PENERAPAN STRATEGI HARGA PADA PT INTIGARMINDO PERSADA SEBAGAI PRODUSEN PAKAIAN JADI BRAND LOIS
RISKI AYU WULANDARI
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Strategi Harga pada PT Intigarmindo Persada sebagai Produsen Pakaian Jadi Brand Lois adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2016
Riski Ayu Wulandari NIM H24120053
ABSTRAK RISKI AYU WULANDARI. Penerapan Strategi Harga pada PT Intigarmindo Persada sebagai Produsen Pakaian Jadi Brand Lois. Dibimbing oleh MUKHAMAD NAJIB. PT Intigarmindo Persada sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi pakaian jadi dengan label merek produk bernama “Lois” perlu membuat suatu strategi pemasaran yang tepat agar dapat tetap bertahan dan bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan strategi harga pada PT Intigarmindo Persada yang berfokus pada tujuan, strategi, dan metode penetapan harga serta menganalisis pengaruh peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kegiatan magang selama tiga bulan dengan metode analisis data deskriptif kualitatif, uji T-test, dan regresi linier sederhana. Untuk memaksimalkan laba, perusahaan menerapkan strategi penetapan harga tunggal dan strategi penetapan harga yang lebih rendah dari harga pesaing, serta metode penetapan harga berdasarkan biaya yaitu metode harga mark up dengan modifikasi sebagai marjin. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016 serta peningkatan harga berpengaruh signifikan terhadap penjualan Lois Boy di tahun 2016 dan perubahan penjualan Lois Boy. Kata kunci: magang, metode marjin, strategi harga, uji regresi, uji T-test.
ABSTRACT RISKI AYU WULANDARI. Implementation of Pricing Strategy on PT Intigarmindo Persada as Convection Producer of Lois Brand. Supervised by MUKHAMAD NAJIB. PT Intigarmindo Persada as a part of manucaturing industry which produces convection with brand “Lois” needs to create appropriate marketing strategies in order to survive and compete with another company in the same industry. The aim of this study are to know the implementation of pricing strategy on PT Intigarmindo Persada which based on objective, strategy, and method pricing and also to analyze the increasing of the price affects the sales of Lois Boy. Data was collected through three months internship program that was done by the writer. Then, data is analysed with descriptive qualitative analysis, independent sample T-test, and linier simple regression. Company sets single pricing strategy and lower than competitor pricing strategy, and the cost-based pricing method which is marjin method for maximization profit. The result shows that the sales of Lois Boy totally differents in 2015 and 2016 and also the increasing of the price affects the sales of Lois Boy significantly (the number of sales is decreasing). Keywords: internship, mark up method, pricing strategy, regression test, T-test.
PENERAPAN STRATEGI HARGA PADA PT INTIGARMINDO PERSADA SEBAGAI PRODUSEN PAKAIAN JADI BRAND LOIS
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Penerapan Strategi Harga pada PT Intigarmindo Persada sebagai Produsen Pakaian Jadi Brand Lois. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr Mukhamad Najib, STP, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, kritik, serta saran yang membangun selama penulis melakukan magang hingga sidang kelulusan dilaksanakan. 2. Bapak Syafrin Hasibuan selaku praktisi pembimbing magang serta seluruh pimpinan dan karyawan PT Intigarmindo Persada yang telah memberikan izin dan membantu penulis selama magang. 3. Ayah Warno, Ibu Suyatmi, adik Amri Ibnu Mubaroq, dan seluruh keluarga atas segala doa, kasih sayang, perhatian serta dukungan yang diberikan kepada penulis. 4. Teman-teman satu bimbingan, Manajemen angkatan 49, Centre of Management (COM@), Kita Cantik, Siap Dihalalin, Valenska Chaniarozy, Thomas Aquinas, Siti Riska, Annisa Safitri, Ina Massijaya, Intan Gustika, dan seluruh temanteman atas dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2016
Riski Ayu Wulandari
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Ruang Lingkup TINJAUAN PUSTAKA Strategi Pemasaran Bauran Pemasaran Harga Tahapan Penetapan Harga Tujuan Penetapan Harga Strategi Penetapan Harga Metode Penetapan Harga Penelitian Terdahulu METODE Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Kegiatan Magang Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum dan Visi Misi PT Intigarmindo Persada Permasalahan Divisi Sales Konsinyasi PT Intigarmindo Persada Tujuan Penetapan Harga Strategi Penetapan Harga Metode Penetapan Harga Analisis Uji T-test Pengaruh Peningkatan Harga terhadap Penjualan Lois Boy Tahun 2016 Pengaruh Peningkatan Harga terhadap Perubahan Penjualan Lois Boy Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
ix ix ix 1 1 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 6 10 11 14 14 16 16 16 18 18 19 23 23 28 30 31 32 33 35 35 35 36 39 57
DAFTAR TABEL 1 Distribusi PDB subsektor industri pengolahan atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha 2 Jumlah perusahaan industri tekstil dan pakaian jadi di Indonesia menurut KBLI 2009 3 Penelitian terdahulu 4 Survey konsumen Lois Boy dan Girl tahun 2016 5 Volume penjualan Lois dan Lois Girl tahun 2014 dan 2015 6 Volume penjualan celana denim Lois artikel CS9134 dan artikel CFS255 tahun 2014 7 Volume penjualan celana denim Lois artikel CS9152 dan artikel SLS276 tahun 2015 8 Upah minimum per bulan wilayah kantor dan pabrik PT Intigarmindo Persada tahun 2010-2016 9 Range harga celana denim brand Lois dan kompetitornya 10 Kelebihan dan kekurangan strategi penetapan harga PT Intigarmindo Persada 11 Kelebihan dan kekurangan metode penetapan harga PT Intigarmindo Persada 12 Hasil Uji Independent Sample T-test 13 Hasil analisis Regresi Linier Sederhana 1 14 Hasil analisis Regresi Linier Sederhana 2 15 Implikasi manajerial
1 2 12 21 24 25 25 26 27 28 30 30 31 32 34
DAFTAR GAMBAR 1 Langkah penetapan harga 2 Kerangka pemikiran
5 15
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Struktur organisasi PT Intigarmindo Persada Grafik rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016 Rincian kegiatan magang Surat pernyataan diterima magang Surat keterangan praktik magang Formulir penilaian magang oleh praktisi pembimbing magang Dokumentasi Contoh perhitungan metode penetapan harga Lois Boy Output SPSS Uji T-test Output SPSS Regresi Linier Sederhana 1 Output SPSS Regresi Linier Sederhana 2
39 41 42 50 51 52 53 54 54 55 56
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang perekonomiannya cukup stabil. Hal ini dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang terus mengalami kemajuan sebagai hasil kontribusi dari seluruh sektor yang ada. Sektor industri pengolahan sebagai salah satu penggerak roda perekonomian bangsa memiliki peran yang besar jika dilihat dari kontribusinya pada pembentukan PDB Indonesia di setiap tahunnya. Tabel 1 Distribusi PDB subsektor industri pengolahan atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha (%) Subsektor Batubara dan Pengilangan Makanan dan Minuman Pengolahan Tembakau Tekstil dan Pakaian Jadi Lain-lain*) Industri Pengolahan
2010 3.41 5.25 0.98 1.40 11.00 22.04
2011 3.63 5.24 0.92 1.38 10.59 21.76
2012 3.46 5.31 0.92 1.35 10.41 21.45
2013 3.29 5.14 0.87 1.36 10.37 21.03
2014 3.11 5.32 0.91 1.32 10.35 21.01
2015 2.67 5.61 0.94 1.21 10.39 20.84
Catatan: Lainnya terdiri atas subsektor industri kuli, barang dari kulit dan alas kaki, kayu dan barang dari kayu, gabus, dan anyaman bambu, kertas dan barang dari kertas; percetakan dan reproduksi media rekaman, kimia, farmasi dan obat, karet dan barang dari karet dan plastik, barang galian bukan logam, logam dasar, barang logam; komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, mesin dan perlengkapan, alat angkutan, furniture, dan pengolahan lainnya; jasa reparasi, pemasangan mesin, dan peralatan. Sumber: Badan Pusat Statistik (2016)
Sektor industri pengolahan terdiri dari beberapa subsektor, salah satunya yang memiliki peran cukup penting adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Tabel 1 menunjukkan industri TPT memiliki kontribusi terhadap pembentukan PDB yang fluktuatif. Pada tahun 2010 hingga 2012, kontribusi TPT berturut-turut mengalami penurunan. Namun pada tahun 2013, kontribusi TPT mengalami sedikit peningkatan ke tingkat 1.36% serta mengalami penurunan kembali di tahun 2014 dan 2015 ke tingkat 1.32% dan 1.21%. Penurunan kontribusi TPT terhadap pembentukan PDB selama tahun 2010 hingga 2015 salah satunya disebabkan oleh persaingan bisnis global. Sejalan dengan data di atas, isu penurunan daya saing yang dialami industri TPT yang berada di Indonesia mengemuka sejak terdapat adanya persaingan global dengan negara-negara lain penghasil tekstil dan produk tekstil seperti Cina dan India yang turut masuk ke pangsa pasar dalam negeri. Hal ini berdampak pada perusahaan TPT Indonesia yang tidak mampu bersaing akan mengalami gulung tikar.
2 Tabel 2 Jumlah perusahaan industri tekstil dan pakaian jadi di Inonesia menurut KBLI 2009 (unit) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Industri Tekstil Jumlah Persentase Perubahan 2 333 2 251 -3.51 2 246 -0.22 2 287 1.82 2 304 0.7
Industri Pakaian Jadi Jumlah Persentase Perubahan 2 242 2 222 -0.89 2 248 1.17 2 075 -7.70 2 034 -1.98
Sumber: Kementrian Perindustrian RI (2016)
Tabel 2 menunjukkan peningkatan jumlah perusahaan industri tekstil pada tahun 2013 dan 2014 sedangkan jumlah perusahaan industri pakaian jadi justru mengalami penurunan di tahun yang sama. Semakin sedikit jumlah perusahaan yang berproduksi di suatu negara, maka akan semakin kecil pula kontribusi industri tersebut terhadap pembentukan PDB negara tersebut. Kondisi seperti ini justru membuat persaingan bisnis industri TPT dalam negeri menjadi semakin ketat karena hanya perusahaan yang kuat dan mampu bersaing sajalah yang dapat bertahan dalam persaingan. PT Intigarmindo Persada sebagai salah satu perusahaan industri TPT yang memproduksi pakaian jadi perlu menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat agar dapat tetap bertahan dan bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi harga yang tepat. Strategi penetapan harga penting bagi perusahaan karena sebagian besar konsumen mempertimbangkan harga sebagai salah satu unsur dalam menentukan keputusan pembelian. Kebijaksanaan ini dapat memengaruhi pendapatan perusahaan karena konsumen dapat berpindah ke produk pesaing jika harga yang ditawarkannya dianggap lebih menarik. PT Intigarmindo Persada memproduksi Lois setelah diberikan hak paten (lisensi) dari PT Lounsada selaku pemegang merek Lois Spanyol Company untuk membuat dan memasarkan barang tersebut. Berdasarkan survey konsumen yang dilakukan PT Intigarmindo Persada tahun 2016, brand jeans yang biasa dipakai oleh konsumen pria adalah brand Lois sebanyak 31% dan konsumen wanita adalah brand Lois Girl sebanyak 27%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk utama dari PT Intigarmindo Persada adalah Lois Boy. Penjualan rata-rata Lois Boy mengalami peningkatan yaitu dari 630.20 unit di tahun 2015 menjadi sebesar 1275.17 unit di tahun 2016 (lihat Lampiran 2). Peningkatan penjualan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya keputusan peningkatan harga yang diterapkan perusahaan mulai tanggal 1 Maret 2016. Untuk mengetahui dampak peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy, penulis melakukan penelitian melalui kegiatan magang dengan judul: “Penerapan Strategi Harga pada PT Intigarmindo Persada sebagai Produsen Pakaian Jadi Brand Lois”. Penulis juga ingin mengetahui penerapan strategi harga pada PT Intigarmindo Persada sebagai salah satu strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan bisnis di industri tekstil dan produk tekstil serta mengetahui dampak peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy. Untuk itu kegiatan magang dilakukan di kantor pusat PT Intigarmindo Persada yang berada di Jalan Pualam Raya Nomor 31 Jakarta.
3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penulisan skripsi ini adalah: 1. Apakah tujuan penetapan harga pada PT Intigarmindo Persada? 2. Bagaimana strategi penetapan harga yang diterapkan PT Intigarmindo Persada dalam menghadapi persaingan bisnis? 3. Bagaimana metode penetapan harga yang diterapkan PT Intigarmindo Persada dalam menetapkan harga produk-produk Lois? 4. Apakah terdapat perbedaan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016? 5. Bagaimana pengaruh peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016? 6. Bagaimana pengaruh peningkatan harga terhadap perubahan penjualan Lois Boy?
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Mengetahui tujuan penetapan harga pada PT Intigarmindo Persada. 2. Menganalisis strategi penetapan harga yang diterapkan PT Intigarmindo Persada dalam menghadapi persaingan bisnis. 3. Menganalisis metode penetapan harga yang diterapkan PT Intigarmindo Persada dalam menetapkan harga produk-produk Lois. 4. Mengetahui perbedaan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016. 5. Menganalisis pengaruh peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016. 6. Menganalisis pengaruh peningkatan harga terhadap perubahan penjualan Lois Boy.
Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Memberikan bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi harga produk bagi perusahaan untuk mengahadapi persaingan bisnis serta memberi masukan bagi perusahaan dalam rangka meningkatkan penjualan dari sisi harga. 2. Menjadi sarana penulis untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu manajamen yang berkaitan dengan strategi pemasaran khususnya strategi harga. 3. Menjadi acuan bagi penulis-penulis lain yang berkaitan dengan penerapan strategi harga.
4 Ruang Lingkup Penulisan skripsi ini difokuskan pada kajian mengenai tujuan, strategi, dan metode penetapan harga yang diterapkan PT Intigarmindo Persada dalam menghadapi persaingan bisnis di industri tekstil Indonesia. Produk Lois Boy yang dibahas dan dianalisis dibatasi hanya artikel-artikel yang mengalami kenaikan harga pada tanggal 1 Maret 2016 yaitu sebanyak 66 artikel. Sedangkan untuk menganalisis dampak peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy, terdapat keterbatasan data sehingga digunakan data penjualan selama empat bulan saja yaitu bulan Maret hingga Juni di tahun 2015 dan 2016.
TINJAUAN PUSTAKA Strategi Pemasaran Chandler dalam Solihin (2012) menyatakan bahwa strategi adalah penjelasan mengenai tujuan jangka panjang perusahaan dan bagaimana perusahaan melakukan tindakan serta mengalokasikan sumber daya untuk mencapi tujuan. Strategi pemasaran menurut Kotler & Armstrong (2011) diartikan sebagai logika pemasaran di mana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai konsumen dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Menurut Kartajaya dan Setiawan (2014) strategi pemasaran akan berhasil mencapai target yang diinginkan jika perusahaan dapat mengenali konsumen, menciptakan brand yang menarik serta mampu membuat konsumen merasa penasaran, mendorong komitmen konsumen serta berkata dan berlaku jujur kepada konsumen. Bauran Pemasaran Kotler dan Armstrong (2011) mengemukakan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis tekendali yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dipasaran dengan menghasilkan respons yang diinginkannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat peubah atau kegiatan yang merupakan inti pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pasar sasarannya yaitu komponen produk, komponen harga, komponen distribusi, dan komponen promosi. 1. Product atau produk, adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Menurut Tjiptono (2008), produk merupakan kombinasi yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. 2. Price atau harga, adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk memperoleh produk. Kotler dan Armstrong dalam Tjiptono (2008) menyebutkan bahwa ada dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan harga yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor
5 internal perusahaan terdiri dari tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan organisasi. Sedangkan faktor eksternal perusahaan terdiri dari sifat pasar dan pemintaan, persaingan, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan aspek sosial lainnya. 3. Place atau distrubusi, adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Menurut Tjiptono (2008), pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan). 4. Promotion atau promosi, adalah aktifitas yang menyampaikan manfaat produk yang membujuk konsumen membelinya. Menurut Tjiptono (2008), bentuk promosi dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya yang sering disebut bauran promosi. Bauran promosi terdiri dari personal selling, mass selling, promosi penjualan, public relation, dan direct marketing. Harga Harga menurut Kotler dan Armstrong (2011) adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat, karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Perusahaan harus menetapkan harga pada saat pertama kali mereka mengembangkan produk baru. Menurut Swastha (2015) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan konsumen untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanannya. Menurut Kristanto (2011) terdapat peran atau fungsi utama harga dalam pemasaran yaitu turut menentukan volume penjualan, turut menentukan besarnya laba, dan turut menentukan citra produk. Kotler dan Keller (2013) mengatakan bahwa keputusan penetapan harga adalah sebuah unsur yang penting dari bauran pemasaran suatu produk atau jasa yang harus mencerminkan biaya, faktor persaingan, dan persepsi konsumen mengenai nilai produk atau jasa tersebut. Tahapan Penetapan Harga Menurut Kotler dan Keller (2012) terdapat enam langkah penetapan harga yaitu: Memilih tujuan penetapan harga
Menentukan permintaan
Memperkirakan biaya
Menentukan harga akhir
Menentukan metode penetapan harga
Menganalisis biaya, harga, dan pesaing
Gambar 1 Langkah penetapan harga
6 1. Memilih tujuan penetapan harga, mula-mula perusahaan memutuskan di mana perusahaan ingin memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah perusahaan menetapkan harga. 2. Menentukan permintaan, setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Permintaan umumnya membatasi harga tertinggi yang dapat ditentukan perusahaan bagi produknya. 3. Memperkirakan biaya, permintaan atas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya. Setiap harga yang ditentukan perusahaan akan membawa ke tingkatan permintaan dan dampak yang berbeda terhadap sasaran pemasarannya. 4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing, dalam kisaran kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Mula-mula perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat. 5. Menentukan metode penetapan harga. Perusahaan memecahkan permasalahan harga dengan memilih metode yang meliputi satu atau lebih pertimbangan. Metode penetapan harga kemudian akan membawa perusahaan kepada suatu harga khusus yang diinginkan perusahaan. 6. Menentukan harga akhir. Menurut Abdullah dan Tantri (2012) dalam memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor tambahan yaitu harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap harga, kebijakan penetapan harga perusahaan, dan pengaruh harga kepada pihak lain.
Tujuan Penetapan Harga Setiap perusahaan tentu mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang akan dicapai melalui penetapan harga jual produksinya. Tujuan-tujuan tersebut harus dirumuskan dengan jelas karena akan berpengaruh pada strategi dan metode penetapan harga yang akan diterapkan oleh perusahaan. Menurut Swasta dalam Tanjung (2013) tujuan penetapan harga secara umum terdiri dari: (1) Untuk meningkatkan penjualan; (2) Untuk mempertahankan atau memperbaiki market share; (3) Untuk menstabilkan harga; (4) Untuk mencapai target pengembalian investasi; (5) Untuk mencapai laba maksimum. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012) terdapat lima tujuan utama dalam menetapkan harga yaitu: (1) Kemampuan bertahan; (2) Memaksimalkan laba; (3) Memaksimalkan pangsa pasar; (4) Memaksimalkan market skimming pricing; (5) Kepemimpinan kualitas produk; (6) Tujuan lain.
Strategi Penetapan Harga Menurut Rewoldt et al. (2002) keputusan harga berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dengan berbagai kemungkinan harga berdasarkan kendalakendala permintaan dan biaya. Perusahaan dapat mempertimbangkan strategi
7 penetapan harga yang dapat diikuti untuk mencapai sasaran-sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Menurut Mandell dan Rosenberg dalam Fatimah (2012) suatu strategi penetapan harga berarti bahwa variabel harga dalam bauran pemasaran harus dikelola secara elektif oleh manajemen. Strategi tersebut dimulai dengan menetapkan suatu harga dasar yang ditentukan oleh tiga faktor yaitu: permintaan pasar, biaya, dan persaingan. Walaupun persaingan dan pasar merupakan faktor eksternal dari perusahaan sedangkan biaya per unit merupakan faktor internal perusahaan, ketiganya tetap diperhitungkan dalam membuat strategi penetapan harga dan menghasilkan beberapa metode penetapan harga. 1. Permintaan Pasar Menurut Fatimah (2012) setiap harga yang ditetapkan oleh perusahaan menyebabkan perbedaan pada tingkat permintaan dan pengaruh terhadap tujuan pemasaran. Hubungan antara harga dengan permintaan dijelaskan oleh Kotler sebagai berikut: “Umumnya permintaan dan harga mempunyai hubungan yang terbalik yaitu semakin tinggi harga maka permintaan semakin rendah, begitu pula sebaliknya.” 2. Biaya Menurut Kotler dan Keller (2012) permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan atas produknya sedangkan biaya perusahaan menentukan batas terendahnya. Perusahan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan risikonya. Tetapi ketika perusahaan menetapkan harga produk yang dapat menutupi biaya penuh mereka, profitabilitas tidak selalu menjadi hasil akhirnya. Manajemen harus menetapkan harga yang setidaknya akan menutupi biaya produksi pada tingkat produksi tertentu. Menurut Monroe (2000) klasifikasi biaya menurut variasi tingkat kegiatan terdiri dari biaya variabel langsung, biaya semi variabel, dan biaya tetap berkala. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012), biaya perusahaan mempunyai dua bentuk yaitu biaya tetap dan biaya variabel. a. Biaya tetap/overhead, adalah biaya yang tidak bervariasi dengan tingkat produksi atau penadapatan penjualan. Biaya tetap harus dibayar oleh perusahaan meskipun tidak sedang berproduksi sekalipun. Perusahaan harus membayar sewa, gaji atau upah pegawai, air, listrik, dan lain-lain. b. Biaya variabel, adalah biaya yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi. Biaya-biaya ini cenderung konstan per unit yang diproduksi tetapi biaya totalnya bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya total terdiri dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel untuk tingkat produksi tertentu. Biaya variabel ini misalnya untuk bahan mentah, pengepakan, dan lain-lain. 3. Persaingan Harga pesaing dan reaksi-reaksi yang mungkin dilakukan membantu perusahaan dalam menentukan tingkat harga produknya. Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat serta mempelajari harga dan kualitas yang ditawarkan oleh masing-masing pesaing. Apabila perusahaan telah mengetahui harga pesaing, hal ini dapat dipergunakan sebagai titik orientasi dalam penetapan harga. Jika perusahaan menawarkan produk yang
8 sama dengan harga pesaing utama, maka sebaliknya perusahaan menetapkan harga yang tidak jauh dari harga pesaing tersebut. Menurut Abdullah dan Tantri (2012) perusahaan menetapkan beberapa struktur penetapan harga yang mencakup produk dan jenis barang yang berbeda dan yang mencerminkan variasi dalam permintaan dan biaya geografis, variasi segmen pasar, penetapan waktu pembelian, dan faktor lainnya. Beberapa strategi penyesuaian harga terdiri dari penetapan harga geografis, potongan harga, penetapan harga promosi, penetapan harga diskriminatif, dan penetapan harga bauran produk. Kotler dan Keller (2012) berpendapat bahwa perusahaan dapat memilih satu atau lebih strategi dalam menetapkan harga produknya. Menurut Panglaykim et al. dalam Fatimah (2012) terdapat beberapa strategi penetapan harga berdasarkan corak pasar, keadaan persaingan, faktor biaya, dan kekuatan-kekuatan internal perusahaan yaitu: 1. Strategi Harga Fleksibel Strategi penetapan harga fleksibel ini dapat memilih antara strategi harga tunggal atau strategi harga fleksibel. Strategi harga tunggal yaitu perusahaan menawarkan harga yang sama kepada semua konsumen yang membeli jumlah produk dan syarat-syarat penjualan yang sama. Sedangkan strategi harga fleksibel yaitu perusahaan menawarkan harga yang berbeda kepada konsumen yang sama meskipun jumlah produk yang dibeli pun sama. 2. Strategi Tingkat Harga Strategi penetapan harga ini ditentukan oleh suatu tingkat harga yaitu di bawah harga pasar, sama dengan para pesaing, atau di atas harga pasar. Ada beberapa cara penetapan harga dalam strategi ini yaitu: a. Penetapan harga satuan, dimana harga yang dicantumkan untuk setiap produk dinyatakan dalam suatu ukuran standar. b. Penetapan harga deretan, dimana perusahaan menjual beberapa produk dalam suatu deretan produk dengan tingkat harga yang berbeda-beda. c. Penetapan harga pemimpin, dimana harga untuk beberapa barang tertentu diturunkan supaya menarik minat konsumen. Strategi ini juga disebut dengan promotional pricing. d. Penetapan harga prikologis, dimana penetapan harga yang menggambarkan penghematan disebut juga add-even pricing. e. Penetapan harga diskriminasi, dimana perusahaan menawarkan barang atau jasa dalam beberapa tingkat harga tetapi harga tersebut tidak menggambarkan perbedaan biaya secara proporsional. 3. Strategi Penetapan Harga Menurut Daur Hidup Produk Strategi penetapan harga ini mempengaruhi kecepatan suatu produk bergerak dalam daurnya. Pada umumnya harga yang tinggi akan mempercepat daur hidup suatu produk, apalagi jika tingkat harga tersebut membawakan laba yang besar. Para pesaing akan segera tertarik untuk masuk ke pasar tersebut untuk turut mendapatkan laba. Sehubungan dengan strategi ini, Kotler dan Amstrong (2011) berpendapat bahwa perusahaan dapat memilih antara strategi penetapan harga sebagian pasar (skimming pricing strategy) atau strategi penetapan harga penetrasi pasar (penetration pricing strategy).
9 a.
Strategi Penetapan Harga Sebagian Pasar (Skimming Pricing Strategy) Strategi ini menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba yang maksimal dan menemukan “mengambil sebagian/skin” jika produk baru ditemukan. Mengambil sebagian pasar layak dilakukan di bawah kondisikondisi tertentu. Pertama, kualitas dan citra produk tersebut harus mampu mendukung penjualan dengan harga tinggi, dan harus cukup banyak pembeli yang menginginkan produk tersebut dengan harga cukup tinggi Kedua, biaya memproduksi dalam volume yang lebih kecil tidak boleh terlalu tinggi sehingga biaya tersebut tidak menghalangi keuntungan yang diperoleh dari memasang tinggi Ketiga para pesaing tidak mudah untuk masuk ke pasar dan memotong harga tinggi tersebut. b. Strategi Penetapan Harga Penetrasi Pasar (Penetration Pricing Strategy) Strategi ini menetapkan harga rendah untuk produk baru supaya dapat menarik banyak sekali pembeli dan memperoleh pangsa pasar yang besar sehingga mampu mencapai volume penjualan yang setinggi-tingginya di segmen pasar tertentu. Beberapa kondisi harus dipenuhi agar strategi penetapan harga rendah dapat berhasil. Pertama, pasar harus sangat sensitif terhadap harga sehingga harga yang lebih rendah menghasilkan pertumbuhan pasar yang lebih besar. Kedua, biaya-biaya produksi harus turun ketika volume penjualan meningkat. Ketiga, harga rendah harus mampu mencegah masuknya pesaing dan perusahaan yang menggunakan strategi penetapan harga penetrasi harus mempertahankan posisi harga rendah jika tidak, keunggulan dibidang harga mungkin sifatnya hanya sementara. 4. Strategi Potongan Penjualan Strategi penetapan harga ini memberikan pengurangan harga oleh penjual kepada pembeli, yaitu kurang dari harga yang tercantum pada daftar harga. Menurut Kotler dan Keller (2012) bentuk-bentuk diskon dan pengurangan harga adalah sebagai berikut: a. Diskon perdagangan, yaitu potongan harga yang biasanya diberikan kepada sistem distribusi pemasaran seperti dealer, retailer, dan distributor. b. Diskon kuantitas, yaitu potongan harga untuk penjual berupa tingkat harga yang lebih rendah untuk penjualan dalam jumlah yang besar. c. Diskon tunai, yaitu potongan harga berupa pengurangan beberapa persen untuk pembayaran yang dilakukan secara tunai. d. Diskon musiman, yaitu pengurangan harga bagi pembeli yang membeli produk atau jasa diluar musim. Diskon musiman membuat penjual dapat mempertahankan produksi secara menetap sepanjang tahun. e. Potongan, yaitu pengurangan langsung dari daftar harga. 5. Strategi Penetapan Harga Geografis Menurut Kotler dan Keller (2012) penetapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan cara menetapkan harga bagi konsumen di berbagai lokasi negara yang berbeda. Masalah lain adalah cara menetapkan pembayaran. Bentuk-bentuk pembayaran adalah barter, transaksi kompensasi, persetujuan pembelian kembali, dan off set.
Metode Penetapan Harga
10
Kotler dan Armstrong (2011) berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yakni faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal. Faktor internal perusahaan mencakup tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan organisasi. Sedangkan faktor lingkungan eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan, dan unsur-unsur lingkungan lainnya. Mengingat banyaknya faktor yang harus diperhitungkan pada saat penetapan harga, maka keduanya menyarankan perlunya suatu prosedur sistematis dalam menetapkan harga, yang dirasakan akan sangat membantu tugas manajemen. Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Swastha (2015) terdapat tiga faktor yang bepengaruh dalam menetapkan harga dasar suatu produk dan menghasilkan beberapa metode penetapan harga yaitu penetapan harga berdasarkan biaya, penetapan harga berdasarkan permintaan, dan penetapan harga berdasarkan persaingan. 1. Penetapan Harga berdasarkan Biaya (Cost Oriented Pricing) Metode penetapan harga berdasarkan biaya merupakan metode dimana harga ditentukan berdasarkan jumlah biaya per satuan produk yang keluar ditambah dengan keuntungan yang diharapkan. Metode ini paling umum digunakan terutama dalam pasar yang sangat kompetitif seperti untuk produk hasil industri karena mudah dimengerti sehingga akan sangat menguntungkan bagi perusahaan karena laba yang diinginkan pasti tercapai apabila metode ini digunakan dengan tepat. Terdapat tiga metode penetapan harga berdasarkan biaya yaitu: a. Metode Penetapan Harga Cost Plus Pada metode ini harga ditentukan dengan menghitung biaya total per unit lalu ditambah dengan marjin yang dikehendaki perusahaan sebagai laba (profit margin). Profit margin yang dikehendaki biasanya ditentukan dengan presentase yang diambil dari biaya total. Metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Harga jual = biaya total + profit margin
Metode penetapan harga cost plus memantapkan laba dalam pasar yang tidak pasti. Dengan mengambil tingkat laba yang cukup, perusahaan dapat merasa aman dari pemotongan harga oleh pesaing dengan asumsi bahwa biaya yang diperlukan untuk produksi hampir sama. b. Metode Penetapan Harga Mark up Metode ini digunakan untuk menutup biaya langsung (overhead) dan laba bagi perusahaan. Besarnya mark up ditentukan dari biaya produknya, presentase mark up tersebut dikalikan dengan biaya produk dan kemudian ditambahkan pada biaya produk tersebut. Metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Harga = biaya produk + (% mark up x biaya produk)
Cara ini dapat disederhanakan dengan menambahkan angka 100 pada presentase mark up sehingga akan didapat multiplier biaya. Alasan penggunaan mark up pricing adalah karena ketidakpastian terhadap biaya
11 jauh lebih kurang daripada ketidakpastian permintaan. Mark up pricing ini juga fleksibel dan dapat mendukung perusahaan untuk memaksimumkan laba. c. Metode Penetapan Harga Break Even Perusahaan sering menggunakan analisa break even dalam menetapkan harga untuk menetapkan jumlah barang yang harus dijual pada tingkat harga yang telah ditentukan. Sehingga pendapatan total akan sama dengan biaya total. Jumlah ini yang disebut break even point, dimana setiap unit yang terjual diatas titik tersebut menghasilkan laba. Sedangkan yang dibawah titik tersebut merupakan kerugian. Break even point dapat dihitung dengan rumus berikut: 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧 =
2.
3.
𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐣𝐮𝐚𝐥 − 𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐯𝐚𝐫𝐢𝐚𝐛𝐞𝐥 𝐩𝐞𝐫 𝐮𝐧𝐢𝐭
Penetapan harga ini menjadi lebih sederhana dan produsen tidak perlu membuat penyesuaian harga terhadap permintaan apabila mendasarkan pada biayanya. Penetapan Harga berdasarkan Permintaan (Demand Oriented Pricing) Metode penetapan harga berdasarkan permintaan didasari pada persepsi konsumen terhadap value/nilai yang diterima (price value), sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui value dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM) merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan. Pada analisa ini konsumen diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga murah, terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang diterima. Penetapan Harga berdasarkan Persaingan (Competition Oriented Pricing) Metode penetapan harga berdasarkan persaingan dilakukan dengan menggunakan harga kompetitor sebagai referensi, dimana dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar oligopoli. Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para konsumen, perusahaan biasanya menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.
Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan terdiri dari penelitian yang dilakukan oleh Sherly Nofriyanti Mulya tahun 2004, Bahyu Cahyono tahun 2014, dan Anak Agung Made Ayu Astri Sintha Dewi tahun 2015. Berikut disajikan judul, metode, dan hasil penelitian secara lengkap seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Penelitian terdahulu
12 No 1
2
Nama Peneliti Sherly Nofriyanti Mulya (2004)
Bayu Cahyono (2014)
Judul Penelitian Analisis Pengaruh Kenaikan Harga Minyak Solar terhadap Harga Jual Semen untuk Daerah Pekanbaru dan Jambi (PT Semen Padang, Padang Sumatera Barat)
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Data diperoleh dari Hasil penelitian ini adalah perusahaan sebagai berikut: mengenai volume (1) Pada saat terjadinya penjualan, harga kenaikan harga jual jual, dan realisasi solar, harga jual semen produksi. di Pekanbaru dan Metode pengolahan Jambi juga mengalami dan analisis data peningkatan. Pengaruh menggunakan SPSS antara harga solar 11.5 untuk dengan harga jual menganalisis data semen di pekanbaru kualitatif dan sebesar 24.3% kuantitatif dengan sedangan di Jambi regresi linier sebesar 18.5%; berganda. (2) Implikasi dari terjadinya kenaikan harga jual semen adalah terjadinya penurunan dari volume penjualan semen di Pekanbaru dan Jambi. Analisis Data diperoleh Hasil penelitian ini adalah Strategi melalui wawancara sebagai berikut: Penetapan kepada pimpinan (1) Sasaran dalam Harga Pada Taman Pintar penetapan harga Taman Taman Pintar Yogyakarta dan Pintar Yogyakarta Yogyakarta dokumentasi adalah berorientasi mengenai sumberpada penjualan; sumber tertulis (2) Tujuan penetapan yang terdapat di harga dari Taman dalam perusahaan. Pintar Yogyakarta Metode yang adalah unggul dalam digunakan adalah bagian pasar; analisis deskriptif (3) Target pasar yang kualitatif. dibidik oleh Taman Pintar Yogyakarta adalah semua segmen dan semua kalangan; (4) Strategi penetapan harga yang digunakan Taman Pintar Yogyakarta adalah strategi penetrasi, yaitu memberikan harga awal yang rendah.
Lanjutan Tabel 3 No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
13 3
Anak Agung Made Ayu Astri Sintha Dewi (2015)
Analisis Strategi Penetapan Harga Komoditi Hortikultura di Pasar Tradisional Kota Depok
Data diperoleh Hasil penelitian ini adalah melalui wawancara, sebagai berikut: observasi atau (1) Faktor yang pengamatan, serta mempengaruhi membaca dan penetapan harga melakukan adalah biaya, pencatatan semua permintaan dan data yang penawaran, serta dibutuhkan. Metode keadaan ekonomi; pengolahan dan (2) Tujuan penetapan analisis data yang harga bagi seluruh digunakan adalah responden yaitu metode deskriptif kemampuan bertahan analisis dengan dan pangsa pasar komparasi antara maksimum; dua jenis pasar dan (3) Harga jual komoditi analisis korelasi hortikultura di pasar Pearson. tradisional dan modern bervariasi untuk produk dan waktu yang sama; (4) Strategi penetapan harga yang digunakan meliputi penetapan harga produk yang sudah mapan, strategi fleksibelitas harga dan strategi penyesuaian harga; (5) Hasil analisis uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa harga jual rata-rata antar pasar tradisional dan antar pasar modern memiliki hubungan yang erat dan positif.
14 Penelitian yang dilakukan oleh Sherly Nofriyanti Mulya menggunakan regresi linier berganda untuk menganalisis pengaruh kenaikan harga minyak solar terhadap harga jual semen yang dilakukan di wilayah Pekanbaru dan Jambi. Analisis yang dilakukan adalah analisis harga jual dan volume penjualan semen di dua wilayah yaitu Pekanbaru dan Jambi. Harga jual semen dipengaruhi oleh jumlah produksi, harga minyak solar, dan tarif angkut. Sedangkan volume penjualan dipengaruhi oleh harga jual semen dan tarif angkut semen. Pada penelitian ini, analisis yang dilakukan adalah analisis perbedaan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016 menggunakan uji T-test serta analisis peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016 serta terhadap perubahan penjualannya menggunakan regresi linier sederhana. Analisis dilakukan terpisah menjadi dua analisis regresi linier sederhana sehingga diperoleh dua persamaan regresi. Analisis regresi linier sederhana yang pertama adalah analisis pengaruh peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016. Sedangkan analisis regresi linier sederhana yang kedua adalah analisis pengaruh peningkatan harga terhadap perubahan penjualan Lois Boy. Analisis regresi linier sederhana dilakukan pada produk Lois Boy sebanyak 66 artikel yang mengalami peningkatan harga di tahun 2016.
METODE Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan memiliki visi dan misi sebagai pedoman dan landasan dalam melaksanakan semua kegiatan perusahaan termasuk PT Intigarmindo Persada yang memiliki visi dan misi yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan agar menjadi perusahaan fashion terkemuka multibrand, di nasional maupun internasional. Namun, keberadaan perusahaan-perusahaan industri tekstil di Indonesia membuat persaingan bisnis pakaian jadi semakin ketat. Hal tersebut membuat PT Intigarmindo Persada perlu membuat suatu strategi pemasaran yang tepat agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Salah satunya adalah strategi harga. Kajian penulisan ini berfokus pada penerapan strategi harga pada PT Intigarmindo Persada yang terdiri dari tujuan, strategi, dan metode penetapan harga yang dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini bermanfaat untuk menganalisis kondisi strategi harga yang diterapkan perusahaan. Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016 menggunakan teknik analisis uji T-test. Teknik analisis selanjutnya menggunakan analisis regresi sederhana untuk menganalisis pengaruh peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016 dan pengaruh peningkatan harga terhadap perubahan penjualan Lois Boy. Dengan analisis yang dilakukan, akan dihasilkan implikasi manajerial sebagai strategi pemasaran serta didapat kesimpulan dan saran bagi PT Intigarmindo Persada. Kerangka pemikiran dalam penulisan ini adalah sebagai berikut.
15 PT Intigarmindo Persada
Visi dan Misi perusahaan
Strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan bisnis
Apakah terdapat perbedaan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016?
Penerapan Strategi Harga
Tujuan penetapan harga
Strategi penetapan harga
Bagaimana pengaruh kenaikan harga terhadap penjualan Lois Boy di tahun 2016?
Bagaimana pengaruh peningkatan harga terhadap perubahan penjualan Lois Boy?
Metode penetapan harga
Analisis Deskriptif Kualitatif
Uji T-test
Kondisi penerapan strategi harga PT Intigarmindo Persada
Perbedaan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016
Implikasi Manajerial
Simpulan dan Saran
Gambar 2 Kerangka pemikiran
Analisis Regresi Sederhana
Pengaruh peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016
Pengaruh peningkatan harga terhadap perubahan penjualan Lois Boy
16 Lokasi dan Waktu Kegiatan Magang Lokasi kegiatan magang dilakukan di Kantor Pusat PT Intigarmindo Persada di Jalan Pualam Raya Nomor 31, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 1 Februari hingga 29 April 2016. Rincian kegiatan magang serta rincian lain yang terkait mengenai kegiatan magang dapat dilihat pada Lampiran 3-7.
Jenis dan Sumber Data Penulisan skripsi ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara dengan pihak-pihak internal PT Intigarmindo Persada yang mengetahui informasi lengkap mengenai masalah yang diteliti. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dari buku, modul, jurnal, data-data yang berasal dari internal PT Intigarmindo Persada, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementrian Perindustrian RI, dan literatur lain yang berhubungan dengan topik yang diteliti.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Penulis melakukan kegiatan magang di Divisi Sales Konsinyasi PT Intigarmindo Persada. Selama 62 hari kerja, penulis dibimbing langsung oleh SMK Konsinyasi. Aktivitas selama kegiatan magang adalah melakukan pekerjaan yang diberikan oleh SMK dan memberikan solusi atau alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan sales dan konsinyasi produk-produk Lois. Penulis juga turut serta dalam acara bazar yang diselenggarakan atas kerjasama PT Intigarmindo Persada dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia di Kampus Depok UI pada tanggal 22 April 2016. Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan menjelaskan dan menganalisis kondisi yang sebenarnya terjadi di PT Intigarmindo Persada. Kondisi yang dimaksud adalah mengenai penerapan strategi harga dengan berfokus pada tujuan, strategi, dan metode penetapan harga pada PT Intigarmindo Persada. Sedangkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016 menggunakan teknik analisis uji T-test. Teknik analisis selanjutnya menggunakan analisis regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016 dan pengaruh peningkatan harga terhadap perubahan penjualan Lois Boy. Uji T-test dan regresi linier sederhana diolah menggunakan software SPSS versi 17.00. Uji T-test Uji T-test menurut Istijanto (2005) adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan nilai rata-rata dari beberapa sampel yang berbeda. T-test yang digunakan dalam penelitian ini yaitu independent sample T-test karena menggunakan dua sampel yaitu rata-rata penjualan Lois Boy tahun
17 2015 dan 2016. Perbedaan rata-rata dua populasi diketahui dengan rata-rata kedua sampel pada semua variabel. Kedua sampel didapatkan dari data penjualan selama bulan Maret hingga Juni di masing-masing tahunnya. Rumus yang digunakan dalam independent sample T-test: 𝑡=
𝑃1 − 𝑃2 𝑆𝑃1−𝑃2
Keterangan: P1 = rata-rata kelompok sampel kesatu P2 = rata-rata kelompok sampel kedua SP1−P2 = standar deviasi Hipotesis dalam penulisan ini adalah: H0 : tidak adanya perbedaan antara rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2015 dan tahun 2016. H1 : adanya perbedaan antara rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016. Dengan kriteria pengujian adalah jika: Nilai probabilitas ≤ 0.05, maka signifikan dengan tolak H0 dan terima H1 Nilai probabilitas > 0.05, maka tidak signifikan dengan terima H0 dan tolak H1 Analisis Regresi Sederhana Regresi merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antar variabel. Dalam analisis regresi, suatu persamaan regresi atau persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabelvariabel apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan yang didapat pada umumnya menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Menurut Sugiyono (2009) analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel tidak bebas (dependent variable) apabila nilai variabel bebas (independent variable) diubah. Sehingga regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara variabel bebas tunggal dengan variabel tidak bebas. Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel tidak bebas dapat dilakukan melalui peningkatan variabel bebas atau tidak. Dalam regresi linier sederhana hanya ada satu variabel bebas X yang dihubungkan dengan satu variabel tidak bebas Y. Persamaan umum regresi sederhana adalah: 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 Keterangan: Y = variabel tidak bebas (dependent variable) X = variabel bebas (independent variable) a = konstanta b = koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan) Variabel dalam penulisan ini adalah: X : peningkatan harga Y : penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016 ; perubahan penjualan Lois Boy
18
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Intigarmindo Persada PT Intigarmindo Persada merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri garment yang memproduksi pakaian jadi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hasil produksi perusahaan ini berupa pakaian jadi yang bahan bakunya berjenis denim. PT Intigarmindo Persada berdiri pada tanggal 20 Juli 1990, berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan Pualam Raya Nomor 31 Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat dengan akta notaris Soekamini, SH. Perusahaan ini didirikan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia, yang anggaran dasarnya serta perubahannya telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan tanggal 31 Oktober 1992 Nomor C249.HT.13.02.Th.1992 dan diumumkan dalam lembaran berita Negara nomor 137 tanggal 31 Agustus 1996. Tahun 1978 perusahaan ini berbentuk home industry yang berlokasi di Jalan Cempaka Putih Barat No. 5 Jakarta Pusat dan diberi nama Usaha Kurnia yang berbentuk perusahaan komanditer (CV) oleh pendirinya Bapak Alm. H. Abdul Halim. Seiring dengan berkembangnya perusahaan ini pada tahun 1985, Bapak Indra Halim yang merupakan anak dari Bapak Alm. H. Abdul Halim memindahkan usahanya ke Jalan Pualam Raya No.31, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat. Bentuk dan nama usahanya pun diubah kembali menjadi CV Inti Garment. Hingga pada tahun 1987 CV Inti Garment berubah bentuk usahanya menjadi Perseroan Terbatas (PT) Inti Garment. Perkembangan terus meningkat dan atas saran beberapa rekan, maka pada tahun 1990 nama PT Inti Garment diperbaharui menjadi PT Intigarmindo Persada. Pabriknya berada di Tambun, Subang dan beberapa titik lain. Selain itu PT Intigarmindo Persada juga memiliki tiga kantor Cabang, yang bertempat di Medan, Bandung dan Surabaya. PT Intigarmindo Persada memiliki dua brand terkemuka, yaitu Lois, Lois Girl dan Liberal. Untuk Lois Jeans adalah brand yang berasal dari Spanyol. Sejak tahun 1962 PT Intigarmindo Persada diberikan hak paten (lisensi) dari PT Lounsada selaku pemegang merk Lois Spanyol Company untuk membuat dan memasarkan barang tersebut. Sementara Liberal adalah brand asli dari PT Intigarmindo Persada yang mulai dipasarkan sejak tahun 2006. Produk yang ditawarkan kepada konsumen diantaranya celana jeans, kemeja, kaos, jaket, ikat pinggang, topi, sepatu dan sandal. Selain memproduksi pakaian jadi berbahan baku jeans, PT Intigarmindo Persada melakukan inovasi dalam pengembangan produknya yaitu membuat produk seperti sepatu, sandal, belt, dan aksesoris. PT Intigarmindo Persada bekerjasama dengan berbagai department store terkemuka di Indonesia dengan menempatkan Sales Assistant, seperti Matahari, Ramayana, Metro, Centro, Sogo, dan lain-lain serta toko online seperti Berrybenka, Blibli, Matahari Mall, VIP Plasa, dan Zalora. Selain itu, untuk brand Lois sendiri sudah memiliki showroom yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yaitu di Kota Kasablanka (Jakarta), Bandung Indah Plaza (Bandung), Tunjungan Plaza (Surabaya), dan Mall Panakukang (Makasar).
19 Visi dan Misi PT Intigarmindo Persada PT Intigarmindo Persada mengerti bahwa dunia fashion adalah dunia global. Konsumen dari industri ini sangatlah general. Para konsumen industri inipun bukan hanya ada di satu negara, namun berlaku di seluruh dunia. Oleh karena itu, PT Intigarmindo Persada menginginkan tujuan yang besar. Bukan hanya di lingkup nasional, namun sampai Internasional. Karena PT Intigarmindo persada yakin bahwa perusahaan ini akan menjadi besar, oleh karena itu mereka mempunyai visi sebagai berikut: “Menjadi perusahaan fashion terkemuka multibrand, di nasional maupun internasional.” Meraih visi sebesar itu diperlukan effort yang besar. PT Intigarmindo Persada yakin bahwa keyakinan, kerja keras, dan kerja cerdas adalah kunci kesuksesannya. Selain itu, kesejahteraan pekerja juga menjadi satu kunci majunya sebuah industri. Dengan tercapainya pekerja yang sejahtera maka tingkat motivasi, loyalitas dan produktifitas kerja akan semakin meningkat. Dan karenanya, PT Intigarmindo Persada memiliki misi sebagai berikut: 1. Memasuki seluruh pasar yang ada di Indonesia di kelas medium dan high image serta mempersiapkan diri untuk ekspansi di pasar dunia. 2. Menciptakan produk berkualitas tinggi dan high image yang menjadi fashion leader (trend setter) dengan kreatif anak bangsa. 3. Mensejahterakan shareholder, karyawan, dan masyarakat. 4. Menjalankan bisnis berdasarkan asaz-asaz agama, dan kekeluargaan.
Permasalahan Divisi Sales Konsinyasi PT Intigarmindo Persada Persaingan bisnis industri pakaian jadi yang ketat ini, membuat divisi pemasaran bekerja keras untuk menjual sebanyak mungkin produk karena pemasaran adalah ujung tombak perusahaan mendapatkan laba. Namun dalam pelaksanaanya, PT Intigarmindo Persada memiliki beberapa permasalahan terutama pada Divisi Sales Konsinyasi sebagai salah satu divisi terpenting di perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Permasalahan yang dihadapi perusahaan di awal tahun ini adalah adanya counter dengan pendapatan minus dan perputaran barang yang rendah. Pendapatan counter yang minus akan semakin merugikan PT Intigarmindo Persada apabila tidak segera ditindaklanjuti. Counter dengan pendapatan minus terbesar adalah Matahari Dept. Store Manggarai, Karawang, Jakabaring, dan Lotus Galaxy. Alternatif solusi untuk counter yang pendapatannya minus adalah dengan mengurangi jumlah SA counter, tidak adanya lembur untuk SA, mengajukan penurunan marjin counter, penggabungan counter dengan lokasi yang saling berdekatan, atau penutupan counter. Alternatif tersebut bertujuan untuk meminimalisir kerugian dan efisiensi biaya yang ditanggung perusahaan. Permasalahan kedua yang dihadapi Divisi Sales Konsinyasi PT Intigarmindo Persada adalah mengenai perputaran barang yang rendah. Perputaran barang dinilai dari besarnya stock sales ratio (SSR). Semakin rendah nilai SSR suatu store, maka akan semakin cepat perputaran barangnya. Perusahaan meinginginkan SSR setiap store memiliki rasio minimal 4x. Persentase SSR diperoleh dengan cara perbandingan persediaan barang di store dengan produk yang terjual. Alternatif
20 solusi untuk SSR yang rendah ini adalah dengan mengurangi stock di store, memperbanyak channel distribusi dengan sistem non PKP, marjin rendah, dan tidak ada SA seperti online shop dan Lulu Dept. Store, mengadakan promosi potongan harga dan special price, serta mengadakan acara bazar non dept. store. Dengan adanya alternatif solusi tersebut diharapkan perputaran barang akan meningkat sehingga tidak akan mengurangi kapasitas penyimapanan gudang. Survey Konsumen Lois Perusahaan mendengarkan suara konsumen dalam rangka menjalankan kebijakannya. Memang tidak mudah bagi perusahaan untuk mau mendengarkan karena anggapan bahwa suara konsumen itu tidak penting, tidak ada manfaatnya, kurang dimengerti, atau kurang strategis bagi perusahaan. Padahal dengan mendengarkan suara konsumen berarti perusahaan sebenarnya memikirkan kelangsungan hidup di masa depannya. Tentu perusahaan akan senantiasa mengantisipasi apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktunya sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, perusahaan akan tetap bertahan karena selalu dibutuhkan oleh konsumen. Bentuk suara konsumen yang masuk ke perusahaan akan memberikan manfaat bagi perusahaan itu sendiri, bagi karyawan, dan juga bagi konsumennya. Menurut Haryono (2013) suara konsumen akan memberikan manfaat bagi pihak perusahaan dan pihak konsumen. Adapun manfaat yang diberikan bagi perusahaan antara lain: (1) Perusahaan akan memperoleh masukan dari konsumen secara cumacuma yang akan menjadi bahan pertimbangan; (2) Perusahaan akan mendapatkan kemahiran dalam menangani suara konsumen sehingga menimbulkan kemampuan yang diakui oleh konsumen; (3) Perusahaan akan mendapatkan citranya kembali karena telah berhasil mengatasi suara konsumen dengan memuaskan konsumen sehingga nama baik sebagai perusahaan yang professional tetap akan terjaga; (4) Perusahaan akan memperoleh hubungan yang lebih kuat dengan konsumen; (5) Perusahaan akan mendapatkan calon-calon konsumen baru; (6) Perusahaan akan mendapatkan peningkatan penjualan dari konsumen-konsumen baru yang mulai bergabung dengan konsumen lama; dan (7) Perusahaan akan memperoleh peningkatan keuntungan dengan bertambahnya volume penjualan dari konsumenkonsumen baru yang bergabung. Adanya pertimbangan mengenai pentingnya suara konsumen tersebut bagi perusahaan, penulis melakukan survey produk Lois Boy dan Girl pada periode magang kemarin. Form survey konsumen dibedakan menjadi dua yaitu untuk konsumen yang membeli produk Lois Boy dan untuk konsumen yang membeli produk Lois Girl. Survey dilakukan di wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan dengan menyebarkan form survey di seluruh departemen store di wilayahwilayah tersebut. Survey ini dilakukan untuk mengetaui karakteristik pembeli produk Lois, mengetahui sejauh mana kepuasan konsumen terhadap produk Lois, mengetahui trend terbaru di masyarakat, serta agar perusahaan mengetahui langkah ke depan yang harus dilakukan demi perbaikan kualitas dan menjaga konsumen agar tetap setia dan konsisten membeli produk-produk Lois. Data yang masuk form survey konsumen adalah sebanyak 648 form untuk Lois Boy dan 330 form untuk Lois Girl. Berdasarkan hasil rekap form survey konsumen didapatkan beberapa hasil yang penting yaitu sebagai berikut: (1)
21 Pembeli produk-produk Lois berusia 21 sampai 30 tahun; (2) Konsumen mengharapkan celana jeans dengan bahan yang berkualitas dan desain yang bervariasi; dan (3) Konsumen mempertimbangkan kenyamanan saat dipakai dan kualitas dalam membeli celana jeans. Hasil persentase tertinggi pada survey konsumen Lois tahun 2016 terdapat pada Tabel 4 berikut: Tabel 4 Survey konsumen Lois Boy dan Girl tahun 2016 No Pertanyaan 1 Berapa Usia Anda? 2 Berapa rata-rata harga celana jeans yang Anda beli? 3 Berapa rata-rata harga atasan/kemeja yang Anda beli? 4 Berapa nomor celana jeans Anda? 5 Saat membeli celana jeans apa yang menjadi pertimbangan Anda? 6 Berapa banyak produk LOIS yang Anda miliki saat ini? 7 Dibawah ini, yang manakah yang paling sesuai fittingnya untuk Anda? 8 Jeans seperti apa yang Anda lebih sukai?
9 10
11 12
13 14 15 16 17
Warna jeans favorite Anda? Tolong sebutkan 3 brand jeans yang biasa Anda pakai atau menurut Anda bagus? Dimana Anda biasa berbelanja Jeans LOIS? Sebutkan 2 hal utama yang Anda harapkan dari jeans LOIS? Apa yang Anda harapkan dari SPG LOIS? Apa yang membuat Anda batal berbelanja LOIS? Dimanakah Anda pernah melihat/mendengar iklan LOIS? LOIS berasal dari mana? Bila Anda pernah melihat iklan di TV LOIS, tema apakah yang Anda lihat?
Lois Boy 21 – 30 tahun Rp 300 000 hingga Rp 499 000 Rp 200 000 hingga Rp 299 000 27 - 29 Kenyamanan fitting saat dipakai 1 – 3 pcs
Lois Girl 21 – 30 tahun Rp 300 000 hingga Rp 499 000 Rp 100 000 hingga Rp 199 000 27 - 29 Kualitas
Slim
Skinny
Fashion (terdapat variasi design di warna washing atau di saku belakang) Dark blue LOIS, Wrangler, dan Levi’s
Fashion (terdapat variasi design di warna washing atau di saku belakang)
Departement Store
Departement Store
Desain celana modelnya bervariasi Ramah
Bahannya berkualitas
Harga tidak ada diskon/mahal Iklan TV
Harga tidak ada diskon/mahal Iklan TV
Spanyol Anak muda melakukan Travelling Journey
Spanyol Dua orang model memperagakan setelan jeans
1 – 3 pcs
Dark blue LOIS, LOGO, dan Levi’s
Informatif
Sumber: Data diolah (2016)
Konsumen yang bersedia mengisi form survey ini mendapatkan hadiah berupa goodie bag yang berisikan kalender, note book, serta pulpen Lois. Dengan adanya survey konsumen ini, PT Intigarmindo Persada diharapkan mampu menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan konsumen serta dapat melaksanakan
22 langkah-langkah perbaikan atas masukan dan saran yang diberikan konsumen. Tim marketing perusahaan dapat mengirimkan informasi terbaru mengenai produk Lois dan mengucapkan secara resmi pada hari-hari besar kepada konsumen melalui email, melakukan kerja sama dengan media partner seperti radio, menjadi sponsor dalam suatu acara, dan membuat bazar agar produk Lois lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan tujuan memperluas segmentasi pasar. Sponsorship dan Bazar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Menurut Kennedy (2009) faktor-faktor yang memengaruhi penjualan terdiri dari trend dan teknologi, kondisi ekonomi, referensi produk, pelayanan, dukungan infrastruktur pasar, persaingan, harga, serta promosi dan periklanan. PT Intigarmindo Persada sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dengan brand Lois, tentunya mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam memasarkan produknya terutama mengenai faktor harga serta promosi dan periklanan. Promosi yang dilakukan PT Intigarmindo Persada dalam memasarkan produk-produk Lois antara lain promosi dalam bentuk potongan harga, special price, gratis produk tertentu, dan menjadi sponsor dalam suatu acara. Sedangkan periklanan produk-produk Lois yaitu iklan di radio, media cetak, TV, dan melalui sosial media yang dimiliki Lois jeans. Salah satu bentuk promosi yang dilaksanakan selama penulis melakukan kegiatan magang adalah acara bazar yang diselenggarakan atas kerjasama PT Intigarmindo Persada dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia di Kampus Depok UI. Acara bazar dilaksanakan pada tanggal 22 April 2016 bersamaan dengan acara seminar dimana perusahaan menjadi salah satu sponsorship yang menyumbang dalam bentuk barang. Adapun yang diberikan perusahaan kepada peserta seminar berupa goodie bag yang berisikan shall, note book, pulpen, dan stiker Lois. Sejalan dengan teori menurut Tjiptono (2008) yang menyatakan bahwa tujuan promosi adalah menginformasikan, memengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan konsumen, acara bazar dan seminar ini menjadi salah satu peluang perusahaan dalam memasarkan produk-produk Lois kepada kalangan mahasiswa. Antuasiasme yang diberikan mahasiswa peserta seminar sangatlah bagus. Hal ini dilihat dari banyaknya peserta yang mengunjungi dan membeli produk-produk Lois di area bazar. Adapun produk-produk Lois yang dijual dalam acara bazar adalah potongan harga sebesar 20%, 50% atau 70% untuk celana jeans, kaos, kemeja, shall, topi, dompet, tas, ikat pinggang, dan payung. Acara bazar yang dilakukan ini diharapkan mampu memperluas segmentasi pasar produk-produk Lois hingga ke kalangan mahasiswa. Dengan memperkenalkan produk Lois ke kalangan mahasiswa, Lois akan mendapatkan sasaran segmentasi baru untuk dimasuki produknya. Sedangkan sponsorship yang bekerja sama dengan FEB UI bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan konsumen baru yaitu kalangan mahasiswa agar menjadi konsumen yang loyal dan setia kepada produk-produk Lois.
23 Tujuan Penetapan Harga PT Intigarmindo Persada Kebijaksanaan pemasaran merupakan keputusan dari suatu strategi pemasaran yang digunakan oleh setiap perusahaan. Keputusan tersebut didasarkan atas kondisi dan situasi pasar dimana perusahaan tersebut berada. Demikian pula dalam menetapkan harga jual suatu produk. Perusahaan harus menyesuaikan berbagai macam produk yang dihasilkan dengan berbagai macam pasar yang ada atau yang akan dituju. Sehingga harga jual produk yang ditetapkan dapat terjangkau oleh konsumen dimana produk tersebut dipasarkan. Penetapan harga harus dikoordinasikan dengan tujuan pemasaran dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Setelah tujuan pemasaran ditentukan maka tujuan penetapan harga dapat ditentukan sebelum menetapkan harga itu sendiri. Bagi perusahaan yang belum membuat keputusan dasar mengenai tujuan organisasi dan menentukan sasaran pasarnya, maka akan sulit untuk membuat tujuan penetapan harga. Tujuan yang ingin dicapai oleh PT Intigarmindo Persada dalam memasarkan celana denim Lois yang diproduksinya adalah untuk memaksimalkan laba. Target laba yang dicapai perusahaan mengalami peningkatan di setiap tahunnya dimana hal tersebut membuat perusahaan harus meningkatkan pendapatannya dengan cara menaikkan harga jual produk. Namun, kenaikan harga jual produk yang ditetapkan tidak semata-mata hanya untuk memperoleh laba maksimal. Kenaikan harga yang ditetapkan perusahaan juga disebabkan oleh beberapa faktor lain yaitu terjadinya kenaikan harga pokok produksi (HPP) seperti kain, kancing, reselting dan kenaikan gaji karyawan dan buruh. Faktor-faktor di atas tersebut membuat perusahaan mengambil keputusan mengenai penetapan harga. Apabila perusahaan menetapkan harga yang tetap, maka laba yang diterima perusahaan akan menurun. Namun apabila perusahaan menetapkan kebijakan untuk menaikan harga, maka akan berdampak pada penjualannya. Di antara dua alternatif keputusan tersebut, perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penetapan harga yang ingin dicapai yaitu untuk memaksimalkan harga. Sehingga perusahaan perlu mengambil keputusan untuk menaikkan harga produk. Untuk mengetahui sejauh mana dampak peningkatan harga terhadap penjualan PT Intigarmindo Persada khususnya Lois Boy, maka akan dilanjutkan pada analisis seperti yang terlihat pada sub-bab hasil analisis.
Strategi Penetapan Harga PT Intigarmindo Persada Sebelum menentukan strategi penetapan harga yang akan digunakan oleh perusahaan dalam program pemasarannya, maka terlebih dahulu perusahaan harus menentukan harga dasar dari produk yang diproduksinya. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perhitungan harga dasar yaitu permintaan pasar, biaya, dan persaingan. Analisis faktor yang mempengaruhi perhitungan harga dasar pada PT Intigarmindo Persada sebagai berikut. Permintaan Pasar Celana denim yang diproduksi oleh PT Intigarmindo Persada memiliki kualitas high fashion dengan berbahan dasar denim. Denim merupakan material
24 kain kokoh yang terbuat dari kain katun twill. Ada juga yang menyebutkan kain denim ini terbuat dari wool serta terdapat juga denim dengan bahan dasar sutra yang dicampur wool. Seperti dengan konsep brand Lois yaitu “Europe Fashion Denim Oriented”, bahan denim ini menjadi salah satu kekuatan atau ciri khas yang dimiliki PT Intigarmindo Persada dalam memproduksi celana Lois. Volume penjualan Lois jeans dapat terlihat pada Tabel 5. Tabel 5 Volume penjualan Lois dan Lois Girl tahun 2014 dan 2015 (per unit/potong) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Volume Penjualan Lois 2014 56 043 31 620 44 190 44 274 57 686 67 905 279 717 39 467 36 895 52 311 54 373 84 883 849 365
2015 55 910 48 656 52 043 54 581 69 652 105 346 265 558 38 147 43 490 52 868 56 879 89 137 932 266
Sumber: PT Intigarmindo Persada (2016)
PT Intigarmindo Persada yang telah berproduksi produk pakaian jadi brand Lois selama 53 tahun mengalami peningkatan volume penjualan pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.98%. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Intigarmindo Persada (Tabel 5), volume penjualan brand Lois dan Lois Girl tahun 2015 cenderung mengalami peningkatan penjualan bila dibandingkan dengan setiap bulannya di tahun 2014. Penurunan volume penjualan hanya terjadi di bulan Januari, Juli, dan Agustus 2015 bila dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2014. Pada tahun 2014 artikel yang paling banyak terjual dari produk celana denim Lois adalah artikel CS9134 (basic straight jeans) untuk basic denim dan artikel CFS255 (comfort fit fashion denim) untuk fashion denim. Harga celana basic denim Lois artikel CS9134 pada tahun 2014 adalah Rp 399 500 per potong sedangkan harga fashion denim artikel CFS255 adalah Rp 479 000 per potong. Volume penjualan artikel-artikel tersebut dapat dilihat di Tabel 6. Sedangkan pada tahun 2015 artikel yang paling banyak terjual dari produk celana denim Lois adalah artikel CS9152 (basic straight denim) untuk basic denim dan artikel SLS276 (slim fit strecht denim) untuk fashion denim. Harga celana basic denim Lois artikel CS9152 pada tahun 2015 adalah Rp 399 500 per potong sedangkan harga fashion denim artikel SLS276 adalah Rp 439 000 per potong. Volume penjualan artikel-artikel tersebut dapat dilihat di Tabel 7.
25 Tabel 6 Volume penjualan celana denim Lois artikel CS9134 dan artikel CFS255 tahun 2014 (per unit/potong) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Celana Basic Denim (Artikel CS9134) 0 1 165 524 918 1 306 5 114 751 501 520 531 658 10 989
Celana Fashion Denim (Artikel CFS255) 4 100 181 235 298 508 3 266 317 307 340 285 521 6 360
Sumber: PT Intigarmindo Persada (2016)
Tabel 7 Volume penjualan celana denim Lois artikel CS9152 dan artikel SLS276 tahun 2015 (per unit/potong) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Celana Basic Denim (Artikel CS9152) 375 734 902 1 077 1 573 2 047 3 207 309 306 430 501 869 12 329
Celana Fashion Denim (Artikel SLS276) 221 279 337 344 525 1 108 3 138 307 384 450 487 835 8 414
Sumber: PT Intigarmindo Persada (2016)
Penjualan celana denim Lois yang meningkat dari tahun 2014 ke tahun 2015 menunjukkan bahwa permintaan pasar akan celana denim juga meningkat. Respon pasar yang bagus ini dijadikan peluang yang besar bagi PT Intigarmindo Persada dalam memasarkan produk celana denim Lois nya. Sebagai salah satu strategi pemasaran, PT Intigarmindo Persada menaikkan harga jual beberapa jenis produknya per tanggal 1 Maret 2016. Celana denim Lois mengalami kenaikan harga yang berkisar Rp 10 000 hingga Rp 40 000 per potong. Kebijakan kenaikan harga ini diharapkan dapat menaikkan permintaan pasar karena celana denim merupakan salah satu produk prestise. Produk prestise adalah apabila suatu produk ditawarkan dengan harga yang tinggi maka permintaan akan meningkat. Konsumen memiliki suatu kepercayaan sendiri akan kualitas produk prestise, sehingga dalam menentukan harga jual celana denim tidak dapat didasarkan pada permintaan pasar.
26 Biaya PT Intigarmindo Persada mengeluarkan beberapa biaya dalam memproduksi celana denim Lois. Biaya-biaya tersebut dibagi menjadi dua jenis yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap seperti biaya sewa dan perawatan kantor dan pabrik, gaji karyawan dan buruh, serta biaya royalti, PPN, dan distribusi. Sedangkan biaya variabel seperti biaya produksi, biaya operasional kantor, dan biaya promosi. PT Intigarmindo Persada memiliki kantor pusat di Jakarta, kantor cabang di Medan, Bandung, dan Surabaya, serta pabrik di Tambun dan Subang. Kantor dan pabrik tersebut sudah menjadi asset perusahaan sehingga tidak ada biaya sewa melainkan biaya perawatan dan perbaikan yang dianggarkan setiap tahunnya. Tabel 8 Upah minimum per bulan wilayah kantor dan pabrik PT Intigarmindo Persada tahun 2010-2016 (rupiah) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jakarta 1 118 009 1 290 000 1 529 150 2 200 000 2 441 301 2 700 000 3 100 000
Bekasi 1 250 802 1 376 470 1 715 000 2 302 300 2 692 190 3 209 000 3 263 605
Subang 746 400 791 200 865 200 1 220 000 1 577 959 1 900 000 2 149 720
Sumber: Diolah dari berbagai sumber (2016)
Biaya tetap yang kedua yaitu upah karyawan dan buruh. Pada Tabel 8 menunjukkan setiap tahunnya upah minimum regional mengalami kenaikan. Hal tersebut menjadi biaya tetap bagi PT Intigarmindo Persada yang harus dibayarkan setiap bulannya kepada karyawan dan buruh. Biaya tetap yang ketiga yaitu biaya royalti, PPN, dan distribusi yang digabungkan menjadi satu jenis biaya. Ketiga biaya tersebut dibebankan ke harga jual setiap produk yaitu sebesar 17% dari laba bruto produk tersebut. Sedangkan biaya variabel pertama yaitu biaya produksi untuk menghasilkan satu unit produk celana denim basic ataupun fashion. Biaya produksi terdiri dari biaya pokok produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk seperti biaya bahan baku kain, benang, aksesoris, jahit, labelling, dan packaging. Biaya variabel yang kedua adalah biaya operasional. Biaya operasional seperti biaya alat tulis kantor, listrik, telepon, dan internet. Biaya selanjutnya adalah biaya promosi. Biaya promosi terdiri dari desain store dan showroom, sponsorship, dan iklan. PT Intigarmindo Persada memiliki beberapa saluran iklan dalam memasarkan produkproduk Lois seperti iklan melalui radio, media cetak, dan televisi. Biaya operasional dan promosi digabungkan ke dalam jenis biaya overhead perusahaan. Hal tersebut dilakukan karena produk yang diproduksi PT Intigarmindo Persada tidak hanya celana denim Boy saja, tetapi ada banyak produk pakaian jadi lainnya seperti kemeja, kaos, dan aksesoris lainnya. Sehingga dengan adanya penggabungan ini akan mengurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan.
Persaingan
27 Menurut Kementrian Perindustrian (2015) terdapat 2000 lebih perusahaan TPT serta 495 CV dan konveksi pakaian jadi yang tercatat memiliki izin produksi di Indonesia. Hal tersebut kian memperketat persaingan bisnis pakaian jadi di pasar Indonesia. PT Intigarmindo Persada sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di subsektor pakaian jadi memiliki pesaing utama untuk celana denim Lois yang diproduksinya. Pesaing terberat celana denim Lois adalah celana denim dengan brand Levi’s, Lee Cooper, Lea, dan Wrangler. Tabel 9 berikut menyajikan daftar harga celana denim Lois dan brand pesaingnya. Tabel 9 Range harga celana denim brand Lois dan kompetitornya (rupiah) Brand Lois Levi’s Lee Cooper Lea Wrangler
Range Harga 369 500 – 529 500 499 900 – 1 499 900 369 500 – 1 189 500 149 900 – 1 499 900 379 900 – 999 900
Sumber: Zalora Indonesia (2016)
PT Intigarmindo Persada harus menerapkan suatu strategi harga dalam menghadapi persaingan dengan kompetitor lainnya agar harga celana denim Lois yang ditawarkan jauh lebih menarik bagi konsumen akhir yang membeli di showroom Lois atau di store-store yang turut memasarkannya. PT Intigarmindo Persada mempunyai dua strategi penetapan harga yang ditawarkan kepada konsumen yaitu strategi harga tunggal dan strategi tingkat harga. Strategi penetapan harga yang pertama adalah strategi harga tunggal. PT Intigarmindo Persada menawarkan harga jual yang sama kepada store-store yang memasarkan produknya. Store-store tersebut terdiri dari showroom Lois, department store, dan toko online. Showroom Lois secara keseluruhan sistem dikelola sendiri oleh PT Intigarmindo Persada sedangkan department store dan toko online bekerja sama dengan sistem konsinyasi. Sistem konsinyasi adalah sistem menitipkan barang ke store dengan sistem bagi marjin dan pihak store boleh mengembalikan produk yang tidak laku terjual ke perusahaan atau disebut dengan retur. Store yang menganut sistem konsinyasi menjual produk Lois dengan harga awal dari PT Intigarmindo Persada dan dengan beberapa jenis promo. Promo terdiri dari potongan harga sebesar 20%, 30%, 50%, dan 70% serta special price untuk artikel tertentu yang produknya slow moving dan down grade. Promo tersebut diselenggarakan atas kesepakatan PT Intigarmindo Persada dan store dengan sistem tanggungan sharing. Adapaun department store dengan sistem konsinyasi adalah seperti Cetro, Matahari, Metro, Ramayana, Sogo, Yogya, Citrus dan store lain-lain. Sedangkan untuk toko online yaitu Berrybenka, Blibli, Matahari Mall, VIP Plasa, dan Zalora. PT Intigarmindo Persada menetapkan marjin dan sharing yang berbeda untuk setiap store tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Strategi penetapan harga yang kedua adalah strategi tingkat harga dengan menawarkan harga ke konsumen yang lebih rendah, sejajar, atau lebih tinggi dari harga pesaing. Penetapan strategi tingkat harga pada PT Intigarmindo Persada adalah dengan cara memberikan deretan harga untuk produk celana denim Lois. Untuk produk celana denim Lois, PT Intigarmindo Persada memiliki tingkat harga yang lebih rendah dari harga pesaingnya (lihat Tabel 9). Tujuan penetapan harga
28 yang lebih rendah ini adalah untuk memperluas pasar dan menyesuaikan dengan sasaran pasar yang dituju yaitu golongan masyarakat menengah. Meskipun demikian, celana denim Lois yang diproduksi PT Intigarmindo Persada memiliki kualitas yang tidak kalah dari pesaingnya. Dalam pelaksanaannya, strategi penetapan harga yang telah diterapkan PT Intigarmindo Persada tentunya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat terlihat pada Tabel 10. Tabel 10 Kelebihan dan kekurangan strategi penetapan harga PT Intigarmindo Persada
Strategi Penetapan Harga
Kelebihan Kekurangan 1. Strategi penetapan harga 1. Penetapan harga tunggal tunggal lebih mudah dan membuat pendapatan yang praktis dalam perhitungan dan diterima PT Intigarmindo penerapannya oleh PT Persada dari masing-masing Intigarmindo Persada karena store berbeda karena adanya harga yang ditetapkan untuk perbedaan marjin. Sehingga semua store sama. risiko rugi akan semakin besar terutama untuk store dengan 2. PT Intigarmindo Persada dapat marjin yang tinggi. menjalin hubungan baik dengan semua store karena 2. PT Intigarmindo Persada harus tidak ada satupun store yang mampu mendorong kinerja mendapatkan harga khusus store dengan marjin yang tinggi atau dianggap lebih penting agar penjualan produk Lois di dari store yang lain. store tersebut mengalami kenaikan di setaip bulannya. 3. Strategi penetapan harga yang lebih rendah dari harga pesaing 3. PT Intigarmindo Persada harus membuat produk Lois tetap melakukan imovasi termasuk celana denim Lois produk dan mempertahankan lebih unggul dari segi harga kualitas produk meskipun dari pesaingnya tanpa dengan HPP yang serendah mengesampingkan kualitas mungkin. produk Lois itu sendiri.
Metode Penetapan Harga PT Intigarmindo Persada Metode penetapan harga berdasarkan biaya adalah yang umum digunakan perusahaan karena mudah dimengerti dan produsen tidak perlu menyesuaikan harga dengan permintaan. PT Intigarmindo Persada menggunakan metode penetapan harga berdasarkan biaya, yaitu metode penetapan harga mark up. Namun, perhitungan yang digunakan sedikit berbeda dari rumus mark up pada umumnya karena perusahaan hanya memperhitungkan harga pokok produksi (HPP) saja serta mengganti besarnya persentase mark up menjadi besarnya marjin yang ditetapkan perusahaan. Harga pokok produksi (HPP) adalah biaya untuk memproduksi satu unit produk yang terdiri dari biaya bahan baku kain, benang, aksesoris, jahit, labeling, dan packaging. Marjin yang ditetapkan PT Intigarmindo Persada berkisar dari 3.84.0 kali dari besarnya HPP. Marjin yang ditetapkan perusahaan merupakan besarnya penjumlahan laba yang ingin dicapai perusahaan serta besarnya biaya
29 selain biaya untuk produksi. Sehingga untuk mendapatkan harga produk, HPP ditambah dengan besarnya marjin tersebut yang sudah dikalikan dengan HPP. Adapun rumus metode marjin yang digunakan PT Intigarmindo Persada sebagai berikut: 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 = 𝐇𝐏𝐏 + (𝒎𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 × 𝐇𝐏𝐏)
PT Intigarmindo Persada menetapkan marjin pricing untuk menetapkan harga jual produk Lois karena terdapat risiko ketidakpastian permintaan produk yang jauh lebih besar daripada ketidakpastian biaya. Marjin ini digunakan untuk menutup biaya marjin store, beban diskon, dan biaya lain serta menutup kerugian apabila terjadi permintaan yang menurun dan menutup biaya apabila terdapat produk yang tidak laku dan akan dilakukan promo diskon atau special price. Perusahaan berfikir lebih baik menanggung sedikit kerugian biaya atas promo yang diselenggarakan daripada harus menyimpan produk terlalu lama di gudang yang akan berakibat pada cash flow barang menjadi rendah. Harga produk yang ditetapkan di atas bukanlah pendapatan yang langsung diterima PT Intigarmindo Persada karena dari harga produk tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan marjin store yang telah disepakati. Besarnya persentase marjin showroom, department store, dan toko online berbeda satu sama lain antara 18-36% dari harga produk. Setelah dikurangi dengan persentase marjin store, pendapatan yang diterima PT Intigarmindo Persada perlu dikurangi atas tanggungan apabila terdapat promo diskon dan biaya lain per unit yang besarnya sebesar 17%. Biaya lain ini ini dibebankan untuk setiap unit produk yang terdiri dari biaya royalti sebesar 5%, biaya PPN 6%, biaya distribusi 2%, biaya fixture 2%, dan komisi SA 2%. Sehingga marjin bruto yang diterima PT Intigarmindo Persada sebagai berikut: 𝐌𝐚𝐫𝐣𝐢𝐧 𝐛𝐫𝐮𝐭𝐨 = 𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐩𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤 − 𝐦𝐚𝐫𝐣𝐢𝐧 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒆 − 𝐛𝐞𝐛𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐬𝐤𝐨𝐧 − 𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧 − 𝐇𝐏𝐏
Setelah mendapatkan marjin bruto dari penjualan produk, PT Intigarmindo Persada mengelola besarnya marjin bruto tersebut untuk menutupi biaya tetap dan biaya operasional perusahaan. Besarnya alokasi biaya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing divisi dan dalam pelaksanaannya tidak boleh melebihi anggaran yang sudah ditentukan. Setelah dikurangi dengan biaya-biaya tersebut, barulah perusahaan memperoleh besarnya laba untuk pemilik perusahaan. Untuk lebih memahami perhitungan metode penetapan harga marjin yang ditetapkan PT Intigarmindo Persada, tersaji contoh perhitungannya yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Laba dari marjin bruto yang diperoleh perusahaan tidak terlepas dari peran metode penetapan harga yang diterapkan perusahaan. Dalam pelaksanaannya, metode penetapan harga yang telah diterapkan PT Intigarmindo Persada tentunya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat terlihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Kelebihan dan kekurangan metode penetapan harga PT Intigarmindo Persada Kelebihan
Kekurangan
30 1. Penerapan
Metode Penetapan Harga
metode marjin 1. Karena adanya marjin, harga mudah perhitungannya dan jual produk Lois menjadi tinggi. perusahaan tidak perlu Meskipun demikian, harga menyesuaikan harga dengan produk Lois masih berada dalam permintaan. range harga produk pesaingnya. 2. Metode marjin dalam 2. Pada metode penetapan harga penetapan harga dapat berbasis marjin, PT meminimalisir kerugian PT Intigarmindo Persada tidak Intigarmindo Persada. Hal ini membebankan biaya investasi, dapat terjadi apabila biaya tetap dan biaya permintaan pasar akan produk operasional pada produk. Lois menurun dan terdapat Sehingga besarnya anggaran produk Lois yang dijual biaya-biaya tersebut tergantung dengan promo diskon dan dari laba yang diperoleh special price. perusahaan. 3. Metode marjin dalam penetapan 3. PT Intigarmindo Persada harus harga dapat memaksimumkan membuat suatu strategi apabila laba PT Intigarmindo Persada laba menurun. Contohnya karena harga jual yang dengan mengurangi buruh dan ditentukan jauh lebih besar dari karyawan serta mengurangi harga pokok produksi setiap anggaran setiap divisi. produknya.
Setelah melakukan analisis deskriptif kualtitatif untuk mengetahui kondisi penerapan strategi harga pada PT Intigarmindo Persada, selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh dari peningkatan harga yang diterapkan perusahaan pada tanggal 1 Maret 2016 lalu terhadap penjualan Lois Boy. Analisis dilakukan menggunakan uji T-test dan regresi linier sederhana seperti yang telah dijelaskan pada bab metode.
Analisis Uji T-test Berdasarkan output SPSS didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016. Rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2016 lebih tinggi dari tahun 2015 seperti terlihat pada Tabel 12. Sedangkan output SPSS dari hasil uji T-test secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9. Tabel 12 Hasil Uji Independent Sample T-test Tahun
N
Mean
Penjualan Tahun 2015 Tahun 2016
66 66
630.20 1275.17
Lavene’s Test for Equality of Variances F Sig. 23.749
.000
Dapat dilihat pada Tabel 12 berdasarkan hasil perhitungan uji T-test diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2015 dengan rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2016. Perhitungan nilai rata-rata penjualan terhitung selama bulan Maret hingga Juni di tahun 2015 dan 2016. Rata-
31 rata penjualan Lois Boy tahun 2015 sebesar 630.20 unit sedangkan rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2016 sebesar 1275.17 unit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan tahun 2015. Berdasarkan hasil analisis independent sample T-test bahwa F hitung levene test sebesar 23.749 dengan probabilitas 0.000. Karena nilai probabilitas (0.000) lebih kecil dari nilai alpha (0.05) maka hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak. Hipotesis yang diterima adalah bahwa adanya perbedaan antara rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016.
Analisis Pengaruh Peningkatan Harga terhadap Penjualan Lois Boy Tahun 2016 Analisis pengaruh peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016 menggunakan analisis regresi linier sederhana. Variabel yang diuji terdiri dari satu variabel bebas X yaitu peningkatan harga dan satu variabel tidak bebas Y yaitu penjualan Lois Boy tahun 2016. Adapun hasil analisis regresi tersebut dapat terlihat pada Tabel 13. Sedangkan output SPSS dari hasil regresi linier sederhana analisis 1 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 10. Tabel 13 Hasil analisis Regresi Linier Sederhana 1 Model R Square B 1 (Constant) 1615.136 .103 Peningkatan Harga -.013 a. Predictors: (Constant), Peningkatan Harga b. Dependent Variable: Penjualan Tahun 2016
t 10.661 -2.715
Sig. .000 .009
Berdasarkan Tabel 13 hasil analisis linier sederhana 1, besarnya koefisien determinasi adalah 0.103. Hal ini berarti sebesar 10.3% penjualan Lois Boy tahun 2016 dapat dijelaskan oleh peningkatan harga. Sedangkan sisanya (100%−10.3%) sebesar 89.7% dijelaskan oleh sebab lain diluar model. Untuk mengetahui peningkatan harga berpengaruh signifikan atau tidak terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016, dapat diketahui dari besarnya nilai probabilitas (Sig.). Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana menunjukan bahwa probabilitas sebesar 0.009. Karena nilai probabilitas (0.009) lebih kecil dari nilai alpha (0.05) maka didapatkan hasil bahwa peningkatan harga berpengaruh signifikan terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016. Sedangkan untuk menggambarkan secara linier pengaruh peningkatan harga terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016 dapat melihat besarnya nilai beta (B). Berikut persamaan untuk analisis regresi 1: 𝒀 = 𝟏𝟔𝟏𝟓. 𝟏𝟑𝟔 − 𝟎. 𝟎𝟏𝟑𝑿 ……………….. (1) dimana: Y = penjualan Lois Boy tahun 2016 X = peningkatan harga
32
Konstanta sebesar 1615.136 menyatakan bahwa jika variabel bebas X yaitu peningkatan harga dianggap tidak terjadi atau konstan, maka penjualan Lois Boy tahun 2016 sebesar 1615.136 unit. Ketika peningkatan harga tidak terjadi atau konstan, penjualan Lois Boy dipengaruhi oleh beberapa faktor lain diluar model. Faktor lain yang dimaksud bisa jadi berupa aktifitas SPG, desain, ukuran, atau ketersediaan produk. Untuk membuktikan hal tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis faktor-faktor yang memengaruhi penjualan. Koefisien regresi peningkatan harga sebesar 0.013 menyatakan bahwa setiap terjadinya kenaikan peningkatan harga sebesar Rp 10 000, maka akan menurunkan penjualan Lois Boy tahun 2016 sebesar 130 unit. Nilai koefisien negatif pada persamaan berarti semakin besar kenaikan peningkatan harga, maka penjualan Lois Boy tahun 2016 akan semakin turun. Berdasarkan persamaan, batas kenaikan peningkatan harga produk Lois Boy adalah sebesar Rp 124 000. Apabila kenaikan peningkatan harga melebihi batas maksimum tersebut, maka produk Lois Boy akan menjadi tidak laku.
Analisis Pengaruh Peningkatan Harga terhadap Perubahan Penjualan Lois Boy Analisis pengaruh peningkatan harga terhadap perubahan penjualan Lois Boy menggunakan analisis regresi linier sederhana. Variabel yang diuji terdiri dari satu variabel bebas X yaitu peningkatan harga dan satu variabel tidak bebas Y yaitu perubahan penjualan Lois Boy. Adapun hasil analisis regresi tersebut dapat terlihat pada Tabel 14. Sedangkan output SPSS dari hasil regresi linier sederhana analisis 2 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11. Tabel 14 Hasil analisis Regresi Linier Sederhana 2 Model R Square B 1 (Constant) 898.665 .063 Peningkatan Harga -.010 c. Predictors: (Constant), Peningkatan Harga d. Dependent Variable: Penjualan Tahun 2016
t 6.089 -2.080
Sig. .000 .042
Berdasarkan Tabel 14 hasil analisis linier sederhana 2, besarnya koefisien determinasi adalah 0.063. Hal ini berarti sebesar 6.3% perubahan penjualan Lois Boy dapat dijelaskan oleh peningkatan harga. Sedangkan sisanya (100%−6.3%) sebesar 93.7% dijelaskan oleh sebab lain diluar model. Untuk mengetahui peningkatan harga berpengaruh signifikan atau tidak terhadap perubahan penjualan Lois Boy, dapat diketahui dari besarnya nilai probabilitas (Sig.). Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana menunjukan bahwa probabilitas sebesar 0.042. Karena nilai probabilitas (0.042) lebih kecil dari nilai alpha (0.05) maka didapatkan hasil bahwa peningkatan harga berpengaruh signifikan terhadap perubahan penjualan Lois Boy. Sedangkan untuk menggambarkan secara linier pengaruh peningkatan harga terhadap perubahan
33 penjualan Lois Boy dapat melihat besarnya nilai beta (B). Berikut persamaan untuk analisis regresi 2: 𝑫𝒀 = 𝟖𝟗𝟖. 𝟔𝟔𝟓 − 𝟎. 𝟎𝟏𝑿 ……………….. (2) dimana: DY = perubahan penjualan Lois Boy X = peningkatan harga Konstanta sebesar 898.665 menyatakan bahwa jika variabel bebas X yaitu peningkatan harga dianggap tidak terjadi atau konstan, maka perubahan penjualan Lois Boy sebesar 898.665 unit. Ketika peningkatan harga tidak terjadi atau konstan, perubahan penjualan Lois Boy dipengaruhi oleh beberapa faktor lain diluar model. Faktor lain yang dimaksud bisa jadi berupa aktifitas SPG, desain, ukuran, atau ketersediaan produk. Untuk membuktikan hal tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis faktor-faktor yang memengaruhi penjualan. Koefisien regresi peningkatan harga sebesar 0.01 menyatakan bahwa setiap terjadinya kenaikan peningkatan harga sebesar Rp 10 000, maka akan menurunkan perubahan penjualan Lois Boy sebesar 100 unit. Nilai koefisien negatif pada persamaan berarti semakin besar kenaikan peningkatan harga, maka perubahan penjualan Lois Boy akan semakin turun. Berdasarkan dua analisis regresi linier sederhana di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan harga yang diterapkan PT Intigarmindo Persada pada tanggal 1 Maret 2016 yang lalu memengaruhi penjualan Lois Boy. Peningkatan harga mengakibatkan pada menurunnya jumlah penjualan Lois Boy tersebut. Meskipun demikian, penjualan Lois Boy tidak hanya dipengaruhi oleh adanya peningkatan harga saja. Melainkan juga dipengaruhi oleh faktor lain di luar model yang tidak di analisis pada penelitian ini.
Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil analisis diperoleh beberapa informasi yang sangat bermanfaat bagi PT Intigarmindo Persada mengenai respon konsumen terhadap peningkatan harga yang diterapkan pada tanggal 1 Maret 2016. Implikasi manajerial berikut dapat menjadi rekomendasi bagi perusahaan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba. Implikasi manajerial dapat terlihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Implikasi manajerial Analisis
Hasil analisis
Implikasi Manajerial
34 1. Terdapat perbedaan 1. Aspek perencanaan: yang signifikan PT Intigarmindo Persada Uji T-test: antara penjualan Lois sebaiknya merencanakan Analisis perbedaan Boy tahun 2015 dan strategi promosi yang intensif antara penjualan 2016. dengan menjadwalkan promoLois Boy tahun 2015 2. Nilai rata-rata promo yang akan dan 2016 penjualan Lois Boy diselenggarakan terutama untuk tahun 2015 sebesar bulan yang potensial seperti 630.20 unit dan tahun bulan Desember dan Januari. 2016 sebesar 1275.17 2. Aspek organizing: unit. PT Intigarmindo Persada sebaiknya mengorganisir kerja sama dan komunikasi dengan 1. Sebesar 10.3% pihak eksternal secara lebih variabel Y penjualan dekat seperti rutin mengadakan Lois Boy tahun 2016 pertemuan dengan pihak store dapat dijelaskan per tiga bulan, bukan hanya variabel X komunikasi melalui e-mail dan peningkatan harga telepon saja. dan sisanya sebesar Regresi linier 3. Aspek pelaksanaan: 89.7% dijelaskan sederhana 1: PT Intigarmindo Persada oleh sebab lain diluar Analisis pengaruh sebaiknya melaksanakan kerja model. peningkatan harga sama yang kontinu dengan terhadap penjualan 2. Peningkatan harga pihak-pihak internal seperti berpengaruh Lois Boy tahun 2016 melaksanakan kegiatan bazar di signifikan terhadap lingkungan kampus untuk penjualan Lois Boy memperluas pangsa pasar. tahun 2016. 3. Persamaan regresi 4. Aspek pengawasan: 𝑌 = 1615.136 − PT Intigarmindo Persada 0.013𝑋. sebaiknya melakukan pengawasan dengan melakukan audit internal divisi sales 1. Sebesar 6.3% konsinyasi secara berkala variabel Y perubahan terhadap penjualan Lois Boy, penjualan Lois Boy terutama penjualan setelah dapat dijelaskan oleh terjadinya peningkatan harga. variabel X Perusahaan perlu melakukan peningkatan harga Regresi linier audit mengenai tepat atau dan sisanya 83.7% sederhana 2: tidaknya keputusan peningkatan dijelaskan oleh sebab Analisis pengaruh harga yang telah diterapkan. lain diluar model. peningkatan harga Apabila peningkatan harga terhadap perubahan 2. Peningkatan harga menyebabkan penjualan Lois berpengaruh penjualan Lois Boy Boy menurun drastis, maka signifikan terhadap perusahaan harus memilih perubahan penjualan alternatif lain selain Lois Boy. meningkatkan harga yaitu 3. Persamaan regresi dengan menurunkan besarnya 𝐷𝑌 = 898.665 − marjin yang dibebankan pada 0.01𝑋. setiap produk.
35
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tujuan penetapan harga pada PT Intigarmindo Persada adalah untuk memaksimalkan laba. 2. Strategi penetapan harga pada PT Intigarmindo Persada dalam menghadapi persaingan bisnis adalah strategi harga tunggal dan strategi tingkat harga rendah. 3. Metode penetapan harga pada PT Intigarmindo Persada dalam menetapkan harga produk-produk Lois adalah berdasarkan biaya yaitu metode penetapan harga mark up yaitu dengan marjin. 4. Berdasarkan hasil uji T-test dengan independent sample T-test diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016. 5. Berdasarkan hasil regresi linier sederhana diketahui peningkatan harga berpengaruh signifikan terhadap penjualan Lois Boy tahun 2016. 6. Berdasarkan hasil regresi linier sederhana diketahui peningkatan harga berpengaruh signifikan terhadap perubahan penjualan Lois Boy.
Saran 1.
2.
PT Intigarmindo Persaada perlu mempertimbangkan kembali mengenai dua alternatif mengenai kebijakan harga yaitu menerapkan kebijakan menaikkan harga hingga batasan tertenu atau kebijakan mengurangi marjin yang dibebankan pada produk. Kebijakan menaikkan harga dapat menjadi salah satu strategi pemasaran. Namun apabila menaikkan harga terlalu banyak, maka akan berdampak pada menurunnya penjualan. Sedangan kebijakan mengurangi marjin apabila biaya-biaya untuk produksi meningkat, akan mengurangi laba yang diterima perusahaan dan tidak seseuai dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan data penjualan selama satu tahun penuh untuk mengetahui pengaruhnya secara lebih tepat dan tidak terbatas hanya pada data penjualan selama empat bulan saja. Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan dengan menganalisis mengenai perhitungan metode penetapan harga secara lebih rinci dan menganalisis batasan besaran dalam menaikkan harga dengan analisis sensitivitas dan fungsi optimasi agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
36
DAFTAR PUSTAKA Assauri S. 2013. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi. Rajawali Press. Abdullah T, Tantri F. 2012. Manajemen Pemasaran. Depok (ID): PT Rajagrafindo Persada. [BPS] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2015. Persentase Distribusi PDB Subsektor Industri Pengolahan Makanan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha. [internet]. [diunduh 2016 April 18]. Tersedia pada http://www.bps.go.id/. Cahyono B. 2014. Analisis Strategi Penetapan Harga pada Taman Pintar Yogyakarta. [Internet]. [diunduh 2016 Maret 15]: Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia pada http://eprints.uny.ac.id/16782/1/Bayu%20Cahyono_11410134004.pdf. Cravens DW, Piercy NF. 2013. Strategic Marketing. Singapura (SING): McGrawHill. Dewi AA. 2015. Analisis Strategi Penetapan Harga Komoditi Hortikultura di Pasar Tradisional Kota Depok. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Djojodipuro M. 2011. Teori Harga. Depok (ID): Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Fatimah S. 2012. Merancang Strategi dan Program Penetapan Harga. [Internet]. [diunduh 2016 April 11]: Universitas Sriwijaya. Tersedia pada http://eprints.unsri.ac.id/3267/1/MERANCANG_STRATEGI.doc. Ghozali I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Haryono B. 2013. How to Manage Costumer Voice. Yogyakarta (ID): CV. Andi Offset. Jensen M. 2013. Setting Profitable Prices. [Internet]. [diunduh 2016 April 12]. Tersedia pada http://libgen.io/book/index.php?md5=FE320D80C04C48F08D4BF87EC34 4FD19. Kartajaya H, Setiawan I. 2014. WOW Marketing. Jakarta (ID): Kompas Gramedia. [Kemenperin] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2015. Jumlah Perusahaan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi di Inonesia Menurut KBLI 2009. [internet]. [diunduh 2016 April 1]. Tersedia pada http://kemenperin.go.id/. Kennedy JE. 2009. Seri Marketing Communication: SIMPLE, CLEAR, ECONOMIC. Jakarta (ID): PT Bhuana Ilmu Populer. Kotler P, Armstrong G. 2011. Principles of Marketing. Ed ke-14 [Internet]. [diunduh 2016 April 12]. Tersedia pada http://libgen.io/ads.php?md5=E616A391FE3743EC2B55E22DBC5DF053. Kotler P, Keller K. 2013. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 2. Sabran B, penerjemah; Maulana A, Hayati YS, editor. Pearson. Terjemahan dari: Marketing Management, 13rd ed. Ed Ke-13. Kotler P, Keller K. 2012. Marketing Management. Ed ke-14 [Internet]. [diunduh 2016 April 12]. Tersedia pada http://libgen.io/ads.php?md5=629B650DCF6E08E035C16F2338FC03A9.
37 Kristanto J. 2011. Manajemen Pemasaran Internasional: Sebuah Pendekatan Strategi. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Kurniawan H, Yamin S. 2014. SPSS Complete Teknik Analisis Statistik Terlengkap Dengan Software SPSS. Jakarta (ID): Salemba Infotek. Lewis G. 2013. Taktik Menetapkan Harga: Pricing for Profit. Jakarta (ID): Gramedia. Monroe K. 2000. Marketing & Promotion Series: Kebijakan Harga. Boedidarmo S; penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit PT Elex Media Komputindo. Terjemahan dari: Pricing: Making Profitable Decisions. Pratiwi R. 2008. Strategi Harga pada UKM Kerajinan Keramik (Studi Kasus pada CV. Munti Bali Bogor). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rewoldt SH et al. 2002. Strategi Harga dalam Pemasaran. Ali, H; penerjemah. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta. Terjemahan dari: Price Strategy on Marketing. Secapramana V. 2011. Model dalam Strategi Penetapan Harga. [modul]. Surabaya (ID): Universitas Surabaya. Solihin I. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID): Penerbit Ghalia Indonesia. Swastha B. 2015. Strategi Penetapan Harga. [Internet]. [diunduh 2016 Maret 15]. Tersedia pada http://scribd.com/ Tanjung V. 2013. Produk, Harga, dan Iklan. [modul]. Medan (ID): Perguruan Tinggi Swadaya Medan. Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta (ID): CV. Andi Offset. Walpole et al. 2013. Essentials of Probability & Statistics for Engineers & Scientists. [Internet]. [diunduh 2016 April 5]. Tersedia pada http://libgen.io/ads.php?md5=DB07A72C69C484B27177CFBFAFA98737. Zalora Indonesia. 2015. Belanja Jeans Men Online. [internet]. [diunduh 2016 April 18]. Tersedia pada http://zalora.co.id/.
38
39
LAMPIRAN Lampiran 1 Struktur organisasi PT Intigarmindo Persada Suatu perusahaan yang mempunyai struktur organisasi yang baik dan jelas akan lebih cepat mencapai tujuan karena masing-masing mengetahui wewenang dan tanggung jawabnya. PT Intigarmindo Persada memiliki struktur organisasi yang berbentuk garis. Adapun bentuk organisasi PT Intigarmindo Persada dapat dilihat pada bagan berikut ini: DIREKTUR
CEO CORPORATE SECRETARY
GM SALES & MARKETING
SALES MGR TPM
SALES MGR KONSINYASI
MARKETING MGR
SALES MGR LIBERAL
SE SE
MGR DISTRIBUSI
FINANCE MGR
ACCT MGR
PROD MGR
R&D
PPD
HRD MGR
GA
PERSONALIA
KORWIL
KEPALA GDG PUSAT MD
SE
SA KOORDINATOR
COUNTER DEVELOPMENT
KEPALA GDG CAB
TRNS/EXPEDISI
KORWIL MAINTENANCE KOMPUTER
MARKETING COMMUNICATION
VISUAL MERCHANDISER
PROD PIK
MGR TAMBUN
MAINTENANCE
PERSEDIAAN
LOUNDRY
PPIC KEMEJA
PPIC CELANA
Berikut adalah penjelasan uraian tugas dan tanggung jawab secara garis besar dari masing-masing bagian struktur organisasi (Gambar 3): 1. Direktur, sebagai pemegang jabatan tertinggi dan memimpin bagian-bagian yang ada dalam organisasi, tugasnya memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan agar dapat berjalan dengan baik, bertanggung jawab penuh terhadap seluruh aktivitas dan maju mundurnya perusahaan. 2. CEO (Chief Executive Officer), memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan di perusahaan membantu dan bertanggung jawab kepada direktur. 3. General Manager (GM) Sales & Marketing, membantu direktur dalam mengkoordinasikan semua kegiatan produksi, pembelian dan penjualan barang. a. Sales Manager TPM Mengelola penjualan toko putus mandiri. yaitu toko-toko yang membeli langsung dan dibayar dalam jangka waktu tertentu. b. Sales Manager Konsinyasi Memimpin dan mengkoordinasi seluruh divisi yang ada dibawahnya terutama dibagian penjualan secara konsinyasi.
40 c. Marketing Manager Pengaturan konsep pada konter di mana saja yang menjual produk PT Intigarmindo Persada agar tetap fresh dan tidak membosankan serta menjalin komunikasi dan membuat event-event promosi yang berhubungan dengan produk yang ada. d. Manager Distribusi Memimpin dan mengkoordinasi seluruh bagian yang ada di bawahnya terutama yang berhubungan dengan gudang produk, distribusi, dan IT. 4. Finance, mengurus masalah keluar masuknya uang perusahaan. 5. Accounting, melaksanakan tugas yang berkaitan dengan pencatatan dan pembuatan laporan keuangan baik bulanan maupun tahunan dan bertanggung jawab atas keuangan perusahaan serta memberikan laporan penjualan, omzet, dan profit perusahaan kepada pemilik. 6. Pajak (Tax), bertugas mengurus masalah pajak perusahaan. 7. Personalia, bertanggung jawab atas perekrutan dan seleksi karyawan secara keseluruhan berdasarkan permintaan tenaga kerja dan administrasi kepegawaian, dibantu oleh general affair yang mengurus masalah kebersihan dan keamanan. 8. HRD (Human Research Development), menangani masalah pengembangan karyawan, merancang, mengusulkan sistem pelatihan yang dibutuhkan karyawan, dan bertanggung jawab mengurus SDM baik karyawan atau buruh. 9. Design, bertanggung jawab membuat design produk yang akan diproduksi baik untuk busana maupun grafisnya. 10. Sample, bertanggung jawab pada pembuatan sample sebelum proses produksi. 11. Produksi, bertugas mengawasi kegiatan tiga divisi di bawahnya, yaitu aksesoris dan pembelian, pabrik dan finishing. a. Aksesoris dan pembelian, bertugas memastikan pengiriman dari pemasok sesuai pesanan, dari segi kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, melakukan penyimpanan dengan baik dan membuat laporan stok bahan baku serta melaksanakan tugas yang berkaitan dengan pencarian pemasok komponen dan membeli bahan pembantu yang sesuai standar yang telah ditentukan. b. Pabrik, bertanggung jawab atas proses produksi. c. Finishing, menangani proses setrika dan pemeriksaan akhir (QC). 12. Sales, melaksanakan tugas yang berhubungan dengan penjualan. 13. Marketing, melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pemasaran produk seperti perluasan daerah pemasaran yang dibantu oleh visual merchandiser (VM) sebagai pengamat produk sample dan produksi, dibantu oleh marketing communication sebagai pengamat selera konsumen dan pemberi informasi kepada bagian produksi tentang perkembangan daya beli, selera dan pesaing, sedangkan counter melaksanakn tugas yang berkaitan dengan perkembangan counter yang ada. 14. Distribusi, mengurus kegiatan dan pencatatan distribusi barang.
41 Lampiran 2 Grafik rata-rata penjualan Lois Boy tahun 2015 dan 2016 1400 1200 1000 800 Rata-Rata Penjualan Lois Boy (unit)
600 400 200 0 Tahun 2015
Tahun 2016
42 Perusahaan/Lembaga/Instansi Magang Nama Mahasiswa Nomor Induk Mahasiswa Waktu Pelaksanaan
: PT Intigarmindo Persada : Riski Ayu Wulandari : H24120053 : 1 Februari – 29 April 2016
Lampiran 3 Rincian kegiatan magang Tanggal -
1 Februari 2016 -
2 Februari 2016
-
3 Februari 2016
-
-
4 Februari 2016
-
-
5 Februari 2016 -
8 Februari 2016
Kegiatan Pengenalan dengan lingkungan kantor dan divisi yang terkait yaitu Divisi Sales dan Marketing. Memperbaiki SOP Divisi Marketing dan Markom dari segi alur dan bagan. Menginterpretasi SOP Divisi Marketing dan Markom. Membuat presentasi event dan promo produk Wangler selama satu tahun terakhir. Membuat presentasi event dan promo produk Levi’s selama satu tahun terakhir. Mengurus surat izin keluar kantor untuk bimbingan dengan Pak Najib di Kampus IPB Dramaga. Melakukan bimbingan dengan Pak Najib dan meminta TTD form magang. Melanjutkan membuat presentasi event dan promo produk Levi’s dan Lee selama satu tahun terakhir. Mencari informasi mengenai event dan promo produk Lea, Logo, Bershka, dan Stradivarius selama satu tahun terakhir. Merekap laporan masuk dari seluruh store di Indonesia seperti laporan, revisi, dan bon penjualan. Membuat timeline promo Metro bulan Februari hingga Mei 2016. Membuat presentasi event dan promo produk Lea, Logo, Bershka, dan Stradivarius selama satu tahun terakhir. Merekap laporan masuk dari seluruh store di Indonesia seperti laporan, revisi, dan bon penjualan.
Keterangan
Magang dilaksanakan di dua divisi yaitu Sales dan Marketing. Pada hari pertama diberi tugas oleh Marketing Manager karena sempat terjadi missed komunikasi dengan pihak HRD. Sehingga Sales Manager belum mempersiapkan materi dan tugas untuk penulis.
Marketing Manager memberikan tugas untuk mencari informasi mengenai event dan promo dari competitor Lois yaitu Levi’s, Lee, Lea, Logo, Bershka, dan Stradivarius selama satu tahun terakhir. Serta meminta izin untuk keluar kantor dengan pihak HRD langsung karena manager dari Sales dan Marketing sedang berada di luar kantor.
Melakukan bimbingan di siang hari lalu kembali ke kantor untuk melanjutkan tugas yang telah diberikan.
Membantu Admin Sales untuk merekap laporan masuk dari seluruh store seIndonesia. Deadline laporan masuk yang diberikan yaitu pada tanggal 6 di setiap bulannya. Sehingga untuk awal hingga pertengahan bulan, laporan masuk mulai berdatangan.
Laporan yang masuk adalah laporan dan bon penjualan bulan Januari 2016 dan revisi bulan Desember 2015. Setelah merekap laporan masuk, laporan masuk dan list store diberikan ke Divisi MD untuk diolah sesuai jobdes masingmasing.
Libur Hari Raya Imlek
43 Lanjutan Lampiran 3 Tanggal -
9 Februari 2016 -
10 Februari 2016
11 Februari 2016
12 Februari 2016
-
Mengolah data quantity detail yearly omzet sale out per store se-Indonesia tahun 2015.
-
Mengolah data quantity detail yearly omzet sale out per store se-Indonesia tahun 2015. Membuat surat pendaftaran ulang counter. Mengelompokkan store per wilayah. Rangking store 20 besar penjualan tertinggi dari Matahari Dept. Store. Menghitung omzet penjualan Lois di Matahari Dept. Store dan Ramayana per wilayah tahun 2015. Rangking kontribusi per wilayah dari Matahari Departement Store dan Ramayana. Rangking kontribusi BSC penjualan Lois aktual per wilayah tahun 2015.
-
-
-
-
16 Februari 2016
17 Februari 2016
Membuat surat penutupan counter dan pendaftaran ulang counter. Mengolah data quantity detail yearly omzet sale out per store se-Indonesia tahun 2015.
-
-
15 Februari 2016
Kegiatan Merekap laporan masuk dari seluruh store di Indonesia seperti laporan, revisi, dan bon penjualan. Finishing presentasi produk Wrangler, Levi’s, Lee, Lea, Logo, Bershka, dan Stradivarius. Melakukan konsultasi dengan Pak Syafrin mengenai topik kerangka acuan dan meminta TTD.
-
Mencari dan menganalisis potensi pasar di universitas, institute, dan politeknik seJabodetabek.
-
Mencari dan menganalisis potensi pasar di sekolah tinggi se-Jabodetabek. Menghitung dan memisahkan label baru Lois Jeans menjadi dua bagian, 25 dan 50 pcs.
-
Keterangan Setelah presentasi event dan promo kompetitor Lois selesai, seharusnya saya segera menemui Marketing Manager untuk mempelajari bagaimana cara menganalasis competitor dan presentasi yang sesuai dengan kebutuhan Divisi Marketing. Namun dari Divisi Sales membutuhkan beberapa bantuan sehingga belum sempat menemui Marketing Manager. Penutupan beberapa counter di MOI, Parkson/Centro Solo, Medan, Metro Solo, dan TSM Bandung. Penutupan counter terjadi karena performance penjualan brand Lois yang kurang baik di tempattempat tersebut dengan tujuan efisiensi dan produktivitas. Data quantity detail yearly omzet sale out per store dihitung jumlah barang yang terjual di masing-masing store seIndonesia. Pendaftaran ulang counter dengan status non PKP di The Grand Palace Surabaya, Grand JM, Center Point Malang, dan Center Point Lampung.
Terdapat lima pembagian wilayah yaitu Medan, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Surabaya.
Potensi pasar yang dimaksud adalah apakah ada sumber keramaian di kampuskampus tersebut. Seperti gedung perkantoran, sarana pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
44 Lanjutan Lampiran 3 Tanggal 18 Februari 2016
19 Februari 2016
-
-
Melihat kondisi store bazar Lois di Plaza Cibubur dan Cibinong Square.
-
Menyiapkan berkas dan formulir registrasi supplier untuk PT Cardolestari Indonesia. Membaca dan mencari referensi topik skripsi.
22 Februari 2016 23 Februari 2016
Kegiatan Merekap jurnal harian selama magang. Merekap promo Lois selama bulan Januari 2016.
Menyiapkan berkas dan formulir registrasi supplier untuk Star, Tiara Cianjur, Tiara Sukabumi, Plaza Asia Tasik, dan Gardena.
Keterangan Promo Lois terbagi menjadi tiga jenis yaitu double expose, bazar, dan promo di counter. Bazar Lois diadakan dari Desember 2015 hingga setelah Hari Raya Idul Fitri 2016. Terdapat promo diskon pada bazar tesebut mulai dari diskon 50% hingga 70%. Untuk store di Plaza Cibubur, letak store tidak terlalu strategis karena berada di luar mall sehingga tidak banyak lalu lalang dari pengunjung mall. Namun lokasi yang berada di luar ini memungkinkan untuk setiap pengunjung mall yang datang membawa kendaraan pribadi dapat melihat store secara langsung karena store berada di area jalur menuju tempat parkir mall. Stock barang yang tersedia di store Plaza Cibubur yaitu celana denim pria dan wanita, kemeja pria dan wanita, kaos pria dan wanita, sandal, dan sepatu pria. Kondisi store terlalu sempit dan cukup panas di siang hari karena pendingin ruangan/AC yang tidak berfungsi dengan baik. Untuk store Cibubur Square, letak store sangat strategis yang berada tepat di sebelah escalator lantai 2. Hal ini memungkinkan untuk setiap pengunjung yang datang akan melihat store Lois ini. Store Lois di Cibubur Square ini lebih nyaman dan luas dari store di Plaza Cibubur karena pendingin ruangan berfungsi dengan baik serta adanya penggabungan dua counter sekaligus. Stock barang yang tersedia di store Cibubur Square lebih beragam yaitu celana denim pria dan wanita, kemeja dan kaos pria, kaos wanita, serta aksesoris lain seperti dompet, ikat pinggang, celana dalam pria, sandal, dan sepatu pria.
Memo ditujukan kepada Divisi Marketing untuk dibuatkan image iklan di Matahari Kompas. Image yang dimaksud adalah koleksi atasan berwarna merah (kemeja dan T-shirt) denga katakata yang menarik dan eye catching.
45 Lanjutan Lampiran 3 Tanggal
23 Februari 2016
Kegiatan
-
Membuat memo. Melakukan survey store di Lulu Dept. Store, Cakung Jakarta Timur.
-
Menghitung omzet counter di Tiara Cianjur, Tiara Sukabumi, Plaza Asia Tasik, Gardena, dan Borobudur selama tahun 2015.
-
Menganalisis efektivitas promo diskon yang diadakan Lois. Membuat memo.
24 Februari 2016
25 Februari 2016
26 Februari 2016
-
-
Membuat memo. Menganalisis syarat-syarat pendaftaran dan formulir aplikasi vendor untuk Lulu Dept. Store.
Keterangan Lulu Dept. Store akan dibuka pertengahan tahun 2016 ini dan brand Lois akan membuka counter di tempat tersebut. Lokasi Lulu DS sangat strategis karena berada di Jalan Raya Bekasi KM 24 Cakung Jakarta Timur. Lulu DS berada dalam satu komplek dengan KFC dan Sasana Modern and Wedding Hall serta berada di sebelah Komplek Modern Taman Pulogebang. Selama 2015, total omzet Tiara Cianjur, Tiara Sukabumi, Plaza Asia Tasik, dan Gardena yang berada di wilayah Bandung yaitu Rp 2 698 990 190 dan Borobudur yaitu Rp 3 793 145 000. Promo diskon yang diadakan Lois yaitu diskon 20%, 30%, dan 50% sp. Untuk sharing promo ditentukan sesuai kesepakatan dua belah pihak antara pihak store dan Lois. Efektifitas promo diskon terjadi apabila penjualan selama promo melebihi BEP dengan memasukkan biaya-biaya tambahan yaitu marjin yang diinginkan, gaji SA, sewa tempat, listrik, dan telepon. Memo ditujukan kepada Divisi Marketing untuk merevisi image iklan free T-shirt dan menambahkan keterangan bahwa free T-shirt yang dimaksud harus dengan harga yang sama. Deadline revisi yaitu 26 Februari 2016. Sedangkan memo yang kedua yaitu agar Divisi Marketing membuat dan mencetak hard copy POP untuk 25 toko MDS dengan deadline yaitu 2 Maret 2016. Memo ditujukan kepada Divisi Marketing untuk membuat image iklan untuk Kompas dengan diskon 30% short denim untuk artikel tertentu. Deadline image yaitu 1 Maret 2016. Persyaratan dokumen pendaftaran prasyarat vendor terdiri dari 18 point yang terdiri dari Syarat-syarat Perdagangan Pendahuluan Asli, Surat Penunjukan Sebagai Distributor dari Prinsipal, Surat Keterangan Domisili Perusahaan, Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Keterangan Terdaftar dari Kantor Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, Rekening Koran, dan lain-lain.
46 Lanjutan Lampiran 3 Tanggal 29 Februari 2016
-
1 Maret 2016
-
-
2 Maret 2016 -
3 Maret 2016
4 Maret 2016 7 Maret 2016 8 Maret 2016
-
Membuat memo. Mem-follow up memo yang telah diserahkan ke Divisi Marketing.
-
Merekap data survey konsumen Lois Boy dan Girl tahun 2016. Membuat presentasi survey konsumen Lois Boy tahun 2016. Merekap penjualan per hari store Lotus bulan Februari 2016.
-
9 Maret 2016 10 Maret 2016
Keterangan Data yang dibutuhkan yaitu tahun-tahun terjadinya kenaikan harga jual produk Lois, presentase kenaikan harga jual produk Lois, dan informasi seputar IGP.
Data yang direkap adalah jumlah produk yang terjual dan net sales per harinya. Hal ini untuk melihat alur penjualan pada hari apa sajakah penjualan meningkat.
Promo All Red Collection dilaksanakan di 25 toko Matahari yaitu: Karawang Festive, Karawang Lama, Blumall, Serang, Cilegon, Cikarang, Ciledug, Gajah Mada, Klender, Taman Palem, Atrium Senen, Arion Mall, Karawaci, Serpong, Metropolis, St. Moris, Balai Kota, Daan Mogot, KJI, PDK, MM, Detos, Pejaten, Citos, dan Showroom Karawaci. Memo ditujukan kepada Divisi Marketing untuk membuat image dan mencetak POP promo disc celana panjang denim, free belt, dan potongan 100 ribu. Promopromo tersebut dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2016.
Libur Hari Raya Nyepi -
11 Maret 2016 14 Maret 2016
Kegiatan Merekap timeline promo dan event untuk bulan Maret dan April 2016. Mencari dan meminta data pendukung untuk latar belakang skripsi. Melengkapi timeline promo dan event untuk bulan Maret 2016. Merekap penjualan di Cempaka Putih dan Cilandak. Mengecek pembaruan kontrak Sales Asisstant per Februari 2016. Mengecek pembaruan kontrak Sales Asisstant per Februari 2016. Merekap bazar non dept. store. Mendistribusikan POP Promo All Red Collection kepada Retail Supplier. Menyerahkan POP Promo All Red Collection dan ketentuannya kepada SA di Matahari Atrium Senen dan Arion Mall.
-
Membuat presentasi survey konsumen Lois Girl tahun 2016. Melengkapi dan mengirim berkas perpindahan status counter Yogya di wilayah Bandung. Merekap penjualan MDS Cilandak. Melakukan bimbingan dengan Pak Najib.
Berkas yang diperlukan yaitu fotokopi Pak Fauzan Karim, fotokopi buku tabungan, dan surat pernyataan perpindahan rekening. Merekap penjualan barang normal dan special price mulai 1 Februari-13 Februari. Berdasarkan data tersebut, penjualan terbesar yaitu pada hari Sabtu,
47 Lanjutan Lampiran 3 Tanggal
Kegiatan
Keterangan Minggu, dan Rabu. Sabtu dan Minggu sudah menjadi hari yang paling banyak penjualannya, sedangkan Rabu karena pada hari tersebut merupakan hari libur Nyepi. Pada bimbingan kali ini, saya mengajukan hingga bab 2 mengenai “Analisis Pengaruh Kenaikan Harga Produk Lois di Wilayah Jabodetabek”. Namun karena ada beberapa pertimbangan, Pak Najib menyarankan topik yang bisa diteliti adalah penerapan strategi harga.
14 Maret 2016
15 Maret 2016
16 Maret 2016
17 Maret 2016
17 Maret 2016 18 Maret 2016 21 Maret 2016 22 Maret 2016 23 Maret 2016
-
Mengirim berkas pendaftaran supplier ke Lulu Dept. Store. Menjadi notulen rapat yang membahas tentang progress report wilayah Lombok dan Bali.
-
Menjadi notulen rapat yang membahas tentang revisi kegiatan di wilayah Jakarta.
-
Mencari referensi untuk skripsi. Menghitung estimasi biaya perjalanan team mapping TPM.
-
Mengirim berkas pendaftaran vendor ke Lulu Dept. Store. Membuat image disc 50% kemeja merah untuk Matahari Dept. Store.
-
Peluang membuka counter baru di wilayah Lombok yaitu di Mall Epicentrum dan Ruko di Jalan Pancausaha. Sedangkan peluang di Bali yaitu di Mall Level 2. Revisi kegiatan yang dimaksud terkait dengan Stock Sales Ratop (SSR) per store. SSR ideal untuk suatu perusahaan yaitu sekitar 25%. Alternatif yang dapat dilakukan IGP yaitu dengan mencapai stock counter yang ideal agar perputaran barang lebih cepat, mengadakan bazar untuk produk lama, dan memanfaatkan space counter dengan double expose agar counter terlihat penuh meskipun dengan stock yang sedikit. Mapping TPM dilakukan di wilayah Kalimantan Tengah, Tangerang, Bogor, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Ambon, Banjarmasin, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Mapping dilakukan karena grosir cenderung mengalami penurunan akibat downlinenya. Sehingga perlu berekspensi ke daerah. Hal-hal yang perlu disurvey yaitu downline grosir, prospek baru (milik sendiri dan branded sendiri), lokasi (daya beli dan strategis kota), perkiraan kemampuan bayar, serta wajib membawa sampel.
Izin sakit -
Membuat Banten.
mapping
wilayah
Wilayah Banten yaitu Rangkas Bitung, Tigaraksa, Pandeglang.
48 Lanjutan Lampiran 3 Tanggal 24 Maret 2016 25 Maret 2016
-
-
29 Maret 2016
-
-
30 Maret 2016
-
31 Maret 2016
-
1 April 2016
-
1 April 2016 4 April 2016
-
5 April 2016
-
6 April 2016 7 April 2016 8 April 2016
11 April 2016
wilayah
Keterangan Wilayah Bogor yaitu Leuwiliang dan Jasinga
Libur Hari Raya Paskah -
28 Maret 2016
Kegiatan Membuat mapping Bogor.
Merekap quantity per store bulan Januari hingga Juli 2015. Merekap daily sales by store MDS bulan Januari hingga Maret 2016. Menganalisis perbandingan daily sales by store MDS bulan Januari hingga Maret 2015 dan 2016. Merekap BSC Sales dan mencocokan data dengan Divisi Marketing, SAK, dan MD. Merekap hasil rapat mengenai growth Boy dan Girl, serta action canvas. Merekap BSC Sales dan mencocokan dengan lampiran dari Divisi Sales. Merekap toko Lois Boy dan Girl dengan OTP minus bulan Januari hingga Februari 2016. Merekap BSC Divisi Sales dan mencocokan dengan lampiran dari wilayah. Merekap hasil rapat bersama SA regional Jakarta. Membuat dan mendistribusikan internal memo dari hasil rapat. Mencari informasi dan mapping mengenai outlet brand 3 Second. Mengikuti rapat SA MDS dan Pareto.
Merapihkan persentasi survey konsumen Lois Boy dan Girl. - Merekap BSC dan kontribusi wilayah (persentase dan value total counter). - Merekap toko yang akan di distribusikan T-shirt branding. - Merekap sales performance bulan Januari hingga April 2015 dan 2016. - Merekap quantity per store bulan Januari hingga Juli 2015. - Merekap daily sales by store MDS bulan Januari hingga Maret 2016.
Lois Boy mendapat peringkat 1 dengan pertumbuhan 12% di wilayah Jakarta 1, 2, dan 3. Adapun toko yang konsisten dengan pertumbuhan yang baik yaitu MDS Metmall, MDS Atrium, dan MDS Karawaci.
Rapat membahas mengenai rapat SA regional Jakarta, Product Campaign Jogger bulan April, kebutuhan size besar, event join promo, dan persiapan Grand Opening.
Pada rapat bersama SA MDS dan Pareto ini membahas mengenai kebutuhan artikel celana dengan size besar per store.
49 Lanjutan Lampiran 3 Tanggal 11 April 2016 12 April 2016 13 April 2016
-
15 April 2016 18 April 2016
19 April 2016 20 April 2016 21 April 2016 22 April 2016
-
-
-
25 April 2016
-
26 April 2016 27 April 2016 28 April 2016
-
29 April 2016
-
Kegiatan Menganalisis perbandingan daily sales by store MDS bulan Januari hingga Maret 2015 dan 2016. Membuat bagan alur SOP kasir manual dan scan POS. Membantu SMK menyiapkan action plan untuk counter dengan OTP minus. Merekap BSC Divisi Sales bulan Maret 2016 dan mencocokan data dengan divisi Marketing, SAK, dan MD. Merekap sales performance bulan Januari hingga April 2015 dan 2016. Membantu SMK menyusun program acara diskon untuk bulan Mei hingga Juli 2016. Merekap artikel slow moving per toko pareto. Membantu SMK menyusun program acara diskon untuk bulan Mei hingga Juli 2016. Mempersiapkan acara bazar di Kampus UI. Mengikuti acara bazar di Kampus UI. Memperbaiki SOP dan membuat alur SOP Divisi Marketing. Memperbaiki SOP dan membuat alur SOP Divisi Markom. Memperbaiki SOP dan membuat alur SOP Divisi Sales. Merekap toko untuk suggest acara lebaran. Merekap toko untuk suggest acara lebaran. Membantu SMK menyusun dan memperbaiki action plan untuk bazar non dept. store. Merapikan dokumen selama magang. Melakukan perpisahan dengan seluruh staff PT Intigarmindo Persada.
Keterangan
50 Lampiran 4 Surat keterangan diterima magang
51 Lampiran 5 Surat keterangan praktik magang
52 Lampiran 6 Formulir penilaian magang oleh praktisi pembimbing magang
53 Lampiran 7 Dokumentasi
Dokumentasi bazar di Kampus UI Depok
Promo-promo Lois Boy
Foto bersama Praktisi Pembimbing Magang dan staf PT Intigarmindo Persada
54 Lampiran 8 Contoh perhitungan metode penetapan harga Lois Boy Diketahui: PT Intigarmindo Persada mengadakan promo diskon sebesar 20% untuk seluruh artikel Lois Boy. Harga pokok produksi salah satu artikel tersebut sebesar Rp 100 000 dengan marjin yang ditetapkan perusahaan sebesar 4x. Sehingga harga jual artikel tersebut menjadi Rp 500 000. Rumus dan perhitungan contoh metode penetapan harga berdasarkan marjin yang diterapkan dapat terlihat di bawah ini: 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 = 𝐇𝐏𝐏 + (𝒎𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 × 𝐇𝐏𝐏) 𝐌𝐚𝐫𝐣𝐢𝐧 𝐛𝐫𝐮𝐭𝐨 = 𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐩𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤 − 𝐦𝐚𝐫𝐣𝐢𝐧 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒆 − 𝐛𝐞𝐛𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐬𝐤𝐨𝐧 − 𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧 − 𝐇𝐏𝐏
Nama Biaya
Perhitungan (Rp) Harga jual 100 000 + 400 000 500 000 Marjin store 30% x 500 000 150 000 Beban diskon ditanggung 20% x 500 000 = 100 000 50 000 bersama oleh store dan store (beban diskon bersama). Beban (50:50) diskon perusahaan adalah 50% x 100 000 Biaya royalti, PPN, distribusi, 17% x 500 000 85 000 fixture, dan komisi SA sebesar 17% Harga pokok produksi 100 000 Marjin bruto 115 000
Setelah didapatkan marjin bruto melalui perhitungan metode marjin, kemudian besarnya total marjin bruto dari seluruh produk Lois jeans dialokasikan untuk menutupi biaya tetap dan biaya operasional perusahaan. Setelah itu perusahaan baru menerima laba bersih dari keseluruhan penjualan Lois jeans.
Lampiran 9 Output SPSS Uji T-test Group Statistics Tahun Penjualan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Tahun 2015
66
630.20
350.900
43.193
Tahun 2016
66
1275.17
725.794
89.339
55 Lampiran 10 Output SPSS Regresi Linier Sederhana 1 Model Summary
Model
R
R Square
.321a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.103
.089
692.650
a. Predictors: (Constant), Peningkatan Harga
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
F
3535632.998
1
3535632.998
Residual
3.070E7
64
479764.159
Total
3.424E7
65
Sig.
7.370
.009a
a. Predictors: (Constant), Peningkatan Harga b. Dependent Variable: Penjualan tahun 2016
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Peningkatan Harga
Std. Error
1615.136
151.501
-.013
.005
a. Dependent Variable: Penjualan tahun 2016
Coefficients Beta
t
-.321
Sig.
10.661
.000
-2.715
.009
56 Lampiran 11 Output SPSS Regresi Linier Sederhana 2 Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.252a
1
Adjusted R
.063
.049
674.73188
a. Predictors: (Constant), Peningkatan Harga
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
F
1968842.981
1
1968842.981
Residual
2.914E7
64
455263.109
Total
3.111E7
65
Sig.
4.325
.042a
a. Predictors: (Constant), Peningkatan Harga b. Dependent Variable: DY
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Peningkatan Harga
a. Dependent Variable: DY
Std. Error
898.665
147.582
-.010
.005
Coefficients Beta
t
-.252
Sig.
6.089
.000
-2.080
.042
57
RIWAYAT HIDUP Riski Ayu Wulandari dilahirkan di Wonogiri pada 13 November 1994 dari pasangan Bapak Warno dan Ibu Suyatmi. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis mulai pendidikan taman kanak-kanak di TK Aster pada tahun 1999 kemudian melanjutkan pendidikan di SDN Jati 05 Pagi hingga tahun 2006. Kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 92 Jakarta hingga tahun 2009. Kemudian penulis meneruskan jenjang pendidikan di SMAN 12 Jakarta. Pada tahun 2012 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor Fakultas Ekonomi dan Manajemen Departemen Manajemen melalui jalur SNMPTN Undangan. Selama studi penulis aktif mengikuti kegiatan internal kampus. Pada tahun angkatan kedua, penulis mengikuti organisasi Himpunan Profesi (Himpro) Manajemen sebagai staff Direktorat Public Relation Centre of Management periode 2013-2014. Penulis aktif mengikuti berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh BEM KM IPB, BEM FEM IPB, dan Himpro menjadi staf ataupun kepala divisi. Penulis pun menjadi ketua pelaksana seminar Insipiring Unileader “Customer Development Unilever’s Growth Engine” di tahun 2014 yang diselenggarakan atas kerja sama Unilever dan COM@. Pada tahun angkatan ketiga, penulis menjadi Dewan Komisioner Direktorat Public Relation Centre of Management periode 2014-2015.