PENERAPAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTsN THAWALIB PARIAMAN Kholida Amini Rusdi1, Zulfa Amrina1, Niniwati1, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] 1
Abstract The low of math result of grade VII MTsN Thawalib Pariaman caused by several factors, they are learning process is dominated by the teacher, the lack of interaction between teachers and students, students and the students during the learning process, and lack of teacher supervision at time of exercise. So that when students finished their practice questions are less focused and less creative. Most of the students are not confident to express their ideas and answer the question it self. To solve this problem, one attempts to do is to apply the technique of quick on the draw in the VII MTsN Thawalib Pariaman students learning mathematics. From the research data that has been analyzed with the t-test, obtained that the learning outcomes of students who apply mathematical techniques quick on the draw better instead of learning outcomes of students who apply mathematical expository method in class VII MTsN Thawalib Pariaman. Key words : Technique of quick on the draw, creativity and research study. materi beserta contoh soal, memberikan
Pendahuluan Pendidikan mempunyai tujuan yang
latihan dan bertanya jika tidak mengerti.
sangat penting dalam perkembangan dan
Sehingga proses pembelajarannya masih
kelangsungan bangsa. Oleh karena itu dalam
didominasi
upaya
kurangnya
meningkatkan
mutu
pendidikan
oleh
guru.
Penulis
pengawasan
melihat
guru
saat
khususnya pada mata pelajaran matematika,
memberikan latihan, latihan yang diberikan
para pendidik dituntut untuk meningkatkan
guru sebagai pengisi waktu, terkadang guru
kualitas diri baik dalam ilmu pengetahuan
meninggalkan
maupun pengelolaan pembelajaran. Guru
latihan. Dalam menyelesaikan soal latihan
sebagai pendidik harus dapat menciptakan
siswa kurang kreatif, sebagian siswa tidak
proses belajar mengajar yang nyaman dan
percaya
menyenangkan sehingga peserta didik dapat
ide/pemikirannya
lebih aktif dalam pembelajaran.
tersebut. Hal ini menyebabkan siswa kurang
siswa
diri
saat
untuk untuk
mengerjakan
mengemukakan menjawab
soal
Berdasarkan hasil observasi penulis
fokus dalam mengerjakan latihan dan siswa
pada tanggal 11 sampai 17 Januari 2014
kurang kreatif dalam menyelesaikan soal
terlihat bahwa saat proses pembelajaran guru
latihan.
menerapkan
metode
ekspositori,
guru
Berdasarkan hasil wawancara dengan
berbicara pada awal pelajaran, menjelaskan
guru matematika kelas VII MTsN Thawalib 1
Pariaman diperoleh informasi bahwa guru
Tujuan dari penelitian ini adalah
telah berupaya melakukan perbaikan yaitu
untuk melihat perkembangan kreativitas
dengan meminta siswa berdiskusi dengan
siswa
teman
mengerjakan
setelah menerapkan pembelajaran dengan
latihan, bertujuan agar siswa dapat saling
teknik quick on the draw pada siswa kelas
bertukar pikiran. Tetapi kenyataanya, pada
VII
saat mengerjakan latihan ada sebagian
mengetahui apakah hasil belajar matematika
kelompok yang hanya menunggu jawaban
siswa kelas VII MTsN Thawalib Pariaman
temannya
mencari
dengan menerapkan teknik quick on the draw
jawabannya terlebih dahulu. Dan siswa
lebih baik dari hasil belajar matematika siswa
cenderung hanya belajar sendiri, banyak
yang menerapkan metode ekspositori.
siswa
sebangkunya
tanpa
yang
saat
berusaha
tidak
bisa
menyampaikan
dalam
MTsN
pembelajaran
Thawalib
Pembelajaran
matematika
Pariaman
merupakan
dan
proses
pengetahuan yang dimilikinya kepada orang
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
lain. Hal ini mengakibatkan kurang adanya
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
komunikasi baik antara siswa dengan guru
belajar dilakukan oleh peserta didik atau
maupun siswa dengan siswa dalam proses
murid (Sagala, 2009, p. 61). Slameto (2010),
pembelajaran.
menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu
Melihat situasi dan kondisi di atas, maka
perlu
diterapkan
suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
teknik
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
pemberian latihan yang melibatkan peran
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
siswa secara aktif dalam kegiatan belajar
pengalamannya
mengajar, sehingga dapat mengembangkan
dengan lingkungannya” (p. 2).
sendiri
dalam
kreativitas siswa dan meningkatkan hasil
Nikson
belajar matematika siswa. Salah satu teknik
Pembelajaran
dalam memberikan latihan yang melibatkan
membantu siswa untuk mengkonstruksikan
peran siswa secara aktif adalah teknik quick
konsep-konsep
on the draw. Teknik quick on the draw
matematika dengan kemampuannya sendiri
merupakan
melalui proses internalisasi sehingga prinsip
kerja
sebuah aktivitas siswa dalam
kelompok
ketepatan
dan
dengan kecepatan
memperhatikan yang
dapat
menumbuhkan cara berfikir siswa menjadi lebih kreatif.
menyatakan
interaksi
matematika
atau
adalah
bahwa: upaya
prinsip-prinsip
atau konsep itu terbangun kembali (dalam Muliyardi, 2003, p. 3). Ginnis (2008), mengemukakan bahwa teknik quick on the draw merupakan sebuah aktivitas yang mengutamakan ketepatan dan kecepatan, yang berarti suatu kegiatan yang 2
dapat mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah secara sistematis yang mendorong kerja tim dalam kurun waktu tertentu.
Dalam
proses
pembelajaran
d.
diperlukan kreativitas siswa, kreativitas siswa akan terlihat dari aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, karena pada prinsipnya
e.
belajar adalah berbuat. Adapun tujuan teknik quick on the draw yaitu berpikir, kecerdasan emosional,
kemandirian,
ketergantungan,
fun,
artikulasi
(Ginnis,
saling
multisensasi,
2008,
f.
p.163).
dan Pada
dasarnya tujuan pokok dari kegiatan ini adalah menjadi kelompok pertama yang menyelesaikan satu set kartu pertanyaan.
g.
Quick on the draw merupakan aktivitas pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru dan siswa untuk menumbuhkan konsentrasi dan kreativitas dalam menyelesaikan satu set pertanyaan.
Ginnis
(2008),
menjelaskan
h.
langkah-langkah dalam teknik quick on the draw ini yaitu: a. Siapkan satu set pertanyaan, misalnya sepuluh, mengenai topik yang sedang dibahas. Buat cukup salinan agar tiap kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan harus di kartu terpisah. Tiap set pertanyaan sebaiknya di kartu dengan warna yang berbeda. Letakkan set tersebut di atas meja guru, angka menghadap atas, nomor 1 di atas. b. Bagi kelas ke dalam kelompok bertiga. Beri warna untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru. c. Beri tiap kelompok materi sumber yang terdiri dari jawaban untuk semua pertanyaan, satu kopi untuk siswa. Ini bisa hanya berupa halaman tertentu dari
i.
buku teks yang biasanya. Jawaban sebaiknya tidak begitu jelas: idenya adalah agar siswa harus mencari dalam teks. Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja guru, mengambil pertanyaan pertama menurut warna mereka dan kembali membawanya ke kelompok. Dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di lembar kertas terpisah. Jawaban dibawa ke gurunya oleh orang kedua. Guru memeriksa jawaban. Jika jawaban akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka diambil, dan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak akurat atau tidak lengkap, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian. Saat satu siswa sedang “berlari” lainnya membaca sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien. Ide yang bagus untuk membuat beberapa pertanyaan pertama cukup mudah dan pendek, hanya agar momennya mengena. Kelompok pertama yang menjawab semua pertanyaan “menang”. Anda kemudian membahas semua pertanyaan dan catatan tertulis dibuat (p. 163). Pelaksanaan
pembelajaran
dengan
teknik quick on the draw diterapkan pada saat siswa mengerjakan latihan. Langkahlangkah quick on the draw yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan satu set pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari.
2) Guru
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok beranggotakan 3-4 orang dan memberi nama warna pada tiap3
tiap
kelompok
tersebut.
3)
Guru
ditentukan
maka
itulah
pemenangnya.
menginformasikan halaman tertentu dari
9) Kelompok pemenang membahas semua
buku teks dan LKS sebagai acuan dalam
pertanyaan di depan kelas.
menjawab
diberikan.
Kreativitas merupakan potensi yang ada pada
4) Pada kata “Mulai” satu orang siswa tiap
diri individu untuk menciptakan produk baru,
kelompok berjalan ke meja guru untuk
sesuatu yang baru itu bukan berarti sama
mengambil kartu pertanyaan pertama dan
sekali harus baru, tetapi dapat juga sebagai
kembali
kelompok.
gabungan/kombinasi dari unsur-unsur yang
5) Dengan menggunakan materi sumber,
telah ada sebelumnya kemudian dimodifikasi
semua anggota kelompok berdiskusi mencari
menjadi
jawaban dari pertanyaan tanpa terkecuali dan
berhubungan dengan penemuan sesuatu,
guru mengontrol jalannya diskusi. Kemudian
mengenai hal yang menghasilkan sesuatu
jawaban di tulis di lembar kertas terpisah.
yang baru dengan menggunakan sesuatu
6) Jawaban dibawa ke guru oleh siswa kedua
yang telah ada. Moreno menyatakan bahwa:
setiap kelompok, guru langsung memeriksa
“Yang penting dalam kreativitas itu bukanlah
jawaban yang diberikan. Setiap langkah yang
penemuan
diselesaikan siswa dinilai, setiap anggota
diketahui
kelompok
dapat
bahwa produk kreativitas itu merupakan
yang
sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak
didapatnya. Jika jawaban akurat dan lengkap,
harus merupakan sesuatu yang baru bagi
pertanyaan
dan
orang lain atau dunia pada umumnya” (dalam
seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak
Slameto, 2010, p. 146). Kreativitas yang
akurat atau tidak lengkap, guru menyuruh
dimiliki
siswa tersebut kembali ke kelompok dan
matematika
mencoba mendiskusikan lagi. Siswa yang
kemampuan
menulis,
dan
Berpikir divergent itu adalah kemampuan
mengembalikan jawaban harus bergantian.
berpikir yang berawal dari satu persoalan
7) Saat satu siswa sedang berjalan ke meja
atau satu hal menuju keberbagai hal. Ciri-ciri
guru, siswa lainnya membaca sumbernya dan
kemampuan
membiasakan
dikemukakan oleh Guilford adalah:
pertanyaan
yang
membawanya
ke
harus
mempertanggungjawabkan
kedua
hasil
dapat
mengambil
diri
diambil
pertanyaan
dengan
materinya
sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien. 8) Kelompok pertama
yang
pertanyaan
dapat
sesuai
menjawab
dengan
waktu
sesuatu
yang
sesuatu orang
yang
belum
sebelumnya,
siswa dapat
Kreatif
pernah
melainkan
dalam
pembelajaran
dinilai
dari
ciri-ciri
divergent
siswa.
berfikir
a. Kelancaran
baru.
berfikir
(fluency),
kreatif
yang
mengandung
banyak ide/pemikiran dan bersifat luas.
semua yang 4
b. Keluwesan (flexibility), digunakannya
penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas
ide dan cara baru dalam mengenai
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
permasalahan.
Pada kelas eksperimen diterapkan teknik
c. Keaslian
(originality),
dipikirkannya
quick on the draw pada kelas VII MTsN
ide-ide, dan kemungkinan-kemungkinan
Thawalib Pariaman dan pada kelas kontrol
yang tidak biasa.
diterapkan
d. Elaborasi (elaboration), penyempurnaan
metode
ekspositori.
Populasi
adalah keseluruhan dari objek penelitian.
terhadap hal-hal yang sebelumnya telah
Sugiyono
ada
menimbulkan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
mengemukakan
terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai
sesuatu atau respon (dalam Mudjiran,
kualitas dan karakteristik tertentu yang
2007, p. 75).
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
sehingga
kemudahan
Data
dapat
dalam
kreativitas
menyatakan
bahwa:
siswa
kemudian ditarik kesimpulannya (p. 117).
diperoleh dari lembar observasi yang terdiri
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
dari 4 aspek kreativitas yang diamati dalam
siswa kelas VII MTsN Thawalib Pariaman
penerapan teknik quick on the draw yaitu: 1)
tahun ajaran 2013/2014. Sampel adalah
Siswa
dalam
sebagian dari populasi yang dapat mewakili
mengerjakan soal latihan; 2) Siswa tidak
populasi yang diteliti. Sugiyono (2012),
mencontek saat mengerjakan latihan; 3)
menyatakan “sampel adalah bagian dari
Siswa
banyak
jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh
gagasan/jawaban dalam menyelesaikan soal
populasi tersebut” (p. 118). Pengambilan
latihan; 4) Siswa tidak ragu-ragu dalam
sampel dengan random sampling, cara
menyatakan
pengambilan
tidak
belajar
(2012),
kehabisan
mampu
akal
menghasilkan
pendapat
saat
berdiskusi
mengerjakan soal latihan.
sampel
yaitu:
1) mengumpulkan nilai mid semester genap matematika siswa kelas VII MTsN Thawalib
Metodologi Jenis penelitian ini adalah penelitian
Pariaman; 2) melakukan uji normalitas
eksperimen. Sugiyono (2012), menyatakan
terhadap
“Metode
dapat
menggunakan uji chi kuadrat; 3) melakukan
diartikan sebagai metode penelitian yang
uji homogenitas dengan menggunakan uji
digunakan
Bartlett; 4) melakukan uji kesamaan rata-
penelitian
untuk
eksperimen
mencari
pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang
Berdasarkan
terkendalikan” penelitian
di
(p.
107).
atas
maka
masing-masing
kelas
dengan
rata. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
lembar
observasi
kreativitas siswa dan tes akhir. Lembar 5
observasi
digunakan
perkembangan
untuk
kreativitas
pembelajaran
siswa
matematika
melihat
memilki variansi homogen. Untuk menguji
dalam
hipotesis terlebih dahulu dihitung harga s,
setelah
menerapkan pembelajaran teknik quick on
dan
diperoleh
siswa yang menerapkan teknik quick on the draw lebih baik dari hasil belajar matematika
=
17,44
selanjutnya
digunakan rumus uji t, dan diperoleh 1,71.
the draw. Tes akhir digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika
s
Kriteria pengujian adalah: tolak H 0 jika
t hitung t 1
H0
dan terima
jika
t hitung t 1 . Dari hasil perhitungan tersebut
siswa yang menerapkan metode ekspositori.
diperoleh t hitung = 1,71 dan t tabel = 1,67,
Analisis data lembar observasi dengan
sehingga t hitung t 1 . . Dengan demikian
menghitung
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
persentase
kreativitas
yang
dilakukan siswa dan analisis data tes akhir yang digunakan adalah perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t. Dari
hasil
matematika siswa yang pembelajarannya menerapkan teknik quick on the draw lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang
lembar
observasi,
persentase kreativitas siswa kelas eksperimen pada umumnya mengalami peningkatan dari
pembelajarannya
menerapkan
metode
ekspositori pada siswa kelas VII MTsN Thawalib Pariaman.
pertemuan sebelumnya. Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh di kelas 2 eksperimen nilai hitung = 7,7248 dan di kelas
kontrol
2 hitung
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan
pengamatan
selama
penerapan teknik quick on the draw, maka
= 6,4363. Pada kedua kelas
diperoleh data tentang hasil kreativitas siswa
2 2 sampel tabel = 9,49, karena hitung yang
dalam menyelesaikan soal latihan selama
2 diperoleh lebih kecil dari tabel dengan
maka
dikatakan
sampel
berdistribusi normal (Terima H0). Dari
hasil
perhitungan
tersebut
didapat
dari
hasil
perhitungan
1,31 < 1,78, maka hipotesis: H 0 : 2 1
diterima
dengan
taraf
nyata
proses
pembelajaran,
data
diperoleh melalui lembar observasi. Pada saat proses pengerjaan latihan berlangsung observer
diperoleh F = 1,31 dan F0,05;36;35 1,78 , karena
mengikuti
mendampingi
peneliti
untuk
mengamati kreativitas belajar siswa. Untuk melihat
kecendrungan
peningkatan
kreativitas siswa selama penerapan teknik
2 2
quick on the draw dapat dilihat pada grafik
0,10.
untuk setiap indikator adalah sebagai berikut:
Kesimpulannya adalah data hasil belajar matematika
pada
kedua
kelas
sampel 6
a. Siswa
tidak
kehabisan
akal
dalam
mengerjakan soal latihan.
kegiatannya masing-masing saat peneliti menjelaskan materi, dan setiap melihat siswa yang tidak memperhatikan peneliti
40 30 20 10 0
21.6
16.2
29,7
24,3
32,4
mejelaskan
materi
peneliti
berusaha
membimbing siswa untuk serius dalam
13.5
belajar,
dan
mereka
memperhatikan
peneliti
kembali menjelaskan
materi. Sehingga pada pertemuan keenam kreativitas siswa mengalami peningkatan bahwa
dari pertemuan sebelumnya sekitar 32,4%.
kreativitas siswa tidak kehabisan akal
b. Siswa tidak mencontek saat mengerjakan latihan.
Dari
grafik
di
atas
terlihat
dalam mengerjakan soal latihan pada setiap pertemuan mengalami kenaikan dan penurunan.
Kreativitas
siswa
tidak
kehabisan akal dalam mengerjakan soal latihan pada pertemuan pertama hanya
100 80 60 40 20 0
75,7
67,6
59,5
83,8
40,5
32,4
sekitar 16,2% terlihat dari jawaban yang dibuat siswa dan tindakan siswa saat menyelesaikan soal. Pada saat siswa menyelesaikan soal hanya beberapa orang
Dari grafik di atas kreativitas pada
siswa saja dalam kelompok yang tidak
umumnya
kehabisan akal dalam mengerjakan soal
setiap
latihan. Penurunan kreativitas disebabkan
mencontek
kurangnya
Maksud
pemahaman
siswa
dengan
mengalami
pertemuan saat
dari
peningkatan
yaitu
siswa
mengerjakan mencontek
di
tidak latihan.
yaitu
satu
materi yang peneliti ajarkan. Keberanian
kelompok hanya menyalin keseluruhan
mereka untuk bertanya kepada guru masih
jawaban dari pekerjaan kelompok lain,
rendah
tanpa mendiskusikan sendiri bersama
terlihat
saat
peneliti
selesai
menjelaskan pelajaran peneliti meminta
anggota
siswa bertanya jika ada yang diragukan
mengerjakan
dari materi tersebut, hanya sebagian siswa
pertama
yang bertanya mengenai materi yang
sekitar 32,4% terlihat dengan masih
sedang dipelajari. Akan tetapi masih ada
banyaknya
beberapa
menyalin hasil kerja kelompok lain,
siswa
yang
sibuk
dengan
kelompoknya. latihan
persentase
Pada
dari
pertemuan
kreativitas
kelompok
saat
yang
siswa
hanya
7
kemudian
berangsur
berkurang
beberapa siswa yang menjawab soal
dipertemuan berikutnya, hanya beberapa
latihan dengan memilih penyelesaian soal
kelompok saja yang masih menyalin kerja
tersebut
kelompok
dikarenakan
singkat dan tepat, ini dikarenakan pada
beberapa kelompok masih tidak mengerti
teknik quick on the draw setiap kelompok
bagaimana cara menjawab kartu soal
harus cepat dalam menyelesaikan kartu
tersebut. Pada setiap pertemuan peneliti
soal. Sehingga dengan harus cepatnya
dan guru bidang studi menasehati setiap
setiap kelompok menyelesaikan kartu soal
kelompok untuk mengerjakan kartu soal
ada sebagian kelompok yang memberikan
dikelompok masing-masing tidak boleh
jawaban dengan cara yang tidak rutin.
berjalan kekelompok lain, sehingga pada
Sehingga
pertemuan keenam persentase siswa yang
kreativitas siswa mengalami peningkatan
tidak mencontek saat mengerjakan latihan
dari pertemuan sebelumnya sekitar 29,7%.
lain.
Hal
ini
mengalami peningkatan sekitar 83,8%. c. Siswa
mampu
menghasilkan
banyak
soal latihan.
60 50 40 30 20 10 0
27 13,5
pertemuan
keenam
pendapat saat berdiskusi mengerjakan soal latihan.
18,9
pada
yang lebih
d. Siswa tidak ragu-ragu dalam menyatakan
gagasan/jawaban dalam menyelesaikan
40 30 20 10 0
dengan langkah
29,7 21,6
10,8
40,5 21,6
51,4
48,7
56,8
27
Dari grafik tersebut kreativitas siswa
Dari grafik tersebut kreativitas siswa yang
mampu
tidak
menghasilkan
banyak
ragu-ragu
dalam
menyatakan
gagasan/jawaban dalam menyelesaikan
pendapat saat berdiskusi mengerjakan
latihan
dan
latihan cenderung meningkat disetiap
penurunan disetiap pertemuan, Hal ini
pertemuan. Maksud dari siswa tidak ragu-
dikarenakan
belum
ragu dalam menyatakan pendapat yaitu
memahami apa tujuan sebenarnya dari
saat siswa berdiskusi bersama anggota
pembelajaran dengan teknik quick on the
kelompok siswa sudah berani dan tidak
draw.
takut untuk mengeluarkan pendapatnya
mengalami
Saat
menyelesaikan
siswa
kenaikan
masih
kelompok soal
latihan
siswa terdapat
dalam
menyelesaikan
soal
latihan, 8
persentase kreativitas pada pertemuan
perkembangan kreativitas seorang siswa
pertama
tersebut.
sekitar
21,6%
terlihat
saat
berdiskusi ada beberapa siswa yang berani mengeluarkan
pendapat
kepada
Setelah dilakukan analisis data dan pengujian hipotesis terhadap data hasil
kelompoknya, namun masih ada siswa
belajar, maka diperoleh
t hitung t 1
yang belum berani dan takut salah untuk
tingkat
95%,
menyatakan
menunjukkan
pendapat
kepada
teman
kepercayaan bahwa
, pada
hal
hasil
ini
belajar
diskusinya, siswa tersebut hanya diam
matematika siswa pada kelas eksperimen
menerima
mengeluarkan
lebih baik dari hasil belajar matematika
pendapat. Disetiap pertemuan peneliti dan
siswa pada kelas kontrol. Maka dapat
guru bidang studi meminta siswa untuk
disimpulkan
dapat berpartisipasi lebih aktif lagi dalam
matematika siswa yang pembelajarannya
berdiskusi, sehingga keberanian siswapun
menerapkan teknik quick on the draw
mulai meningkat.
Dipertemuan keenam
lebih baik dari hasil belajar matematika
kreativitas siswa meningkat sekitar 56,8%.
siswa yang pembelajarannya menerapkan
Setelah dianalisis dengan mencari
metode ekspositori. Hasil tes akhir dapat
saja
tanpa
nilai rata-rata pada setiap indikator maka
Kelas
peningkatan. perkembangan
mengalami
Dalam
melihat
kreativitas
peneliti
belajar
Tabel 1: Data tes akhir
belajar siswa pada setiap indikator disetiap cenderung
hasil
dilihat pada tabel 1.
dapat disimpulkan persentase kreativitas
pertemuan
bahwa
Eksperim en Kontrol
Jumlah Siswa 37
88
32
66,89
16,23
263,43
36
87
26
59,92
18,61
346,31
xi
Si
Si
2
menyerahkan sepenuhnya kepada kedua observer, sehingga peneliti hanya dapat
Berdasarkan deskripsi dan analisa
menganalisis dari hasil lembar observasi
data yang telah didapatkan, maka terlihat
saja, terlihat dipelaksanaan kreativitas
perbedaan hasil belajar matematika siswa
tidak disentuh, tidak ada pengembangan-
kelas eksperimen yang menerapkan teknik
pengembangan kreativitas yang peneliti
quick on the draw dengan kelas kontrol
lakukan,
tidak
yang menerapkan pembelajaran biasa.
sepenuhnya diberikan kepada observer,
Hasil belajar kelas eksperimen lebih baik
tetapi
ada
dari hasil belajar kelas kontrol, ini dapat
pengembangan-pengembangan kreativitas
dilihat dari rata-rata nilai siswa pada kelas
yang dilakukan oleh seorang peneliti.
eksperimen yaitu 66,89% sedangkan nilai
Sehingga
rata-rata pada kelas kontrol yaitu 59,92%.
sebaiknya
dalam
kreativitas
pelaksanaan
peneliti
lebih
harus
mengetahui
9
Skor tertinggi kelas eksperimen adalah 88
Adapun persoalan yang peneliti
dan skor terendah adalah 32, sedangkan
alami selama penelitian yaitu saat siswa
untuk kelas kontrol skor tertinggi adalah
dibagi menjadi beberapa kelompok, ada
87 dan skor terendah adalah 26. Pada
sebagian
kelas eksperimen dapat dilihat masih
dikelompokkan
banyaknya siswa yang belum tuntas hasil
peneliti kelompokkan, mereka hanya mau
belajarnya. Hal ini terjadi karena masih
sekelompok dengan teman dekat saja,
banyak kekurangan yang peneliti lakukan
sehingga mengakibatkan kelas menjadi
dalam proses pembelajaran, seperti saat
ribut, namun untuk mengatasi masalah
menjelaskan
kurang
tersebut peneliti dibantu oleh guru bidang
memperhatikan siswa yang meribut, dan
studi dalam membimbing siswa untuk
sebagian siswa kurang memahami materi
mau
yang peneliti jelaskan, sehingga masih
pembagian
kelompok
banyak nilai siswa di bawah kriteria
ditetapkan.
Setelah
ketuntasan.
penjelasan dari guru bidang studi mereka
materi
peneliti
siswa
yang sesuai
dikelompokkan
tidak
terima
dengan
sesuai
yang
dengan
yang
sudah
mendengarkan
Berdasarkan pengamatan peneliti
menerima pembagian kelompok tersebut,
selama penelitian, terlihat bahwa siswa
dan suasana kelas kembali tenang lagi.
pada kelas eksperimen lebih bersemangat
Kendala lainnya pada saat siswa mulai
dalam
mengerjakan
belajar
terlihat
saat
mereka
latihan,
peneliti
sudah
berebutan untuk menjawab kartu soal
menginformasikan kepada siswa membuat
yang diberikan, sehingga ada perwakilan
garis memakai penggaris, namun masih
kelompok yang lebih dari satu orang
ada siswa
mengambil kartu soal. Namun hal itu
penggaris. Untuk pertemuan berikutnya
terjadi hanya pada pertemuan pertama dan
supaya tidak terjadi keributan lagi dan
kedua saja, karena peneliti menegaskan
untuk menghemat waktu, maka peneliti
siswa yang mengambil kartu soal hanya
meminta
satu orang perwakilan dari kelompoknya.
kelompoknya
Dengan adanya tugas yang telah diberikan
peneliti menjelaskan pelajaran. Dan saat
kepada tiap anggota kelompok mereka
peneliti memberikan latihan barulah siswa
menjadi lebih tertib pada saat diskusi
duduk saling berhadapan dengan anggota
namun
kelompoknya masing-masing.
ada
juga
beberapa
anggota
kelompok yang tidak menghiraukan dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
yang tidak menggunakan
siswa
Peneliti
untuk
duduk
masing-masing
telah
mengatur
waktu
kelemahan
peneliti
sebelum
berusaha yang dalam
dalam
untuk
diperlukan. penerapan 10
teknik quick on the draw yaitu kurangnya
Pariaman cenderung mengalami peningkatan
waktu dalam penerapan teknik quick on
dan hasil belajar matematika siswa yang
the draw, hal ini dikarenakan peneliti
pembelajarannya menerapkan teknik quick
menunggu
on the draw lebih baik dari hasil belajar
semua
kelompok
selesai
menyelesaikan kartu soal dan setelah
matematika
diketahui pemenang peneliti meminta
menerapkan metode ekspositori pada kelas
kelompok
VII MTsN Thawalib Pariaman.
pemenang
untuk
mempersentasikan hasil kelompoknya di depan
kelas,
sehingga
mencukupi.
Sebaiknya
menunggu
semua
menyelesaikan kelompok
waktu
tidak
peneliti
tidak
kelompok
kartu
pertama
soal, saja
dapat
cukup
yang
3
dapat
meyelesaikan soal dengan cepat, dan sebaiknya jawaban
peneliti kartu
yang
soal
yang
pembelajarannya
DaftarPustaka Ginnis,
Paul. (2008). Trik dan taktik mengajar. Jakarta: PT Indeks. (Original work published 2007).
Mudjiran, Khairani, Ahmad, R., Taufik, Erlamsyah. (2007). Perkembangan peserta didik. Padang: Direktur Jendral Pendidikan Tinggi.
menjelaskan
di
papan
tulis
dikarenakan waktu yang tersedia terbatas. Alokasi waktu pembelajaran matematika di tempat peneliti melakukan penelitian ada yang satu pertemuan 3 jam dan ada yang 2 jam. Pada satu pertemuan yang 3 jam pelaksanaan penerapan teknik quick
Muliyardi. (2002). Strategi pembelajaran matematika. (Aleks Maryunis, Ed.). Padang: MIPA UNP. Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan makna pembelajaran (Rev. ed.). Bandung: Alfabeta. Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Rev. ed.). Jakarta: Rineka Cipta.
on the draw hampir berjalan baik, karena waktunya lebih lama. Namun pada satu pertemuan
yang
2
jam
tahap-tahap
pelaksanaan penerapan teknik quick on the
Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D (15th ed.). Bandung: Alfabeta.
draw kurang terlaksana dengan baik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
lakukan
maka
dapat
dibuat
kesimpulan bahwa: Kreativitas siswa selama penerapan teknik quick on the draw disetiap pertemuan siswa kelas VII MTsN Thawalib 11