Buletin Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
PENGANTAR
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap awal Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap awal September. Informasi yang disajikan dalam Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 wilayah Jawa Barat ini meliputi Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017, Perbandingan antara Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 terhadap Rata-ratanya atau Normalnya selama 30 tahun (1981-2010), dan Prakiraan Sifat Hujan selama periode Musim Hujan 2016/2017. Berdasarkan pengelompokan pola distribusi curah hujan rata-rata bulanannya, BMKG telah mengidentifikasi khusus untuk wilayah Jawa Barat terbagi menjadi : a. Daerah - daerah yang mempunyai batas yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau, disebut Zona Musim (ZOM) sebanyak 36 ZOM b. Daerah - daerah yang tidak mempunyai batas yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau, yang selanjutnya disebut daerah Non Zona Musim (Non ZOM) sebanyak 2 Non ZOM Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis dapat dirangkum informasi Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 yaitu Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 umumnya terjadi pada bulan September hingga Oktober 2016, Prakiraan Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 umumnya maju dengan normalnya dan Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 umumnya Normal (N) hingga Atas Normal (AN). Demikian diharapkan Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 ini bermanfaat dalam mendukung berbagai kegiatan terkait.
Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR
DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP. 195909141985031001
i Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
DAFTAR ISI PENGANTAR…………………………………………………………………………………........
i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................
v
ISTILAH DAN PENGERTIAN DALAM PRAKIRAAN MUSIM………………………………..
vi
I.
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..
1
Fenomena yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia…………………………….
2
RINGKASAN………………………………………………………………………………….
4
A. Kondisi Dinamika Atmosfer dan Laut…………………………………………………..
4
B. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim Jawa Barat.................................
6
C. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Wilayah Non ZOM (Luar Zona Musim )............
6
II.
III.
PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2016 WILAYAH ZONA MUSIM (ZOM) JAWA BARAT……………………………………………………………………………….. A. Gambaran Umum Geografi Wilayah dan Iklim........................................................
7 7
B. Prakiraan Hujan Musim Hujan 2016/2017...............................................................
10
B.1 Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017.........................................................
10
B.2 Perbandingan Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-ratanya.... B.3 Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017............................................... C. Peta Prakiraan Hujan Musim Hujan 2016/2017....................................................... C.1 Peta Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017................................................. C.2 Peta Perbandingan Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-ratanya..................................................................................... C.3 Peta Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017....................................................... IV.
11 12 16 16 17 18
PRAKIRAAN HUJAN KUMULATIF OKTOBER 2016 – MARET 2017 DAERAH NON ZONA MUSIM (NON ZOM)………………………………………………
19
A. Prakiraan Curah Hujan Kumulatif Oktober 2016 – Maret 2017..............................
19
B. Prakiraan Sifat Hujan Kumulatif Oktober 2016 – Maret 2017 Terhadap Rata-Ratanya (1980 - 2010)..................................................................
19
LAMPIRAN - LAMPIRAN
ii Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Wilayah Zona Musim (ZOM) di Jawa Barat.....................................................
8
Tabel 2. Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Jawa Barat......................................
10
Tabel 3. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-Ratanya...................................................................................................
11
Tabel 4.
Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 Jawa Barat............................
Tabel 5. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) Jawa Barat ..............
12 13
Daftar Peta Peta 1. Peta Wilayah Zona Musim (ZOM) JawaBarat
7
DAFTAR
iii Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Peta ZOM dan Non ZOM di Provinsi Jawa Barat…………………………..
Gambar C.1 Peta Prakiraan Awal Musim Hujan 2016......................................................
8 16
Gambar C.2 Peta Perbandingan Prakiraan Musim Hujan 2016 Terhadap Rata-Ratanya...............................................................................
17
Gambar C.3. Peta Sifat Hujan Musim Hujan 2016.............................................................
18
iv Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Normal Musim Hujan 1981-2010 Zona Musim di Jawa Barat………………………………………………………………….
20
Lampiran 2. Rata-rata Curah Hujan Dasarian Periode 1981-2010 Zona Musim di Jawa Barat………………………………………………………………….
21
Lampiran 3. Grafik Rata-rata Curah Hujan Dasarian Periode 1981 - 2010 (Milimeter) Zona Musim di Jawa Barat....................................................................
22
v Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
ISTILAH DAN PENGERTIAN DALAM PRAKIRAAN MUSIM 1. Curah hujan (mm) : merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. 2. Curah hujan kumulatif (mm) : merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing Zona Musim (ZOM). 3. Zona Musim (ZOM) : adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non ZOM. Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM.
4. Awal Musim Kemarau, ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). 5. Awal Musim Hujan, ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010). 6. Dasarian : adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu : a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10. b. Dasarian II: tanggal 11 sampai dengan 20. c. Dasarian III
: tanggal 21 sampai dengan akhir bulan.
vi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
7.
Sifat Hujan : merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010) dalam periode yang sama. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu :
a. Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. b. Normal (N)
: jika nilai curah hujan antara 85%--115% terhadap rata-ratanya.
c. Bawah Normal (BN)
8.
: jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.
Rata-rata curah hujan yang digunakan sebagai dasar penentuan curah hujan normal, menggunakan data periode 1981-2010.
vii Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
I. PENDAHULUAN Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca. Keberadaan wilayah Indonesia sebagaimana tersebut, kondisi iklimnya akan dipengaruhi oleh fenomena El Nino/La Nina bersumber dari wilayah timur Indonesia (Ekuator Pasifik Tengah/Nino34) dan Dipole Mode bersumber dari wilayah barat Indonesia (Samudera Hindia barat Sumatera hingga timur Afrika), disamping pengaruh fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi suhu permukaan laut sekitar wilayah Indonesia. Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun terakhir (1981-2010), secara klimatologis wilayah Indonesia terdapat 407 pola kemarau, dimana 342 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim Kemarau (umumnya pola Monsun), sedangkan 65 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya tidak mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, dalam hal ini daerah yang sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah. Jumlah pola hujan dalam 30 tahun terakhir (periode 1981-2010) sebanyak 342 pola hujan tersebut, merupakan hasil pemutakhiran pola iklim sebelumnya (periode 1971-2000) yang berjumlah 293 pola hujan, dimana 220 pola merupakan Zona Musim (ZOM) dan 73 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Dari 342 Zona Musim dimaksud, sebanyak 9 ZOM memiliki pola hujan kebalikan dengan daerah zona musim pada umumnya (pola monsun), dimana pada daerah pola monsun mengalami musim kemarau, di daerah 9 ZOM tersebut mengalami musim hujan, demikian sebaliknya. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5°50 - 7°50 LS dan 104°48 108°48 BT dengan batas-batas wilayahnya sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Banten dan DKI Jakarta serta sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Daratan di Provinsi Jawa Barat dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 - 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 - 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai. Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 ºC di Puncak Gunung Pangrango dan 34 ºC di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun Berdasarkan hasil analisis data periode terkakhir (1981-2010), secara klimatologis wilayah Jawa Barat terdapat 38 pola hujan, dimana 36 pola merupakan Zona Musim (ZOM) dan 2 daerah Non Zona Musim (Non ZOM).
1 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
Fenomena yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia 1. El Nino dan La Nina El Nino Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena global dari sistem interaksi lautan atmosfer yang ditandai dengan adanya anomali suhu permukaan laut di wilayah Ekuator Pasifik Tengah dimana jika anomali suhu permukaan laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya) maka disebut El Nino, namun jika anomaly suhu permukaan laut Negatif disebut La Nina. Sementara itu dampak pengaruh El Nino di Indonesia, sangat tergantung dengan kondisi perairan wilayah Indonesia. El Nino yang berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan secara drastis, baru akan terjadi bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat, El Nino tidak menyebabkan kurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia. Disamping itu, mengingat luasnya wilayah Indonesia, tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh El Nino. Sedangkan La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat apabila disertai dengan menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia. Seperti halnya El Nino, dampak La Nina tidak berpengaruh ke seluruh wilayah Indonesia.
2. Dipole Mode Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan fenomena interaksi laut–atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Index (DMI). Untuk DMI positif, umumnya berdampak kurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat. Sedangkan nilai DMI negatif, berdampak terhadap meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.
3. Sirkulasi Monsun Asia – Australia Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia umumnya menaikan pola monsun, yaitu sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah setiap setengah tahun sekali. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.
2 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical ITCZ)
Convergence Zone /
ITCZ merupakan daerah tekanan rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi matahari ke arah utara dan selatan khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang berada di sekitar khatulistiwa, maka pada daerah-daerah yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadinya pertumbuhan awan-awan hujan.
5. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak-sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan erat kaitannya dengan proses pembentukan awan di atas wilayah Indonesia. Jika suhu permukaan laut dingin berpotensi sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, sebaliknya panasnya suhu permukaan laut berpotensi menimbulkan banyaknya uap air di atmosfer.
3 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
II. RINGKASAN A. Kondisi Dinamika Atmosfer dan Laut Dinamika atmosfer dan laut dipantau dan diprakirakan berdasarkan aktivitas fenomena alam, meliputi : El Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), Sirkulasi Monsun Asia-Australia, Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan Suhu Permukaan laut Indonesia. Monitoring dan prakiraan kondisi dinamika atmosfer dan laut dimaksud yang akan terjadi pada Musim Hujan 2016/2017, adalah : 1. Monitoring dan Prakiraan Fenomena ENSO dan IOD a. El Nino Southern Oscillation (ENSO) Pada akhir Juli 2016, kondisi suhu muka laut (SST) di Equator Pasifik tengah wilayah Nino 3.4 sudah menunjukkan anomali negatif (dingin) yang merupakan masa peralihan dari Netral ke La Nina, meskipun masih lemah dengan indeks pada akhir Juli : -0.61 (La Nina Lemah) potensi La Nina ini diprediksi akan berlangsung sampai awal tahun 2017 dengan kategori La Nina Lemah. Kondisi La Nina dampaknya lebih signifikan pada periode peralihan musim kemarau ke musim hujan, hal ini memberikan indikasi bahwa awal Musim Hujan 2016/ 2017 lebih maju dari pada normalnya dengan sifat Musim Hujan akan didominasi Normal hingga Atas Normal.
b. Indian Ocean Dipole (IOD) Monitoring Indeks Dipole Mode menunjukkan nilai negatif yang signifikan yaitu dibawah -0.4, sejak bulan Mei 2016 dan puncak nilai terendahnya terjadi pada bulan Juli 2016 bernilai -1.09 dan diprediksi akan tetap signiifkan indeksnya sampai bulan November 2016, kemudian terus secara gradual akan bergerak mendekati indeks kisaran normalnya di akhir tahun. Dengan konsistennya nilai Dipole Mode Negatif maka hal ini mensuport penambahan uap air dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat, dampak signifikan dari kondisi ini adalah mendukung curah hujan tinggi di periode musim kemarau dan peralihan musim, sehingga diprediksi beberapa wilayah di Indonesia awal Musim Hujan 2016/ 2017 akan maju lebih awal dari normalnya.
4 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
2. Monitoring dan Prakiraan Fenomena Sirkulasi Monsun Asia-Australia, ITCZ, dan Suhu Permukaan Laut Indonesia a. Sirkulasi Monsun Asia – Australia Kondisi sirkulasi angin monsun hingga akhir Juli 2016 masih didominasi angin timuran, kecuali di Sumatera bagian Tengah dan Utara serta Kalimantan bagian Utara di dominasi angin baratan. Monsun Asia diprediksi akan melemah dipertengahan Agustus kemudian menguat lagi, sedangkan Monsun Australia relatif normal mengindikasikan peluang pembentukan awan hujan disekitar Sumatera, Jawa bag Barat dan Kalimantan bagian Barat bertambah di awal dan akhir Agustus 2016. b. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ) Posisi ITCZ pada akhir Juli 2016 berada di wilayah perairan bagian utara Ekuator dan di prediksi secara gradual akan bergerak keselatan Ekuator, sesuai pergerakan tahunannya, dibandingkan dengan klimatologisnya posisi ITCZ lebih turun keselatan dan lebih kuat sehingga memungkinkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa dan sekitarnya meningkat. c. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia Sampai Akhir Juli 2016, kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia masih bernilai positif (+0.75) lebih hangat dari klimatologisnya, dengan anomali suhu berkisar antara 0.25 oC s/d 2.0oC, wilayah perairan Indonesia yang lebih hangat berada sekitar di perairan Pulau Jawa terutama bagian selatan, perairan Bali, Nusa tenggara dan perairan bagian utara wilayah Indonesia. Dengan masih hangatnya suhu permukaan laut di sekitar Jawa Bali Nusra, mengindikasikan peluang penguapan dan pertumbuhan awan-awan hujan masih cukup tinggi. Suhu permukaan laut di Indonesia selama Musim Hujan 2016/ 2017 diprakirakan sebagai berikut : 1) Bulan Agustus s/d Oktober 2016, umumnya Anomali Suhu Permukaan Laut perairan Indonesia diprediksi tetap hangat, Anomali (+), bagian Utara dan Selatan perairan Indonesia lebih hangat dibanding sekitarnya. 2) Bulan November s/d Januari 2017, Terjadi peluruhan Suhu Permukaan Laut dimulai dari perairan bagian Barat Sumatera bagian Utara sampai perairan Maluku meluruh mendekati normal. Suhu Permukaan Laut diprediksi mendingin, anomali (-) dimulai dari perairan Laut Cina Selatan memasuki selat Malaka dan semakin meluas sampai perairan bagian barat Papua pada Januari 2017.
5 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
B. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 pada 36 Zona Musim (ZOM) di Jawa Barat 1. Prakiraan ”Awal” Musim Hujan 2016/2017 September 2016 : 21 ZOM (58% dari 36 ZOM) Oktober 2016 : 9 ZOM (25% dari 36 ZOM) November 2016 : 1 ZOM (3% dari 36 ZOM) Tidak ada awal Musim Hujan : 5 ZOM (14% dari 36 ZOM) (Hujan sepanjang tanhun 2016) 2. Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-Ratanya (Periode 1981–2010) - Maju dari rata-ratanya : 36 ZOM (100% dari 36 ZOM) - Sama dengan rata-ratanya : Tidak ada - Mundur dari rata-ratanya : Tidak ada 3. Prakiraan ”Sifat Hujan“ Musim Hujan 2016/2017 - Atas Normal (AN) : 26 ZOM (72% dari 36 ZOM) - Normal (N) : 10 ZOM (10% dari 36 ZOM) - Bawah Normal (BN) : Tidak ada
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 di wilayah Jawa Barat secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Awal Musim Hujan 2016/2017 di 36 Zona Musim (ZOM) diprakirakan umumnya mulai September 2016 sebanyak 21 ZOM (58%) dan sebagian kecil daerah lainnya awal musim hujannnya pada bulan Oktober 2016 sebanyak 9 ZOM (25%), November 2016 sebanyak 1 ZOM (3%) serta terdapat 5 ZOM (14%) yang tidak ada awal musim hujannya (hujan sepanjang tahun 2016). 2. Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981-2010), Awal Musim hujan 2016/2017 seluruh ZOM Jawa Barat pada umumnya maju (lebih cepat) dari rata-ratanya. 3. Sifat Hujan selama musim hujan 2016/2017 di sebagian besar Zona Musim (ZOM) pada umumnya diprakirakan Atas Normal (AN) sebanyak 26 ZOM (72%) dan Normal (N) sebanyak 10 ZOM (28%). Sedangkan sifat hujan Bawah Normal (BN)
diprakirakan tidak terjadi.
C. Prakiraan Hujan Kumulatif Periode Oktober 2016 – Maret 2017 di Luar Zona Musim (Non ZOM) 1.
Curah hujan kumulatif selama periode Oktober 2016 sampai dengan Maret 2017 di wilayah luar Zona Musim, diprakirakan antara 1001 - 2000 mm, wilayah Non Zona Musim ( Non ZOM) yang diprakirakan tersebut meliputi wilayah sebagian besar Kabupaten dan Kota Bogor.
2.
Sifat hujan kumulatif selama periode Oktober 2016 sampai dengan Maret 2017 di wilayah luar Zona Musim diprakirakan Bawah Normal (BN).
6 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
III. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2016/2017 PADA ZONA MUSIM (ZOM) DI JAWA BARAT
A. Gambaran Umum Geografi Wilayah dan Iklim Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5°50 - 7°50 LS dan 104°48 - 108°48 BT dengan batas-batas wilayahnya sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa bagian barat dan Banten serta DKI Jakarta di utara, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, antara Samudera Indonesia di Selatan dan Selat Sunda di barat. Dengan daratan dan pulau-pulau kecil (48 Pulau di Samudera Indonesia, 4 Pulau di Laut Jawa, 14 Pulau di Teluk Banten dan 20 Pulau di Selat Sunda), luas wilayah Jawa Barat 44.354,61 Km² atau 4.435.461 Ha. Kondisi geografis yang strategis ini merupakan keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kawasan utara merupakan daerah dataran rendah, sedangkan kawasan selatan berbukit-bukit dengan sedikit pantai serta dataran tinggi bergunung-gunung ada di kawasan tengah. Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 - 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 - 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai. Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 ºC di Puncak Gunung Pangrango dan 34 ºC di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun. Propinsi ini memiliki banyak objek unggulan di bidang perkebunan, antara lain teh, cengkeh, kelapa, karet, kakao, tembakau, kopi, tebu, dan akar wangi. Dari semua jenis komoditas itu, cengkeh, kelapa, karet, kakao, tembakau, dan kopi merupakan komoditas unggulan nasional asal Jawa Barat. Dari sisi lahan, produktivitas terbaik yakni luas areal tanam sama dengan Iuas tanaman yang menghasilkan adalah komoditas tembakau dan tebu. Dari sisi produksi, produktivitas terbanyak adalah kelapa sawit (6,5 ton/ha) dan tebu(5,5ton/ha).
7 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
Untuk memberi penggambaran yang detil secara pewilayahan dibawah ini disajikan peta dan tabel wilayah 36 Zona Musim (ZOM) wilayah Jawa Barat sebagai berikut :
Gambar 1. Peta ZOM dan Non ZOM di Provinsi Jawa Barat
Tabel 1. Wilayah Zona Musim (ZOM) Jawa Barat sebagai berikut : NO ZOM
60
61
DAERAH / KABUPATEN
Jakarta Utara, Jakarta Timur/Jakarta Barat bagian utara, Bekasi/Karawang utara bagian barat Jakarta Timur/Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang/Kab Tangerang bagian selatan, Serang bagian tenggara, Lebak, Depok, Bogor bagian Utara dan timur laut
NO ZOM
DAERAH / KABUPATEN
66
Karawang/Bekasi bagian selatan, Bogor utara bagian timur, Purwakarta bagian utara
67
Sukabumi bagian barat
64
Karawang/ Bekasi bagian utara
68
Cianjur/Sukabumi bagian selatan
65
Karawang bagian tengah, Bekasi utara bagian timur
69
Sebagian Sukabumi tengah dan Cianjur bagian tengah
8 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
Tabel 1 (Lanjutan)
NO ZOM
DAERAH / KABUPATEN
NO ZOM
DAERAH / KABUPATEN
70
Sukabumi bagian utara
84
Bandung bagian tengah
Sukabumi utara bagian timur, Cianjur tengah, Bandung bagian barat
85
71
Bandung bagian selatan, Garut bagian selatan, Cianjur bagian selatan
Bogor Selatan bagian timur, Sukabumi utara bagian timur, Cianjur utara bagian barat.
86
72
Garut bagian selatan, Cianjur bagian selatan.
73
Cianjur bagian utara, Bandung bagian utara
87
Garut Selatan bagian timur, Tasikmalaya bagian selatan, Ciamis bagian selatan
74
Subang bagian selatan, Sumedang bagian barat, Bandung bagian utara, Purwakarta bagian selatan
88
Bandung bagian timur, Garut bagian tengah,Tasikmalaya bagian barat
75
Subang bagian tengah, Purwakarta bagian utara
89
Bandung Utara bagian timur, Garut bagian utara, Tasikmalaya bagian utara, Sumedang bagian selatan
76
Subang bagian utara, Karawang bagian barat
90
Kuningan bagian selatan, Ciamis bagian utara, Majalengka bagian selatan, Sumedang bagian timur
77
Indramayu Barat bagian utara, Subang Utara bagian timur
91
Kuningan bagian barat, Majalengka bagian tengah
78
Indramayu Timur bagian utara
92
Cirebon bagian tengah, Kuningan bagian utara
79
Indramayu Timur bagian selatan, Cirebon bagian utara
93
Tasikmalaya bagian utara, Ciamis bagian utara
80
Indramayu Barat bagian selatan, Subang Tengah bagian timur
94
Ciamis bagian tengah, Tasikmalaya Tengah bagian barat
81
Majalengka bagian utara, Cirebon bagian utara
95
Cirebon bagian timur, Brebes bagian tengah, Tegal bagian barat
82
Sumedang bagian tengah dan utara,
96
Kuningan bagian timur, Brebes bagian utara
Kota Bandung, Bandung bagian utara
100
83
Tasikmalaya bagian tengah, Ciamis bagian selatan, Garut selatan bagian timur
9 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
B. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 di Wilayah Jawa Barat B.1 Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Awal Musim Hujan 2016/2017 pada wilayah Zona Musim (ZOM) di Jawa Barat diprakirakan berkisar antara bulan September s/d November serta terdapat Zona Musim yang tidak ada awal musim hujannya. Sebanyak 21 wilayah ZOM awal musim hujan pada bulan September dasarian I-II, sebanyak 9 wilayah ZOM awal musim hujan pada bulan Oktober dasarian I-III, sebanyak 1 wilayah ZOM awal musim hujan pada bulan November dasarian I, serta sebanyak 5 wilaysh ZOM yang tidak ada awal musim hujannya (hujan sepanjang tahun 2016). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2. Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 AWAL MUSIM HUJAN
URAIAN
Dasarian I - III September 2016
Bogor bagian utara, Sukabumi bagian tengah dan timur, Cianjur, Bandung, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya bagian utara dan tengah, Ciamis, Majalengka bagian selatan, Kuningan bagian selatan, Indramayu selatan, Karawang bagian selatan, Bekasi bagian selatan,
Dasarian I-III Oktober 2016
Bekasi bagian utara dan timur, Karawang bagian tengah dan utara, Indramayu bagian utara, Majalengka bagian tengah dan utara, Kuningan bagian utara dan timur, Cirebon bagian tengah dan selatan.
Dasarian I November 2016
Tidak Ada Awal Musim Hujan (Hujan Sepanjang Tahun 2016)
Bekasi bagian utara.
Bogor selatan bagian timur, Sukabumi utara bagian timur, Cianjur utara bagian barat, Sukabumi bagian selatan dan barat, Tasikmalaya bagian utara dan tengah, Ciamis bagian utara dan selatan, Garut selatan bagian timur.
10 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
B.2 Prakiraan Perbandingan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata- ratanya Apabila dibandingkan dengan rata-rata awal musim hujan periode 1981-2010 sebagian besar Zona Musim Jawa Barat maju (lebih cepat) dari rata-ratanya, sebanyak 4 wilayah ZOM yang awal musim hujannya maju 2 dasarian dari rataratanya, sebanyak 12 wilayah ZOM awal musim hujannya maju 3 dasarian dengan rata-ratanya, sebanyak 15 wilayah ZOM awal musim hujannya maju lebih dari 3 dasarian dari rata-ratanya, dan tidak terdapat wilayah ZOM yang awal musim hujannya sama (tetap) dan mundur (lebih lambat) dari rata-ratanya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Perbandingan Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 PERBANDINGAN AWAL MUSIM HUJAN
URAIAN
Maju 2 Dasarian (Lebih Cepat 2 Dasarian)
Bogor bagian utara, Subang bagian selatan, Sumedang, bagian barat, Bandung, abagian utara, Purwakarta bagian selatan, Garut selatan bagian timur, Tasikmalaya bagian selatan, Ciamis bagian selatan, Cirebon bagian timur.
Maju 3 Dasarian (Lebih Cepat 3 Dasarian)
Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Bandung, Garut, Ciamis, Tasikmalaya bagian utara, Cianjur, Sukabumi, Bogor utara bagian timur.
Tidak Awal Musim Hujan (Hujan Sepanjang Tahun 2016)
Bogor selatan bagian timur, Sukabumi utara bagian timur, Cianjur utara bagian barat, Sukabumi bagian selatan dan barat, Tasikmalaya bagian utara dan tengah, Ciamis bagian utara dan selatan, Garut selatan bagian timur.
11 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
B.3
Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 Sifat hujan musim hujan 2016/2017 diprakirakan antara lain sebanyak 26 wilayah ZOM sifat hujannya Atas Normal (AN), sebanyak 10 wilayah ZOM sifat hujannya Normal (N) dan tidak terdapat wilayah ZOM yang memiliki sifat hujan Bawah Normal (BN). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini :
Tabel 4. Prakiraan Sifat Hujan Musim Hujan 2016/2017 SIFAT MUSIM HUJAN
URAIAN
Atas Normal (AN)
Bekasi, Karawang, Subang bagian tengah dan utara, Indramayu, Cirebon bagian utara dan timur, Ciamis bagian utara dan selatan, Garut, Tasikmalaya bagian tengah dan utara, Bandung, Sumedang bagian selatan, Purwakarta bagian utara, Cianjur bagian utara dan selatan, Sukabumi, Bogor bagian utara.
Normal (N)
Sukabumi bagian tengah, Cianjur bagian selatan, Bandung bagian selatan, Purwakarta bagian selatam, Subang bagian selatan, Sumedang bagian tengah dan utara, Majalengka, Kuningan, Cirebon bagian utara.
Bawah Normal (BN)
Tidak terjadi.
12 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 setiap wilayah Zona Musim (ZOM) di Jawa Barat secara rinci disajikan dalam tabel 5 dibawah ini : Tabel 5. Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim (ZOM) di Jawa Barat
NO ZOM 1
Daerah / Kabupaten
Awal Musim Hujan Antara
Perbandingan Thd Rata- Rata (Dasarian)
Sifat Hujan
2
3
4
5
60
Jakarta Utara, Jakarta Timur/Jakarta Barat bagian utara, Bekasi/Karawang utara bagian barat
Okt III - Nov II
-3
AN
61
Jakarta Timur/Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang/Kab Tangerang bagian selatan, Serang bagian tenggara, Lebak, Depok, Bogor bagian Utara dan timur laut
Ags III - Sep II
-2
AN
64
Karawang/ Bekasi bagian utara
Sep III - Okt II
<-3
AN
65
Karawang bagian tengah, Bekasi utara bagian timur
Okt I - Okt III
<-3
AN
66
Karawang/Bekasi bagian selatan, Bogor utara bagian timur, Purwakarta bagian utara
Ags III - Sep II
<-3
AN
67
Sukabumi bagian barat
X
X
AN
68
Cianjur/Sukabumi bagian selatan
X
X
AN
69
Sebagian Sukabumi tengah dan Cianjur bagian tengah
Ags III - Sep II
-3
N
70
Sukabumi bagian utara
Ags III - Sep II
-3
AN
71
Sukabumi utara bagian timur, Cianjur tengah, Bandung bagian barat
Ags III - Sep II
<-3
AN
72
Bogor Selatan bagian timur, Sukabumi utara bagian timur, Cianjur utara bagian barat
X
X
AN
73
Cianjur bagian utara, Bandung bagian utara
Sep I - Sep III
-3
AN
74
Subang bagian selatan, Sumedang bagian barat, Bandung bagian utara, Purwakarta bagian selatan
Sep I - Sep III
-2
N
13 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
Tabel 5 (Lanjutan) NO ZOM
Daerah / Kabupaten
Awal Musim Kemarau Antara
Perbandingan Thd Rata- Rata (Dasarian)
Sifat hujan
1
2
3
4
5
75
Subang bagian tengah, Purwakarta bagian utara
Sep I - Sep III
-3
AN
76
Subang bagian utara, Karawang bagian barat
Sep II - Okt I
<-3
AN
77
Indramayu Barat bagian utara, Subang Utara bagian timur
Sep III - Okt II
<-3
AN
78
Indramayu Timur bagian utara
Sep III - Okt II
<-3
AN
79
Indramayu Timur bagian selatan, Cirebon bagian utara
Sep II - Okt I
<-3
AN
80
Indramayu Barat bagian selatan, Subang Tengah bagian barat
Sep I - Sep III
<-3
AN
81
Majalengka bagian utara, Cirebon bagian utara
Sep III - Okt II
<-3
N
82
Sumedang bagian tengah dan utara,
Sep II - Okt I
-3
N
83
Kota Bandung, Bandung bagian utara
Sep I - Sep III
-3
AN
84
Bandung bagian tengah
Ags III - Sep II
<-3
AN
85
Bandung bagian selatan, Garut bagian selatan, Cianjur bagian selatan
Ags III - Sep II
-3
N
86
Garut bagian selatan, Cianjur bagian selatan
Ags III - Sep II
<-3
AN
87
Garut Selatan bagian timur, Tasikmalaya bagian selatan, Ciamis bagian selatan
Ags III - Sep II
-2
N
88
Bandung bagian timur, Garut bagian tengah,Tasikmalaya bagian barat
Sep I - Sep III
<-3
AN
89
Bandung Utara bagian timur, Garut bagian utara, Tasikmalaya bagian utara, Sumedang bagian selatan
Sep I - Sep III
<-3
AN
14 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
Lanjutan (Tabel 5) NO ZOM 1 90
Daerah / Kabupaten 2 Kuningan bagian selatan, Ciamis bagian utara, Majalengka bagian selatan, Sumedang bagian timur
Awal Musim Kemarau Antara
Perbandingan Thd Rata- Rata (Dasarian)
Sifat hujan
3
4
5
Sep I - Sep III
<-3
N
91
Kuningan bagian barat, Majalengka bagian tengah
Sep III - Okt II
-3
N
92
Cirebon bagian tengah, Kuningan bagian utara
Okt I - Okt III
-3
AN
93
Tasikmalaya bagian utara, Ciamis bagian utara
X
X
AN
94
Ciamis bagian tengah, Tasikmalaya Tengah bagian barat
Sep I - Sep III
-3
N
95
Cirebon bagian timur, Brebes bagian tengah, Tegal bagian barat
Sep III - Okt II
-3
N
96
Kuningan bagian timur, Brebes bagian utara
Okt I - Okt III
-2
AN
100
Tasikmalaya bagian tengah, Ciamis bagian selatan, Garut selatan bagian timur
X
X
AN
Keterangan : a. I, II, III b. Kolom 4*) X 0 -1 -2 -3 <-3 +1 +2 +3 b. Kolom 5*) AN N BN
: Menunjukkan dasarian pada bulan yang bersangkutan : Tidak ada awal MH/ Tidak mengalami Musim Kemarau : Awal Musim Hujan sama dengan rata-ratanya : Awal Musim Hujan maju 1 dasarian (10 hari) dari rata-ratanya : Awal Musim Hujan maju 2 dasarian (10 hari) dari rata-ratanya : Awal Musim Hujan maju 3 dasarian (10 hari) dari rata-ratanya : Awal Musim Hujan maju lebih besar dari 3 dasarian (10 hari) dari rata-ratanya : Awal Musim Hujan mundur 1 dasarian (10 hari) dari rata-ratanya : Awal Musim Hujan mundur 2 dasarian (10 hari) dari rata-ratanya : Awal Musim Hujan mundur 3 dasarian (10 hari) dari rata-ratanya : Atas Normal ( > 115% dari rata-ratanya) : Normal (85-115% dari rata-ratanya) : Bawah Normal (< 85% dari rata-ratanya)
15 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
C. Peta Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 di Jawa Barat Untuk memberikan penggambaran yang detil disajikan peta Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 pada Gambar C.1, Gambar C.2, dan Gambar C.3 sebagai berikut :
Gambar C.1. Prakiraan Awal Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim di Jawa Barat
16 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
Gambar C.2. Perbandingan Awal Musim Hujan 2016/2017 Terhadap Rata-Ratanya Zona Musim di Jawa Barat
17 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
Gambar C.3. Prakiraan Sifat hujan Musim Hujan 2016/2017 Zona Musim di Jawa Barat
18 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 Provinsi Jawa Barat Musim BMKGHujan Tahun 2009/2010 Wilayah Jawa Barat
IV. PRAKIRAAN HUJAN KUMULATIF PERIODE OKTOBER 2016 – MARET 2017 DAERAH NON ZONA MUSIM (NON ZOM) JAWA BARAT
A.
PRAKIRAAN “CURAH HUJAN” KUMULATIF PERIODE OKTOBER 2016 – MARET 2017 Sebagian besar diperkirakan wilayah Non ZOM di Jawa Barat dengan curah hujan kumulatif bervariasi dari 1000 - 2000 mm. Curah hujan kumulatif selama periode Oktober 2016 sampai dengan Maret 2016 di daerah Non Zona Musim 26 diprakirakan berkisar antara 1001 mm – 1500 mm ini terjadi di sebagian Kabupaten Bogor bagian barat. Sementara itu di daerah Non Zona Musim 27, curah hujan kumulatif selama Oktober 2016 sampai dengan Maret 2016 berkisar 1501 mm - 2000 mm terjadi di sebagian Kota Bogor dan Kabupaten Bogor bagian tengah dan timur.
B.
PRAKIRAAN SIFAT HUJAN KUMULATIF OKTOBER 2016 – MARET 2017 TERHADAP RATA-RATANYA (1981 - 2010) Sifat hujan kumulatif selama periode Oktober 2016 sampai dengan Maret 2016 di daerah Non Zona Musim, merupakan perbandingan antara curah hujan yang diprakirakan terhadap rata-rata periode tahun 1981-2010 pada masing-masing daerah dalam periode yang sama. Sifat hujan tersebut dibagi dalam tiga kategori yaitu Atas Normal, Normal, dan Bawah Normal. Sifat hujan kumulatif di daerah Non Zona Musim, diprakirakan umumnya Bawah Normal (BN) atau diprakirakan hujannya lebih sedikit dari rata-ratanya. Sedangkan untuk wilayah yang sifat hujannya Normal (N) dan Atas Normal (AN) diprakirakan tidak terjadi.
19 Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat BMKG
Lampiran 1
TABEL NORMAL MUSIM HUJAN PERIODE TAHUN 1981 - 2010 ZONA MUSIM DI JAWA BARAT NO ZOM
60 61 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 100
RATA-RATA PERIODE MUSIM HUJAN Des I Sep III Des I Des II Sep I Sep I Okt I Okt I Okt I Okt II Sep III Okt II Okt I Okt II Nop I Des II Nop II Nop II Nop I Nop II Okt III Okt I Sep III Okt I Okt III Sep III Okt II Okt III Okt III Nop I Nop II Sep III Okt II Nop I Nop I Sep III
-
Keterangan a. I, II, III b. Normal curah hujan
Apr I Mei III Mar I Mar I Jun II Jun III Mei II Jun I Mei I Mei III Jun I Mei III Jun II Mei II Apr I Mar I Mar I Apr II Apr III Mei I Mei II Mei II Mei II Jun I Mei I Jun III Mei I Mei II Mei I Mei I Apr III Jun II Mei III Mei I Apr III Mei III
PANJANG MUSIM (DASARIAN) 13 25 10 9 22 28 23 25 22 22 29 23 26 22 16 9 14 16 18 18 21 22 22 25 20 30 20 19 20 19 17 27 23 18 18 25
NORMAL CURAH HUJAN (MM) 972 1685 824 658 1656 2449 1696 2530 1695 1715 2617 1613 2435 2105 998 631 884 980 1332 1695 1797 1420 1687 2877 1293 2117 1409 1251 1998 2296 1616 2198 2269 2582 1465 2095
-
1316 2280 1114 890 2240 3314 2294 3423 2293 2321 3541 2182 3295 2848 1350 854 1196 1326 1802 2293 2431 1921 2282 3892 1749 2865 1907 1692 2703 3106 2186 2973 3070 3493 1982 2835
: Menunjukkan dasarian pada bulan yang bersangkutan : Dihitung berdasarkan jumlah curah hujan untuk satu periode
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
20
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat BMKG
Lampiran 2. RATA-RATA CURAH HUJAN DASARIAN PERIODE 1981-2010 (mm) ZONA MUSIM (ZOM) DI JAWA BARAT
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
21
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat BMKG
Lampiran 3.
GRAFIK RATA-RATA CURAH HUJAN DASARIAN PERIODE 1981-2010 (MILIMETER) ZONA MUSIM (ZOM) DI JAWA BARAT
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
22
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat BMKG
Lampiran 3. (Lanjutan)
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
23
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat BMKG
Lampiran 3 (Lanjutan)
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
24
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat BMKG
Lampiran 3 (Lanjutan)
---@@@---
Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor
25