PENETAPAN CALON TERBAIK DALAM PEMILIHAN KETUA KOMISI PENYIARAN INDONESIA DENGAN METODE TOPSIS Muhammad Alamsyah1) Sri Setyaningsih2) Iyan Mulyana3) e-mail :
[email protected] Komisi Penyiaran Indonesia Pusat-Jakarta Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan Abstrak Komisi Penyiaran Indonesia atau yang disingkat KPI merupakan lembaga independen yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya, berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. KPI didirikan pada pada tahun 2002 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Komisi Penyiaran Indonesia atau KPIterdiri dari dua lembaga yaitu, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). Secara umum dalam pemilihan dan penetapan sebuah calon terbaik yang akan di ajukan sebagai ketua KPI Puast, ialah berdasarkan data yang diterima oleh tim seleksi, tim seleksi tersebut ialah tim yang telah dibentuk oleh Komisi Penyiaran Indonesia Pusat itu sendiri, tim seleksi di bentuk berdasarkan Undang – Undang Penyiaran dan Undang-Undang KPI, serta sesuai dengan Peraturan KPI No. 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan, dimana dalam peraturan tersebut di jelaskan bahwa setiap masa jabatan ketua akan berganti selama satu periode yaitu 5 tahun. Penetuan calon yang akan di ajukan sebagai ketua KPI Pusat harus lolos dalam tahap seleksi, selama proses seleksi pemilihan ketua KPI Pusat terdapat beberapa kriteria yang digunakan sebagai tolak ukur penilaian, kriteria yang digunakan dalam penyeleksian terdiri dari Psikotest, Kesehatan, Kepemimpinan, Kejiwaan, Uji Layak dan Kepatutan, serta Uji Debat. Masalah utama setiap pergantian ketua ialah pada saat proses seleksi yang dilakukan oleh tim,dimana proses tersebut ketika ada calon yang memiliki nilai yang sama agak sulit untuk menentukan siapakah calon terbaik untuk diajukan kepada DPRRI sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat untuk periode selanjutnya. Berdasarkan permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat atau KPI Pusat masih sulit untuk menentukan calon terbaik yang akan di ajukan ke DPRRI sebagai ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat. Pada penelitian ini untuk memberikan solusi dari permasalah tersebut ialah membuat sebuah aplikasi dengan penerapan metode dimana metode yang digunakan ialah Metode Topsis. Kata kunci : Penetapan Calon Terbaik, Pemilihan Ketua, Komisi Penyiaran Indonesia, Metode Topsis
berdasarkan data yang diterima oleh tim seleksi, tim seleksi tersebut ialah tim yang telah dibentuk oleh Komisi Penyiaran Indonesia Pusat itu sendiri, tim seleksi di bentuk berdasarkan Undang – Undang Penyiaran dan Undang-Undang KPI, serta sesuai dengan Peraturan KPI No. 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan, dimana dalam peraturan tersebut di jelaskan bahwa setiap masa jabatan ketua akan berganti selama satu periode yaitu 5 tahun. Penetuan calon yang akan di ajukan sebagai ketua KPI Pusat harus lolos dalam tahap seleksi, selama proses seleksi pemilihan ketua KPI Pusat terdapat beberapa kriteria yang digunakan sebagai tolak ukur penilaian, kriteria yang digunakan dalam penyeleksian terdiri dari Psikotest,
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Komisi Penyiaran Indonesia atau yang disingkat KPI merupakan lembaga independen yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya, berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. KPI didirikan pada pada tahun 2002 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Komisi Penyiaran Indonesia atau KPIterdiri dari dua lembaga yaitu, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). Secara umum dalam pemilihan dan penetapan sebuah calon terbaik yang akan di ajukan sebagai ketua KPI Puast, ialah 1
Kesehatan, Kepemimpinan, Kejiwaan, Uji Layak dan Kepatutan, serta Uji Debat. Masalah utama setiap pergantian ketua ialah pada saat proses seleksi yang dilakukan oleh tim,dimana proses tersebut ketika ada calon yang memiliki nilai yang sama agak sulit untuk menentukan siapakah calon terbaik untuk diajukan kepada DPRRI sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat untuk periode selanjutnya. Berdasarkan permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat atau KPI Pusat masih sulit untuk menentukan calon terbaik yang akan di ajukan ke DPR RI sebagai ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat. Pada penelitian ini untuk memberikan solusi dari permasalah tersebut ialah membuat sebuah aplikasi dengan penerapan metode, dimana metode yang digunakan ialah Metode Topsis. Metode Topsis merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang tahun 1981. Metode ini didasari pada konsep dimana alternatif terpilih atau terbaik tidak hanya mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terjauh dari solusi ideal negatif, dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal, metode ini juga sering digunakan para peneliti untuk menentukan kriteria yang terbaik dari banyaknya kriteria, pada penelitian Densi Leha Kurniasih (2013),dkk Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop Dengan Metode Topsis yang inti penelitian tersebut adalah agar pengguna dapat menentukan pilihan laptop dengan tepat sesuai dengan keinginan dan anggarannya. Pada penjabaran secara singkat dapat diketahui, metode ini sangat cocok bila digunakan untuk pemilihan yang kriterianya lebih dari satu, di karenakan metode ini, mampu memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, maka dari itu pada penelitian kali ini, penulis mengambil judul skripsi ini adalah Penetapan Calon Terbaik Dalam Pemilihan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Dengan Metode Topsis, dimana
peneliti akan memecahkan solusi dengan adanya penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merupakan sebuah lembaga independen di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Komisi ini berdiri pada tahun 2002 berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Secara umum dalam pemilihan dan penetapan sebuah calon terbaik yang akan di ajukan sebagai ketua KPI Puast, ialah berdasarkan data yang diterima oleh tim seleksi, tim seleksi tersebut ialah tim yang telah dibentuk oleh Komisi Penyiaran Indonesia Pusat itu sendiri, tim seleksi di bentuk berdasarkan Undang – Undang Penyiaran dan Undang-Undang KPI, serta sesuai dengan Peraturan KPI No. 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan, dimana dalam peraturan tersebut di jelaskan bahwa setiap masa jabatan ketua akan berganti selama satu periode yaitu 5 tahun. 2.2 Metode TOPSIS Metode Topsis salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang tahun 1981. Metode TOPSIS didasari pada konsep yang dimana alternatif terpilih atau terbaik tidak hanya mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terjauh dari solusi ideal negatif, dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. (S,Kusumadewi,2006). 2.2.1 Langkah Kerja Dalam Metode TOPSIS Adapun langkah kerja dalam metode TOPSIS : 1. Menggambarkan alternatif (m) dan krit eria (n) ke dalam sebuah matriks, dimana Xij adalah pengukuran pilihan dari alternati
2
f ke-i dan kriteria ke-j.Matriks ini dapat dilihat pada persamaan satu.
Setelah didapat nilai Ci+, maka alterna tif dapat diranking berdasarkan urutan Ci+. Dari hasil perankingan ini dapat dilihat alternatif terbaik yaitu alternatif yang memiliki jarak terpendek dari solusi ideal dan berjarak terjauh dari solusi ideal negatif. 2.3 Visual Studio Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual Studio mencakup kompiler, SDK, Integrated Development Environment (IDE), dan dokumentasi (umumnya berupa MSDN Library). Kompiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic .NET, Visual InterDev, Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe.(Rahmat Priyanto,2009) 2.4 Database Database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.(Rahmat Priyanto,2009).
................ (1)
2. Membuat
matriks R yaitu matriks keputusan ternormalisasi setiap normalisasi dari nilai rij dapat dilakukan dengan perhitungan menggunakan persamaan dua. = ............................... (2) √∑
3. Membuat pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi setelah dinormalisasi, setiap kolom pada matriks R dikalikan dengan bobot- bobot (wj) untuk menghasilkan matriks pada persamaan tiga.
....(3)
4. Menentukan nilai solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Solusi ideal dinotasikan A+, sedangkan solusi ideal negatif dinotasikan A-. Persamaan untuk menentukan solusi ideal dapat dilihat pada persamaan empat. {( | ) .................(4) ( | .
5. Menghitung
separation measure. Separation measure ini merupakan pengukuran jarak dari suatu alternatif ke solusi ideal positif dan solusi idealnegatif. Perhitungan solusi ideal positif dapat dilihat pada persamaan lima : =√∑ - +)2............... .(5) Perhitungan solusi ideal negatif dapat dilihat pada persamaan enam : =√∑ - -)2 .................(6) dengan i=1,2,3,...,...,...m 6. Menghitung nilai preferensi untuk setia p alternatif. Untuk menentukan ranking tiap-tiap alternatif yang ada maka perlu dihitung terlebih dahulu nilai preferensi dari tiap alternatif. Perhitung an nilai preferensi dapat dilihat melalui persamaan tujuh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam mengembangkan aplikasi ini ialah Metode Pengembangan Perangkat Lunak Model Waterfall. Gambaran diagram model waterfall dapat dilihat pada gambar1. ANALIASA KEBUTUHAN Wawancara Studi Lapang Studi Pustaka
DESAIN SISTEM Pendekatan Secara Terstuktur Perancangan Sistem Secara Umum Flowchat Sistem Perancangan Sistem Secara Detail PENULISAN KODE PROGRAM DAN APLIKASI Penginsatalan Visual Studio 2012 Pembuatan Database PENGUJIAN PROGRAM Pengujian Secara Stuktural Pengujian Secara Fungsional Pengujian Hitung Manual PENERAPAN PROGRAM DAN APLIKASI Pemeliharaan Program
+=
++
.................(7)
Gambar 1. Metode Waterfall (Rahmat Priyanto.2009)
3
Dalam penelitian ini dibutuhkan alat berupa perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware), berikut alat yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Software Operating System Windows 10 Pro Technical Preview 32 Bit. Microsoft Visual Studio 2012. Microsoft Acces 2013 Microsoft Excel 2013 Cristal Report For Visual Studio 2010-2014. 2. Hardware Laptop Accer 4349. Printer Cannon MP 145. 3.3.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Jurnal penelitian yang menggunakan metode TOPSIS b. Kriteria penetapan calon terbaik oleh KPI Pusat
3.1.1 Tahap Analisa Kebutuhan Tahap analisa kebutuhan merupakan tahap paling pertama dalam metode pengembangan sistem waterfall, dimana tahap tersebut membutuhkan data yang akan dianaliasa, adapun data yang didaptakan melalui wawancara kepakar, dan studi pustaka tentang metode Technique OrderPreference by Similarity To Ideal Solution (TOPSIS), dan studi pustaka tentang penetapan bakal calon Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat. 3.1.2 Tahap Desain Aplikasi Tahap desain aplikasi merupakan tahap lanjutan dalam metode pengembangan sistem waterfall, dimana tahap ini menggambarkan keseluruhan aplikasi, adapun gambaran mengenai aplikasi yang akan dibuat akan digambarkan melalui flowchart aplikasi dan desain layout aplikasi. 3.1.3 Tahap Penulisan Kode Program dan Aplikasi Tahap penulisan kode program dan aplikasi merupakan tahap lanjutan dalam metode pengembangan sistem waterfall dimana, aplikasi yang akan dibuat menggunakan tools visual studio dan bahasa pemograman visul basic.net dalam pembuatan aplikasi. 3.1.4 Tahap Pengujian Program Tahap pengujian program merupakan tahap lanjutan dalam metode pengembangan sistem waterfall, dimana tahap ini pengujian akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap pengujian secara stuktural, pengujian secara fungsional, pengujian validasi, pengujian SUMI, dan pengujian hitungan metode secara manual. 3.1.5 Tahap Penerapan Program dan Tahap Pemeliharaan Tahap ini adalah tahap akhir, apabila semua tahap sudah dilakukan dengan benar maka tahap ini bisa dilakukan dengan pengecekan aplikasi demi pemiliharaan aplikasi. 3.2 Waktu dan Pelaksaan Dalam melakukan penelitian ini, penelitian melakukan studi di Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Jakarta dari mulai bulan Desember 2014 sampai dengan February 2015. 3.3 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Analisa Kebutuhan 4.1.1 Tahap Kebutuhan Tahap kebutuhan merupakan tahap pertama dalam metode waterfall, dimana dalam tahap ini mencari data yang akan di analisa, adapun tahapan untuk mendapatkan data ialah : 1. Wawancara Wawancara dilakukan kepada pakar yang berkopeten, adapun yang diwawancarai diantaranya ialah sebagai berikut : Idha Rusanti Selaku Assisten Ketua Komisi Penyiraan Indonesia Pusat 2. Studi Literatur Studi literatur merupakan tahap mencari data- data yang di perlukan sebagai refensi dari berbagai sumber literatur yang berkaitan dengan penelitian 3. Studi Pustaka
4
Studi pustaka merupakan tahap mencari data atau sumber data yang di perlukan sebagai refensi dari berbagai sumber diantaranya : internet, buku –buku, dan jurnal nasional. 4.1.2 Tahap Analisa Tahap analisa merupakan tahap identifikasi apa yang dibutuhkan oleh system berdasarkan data yang telah di kumpulkan, dimana tahap ini juga menjabarkan alur suatu system yang berjalan, alur tersebut akan di gambarkan melalui flowchart atau diagram alir, untuk gambaran system, atau flowchart system pada aplikasi dapat dilihat pada gambar 2. Sedangkan flowchart pada metode topsis dapat dilihat pada gambar 3.
beberapa pilihan yang ada, sedangkan standart nilai merupakan patokan nilai yang sudah ditentukan dari suatu kriteria penilaian, untuk kriteria penilaian dan standart nilai kriteria dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Tabel Kriteria Penilaian dan Standart Nilai Kriteria
4.2 Desain Aplikasi Tahap desain aplikasi merupakan tahap gambaran mengenai aplikasi yang akan dibuat, dalam tahap ini akan bagi menjadi beberapa bagian diantaranya : a. Desain Secara Terstuktur Desain secara tersuktur digambarkan mengenai data digunakan yang akan diolah untuk di jadikan patokan awal dalam pembuatan sebuah sistem, biasanya desain secara tersuktur digambarkan melalui spesifikasi tabel, untuk spesifikasi tabel yang digunakan dalam pembuatan sistem ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3. Tabel Login
Gambar 2. Flowchart Sistematika Aplikasi
Gambar 3. Flowchart Metode Topsis 4.1.2.1 Kriteria Penilaian dan Standart Nilai Kriteria Kriteria penilaian merupakan ketentuan yang telah ditetapkan berupa syarat – syarat yang digunakan sebagai talak ukur untuk menentukan pilihan terbaik dari 5
ini menggunakan bahasa visual basic, untuk aplikasi pembuatan sistemnya menggunakan visual studio 2012, dan pengunaan database pada aplikasi ini menggunakan microsoft acces 2013, dalam penulisan kode program dibagi beberapa langkah diantaranya sebagai berikut, a. Penginstalan Visual Studio 2012 1. Masukan DVD ke DVD-ROM (Yang Berisi Visual Studio 2012) 2. Lakukan instalasi dengan meng klik 2 kali file setup.exe 3. Tunggu sampai selesai lalu pilih kotak “I agree” lalu pilih next 4. Lalu Pilih software apasaja yang akan diinstall, kemudian klik tombol install yang terletak dibagian bawah kanan. 5. Tunggu hingga proses instalasi selesai, seperti gambar berikut:
b. Desain Sistem Secara Umum Desain secara umum merupakan gambaran dari sebuah sistem yang akan dibuat gambaran sistem tersebut dapat berupa diagram alir atau yang disebut dengan flowchart sistem, untuk lebih jelas mengenai flowchart sistem dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Flowchart Sistem Penetapan Calon Terbaik Dalam Pemilihan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Dengan Metode Topsis c. Desain Sistem Secara Detail Sistem yang dikembangkan ini merupakan sistem yang berbasis deskstop, oleh karena itu antar muka pengguna dibuat user friendly (mudah digunakan). Berikut ini gambaran system secara detail yang dibuat.
Gambar 7. Istalasi Visual Studio 2012
b. Pembuatan Database via access 2013 a.Klik button star pada layar komputer, lalu pilih access, kemudian b.Klik, “ Blank desktop database, kemudian c.Lalu berinama berinama databasenya.
Gambar 5. Desain Login Sistem
4.4 Pengujian Program Tahap pengujian merupakan faktor paling penting dalam daur atau sisklus dari sebuah perangkat lunak, karena dalam tahap pengujian akan diketahui apakah setiap menu atau form pada aplikasi atau sistem yang dibuat telah berjalan dengan baik atau tidak, ada beberapa pengujian yang dilakukan pada tahap ini diantaranya : a. Uji coba struktural, b. Uji Coba Fungsional, c. Uji Coba Validasi,
Gambar 6. Desain Login Sistem 4.3 Penulisan Kode Program dan Aplikasi Tahap penulisan kode program merupakan tahap implementasi rancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya, dan implementasi ini tuangkan kedalam bahasa pemograman, bahasa pemograman yang digunakan dalam implementasi pada aplikasi 6
d. Uji Coba SUMI, e. Uji Coba Perhitungan Manual Metode Topsis. 4.5 Penerapan dan Pemeliharaan Penerapan dan pemeliharaan aplikasi adalah tahap yang telah melewati tahap uji coba dimana aplikasi telah dilakukan pengujian secara menyeluruh, dan apabila tahap tersebut telah dijalani maka tahap ini dapat dilanjutkan, pada tahap ini adalah tahap terakhir dalam metode pengembangan dengan model waterfall.
Gambar 9. Menu Utama Aplikasi 5.2 Pembahasan Suatu sistem yang telah di buat harus dilakukan tahap uji coba yang dimana tahap uji coba sistem ini dapat mengtahui letak kesalahan atau error pada sistem, dalam pembahasan kali ini tahap uji coba yang dilakukan diantaranya :
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan pada setiap form atau menu pada aplikasi pemilihan ketua komisi penyiaran indonesia dengan metode topsis, serta akan di tampilkan sourcode yang digunakan dalam pemilihan calon terbaik dengan menggunakan penerapan metode topsis, dan juga akan di jabarkan mengenai perhitungan secara manual metode tersebut. 5.1.1 Menu Login dan Menu Utama Form Login merupakan form paling awal sebelum masuk ke menu utama pada aplikasi, pada menu login harus memasuki username dan password yang valid, sedangkan menu utama terdapat menu-menu : ganti password, menu calon, kriteria, nilai calon, menu proses, menu ketua panitia dan menu logout, dimana menu tersebut merupakan bagian dari sistem, untuk lebih jelas gambaran mengenai menu login dan menu utama dapat dilihat pada gambar 8, dan gambar 9.
a. Uji Coba Stuktural Uji coba struktural merupakan uji coba terhadap struktur atau alur proses program yang telah dibuat apakah sudah sesuai dengan rancangan, berikut ini hasil uji coba struktural pada sistem : Tabel 9. Tabel Uji Coba Stuktural
b. Uji Coba Fungsional Uji fungsional dilakukan dengan cara mencoba setiap menu pada Aplikasi Pemilihan Ketua Komisi penyiaran Indonesia Dengan Metode TOPSIS, adapun tentang hasil uji coba fungsional dapat di lihat dari tabel berikut : Tabel 10. Tabel Uji Coba Fungsional
Gambar 8. Menu Login Aplikasi
7
c. Uji Coba Validasi Uji coba validasi merupakan uji coba yang di lakukan pada hasil implementasi uji coba validasi mempunyai fungsi apakah sistem masih memiliki error atau tidak. Berikut hasil dari uji coba validasi. Tabel 11. Tabel Uji Coba Validasi
5.3 Uji Coba Software Usability Measurement Inventory (SUMI) Uji coba ini dilakukan dengan menggunkan angket penilaian yang sudah disediakan pada website (sumi.ucc.ie\en) yang bertujuan untuk mengevaluasi suatu aplikasi, kuisioner ini terdiri dari 50 pertanyaan dimana pertanyaan tersebut mengarah lebih positif terhadap system diberi nilai 4,2,0 untuk tanggapan setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Untuk pertayaan yang mengarah lebih negative terhadap system maka diberi angka 0,2,4 untuk tanggapan setuju, kurang setuju dan tidak tahu. Standart penilaian sumi sendiri harus melebihi nilai median 50, jika hasil uji coba sumi mengasilkan nilai diatas 50 maka system ini sudah layak. Unuk uji coba system ini dilakukan oleh 5 responden, untuk hasil dari uji coba sumi ini dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Tabel Uji Coba SUMI
Gambar 10. Diagram Uji Coba SUMI 5.4 Uji Coba Perhitungan Manual Metode Topsis Pada proses perhitungan merupakan tahap penjabaran menggenai perhitungan dari metode yang digunakan dalam penelitian ini, berikut penjabaran menggenai proses perhitungan: Langkah 1. Mentukan kriteria penilaian, nilai kepentingan, serta cost/benefit dari kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian penetapan calon terbaik dalam pemilihan ketua KPI dengan metode Topsis, untuk langkah 1 dapat dilihat pada table 13.
8
Langkah 2. Menetukan alternatif yang digunakan dalam uji coba perhitungan yang dimana dalam penelitian ini alternatif yang digunakan adalah nama-nama calon ketua KPI, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 14.
√ √
Langkah 6. Menghitung nilai ternormalisasi dari setiap kriteria pada setiap calon, dengan menggunakan rumus :
Tabel 14. Tabel Langkah 2 Alternatif Calon Ketua KPI Prof.Dr.Andri Ir.Hj.Rudi Dra.Ir.Hj.Abni,MM Ir.Ron.MBA Dr.Ir.Robi.,MM
A1 A2 A3 A4 A5
Langkah 3. Menentukan nilai pada masing-masing alternatif pada setiap kriteria berdasarkan bobot penilaian pada masingmasing kriteria, untuk lebih jelas dapat dilihat pada table 15 Tabel 15. Tabel Bobot Penilaian
Alternatif A1 A2 A3 A4 A5
C1 90 86 96 96 88
Kriteria C2 C3 90 88 90 99 80 90 70 99 90 90
C4 80 60 90 90 88
C5 88 98 99 99 99
C6 90 88 99 98 66
Langkah 4. Mengambarkan alternatif (m) dan kriteria (n) kedalam sebuah matrik.
{
} Langkah 5 . Menghitung nilai pembagi dari matrik alternatif yang sudah dibuat, dengan menggunakan rumus : √ √ √ √
√ 9
Langkah 8. Membuat matriks keputusan untuk menentukan nilai solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dari masing-masing kriteria penilaian B=
{ } Solusi ideal (positif) dan solusi ideal (negatif) dari masing – masing kriteria penilaian. Solusi ideal (positif) dan solusi ideal (negatif) : Solusi ideal (positif) dan solusi ideal (negatif) : = 0,47 = 0,42 = 0,95 = 0,74 = 1,42 = 1,27 = 1,95 = 1,3 = 2,29 = 2,03 = 2,98 = 1,99
Langkah 7. Menghitung nilai terbobot dari setiap kriteria pada setiap calon, dengan megalikan hasil nilai ternormaliasi dengan nilai kepentingan dari setiap kriteria penilaian dengan menggunakan rumus :
Langkah 9. Menghitung jarak solusi ideal positif ( dan solusi ideal negatif ( dari masing – masing calon dengan rumus : . √∑
0,59 0,77 0,26 0,29 1,01
0,87 0,75 1,22 1,2 0,79
Langkah 10. Menghitung nilai prefensi untuk setiap calon dimana nilai prefensi digunakan untuk menentukan rangking pada setiap calon, dengan menggunakan rumus :
10
sebagai ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, ialah berdasarkan data yang diterima oleh tim seleksi dimana tim seleksi tersebut merupakan tim yang telah di buat oleh DPR RI dimana dalam tim tersebut terdapat orang yang berkompeten di dalam bidangnya masing-masing, tim seleksi di buat berdasarkan Undang – Undang Penyiaran dan Undang Undang KPI, serta sesuai dengan Peraturan KPI No. 01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan, dimana dalam peraturan tersebut di jelaskan bahwa setiap masa jabatan ketua akan berganti selama satu periode yaitu 5 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Penetapan Calon Terbaik Dalam Pemilihan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Dengan Metode Topsis yang di lakukan di Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Jakarta dan penambahan sumber dari website KPI, peneliti menggambil beberapa kesimpulan sebagai berikut diantaranya adalah : a. Dengan ada-nya sistem ini dapat memudahkan panitia seleksi pemilihan ketua Komisi Penyiaran Indonesia tanpa harus menghitung secara manual dan dapat memustuskan secara tepat dan effisien. b. Didalam sistem ini input yang digunakan dalam mengasilkan keputusan ialah : nama alternatif calon, dan nilai pada setiap calon. Dari beberapa kesimpulan, maka inti dari penelitian ini adalah metode ini cocok di gunakan sebagai pengambil keputusan dari multi kriteria yang dimana dalam kriteria tersebut harus dipilih mana yang cost atau yang benfit dalam penentuan kriteria, sehingga mengasilkan keputusan yang valid seperti penelitian ini. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas dan juga sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca dan peneliti yang mempuyai tema yang sama dalam pembutan tugas akhir nantinya, disarankan pengabungan metode keputusan agar bisa mengasilkan keputusan yang lebih valid lagi, sehingga penggunaan metode sebagai bahan pertimbangan untuk keputusan jauh lebih baik.
Setelah menghitung nilai prefensi, maka dapat dilakukan perengkingan pada masing – masing calon. Rangking :
Setelah mendapatkan nilai rangking pada masing – masing calon, maka dapat diketahui calon yang akan diajukan oleh KPI Pusat dan untuk lantik menjadi ketua berdasarkan metode klasifikasi Topsis adalah .
5.5 Penerapan dan Pemeliharaan Penerapan dan pemeliharaan merupakan fase traktir dimana sistem telah selesai di uji coba baik secara algortima, secara sistem matika dan secara uji coba manual, dengan adanya penerapan dan pemeliharaan sistem maka sistem dapat berjalan dengan baik dan sistem terawat dengan sempurna. BAB VI KEIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI merupakan lembaga independen Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Komisi Penyiaran Indonesia berdiri pada tahun 2002 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, KPI terdiri atas Lembaga Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) yang bekerja di wilayah setingkat Provinsi. Secara umum dalam pemilihan dan penetapan sebuah calon yang akan di ajukan 11
DAFTAR PUSTAKA Rachmawati,Ema.2008.PendekatanMultistrat egiPadaRecommenderSystemAkademik.Te sis.InstitutTeknologiBandung. Bandung. Turban,Efraim,JayE,AransondanLiang.2005. SistemPendukungKeputusandanSistemCer das.AlihBahasa:DwiPrabantini.Andi.Yogy akarta. Kusumadewi,dkk.2006.TopsisMetodeMultAtri buteDecisionMaking(MADM).GrahaIlmu, Yogyakarta. Taylor, B.W.(2008), Edisi8, Introduction To Management Science, SalembaEmpat.Jakarta. Dursun M. dan Karsak E.E. (2009), “A Fuzzy MCDM Approach for Personnel Selection”,ExpertSystemswith Applications, doi:10.1016/j.eswa.2009.11.067. Kusumadewi, S (2006), Fuzzy Multi-Atribut Decision Making (Fuzzy MADM), Graha Ilmu.Yogyakarta. Guntur Perdana, Guntur dan Tri Widodo. Sistem Pendukung Keputusan Pemberi Beasiswa Kepada Peserta Didik Baru Menggunakan Metode Topsis : Jurnal Semantik 2013.ISBN :979-26-0266-6. Leha Kurniasih, Densi. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop Dengan Metode Topsis Vol. III No : 2 , Aplil 2013. ISSN : 2301-9425. Shalehah, Ani. ,Penerapan Topsis (Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution) Untuk Seleksi Penerimaan Beasiswa (Studi Kasus Pendaftar Beasiswa Dari Fakultas Mipa Di Universitas Brawijaya) Aplil 2014. ISSN : 4606-9921 Priyanto, Rahmat. 2009. Langsung Bisa Visual Basic . Net 2008. Bandung : CV. ANDI OFFSET.
12