Penerapan Refleksi Diri dan Self Evaluation Sebagai Keterampilan Dasar Dalam Meningkatkan Profesionalisme Pada Mahasiswa Kedokteran Nyimas Natasha Ayu Shafira Bagian Pendidikan Kedokteran , Bioetika dan Humaniora Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi email :
[email protected]
ABSTRACT The field of medicine and health will continue to alter along with the change and advancement in information and technology. In facing these changes, a doctor should be able to prepare and maintain his/her professionalism in order to keep the trust of patients. A doctor can improve and sustain his/her professionalism by following a program, which is called, Continuing Professional Development (CPD). CPD is defined as the process of lifelong learning for individual or team, that enables medical professionals to expand and develop their potential in managing a high standard of health care and continuously improve the quality of health services to meet the needs of patients. Lifelong learning process should be implemented in medical education, so that medical education graduates can always apply continuously in the health service. Medical educational institutions should be able to teach the skills that are needed build lifelong learning to the students. Self-reflection and self-evaluation learning on medical students are part of the skills that must be possessed by students in implementing the lifelong learning.
Keywords: Professionalism, lifelong learning, self-reflection, self-evaluation
ABSTRAK Bidang kedokteran dan kesehatan akan terus berubah seiring dengan adanya perubahan dan kemajuan di bidang informasi dan teknologi. Dalam menghadapi perubahan ini seorang dokter harus dapat mempersiapkan diri dan tetap menjaga profesionalisme jika tidak ingin kehilangan kepercayaan pasien. Seorang dokter dapat meningkatkan dan menjaga profesionalismenya dengan mengikuti program
Continuing
Professional
Development
(CPD).
CPD
didefinisikan
sebagai
proses pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning) bagi individu ataupun tim yang memungkinkan para profesional medis untuk memperluas dan mengembangkan potensi mereka dalam mengelola standar pelayanan kesehatan yang tinggi dan terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Proses lifelong learning ini harus mulai diterapkan di dalam pendidikan kedokteran sehingga lulusan pendidikan kedokteran dapat selalu menerapkannya terus menerus dalam pelayanan kesehatan. Intitusi pendidikan kedokteran harus dapat mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan lifelong learning kepada mahasiswa. Pembelajaran refleksi diri
JMJ, Volume 3, Nomor 1, Mei 2015, Hal:60– 67
Nyimas Natasha.Penerapan Refleksi...
dan self evaluationpada mahasiswa kedokteran merupakan bagian dari keterampilan diri yang harus dimiliki mahasiswa dalam menerapkan pembelajaran sepanjang hayat tersebut.
Kata kunci : Profesionalisme, pembelajaran sepanjang hayat, refleksi diri , self evaluation
dalam pendidikan kedokteran sehingga
PENDAHULUAN akan
Bidang kedokteran dan kesehatan
lulusan
terus
selalu
berubah
seiring
dengan
pendidikan
kedokteran
menerapkannya
terus
dapat
menerus
di
dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena
bidang informasi dan teknologi. Dalam
itu institusi pendidikan kedokteran harus
menghadapi perubahan ini seorang dokter
memberikan
harus dapat mempersiapkan diri dan tetap
mahasiswa
untuk
menjaga profesionalisme jika tidak ingin
keterampilan
yang
adanya
perubahan
dan
kemajuan
kehilangan
kepercayaan
Perubahan
paradigma
kesehatan
ini
juga
pasien.
1
kesempatan
kepada
mengembangkan diperlukan
dalam
pembelajaran sepanjang hayat tersebut.
pelayanan mempengaruhi
perubahan pada pendidikan kedokteran.
TINJAUAN PUSTAKA I. Profesionalisme
Oleh karena itu seorang dokter yang juga
Bidang kedokteran dan kesehatan
berperan sebagai pendidik di pendidikan
akan
kedokteran
adanya
harus mampu mengikuti
terus
berubah
perubahan
seiring
dan
dengan
kemajuan
di
perkembangan tersebut dalam rangka
bidang informasi dan teknologi. Harapan
untuk memberikan pelayanan terbaik bagi
dari pasien juga semakin meningkat,
pasien dan menjadi role model yang baik
pasien
pada pendidikan kedokteran.
perawatan medis yang lebih baik. Dengan
Salah digunakan
satu oleh
cara
yang
seorang
dapat
pendidik
mengharapkan
pelayanan
dan
adanya perkembangan internet, pasien dapat
dengan
mudah
mengakses
kedokteran agar selalu dapat mengikuti
informasi medis, baik informasi tersebut
perkembangan tersebut adalah melalui
benar atau tidak. Mereka lebih cenderung
program
professional
kritis mempertanyakan perawatan medis
development (CPD). Dengan CPD dokter
yang ditawarkan. Pemberitaan surat kabar
tersebut
cenderung lebih menekankan peristiwa
continuing
dapat
selalu
meningkatkan
profesionalisme
dirinya
dokter
pelayanan
dalam
baik
sebagai
medis yang merugikan. Oleh karena itu
kesehatan
dokter harus dapat mempersiapkan diri
maupun sebagai pendidik kedokteran. CPD merupakan suatu proses pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning
process).
1
Pembelajaran
untuk menghadapi tantangan tersebut jika tidak ingin kehilangan kepercayaan dari pasien.
1
Salah satunya adalah dengan
tetap menjaga profesionalismenya.
sepanjang hayat ini harus diajarkan di
61
JMJ, Volume 3, Nomor 1, Mei 2015, Hal:60– 67
Nyimas Natasha.Penerapan Refleksi...
Profesionalisme dapat diartikan
dapat berupa program pengembangan
sebagai cara berbuat atau bertindak yang
staf yang diadakan oleh institusi seperti
meliputi seperangkat perilaku yang dapat
pelatihan tutor, pelatihan instruktur KKD,
diobservasi
pelatihan membuat MCQ dan sebagainya.
berdasarkan
norma-norma
2
tertentu. Profesionalisme dokter
adalah
Berdasarkan
sikap seorang dokter yang mengutamakan
merupakan
kepentingan pasien diatas kepentingan
sepanjang
sendiri.
3
Seorang
dokter
meningkatkan
dan
profesionalismenya
dengan
program
dapat menjaga
Continuing
proses hayat
CPD
pembelajaran
(lifelong
learning).
Proses lifelong learning ini harus mulai diterapkan
di
dalam
pendidikan
mengikuti
kedokteran sehingga lulusan pendidikan
Professional
kedokteran dapat selalu menerapkannya
Development (CPD). CPD
definisi,
terus
didefinisikan
menerus
dalam
pelayanan
sebagai
kesehatan. Intitusi pendidikan kedokteran
hayat
harus dapat mengajarkan keterampilan
(lifelong learning) bagi individu ataupun
yang dibutuhkan untuk melakukan lifelong
tim yang memungkinkan para profesional
learning
medis
mengajarkan
proses pembelajaran sepanjang
untuk
mengembangkan
memperluas potensi
dalam mengelola standar
dan mereka
yang
kepada
mahasiswa.
mahasiswa
mendukung
Dalam
keterampilan
lifelong
learning,
pelayanan
pendidik kedokteran mempunyai peran
kesehatan yang tinggi dan terus menerus
yang sangat penting. Pendidik kedokteran
meningkatkan
pelayanan
harus dapat berperan sebagai role model
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
terlebih dahulu dalam melakukan lifelong
pasien.
1
kualitas
Dengan mengikuti program CPD
learning.
seorang dokter dapat selalu memperbarui II. Lifelong learning
pengetahuan dan keterampilannya. Perubahan paradigma pelayanan kesehatan
ini
juga
Pembelajaran
sepanjang
hayat
mempengaruhi
merupakan sebuah konsep yang meliputi
perubahan pada pendidikan kedokteran.
serangkaian kegiatan inisiasi diri (self-
Oleh karena itu seorang dokter yang juga
initiated
berperan sebagai pendidik di pendidikan
keterampilan
kedokteran
(information-seeking
harus mampu mengikuti
perkembangan
tersebut.
Pendidik
yang
activities-behaviour mencari
dilakukan
aspect), informasi
skills-capabilities) seseorang
dengan
kedokteran juga diharapkan untuk menjadi
motivasi (motivation-predisposition) untuk
perancang, pengembang, evaluator dan
belajar,
penyelenggara
mengenal
kompeten.
4
program CPD memperbarui keterampilan
pendidikan
yang
Bagi pendidik kedokteran dapat membantu untuk keterampilan menelaah,
mengajar, keterampilan
serta
kemampuan
kebutuhan
untuk
pembelajarannya
sendiri (learning needs-cognitive aspect). Pembelajaran sepanjang dapat
dilakukan
oleh
hayat
hanya
seorang
learner, yang memiliki karakteristik:
6
adult 7
5
komunikasi dan sebagainya. Aktivitas ini
62
JMJ, Volume 3, Nomor 1, Mei 2015, Hal:60– 67
Nyimas Natasha.Penerapan Refleksi...
1. Rasa ingin tahu
untuk
mengasah
kemampuan
Seorang lifelong learner adalah seorang
pembelajaran
yang cinta belajar, banyak mengajukan
dapat
mengembangkan
pertanyaan untuk memenuhi rasa ingin
belajar
mandiri
tahunya,
beberapa metode yang digunakan dalam
berjiwa
kritis
serta
mampu
sepanjang
hayat
kemampuan
mahasiswa.
Terdapat
memonitor dan mengevaluasi diri secara
melatih
komprehensif.
mahasiswa untuk menjadi seorang lifelong
2. Helicopter vision
a. Pembelajaran tutorial PBL
bagaimana suatu pengetahuan dibentuk metodologi
dan
keterbatasan substansi tersebut.
learner
mengetahui
Beberapa
penelitian
membandingkan
antara
sumber-
bahwa
motivasi
melanjutkan
pendidikan
kecenderungan
digunakan
pembelajaran mandiri
bidang
pembelajarannya. Ia memiliki kemampuan
mahasiswa
untuk membentuk pertanyaan-pertanyaan
7
PBL.
penelitian pada bidang yang dipelajari, mampu
menempatkan,
kurikulum
mahasiswa
sumber pengetahuan terbaru yang dapat dalam
yang
konvensional dengan PBL, menunjukan
3. Kemampuan mengelola informasi Lifelong
diperlukan
mempunyai
pandangan yang luas dan menyadari
memahami
yang
learner yaitu
Seorang lifelong learner
serta
keterampllan
harus
mengevaluasi,
yang
dan melakukan
lebih tinggi pada
menjalani
kurikulum
Langkah -langkah yang terdapat ada proses tutorial PBL (seven jump)
mengelola dan menggunakan informasi
dapat
secara konstekstual.
dibutuhkan
4. Kemampuan mengelola diri sendiri
untuk
untuk
melatih
keterampilan
mahasiswa
untuk
yang menjadi
lifelong learner . Pada diskusi tutorial PBL
Lifelong learner seorang yang mandiri dan
mahasiswa dilatih untuk :
memiliki kemampuan untuk mengelola diri
1. memiliki rasa ingin tahu, berpikir kritis
sendiri
dan memupuk motivasi untuk belajar
misalnya
pengelolaan
waktu,
menyusun tujuan dan sebagainya.
berdasarkan masalah yang ada.
5. Memiliki keterampilan belajar
2.
mengkaitkan
masalah
dengan
Lifelong learner mengetahui kekuatan dan
pengetahuan
yang
kelemahan yang dimiliki dan memilih gaya
sebelumnya
sehingga
belajar yang tepat untuk dirinya. Ia dapat
mempunyai pandangan yang luas dan
menyusun strategi pembelajaran sesuai
mempunyai
dengan bidangnya secara mandiri dan
mengintegrasikan berbagai bidang yang
memahami
terkait.
perbedaan
antara
pembelajaran yang dangkal dan dalam. Pendidikan
kedokteran
telah
kemampuan
diketahui ia
dapat
untuk
3. mengukur kekuatan dan kelemahan
harus
yang dimiliki serta membuat rencana
dapat membentuk mahasiswanya menjadi
pembelajarannya sendiri sesuai dengan
seorang lifelong learner. Oleh karena itu
gaya belajarnya. Mahasiswa juga dilatih
metode pembelajaran yang digunakan
untuk dapat menentukan prioritas dan
63
JMJ, Volume 3, Nomor 1, Mei 2015, Hal:60– 67
Nyimas Natasha.Penerapan Refleksi...
tujuan pembelajarannya sendiri sehingga
kesempatan kepada mahasiswa untuk
memupuk kemampuan pengelolaan dan
melakukan
pengembangan diri.
bantuan
4. Belajar secara mandiri, mengakses
umpan balik yang membangun terhadap
dan menelaah sumber-sumber informasi
usaha-usaha
dari berbagai media untuk mencapai
8
praktek
refleksi
pendidik,
dan
refleksi
dengan
memberikan
yang
dilakukan
mahasiswa.
tujuan pembelajarannya, mencari bukti-
Mahasiswa
yang
memiliki
bukti ilmiah, mencatat, menyimpan serta
keterampilan
mengubah
menjadi
berkembang menjadi seorang reflective
pengetahuannya. Mahasiswa juga dilatih
practioners. Seorang reflective practioners
untuk
adalah seorang dokter yang selalu belajar
informasi
melakukan
baru
pengelolaan
waktu
belajar dan bekerja sama dengan teman.
dari
refleksi
pengalaman,
diri
sadar
akan
apa
yang
diketahui ataupun yang tidak diketahui b. Pembelajaran refleksi
dan selalu menerapkan lifelong learning
Pembelajaran memungkinkan
mahasiswa
mengidentifikasi pengetahuan
refleksi
dan mereka
untuk
dalam
meningkatkan
profesionalisme
dalam pelayanan kesehatan.
8
membangun sendiri
serta
III. Self evaluation Self
membuat generalisasi dari pengalaman
evaluation
didefinisikan
tertentu yang akan membantu mereka
sebagai penilaian mahasiswa terhadap
untuk
pembelajaran
kualitas tugas mereka, berdasarkan bukti
dalam situasi selanjutnya. Selain itu, juga
dan kriteria yang jelas, dengan tujuan agar
memungkinkan
dapat melakukan tugas lebih baik di masa
mengaplikasikan
mahasiswa
mengintegrasikan mereka.
untuk
pemahaman
baru
8
yang akan datang.
10
Penggunaan self
evaluation dalam pendidikan kedokteran
Pembelajaran refleksi merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran sepanjang hayat.
9
Refleksi diri dapat
dapat
memberikan
manfaat
sebagai
11
berikut :
Memberikan
kesempatan
bagi
membantu mahasiswa menyadari apa
mahasiswa untuk terlibat dalam
yang telah mereka kerjakan atau yang
pembuatan kriteria evaluasi
tidak dikerjakan selama kegiatan yang
Memberikan kesempatan kepada
mereka ikuti dan memungkinkan mereka
mahasiswa untuk meningkatkan
membuat penyesuaian atau mengubah
tanggung
apa yang akan dilakukan sesuai dengan
pembelajarannya
kebutuhan berdasarkan hasil refleksi. Upaya
efektif
yang
dapat
dilakukan oleh pendidik kedokteran dalam mengajarkan refleksi diri adalah dengan
siswa
melakukan
self-monitor
dan
Menunjukkan kepada mahasiswa
seorang
dihargai
memberi
untuk
mandiri
bahwa
reflektif,
terhadap
Mendorong
cara memberikan contoh nyata sebagai praktisi
jawab
penilaian
mereka
juga
64
JMJ, Volume 3, Nomor 1, Mei 2015, Hal:60– 67
Nyimas Natasha.Penerapan Refleksi...
untuk
motivasi , kepercayaan diri, dan prestasi
menjadi 'praktisi reflektif' yang
mahasiswa. Keterampilan self evaluation
mampu merefleksikan diri sendiri
adalah keterampilan yang berharga yang
secara kritis
dapat meningkatkan kepercayaan diri dan
Mendorong
Dalam
mahasiswa
menerapkan
self
12
pengembangan
profesional
serta
evaluation, terdapat empat tahap yang
mendorong terjadinya lifelong learning
dapat dilaksanakan dalam mengajarkan
pada mahasiswa.
12
self evaluation kepada mahasiswa yaitu : 10
IV. Portfolio 1. Melibatkan
mahasiswa
bagaimana
mahasiswa untuk
menerapkan
3. Memberikan umpan balik pada diri
(self
kumpulan
bukti adanya pencapaian pengetahuan, keterampilan,
perilaku
profesionalisme
kriteria tersebut
evaluasi
merupakan
dari hasil kerja mahasiswa yang menjadi
menentukan kriteria evaluasi, 2. Mengajarkan
Portfolio
dalam
evaluation)
melalui
dan
suatu
proses 13
refleksi diri dalam jangka waktu tertentu. Portfolio merupakan
suatu alat yang
dapat meningkatkan student awareness,
mahasiswa 4. Membantu
mahasiswa
menggunakan data evaluasi untuk mengembangkan
rencana
mendorong mandiri
mahasiswa
dan
melakukan
belajar
refleksi
diri
14
terhadap performanya. Pada
selanjutnya. Self evaluation jika diterapkan,
untuk
program
undergraduate
konten yang terdapat pada portfoilo dapat
menghasilkan informasi yang valid dan
berupa
terpercaya tentang prestasi mahasiswa.
penilaian keterampilan prosedur, laporan
Penggunaan
penelitian,
informasi
ini
apabila
:
laporan
kasus,
checklist
hasil karya yang dipublikasi,
digunakan untuk tujuan formatif dapat
hasil refleksi pembelajaran mahasiswa .
menyediakan
Pada
mengenai
data
yang
pemahaman
kredibel mahasiswa
12
dapat
postgraduate berupa
:
konten Laporan
pengalaman selama menghadapi pasien,
tentang prestasi mereka. Dalam
portfolio
program
menerapkan
self
refleksi
terhadap
pembelajaran, 13
hasil
evaluation mahasiswa harus difasilitasi
work-placed based asessment.
untuk memahami dan melakukan self
penggunaannya
evaluation melalui bimbingan persiapan,
beberapa kelebihan dan keterbatasan.
praktik dan pemberian umpan balik yang
Kelebihan portfolio adalah :
efektif.
Oleh
karena
itu
dalam
Dapat
portfolio
Dalam memiliki
13,15
digunakan
sebagai
penerapannya self evaluation memerlukan
instrumen penilaian formatif dan
pengajar yang memilki komitmen untuk
pemberian umpan balik
mempelajari
self
evaluation
dan
mengajarkan teknik ini kepada mahasiswa
Dapat menilai pencapaian tujuan pembelajaran yang tidak dapat
sehingga dapat mendorong peningkatan
65
JMJ, Volume 3, Nomor 1, Mei 2015, Hal:60– 67
dinilai
melalui
Nyimas Natasha.Penerapan Refleksi...
metode
konvensional Mendorong
digunakan sebagai instrumen yang dapat membantu perencanaan dan pengawasan
mahasiswa
untuk
melakukan self-directed learning
dalam
pengembangan
profesionalisme
dokter.
melalui proses refleksi diri Keterbatasan adalah:
yang
dimiliki
portfolio
KESIMPULAN
15
Melalui program CPD seorang
Memerlukan waktu yang lama
dokter
dapat
selalu
meningkatkan
untuk
profesionalisme
dalam
mengahadapi
yang lengkap dan detil
perkembangan
dibidang
Sulit menentukan nilai batas lulus
kesehatan. CPD yang merupakan proses
Memerlukan rating scales yang
lifelong learning , mengharuskan seorang
telah tervalidasi
dokter untuk memiliki keterampilan yang
Portfolio
membuat suatu
dapat
digunakan
porfolio
sebagai
diperlukan
untuk
pelayanan
melakukan
lifelong
instrumen evaluasi (asessment portfolio)
learning. Dalam mengajarkan mahasiswa
karena
keterampilan yang mendukung lifelong
dengan
portfolio
kita
dapat
learning, pendidik kedokteran harus dapat
13
menilai:
tugas
mahasiswa
dan
portfolio
yang
dipilih
perkembangan
pembelajaran
sebagai
memfasilitasi
pembelajaran
(learning portfolio) karena penekannnya pada
proses
refleksi
diri.
Proses
pengumpulan hasil kerja dan evaluasi terhadap
hasil
penerapan
kerja,
self
evaluation
portfolio
dan dalam
Dengan penerapan pembelajaran
instrumen
evaluasi, portfolio juga dapat digunakan untuk
diri,
pembelajaran.
performa mahasiswa Selain
kedokteran
keterampilan ini dapat diajarkan melalui
penggunaan
mahasiswa
pendidikan
metode diskusi PBL, pembelajaran refleksi
mahasiswa
Pada
perilaku mahasiswa berdasarkan materi
terlebih
dahulu dalam melakukan lifelong learning.
dokumentasi hasil tugas tersebut
berperan sebagai role model
mengakibatkan
mahasiswa dapat melihat kembali dan menganalisis apa yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukannya sehingga dapat menentukan rencana selanjutnya.
16
refleksi diri dan self evaluation sebagai metode tambahan dalam mengajarkan keterampilan hayat
pembelajaran
mahasiswa
sepanjang
kedokteran
dapat
memiliki keterampilan refleksi diri dan self evaluation
yang
baik
dan
dapat
berkembang menjadi seorang reflective practioner
yang
selalu
menjaga
dan
meningkatkan profesionalismenya sebagai dokter .
Hal ini yang meyebabkan portfolio dapat
66
JMJ, Volume 3, Nomor 1, Mei 2015, Hal:60– 67
Nyimas Natasha.Penerapan Refleksi...
DAFTAR PUSTAKA 1.
Chan KW. Medical education : From continuing medical education to continuing professional education Asia Pacific Family Medicine 2002; 1: pp. 88–90
2.
Cohen JJ. Lingking Humanism to Professionalism: What it means, Why it matters Academic Medicine 2007;82 (11): pp. 1029-32.
3.
Sivalingam N. Teachimg and Learning of Professionalism in Medical School. Ann Acad Med Singapore 2004;33: pp. 706-10.
4.
Boerboom TB et al. Does a faculty development programme improve teachers perceived competence in different teacher roles?. Medical Teacher 2009;31: pp. 1030-31.
5.
McLean M et al. Faculty development: Yesterday , Today and Tommorow. Medical Teacher; 2008; 30: pp. 555–84.
6.
Hojat, M. Nasca, TJ. An operational measure of physician lifelong learning:its development, components and preliminary psychometric data. Medical teacher 2003;25(4): pp. 433-37.
7.
Candy PC. Crebert GC. O’leary J. Developing Lifelong Learners through Undergraduatre Education. Australia:Australian Government Publishing Service;1994.
8.
Westberg J. Helping Learners Become Reflective Practitioners. Education for Health 2001; 14(2): pp. 313-21.
9.
Raw J, Brigden D, Gupta R. Reflective diaries in medical practice. Reflective Practice. 2005: 6(1); pp.165-9.
10. Rolheiser C and Ross J. Student self evaluation : What research says and what practice shows. Available from http://www.cdl.org/resource-library/articles/self_eval.php. 11. Lee Sutherland. The role of self-assessment in moderating students’ expectations. Available from
http:
//www.heacademy.ac.uk/assets/documents/resources/resourcedatabase/id420_role_of_%20se lf-assessment. pdf. 12. John A. Ross .The Reliability, Validity, and Utility of Self-Assessment . Practical asessment,research & evaluation 2006; 11 (10): pp.1-13. 13. Dent JA,
Harden RM.
A Practical Guide For Medical Teachers. 3rd edition. Edinburgh:
Churchill Livingstone; 2009 14. Buckley S et.al . The educational effects of portfolios on undergraduate student learning: A Best evidence Medical education (BEME) systematic review. BEME Guide No. 11.Medical Teacher 2009; 31: pp. 340–55 . 15. Amin Z, Seng CY, Khoo HE. Practical Guide to Medical Student Assesment. Singapore: World Scientific; 2006. 67-70 16. Tartwijk jv, Driessen EW. Portfolios for asessment and learning: AMEE Guide no.45. Medical Teacher 2009; 31:pp 790-801
67