PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH (PERIODE 2011 – 2014)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
LOLITA YULIARTY PASARIBU NIM: 1112046100127
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016/ 1437 H
i
ii
iii
ABSTRAK
LOLITA YULIARTY PASARIBU. 1112046100127. Pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governanace terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Syariah. Program Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1437/2016 M. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital dan good corporate governance terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah periode 2011-2014. Pengujian dilakukan dengan SEM-PLS, dengan pengolah data WarpPLS 5.0. Variabel independen terdiri dari intellectual capital dan good corporate governance. Variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja keuangan Bank Umum Syariah (ROA dan NPM). Penelitian yang menggunakan teknik purposive sampling ini menggunakan sebanyak 40 sampel yang merupakan Bank Umum Syariah periode 20112014. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data dokumentasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Intellectual capital berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan dan Good corporate governance berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan. Kata kunci : Intellectual capital, Good Corporate Governance, Kinerja, SEM-Partial Least Square (PLS) Pembimbing : Rizqon Halal Syah Aji, M. Si
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta kepada keluarga dan para sahabat-Nya, semoga kelak kita termasuk kedalam umat yang mendapatkan syafaat dari beliau di hari akhir kelak. Alhamdulillah, penelitian yang berjudul "Pengaruh Intellectual Capital dan
Good Corporate Governance terhadap
Kinerja
Keuangan Perbankan
Syariah Periode 2011-2014" telah dapat penulis selesaikan. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada dasarnya dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak kesulitan. Akan tetapi
dengan
adanya
bantuan
dan
partisipasi
dari
berbagai
pihak
Alhamdulillah penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Penulis menyadari
bahwa
tanpa bantuan
dan
bimbingan
dari
berbagai
pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada: 1. Bapak Dr. Phil Asep Saepudin Jahar, M.A selaku
dekan
Fakultas
Syariah dan Hukum yang saya hormati yang telah memimpin Fakultas Syariah dan Hukum.
vi
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A dan Bapak Dr. Abdurrauf, M.A selaku ketua dan sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang selalu memberikan arahan dan
bimbingan kepada seluruh mahasiswa prodi Muamalat. 3. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pengarahan dan
motivasi
serta
memberiikan ilmu yang sangat berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Bapak Moch Bukhori Muslim, Lc selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan motivasi dan membimbing penulis dari semester awal hingga penyelesaian skripsi ini. 5. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberiikan ilmu dan pengetahuan yang sangat berguna, serta akhlak yang tidak ternilai harganya. 6. Keluarga besar perpustakaan utama dan akademik fakultas yang telah direpotkan selama pembuatan skripsi ini. 7. Kedua orang tua saya Ridoan Bondar dan Ningsih yang telah memberikan dukungan baik doa, materi, moral dan kesabarannya menunggu terselesaikannya skripsi ini serta adik-adik saya Rahmad Hamdani dan Rasyid Septian Pasaribu.
Semoga
Allah
selalu
memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada kalian. 8. Sahabat dekat penulis yaitu Muhammad Chaydir yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
vii
9. Keluarga besar Perbankan Syariah C angkatan 2011, terutama Alex Prasetyo, Taufik Ismail, Ambiayatul Kalam, Nur Aliyah, Emi Rosilawati, Ayu Putriana dan Hana Amalia Yosral. Terima kasih atas ilmu, pengertian dan semua saran-sarannya. 10. Teman-teman seperjuangan, Noerlisma Damayanti, Suci Rahayu, Nanda Pipit, Gita Ramadhini, Robiatul Adawiyah (Rara) dan ka dian yang tak kenal bosan menjadi teman diskusi dan sharing. Terima kasih atas ilmu, pengertian dan semua saran-sarannya. 11. Keluarga besar KKN BATIK 2015 yang selalu memberi semangat untuk penulis. Terima kasih telah menjadi keluarga kecil yang hangat. 12. Serta seluruh pihak yang telah berjasa namun belum marnpu penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, karenanya dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan penulisan-penulisan di masa mendatang. Akhir kata, harapan penulis semoga Allah SWT memberiikan keberkahan bagi semua pihak yang membantu dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu. Jakarta, 12 Juni 2016
Lolita Yuliarty Pasaribu
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN.......................................................iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv ABSTRAK .............................................................................................................. v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8 C. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................... 8 1.
Pembatasan Masalah ................................................................................ 8
2.
Perumusan Masalah .................................................................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 10 1.
Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
2.
Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14 A. Kinerja Keuangan Perbankan Syariah ....................................................... 14 1.
Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan .............................................. 14
2.
Analisis Kinerja Keuangan ..................................................................... 15
B. Intellectual Capital..................................................................................... 18 1.
Definisi Intellectual Capital ................................................................... 18
ix
2.
Komponen Intellectual Capital .............................................................. 20
3.
Manfaat Intellectual Capital................................................................... 22
4.
Pengukuran Intellectual Capital ............................................................. 24
C. Good Corporate Governance ..................................................................... 30 1.
Pengertian Good Corporate Governance. .............................................. 30
2.
Landasan Hukum Good Corporate Governance .................................... 32
3.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ........................................ 34
4.
Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance................................ 41
5.
Mekanisme Good Corporate Governance ............................................. 42
6.
Good Corporate Governance pada Perbankan Syariah ......................... 45
7. Penilaian Self Assessment Good Corporate Governance Bank Umum Syariah di Indonesia .......................................................................... 47 D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ......................................................... 50 E. Kerarangka Teori ....................................................................................... 53 F.
Kerangka Konseptual ................................................................................. 56
G. Dasar Perumusan Hipotesis ....................................................................... 57 BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 58 A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 58 1.
Jenis dan Sumber Data Penelitian .......................................................... 58
2.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 59
3.
Teknik pengolahan data .......................................................................... 60
4.
Metode Pengumpulan Data .................................................................... 61
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 61 1.
Variabel Dependen ................................................................................. 61
2.
Variabel Independen ............................................................................... 63
C. Teknik Analisis Data .................................................................................. 70
3.
1.
Statistik Deskriptif .................................................................................. 70
2.
Evaluasi Model Pegukuran ..................................................................... 70 Hipotesis..................................................................................................... 74
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 77 A. Gambaran Penelitian .................................................................................. 77
x
1.
Gambaran Kinerja Keuangan Bank Syariah tahun 2011 -2014 ............. 77
2.
Gambaran Intellectual Capital Bank Syariah tahun 2011 -2014 .......... 78
3.
Gambaran Good Corporate Bank Syariah tahun 2011 -2014 .............. 79
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian.............................................................. 80 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 80
2.
Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)........................................... 83
3.
Evaluasi Model Struktural (Inner Model) .............................................. 85
4.
Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 86
C. Pembahasan ................................................................................................ 92 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 97 A. Kesimpulan ................................................................................................ 97 B. Saran ........................................................................................................... 98 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100 LAMPIRAN ........................................................................................................ 102
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bobot Perhitungan Komposit ................................................................ 49 Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel........................................................................... 59 Tabel 3.2 Daftar Nama Bank Umum Syariah ....................................................... 60 Tabel 4.1 Perkembangan Kinerja Syariah ............................................................. 76 Tabel 4.2 Pekembangan Intellectual Capital ........................................................ 78 Tabel 4.3 Perkembangan Good Corporate ........................................................... 79 Tabel 4.4 Statistik Deskripstif ............................................................................... 81 Tabel 4.5 Hasil Output Evaluasi Outer Model ..................................................... 83 Tabel 4.6 Hasil Output Evaluasi Outer Model Setelah Penghapusan Variabel .... 84 Tabel 4.7 Model Fit Indices .................................................................................. 85
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 57 Gambar 3.1 Analisis Lajur .................................................................................... 75 Gambar 4.1 Model Fit and Quality Indices .......................................................... 85 Gamabar 4.2 Model Penelitian.............................................................................. 87
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Nama Bank Syariah ............................................................. 102 Lampiran 2 Data Kinerja Keuangan ................................................................... 102 Lampiran 3. Data Good Corporate Governance................................................. 103 Lampiran 4. Data Variabel Intellectual Capital.................................................. 103 Lampiran 5. Hasil Output Combined loadings and cross-loading...................... 103 Lampiran 6. Hasil Output Combined loadings and cross-loading setelah penghapusan ib-stva ............................................................................................ 104 Lampiran 7. Hasil Output Latent Variable Coefficients ..................................... 104 Lampiran 8. Gambaran Penelitian....................................................................... 104
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan
lingkungan
ekonomi
yang
cepat sebagai akibat
Perdagangan bebas pada tingkat regional di kawasan ASEAN yaitu adanya
Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015 serta Masyarakat
Ekonomi ASEAN untuk sektor keuangan
pada tahun 2020 menuntut
dunia bisnis saat ini untuk mampu mempersiapkan diri dan mampu berkompetisi mengatasi tantangan-tantangan
di dalam lingkungan
ekonomi, tantangan ini akan berpengaruh bagi kinerja keuangan perusahaan maupun perbankan. Informasi mengenai kinerja perusahaan ini salah satunya berguna untuk menetapkan kebijakan selanjutnya yang akan diambil oleh pihak manajemen. Kinerja perusahaan juga mempengaruhi minat para calon pembeli saham perusahaan di pasar modal. Melalui penilaian kinerja keuangan
keuangan,
perusahaan yang
meningkatnya
kebutuhan
manajer lebih
dapat
menentukan
baik. Seiring
dengan
struktur semakin
informasi keuangan khususnya sebagai
penilaian kinerja keuangan. Hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar
untuk
penilaian
kinerja
perusahaan. Laporan
menunjukkan posisi keuangan dan juga
keuangan
indikator kinerja perusahaan.
Namun tidak semua informasi dalam laporan keuangan perusahaan benar. Dalam perusahaan yang tata kelolanya kurang baik, bisa terjadi kondisi
1
2
dimana informasi dalam laporan keuangan tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Sehingga kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh
setiap perusahaan,
cerminan
karena
dari kemampuan
kinerja
perusahaan
perusahaan dalam
merupakan
mengelola
dan
mengalokasikan sumber dayanya. Dengan demikian dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya di arus ekonomi yang semakin pesat, perusahaan memerlukan strategi bisnis yang tepat agar perusahaan dapat terus bertahan menjalankan bisnisnya. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya berwujud,
tetapi
terletak
lebih pada inovasi, sistem
pada kepemilikan aset informasi, pengelolaan
organisasi dan sumber daya manusia yang dimiliki nya. 1 Sehingga, perusahaan-perusahaan mengubah strategi bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor based business) menjadi bisnis yang berdasarkan pada pengetahuan (knowledge-based business). Bisnis yang berdasarkan pada pengetahuan merupakan suatu aset tidak berwujud (intangible assets). Survei yang dilakukan oleh Brooking Institute pada tahun 1928 di USA mengungkapkan informasi bahwa proporsi nilai buku aktiva berwujud dalam perusahaan-perusahaan manufaktur di USA adalah sebesar 62% dari nilai pasar. Sepuluh tahun kemudian (1992) proporsi tersebut menurun menjadi 38%. Studi yang
1
Solikhah, Badingatus et. Al. “Implikasi Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth dan Market Value; studi empiris dengan pendekatan sim plistic specification”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
3
dilakukan terkini memperkirakan bahwa di tahun 2000 proporsi tersebut tinggal berkisar 10% s.d 15%.2 Sehingga dapat dikatakan bahwa bisnis berdasarkan pada pengetahuan merupakan mesin produksi yang paling powerful dalam peningkatan kinerja dan nilai perusahaan. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible asset tersebut adalah intellectual capital (IC). Implementasi modal intelektual merupakan sesuatu yang masih baru, bukan saja di Indonesia tetapi juga di lingkungan bisnis global, hanya beberapa negara maju saja yang telah menerapkan konsep ini, contohnya Australia, Amerika dan negara-negara Skandinavia. Di Indonesia, fenomena IC mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) dan PSAK No. 19 (revisi 2009) tentang aktiva tidak berwujud. Walapun dalam PSAK 19 (revisi 2009) secara implisit menyinggung mengenai modal intelektual (intellectual capital),
tetapi
penelitian
mengenai kinerja
modal
intelektual
(intellectual capital) di Indonesia masih terhitung baru dan dalam dunia bisnis praktik modal intelektual (intellectual capital) masih belum diperkenalkan secara luas di Indonesia. Sebab sampai dengan saat ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung menggunakan basis
2
Mulyadi. “Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard‖. UPP STIM YKPN. Hal.224-225
4
konvensional (conventional
based)
dalam
membangun
bisnisnya,
sehingga produk yang dihasilkannya masih miskin teknologi.3 Terbatasnya ketentuan standar akuntansi tentang Intellectual Capital mendorong para ahli untuk membuat model pengukuran dan pelaporan Intellectual Capital. Salah satu model yang sangat populer di berbagai negara adalah Value Added Intellecutal Coefficient (VAICTM) yang dikembangkan oleh Pulic (1998).4
Akun-akun yang digunakan
dalam menghitung kinerja IC dengan VAICTM adalah akun-akun yang lazim pada perusahaan konvensional. Perbankan syariah memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda
dari
perbankan
umum/konvensional.
Sehingga
formula
Intellectual Capital untuk perbankan syariah perlu dikembangkan, seperti formula IB-VAIC yang dikembangkan oleh Ullum. Formula perhitungan iB-VAIC pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan formula VAIC TM yang dirumuskan oleh Pulic (1998). Perbedaan mendasar diantara keduanya terletak pada akun-akun untuk menghitung VA. Dalam iBVAIC, VA dikonstruksi dari akun-akun pendapatan yang semuanya adalah berbasis syariah, yaitu pendapatan bersih kegiatan syariah dan pendapatan non-operasional yang syar‟iy.5 Dengan menggunakan formula ini, kinerja
3
Hasna Fatima, “Analisis Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Perusahaan di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2012), h.3. 4 Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital (Model pengukuran, Framework Pengungkapan dan Kinerja Organisasi) ―, (Malang : UMM PERS, 2015) h.7 5 Ihyaul Ullum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah”,( INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol. 7, No. 1, Juni 2013) h. 203
5
IC perbankan syariah dapat diukur. Hasil pengukuran tersebut dapat menjadi indikasi bagi pengambil keputusan tentang bagaimana perusahaan mengelola
IC
yang
dimiliki
untuk
memaksimalkan
value
bagi
perusahaan.6 Perhatian mengenai Intellectual Capital menjadi penting untuk diteliti karena menurut Kubo dan Saka (2002) dalam Ulum aspek intelektual, secara keseluruhan
karyawan di sektor perbankan lebih
homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.7 Dari beberapa penelitian mengenai Intellectual Capital memiliki perbedaan hasil diantaranya adalah Mahfoudh dan Ku Nor (2014), Ullum (2009) dan Nik Maheran dan Md Khairu (2009) menunjukan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Berbeda dengan penelitian tersebut yang menunjukkan adanya hubungan positif antara Intellectual Capital dan kinerja keuangan, Firer dan Williams (2003) dan Puji et.al (2013) menunjukkan bawha Intellectual Capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Selain memperbaiki pengungkapan laporan keuangan berupa pengungkapan IC (intellectual capital), sebuah perusahaan juga dirasa perlu melakukan penerapan dan pengelolaan corporate governance yang baik. GCG (Good Corporate Governance) pertama kali dikenalkan di Indonesia oleh IMF (International Monetary Funds) dalam rangka 6
Ibid.,h. 203 7 Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital (Model pengukuran, Framework Pengungkapan dan Kinerja Organisasi) ―, (Malang : UMM PERS, 2015) h.117
6
pemulihan ekonomi pasca krisis. Krisis yang melanda Asia Timur pada waktu itu juga berdampak besar pada Indonesia, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya good corporate governance di dalam pengelolaan perusahaan, dalam kajian yang dilakukan oleh Booz-Allen & Hamilton
pada
tahun
1998,
index
good
corporate
governance
Indonesia adalah yang paling rendah dibandingkan dengan negara lain di kawasan
tersebut. Kajian tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh McKinsey tahun 1999 yang meneliti tentang praktek good corporate governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.8 Penerapan GCG sangat dipengaruhi oleh perangkat hukum disuatu negara dalam pemberian perlindungan terhadap kepentingan semua pihak yang terkait dengan perusahaan. Menurut Yunis (2007 :38) dan Hasan (2009a: 277) baru sedikit studi yang ditulis mengenai GCG dari perspektif Islam, Khususnya tentang Governance untuk sektor keuangan syariah, suatu gejala yang tidak sepatutnya terjadi jika dibandingkan dengan pertumbuhannya yang cepat dan peranannya yang semakin meningkat dalam pasar keuangan dunia.9 Sehingga, Pelaksanaan GCG pada tataran termutakhir dirasakan makin urgen sebagai salah satu upaya untuk melindungi para pemangku kepentingan dan meningkatkan kepatuhan
8
Ika Kartika, “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance oleh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite-Komite, Dan Dewan Pengawas Syariah Terhadap Kinerja Perbankan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2013”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 2 9 Mal An Abdullah, “Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia”, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2016) h. 15
7
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan syariah. Untuk melaksanakan pengelolaan Corporate Governance yang baik, Bank Indonesia mengatur tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah melalui Peraturan
Bank
Indonesia Nomor
11/33/PBI/2009
Tanggal
7
Desember
2009. Dengan ditetapkannya peraturan Good Corporate
Governance pada bank syariah maka Penerapan Good Corporate Governance dalam
perbankan
syariah dapat dibutuhkan untuk
melindungi kepentingan dan hak semua Stakeholder, untuk menegakkan keadilan, kejujuran dan perlindungan terhadap kebutuhan manusia sesuai dengan Maqasid al-syariah serta membantu bank syariah meminimalisasi kualitas pembiayaan yang tidak baik, meningkatkan akurasi penilaian bank, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis, dan mempunyai sistem deteksi dini terhadap high risk business area, product, dan services serta meningkatkan kinerja keuangan. Uraian di atas menjelaskan betapa pentingnya intellectual capital dan
good
corporate
governance
pada
suatu
perusahaan
dalam
menunjang kinerja keuangan, diluar berbagai macam faktor lain yang memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Maka peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul: Capital
dan
Good
Corporate
"Pengaruh Intellectual
Governance
terhadap
Kinerja
8
Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia ( Studi Kasus Bank Umum Syariah Periode 2011 – 2014) ”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar balakang di atas, maka diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Intellectual Capital di Indonesia masih bersifat Voluntary disclosure sehingga perusahaan tidak memliki keharusan untuk mengungkapkan laporan keuangan. 2. Berdasarkan aspek intelektual, secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya 3. Lemahnya Good Corporate Governance dapat mememunculkan konflik kepentingan di dalam perusahaan. 4. Pelaporan Good Corporate Governonce pada Bank Syariah merupakan aturan yang harus dilaksanakan sesuai dengan PBI No 11/33/PBI/2009 dan keberadaannya bisa menjadi tolak ukur dalam penilaian kinerja.
C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti akan membatasi permasalahan yang akan diteliti pada Pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance
9
terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia, diantaranya adalah: a. Objek penelitian ini merupakan Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia yang telah mengeluarkan laporan keuangan tahun 20112014 dan Bank tersebut menerapkan sistem Good Corporate Governance dan mempublikasikan laporan GCG dalam Annual Report-nya. b. Data intellectual capital yang digunakan indikatornya berupa total output, total input, total ekuitas, dan beban karyawan. c. Data Good Corporate Governance (GCG) yang digunakan indikatornya adalah Self Assegment d. Data kinerja keuangan yang digunakan indikatornya adalah Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diidentifikasikan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah ? 2. Bagaimana pengaruh Good
Corporate Governance terhadap
kinerja keuangan Bank Umum Syariah ? 3. Bagaimana Inttelectual Capital dan
Good Corporate
Governance mempengaruhi kinerja keuangan Bank Umum Syariah secara simultan ?
10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk
mengetahui secara empiris pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate
Governance
terhadap
kinerja keuangan perbankan
syariah: 1. Menganilisis
pengaruh
intellectual
capital terhadap Kinerja
Bank Umum Syariah. 2. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Bank Umum Syariah. 3. Menganilisis pengaruh intellectual capital dan Good Corporate Governance secara simultan terhadap kinerja Bank Umum Syariah. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Sebagai acuan perusahaan untuk lebih meningkatkan pengelolaan Aset tidak berwujud serta fungsi dan kemandirian dari masing- masing organ corporate perusahaan yaitu Dewan Komisaris, Direksi, Komite-Komite dan Dewan Pengawas Syariah sehingga dapat meningkatkan Intellectual Capital serta kualitas Good Corporate Governance demi meningkatkan kinerja keuangan khususnya perusahaan yang bergerak di sektor perbankan berbasis syariah.
11
b. Bagi Institusi Menambah referensi penelitian di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitianpenelitian sebelumnya mengenai praktik Intellectual Capital dan Good Corporate Governance yang berkaitan dengan kinerja erusahaan serta dapat dijadikan referensi dalam
mengadakan
penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sama dan dapat diterapkan di masa yang akan datang. c. Bagi Peneliti Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
sarana
bagi
peneliti untuk menambah pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang
hubungan intellectual
capital, Good Corporate
Governance dan kinerja perusahaan Bank Umum Syariah di Indonesia. d. Bagi Calon Investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan tambahan informasi kepada investor mengenai kinerja
keuangan perusahaan
dengan
melihat
penerapan
Intellectual Capital dan Good Corporate Governance sehingga dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
bagi
investor
untuk
melakukan keputusan investasi pada perusahaan secara tepat dan menguntungkan di masa yang akan datang.
12
E. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran terkait penelitian serta membuat penelitian tertib dan terarah maka penulis menyusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review
studi
terdahulu,
kerangka
teori dan konseptual, metode
penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS Kajian teoritis, pada bab ini akan disajikan teori terkait intellectual capital, penerapan Good Corporate Governance dan kinerja keuangan perbankan syariah. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai jenis penelitian, jenis dan sumber data, objek penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengolahan data, definisi operasional variabel beserta pengukurannya serta metode analisis data yang akan digunakan BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis dan pembahasan, berisi data penelitian mengenai Pengaruh Intellectual Capital dan Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Periode 2011-2014
13
BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan penulis dari pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan, keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian sejenis.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kinerja Keuangan Perbankan Syariah 1. Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan Pengukuran Kinerja keuangan adalah penting sebagai saranan atau indikator dalam rangka memperbaiki kegiatan operasional perushaan. Dengan perbaikan kinerja operasional diharapka bahwa perusahaan dapat mengalami pertumbuhan keuangan yang baik dan juga dapat bersaing lain lewat efisiensi dan efektivitas. 1 Kinerja perusahaan umumnya diukur berdasarkan pengahasilan bersih (Laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (Return on Invesment) atau penghasilan persaham (Earning per share).2Pengukaran kinerja keuangan dilakukan bersama dengan proses analisis. Analisis kinerja keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan secra kritis yang meliputi peninjauan data keuangan, perhitungan, pengukuran, interprestasi dan pemeberian solusi terhadap masalah keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.3 Sehingga, Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk megevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam
1
Hery,”Analisis Kinerja Manajemen (Menilai Kinerja Manajemen Berdasarkan Rasio Keuangan)‖ (Jakarta : Grasindo, 2014) h.25 2 Harmono, “Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis‖, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2014) h. 23 3 Op.cit., h.25
14
15
menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan ini dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan
perusahaan
dari
megandalakan
sumber
daya
yang
dimilikinya. Perusahaan dikatakakan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan. 2. Analisis Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan dapat diukur berdasarka kinerja keuangan dan non-keuangan. Pegukuran kinerja keuangan yang lazim digunakan adalah Likuiditas, laverage, aktivitas dan profitabilitas. Sedangkan ukuran kinerja non-keuangan yang lazim digunakan adalah efisiensi, kualitas, dan waktu.13 Penelitian terdahulu mengenai pengaruh
intellectual capital
terhadap kinerja keuangan sebelumnya telah menggunakan beberapa rasio-rasio keuangan seperti penelitian Hong Pew Tan, dkk yang menggunakan Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS) dan
Annual Stock Return
(ASR), Fierer
dan William; Syed
Najibullah dan pina Puntilo yang menggunakan Market to Book Ratio, Sarayuth Saengchan menggunakan Return on Asset (ROA) dan biaya untuk asset/ Cost to Asset (CTA) dan masih banyak penelitian yang lainnya.14 Dan penelitian mengenai Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan sebelumnya telah menggunakan 13
Ari Purwanti dan Darsono Prawironegoro, “Akuntansi Mnajemen‖, ( Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 169 14 Kurniasih,” Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah”, (Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, 2014) h. 32
15
16
rasio
keuangan
seperti
penelitian
Gabriel
dan
Fidelis
yang
menggunakan Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Tobin‟s Q, dan Pranata yang menggunakan variabel Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM). Dalam penelitian ini, untuk mengukur kinerja keuangan batasan penelitian yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). ROA dan NPM dipilih karena berdasararkan penelitian Mahfoudh dan Ku Nor (2014) dan Ullum (2009) menunjukan bahwa adanya pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan penelitian Pranata (2009) yang menunjukan bahwa adanya pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE dan NPM. Namun, ROE tidak dipilih karena karena total ekuitas yang merupakan denominator ROE adalah salah satu komponen dari VACA. Jika menggunakan ROE, maka akan terjadi double countingatas akun yang sama (yaitu ekuitas), dimana VACA (yang dibangun dari akun „ekuitas‟ dan laba bersih) sebagai variabel independen dan ROE (yang juga dibangun dari akun „ekuitas‟ dan laba bersih) menjadi variabel dependen.
17
a. Return on Asset(ROA) ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan.15 Ukuran atau rumus yang digunakan adalah rasio perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh
keuntungan
secara
keseluruhan.16
Rasio
ini
dirumuskan dengan :
Semakin besar rasio ini maka semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. b. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin atau marjin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio
ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas
penjualan.17Net Profit Margin dihitung pendapatan bersih
dibandingkan
dengan menggunakan
dengan
penjualan. Hal ini
menunjukkan seberapa besarpersentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini artinya
15
Sofyan Syafri Harahap, “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan‖, (Jakarta: Raja Grafindo, 2013), h.305 16 Veithzal Rivai, dkk.,Bank and Financial Institution Management : Conventional and Sharia System (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), h.720. 17 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 200 .
18
semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Rasio ini dirumuskan dengan :
B. Intellectual Capital 1. Definisi Intellectual Capital Hsiu-Yueh (Sonya), (2006 : 122) dalam Pawit M Yusuf (2012) menyimpulkan bahwa di dunia ekonomi bebas seperti sekarang ini, faktor yang sangat penting kedudukannya dalam kehidupan organisasi adalah sektor modal intelektual (Intellectual Capital).18Inttelectual Capital adalah pengetahuan (Knowladge) dan kemampuan (abality) yang dimiliki oleh suatu kolektivitas sosial, seperti sebuah organisasi komunitas intelektual, atau praktik profesional serta intellectual capital mewakili sumber daya yang bernilai tinggi dan berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan pada pengetahuan.19 Menurut Lary Prusak of Ernts & Young mendefinisikan bahwa ...we can define intellectual capital operationally asIntellectual material that has been formalized, captured, and leveraged to produce a higher value.20Sedangkan,Menurut Stewart (1997) dalam pawit (2012), modal intelektual di definisikan sebagai bahan intelektual yang meliputi pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual dan pengalaman 18
Pawit M yusup, “Perspektif Manajemen pengetahuan, informasi, komunikasi, pendidikan, dan Perpustakaan‖, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) h. 55 19 Moeheriono, “Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi‖, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 305 20 Harvard Business School. “Managing Knowladge to Fuel Growth‖, (Harvard Business School Pers, 2007), h. 47
19
yang semuanya bersumber pada manusia, yang diatur untuk digunakan dalam menciptakan kekayaan dan kinerja perusahaan organisasi.21 Sementara itu Leif Edvinsson seperti yang dikutip oleh jiptohadi
Sawarjuwono
dan
Agustine
Prihatin
Kadir
(2003)
menyamakan intellectual capital sebagai jumlah dari human capital dan
structural capital (misalnya, hubungan dengan konsumen,
jaringan teknologi informasi dan manajemen).22 Sedangkan Brooking (2009) dalam Ihyaul ulum (2015) menyatakan bahwa IC adalah istilah yang diberikan kepada kombinasi dari aset tak berwujud, properti intelektual,
karyawan,
dan
infrastruktur
yang
memungkinkan
perusahaan untuk dapat berfungsi.23 Sehingga
dengan
demikian,
dapat
disimpulkan
bahwa
intellectual capital adalah jumlah dari apa yang dihasilkan dari tiga elemen utama organisasi (human capital, structural capital, customer capital) yang mana hal-hal tersebut berkaitan dengan pengetahuan , informasi dan teknologi yang dapat menciptakaan kekayaan dan menambah kinerja perusahaan.
21
Pawit M. Yusup , “Perspektif Manajemen Pengetahuan , Informasi, Komunikasi, Pendidikan dan Perpustakaan‖, (Jakarta: Raja Grafindo Persada) h. 49 22 jiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, "Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)", Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. I (Mei 2003), h. 38. 23 Ihyaul Ulum, ―Intellectual Capital ( Model Pengukuran, framework pengungkapan, dan kinerja organisasi”, (UMM Pers, 2015), h. 68
20
2. Komponen Intellectual Capital Banyak praktisi yang menyatakan bahwa intellectual capital terdiri dari tiga komponen utama (Stewart, 1998; Sveiby, 1997; Saint -Onge, 1996; Bontis,) yaitu sebagai berikut :24 a. Human Capital sebagai modal manusia, Human Capital merupakan Lifebood dalam modal intelektual.25 Secara harfiah pengertian
modal
manusia
(Human
Capital
)
adalah
pengetahuan (Knowladge), keahlian (Expertise), kemampuan (Abality) dan keterampilan (Skill) yang menjadikan manusia (karyawan) sebagai modal atau aset suatu perusahaan. Pada konsep human capital, organisasi memperlakukan orang bukan sebagai
faktor
biaya,
melainkan
sebagai
aset.
Artinya, organisasi menganggap setiap biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan sumber daya manusia adalah investasi, yang pada akhirnya biaya-biaya tersebut akan memberikan hasil pada organisasi.26 Jika perusahaan memeperlakukan karyawan sebagai modal maka perusahaan akan mendapat keuntungan yang lebih besar ketimbang hanya memperlakukan karyawan sebagai sumber daya (Human Resource).27 Sehingga
24
Moehariono,” Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi‖, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014). h.305 25 Ibid.,h.305 26 Parulian Hutapea dan Nurianna Thoha Kompetensi, “Kompetensi Plus Teori Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR serta Organisasi yang Dinamis‖, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 108. 27 Chr. Jimmy L. Gaol, “Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia‖,(Jakarta : Gramedia, 2015), h. 696
21
Dari
human capital inilah perusahaan dapat menghasilkan
value added. b. Structural Capital atau Organizational Capital sebagai modal organisasi,
Structural
capital
merupakan
kemampuan
organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan.28 Menurut dan
Kadir
structural
capital
Sawarjuwono
adalah infrastruktur
yang
dimiliki oleh suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Termasuk dalam structural capital misalnya:
sistem
operasional
perusahaan,
proses
manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua
bentuk
intellectual
property yang
dimiliki
perusahaan.29 Menurut Suhendah, structur capital timbul dari proses dan nilai organisasi yang mencerminkan fokus internal dan eksternal perusahaan disertai pengembangan dan pembaharuan
nilai
untuk masa depan.30 28
Moehariono,” Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi‖, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014). h.306 29 jiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, "Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)", Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. I (Mei 2003), h. 38 30 Suhendah dan Rousilita, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas, Produktivitas dan Penilaian Pasar pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia pada Tahun 2005-2007.”, Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin, 2012, h. 17
22
c. Ralational Capital atau Costumer Capital sebagai modal pelanggan, elemen ini merupakan modal intelektual yang memeberikan nilai secara nyata.31 Menurut Hubert Saint Onge memberikan definisi Costumer Capital sebagai kedalaman (penetrasi), kelebaran (cakupan), dan keterkaitan (loyalitas) dari
perusahaan.
Kemudian,
Costumer
Capital
adalah
kecenderungan pelanggan suatu perusahaan untuk tetap melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut.32 Perusahaan harus mampu menciptakan barang dan jasa yang berbeda dan memiliki nilai lebih dimata konsumen. Customer capital juga meliputi kemampuan mengidentifikasi pasar yang ingin di bidik dan memprediksikan perusahaan dalam pasar. Hal ini dapat tercipta melalui pengetahuan karyawan yang diproses dengan
modal
struktural
yang
akhirnya
menghasilkan
hubungan yang baik dengan pihak luar.33 3. Manfaat Intellectual Capital Pengelolaan
intellectual
capital
akan
memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Selain itu, pengelolaan IC juga memberikan beberapa manfaat sebagai berikut34:
31
Moehariono,” Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi‖, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014). h.306 32 Ibid. h.307 33 Ambar Widiyaningrum, “Modal Intelektual”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Departemen Akuntansi FEUI Vol. 1 (2004), h.5 34 Arifiningtiyas Widyaningrum,” Pengaruh Audit Internal, Intellectual Capital,Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan‖(Skripis Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNY,2014) h. 37
23
1.) Memberikan
informasi
perusahaan dan
yang
kemampuan
menceritakan perusahaan
kemampuan
tersebut
dalam
melakukan aktivitas dengan baik. 2.) Memberikan
informasi
untuk
mengenali
usaha-usaha
manajemen dalam pengembangan kondisi pengetahuan yang dimiliki perusahaan. 3.) Memberikan informasi mengenai pengembangan sumber pengetahuan yang dimiliki perusahaan. Menurut Taliyang,dkk pengungkapan modal intektual dalam laporan tahunan akan memberikan sejumlah manfaat bagi
perusahaan,
memformulasikan membantu
prioses
seperti strategi,
membantuperusahaan menilai
pembuatan
strategi
keputusan
dalam
perusahaan,
ekspansi
dan
diverfikasi, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan
kompensasi
bagi
External
Stakeholders.35Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan manfaatnya
yaitu
memberikan
kemampuan perusahaan
dalam
informasi menjalankan
mengenai usahanya
dengan baik, mengetahui kondisi pengetahuan perusahaan dan pengembangannya.
35
Lina”Faktor-Faktor Penentu Pengungkapan Modal Intelektual‖ (Media Riset Akuntansi, Vol 3 No.1 februari 2013) h.51
24
4. Pengukuran Intellectual Capital Berbagai
pendapat
mengenai
apakah
pengukuran
Intellectual Capital dapat dilakukan atau tidak, masih menjadi kontroversi. Namun demikian, Dave Urlich dapat memberikan alternatif pengukuran tersebut, menurutnya, Intellectual Capital merupakan perkalian komitmen dan kompetensi pekerja dalam melakukan
pekerjaannya.36
Pulic
pada
tahun
1997
mengembangkan metode untuk mengukur kinerja intellctual Capital perusahaan yang diberi nama VAIC. VAIC™ yang dikonstruksikan oleh Pulic digunakan untuk menilai kinerja IC pada perusahaan konvensional (private sector, profit motive, non syariah).37 Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan keuangan. Karena perkembangan perbankan syariah semakin berkembang
maka,
diperlukan
formula
untuk
menghitung
Inttelectual Capital untuk perbankan Syariah. Dalam penelitiannya, Ulum (2013) memformulasikan model penilaian kinerja IC
untuk perbankan syariah yang
dinamakan IB-VAIC (Islamic Banking Value Added Intellectual Coefficient) yang mana merupakan modifikasi dari model yang telah ada yaitu VAIC. VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC
36
Moehariono,” Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi‖, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014). h.308 37 Ihyaul Ulum, ―Intellectual Capital ( Model Pengukuran, framework pengungkapan, dan kinerja organisasi”, (UMM Pers, 2015), h. 117
25
perusahaan-perusahaan
dengan jenis
transaksi
yang
umum.
Sementara perbankan syariah memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda dari perbankan umum/konvensional. iBVAIC dikonstruksikan oleh Ulum (2013) dengan berdasarkan pada akun-akun
laporan
keuangan
bank
syariah
di
Indonesia,
tahapannya adalah sebagai berikut :38 1. Menghitung Value Added (VA) Tahap pertama dengan menghitung iB-Value Added (iBVA). IB VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut : iB-VA = OUT – IN Keterangan: OUT (Output): Total pendapatan, diperoleh dari: a. Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utama kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya - hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer. Pendapatan operasi utama kegiatan syariah terdiri: 1) Pendapatan penyaluran dana a) Dari pihak ketiga bukan bank b) Pendapatan dari jual beli (pendapatan marjin murabahah)
38
Ihyaul Ulum, ―Intellectual Capital ( Model Pengukuran, framework pengungkapan, dan kinerja organisasi”, (UMM Pers, 2015), h. 117
26
c) Pendapatan bersih salam parallel d) Pendapatan bersih istishna parallel e) Pendapatan sewa ijarah f) Pendapatan pendapatan bagi hasil musyarakah g) Pendapatan bagi hasil mudharabah h) Pendapatan dari penyertaan lainnya 2) Dari Bank Indonesia a) Bonus SBIS b) Lainnya 3) Dari bank-bank lain di Indonesia a) Bonus dari bank syariah lain b) Pendapatan bagi hasil mudharabah c) Tabungan mudharabah d) Deposito mudharabah e) Sertifikat investasi mudharabah antar bank f) Lainnya a. Pendapatan operasi lainnya 1) Jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah) 2) Jasa layanan 3) Pendapatan dari transaksi valuta asing 4) Koreksi PPAP 5) Koreksi
penyisihan
Administrasi
penghapusan
transaksi
rek.
27
6) Lainnya b. Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer 1) Pihak ketiga bukan bank a) Tabungan mudharabah b) Deposito mudharabah c) Lainnya 2) Bank Indonesia a) FPJP syariah b) Lainnya 3) Bank-bank lain di Indonesia dan di luar Indonesia a) Tabungan mudharabah b) Deposito mudharabah c) Sertifikat investasi mudharabah antar bank d) Lainnya b. Pendapatan non operasional IN (input): Beban usaha/operasional dan beban non operasional kecuali beban kepegawaian/karyawan Beban usaha/operasional kecuali beban kepegawaian 1. Beban penyisihan kerugian asset produktif-bersih 2. Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 3. Beban operasi lainnya a. Beban bonus titipan wadiah b. Beban administrasi dan umum
28
c. Beban penurunan nilai surat nerharga d. Beban transaksi valuta asing e. Beban promosi f. Beban lainnya Value added(iB-VA) juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaan sebagai berikut: iB-VA= OP + EC + D + A
Keterangan: OP : operating profit (laba operasi/laba usaha) EC : employee costs (beban karyawan) D : depreciation(depresiasi) A : amortization (amortisasi) 2. Menghitung iB-Value Added Capital Employed (iB-VACA) Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital Employed (iB-VACA). iB-VACA adalah indikator untuk iB-VA yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio ini menunjukkan kontibusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added perusahaan. iB-VACA = Keterangan: iB-VACA :Value Added Capital Employed: rasio dari iB-VA terhadap CE iB-VA :value added CE
: Capital Employed: dana yang tersedia (total ekuitass)
29
3. MenghitungiB-Value Added Human Capital(iB-VAHU) iB-VAHU menunjukkan berapa banyak iB-VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi
yang dibuat oleh
setiap rupiah
yang
diinvestasikan dalam HC terhadap value addedorganisasi. iB-VAHU = Keterangan : iB-VAHU :Value added Human Capital: rasio dari iB-VA terhadap HC iB-VA :Value added HC
: Human capital: beban karyawan
4. MenghitungStructural Capital Value Added(iB-STVA) Rasio ini mengukur jumlah SC
yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu rupiah dari iB-VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. iB-STVA = Keterangan : STVA : Structural Capital Value Added: rasio dari SC terhadap IB-VA SC : Structural capital: IB-VA – HC IB-VA : Value Added 5. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (iB-VAIC™) IB-VAIC™
mengindikasikan
kemampuan
intelektual
organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business
30
Performance Indikator). iB-VAIC™ merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu iB-VACA, iB-VAHU, dan iB-STVA. iB-VAIC™ = iB-VACA + IB-VAHU + iB-STVA iB-VAIC yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja IC perbankan syariah di Indonesia. Perhitungan yang berbasis pada akun-akun dalam laporan keungan tradisional ini akan dengan mudah dapat dilakukan dan dapat memberikan gambaran tentang kinerja IC yang dimiliki oleh perbankan syariah. C. Good Corporate Governance 1. Pengertian Good Corporate Governance. Istilah “Corporate Governance‖ pertama diperkenalkan Cadbury Commite tahun 1992 dalam laporan yang dikenal Cadbury Report. Laporan ini sebagai titik balik yang menentukan bagi praktik Corporate Governance di seluruh dunia. Corporate
Governance:
...the
organizations are directed and controlled.
System 39
by
which
Suatu sistem yamg
berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Sedarmayanti mendefinisikan Corporate Governance adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti
39
Sedarmayanti,”Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dan Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik)‖, (Bandung: Mandar Maju, 2007) h. 53
31
sempit, hubungan anatara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi.40 Forum for Corporate Governance in Indonesia(FCGI) mendefinisikan
GCG sebagai
seperangkat
peraturan
yang
mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.41 Menurut Word Bank dalam Muhammad ( 2014) Good Corporate Governance merupakan kumpulan hukum, peraturan da kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat medorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.42 Sedangkan,
dalam Peraturan
Bank
Indonesia
No.
11/33/PBI/2009 dinyatakan bahwa good corporate governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan
40
(transparency),
akuntabilitas
(accountability),
Sedarmayanti,”Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dan Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik)‖, (Bandung: Mandar Maju, 2007) h. 54 41 Ibid., h. 52-53 42 Muhammad,”Manajemen Keuangan Syariah (Analisis Fiqh dan Keuangan)‖,(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), h. 652
32
pertanggungjawaban (responsibility), professional (professional), dan kewajaran (fairness).43 2. Landasan Hukum Good Corporate Governance Penerapan Corporate Governance yang baik (good corporate governance,GCG ) telah menjadi kewajiban semua bank umum yang beroperasi di Indonesia. kewajiban itu ditetapkan melalui peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 8/4/PBI/2006, yang kemudian diubah dengan PBI nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 (selanjutnya PBI-2006) tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum. Perlakuan itu berlaku untuk semua bank umum, termasuk bank umum syariah (BUS), dan bank umum konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS). Khusus untuk perbankan syariah, kewajiban tersebut dicantumkan dalam pasal 34 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang mewajibkan perbankan syariah untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan prinsip GCG, karena ketidaksesuaian tata kelola bank dengan prinsip syariah akan berpotensi menimbulkan berbagai resiko terutama resiko reputasi bagi perbankan syariah. Dalam perkembangan terakhir, Bank Indonesia pada 7 desember 2009 telah menerbitkan PBI nomor 11/33/PBI/2009 43
Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, h.5
33
tentang pelaksanaan GCG bagi Bank umum syariah (BUS) dan Unit usaha syariah ( UUS), ( selanjutnya ditulis PBI-2009), yang diberlakukan sejak 1 Januari 2010. Kemudian agar good Corporote Governance dapat terukur, pada tanggal 30 April 2010 Bank Indonesia mengeluarkan Surat perihal Pelaksanaan
Edaran
BI
No.
12/13/DPbS bagi Bank
Good Corporate Governance
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan perhitungan nilai komposit Self Assessment GCG. Pada 3 November 2011, KNKG meluncurkan Pedoman GGBS. Dengan diluncurkannya GGBS, maka pedoman ini akan menjadi pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan keuangan
syariah
Dengan menjalankan
khususnya GGBS
bank ini
syariah
diharapkan
di
lembaga Indonesia.
bisnis
yang
dijalankan oleh bank syariah akan lebih efektif. Selanjutnya pelaksanan GCG pada bank syariah juga diatur dalam POJK nomor 8/POJK.03/2014 tentang penilaian tingkat kesahatan Bank umum syariah dan Unit usaha syariah dalam
rangka
meningkatkan
efektivitas penilaian tingkat kesehatan bank untuk menghadapi perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko yang dapat berasal dari bank maupun dari perusahaan anak penyempurnaan
penilaian
bank
tingkat kesehatan
dan sebagai bank
pendekatan berdasarkan risiko (Risk-based Bank Rating).
dengan
34
3. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Dalam kaitan tumbuhnya kesadaran akan perntingnya Corporate Goernance ,maka OECD telah mengembangkan prinsip Good Corporate Governance dan dapat diterapkan secara luwes sesuai dengan keadaan, budaya dan tradisi masing-masing negara. Prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG) meliputi : a. Fairness (Kewajaran) Perlakukan yang sama terhadap pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam. b. Discloure dan Transparency ( Transparansi) Hak pemegang saham, yang harus diberi informasi benar dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat berperan serta dalam
pengambilan
mendasar
atas
keputusan
perusahaan
dan
mengenai
perubahan
meperoleh
bagian
keuntungan perusahaan. Pengungkapan yang akurat dan tepat waktu serta transparansi mengenai semua hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan.
35
c. Accountability ( Akuntanbilitas) Tanggung jawab manajemen melalui pengawan efektif berdaarkan keeimbangan kekuasaan anatara manajer, pemegang saham, dewan komisaris dan auditor, merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan dan pemegang saham d. Responsibility ( Responsibilitas) Peran
pemegang
saham
harus
diakui
sebagaimana
ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang akatif antara perusahaan
serta
pemegang
kepentingan
dalam
menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan. Keempat prinsip tersebut penting karena penerapan prinsip good corporate governance secara konsisten
terbukti dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga dapat menjadi penghambat kinerja perusahaan baik yang sifatnya kinerja finansial maupun non finansial akan juga turut membaik.44 Sedangkan prinsip GCG dalam perbankan syariah sebagaimana dalam Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 adalah bahwa prinsip-prinsip dalam GCG bahwa harus menerapkan prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), profesional (professional), 44
kewajaran
(fairness),
dan
pertanggungjawaban
Thomas S. Khaihatu, “Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia”, (Surabaya: Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol. 8, no. 1: 1-9. 2006), h. 2.
36
(responsibility). Selain itu Prinsip dasar pelaksanaan GCG ini juga dijelaskan dalam pedoman Good Governance Bisnis Syariah (GGBS). Prinsip ini dapat dijelaskan sebagai berikut:45 1) Transparasi
Transparansi adalah keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. 46Berdasarkan prinsip syariah yang ditegaskan dalam surat al-Baqarah/2: 282
45
Pedoman Umum Good Governance Bisnis Syariah (GGBS) dikeluarkan oleh KNKG (2011), h. 16 46 Penjelasan Atas PBI No. 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan GCG Bagi BUS dan UUS pada bagian Umum.
37
―Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kalian menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun dari utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antara kalian). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kalian ridai, supaya jika seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kalian jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan kesaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan kalian. (Tulislah muamalah kalian itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kalian jalankan di antara kalian; maka tak ada dosa bagi kalian, (jika) kalian tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kalian berjual-beli; dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan. Jika kalian lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada diri kalian. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajar kalian; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.‖ Berdasarkan ayat di atas, maka semua transaksi harus dilakukan
secara
transparan.
Tranparansi
(transparency)
mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan penyediaan informasi yang memadai dan mudah diakses oleh pemangku kepentingan. Transparansi diperlukan agar pelaku bisnis syariah menjalankan bisnis secara objektif dan sehat. Pelaku bisnis syariah
38
harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan yang sesuai dengan ketentuan syariah. 2) Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan asas penting dalam bisnis syariah sebagaimana tercermin dalam surat al-Isra/17: 84 yang berbunyi : ―Katakanlah, "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaan-nya masing-masing.‖ Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.‖ . dan dalam surat al-Isra/17: 36 yang berbunyi:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.‖ Akuntabilitas (accountability) mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya. Pelaku bisnis syariah harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu bisnis syariah harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan pelaku bisnis syariah dengan tetap memperhitungkan pemangku
39
kepentingan dan masyarakat pada umumnya. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. 3) Responsibilitas
Dalam
hubungan
dengan
asas
responsibilitas
(responsibility), pelaku bisnis syariah harus mematuhi peraturan perundangan dan ketentuan bisnis syariah, serta melaksanakan tanggung-jawab
terhadap
masyarakat
dan
lingkungan.
Tanggungjawab atas perbuatan manusia dilakukan baik di dunia maupun di akhirat, yang semuanya direkam dalam catatan yang akan dicermatinya nanti, sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al-Isra/17: 14 yang berbunyi :
―Bacalah kitabmu (laporan pertanggungjawabanmu). Cukuplah kamu pada waktu itu mengevaluasi dirimu sendiri.‖ Dengan pertanggungjawaban ini maka entitas bisnis syariah dapat terpelihara kesinambungannya dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai pelaku bisnis yang baik (good corporate citizen). 4) Independensi
Dalam hubungan dengan asas independensi (independency), bisnis syariah harus dikelola secara independen sehingga masingmasing pihak tidak boleh saling mendominasi dan tidak dapat
40
diintervensi oleh pihak manapun. Independensi terkait dengan konsistensi atau sikap istiqomah yaitu tetap berpegang teguh pada kebenaran meskipun harus menghadapi risiko. Sebagaimana firman Allah dalam surat Fushshilat/41: 30 yang berbunyi :
" Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah, " kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu‖ 5) Kewajaran dan Kesetaraan
Kewajaran dan kesetaraan (fairness) mengandung unsur kesamaan perlakuan dan kesempatan. Allah Swt berfirman dalam surat al-Maidah/5: 8, yang berbunyi: ―Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menja-di saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap sesuatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan‖
41
Fairness atau kewajaran merupakan salah satu manifestasi adil dalam dunia bisnis. Setiap keputusan bisnis, baik dalan skala individu maupun lembaga, hendaklan dilakukan sesuai kewajaran dan kesetaraan sesuai dengan apa yang biasa berlaku, dan tidak diputuskan berdasar suka atau tidak suka. Pada dasarnya, semua keputusan bisnis akan mendapatkan hasil yang seimbang dengan apa yang dilakukan oleh setiap entitas bisnis, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam usul fikih terdapat sebuah kaidah yang diturunkan dari sabda Rasulullah Saw, al-kharaj bidhdhaman yang artinya bahwa usaha adalah sebanding dengan hasil yang akan diperoleh, atau dapat pula dimengerti sebagai risiko yang berbanding lurus dengan pulangan (return). Dalam melaksanakan kegiatannya, Pelaku bisnis syariah harus senantiasa memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan, berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraa. Dengan adanya penerapan prinsip ini secara baik maka hal ini akan menjadi nilai tambah bagi perbankan syariah dalam mengembangkan usahanya di masa mendatang. 4. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance Tujuan dan Manfaat GCG dijelaskan pada Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, yaitu:47
47
Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006, h. 2
42
1) Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan
yang
didasarkan
pada
asas
transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. 2) Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masingmasing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham. 3) Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota
Direksi
agar
dalam
membuat
keputusan
dan
menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 4) Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan. 5) Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya. 6) Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambunga 5. Mekanisme Good Corporate Governance Menurut Barnhat dan Rosentein ( 1998) dalam Vinola (2008) , Mekanisme corporate governancedibagi menjadi dua
43
kelompok48: (1) Berupa internal mechanism (mekanisme internal) seperti
komposisi
dewan
direksi/
komisaris,
kepemilikan
manajerial dan kompensasi eksekutif (2) external mechanisms seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. ..... The mechanisms available to ensure economic efficiency are manifold and comprise: (i) the market for corporate control (both the hostile takeover market and the market for partial control), (ii) large shareholder and creditor (in particular bank) monitoring, (iii) internal control mechanisms such as the board of directors, various non-executive committees and the design of executive compensation contracts, and (iv) external mechanisms such as product–market competition, external auditors and the regulatory framework of the corporate law regime and stock exchanges.49 Mekanisme untuk memastikan efisiensi ekonomi banyak ragamnya, terdiri dari: ( i ) pasar untuk kontrol perusahaan ( baik pasar pengambilalihan dan pasar untuk kontrol parsial ) , ( ii ) pemegang saham besar dan kreditur ( di bank tertentu ) pemantauan , ( iii ) mekanisme kontrol internal seperti dewan direksi, berbagai komite non - eksekutif dan kompensasi eksekutif , dan ( iv ) mekanisme eksternal seperti persaingan produk - pasar ,
48
Vinola Herawaty , “Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings ManagementTerhadap Nilai Perusahaan” (Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.10, No. 2, November 2008: 97-108), h.101 49 Kevin Keasey, Steve Thompson dan Mike Wright, “Corporate Governance (Accountability, Enterprise and International Comparisons)”, ( England: John Wiley & Sons Ltd, 2005), h. 285
44
auditor eksternal dan kerangka peraturan dari rezim hukum perusahaan dan pasar saham. Dalam penerapan good corporate governance pada perbankan dibutuhkan unsur yang mendukung. Adapun unsurunsur tersebut adalah:50 a. Corporate governance- internal perusahaan Unsur-unsur yang berasal dari perusahaan adalah: 1. Pemegang saham; 2. Direksi; 3. Dewan komisaris; 4. Manajer; 5. Karyawan; 6. Sistem remunerasi berdasarkan kinerja; 7. Komite audit. b. Corporate governance- eksternal perusahaan Unsur-unsur yang berasal dari luar perusahaan adalah: 1. Kecukupan undang-undang dari perangkat hukum; 2. Investor; 3. Institusi penyedia informasi; 4. Akuntan publik; 5. Pemberi pinjaman; 50
Endang Siti Arbaina, “Penerapan Good Corporate Governance pada Perbankan di Indonesia‖, (Universitas Negeri Surabaya) h. 7
45
6. Institusi yang memihak kepentingan publik bukan golongan; 7. Lembaga yang mengesahkan legalitas.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ 33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Pasal 2 ayat 3 mengenai Ketentuan Umum bahwa pelaksanaan GCG paling kurang harus diwujudkan dalam pelaksanaan tugas da tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah. Sehingga Khusus untuk perbankan syariah, maka unsur tersebut ditambah oleh adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas untuk mengawasi kegiatan perbankan yang harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah (shariah compliance). 6. Good Corporate Governance pada Perbankan Syariah Seiring
dengan
perkembangan
industri
perbankan
syariah khususnya di Indonesia antara lain di tandai dengan semakin
beragamnya
produk
perbankan syariah
dan
bertambahnya sekmen pasar pelayanan perbankan syariah, maka penerapan Good Corporate Governance di lembaga perbankan
syariah
menjadi sebuah
ke harusan
yang
tak
terbantahkan. Bahkan bank- bank syariah harus tampil sebagai pionir terdepan dalam mengimplementasikan Good Corporate Governance tersebut.
46
Hal ini lebih ditujukan kepada adanya tanggung jawab publik
(public
operasional
accountability)
bank
yang
berkaitan
diharapkan
dengan
benarbenar
kegiatan mematuhi
ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam hukum positif. Di samping itu juga berkaitan dengan kepatuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip syariah sebagaimana yang telah digariskan dalam al-Quran, Hadis, dan Ijmak para ulama.51 Khusus dalam perbankan syariah dikenal adanya prinsipprinsip syariah yang mendukung bagi terlaksananya prinsip GCG dimaksud, yakni keharusan bagi subjek hukum termasuk bank untuk menerapkan prinsip kejujuran (shiddiq), edukasi kepada masyarakat (tabligh), kepercayaan (amanah), dan pengelolaan secara profesional (fathanah). Shiddiq berartimemastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan dana masyarakat akan dilakukan dengan mengedepankan cara-cara yang diperkenankan (halal) serta menjauhi caracara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram). Dengan demikian penerapan GCG pada bank syariah diharapkan semakin meningkatnya kepercayaan publik kepada bank syariah, pertumbuhan industri jasa keuangan Islam dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan akan senantiasa 51
Aldira Maradita,‖ Karakteristik Good Corporate Governance pada Bank Syariah dan Bank Konvensional” (Yuridika : Volume 29 No 2, Mei-Agustus 2014) h.193
47
terpelihara, dan keberhasilan industri jasa keuangan Islam dalam menerapkan GCG akan menempatkan lembaga keuangan Islam sejajar dengan lembaga keuangan internasional lainnya. 7.
Penilaian Self Assessment Good Corporate Governance Bank Umum Syariah di Indonesia Berdasarkan PBI No. 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha
Syariah,
perhitungan
nilai
komposit Self Assessment GCG adalah sebagai berikut : a. Penilaian
atas
pelaksanaan
GCG
bagi
BUS,
dilakukan
terhadap 11 (sebelas) faktor sebagai berikut: 1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; 2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi; 3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite; 4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah; 5) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa; 6) Penanganan benturan kepentingan; 7) Penerapan fungsi kepatuhan; 8) Penerapan fungsi audit intern; 9) Penerapan fungsi audit ekstern;
48
10) Batas Maksimum Penyaluran Dana; dan 11) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan pelaksanaan GCG serta pelaporan internal; b.
Menyusun analisis self assessment, dengan
cara
membandingkan pemenuhan setiap
Kriteria/Indikator dengan kondisi Bank berdasarkan data
dan
informasi yang relevan. Berdasarkan hasil analisis tersebut ditetapkan peringkat masing-masing Kriteria/Indikator. Adapun kriteria peringkat adalah sebagai berikut: 1) Peringkat 1: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG Bank sangat sesuai dengan Kriteria/Indikator. 2) Peringkat 2: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa
pelaksanaan
GCG
Bank
sesuai
dengan
Kriteria/Indikator. 3) Peringkat 3: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa
pelaksanaan
GCG
Bank
cukup
sesuai
dengan
Kriteria/Indikator. 4) Peringkat 4: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG Bank kurang sesuai dengan Kriteria/Indikator.
49
5) Peringkat 5: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa
pelaksanaan
GCG
Bank
tidak
sesuai
dengan
Kriteria/Indikator. c.
Untuk mendapatkan nilai dari masing-masing faktor, Bank mengalikan peringkat dari masing-masing faktor dengan bobot tertentu. Bobot masing-masing faktor ditetapkan sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.1 Bobot Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment GCG Menurut Bank Indonesia No
Faktor
Bobot (%)
1
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
12.50
2
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DewanPengawas Syariah
17.50
5
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatanpenghimpunan dana dan penyaluran dana sertapelayanan jasa
5.00
6
Penanganan benturan kepentingan
10.00
7
Penerapan fungsi kepatuhan Bank
5.00
8
Penerapan fungsi audit intern
5.00
9
Penerapan fungsi audit ekstern
5.00
10
Batas Maksimum Penyaluran Dana
5.00
11
Transparansi kondisi keuangan dan non
15.00
3 4
10.00 10.00
keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal TOTAL
100.00
50
d.
Untuk mendapatkan nilai komposit, Bank menjumlahkan nilai dari seluruh faktor. Berdasarkan nilai komposit tersebut, Bank menetapkan predikat komposit sebagaimana tabel berikut: 1) Nilai Komposit < 1.5 diberi predikat “Sangat Baik” 2) 1.5 ≤ Nilai komposit < 2.5 diberi predikat “Baik” 3) 2.5 ≤ Nilai Komposit < 3.5 diberi predikat “Cukup Baik” 4) 3.5 ≤ Nilai Komposit < 4.5 diberi predikat “Kurang Baik” 5) 4.5 ≤ Nilai Komposit £ 5 diberi predikat “Tidak Baik”
D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu Untuk mendukung materi maka penulis membandingkan dengan beberapa penelitian terdahulu brtikut adalah penelitian terdahulu yang membahas mengenai Inttelectual Capital, Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan. No. 1.
Penelitian Peneliti : Ihyaul Ulum (Universitas Diponegoro) Judul : Pengaruh Intellectual Capital Terhadap kinerja keuangan perusahaan Perbankan di Indonesia ( Thesis pada Program Studi Sains dan Akuntasi,
Substansi Tujuan : Menginvestigasi hubungan antara efisiensi dari value added komponen-komponen utama yang berbasis pada sumber daya perusahaan (yaitu physical capital, human capital dan (structural capital) dan tiga dimensi tradisional kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari profitabilitas ROA, produktivitas ATO dan GR. Objek dan waktu penelitian : 130 perusahaan perbankan di Indonesia selama tiga periode (2004-2006) Metode Penelitian :
Perbedaan Tujuan : MengujiPengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadapkinerja 10 Bank Umum Syariah di Indonesia dengan mengukur kinerja keuangan yang terdiri dari ROA dan NPM
Objek dan waktu penelitian: 10 Bank Umum Syariah di Indonesia dalam rentang waktu (2011 – 2014) Metode Penelitian : Menguji tiga elemen dari IBVAIC, Good Corporate Governance yang di
51
Universitas Diponegoro Semarang) Tahun : 2007
Menguji tiga elemen dari VAICTM dan ukuran-ukuran kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan partial least squares (PLS) untuk analisis data.
Proksikan kualitas GCGdan ukuran-ukuran kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan SEM-PLS
Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif IC (VAICTM ) terhadap kinerja keuangan perusahaan; IC (VAIC TM) juga berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan; dan bahwa ratarata pertumbuhan IC (the rate of growth of a company’s ICROGIC) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan. 2.
Peneliti : Gholam Sajadi Khah, Mojtaba Mohammad Hosseiniyan, dan Reza Bakht (Applied mathematics in Engineering, Management and Technology) Judul : Analysis of the Effect of Intellectual Capital on Financial Performance of Companies Accepted in Tehran's Stock Exchange (Journal Applied mathematics in Engineering, Management and Technology 2 (3) 2014:163170)
Tujuan : Menganilisis pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan di Tehran's Stock Exchange. Objek dan waktu penelitian : 180 Perusahaan yang terdaftar di Tehran's Stock Exchange. Waktu penelitian 2009 -2012 Metode Penelitian : Menguji tiga elemen dari VAICTM dengan Kinerja yang terdiri dari Tobins_Q, GRO dan MV/BV . Megnalisis data dengan Regresi Linear Berganda dengan bantuan Software SPSS versi 19,0 for Windows Hasil : Dari hasil uji regresi linear berganda, variabel Intellectual Capital menunjukkan pengaruh signifikan dan positif Terhadap Kinerja keungan perusahaan, nilai perusahaan dan pertumbuhan perusahaan .
Tujuan : MengujiPengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadapkinerja 11 Bank Umum Syariah di Indonesia dengan mengukur kinerja dengan mengukur kinerja keuangan yang terdiri dari ROA dan NPM Objek dan waktu penelitian : 11 Bank Umum Syariah di Indonesia dalam rentang waktu 2011 – 2014 Metode Penelitian : Menguji tiga elemen dari IBVAIC, Good Corporate Governance yang di Proksikan kualitas GCGdan ukuran-ukuran kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan SEM-PLS
52
Tahun : 2014
4.
Peneliti : Rizqon Halal Syah Aji dan Kurniasih (AlIqtishad:Vol. VII No. 2, Juli 2015) Judul : The Intellectual Capital Effect On Financial Performanc At Islamic Insurance Tahun : 2015
Tujuan: Menganalisa pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah. Objek dan waktu penelitian : 7 perusahaan asuransi syariah selama periode 2009-2013 Metode Penelitian : Menguji tiga elemen dari VAICTM dengan Kinerja yang terdiri dari Kinerja keuangan diukur dengan ROA dan RBC. Teknik analisis data yang digunakan adalah PLS (Partial Least Square), dengan pengolah data SmartPLS. Hasil :
Tujuan : MengujiPengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadapkinerja 11 Bank Umum Syariah di Indonesia dengan mengukur kinerja keuangan yang terdiri dari ROA dan NPM Objek dan waktu penelitian : 11 Bank Umum Syariah di Indonesia dalam rentang waktu 2011 – 2014 Metode Penelitian : Menguji tiga elemen dari IBVAIC, Good Corporate Governance yang di Proksikan kualitas GCGdan ukuran-ukuran kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan SEM-PLS
intellectual capital secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. 5.
Peneliti : Jauhar Arifin dkk, (European Journal of Business and Management Vol.6, No.26, 2014)
Judul: The Influence of Corporate Governance,
Tujuan : Menguji apakah tata kelola perusahaan dan modal intelektual mempengaruhi kinerja keuangan dan nilai perusahaan . Objek dan waktu penelitian : Data diperoleh dari 26 perusahaan dari sektor perbankan lebih dari 5 tahun (2008-2012 ) Metode Penelitian :Mengumpulan data melalui
Tujuan : Menganilisis Pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadapkinerja 11 Bank Umum Syariah di Indonesia dengan mengukur kinerja keuangan yang terdiri dari ROA dan NPM Objek dan waktu penelitian : 11 Bank Umum Syariah di Indonesia dalam rentang waktu 2011 – 2014 Metode Penelitian :
53
IntellectualCapi tal onFinancial Performance and Firm Value of Bank SubSector Campanies Listed at Indonesia Stock Exchange in Period 20082012 Tahun : 2014
data sekunder. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling . Teknik analisis data digunakan untuk menjawab pengujian hipotesis penelitian General Structure Component Analysis (GSCA) dengan menggunakan SEMPLS
Menguji tiga elemen dari IBVAIC, Good Corporate Governance yang di Proksikan kualitas GCGdan ukuran-ukuran kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan SEM-PLS
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tata Kelola memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan. Pengungkapan IntellectualCapital berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan . Kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan . Namun , Corporate Governance tidak signifikan mempengaruhi modal Intelektual. Juga , pengungkapan Intellectual Capital tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Governance
E. Kerarangka Teori 1.
HubunganIntellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan syariah Inttelectual Capital adalah pengetahuan (Knowladge) dan kemampuan (abality) yang dimiliki oleh suatu kolektivitas sosial, seperti sebuah organisasi komunitas intelektual, atau praktik profesional serta intellectual capital mewakili sumber daya yang bernilai tinggi dan berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan
54
pada pengetahuan.52 Dalam upaya untuk mencari modal intelektual tersebut, modal intelektual dibagi menjadi dalam tiga bagian, yaitu : (1) Human Capital atau modal manusia, (2) Structural Capital atau modal struktural, dan (3) Customer Capital atau modal pelanggan. 53 Pengukuran Intellectual Capital untuk perbankan syariah seperti yang dikembangkan oleh Ullum di hitung dengan Formula perhitungan iB-VAIC pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan formula VAICTM yang dirumuskan oleh Pulic (1998). Perbedaan mendasar
diantara
keduanya
terletak
pada
akun-akun
untuk
menghitung VA. Dalam iB-VAIC, VA dikonstruksi dari akun-akun pendapatan yang semuanya adalah berbasis syariah, yaitu pendapatan bersih kegiatan syariah dan pendapatan non-operasional yang syar‟iy. Formula akhir dalam menghitung iB-VAIC adalah sebagai berikut: iB-VAIC™ = iB-VACA + iB-VAHU + iB-STVA Dengan menggunakan formula ini, kinerja IC perbankan syariah dapat diukur. Hasil pengukuran tersebut dapat menjadi indikasi bagi pengambil keputusan tentang bagaimana perusahaan mengelola IC yang dimiliki untuk memaksimalkan value bagi perusahaan. Hal ini sejalan dengan Mahfoudh dan Ku Nor (2014) dan Ullum (2009) menunjukan bahwa adanya pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan dan Agustin Takarini (2014) yang mengukur 52
Intellectual
Capital
dengan
Metode
IB-VAIC,
Moeheriono, “Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi‖, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 305 53 Ibid,
55
mengemukakan bahwa bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. 2. Hubungan
Good
Corporate
Governance
terhadap
Kinerja
Keuangan Perbankan syariah Good corporate
governance didefinisikan sebagai
sistem
yang mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak dan kewajiban pihak terkait, yang mana memuat peraturan dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam membuat keputusan
yang
terkait
dengan
keputusan
perusahaan,
merumuskan mekanisme penetapan-penentapan keputusan yang objektif
dan
cara-cara
yang
ditempuh
untuk
mencapai
keobjektifitasan serta pemantauan kerja.54Mekanisme good corporate governance memiliki beberapa indikator yang berupa komite audit, ukuran dewan komisaris, dewan direksi,
proporsi komisaris
independen, dan latar belakang pendidikan komisaris. Khusus untuk
perbankan syariah, maka indikator tersebut ditambah oleh
adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). Indikator-indikator tersebut dikenal juga dengan istilah Regulatory Framework, di mana indikator tersebut yang berpengaruh terhadap Good Corporate Governance dan
Good
Corporate Governanceyang berpengaruh
terhadap profitabilitas suatu bank. Ini sesuai dengan penelitian Connet
54
Agus Takarani, “ Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Good Corporate Governance dan Struktur Modal terhadap Kinerja keuangan perbankan syariah”, (Skripsi S1 Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ,2014)
56
et al.(2005) tentang pengaruh good corporate governance terhadap kinerja yang juga menggunakan ROA sebagai proksi financial performance dan Pranata (2009) yang menunjukan bahwa adanya pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE dan NPM. 3. Hubungan Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perbankan syariah Apabila intellectual capital dan good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan bahwa
semakin
governance
baik
maka dapat diasumsikan
intellectual capital,
dan good corporate
maka akan semakin baik pula kinerja keuangan
perusahaan.
F. Kerangka Konseptual Dalam penelitian ini peneliti menguji pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan. Pengukuran untuk tiap variabel terdiri dari beberapa indikator. Intellectual capital diukur dengan teori yang dikembangkan Ulum, terdiri
dari
modal
manusia (IB-VACA), modal struktural (IB-VAHU) dan modal yang digunakan (IB-STVA). Sedangkan good corporate governance diukur dengan kualitas gcg. Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:
57
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual IB-VACA IB-VAHU IB-STVA
Intellectual Capital (X1)
KINERJA KEUANGAN (Y) 1. ROA 2. NPM
Self Assesment
GCG (X2)
G. Dasar Perumusan Hipotesis Sehingga dasar perumusan hipotesis yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut : H1: intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan Perbankan syariah H2: Good Corporate Governace berpengaruh terhadap kinerja Keuangan Perbankan syariah H3: Intellectual Capital dan Good Corporate Governace berpengaruh terhadap kinerjaKeuangan Perbankan syariah
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini bersifat deskriptif kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menekankan pada
pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angkaangka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan permodalan matematis.1Sedangkan metode deskriptif menurut Nazir adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, set kondisi, system pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.2 Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan kausalitas antara intellectual capital (yang diukur dengan iB-VAIC™)
dan Good Corporate
Governance yang diproksikan melalui penilaian Self Assesment. Data bersumber dari laporan keuangan tahunan yang telah diaudit maupun laporan manajemen bank umum syariah di Indonesia dalam rentang waktu 2011 sampai dengan 2014.
1
Efferin Sujoko, dkk Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu pendekatan Praktis (Malang: Bayu Media Publishing, 2004), h. 18 2 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 54
58
59
2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah
dalam
kurun waktu
tahun
2011-2014.
Tahap
selanjutnya adalah pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria sampel, antara lain: a. Bank Umum Syariah yang melampirkan laporan keuangan yang telah diaudit didalam laporan tahunannya, dan b. Bank Umum syariah yang menerbitkan laporan tahunan dan laporan Good Corporate Governance selama empat tahun berturut-turut. Proses pengambilan sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel rangkuman hasil proses pengambilan sampel berikut:
No
Tabel 3.1 Proses Selesksi Sampel Berdasarkan Kriteria Kriteria
Jumlah Perbankan
1
Jumlah Bank Umum syariah di Indonesia menurut data statistik Perbankan Syariah
12
2
Bank Umum Syariah yang tidak menerbitkan Annual Report dan Good Corporate Governance selama empat tahun berturut-turut
(2)
3
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria
10
Total sampel data selama empat tahun penelitian
40
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dari hasil purposive sampling diatas maka perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah sebagai berikut:
59
60
No
Tabel 3.2 Daftar Nama Bank Umum Syariah Nama Bank Umum Syariah Kode Bank
1
Bank Syariah Mandiri
BSM
2
BNI Syariah
BNIS
3
BRI Syariah
BRIS
4
Bank Muamalat Indonesia
BMI
5
BCA Syariah
BCAS
6
Bank Mega Syariah
BMS
7
Bank Panin Syariah
BPS
8
Bank Victoria Syariah
BVS
9
Bank Syariah Bukopin
BSB
10
Mybank Syariah
BMSI
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
3. Teknik pengolahan data Analisis data dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS). PLS adalah metode penyelesaian structural equation modeling (SEM) yang dalam hal ini (sesuai tujuan penelitian) lebih tepat dibandingkan dengan teknik-teknik SEM lainnya karena jumlah sample yang kecil dan potensi distribusi variable tidak normal. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan WarpPLS 5.0. Pengolahan data yang dilakukan dengan software Microsoft Excel 2007 tersebut adalah untuk menentukan kinerja dengan indikator ROA
serta untuk Menentukaninttelectual Capital dan Good
corporate Governonce dengan Kualitas GCG. Software WarpPLS
61
5.0 digunakan untuk menghitung pengaruh intellectual capital dan Good corporate governance terhadap kinerja Bank umum syariah. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a. StudiPustaka Studi pustaka dilakukan untuk mencapai pemahaman yang komprehensif mengenai konsep yang akan dikaji. Bahan yang digunakan untuk kajian pustaka ini adalah buku-buku, makalah, dan jurnal ilmiah yang relevan & mendukung landasan teori penelitian. b. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan laporan manajemen.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif. Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Laporan keuangan menunjukkan posisi keuangan dan juga
indikator kinerja
62
perusahaan. Dalam mengukur kinerja keuangan ada beberapa rasio yang dilakukan, diantaranya adalah menghitung kinerja dengan variabel ROA dan NPM. a. Return on Asset(Y) ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Ukuran atau rumus yang digunakan adalah rasio perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan
secara keseluruhan.
Rasio
ini
dirumuskan dengan57 :
b. Net Profit Margin(Y) Net Profit Margin dihitung
dengan menggunakan
pendapatan bersih dibandingkan dengan penjualan. Hal ini menunjukkan seberapa besarpersentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini artinya semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Rasio ini dirumuskan dengan
57
VeithzalRivai, dkk.,Bank and Financial Institution Management Conventional and Sharia System (Jakarta : Raja GrafindoPersada, 2007), h.720.
:
63
2. Variabel Independen a. Intellectual Capital (X1) Inttelectual Capital adalah pengetahuan (Knowladge) dan kemampuan (abality) yang dimiliki oleh suatu kolektivitas sosial, seperti sebuah organisasi komunitas intelektual, atau praktik profesional serta intellectual capital mewakili sumber daya yang bernilai tinggi dan berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan
pada
pengetahuan.58
Modal
intelektual
dalam
penelitian ini adalah Modal intelektual yang diukur berdasarkan pengukuran dari model
value added
yang diproksikan dari
physical capital (iB-VACA), human capital (IB-VAHU) dan structural capital (IB-STVA). Kombinasi dari ketiga value added disimbolkan dengan nama iB-VAIC yang dikembangkan oleh Ulum. Formulasi dari perhitungan iB-VAIC adalah sebagai berikut: iB-VAIC
mengindikasikan
perbankan syariah yang
merupakan
kemampuan penjumlahan
intelektual dari iB-
VACA, iB-VAHU dan iB-STVA. Rumus iB-VAIC adalah: iB-VAIC™ = iB-VACA + IB-VAHU + iB-STVA Keterangan: iB-VAIC™ = Value Added Intellectual Capital iB-VACA 58
= Value Added Capital Employed
Moeheriono, “Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi‖, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 305
64
iB-VAHU
= Value Added Human Capital
iB-STVA = Value Added Structural Capital Sebelum menghitung variabel intellectual capital secara keseluruhan, perlu dihitung mengenai nilai tambah atau iBValue Added (iB-VA). Rumus yang digunakan, yaitu: iB-VA = OUT – IN Keterangan; OUT (output)
: Total pendapatan
IN (input)
: Beban usaha/operasional dan beban non operasional kecuali
beban kepegawaian/
karyawan. Metode iB-VAIC mengukur efisiensi tiga jenis input perusahaan: modal manusia, modal struktural serta modal fisik dan finansial, yaitu: 1.
Value Added Capital Employed (iB-VACA). iB-VACA adalah indikator untuk iB-VA yang diciptakan
oleh satu unit dari human capital. Rasio ini menunj ukkan kontibusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added perusahaan.
Keterangan: iB-VACA :Value Added Capital Employed: rasiodariiB-VA terhadap CE
65
iB-VA :value added CE :Capital Employed: dana yang tersedia (total ekuitas) 2.
iB-Value Added Human Capital(iB-VAHU) iB-VAHU menunjukkan berapa banyak iB-VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenagakerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
Keterangan : iB-VAHU :Value added Human Capital: rasiodariiB-VA terhadap HC iB-VA :Value added HC :Human capital: beban karyawan 3. Structural Capital Value Added(iB-STVA) Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari iB-VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
Keterangan : STVA : Structural Capital Value Added: rasio dari SC terhadap IB-VA SC
: Structural capital: IB-VA – HC
IB-VA : Value Added
66
Untuk dapat dilakukan pemeringkatan terhadap sejumlah perbankan, hasil perhitungan iB-VAIC (untuk selanjutnya dapat disebut BPI) dapat diranking berdasarkan skor yang dimiliki. Sejauh ini, belum ada standar tentang skor kinerja IC tersebut, namun penelitian Ulum (2008) telah merumuskan untuk memberikan kategori dari hasil perhitungan VAIC, yaitu: 1. Top performers– skor VAICTMdi atas 3,00 2. Good performers– skor VAICTMantara 2,0 sampai 2,99 3. Common performers– skor VAICTMantara 1,5 sampai 1,99 4. Bad performers– skor VAICTMdi bawah 1,5
b. Good Corporate Governance (X2) Kualitas penerapan GCG adalah sejauh mana Bank menjalankan peraturan dan ketetapan BI tentang GCG. Diukur dengan nilai komposit peringkat
kualitas
penerapan GCG
bank berdasarkan kesesuaian pelaksanaan aspek GCG oleh bank dengan faktorfaktor penilaian yang telah ditetapkan Bank Indonesia dalam Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS Tahun 2010 yang mencakup 70 indikator pada 11 faktor. Untuk mengetahui kulitas penerapan GCG pada Bank Umum Syariah dilakukan Analisis Data. Analisis Data yang dilakukan ada 2 tahap yaitu:
67
1. Menganalisis peringkat penerapan masing-masing Faktor GCG. Analisis
dilakukan
dengan
content
analysis.
Indikator-indikator dibuat khusus untuk penilaian kualitas penerapan GCG pada Bank Umum Syariah. Seluruh faktor, sub faktor dan indikator diambil dari lampiran 4 SE Bank Indonesia No.12/13/DPbS/ 2010 dengan memperhatikan ketentuan pasal 62 PBI No. 11/33/PBI/2009. Pengisian
dilakukan
dengan
cara
pemberian
nilai
indikator sesuai dengan apa yang diungkapkan di laporan GCG dengan ketentuan sebagai berikut. Nilai
Keterangan
1
Penerapan indikator GCG sesuai dengan ketentuan yang berlaku
0
Penerapan indikator GCG tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 12/ 13/DPbSTahun 2010 Setelah diberikan nilai pada masing-masing indikator penerapan
GCG,
kemudian kualitas penerapan faktor
dikategorisasi dengan ketentuan sebagai berikut:
68
No
Peringkat
1
1
Memenuhi 87.5%-100% total indikator
2
2
Memenuhi 62.5%-87.4% total indikator
3
3
Memenuhi 37.5%-62.4% total indikator
4
4
Memenuhi 12.5%-37.4% total indikator
5
5
Memenuhi 0% - 12.4% total indikator
Keterangan
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 12/ 13/DpbSTahun 2010. Penetapan peringkat faktor penerapan GCG bagi Bank Umum Syariah sebagaimana pada tabel diatas berlaku dalam hal
peringkat
faktor
berdasarkan
hasil Content
Analysis
setinggi-tingginya sama dengan peringkat faktor bardasarkan hasil self assessment BUS. Dalam hal peringkat faktor hasil Content Analysis lebih tinggi daripada peringkat faktor berdasar self assessment BUS, maka yang digunakan adalah peringkat faktor hasil self assessment BUS. 2. Menganalisis kualitas penerapan GCG Setelah penerapan
mendapatkan
setiap
faktor
data
mengenai
kualitas
GCG, selanjutnya
adalah
menganalisis kualitas penerapan GCG pada bank syariah dengan mengalikan peringkat masing-masing faktor dengan bobot
yang
telah
ditentukan
oleh
BI yang kemudian
menghasilkan nilai komposit yang berlandaskan aturan berikut:
69
No
Faktor
Bobot (%)
1
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
12.50
2
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DewanPengawas Syariah
17.50
5
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatanpenghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
5.00
6
Penanganan benturan kepentingan
10.00
7
Penerapan fungsi kepatuhan Bank
5.00
8
Penerapan fungsi audit intern
5.00
9
Penerapan fungsi audit ekstern
5.00
10
Batas Maksimum Penyaluran Dana
5.00
11
Transparansi kondisi keuangan dan nonkeuangan, laporan pelaksanaan GCG danpelaporan internal
15.00
TOTAL
100.00
3 4
10.00 10.00
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 12/ 13/DpbSTahun 2010.
Setelah menemukan nilai komposit, ditentukan predikat kualitas pelaksanaan GCG pada bank sebagai berikut : No.
Nilai Komposit
Predikat(Kualitas)
1
< 1,5
Sangat Baik
2
1,5 sampai dengan 2,4
Baik
3
2,5 sampai dengan 3,4
Cukup Baik
4
3,5 sampai dengan 4,4
Buruk
5
4,5 sampai dengan 5
Sangat Buruk
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 12/ 13/DpbSTahun 2010.
70
C. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
gambaran profil data
digunakan
untuk
memberikan
sampel. Penelitian ini
menggunakan
statistik deskriptif yang terdiri dari minimum, maksimum, mean dan deviasi standar. Statistik deskriptif dihitung dengan program microsoft excel untuk memudahkan perhitungan. 2. Evaluasi Model Pegukuran Evaluasi model dalam PLS meliputi 2 tahap, yaitu evaluasi Outer Model atau model pengukuran dan evaluasi terhadap inner Model atau model Struktural. a. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk laten dengan indikatornya. Persamaan untuk outer model yaitu: 59
X = πxξ+εx X = πyη+εy Keterangan: X = Matriks variabel manifest yang berhubungan dengan konstruk laten eksogen ξ Y = Matriks variabel manifest yang berhubungan dengan konstruk laten endogen η 59
Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, ―Structural Equation (Jakarta: Salemba Infotek, 2009) h. 214
Modeling‖,
71
πx dan πy = Matriks koefisien (matriks loading) εx dan εy = Matriks outer model residu a. Convergent Validity Convergent validity merupakan tingkatan sejauh mana hasil
pengukuran suatu konsep menunjukkan korelasi positif
dengan hasil pengukuran konsep lain yang secara teoritis harus berkorelasi
positif.60Convergent Validitymengukur besarnya
korelasi anatara konstrak dengan variabel laten. Dalam evaluasi Convergent Validity dari pemeriksaan individual item reliability, dapat dilihat dari nilai standarized loading factor. Pengukuran (indikator) dengan konstruknya. nilai loading faktor diatas 0,7 dapat dikatakan ideal, artinya bahwa indikator dikatakan valid sebagai indikator yang mengukur konstruk. Meskipun demikian, nilai standarized loading factor, diatas 0,5 dapat diterima, sedangkan dibawah 0,5 dikeluarkan dari model.61 b. Discriminant Validity Disriminant Validity dari model reflektif dievaluasi melalui cross loading, kemudian membandingkan nilai AVE degan kuadrat nilai korelasi antar konstruk (atau membandingkan akar AVE denga korelasi antarkonstrak). Ukuran Cross loading adalah
60
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah,”Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi)‖, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.103-104 61 Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, “Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan Partial Least Square Path Modeling‖, ( Jakarta: Salemba Infotek, 2011) h.18
72
membandingkan korelasi indikator dengan konstraknya dan konstrak dari blok lainnya. Bila indikator dengan konstrak lebih tinggi dari korelasi dengan blok lainnya, hal ini menunjukkan konstrak tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya. Ukuran Discriminant Validity lainnya adalah akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antar konstrak.62 c. Composite Reliability Composite Reliability dilakukan dengan melihat view latent variable coefficients. Dari output ini, maka kriteria dilihat dari dua hal yaitu composite reliability dan cronbach’s alpha.
Keduanya harus bernilai di atas 0,70 sebagai syarat
reliabilitas.63 Apabila
suatu
konstruk
telah
memenuhi dua
kriteria tersebut maka dapat dikatakan bahwa konstruk reliabel. Pendapat lain dinyatakan oleh Chin menyatakan bahwa cronbach’s alpha dalam PLS dikatakan baik apabila ≥ 0,5 dan dikatakan cukup apabila ≥ 0,364. Apabila suatu konstruk telah memenuhi dua kriteria tersebut maka dapat dikatakan bahwa
62
Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, “Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan Partial Least Square Path Modeling‖, ( Jakarta: Salemba Infot ek, 2011) h. 19-20 63 Mahfud Sholihin dan Dwi Ratmono, “Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 untuk Hubungan Nonlilier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis.‖ ( Yogyakarta: Andi.2013) h. 73 64 Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, ―Structural Equation Modeling‖, (Jakarta: Salemba Infotek, 2009) h.
73
konstruk
reliabel atau memiliki konsistensi dalam instrumen
penelitian. a. Evaluasi Model Struktural (Inner Model) Inner Model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak laten dan konstrak laten lainnya. Persamaan dari inner model adalah sebagai berikut:65
η = ηβ+ξГ+ζ Keterangan: η = Matriks konstrak laten endogen ξ = Matriks konst rak laten eksogen β = Koefisien matriks variabel endogen Г = Koefisien matriks variabel eksogen ζ = Inner model residual matriks Evaluasi model struktural (inner model) meliputi uji kecocokan model (model fit), path coefficient, dan R2 . Uji model fit ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu model memiliki kecocokan dengan data. Pada uji kecocokan model terdapat
3
indeks
coefficient(APC),
pengujian,
average
R-squared
yaitu (ARS)
average dan
path average
varians factor (AVIF). Nilai p untuk APC dan ARS harus lebih
65
Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan, ―Structural Equation Modeling‖, (Jakarta: Salemba Infotek, 2009) h. 213
74
kecil dari 0.05 atau berarti signifikan. Selain itu, AFIV sebagai indikator multikolinearitas harus lebih kecil dari 5.66 3. Hipotesis Uji
hipotesis
digunakan
untuk menjelaskan arah
hubungan antara variabel independen dan variabel dependennya. Pengujian ini dilakukan dengan cara analisis jalur (path analysis) atas model yang telah dibuat. Program WarpPLS 5.0 dapat secara simultan menguji model struktural yang komplek, sehingga dapat diketahui hasil analisis jalur dalam satu kali analisis regresi. Gambar 3.1 Analisis Lajur
IB-VACA IB-VAHU Intellectual capital
IB-STVA
ROA KK
NPM GCG
Hasil korelasi antar konstruk diukur dengan melihat path coefficients dibandingkan
dan
tingkat
signifikansinya yang
kemudian
dengan hipotesis penelitian yang terdapat pada bab
dua. Suatu hipotesis dapat diterima atau harus ditolak secara 66
Mahfud Sholihin dan Dwi Ratmono, “Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 untuk Hubungan Nonlilier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis.‖ ( Yogyakarta: Andi.2013) h. 61
75
statistik dapat dihitung melalui tingkat signifikansinya. Biasanya tingkat signifikansi ditentukan sebanyak 10%, 5%, dan 1%. Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebesar 10%. Apabila tingkat signifikansi yang dipilih sebesar 10% maka tingkat signifikansi atau tingkat kepercayaan 0,10 untuk
menolak
suatu
hipotesis.
Dalam penelitian ini ada
kemungkinan mengambil keputusan yang salah sebesar 5%. Berikut ini yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yaitu: p-value≥ 0,05, maka Ho diterima p-value< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Penelitian 1.
Gambaran Kinerja Keuangan Bank Syariah tahun 2011 -2014 Table 4.1 Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah ROA
BANK 2011 2012 2013
NPM
Rata2014 rata
2011
2012
2014
Ratarata
2013
BSM
1.95
2.25
1.53
0.17
1.48
0.146
0.17 0.119 0.0129
0.11
BNIS
1.29
1.48
1.37
1.27
1.35
0.065
0.08 0.072
0.075
0.07
BRIS
0.2
1.19
1.15
0.08
0.66
0.011 0.076 0.074 0.0319
0.05
BMI
1.52
1.54
0.5
0.17
0.93
0.118 0.131
0.38
0.011
0.16
BCAS
0.9
0.8
1
0.8
0.88
0.072 0.071 0.082
0.047
0.07
BMS
1.58
3.81
2.33
0.29
2.00
0.054
0.14
0.11
0.014
0.08
BPS
1.75
3.29
1.03
1.99
2.02
0.13
0.24
0.08
0.135
0.15
BVS
6.93
1.43
0.5
-1.87
1.75 0.00298 0.122 0.036
0.129
0.07
BSB
0.52
0.55
0.69
0.27
0.51
0.018
0.03
BMSI
3.57
2.89
2.87
3.61
3.24
0.33
0.37
0.0049 0.055 0.053 0.4
0.44
0.29
Sumber : Data diolah Tabel di atas menunjukan pertumbuhan nilai ROA dan NPM yang dihasilkan oleh masing-masing Bank syariah selama periode 2011
hingga 2014,
ROA
menunjukan
kemampuan
manajemen
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset yang dimiliki dan NPM menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai ROA tahun 2011 hingga 2014 yang tertinggi adalah Bank Maybank Syariah Indonesia dengan nilai 3.24 % dan yang terendah yaitu Bank Syariah
7776
77
Bukopin. Dari hasil tersebut menunjukkan pada tahun 2011 -2014 kemampuan manajemen Bank Mybank syariah yang terbaik dalam memanfaatkan aset yang dimiliki. Sedangkan Bank Syariah Bukopin, dilihat dari nilai rata-rata ROA tahun 2011 -2014 yang menempati posisi terkecil menunjukkan bahwa manajemen perusahaan kurang efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi prosentase nilai ROA maka manajemen perusahaan semakin. efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan, rata-rata nilai NPM tahun 2011 hingga 2014 yang tertinggi adalah Bank Maybank Syariah Indonesia dengan nilai 0.37 % dan yang terendah yaitu Bank Syariah Bukopin dengan nilai 0.03%. Dari hasil tersebut menunjukkan pada tahun 2011 -2014 kemampuan manajemen Bank Mybank syariah yang terbaik dalam mendapatkan laba. Sedangkan Bank Syariah Bukopin, dilihat dari nilai rata-rata NPM tahun 2011 -2014 yang menempati posisi terkecil menunjukkan bahwa manajemen perusahaan kurang efektif dalam menghasilkan keuntungan.
78
2. Gambaran Intellectual Capital Bank Syariah tahun 2011 -2014 Table 4.2 Perkembangan iB-Value added Intellectual Capital (Ib-vaic) Perbankan Syariah TAHUN BANK BSM BNIS BRIS BMI BCAS BMS BPS BVS BSB BMSI
2011
2012
2013
2014
2.76 5.65 1.56 3.21 1.6 -0.57 2.94 3.97 -1.91 3.99
3.2 4.36 2.72 3.28 1.66 -4.37 4.5 2.86 1.58 4.08
2.62 3.57 2.14 3.13 1.88 2.57 3.32 1.53 2.07 3.96
1.46 2.78 1.64 1.88 1.7 1.59 4.49 -3.57 1.51 4.69
Sumber : Data diolah Tabel di atas menunjukan pertumbuhan nilai iB-VAIC yang dihasilkan oleh masing-masing Bank syariah selama periode 2011 hingga 2014,
Ib-vaic
mengindikasikan
kemampuan
intelektual
organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Bisiness Performance Indikator). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Top performance tahun 2011 adalah BNI Syariah dengan nilai 5.65 dan yang mengalami Bad Performance yaitu Bank Syariah Bukopin. Top performance
pada
tahun 2012 adalah BNI Syariah dengan nilai 4.36 dan yang mengalami Bad Performance yaitu Bank mega syariah.Kemudian Top performance pada tahun 2013 adalah Bank mybank syariah indonesia dengan nilai dan yang mengalami Bad Performance yaitu Bank victoria syariah. sedangkan Top performance
pada tahun
2014 adalah Bank mybank syariah
indonesia dengan nilai dan yang mengalami Bad Performance yaitu Bank
79
victoria syariah. Hasil perhitungan tersebut yang menempati posisi Bad Performance
menunjukkan bahwa perusahaan belum memanfaatkan
Intellectual Capital dengan baik. 3. Gambaran Good Corporate Bank Syariah tahun 2011 -2014 Table 4.3 Perkembangan Good Corporate Governance Perbankan Syariah Self Assesment BANK
2011
2012
2013
2014
BSM
1.6
1.675
1.85
2.12
BNIS
1.675
1.25
1.3
2
BRIS
1.55
1.38
1.35
1.74
BMI
1.3
1.7
1.15
1.15
BCAS
1.9
1.8
1.55
1
BMS
1.825
1.6
1.869
2
BPS
1.95
1.35
1.35
1.4
BVS
1.69
2.07
1.66
1.93
BSB
1.5
1.5
1.5
2
BMSI
2.3
2.3
2.172
2
Sumber : Data diolah Tabel di atas menunjukanmenunjukkan tingkat perkembangan Nilai Komposit Self AssessmentGCG Bank Umum Syariah dari tahun 2011-2014. Selama periode penelitian nilai komposit self assessment GCG Bank Umum Syariah mengalami fluktuatif, pada masa penelitian ini nilai komposit self assessmentGCG terbaik terjadi pada Bank Muamalat Indonesia di Tahun 2012 dan 2013 sebesar 1.150 dan nilai komposit self assessmentterendah terjadi pada Bank Mybank syariah di Tahun 2011 hingga 2014.hal ini menunjukkan bahwa bank mybank syariah kurang menjalankan tata kelola perusahaan dengan baik.
80
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan teknik SEM. Langkah
pertama dalam penelitian ini
penentuan sampel dengan
metode
purposive
adalah melakukan sampling
atau
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu pada perusahaan perbankan pada periode 2011-2014 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Tahap pemilihan sampel dilanjutkan dengan membuat statitik deskriptif. Tabel
deskriptif
menjelaskan
variabel-variabel
dalam
penelitian, meliputi variabel independen yaitu kinerja keuangan, dan variabel dependen yaituintellectual capital dan good corporate governance. Data yang akan diolah adalah data laporan tahunan periode 2011-2014. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 40 data observasi untuk Bank Umum Syariah yang berasal dari perkalian antara periode 4 tahun dari tahun 2011-2014 dengan jumlah perusahaan sampel 10 Bank Umum Syariah. Hasil olahan data mengenai statistik deskriptif dapat dilihat sebagai berikut:
81
Variabel
Indikator
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif N Min Max
iB-Vaca 40 -1,920 iB-Vahu 40 -3,720 iB-Stva 40 -2,813 GCG 40 1 GCG ROA 40 -0,019 Kinerja NPM 40 0.003 Sumber : Data diolah (output WarpPls 5.0) Intellectual Capital
0,790 10,620 1,740 2,3 0,069 0,440
Mean
Std. Deviasi
0,251 2,478 0,354 1,675 0,015 0,116
0,455 2,907 0,880 0,328 0,014 0,111
Hasil analisis deskriptif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Intellectual Capital Variabel intellectual capital terdiri dari 3 buah indikator yang terdiri dari iB-VACA, iB-VAHU dan iB-STVA. Indikator dari Intellectual Capital tersebut disimbolkan dengan iB-VACA iB-VAHU
dan
iB-STVA. iB-VACAmemiliki nilai minimum
sebesar -1,920, nilai ini merupakan hasil perhitungan iB-VACA pada Bank Mega Syariah pada tahun 2012 dan nilai maksimum dari iB-VACA sebesar 0,790, nilai ini merupakan hasil perhitungan iB-VACA pada BNI Syariah pada tahun 2013. Sehingga rata-rata iB-VACA sebesar 0.251 dengan standar deviasi sebesar 0,455. Sedangkan iB-VAHU memiliki nilai minimum sebesar 3,720, nilai ini merupakan hasil perhitungan iB-VAHU pada Bank Mega Syariah pada tahun 2012dan nilai maksimum dari iB-VAHU sebesar 10,620 , nilai ini merupakan hasil perhitungan iBVAHUpada Mybank Syariah pada tahun 2014. Sehingga rata-rata iB-VAHU sebesar 2,478 dengan standar deviasi sebesar 2,907.
82
Dan iB-STVA memiliki nilai minimum sebesar -3,820, nilai ini merupakan hasil perhitungan iB-VAHU pada Bank Victoria Syariah pada tahun 2014 dan nilai maksimum dari iB-STVA sebesar 1,740, nilai ini merupakan hasil perhitungan iB-STVA pada Mega Syariah pada tahun 2011. Sehingga rata-rata iB-STVA sebesar 0,354 dengan standar deviasi sebesar 0,880. 2. Good Corporate Governance Variabel good corporate governance di proksikan dengan indikator kualitas GCG. Data tersebut menunjukkan bahwa sampel yang diambil terdapat pada rentang data antara 1 sampai 2,3
dengan mean sebesar 1,673. Perhitungan standar
deviasi diperoleh data sebesar 2,38. 3. Kinerja Keuangan Kinerja
keuangan
dalam
penelitian
imi
dihitung
menggunakan ROA dan NPM. Berdasarkan perhitungan statistik deskriptif di atas, ROA memiliki nilai minimum -0,019, nilai ini merupakan hasil perhitungan ROA pada Bank Victoria Syariah pada tahun 2014 dan nilai maksimum dari ROA sebesar 0,069, nilai ini merupakan hasil perhitungan ROA pada Bank Victoria Syariah pada tahun 2011. Sehingga rata-rata ROA sebesar 0,015 dengan standar deviasi sebesar 0,014. Sedangkan berdasarkan statistik deskriptif di atas, NPM memiliki
nilai
minimum
0,003, nilai ini merupakan hasil
83
perhitungan NPM pada Bank Victoria Syariah pada tahun 2011 dan nilai maksimum dari NPM sebesar 0,440, nilai ini merupakan hasil perhitungan NPM, pada Mybank Syariah pada tahun 2012. Sehingga rata-rata NPM sebesar 0,116 dengan standar deviasi sebesar 0,111. 2. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Langkah selanjutnya yaitu evaluasi outer model dilakukan melalui 3 kriteria yaitu convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Berikut ini adalah hasil pengolahan data: Tabel 4.5 Hasil Output Evaluasi Outer Model
No
Var
Dimensi
(1)
(2)
1 2
IC
X1
3 4 5 6
GCG
X2
KK
Y
Indikator
Indika tor
Faktor loading
p-value
(3)
(4)
(9)
IB-VACA
X1.1
0.723
IB-VAHU
X1.2
0.878
IB-STVA
X1.3
0.342
GCG
X2
1.000
ROA
Y1.1
0.84
NPM
Y1.2
0.84
<0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
Dimensi
Vali ditas
Reliabilit as
AVE
(10)
(11)
(12)
Vali d Vali d Inval id Vali d Vali d Vali d
Reliabel
0.47
CR (13) 0.706
Validitas
Reliabi litas
(14)
(15)
kurang valid
Ket
reliabel
Reliabel hapu s
Reliabel Reliabe
1.000
1.000
Valid
Reliabel
0.706
0.821
valid
Reliabe l Reliabe l
Reliabel
Sumber : Data diolah
Berdasarkan pengolahan data diatas menunjukan bahwa pada variabel intellectual capital yang terdiri dari IB-VACA, IB-VAHU dan IBSTVA terdapat indikator yang tidak memenuhi Outer Model yaitu IB-STVA dimana IB-STVA memiliki faktor loading < 0,70 atau < 0,40 yaitu sebesar
84
0,342 dengan p-value >0,05 yaitu 0,274. Dan untuk variabel GCG yang dan variabel kinerja yang terdiri dari indikator ROA dan NPM memenuhi uji outer model. Indikator dengan loading dibawah 0,40 harus dihapus dari model untuk meningkatan nilai Avarage variance extrcted (AVE) dan composite reliability di atas batasannya. Sehingga indikator IB-STVA dan Dewan direksi harus di hapus dari model. Berikut ini hasil output setelah penghapusan indikatorindikator tersebut: Tabel 4.6 Hasil Output Evaluasi Outer Model setelah penghapusan indikator ib-stva dan dewan direksi No
Var
Dimensi
(1) 1
(2) IC
X1
2 3 4 5
Indikator
IB-VACA IB-VAHU
GCG KK
X2 Y
GCG
(3) X1.1 X1.2 X2
Indikator
Dimensi
Faktor loading
pvalue
Validitas
Reliabilitas
(4)
(9)
(10)
(11)
AVE
CR Validitas
Reliabilitas
(14)
(15)
(12)
(13)
0.690
0.817
Valid
reliabel
0.830
<0.001
Valid
reliabel
0.830
<0.001
Valid
reliabel
1.000
<0.001
Valid
reliabel
1.000
1.000
Valid
reliabel
Valid
reliabel
0.706
0.827
Valid
Reliabel
Valid
reliabel
ROA
Y1.1
0.840
<0.001
NPM
Y1.2
0.840
<0.001
Sumber : Data diolah
Berdasarkan memenuhi convergent
hasil
tersebut
ketiga
konstruk
telah
validity yang merupakan bagian dari outer
model yaitu memiliki faktor loading < 0,70 atau < 0,40 dan p-value < 0,05. Dan memiliki nilai AVE > 0,50. Dan juga telah memenuhi composite reliability yang merupakan bagian dari outer model yaitu memiliki nilai composite reliability >0,70. Dengan demikian, maka outer model dapat diterima.
85
3. Evaluasi Model Struktural (Inner Model) Tahap
selanjutnya
adalah
melakukan
evaluasi
struktural (inner model) yang meliputi uji kecocokan model (model fit), path coefficient, dan R2. Pada uji kecocokan model terdapat 3 indeks pengujian, yaitu average path coefficient (APC), average R— squared (ARS) dan average varians factor (AVIF) dengan kriteria APC dan ARS diterima dengan syarat p –value< 0,05 dan AVIF lebih kecil dari Gambar 4.1 Model fit and quality indices Model fit and quality indices ----------------------------------------------------------Average path coefficient (APC)=0.452, P<0.001 Average R-squared (ARS)=0.700, P<0.001 Average adjusted R-squared (AARS)=0.684, P<0.001 Average block VIF (AVIF)=1.377, acceptable if <= 5, ideally <= 3.3 Sumber : Data diolah (output WarpPls 5.0)
Berikut ini adalah hasil output model fit indices yang disajikan dalam tabel yaitu: Tabel 4.7 Model Fit Indices Indeks 0,42
APC
P-Value <0,001
0,700 <0,001 1,377 Good if< 5 Sumber : Data diolah (output WarpPls 5.0) ARS AVIF
Hasil output
Kriteria p<0,05
Keterangan Diterima
P<0,05 AVIF < 5
Diterima Diterima
di atas, menjelaskan bahwa APC memiliki
indeks sebesar 0,42 dengan nilai p-value< 0,001. Sedangkan ARS
86
memiliki indeks sebesar 0,700 dengan p-value<0,001. Berdasarkan kriteria, APC sudah memenuhi kriteria karena memiliki nilai p < 0,001. Begitu pula dengan nilai p-value dari ARS yaitu p<0.001< 0,05.
Nilai AVIF yang harus < 5 sudah
terpenuhi
karena
berdasarkan data tersebut AVIF nilainya 1,377. Dengan demikian, maka inner model dapat diterima. 4.
Hasil Uji Hipotesis Pengujian
hipotesis
ini
juga
dimaksudkan
untuk
membuktikan kebenaran dugaan penelitian atau hipotesis. Hasil korelasi antar konstruk diukur dengan melihat path coefficients dan tingkat signifikansinya yang kemudian dibandingkan dengan hipotesis penelitian yang terdapat di bab dua. Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Berikut ini hipotesis yang dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran dugaan penelitian yang terdiri dari ketiga hipotesis, yaitu: 1. Hipotesis 1 : Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan syariah 2. Hipotesis 2 : Good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 3. Hipotesis 3 :
intellectual
governance
capital,
dan
good
corporate
secara berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah.
87
Berikut ini merupakan gambar model penelitian dan hasil dari effect size yang telah diperoleh berdasarkan pengolahan data: Gambar 4.2 Model Penelitian
Sumber : Data diolah (output WarpPls 5.0)
Keterangan: IC
: Intellectual Capital
GCG
: Good Corporate Governance
KK
: Kinerja Keuangan Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwa variabel
Intellectual capital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan NPM dalam kurun waktu 2011-2014 dengan nilai p-value <0,001. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang positif yaitu β 0,74. Angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada penilaian terhadap intellectual capital sebesar satu satuan, maka kinerja
keuangan
akan
meningkat
Sedangkan, Good Corporate Governance positif dan
signifikan
sebesar
0,74.
memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan
yang
88
diproksikan dengan ROA dan NPM dalam kurun waktu 20112014 dengan nilai p-value 0,04 dan koefisien beta yang positif yaitu β 0,17. Angka
ini
menunjukkan
bahwa
jika
terjadi
peningkatan pada penilaian terhadap Good corporate governance sebesar satu satuan, maka kinerja keuangan akan meningkat sebesar 0,17. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.8 Indirect dan Total Effect Kriteria Path coefficients
Variabel IC IC GCG KK 0.737 IC p-values GCG KK <0.001 Effect sizes IC for path GCG KK 0.608 Sumber : Data diolah (output WarpPls 5.0)
GCG
KK
0.167 0.045 0.093
Berikut ini, pengujian hipotesis diuraikan lebih lanjut: 1. Uji Hipotesis 1 a.
Hipotesis Ho : Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan syariah Ha : Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan syariah
b. Dasar Pengambilan Keputusan p-value ≥ 0,05, maka Ho diterima
89
p-value< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima c. Keputusan p-value = <0,001< 0,05 maka Ha diterima atau Ho tidak dapat didukung. d. Kesimpulan Variabel intellectual capital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja keuangan perbankan syariah.
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel
intellectual capital
memiliki pengaruh
yang
positif
terhadap variabel kinerja keuangan yang dapat diamati melalui nilai koefisien jalur yang bernilai positif yang cukup besar yaitu 0,737. Angka ini menunjukkan bahwa jika
terjadi
peningkatan
pada penilaian
terhadap
intellectual capital sebesar satu satuan, maka kinerja keuangan akan meningkat sebesar 0,737 dan begitu pula sebaliknya, setiap terjadi penurunan penilaian terhadap intellectual capital sebesar satu satuan, maka penilaian terhadap kinerja keuangan akan menurun sebesar 0,737. Nilai R2 dapat dilihat pada effect size, dimana nilainya sebesar 0,608 berarti bahwa variabel intellectual capital memengaruhi variabel kinerja keuangan pada perbankan syariah sebesar 60,8% dan sisanya 39,2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar penelitian ini.
90
2. Uji Hipotesis 2 a. Hipotesis Ho : Good corporate governance tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan syariah Ha : Good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan syariah b. Dasar Pengambilan Keputusan p-value ≥ 0,05, maka Ho diterima p-value< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima c. Keputusan p-value = 0,045< 0,05, maka Ha diterima atau Ho tidak dapat didukung. d. Kesimpulan Variabel good corporate governance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini ditandai melalui nilai koefisien jalur yang bernilai positif sebesar 0,167 dengan p-value yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,045. Angka menunjukkan
bahwa
jika
terjadi
peningkatan
ini pada
penilaian terhadap Good corporate governance sebesar satu satuan, maka kinerja keuangan akan meningkat sebesar 0,167 dan begitu pula sebaliknya, setiap terjadi
91
penurunan penilaian terhadap intellectual capital sebesar satu satuan, maka penilaian terhadap kinerja keuangan akan menurun sebesar 0,167. Sedangkan pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan perbankan syariah dapat dilihat pada effect size, dimana nilainya sebesar 0,093 bahwa
variabel
good
memengaruhi
variabel
syariah 9,3%
dan
corporate
kinerja
berarti
governance
keuangan
perbankan
sisanya dipengaruhi oleh variabel
lainnya diluar penelitian ini. 3. Uji hipotesis 3 a. Hipotesis Ho :
Good
corporate
governance
dan Intellectual
Capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan syariah Ha : Good corporate governance dan intellectual Capital berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan
perbankan
syariah b. Kesimpulan Variabel intellectual Capital dan good corporate governance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja keuangan perbankan syariah. Dari hasil estimasi di atas diperoleh Nilai R2 , dimana nilainya sebesar
92
0,70 berarti bahwa variabel intellectual capital dan good corporate
governance
mampu
menjelaskan variabel
kinerja keuangan perbankan syariah sebesar 70%
dan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian ini. C. Pembahasan Penelitian ini membahas pengaruh intellectual capital,
dan good
corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Selain membahas pengaruh secara parsial tiap variabel tersebut, pengaruh secara simultan dari ketiga variabel tersebut juga akan dibahas. 1. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Intellectual capital terdiri dari tiga indikator yaitu iB-VACA, iB-VAHU dan iB-STVA. Dalam proses pengolahan data dilakukan penghapusan satu indikator yaitu iB-STVA karena tidak memenuhi standar kriteria convergent validity. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel intellectual capital memiliki pengaruh yang
signifikan
terhadap
kinerja keuangan
yang
diproksikan
dengan ROA dan NPM dalam kurun waktu 2011-2014. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang positif yang menunjukkan bahwa semakin baik intellectual capital maka semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan. Nilai R dapat dilihat pada effect size, nilainya sebesar 0,608 yang berarti bahwa variabel intellectual capital mempengaruhi
93
variabel
kinerja keuangan
pada
perusahaan
perbankan Syariah
sebesar 60,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel intellectual capital
dapat mempengaruhi
perusahaan
peningkatan
perbankan syariah selama
kinerja
tahun
keuangan
2011-2014,
dan
pengaruh tersebut cukup besar. Dengan kata lain, semakin tinggi nilai
modal
intelektual
yang dimiliki perusahaan, maka kinerja
perusahaan semakin meningkat. Artinya perusahaan yang mengelola sumber
daya
intelektualnya
secara
maksimal akan
mampu
menciptakan value added dan keunggulan kompetitif yang pada akhirnya
akan
Pemanfaatan
meningkatkan
modal
akanberkontribusi
kinerja
intelektual
signifikan
secara
terhadap
keuangan efektif pencapaian
perusahaan. dan
efisien
keunggulan
kompetitif dan selanjutnya akan tercermin dalam kinerja perusahaan yang baik. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Ulum et.al (2008) dan Jauhar dkk (2014) yang menyatakan bahwa untuk kasus industri perbankan, komponen VAICTM yang relevan adalah VACA dan VAHU. Hal ini juga mendukung pernyataan Pulic (1998) ketika kali pertama memperkenalkan metode VAICTM yang menyatakan bahwa intellectual ability suatu perusahaan dibangun oleh physical capital (VACA) dan intellectual potential (VAHU). Namun tidak sejalan dengan penelitian Kurniasih (2015) yang menyatakan bahwa
94
hanya variabel physical capital (VACA) dan Structural Capital (STVA) yang mempengaruhi kinerja. Hal ini menjelaskan bahwa perbankan syariah yang merupakan perusahaan jasa menitik beratkan pada kemampuan pelayanan prima dan
penggunan human capital. Perusahaan
perbankan syariah di Indonesia telah berhasil “memanfaatkan” dan memaksimalkan keahlian, pengetahuan, dan olah pikir karyawannya untuk menciptakan nilai bagi perusahaan. Dari sisi shareholder, kondisi ini jelas menguntungkan karena menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola organisasi untuk kepentingan pemegang saham (pemilik). 2. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Variabel good corporate governanceyang diproksikan dengan kualitas GCG menghasilkan path coeffisient yang positif dan signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Abdul dan Sulaeman (2014) yang meneliti tentang pengaruh tata kelola perusahaan pada modal intelektual dan kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di
Karachi
Stock
Exchange
(KSE)
Pakistan dan Jauhar et.al (2014) yang meneliti tentang pengaruh tata kelola perusahaan, modal intelektual terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan perusahaan yang terdaftar di BEI yang menyatakan bahwa Good Corporate Governance memiliki
pengaruh
yang
signifikan dan negatif terhadap kinerja keuangan. Namun, hasil ini
95
sejalan dengan penelitian Pratama (2009) yang menyatakan bahwa variabel GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang di proksikan dengan ROE dan NPM. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Good Corporate Governance dapat mempengaruhi
peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan syariah selama tahun
2011-2014,
semakin
tinggi tata kelola yang dilakukan
perusahaan, maka kinerja perusahaan semakin meningkat. Artinya perusahaan yang menglola tata kelolanya secara maksimal akan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan
pengaruh
Good
Corporate
Governance
terhadap kinerja keuangan dapat dilihat dari nilai R2 yang nilainya sebesar
0,093 yang
berarti
Governance memengaruhi
bahwa
variabel
variabel Good Corporate kinerja
keuangan
pada
perbankan syariah sebesar 9,3%. 3. Pengaruh Intellectual Capital, dan Good Corporate Governance Secara Simultan Terhadap Kinerja Keuangan Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kedua variabel ini secara simultan yaitu intellectual capital, dan good corporate governance memengaruhi kinerja keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila salah satu dari variabel independen tidak ada maka dapat mengurangi kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan akan menurun jika intellectual capital dan good corporate governance tidak dikelola dengan baik.
96
Dari hasil estimasi variabel Intellectual capital dan Good Corporate Governace terhadap kinerja diperoleh Nilai R2 sebesar 0,70 berarti bahwa variabel intellectual capital dan good corporate governance mampu menjelaskan variabel kinerja keuangan perbankan syariah sebesar 70% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Intellectual Capital dan Corporate Governance terhadap
kinerja
keuangan perbankan syariah. Intellectual Capital diukur dengan IBValue Added Intellectual Capital (IB-VAIC) dengan 3 indikator yaitu IB-VACA, IB-VAHU dan IB-STVA. Sedangkan Good Corporate Governanace diukur kualitas GCG dan kinerja keuangan
perbankan
syariah diukur dari Return On Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Sampel yang digunakan adalah 10 Bank Umum Syariah selama periode 2011-2014. Teknik analisis data menggunakan metode SEMPLS. Berdasakan hasil pengujian dan pembahasan sebagaimana telah disajikan pada bab sebelumnya yaitu bab 4, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Intellectual capital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan NPM dalam kurun waktu 2011-2014 dengan nilai p-value <0,001. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang
positif yaitu β 0,74 yang
menunjukkan bahwa semakin baik intellectual capital maka semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan.
97
98
2.
Good Corporate Governance
memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan NPM dalam kurun waktu 2011-2014 dengan nilai pvalue 0,045 dan koefisien beta yang positif yaitu β 0,167. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik tata kelola maka semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan. 3.
Variabel intellectual Capital dan Good Corporate Governance mampu menjelaskan variable kinerja keuangan sebesar 70%, yaitu dengan melihat nilai R-square kinerja keuangan sebesar 0,70.
B. Saran Berdasarkan
kesimpulan
yang
diperoleh
dalam
penelitian,
penulis memberikan saran diataranya yaitu: 1. Bagi manajemen perbankan syariah diharapkan memperhatikan pentingnya modal intelektual, baik dari human capital, structure capital maupun customer capital dan tata kelola perusahaan untuk meningkatkan kinerja perbankan syariah. 2. Meningkatkan investasi
pengembangan
untuk meningkatkan
human
capital
produktivitas
sebagai karyawan
upaya dan
meningkatkan structure capital sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan perbankan syariah. Investasi di bidang human capital seperti structure
pelatihan capital
untuk seperti
karyawan
pada setiap bagian, untuk
peningkatan
kualitas
pada website
99
perusahaan. Serta meningkatkan tata kelola perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kinerja
Perbankan syariah,
sebagai
bagian dari
penempatan dana perbankan syariah yang aman dan terpercaya. Bagi peneliti
selanjutnya
diharapkan
dapat
memperluas
penelitian
dengan menggunakan sampel lembaga keuangan syariah lainnya seperti Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Memperpanjang periode memperpanjang
periode
penelitian
penelitian, dengan
diharapkan akan menambah
jumlah sampel dan memberikan kesimpulan yang lebih baik. 4. Menggunakan indikator kinerja keuangan perusahaan selain yang terdapat dalam penelitian ini, karena semakin banyak indikator kinerja keuangan yang digunakan
akan
semakin
baik
dalam
menggambarkan pengaruh intellectual capital dan good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Abdullah, Mal An, 2016. “Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia” (Jogjakarta: AR-RUZZ Media) Arifin, Jauhar dkk, 2014. “The Influence of Corporate Governance, IntellectualCapital onFinancial Performance and Firm Value of Bank Sub-Sector Campanies Listed at Indonesia Stock Exchange in Period 2008-2012 ―(European Journal of Business and Management Vol.6, No.26, 2014) Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Harmono.2014. “Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis‖.Jakarta: Bumi Aksara Hery.2014.”Analisis Kinerja Manajemen (Menilai Kinerja Manajemen Berdasarkan Rasio Keuangan)‖ . Jakarta : Grasindo Kasmir.2012. “Analisis Laporan Keuangan‖.Jakarta: Raja Grafindo Persada Kurniasih.2014.” Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah”.Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta Lina. 2013.”Faktor-Faktor Penentu Pengungkapan Modal Intelektual‖.Media Riset Akuntansi, Vol 3 No.1 februari 2013 Maradita,Aldira. 2014.‖ Karakteristik Good Corporate Governance pada Bank Syariah dan Bank Konvensional”.Yuridika : Volume 29 No 2, MeiAgustus 2014 M yusup,Pawit .2014. “Perspektif Manajemen pengetahuan, informasi, komunikasi, pendidikan, dan Perpustakaan‖.Jakarta: Raja Grafindo Persada Maki, Muhammad Abdul Majid dan Sulaeman Aziz Lodhi. 2014. “Impact of Corporate Governance on Intellectual Capital Efficiency and Financial Performance‖ Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences 2014, Vol. 8 (2), 305- 330 Moeheriono.2012“Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi‖.Jakarta : Rajawali Pers Muhammad.2005. “Bank Syariah (Problem dan Prospek Perkembangan di Idonesia)‖. Yogyakarta: Graha Ilmu Muhammad.2014.”Manajemen Keuangan Syariah (Analisis Fiqh dan Keuangan)‖.Yogyakarta: UPP STIM YKPN Mulyadi. “Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard‖. UPP STIM YKPN Otoritas Jasa Keuangan.” Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 Peraturan Otoritas Jasa keuangan nomor 8/POJK/03/2014
100
101
Pedoman Umum Good Governance Bisnis Syariah (GGBS) dikeluarkan oleh KNKG (2011) Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah.2005.”Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi)‖.Jakarta: Raja Grafindo Persada Rianto Rustam, Bambang . 2013 “Manajemen Resiko Perbankan Syariah di Indonesia‖. Jakarta :Salemba Empat S. Khaihatu, Thomas. 2006. “Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia”.Surabaya: Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol. 8, no. 1: 1-9. 2006 Sawarjuwono, jiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir.2003."Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)".Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. I (Mei 2003 Sedarmayanti.2007.”Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dan Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik)‖.Bandung: Mandar Maju Siallagan, Hamonangan dan Mas‟ud Machfoedz. 2006. “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”.Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang Solikhah, Badingatus et. Al. 2010. “Implikasi Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth dan Market Value; studi empiris dengan pendekatan sim plistic specification”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. Sholihin, Mahmud dan Dwi Ratmono.2013. “Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 untuk Hubungan Nonlilier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis.‖ Yogyakarta: Andi Syafri Harahap, Sofyan.2013. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan‖, Jakarta: Raja Grafindo Ullum, Ihyaul. 2015.“ Intellectual Capital ( Model Pengukuran, framework pengungkapan, dan kinerja organisasi”. UMM PERS Ullum, Ihyaul. 2013.“Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IBVAIC di Perbankan Syariah”. ( INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol. 7, No. 1, Juni 2013) Widiyaningrum, Ambar. 2004. “Modal Intelektual”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Departemen Akuntansi FEUI Vol. 1 Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan.2009.―Structural Equation Modeling‖.Jakarta: Salemba Infotek Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan,.2011.“Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan Partial Least Square Path Modeling‖.Jakarta: Salemba Infotek
LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Nama Bank Syariah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Bank Umum Syariah Bank Syariah Mandiri BNI Syariah BRI Syariah Bank Muamalat Indonesia BCA Syariah Bank Mega Syariah Bank Panin Syariah Bank Victoria Syariah Bank Syariah Bukopin Mybank Syariah
Kode Bank BSM BNIS BRIS BMI BCAS BMS BPS BVS BSB BMSI
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Lampiran 2 Data Kinerja Keuangan
ROA BANK
NPM
2011
2012
2013
2014
2011
2012
2013
2014
BSM
1.95
2.25
1.53
0.17
0.146
0.17
0.119
0.0129
BNIS
1.29
1.48
1.37
1.27
0.065
0.08
0.072
0.075
BRIS
0.2
1.19
1.15
0.08
0.011
0.076
0.074
0.0319
BMI
1.52
1.54
0.5
0.17
0.118
0.131
0.38
0.011
BCAS
0.9
0.8
1
0.8
0.072
0.071
0.082
0.047
BMS
1.58
3.81
2.33
0.29
0.054
0.14
0.11
0.014
BPS
1.75
3.29
1.03
1.99
0.13
0.24
0.08
0.135
BVS
6.93
1.43
0.5
-1.87
0.00298
0.122
0.036
0.129
BSB
0.52
0.55
0.69
0.27
0.0049
0.055
0.053
0.018
3.57 BMSI Sumber : Data diolah
2.89
2.87
3.61
0.4
0.44
0.29
0.33
102
Lampiran 3. Data Good Corporate Governance Self Assesment 2011
2012
2013
2014
BSM
1.6
1.675
1.85
2.12
BNIS
1.675
1.25
1.3
2
BRIS
1.55
1.38
1.35
1.74
BMI
1.3
1.7
1.15
1.15
BCAS
1.9
1.8
1.55
1
BMS
1.825
1.6
1.869
2
BPS
1.95
1.35
1.35
1.4
BVS
1.69
2.07
1.66
1.93
BSB
1.5
1.5
1.5
2
2.3 BMSI Sumber : Data diolah
2.3
2.172
2
Lampiran 4. Data Variabel Intellectual Capital
BANK BSM BNIS BRIS BMI BCAS BMS BPS BVS BSB BMSI
2011 IBIBIBVACA VAHU STVA 0.56 1.8 0.4 0.71 4.18 0.76 0.35 1.11 0.1 0.44 2.22 0.55 0.13 1.26 0.21 -0.95 -1.36 1.74 0.08 2.3 0.56 0.56 8.53 0.88 0.05 0.31 -2.27 0.31 8.47 0.91 Sumber : Data diolah
IBVACA 0.5 0.78 0.53 0.5 0.16 -1.92 0.15 0.32 0.09 0.21
2012 IBVAHU 2.16 2.92 1.76 2.23 1.28 -3.72 3.63 2.04 0.5 10.61
IBSTVA 0.54 0.66 0.43 0.55 0.22 1.27 0.72 0.5 0.99 0.87
IBVACA 0.43 0.79 0.35 0.48 0.18 0.71 0.17 0.23 0.3 0.26
2013 IBVAHU 1.76 2.23 1.47 2.12 1.41 1.52 2.54 1.16 1.46 7.86
IBSTVA 0.43 0.55 0.32 0.53 0.29 0.34 0.61 0.14 0.31 0.91
Lampiran 5. Hasil Output Combined loadings and cross-loading IC GCG (0.723) 0.151 IB-VACA (0.878) -0.194 IB-VAHU (0.342) 0.179 IB-STVA -0.674 (1.000) GCG -0.050 0.046 ROA 0.050 -0.046 NPM Sumber : Data diolah (output WarpPls 5.0)
KK -0.683 0.243 0.820 0.453 (1.000) (1.000)
103
SE 0.507 0.308 0.565 0.345 0.249 0.366
PValue 0.081 0.004 0.274 0.103 <0.001 0.014
IBVACA 0.3 0.58 0.31 0.29 0.11 0.46 0.18 0.04 0.16 0.17
2014 IBVAHU 1.08 1.77 1.18 1.34 1.34 1.07 3.59 0.21 1.19 10.62
IBSTVA 0.08 0.43 0.15 0.25 0.25 0.06 0.72 -3.82 0.16 0.88
104
Lampiran 6. Hasil Output Combined loadings and cross-loading setelah penghapusan ib-stva
IB-VACA IB-VAHU GCG ROA NPM
IC (0.831) (0.831) 0.012 -0.099 0.099
GCG 0.109 -0.109 (1.000) 0.052 -0.052
KK -0.482 0.482 -0.339 (1.000) (1.000)
SE 0.389 0.172 0.242 0.249 0.366
PValue 0.020 <0.001 0.008 <0.001 0.014
Sumber : Data diolah (output WarpPls 5.0)
Lampiran 7. Hasil Output Latent Variable Coefficients IC GCG R-Squared Adj.R Squared Composite 0.817 0.815 Reliab. Cronbach’s 0.551 0.656 Alpha 0.690 0.599 Avg.var.extrac 1.206 Full Collin. VIF 1.264 Q-squared Sumber : Data diolah (output WarpPls 5.0)
KK 0.723 0.708 0.820 0.560 0.694 1.419 0.712
Lampiran 8. Gambaran Penelitian
Sumber : Data diolah (output WarpPls 5.0)
Keterangan: IC
: Intellectual Capital
GCG
: Good Corporate Governance
KK
: Kinerja Keuangan