Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih1 1)
Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak no.28 Kompleks Balapan, Yogyakarta
[email protected]
ABSTRAK Suatu perusahaan dapat berdaya saing dengan perusahaan lain , maka perusahaan harus selalu meningkatkan produktivitas perusahaan. PT.xx adalah perusahaan percetakan, dalam produksinya perusahaan sering tidak tepat waktu, hal ini menyebabkan target produksi tidak terpenuhi. Permasalahan tersebut disebabkan oleh faktor tenaga kerja yang bekerja tidak sesuai standar kerja yang berlaku di perusahaan. Untuk memperbaiki produktivitas kerja perlu diambil keputusan alternatif elemen faktor tenaga kerja yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dalam lingkungan internal dan eksternal perusahaan dan menentukan elemen Faktor tenaga kerja yang dominan berpengaruh pada produktivitas kerja (personnel productivity). Elemen faktor tenaga kerja yang diukur yaitu : will merupakan elemen faktor yang merefleksikan motivasi manusia, can yaitu elemen menunjukkan kemampuan (kompetisi) yang dimiliki pekerja, dan may adalah elemen yang berhubungan dengan organisasi dan elemen disekitar lingkungan kerja. Masing-masing elemen utama diukur menggunakan indikator yang sesuai. Penilaian personnel productivity dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada tenaga kerja. untuk mengevaluasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan dengan SWOT. dan pengambilan keputusan alternatif tenaga kerja dengan menggunakan pendekatan metode Analitical Hierarchy Procces (AHP). Hasil penelitian menunjukan alternatif yang dipilih berdasarkan bobot terbesar yaitu elemen May, sehingga elemen ini penting untuk perbaiki dalam peningkatan produktivitas kerja. Dan hasil AHP menunjukan bagian dari elemen May yang perlu diperbaiki adalah ; peraturan kerja mengenai segala ketentuan, aturan, petunjuk kerja yang mempengaruhi pekerjaan karyawan dalam bekerja dan Kondisi lingkungan kerja: keadaan lingkungan tempat pekerja itu bekerja. Kata kunci : Produktivitas tenaga kerja, elemen will, can, may, SWOT, Analitical Hierarchy Procces
PENDAHULUAN Persaingan yang semakin tinggi menyebabkan setiap perusahaan untuk mencari kondisi yang lebih baik. Suatu perusahaan untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain dengan melakukan pembenahan terhadap sumber daya yang dimiliki dan mengevaluasi kondisi selama ini serta melakukan perbaikan-perbaikan dengan tujuan meningkatkan produktivitas (Asih, 2011). Persoalan yang perlu di garis bawahi adalah dalam pemanfaatan dan pengelolan sumber daya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya agar mampu tetap bertahan, mampu merebut dan menguasai pasar yang kompetitif. Salah satu cara untuk tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan meningkatkan produktifitas perusahaan. Dengan produktifitas yang tinggi maka hal itu akan mampu memperkuat posisi perusahaan dalam kancah persaingan. Sebagai target peningkatan produktifitas, Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan yang amat penting. Bartsch & Afrazeh mengatakan bahwa produktifitas sumber daya manusia adalah elemen yang paling krusial dari produktifitas suatu organisasi (Singgih, Moses L. dan Askar, Yudhistira, 2006). PT.xx adalah perusahaan pecetakan,dalam produksinya perusahaan sering tidak tepat waktu, hal ini menyebabkan target produksi tidak terpenuhi. Berdasarkan hasil wawancara menunjukan kelemahan dalam internal perusahaan salah satunya adalah faktor tenaga kerja. Tenaga kerja dalam melakukan pekerjaanya tidak sesuai standar kerja yang berlaku di perusahaan. Untuk memperbaiki produktivitas kerja perlu diambil keputusan alternatif elemen faktor tenaga kerja yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Dalam penelitian ini bertujuan
A-55
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja para karyawan, baik dari level manajer maupun level operator. Dalam pengukuran personnel productivity ini dilakukan dengan melakukan pengukuran pencapaian pada masing-masing elemen utamanya, yaitu : will, can, dan may (Singgih, Moses L. dan Askar, Yudhistira, 2006). Masing-masing elemen utama diukur menggunakan indikator yang sesuai. Untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing elemen, dengan pembobotan Analysis Hierarchy Process (AHP) dilakukan. Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah pengambilan konsep pengukuran kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif ini merupakan penggambaran dunia nyata melalui bentuk-bentuk matematis dan dilakukan melalui pendekatan pemodelan seacara sistematis. Hal inilah yang ada pada metode hierarchy, model AHP pendekatannya hampir identik dengan model perilaku politis, yaitu merupakan model keputusan (individu) dengan menggunakan pendekatan kolektif dari proses pengambilan keputusannya. METODE Dalam penelitian ini metode untuk menentukan permasalahan internal dan eksternal perusahaan dengan menggunakan SWOT. Dan pengukuran elemen-elemen faktor produktivitas kerja dengan menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP). Untuk itu dilakukan penyebaran kuesioner terhadap 15 orang tenaga kerja. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategis perusahaan. Analisis tersebut mengevaluasi lingkungan yang mencakup baik evaluasi lingkungan eksternal yang seluruhnnya berada diluar organisasi, maupun lingkungan internal yaitu lingkungan didalam lingkup organisasi itu sendiri. Kedua proses tersebut selanjutnya akan disebut auditing eksternal dan auditing internal (Rangkuti, 2005). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,tujuan, strategi dan kebijaksanaan perusahaan (Winarni dkk, 2008). Analitical Hierarchy Process (AHP) adalah metode merinci suatu permasalahan atau keadaan yang kompleks dan terstruktur ke dalam komponen-komponen tersebut ke dalam bentuk berjenjang atau bertingkat. Secara garis besar penggunaan metode Analytical Hierarchy Process dalam suatu pengambilan keputusan mempunyai beberapa tahap, yaitu : (Saaty, Thomas L., 1993) 1. Menentukan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. 2. Menyusun masalah tersebut dalam suatu struktur hirarki, sehingga masalah yang dianggap kompleks dapat dibagi dalam beberapa masalah yang cukup, kecil, sederhana, dan teratur. Dengan menstukturkan kriteria keputusan kedalam suatu hirarki, maka suatu masalah yang kompleks menjadi lebih mudah diselesaikan. 3. Memasukkan pendapat (judgment) pihak-pihak yang terlibat berupa perbandingan berpasangan tentang tingkat kepentingan ataupun preferensi terhadap faktor-faktor pada suatu tingkatan hirarki. 4. Penentuan Prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kulaitatif maupun kriteria kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan Judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan setiap kolom secara vertikal dan kemudian nilai setiap sel dalam satu kolom vertikal dibagi dengan jumlah dari satu kolom vertikal tersebut, maka diperoleh nilai relatif per sel. Nilai relatif per sel pada setiap faktor dijumlahkan secara horizontaldan dicari rata-ratanya dan hasilnya tersebut dinamakan bobot prioritas (w). 5. Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Sehingga pada tahap ini dilakukan pengujian konsistensi untuk elemen-elemen atau aktivitas yang berkenaan dengan beberapa faktor atau kriteria untuk
A-56
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
memperoleh hasil yang sahih dalam dunia nyata. AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan kita melalui rasio konsistensi, nilai konsistensi harus 10% atau kurang. Jika lebih besar pertimbangan ini mungkin agak acak dan diperlu diperbaiki. Tingkat keahlian dari seseorang pengguna Metode Analytical Hierarchy Process terletak pada kemampuannya menyusun permasalahan yang ada menjadi suatu tatanan hirarki. Dan bukan terletak pada perhitungan matematis yang dilakukan untuk memperoleh bobot dari setiap alternatif yang ada. Perhitungan uji konsistensi (CR) matriks pairwise comparison : Langkah 1 : Mengalikan matriks pairwise comparison rata-rata jawaban responden dengan bobot prioritas Langkah 2 : D = vektor _ hasil _ langkah
..............(1)
bobotprior itas
Langkah 3 : max = jumlah _ vektor _ D ..................(2) n
Langkah 4 : CI= mak n .........................................(3) n 1
Langkah 5 : CR= CI , CR 0 ,1 ...................................(4) RI
Keterangan : D : Vektor eigen n : ukuran matrik λmax : eigen value maksimum RI :nilai random indeks pada tabel sesuai ukuran matrik CI : consistency indeks CR :cosistency ratio Untuk nilai indek random telah ditentukan berdasarkan ukuran matriknya dan nilai indeks randomnya, adalah seperti dalam tabel di bawah ini : Tabel 1. Ukuran matriks dan Nilai random Ukuran Indeks ratio matrik 1 0 2 0 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahap awal untuk dapat mendeskripsikan permasalahan yang ada, maka digunakan metode SWOT dan sesuai dengan wawancara dengan pemilik dan karyawan PT.XX sebanyak 15 orang tenaga kerja , Hasil yang diperoleh meliputi: A-57
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
a. Faktor Internal ada dua yaitu Kekuatan dan Kelemahan perusahaan; Analisis Kekuatan (Strength); Lokasi perusahaan strategis berada di pinggir jalan, sehingga mudah untuk dikenal dan Memiliki jaringan distribusi yang luas. Analisis Kelemahan (Weakness); Tenaga kerja yang ada kurang qualified (terampil, terlatih dan berpengalaman) pada pekerjaan sehingga dalam melakukan pekerjaanya sering tidak tepat waktu, sebagian mesin masih dioperasikan secara manual dan masih menggunakan teknologi lama, peningkatan jenjang karir karyawan kurang diperhatikan, sehingga karyawan dalam melakukan pekerjaanya kurang mandiri dan semangat serta pada bagian produksi perputaran pekerjaan kurang diperhatikan sehingga karyawan bosan melakukan pekerjaanya. b.Faktor Eksternal ada dua yaitu Peluang dan Ancaman; Analisis Peluang (Opportunity); Di daerah Ngaglik, perushaan percetakan sangat sedikit maka perusahaan berusaha meningkatan produktivitas produksi serta mengembangkan produkproduk terbaik agar dapat meningkatkan omset perusahaan dan memiliki daya saing yang tinggi dan Kinerja perusahaan masih dapat ditingkatkan dengan pengembangan tenaga kerja teknologi yang lebih baik. Analisis Ancaman (Threat); adanya kompetitor dalam satu wilayah yang mempunyai teknologi yang lebih baik dari segi pengoperasian mesin dan usia mesin karena dapat mempengaruhi kualitas dan kapasitas hasil produksi serta semakin meningkatnya kesadaran pelanggan akan produk yang lebih berkualitas. Dalam penentuan pemilihan kriteria produktivitas tenaga kerja dengan Analitical Hirarki Proses, awalnya adalah dengan Penyusunan Hierarchy permasalahan. Hal ini merupakan pemilihan langkah-langkah yang harus diambil dari masing-masing alternatif yang ada dengan menggunakan multi kriteria. Tujuan dari penyusunan Hierarchy ini adalah untuk memudahkan responden dalam memberikan persepsinya melalui kuisioner yang diberikan. Adapun Hierarchy dari permasalahan kinerja para tenaga kerja adalah:
Gambar 1. Hierarchy faktor-faktor kinerja tenaga kerja Keterangan : Will : faktor yang merefleksikan motivasi manusia Can : faktor yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki pekerja May : faktor yang berhubungan dengan organisasi dan elemen di sekitar lingkungan kerja Sub Kriteria Will ada 5 elemen yaitu: kehadiran, kesediaan kerja lembur, proaktif, kedisiplinan serta perhatian dan semangat kerja. Sub kriteria Can ada 9 elemen yaitu; skill / keahlian jabatan, kemampuan fisik, kondisi psikologis, intelektual, pengalaman kerja, kepemimpinan / manajerial, kerja sama, komitmen pada organisasi dan kemampuan adaptasi (Supriyono dan Wisnu Arya, Sudaryo,2007). Dan sub kriteria May ada 5 elemen yaitu: kondisi lingkungan kerja, ketersediaan peralatan kerja, tingkat teknologi, keamanan dan keselamatan kerja dan peraturan kerja. Hasil penyusunan hirarki proses tersebut digunakan sebagai dasar pengisian kuesioner. Kuesioner disebarkan ke tenaga kerja dalam perusahaan dari pimpinan atas sampai ke bawah, adapun jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak 30 responden. A-58
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Berdasarkan hasil perhitungan perbandingan berpasangan dan normalisasinya untuk Kriteria menunjukan hasil seperti pada tabel 2 dan 3. Dan hasil perhitungan konsistensi rasio (CR) dengan rumus 1,2,3 dan 4 menunjukan untuk perbandingan antar kriteria adalah konsisten karena nilai CR < 10%. Hal ini berarti kriteria tersebut logis dapat diterima dan tidak perlu diperbaiki. Untuk sub kriteria dengan cara sama hasil dapat dilihat pada tabel 4,5 dan 6. Tabel 2. Matriks perbandingan berpasangan rata-rata untuk criteria Kriteria Will Can May Jumlah
Will 1 0,387 1,414 2,081
Can 2,449 1 2,942 6,391
May 0,707 0,330 1 2,037
Tabel 3. Hasil Perbandingan berpasangan untuk kriteria Personnel Productivity Kriteria A B C
A 0,357 0,138 0,504
B 0,383 0,156 0,460
C 0,347 0,162 0,490
Jumlah 1,087 0,456 1,454
Bobot 0,362 0,152 0,484
Hasil Perhitungan Consistency Ratio sub kriteria. Tabel 4. Hasil normalisasi perbandingan berpasangan untuk elemen Will Alt. A1 A2 A3 A4 A5
A1 0.225 0.27 0.187 0.2 0.248
A2 0.165 0.231 0.22 0.11 0.274
A3 0.3 0.24 0.215 0.13 0.198
A4 0.23 0.263 0.199 0.12 0.198
A5 0.142 0.175 0.228 0.123 0.215
Jumlah 1.062 1.179 1.049 0.683 1.133
Bobot 0.208 0.2309 0.2054 0.1338 0.2219
Tabel 5. Hasil normalisasi matrik perbandingan berpasangan untuk elemen Can Alt. B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9
B1 0.085 0.155 0.152 0.088 0.052 0.152 0.09 0.081 0.191
B2 0.1 0.16 0.21 0.113 0.077 0.064 0.085 0.101 0.121
B3 0.098 0.119 0.141 0.068 0.06 0.178 0.111 0.094 0.156
B4 0.066 0.111 0.17 0.078 0.078 0.136 0.1 0.114 0.151
B5 0.089 0.13 0.148 0.063 0.063 0.156 0.094 0.124 0.13
B6 0.05 1 0.26 3 0.10 8 0.06 1 0.04 3 0.10 7 0.09 0.12 7 0.16 8
B7 0.103 0.173 0.118 0.084 0.062 0.11 0.093 0.173 0.11
B8 0.107 0.187 0.178 0.081 0.06 0.1 0.063 0.119 0.1
B9 0.052 0.181 0.123 0.071 0.066 0.087 0.115 0.63 0.137
Juml ah 0.75 1 1.47 9 1.34 8 0.70 7 0.56 1 1.09 0.84 1 1.56 3 1.26 4
Bobo t 0.078 2 0.154 0.140 4 0.073 6 0.058 4 0.113 5 0.087 6 0.162 7 0.131 6
Tabel 6. Hasil Normalisasi matrik perbandingan berpasangan untuk elemen May Alt. A B C D E
A 0,262 0,166 0,126 0,132 0,311
B 0,234 0,149 0,188 0,133 0,294
C 0,313 0,121 0,152 0,121 0,291
D 0,268 0,153 0,171 0,136 0,268
E 0,218 0,156 0,159 0,156 0,309
Jumlah 1,295 0,745 0,796 0,678 1,473
Bobot 0,259 0,149 0,159 0,135 0,294
Dari hasil menunjukan bahwa untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja atau karyawan adalah dengan memperbaiki faktor yang merefleksikan motivasi manusia atau kriteria A-59
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
May, karena mempunyai bobot 0,484, dan bobot tersebut paling besar jika dibandingkan dengan bobot kriteria Will ataupun Can. Bagian dari elemen May yang perlu diperbaiki adalah ; peraturan kerja mengenai segala ketentuan, aturan, petunjuk kerja yang mempengaruhi pekerjaan karyawan dalam bekerja. Dan Kondisi lingkungan kerja seperti keadaan lingkungan tempat pekerja harus nyaman dan aman sehingga dalam melaksanakan pekerjaanya lebih baik. KESIMPULAN 1. Dari hasil analisis SWOT menunjukan bobot paling besar adalah faktor internal yaitu kelemahan untuk sumberdaya manusia atau tenaga kerjanya. 2. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dari hasil AHP menunjukan bahwa faktor yang perlu diperbaiki adalah elemen May yaitu; peraturan kerja mengenai segala ketentuan, aturan, petunjuk kerja yang mempengaruhi pekerjaan karyawan dalam bekerja. Dan Kondisi lingkungan kerja seperti keadaan lingkungan tempat pekerja. DAFTAR PUSTAKA Asih, Endang Widuri, 2011.”Penentuan Kombinasi Produk Dengan minimalisasi Waste Produk Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas”, Prosiding Seminar Nasional, Kopertis Wilayah V, Yogyakarta Saaty, Thomas L., 1993. ”Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin” PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Pusat. Singgih, Moses L.dan Askar, Yudhistira, 2006. “Pengukuran Personnel Productivity Menggunakan Pendekatan Metode Fuzzy” Seminar Nasional, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Supriyono dan Wisnu Arya Wardhana, Sudaryo, 2007. “ Sistem Pemilihan Pejabat Struktural dengan Metode AHP (Analitical Hierarchy Process)”, Seminar Nasional III, STTN BATAN, Yogyakarta Winarni,Wisnubroto dan Suyatno, 200. “Perencanaan Strategi Pemasaran Melalui Metode SWOT dan BCG Guna Menghadapi Persaingan dan Menganalisis Peluang Bisnis, Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi, IST AKPRIND, Yogyakarta
A-60