Jurnal Analis Kesehatan klinikal Sains Volume : 1 No. 1 Juni 2013
ISSN : 2338-4921 Halaman 1-9
PENETAPAN KADAR KALSIUM PADA IKAN KEMBUNG SEGAR DAN IKAN KEMBUNG ASIN SECARA KOMPLEKSOMETRI Nanda Putri Miefthawati*, Lili Gusrina**Febri Axela
ABSTRAK Ikan kembung (Rastrelliger sp.) merupakan ikan laut yang mempunyai kandungan mineral yang baik dari pada ikan air tawar. Salah satu mineral yang dihasilkan ialah kalsium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kalsium yang terkandung dalam ikan kembung segar dan ikan kembung asin. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode titrasi kompleksometri. Dimana sampel ikan kembung segar dan ikan kembung asin yang telah diabukan dititrasi dengan menggunakan Na-EDTA sebagai pentiternya. Hasil penelitian menunjukkan kadar kalsium pada 3 sampel ikan kembung segar yaitu sampel A(0,21%), sampel B(0,18%), sampel C(0,20%) dan kadar kalsium pada 3 sampel ikan kembung asin yaitu sampel A(0,36%), sampel B(0,36%), sampel C(0,33%). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapatnya perbedaan antara kadar kalsium pada ikan kembung segar dan ikan kembung asin. Hal ini disebabkan oleh faktor kadar air yang terkandung didalam sampel, sehingga semakin sedikit kadar air yang terdapat didalam sampel maka semakin tinggi kadar kalsium yang terdapat didalam ikan kembung tersebut. Kata Kunci : Kalium, Ikan Kembung, Kompleksimetri
PENETAPAN KADAR KALSIUM PADA IKAN KEMBUNG SEGAR DAN IKAN KEMBUNG ASIN SECARA KOMPLEKSOMETRI Nanda Putri Miefthawati*, Lili Gusrina**
ABSTRACT Mackerel is a marine fish that has a higher mineral content than saltwater fish. One of these mineralis calcium. The objective of this research is to determine the amount of calcium contained in fresh mackerel and salted mackerel. This research is conducted ina qualitative analysis with using complexometric titration method. There aretwo kinds of mackerels used for sampling which are fresh mackerel and salted mackerel. These two samplesmust be burned until obtainingthe ash and titrating them with using Na-EDTA as their pentiter.The result obtained indicated that the amount of calcium contained in the first three samples of fresh mackerel are 0.21%, 0.18% and 0.20%. Furthermore, the other three samples of salted mackerel are 0.36%, 0.36% and 0.33%. The study concluded that there are significant differences in levels of calcium among the two samples of fresh mackerel and salted mackerel.These are caused by the number of water contained intwo samples whereby the less water contained in two samples then it canhas a huge effect to the number of calcium contained in such mackerel. Key words : calcium, fresh mackerel, salted mackerel, complexometric titration method
1
Tingkat konsumsi ikan masyarakat
PENDAHULUAN
Indonesia
A. Latar Belakang Kebutuhan ikan dari tahun ketahun sebagai salah satu bahan pangan terus meningkat, ditambah lagi dengan adanya anjuran pemerintah agar masyarakat lebih banyak
mengkonsumsi
mendapatkan
gizi
yang
ikan
untuk
lebih
tinggi
(Irawan,1995). Dari berbagai daerah dan lokasi penangkapan ikan, laut merupakan daerah
yang
terluas
dan
terbanyak
dibandingkan daerah-daerah lain seperti sungai, rawa, tambak dan lain-lain. Laut merupakan sumber kekayaan alam yang melimpah dengan berbagai jenis ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Disamping itu, laut juga merupakan daerah mencari
tempat
dimana
penghasilan,
tinggal di daerah pantai.
para
nelayan
khususnya
yang
belum
menggembirakan.
dapat Pada
dikatakan
tahun
1995,
konsumsi ikan penduduk Indonesia baru mencapai 19,39 kg per kapita pertahun, hanya
sekitar
sepersepuluh
tingkat
konsumsi ikan masyarakat Jepang. Padahal ikan merupakan sumber gizi yang sangat penting bagi tubuh, kandungan protein cukup tinggi dengan susunan asam amino yang cukup lengkap, kandungan lemaknya cukup rendah, kandungan asam lemaknya sebagian besar merupakan asam lemak tak jenuh ganda terutama asam lemak omega-3 yang dapat menurunkan kadar kolestrol, meningkatkan kecerdasan dan mencegah berbagai
penyakit
(Sudarisman,1996).
Produk
degenerative ikan
yang
berasal dari laut mempunyai kandungan mineral lebih baik dari ikan air tawar, sehingga baik dikonsumsi oleh orang yang menu
makannya
kekurangan
mineral,
misalnya orang yang tinggal dipedalaman. Selain banyak mengandung vitamin A, ikan juga merupakan sumber berbagai
2
mineral yang penting bagi tubuh seperti
Sudarisman
(1996)
menyatakan
sumber besi, fosfor, iodine, kalsium,
bahwa kandungan kalsium dalam ikan laut
magnesium, selenium, seng dan tembaga
seperti ikan kembung (Rastrelliger sp)
(Sudarisman, 1996).
ialah 20,0 mg per seratus gram. Menurut
Kalsium merupakan mineral yang
hasil penelitian, sebagian besar hasil
paling tersebar luas, kurang lebih terdapat
perikanan laut tidak bisa langsung dijual ke
1 kg kalsium dalam tulang orang dewasa.
pasar dalam keadaan segar. Jika ikan-ikan
Tulang bertindak sebagai sumber kalsium
hasil penangkapan tersebut dibiarkan, akan
yang terionisasi untuk menunjang fungsi
segera membusuk. Untuk mengatasi hal itu
syaraf, otot dan pembekuan darah.Sumber
perlu
kalsium utama dalam diet berat salah
pengawetan yang praktis tetapi sekaligus
satunya
ialah pada ikan kecil yang
efektif dan efisien untuk ikan-ikan yang
dimakan bersama tulangnya (Barasi, 2009).
ukuran dan jenisnya tidak seragam adalah
dilakukan
pengawetan,
cara
pembuatan ikan asin. Ikan asin ini dapat dibuat oleh masyarakat pedesaan dengan peralatan sederhana (Djarijah, 1995). Ikan asin sampai saat ini tetap banyak diminati oleh semua lapisan masyarakat. Bahkan jenis ikan asin ini termasuk komoditas ekspor yang diminati konsumen di negaranegara maju. Salah satu negara yang dikenal sebagai penghasil dan produsen ikan asin terbesar dunia adalah Thailand. Produksinya dipasarkan
ke Amerika
3
dan
beberapa
Negara
Eropa
lainnya
(Djarijah, 1995).
a. Pipet 10 ml larutan standar CaCO3 0,01 M, masukan kedalam labu
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Prinsipnya
adalah
Kompleksometri. zat
pembentukan
kompleks yang dipakai berupa garam Na EDTA yang dalam titrasi dapat bereaksi dengan logam Ca dengan bantuan indicator murexid pada pH 10 – 11 maka larutan tersebut berwarna merah sindur. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna
yang
erlemeyer 250 ml. b. Tambahkan 40 ml aquadest dan 10 ml larutan penyangga pH 10 c. Tambahkan seujung spatula 30 – 50 mg indikator EBT d. Titrasi dengan larutan Na-EDTA0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari merah keunguan menjadi biru. e. Catat
Volume
Na2EDTA
yang
digunakan.
dari merah muda rmenjadi merah ungu. Adapun
1. Pembakuan Larutan Na2EDTA ±0,01M
dikelompokan
2. Prosedur Perlakuan Sampel
populasi dalam penelitian ini adalah ikan yang dijual di Pasar Tradisional Pekanbaru. Sedangkan
sampelnya
adalah
ikan
kembung (Rastrelliger sp.) segar dan ikan kembung asin yang diambil dari tiga tempat pedagang yang berbeda, dimana masing-masing
melakukan
tiga
kali
pemeriksaan.
Prosedur Kerja
4
Ikan kembung asin di potong kecil – kecil lalu di timbang sebanyak 100 gram dan dimasukan kedalam cawan porselin dan dipanaskan dengan bunsen sampai jadi arang, kemudian dipijarkan dalam furnace
b. Ambil 10 ml contoh uji, masukan kedalam labu erlemeyer 250 ml. c. Tambahkan larutan buffer hingga pH 10 d. Tambahkan
seujung
spatula
pada suhu 500-550oC selama ± 4-5 jam
indikator murekside sehingga larutan
sampai terbentuknya abu. Khusus untuk
berwarna merah muda.
ikan kembung basah dipotong kecil – kecil
e. Lakukan titrasi dengan larutan ku
kemudian ditimbang 200 gr, lalu masukan
Na-EDTA 0,01 M sampai terjadi
kedalam cawan porselin dan dipanaskan
perubahan warna dari merah muda
dengan
menjadi ungu
bunsen
sampai
jadi
arang,
kemudian dipijarkan dalam furnace pada
f. Catat volume larutan baku Na-EDTA
suhu 500-550oC selama ± 4-5 jam sampai 4. Perhitungan
terbentuknya abu.
a. Perhitungan Kemolaran Larutan Na3. Prosedur Penetapan Kadar
EDTA
a. Timbang 6 gram abu ikan kembung M EDTA =
dilarutkan dalam 6 ml HCl ( 1 : 4 ) lalu masukan kedalam beaker glass, kemudian diuapkan airnya sampai mendidih menggunakan waterbath. Kemudian
saring
dengan
kertas
saring dimana filtrasi ditampung dalam labu ukur 100 ml kemudian encerkan sampai tanda batas.
(M x V) CaCO3 V EDTA
Keterangan: M EDTA : molaritas larutan baku Na-EDTA (mmol/ml) V EDTA : volume larutan baku Na-EDTA (ml) V CaCO3 : volume larutan baku CaCO3 yang digunakan (ml) M CaCO3 : molaritas CaCO3 yang digunakan (mmol/ml) b. Perhitungan Penetapan Kadar % Ca =
(M x V) Na-EDTA x BM Ca2+ x D Berat Sampel (mg)
x 100%
Keterangan:
5
ml Na2EDTA : volume larutan baku Na-EDTA (ml) M Na2EDTA : molaritas larutan baku Na-EDTA (M) BM Ca2+ : 40,08 D : perwakilan sampel yang diambil HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil penelitian kadar kalsium pada 3 sampel ikan kembung segar dan 3 sampel ikan kembung asin yang dijual di Pasar Tradisional Pekanbaru adalah : Tabel 1 Sampel Ikan Kembung Segar A Perla kuan Sam pel 1 2 3
Berat Sampel
Molaritas Na-EDTA
6 gr 6 gr 6 gr
0,00934 M 0,00934 M 0,00934 M
Volume Titrasi NaEDTA 3,6 ml 3,2 ml 3,4 ml
Kadar Ca (%) 0,22% 0,20% 0,21%
Tabel 4 Sampel Ikan Kembung Asin A Perla kuan Samp el 1 2 3
Berat Sampel
Molaritas Na-EDTA
6 gr 6 gr 6 gr
0,00934 M 0,00934 M 0,00934 M
Perla kuan Samp el 1 2 3
Berat Sampel
Molaritas Na-EDTA
6 gr 6 gr 6 gr
0,00934 M 0,00934 M 0,00934 M
Volume Titrasi NaEDTA 3,2 ml 2,7 ml 3 ml
Kadar Ca (%) 0,20% 0,17% 0,19%
Kadar Ca (%) 0,35% 0,37% 0,36%
Tabel 5 Sampel Ikan Kembung Asin B Perla kuan Samp el 1 2 3
Berat Sampel
Molaritas Na-EDTA
6 gr 6 gr 6 gr
0,01 M 0,01 M 0,01 M
Volume Titrasi NaEDTA 5,9 ml 5,5 ml 6,1 ml
Kadar Ca (%) 0,36% 0,34% 0,38%
Tabel 6 Sampel Ikan Kembung Asin C Perla kuan Samp el 1 2 3
Berat Sampel
Molaritas Na-EDTA
6 gr 6 gr 6 gr
0,00934 M 0,00934 M 0,00934 M
Volume Titrasi NaEDTA 5,5 ml 5,2 ml 5,4 ml
Kadar Ca (%) 0,34% 0,32% 0,34%
Pembahasan Sampel
Tabel 2 Sampel Ikan Kembung Segar B
Volume Titrasi NaEDTA 5,6 ml 6 ml 5,8 ml
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah ikan segar dan ikan asin yang dijual di Pasar Tradisional Pekanbaru, dengan jenis yang sama yaitu ikan kembung (Rastrelliger sp.). Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 3
Tabel 3 Sampel Ikan Kembung Segar C Perla kuan samp el 1 2 3
Berat Sampel
Molaritas Na-EDTA
6 gr 6 gr 6 gr
0,00934 M 0,00934 M 0,00934 M
Volume Titrasi NaEDTA 3,4 ml 3 ml 3,2 ml
Kadar Ca (%) 0,21% 0,18% 0,20%
sampel ikan kembung segar dan 3 sampel ikan kembung asin. Pada tahap perlakuan sampel, setiap 1 sampel ikan kembung segar ditimbang sebanyak 200 gr dan setiap satu sampel ikan kembung asin ditimbang 6
sebanyak
100
gr,
setelah
ditimbang
dipilih karena kalsium merupakan mineral
kemudian ikan dimasak sampai menjadi
logam yang bersifat mengikat Na-EDTA
arang, lalu arang tersebut dijadikan abu.
menjadi
Menurut
kadar abu
kompleksometri ini mempunyai prinsip
unsur-unsur
pembentukan senyawa komplek dimana
mineral atau zat organik baik yang
titran yang digunakan adalah Na-EDTA.
dibutuhkan oleh tubuh maupun yang tidak
Sampel yang telah diabukan tersebut
dibutuhkan
Winarno (2001),
merupakan
dihasilkan
jumlah
oleh
total
tubuh.
pada
ion
Abu
yang
ditetapkan
masing-masing
ikan
kompleksometri
komplek.
kadarnya
Metode
dengan
secara
titrasi
langsung.
kembung tersebut ialah untuk sampel ikan
Berdasarkan hasil penetapan kadar kalsium
kembung segar A=6,61gr, ikan kembung
dengan titrasi kompleksometri diketahui
segar B=6,73gr dan ikan kembung segar
kadar kalsium dalam ikan kembung adalah
C=6,59gr, sedangkan untuk masing-masing
untuk ikan kembung segar A=0,21%,
sampel ikan kembung asin abu yang
B=0,18% dan C=0,20% , untuk kadar
dihasilkan
asin
kalsium dalam ikan kembung asin adalah
A=16,49gr , ikan kembung asin B=17gr
ikan kembung asin A=0,36%, B=0,36%
dan ikan kembung asin C=16,33gr. Setelah
dan C=0,33%.
ialah
ikan
kembung
menjadi abu, abu ditimbang sebanyak 6 gr
KESIMPULAN
untuk 1 sampelnya (ikan kembung segar Dari hasil tersebut dapat diketahui
dan ikan kembung asin) lalu ditambahkan HCL (1:4)
yang dimaksudkan untuk
bahwa kadar kalsium pada ikan kembung asin lebih besar dari pada ikan kembung
melarutkan kalsiumnya.
segar, Penetapan kembung
kalsium
tersebut
pada
dilakukan
ikan dengan
metode titrasi kompleksometri, metode ini
hal
ini
pengambilan pengerjaannya.
disebabkan sampel Salah
dari dan
satu
cara cara faktor
penyebabnya adalah adanya kandungan air 7
dalam ikan kembung segar, karena air merupakan komponen penting dalam bahan makanan
yang
penampakan,
dapat
tekstur
mempengaruhi serta
cita
rasa
makanan kering tersebut. Seperti mengalami
halnya
ikan asin sudah
pengawetan
penggaraman
dan
yaitu
melalui
pengeringan.
Ikan
kembung basah atau ikan kembung segar banyak
mengandung
mempengaruhi
tinggi
air
yang
rendahnya
hasil
kalsium yang dianalisa. Sebagian besar perubahan-perubahan
bahan
makanan
terjadi dalam media air yang ditambahkan atau yang berasal dari bahan itu sendiri. Karena itu tinggi rendahnya kalsium dipengaruhi dengan adanya kandungan air yang terkandung dalam ikan kembung segar, sedangkan ikan kembung asin telah mengalami proses pengurangan kadar air.
8
DAFTAR PUSTAKA Avioli, L.V. 1980. Dalam Modren Nurt. In healt and disease (edisi ke-6) Goodhart, R.S,dan M.E. Shils (ed).Lea & Febiger, Phil. Hlm.294. Barasi & Halim. 2009. At a Galance Ilmu Gizi. Jakarta : Erlangga. Djarijah, Siregar. 1995. Teknologi Tepat Guna. Yogyakarta: Kanisius. Djulana & Sartono. 1993. Penuntun Praktek Ilmu Kimia Analisa. Jakarta: Departement Kesehatan. Hadyana. 1994. Vogel: Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku Kedokteran. Irawan, Agus. 1995. Pengolahan Hasil Perikanan Home Industri.Solo : CV.Aneka Solo. Linder, Maria C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: Universitas Indonesia. Mulyano. 2006. Membuat Reagen Kimia. Jakarta: Sinar Grafika. National Institute of Athritis, Diabetes, Digestive and Kidney Disease. 1983. Osteoporosi, Cause, Treatment, Prevention (NIH Publ. No. 83-2226). US Dept. Of Publick Healt And Human Service, 212: 1255. Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia. Ratnawati E, Sunarko & Saleh. 2008. Penentuan Kandungan Logam Dalam Ikan Kembung Dengan Metode Analisa Aktifitas Neutron. Vol 5 (1). 24-29. Rival, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia. Handayani, Siti. 2009. Analisa Kandungan Karbohidrat, Protein, Lemak, Air, Abu, dan Kalsium Pada Tepung Biji Durian. Skripsi, Jurusan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Abdurrab Pekanbaru. Sudarisma, Teguh & Elvina. 1996. Petunjuk Memilih Produk Ikan dan Daging. Jakarta: PT. Penerba Swadaya. Sunarsono & Winarno. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Zainuri, dkk. 2010. Palatabilitas dan Sifat Fisikokimia Bakso Ikan Puleng Menggunakan Bahan Pengisi Tepung Tapioka dan Sagu. Vol IX (1).63-68.
9