206 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016
PENERIMAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK DENGAN AUTISME DI PUSAT LAYANAN AUTIS (PLA) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 1
2
1
Deby Zulkarnain Rahadian Syah , Puji Sutarjo , Inna Riescananda 1
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, Jalan Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Email:
[email protected] 2 Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta ABSTRACT Background: Autism is a developmental disorder in children that affects their social and imaginative lifes. Parents’ acceptance on their children’s autism will have impact on how they treat their children. Objective: The aim of this study was to determine the parental acceptance of children with autism in the Autism Services Center (ASC), Yogyakarta. Methods: This study was a qualitative research with a phenomenological approach. The data collection was conducted by in-depth interviews with three informans. Results: All the informants accepted their children’s conditions, after getting information about autism. Acceptance of parents indicated their satisfaction with the children’s talent. Parents provide facilities to support the children's talents. In addition, the acceptance of parents indicated by the acceptance of the cildren’s limitations. Conclusion: Participants accepted their children’s conditions, talents and limitations. Keywords: Autism, Parental Acceptance.
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) (2013)
Autisme adalah gangguan perkembangan
menyatakan
bahwa
prevalensi
penderita
pada masa kanak-kanak dengan manifestasi
autisme di dunia sebanyak 1 dari 160 orang,
interaksi sosial dan imajinatif yang rusak.(1)
terhitung lebih dari 7,6 juta jiwa yang hidup
Autisme disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor genetik, pendarahan pada awal kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi pada
masa
pernapasan,
kehamilan, anemia,
gangguan
infeksi
yang
mengakibatkan fungsi sel otak terganggu, keracunan logam berat, autoimun.(2) Anak dengan
autisme
biasanya
melakukan
gerakan berulang-ulang (stereotipik) tanpa tujuan,
membenturkan
kepala
dengan
letupan emosi, tidak mampu melakukan kontak mata, dan jika mampu melakukan kontak mata akan disertai dengan sikap agresif dan letupan emosi.(3)
dengan autisme.(4) Sementara prevalensi autis di Yogyakarta sebanyak 12 tiap 10.000 anak.(5) Orangtua
yang
kurang
menerima
kehadiran anaknya karena hal tertentu akan memengaruhi cara orangtua memperlakukan anaknya.(6) biasanya
Orangtua digambarkan
yang sebagai
menerima orangtua
yang penyayang dan penuh kehangatan, selain itu juga menerima keadaan anaknya dan dirinya sendiri sehingga menjadi lebih bijak dan mampu menjalani hidup yang lebih realistik.(7) Berdasar data dari Dikpora DIY (2015), Indonesia memiliki 34 Pusat Layanan Autis
207 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016
(PLA) yang salah satunya berada di DIY,
Peneliti mengumpulkan seluruh orangtua
yaitu berada di Sentolo, Kulon Progo, Daerah
yang sedang menunggu proses terapi anak
Istimewa Yogyakarta.
(8)
Hasil wawancara
dengan autisme dan memilih tiga calon
studi pendahuluan dengan koordinator PLA,
informan yang sesuai dengan kriteria. Teknik
orangtua sering mengeluhkan perilaku anak
pengambilan data menggunakan wawancara
yang terkadang tenang dan terkadang sulit
sesuai dengan pedoman wawancara yang
diatur, serta pada saat konsultasi dengan
telah dibuat untuk mengetahui penerimaan
terapis orangtua sering menyembunyikan
orangtua, yaitu sikap yang menggambarkan
keadaan anak yang sebenarnya dan kurang
bahwa individu merasa puas akan kualitas
menerima keadaan anak, seperti orangtua
dan bakat diri anak serta menyadari atau
mengatakan anaknya baik-baik saja, namun
mengakui
saat dilakukan terapi anak tidak menunjukkan
keabsahan
sikap yang baik.
menggunakan teknik triangulasi waktu, yaitu
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
melakukan
keterbatasan data
anak.
Teknik
pada
wawancara
penelitian
kembali
pada
3
mengetahui penerimaan orangtua terhadap
informan yang sama pada minggu berikutnya.
anak dengan autisme, serta mengetahui
Sementara
penerimaan orangtua terhadap anak dengan
digunakan adalah reduksi data, display data,
autisme dilihat dari aspek kepuasan akan
kesimpulan, dan verifikasi.
teknik
analisis
data
yang
bakat diri anak dan pengakuan keterbatasan HASIL DAN PEMBAHASAN
anak.
1. Hasil BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
a. Ketiga penelitian
informan
menerima
orangtua
keadaan
telah
anaknya
yang
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
menyandang autisme. Informan P1
yang dilakukan di PLA DIY pada bulan Juli-
menyatakan bahwa telah menerima
Agustus 2016. Informan yang digunakan
keadaan
anaknya
dalam penelitian ini adalah 3 orangtua (ibu)
autisme
sejak
yang memiliki anak dengan autisme dengan
didiagnosa autisme karena informan P1
menggunakan purposive sampling dengan
berusaha mencari informasi mengenai
kriteria informan sebagai berikut: bersedia
perilaku-perilaku
menjadi informan, ibu kandung dari anak
anaknya
dengan autisme yang melakukan terapi di
Informan
P2
PLA, dan kooperatif (terbuka). Alat yang
informan
P2
digunakan
penerimaan
dalam
penelitian
pedoman wawancara.
ini
adalah
yang
menderita
anaknya
yang
adalah
ditunjukkan
perilaku
mengatakan dan yang
belum
autisme. bahwa
suami
memiliki
sejalan,
karena
orangtua merasakan perilaku-perilaku
208
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016
anaknya memang berbeda dari anak
untuk belajar membaca. Sementara
lainnya.
menerima
untuk mendukung dan meningkatkan
keadaan anaknya karena bagi informan
kemampuan anaknya yang mampu
P3 anak merupakan titipan Tuhan,
mengoperasikan
sehingga informan P3 berharap hal
berusaha
yang terjadi pada anaknya memiliki
dengan
hikmah yang besar.
mengembangkan kemampuannya. P2
Sementara
P3
b. Kepuasan akan Bakat Diri Anak
akan
membelikan
anaknya
laptop
untuk
ketertarikan dalam bidang olahraga fisik, terutama dalam bermain air dan
kemampuan
berenang sehingga orangtua bertindak
informan dalam mengetahui kelebihan
untuk mengajari anak mereka berenang
atau
dan
dengan
bakat
informan
anak
pada
diri
memfasilitasi
anaknya
ditunjukkan
bakat
orangtua
mengatakan bahwa anaknya memiliki
Sebagian besar orangtua merasa puas
komputer
serta
saat
antusias
merencanakan
jadwal
renang
diwawancarai
bersama secara rutin. Sementara P3
mampu menceritakan secara detail.
belum mampu melihat kelebihan atau
Beberapa bakat anak dari informan
bakat
tidak sama, hal itu karena setiap
menunjukkan hal yang menonjol, meski
individu
begitu informan tetap berusaha mencari
memiliki kemampuan, minat,
dan bakat yang berbeda antara satu dengan
lainnya.
Adanya
kepuasan
terhadap kemampuan atau bakat diri anak
ditunjukkan
dengan
anak
karena
anak
belum
tahu. c. Pengakuan Keterbatasan Anak Seluruh orangtua mau mengakui
tindakan
kekurangan atau keterbatasan anaknya
orangtua yang berupaya memberikan
yang menunjukkan ciri dari autisme
fasilitas untuk mengembangkan bakat
yang diderita anaknya, yaitu P1 yang
anaknya.
mengatakan bahwa keterbatasan atau
P1 mengatakan bahwa anaknya suka
membaca
mengoperasikan
dan komputer
mampu secara
perilaku autisme pada anaknya adalah keterlambatan berbicara, tidak adanya kontak
mata,
tidak
mampu
otodidak. Sehingga untuk mendukung
berkomunikasi, perilaku hiperaktif, cuek
dan meningkatkan kemampuan atau
dengan
kelebihan
ketidakmampuan
anaknya
yang
suka
lingkungan anak
sekitar, dalam
membaca, orangtua bertindak dengan
memahami kalimat. P2 mengatakan
memberi fasilitas membelikan papan
bahwa
tulis
autisme
dan
membantu
anak
belajar
membaca ketika anak sedang tertarik
keterbatasan
panggilan,
tidak
atau
merespon
kesulitan
dalam
perilaku pada diajak
209
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016
berinteraksi
dan
komunikasi,
Sementara pernyataan informan P3
keterlambatan bicara, perilaku cuek
bahwa anak merupakan titipan Tuhan
pada
sehingga
sekitar,
serta
kemampuan
mengurus diri atau kemandirian yang masih
kurang.
Sementara
informan
berharap
ada
hikmah yang besar.
P3
Proses penerimaan orangtua ketiga
mengatakan bahwa keterbatasan atau
informan terhadap anak sesuai dengan
perilaku
ditunjukkan
teori Kubler Ross yang menyatakan
anaknya adalah tidak merespon pada
bahwa proses penerimaan merupakan
panggilan, kemampuan berkomunikasi
puncak
yang terbatas, serta kemandirian yang
tawar
tidak
Informan
autisme
sesuai
yang
dengan
usianya.
Hal
dari
penyangkalan,
menawar, P1
depresi.(11)
dan
dan
marah,
P2
menyatakan
tersebut masing-masing mulai terlihat
bahwa saat anak didiagnosa autisme,
pada anak dari informan P1 pada umur
informan merasa kaget dan sedih,
0 bulan dan anak pada informan P2, P3
namun informan tidak terlarut dengan
pada umur kurang dari 2 tahun.
keadaan
tersebut.
memilih
untuk
2. Pembahasan a. Menerima Anak dengan Autisme
mencari
mampu
orangtua
telah
menerima
keadaan
menderita autisme.
anaknya
yang
menderita
autisme.
orangtua
menerima kondisi anaknya.
dapat
(9)
psikologis
dan
perilaku
menerima
anaknya
yang
b. Kepuasan akan Bakat Diri Anak Menurut Hurlock 1987 menyatakan bahwa penerimaan orangtua ditandai
Penerimaan orangtua yaitu suatu efek
informasi
harus dilakukan, sehingga informan
P1, P2, dan P3 menunjukkan bahwa
pasangan
informan
mengenai autisme dan hal-hal yang
Hasil wawancara dengan informan
Kedua
Ketiga
dari
dengan perhatian besar dan kasih sayang,
sehingga
orangtua
orangtua pada anaknya seperti rasa
menerima
saya, kelekatan, kepedulian, dukungan,
perkembangan kemampuan anak dan
dan pengasuhan yang dapat dirasakan
memperhitungkan minat.(12) Pernyataan
dan diekspresikan oleh orangtua.(10) Hal
tersebut relavan dengan hasil dari
tersebut ditunjukkan oleh informan P1
analisa
data
dan P2 yang menyatakan bahwa telah
informan
P1
menerima keadaan anaknya karena
kelebihan
dan
telah
anaknya
yang
anaknya
mengetahui yang
tidak
perkembangan seperti
akan
yang
memperhatikan
didapatkan dan
P2
bakat dapat
bahwa
mengetahui yang
dimiliki
disimpulkan
anak
sebagai rasa puas, yaitu P1 yang
lainnya sebelum anaknya didiagnosa.
menyatakan bahwa anaknya memiliki
210
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016
minat akademik dalam membaca dan mampu
mengoperasikan
Ketiga
informan
menunjukkan
komputer
perilaku autisme masing-masing pada
menyatakan
P1 umur 0 bulan, pada P2 sebelum
bahwa anaknya memiliki ketertarikan
umur 2 tahun, dan pada P3 sebelum
dalam
umur 2 tahun yang berarti bahwa ketiga
secara
otodidak,
P2
olahraga
berenang,
fisik,
sementara
terutama
informan
P3
anak
informan
termasuk
masih belum melihat kelebihan atau
klasifikasi
bakat anaknya karena anak belum
sesuai
menunjukkan sesuatu yang menonjol,
YPAC (2011) bahwa autisme infantil
meski
digunakan
begitu
informan
P3
tetap
berusaha untuk mencari tau hal itu.
merupakan
autisme
pada
kekurangan
dengan
infantil.
klasifikasi
untuk
itu
menurut
menyebut
sudah nampak sejak lahir.(2) anak
anak
yang
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
dianggap
sebagai
kendala
atau
kesulitan
terbesar
adalah
sulit
Seluruh informan di Pusat Layanan
memahami kata, sehingga orangtua
Autisme
mengalami
Yogyakarta
kesulitan
Hal
penyandang autisme yang kelainannya
c. Pengakuan Keterbatasan Anak Perilaku
autisme
dalam
dalam
(PLA)
Daerah
Istimewa
menerima
keadaan
mengalami
autisme.
telah
berkomunikasi dengan anak. P1, P2,
anaknya
dan P3 mengatakan bahwa kekurangan
Penerimaan yang baik orangtua terhadap
atau
yang
anak dengan autisme ditunjukkan dengan
menunjukkan perilaku autisme adalah
adanya kepuasan akan bakat diri anak
tidak
tidak
dan upaya memberikan fasilitas untuk
serta
pengembangannya.
keterbatasan
adanya
merespon
anak
kontak
saat
mata,
dipanggil,
yang
Selain
itu,
ketidakpedulian atau sikap cuek anak
penerimaan orangtua ditunjukkan dengan
akan hal-hal yang terjadi di sekitar dan
adanya pengakuan akan keterbatasan
stimulasi yang diberikan oleh sekitar,
anak yang menunjukkan perilaku autisme
hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang ditunjukkan sebelum anak berusia 2
Klin, dkk (2002) yang menunjukkan
tahun yang biasa disebut sebagai autisme
hasil bahwa gangguan interaksi sosial
infantil.
anak dengan autisme ditandai dengan ketidaktertarikan pada situasi sosial sehingga
anak
hubungan
sosial
dengan orang lain.
(1)
sulit
menikmati
yang
bermakna
2. Saran a. Bagi PLA Penelitian dijadikan
ini
diharapkan
pertimbangan
dapat untuk
meningkatkan mutu pelayanan dengan
211 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016
diadakannya psikolog
konsultasi
untuk
dengan
orangtua
dalam
menghadapi anak autis.
sebagai
ini
selanjutnya
http://www.who.int/mediacentre/factsheets
dapat
digunakan
untuk
penelitian
dasar
dengan
penerimaan
orangtua
/autism-spectrum-disorders/en/.
diakses
pada: 18 Mei 2016. Pukul: 13.15 WIB
variabel
5. Rahmawati, S., & Julia, M. Hubungan
menggunakan
antara Pola Konsumsi Gluten dan Kasein
teknik yang berbeda.
dengan Skor CARS (Childhood Autism
c. Bagi Orangtua
Rating Scale) pada Anak ASD (Autistic
Orangtua
diharapkan
meningkatkan
kerja
sama
dapat dan
konsultasi dengan PLA.
Spectrum Disorder). Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
3
(1),
86-92.
2006.
http://www.ijcn.or.id/download/Vol3No1Juli
d. Bagi Perawat
2006/Rahmawati.pdf, diakses pada: 26
Diharapkan perawat dapat bekerja sama
Manusia. Jakarta: EGC. 2011. 4. WHO.Autism Spectrum Disorders. 2016.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian
3. Nurdin, A.E. Tumbuh Kembang Perilaku
dengan
memberikan
orangtua
asuhan
untuk
keperawatan
Mei 2016. Pukul: 18.30 WIB. 6. Siswanto, H. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Jakarta: EGC. 2010.
kepada anak dengan autisme secara
7. Suwaji, I. Hubungan Antara Penerimaan
komprehensif (meluas), yaitu asuhan
Orang Tua dan Konsep Diri Dengan
keperawatan terhadap anak, orangtua,
Motivasi
dan lingkungan.
Slowlearner. Persona, Jurnal Psikologi
Berprestasi
Pada
Anak
Indonesia. Vol. 3. No. 03. Hal: 283-88. KEPUSTAKAAN 1. Pieter, H.Z., Janiwarti, B., Saragih, M. Pengantar
Psikopatologi
untuk
Keperawatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.
Buku Penanganan dan Pendidikan Autis di 2011.
http://ypac-
nasional.org/download/BUKU%20PENAN
17/381, diunduh pada 26 Januari 2016. Pukul 10.30 WIB.
Progo
Tangani
56
Anak.
2015.
http://www.pendidikandiy.go.id/dinas_v4/?view=v_berita&id_sub
12.05 WIB. ]
didownload pada: 3 Mei 2016 pukul: 11.30 WIB.
sby.ac.id/index.php/persona/article/view/4
=3986, diakses pada: 18 Mei 2016. Pukul:
GANAN%20dan%20Pendidikan%20Autis %20di%20YPAC%207April.pdf
http://jurnal.untag-
8. Dikpora DIY. Pusat Layanan Autis Kulon
2. Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC).
YPAC.
2014.
9. Agustikasari,D.Penerimaan Kandung Penyandang
pada
Anaknya Autis.
Orangtua yang 2016.
212
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016
http://eprints.ums.ac.id/41841/1/NASKAH %20PUBLIKASI.pdf,
diunduh pada: 23
Mei 2016 pukul: 12.42 WIB. 10. Purnomo, P. M. Penerimaan Orangtua terhadap
Anak
Penderita
Surakarta.
Autis
di
2015.
http://eprints.ums.ac.id/34270/1/02.%20N ASKAH%20PUBLIKASI.pdf,
diunduh
pada 10 Juni 2016 pukul: 19.07 WIB. 11. Asyanti, S., dan Wardhani, R. S. P. Penerimaan Keluarga Pasien Skizofrenia yang Menjalani Rawat Inap di RSJ. 2015. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstrea m/handle/11617/6535/24Rizka%20Stevi%20Pura%20Wardhani.p df?sequence=1&isAllowed=y,
diakses
pada: 26 Mei 2016. Pukul 10.00 WIB. 12. Khasanah, pada
U.
Anak
Penerimaan Orangtua yang
Menyandang
Tunarungu (Doctoral dissertation, UIN Sunan
Ampel
Surabaya).
http://digilib.uinsby.ac.id/9296/,
2011. diunduh
pada: 3 Mei 2016. Pukul: 10. 59 WIB.