PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
Pengalaman Keluarga Dalam Menghadapi Kejadian Serangan Akut Miokard Infark (AMI) Pada Anggota Keluarga Di RSUD Sragen
Septiana Eka Harsanti 1) S. Dwi Sulisetyawati2) Ika Subekti Wulandari 3) 1)
2)
3)
Mahasiswa prodi S1 Keperawatan Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Abstrak
Penyakit Akut Miokard Infark (AMI) merupakan penyakit yang mengancam kehidupan jika tidak segera ditangani. Keluarga berperan penting dalam melakukan tindakan segera pada anggota keluarga yang mengalami serangan AMI. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengalaman keluarga dalam menghadapi serangan Akut Miokard Infark (AMI) pada anggota keluarga di RSUD Sragen. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif fenomenologi dengan teknik purposive sampling yang melibatkan 7 partisipan. Pengumpulan data dilakukan dengan in-depth interview.Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan metode Collaizi.Hasil penelitian ini menghasilkan 4 tema antara lain pengenalan awal terhadap serangan AMI, respon psikologis menghadapi serangan AMI, penyebab keterlambatan dibawa kerumah sakit, ketidakpuasan pada pengobatan alternatif. Kesimpulan dari penelitian ini, keluarga mempersepsikan penyakit AMI merupakan penyakit masuk angin biasa dan penyakit yang mengancam kehidupan mengakibatkan respon yang dialami keluarga antara lain sedih, cemas,takut,panik dan berduka, sehingga mengakibatkan keterlambatan pengobatan. Kata Kunci
: akut miokard infark, keluarga, pengalaman
Daftar Pustaka
: 51 (2001-2014)
1
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015
Family’s Experiences in Encountering the Acute Myocardial Infarction (AMI) Attack Incidence of the Family’s Members at Local General Hospital of Sragen Septiana Eka Harsanti 1) S. Dwi Sulisetyawati2) Ika Subekti Wulandari 3)
ABSTRACT
Acute Myocardial Infarction(AMI) is a life threatening disease if left untreated. The family plays an important role in executing an immediate intervention to the family’s members suffering from the AMI attack. The objective of the research is to investigate the family’s experiencesin encountering the Acute Myocardial Infarction (AMI) attackincidence of the family’s members at Local General Hospital of Sragen. This research used the qualitative phenomenological approach. The samples of research consisted of 7 persons, and were taken by using the purposive sampling technique. The data of research were collected through in-depth interview and analyzedby using the Collaizi’s method. The result of research shows that there were 4 themes, namely: initial introduction to AMI attack, psychological response to AMI attack, cause of late admission to hospital, dissatisfaction on alternative medication. In conclusion, the family perceived AMI disease as a common cold and life threatening disease the family’s responses included sorrow, anxiety, fear,panic and mourning so that the medication became late. Keywords: Acute Myocardial Infarction, family, experience References: 51 (2001-2014)
2
Word Health Organization (WHO, 2008) AMI
PENDAHULUAN Penyakit jantung dan pembuluh darah
merupakan penyebab kematian utama di dunia.
merupakan masalah kesehatan utama di negara
Terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian
maju dan berkembang termasuk di Indonesia.Data
akibat penyakit Akut Miokard Infark (AMI). Di
epidemiologis
Negara berkembang seperti Amerika pada tahun
menyatakan
bahwa
penyakit
kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan
2011
masyarakat
2,470,000 (9,4%) Akut Miokard Infark (AMI)
(Sudoyo,
et
al. 2006).
Sistem
terdapat
angka
mortalitas
sebanyak
kardiovaskuler merupakan suatu sistem transport
merupakan
tertutup yang terdiri dari beberapa komponen
penyebab kematian utama (Kelly, 2007).
jenis
penyakit
kardiovaskuler
yaitu jantung, komponen darah dan pembuluh
Di Indonesia pada tahun 2013 penyakit
darah. Salah satu komponen dari pembuluh darah
Akut Miokard Infar (AMI) merupakan penyebab
yaitu vena, venula, kapiler, arteriol, dan arteri
kematian
(Christofferson, 2009). Arteri koroner
dapat
220.000 (14%). Akut Miokard Infark (AMI) akan
mengalami
tidak
terus
sumbatan
akut
karena
pertama
menjadi
dengan
masalah
angka
yang
mortalitas
sangat
besar
adekuatnya pasokan darah, biasanya disebabkan
meskipun pelayanan medis sudah sangat maju
oleh rupture plak ateroma pada arteri koroner.
pada saat ini (Mendis et al, 2011 ). Jumlah pasien
Keadaan ini biasa disebut dengan Akut Miokard
penyakit jantung di Indonesia pada tahun 2007
Infark (AMI) (Muttaqin, 2009).
yang dirawat di RS Indonesia sebanyak 239.548
Akut Miokard Infark (AMI) merupakan suatu keadaan dimana
jiwa.Kasus terbanyak pada penyakit iskemik
terjadinya kondisi
sebanyak 110,183 kasus.Care fatality rate (CFR)
kematian pada miokard (otot jantung) akibat dari
tertinggi terjadi pada Akut Miokard Infark
aliran darah dan suplai oksigen ke bagian otot
(13,42%) dan kemudian diikuti oleh gagal jantung
jantung terhambat dan akibat adanya penyempitan
(13,42%) dan penyakit jantung lainnya (13,37%)
atau penyumbatan mendadak pembuluh darah
(DepKes, 2009).
koroner. Pembuluh darah koroner ini adalah
Laporan Profil Kesehatan Kota Semarang
pembuluh darah yang membawa nutrisi dan
tahun
oksigen ke cabang-cabang otot jantung untuk
penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak
menjalankan fungsinya (Overbaugh, 2009).
96.957 kasus dan sebanyak 1.847 (2%) kasus
2010
menunjukkan
bahwa
kejadian
Mortaliatas karena Akut Miokard Infark
merupakan kasus Akut Miokard Infark. Penyakit
(AMI) tinggi, lebih dari separuh kematian terjadi
jantung dan pembuluh darah merupakan penyakit
sebelum individu yang terserang sampai rumah
tidak menular yang menjadi penyebab utama
sakit Di Amerika Serikat, kurang lebih 1,5 juta
kematian dan selama periode tahun 2005 sampai
Akut Miokard Infark terjadi setiap tahunnya.
dengan tahun 2010 telah terjadi kematian
Mortalitas karena Akut Miokard Infark kurang
sebanyak 2.941 kasus dan sebanyak 414 kasus
lebih 30 %, dengan lebih dari separuh kematian
(14%) diantaranya disebabkan oleh Akut Miokard
terjadi sebelum individu yang terserang mencapai
Infark (DinKes, 2010).
rumah sakit.Di Indonesia dilaporkan penyakit ini
Tingginya angka kematian Akut Miokard
merupakan penyebab utama dan pertama dari
Infark (AMI) salah satunya disebabkan karena
seluruh
keterlambatan mendapatkan penanganan medis
kematian
(Copyring,
2008).Menurut
3
(Kelly, 2007). Fenomena keterlambatan seorang
segera membawa ke puskesmas atau rumah sakit
wanita dengan ST Elevasi Miokard Infark
terdekat (Tedjasukmana, 2010).
(STEMI) dalam mencari bantuan penanganan
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
medis disebabkan karena rendahnya pengetahuan
oleh peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah
terhadap tanda dan gejala Akut Miokard Infark
Sragen Provinsi Jawa Tengah didapatkan bahwa
(AMI) serta keraguan antara meminta bantuan
prevelensiAkut Miokard Infark (AMI) pada
medis atau menanganinya sendiri. Penelitian ini
periode tahun 2014 sebesar 106 pasien, sedangkan
menunjukan bahwa keputusan untuk mencari
penyakit Kardiovaskuler sebanyak 900 pasien.
bantuan medis bagi wanita dengan ST Elevasi
Pasien yang meninggal pada kasus AMI sebanyak
Miokard
Infark
dengan
primer
19 orang pada tahun 2014, yang meninggal akibat
Intervention
(PCI)
penyakit kardiovaskuler sebanyak 116 orang
pengetahuan,
angka kematian AMI dalam rentan waktu
kepercayaan,emosi, pengalaman sebelum dan
September sampai Desember 2014 berjumlah 10
pada saat serangan. Beberapa faktor tersebut
pasien di RSUD Sragen (RM RSUD Sragen,
sangat erat kaitannya dengan fungsi dan peran
2014).
Percutaneus dipengaruhi
(STEMI)
Cardiac oleh
faktor
keluarga (Elsevier, 2010). Penyebab
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan kurangnya
peneliti di Kelurahan Pantirejo pada tanggal 12
waktu penanganan pada serangan Akut Miokard
januari 2015 di dapat bahwa keluarga yang
Infark (AMI) disebabkan karena kurangnya
memiliki
pengetahuan tentang penyakit AMI (Mansour,
menganggap bahwa serangan AMI yang terjadi
2010). Fenomena keterlambatan penangan AMI
pada salah satu anggota keluarga hanyalah masuk
disebabkan karena kebanyakan dari wanita dan
angin biasa atau angin duduk. Tindakan yang
laki-laki memilih untuk menunggu pemulihannya
biasa keluarga lakukan hanya membelikan obat di
secara spontan dan faktor-faktor seperti jenis
warung dan memberikan balsem, keluarga tidak
kelamin,
pendidikan,
segera membawa anggota keluarga dengan AMI
membawa ke dokter umum untuk merujuk ke
untuk segera pergi kepelayanan kesehatan yang
rumah sakit yang lebih baik (Mohsen, 2010).
terdekat atau rumah sakit.
usia,
penundaan
status
dan
ekonomi,
Serangan AMI pada anggota keluarga
anggota
keluarga
dengan
AMI
Tujuan umum dari penelitian ini adalah
yang terkena penyakit jantung sering kali
Mengetahui
disepelekan oleh anggota keluarga yang lain,
menghadapi kejadian serangan Akut Miokard
mereka mengganggap bahwa serangan yang
Infark (AMI) pada anggota keluarga di RSUD
terjadi pada salah satu anggota keluarga hanyalah
Sragen.
pengalaman
keluarga
dalam
masuk angin biasa atau angin duduk. Persepsi
Manfaat dari penelitian ini bagi keluarga
tersebut terbentuk karena biasanya serangan Akut
dimaksudkan agar keluarga mengerti tentang
Miokard Infark (AMI) tidak disertai dengan tanda
gambaran keluarga dalam menghadapi serangan
dan gejala yang serius, bahkan penderita biasanya
Akut Miokard Infark (AMI) terhadap anggota
terlihat
keluarganya.
sehat.Tindakan
yang
biasa
anggota
keluarga lakukan hanya menggosokan balsem atau membeli obat diwarung, dan mereka tidak
4
kerahasiaan,
METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitianJenis penelitian yang digunakan
adalah
penelitian
kualitatif
dengan
rancangan penelitian deskriptif studi fenomenologi. Populasi dan sampel populasi dalam penelitian ini
identitas
partisipan
juga
tidak
dicantumkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dimulai pada bulan Desember 2014 sampai Juli 2015 dari 7 partisipan didapat data sebagai berikut
adalah semua keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan Akut Miokard Infark (AMI) di RSUD
1.
Pengenalan terhadap serangan AMI
Sragen dengan kriteria yang sudah ditentukan hingga
Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit
tercapai saturasi(Morse, 2000). Teknik pengambilan
jantung merupakan penyakit yang wajar ditandai
sampel dilakukan dengan menggunakan metode
dengan penyakit masuk angin biasa karena sebelumnya
purposive sampling (teknik sampel bertujuan) yaitu
anggota keluarga yang mengalami serangan AMI tidak
pengambilan sampel diantara populasi sesuai dengan
menunjukan hal-hal aneh dan gejala yang aneh-aneh
yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut
maka dari itu keluarga beranggapan kalau penyakit
dapat mewakili karakteristik populasi (Nursalam,
jantung tidak berbahaya dan penyakit jantung seperti
2009). Sampel berasal dari keluarga di RSUD Sragen
masuk angin biasa.Beberapa partisipan beranggapan
dengan kriteria : Keluarga yang memiliki anggota
bahwa penyakit jantung merupakan penyakit yang
keluarga dengan penyakit Akut Miokard Infark (AMI)
berbahaya dan penyakit yang menyakitkan karena
di RSUD Sragen, keluarga yang memiliki serangan
penyakit jantung bisa mengakibatkan kematian jika
AMI kurang dari satu tahun, keluarga yang setuju
tidak segera mendapatkan pertolongan segera.
untuk di jadikan responden pada penelitian ini
“lha apa masuk angin…” (partisipan 1)
sebanyak 7 partisipan.
“lha anggapan nya orang desa kan paling Cuma masuk angin…”(partisipan 1)
Alat penelitian dan cara pengumpulan data. Teknik
“…paling ya seperti masuk angin biasa tadi mbak”
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan
(partisipan 4)
bersifat
“…saya
alami
(naturalistik),
yakni
dengan
kira
sakit
masuk
angin
biasa
wawancara.Analisis data yang digunakan dalam
mbak…”(partisipan 5)
penelitian ini menggunakan metode collaiziada tiga
“…itu awalnya saya kira masuk angin biasa mbak…”(partisipan 6)
langkah proses keabsahan data pada penelitian kualitatif,
yaitu
menggunakan
“… dulu saya kira ya masuk angin biasa itu
pendekatan
mbak…”(partisipan 7)
transferability, pendekatan dependability, pendekatan trasferbaliti
Penyakit jantung merupakan suatu keadaan dimana otot jantung tiba-tiba tidak mendapat suplai
Etika penelitian. Penelitian ini mendapatkan ijin terlebih dahulu dari RSUD Sragen kemudian membuat lembar persetujuan yang diberikan dan dijelaskan kepada
partisipan
penelitian
serta
tentang
maksud
manfaatnya.
dan
Untuk
tujuan menjaga
darah akibat penyumbatan mendadak arteri koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya plak(Samekti 2001). Pernyataan mengenai penyakit AMI
yang
diungkapkan oleh partisipan tentang penyakit yang wajar seperti masuk angin biasa padahal menurut teori
5
bahwa penyakit AMI merupakan suatu keadaan
orang sehat atau orang sakit. Bagi orang sakit
dimana otot jantung tiba-tiba tidak mendapat suplai
kecemasan akan meningkat, terlebih jika yang
darah akibat penyumbatan mendadak arteri koroner
bersangkutan didiagnosa menderita penyakit terminal
oleh gumpalan darah karena pecahnya suatu plak yang
seperti stroke yang dipandang oleh masyarakat sebagai
ditandai dengan nyeri dada seperti diremas-remas,
penyakit penyebab kematian. Pihak keluarga juga
ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri terjadi
merasa cemas jika yang yang sakit adalah orang yang
karena metabolisme anaerob mengakibatkan terjadinya
sangat dicintai, sebagai tulang punggung keluarga atau
asam laktat sehingga mengakibatkan nyeri, hal ini
sumber dari segalanya bagi keluarga. “ya kaget tidak menyangka kalau bapak saya
sesuai dengan yang diungkapkan oleh partisipan.
memiliki penyakit itu”.(partisipan 3)
2.
“…ya kaget sedih sama heran…”(partisipan 3)
Respon psikologis menghadapi serangan AMI
“…tidak menyangka saja mbak”.(partisipan 4)
Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan
“…saya kaget mbak…”(partisipan 6)
bahwa dalam menghadapi anggota keluarga saat
“ya saya kaget mbak…”(partisipan 7)
mengalami serangan AMI respon yang dialami oleh keluarga antara lain sedih keluarga merasa sedih karena anggota keluarga mengalami cobaan yang tidak mereka inginkan. Menangis merupakan respon yang dihadapi oleh anggota keluarga karena keluarga mengungkapkan isi perasaannya, keluarga mengangis karena takut untuk kehilangan anggota keluarganya, dengan
cara
menangis
keluarga
sudah
mengungkapkan perasaan nya dan mengungkapkan apa yang keluarga alami, keluarga merasa lega ketika sudah menangis.
Menurut Kubler-Ross (Moyle & Hogan, 2006) Respon pengingkaran (Denial) merupakan Perasaan tidak percaya,
“sedih
mbak-mbak
kalau
biasanya
ditandai
dengan
menangis, gelisah, lemah, letih, dan pucat. Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan.Pernyataan seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada saya!” umumnya dilontarkan oleh klien atau keluarga. Kondisi
“ yasedih mbak…”(partisipan 1)
syok,
sakit
tidak
dapat
dipisahkan
dari
peristiwa kehidupan.pasien dan keluarganya harus menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat
melihatnya”.(partisipan 2) “ya kaget sedih juga …”(partisipan 3)
kondisi
sakit
dan
pengobatan
yang
“…yang jelas sedih was-was kawatir takut
dilaksanakan(Patricia A. 2005). Keluarga umunya
kehilangan mbak…”(partisipan 5)
akan mengalami perubahan perilaku dan emosional,
“ya yang jelas sedih mbak…”(partisipan 6)
setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda beda
“…sedih juga mbak…”(partisipan 7)
terhadap kondisi yang dialami. Penyakit yang berat, terutama yang dapat mengancam kehidupan, dapat
Menurut Sunaryo, M. 2004 Cemas merupakan
menimbulkan perubahan perilaku yang lebih luas,
perasaan internal yang sumbernya sering kali tidak
ansietas, syok, penolakan, marah. Hal tersebut
spesifik dan mengancam keamanan seseorang dan
merupakan respon umum yang disebabkan oleh stress
kelompok. Cemas disebabkan oleh karena krisis
(Potter, 2005).
situasi, tidak terpenuhinya kebutuhan, perasaan tidak berdaya
dan
kurang
kontrol
pada
Respon psikologi yang sedang dialami oleh
situasi
keluarga masih dalam rentang yang adaptif belum
kehidupan.Cemas bisa terjadi pada siapa saja baik
mengarah kerespon maladaptive sehingga hal ini
6
menguntungkan keluarga untuk mengamil tindakan selanjutnya,
seperti
membawa
yang efektif untuk mengurangi nyeri.Masase adalah
kepelayanan kesehatan dan pernyataan mengenai
melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak,
respon psikologis yang sedang dihadapi oleh keluarga
biasanya
sesuai dengan tori yang sudah ada bahwa Penyakit
menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi
yang
mengancam
untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi dan
kehidupan, dapat menimbulkan perubahan perilaku
memperbaiki sirkulasi (Henderson, 2005).Pemberian
yang lebih luas, ansietas, syok, penolakan dan marah.
masase menutup pintu gerbang nyeri sehingga mampu
Hal
menghambat perjalanan nyeri. Keuntungan teknik
berat,
tindakan
terutama
tersebut
yang
merupakan
untuk
Masase merupakan tindakan nonfarmakologis
dapat
respon
umum
yang
disebabkan oleh stress (Gail, 2006).
otot, tendon, atau ligamentum, tanpa
masase tidak hanya menimbulkan perubahan fisiologis murni, namun lebih luas yaitu efek psikologis yang
3.
Penyebab keterlambatan dibawa kerumah
dapat mengurangi kecemasan(Christine, 2005). Keluarga melakukan tindakan pemberian posisi
sakit Hasil penelitian menunjukan bahwa penyebab
semi flower seperti posisi setengah duduk yang
keterlambatan dibawa kerumah sakit karena beberapa
diberikan bantal dipunggung anggota keluarga tersebut
faktor yang dilakukan keluarga sebelum membawa
yang tujuannya agar anggota keluarga yang sedang
anggota keluarganya ke rumah sakit. Faktor-faktor
mengalami serangan sesak nafas akan berkurang sesak
tersebut antara lain tindakan massase yang dilakukan
nafasnya dan tidak merasakan kesakitan lagi (Melanie,
oleh anggota keluarga untuk anggota keluarga yang
2014).
sedang mengalami serangan AMI keluarga melaukan
“tiduran saja,saat sesak nafas itu ya dikasih bantal
tindakan memijat dan melakukan kerokan untuk
biar agak atas”(partisipan 1).
anggota
keluarganya
tujuannya
supaya
anggota Keluarga juga memberikan minyak herba, ramuan
keluarga yang mengalami serangan cepat sembuh. “paling
nenek
dikerok’I…kalau
saya di
menyuruh
kerok’I
biar
untuk
herbal
cepet
beranggapan kalau anggota keluarga yang mengalami
sembuh…”(partisipan 1) “kalau
dingin
ya
saya
pijitin…”(partisipan 1)
saya
lakukan
hanya
kerok’I
dan keluarga tidak segera membawa kerumah sakit. “…saya kasih minyak gosok itu mbak”.(partisipan 1)
ngerokin…”(partisipan 5) mbak
biar
cepet
“…terus saya kasih balsem juga mbak…”(partisipan 4)
sembuh…”(partisipan 6) terus
saya
kasih
minum…”(partisipan 6) “…dikerokin sama dipijitin kok tidak sembuhsembuh…”(partisipan 7)
akan cepat sembuh dan mengurangi rasa sakit yang
karena tindakan-tindakan keluarga yang kurang tepat
“ya saya kerokin itu…”(partisipan 4)
pijitin
partisipan
mengakibatkan terlambatnya dibawa kerumah sakit
“dipijitin sebentar…”(partisipan 3)
“…saya
medis
mengalami serangan AMI. Beberapa faktor tersebut
“…ya saya kerokin…”(partisipan 3)
saya
obat
sedang dialami oleh anggota keluarga yang sedang
“dulu ya saya kerokin…”(partisipan 2)
“…sama
memberikan
serangan AMI diberikan ramuan herbal dan obat medis
keringat
“…yang
dan
“…saya kasih minyak kayu putih mbak yang banyak…”(partisipan 5) “…saya
kasih
minyak
kayu
putihitu
juga
mbak…”(partisipan 6)
7
“…saya kasih minyak tawon itu juga ya tidak sembuhsembuh…”(partisipan 7)
Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan
kesehatan
kebutuhan
masyarakat
mendasar
dan
selain
merupakan
pangan
dan
Penyebab penundaan dan kurangnya waktu
pendidikan.Pelayanan kesehatan bukan saja monopoli
penanganan pada serangan Akut Miokard Infark
rumah sakit saja tetapi juga Puskesmas.Indonesia yang
(AMI) desebabkan karena kurangnya pengetahuan
mempunyai penduduk lebih dari 200 juta jiwa tidak
tentang penyakit AMI (Mansour, 2010).Sedangkan
mungkin harus bergantung dari rumah sakit saja dalam
hasil penelitian yang sesuai dengan penelitian ini
hal memperoleh pelayanan kesehatan (Notoatmodjo,
menunjukan bahwa keterlambatan dibawa ke rumah
2007). Masyarakat mencari pengobatan ke fasiilitas-
sakit karena beberapa faktor.Hasil penelitian ini
fasilitas pengobatan modern yang disediakan oleh
menunjukan bahwa keputusan untuk mencari bantuan
pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta
medis bagi wanita dengan ST Elevasi Miokard Infark
sepertii rumah sakit, balai pengobatan, Puskesmas dan
(STEMI)
pengetahuan,
lain- lain. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan
kepercayaan, emosi, pengalaman sebelumnya dan pada
pelayanan kesehatan di Puskesmas perlu ditingkatkan
saat serangan (Peter R, 2010).
dengan adanya penelitian sosial budaya masyarakat,
dipengaruhi
oleh
faktor
persepsi dan perilaku masyarakat sehingga pelayana 4.
Kecenderungan memilih pengobatan medis
yang kita berikan akan diterima oleh masyarakat.
Hasil
(Notoatmodjo, 2005).
penelitian
menunjukan
bahwa
kecenderungan memilih pengobatan medis disebabkan
Keluarga
memilih
kepengobatan
medis
oleh keluarga lebih percaya membawa ke pelayanan
dikarenakan pengobatan medis lebih terjamin dan
kesehatan
karena
fasilitas-fasilitasnya sudah memadai oleh karena itu
ditangani
oleh
pengobatan
banyak masyarakat yang berobat ke pelayanan
pengobatan medis lebih baik penangannya dari pada
kesehatan.Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan
pengobatan alternatif.Keluarga tidak membawa ke
fasilitas kesehatan ditunjukkan dengan adanya variasi
pengobatan
pengobatan
perilaku. Tidak ada pemanfaatan fasilitas kesehatan
keluarga
Sendiri saja, Medis saja atau Non Medis saja dalam
kepengobatan alteratif
upaya penyembuhan penderita. Perilaku masyarakat
anggota keluarganya yang sakit tidak tertolong karena
dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan tas kesehatan
lamanya penanganan pengobatan alternatif.Keluarga
ditunjukkan dengan perilaku tersebut atau meneruskan
tidak puas jika anggota keluarganya yang sakit dibawa
menggunakan lebih dari satu fasilitas. Fasilitas
ke pengobatan alternatif, mereka kurang percaya
kesehatan yang dimanfaatkan pertama kali pada
dengan pengobatan alternatif karena pengobatan
umumnya dilakukan secara Sendiri lebih dahulu.Ada
alternatif tidak membuat penyakit jantung cepat
total 14.6% masyarakat berperilaku memanfaatkan
sembuh.
fasilitas kesehatan berakhir sembuh dengan perilaku
alternatif tidak
beranggapan jika
penyakit
langsung dan
alternatif
ahlinya
medis
jantung
dikarenakan
menyembuhkan dibawa
dan
“…langsung saya bawa kerumah sakit…”(partisipan 1) “…saya
bawa
kerumah
sakit
langsung
mbak”.(partisipan 2)
Non
Medis.Ada
85.6%
masyarakat
berperilaku
memanfaatkan fasilitas kesehatan berakhir sembuh dengan perilaku Medis (Endang, 2009).
“…langsung dibawa kerumah sakit sambirejo itu ya langsung di rujuk kerumah sakit sragen”(partisipan 3) “…saya bawa kerumah sakit…”(partisipan 5)
8
Berdasarkan tema yang ditemukan makainteraksi antar
relaksasi, memberikan obat medis dan memberikan
tema dapat dilihat pada gambar berikut :
obat tradisional. Kecenderungan memilih pengobatan medis
karena
keluarga
membawa
kepelayanan
kesehatan dan keluarga tidak puas dengan pengobatan alternatife.
SARAN Bagi
Keluarga
Keluarga
hendaknya
segera
mengenali tanda dan gejala dari AMI, mengetahui pertolongan pertama AMI dan segera membawa ke pelayanan kesehatan. Bagi peningkatan
InstitusiHasil kesadaran
penelitian masyarakat
ini
perlu
mengenai
penanganan penyakit Akut Miokard Infark (AMI) di keluarga dan masyarakat yang dilakukan institusi lewat pengabdian masyarakat. Bagi peneliti lain Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran kepada peneliti lain dalam bidang sejenis yang ingin
Gambar 1 Skema Tematik
melanjutkan dan mengembangkan penelitian ini agar KIMPULAN DAN SARAN
meneliti lebih jauh tentang efektifitas terapi altrnatif
KESIMPULAN
untuk Akut Miokard Infark (AMI) dengan metode yang
Mengidentifikasi
persepsi
keluarga
terhadap
serangan AMI merupakan Pengenalan awal terhadap
berbeda. Bagi
institusi
kesehatanInstitusi
kesehata
serangan AMI berupa penyakit yang wajar dan
hendaknya memberikan pendidikan kesehatan bagi
penyakit yang mengancam kehidupan yang ditandai
keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan
dengan dan penyakit masuk angin biasa, penyakit yang
penyakit AMI atau kepada masyarakat tentang
tidak berbahaya dan penyakit yang berbahaya.
penyakit AMI, tanda dan gejala AMI dan bagaimana
Respon emosional menghadapi serangan AMI berupa respon psikologis yang ditandai dengan respon berduka,
cemas,
respon
penyangkalan,
mencari pengobatan untuk pasien Akut Miokard Infark (AMI).
takut
kehilangan anggota keluarga dan respon simpati yang dialami oleh keluarga karena keluarga merasa sedih ketika anggota keluarga mengalami serangan AMI. Mengidentifikasi tindakan yang dilakukan untuk menolong keluarga saat terjadi serangan AMI berupa penyebab keterlambatan dibawa kerumah sakit karena keluarga melakukan tindakan massase, memberikan posisi semi flower , memberikan terapi suhu, terapi
9
edition. Philadelphia : Elsevier’s Health Sciences;.
DAFTAR PUSTAKA Creswell,J.W.(2013).Qualitative Inquiry & research design:Choosing among five approaches. Thousand Oaks:sage publication Ltd. Christofferson RD. 2009. Acute Myocardial Infarction. In : Griffin BP, Topol EJ, eds. Manual of cardiovascular medicine. 3rd ed. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.. p.1-28. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2010 [Internet]. 2010 [updated Juli 2010; cited 2012 Januari 27]. Available from: http://dinkes kotasemarang.go.id/ Drs. Sunaryo, M. Kes. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta. EGC. Dracup K,Moser DK.McKinley S,Ball C,Yamasaki K,Kim CJ,et al. 2003. An international perspective on the time to treatment foracute myocardial infarction.J Nurs Scholarsh;35(4):317-23. Endang. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pasien Berobat ke Puskesmas, Malang Friedman, M. 2002, Keperawatan Keluarga: teori praktek, Edisi ketiga, Jakarta: Salemba Medika. Henderson, Christin, (2005). Konsep Kebidanan, Jakarta : EGC. Kelly. T and Howie, L. (2007). Working with stories in nursing research: procedures used in narrative analysis. International journal of mental health nursing,16,136-144 doi :10.1111/J.1447-0349.2007.00457.x Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius FKUI..
Moyle, W.P., & Hogan, N.S. (2006). Grief theories and models applications to hospice nursing practice. Journal Of Hospice And Palliative Nursing. Vol.10, No.6. Muhammad. 2011. Deteksi Dini dan Pencegahan 7 Penyakit Penyebab Mati Muda. Yogyakarta: MedPress. Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta Notoadmojdo. 2010. PerilakuKesehatan. Cetakan Ketiga. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam 2009, konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu kesehatan, Salemba Medika, Jakarta. Overbaugh.Acute Miocard Infark.down from http://www.healthatoz.com/ 19 November 2014 . Potter,
load
Patricia A. buku ajar fundamental keperawatan, dan praktik. Edisi 4.Jakarta : EGC, 2005.
Samekti M Widiastuti. Infark Miokard Akut. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.2001. Drs. Sunaryo, M. Kes. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta. EGC. 2004. Sugiyono. Metode penelitian Bandung:Alfabeta.2005.
Kualitatif.
Mendes LA, Loscalzo J. 7 2008. Congenital Heart disease in Adults. In: Lee Goldman, Dennis Ausiello, editors. Cecil Medicine. 23 rd
10