PENGALAMAN PASIEN DIABETES MELITUS DALAM PERAWATAN LUKA DIABETIK DI KELURAHAN KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh : ASRI PRADHANI KUSUMA LAILY 20120320058
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama
: Asri Pradhani Kusuma Laily
NIM
: 20120320058
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Fakultas
: Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar – benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, Yang membuat pernyataan,
Asri Pradhani Kusuma Laily
Experience of Patients With Diabetes mellitus In Diabetic Wound Care In Kalikajar Village Wonosobo Regency Asri Pradhani Kusuma Laily1, Ema Waliyanti2, Yuni Permatasari Istanti2 1 2
Nursing Student of FKIK UMY Lecturer Nusrsing Science Program of FKIK UMY
ABSTRACT Background : Neuropathy is one of cause the infection and possible amputation. Lack of proper wound care can be affect the condition of the wound and slow healing. Objective : Knowing how the experienced of patients with diabetes mellitus in diabetic wound care in Kalikajar Village Wonosobo Regency. Methods : This study is qualitative research with descriptive phenomenology methode. Participants in this study has 9 people were taken by purposive sampling included 4 patients who had diabetes mellitus Diabetic wounds, 4 family members of patients, and one health worker. Data collected with in-depth interviews and observation. Data analyzed used code open 4:02. Results :The results showed that improper handling in the event of injuries and the absence of the initial handler lead leg wound infections that lead to amputation or surgery. Participants clean the wound with methylated liquid and wash it under running water when there are injuries. Participants furhter treatment, underwent surgery and amputation. The treatment include debridement, cleansing, used of topical medications and dressings. Control infection by antibiotic drug consumption based on prescription and used of topical antibiotics. Factors affecting the wound care is the level of knowledge of participants. Knowledge and understanding of participants on diabetic wound care is still lacking because less of exposure to information about disease management of diabetes and its complications management. Participants are aware of the importance of the prevention of re-injury. Efforts are made participants in the prevention of back injuries include environmental management, food control, routine health control, blood sugar control with medication (pharmacological treatment), foot wear and nail care. Conclusion : Knowledge and understanding of participants on diabetic wound care is still lacking. Experiences in diabetic wound care including early diabetic wound care and further treatment. Keywords : diabetes mellitus, experience, diabetic wounds.
Pengalaman Pasien Diabetes Melitus Dalam Perawatan Luka Diabetik Di Kelurahan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Asri Pradhani Kusuma Laily1, Ema Waliyanti2, Yuni Permatasari Istanti2 1 2
Mahasiswa FKIK UMY Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY INTISARI
Latar belakang : Neuropati merupakan salah satu penyebab terjadinya infeksi dan kemungkinan amputasi. Perawatan luka yang kurang tepat dapat mempengaruhi kondisi luka dan memperlambat penyembuhannya. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui bagaimana pengalaman pasien diabetes melitus dalam perawatan luka diabetik di Kelurahan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Partisipan pada penelitian ini diambil secara purposive sampling berjumlah 9 orang yang terdiri dari 4 pasien diabetes melitus yang pernah mengalami luka diabetik, 4 orang anggota keluarga pasien, dan 1 perawat Puskesmas Kalikajar 1. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi. Analisa data menggunakan bantuan software open code 4.02. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan yang tidak tepat pada saat terjadi luka dan tidak adanya penangan awal luka mengakibatkan kaki infeksi yang menyebabkan amputasi atau operasi. Partisipan membersihkan luka dengan cairan spirtus dan mencucinya dengan air mengalir pada saat ada luka. Pada perawatan lanjutan, partisipan menjalani operasi dan amputasi. Perawatan yang dijalani partisipan meliputi debridement, cleansing, penggunaan obat topikal, dan dressing. Kontrol infeksi dengan cara konsumsi obat antibiotik berdasarkan resep dokter dan penggunaan antibiotik topikal. Faktor yang mempengaruhi perawatan luka partisipan adalah tingkat pengetahuan. Pengetahuan dan pemahaman partisipan tentang perawatan luka diabetik masih kurang yang disebabkan kurangnya paparan informasi tentang manajemen penyakit DM dan manajemen komplikasinya. Partisipan menyadari pentingnya pencegahan luka kembali. Upaya yang dilakukan partisipan dalam pencegahan luka kembali meliputi manajemen lingkungan, kontol makanan, kontrol kesehatan rutin, kontrol gula darah dengan obat (terapi farmakologi), serta perawatan kuku kaki dan pemakaian alas kaki. Kesimpulan : Pengetahuan dan pemahaman partisipan tentang perawatan luka diabetik masih kurang. Pengalaman dalam perawatan luka diabetik yang dijalani partisipan meliputi perawatan awal luka dan perawatan lanjutan. Kata kunci : diabetes melitus, pengalaman, perawatan luka diabetik.
1
Neuropati
PENDAHULUAN Gaya
hidup
modern
dengan
salah
satu
diabetik
merupakan
penyebab
terjadinya
pilihan menu makanan dan cara
masalah
hidup yang kurang sehat semakin
khususnya
menyebar
ke
lapisan
(periperal neuropathy) yang dapat
masyarakat
hingga
menyebabkan
menyebabkan nyeri, kesemutan, dan
peningkatan degeneratif
seluruh
jumlah
penyakit
area
ekstremitas
ekstremitas
bawah
berkurang atau hilangnya fungsi
tidak
indera perasa yang memungkinkan
menular.6 Salah satu penyakit tidak
terjadinya luka yang menyebabkan
menular yang menarik perhatian
infeksi
adalah diabetes melitus. Diabetes
amputasi.
atau diabetes melitus merupakan
kurang tepat dapat mempengaruhi
penyakit
kondisi luka dan memperlambat
menahun
atau
penyakit
pada
gangguan akibat
metabolik
pankreas
tidak
memproduksi cukup insulin atau tubuh
tidak dapat
menggunakan
serius
dan
kemungkinan
Perawatan
luka
yang
penyembuhannya.11 Teknik
perawatan
luka
pada
penderita diabetes melitus adalah
insulin secara efektif.3 Salah satu
manajemen
ulkus
komplikasi penyakit diabetes melitus
dilakukan
secara
komprehensif
yang paling sering dijumpai adalah
melalui
upaya
mengatasi,
kaki diabetik (diabetic foot) yang
menghilangkan
ber-manifestasikan
infeksi hingga luka sembuh total.8
infeksi dan gangren.6
sebagai
ulkus,
diabetik
atau
yang
mengurangi
Hasi studi pendahuluan di wilayah kerja
Puskesmas
Kalikajar
1
2
menunjukkan terdapat peningkatan
Pengalaman
penyakit
dan
jumlah pasien diabetes melitus setiap
manajemen
tahunnya. Data dari tahun 2011 –
kesinambungan perawatan penyakit
Oktober 2015 tercatat 564 jumlah
bisa digunakan sebagai gambaran
pasien diabetes melitus di Kecamatan
untuk proses klarifikasi perawatan
Kalikajar. Hasil wawancara yang
luka
dilakukan peneliti kepada 4 pasien
diabetik. Selain itu, pengalaman
menunjukkan
penyakit yang berhubungan dengan
rendahnya teknik
bahwa pengetahuan
perawatan
terdapat
2
pasien
mengetahui
cara
luka. yang
masih
penyakit
pada
pasien
dengan
tentang
manajemen
penyakit
Bahkan
kesinambungan
perawatan
tidak
penanganan
menjadi
pembelajaran
bagaimana
serta
mereka
luka
dan dapat tentang
menghadapi
terhadap penyakit yang dideritanya.
penyakit beserta komplikasinya.
Keluarga
Rumusan Masalah
pasien
juga
tidak
memahami tentang teknik perawatan
Mengalami
luka
diabetik
luka sesuai dengan keadaan luka
bukanlah hal yang mudah untuk
diabetik
penderita
yang
diderita
anggota
diabetes
melitus.
keluarganya. Selain itu pasien juga
Menurunnya suplai
oksigen dan
mengeluhkan proses penyembuhan
nutrisi serta perawatan luka yang
luka yang lama dan banyaknya biaya
tidak tepat dapat mempengaruhi
yang harus dikeluarkan untuk proses
kondisi luka dan memperlambat
perawatan dan pengobatan mereka.
penyembuhannya. Untuk sebagian pasien yang masih produktif, luka
3
diabetik akan sangat mengganggu
perawatan
awal
dalam beraktifitas sehari – hari. Oleh
perawatan
lanjutan.
karena itu masalah yang diangkat
perawatan lanjutan pada luka
adalah
diabetik
bagaimana
pengalaman
terdiri
luka
dan Proses
dari
teknik
penderita diabetes melitus dalam
cleansing,
perawatan luka diabetik ?
untuk luka, dan dressing. Dalam
Hasil Penelitian
perawatan
1. Pengalaman
pasien
dalam
perawatan luka diabetik
juga
obat
lanjutan,
partisipan
mengkonsumsi
antibiotik
untuk
Hasil penelitian menunjukkan
debridement,
mengurangi
atau
meminimalkan infeksi pada luka
pengalaman pasien dalam proses
diabetik.
Pengalaman
perawatan luka di pengaruhi oleh
diabetes melitus dalam perawatan
tingkat pengetahuan yang kurang.
luka diabetik dapat di lihat dari
Proses perawatan luka terdiri dari
gambar
berikut
pasien
:
Cleansing
Tingkat Pengetahuan Perawatan awal luka
Pengalaman Pasien Dalam Perawatan Luka Diabetik
Debridemen
Perawatan lanjutan Obat untuk luka Konsumsi Antibiotik
Gambar.2 Pengalaman pasien dalam perawatan luka diabetik a. Tingkat pengetahuan
perawatan luka masih kurang.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat
pengetahuan
Dressing
pasien
diabetes melitus tentang teknik
Partisipan tidak tahu bagaimana cara perawatan luka luka. Hal ini
4
dapat dilihat pada pernyataan
Berikut uraian pengalaman pasien
berikut :
diabetes melitus dalam perawatan
“tidak mba. Tidak pernah karena bidannya itu merawat sampai lukanya kering dan bagus. Soalnya dari keluarga tidak tahu, takutnya malah kenapa – kenapa lagi.....”(Keluarga , perempuan 71 tahun)
luka diabetik : 1) Perawatan awal luka Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
ini sebagian
besar partisipan tidak melakukan b. Pengalaman perawatan luka perawatan awal luka karena tidak Hasil
dari
penelitian
ini tahu adanya luka di kaki. Namun
menunjukkan
sebagian
besar ada partisipan yang melakukan
partisipan
tidak
melakukan perawatan awal luka dengan cara
perawatan awal luka karena tidak mencabut mengetahui
adanya
paku
dari
kaki,
luka memukul kaki hingga berdarah,
dikakinya sehingga terjadi infeksi. membersihkan Namun
ada
partisipan
luka
dengan
yang cairan
spirtus
kemudian
melakukan perawatan awal luka direndam dan dibersihkan dengan dengan
cara
mencabut
paku, air biasa. Berikut pernyataan
memukul kaki yang terkena paku partisipan : hingga
berdarah,
dan
membersihkan luka dengan cairan spirtus. perawatan
Partisipan lanjutan
melakukan dengan
membawa ke petugas kesehatan setelah lukanya terjadi infeksi.
“........ begitu saya terkena paku itu, kalau kata orang - orang jaman dulu kan di pukul – pukul sampai keluar darah....iya mba saya cabut sendiri. Lalu saya pukul – pukul itu tadi sambil di bersihin juga...awalnya pakai spirtus mba. Baru setelah
5
“.........sampai sana (RSUD) di rawat, dibersihkan dikasih obat kemudian ditutup lagi.... sampai hari kamis pagi baru dilihat dokter spesialis bedahnya sudah seperti barang busuk dan mengeluarkan bau anyir. Lukanya dibuka dan mengatakan harus diambil (amputasi)...” (Keluarga, perempuan 42tahun)
itu saya rendam dengan air biasa. Di cuci sama dibersihkan...” (Partisipan, laki – laki 65tahun) 2) Perawatan Lanjutan Hasil
dari
menunjukkan
penelitian bahwa
partisipan
ini
seluruh
memeriksakan
kesehatan dan kondisi luka ke 4 petugas
kesehatan.
Pencegahan
terulangnya
luka
Terdapat kembali
partisipan yang harus menjalani Hasil amputasi
untuk
bahwa meluasnya Ada
juga
menjalani
kerusakan
penelitian
menunjukkan
mencegah terdapat
beberapa
upaya
jaringan.
partisipan
pencegahan
luka
kembali
dilakukan
partisipan.
partisipan
dalam
yang
yang
operasi.
Upaya
Berikut mencegah
pernyataan dari partisipan : terulangnya luka kembali yang bisa dilihat
dari
gambar
Manajemen Lingkungan Kontrol Makanan Kontrol Kesehatan Rutin Pencegahan Luka Kembali
Gambar.4 Upaya pencegahan Luka kembali
Kontrol Gula Darah dengan Obat Pemakaian Alas Kaki Perawatan Kuku
berikut:
6
a. Manajemen lingkungan
b. Kontrol makanan
Luka di kaki bisa muncul akibat
Hasil
penelitian
menunjukkan
goresan atau tusukan benda tajam.
bahwa beberapa partisipan hanya
Dari
partisipan
mengatur porsi makan agar tidak
didapatkan bahwa terdapat kebiasaan
berlebihan tetapi tidak membatasi
partisipan
jenis makanan yang dikonsumsi.
pernyataan
dalam
menggunakan
peralatan tajam. Upaya dari pihak
Namun
keluarga
membatasi
lingkungan
dalam untuk
memanajemen menghindari
ada
partisipan
jenis
makanan
yang yang
dikonsumsi karena merasa mual.
terulangnya luka kembali dengan
Selain
cara menyembunyikan gunting agar
menyatakan bahwa mereka selalu
tidak digunakan kembali oleh pasien
mengkonsumsi
luka diabetik. Hal tersebut dapat
ketika sedang hipoglikemia. Berikut
dilihat dari pernyataan partisipan
pernyataan partisipan :
berikut : “saya mencegah simbah untuk memgang peralatan yang tajam. Sebisa mungkin saya usahakan tidak ada luka. Mau luka benda tajam atau garukan... tadinya kan ada gunting kecil di dekat simbah. Simbah kan suka gunting – gunting sendiri tapi sekarang saya sembunyikan semua.” (Keluarga, perempuan 42tahun)
itu
semua
partisipan
minuman
manis
“...kata perawatnya kalau ngedrop gitu diberi satu atau dua sendok gula langsung tidak apa – apa. Kalau tidak air putih setengah gelas gulanya dua sendok. Buat jaga – jaga saja itu ada permen juga mba... Tidak ada makanan yang harus dihindari. Kata dokter kemarin simbah mau makan apa ya tidak apa – apa. Cuma ya takarannya juga tidak berlebih. Paling makan juga sedikit...”(Keluarga, perempuan 42tahun)
7
c. Kontrol kesehatan rutin Hasil
dari
Puskesmas Kalikajar 1 yang dibuat
penelitian
ini
untuk menangani penyakit kronis.
menunjukkan bahwa sebagian besar
Berikut
partisipan melakukan pemeriksaan
puskesmas tentang alur kegiatan
kesehatan
pasien
secara
runtin
setiap
bulannya. Pemeriksaan laboratorium dan
konsultasi
dengan
dokter
dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan partisipan. Hal ini juga sebagai upaya kontrol penyakit serta komplikasi dari penyakit diabetes melitus.
Berikut
pernyataan
partisipan : ”...ini obat yang kemarin dari rumah sakit. Ada obat racikan juga. obat ini untuk nafsu makan, suplemen, dan yang ini untuk gula. Kemarin saya ke rumah sakit. Kalau di rumah sakit itu kan dari pagi daftar, cek laborat hasilnya juga dibawa langsung. Kemudian diberi obat...” (Keluarga, perempuan 42tahun) Terdapat
partisipan
yang
pernyataan
diabetes
melitus
perawat
dalam
kegiatan Prolanis : “puskesmas ini ada program prolanis yang dilaksanakan satu bulan sekali setiap tanggal 20. Kegiatan untuk pasien DM ada pemeriksaan gula darah puasa... Setelah itu ada kegiatan senam bersama.... Selesai senam, istirahat sebentar kemudian ada penyuluhan kesehatan terkait dengan masalah penyakit kronis.... Selanjutnya setelah penyuluhan selesai, dilanjutkan pengambilan darah 2 jam setelah makan. Tadikan setelah diambil darah untuk pemeriksaan gula darah puasa, mereka sarapan. Lalu 2 jam setelah itu dilakukan pengambilan sample darah lagi. Dilanjutkan pemeriksaan dokter dan pemberian resep.” (Petugas kesehatan, perempuan 38tahun) d. Kontrol gula darah dengan obat
melakukan kontrol kesehatan secara
Penggunaan terapi farmakologi
rutin di Puskesmas Kalikajar I.
merupakan salah satu upaya yang
Prolanis
dilakukan
merupakan
program
di
partisipan
untuk
8
mengendalikan glukosa darah. Hasil penelitian sebagian
menunjukkan besar
partisipan
bahwa dalam
e. Pemakaian alas kaki Hasil bahwa
penelitian
menunjukkan
seluruh
partisipan
penelitian ini mengkonsumsi obat –
menggunakan
obatan sebagai upaya mengendalikan
beraktivitas. Partisipan memilih alas
gula
hanya
kaki yang digunakan sesuai dengan
menggunakan obat – obatan standar,
kondisi kaki dan aktivitas mereka.
tetapi partisipan dalam penelitian ini
Berikut pernyataan partisipan :
darah.
Tidak
juga menggunakan obat – obatan herbal.
Berikut
pernyataan
partisipan: “...tetapi waktu terkena paku dan infeksi itu, gula darah saya sampai 550 waktu di rumah sakit. Kemudian diobati dan di suntik insulin juga...dulu awalnya 6 mba. Lalu 5, 4 dan insulinnya habis itu berhenti mba. Kalau sekarang yang rutin itu ya metformin.” (Partisipan, laki – laki 65tahun) “obat cina mba. Itu biar dagingnya tumbuh. Dulu habis banyak untuk beli obat itu mba...khasiatnya untuk menumbuhkan dagingnya itu sama menormalkan gula darahnya.” (Keluarga, perempuan 50tahun)
alas
kaki
ketika
“pakai sandal mba. Saya kadang jalan sampai depan rumah situ, selalu pakai sandal... pakai sandal selop. Saya tidak bisa jepit ini jempol saya sudah hilang satu. Kalau pakai sandal jepit ya paling di seret mba. Takut saya kalau nanti luka lagi.” (Partisipan, perempuan 73tahun) f. Perawatan kuku Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan memilih perawatan kuku dilakukan setelah
selesai
mandi.
Hal
ini
dikarenakan kuku menjadi lebih lunak ketika akan dipotong. Berikut pernyataan partisipan :
9
“biasanya saya memotong kuku simbah setelah simbah selesai mandi. Jadi masih agak lunak kukunya mba. Saya juga tidak berani terlalu mepet memotongnya. Takut luka lagi kaki simbah...” (Keluarga, perempuan 42 tahun)
dan berkurang atau hilangnya fungsi
dan kemungkinan amputasi.11 Partisipan
memukul
penelitian,
yang
melakukan
perawatan awal luka dengan cara
a. Perawatan awal luka hasil
yang
yang menyebabkan infeksi serius
1. Pengalaman perawatan luka
partisipan
perasa
memungkinkan terjadinya luka
Pembahasan
Dari
indera
bagian
kaki
yang
ada
terluka dan mencucinya dengan
melakukan
cairan spirtus. Pembersihan luka
perawatan awal luka. Sedangkan
secara
sebagian besar partisipan tidak
antiseptik
melakukan perawatan luka karena
peroxide, povidone iodine, acetic
tidak mengetahui adanya luka di
acid dan chlorohexadine dapat
kaki mereka yang disebabkan
mengganggu proses penyembuhan
neuropati
dari tubuh
diabetik
sehingga
klasik
menggunakan
seperti
hydrogen
karena kandungan
membuat mereka tidak merasakan
antiseptik tersebut tidak hanya
adanya luka di kaki. Neuropati
membunuh kuman, tetapi juga
diabetik merupakan salah satu
membunuh leukosit yang dapat
penyebab terjadinya masalah pada
membunuh bakteri pathogen dan
area
jaringan
ekstremitas
khususnya
fibroblast
yang
ekstremitas bawah yang dapat
membentuk jaringan kulit baru.
menyebabkan nyeri, kesemutan,
Cara
yang
terbaik
untuk
10
membersihkan luka adalah dengan
dan
menggunakan cairan NaCl 0,9%
berupa edema, panas, merah pada
yang merupakan cairan fisiologis
kulit, serta ulkus yang berbau
yang efektif untuk perawatan luka
sehingga
karena sesuai dengan kandungan
infeksi,
garam tubuh.13
didiagnosis
Kasus infeksi yang ditemukan
didapati
tanda
dicurigai harus
inflamasi
mengalami
dievaluasi secara
berdasarkan
tanda
dan klinis
dan
gejala
di rumah sakit karena tindakan
inflamasi lokal. Oleh karena itu
keperawatan yang tidak sesuai
pasien
dengan
petugas
prosedur
yang
telah
memerlukan
bantuan
kesehatan
untuk
ditetapkan seperti perawat tidak
melakukan
mencuci
tangan
dan
sesudah
melakukan
tindakan,
sebelum
perawatan
luka
diabetik.
Tatalaksana
luka
diabetik
bertujuan
menggunakan alat yang tidak
penyembuhan
steril khususnya pada tindakan
dengan
intensive dan perawatan luka,
terapi
tidak
Penatalaksanaan
menggunakan
alat
Gold
untuk
luka
lengkap
Standard
luka
untuk
diabetik. luka
diabetik
pelindung, serta tidak menjaga
secara garis besar ditentukan oleh
kebersihan
derajat
dan
sanitasi
keparahan
lingkungan.8
vaskularisasi,
b. Perawatan lanjutan
infeksi.7,12
Pada pasien diabetes melitus yang mengalami trauma atau luka
dan
luka, adanya
11
2. Pencegahan luka kembali Luka
diabetik
diabetik seperti trauma minor serta
merupakan
memberikan perawatan yang sesuai
komplikasi DM yang dapat dicegah
apabila
atau
mengalami luka untuk mencegah
diminimalkan
kejadiannya
pasien
diabetes
dengan pencegahan luka diabetik,
kerusakan lebih lanjut.16
seperti
b. Kontrol makanan
perawatan
kaki
dan
pemakaian alas kaki yang tepat.17 Dari
hasil
berbagai
penelitian
cara
dan
didapatkan upaya
yang
Hasil
dari
melitus
penelitian
ini
didapatkan bahwa sebagian besar partisipan tidak menghindari jenis
dilakukan partisipan untuk mencegah
makanan
terulangnya luka kembali. Upaya
mengatakan boleh makan makanan
pencegahan
apa saja, asalkan porsinya tidak
yang
partisipan
dilakukan
tertentu.
berupa
manajemen
terapi
farmakologi,
mengatakan bahwa lebih hati – hati
latihan fisik, perawatan kaki dan
dalam memilih makanan karena
pemakaian alas kaki.
merasa mual. Selain itu terdapat
a. Manajemen lingkungan
partisipan
lingkungan,
Pasien bisa tidak merasakan luka pada kaki karena penurunan sensasi pada
kaki
yang
memburuknya Faktor
luka
lingkungan
bisa
berlebihan.
Ada
Mereka
partisipan
yang
yang
mengalami
hiperglikemi karena pola makan yang tidak baik.
berakibat
Pengendalian gula darah pada
infeksi.
penderita DM berhubungan dengan
berkontribusi
faktor diet atau perencanaan makan,
dan
terhadap pencegahan kejadian luka
karena
gizi
mempunyai
kaitan
12
dengan
penyakit
Kontrol
salah satu cara dalam pencegahan
makanan dapat menjadi salah satu
luka kembali. Kepatuhan kunjungan
upaya kontrol penyakit dan kontrol
berobat merupakan faktor paling
luka
dominan
karena
DM.
kontrol
makanan
berhubungan
dengan
merupakan salah satu upaya kontrol
kejadian luka diabetik.14
metabolik
d. Kontrol gula darah dengan obat
dalam
pendekatan
multidisiplin dalam pengelolaan luka
Sebagian
besar
partisipan
diabetik.17
mengkonsumsi
c. Kontrol kesehatan rutin
standar untuk mengendalikan gula
Sebagian besar partisipan dalam penelitian
ini
rutin
melakukan
obat
–
obatan
darah. Partisipan menggunakan obat golongan biguanid dan insulin.
pemeriksaan setiap bulan. Salah satu
Tujuan utama terapi dengan obat
faktor penting dalam perawatan luka
adalah untuk mengurangi gejala dari
diabetik adalah kontrol rutin ke
hiperglikemia
dokter.
melalui
komplikasi diabetes melitus dalam
yang meliputi
jangka panjang.1 Strategi pemberian
kalus, deformitas, ulkus dan infeksi
terapi yang intensif pada pasien
dapat mencegah 50 % sampai 70%
diabetes melitus mampu mengurangi
amputasi kaki pada pasien diabetes
komplikasi.
melitus.4
e. Pemakaian alas kaki
Deteksi
pemeriksaan fisik
dini
Pemeriksaan
kesehatan
secara rutin merupakan salah satu upaya
partisipan
dalam
monitor
kondisi kesehatan yang bisa menjadi
dan
mencegah
Alas kaki yang digunakan oleh penderita mengutamakan
diabetes
harus
kenyamanan.
13
Penggunaan sepatu atau sandal yang
ini menyatakan bahwa melakukan
baik sesuai dengan ukuran dan
perawatan
nyaman untuk dipakai serta ruang
mencegah terulangnya luka kembali.
dalam sepatu yang cukup untuk jari –
Perawatan kuku dilakukan dengan
jari.5
hati – hati agar tidak melukai kaki
Hasil bahwa
penelitian seluruh
penelitian ini
menunjukkan
partisipan
dalam
menggunakan dan
memilih alas kaki yang nyaman dan sesuai
dengan
dalam
upaya
dan dilakukan rutin oleh partisipan setelah mandi agar kuku lebih lunak ketika dipotong. Memotong dan merawat kuku
kaki.
secara teratur dengan membersihkan
Partisipan dalam penelitian ini juga
kuku setiap hari pada waktu mandi.
mengetahui cara pemilihan alas kaki
Hindarkan
dimana alas kaki yang dipakai harus
jaringan sekitar kuku. Apabila kuku
nyaman, tidak terlalu kecil atau
keras dan sulit dipotong, rendam kaki
terlalu besar karena bisa melukai
dengan ait hangat selama ± 5 menit.9
kaki
Kesimpulan
dan
kondisi
kuku
mengakibatkan
luka
kembali. Larangan memakai sepatu
terjadinya
1. Pengalaman
luka
dalam
luka
karena dapat melukai kaki. 9
partisipan
f. Perawatan kuku
awal luka dan perawatan luka
langkah
dalam
perawatan
lanjutan.
yang
perawatan
atau kaos kaki yang terlalu kecil
Perawatan kuku adalah salah satu
diabetik
pada
meliputi
Tidak
dijalani perawatan
adanya
kaki.
penanganan yang tepat pada awal
Seluruh partisipan dalam penelitian
adanya luka mengakibatkan kaki
14
infeksi
yang
menyebabkan
makanan, kontrol kesehatan rutin,
amputasi atau operasi. Perawatan
kontrol gula darah dengan obat
lanjutan yang dijalani partisipan
(terapi
meliputi debridement, cleansing,
rutin, serta perawatan kuku kaki
penggunaan obat topikal, dan
dan pemakaian alas kaki.
farmakologi),
olahraga
dressing. Kontrol infeksi dengan
Saran
cara konsumsi obat antibiotik dan
1. Untuk Partisipan dan keluarga
penggunaan antibiotik topikal. 2. Faktor
yang
mempengaruhi
a. Dari
hasil
penelitian
didapatkan bahwa partisipan
perawatan luka partisipan adalah
tidak
tingkat pengetahuan. Pengetahuan
perawatan kaki secara teratur.
dan
Oleh karena itu, diharapkan
pemahaman
partisipan
pernah
tentang perawatan luka diabetik
partisipan
masih kurang. Hal ini disebabkan
melakukan
karena
pemeriksaan
informasi
kurangnya tentang
paparan manajemen
penyakit DM dan manajemen komplikasinya.
mencegah
melakukan
lebih
rutin
perawatan
dan
kaki
untuk
terjadinya
luka
kembali. b. Keluarga
dapat
mencari
3. Partisipan menyadari pentingnya
informasi ke petugas kesehatan
pencegahan luka kembali. Upaya
tentang managemen penyakit
yang dilakukan partisipan dalam
diabetes melitus dan teknik
pencegahan luka kembali meliputi
perawatan
manajemen lingkungan, kontol
luka,
terutama
15
perawatan luka awal untuk
mengenai pengetahuan tentang
mengurangi resiko infeksi.
diabetes
2. Untuk Puskesmas Kalikajar 1
nampak bahwasanya edukasi
luka. c. Dari hasil observasi didapatkan
yang telah diperoleh belum
bahwa
mampu
untuk
mengubah
pemahaman
praktik
perawatan kaki dan perawatan
a. Dari sebagian besar partisipan
untuk
melitus,
tentang
partisipan kesulitan menjangkau
pelayanan
tempat
kesehatan
karena
pentingnya pencegahan luka
jarak dan kondisi kesehatannya
pada pasien diabetes melitus,
yang
penanganan awal luka, serta
Namun
teknik perawatan luka diabetik.
berkesinambungan diperlukan
Karena itu SOP edukasi yang
oleh pasien. Puskesmas dapat
telah
dievaluasi
memberikan kemudahan akses
dan
pelayanan kesehatan dengan
ada
perlu
pelaksanaannya efektivitasnya.
tidak
memungkinkan.
perawatan
yang
membentuk unit follow up care
b. Disediakan program kegiatan
ataupun bekerja sama dengan
pendidikan
kesehatan
yang
penyedia
jasa
pelayanan
terencana,
terorganisir
dan
kesehatan
yang
berdekatan
berkesinambungan
yang
ditujukan
kepada
diabetes
melitus
keluarganya,
pasien dan
khususnya
dengan tempat tinggal pasien. 3. Penelitian selanjutnya Dari
hasil
penelitian
didapatkan bahwa partisipan
16
mengetahui tentang perawatan kaki diabetik, namun tidak pernah melakukannya secara rutin. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut terkait sikap
dan
perilaku
dalam
melakukan upaya pencegahan luka kembali dan perawatan kaki. DAFTAR PUSTAKA 1. Argawati, Asmara (2015). Evaluasi Pola Terapi Dan Outmoce Klinik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Jaminan Kesehatan Nasional. Karya Tulis Ilmiah Strata Satu Program Studi Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta 2. Ayundini, Gratcia (2014). Penggunaan Antibiotik Topikal Sebagai Alternatif Terapi Ulkus Kaki Diabetik. Diabetes Insipidus in Young Woman Vol.2, No.2, Agustus 2014. 3. DepkesRI (2013). Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia : Kemenkes Tawarkan Solusi Cerdik Melalui POSBIN, diakses 25 Oktober 2015, dari http://www.depkes.go.id/pdf.php? id=2383 4. Dewi, Arlina (2006). Hubungan Aspek – Aspek Perawatan Kaki Idabetes Dengan Kejadian Ulkus
Kaki Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyan Yogyakarta. 5. Diani, Noor (2013). Pengetahuan dan Praktik Perawatan Kaki Pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kalimantan Selatan. Tesis Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok. 6. Flora,Rostika., Hikayati., Purwanto,Sigit (2013). Pelatihan Senam Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi Diabetes Pada Kaki (Diabetes Foot). Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sriwijaya 7. Hariani, L; Perdanakusuma, David S (2012). Perawatan Ulkus Diabetes. Media Jurnal Rekonstruksi & Estetik, Volume : 1 – No.1 Terbit : 07-2012 8. Hermin, Bahruddin, dan Suarnianti (2012). Analisis Teknik Perawatan Luka Pada Penderita Diabetes Melitus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Karya Tulis Ilmiah strata satu Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar, Makassar. 9. Hidayat, Anas Rahmad dan Nurhayati, Isnani (2014). Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rumah. Jurnal Permata Indonesia, Volume 5 Nomor.2 November 2014 Hal.49-54 10. Hongdiyanto, Arnold., Yamlean, Paulina V.Y., dan Supriati, Hamidah Sri (2014). Evaluasi Kerasionalan Pengobatan Diabetes Melitus Tipe
17
2 Pada Pasien Rawat Inap Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013. Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 2 Mei 2014 ISSN 2302 – 2493. 11. International Diabetes Federation (2015). Complication of Diabetes. diakses 21 Oktober 2015, dari http://www.idf.org/complicationsdiabetes 12. Kleopatra Alexiadou,Jhon Doupis (2012). Management of Diabetic Foot Ulcers; diakses 11 Oktober 2015, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc /articles/PMC3508111/pdf/13300 _2012_Article_4.pdf 13. Kristiyaningrum (2013). Efektifitas Penggunaan Larutan NaCl dibandingkan dengan D40% Terhadap Proses Penyembuhan Luka Ulkus DM di RSUD Kudus. JIKK Vol. 4, No 2, Juli 2013 :5258 14. Purwanti, Okti Sri (2013). Analisis Faktor – Faktor Risiko Terjadi Ulkus Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Dr. Moewardi. Tesis Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok. 15. Ramlan, Eddy (2014). Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Atau Medical Check Up (MCU) Untuk Kesehatan Perorangan. Diakses 3 Agustus 2016 dari http://ediramlan.web.ugm.ac.id/?p =36 16. Wardani, Suci Rahma (2015). Gambaran Pengetahuan Tentang
Pencegahan Luka DM : Pada Anggota Keluarga Pasien DM. Karya Tulis Ilmiah Strata Satu Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta. 17. Washilah, Wardatul (2014). Hubungan Lama Menderita Diabetes Dengan Pengetahuan Pencegahan Ulkus Diabetik Di Puskesmas Ciputat Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah Strata Satu Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta. 18. Wesnawa, Made Agustya Darmaputra (2014). Debridement Sebagai Tatalaksana Ulkus Kaki Diabetik. Vol 3 no 1 (2014) : ejurnal medika udayana 19. Wijayanti, Fallah Adi 2013. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus di Ruang Teratai V Selatan RSUP Fatmawati. Karya Tulis Ilmiah strata satu Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok. 20. Wounds International. (2013). International Best Practice Guidlines : Wound Management in Diabetic Foot Ulcers. Publish by Wound International A division of Schofield Healthcare Media Limited Enterprise House 1-2 Hatfields London SE19PG, UK. United Kingdom