Pengalaman Membuat dan Memasang Tanda Batas Di Taman Nasional Kepulauan Seribu A.
Pemilihan pelampung Ada beberapa bahan pelampung yang bisa dipilih, tapi alasan kami memilih drum plastik ukuran 200 liter sebagai pelampung adalah karena beberapa alasan, yaitu:
Ukurannya besar, sehingga punya media yang cukup luas untuk ditulisi dengan tulisan dan karena cukup besar, jadi kami tidak perlu memasang terlalu banyak pelampung Cukup murah karena kami bisa membeli dan menggunakan drum bekas (tidak harus drum baru), dan cukup mudah diperoleh Punya visibility yang lumayan Belajar dari pengalaman pembuatan tanda batas yang pertama, maka pada pembuatan yang kedua , kami memutuskan menambahkan tanda batas dengan pelampung tambahan yang berfungsi untuk mengantisipasi ketika pelampung utama hilang, maka kita tidak akan kehilangan rangkaian tali. Pelampung tambahan yang digunakan adalah jenis AA 10 yang biasa digunakan.
Pelampung tambahan
1
B.
Pemilihan bahan Rangkaian tali untuk pelampung Rangkaian tali untuk pelampung biasanya terdiri dari kawat sling, rantai, kili-kili, tali tambang, dan klem. Yang harus diperhatikan dalam membuat rangkaian tali pelampung adalah jenis bahan dan proporsi panjang antara kawat sling, rantai dan tali tambang dalam tiap rangkaian pelampung karena ini sangat mempengaruhi budget dan daya pakainya. Untuk informasi, harga rantai jauh lebih mahal dibandingkan kawat sling dan tali tambang, oleh karena itu kami menggunakan rantai di tiap rangkaian hanya 5 meter, yang dipasang pada bagian paling bawah rangkaian yaitu pemberat. Untuk jenis bahan rantai, pada pembuatan pertama kami menggunakan spesifikasi besi baja ukuran 10 mm. Tapi pada pembuatan kedua bersama dengan pemuatan tanda batas zona inti III yang menggunakan dana APBN, kami memutuskan tidak menggunakan rantai dengan pertimbangan rantai akan mengalami karat dan cenderung “jatuh” di laut sehingga menjadi tidak efektif untuk menjaga pergerakan pelampung. Sebagai pengganti rantai, kami menggunakan tali kapal dengan ukuran 18 mm. Sedangkan untuk kawat sling, pada pembuatan pertama spesifikasi yang digunakan adalah 3/8 uk. 10 mm, tapi pada pembuatan kedua, spesifikasi bahan kawat sling yang dipilih adalah ukuran ½ inch. Kawat sling kemudian dibungkus dengan selang plastik elastic ukuran ¾ inch untuk meningkatkan daya tahannya. Dan untuk menjepit kawat sling, digunakan klem sling ukuran ½ inch.
Kawat sling
Kili-kili stainless steel
Klem besi
Tali Nylon
Kenapa menggunakan tali kapal? Kami memilih menggunakan tali kapal untuk mengurangi pemakaian kawat sling pada rangkaian tali pelampung. Tali kapal yang dimaksud adalah tali yang biasa digunakan pada kapal-kapal nelayan yang sudah teruji ketahanannya. Tali kapal ini juga mudah didapat di pulau, sehingga memudahkan kami untuk membeli persediaan tambahan untuk mengantisipasi kurang panjangnya tali untuk pelampung pada saat pemasangan.
2
Tapi untuk mengantisipasi tali sengaja dipotong oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, maka tali dipasang pada kedalaman kurang lebih 5 meter setelah kawat sling. Kili-kili digunakan untuk membantu pergerakan sambungan tali terhadap pengaruh pergerakan arus/ombak. Spesifikasi kili-kili yang digunakan adalah stainless steel ukuran ½ dan 3/8. Tali yang digunakan untuk menghubungkan pelampung kecil ke rangkaian tali pelampung utama adalah tali nilon ukuran 10 mm. Pertimbangan tidak menggunakan kawat sling adalah karena ukuran kawat sling terlalu besar. Pertimbangan menggunakan tali nilon adalah meskipun ukurannya kecil, tapi tali ini cukup kuat dan tahan.
C. Pemilihan Jangkar atau Pemberat Ada beberapa bentuk dan pilihan bahan jangkar yang bisa digunakan. Pada pembuatan tanda batas yang pertama, kami membuat sendiri pemberat dengan bahan campuran semen dan pasir dengan bentuk trapesium, dengan lubang di bagian tengah bawah, dengan berat kurang lebih 2 kwintal. 40 cm
80 cm
70 cm
Cetakan pemberat Pada pembuatan tanda batas kedua, berdasarkan pengalaman pembuatan pertama, kami menggunakan Batu Tahu berbentuk kubus dan berat sekitar 60-70 kg sebagai pemberat dengan pertimbangan tidak perlu membuat karena sudah ada yang menjual di pulau, selain itu pada proses pemasangan, lebih mudah membawa batu tahu daripada pemberat yang sebelumnya. Satu pelampung membutuhkan 3 batu tahu.
3
Penyusunan 3 batu tahu untuk 1 pelampung
D.
Proses Pembuatan Pelampung 1. Pembuatan pelampung tanda batas dari drum plastik memerlukan satu bahan yang paling penting, yaitu kasa fiber yang digunakan sebagai pelapis drum. Dengan melapisi drum dengan kasa fiber akan mengurangi nilai pakai drum.
2. Kemudian, membuat lubang untuk memasukkan kawat sling ke dalam drum. Lubang dibuat pada kedua sisi drum (seperti pada gambar).
Membuat lubang
Memasukkan kawat sling
Pelampung dan kawat sling
Note: Pada pembuatan pertama kali, drum dilubangi terlebih dahulu baru kemudian dilapisi dengan fibre, dan jumlah lapisan fibre adalah 3 lapis. Tapi pada pembuatan kedua, drum dilapisi dahulu dengan fibre baru dilubangi dan 4
kemudian dilapis lagi (hanya 2 lapis). Kedua metode ini pada dasarnya tidak ada perbedaan. Sementara, jumlah lapisan fibre disarankan minimal 2 lapis. 3. Untuk membantu daya apung drum, maka drum diisi dengan Styrofoam. Semakin penuh terisi dengan Styrofoam, maka daya apung pelampung akan semakin baik dan ini berarti menjaga ketahanan pelampung, karena mengurangi bagian pelampung yang kontak langsung dengan air laut akan mengurangi “serangan” teritip dan lumut.
Note: Styrofoam adalah opsi bahan pengisi drum yang mudah dan murah. Opsi bahan lain untuk mengisi drum, yaitu menggunakan Polyurethane A dan B (warna coklat dan putih) yang bila diaduk akan menjadi busa. Namun bahan ini cukup mahal dan proses pengerjaannya lebih sulit karena harus terus diaduk sampai menjadi busa. 4. Mengecat drum sesuai dengan aturan warna tanda batas. Pada pembuatan pertama dan kedua, pengecatan dilakukan sebanyak 3 lapis, agar warna pelampung lebih tampak. Jika hanya 1 lapis, maka warna pelampung tidak akan tampak.
Jika cat 3 lapis
Jika cat hanya 1 lapis
5. Membuat logo instansi dan tulisan pengenal tanda batas (karena pelampung akan dipasang pada posisi tidur/horizontal, maka tulisan juga dibuat secara horizontal). Tiap pelampung diberi kode zona (ZI= Zona Inti), nomer zona (ZI II= Zona Inti II, ZI III= Zona Inti III), dan nomer pelampung (ZI III 8= Zona Inti III nomer 8, dst). 5
6. Memasang sambungan kawat sling dan tali kapal.
E.
Proses Pemasangan Tanda Batas Berikut adalah proses pemasangan tanda batas yang baru. Cara pemasangan ini menghindari kejadian kurang panjangnya tali pelampung seperti yang terjadi ketika pemasangan tanda batas yang pertama kali.
6
Langkah 1. Cocokan koordinat hasil survey sebelum memulai memasang pelampung tanda batas.
Langkah 2. Setelah ditemukan titiknya, rangkai pemberat dengan tali tambang kemudian pemberat diturunkan dan dibiarkan sampai pemeberat tersebut menyentuh dasar laut
Langkah 3. Potong tali dan rangkai pelampung besar dan kecil kemudian ikatkan pada tali yang sudah berpemberat dengan diberi kelebihan tali sekitar 5 – 10 m.
Langkah 4. Lepaskan pelampung besar dan kecil ke laut. Perhatikan sejenak apakah tali yang dilebihkan tersebut cukup untuk pelampung tersebut mengimbangi ketika ombak datang
Gambar Proses Pemasangan Tanda Batas dan Posisi Pelampung Tanda Batas yang telah terpasang dengan baik
7