar didapatkan hasil belajar yang optimal.
1. Kepada guru Sekolah Dasar agar mempertimbangkan pemberian materi
DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai
macam
strategi.
Salah
satunya adalah strategi pembelajaran yang
digunakan
adalah
strategi
inquiry (menemukan).
Olahraga
Pendidikan dan
Kesehatan
dalam
Data
Terjemahan
Kualitatif.
oleh
Rohidi.
Tjetjep Universitas
Indonesia, Jakarta
Jasmani (penjas
Orkes), hendaknya selalu mempunyai kreativitas
Analisis
Rohendi
2. Kepada guru yang mengajarkan mata pelajaran
Miles, M. B., & Hubermen, A.M. 1984.
menggunakan
strategi belajar yang diberikan kepada
Moleong,
L.
J.
2000.
Metodelogi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
siswa. 3. Hendaknya guru dapat meningkatan kualitas
berdasarkan
pengembangan
kurikulum
pada Sekolah
agar tidak terpaku dengan cara-cara konvensional
yang
mapan,
namun perlu disesuaikan dengan perubahan
atau
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Barbasis Kompetensi,
Konsep,
Karakieristik; dan Implementasi. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya
inovasi
penyelenggaraan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman.
Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitutif. Bandung: Penerbit Tarsito
150
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang:
Universitas
Negeri
Malang
Spradley,
J.,
P.
1980.
Participant
Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston
Sukirin, 1984. Psikologi Yogryakarta: FIP Yogryakarta
Belajar. IKIP
Winkel, 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Woodworth, R., 1951. Psichology. New York: Henry Holt & CO
Zurich, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing
151
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE DISKUSI SEDERHANA SITI AMBIYATIN, A.Ma.Pd. SDN JEMEKAN 2 KECAMATAN RINGINREJO
ABSTRAK ABSTRAK : PKn adalah mata pelajaran yang memuat materi kewarganegaraan. Melalui mata Pembelajaran Tematik PKn, Materi Pokok "Memelihara Lingkungan Alam" siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk lebih mengenal makna "Memelihara Lingkungan Alam". PKn berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia. Secara khusus penelitian ini diharapkan berhasil meningkatkan prestasi pembelajaran dilihat dari dimensi guru dan siswa dengan cara penerapan/penggunaan pendekatan pembelajaran PKn yaitu pendekatan Diskusi sederhana, untuk Materi Pokok "Memelihara Lingkungan Alam". Melalui pengajaran PKn Materi Pokok "Memelihara Lingkungan Alam" dengan menggunakan metode Diskusi sederhana, siswa pada siklus 1 didapatkan hasil rata-rata 69.75 dari sejumlah -20 siswa memiliki nilai diatas taraf penguasaan konsep yang diberikan. Sedangkan pada siklus 2 didapatkan hasil ratarata 83.5 dari sejumlah 20 siswa memiliki nilai diatas taraf penguasaan konsep yang diberikan. Berdasarkan data dan analisisnya maka ada peningkatan yang bermakna dalam prestasi belajar mata Pembelajaran Tematik PKn pada kelas eksperimen jika mendapat Metode Diskusi sederhana. Hal ini disebabkan karena siswa dituntut untuk belajar lebih keras, dan dapat mengetahui kelemahan pemahamannya serta mendapatkan perbaikan dari temannya. Dalam penelitian ini ada beberapa saran antara lain : (1) Penelitian ini sebaiknya dilakukan secara terus menerus minimal selama 1 (satu) semester sehingga dapat diketahui apakah Metode Diskusi sederhana dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran lebih menyeluruh. (2) Sebaiknya penelitian perlakuan Metode Diskusi sederhana dilakukan pada kelas eksperimen lainnya, sehingga dapat diperoleli hasil yang lebih menyeluruh.
152
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
materi yang cukup memadai. Menurut
PENDAHULUAN PKn adalah mata pelajaran yang memuat materi kewarganegaraan. PKn berfungsi
untuk
pengetahuan,
mengembangkan
nilai,
sikap,
dan
ketrampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia. Pada era globalisasi hanya bangsa-bangsa yang berprestasi tinggi yang mampu bersaing atau
berkompetisi
di
pasar
bebas.
Dengan demikian peningkatan prestasi
Khoirul
bagi
dalam
guru dalam pembelajaran bukan banya memindahkan informasi pengetabuan dari buku atau dari guru kepada siswa didik dan tugas siswa adalah menerima, mengingat dan menghafal informasi tersebut. Proses belajar rnengajar perIu diupayakan agar lebih
menarik dan
berkesan dalam benak siswa. Penggunaan metode mengajar
Indonesia.
yang sebagian besar dilakukan guru
Bidang pendidikan memegang peranan
dengan mengedepankan peran guru. Hal
yang sangat strategis karena merupakan
ini menyebabkan anak kurang berperan
salah satu wahana untuk menciptakan
sehingga akhirnya nilai yang diraih pun
prestasi sumber daya manusia, oleh
kurang dari yang diharapkan. Banyak
karena
kalau
metode mengajar yang dapat diterapkan
pembangunan sektor pendidikan menjadi
dalam proses belajar mengajar. Salah
prioritas utama yang harus dilakukan
satu
oleh pemerintah.
sederhana. Dengan pendekatan Diskusi
sudah
Salah
bangsa
(2000:4)
"Implementasi Diskusi sederhana", tugas
sumber daya manusia sudah merupakan keharusan
Anam
semestinya
satu
Materi
Pokok
pendidikan berprestasi adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya
sarana
dan
prasarana
pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan
kelas
dan
diantaranya
sederhana
adalah
diharapkan
anak
diskusi
dapat
menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu. Sehingga akhirnya merasa senang dan materi yang dipelajari melekat didapatkan
dalam
benaknya
melalui
karena
pengalamannya
sendiri.
penguasaan
153
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Di samping itu banyak keluhan
menyelesaikan
masalah
pendidikan
dari para guru bahwa beban kurikulum
yang nyata akan semakin meningkat.
bagi siswa terlalu berat dibandingkan
kedua, penyelesaian masalah pendidikan
dengan waktu yang ada, sehingga
dan
prestasi belajar tidak memadai. Oleh
investigasi
sebab itu penerapan pendekatan diskusi
meningkatkan prestasi isi, masukan,
sederhana diharapkan mampu mengatasi
proses dan hasil belajar. Dan ketiga,
keterbatasan waktu tersebut. Guru tidak
peningkatan kedua kemampuan tersebut
lagi barns secara maraton menjelaskan
akan
materi pelajaran kepada siswa, namun
profesionalisme pendidik dan tenaga
siswa akan belajar aktif dan mandiri
kependidikan lainnya.
sesuai dengan kemampuan dan potensi yang
dimiliki
dengan
arahan
dan
bimbingan guru. Ada
bermuara
pada
akan
sebuah dapat
peningkatan
mewujudkan
tujuan
pendidikan perlu adanya upaya-upaya penyelenggaraan
pendidikan,
untuk
seperti peningkatan interaksi timbal balik
meningkatkan mutu pendidikan, antara
antara siswa dan guru ataupun interaksi
lain melalui peningkatan kualifikasi
antara satu siswa dengan siswa lainnya.
pendidik
kependidikan
Interaksi timbal balik tersebut dapat
lainnya, pelatihan dan pendidikan atau
berupa perlakuan khusus pada saat
memberikan
untuk
proses belajar mengajar berlangsung atau
masalah-masalah
pemberian Metode Diskusi sederhana
pembelajaran dan non pembelajaran
terhadap hasil yang dicapai siswa. Yang
secara
dimaksud dengan interaksi timbal balik
dan
tenaga
kesempatan
menyelesaikan
tindakan
cara
melalui
terkendali
Untuk
dalam
berbagai
pembelajaran
profesional
lewat
penelitian
secara
terkendali.
Upaya
guru murid adalah respon langsung
meningkatkan prestasi pendidik dan
maupun tidak langsung dalam proses
tenaga
belajar mengajar dari guru ke siswa
kependidikan
lainnya
untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi saat menjalankan tugasnya akan memberikan dampak positif ganda. Pertama,
kemampuan
dalam
atau dari siswa ke guru. Guru hendaknya menggunakan berbagai variasi dalam proses belajar mengajar, satu proses yang monoton
154
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
saja akan tidak hidup, siswa menjadi pasif
sehingga
keberanian
tidak
1. Apakah pemakaian metode Diskusi sederhana
dapat
meningkatkan
berkembang. Ada kalanya guru perlu
prestasi pembelajaran PKn dengan
menempatkan diri berdampingan dengan
Materi
siswa sebagai senior yang selalu siap
Lingkungan Alam" dari dimensi
menjadi narasumber atau konsultan
guru?
(Laurence, 1976 dalam Tabrani, dkk.
Pokok
"Memelihara
2. Apakah pemakaian metode Diskusi
1994:181). Hal ini merupakan variasi
sederhana
dalam proses membuat suasana kelas
prestasi pembelajaran PKn dengan
dan
Materi
kreatifitas
mereka
kewajiban
dapat
Pokok
seorang guru dan pembina pendidik
Lingkungan
lainnya. Program ini dapat dilaksanakan
siswa?
secara berencana atau sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan.
penulis tertarik untuk meneliti: "Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode
Diskusi
Pembelajaran
sederhana
Tematik
PKn
Pokok
" Siswa Kelas II Semester 1 SDN 2
Kabupaten
Kecamatan Kediri
Tahun
Alam" dari dimensi
dapat
membuat
pembelajaran PKn dengan Materi Pokok
"Memelihara
Lingkungan
Alam" Iebih bennakna bagi siswa?
Pada
Bahasan "Memelihara Lingkungan Alam
Jemekan
"Memelihara
3. Apakah pemakaian metode Diskusi sederhana
Berdasarkan hal diatas maka
meningkatkan
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Metode Diskusi sederhana
Ringinrejo Pelajaran
2011/2012". Berdasarkan hal-hal yang telah
Menurut Devidson dan Worshain (1992),
yang
dimaksud
Diskusi
sederhana adalah model pembelajaran
diuraikan diatas, secara rinci masalah
yang
yang diajukan dalam penelitian ini
mengelompokkan siswa untuk tujuan
adalah:
menciptakan pendekatan pembelajaran yang
sistematis
efektif
dengan
yang mengintegrasikan
ketrampilan siswa. Sedangkan menurut
155
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Johnson:
Diskusi
sederhana
adalah
kegiatan
belajar
mengajar
secara
kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sarna untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman
individu
maupun
pengalaman kelompok. Lebih
lanjut
Johnson (1996)
Pembelajaran
dengan
Diskusi
sederhana akan memberikan manfaat bagi siswa dalam : 1. Meningkatkan kemampuannya untuk bekerja sama dan bersosialisasi. 2. Melatih kepekaan diri, melalui variasi perbedaan tingkah laku selama
Johnson
dan
menekankan bahwa
bekerja sama. 3. Upaya mengurangi rasa kecemasan
Diskusi sederhana sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil dimana
dan menumbuhkan rasa percaya diri. 4. Meningkatkan motivasi belajar
siswa belajar dam bekerja sama untuk
(partisipasi dan minat) dan sikap laku
mencapai tujuan seoptimal mungkin.
yang positif.
Esensinya terletak pada tanggungjawab
5. Meningkatkan prestasi belajar.
individu sekaligus kelompok, sehingga dalam setiap diri siswa tumbuh dan berkembang
sikap
laku
saling
ketergantungan (interdependensi) secara positif. Dengan demikian menjadikan belajar
melalui
kelompok
akan
kerjasama berjalan
dalam seoptimal
mungkin, Kondisi ini dapat mendorong siswa
untuk
belajar,
bekerja
bertanggung jawab secara sungguh diwujudkan.
sampai
tujuan
dan
sungguhdapat
Untuk
melaksanakan
Diskusi
sederhana banyak teknik yang dapat digunakan, disini hanya teknis Jigsaw yang
akan
dibahas,
yaitu
dengan
beberapa langkah sebagai berikut: 1.
Tahap Persiapan
a. Membuat beberapa wacana yang memuat isi pesan sesuai dengan topik bahasan secara berlainan yang jumlahnya sebanyak anggota dalam setiap kelompok. b. Membuat tugas-tugas yang harus diselesaikan
oleh
kelompok
setelah
siswa
secara
memahami
156
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
informasi atau isi pesan dalam
kepada kelompok kooperatifnya.
wacana.
yang
Apabila kegiatan ini telah selesai
dapat
maka guru memerintahkan agar siswa
Tugas-tugas
dimaksud diselesaikan
harus oleh
memperhatikan
siswa
dengan
isi pesan
dalam
wacana.
kembali kelompoknya semula/kelompok kooperatif 7) Secara bergiliran guru menugaskan pada siswa dalam setiap kelompok
2.
Tahap Pelaksanaan
untuk menginformasikan isi pesan
a. Tahap kooperatif
yang telah dipahami dari wacana
1) Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 2-3 orang. 2) Guru
membagikan
wacana
yang
berisi informasi atau pesan pada kartu. 3) Guru menugaskan setiap kelompok untuk membagi tanggung jawab dan
kepada anggota kelompoknya yang lain. 8) Setelah selesai guru memerintahkan kepada setiap kelompok untuk menyelesaikan tugas yang telah dipersiapkan sekaligus untuk melaporkan hasilnya.
memahami informasi seperti yang tertuang dalam wacana. 4) Guru menugaskan kepada siswa dati
Pengukuran
Peningkatan
Hasil
Belajar
setiap kelompok, mendapat tugas untuk memahami wacana serta Untuk mengetahui hasil belajar
membuat kelompok baru. 5) Dalam kelompok barn tersebut siswa
yang diperoleh siswa, diperlukan suatu
diajak belajar bersama untuk menjadi
evaluasi setelah selesai mengajarkan
tim ahli dalam bidang informasi
satu Materi Pokok atau sub Materi
tentang suatu wacana yang menjadi
Pokok dalam kegiatan proses belajar
tugasnya.
mengajar. Alat yang digunakan untuk
6) Guru mengarahkan kepada siswa
melihat
hasil
belajar
siswa
dapat
untuk merencanakan bagaimana
menggunakan beberapa cara, yaitu tes
caranya menyampaikan informasi
lisan, tes tertulis dan tugas-tugas.
157
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Berkaitan dengan artikel ini, peningkatan hasil belajar siswa mata Pembelajaran
Tematik
PKn
dan post test setelkah diberikan metode sederhana
untuk
kelompok
eksperimen, melalui test tertulis. Test lisan
digunakan
untuk
melengkapi
kekurangan dalam test tertulis yang telah dikerjakan siswa. Sedangkan tes tertulis digunakan
untuk
memudahkan
pemeriksaan tes dan tes penentuan skor. Dalam penelitian ini
dengan Prestasi Belajar
dilihat
melalui perbedaan skor antara pres test
Diskusi
Hubungan Metode Diskusi sederhana
digunakan tes
tertulis terhadap siswa.
Proses
rnengajar
berlangsung antara guru dengan siswa dimana proses tersebut dipengaruhi oleh hubungan dan perhatian guru terhadap siswa. Perhatian guru dapat berupa pemberian terhadap
pujian hasil
dan
belajar
penghargaan anak
yang
mendekati hasil belajar yang diinginkan guru. Siswa perlu diberitahukan tentang basil beJajarnya. Pemberitahuan dan koreksi guru secara individu dapat meningkatkan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar
prestasi
belajar
siswa
(Slamento, 1988): (S.Nasution, 1987).
prestasi belajar siswa adalah nilai yang menunjukkan
kemampuan
dalam
mengerjakan pada saat tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Jadi dari pengertian prestasi belajar tersebut di atas
dan
peristiwa
mengajar
yang
mengarah pada tujuan, maka untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar akan berhasil atau mencapai
tujuan,
yang
sudah
diperlukan
adalah nilai. Penilaian itu diperlukan untuk
mengetahui
hasil
PEMBAHASAN Dalam
siklus
pertama
ini,
berdasarkan catatan peneliti, siswa masih kurang
dapat
bekerjasama,
diskusi
sederhana masih kurang dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pada saat bertukar peran, mereka tidak dapat menjalankan tugasnya sebagaimana yang diharapkan. Pada saat presentasi
usaha
pendidikan kita terhadap siswa. Hasil
siswa masih belum betul-betul memahami
inilah yang kita sebut prestasi belajar
tentang Materi Pokok yang diajarkan.
siswa.
158
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Sesudah presentasi, kepada siswa
Dari data di atas, rata-rata nilai
diberikan test, yang dapat ditunjukkan
siklus pertama adalah 67 dengan nilai
dalam tabel berikut dibawah ini :
tertinggi 80 dan terendah adalah 60. Pada
siklus
kedua,
dengan
perlakuan yang sama dengan siklus
Tabel 1 Nilai siswa dalam Siklus 1
pertama, sesudah
presentasi,
siswa
test,
diberikan
yang
kepada dapat
ditunjukkan dalarn tabel berikut dibawah ini : No
Nama Siswa
Hasil
1
ARI INDRIYATI
Belaja 80
2
BINTI MUNAWAROH
r 80
3
DENI DARMlANTO
60
4
DESI LESTARI
60
5
DEWI ANGGRAINI
70
6
ELIA DEWI SAPUTRI
80
7
FAIZAL BAHARUDIN
70
8
FAJAR NUR IKSAN
60
9
FIFI ANDRIANI
70
10
FITRI AMALIA
11
Nilai siswa dalam Siklus 2
No
Nama Siswa
Hasil Belaja 80 r
1
ARI INDRIYATI
2
BINTI MUNAWAROH
60
3
DENI DARMlANTO
95
60
4
DESI LESTARI
80
JESICA DYAH AYU A.
70
5
DEWI ANGGRAINI
80
12
LULUK ANGGRAINI
60
6
ELIA DEWI SAPUTRI
95
13
M.
70
7
FAIZAL BAHARUDIN
80
14
60
8
FAJAR NUR IKSAN
80
15
M.MUSTOFA MISBAKHURROHMA MARTONO N
70
9
FIFI ANDRIANI
80
16
MOH. GALIH
60
10
FITRI AMALIA
95
17
70
11
JESICA DYAH AYU A.
80
18
MOH. RIDWAN WICAKSONO MOH. FIRMAN FAUZI ALFARISI
60
12
LULUK ANGGRAINI
80
19
MOHAMAD ALVIN
70
13
M.
95
20
MUHAMAD FIRDAUS RIZA H.
60
14
M.MUSTOFA MISBAKHURROHMA MARTONO N
80
15
80
159
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
16
MOH. GALIH
80
Hasil
penelitian
17
95
menunjukkan bahwa prestasi belajar
18
MOH. RIDWAN WICAKSONO MOH. FIRMAN FAUZI ALFARISI
80
siswa
19
MOHAMAD ALVIN
80
diberikan perlakuan-perlakuan tertentu
20
MUHAMAD FIRDAUS RIZA H.
95
dapat
ini
ditingkatkan
juga
dengan
yang sesuai dengan materi Materi Pokok yang harus dipelajari oleh siswa. Hal ini
Dari tabel diatas tampak bahwa
nampaknya juga dipengaruhi oleh gairah
nilai rata-rata siswa adalah 83.5 dengan
belajar yang dimiliki, karena model
nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 95.
pembelajaran yang monoton saja akan
Dari siklus 2 ini dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran telah berhasil mencapai apa yang sudah ditargetkan. Sehingga
secara
keseluruhan
dapat
dikatakan bahwa proses pembelajaran sudah memenuhi apa yang diharapkan, yaitu
adanya
peningkatan
prestasi
pembelajaran yang ditunjukkan dengan peningkatan
prestasi
prestasi
membuat siswa bosan dan menganggap proses pembelajaran bukanlah suatu hal yang menarik. Kegairahan belajar siswa juga
Ditinjau dari hasil belajar yang ditunjukkan oleh nilai test pada siklus 1 dan siklus 2, maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran ini sudah berhasil. Kekurangan yang terdapat pada siklus 1, sudah diperbaiki pada siklus 2 sehingga pada saat observasi dan refleksi pada siklus 2, sudah diperoleh gambaran yang menunjukkan peningkatan prestasi
dengan
partisipasi
mereka yang meningkat selam diskusi sederhana berlangsung, ataupun juga kesiapan pada saat mereka harus bertukar peran. Siswa yang memiliki kekurangan
siswa
secara menyeluruh.
ditunjukkan
juga dapat belajar pada temannya, ini adalah suatu hal yang menguntungkan, karen
a
dengan
mengungkapkan
keberanian apa
yang
untuk mereka
ketahui, akan dapat diketahui pula halhal yang belum diketahui dari tingkat pemahaman mereka, sehingga hal ini memungkinkan
adanya
penambahan-
penambahan / perbaikan-perbaikan yang dapat diperoleh rnelalui metode ini.
belajar siswa.
160
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Winkel.
SIMPULAN Berdasarkan data dan analisisnya maka ada peningkatan yang bermakna dalam prestasi belajar mata pembelajaran PKn
pada
kelas
eksperimen
1989.
Psikologi
Pengajaran. Gramedia, Jakarta. Zainal
Arifin,
1989.
Evaluasi
Instruksional. Jakarta: Gramedia.
jika
mendapat metode diskusi sederhana. Hal ini disebabkan karena siswa dituntut untuk belajar lebih keras, dan dapat mengetahui kelemahan pemahamannya serta
mendapatkan
perbaikan
dari
temannya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1988. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Nasution, S. 1987. Berbagai Pendekatan dalam
Proses
Belajar
Mengajar. Bina Aksara. Pasaribu & Simanjutak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito. Tabrani, dkk, 1994. Pendekatan dalam Proses
Belajar
Mengajar.
Remaja Rosdakarya. Windardi.
1999.
Pengenalan
Model
Diskusi sederhana. Malang : PPG IPSI.
161
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
UPAYA PENINGKATAN MEMAHAMI “KEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT” MELALUI PENDEKATAN BELAJAR AKTIF SUPNATUN Sekolah Dasar Negeri Kandat 1 Email :
[email protected] ABSTRAK:1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami Kitab-Kitab Allah SWT melalui pendekatan belajar aktif. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang berangkat dari masalah yang terdapat dilapangan kemudian direfleksikan dan dianalisa berdasarkan teori yang menunjang.Penelitian ini melalui pendekatan belajar aktif yang terdiri dari 2 siklus yang tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu : tahap perencanaan tindakan , pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi tindakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan belajar aktif memiliki dampak positif dalam meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar anak sehingga prestasi belajar dapat meningkat. Hal ini dapat dilihat dari sebelum penelitian mencapai nilai rata-rata 65,77 siklus I 73,85 dan siklus II 86,73 maka ada peningkatan dibandingkan sebelum penelitian sebesar 20,60 Kata Kunci: Peningkatan hasil belajar, pendekatan belajar aktif dengan mata pelajaran (Suharsanto, dkk, Selama ini guru sering melakukan berbagai
pendekatan
dalam
1994:41).
kegiatan
Mata Pelajaran Pendidikan Agama
belajar mengajarnya di sekolah. Dari
Islam pada dasarnya menekankan ketiga
berbagai pendekatan belajar yang sering
aspek diatas, yakni aspek afektif dan
dipakai antara lain adalah pendekatan
kognitif
belajar aktif.Aspek kognitif, afektif dan
mewujudkan
psikomotorik
menerapkan pendekatan belajar aktif,
mewarnai
kepribadian
dan
ini
konsisten
dalam
guru
suatu kesatuan aspek yang saling menyatu
memahami dengan baik hal-hal yang
dan sulit untuk dipisahkan.Seorang guru
berkaitan dengan pembelajaran dengan
harus berupaya mengembang ketiga aspek
pendekatan belajar aktif.Asas-asas yang
itu dalam menyajikan pelajaran.Dalam
melandasi proses belajar mengajar dengan
pelaksanaannya
perbedaan
pendekatan belajar aktif adalah: (1)Asas
tergantung pada penekanan tertentu sesuai
Apersepsi (2)Asas Motivasi (3) Asas
ada
untuk
maka
individu.Ketiga aspek itu merupakan
tentu
dituntut
hal
psikomotorik.Untuk
dan
162
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Bekerja Sendiri (4)Asas Ulangan yang
(planing),
Teratur.
(acting), tahap observasi (observing), dan
Berdasarkan hasil observasi (studi
tahap
tahap
penelitian
refleksi
tindakan
(reflecting).Keempat
awal) pada kelas V-B dengan materi
langkah tersebut membentuk siklus yang
memahami
dilakukan berulang-ulang sesuai dengan
Kitab-Kitab
Allah
SWT
misalnya, diperoleh informasi bahwa:
tingkat
menunjukkan
nilai
menggembirakan
atau
kebutuhan
dalam
penelitian.
yang
kurang
Siklus akan berhenti jika penelitian telah
hanya
sebesar
berhasil memecahkan masalah penelitian
65,6% < 75 dengan persentase ketuntasan
sesuai
hanya 8% < 75%.
ditetapkan sebelumnya. Adapun dalam
Berpijak pada permasalahan diatas maka
peneliti
lebih
tertarik
untuk
dengan
tujuan
yang
telah
penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus dimungkinkan dapat meningkatkan
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas
hasil
dengan tujuan: (1) Untuk mengetahui
dilaksanakan dua kali tindakan atau
peningkatan aktivitas belajar siswa setelah
pertemuan, dan setiap tindakan 2x35
guru menerapkan pembelajaran dengan
menit atau 2 jam pelajaran ( 70 menit ).
pendekatan
belajar
aktif
(2)
menerapkan
pendekatan
siswa.
Setiap
siklus
Untuk
mengetahui kualitas pembelajaran setelah guru
belajar
belajar
aktif.
Tempat dan Wakktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kandat 1, yang lokasinya berada di desa Kandat Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri. Secara keseluruhan
Metode Penelitian
ini
menggunakan
penelitian ini berlangsung selama empat
metode Classroom Action Research yang
bulan, yaitu bulanJuni s/d September
biasa disingkat CAR atau lebih dikenal
2013. Adapun kegiatan yang dilakukan
penelitian tindakan kelas (PTK).PTK
dalam rangka penelitian ini meliputi:
merupakan
yang
penyusunan
bertujuan untuk memecahkan masalah
penyusunan
dalam pembelajaran secara bersiklus.
perizinanpelaksanaan
Dalam setiap siklus memiliki empat
penyusunan laporan kegiatan. Sementara
langkah
itu penelitian tindakan dilakukan pada
kegiatan
yaitu
:
penelitian
tahap
perencanaan
usulan
penelitian, proposal,
penelitian,
dan
163
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
bulan Juli dan Agustus2013, Penyusunan
peneliti pada saat proses belajar mengajar
Laporan akhir September.
sedang
berlangsung.
Pengamat
mengambil tempat duduk di bagian belakang
Subyek Penelitian Subjek
seraya
melaksanakan
penelitian adalah guru
pengamatan terhadap pembelajaran yang
Agama Islam dan siswa kelas VB SDN
dilakukan oleh guru sambil mencatat
Kandat 1 Kecamatan Kandat Kabupaten
segala
Kediri
pembelajaran berlangsung. Pengamatan
tahun
pelajaran
2013/2014.
sesuatu
yang
selama
Siswa yang menjadi subjek penelitian
terhadap
adalah siswa kelas VBdengan jumlah
kegiatan peneliti dalam pembelajaran. (2)
siswa 28 anak yang terdiri dari 15 anak
Wawancara:
laki-laki,
perempuan
dilakukan dengan tidak terstruktur, yaitu
sementara guru Agama Islam adalah
dengan pertanyaan terbuka dan bersifat
Peneliti
telah
lentur guna menggali pandangan subjek
dijelaskan di depan penelitian ini bersifat
tentang; hal-hal yang sangat bermanfaat
kolaboratif yang melibatkan guru kelas
bagi peneliti. Wawancara dilakukan di
VB sebagai teman kolaborasi dan siswa
luar kelas baik dengan guru pengamat
kelas V, dengan pertimbangan mereka
maupun dengan siswa kelas VB pada saat
mewakili ciri umum kelas yang diteliti
sebelum ataupun sesudah pembelajaran
dan penulis (sebagai guru Agama Islam
berlangsung.
kelas V dalam pembelajaran).
dilakukan terhadap rencana pembelajaran
dan
13
sendiri.
anak
Seperti
yang
Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data di atas,
peneliti
terjadi
(3)
penelitian
Kajian
ini
dokumen:
kurikulum,dan
perangkat
yang berupa
pembelajaran
pengembangan pembelajaran
dalam
silabus, yang
rencana
dibuat
peneliti,
adalah:
1)
program
penelitian
ini
pembelajaran, hasil tes siswa, atau buku
dilakukan dengan berperan serta secara
penilaian. Dengan mengkaji dokumen ini
pasif. Pengamathadir di dalam kelas tetapi
penulis
tidak
informasi yang telah ditemukanmelalui
pengamatan:
ini
dalam
pada
yang disusun peneliti,
teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian
difokuskan
dalam
mengambil
bagian
dan
tidak
berkomunikasi dengan guru kelas sebagai
pembelajaran,
bertujuan
wawancara
dan
untuk
materi
melengkapi
pengamatan.
(4)
164
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Pemberian
Tugas
atau
Tes:
teknik
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengumpulan data yang terakhir adalah
HASIL
tes. Tes dilakukan untuk mengukur hasil
Studi Awal
yang diperoleh siswa setelah kegiatan
Perencanaan
pemberian tindakan.Tes diberikan awal
Pada
tahap
ini
peneliti
untuk mengidentifikasi kekurangan atau
mempersiapkan perangkat pembelajaran
kelemahan siswa dalam menerima materi
yang terdiri dari rencana pembelajaran 1,
pembelajaran
soal
dan setiap akhir siklus
tes
formatif
1
dan
alat-alat
untuk mengetahui peningkatan hasil yang
pengajaran yang mendukung. Selain itu
diperoleh
juga
siswa.
Untuk
subjektivitas penilaian,
menghindari
dipersiapkan
lembar
observasi
maka penilaian
pengelolaan Pembelajaran pada studi awal
ini dilakukan oleh peneliti sekaligus
dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2013
sebagai guru kelas
sendiri. Setelah
selama 4 jam pembelajaran (4X35 menit),
pembelajaran berakhir, dilaksanakan tes
dalam pembelajaran guru menerapkan
atau ulangan untuk mengetahui hasil yang
metode yang konvensional sebagaimana
dicapai oleh siswa secara individual.
biasanya dengan menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan tugas. Hasil
Teknik Analisis Data
kegiatan (acting) pembelajaran pada studi
Teknik analisa data yang digunakan
awal ini belum tampak adanya Tanya
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
jawab antara guru dan siswa, dan kualitas
teknik deskriptif kuantitatif dengan mean
pembelajaran cenderung masih rendah
(rata-rata hitung) dan persentase (%) dan
karena
deskriptif
kategori-
pembelajaran masih tergolong rendah
kategori amat baik (A), baik (B), cukup
karena minat dan motivasinya masih
baik(C) kurang (D) dan amat kurang
belum maksimal. Secara umum proses
(E).Keterangan nilai kuantitatif rata-rata
belajar mengajar pada studi awal ini
hitung dengan angka dalam bentuk skor
masih didominasi guru.
0-100
kualitatif
(bilangan
dengan
bulat)
partisipasi
siswa
dalam
sedangkan
kualitatif keterangan nilai dengan huruf.
165
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Berikut adalah rekapitulasi hasil tes
Refleksi
formatif studi awal:
Berdasarkan data temuan awal pada tabel 1 tentang kemampuan siswa
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Tes
dalam memahami Kitab-kitab Allah SWT
Formatif Siswa pada studi awal
dari 26 siswa kelas V-B, rata-rata kelas yang diperoleh siswa = 65,77 dengan
Hasil Belajar Siswa Kategori
Jumlah
Persentas
(siswa)
e (%)
Nilai Tes ≥ 75
prosentase ketuntasan sebesar 08,00%.
Siklus I
(memenuhi
2
08,00%
Perencanaan Pada
KKM)
peneliti
yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
(belum
26
memenuhi
92,00%
Pembelajaran ( RPP) , soal tes formatif dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
KKM) 2
siswa
aktif Pelaksanaan
mengajukan
Belajar Siswa
ini
mempersiapkan perangkat pembelajaran
Nilai Tes < 75
Aktivitas
tahap
pertanyaan
dan
siswa
mampu
Pelaksanaan
1
kegiatan
belajar
mengajar untuk siklus I dilaksanakan
menjawab
pada
hari
Sabtu
tanggal
27
Juli
pertanyaan guru
2013selama 4 jam pembelajaran (4 x 35 menit). Adapun proses belajar mengajar
Masih rendah karena dominasi guru masih Kualitas Pembelajaran
sangat kuat, siswa cenderung
pasif,
partisipasi
siswa
belum muncul
mengacu pada rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan belajar aktif dan memperhatikan revisi pada studi awal, sehingga kesalahan atau kekurangan pada studi awal tidak terulang lagi pada siklus
I.Pengamatan
dilaksanakan
(observasi)
bersamaandengan
pelaksanaan belajar mengajar.
166
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Berikut adalah rekapitulasi hasil tes
menjawab
formatif siklus I:
pertanyaan,
karena
diskusi Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Tes
kelas
dinyatakan
Formatif Siswa pada Siklus I
cukup
hidup, namun perlu adanya motivasi kuat
Hasil Belajar Siswa Kategori
Jumlah
Persentas
(siswa)
e (%)
Dari tabel di atas diperoleh nilai
Nilai Tes ≥ 75 (memenuhi
dari guru
rata-rata prestasi belajar siswa adalah 10
40,00%
73,85 dan ketuntasan belajar mencapai
KKM)
40,00% atau ada 10 siswa dari 28 siswa
Nilai Tes < 75
sudah
(belum memenuhi
16
60,00%
Hasil
ini
menunjukkan bahwa pada siklus I ini
mengalami peningkatan sedikit lebih baik 6 siswa aktif dengan perincian
5
dari studi awal.
aktif Refleksi
Aktivitas
mengajukan
Belajar Siswa
pertanyaan
dan
siswa
mampu
Pembelajaran
belajar.
ketuntasan belajar secara klasikal telah
KKM)
Kualitas
tuntas
Adanya peningkatan hasil belajar
1 siswa
ini
karena
setelah
guru
menjawab
menginformasikan bahwa setiap akhir
pertanyaan guru
pelajaran
akan
selalu
sehingga
pada
pertemuan
Cukup
baik,
partisipasi
siswa
cukup baik
walau
hanya 5 siswa yang mengajukan pertanyaan siswa
diadakan
tes,
berikutnya
siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan
menerapkan
pendekatan
pembelajaran aktif, namun belum sesuai dan
1
yang
dengan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini sehingga perlu diadakan
167
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
tindakan
dengan
siklus
II,
dengan
memperhatikan hasil pengamatan yang
menggunakan pendekatan pembelajaran aktif.
dilakukan kolabolator sebelumnya. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagi berikut: Siklus II Perencanaan
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Tes
Peneliti mempersiapkan perangkat
Formatif Siswa pada Siklus II
pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP), soal tes formatif dan alat-alat pengajaran yang
Hasil Belajar Siswa Kategori
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observsi pengelolaan pendekatan
Nilai Tes ≥ 75
pembelajaran aktif dan lembar observasi
(memenuhi
aktivitas guru dan siswa.
KKM)
Jumlah
Persentas
(siswa)
e (%)
26
100,00%
0
00,00%
Nilai Tes < 75 Pelaksanaan Pertemuan
(belum pertama
siklus
II
dilaksanakan hari Sabtu, tanggal 24
memenuhi KKM)
Agustus 2013 selama 4 jam pembelajaran
10
(4X35 menit).Materi pada pertemuan kali
pertama siklus II ini, guru memberi
Aktivitas Belajar Siswa
Kita-Kitab Allah” kepada siswa.Setelah
secara
berkelompokdengan
pertanyaan dan 5 mampu
pertanyaan guru
dan menjelaskan materi “Iman Kepada
dikerjakan
mengajukan
menjawab
kelompok.Selanjutnya guru menunjukan
lembar jawaban pada siswa.Tugas ini
aktif
siswa
petunjuk tata cara siswa bekerja dalam
itu peneliti membagikan lembar tugas dan
aktif
dengan perincian 5
ini lebih difokuskan kepada kekurangan pada siklus sebelumnya.Pada pertemuan
siswa
Dinyatakan sudah Kualitas Pembelajaran
baik,
partisipasi
siswa
sudah
muncul,
secara
168
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
umum
kualitas
terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari studi
pembelajaran baik
awal, siklus I, dan II) yaitu masing-
dominasi
masing 0,8,00%, 40,00%, dan 100,00%.
siswa dalam proses
Pada siklus II ketuntasan belajar siswa
belajar
mengajar
secara klasikal telah tercapai.Berdasarkan
sudah
tampak,
analisis data, diperoleh motivasi siswa
peran guru hanya
dalam proses belajar mengajar dengan
sebagai
menerapkan pendekatan pembelajaran
dinyatakan karena
fasilitator
aktif dalam setiap siklus mengalami
dan dinamisator
peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya
Refleksi Adanya peningkatan hasil belajar setelah
belajar siswa yaitu
siklus
II
yaitu
setelah
melaksanakan saran dan masukan dari kolabolator atas studi awal dan siklus I maka tindakan pembelajaran penerapan
nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan tabel perbandingan dari studi awal dengan hasil per siklus.
pembelajaran aktif menunjukkan adanya Tabel 4
keberhasilan tindakan yang telah sesuai
PERBANDINGAN HASIL STUDI
dengan kriteria yang ditetapkan dalam
AWAL DAN HASIL PERSIKLUS
penelitian ini, sehingga peneliti tidak
Data
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
ASPEK
Peningkatan
Studi
Siklus
Siklus
Nilai Rata-rata
Awal
1
2
Data Studi Awal ke Siklus 2
PEMBAHASAN Rata-rata
Melalui menunjukkan
hasil bahwa
penelitian
ini
pendekatan
65,7
73,85
86,73
20,60 nilai
2
10
26
26 orang
orang
orang
100%
kelas
7
Jumlah siswa
oran
pembelajaran aktif memiliki dampak
tuntas
g
positif
Prosentas
08.0
40.00
e
0%
%
dalam
meningkatkan
prestasi
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakain mantapnya pemahaman siswa
90.33%
Ketuntas an
169
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
3
Aktifitas
oran
siswa
dalam pembelajaran guru menerapkan
10
6 orang
7 orang
orang
g
pendekatan belajar aktif.(2)Agar kualitas
Pendekat
Kon
Belajar
Perbaik
an
vensi
aktif
an
pembelaj
onal
-
pelajaran semakin meningkat disarankan guru
belajar
aran
aktif
Ketuntas
Belu
Belum
an hasil
m
tuntas
belajar
tunta
pembelajaran
Tuntas
Tuntas
Kurang
Cukup
ng
baik
baik
aran
kegiatan
menerapkan
berbagai
belajar aktif, agar minat, motivasi serta
Kura
pembelaj
melaksanakan
srategi dan metode dengan pendekatan
s Kualitas
dalam
partisipasi
Baik
siswa
sehingga
baik
dapat
tujuan
meningkat
pembelajaran
dapat
tercapai dengan baik (3) Agar aktivitas belajar, minat, motivasi dan apresiasi siswa
Simpulan Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil-hasil
penelitian
maka
dapat
terhadap
selalu mengadakan inovasi pembelajaran, serta
peningkatan
kemamuan
ketrampilan
Kitab-Kitab
Allah
Pendekatan Pembelajaran pendekatan meningkatkan secara
positif
Pembelajaran pendekatan
SWT
Belajar
Aktif
dengan belajar
dengan belajar
kemampuan
dalam
dan
mengelola
pembelajaran
Bagi Siswa
mampu
(1)Agar pemahaman siswa tentang materi
siswa
pelajaran semakin meningkat hendaknya
belajar
lebih
meningkatkan
(2)
menerapkan aktif
aktifitas atau
Melalui
Pendidikan
Agama Islam meningkat, hendaknya guru
disimpulkan sebagai berikut :(1) adanya memahami
pelajaran
(3)
sering mengerjakan tugas, baik sendiri
menerapkan
maupun berkelompok serta belajar tekun
baik.
aktif
dapat
dengan cara memanfaatkan waktu luang
meningkatkan kualitas pembelajaran mata
untuk
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
menguasai tentang
belajar.(2)Siswa materi
yang
pelajaran
Kitab-Kitab
Allah
ingin
terutama SWT
Saran
disarankan agar bertanya kepada Ulama
Bagi Guru
atau Kyai yang memahami masalah
(1)Agar pemahaman siswa tentang materi
Asma’ul Husna.
pelajaran dapat meningkat hendaknya
170
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
DAFTAR RUJUKAN Depag RI. 2004. Basic Kompetensi Guru.Jakarta : Depag RI.
Djamarah, Syaiful Bahridan Zain, Aswan. 1997.
Strategi
Mengajar.Jakarta
Belajar :
Rineka
Cipta.
Tim Tasbih. 2005.
Metode Belajar
Efektif Pendidikan Agama Islam
Kelas
V-A
MTs.
Semester Ganjil.Kartosuro : Media Karya Putra.
Surakhmad,
Winarto.
1990.
Pengajaran
Metode Nasional.
Bandung: Jemmars
171
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
PENERAPAN METODE LATIHAN MANDIRI, MOTIF PRESTASI DAN BAHAN BACAAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SDN RINGINREJO 1 KABUPATEN KEDIRI SITI ANA ZUROIDHA
ABSTRAK : Dalam sejarah pendidikan Indonesia yang telah digelar selama ini, usahausaha untuk merilis kemajuan bukanlah berjalan tanpa kendala. Segala bentuk pembaharuan pendidikan telah dicoba, baik melalui pembaharuan kurikulum dari masa ke masa, maupun melalui pembaharuan di bidang strategis belajar mengajar dan penerapan kadah-kaidah psikologi belajar baik yang klasik konvensional sampai dengan konsep-konsep mutakhir yang kini dikembangluaskan. Keadaan seperti ini berakibat adanya tuntutan kepada para guru di sekolah untuk selalu seiring dengan kemajuan jaman dan metode yang tepat dalam pelaksanaan pengajaran. Asumsi dasar yang diajukan dalam menjalin relevansi penelitian ini adalah bahwa seorang guru yang baik dan bertanggung jawab, tentu akan risau jika hasil belajar anak didiknya tiba-tiba merosot di hampir semua mata pelajaran. Teori-teori terkait tentang hambatan belajar, latihan mandiri, motif prestasi dan bahan bacaan diterapkan untuk memecahkan hambatan belajar IPS, penyebab hambatan belajar IPS dan megetahui pengaruhnya dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SDN Ringinrejo I Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. Bahasan mengenai (1) Hambatan belajar IPS yang dialami oleh siswa kelas 4 disebabkan oleh faktor internal (dari diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar siswa/lingkungan), (2) Latihan mandiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas 4, (3) Motif prestasi yang dilahirkan melalui latihan mandiri, sehingga semakin baik pemahaman latihan akan membawa dampak positif terhadap motif prestasi yang dimiliki siswa kelas 4; (4) Koleksi bahan bacaan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas 4 dalam belajar IPS, (5) Latihan mandiri, motif prestasi dan koleksi bahan bacaan merupakan suatu rangkaian yang saling terkait dan mendukung sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4. Untuk meningkatan hasil belajar siswa merupakan harapan semua pihak oleh karena itu kerjasama yang baik antara pihak sekolah (guru), orang tua dan siswa. Bagaimana penerapan Metode Latihan Mandiri, Motif Prestasi Dan Bahan Bacaan untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas 4 SDN Ringinrejo 1 Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri. Kata Kunci: Latihan mandiri,bahan bacaan, peningkatan hasil belajar IPS Pendahuluan
Tidak salah memang, jika pendidikan
Dalam perjalanan panjang suatu
selalu menjadi media dalam mentransfer
tugas pendidikan selalu mewarnai corak
segala jenis perkembangan yang dalam
kemajuan bangsa yang bersangkutan.
istilah sekarang lebih dikenal dengan
172
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
sebutan
alih
pengetahuan
dan
haruslah mengikuti kemana laju segala
demikian,
perlu
bentuk pembaharuan pendidikan tersebut.
disadari bahwa tugas pendidikan seperti
Asumsi dasar yang diajukan dalam
dikatakan oleh Conny Setiawan dan
menjalin relevansi penelitian ini adalah
kawan-kawan, tidak hanya terbatas pada
bahwa seorang guru yang baik dan
tugas
ilmu
bertanggung jawab, tentu akan risau jika
Bidang
hasil belajar anak didiknya tiba-tiba
pendidikan juga bertugas menanamkan
merosot di hampir semua mata pelajaran.
nilai-nilai
oleh
Dalam penelitian ini memfokuskan pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan
kesulitan belajar spesifik yaitu specific
teknologi itu sendiri pada anak didik
learning
dalam kerangka nilai-nilai dasar yang
penelitian yang intensif di Amerika
telah disepakati bersama oleh bangsa
Serikat oleh sejumlah ahli, ada sekitar 15
Indonesia (Conny S, 1987: 1).
%
teknologi.
ilmu
Kendati
mengalihkan
pengetahuan
dan
baru
Dalam
hasil-hasil teknologi.
yang
dituntut
sejarah
disabilities.
siswa
sekolah
dasar
Berdasarkan
mengalami
pendidikan
hambatan belajar yang prosesntasenya
Indonesia yang telah digelar selama ini,
naik terus dari tahun ke tahun ( Tempo,
usaha-usaha
10 Desember 1988, 42).
untuk
merilis
kemajuan
bukanlah berjalan tanpa kendala. Segala
Hambatan belajar juga mungkin
bentuk pembaharuan pendidikan telah
terjadi
dicoba,
pembaharuan
sekalipun penelitian seperti di atas belum
kurikulum dari masa ke masa, maupun
pernah dilakukan (Lily Rilanto, 1988).
melalui pembaharuan di bidang strategis
Dalam kamus psikologi belajar, mereka
belajar mengajar dan penerapan kadah-
yamng mengalami kesulitan belajar pada
kaidah psikologi belajar baik yang klasik
umumnya disebabkan oleh gangguan
konvensional sampai dengan konsep-
emosional
konsep
kini
pengalaman tak menyenangkan di masa
dikembangluaskan. Keadaan seperti ini
lalu. Rasa bosan akibat pendidikan yang
berakibat adanya tuntutan kepada para
terlampau keras sehingga anak-anak tidak
guru di sekolah untuk selalu seiring
bersedia menyimak mata pelajaran yang
dengan kemajuan jaman dan metode yang
diajarkan. Penolakan yang menyeluruh
tepat dalam pelaksanaan pengajaran. Guru
bukanlah satu-satuya gejala kesulitan
baik
melalui
mutakhir
yang
pada
anak-anak
yang
muncul
Indonesia,
akibat
173
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
“Menghargai
Jasa-Jasa
belajar. Ada hambatan spesifik, manakala
materi pokok
otak menutup pintu hanya untuk mata
Pahlawan Bangsa” pada siswa kelas 4 di
pelajaran tertentu saja.
SDN Ringinrejo 1 dengan metode latihan
Kesulitan belajar khusus ini dapat
mandiri, motif dan bahan bacaan. Untuk
terjadi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan
itu (a) Apakah penyebab hambatan belajar
Sosial (IPS) misalnya, yang dikenal
IPS pada siswa kelas 4 di SDN Ringinrejo
sebagai diskalkuli atau kesulitan menulis.
1
Sedangkan
mengalami
Kediri? (b) Bagiamana pengaruh latihan
hambatan dalam berbicara yang bisa
mandiri terhadap hasil belajar siswa kelas
disebut disgrafia. Sebagian lagi kurang
4 di SDN Ringinrejo 1 Kecamatan
trampil dalam menggunting, melipat atau
Ringinrejo
Kabupaten
menempel.
Bagaimana
pengaruh
siswa
yang
Penelitian
ini
hanya
Kecamatan
Ringinrejo
Kabupaten
Kediri? motif
(c)
presatasi
memfokuskan pada gejala diskalkuli,
terhadap hasil belajar siswa kelas 4 di
yaitu gejala hambatan belajar dalam Ilmu
SDN Ringinrejo 1 Kecamatan Ringinrejo
Pengetahuan Sosial
Kabupaten Kediri? (d) Dapatkah bahan
(IPS). Hambatan
belajar IPS sering dirasakan oleh siswa
bacaan
meningkatkan
sekolah dasar, sehingga banyak siswa
terhadap siswa kelas 4 di SDN Ringinrejo
yang kurang menyenangi pelajaran IPS
1
karena dianggap sulit. Kesulitan belajar
Kediri? merupakan topik yang menarik
yang banyak dirasakan siswa dalam IPS
untuk diteliti.
Kecamatan
hasil
Ringinrejo
belajar
Kabupaten
harus segera dicarikan solusi yang tepat agar tidak menjadi beban siswa dan mampu mengangkat prestasi hasil belajat
Hambatan Belajar Ilmu Pengetahuan
siswa
Sosial
kelas
mampu
4
khususnya,
menempuh
sehingga
pendidikan
pada
jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa mata pelajatran Ilmu Pengetahuan Sosial
belakang
adalah mata pelajaran yang menjadi
belajar
Ilmu
momok semua siswa, baik siswa sekolah
maka
dapat
dasar maupun siswa sekolah menengah,
dirumuskan masalah yang berhubungan
kecuali di perguruan tinggi (karena
dengan meningkatkan hasil belajar IPS
dewasa
tentang
kesulitan
Pengetahuan
Sosial,
latar
ini
mata
pelajaran
tersebut
174
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
sifatnya terkualifikasi seperti halnya mata
dipastikan yakni kerusakan kecil di otak
pelajaran lain pada jurusannya yang
dalam bahasa medis di kenal sebagai
memang sudah diminati sejak mula,
disfungsi minimal otak. Kerusakan kecil
sekalipun ia belum menjadi sebuah ilmu),
ini terjadi karena ada kelainan dalam
Tidak
jarang
guru
mengeluh,
bahwa kemampuan belajar anak-anak di
perkembangan
otak,
akibat
macam-
macam gangguan
bidang mata pelajaran IPS, di rumah
Jika
dikaitkan
Burnner
Sedikit bahan belajar yang mereka serap.
mengajar yang melibatkan beberapa fase
Seperti ada tabir yang menutup, begitu
seperti
mata
kepada
evaluasi, maka jelas bahwa berpikir
mereka. Padahal, anak-anak ini bukanlah
intuitif dan berpikir analitis akan menjadi
bocah yang kurang cerdas. Dan sungguh
soko guru pemehaman terhadap Ilmu
mengherankan ialah bahwa anak-anak
Pengetahuan Sosial. Hal seperti inilah
yang
belajar
kemudian digambarkan oleh Nasution
spesifik ini yaitu diskalkuli, sedikitpun
(1987: 9-11) bahwa guru-guru IPS perlu
tidak mengalami hambatan pada mata
menekankan betapa pentingnya untuk
pelajaran lain. Prestasi atau hasil belajar
mengembangkan
mereka pada mata pelajaran lain acapkali
Sejalan dengan itu maka menurut dugaan
sangat penting.
saya terdapat faktor internal dan eksternal
mengalami
disorongkan
hambatan
informasi,
proses
teori
maupun di sekolah sangat menurun.
pelajaran
mengenal
dengan
belajar
transformasi
intuisi
pada
dan
anak.
Lily Rifantono dalam wawancara
yang berkaitan erat dengan kemampuan
dengan majalah berita mingguan Tempo.
intuitif dan analitis anak pada pelajaran
Sebagai ahli Psikoneorologi berpendapat
IPS yaitu latihan mandiri, motif prestasi
bahwa kesulitan belajar spesifik (spesifik
sebagai aspek internal serta bahan bacaan
learning) dan enyebabnya masih belum
sebagai aspek eksternalnya.
diketahui di Indonesia. Karena itu anakanak mengalami kesulitan ini praktis luput dari perhatian (Tempo, 1988: 42). Kendati
masih
samar-samar
masalah kesulitan belajar spesifik sudah semakin jelas, penyebabnya sudah dapat
Latihan Mandiri dan Motif Prestasi Bagi
seorang
anak,
Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan suatu
175
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
kesenangan mental yang mengandung
sedangkan siasat
atau strategi lebih
sifat ilmiah, ini idealnya. Karena IPS
mangarah kepada latihan mandiri.
boleh dikatakan merupakan kunci guna
Sejauh ini, penekanan penelitian
memahami gejala-gejala alam, teknik dan
yang berkaitan dengan latihan mandiri
masyarakat, Maier (1985:1). Akan tetapi
lebih dititikberatkan pada kapan waktu
kenyataannya
justru
latihan, seperti contohnya mengingatkan
menjadi beban yang berat bagi anak-anak
saat yang tepat untuk memberikan latihan
kelas 4 SDN Ringinrejo 1, karena rumit,
mandiri, yaitu tidak terlalu dini namun
njlimet dan menuntut konsentrasi tinggi.
jangan
di
Hasil
negara
kita
penelitian
samapai
terlambat.
Analog
Piaget
tersebut sudah barang tentu menjadi
memeberikan bukti betapa anak-anak
perhatian bagi anak kelas 4 Sekolah Dasar
cenderung
berhasil
adlah frekuensinya. Frekuensi latihan
dalam hal IPS. Ia mengatakan bahwa
mandiri oleh guru maupun orang tua
dalam “Suatu kelompok pelajar yang
inilah yang menjadi aksentuasi penelitian
cukup cerdas bahakan dalam pelajaran
ini.
gagal
ketimbang
lain dapat membuktikan hasil yang baik,
Latihan
mandiri
(independece
dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
learning) memberi tekanan pada latihan
banyak atau sedikit secara sistematis
prstasi (achievement training). Anak-anak
mengalami kgagalan (Piaget, 1974: 42).
dibiasakan berikhtiar mencapai hasil kerja
Berbagai usaha telah dilakukan,
maksimal
dan
percaya
diri
akan
berbagai teori belajar telah ditemukan
kemampuannya. Orang tua dan guru harus
dengan suatu tujuan agar anak mencapai
dapat
hasil belajar maksimal selaras dengan
meyelesaikan suatu pekerjaan atau tuga s
kemampuan
tertentu dengan frekuensi yang tinggi.
dasar
yang
dimilikinya.
Sehubungan dengan pelajaran IPS ada sumbangan
penting
yang
perlu
mendorong
anak
untuk
Bukti efektifitas latihan mandiri dalam
mencapai
prestasi
ini
telah
diperhatikan olh para guru dan orang tua,
dikemukakan oleh Winterbottom, Rosen
yaitu kesiapan anak dan siasat atau
dan D’Andre (1959) yang meengatakan
strategi belajar mengajar. Kesiapan anak
bahwa
lebih mengarah pada motif prestasi
prestasilah yang terbukti telah melahirkan
latihan
mandiri
dan
latihan
motif prestasi.
176
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Istilah
motif
prestasi
untuk
excellence),
dan standart
keunggulan
pertama kalinya dikemukakan oleh David
orang lain (other related standard of
C. Melland dalam The Achieving Society.
excellence). Pengukuran motif prestasi
Sekalipun ia bukanlah satu-satunya ahli
dipusatkan
yang menekuni masalah motivasi. Ahli
keunggulan tersebut. Aspek-aspek lain
psikologi dari universitas Harvard ini
mengenai
menyebutkan motif prestasi sebagai n
didalamnya.
Ach, sebgai akronim dari need for
adalah tingkat keinginan anak untuk
achievement.
mencapai
Dalam
keterangan
Mc.
pada
motif
ketiga
standart
prestasi
Kriteria
tercakup
pengukurannya
standart keunggulan tugas,
Celkind menganggap n Ach sebagai virus
keunggulan diri, keunggulan orang lain
mental dengan tanda-tanda cenderung
(Rahayu Hartono, 1983: 69).
bekerja dan berbuat dengan semangatnya
Seseorang akan memiliki motif
yang khas dan kompetitf, bekerja lebih
prestasi yang tinggi jika ia memiliki ciri-
keras dan lebih tekun.
ciri
Seperti yang dijelaskan Nasution (1987:
181-182),
meneliti
megenal
banyak
ahli
motivasi.
yang Hewitt
sebagaimana
dikemukan
oleh
Hekhausen atas dasar pandangan Mc. Clleland sebagai berikut: a. Senantiasa
berorientasi
kepada
misalnya sampai suatu kesimpulan bahwa
keberhasilan atau sukses dan lebih
taraf tertinggi motivasi adalah motivasi
percaya diri dalam menghadapi tugas
untuk
keberhasilan
yang
pekerjaan yang berhubungan dengan
syarat
agar
didorong
anak
merupakan dengan
kemauannya sendiri dan merasa kepuasan dalam
mengatasi
tugas
yang
kian
bertambah sulit dan berat. Bila taraf ini
prestasi. b. Memiliki
sikap
yang
berorientasi
kepada tujuan dan masa depan. c. Cenderung
memilih
hal-hal
yang
tercapai maka anak sanggup untuk belajar
cukup sulit dalam melaksanakan tugas
sendiri.
pekerjaan yang terkait dengan prestasi. Ada tiga variabel pokok yang
dipakai untuk mengukur motif prestasi,
d. Tidak
suka
memboroskan
waktu,
apalagi menyia-nyiakan.
yaitu standart keunggulan tugas (task
e. Selalu tekun dalam melaksanakan
related standard of excellence), standart
tugas dan tidak akan menyerah jika
keunggulan diri (self related standard of
tugasnya terhambat.
177
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
f. Lebih suka mengandalkan kemampuan
Teori
sendiri daripada mencari partner dalam melaksanakan tugasnya.
Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini
Bahan Bacaan dan Hasil Belajar Secara umum keberhasilan proses
menggunakan
rancangan
tindakan
(action
belajar mengajar juga dipengaruhi oleh
perkataan
lain
lengkapnya sarana dan prasarana yang
tindakan di dalam kelas diharapkan
dimiliki siswa yang berkaitan dengan
mampu mendorong guru untuk memiliki
mata elajara yang bersangkutan.
kesadaran diri melakukan refleksi dan
Mc. Clleland dalam kajiannya
kritik
diri
research).
penelitian
penerapan
terhadap
Dengan penelitian
aktivitas
beranggapan bahwa suatu negara yang
pembelajaran. Penelitian tindakan (action
memiliki perbendaharaan isi bacaan anak-
research) merupakan proses daur ulang,
anak dengan isyarat supaya mengejar
mulai tahap perencanaan, pelaksanaan
prestasi, maka pada generasi berikutnya
tindakan dan pemantauan, refleksi yang
akan terdapat kenaikan produktivitasnya
mungkin diikuti dengan perencanaan
yang lebih besar di negara tersebut.
ulang (Waseso, 1984).
Dalam kaitannya dengan hasil
Dalam pelaksanaannya, penelitian
belajar sebagai salah satu produktivitas
tindakan (action research) dimulai dari
atau prestasi intelektual kehadiran bahan
pengumpulan dan penyusunan data yang
bacaan
terhadap
meliputi analisis dan interprestasi tentang
pembentukan prstasi sangat dibutuhkan,
arti data tersebut. Penelitian tindakan
baik itu dalam bentuk cerita bergambar
merupakan intervensi skala kecil terhadap
maupun cerita dalam majalah anak-anak,
tindakan dunia nyata dan pemeriksaan
latihan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
cermat
terdapat didalamnya secara tidak langsung
tersebut (Cohen dan Mantion, 1980;
akan mempengaruhi tingkat keberhasilan
Zuriah, 2003). Berpijak dari pandangan
anak apalagi ditunjang dengan adanya
tersebut, maka penelitian tindakan ini
buku-buku paket pelajaran dan buku-buku
didasarkan pada situasioal dan bergaya
latihan yang cukup banyak.
realitas lapangan (Hopkins, 1985, 1993;
yang
mengarah
terhadap
pengaruh
intervensi
Me. Niff, 1992).
178
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Rancangan dalam penelitian ini direncanakan melalaui beberapa tahap
Langkah-langkah Penelitian
perencanaan, anatara lain: (1) refleksi awal,
(2)
permaslahan
peneliti secara
merumuskan
operasional,
Kegiatan peneliti dalam upaya mengetahui
peranan
latihan
mandiri,
(3)
motif prestasi dan bahan bacaan terhadap
peneliti merumuskan hipotesis tindakan,
hasil belajar IPS ada siswa kelas 4, maka
dan (4) menetapkan dan merumuskan
dilakukan
rancangan tindakan.
berikut:
Winarno Surachmad (1982: 140)
langkah-langkah
sebagai
a. Observasi penelitian
mengemukakan tentang sifat-sifat yang
b. Penentuan lokasi penelitan
terdapat dalam metode deskriptif sehingga
c. Pengumpulan data awal, melalui (1)
dapat dipandang sebagai ciri khas antara
pengamatan langsung, (2) pencatatan
lain:
data, (3) wawancara
1. Merumuskan diri pada pemecahan-
d. Melakukan penelitian terhadap 21
pemecahan masalah yang ada pada
siswa kelas 4 SDN Ringinrejo 1 dalam
masa sekarang dan bersifat aktual.
proses belajar mengajar IPS.
2. Data yang dikumpulkan pada mulanya disusun,
dijelaskan
kemudian
di
analitis.
e. Melakukan wawancara terhadap guru dan
orang
pemberian
tua latihan
siswa mandiri
tentang dalam
setiap minggunya. Lokasi dan Subjek Penelitian
f. Melakukan
Lokasi penelitian ini mempunyai
terhadap
pengumpulan latihan
mandiri,
data motif
pengertian tempat, pelaku dan kegiatan
prestasi, dan bahan bacaan, dilakukan
(Nasution, 1992). Lokasi penelitian dari
dengan wawancara, pemberian tes dan
aspek “tempat” yaitu Kelas 4, dari aspek
melalui angket.
“pelaku” ialah terdiri dari peneliti, guru
g. Setelah data terkumpul selanjutnya
dan siswa kelas 4, dari aspek “kegiatan”
diidentifikasi
ialah
hasil identifikasi.
belajar
memahami IPS
meningkatkan
dengan
metode
hasil
dan
mendeskripsikan
latihan
h. Langkah terakhir mendeskripsikan dan
mandiri, motif prestasi dan bahan bacaan
memaparkan hasil penelitian secara
terhadap siswa kelas 4.
kualitatif.
179
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
sekunder
sebagai
acuan,
yaitu
berdasarkan teori-teori dan studi pustaka.
Instrumen Penelitian Ada lima jenis instrumen yang digunakan
dalam penelitian tindakan,
antara lain obseravasi, wawancara, catatan lapangan, angket
Analisis Data
dan dokumentasi
Setelah
data
dikumpulkan,
(Zuriah, 2003). Dalam penelitian ini
selanjutnya data tersebut perlu diolah atau
instrumen yang digunakan meliputi: (1)
dianalisis
observasi, (2) wawancara, (3) pemberian
Sebelum diolah, data yang terkumpul
tugas, (4) pemberian angket dan (5)
perlu diseleksi terlebih dahulu atas dasar
dokumentasi.
reliabilitas dan validitasnya. Data yang
untuk
dijadikan
informasi.
rendah reliabilitas dan variabilitasnya digugurkan
Pengumpulan data Dalam
penelitian
ini,
atau
dilengkapi
dengan
metode
subtitusi. Data yang telah lulus seleksi
pengumpulan data menggunakan teknik
lalu diolah atau dianalisis merupakan
observasi, wawancara, pemberian tes,
informasi yang siap untuk dievaluasi dan
pemberian
angket
diinterpretasi.
Observasi
dilakuakn
dan
dokumentasi. pada
proses
Teknik
analisis
data
yang
mengajar IPS kleas 4 dengan pemberian
digunakan dalam penelitian ini adalah
latihan
analisis kualitatif. Dengan maksud bahwa
mandiri.
Teknik
wawancara
dilakukan peneliti terhadap guru kelas 4
penelitian
untuk
IPS
memperoleh informasi tetang pengaruh
sebelum dan sesudah diberikan latihan
latihan mandiri, motif prestasi dan bahan
mandiri, penilaian motif prestasi dan
bacaan terhadap hasil belajar IPS siswa
pendekatan koleksi bacaan yang dimiliki
kelas 4 berdasarkan kualitas. Setelah data
siswa.
hasil
mengetahui hasil
terhadap
Wawancara orang
tua
belajar
juga siswa
dilakukan tentang
kualitatif
ppenelitian
dirancang
terkumpul,
untuk
maka
selanjutnya data tersebut disusun secara
pemberian latihan mandiri yang dberikan
sistematis.
Dengan
cara
diorganisir,
setiap minggu berdasarkan frekuensinya.
kemudian dikerjakan yang akhirnya data
Pengumpulan data dalan penelitian selain
tersebut diungkap permasalahannya yang
data primer juga menggunakan data
180
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
penting sesuai dengan topik yang sesuai
dengan rendahnya nilai IPS akibat
dengan permaslahan.
kesulitan belajar dan kurang minat terhadap
pelajaran
dianggap
Pembahasan
sulit.
IPS
karena
Kenyataan
ini
ditunjukkan dengan hasil belajar IPS Penelitian
yang
dilakukan
terhadap siswa kelas 4 SDN Ringinrejo 1
pada semester pertama masih rendah dari target yang diinginkan.
Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri
Secara umum kegiatan belajar
tentang meningkatkan hasil belajar IIPS
mengajar
dengan metode latihan mandiri, motif
dijabarkan sebagai
prestasi dan bahan bacaan diuraikan
berikut:
dalam
a.
paparan
data
dan
temuan
IPS
Dalam
penelitian.
kelas
4
setiap
dapat
pertemuan
menunjukkan adanya siswa
Penelitian
ini
merupakan
kelas 4 yang mengalami
penyajian data berupa tabel-tabel yang diperoleh
dari
kegiatan
observasi,
wawancara, pemberian tes, pemberian
kesulitan
belajar
IPS
cenderung kurang bersemangat. Beberapa
siswa
angket dan dokumentasi.
semangat
yang
1. Paparan data
mengikuti palajaran IPS
Perolehan
data
yang
telah
dan
b.
c.
Kualitas
belajar
menunjukkan tinggi
dalam
IPS
secara
diseleksi dan diklasifikasikan disajikan
kualitas belum terpenuhi, namun
dalam bentuk tabel. Dalam paparan
secara
data penelitian ini dapat diungkap
melakukan
beberapa hal yang yang berkaitan
mengajar
dengan kegiatan latihan mandiri, motif
ditentukan.
prestasi dan bahan bacaan IPS siswa kelas 4.
semua
proses sesuai
siswa belajar
jadwal
yang
Sistem pebgajaran masih bersifat monoton, yaitu siswa cenderung
Kegiatan belajar mengajar IPS di kelas
d.
kuantitas
4
pelajaran
pada
semester
2011/2012
1
tahun
mengalami
berbagai kendala yang berhubungan
sebagai
pendengar,
sehingga
kesulitan belajar IPS yang dialami siswa
kurang
mendapatkan
perhatian khusus.
181
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
e.
f.
g.
h.
Informasi guru mengatakan bahwa
mandiri dan sesudah diberikannya
kesulitan belajar siswa kelas 4
latihan mandiri. Siswa mengalami
disebabka oleh faktor internal
perubahan sikap yang cenderung lebih
siswa, namun demikian faktor
percaya diri, tanggung jawab dan
eksternal dari lingkungan sekolah
mempunyai semangat tinggi dalam
dan lingkungan keluarga kurang
menyelesaikan
diperhatikan.
mempunyai motif prestasi yang rendah
Kegiatan belajar kelompok dan
sebelum diberikan latihan mandiri,
pembagian tugas kelompok dalam
sehingga suasana kelas belum kondusif
pengajaran
dan belum ada motivasi belajar pada
IPS
menunjukkan
tugas.
adanya kemajuan siswa dalam
masing-masing
mengatasi kesulitan belajar
diberikannya latihan mandiri siswa
Semakin banyak bahan bacaan
mempunyai motif prestasi yang tinggi
yang dimilki siswa, maka semakin
dan mempunai koleksi bacaan yang
kecil
lengkap. Temuan penelitian lain adalah
kesulitan
belajar
yang
siswa.
Siswa
Setelah
dialami.
adanya peningkatan hasil belajar siswa
Pengaruh dorongan dan motivasi
setelah diberikannya latihan mandiri.
guru beserta orang tua untuk
Berdasarkan paparan data dan
mengerjakan tugas, giat belajar
temuan
penelitian
dapat
diketahui
dan memperbanyak latihan soal
gambaran umum tentang pengaruh
dapat mengurangi kesulitan belajar
latihan mandiri, motif prestasi dan
siswa dalam belajar IPS.
bahan bacaan terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 4.
Berdasarkan hasil penelitian dan paparan
data
dengan
program
Dalam pembahasan ini terdapat empat
pokok
bahasan dengan
yang
pemberian latihan mandiri kepada
berhubungan
rumusan
siswa kelas 4, maka ada beberapa
masalah, yaitu (1) membahas tentang
temuan penelitian yang mengarah pada
penyebab hambatan belajar IPS pada
kreativitas siswa kelas 4. Temuan
siswa kelas 4, (2) membahas pengaruh
tersebut menunjukkan perubahan sikap
latihan mandiri terhadap hasil belajar
siswa sebelum diberikannya latihan
IPS pada siswa kelas 4, (3) membahas
182
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
pengaruh motif prestasi terhadap hasil
teman
belajar IPS pada siswa kelas 4, (4)
seusianya.
membahas pengaruh bahan bacaan terhadap hasil belajar siswa kelas 4
analisis
kualitatif,
sehingga
latihan mandiri, motif prestasi dan bahan
bacaan
dijelaskan
dan
d. Menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar, seperti
Hasil pembahasan ini didasarkan pada
sebayanya
secara
acuh
tak
acuh,
sering
berdusta,berpura-pura, menentang dan sebagainya. e. Menunjukkan
perilaku
kualitas dikaitkan dengan hasil belajar
yang menyimpang seperti
IPS siswa kelas 4.
membolos,
1.
menunjukkan
Hambatan Belajar IPS Hambatan belajar IPS yang
dekstruktif
dialami oleh siswa kelas 4 SDN
temannya.
Ringinrejo Ringinrejo
1
Kecamatan
Kabupaten
kediri
adalah: a. Hasil
rendah,
perilaku
pada
teman-
f. Menunujukkan
gejala
emosional
kurang
wajar belajar
sering
yang
seperti
mudah
murung,
tersinggung,
berada dibawah rata-rata
pemarah, kurang gembira
kelompokya atau dibawah
dalam menghadapi situasi-
potensi dasar yang dimiliki
situasi tertentu.
siswa yang bersangkutan. b. Hasil yang dicapai dalam belajar
tidak
1. Pengaruh
Latihan
Mandiri
Terhadap Hasil Belajar
seimbang
Berdasarkan
hasil
semakin
tinggi
dengan usaha yang telah
penelitian,
ditempuh.
frekuensi latihan mandiri yang
c. Lebih
lambat
menyelesaikan
tuas
dalam
diberikan oleh guru dan orang
dan
tua dalam setiap minggu,
kegiatan belajar menurut
maka
waktu
semakin
baik
hasil
yang
disediakan
belajar IPS siswa kelas 4.
dibandingkan
dengan
Sebaliknya semakin rendah frekuensi latihan mandiri yang
183
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
diberikan oleh guru dan orang
belajar
tua dalam setiap minggunya,
memuaskan.
maka semakin rendah hasil belajar IPS siswa kelas 4. 2. Pengaruh
Motif
kurang
Ketiga
komponen
yang harus ditekankan kepada
Prestasi
siswa
Terhadap Hasil Belajar Motif
yang
dalam
upaya
meningkatkan hasil
prestasi
dan
mencetak
generasi
berpengaruh terhadap hasil
penerus
belajar siswa kelas 4 dalam
maka perlu penerapan latihan
mata pelajaran IPS. Semakin
mandiri, motif prestasi dan
baik atau tinggi motif prestasi
koleksi bahan bacaan yang
yang dimiliki oleh siswa,
lengkap. Keterkaitan antara
maka semakin baik pula hasil
ketiiga
belajar
yang dicapai
oleh
harus dipahami oleh semua
siswa.
Sebaliknya
semakin
pihak baik oleh guru, orang
rendah motif prestasi yang
yang
belajar
komponen
belajar
Dengan
pula hasil
yang dicapai
diberikannya latihan mandiri
oleh
akan
siswa
dapat
motif
3. Pengaruh
Bahan
tersebut
tua dan siswa sendiri.
dimiliki oleh siswa, maka semakin rendah
berkualitas,
Bacaan
memunculkan
prestasi,
sehingga
semangat dan tekun dalam
Terhadap Hasil Belajar
belajar menyatu dalam diri
Siswa kelas 4 yang
siswa untuk kemudian bisa
mempunyai koleksi bacaan
memahami
akan
arti
yang lengkap, maka ia akan
pentingnya
koleksi
bahan
memperoleh
bacaan bagi seorang pelajar.
hasil
belajar
yang memuaskan. Sebaliknya siswa yang memilki koleksi
Simpulan
bacaan yang kurang lengkap
Berdasarkan
rumusan
masalah,
maka ia akan mencapai hasil
hasil penelitian dan pembahasan tentang
184
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
meningkatkan hasil belajar IPS terhadap
4
siswa
Ringinrejo Kabupaten Kediri dalam
kelas
4
SDN
Ringinrejo
1,
Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri
SDN
Ringinrejo
1
Kecamatan
belajar IPS.
dengan metode latihan mandiri, motif prestasi dan bahan bacaan, maka dapat
Daftar Pustaka
ditarik beberapa kesimpulan. 1. Hambatan belajar IPS yang dialami
Aruan, D.M. 1981. Pengantar Sederhana
oleh siswa kelas 4 disebabkan oleh
Penelitian
faktor internal (dari diri siswa) dan
P3D, Jakarta: Depdikbud.
faktor
eksternal
(dari
luar
siswa/lingkungan).
Pendidikan,
Proyek
Conny Semiawan, dkk. 1987. Pendekata Keterampilan Proses, Jakarta : PT.
2. Latihan mandiri berpengaruh terhadap
Gramedia.
hasil belajar siswa kelas 4. Semakin
Mc. Clleland, David. C. 1961. Vie
tinggi frekuensi latihan mandiri yang
Achieving Societ,New York: Van
diberikan oleh guru dan orang tua,
nonstrand.
kemampuan
……..1953. The Achievement Motive,
latihan mandiri dapat dipraktikan oleh
New York: Appleton Century-
siswa.
Crofts Inc.
maka
semakin
kuat
3. Motif prestasi yang dilahirkan melalui
Guntur Waseso, Mulyadi. 1984. Motif
latihan mandiri, sehingga semakin baik
Prestasi, Latihan Mandiri dan
pemahaman latihan akan membawa
Pertumbuhan
dampak positif terhadap motif prestasi
Majalah Pendidikan No. 13 Th.
yang dimilki siswa kelas 4.
XI. Malang: FKIP-IKIP Malang.
4. Koleksi bahan bacaan berpengaruh
Ekonomi,
Kellinger, Fred. 1981. Foundation of
terhadap hasil belajar siswa kelas 4
Behavioral
Research,
dalam belajar IPS.
Edition
(Lalt
5. Latihan mandiri, motif prestasi dan koleksi bahan bacaan merupakan suatu rangkaian yang saling terkait dan mendukung
sebagai
upaya
meningkatkan hasil belajar siswa kelas
dalam
International
Second Saunders
Edition-Tokyo
Japan). Kimball, Young. 1956. Social Psychology 3rd edition, New York: Appleton Century Crofts Inc.
185
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Nasution, S. 1987, Berbagai Pendekatan Dalam
\Proses
Mengajar,
Belajar
Jakarta:
PT.
dan Bina
Aksara. Poerwadarminta,
WJS. 1976.
Kamus
Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN, Balai Pustaka. Rahayu, Siti. 1983. Motivasi Prestasi Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Cara Mendidik Anak Pada Empat
Kelompok
Pekerjaan,
dalam Analisis Pendidikan Nomer 1 Th. IV, Jakarta: Depdikbud. Soewarno,
Bambang,
Kuantitatif
1987.
Dalam
Metode Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PP-LPTK. Suharsini,
Arikunto.
Penelitian:
1987.
Suatu
Prosedur Pendekatan
Praktik, Jakarta: PT. Bina Aksara.
186
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Pembelajaran Missouri Mathematics Project Meningkatkan,Memahami Bangun Ruang Sederhana Kelas IV SD Oleh : Supriani,SD Jambu 1 Kec.Kayenkidul Kab.Kediri Abstrak : Pembelajaran Missouri Mathematics Project Meningkatkan Kemampuan belajar matematika materi Bangun Ruang Sederhana Kelas IV SD Negeri Jambu 1 Kecamatan Kayenkidul.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh pembelajaran terhadap hasil belajar matematika. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan,kegiatan dan pengamatan,refleksi,dan refisi.Sasaran penelitian kelas IV,Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif,lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar dan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan dari siklus 1 sampai III yaitu,siklus I nilai rata-rata : 69 tingkat ketuntasan klasikal (67%),siklus II nilai rata-rata : 72 tingkat ketuntasan klasikal (77%) siklus III ratarata : 77 tingkat ketuntasan klasikal (92%) hasil penelitian menunjukkan metode Missouri Mathematics Project dapat berpengaruh positif terhadap mtivasi belajar matematika siswa kelas IV SDN Jambu 1 Kec. Kayenkidul Kata kunci : (Matematika Model Missouri Mathematics Project) yang didesain untuk membantu guru
Pendahuluan Pembelajaran
yang
dalam hal efektifitas penggunaan
dan
latihan-latihan agar siswa mencapai
berorientasi pada pembelajaran untuk
peningkatan yang luar biasa, latihan-
kehidupan sangat lah diperlukan.
latihan yang dimaksud adalah lembar
Oleh
tugas proyek (Rohaeti, 2009:13)
menerapkan
karena
pendidikan
kekinian
itu
para
selalu
praktisi
mengevaluasi
Berdasarkan hasil observasi
masalah kurikulum ini. Dalam model
di
kurikulum, model dapat digunakan
matematika masih berpusat pada
untuk menentukan materi (konten)
guru.Selain itu,interaksi antara guru
pembelajaran
dalam
dengan siswa maupun siswa dengan
pencapaian materi tersebut, dalam
siswa kurang efketif sehingga proses
arti model memberikan kerangka
pembelajaran
untuk menentukan pilihan. Dengan
membosankan.Hasil
menguasai
berbagai
model
I,mendapat nilai rata-rata : 69 dan
bermanfaat
dalam
situasi
ketuntasan kelas sebesar 57 %.hal ini
metode
pembelajaran tertentu.
belum
Model pembelajaran Missouri Mathematics (MMP)merupakan
suatu
lokasi
penelitian,pembelajaran
memenuhi
terkesan test
siklus
standart
ketuntasan.Rumus ketuntasan belajar
Project
yang ditentukan SD Jambu 1 yaitu
program
siswa dikatakan tuntas individual 187
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
minimal
65,sedangkan
secara
ini
dapat
diselesaikan
klasikal dikatakan tuntas 85% yang
individual
telah mencapai daya serap lebih dari
seatwork),berkelompok
sama dengan 65%.
langkah
Pembelajaran Missouri
Mathematics
meningkatkan belajar.Sepintas model
terkontrol)
atau
Project
dalam
kelas
(pada
langkah
motivasi
pengembangan). Jadi tugas proyek
bahwa
matematika merupakan suatu tugas
Missouri
yang meminta siswa menghasilkan sesuatu oleh diri siswa sendiri.
pembelajaran
konvensional,namun
jika
ditelaah
lebih dalam ada perbedaan antara model
(pada
bersama-sama dengan seluruh siswa
Mathematics Project hampir sama dengan
latihan
langkah
metode
nampak
pembelajaran
(pada
secara
pembelajaran
Metode
Missouri
Mathematics
Project
pembelajaran
ekspositori.Rohaeti
(2009).Belajar
Metode dan Hasil
dengan
kooperatif
Penelitian penelitian
ini
merupakan
tindakan
(action
research),suatu bentuk kajian yang
dan
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan
kemandirian siswa dalam model
yang dilakukan untuk meningkatkan
pembelajaran Missouri Mathematics
kemantapan rasional dari tindakan
Project
sangat
mereka
model
pembelajaran
ditekankan.Pada Missouri
dalam
melaksanakan
tugas,memperdalam
pemahaman
Mathematics Project siswa diberikan
terhadap
tugas proyek yang berisi sederetan
dilakukan
soal
kondisi dimana praktek pembelajaran
atau
pun
mengembangkan
perintah suatu
untuk
ide
atau
tersebut
tindakan-tindakan itu,serta
dilakukan
yang
memperbaiki
(dalam
konsep matematika.Tugas proyek ini
Mukhlis,2003 : 3).Penelitian ini juga
antara lain di maksutkan untuk
termasuk penelitian deskriptif,sebab
memperbaiki
menggambarkan bagaimana suatu
komunikasi,penalaran,hubungan
teknik pembelajaran diterapkan dan
interpersonal,ketrampilan
membuat
bagaimana hasil yang diinginkan
keterampilan
dapat dicapai.Lokasi penelitian di
keputusan
dan
memecahkan masalah.Tugas proyek
SDN
Jambu
1
kecamatan
188
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Kayenkidul.Responden
di
ambil
yang
diberikan
siswa
bangun
ruang
siswa kelas IV.Teknik pengumpulan
mencangkup
data-data menggunakan observasi,
sederhana yang disesuaikan dengan
wawancara
formula
,dokumentasi,
tes.Observasi
dilakukan
mencatat
dan untuk
informasi
dengan
soal
kepada
strategi
index
card
matc.Kegiatan tersebut diharapkan dapat
membantu
siswa
mendengarkan dan melihat masalah
memahami
pembelajaran
yang dilakukan di
hidup.Tes hasil belajar penelitian ini
kelas IV dan mencari alternatif
dilakukan pada akhir siklus.Maka
pemecahannya
perlu
masalahnya.Wawancara
dilakukan
penyesuaian
dalam
adanya
revisi
makhluk
untuk
dilaksanakan pada siklus II.
untuk mencari informasi langsung
Siklus II diperoleh data hasil
dari siswa dan guru.Dokumentasi
penelitian. Rata-rata hasil belajar : 72
dilakukan
dan
proses
untuk
mengabadikan
pembelajaran
ketuntasan
secara
klasikal
dengan
77%.Revisi pada pelaksanaan siklus
menggunakan kamera.Tes dilakukan
II : memotivasi siswa,lebih dekat
untuk
dengan
mengetahui
tingkat
siswa,lebih
sabar
kemampuan memahami penyesuaian
membimbing,baik mendistribusikan
makhluk
waktu,lebih banyak memberi contoh
hidup
mata
pelajaran
matematika.Data
yang
selanjutnya
analisis
di
terkumpul
soal.
secara
diskriptif dan kualitatif.
Siklus III diperoleh data hasil penelitian.Rata-rata hasil belajar : 77 dan
ketuntasan
secara
klasikal
92%.Ini dipengaruhi oleh adanya
Hasil Siklus I diperoleh data hasil
peningkatan kemampuan guru dalam
observasi.Rata-rata hasil belajar :
menerapakan pembelajran Missouri
69,dan ketuntasan secara klasikal
Mathematics Project sehingga siswa
57%.Siswa
menjadi
berjumlah
yang
mengikuti
40.Pelaksanaan
tes
lebih
terbiasa
dengan
siklus
pembelajaran seperti ini sehingga
I,berjalan sesuai RPP,Masih ada
siswa lebih mudah dalam memahami
beberapa
materi yang telah diberikan.
kegiatan
muncul.Sedangkan
yang soal
belum evaluasi
189
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Dengan belajar
demikian
pada
Matematika
hasil
pembelajaran bangun
Simpulan
data
Aktivitas penelitian dalam
sederhana kelas IV SD Jambu !
menerapkan model teknik jigsaw
kecamatan
sesuai
strategi
materi
Simpulan dan Saran
Kayenkidul Missouri
melalui
Mathematics
Project meningkat.
dengan
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
yang telah dibuat.Peneliti
lebih
sebagai
fasilator.Peneliti
membimbing
Pembahasan Dari hasil penelitian di atas
Rancangan
memahami
siswa materi
dalam penyesuaian
yang diuraikan dalam artikel ini
makhluk hidup pelajaran matematika
dapat
yang
dilihat
bahwa
penerapan
disajikan
strategi
Missouri
Mathematics
mendampingi
Project
dalam
pembelajaran
arahan
matematika siswa
dinilai
menjadi
efektif.Karena kreatif
dalam
cara
memberikan kelompok
untuk bekerjasama memahami materi pembelajaran,menemukan meringas
keterangan
mengungkap
berbeda.Siswa
serta
masing-masing
mengintegrasikan pengetahuan dan yang
dengan
dan
konsep
merangkum
serta
kembali,serta
saling
menggunakan,mengintegrasikan dan
merevisi.Model pengajaran Missouri
menerapkan
Mathematics
dalam
mentransfer
Project
berbagai informasi dan keterangan
dapat
yang
dalam
dirinya
dalam
kesempatan untuk menyampaikan
berbeda-beda
proyek.Siswa
terlibat
menjadikan
meningkat
siswa
mendapat
perhatian
prosedur-prosedur seperti investigasi
pendapat,gagasan,ide
dan
pertanyaan.Siswa
inkuri.Memberi
kesempatan
untuk berinteraksi secara positif dan
secara
bekerja
kelompok,serta
sama
dengan
teman
merasa
dapat
mandiri
dan
dan bekerja maupun mampu
sekelasnya.Memberikan forum bagi
mempertanggungjawaban
segala
siswa untuk berbagai pengetahuan
tugas individu maupun kelompok.
dan kepandaian mereka dengan siswa lain.
190
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Saran
DAFTAR PUSTAKA Dari hasil penelitian yang
Ali,Muhammad.1996.Guru
Dlam
diperoleh dari uraian sebelumnya
Proses Belajar Mengajar :
agar
Bandung
proses
belajar
mengajar
Matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,maka sebagai
disampaikan berikut
melaksanakan Missouri
:
model
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
pengajaran
Jakarta
:Rineksa
Cipta. Arikunto,Suharsimi.
2001.Dasar-
memerlukan persiapan yang cukup
dasar
matang,sehingga guru harus mampu
Jakarta: Bumi Aksara.
menentukan atau memilih topik yang
Baru
Arikunto,Suharsimi. 1998. Proses
saran
Project
Sinar
Algesindon.
Untuk
Mathematics
:
Arsyad,
Evaluasi
Azhar.
Pendidikan.
1997.
Media
benar-benar bisa diterapkan dengan
Pembelajaran
pembelajaran
PT.RajaGrafindo Persada.
dengan
Missouri
Mathematics Project dalam proses
Departemen
Jakarta:
Pendidikan
dan
belajar mengajar sehingga diperoleh
kebudayaan , 1994. Petunjuk
hasil yang optimal.Dalam rangka
pelaksanaan Proses Belajar
meningkatkan
Mengajar
prestasi
belajar
siswa,guru hendaknya lebih sering melatih
siswa
dengan
berbagai
,Jakarta.Balai
Pustaka. Djamarah,
Syaiful
Bahri.
metode pengajaran,walau dalam taraf
Strategi
yang
Mengajar.Jakarta
sederhana,dimana
nantinya
dapat
pengetahuan
siswa
menemukan
2000. Belajar
:
Rineksa
Cipta.
baru,memperoleh
Felder,Richard M. 1994.Cooperative
konsep dan keterampilan,sehingga
Learning in Technical Corse,
siswa
(online),(pell\d\My
berhasil
atau
mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
%
Document\Coop % 20 Report. Hadi,
Sutrisno.
1981.
Research.Yayasan
Metodogi Penertiban
Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
191
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Hamalik,
Oemar.
1994.
Media
Nur,
Muhammad.
1996.
Pendidikan. Bandung : Citra
Pembelajaran
Aditya Bakti.
Surabaya.Universitas
Hasibuan.J.J.
dan
Moerdjiono.
1998.Proses
Kooperatif. Negeri
Surabaya.
Belajar
Purwanto,
Mengajar.Bandung : Remaja
dan
Rosdakrya.
Pengajaran.Bandung. Remaja
Kemmis,
S.dan
Mc.Taggart.R.
1998.The
Action
Research
Planner.
Victoria
Dearcin
University Press.
N.1988.Prinsip-prinsip Teknis
Evaluasi
Rosda Karya. Rustiyah,
N.K.
Belajar
1991.
Strategi
Mengajar.
Jakarta:
Bina Aksara.
Margono , S. 1996. Metodologi
Sardiman, A.M. 1996. Interakasi dan
Penelitian Pendidikan .Jakarta
Motivasi
: Rineksa Cipta.
Jakarta : Bina Aksara.
Mursell,
james
(-).
Teaching
Succesfull
(terjemahan).
Bandung: Jemmars. Ngalim,
Purwanto
1990.
Psikologi
Pendidikan.
Bandung:
PT.Remaja
Mengajar.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan
Model
Jakarta:
M.
Belajar
Pembelajaran. PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Rosdakrya.
192
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Petunjuk bagi Penulis JURNAL CAKRAWALA PGRI KABUPATEN KEDIRI 1. 2.
3.
4. 5. 6.
7.
8. 9.
10.
11. 12. 13.
14.
Artikel yang ditulis untuk "CAKRAWALA" meliputi hasil hasil penelitian di bidang pendidikan. Naskah diketik dengan program Microsoft Word, huruf Times New Roman, ukuran 12 pts, dengan spasi ganda, dicetak pada kertas A4 sepanjang maksimum 15 halaman, dan diserahkan dalam bentuk print-out sebanyak 1 eksemplar beserta soft -copy-nya. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia. Sistematika artikel adalah: judul; nama penulis, abstrak disertai kata kunci; pendahuluan, tinjauan pustaka. metode, hasil dan pembahasan, simpulan, serta daftar pustaka. Judul artikel dalam bahasa Indonesia tidak boleh lebih darí 20 katal Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik, disertai nama dan alamat lembaga asal, dan ditempatkan di bawah judul artikel. Abstrak dan kata kunci ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggrís. Panjang masing-masing abstrak maksimum 150 kata, sedangkan jumlah kata kunci 3-5 kata atau gabungan kata. Abstrak minimal berisi: tujuan, metode, hasil penelitian dan simpulan Bagian Pendahuluan berisi: latar belakang, konteks penelitian, dan tujuan atau masalah penelitian. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, dengan panjang 15-20% dari total panjang artikel. Bagian Kajian Pustaka berisi deskripsi singkat teori utama yang akan digunakan untuk pembahasan atau temuan hasil penelitian, panjang 10-12%. Bagian Metode berisi paparan dalam bentuk paragraf tentang rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan análisis data yang secara nyata dilakukan oleh peneliti, dengan panjang 10-15% dari total panjang artikel. Bagian Hasil penelitian dan pembahasan berisi paparan hasi! análisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan pembandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian sejenis. Panjang paparan hasil dan pembahasan 40-60% dari total panjang artikel. Bagian Simpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian atau berupa intisari hasil pembahasan. Simpuian disajikan dalam bentuk paragraf. Daftar pustaka hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk, dan semua sumber yang dirujuk harus tercantum dalam daftar rujukan. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama akhir, tahun). Pencantuman sumber pada kutipan langsung hendaknya disertai keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh: (Davos, 2003:47). Daftar Pustaka disusun dengan tata cara seperti contoh berikut ini dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.
Buku: Anderson, D.W., Vault, V.D., & Dickson, CE. 1999. Problems and Prospects for the Decades Ahead: Competency Based Teacher Education. Berkeley: : McCutchan Publishing Co. Buku kumpulan artikel:
193
Jurnal CAKRAWALA GURU PGRI Kab. Kediri Vol.1No.1.2016
Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal llmiah (Edisi ke-4, cetakan ke-1). Malang: UM Press. Artikel dalam buku kumpulan artikel: Russel, T. 1998. An Altemative Conception: Representing Representation. Dalam P.J. Black & A. Lucas (Eds.), Childreris Informal Ideas in Science (hlm. 62-84). London: Routledge. Artikel dalam jurnal atau majalah: Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan Pendidikan Program Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan Dunia Industri. Transpor, XX (4): 57-61. Artikel dalam koran: Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah Pengunggulan? Majapahit Pos, hlm. 4 & 11. Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang): Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3. Dokumen resmi: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Depdikbud. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya. Buku terjemahan: Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. 1976. Pengantar Penelitian Pendidikan Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional. Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian: Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Model Pembelajaran Isu Kontrovesial. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS UM MALANG. Makalah seminar, lokakarya, penataran : Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar Lokakarya Penulisan Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universatas Lambungmangkurat, Banjarmasin, 9-11 Agustus Internet (karya individual): Hitchock, S., Carr, L., & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-1995: The Calm before the Storm, (Online), (http://journal.esc.soton.ac.uk/ survey/survey.html), diakses 12 Juni 1996. Internet (artikel dalam jurnal online): Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan. (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id), diakses 20 Januari 2000 XXX
194