PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BANK SYARIAH MUAMALAT CABANG BOGOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh: SITI MARIAM NIM: 107046102165
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BANK SYARIAH MUAMALAT CABANG BOGOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh: SITI MARIAM NIM: 107046102165
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
DR. Hasanudin, M.Ag NIP. 19680703 199403 2 002
Fahmi Ahmadi, M.Si NIP. 19741213 200312 1 002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (Gcg) pada Bank Muamalat Cabang Bogor Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Nopember 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Jakarta, 22 Juni 2011 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua
: Dr. Euis Amalia, M.Ag NIP. 197107011998032002
Sekretaris
: Mu’min Rauf, M.A NIP. 197004161997031004
Pembimbing I : Dr. Hasanudin, M.Ag NIP. 196103041955031001 Pembimbing II: Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si NIP. 197421132003121002 Penguji I
: Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012
Penguji II
: Dr. Syahrul A'dham, M.Ag NIP. 19730504200031002
i
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai penerapan prinsipprinsip good corporate governance (GCG) dalam manajemen sumber daya manusia di Bank Muamalat. Karena pengambilan keputusan manajemen termasuk manajemen SDM ini merupakan salah satu penerapan tata kelola perusahaan yang baik guna mendapatkan kinerja karyawan yang baik serta meningkatkan produktifitasnya. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan wawancara karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor khusus Banking Staff yang berjumlah 39 orang dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya data yang diperoleh di uji kualitas terlebih dahulu, kemudian setelah layak digunakan, baru data dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, didapat informasi bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat cabang Bogor. Sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis parsial, terdapat pengaruh transparansi, akuntabilitas, professional, dan kewajaran secara parsial terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor. Sedangkan untuk prinsip pertanggungjawaban tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor. Kata Kunci: Good Corporate Governance, transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, kewajaran, kinerja karyawan.
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap
: Siti Mariam
Nama Panggilan
: Sisy
Tempat/Tgl Lahir
: Bogor, 9 Juli 1988 .
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat Rumah
: Jalan Batara Ciluar RT 04 RW 02 NO. 34 Bogor Utara 16156
E-mail
:
[email protected] atau
[email protected]
No.Hp
: 085720703097
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. TK Islam Nurul Syafaat Bogor
: 1993-1994
2. SDN Batutulis 8 Kota Bogor
: 1994-2000
3. MTs negeri Kota Bogor
: 2000-2003
4. MA Negeri 2 Kota Bogor
: 2003-2006
6. Universitas Islam Negeri Jakarta : 2007- 2011
iii
PENGALAMAN ORGANISASI 1. HMI Komisariat Syariah dan Hukum Cabang Ciputat 2. Korp HMI Wati (KOHATI) Cabang Ciputat 3. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEM-J) Perbankan Syariah Divisi Kajian dan keilmuan UIN Jakarta Periode Tahun 2009-2010 4. Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah UIN Jakarta Periode Tahun 2010-2011 5. Pengurus Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) Cabang Ciputat 6. Pengurus Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal (HM Madina ) Jakarta
iv
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Senandung ungkapan rasa syukur senantiasa terlantun dalam setiap nafas yang terhela kepada Illahi Rabbi, seiring dengan anugerah dan nikmat yang tak pernah henti mengalir dalam hidup ini. Lelah dan letih ini tak berarti ketika Sang Maha Penyayang memberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap urusan yang ada, karena hanya dengan kuas-Nya lah penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan sehingga kita mampu mengenal ajaran Islam yang menjadi rahmat untuk seluruh alam. Banyak hal yang penulis temui saat melakukan penelitian ini, kegelisahan dan kekhawatiran tak pelak menjadi kesulitan yang penulis hadapi, namun semua itu mampu penulis lewati karena doa dan dukungan dari banyak pihak, hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan penelitian ini. Pada kesempatan ini kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H.,M.H.,M.M., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hiayatullah Jakarta. 2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Ketua Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
3. Dr. Hasanudin, M.Ag. dan Fahmi Ahmadi,M. Si., pembimbing yang dengan sabar dan kecermatannya memberikan bimbingan dan arahan yang sangat membantu penulis. 4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya konsentrasi Perbankan Syariah, terima kasih atas ilmu yang diberikan selama ini. 5. Ibu Triana, Bagian Personalia Bank Muamalat Cabang Bogor yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian yang dengan segenap kemampuannya memberikan bantuan dan kemudahan bagi penulis. 6. Seluruh pihak Bank Muamalat Cabang Bogor atas kerjasama dengan membantu penulis dalam memperoleh data penelitian. 7. Ayah dan Ibu tercinta yang tak henti memberikan kasih sayang serta doa yang memudahkan langkah kaki ini, terimakasih karena telah membuat penulis merasa menjadi anak yang begitu beruntung. 8. Kakak
(Yusriani Pulungan) dan Suami (Yanhya Anshori Lubis) serta
keponakan kesayanganku Raissa yang dengan sikap saling menyayangi memberikan contoh terbaik dan menjadi inspirasi berharga. 9. Abang (Syaiful bahri Pulungan) dan Istri (Phita Sari Siregar) serta keponakan kesayanganku
Nabila dan Nayla yang yang secara tidak langsung telah
menjadi inspirasi memberikan semangat dalam penyusunan Skripsi ini. 10. Adikku tersayang (Nur Habibah Pulungan) yang telah memberikan motivasi dan kasih sayang yang tulus.
vi
11. Arif Soleh yang dengan doa, kesabaran dan kedewasaanya telah memberikan semangat baru, terimakasih telah melengkapi kebahagiaan ini. 12. Teman-teman terbaikku: Siti Ati Almaratus Solihah, Wikeu Novitasari dan Renny Verawati yang menemani di kosan selama dua tahun terakhir ini. Azzah Nurlaila, Febrianti, Siti Muflihah, Fitri Meilani dan Siti Ati Almaratus Solihah (Bintitan) sahabat dan motivator terbaik. 13. Teman-teman Perbankan Syariah 2007 B atas keceriaan dan kebersamaannya selama ini. 14. Seluruh Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Perbankan Syariah Periode 2010-2011, terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang memberikan doa dan dukungannya baik secara langsung ataupun tidak langsung yang tidak mungkin penulis ucapkan satu per satu. Karya tulis ini adalah persembahan yang penulis berikan sebagai bentuk nyata apresiasi dukungan semuanya dan semoga menjadi gerbang kebahagiaan dan kesuksesan yang kelak akan menjadi persembahan terindah bagi orang tua penulis serta orang-orang yang terkasihi. Jakarta, 26 Mei 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 8 D. Review Penelitian Terdahulu............................................... 10 E.
Kerangka Konsep ................................................................ 14
F.
Tehnik Penulisan Skripsi ..................................................... 15
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori tentang Good Corporate Governance Bank Syariah .. 19 B. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam Manajemen Sumber Daya Manusia ....................................28 C. Konsep Kinerja Karyawan................................................... 32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .....................................................................37 B.
Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................37
C. Populasi dan Sampel ............................................................38
viii
D. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................39 E. Tehnik Analisis Data ............................................................39 F. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ........................44 BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .....................................50 B. Deskripsi dan Analisis Data ................................................52 C. Uji Instrumen Pengumpulan Data .......................................56 D. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ...............................61
BAB V
PEMBAHASAN A. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor ............................................68 B. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
terhadap Aspek Penilaian Kinerja
Karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor.......................85
BAB VI
PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................93 B. Keterbatasan Penelitian .......................................................96 C. Saran ...................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................97 Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defini Operasional Variabel dan Pengukuran ........................................ 49 Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 54 Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan Karyawan ...................... 55 Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan terakhir .................... 55 Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di Bank Muamalat Cabang Bogor ........................................................................ 56 Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di perusahaan lain 57 Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Independen .......................................................... 58 Tabel 4.7 Uji Validitas Variable Dependen ............................................................ 59 Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian .............................................. 61 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian .............................................. 62
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1.1 Kerangka Penelitian .......................................................................... 15 Gambar 2.1. The Pyiramidh of mashlahah ............................................................. 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada dana masyaraka dan kepercayaan baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional maupun risiko reputasi. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan
kondisi
masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “highly regulated”. 1 Perkembangan signifikan perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya di Indonesia patut kita syukuri. Terlebih dengan disahkannnya RUU perbankan syariah menjadi Undang-undang, diharapkan menjadi titik tumpu pelesatan perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia, sehingga mampu menggenjot perekonomian umat Islam. Sekalipun
dunia
dilanda krisis keuangan maupun resesi ekonomi, sektor perbankan syariah di
1
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governanve, Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia, Januari 2004. hal. 1.
1
2
Indonesia tetap kokoh dan bergairah. Prospek pertumbuhannya di masa depan pun sangat menjanjikan.2 Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum dilaksanakannya Good Corporate Governance dan etika yang melandasinya. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya proses pemulihan kondisi perekonomian Indonesia adalah belum diterapkannya corporate governance yang baik. Oleh karena itu, corporate governance yang baik menjadi bagian penting dalam proses pembaharuan ekonomi untuk mengatasi krisis ekonomi. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006, bank Indonesia sebagai lembaga otoritas negara mewajibkan perbankan, baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah untuk segera menerapkan Good Corporate Governance pada setiap pelaksanaannya. Mengingat bahwa semakin kompleksnya risiko yang dihadapi bank, maka semakin meningkat pula kebutuhan praktek Good Corporate Governance oleh perbankan. Perbankan Syariah sebagaimana halnya perbankan pada umumnya merupakan lembaga intermediasi keuangan, yakni lembaga yang melakukan 2
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan 2009 Bank Muamalat.
3
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat lain yang membutuhkan dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Adanya merupakan suatu keniscayaan mengingat bank merupakan
lembaga
yang
eksistensinya
sangat
membutuhkan
adanya
kepercayaan masyarakat (fiduciary relation). Pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Seiring dengan perkembangan yang cepat tersebut, satu hal perlu dicermati adalah aspek good coorporate govarnance (GCG) karena terkait dengan berbagai macam risiko kerugian yang jika tidak diperhatikan, akan merusak citra syariah pada masa depan dan menjerumuskan bank syariah ke jurang kehancuran.3 Sebuah studi penelitian tentang pelaksanaan Corporate Governance yang dilakukan oleh IRTI di perbankan syariah diberbagai negara menunjukkan pelaksanaan Good Corporate Governance belum terlaksana dengan baik. Penerapan Good Corporate Governance terbukti di dalam penelitian di beberapa lembaga keuangan syariah di dunia muslim dapat meningkatkan kepercayaan
3
Agustianto, GCG Bank Syariah dan Peran DEwan Pengwas Syariah, Artikel ini dimuat di Seputar Indonesia Edisi Minggu, 31 Oktober 2010: Berita Industri Syariah diakses pada tanggal 22 januari 2011 dari www.muamalatbank.com/index.php/home/news.
4
masyarakat kepada bank syariah. Kegagalan dalam penerapan prinsip syariah akan membuat nasabah pindah ke bank lain sebesar 85%.4 Corporate Governance merupakan tata kelola yang diselenggarakan dengan
mempertimbangkan
semua
faktor
yang
mempengaruhi
proses
institusional termasuk faktor-faktor yang berkaitan dengan fungsi regulator.5 Tujuan utama penerapan prinsip Good Corporate Governance adalah mencapai optimalisasi kinerja para karyawan yang intinya akan meningkatkan kinerja organisasi, maka kepentingan manajemen dan karyawan haruslah mendapat perlakuan yang seimbang dan wajar sesuai dengan kedudukan masing-masing. Unsur kepercayaan masyarakat terhadap perbankan merupakan suatu hal yang sangat esensial, sehingga bank perlu menjaganya untuk mencegah adanya rush atau penarikan dana masyarakat secara besar-besaran seperti halnya yang terjadi pada saat krisis moneter 1997 lalu. Pada waktu itu banyak bank yang kolaps, sehingga pemerintah terpaksa melakukan proses likuidasi terhadap sejumlah bank yang bermasalah. Sementara itu bank syariah yang ada pada waktu itu yakni Bank Muamalat Indonesia (BMI) terbukti mampu bertahan dan termasuk bank dengan kategori sehat.
4
M. Umer Chapra dan Habib Ahmad, Corporate Governance in Islamic Banking , IRTI 2002, h.30. 5 Pontas R. Siahaan dalam workshop Good Corporate Governance bagi karyawan Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah bidang Perekonomian di Pusdiklat Pengawasan BPKP, Gadog, Bogor (18-20 Agustus, 2004) artikel diakses pada tanggal 19 oktober 2010 dari http://www.bpkp.go.id/unit/perekonomian/GCG.pdf.
5
Perkembangan bisnis perbankan syariah yang sangat cepat ini tampaknya belum dibarengi oleh kualitas sumber daya insani yang mendukungnya. Sebagai salah satu industri yang baru tumbuh, perkembangan perbankan syariah di Indonesia sungguh luar biasa. Apalagi era booming tersebut justru terjadi pada saat perekonomian nasional secara umum tengah lesu darah dan beberapa bank konvensional kelas menengah mengalami masalah likuiditas yang cukup serius. Penerapan Good Corporate Governance di lembaga perbankan syariah menjadi sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. Bahkan bank-bank syariah harus tampil sebagai pionir terdepan dalam mengimplementasikan Good Corporate Governance tersebut.6 Tidak berlebihan jika ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa perbankan syariah harus melihat Good Corporate Governance bukan sebagai aksesori belaka, tetapi sebagai suatu sistem nilai dan praktek terbaik yang sangat fundamental. Karena, penerapan Good Corporate Governance dalam manajemen perbankan diharapkan dapat membawa dampak positif bagi para pelaku usaha, termasuk pihak internal operasional perusahaan. Paradigma sumber daya manusia sebagai alat pelengkap organisasi sudah tidak tepat, dan harus menjadi paradigma baru. Paradigma baru yang dimaksud adalah memposisikan sumber daya manusia sebagai aset yang harus dikelola secara optimal, demi terwujudnya tujuan organisasi. Karyawan sebagai aset 6
Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syariah, Harian Umum Pelita edisi Sabtu 16 oktober 2010.
6
perusahaan harus dipelihara, dikembangkan, karena karyawan memiliki emosi, keinginan, tuntutan, kebutuhan, dan keterbatasan.7 Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada industri perbankan syariah semakin diperlukan, khususnya dalam pengambilan keputusan mengenai manajemen perusahaan. Seperti yang dilakukan oleh Bank Muamalat terhadap keputusan mengenai kebijakan-kebijakan terkait pengelolaan sumber daya manusia dalam perusahaan. Yang menjadi salah satu dari kebijakan mengenai pengelolaan sumber daya manusia yang dilakukan Bank Muamalat yaitu dalam kebijakan manajemen mengenai persyaratan penerimaan karyawan dengan tingkat pendidikan sarjana strata satu (S1). Sehingga pada tahun 2010 tingkat pendidikan karyawan Bank Muamalat mengalami peningkatan yang signifikan, khususnya pada tingkat sarjana S1 menjadi sejumlah 2.620 orang (naik 44,03% dari tahun 2009 sejumlah 1.819 orang).8 Hal tersebut merupakan salah satu pengambilan keputusan manajemen sumber daya manusia (SDM) pada Bank Muamalat Indonesia dalam rangka mewujudkan produktifitas Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk meneliti mengenai penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance bank syariah sehingga menentukan keputusan manajemen yang juga dapat mempengaruhi kinerja karyawannya. 7
Bey Arifin, Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Vol. 2 No. 1 tahun 2005. Hal. 17. 8 Dikutip dari Human Resourches Highlight (Ikhtisar Sumber Daya Manusiat), sumber diakses pada tanggal 28 Maret 2011 dari http://www.muamalatbank.com/assets/cd/p03/07.html
7
Beradasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul: ”Penerapan Prinsipprinsip Good Corporate Governance pada Bank Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan” (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Kota Bogor )” B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Penerapan prinsip Good Corporate Governance yang akan penulis teliti dibatasi pada tata kelola perusahaan dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat cabang Bogor yang beralamat di Jalan Raya Padjajaran Kota Bogor.
2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di muka, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang diterapkan dalam manajemen Sumber Daya Manusia di Bank Muamalat Cabang Bogor? b. Bagaimana kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor?
8
c. Bagaimana
pengaruh
penerapan
prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governanace dalam manajemen SDM terhadap kinerja karyawan bank Muamalat Cabang Bogor? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris mengenai: a.
Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governanace yang diterapkan dalam manajemen Sumber Daya Manusia di Bank Muamalat Cabang Bogor
b.
Kinerja karyawan bank Muamalat Cabang Bogor
c.
Pengaruh penerapan prisip-prinsip Good Corporate Governanace dalam manajemen SDM terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor
2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain: a.
Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan empiris kepada penulis mengenai pelaksanaan Good Corporate Governance di Perbankan Syariah, khususnya
9
pengaruh terhadap kinerja karyawan, di samping pengetahuan konseptual yang telah penulis miliki. b.
Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan kepustakaan/referensi empiris bagi peneliti selanjutnya serta sebaga khazanah ilmu pendidikan agar dapat menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan Good Corporate Governanace di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kinerja karyawan Bank Syariah.
c.
Institusi Perbankan Syariah Dengan adanya penelitian ini diharapkan institusi perbankan syariah lainnya di tanah air memperoleh gambaran mengenai pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governanace terhadap kinerja karyawannya sehingga mampu meningkatkan kinerja karyawan Bank Syariah karena Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor pelaksana dalam kegiatan operasional perusahaan.
d.
Masyarakat Untuk memanbah pengetahuan dan keyakinan kepada masyarakat mengenai penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governanace dalam suatu perusahaan, khususnya Sumber Daya Insani yang akan terjun langsung dalam industri perbankan.
10
D. Tinjauan (Rewiew) Kajian Terdahulu Berdasarkan penelitian-penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan mengambil tema yang sama mengenai Good Corporate Governance yang dikaitkan pada variable yang berbeda-beda. Rica Aulia (104046101626, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009) dengan judul Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia. Penelitiannya ini dengan melakukan analisis self assessment berdasarkan SEBI No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007. Melalui surat edaran bank Indonesia No. 9/12/DPNP tanggal 30 mei 2007, bank Indonesia mengeluarkan kertas kerja self assessment Good Corporate Governance untuk mengukur seberapa jauh praktek Good Corporate Governance diterapkan pada industri perbankan. Pada penelitiannya, Rica menggunakan kertas kerja self assessment sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana penerapan gcg dilaksanakan pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia. Setelah melakukan pengisian kertas kerja, datadata tersebut diolah lebih lanjut untuk melihat gambaran secara menyeluruh, yaitu untuk melihat pencapaian praktek-praktek Good Corporate Governance secara total maupun dilihat dari tiap-tiap faktor/ sub faktor. Kemudian diberikan peringkat penilaian dengan skala 1-5 untuk melihat pencapaian praktek-praktek corporate governance pada setiap unti kerja. Selanjutnya diberikan perhitungan
11
komposit berdasarkan peringkat yang telah ditetapkan untuk mengetahui nilai akhir dan pemberian predikat. Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa secara umum penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia telah dilaksanakan secara baik berdasarkan prinsip-prinsip yang ada, tapi masih terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki dan
diperhatikan oleh manjemen agar
penerapan GCG pada operasional PT. Bank Syariah Mega Indonesia dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang. Ahmad Busyeri (204046102884, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008) dengan judul Urgensi Audit Internal dalam mewujudkan Good Corporate Governanace pada Bank Syariah Studi Penelitian pada PT. Bank DKI Syariah jakarta. Dalam penelitiannya, menilai peran ganda audit internal yang terjadi pada perkembangan dalam peran yang dibawakannya, yaitu dari sekedar unit yang mengecek kepatuhan, menjadi fungsi yang berperan aktif sebagai mitra bagi manajemen dalam mendukung penerapan Good Corporate Governanace. Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode deskriptif eksploratif, dengan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif tertulis, dengan menggabungkan studi kepustakaan dan studi lapangan. Berdasarkan hasil penelitiannya, mekanisme pelaksanaan Audit Internal pada PT. bank DKI Syariah Cabang Tanah Abang dilakukan dengann melalui beberapa
12
tahapan yaitu tahap perbandingan, tahap vouching tahap konfirmasi,tahap analisa, tahap pengecekan,tahap inspeksi, tahap verifikasi dan tahap sampling. Dengan adanya tahapan audit internal tersebut kinerja bank DKI Syariah cabang Tanah Abang akan lebih maju. Yudha Pranata (2007 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia) dengan judul Pengaruh Penerapan Good Corporate Governanace (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitiannya ini yaitu dengan menganalisis variable independen (penerapan GCG) terhadap variabel dependennya yaitu ROE, NPM, dan Tobins Q. Penerapan GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Penerapan GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM. Penerapan GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tobins Q. Adapun pertimbangan pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitiannya ini adalah perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok perusahaan dalam
pelaksanaan good
2004
dan
2005.
corporate
Kelompok
governance
perusahaan
pada tahun
terbaik
2002,
for
Corporate
Governance
in
Indonesia
2003,
dalam pelaksanaan
corporate governance tersebut merupakan hasil survey yang dilakukan Forum
terbaik
oleh
(FCGI) bekerjasama
dengan majalah SWA. Berdasarkan hasil penelitiannya ini, ia menarik kesimpulan bagi para investor yang akan melakukan investasi dananya ke dalam perusahaan go public yang
13
menerapkan GCG, hendaknya memilih
perusahaan-perusahaan yang memiliki
skor GCG tinggi. Hal ini disebabkan dengan skor GCG yang tinggi profitabilitas perusahaan tersebut (ROE, NPM dan Tobins Q) juga cenderung memiliki nilai yang tinggi sehingga dapat memberikan keuntungan kepada investor. Sementara itu, ia berpendapat bahwa manajemen perusahaan go public yang menerapkan GCG, hendaknya mampu menjalankan GCG secara konsisten dan baik karena dengan pelaksanaan yang baik berarti skor GCG akan tinggi, dan jika skor GCG tinggi maka profitabilitas juga akan tinggi. Sam’ani, (2008 Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang) dengan judul
Pengaruh Good Corporate
Governance dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004 – 2007. Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, aktivitas komisaris, ukuran dewan direksi, komisaris independen, komite audit, dan leverage terhadap kinerja keuangan perbankan di Indonesia keuangan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitiannya ini dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank periode 2004-2007 yang dipublikasikan untuk umum serta tercantum dalam Direktori Perbankan yang
diterbitkan
oleh Bank Indonesia. Dari data sekunmder yang
didapat kemudian akan di uji hipotesis, yang terlebih dahulu dilakukan pengujian
14
asumsi klasik seperti uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa variable kepemilikan institusional, aktivitas komisaris, ukuran dewan direksi, komisaris independen, komite audit dan rasio leverage berpengaruh terhadap kinerja keungan. Akan tetapi variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja. E. Kerangka Konsep Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang ada pada suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja organisasi semaksimal mungkin dengan cara-cara yang tidak merugikan stakeholders organisasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa GCG merupakan seperangkat atau sekumpulan peraturan yang memuat ketentuan tentang bagaimana suatu perusahaan dikelola dengan baik dan benar, dengan penuh integritas dan bagaimana membina hubungan baik dengan para stakeholders, yang dapat berguna dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Tujuan utama penerapan prinsip Good Corporate Governance
adalah
mencapai optimalisasi kinerja para karyawan yang intinya akan meningkatkan kinerja organisasi, maka kepentingan manajemen dan karyawan haruslah mendapat perlakuan yang seimbang dan wajar sesuai dengan kedudukan masingmasing.
15
Berdasarkan Berdasarkan uraian tersebut,
penulis merumuskan kerangka
konsep sebagai berikut:
Transparansi (X1) Akuntabilitas (X2) Pertanggungjawaban (X3)
Kinerja Karyawan (Y)
Profesional (X4) Kewajaran (X5)
Gambar. 1.1 Kerangka Penelitian
F. Tehnik Penulisan Skripsi Penulis menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu metode yang melihat dan menggambarkan lingkungan dan keadaan yang nyata yang tampak dalam perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan maupun dijadikan saran dimasa yang akan datang berdasarkan penelitian yang dilakukan. Penulis memperoleh data dengan melakukan penelitian dengan menggunakan Studi Pustaka (Library Study), dalam hal ini, penulis melakukan studi pustaka untuk memperkuat dan mendukung penulisan skripsi ini yaitu menguraikan teori-
16
teori yang diperlukan dalam pembahasan masalah dengan mengumpulkan bahan atau data yang dianggap perlu dan mempunyai kaitan dengan judul yang diambil. Dari data-data tersebut kemudian dijadikan sebagai alat bantu dalam penyelesaian penelitian ini. Selain itu diperoleh juga data melalui Studi Lapangan (Field Study), dengan melakukan kunjungan lapangan ke perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan kelengkapan data hasil pengamatan atau informasi sesuai dengan masalah yang menjadi bahan penelitian. Tehnik pengolahan dan analisis data yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran mengenai suatu gejala tertentu. Kegiatan penelitian analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan apa adanya suatu peristiwa sebagai upaya jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit penelitian yang sedang diteliti.9 Selain analisis deskriptif penulis juga menggunakan metode analisis eksplorasi dengan tujuan untuk mengenal dan mendapatkan pandangan baru tentang suatu gejala. G. Sistematika Penulisan Sebagai karya ilmiah, skripsi ini memiliki sistematika yang teratur, terperinci di dalamnya penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan tujuannya.
9
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: fakultas Psikologi UGM, 1994) h. 136
17
Tulisan ini terdiri dari enam bab yang akan diperinci lagi masing-masing bab, adapun kelima bab tersebut sebagai berikut BAB I
: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rewiew studi terdahulu,
kerangka
konsep,
tehnik
penulisan
skripsi
dan
sistematika penulisan. BAB II
: Tinjauan Pustaka terdiri dari tiga sub bab. Sub bab yang pertama berupa uraian mengenai konsep Good Corporate Governance (GCG) bank syariah, terdiri dari uraian mengenai teori pemikiran GCG bank syariah, peraturan terkait penerapan
prinsip-prinsip
GCG bank syariah,dan kesesuaian prinsip-prinsip GCG dengan syariah. Sub bab yang kedua mengenai prinsip-prinsip GCG dalam manajemen sumber daya manusia. Dan sub bab yang ketiga mengenai konsep kinerja karyawan, terdiri dari uraian teori tentang kinerja dan criteria penilaian kinerja. BAB III
: Metodologi Penelitian terdiri dari enam sub bab,yaitu jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data, variabel dan definisi operasional.
18
BAB IV
: Hasil Penelitian, terdiri dari deskripsi dan anlisis data, karakteristik responden, analisis univariat, analisis bivariat, analisis multivariate, serta pembuktian hipotesis. Hasil penelitian ini berasal dari data yang telah diolah melalui olah data SPSS yang kemudian dianalisis.
BAB V
: Pembahasan, berisi mengenai penjelasan pengaruh lima prisip GCG terhadap kinerja karyawan yang terdiri dari, pengaruh transparansi terhadap kinerja karyawan, pengaruh akuntabilitas terhadap kinerja karyawan, pengaruh profesional terhadap kinerja karyawan,
pengaruh
pertanggungjawaban
terhadap
kinerja
karyawan, pengaruh kewajaran terhadap kinerja karyawan. BAB VI
: Penutup, terdiri dari Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian, dan Saran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Teori tentang Good Corporate Governance (GCG) Bank Syariah 1. Pemikiran Tentang Good Corporate Governance Perbankan Syariah Upaya Untuk menjelaskan prinsip dan aturan ekonomi dan finansial Islam dalam terminologi analitis modern baru berlangsung dalam dua dekade terakhir.1 Umar Chapra dan Ahmed mengungkapkan bahwa penerapan Corporate Governance (dhawabith idarat al muassasat) yang baik sangat dibutuhkan untuk memenuhi kepentingan semua stakeholders secara adil.2 Yusof menyebut hal yang serupa dengan menekankan bahwa tujuan Corporate Governance dalam perbankan syariah adalah untuk menegakkan keadilan, kejujuran, dan perlindungan terhadap kebutuhan manusia
sesuai
dengan maqashid syari’ah.3 Good Corporate Governance dalam pendekatan Islami, harus sungguhsungguh mampu berbasis orientasi nilai dan prinsip kejujuran dan keadilan terhadap semua stakeholder.4 Dari sisi fungsi obyektifnya, CGC Islami harus berupaya menempatkan
maqashid syari’ah sebagai tujuan akhir, dengan
1
Iqbal, Z. dan A. Mirakhor. Pengantar Keuangan Islam Teori dan Praktik. Diterjemahkan oleh A.K.Anwar. (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 1. 22 Chapra, M. Umer dan Habib Ahmed. Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah. Diterjemahkan oleh Ikhwan Abidin Basri. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 27. 3 Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2010), hal. 43. 4 Nienhaus,V. Corporate Governance in Islamic Banks. Dalam T. Khan dan D. Muljawan (ed.), Islamic Financial Architecture: Risk Management and Financial Stability. (Jeddah: IRTI,2006), hal. 290. Dikutip dari Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 57.
19
20
membawa konsepsi perlindungan terhadap kepentingan dan hak semua stakeholder ke dalam aturan-aturan syariah.5 GCG dalam perspektif Islam, seperti juga digagas dunia barat, diharapkan memiliki peranan yang sangat esensial dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Tetapi Islam menambahkan nilai-nilai yang sangat mendalam berupa unsur maqashid Syari’ah, yaitu perlindungan terhadap kemashlahatan kemanusiaan yang umum dan universal. Kemashlahatan sebagai maqashid syari’ah mencakup lima prinsip dasar, yaitu memelihara agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda. Apapun yang memastikan terpeliharanya lima prinsip dasar itu adalah mashlahat. Apapun yang menguranginya adalah mafsadat dan hal sebaliknya menghilangkan unsur yang mengurangi atau merugikan itulah yang merupakan mashlahat.6 Secara keseluruhan, prinsip-prinsip mashlahat mencerminkan bagaimana Islam dan syariahnya memberikan arti penting pada kepentingan umum lebih daripada kepentingan individu. Ia menyediakan kerangka dalam pengambilan keputusan dan mekanisme adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Dalam konteks GCG, prinsip-prinsip itu menawarkan pedoman dan pertimbangan moral bagi manajemen dan stakeholder lain, khususnya untuk memecahkan
5
Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal.57. Al-Gazali,Abu hamid. Al-Mustashfa fi ‘Ilm al-Ushul. (Kairo:al-Maktabah al-Tijaniyah al Kubra,1937), hal 139-140. Dalam Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 58. 6
21
konflik yang mungkin muncul dalam pengembangan usaha.7 Sehubungan dengan hal ini Dusuki menawarkan kerangka berbentuk piramida yang disebut sebagai Piramida Maslahat (the pyramid of mashlahah). Gambar 2.1. The Pyiramidh of mashlahah
Tahsiniyyat
Hajiyyat
Darurriyyat
Sumber: Dusuki (2008:404) Pada
tingkatan
pertama,
dalam
lingkup
dharuriyyat,
manajemen
diharapkan berjuang memelihara dan melindungi kebutuhan esensial (agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda) para stakeholder. Manajemen harus melindungi kesejahteraan dan kebutuhan dasar para karyawan, seperti menyediakan ruang shalat yang memadai dan memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mereka, sebagai cermin dari pemeliharaan agama dan nilai-nilai kehidupan. Selain itu manajemen harus selalu membatasi 7
Dusuki, Asyraf wajdi. Corporate Governance and Stakeholder Management: an Islamic Approach. Dalam Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 59.
22
operasional usaha hanya dalam bidang- bidang yang memungkinkan nilai-nilai agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda tetap terlindungi.8 Segera sesudah maslahat dalam lingkup dharuriyyat terpenuhi, perusahaan dapat beranjak pada mashlahat tingkatan kedua (hajiyyat) beruapa upaya-upaya yang dinilai bermanfaat untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan yang ada, sekalipun kesulitan itu tidak terlihat mengancam
kelangsungan tertib
kehidupan. Sebagai contoh, pihak manajemen yang tidak memberikan upah dan keselamatan kerja yang layak dapat melanjutkannya dengan program peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih luas. Dalam lembaga perbankan syariah menyediakan pelatihan syariah bagi para karyawannya mengenai instrument-instrumen keuangan Islam yang ditawarkan. Program ini harus diletakkan sebagai kepentingan dharuriyyat yang melindungi keyakinan agama.9 Tingkatan tertinggi dalam piramida maslahat ialah tahsiniyyat. Dalam lingkup ini, perusahaan diharapkan melaksanakan tanggung jawab sosial dengan terlibat dalam program-program dan kegiatan-kegiatan yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan kehidupan public. Turut serta dalam pemberian donasi kepada penduduk miskin, menyediakan informasi yang cukup, benar dan jelas kepada nasabah mengenai produk yang ditawarkan,
8 9
Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 61. Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 61-62.
23
adalah contih-contoh dari komitmen yang berhubungan dengan kepentingan tahsiniyyat masyarakat.10 2. Peraturan Terkait Penerapan Good Corporate Governance Bank Syariah Penerapan GCG telah menjadi kewajiban semua bank umum yang beroperasi di Indonesia. Kewajiban itu ditetapkan melalui Peraturan bank Indonesia (PBI) nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, yang kemudian diubah dengan PBI nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006. Khusus untuk perbankan syariah, kewajiban tersebut bahkan dicantumkan dalam pasal 34 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan syariah, dan mulai 2010 diatur mengikuti PBI tersendiri. Peraturan lainnya yang dikeluarkan Bank Indonesia yang berkaitan dengan kebutuhan peningkatan GCG ialah PBI nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum. PBI ini kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannnya Surat Edaran (SE) nomor 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003. Melalui PBI dan SE tersebut, BI mewajibkan bank umum untuk menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan manajemen risiko. Diatur pula di dalamnya
10
Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 62.
24
mengenai wewenang dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh direksi dan dewan komisaris terkait dengan penerapan manajemen risiko.11 Dalam perkembangan terakhir, Bank Indonesia pada 7 Desember 2009 telah menerbitkan PBI nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS),
yang
diberlakukan sejak 1 januari 2010. Dengan demikian sejak waktu tersebut, PBI nomor 8/14/PBI/2006 hanya berlaku bagi bank umum konvensional, sedangkan BUS harus menyesuaikan prinsip, struktur dan mekanisme pelaksanaan GCGnya dengan ketentuan dalam PBI nomor 11/33/PBI/2009. Seperti
dikemukakan,
Undang-undang
Perbankan
Syariah
telah
menetapkan good corporate governance (GCG) sebagai kewajiban bagi semua Bank Syariah dan UUS. Undang-undang menyebutkan bahwa GCG sebagai tata kelola yang baik yang mencakup prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, professional, dan kewajaran dalam menjalankan kegiatan usaha. Undang-undang juga mewajibkan bank yang bersangkutan untuk menyusun prosedur internal mengenai pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut.12 Undang-undang Perbankan Syariah tidak menjelaskan pengertian dari prinsip-prinsip GCG tersebut satu persatu. Ihwal pengertian itu tampaknya
11
Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 67. Pasal 34 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan penjelasannya. 12
25
termasuk dalam ketentuan yang oleh pembuat undang- undang diserahkan pengaturannya lebih lanjut melaui PBI. Undang-undang sebenarnya hanya mempertegas ketentuan yang sudah ada dalam PBI tahun 2006. Dengan kata lain, prinsip-prinsip GCG dalam Undang-undang Perbankan Syariah adalah sama dengan prinsip-prinsip GCG dalam PBI tahun 2006., yaitu TARIF, dalam pengertian bahwa prinsip “professional” dalam UU adalah dimaksudkan sama dengan prinsip “independensi” dalam PBI tahun 2006. Hal itu tampak dalam penjelasan
Peraturan
Bank
Indonesia
nomor
11/33/PBI/2009
tentang
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) (selanjutnya PBI tahun 2009) yang terbit lebih kemudian, yang merinci pengertiannya sebagai berikut: a. Prinsip Transparansi, adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai proses kegiatan bank. b. Prinsip
Akuntabilitas,
adalah
kejelasan
fungsi
dan
pelaksanaan
pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. c. Prinsip Pertanggungjawaban merupakan kesesuaian pengelolaan bank dengna peratuaran perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat.
26
d. Prinsip Profesional, yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan bank syariah. e. Prinsip Kewajaran,
keadilan atau kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terlihat dalam penjelasan di atas bahwa prinsip professional dalam PBI tahun 2009 mempunyai essensi yang sama dengan prinsip independensi dalam PBI tahun 2006. Hal yang boleh dinilai bersifat khas hanyalah adanya unsur tambahan berupa komitmen pengembangan perbankan syariah. Berdasarkan pemaparan di atas, agar bank Syariah ini mampu berkembang dengan baik dan dapat bersaing secara global, maka perlu adanya penerapan prinsip prinsip Good Corporate Governance. 3. Kesesuaian Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dengan Syariah Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009, pelaksanaan Good Corporate Governance di Bank Syariah berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi,
akuntabilitas,
pertanggungjawaban,
professional, dan kewajaran. Berikut ini akan disebutkan beberapa ayat AlQur’an yang mempunyai kesesuaian dengan prinsip-prinsip GCG tersebut. a.
Kesesuaian prinsip transparansi dengan Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 116 yang berbunyi:
27
Terjemahan: Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan Ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Q.S. An-Nahl: 116) b.
Kesesuaian prinsip akuntabilitas dengan Al-Qur’an Surat Al-Israa ayat 84 yang berbunyi: Terjemahan: Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (Q.S. AlIsraa: 84)
c.
Kesesuaian prinsip professional dengan Al-Qur’an Surat Al-Qashash ayat 26 yang berbunyi: Terjemahan: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya". (Q.S. Al-Qashash: 26)
d.
Kesesuaian prinsip petanggungjawaban dengan Al-Qur’an Surat AzZukhruf ayat 19 yang berbunyi:
28
Terjemahan: Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. (Q.S. Az-Zukhuruf: 19) Kesesuaian prinsip kewajaran dengan Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 90
e.
yang berbunyi: Terjemahan: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. An-Nahl; 90) B. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dalam Manajemen SDM Beberapa prinsip GCG yang perlu diperhatikan dalam manajemen SDM adalah sebagai berikut:13 a. Prinsip keadilan (fairness), artinya agar dihindari adanya diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, aliran atau golongan, serta jenis kelamin yang bersifat subjektif. Perlakuan yang adil dan objektif dapat mendorong setiap karyawan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi sesuai dengan potensi 13
Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. (Jakarta: Salemba Empat, 2009). Hal. 134-135.
29
yang dimiliki, kebijakan penggajian (remunerasi) karyawan, hendaknya diterapkan secara objektif dan konsisten, misalnya berdasarkan kinerja (based on performance). Penghargaan (reward) diberikan sesuai dengan prestasi yang dicapai dan sanksi (punishment) dikenakan sesuai kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan. Setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan dan pelatihan (training) untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan, dan pengalamannya. b. Prisip keterbukaan (transparancy), artinya setiap pengambilan keputusan menyangkut
kekaryawanan
dilaksanakan
secara
transparan.
Kebijakan
perusahaan terkait dengan proses promosi, demosi, dan mutasi karyawan hendaknya dijalankan sesuai dengan sistem jenjang karier (career planning system) yang jelas dan konsisten. Dasar pertimbangan seseorang dipromosikan karena prestasi kerja yang baik ditunjukkan dengan hasil penilaian (appraisal) karyawan dan sikapnya yang dapat dijadikan teladan, misalnya disiplin, kerja sama (teamwork), serta saling menghargai. Sehingga, terhindar dari adanya promosi berdasarkan nepotisme, misalnya kedekatan dengan pimpinan atau terdapat hubungan kekeluargaan. Kebijakan mutasi dan promosi karyawan yang tidak transparan dapat menimbulkan keresahan dan penurunan motivasi kerja, bahkan dapat menimbulkan unjuk rasa (demonstrasi) yang mengganggu kinerja perusahaan. c. Prinsip pengungkapan (disclosure), artinya segala informasi kebijakan yang ditetapkan perusahaan dapat diakses atau diketahui oleh seluruh karyawan
30
secara lengkap dan tepat waktu (up to date), sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan. Semua kebijakan perusahaan atau informasi penting telah dikomunikasikan secara tepat dan dihindarkan adanya informasi yang menyesatkan (bias). d. Prinsip pertanggungjawaban (responsibility), artinya segala kebijakan yang diambil
dapat
dipertanggungjawabkan
kepada
pemegang
saham
dan
stakeholders lainnya, termasuk kepada public. Perusahaan hendaknya memberikan kebebasan berorganisasi kepada karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, misalnya karyawan diberi kesempatan membentuk serikat karyawan. Manajemen perusahaan tidak perlu mengekang atau membatasi kegiatan serikat karyawan atau forum pekerja, asal dijalankan secara benar dan proporsional. Dalam hal ini, manajemen perlu menjaga hubungan kemitraan dengan serikat karyawan atau forum pekerja agar terbina suasana kerja yang kondusif. 1. Tujuan dan manfaat Good Corporate Governance Praktek moral hazard sudah menjadi kebiasaan di lembaga-lembaga perbankan. Kita sering mendengar berita korupsi di berbagai lembaga perbankan, baik bank BUMN maupun bank swasta. Berbagai kejadian korupsi tersebut, harus menjadi perhatian serius bagi para steakholders bank syari’ah,
31
baik pemilik/ pemegang saham, komisaris, direksi, karyawan (kru,) Dewan Pengawas Syari’ah, nasabah dan para akademisi ekonomi syari’ah lainnya. 14 Di masa depan, kemungkinan terjadinya korupsi dan penyimpangan di bank syari’ah merupakan hal tidak mustahil, meskipun di situ ada Dewan Pengawas Syari’ah, karena para pelakunya bukan malaikat. Apalagi sekarang ini perbankan syari’ah semakin banyak, maka para bankir syari’ah pun semakin bertambah banyak pula. Harus dimaklumi, bahwa simbol agama tidak menjamin sebuah lembaga menjadi bersih dari perilaku korupsi. Sebelum terjadinya kasus yang bisa mencoreng lembaga syariah , maka sejak dini perlu diingatkan kepada pihak-pihak terkait agar berkomitmen menjauhi setiap penyimpangan di bank syari’ah. Adapun manfaat Good Corporate Governance bagi suatu korporasi adalah:15 a. Perbaikan dalam Komunikasi b. Minimalisasi potensi benturan kepentingan c. Focus pada strategi-strategi utama d. Peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi e. Kesinambungan manfaat f. Promosi citra korporasi
14
Agustianto. Bank Syariah dan Good Corporate Governance, Artikel di akses pada tanggal 23 Mei 2011 dari http://ekonomiislami.blogspot.com/2009/08/bank-syariah-dan-good-corporate.html 15 Nindyo Pramono,, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, (Bandung : Citra Aditya bakti, 2006), hal. 91.
32
g. Peningkatan kepuasan pelanggan h. Memperoleh kepercayaan investor i. Memperbaiki kinerja usaha. Pengelolaan
Sumber Daya Manusia berdasarkan prinsip GCG memerlukan
komitmen penuh dari top management dan konsistensi dalam implementasi di setiap jenjang organisasi. Empat manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang mengelola SDM berdasarkan prinsip GCG adalah sebagai berikut:16 a. Suasana kerja yang kondusif dan tenang karena terbina hubungan yang harmonis antara sesama karyawan serta antara karyawan dengan manajemen. b. Kinerja perusahan meningkat, karena karyawan lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja, sehingga dapat memberikan hasil terbaik bagi perusahaan c. Terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang sangat merugikan perusahaan karena segala kebijakan atas keputusan ditetapkan secara transparan, dapat dipertanggungjawabkan. d. Daya saing perusahaan akan meningkat, karena memiliki karyawan yang andal dan professional.
C. Konsep Kinerja Karyawan Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan suatu asset yang tak ternilai harganya. Maju mundurnya perusahaan sangat bergantung pada kualitas SDM yang dimiliki. Bahkan daya saing perusahaan sangat ditentukan oleh adanya SDM yang andal. Banyak perusahaan yang bangkrut dan akhirnya ditutup 16
Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. (Jakarta: Salemba Empat, 2009). Hal. 135-136.
33
karena kurang memerhatikan aspek SDM. Sebaliknya, banyak perusahaan yang berkembang pesat karena kepedulian yang tinggi terhadap peningkatan kompetensi SDM. Dalam Al-Qur’an dijelaskan mengenai pengelolaan sumber daya manusia, antara lain dalam Surat Al- Ashr:1-3 yang berbunyi: Terjemahan: 1. Demi masa; 2.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian; 3.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Ashr: 1-3) Faktor kunci kesuksesan dalam pengelolaan SDM adalah masalah keteladanan dari pemimpin terhadap bawahan. Kita memerlukan pimpinan yang dapat dijadikan panutan. Pengelolaan SDM di perusahaan
perlu dilakukan
evaluasi, baik secara internal maupun secara eksternal, untuk mengetahui kelemahan
yang
ada,
sehingga
dapat
dilakukan
perbaikan
secara
berkesinambungan (continuous improvement). 1. Teori tentang Kinerja Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah merupakan kata benda yang artinya: sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja,17 sedangkan penilaian kinerja menurut
17
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
34
Mulyadi adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.18 Menurut Fattah kinerja (performance) diartikan sebagai: ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.19 Sementara menurut Sedarmayanti bahwa kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja.20 2. Kriteria Penilaian Kinerja Perlu diadakan penilaian kinerja, untuk mengelola dan memperbaiki kinerja karyawan, untuk membuat keputusan staf yang tepat waktu dan akurat. Setiap organisasi mutlak melakukan penilaian untuk mengetahui kinerja yang dicapai setiap karyawan, apakah telah sesuai atau tidak dengan harapan organisasi. Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses evaluasi Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. (Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 1997), hal. 503. 18 Mulyadi. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisikedua. ( Yokyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997), hal. 419. 19 Fattah, Nanang. Landasan Manajemen. (Bandung : Rosda Karya, 1999), hal. 19. 20 Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. (Bandung: Mandar Maju, 2001), hal. 50
35
seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaannya ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasinnya dengan karyawan21. Penilaian kinerja mempunyai tujuan untuk me-reward kinerja sebelumnya (to reward past performance) dan untuk memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan datang (to motivate future performance improvement), serta informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja ini dapat digunakan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, pelatihan dan penempatan tugas-tugas tertentu.22 Untuk melihat deskripsi perilaku individu secara spesifik, Gomes mengungkapkan beberapa dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian dalam mengukur kinerja, antara lain:23 a.
Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
b.
Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapannya.
c.
Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
21
,Mengindentifikasi dan Mengukur Kinerja Karyawan, Artikel ini diakses pada tanggal 22 Januari 2011 dari http://artikelsdm.blogspot.com/2009/09/peranan-sumber-daya-manusiabagi.html. 22 Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hal. 135. 23 Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia. hal, 142.
36
d.
Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
e.
Cooperation, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain sesama anggota organisasi.
f.
Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan menyelesaikan pekerjaan.
g.
Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.
h.
Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode yang melihat dan menggambarkan lingkungan dan keadaan yang nyata yang tampak dalam perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan maupun dijadikan saran dimasa yang akan datang berdasarkan penelitian yang dilakukan. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Muamalat Cabang Bogor yang berlokasi di Jalan Raya Padjajaran Bogor Utara 16170. 2. Waktu Penelitian Waktu yang dibutuhan penulis untuk melakukan penelitian ini diharapkan akan selesai dalam waktu enam bulan yang meliputi: persiapan proposal, seminar proposal, proses penelitian lapangan, pengolahan hasil penelitian, dan persiapan sidang.
37
38
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kausalitas dan karakteristiktertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajaridan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di Bank Muamalat Cabang Bogor, antara lain: Manajer, karyawan Front Office (Teller dan Costumer Service), Back Office (Umum, Pembiayaan, Pelaporan, Personalia, Transfer), Support Pembiayaan (Legal, pelaporan, Dokumentasi dan Administrasi, Taksasi), Marketing (Funding, Lending, Remedial, LKMS), dan Service Assistant. 2. Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.2 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.3 Adapun tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan banking staff Bank Muamalat Cabang Bogor yang dalam hal ini jumlahnya kurang dari 100 orang sehingga mengharuskan untuk melakukan sensus terhadap seluruh karyawan banking staff yang berjumlah 39 orang.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007),
2
Erlina dan Sri Mulyani, Metode Penelitian Bisnis, (Medan: USU Press, 2007), hal 74. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, hal. 55.
hal. 72. 3
39
D. Tehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung penelitian ini, maka tehnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Data Primer diperoleh berdasarkan hasil survey, yaitu dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden dalam penelitian. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk diisi. Dengan demikian, peneliti akan memperoleh data atau fakta yang bersifat teoritis yang memiliki hubungan dengan permasalahan yang akan dibahas. 2. Data Sekunder, meliputi struktur organisasi, laporan pelaksanaan Good Corporate Governance, dal lain-lain. Data sekunder diperoleh melalui: a. Studi Dokumentasi, dilakukan untuk mencari data-data sekunder yang dibutuhkan dalam penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. b. Studi Pustaka yakni berasal dari kutipan buku-buku, artikel, situs internet, dan sumber tertulis lain yang berhubungan dan mendukung dalam kelancaran penelitian.
E. Tehnik Analisis Data Tehnik pengolahan dan analisis data yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu memeberikan gambaran mengenai suatu gejala tertentu. Kegiatan penelitian analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan apa adanya suatu peristiwa sebagai upaya jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit penelitian yang sedang
40
diteliti.4 Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis : 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji
validitas
pengukuran
adalah
untuk
mengukur
relevan
tidaknya
dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian. Dalam
penelitian ini uji validitas dipergunakan
untuk
mengukur
apakah
kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan sudah sesuai atau benar. Uji validitas pada dasarnya dilakukan dengan melihat korelasi antara skor dari masing-masing data dibanding dengan skor totalnya. Dalam uji validitas tersebut, validitas dapat dicek melalui nilai signifikansi yaitu jika nilai korelasi antara butir pertanyaan dan skor total variabel < 0,3, maka kuesioner dianggap valid5. b. Uji Reabilitas Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan reliabel atau tetap konsisten bila dilakukan berkali-kali pada waktu yang beda. Suatu kuesioner dikatakan realiabel jika nilai koefisien alpha > 0,060.6
4
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: fakultas Psikologi UGM, 1994) h. 136 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), hal. 46. 6 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.hal, 42. 5
41
c. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data normal.7 Sebaran data dapat dikatakan normal apabila nilai sig > 0,05, dan sebaliknya data tidak normal jika nilai sig < 0,05. 2. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan linear antara dua variable atau lebih. Di mana satu variable sebagai variable dependen (terikat atau tergantung) dan yang lainnya variable independen (bebas). 8 a. Pengujian Hipotesis Setelah model regresi berganda mernenuhi syarat uji asumsi klasik, dilakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji-F dan uji-t. 1) Uji-F (Uji-Global) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikasi terhadap variabel terikat.
7
Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. (Jakarta:Salemba Humanika,2009), hal. 91. 8 Tim Wahana Komputer, Panduan Aplikatif dan Solusi Mengolah data Statistik Hasil penelitian dengan SPSS 17. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hal. 162.
42
Ho: Tidak ada pengaruh antara transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran pada kinerja karyawan Bank Muamalat. Ha: Ada pengaruh antara transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran pada kinerja karyawan Bank Muamalat. Adapun kriteria pengujiannya adalah jika FHitung > FTabel maka Ho ditolak atau sig < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga jika FHitung < FTabel maka Ho diterima atau sig > 0,05 maka Ho diterima. 2) Uji-t (uji pengaruh parsial) Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah secara parsial
masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai t hitung maka selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel.
Hipotesis Parsial untuk Transparansi (X1) Ho
: Tidak ada pengaruh antara transparansi pada kinerja karyawan Bank Muamalat.
43
Ha
: Ada pengaruh antara transparansi pada kinerja karyawan Bank Muamalat
Hipotesis Parsial untuk Akuntabilitas (X2) Ho
: Tidak ada pengaruh antara akuntabilitas pada kinerja karyawan Bank Muamalat
Ha
: Ada pengaruh antara akuntabilitas pada kinerja karyawan Bank Muamalat
Hipotesis Parsial untuk professional (X3) Ho
: Tidak ada pengaruh antara professional pada kinerja karyawan Bank Muamalat
Ha
: Ada pengaruh antara professional pada kinerja karyawan Bank Muamalat
Hipotesis Parsial untuk pertanggungjawaban (X4) Ho
: Tidak ada pengaruh antara pertanggungjawaban pada kinerja karyawan Bank Muamalat
Ha
: Ada pengaruh antara pertanggungjawaban
pada kinerja
karyawan Bank Muamalat
Hipotesis Parsial untuk kewajaran (X5) Ho
: Tidak ada pengaruh antara kewajaran pada kinerja karyawan Bank Muamalat
44
Ha
: Ada pengaruh antara kewajaran pada kinerja karyawan Bank Muamalat
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika THitung > TTabel maka Ho ditolak atau Sig < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga jika THitung < TTabel maka Ho diterima atau sig > 0,05 maka Ho diterima. F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variable independen atau variable bebas dan variable dependen atau variable terikat. Variabel terikat atau variable dependen merupakan variable yang tergantung pada varibel lainnya. Varibel dependen (Y) dalam penelitian ini adalh Kinerja Karyawan. Sedangkan, variabel bebas merupakan variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat) variable lain.9 Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yaitu terdiri dari a) Prinsip Transparansi (X1), b) Prinsip Akuntabilitas (X2) c) Prinsip Pertanggungjawaban (X3) d) Prinsip Profesional (X4) e) Prinsip Kewajaran (X5)
9
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, hal.
45
2. Definisi Operasional Variabel Penegrtian operasional veriabel adalah melekatkan arti pada suatu variable dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variable itu. Pengertian operasional variable penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indicator empiris yang meliputi: a. Variabel Bebas 1) Prinsip Transparansi (X1), adalah
keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material
dan relevan mengenai proses kegiatan bank10.
Adapun dalam pengelolaan SDM, prinsip ini mencakup transparansi dalam
pengambilan
keputusan
menyangkut
penyajian informasi mengenai perusahaan.
kekaryawanan,
dan
Instrument pengukuran
variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 6 indikator. 2) Prinsip Akuntabilitas (X2), adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif11. Prinsip akuntabilitas ini diwujudkan dalam penyesuaian program motivasi dan sistem evaluasi dan monitoring. Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 4 indikator.
10 11
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2.
46
3) Prinsip Pertanggungjawaban (X3), merupakan kesesuaian pengelolaan bank dengna peratuaran perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip pengelolaan bank yang sehat12. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang; menyadari akan adanya tanggung jawab sosial; menghindari penyalahgunaan kekuasaan; menjadi profesional dan menjunjung etika; memelihara lingkungan bisnis yang sehat. Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 2 indikator. 4) Prinsip Profesional (X4), yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan bank syariah13. Prinsip professional ini diwujudkan dalam komitmen dan kompetensi kerja. Instrument pengukuran variable ini
diukur
dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 4 indikator. 5) Prinsip Kewajaran (X5), keadilan atau kesetaraan dalam memenuhi hakhak stakeholders berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku14. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang melindungi kepentingan minoritas; membuat pedoman 12
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2. 14 Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2. 13
47
perilaku perusahaan (corporate conduct) dan atau kebijakan- kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam, self-dealing, dan konflik kepentingan; menetapkan
peran dan
tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite, termasuk sistem
remunerasi,
menyajikan
informasi
secara
pengungkapan penuh material apapun, mengedepankan
wajar
atau
Equal
Job
Opportunity. Dalam pengelolaan SDM prinsip inni diwujudkan dalam kebijakan yang bersifat objektif berdasarkan perstasi atau hasil kerja karyawan. Instrument pengukuran variable ini
diukur dengan
menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 5 indikator. b. Variabel Terikat 1) Kinerja Karyawan (Y), merupakan tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Prawirosentono yang mengartikan kinerja sebagai, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang adan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mendapai tujuan organisasi bersangkutan secara ilegal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.15 Dalam Hal ini, kinerja karyawan diukur berdasarkan quantity of work, quality of work, job knowledge, 15
Prawirosentono, Suryadi. Kebijakan Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: BPFE,1999) hal. 2.
48
creativeness, cooperation, dependability ,dan personal qualities. Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 24 indikator.
Variabel
Tabel 3.1 Defini Operasional Variabel dan Pengukuran dimensi sub dimensi Indicator kebijakan promosi pengambilan kebijakan demosi keputusan Sistem menyangkut jenjang karir kebijakan mutasi karyawan kekaryawanan
keterbukaan penyajian informasi mengenai perusahaan
Akuntabilitas
penyesuaian program motivasi sistem evaluasi dan monitoring
Pertanggungjawaban
komitmen kerja Profesional kompetensi kerja
Kewajaran
kebijakan objektif
transaksi material
Penyajian Laporan keuangan Penyajian Laporan Kegiatan Perusahaan Penyajian Laporan Pelaksanaan GCG Bank
Pengukuran
Skala Ordinal
penilaian dengan sistem reward penilaian dengan sistem punishment pelaksanaan fungsi struktur organisasi standar operasional kerja
Skala Ordinal
ketaatan pada peraturan perundang-undangan pelaksanaan tanggung jawab dalam tugas
Skala Ordinal
komitmen dalam mengembangkan bank syariah ketahanan terhadap tekanan luar keunggulan kompetitif perusahaan optimalisasi kinerja perusahaan
Skala Ordinal
perlakuan yang adil dalam remunerasi karyawan kesesuaian penempatan posisi kerja dengan kompetensi karyawan
Skala Ordinal
49
adanya kesempatan yang sama dalam kegiatan pelatihan kesesuaian pemberian reward berdasarkan kinerja kesesuaian pemberian sanksi berdasarkan pelanggaran Quantity work
of
Quality of work
Job knowladge
pengambilan inisiatif creativeness kinerja karyawan perilaku inovatif cooperation
Dependability
manajemen waktu tanggung jawab
personal qualities
tingkat potensi diri
terget waktu penyelesaian kerja kecakapan kerja keikhlasan dalam melaksanakan tugas ketekunan kerja pengetahuan akan produk dalam perusahaan pengetahuan terhadap bidang tugas orang lain pengalaman kerja kemampuan menentukan prioritas kemampuan mengemukakan pendapat kemampuan memberikan saran yang baik kemampuan menghasilkan ide positif kemampuan pengambilan keputusan strategis kemampuan kerja sama pengembangan kerja sama efektifitas waktu kerja ketepatan waktu dalam bekerja pemanfaatan waktu semangat dalam bekerja sikap terhadap pekerjaan Kejujuran Kedisipilinan sopan santun Kehandalan integritas pribadi
Skala Ordinal
BAB 4 HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT. Bank Muamalat, Tbk. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendikiawan muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim. Pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp. 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp. 106 miliar. Pada tanggal 27 oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai bank devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengna beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Bank Muamalat Indonesia merupakan satu-satunya lembaga keuangan yang menganut nilai spiritual, yang berhasil melewati krisis moneter pada tahun 50
51
1997-1998, tanpa membebani negara, tanpa memperoleh obligasi dan atau program rekapitulasi. Bank ini memberikan pelayanan perbankan nasional dan internasional, melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman, inovatif dan menguntungkan, serta terus tumbuh secara sehat, dengan kinerja dan reputasi yang positif. 2. Profil Bank Muamalat Cabang Bogor Dengan semakin banyaknya respon masyarakat untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia, maka untuk mempermudah pelayanan bagi seluruh nasabah yang berada di Indonesia, didirikanlah Bank Muamalat cabang di setiap daerah, salah satunya pada Tanggal 5 Februari 2002 didirikanlah BMI Tbk. Cabang Bogor. Bank Muamalat Cabang Bogor mulai beroperasi pada tanggal 5 Februari 2002, saat ini sudah memiliki 3 kantor kas yang berlokasi di daerah Cibinong, Kampus Institute Pertanian Bogor (IPB), dan di Cileungsi. Saat ini, sedang dalam proses untuk pengadaan Kantor Cabang Pembantu di wilayah Tajur, diikuti dengan peningkatan status 3 Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu di tahun 2011 ini. Jaringan ATM yang dimiliki BMI cabang Bogor ini adalah 4 ATM Muamalat yang berlokasi di Kantor Cabang, SPBU di Jalan Soleh Iskandar, Bogor Trade Mall (BTM), dan di IPB Darmaga.
52
Adapun visi dan misi Bank Muamalat yaitu: Visi: Menjadi Bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, di kagumi di pasar rasional. Misi: menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder.1 B . Deskripsi dan Analisis Data Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang disampaikan secara langsung oleh peneliti kepada para responden yaitu para karyawan banking staff di Bank Muamalat Cabang Bogor yang menjadi sampel penelitian. Setelah kuesioner selesai diisi
oleh
responden,
peneliti mengambil kembali untuk selanjutnya
ditabulasikan dan diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0 Ada 39 jumlah kuesioner yang diedarkan kepada 39 responden karyawan banking staff di Bank Muamalat Cabang Bogor. Semua kuesioner telah dikembalikan dengan tingkat pengembalian kuesioner mencapai 100 persen, sehingga jumlah sampel akhir untuk penelitian ini berjumlah 39 responden.
1
Profile lembaga diperoleh dari buku Bank Muamalat, Star War “Laporan Tahunan Annual Report 2008” Pada Hari senin Tanggal 21 Februari 2011, pukul 09.45-10.10 bertempat di kantor Muamalat cabang Bogor lantai 1.
53
1. Karakteristik Responden Penelitian ini menggunakan total sampling yaitu sebanyak 39 responden yang terdiri dari Manajer, karyawan Front Office (Teller dan Costumer Service), Back Office (Umum, Pembiayaan, Pelaporan, Personalia, Transfer), Support Pembiayaan (Legal, pelaporan, Dokumentasi dan Administrasi, Taksasi), Marketing (Funding, Lending, Remedial, LKMS), dan Service Assistant. Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin responden karyawan banking staff di Bank Muamalat Cabang Bogor
dapat dijelaskan bahwa
sebanyak 23 responden (59%) terdiri atas responden laki-laki, dan sebanyakn 16 responden (41%) adalah responden perempuan. Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Frequenc y
Percent
23
59.0
59.0
59.0
Perempuan
16
41.0
41.0
100.0
Total
39 100.0 100.0 Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
Valid Laki-Laki
Valid Percent
Cumulative Percent
Hasil penelitian berdasarkan komposisi jabatan, dapat dijelaskan bahwa 13 responden memiliki jabatan sebagai Relationship Manager, Personalia 1 Orang, SA personalia 1 orang, koordinator Unit Support Pembiayaan 1 orang, Unit Support Pembiayaan 4 orang, koordinator Back
54
Office 1 orang, Back Office sebanyak 7 orang, Customer Service 5 orang, Head Teller 1 orang dan 5 orang sebagai Teller. Untuk lebih jelasnya kita lihat riciannya sebagai berikut adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan Karyawan Frequency Valid
Relationship Manager
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
13
33.3
33.3
33.3
Personalia
1
2.6
2.6
35.9
SA Personalia
1
2.6
2.6
38.5
Koord. USP
1
2.6
2.6
41.0
Unit Support Pembiayaan
4
10.3
10.3
51.3
Koord. Back Office
1
2.6
2.6
53.8
Back Office
7
17.9
17.9
71.8
Customer Service
5
12.8
12.8
84.6
Head Teller
1
2.6
2.6
87.2
Teller
5
12.8
12.8
100.0
Total
39
100.0
100.0
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011 Sedangkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir responden, dapat dijelaskan bahwa responden dengan pendidikan terakhir D 1 / D 2 / D3 adalah
sebanyak 3 responden (7,7%), kemudian diikuti
oleh tingkat pendidikan S1 sebanyak 36 responden (92,3%). Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan terakhir Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
3
7.7
7.7
7.7
S1
36
92.3
92.3
100.0
Total
39
D1/D2/D3
Cumulative Percent
100.0 100.0 Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
55
Sedangkan karakteristik responden berdasarkan lama bekerja karyawan di perusahaan ini dapat dijelaskan bahwa sebanyak 24 responden (61,5%)
mempunyai
lama bekerja kurang dari 37 bulan, sebanyak 10
responden (25,6%) mempunyai lama bekerja selama 37-72 bulan, sebanyak 3 responden (7,7%) mempunyai lama bekerja selama 73-108 bulan dan sebanyak 2 responden (5,1%) mempunyai lama bekerja selama l ebih dari 44 bul an Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di Bank Muamalat Cabang Bogor Frequency Valid <37 Bulan
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
24
61.5
61.5
61.5
37-72 Bulan
10
25.6
25.6
87.2
73-108 Bulan
3
7.7
7.7
94.9
>144 Bulan
2
5.1
5.1
100.0
Total
39 100.0 100.0 Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
Sementara itu, karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja di perusahaan lain sebelum bekerja di Bank Muamalat cabang Bogor adalah 21 responden (53,8%) tidak memiliki pengalaman kerja di perusahaan lain, 16 Orang (41%) memiliki pengalaman bekerja di perusahaan lain selama 1-36 bulan sebelum bekerja di Bank Muamalat, 2 orang (5,1%) memiliki pengalaman bekerja di perusahaan lain selama 37-72 bulan. Rincian olahan data disajikan dalam tabel berikut:
56
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di
perusahaan lain Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0 bulan
21
53.8
53.8
53.8
1-36 Bulan
16
41.0
41.0
94.9
37-72 Bulan
2
5.1
5.1
100.0
39
100.0
100.0
Total
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011 B. Uji Instrumen Pengumpulan Data 1. Uji Validitas Validitas suatu instrumen menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Uji validitas dilakukan guna mengetahui tingkat kesahihan data penelitian yang diisi oleh responden atau dengan kata lain uji yang dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu pertanyaan kuesioner yang digunakan dalam suatu penelitian. Suatu penelitian dikatakan valid jika instrumen penelitian yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan peneliti. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah indeks validitasnya > 0,3. Dengan demikian, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen tersebut tidak valid. Semakin tinggi korelasi itu mendekati
57
angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya atau validitasnya. Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Independen r-hitung Indeks variabel validitas 1 0,877 0,3 2 0,875 0,3 Transparansi 3 0,844 0,3 4 0,768 0,3 1 0,795 0,3 2 0,753 0,3 3 0,819 0,3 4 0,728 0,3 5 0,755 0,3 Akuntabilitas 6 0,603 0,3 7 0,720 0,3 8 0,692 0,3 9 0,679 0,3 10 0,626 0,3 1 0,783 0,3 2 0,735 0,3 3 0,821 0,3 professional 4 0,804 0,3 5 0,654 0,3 6 0,79 0,3 7 0,721 0,3 1 0,556 0,3 2 0,558 0,3 3 0,614 0,3 4 0,545 0,3 Pertanggungjawaban 5 0,557 0,3 6 0,487 0,3 7 0,552 0,3 8 0,551 0,3 1 0,563 0,3 Kewajaran 2 0,530 0,3 3 0,640 0,3
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
58
4 5 6 7 8 9
Variabel
Kinerja Karyawan
0,554 0,3 Valid 0,380 0,3 Valid 0,630 0,3 Valid 0,430 0,3 Valid 0,399 0,3 Valid 0,417 0,3 Valid Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Dependen r-hitung Indeks validitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
0,378 0,546 0,410 0,659 0,335 0,390 0,430 0,559 0,664 0,430 0,671 0,459 0,340 0,399 0,352 0,499 0,396 0,416 0,481 0,524 0,408 0,734 0,367 0,654 0,745 0,605 0,785
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
59
28 29 30 31
0,678 0,536 0,396 0,615
0,3 Valid 0,3 Valid 0,3 Valid 0,3 Valid Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indek reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika skore r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel dan jika skore r Alpha < r tabel, maka dinyatakan tidak reliable. Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Reliabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukur yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan. Disamping pengujian dengan hipotesa di atas, dengan menggunakan metode alpha cronbach, maka batasan reliabilitas sebenarnya sudah ditentukan. Batasan tersebut adalah: Koefisien alpha mendekati 1
: Sangat baik
Koefisien alpha berada di atas angka 0,8
: Baik
Koefisien alpha berada di bawah 0,6
: Tidak baik/tidak reliabel
60
Berikut ini hasil uji reliabilitas variabel-variabel penelitian yang diolah menggunakan SPSS. Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel Cronbach’s Rule of Keterangan Alpha Thumb Transparansi Akuntabilitas Professional Pertanggungjawaban Kewajaran Kinerja Karyawan
0,827 0,6 Reliabel 0,772 0,6 Reliabel 0,786 0,6 Reliabel 0,725 0,6 Reliabel 0,707 0,6 Reliabel 0,741 0,6 Reliabel Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
3. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data normal.2 Sebaran data dapat dikatakan normal apabila nilai sig > 0,05, dan sebaliknya data tidak normal jika nilai sig < 0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas semua data mempunyai nilai sig lebih besar dari 0,05, sehingga bisa disimpulkan bahwa sebaran data normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat keterangan dalam tabel.
2
Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. (Jakarta:Salemba Humanika,2009), hal. 91.
61
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas variabel Penelitian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pertanggungja Transparansi
N
Akuntabilitas
Professional
waban
Kinerja Kewajaran
Karyawan
39
39
39
39
39
39
15.62
38.05
26.85
29.72
33.59
132.00
2.943
4.763
3.588
2.883
2.908
11.005
Absolute
.143
.130
.085
.111
.170
.127
Positive
.095
.120
.080
.111
.170
.075
Negative
-.143
-.130
-.085
-.071
-.083
-.127
Kolmogorov-Smirnov Z
.890
.811
.530
.694
1.062
.791
Asymp. Sig. (2-tailed)
.407
.527
.942
.721
.209
.559
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2011 D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian a. Transparansi Variabel Transparansi diukur melalui 4 pertanyaan dengan pilihan jawaban skala ordinal (sangat mengetahui, mengetahui, ragu-ragu, tidak tahu, sangat tidak mengetahui) kepada 39 responden. Berikut ini hasil penskoran
dari
masing-masing
item
pertanyaan
mengenai
aspek
transparansi. Dengan nilai tertinggi setiap butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 4 pertanyaan maka: Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195 Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39
62
Nilai tertinggi skor variabel = 4 x 195 = 780 Nilai terendah skor variabel = 4 x 39 = 156 Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang, tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel transparansi memiliki skor variabel sebesar 609, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai berikut: Skor variabel teringgi – skor variabel terendah 3 = (708-156):3 = 208 Penilaian ; Tidak Baik
:(156 - 363)
Sedang
: (364 - 571)
Baik
: (572 - 780)
Total skor untuk pertanyaan transparansi dengan 4 pertanyaan adalah 609, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip transparansi di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik. b. Akuntabilitas Variabel akuntabilitas diukur melalui 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban skala ordinal (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju) kepada 39 responden. Berikut ini hasil penskoran dari masing-masing item pertanyaan mengenai aspek akuntabilitas. Dengan nilai tertinggi setiap butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 10 pertanyaan maka: Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195
63
Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39 Nilai tertinggi skor variabel = 10 x 195 = 1950 Nilai terendah skor variabel = 10 x 39 = 390 Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang, tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel akuntabilitas memiliki skor variabel sebesar 1484, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai berikut: Skor variabel teringgi – skor variabel terendah 3 = (1950-390):3 = 520 Penilaian ; Tidak Baik
:(390 - 910)
Sedang
: (911 - 1430)
Baik
: (1431 - 1950)
Total skor untuk pertanyaan akuntabilitas dengan 10 pertanyaan adalah 1484, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip akuntabilitas di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik. c. Professional Variabel provessional diukur melalui 7 pertanyaan dengan pilihan jawaban skala ordinal (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju) kepada 39 responden. Berikut ini hasil penskoran dari masing-masing item pertanyaan mengenai aspek professional. Dengan nilai tertinggi setiap butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 7 pertanyaan maka:
64
Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195 Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39 Nilai tertinggi skor variabel = 7 x 195 = 1365 Nilai terendah skor variabel = 7 x 39 = 273 Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang, tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel professional memiliki skor variabel sebesar 1047, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai berikut: Skor variabel teringgi – skor variabel terendah 3 = (1365-273):3 = 364 Penilaian ; Tidak Baik
:(273 - 637)
Sedang
: (638 - 1001)
Baik
: (1002 - 1365)
Total skor untuk pertanyaan professional dengan 7 pertanyaan adalah 1047, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip professional di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik.
d. Pertanggungjawaban Variabel pertanggungjawaban diukur melalui 8 pertanyaan dengan pilihan jawaban skala ordinal (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju) kepada 39 responden. Berikut ini hasil penskoran dari masing-masing item pertanyaan mengenai aspek pertanggungjawaban.
65
Dengan nilai tertinggi setiap butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 8 pertanyaan maka: Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195 Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39 Nilai tertinggi skor variabel = 8 x 195 = 1560 Nilai terendah skor variabel = 8 x 39 = 312 Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang, tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel pertanggungjawaban memiliki skor variabel sebesar 1159, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai berikut: Skor variabel teringgi – skor variabel terendah 3 = (1560-312):3 = 416 Penilaian ; Tidak Baik
:(312 - 728)
Sedang
: (729 - 1144)
Baik
: (1145- 1560)
Total skor untuk pertanyaan pertanggungjawaban
dengan 8
pertanyaan adalah 1159, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip pertanggungjawaban di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik. e. Kewajaran Variabel Kewajaran
diukur melalui 9 pertanyaan dengan pilihan
jawaban skala ordinal (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju) kepada 39 responden. Berikut ini hasil penskoran dari masing-masing
66
item pertanyaan mengenai aspek kewajaran. Dengan nilai tertinggi setiap butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 9 pertanyaan maka: Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195 Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39 Nilai tertinggi skor variabel = 9 x 195 = 1755 Nilai terendah skor variabel = 9 x 39 = 351 Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang, tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel kewajaran memiliki skor variabel sebesar 1310, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai berikut: Skor variabel teringgi – skor variabel terendah 3 = (1755-351):3 = 468 Penilaian ; Tidak Baik
:(351 - 819)
Sedang
: (820 - 1287)
Baik
: (1288- 1755 )
Total skor untuk pertanyaan
kewajaran
dengan 9 pertanyaan
adalah 1310, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip kewajaran di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai baik. f. Kinerja Karyawan Variabel kinerja karyawan diukur melalui 31 pertanyaan dengan pilihan jawaban skala ordinal. Berikut ini hasil penskoran dari masing-
67
masing item pertanyaan mengenai aspek kinerja karyawan. Dengan nilai tertinggi setiap butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 31 pertanyaan maka: Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195 Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39 Nilai tertinggi skor variabel = 31 x 195 = 6045 Nilai terendah skor variabel = 31 x 39 = 1209 Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang, tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel kinerja karyawan memiliki skor variabel sebesar 5148, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai berikut: Skor variabel teringgi – skor variabel terendah 3 = (6045 - 1209):3 = 1612 Penilaian ; Tidak Baik
:(1612 - 2821)
Sedang
: (2822 - 4433)
Baik
: (4434- 6045)
Total skor untuk pertanyaan
kinerja karyawan
dengan 31
pertanyaan adalah 5148, ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai baik.
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor Terdapat dua jenis variabel bila dilihat berdasarkan hubungan/pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya, yaitu variabel dependen/terikat dan variabel independen/bebas. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dapat menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Bank Muamalat Cabang Bogor, berikut ini adalah hasil analisis regresi linear berganda dengan variabel independen prinsip-prinsip GCG dan variabel dependen kinerja karyawan. 1. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor Dalam proses analisis data regresi berganda menggunakan SPSS, tabel variabels entered/removed di bawah ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam regresi adalah transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja karyawan.
68
69
Tabel. 5.1 Variabels Entered/Removedb Model 1
Variabels Removed
Variabels Entered kewajaran, pertanggungjawaban, akuntabilitas, professionala
transparansi,
Method . Enter
a. All requested variabels entered. B. Dependent variabel: kinerja karyawan
Selanjutnya untuk melihat apakah variabel bebas memiliki hubungan dengan variabel terikat serta melihat seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, maka dilihat melalui Tabel Model Summary. Adapun untuk melihat bagaimana hubungan variabel bebas dan variabel terikat, yaitu dengan melihat pedoman tingkat hubungan berikut ini.
Tabel 5.2 Pedoman Tingkat Hubungan Variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang/Cukup Kuat 0,60 - 0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, hal. 183
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat dilihat Tabel Model Summary di bawah ini:
70
Tabel 5.3 Model Summary
Model
R .964a
1 A.
R Square
Predictors:
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.929
(constant),
kewajaran,
.918
3.154
pertanggungjawaban,
transparansi, akuntabilitas, professional
Tabel menunjukkan korelasi (R) dan pengaruh (R2) variabel penelitian. Pada R (0,964 / 96,4%) merupakan korelasi yang ditunjukkan antara variabel bebas dan variabel terikat, yaitu korelasi yang sangat kuat. Kemudian Nilai R2 (0,929
/
92,9%)
menunjukkan
pengaruh
transparansi,
professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran
akuntabilitas,
pada kinerja karyawan,
sisanya sekitar 7,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Selanjutnya adalah tabel anova, yaitu tabel yang menunjukkan apakah variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel bebas. Caranya adalah dengan melihat nilai signifikansi. Jika nilai sig < 0,05 maka Ho yang menyebutkan
bahwa
“tidak
ada
pengaruh
transparansi,
akuntabilitas,
professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran terhadap kinerja karyawan” ditolak. Berdasarkan hasil penelitian, tabel output annova yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
71
Tabel 5.4 ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
4273.816
5
854.763
328.184
33
9.945
Residual
F
Sig. .000a
85.949
Total 4602.000 38 A. Predictors: (constant), kewajaran, pertanggungjawaban, transparansi, akuntabilitas, professional B. Dependent variabel: kinerja karyawan
Nilai sig dalam tabel output anova di atas adalah 0, sangat jelas bahwa 0 < 0,05, maka Ho yang menyebutkan bahwa “tidak ada pengaruh transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran terhadap kinerja karyawan” ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran pada kinerja karyawan. Untuk dapat menentukan variabel mana yang mempengaruhi kinerja karyawan dapat diketahui dengan melihat nilai sig pada pada tabel coeffisien berikut ini: Tabel 5.5 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
47.848
7.469
Transparansi
1.138
.415
.304
2.739 .010
Akuntabilitas
.600
.250
.260
2.403 .022
Professional
1.040
.385
.339
2.699 .011
Pertanggungjawaban
-.061
.186
-.016
-.328 .745
.520
.254
.137
2.047 .049
Kewajaran A. Dependent variabel: kinerja karyawan
6.406 .000
72
Pada tabel di atas transparansi, akuntabilitas, professional dan kewajaran memiliki nilai signifikansi berturut turut 0,010 ; 0,022 ; 0,011; 0,49, hal ini menunjukkan nilai signifikansi keempat variabel bebas lebih kecil dari 0,05. Ini artinya secara parsial transparansi, akuntabilitas, professional dan kewajaran memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan bank. Sementara variabel pertanggungjawaban memiliki nilai signifikansi sebesar 0,745 yang nilainya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa secara parsial tidak ada pengaruh pertanggungjawaban terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan, akan dilakukan perhitungan regresi linear ulang sebagai pembuktian hipotesis parsial variabel bebas yang memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. 2. Pengaruh Prinsip Transparansi terhadap Kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor Sebelum melakukan regresi berganda perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas, semua item pertanyaan dinyatakan valid. Berikut ini di sajikan hasil uji validitas dan reliabilitas variabel penelitian.
73
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas variabel Transparansi r-hitung
Indeks validitas 0,3 0,3 0,3 0,3
variabel 1 2 3 4
Transparansi
0,877 0,875 0,844 0,768
Keterangan Valid Valid Valid Valid
Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Transparansi Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .827
5
Variabel Transparansi dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,827 , lebih besar daripada 0,6. Setelah semua data dinyatakan valid dan reliable, selanjutnya dapat dilakukan regresi linear berganda. Dengan melakukan regresi pada variabel transparansi dan variabel kinerja karyawan. Berikut ini hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0:
Tabel 5.8 Model Summary
Model 1
R .915a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .837
a. Predictors: (constant), transparansi
.832
4.505
74
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara prinsip transparansi dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 91,5%, serta terdapat pengaruh antara prinsip transparansi terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 83,7%, sisanya sebesar 16,3 % di pengaruhi faktor lain.
3. Pengaruh Prinsip Akuntabilitas terhadap Kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip akuntabilitas secara parsial terhadap kinerja karyawan dengan analisis regresi berganda, sebelumnya berikut ini disajikan hasil uji kualitas data (validitas dan reliabilitas) variabel akuntabilitas. Berdasarkan hasil uji validitas, dinyatatakan valid untuk sepuluh item pertanyaan dan juga dinyatakan relibel. Berikut ini disajikan ringkasan hasil uji validitas: Tabel 5.9 r-hitung variabel
Akuntabilitas
1 2 3 4 5 6 7
0,795 0,753 0,819 0,728 0,755 0,603 0,72
Indeks Keterangan validitas 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
75
8 9 10
0,692 0,679 0,626
0,3 0,3 0,3
Valid Valid Valid
Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Akuntabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.772
11
Setelah semua data dinyatakan valid dan reliable, selanjutnya dapat dilakukan regresi linear berganda. Dengan melakukan regresi pada
kedua
variabel tersebut. Berikut ini hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0: Tabel 5.11 Model Summary Model 1
R
R Square .911
a
Adjusted R Square
.830
.825
Std. Error of the Estimate 4.604
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara prinsip akuntabilitas dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 91,1% serta terdapat pengaruh antara prinsip akuntabilitas terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 83%, sisanya sebesar 17 % di pengaruhi faktor lain.
76
4. Pengaruh Prinsip Professional terhadap Kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip professional secara parsial terhadap kinerja karyawan dengan analisis regresi berganda, sebelumnya berikut ini disajikan hasil uji kualitas data (validitas dan reliabilitas) variabel professional. Berdasarkan hasil uji validitas, dinyatatakan valid untuk tujuh item pertanyaan dan juga dinyatakan relibel. Berikut ini disajikan ringkasan hasil uji validitas: Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas Variabel Professional rIndeks Keterangan hitung validitas variabel
professional
1 2 3 4 5 6 7
0,783 0,735 0,821 0,804 0,654 0,79 0,721
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 5.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Professional Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .786
8
77
Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip professional secara parsial terhadap kinerja karyawan, dengan melakukan regresi pada kedua variabel tersebut. Berikut ini hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0: Tabel 5.14 Model Summary Model
R
1
.934a
R Square
Adjusted R Square
.872
.869
Std. Error of the Estimate 3.989
a. Predictors: (Constant), PROFESSIONAL Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara prinsip professional dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 93,4% serta terdapat pengaruh antara prinsip profesional terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 87,2%, sisanya sebesar 12,8 % % di pengaruhi faktor lain. 5. Pengaruh Prinsip Kewajaran terhadap Kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip kewajaran secara parsial terhadap kinerja karyawan dengan analisis regresi berganda, sebelumnya berikut ini disajikan hasil uji kualitas data (validitas dan reliabilitas) variabel kewajaran. Berdasarkan hasil uji validitas, dinyatatakan valid untuk tujuh item
78
pertanyaan dan juga dinyatakan relibel. Berikut ini disajikan ringkasan hasil uji validitas: Tabel 5.15 Hasil Uji Validitas Variabel Kewajaran r-hitung Indeks Keterangan validitas variabel
Kewajaran
1 2 3 4 5 6 7
0,563 0,53 0,64 0,554 0,38 0,63 0,43
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 5.16 Hasil Uji Relibialitas Variabel Kewajaran Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .707
10
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip kewajaran secara parsial terhadap kinerja karyawan, dengan melakukan regresi pada kedua variabel tersebut. Berikut ini hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0: Tabel 5.17 Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
1 .731a .534 a. Predictors: (Constant), KEWAJARAN
.522
Std. Error of the Estimate 7.611
79
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara prinsip kewajaran dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 7,31% serta terdapat
pengaruh antara prinsip
kewajaran terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 53,4%, sisanya sebesar 46,6 % % di pengaruhi faktor lain. Selain menguji ada atau tidaknya pengaruh prinsip-prinsip GCG secara parsial terhadap kinerja karyawan, dari hasil penelitian ini kita juga dapat mencari tahu bagaimana hubungan kinerja karyawan dengan informasi umum yang didapat dari semua responden, misalnya hubungan jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, posisi jabatan, lama bekerja di Bank Muamalat Cabang Bogor dan lama bekerja diperusahaan lain terhadap kinerja karyawan. Yang pertama, mencari tahu apakan ada pengaruh jenis kelamin terhadap kinerja karyawan. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa jumlah karyawan berjenis kelamin laki-laki adalah 23 responden dan 16 responden berjenis kelamin perempuan. Untuk itu, dilakukan regesi antara variabel jenis kelamin dengan kinerja karyawan. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan:
Tabel 5.18 Model Summary Model 1
R .043
R Square a
Adjusted R Square
.002
a. Predictors: (Constant), Jenis Kelamin
-.025
Std. Error of the Estimate 11.142
80
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah antara jenis kelamin dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 4,3%. Sedangkan berdasarkan tabel annova berikut ini membuktikan bahwa hipotesis yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh antara jenis kelamin terhadap kinerja karyawan, karena nilai signifikansi pada tabel anova bernilai lebih besar dari 0,05. Sehingga jelas tidak ada pengaruh anta antara jenis kelamin terhadap kinerja karyawan.
Tabel 5.19 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
8.584
1
8.584
Residual
4593.416
37
124.146
Total
4602.000
38
F
Sig. .069
.794
a
a. Predictors: (Constant), Jenis Kelamin b. Dependent Variabel: kINERJA KARYAWAN
Selanjutnya telah dicoba untuk melakukan tabulasi silang antara variabel jenis kelamin, jabatan karyawan dengan keseuaian pekerjaan dengan minat, berikut ini adalah hasil tabulasi silang tersebut:
Grafik 5.1 Hasil Tabulasi Silang Kesesuaian Pekerjaan Dengan Minat Untuk Jenis Kelamin Laki-Laki Berdasarkan Jabatan Karyawan
81
Grafik 5.2 Hasil Tabulasi Silang Kesesuaian Pekerjaan Dengan Minat Untuk Jenis Kelamin Penempuan Berdasarkan Jabatan Karyawan
Dari grafik di dapatkan informasi mengenai kesesuaian minat dengan
82
pekerjaan saat ini. Pendapat responden yang sangat setuju terhadap pernyataan adanya kesusaian pekerjaan dengan minat berjumlah 18 orang terdiri dari: 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Sementara yang menyatakan setuju dengan adanya kesesuaian minat dengan pekerjaan berjumlah 20 orang terdiri dari: jenis kelamin laki-laki adalah 13 orang dan perermpuan sebanyak 7 orang. Sementara yang menyatakan netral terhadap pernyataan tersebut ada 1 orang. Ini menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian penempatan karyawan dengan posisi karyawan. Selanjutnya dicoba untuk melakukan tabulasi silang antara variabel pengalaman kerja di perusahaan lain, dengan kesesuaian dengan kemampuan untuk menciptakan/ merancang produk baru untuk perusahaan, berikut ini adalah hasil tabulasi silang tersebut: Grafik 5.3 Hasil Tabulasi Silang Kemampuan Merancang Produk Baru Dengan Pengalaman
Dari grafik diperoleh informasi bahwa intensitas karyawan yang memiliki pengalaman kerja 9 orang selalu memberikan masukan sebagai rancangan
83
produk baru, yang sering memberikan masukan poositif untuk rancangan produk baru berjumlah 6 orang, dan yang jarang ada 3 orang. Selanjutnya mencari tahu apakan ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan. Dari hasil penelitian menunjukkan: Tabel 5.20 Model Summary
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.044
a
.002
-.025
11.142
a. Predictors: (Constant), Pendidikan terakhir
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah antara tingkat pendidikan terakhir dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 4,4%. Sedangkan berdasarkan tabel annova berikut ini membuktikan bahwa hipotesis yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan, karena nilai signifikansi pada tabel anova bernilai lebih besar dari 0,05. Sehingga jelas tidak ada pengaruh antaratingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan. Tabel 5.21 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
9.028
1
9.028
Residual
4592.972
37
124.134
Total
4602.000
38
a. Predictors: (Constant), Pendidikan terakhir b. Dependent Variabel: kINERJA KARYAWAN
F
Sig. .073
.789
a
84
Kemudian bisa juga diketahui mengenai bagaimana hubungan dan pengaruh posisi jabatan karyaawan terhadap kinerja karyawan. Dari hasil penelitian menunjukkan: Tabel 5.22 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1542.518
1
1542.518
Residual
3059.482
37
82.689
Total
4602.000
38
F 18.655
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Jabatan Karyawan b. Dependent Variabel: kINERJA KARYAWAN
Berdasarkan tabel annova berikut ini membuktikan bahwa hipotesis yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh antara jabatan karyawan terhadap kinerja karyawan (Ho) ditolak, karena nilai signifikansi pada tabel anova bernilai lebih kecil dari 0,05. Sehingga terdapat pengaruh antara jabatan karyawan terhadap kinerja karyawan. Adapun nilai besaran pengaruhnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 5. 23 Model Summary Model 1
R .579
R Square a
Adjusted R Square
.335
.317
Std. Error of the Estimate 9.093
a. Predictors: (Constant), Jabatan Karyawan
Berdasarkan tabel hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat (sedang) antara jabatan karyawan dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 57,9% dan jabatan karyawan memiliki
85
pengaruh 33,5% terhadap kinerja karyawan. B. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap Aspek Penilaian Kinerja Karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor Dalam Bab tiga telah dijelaskan mengenai definisi operasional variabel, dapat dilihat bahwa variabel kinerja karyawan terbagi dalam beberapa aspek. Berikut ini akan di bahas mengenai hubungan dan pengaruh antara prinsipprinsip GCG terhadap berbagai aspek penilaian kinerja karyawan, dan juga untuk memperoleh informasi mengenai aspek kinerja karyawan mana yang paling besar dipengaruhi oleh prinsip-prinsip GCG.Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai hubungan dan pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap berbagai aspek penilaian kinerja karyawan. 1. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Personal Quality Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek personal Quality digunakan sepuluh pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 15 sampai 21 dan 29 – 31. Berikut ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai variabel bebas dan aspek personal quality sebagai variabel bebas.
86
Tabel 5.24 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
407.226
5
81.445
Residual
121.851
33
3.692
Total
529.077
38
F
Sig.
22.057
.000a
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional b. Dependent Variabel: personal quality
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek personal quality. Tabel 5.25 Model Summary Model 1
R .877a
R Square
Adjusted R Square
.770
A. Predictors: (constant), kewajaran, transparansi, akuntabilitas, professional
.735
Std. Error of the Estimate 1.922
pertanggungjawaban,
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas dan variabel terikat yaitu sebesar 87,7% yang menunjukkan bahwa hubungannya sangat kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 77%. Dan sisanya sebesar 23% dipengaruhi faktor lainnya.
2. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Dependability Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor
87
Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek dependability digunakan tiga pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 6 samapai 8. Berikut ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai variabel bebas dan aspek dependability sebagai variabel bebas. Tabel 5.26 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
26.991
5
5.398
Residual
15.983
33
.484
Total
42.974
38
F
Sig.
11.146
.000a
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional b. Dependent Variabel: dependability
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek dependability. Tabel 5.27 Model Summary Model 1
R
R Square .793a
.628
Adjusted R Square .572
Std. Error of the Estimate .696
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas dan variabel terikat yaitu sebesar 79,3% yang menunjukkan bahwa hubungannya kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 62,8%. Dan sisanya
88
sebesar 37,2% dipengaruhi faktor lainnya. 3.
Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Quality of Work Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek Quality of Work digunakan dua pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 1 samapai 2. Berikut ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai variabel bebas dan aspek quality of work sebagai variabel bebas. Tabel 5.28 ANOVAb
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
18.145
5
3.629
Residual
18.932
33
.574
Total
37.077
38
F
Sig. 6.326
.000a
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional b. Dependent Variabel: quality of work
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek quality of work . Tabel 5.29 Model Summary Model 1
R .700a
R Square
Adjusted R Square
.489
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Transparansi, Akuntabilitas, Professional
.412
Std. Error of the Estimate .757
Pertanggungjawaban,
89
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas dan variabel terikat yaitu sebesar 70% yang menunjukkan bahwa hubungannya kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 48,9%. Dan sisanya sebesar 51,1% dipengaruhi faktor lainnya. 4.
Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Job Knowladge Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek Job Knowladge digunakan enam pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 9 samapai 14. Berikut ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai variabel bebas dan aspek Job Knowladge sebagai variabel bebas.
Tabel 5.30 ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression Residual
Df
Mean Square
180.751
5
36.150
81.146
33
2.459
F 14.701
Sig. .000a
Total 261.897 38 a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional b. Dependent Variabel: job knowledge
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek Job Knowladge.
90
Tabel 5.31 Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .831a .690 .643 1.568 a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas dan variabel terikat yaitu sebesar 83,1% yang menunjukkan bahwa hubungannya sangat kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 69%. Dan sisanya sebesar 31% dipengaruhi faktor lainnya.
5.
Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Cooperation (Kerja Sama) Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek Cooperation digunakan tiga pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 3 samapai 5. Berikut ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai variabel bebas dan aspek Cooperation sebagai variabel bebas. Tabel 5.32 ANOVAb Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
38.804
5
7.761
6.058
.000a
Residual
42.273
33
1.281
Model 1
Total 81.077 38 a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional b. Dependent Variabel: cooperation
91
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek Cooperation. Tabel 5.33 Model Summary Model 1
R .692a
R Square
Adjusted R Square
.479
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Transparansi, Akuntabilitas, Professional
.400
Std. Error of the Estimate 1.132
Pertanggungjawaban,
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas dan variabel terikat yaitu sebesar 69,2% yang menunjukkan bahwa hubungannya kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 47,9%. Dan sisanya sebesar 52,1% dipengaruhi faktor lainnya. 6. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Kreativitas Karyawan Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek Kreativitas Karyawan digunakan tujuh pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 22 samapai 28. Berikut ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai variabel bebas dan aspek kreativitas sebagai variabel bebas.
92
Tabel 5.34 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
338.324
5
67.665
22.017
.000a
Residual
101.420
33
3.073
Total
439.744
38
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional b. Dependent Variabel: kreativitas
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek kreativitas karyawan.
Tabel 5.35 Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .877a .769 .734 1.753 a. Predictors: (Constant), KEWAJARAN, PERTANGGUNGJAWABAN, tRANSPARANSI, AKUNTABILITAS, PROFESSIONAL Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas dan variabel terikat yaitu sebesar 87,7% yang menunjukkan bahwa hubungannya sangat kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 76,9%. Dan sisanya sebesar 23,1% dipengaruhi faktor lainnya.
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) dalam manajemen Sumber daya manusia (SDM) dan melihat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009, yaitu prinsip transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Berikut ini adalah hasil dari penelitian yang telah dilakukan. a.
Penerapan prinsip transparansi dalam manjemen sumber daya manusia di Bank Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan transparansi dengan 4 pertanyaan adalah 609, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip transparansi di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik.
b.
Penerapan prinsip akuntabilitas dalam manjemen sumber daya manusia di Bank Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan akuntabilitas dengan 10 pertanyaan adalah 1484, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip akuntabilitas di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik.
93
94
c.
Penerapan prinsip professional dalam manjemen sumber daya manusia di Bank Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan professional
dengan 7 pertanyaan adalah 1047, ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan prinsip professional di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik. d.
Penerapan prinsip pertanggungjawaban dalam manjemen sumber daya manusia di Bank Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan pertanggungjawaban
dengan 8 pertanyaan adalah 1159, ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip pertanggungjawaban di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik. e.
Penerapan prinsip kewajaran dalam manjemen sumber daya manusia di Bank Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan kewajaran dengan 9 pertanyaan adalah 1310, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip kewajaran di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai baik.
f.
Dan jika dinilai tingkat kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan
kinerja karyawan
dengan 31
pertanyaan adalah 5148, ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai baik. Selanjutnya menilai hubungan dan pengaruh prinsip GCG terhadap kinerja karyawan jika di terapkan secara bersama-sama memiliki pengaruh sebesar 92,9%, dan berikut ini rincian dari masing-masing variabel:
95
a.
Terdapat hubungan yang sangat kuat antara penerapan prinsip transparansi dan kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 91,5%, dan adanya pengaruh penerapan prinsip transparansi terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 83,7%, sisanya sebesar 16,3 % di pengaruhi faktor lain.
b.
Terdapat hubungan yang sangat kuat antara prinsip akuntabilitas dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 91,1% serta terdapat pengaruh antara prinsip akuntabilitas terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 83%, sisanya sebesar 17 % di pengaruhi faktor lain.
c.
terdapat hubungan yang sangat kuat antara prinsip professional dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 93,4% serta terdapat pengaruh antara prinsip professional terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 87,2%, sisanya sebesar 12,8 % % di pengaruhi faktor lain.
d.
Terdapat hubungan yang kuat antara prinsip kewajaran dan kinerja karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 73,1% serta terdapat pengaruh antara prinsip kewajaran terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 53,4%, sisanya sebesar 46,6 % % di pengaruhi faktor lain. Berdasarkan rincian di atas variabel yang paling kuat hubungannya terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat cabang Bogor adalah penerapan prinsip professional, sementara variabel yang secara parsial paling berpengaruh
96
terhadap Kinerja Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor adalah penerapan prinsip professional. B. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu, lamanya
waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan wawancara kepada responden karena sekitar 40% dari total karyawan tersebar di kantor kas, sehingga membutuhkan waktu untuk tetap dapat mendapatkan hasil wawancara dengan para responden tersebut. C. Saran Berdasarkan hasil ini, penulis memberikan saran antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen Sumber Daya Manusia di Bank Muamalat Cabang Bogor, untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga nantinya dapat memiliki sumber daya manusia yang betulbetul konsisten dengan penuh professional untuk mengembangkan perusahaan secara khusus dan ekonomi islam secara umum. 2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas cakupan penelitian bukan hanya pada manajemen SDM , sehingga dapat dijadikan referensi bagi pihak terkait untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh, baik untuk pihak perusahaan, peneliti lain, dan pihak lain yang juga tertarik untuk lebih memahami lebih jauh mengenai implikasi baik langsung maupun tidak langsung dari penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governanace.
99
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya Agustianto, GCG Bank Syariah dan Peran DEwan Pengwas Syariah, Artikel ini dimuat di Seputar Indonesia Edisi Minggu, 31 Oktober 2010: Berita Industri Syariah diakses pada tanggal 22 januari 2011 dari www.muamalatbank.com/index.php/home/news. Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syariah, Harian Umum Pelita edisi Sabtu 16 oktober 2010. Agustianto. Bank Syariah dan Good Corporate Governance, Artikel di akses pada tanggal 23 Mei 2011 dari http://ekonomiislami.blogspot.com/2009/08/bank-syariah-dan-goodcorporate.html Bey Arifin, Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Vol. 2 No. 1 tahun 2005. Chapra, M. Umer dan Habib Ahmed. Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah. Diterjemahkan oleh Ikhwan Abidin Basri. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Dusuki, Asyraf wajdi. Corporate Governance and Stakeholder Management: an Islamic Approach. Dalam Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia. Erlina dan Sri Mulyani, Metode Penelitian Bisnis, (Medan: USU Press, 2007). Fattah, Nanang. Landasan Manajemen. (Bandung : Rosda Karya, 1999. Human Resourches Highlight (Ikhtisar Sumber Daya Manusiat), sumber diakses pada tanggal 28 Maret 2011 dari http://www.muamalatbank.com/assets/cd/p03/07.html Iqbal, Z. dan A. Mirakhor. Pengantar Keuangan Islam Teori dan Praktik. Diterjemahkan oleh A.K.Anwar. (Jakarta: Kencana, 2008).
100
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009). Komite Nasional Kebijakan Corporate Governanve, Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia, Januari 2004. Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan 2009 Bank Muamalat. Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2010). Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. (Jakarta: Salemba Empat, 2009). Mulyadi. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisikedua. ( Yokyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997. Nienhaus,V. Corporate Governance in Islamic Banks. Dalam T. Khan dan D. Muljawan (ed.), Islamic Financial Architecture: Risk Management and Financial Stability. (Jeddah: IRTI,2006) Nindyo Pramono,, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, (Bandung : Citra Aditya bakti, 2006. Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. (Jakarta:Salemba Humanika,2009), Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Prawirosentono, Suryadi. Kebijakan Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: BPFE,1999). Pontas R. Siahaan dalam workshop Good Corporate Governance bagi karyawan Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah bidang Perekonomian di Pusdiklat Pengawasan BPKP, Gadog, Bogor (18-20 Agustus, 2004) artikel diakses pada tanggal 19 oktober 2010 dari http://www.bpkp.go.id/unit/perekonomian/GCG.pdf. Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: fakultas Psikologi UGM, 1994).
101
Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. (Bandung: Mandar Maju, 2001),1 ,Mengindentifikasi dan Mengukur Kinerja Karyawan, Artikel ini diakses pada tanggal 22 Januari 2011 dari http://artikelsdm.blogspot.com/2009/09/peranan-sumber-daya-manusiabagi.html. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010. Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. (Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 1997). Tim Wahana Komputer, Panduan Aplikatif dan Solusi Mengolah data Statistik Hasil penelitian dengan SPSS 17. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010). Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan penjelasannya.
ORGANIZATIONAL STRUCTURE BOGOR BRANCH Remedial Division Head
Risk Management Head
Internal Audit Division Head
Area Manager
NOD Head
Branch Manager
Financing Risk
Resident Auditor Operation Manager
Account Manager
RM Financing
RM Funding
Customer Service
Koord. Staf Back Office, pelaporan, dan Pembiayaan
Kord. Staff Pelayanan dan HT
Teller Personalia
SA Personalia
Umum, Sarana&logistic, operator, Driver security, OB
Sundries, pelaporan, operasional pembiayaan
Koord. Staff Unit Support Pembiayaan
Legal, Administrasi, Taksasi&CI, Reviewer