1
PENERAPAN STRATEGI FIRE-UP DENGAN PEMBERIAN REWARD DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SALO KABUPATEN KAMPAR Nur Annisa1 1
JurusanPendidikanMatematika, FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta
E-mail :
[email protected] Abstract The low activity and result of learning student mathematic is not quit of teacher responsibility, because teacher is directly involver in course of study. Some factor that mauce is the low activity and result of students mathematic learning in class X SMAN 1 Salo of Kampar regency is less active of the students in searching and comprehending items to be taught, the students only awaiting lessons submitted by teacher in each meeting without studying before the lesson be taught, and the also teache less in giving of appreciation to the result of student activity, so that student dont stimulated in learning. One the effort that able to solve this problem is to apply strategy of FIRE-UP with giving of Reward in study of mathematics. Intention of this research is to know how activity and do result learn student mathematics which is its study use strategy of FIRE-UP with giving of Reward that better than result learn student mathematics using conventional study in class of X SMA Country 1 Salo Sub-Province Kampar regency. Type Research is research of experiment. Intake of sampel is by Random Sampling, experiment class of X4 and class control X1. Instrument Research consist of observation sheet and of tes result of learning student which in form of essay test. Activity learn to be obtained from observation sheet, which is perception consist of 6 indicator. Data of Tes result of learning both of sampel class, [to] test hypothesis by using test difference of mean β= π, ππ obtained by and ππππππ = π, ππππ and π(π,ππ;ππ) = π, ππ. Because ππππππ > ππππππ so it be result learn student mathematics which is its study apply strategy of FIRE-UP with giving of Reward is betterof result learn mathematics which is its study use conventional study at class of X SMA Country 1 Salo Kampar regency. Kata Kunci: Strategi FIRE-UP, Aktivitas, Hasil Pendahuluan Matematika
merupakan
ilmu
perkembangan
pengetahuan
dan
universal yang mendasari perkembangan
peningkatan mutu pendidikan khususnya
teknologi
mempunyai
pada mata pelajaran matematika, maka
peranan penting dalam berbagai disiplin
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
ilmu yang dapat mengembangkan daya
diperlukan guru yang berkualitas, karena
pikir manusia. Hal ini dipertegas oleh
guru yang berkualitas akan menciptakan
Suherman (2003) menyatakan matematika
pendidikan yang berkualitas pada akhirnya
sebagai ratunya ilmu yang dimaksudkan
menghasilkan manusia yang berkualitas.
modern,
yang
bahwa matematika adalah sebagai sumber
Guru yang berkualitas tidak hanya
dari ilmu yang lain (p.25). Menyadari
mampu dalam menguasai materi, tetapi
pentingnya
juga mampu menciptakan kondisi belajar
matematika
dalam
yang
menyenangkan,
memberikan
terbentur dalam proses pemahaman, guru
motivasi dengan memberikan penghargaan
mengulang
serta dapat meningkatkan aktivitas dan
diperlukan, kemudian melanjutkan kembali
hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan
materi pelajaran yang tertunda. Hal ini
motivasi, aktivitas dan hasil belajar belajar
menyebabkan
matematika
mudah.
kebingungan karena tidak terstukturnya
Suherman (2003) mengemukakan bahwa
pembelajaran yang mendukung tercapainya
matematika adalah ilmu yang abstrak dan
suatu kompetensi dan akhirnya siswa sulit
deduktif serta merupakan aktivitas siswa
memahami
(p. 11).
diberikan. Selain itu ketika diberikan
siswa
Berdasarkan
tidaklah
observasi
yang
di
pengetahuan
dasar
siswa
konsep
yang
mengalami
matematika
yang
kesempatan bertanya, hanya sedikit sekali
lakukan pada tanggal 24 dan 26 September
siswa
2013 di kelas X1 SMA Negeri 1 Salo
mereka kurang memahami konsep dan
Kabupaten Kampar, diketahui bahwa pada
mengalami kesulitan dalam menerapkan
kegiatan pembelajaran matematika guru
konsep
menjelaskan materi, memberikan contoh,
masalah.
dan menyelesaikan contoh yang diberikan,
balik) siswa dalam proses pembelajaran
dan siswa hanya menerima sehingga siswa
sehingga siswa menjadi pasif dan kurang
terbiasa pasif, tidak mempelajari materi
bersemangat dalam belajar dan hasil kerja
yang ada di buku. Hal ini disebabkan
siswa kurang diberi penghargaan. Hal ini
karena
yang
siswa
tidak
dapat
menyerap
yang mau
tersebut
bertanya.
untuk
Kurangnya
Akhirnya
menyelesaikan
feedback
menyebabkan
(timbal
rendahnya
minat
informasi (pengetahuan) yang diberikan
belajar matematika siswa dan berujung
oleh guru dengan baik. Selain itu, siswa
pada rendahnya hasil belajar siswa.
hanya
menunggu
informasi
disampaikan oleh guru
pada setiap
pertemuan tanpa mempelajari dahulu
materi
yang
yang
akan
terlebih
Cara mengatasi masalah tersebut perlu
dilakukan
pembelajaran
perubahan
matematika.
Salah
dalam satu
diajarkan
perubahan yang dapat dilakukan oleh guru
sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam
adalah dengan memilih dan memvariasikan
mencari informasi dan menanyakan hal-hal
strategi
yang belum dimengerti tentang materi
memotivasi siswa untuk lebih siap dan
yang diajarkan.
aktif dalam pembelajaran. Keberhasilan
Guru juga kurang memperhatikan
siswa
pembelajaran
dalam
belajar
yang
ditentukan
dapat
oleh
kemampuan dasar siswa, guru langsung
kualitas pembelajaran serta kesiapan siswa
menjelaskan materi baru. Ketika siswa
itu
sendiri
untuk
mengikuti
proses 2
pembelajaran. Oleh karena itu, siswa
menghargai terhadap sesama. Untuk itu
haruslah mempunyai modal yang mantap
penghargaan atau Reward perlu diberikan
artinya pengetahuan dasar sebelum materi
pada siswa yang berprestasi.
tersebut diajarkan guna menguasai bahan pelajaran.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui bagaimanakah aktivitas belajar
Salah satu strategi pembelajaran yang diperkirakan
dapat
permasalahan
tersebut
mengatasi adalah
dengan
siswa selama diterapkannya strategi FIREUP dengan pemberian Reward dan hasil belajar
matematika
siswa
dengan
menerapkan strategi pembelajaran FIRE-
menggunakan strategi FIRE-UP dengan
UP (Fondations, Intake Information, Real
pemberian Reward lebih baik dari pada
Meaning, Express Your Knowledge, Use
hasil
Resources dan Plan of Action). FIRE-UP
menggunakan pembelajaran konvensional
dapat
di kelas X SMA Negeri 1 Salo Kabupaten
membuat
siswa
lebih
aktif
disebabkan siswa menjadi pembelajar yang mandiri.
Siswa
terlebih
dahulu
mempelajari materi pelajaran yang akan di ajarkan
sebagai
pengetahuan
awal
(pondasi). FIRE-UP ini memungkinkan siswa
untuk
menggunakan
dan
mengembangkan pengetahuan dasar yang dimilikinya, sehingga diperoleh hasil yang memuaskan dan maksimal. Madden (2002) menyatakan keahlian yang diperoleh dari FIRE-UP ini, yaitu seseorang akan dapat dengan percaya diri menghadapi tantangan untuk
melengkapi
keterampilan-keterampilan
diri
dengan yang
diperlukan agar tetap unggul selama hidup (p. 3). Selain itu, nilai-nilai penghargaan sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Selain guna memacu motivasi siswa, nilainilai penghargaan ini dalam pembelajaran digunakan untuk menanamkan sikap saling
belajar matematika
siswa
yang
Kampar. Metodologi Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2008) βpenelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidikβ (p. 207). Dalam penelitian ini dibutuhkan
dua
kelas,
yaitu
kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pembealajaran
menerapkan
strategi
FIRE-UP
dengan
pemberian Reward sedangkan pada kelas kontrol
menerapkan
pembelajaran
konvensional. Populasi menurut Sudjana (2005) adalah
seluruh
memungkinkan
sumber memberikan
data
yang
informasi
yang berguna bagi masalah pendidikan 3
sedangkan
sampel
penelitian
adalah
3) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk
sebagian dari populasi yang memiliki sifat
menyelesaikan
dan karakter yang sama sehingga betul-
diberikan guru (Express Your Knowledge).
betul mewakili popolasinya (p. 6).
Writing Activities 4) Siswa mengerjakan
Pengambilan
sampel
lembar
diskusi
yang
dilakukan
tugas pendahuluan yang diberikan guru
secara random sampling dengan langkah-
(Fondation). Mental Activities 5) Siswa
langkah pengambilan sampel yaitu: 1)
menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Mengumpulkan
harian
(Plan of Action). Visual Activities 6) Siswa
semester ganjil matematika kelas X SMA
memanfaatkan sumber belajar seperti buku
Negeri 1 Salo Kabupaten Kampar tahun
paket atau teman sekelompoknya (Use
pelajaran 2013/2014, kemudian dihitung
Resources) (dalam Sardiman, 2012, p.
rata-rata dan simpangan bakunya.
101).
nilai
ulangan
2)
Sedangkan
tes
hasil
belajar
Melakukan uji kesamaan rata-rata dengan
digunakan untuk memperoleh data tentang
menggunakan teknik anava satu arah.
hasil belajar matematika siswa.
Untuk melakukan uji kesamaan rata-rata
Data aktivitas siswa menurut Sudjana
harus dilakukan uji normalitas dan uji
(2009) dianalisis dengan menggunakan
homogenitas terlebih dahulu. a) melakukan
rumus P = π Γ 100%dengan P adalah
uji normalitas terhadap masing-masing kelompok data dengan menggunakan uji Liliefors. b) melakukan uji homogenitas
πΉ
persentase aktivitas, F adalah jumlah siswa yang melakukan aktivitas dan N adalah jumlah siswa (p. 131).
dengan menggunakan uji Barlett.
Analisis data hasil belajar yang
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar.lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Aktivitas
yang
diamati
menurut Paul B. Diedrich dalam penelitian ini adalah Listening Activities 1) Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru (Intake Information). Oral Activities 2) Siswa mengajukan pertanyaan atau mengeluarkan pendapatnya setelah guru menjelaskan materi (Real Meaning).
digunakan dengan
adalah
perbedaan
menggunakan
t-tes.
rata-rata Langkah-
langkah t-tes yaitu: 1) menentukan ratarata
hasil
kelompok,
belajar
masing-masing
simpangan
baku
(S)
dan
variansi (S2). 2) melakukan ujinormalitas terhadap masing-masing kelompok data dengan menggunakan uji Liliefors. 3) melakukan
ujihomogenitas
dengan menggunakan uji F rumusπΉ = H0jika
variansi terbesar variansi terkecil
πΉ < πΉ1 πΌ 2
π£1 ,π£2
variansi dengan
terima hipotesis
dan
tolak
H0 4
Jika πΉ β₯ πΉ1πΌ 2
π£1 ,π£2
,
4)
melakukan
uji
perbedaan rata-rata dengan rumus π‘ = π1 βπ2 π
1 1 + π1 π2
terima
π 1 β1 π12 + π 2 β1 π22 , π 1 +π 2 β2
dengan π = hipotesis
H0
jikat
thitung
π‘βππ‘π’ππ <π‘(1βπΌ) dengan ππ = π1 +
atau
π2 β 2 selain itu H0 ditolak.
Aktivi tas yang diama ti 1 2 3 4 5 6
Persentase siswa yang melakukan aktivitas pada pertemuan keI II III IV V VI
63,64 22,73 90,91 36,36 13,64 68,18
68,00 32,00 100 44,00 8,00 100
70,83 45,83 100 45,83 4,17 100
75,00 54,17 100 54,17 8,33 100
80,00 40,00 100 60,00 12,00 100
91,67 45,83 100 70,83 8,33 100
Keterangan:
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angkaangka. Data kuantitatif pada penelitian ini diambil dari data nilai hasil belajar siswa. Sedangkan data kualitatif adalah data yang berwujud pertanyaan ataupun kata-kata. Data kualitatif diambil dari data aktivitas siswa.
1. Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. 2. Siswa mengajukan pertanyaan atau mengeluarkan
pendapatnya
setelah
guru menjelaskan materi. 3. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan lembar diskusi yang diberikan guru. 4. Siswa mengerjakan tugas pendahuluan
Hasil dan pembahasan Data matematika
mengenai siswa
yang diberikan guru. aktivitas
dengan
belajar
penerapan
strategi pembelajaran FIRE-UP dengan pemberian Reward disajikan dalam bentuk persentase. Persentase tersebut diperoleh dengan membagi jumlah siswa yang melakukan aktivitas dengan jumlah siswa yang
Tabel 1: Persentase siswa yang melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran matematika.
hadir
pada
setiap
pertemuan
5. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 6. Siswa memanfaatkan sumber belajar seperti
buku
paket
atau
teman
sekelompoknya. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika juga dapat dilihat pada grafik berikut ini
kemudian dikali 100%. Perhitungan data hasil observasi mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran dilihat pada tabel 1.
matematika dapat
Indikator 1
100.00%
Indikator 2
80.00%
Indikator 3
60.00%
Indikator 4
40.00%
Indikator 5
20.00%
Indikator 6
0.00% I
II
III
IV
V
VI
PERTEMUAN
5
Berdasarkan tabel dan grafik di atas,
UP dengan pemberian Reward dalam
terlihat bahwa secara umum persentase
pembelajaran matematika pada siswa kelas
siswa yang melakukan aktivitas dalam
X SMA N 1 Salo Kabupaten Kampar dan
proses pembelajaran matematika dengan
hasil
penerapan strategi pembelajaran FIRE-UP
menerapkan strategi pembelajaran FIRE-
dengan
cenderung
UP dengan pemberian Reward lebih baik
meningkat ke arah positif dari pertemuan
dari hasil belajar matematika siswa yang
pertama sampai pertemuan keenam.
menerapkan pembelajaran konvensional
pemberian
Reward
Hasil belajar matematika siswa pada kedua sampel diperoleh setelah diberikan tes akhir. Tes akhir pada kedua kelas sampel diikuti oleh 25 orang siswa pada kelas eksperimen dan 25 orang siswa pada kelas kontrol. Hasil tesakhir dapat dilihat pada Tabel 2.
Kelas
N
Eksperimen Kontrol
25 25
100 93
Skor min 37 25
Nilai siswa β₯ 70 69,72% 59,80%
siswa
yang
pada kelas X SMA N 1 Salo Kabupaten Kampar. Daftar pustaka Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Madden, T.L. (2002). FIRE-UP Your
Tabel 2: Data tes akhir hasil belajar Skor maks
belajar matematika
Nilai siswa < 70 30,28% 40,2%
Learning.Terjemahan
Ivonne
Suryana, Jakarta: Gramedia Utama. Sardiman. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Bandung: PT
Data hasil belajar diberikan tes dan analisis datanya
menggunakan
diperoleh
π‘βππ‘π’ππ =
t-tes
sehingga
1,7115
π‘π‘ππππ = π‘ 0,95,48 = 1,68
dan
Raja Grafindo Aksara. Sudjana.
(2005).
Metoda
statistika.
Bandung: Tarsito.
pada tingkat
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian hasil
kepercayaan 95 %. Ternyata π‘βππ‘π’ππ >
proses belajar mengajar. Bandung:
π‘π‘ππππ , artinya hipotesis diterima.
PT Remaja Rosdakarya Suherman, E., et al. (2003). Strategi
Kesimpulan Aktivitas mengalami
siswa peningkatan
cenderung selama
menerapkan strategi pembelajaran FIRE-
pembelajaran
matematika
kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
6