Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ATAS KREDIT YANG DIBERIKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Frendi Setya Irawan, Agung Parmono Dosen Universitas Muhammadiyah Jember dan Dosen STAIN Jember Abstrak Kas merupakan aset yang paling likuid, hampir setiap transaksi yang dilakukan oleh fungsi yang berwenang atau terkait dalam perusahaan dan dengan pihak luar yang sebagian besar akan mempengaruhi kas. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan semakin beragam, terutama pada kas, dalam bidang ini sangat tinggi. Kemudian prosedur pengendalian internal yang diperlukan pada uang tunai. Beberapa hal yang akan dikaji adalah bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada BPR dan bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada BPR? Pengendalian Internal yang digunakan oleh BPR, dan metode penegakan analitik/re-penegakan hukum, yaitu, dari dokumen yang ada, dianalisis dan hasilnya dikomunikasikan secara langsung kepada manajemen untuk tindakan lebih lanjut. Didukung oleh komputerisasi, setiap akhir hari pada tiap babak untuk posting di buku-buku, sehingga jika perbedaan adalah salah satu bagian akan segera diketahui. Dalam setiap bagian harus meningkatkan akurasi bagaimana menghitung, merekam dan menyimpan dokumen karena jika terjadi kesalahan dapat segera ditelusuri. Dan program komputerisasi bank harus memilih porsenil yang berpengalaman untuk bekerja proses berjalan lancar. Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi PENDAHULUAN Dewasa ini, banyak masyarakat membutuhkan modal untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari sandang, pangan, dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat bekerja dengan keras dan terampil sesuai dengan keahlian yang dimiliki atau mengembangkan usaha mereka dengan cara penambahan modal. Untuk memperoleh modal tersebut masyarakat banyak meminjam (mengajukan kredit) pada lembaga keuangan.
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
75
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
Untuk kepentingan di atas, maka diperlukan suatu sistem informasi, yaitu sistem informasi akuntansi yang berfungsi dalam suatu perusahaan. Informasi yang teliti, tepat waktu, jelas dan dapat dipercaya adalah sangat penting guna sebagai dasar perencanaan strategi dan pengendalian manajemen. Informasi dengan sifat-sifat yang diperlukan di atas, dihasilkan oleh adanya sistem informasi akuntansi yang baik. Sistem informasi yang dirancang sedemikian rupa sejak instansi tersebut berdiri, akan berpengaruh terhadap sistem pengendalian intern yang ada. Sistem informasi akuntansi mempunyai unsur-unsur yang perlu dirancang yaitu sistem wewenang dan tanggung jawab terutama terhadap fungsi operasi dan penyimpanan dengan fungsi akuntansi guna memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya terdiri atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujuinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksanaya setiap transaksi. Dari sistem yang dibuat pelaksanaannya tidak akan berjalan dengan baik apabila dalam pelaksanaan tidak terdapat praktek yang sehat dari pihak-pihak yang berwenang dan juga karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur. Dalam membantu meningkatkan perkembangan masyaarakat baik untuk usaha kecil atau menengah di Indonesia, maka pelaku usaha membutuhkan dana tambahan untuk menjaga agar usahanya tersebut tetap eksis dan berkelanjutan. Oleh karena itu pelaku usaha mencari sumber dana dengan mengajukan kredit yang murah. Karena hal tersebut maka Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melakukan salah satu strategi untuk menjaring konsumen adalah dengan cara penerapan sistem kredit yang mudah, murah dan mengarah. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Pengertian Sistem Menurut Mulyadi1, sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya antara yang satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Mulyadi, Sistem Akuntansi (Jakarta: edisi kedua, cetakan ketiga, Salemba Empat, 2001), 2. 1
76 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
Bodnar dan Hopwood2 (1996) sistem adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Baridwan3, sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama di perusahaan. Menurut Simamora, sistem adalah seperangkat peraturan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa tugas tertentu dilaksanakan dalam suatu cara yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dari definisi-definisi di atas dapat dirinci lebih lanjut mengenai pengertian sistem secara umum yaitu: Satu, Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur yang terdiri dari subsistem yang lebih kecil dan terdiri pula dari kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut. Dua, Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sstem yang bersangkutan, berhubungan erat satu dengan yang lain dan sifat serta kerjasama antar unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu. Tiga, Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu, sedangkan unsurunsur sistem bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Unsur sistem bekerja sama satu dengan yang lain dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Empat, Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Dari uraian mengenai pengertian sistem secara umum di atas dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri atas jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sistem juga dibuat untuk menangani sesuatu yang terjadi berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Pengertian Informasi Informasi menurut Husein4 merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan manfaat bagi manusia. Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood5 pengertian informasi diartikan sebagai suatu data yang diorganisasikan yang George H Bodnar, William S. Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi, (Jakarta: Buku Satu, Edisi Indonesia, Salemba Empat, 1996). 3 Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi, (Yogyakarta: BPFE, 1998), 3. 4 M.F. Husein, Sistem Informasi Akuntansi, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004), 109. 5 George H Bodnar, William S. Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi. (Jakarta: Buku Satu, Edisi Indonesia, Salemba Empat, 1996), 110. 2
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
77
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan. Kualitas dari suatu informasi (quality of information) menurut Jogiyanto6 adalah sebagai berikut: (1) Akurat (accurate), bararti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat berarti informasi harus jelas dan mencerminkan maksudnya; (2) Tepat pada waktunya (time lines), berarti informasi yang akan datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi; (3) Relevan (relevance), berarti informasi tersebut memiliki manfaat untuk pemakainya. Winarno7mengidentifikasikan informasi segala data yang sudah diolah sehingga berguna untuk pembuatan keputusan. Lebih lanjut Winarno8 mengemukakan karakteristik informasi yang baik, yaitu: (1) Akurat. Menggambarkan kondisi objek yang sesungguhnya; (2) Tepat waktu. Informasi harus tersedia sebelum keputusan dibuat karena seringkali informasi tidak diperlukan lagi setelah keputusan dibuat; (3) Lengkap. Informasi harus mencakup semua yang diperlukan oleh pembuat keputusan. Lengkap tidak berarti memberikan semua informasi; (4) Relevan. Informasi harus berhubungan dengan keputusan yang akan diambil; (5) Terpercaya. Isi dari informasi tersebut harus dapat dipercaya (reliable); (6) Terverifikasi. Informasi harus dapat dilacak kesumber aslinya (verifiable); (7) Mudah dipahami. Informasi harus mudah dipahami oleh pembacanya; (8) Mudah diperoleh. Informasi yang sulit diperoleh bias tidak digunakan. Pengertian Akuntansi Dalam Statemen Of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 2, Financial Accounting Standard Board yang dikutip oleh Romney dan Steinbart (2003) secara sederhana mendefinisikan akuntansi sebagai sistem informasi. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan tersebut juga disebutkan bahwa tujuan utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi para pengambil keputusan. Jogiyanto, Analisis & Desain Sistem Informasi : pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, (Yogyakarta: Andi, 2001), 10. 7 W.W. Winarno, Sistem Informasi Akuntansi,. Edisi 2. (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006), 2. 8 Ibid. 6
78 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
Pengertian Bodnar dan Hopwood9 bahwa akuntansi sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu entitas ke berbagai kelompok orang. Pengertian akuntansi menurut Winarno10 adalah proses mencatat dan mengolah data transaksi dan menyajikan informasi kepada pihakpihak yang berhak dan berkepentingan. Dari penjelasan di atas dapat diartikan akuntansi merupakan sistem informasi yang mencatat data ekonomi, memproses dan menganalisa data tersebut untuk selanjutnya akuntansi menyajikan data kuantitatif berupa laporan keuangan kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Informasi akuntansi harus memenuhi syarat kualitas informasi yang baik agar dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomis. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut Zaki Baridwan dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi11 adalah Sistem Informasi Akuntansi sebagai formulir-formulir, catatan-catatan, prosedurprosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. Definisi lain dikemukakan oleh Mulyadi12 Sistem Akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
George H Bodnar, William S. Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi. (Jakarta: Buku Satu, Edisi Indonesia, Salemba Empat, 1996), 1. 10 .W. Winarno, Sistem Informasi Akuntansi,. Edisi 2. (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006). 11 Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi, (Yogyakarta: BPFE, 1998), 4. 12 Mulyadi, Sistem Akuntansi (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 3. 9
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
79
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
Sedangkan menurut Samsul dan Mustofa13, Sistem Akuntansi merupakan kumpulan elemen-elemen akuntansi yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan memperoleh informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan mengenai kesatuan ekonomi dengan maksud agar berguna untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, dan untuk mengurus, menjaga, mengamankan kekayaan perusahaan. Krismiaji14, juga menerangkan Sistem Informasi Akuntansi terdiri atas metoda dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasikan, merangkai, menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan kewajiban yang terkait. Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem informasi akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta laporan. Dan dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa: Pertama, Sistem Informasi Akuntansi merupakan metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasikan, merangkai, menganalisis, menggolongkan, mencatat prosedur-prosedur, formulur-formulir dan catatancatatan akuntansi yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi keuangan. Kedua, Sistem Informasi Akuntansi menghasilkan informasi yang digunakan untuk kepentingan intern maupun ekstern perusahaan, yang memudahkan pemakai dalam usaha pengambilan keputusan dan pengelolaan perusahan, serta untuk menjaga dan mengamankan harta kekayaan perusahaan. Ketiga, Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu alat yang dipakai untuk mengorganisir, mengumpulkan, dan mengikhtisarkan perusahan di mana para pegawai, kegiatan-kegiatan organisasi dapat disatupadukan sedemikian rupa agar pengawasan dapat dijalankan dengan sebaikbaiknya. Pengertian Prosedur Akuntansi Supaya dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai berbagai sistem yang menghasilkan berbagai macam formulir yang diolah dalam sistem informasi akuntansi, maka perlu dibedakan M. Syamsul dan Mustofa., Sistem Akuntansi (Pendekatan Manajemen) (Yogyakarta: Liberty, 1992), 52. 14 Krismiaji, Sistem Informasi Akuntansi, ( Yogyakarta: AMP YKPN, 2002), 219. 13
80 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
antara pengertian sistem dan pengertian prosedur. Prosedur adalah urut-urutan pekerjaan biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Zaki Baridwan15. Definisi lain juga diungkapkan oleh Mulyadi, prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Mulyadi16. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu sistem dapat terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal yang terjadi berulang-ulang. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi memberikan manfaat bagi pemakainya, baik pemakai internal maupun pemakai eksternal, apabila memenuhi karakteristik tertentu. Cushing17 mengemukakan lebih lanjut secara ringkas mengenai karakteristik. Sistem Informasi akuntansi yang harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut: (1) Usefulness (berguna). Sistem harus menghasilkan suatu informasi yang berguna, artinya informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu sehingga berguna bagi pengambilan keputusan; (2) Economy (ekonomi). Seluruh komponen dari sistem harus bersifat ekonomis, artinya sistem harus mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran yang dikeluarkan untuk pengadaan sistem tersebut; (3) Reliability (andal). Produk dari suatu sistem harus bias diandalkan dan informasi yang dihasilkan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi, sehingga keputusan yang dihasilkan benar-benar keputusan yang tepat sesuai dengan apa yang dihasikan sistem; (4) Customers Service (pelayanan konsumen). Sistem harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada pelanggan sehingga mampu memberikan kepuasan akan meningkatkan nilai perusahaan dan mampu memberikan kontribusi positif terhadap kenaikan laba. (5) Capacity (kapasitas). Kapasitas suatu sistem harus memadai untuk menghadapi Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi, (Yogyakarta: BPFE, 1998), 3. Mulyadi, Sistem Akuntansi (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 5. 17, Barry E Cushing, Accounting Information System, 6th Edition.( Addison Wesley Publishing Co 1990), 2009. 15 16
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
81
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
operasi pada kapasitas penuh (full capacity) seperti halnya pada saat operasi berjalan normal; (6) Simplicity (sederhana). Sistem harus sederhana sehingga semua struktur dan operasinya dapat dimengerti, serta semua prosedurnya dapat diikuti dengan mudah dan tidak akan membingungkan pemiliknya; (7) Flexibility (luwes). Sistem harus bersifat fleksibel atau luwes dalam menampung dan menghadapi semua perubahan yang terjadi didalam maupun diluar organisasi sehingga menghasilkan informasi perencanaan dan pengendalian. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN Pengertian Kredit Kredit ialah penyediaan uang atau tagihan–tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam–meminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal, pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan.18 Menurut Undang–Undang RI No 7 tahun 1992 , pengertian baku tentang kredit seperti tercantum dalam pasal 1 butir 12 adalah penyediaan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan Sementara itu menurut pengertian umum kata kredit berasal dari bahasa Yunani, “Credere” yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa Latin disebut “Creditum” yang berarti kepercayaaan akan kebenaran. Pengertian Kredit Yang Diberikan Menurut Mulyadi19 kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Bank dapat memberikan kredit kalau memiliki dana yang sama dengan itu, bank terlibat kesepakatan dengan calon debitur baik 18Thomas
Suyatno, Dasar-Dasar Perkreditan, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 1997), 12. 19 Mulyadi, Sistem Akuntansi (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 495.
82 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
volume, tingkat bunga, jangka waktu maupun agunan. Bagi bank persetujuan kredit merupakan komitmen yang tak bias dibatalkan begitu juga bagi debitur. Disamping itu setelah kredit dikucurkan bank selalu harus memantau kualitas kredit. Semakin lama jangka waktu kredit umumnya semakin besar risikonya. Prosedur Penagihan Kredit Yang Diberikan Prosedur penagihan Kredit Yang Diberikan menurut Mulyadi adalah sebagai berikut: (1) Bagian kredit memberikan daftar kredit yang diberikan yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan; (2) Bagian penagihan mengirimkan penagih yang merupakan karyawan perusahaan untuk melakukan penagihan kepada debitur; (3) Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan (remittance advance) dari debitur; (4) Bagian penagihan menyerahkan cek atas nama ke bagian kasa; (5) Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan ke bagian kredit yang diberikan untuk dilakukan posting; (6) Bagian kasa mengirimkan kwitansi kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran dari debitur (7) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
83
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
Sedangkang flowchart atau bagan alir dari prosedur penagihan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: Bagian Kredit
Bagian Penagihan
4
Mulai
1
DPD 1
Membuat daftar kredit yang diberikan ditagih
DSP 2
Melakukan penagihan ke debitur
SP DPD
2
3
1
Menerima cek dan surat pemberitahu an
Kartu kredit yang diberikan
1
2
Cek N
SP
N
Membuat daftar surat pemberitahu an
DSP 1 3
SP
2 Cek
DPD 1
4 N
84 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
Gambar. Bagan alir penerimaan kas atas kredit yang diberikan melalui perusahaan Bagian Kasa Bagian Jurnal
2
DPD 2
3
5 DPD 2
Cek DSP 1
DSP 1 Bukti setor bank
Memba ndingka n
Jurnal Penerimaan Kas
Membuat Bukti Setoran
N Cek
DPD 2 DSP 1 Bukti Setor
Selesai
5 Disetorkan ke bank Keterangan: DPD = Daftar kredit yang diberikan yang ditagih SP = Surat pemberitahuan DSP = Daftar surat pemberitahuan Gambar Flowchart atau bagan alir sistem penerimaan kas atas kredit yang diberikan melalui penagihan perusahaan (lanjutan).20 20
Ibid,. 495.
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
85
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS Pengertian Kas Menurut Soemarso21, kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk ung atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Sedangkan pengertian kas yang diungkapkan dalam Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI), yang dikutip oleh Samsul dan Mustofa22 adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.sehingga dapat disimpulkan bahwa kas sebenarnya adalah alat pembayaran yang terkadang digunakan untuk pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Sedangkan sistem informasi akuntansi penerimaan kas merupakan rangkaian prosedur mulai diterimanya kas dari tangan konsumen, sampai pada pencatatan akuntansinya pada jurnal da buku besar. Cara Penerimaan Kas Adapun beberapa cara penerimaan kas, seperti yang telah diungkapkan oleh Narako23 antara lain: (1) Melalui penagihan. Penagihan dapat dilakukan baik oleh juru tagih perusahaan, maupun oleh bank; (2) Melalui transfer bank. Dalam hal ini pelanggan harus membayar, melakukan pengiriman uang langsung ke rekening perusahaan. Pelanggan kemudian mengirimkan fotocopy bukti transfer bank; (3) Melalui pembayaran langsung. Hal ini biasanya terjadi pada penjualan tunai di toko-toko eceran; (4) Melalui pos. Yang dimaksud pengiriman kas melalui pos di sini bukan pengiriman uang melalui pos wesel, melainkan benar-benar mengirim cek dengan cara memasukkan cek ke dalam amplop, kemudian mengirimkannya seperti mengirim surat biasa. Akan tetapi cara semacam ini tidak lazim digunakan dan bahkan mungkin dilarang oleh Kantor Pos dan Giro di Indonesia. Pengiriman cek dengan cara ini hanya berlaku di luar negeri (AS misalnya).
S.R. Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, edisi 4. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 323. 22 M. Syamsul dan Mustofa., Sistem Akuntansi (Pendekatan Manajemen) (Yogyakarta: Liberty, 1992), 278. 23 Naroko, Sistem Akuntansi, (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, 2002), 117. 21
86 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
Fungsi Yang Terkait Penerimaan Kas Menurut Mulyadi24, fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah: 1. Fungsi Sekretariat Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remittance ad-vice) melalui pos para debitur perusahaan. Fungsi sekretariat bertugas untuk membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur. 2. Fungsi Penagihan Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur melalui penagih perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. 3. Fungsi Kas Fungsi ini bertanggung jawab atas peneriman cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas piutang dilaksnakan melalui penagih perusahaan). Fungsi Kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh. 4. Fungsi Akuntansi Fungsi Akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. 5. Fungsi Pemeriksa Intern Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi pemeriksa intern bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas periodik. Di samping itu, fungsi pemeriksa intern bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.
24
Mulyadi, Sistem Akuntansi (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 487.
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
87
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
Sistem Informasi Akuntansi Kredit Yang Diberikan Oleh BPR a. Fungsi yang terkait: 1. Fungsi Pelayanan Bagian ini berada di bagian kepala kas dan administrasi yang bertugas memberikan informasi pada calon nasabah yang ingin mengajukan kredit dan juga menerima semua data-data calon nasabah yang akan mengajukan kredit. 2. Fungsi Keputusan Bagian ini berada di bagian kepala kas yang bertugas memberi pernyataan layak atau tidaknya customer untuk mengajukan kredit dan melakukan survei kebenaran data yang didapat dari customer. 3. Fungsi Kredit Bagian ini berada di bagian kredit yang bertugas mengumpulkan berkas-berkas permohonan kredit dan membuat daftar tagihan kepada nasabah untuk kemudian diserahkan kepada bagian penagihan. 4. Fungsi Penagihan Bagian ini juga berada di bagian AO yang bertugas melakukan penagihan kepada nasabah yang terlambat membayar melebihi batas akhir keterlambatan pembayaran dan membuat laporan hasil penagihan kepada administrasi kredit. 5. Fungsi Kasir (keuangan) Bagian ini bertugas menerima pembayaran dari nasabah dan hasil penagihan dari bagian penagihan, kemudian mecocokkan dengan buku perhitungan nasabah atau dokumen yang dipindahkan pada bagian perhitungan. b. Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Kredit Yang Diberikan Proses sistem akuntansi kredit yang diberikan pada BPR dimulai dari customer melakukan pengisian formulir aplikasi di depan karyawan BPR. Formulir aplikasi tersebut beserta dokumen persyaratan customer diserahkan ke bagian pelayanan, dokumen persyaratan customer berupa KTP, Rekening Listrik, Rekening Telepon, Slip Gaji, dll. Hal ini digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan customer, dalam jangka waktu 4 bulan terakhir pernah menunggak pembayaran listrik, telepon, air atau tidak, apabila pernah menunggak berarti keuangan customer lemah dan BPR berhak meragukannya. Oleh bagian pelayanan dokumendokumen tersebut diperiksa benar atau tidaknya. Selanjutnya oleh bagian pelayanan dokumen-dokumen tersebut diserahkan ke
88 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
bagian Kepala Kas oleh bagian ini dibuat folder baru sebelum dinilai layak atau tidaknya customer mengambil kredit. Setelah itu bagian Kepala Kas melakukan survei kelayakan customer. Survei kelayakan customer pada BPR dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Melalui kunjungan yaitu customer belum pernah mengambil kredit di BPR, maka BPR harus melakukan verifikasi melalui kunjungan yang dilakukan oleh bagian AO (Administrasi) dan jika customer sudah dinyatakan layak untuk mengambil kredit, maka bagian Kepala Kas memasukkan dokumen yang berasal dari bagian pelayanan, lalu memproses nilai kelayakan customer kemudian dimasukkan ke dalam komputer. 2. Melalui wawancara dilakukan oleh bagian Kepala Kas dan bagian pelayanan, verifikasi melalui wawancara dilakukan apabila customer pernah mengambil kredit di BPR, wawancara ini dilakukan secara langsung di kantor saat customer datang mengajukan permohonan kredit. Setelah customer dinyatakan layak untuk mengambil kredit, maka bagian Kepala Kas memasukkan dokumen-dokumen yang berasal dari bagian pelayanan, lalu memproses nilai kelayakan customer ke dalam komputer. Setelah survei diatas dilaksanakan, kemudian dokumendokumen yang telah dinyatakan layak diproses ke dalam komputer, dokumen-dokumen tersebut diserahkan ke bagian kredit. Pada bagian kredit dilakukan pengecekan ulang. Apabila ternyata customer masih meragukan, harus dilakukan pengecekan ulang dan setelah dilakukan survey lebih lanjut akhirnya dinyatakan layak. Setelah dinyatakan benar – benar layak oleh bagian kredit diproses ke dalam database. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Atas Kredit Yang Diberikan Oleh BPR Bentuk penerimaan kas pada BPR dilakukan melalui penerimaan kas secara tunai, yaitu nasabah langsung membayar di kantor BPR, dan melalui penitipan ke bagian AO (Administrasi Operasional) saat melakukan kunjungan penagihan kepada nasabah. Agar diperoleh gambaran mengenai sistem penerimaan kas pada BPR, berikut akan dijelaskan mengenai fungsi terkait, formulir yang digunakan dan prosedur penerimaan kas:
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
89
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
a. Fungsi yang terkait: 1. Fungsi Kas Fungsi ini berada di bagian kasir yang bertanggung jawab menerima uang tunai, cek dan bukti dari penerima jasa keuangan dan bertanggung jawab terhadap kelebihan ataupun kekurangan pembayaran yang dilakukan oleh penerima jasa keuangan. 2. Fungsi Pencatatan Kas Fungsi ini ada di bagian kasir. Fungsi ini bertanggung jawab melakukan pencatatan penerimaan kas kedalam jurnal penerimaan kas. 3. Fungsi Manajer Keuangan (kepala kas) Fungsi manajer keuangan pada perusahaan ini ada di bagian kepala kas melakukan pencocokan terhadap bukti kas masuk dengan rekapitulasi harian kas. 4. Fungsi Administrasi Operasional Fungsi pada perusahaan ini ada di bagian AO (Administrasi Operasional) dan bagian kredit yang memastikan arus kas masuk atas pendapatan kredit yang diberikan perusahaan, sehingga penerimaan pendapatan kredit yang diberikan sesuai rencana penerimaan pendapatan kredit yang diberikan perusahaan setiap harinya. b. Formulir yang digunakan : 1. Bukti Pembayaran ( kwitansi ) Formulir ini sebagai bukti pembayaran kredit yang diberikan nasabah kepada BPR, yang nantinya menjadi pedoman untuk di input ke dalam sistem BPR secara realtime. 2. Bukti kas masuk Formulir ini dijadikan bukti pemasukan kas di Kantor Kas BPR. 3. Bukti Transfer ke Bank (penyetoran uang kas Kantor Kas ke Kantor Pusat) Formulir ini adalah bukti penyetoran hasil pembayaran nasabah BPR di Kantor Kas ke Kantor Pusat. c. Prosedur penerimaan kas pada BPR adalah sebagai berikut : Penerimaan kas yang dilakukan secara langsung, diawali dengan pengisian formulir kwitansi oleh nasabah, kemudian melakukan pembayaran berupa uang tunai kepada bagian kasir, kemudian bagian kasir mengisi buku setoran yang dipegang nasabah dan mengisi lembar surveyor nasabah yang membayar. Formulir tersebut merupakan bukti kas masuk dan tanda terima
90 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
pembayaran dari nasabah, bukti kas masuk di buat rangkap 2 yang di berikan kepada: Lembar 1 : Bagian kasir; Lembar 2 : Nasabah. Untuk selanjutnya hardcopy tanda terima diisi oleh bagian kasir dan di input sebagai aliran kas masuk, dan dicatat sebagai pendapatan atas kredit yang diberikan. Berdasarkan bukti kas masuk tersebut bagian kasir kantor kas membuat rekapitulasi harian kas yang diberikan kepada BPR. Setelah membuat rekapitulasi harian kas secara sistem real time kemudian bagian kasir Kantor Kas BPR melakukan penyetoran kas ke BPR. Kebijakan Pengendalian Intern Yang Diterapkan BPR Kebijakan pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem akuntansi kredit yang diberikan dan penerimaan kas pada BPR adalah sebagai berikut: a. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi didasarkan atas dokumen sumber yang dilengkapi dengan dokumen pendukung yang lengkap. Dalam pencatatan akuntansi, bagian akuntansi pada BPR selalu memasukkan dan menyertakan dokumen pendukung untuk memperkuat dokumen sumber. b. Telah dilakukannya penyetoran segera seluruh jumlah kas yang diterima dari pendapatan kredit yang diberikan ke bank pada hari yang sama dengan transaksi atau hari kerja berikutnya. Perusahaan telah memberikan kebijakan bahwa seluruh kas yang diterima dari pendapatan kredit yang diberikan pada hari transaksi terjadi langsung disetor pada hari itu juga atau hari berikutnya. Ini dilakukan oleh BPR agar tidak terjadi penyalahgunaan uang oleh kasir. c. Catatan akuntansi dibuat oleh bagian kasir dan Kepala Kas. Kedua catatan ini secara periodik akan dilakukan pencocokan oleh kedua belah pihak sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian dari catatan tersebut masing-masing bagian akan mencocokannya dengan dokumen sumber yang diterima. Sistem Informasi Akuntansi Kredit Yang Diberikan BPR Sistem informasi akuntansi kredit yang diberikan pada BPR sudah sesuai dengan sistem informasi akuntansi yang baik, karena pada sistem informasi akuntansi kredit yang diberikan tidak hanya menggunakan menggunakan hardcopy melainkan sudah menggunakan sistem komputer dan fungsi-fungsi yang ada sudah tepat dan
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
91
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
sesuai dengan tugasnya masing-masing. Namun ada kelemahan dalam sistem informasi kredit yang diberikan pada BPR, yaitu bagan alir prosedur pengajuan kredit dan analisis kredit yang belum tercantum. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas BPR Sistem penerimaan kas yang dilakukan secara tunai, sudah menerapkan unsur-unsur sistem informasi akuntansi yang baik yaitu: 1). Pencatatan akuntansi didasarkan atas dokumen sumber sebagai pendukung; 2). Hasil dari perhitungan kas direkam dalam rekapitulasi harian kas dan disetorkan ke bank pada hari yang sama dengan transaksi atau hari kerja berikutnya. Meskipun sudah diterapkannya sistem pengendalian intern pada prosedur penerimaan kas, namun masih terdapat kelemahan yang perlu dilakukan perbaikan yaitu: 1). Copy form tanda terima hanya disimpan sebagai arsip pada bagian kasir, padahal tanda terima merupakan salah satu bukti utama bahwa perusahaan telah menerima uang dari customer; 2). Belum adanya bagan alir penerimaan kas. Sistem Informasi Akuntansi Kredit Yang Diberikan Yang Disarankan Pada BPR Dalam sistem informasi akuntansi kredit yang diberikan sudah cukup baik, namun masih ada kekurangan, yaitu belum dicantumkannya bagan alir prosedur pengajuan kredit, untuk itu memberikan saran bagan alir sebagai berikut:
92 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
Nasabah
Bagian Administrasi
Mulai
Bagian AO
2
1
Nasabah datang
Melaku kan cek lapanga n Melakukan analisis kredit
Menerima dan memeriksan berkas permohonan kredit
Berkas syarat pengajuan kredit
KTP Rekening Telepon Rekening Listrik Slip Gaji dll.
1
Meme nuhi Syarat
ya
Mengambil keputusan kredit
tidak
Diset ujui
1
2 Bagian Kredit
Berh enti
Bagian Kasir
1
3 Pemberian dana pencairan kredit
Catatan persetujuan kredit Membuat dokumen pencairan kredit
Rekapitula si harian kas
3
Selesai N
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
N
93
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
Gambar
Bagan alir pengajuan dan analisis kredit yang diberikan yang disarankan
Untuk memperjelas terkait bagan alir analisis kredit yang diberikan diatas, maka memberikan gambaran terkait bagan alir diatas sebagai berikut: 1. Nasabah Yakni datang ke bank dengan membawa berkas syarat pengajuan kredit 2. Bagian Administrasi Bagian ini menerima berkas syarat pengajuan kredit yang diterima dari nasabah serta melakukan pengecekan kelengkapan dan legalitas berkas customer apakah memenuhi syarat atau tidak. 3. Bagian AO Bagian ini melakukan cek lapangan seperti alamat rumah dan melakukan analisis kredit terkait kondisi customer yang sebenarnya dan kemudian mengambil keputusan apakah layak atau tidak. 4. Bagian Kredit Bagian ini membuat catatan atau perjanjian kredit dengan customer seperti sanksi, hak dan kewajiban, dll. Dan kemudian membuat dokumen pencairan kredit. 5. Bagian Kasir Bagian ini kemudian memberikan dana pencairan kredit kepada customer dan membuat rekapitulasi harian kas menjelang akhir jam kerja. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Yang Disarankan Pada BPR Kelemahan-kelemahan yang ada pada prosedur penerimaan kas dapat diperbaiki dengan cara: a. Bagian kepala kas seharusnya juga menerima copy form tanda terima. Copy form tanda terima tidak hanya disimpan sebagai arsip pada bagian kasir, karena tanda terima merupakan salah satu bukti utama bahwa perusahaan telah menerima uang dari customer, hal ini disarankan karena agar tidak terjadi salah pencatatan dan pemasukan kas. b. Belum adanya bagan alir di BPR terkait prosedur penerimaan kas dan penagihan, maka penulis memberikan saran bagan alir sebagai berikut:
94 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
Prosedur Penerimaan Kas Nasabah
Bagian Kasir
Mulai
Nasabah datang ke bank
Nasabah melakukan pembayaran dan mengisis form pembayaran
Bagian Kepala Kas
1
2
Penerimaan form pembayaran dari nasabah
Mengecek dan menerima rekapitulasi kas
Pencocokan bukti setoran nasabah dengan catatan perusahaan
Penyetoran rekapitulasi harian kas ke kantor pusat
Form 1 Form 2
Selesai Memasukkan data setoran nasabah
Penyerahan form pembayaran ke bagian kasir Membuat daftar penerimaan kas
1
Membuat daftar rekapitulasi kas
N
2
Gambar Bagan alir penerimaan kas atas kredit yang diberikan yang disarankan Untuk memberikan gambaran tentang sistem informasi akuntansi penerimaan kas atas kredit yang diberikan pada bagan alir di atas, berikut ini uraian tiap-tiap bagian yang terlibat di dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas atas kredit yang diberikan:
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
95
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
1. Nasabah Yakni melakukan pembayaran ke bank dan mengisi jumlah setoran di form 1 dan form 2 yang mana form 1 untuk pihak bank dan form 2 untuk nasabah, kemudian nasabah memberikan form tersebut kepada bagian kasir 2. Bagian Kasir Bagian ini menerima form pembayaran dari nasabah, dan bagian ini melakukan pengecekan antara bukti setoran nasabah dengan catatan perusahaan hal ini untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembayaran, kemudian memasukkan data setoran kedalam berkas dan membuat daftar penerimaan kas dan membuat rekapitulasi harian kas. 3. Bagian Kepala Kas Bagian ini melakukan pengecekan rekapitulasi harian kas yang diterima dari bagian kasir sebelum disetorkan ke kantor pusat. Dan setelah sesuai, maka uang disetorkan ke kantor pusat. Untuk prosedur penerimaan kas melalui penagihan bank belum membuat bagan alir prosedur penerimaaan kas melalui penagihan, maka hal ini perlu dibuat agar sistem informasi akuntansi lebih handal dan akurat. Maka saran bagan alir penerimaan kas melalui penagihan sebagai berikut:
96 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
Prosedur Penerimaan Kas Melalui Penagihan Bagian Kredit Bagian AO Bagian Kasir Bagian Kepala Kas Mulai
Mengece k daftar setoran nasabah
2
1 Mengadaka n penagihan
Menerima uang tagihan dari bagian AO
Menerima uang nasabah tertagih Membuat daftar tagihan kredit
Membuat surat peringatan penunggaka n
Pencocokan bukti setoran tagihan dengan catatan perusahaan
3
Menerima dan mengecek rekapitulasi kas
Penyetoran rekapitulasi harian kas ke kantor pusat
Membuat laporan hasil penagihan
Memasukkan data setoran nasabah
2
Selesai
Membuat daftar penerimaan kas
Laporan hasil penagihan
Membuat daftar rekapitulasi kas
1
N 3
Gambar Bagan alir penerimaan kas atas kredit yang diberikan melalui penagihan yang disarankan Untuk memberikan penjelasan tentang sistem informasi akuntansi penerimaan kas atas kredit yang diberikan pada bagan alir di atas. Uraian tiap-tiap bagian pada bagan alir diatas dijelaskan sebagai berikut: 1. Bagian Kredit Bagian ini melakukan pengecekan terhadap daftar setoran nasabah, hal untuk mengetahui apakah terjadi penuggakan pada salah satu nasabah, apabila terjadi penuggakan, maka bagian ini akan
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
97
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
membuatkan daftar tagihan kredit dan surat peringatan penuggakan yang kemudian dibarikan pada bagian penagihan (Bagian AO). 2. Bagian AO Bagian ini melakukan penagihan kepada nasabah setelah menerima daftar tagihan kredit dari bagian kredit. Kemudian bagian ini harus menerima sejumlah uang setoran dari nasabah tertagih, hal untuk menghindari kerugian biaya transport penagihan. Setelah melakukan penagihan kemudian membuat laporan hasil penagihan dan diserahkan ke bagian kredit. 3. Bagian Kasir Bagian ini menerima sejumlah uang setoran nasabah dari bagian AO atas hasil penagihan, kemudian bukti setoran tersebut dicocokkan dengan catatan setoran di perusahaan. Setelah sesuai data setoran nasabah dimaksukkan ke dalam data komputer dan membuat daftar penerimaan kas. 4. Bagian Kepala Kas Bagian ini melakukan pengecekan rekapitulasi harian kas yang diterima dari bagian kasir dan setelah sesuai, maka disetorkan ke kantor pusat, PENUTUP Dari penyajian data dan pembahasan yang telah penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi piutang dan penerimaan kas yang diterapkan pada BPR, bila dikaitkan dengan unsur-unsur sistem informasi akuntansi yang efektif dan efisien masih memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut: 1. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang diterapkan pada BPR adalah struktur organisasi lini, dimana wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi yang berada dibawahnya baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan bantuan. Dalam struktur organisasi sudah dijelaskan masing-masing tugas dan mempunyai peran yang aktif, dan di dalam struktur tersebut sudah tersusun secara lini setiap tugas dan posisi anggota organisasi sehingga mempermudah dalam pengamatan kinerja anggota organisasi. Namun dalam job diskripsi tidak keterangan fungsi dari RUPS dan SPI.
98 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi …
2. Sistem akuntansi kredit yang diberikan Sistem akuntansi kredit yang diberikan pada BPRsudah sesuai dengan sistem informasi akuntansi yang baik dan sudah sangat canggih, karena pada sistem akuntansi kredit yang diberikan tidak hanya menggunakan hardcopy melainkan juga menggunakan sistem komputer dan fungsi – fungsi yang ada sudah tepat dan sesuai dengan tugasnya masing – masing. 3. Sistem akuntansi penerimaan kas Pencatatan akuntansi didasarkan atas dokumen sumber sebagai pendukung. Hasil dari perhitungan kas direkam dalam rekapitulasi harian kas dan disetorkan ke bank pada hari yang sama dengan transaksi atau hari kerja berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Terpadu. ed. Revisi (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002). Baridwan, Zaki, Sistem Akuntansi (Yogyakarta: BPFE, 2002). Bodnar, George H, William S. Hopwood, Sistem Informasi Akuntansi. (Jakarta: Buku Satu, Edisi Indonesia, Salemba Empat, 1996). Cushing, Barry E., Accounting Information System, 6th Edition (Addison Wesley Publishing Co, 1990). Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, Manajemen Keuangan (Yogyakarta: BPFE, 1990). Hidayat, Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1986). Husein, M.F., Sistem Informasi Akuntansi Iyogyakarta: UPP AMP YKPN. 2004). Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2002). Jogiyanto, Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan terstruktur Tteori dan Praktek Aplikasi Bisnis (Yogyakarta: Andi, 2001). Kieso dan Weygant, Akuntansi Intermediate. diterjemahkan oleh Herman Wibowo (Jakarta: Binarupa Aksara, 1995). Krismiaji, Sistem Informasi Akuntansi (Yogyakarta: AMP YKPN, 2002). Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan (Jakarta:STIA-LAN, 2000). Marisky Putri Andriani, Analisis Penerapa Sistem Akuntansi Piutang dan Penerimaan Kas Sebagai Alat Pengendalian Intern Pada PT. Federal International Finance –FIF (Malang: Fakultas
Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014
99
Frendi Setya Irawan, Agung Parmono
Administrasi Bisnis, Konsentrasi Menejemen Keuangan, Universitas Brawijaya Malang, 2008). Moleong, Lexy.J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005). Mulyadi, Sistem Akuntansi, edisi kedua, cetakan ketiga (Jakarta: Salemba Empat, edisi kedua, cetakan ketiga, 2000). Naroko, Sistem Akuntansi (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, 2002). Nazir, M., Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia. PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk., 2005). Nuzila Fitri Astuti. 2009. Prosedur Pemberian Kredit Umum Pada PD BPR Bank Pasar Klaten. (Universitas Sebelas Maret). Prasetyo Budi Saksono, Manajemen Perusahaan (Bandung: Grafika Utama, 1984). Riyanto, B., Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (Yogyakarta: edisi keempat, BPFE, 2001). Romney, Marshall, B. dan Steinbart, Accounting Information System. Nineth Edition. (Pearson Education, Inc., 2003). Sartono, A., Manajemen Keuangan, edisi ketiga(Yogyakarta: BPFE, 1999). Sawir, A., Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000). Sekaran.Uma, Metodologi Penelitian untuk Bisnis. edisi keempat (Jakarta: Salemba empat, 2006). S.R. Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, edisi 4. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996). Suprayogo, I. dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001). Suyatno,Thomas. Dasar-Dasar Perkreditan (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1997). Syamsuddin, L., Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta: edisi baru, PT. Raja Grafindo Persada, 2000). Syamsul, M dan Mustofa, Sistem Akuntansi (Pendekatan Manajemen). (Yogyakarta: Liberty, 1992). Weston, J.F dan Brigham, E.F., Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi ketujuh (Jakarta: Erlangga, 1998). Winarno, W.W., Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. (Yogyakarta: UPP STIM YKPN., 2006).
100 Al-Mashraf, Vol.1, No.1 Oktober 2014