HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI
Desna Arani Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010
Abstrak Good Corporate Governance adalah seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan. Hal ini disebabkan karena Good Corporate Governance (GCG) dapat mendorong terbentuknya pola kerja manajemen yang Bersih, Transparan, dan Profesional (BTP). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja keuangan pada PT. Bank Syariah Mandiri. Prinsip-prinsip yang digunakan telah mengikuti Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 yaitu tranparancy, accountability, independency, responsibility, dan fairness. Hasil penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner, dimana penerapan prinsip GCG menunjukan skor 92% untuk yang seharusnya dilakukan dan 86% pada kenyataannya, angka ini menunjukan bahwa PT. Bank Syariah Mandiri belum mampu sepenuhnya dalam menerapkan prinsip GCG sesuai dengan yang seharusnya dilakukan. Penilaian kinerja keuangan menunjukan skor 90% untuk yang seharusnya dilakukan dan 89% pada kenyataannya, kedua angka ini juga menunjukan bahwa penilaian kinerja keuangan pada PT. Bank Syariah Mandiri sangat baik. Dalam menganalisis penelitian ini menggunakan analisis kolerasi rank spearman. Hasil analisis ini menunjukan bahwa penerapan prinsip GCG yang terdiri dari transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran memiliki hubgan yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti setiap ada peningkatan dalam penerapan prinsip GCG maka akan diikuti dengan peningkatan pada kinerja keuangan.
Kata Kunci : Good Corporate Governance
I. PENDAHULUAN
pemegang saham, sehingga mereka dapat
1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan
adalah
untuk
meningkatkan
kesejahteraan pemilikinya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatkan nilai perusahaan (Brigham
meyakinkan dirinya akan peroleh keuntungan investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi, s el a i n i t u j u g a h a r u s d a p a t m e n j a m i n terpenuhinya
kepentingan
karyawan
serta
perusahaan itu sendiri.
dan Houston, 2001). Peningkatan nilai
Pengelolaan perusahaan berdasarkan
perusahaan tersebut dapat dicapai jika
prinsip Good Corporate Governance (GCG)
perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai
pada dasarnya merupakan upaya untuk
laba yang ditargetkan.
menjadikan GCG sebagai kaidah dan pedoman
Hambatan yang dihadapi dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut pada umumnya berkisar pada hal-hal yang sifatnya fundamental yaitu: (1) Perlunya kemampuan perusahaan untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien, yang mencakup seluruh bidang aktivitas (sumber daya manusia, akuntansi, manajemen, pemasaran dan produksi), (2) Konsistensi terhadap sistem pemisahan antara manajemen dan pemegang saham, sehingga secara praktis perusahaan mampu meminimalkan konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara manajemen dan pemegang saham dan (3) Perlunya kemampuan perusahaan untuk menciptakan kepercayaan
bagi pengolahan perusahaan dalam mengelola manaj emen perusahaan. Penerapan prinsipprinsip GCG ini sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat serta dapat menerapkan etika bisnis secara konsisten sehingga dapat terwujud iklim usaha yang sehat, efisien
dan
transparan.
Good
Corporate
Governance diharapkan merupakan sarana untuk menjadikan perusahaan secara lebih baik, antara lain dengan menghambat praktek-praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, meningkatkan disiplin anggaran, mendayagunakan pengawasan, serta mendorong efisiensi pengelolaan perusahaan.
penyandang dana ekstern, bahwa dana ekstern
Adanya beberapa prinsip yang
tersebut digunakan secara tepat dan seefisien
dibutuhkan untuk membangun suatu budaya
mungkin serta memastikan bahwa manajemen
bisnis yang sehat, y aitu tr anspar ansi ,
bertindak yang terbaik untuk kepentingan
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungj awaban,
perusahaan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, maka perusahaan perlu memiliki suatu sistem p e n g e l o l a a n y a n g b a i k, y a n g m a m p u memberikan perlindungan efektif kepada para
dan kewajaran. Kelima prinsip ini kemudian
dikenal sebagai prinsip-prinsip GCG. Tidak
ke dalam panduan GCG internal dan
dilaksanakannya prinsip-prinsip tersebut,
penyempurnaan metode Self Assessment
tercermin dari kurang tersedianya informasi
penerapan GCG, yakni: (1) Peran Sharia
untuk melakukan analisis risiko atau hasil
Supervisory Board (SSB) atau DPS yang
investasi yang berlebihan pada sumber daya
mengawal
yang tidak produktif yang pada akhirnya
Pertimbangan untuk membentuk Governance
menurun atau pudarnya kepercayaan pemodal.
Committee di mana yang menjadi anggotanya
Sharia
Compliance
Bank.
(2)
Tata kelola perusahaan yang baik
adalah anggota Komite Audit, DPS dan Direktur
memberikan keuntungan bagi perusahaan itu
Non-Eksekutif. (3) Investment Account Holders
sendiri dan masyarakat, tumbuhnya kepercayaan
(IAH) yang berakad investasi mudharabah
dari para investor dapat memberikan peluang
dengan bank syariah memiliki kesetaraan hak
akses sumber pendanaan yang murah dan
dengan shareholders dan dapat diwakili oleh
berkembangnya pasar modal, menguatnya
DPS dalam Governance Committe. (4) Aspek
kepercayaan lembaga keuangan domestik maupun internasional, memberikan peluang akses kredit dengan bunga yang kompetitif, serta kontrol
yang
efektif
dalam
mengurangi
kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan untuk
Transparency dan Responsibility menjadi semakin penting karena Bank harus menyediakan data bagi IAH, serta sebagai bentuk kepedulian Bank terhadap pengembangan moslem communities.
kepentingan pribadi. Bersihnya perusahaan dari
Sebagai Bank yang beroperasi dengan
praktek-praktek korupsi memungkinkan
sistem syariah, PT. Bank Syariah Mandiri tetap
perusahaan untuk beroperasi secara efisien dan
berkewajiban untuk mematuhi ketentuan-
menghasilkan produk-produk yang mampu
ketentuan Bank Indonesia termasuk
bersaing di pasar global, yang pada gilirannya
meningkatkan ketaatannya terhadap ketentuan
mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dan
No.8/4/PBI/2006 tgl. 30 Januari 2006 (beserta
berkesinambungan.
perubahannya) tentang Pelaksanaan GCG bagi
Islamic Financial Services Board (IFSB) akan memfinalisasi Exposure Draft No.3 (ED3) yang mengatur tentang GCG khusus perbankan syariah dalam lingkup internasional. Kondisi spesifik untuk perbaikan syariah yang harus comply dengan sharia rules and regulations, memerlukan adanya GCG perbankan syariah yang ditopang oleh 4 (empat) pilar utama di mana ketentuan-ketentuan tersebut akan diadopsi
Bank Umum (ketentuan tentang GCG khusus perbankan syariah akan diterbitkan oleh Bank Indonesia beberapa waktu mendatang). Penerapan GCG di PT. Bank Syariah Mandiri yang dimulai sejak akhir tahun 2002 mengalami perbaikan dan terus-menerus dikembangkan. Beberapa tahun terakhir kinerja keuangan PT.
Bank Syariah Mandiri cukup baik. Tentu ini
syariah. Sebagai bank yang beroperasi atas
tidak terlepas dari dukungan para stakeholders
prinsip-prinsip Ilahiah, sudah selayaknya PT.
PT. Bank Syariah Mandiri, khususnya para
Bank Syariah Mandiri menerapkan dan
nasabah.
melaksanakan
PT. Bank Syariah Mandiri telah memulai komitmennya untuk menerapkan GCG merujuk kepada pemegang saham yakni PT. Bank Mandiri Tbk. dan panduan dari buku pedoman
ketentuan-ketentuan
yang
disyaratkan dalam prinsip Good Corporate Governance. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi apakah selama ini Bank Syariah Mandiri telah melakukan tata kelola perusahaan dengan baik tentunya disesuaikan dan diarahkan
GCG yang diterbitkan Forum for Corporate
untuk kepentingan generasi prinsip-prinsip Good
Governance in Indonesia (FCGI). Secara
Corporate Governance agar compliance dengan
bertahap, sesuai dengan perkembangan industri,
yang ada.
maka Bank Syariah Mandiri mengadopsi pula
Berdasarkan uraian diatas, maka setiap
panduan dari Komite Nasional (Komnas)
perusahaan di Indonesia sudah seharusnya
Corporate Governance yang menerbitkan
menerapkan prinsip GCG. Oleh karena itu
Pedoman Corporate Governance Perbankan
penulis tertarik untuk membahas lebih dalam
Indonesia (Indonesian Banking Sector Code)
prinsip-prinsip GCG dengan judul “Hubungan
pada Maret 2004.
Penerapan Prinsip Good Corporate
PT. Bank Syariah Mandiri merupakan bank umum yang melandaskan operasional dan
Governance Terhadap Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri”.
transaksi perbankannya pada prinsip-prinsip
1.2. Rumusan Dan Batasan Masalah
selayaknya P T. Bank S yar iah Mandir i
1.2.1. Rumusan Masalah
menerapkan dan melaksanakan ketentuan yang
Aktivitas bisnis merupakan masalah
disyaratkan dalam prinsip Good Corporate
kompleks yang hangat dibicarakan ditengah
Governance. Maka dari itu, perlu dilakukan
usaha pemerintah untuk memulihkan
evaluasi mengenai tata kelola perusahaan yang
perekonomian yang lesu akibat krisis di sejumlah
baik dan tentunya disesuaikan dan diarahkan
negara Asia. Krisis ini dipandang merupakan
untuk kepentingan generasi prinsip-prinsip Good
akibat lemahnya praktek GCG di negara tersebut,
Corporate Governance agar compliance dengan
sehingga mereka tidak siap memasuki era
yang ada.
globalisasi dan pasar bebas. Sebagai bank yang beroperasi atas prinsip-prinsip Ilahiah, sudah
Berdasarkan uraian tersebut, maka 2 . 2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank pertanyaan penelitian yang penulis ajukan Syariah Mandiri?
3. 3. Bagaimana hubungan penerapan prinsip-
adalah:
1. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip Good
prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Corporate Governance (GCG) di PT. Bank
terhadap kinerja keuangan PT. Bank Syariah
Syariah Mandiri?
Mandiri?
1.2.2. Batasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan tidak
2.
Untuk mengetahui kinerja keungan PT. Bank Syariah Mandiri.
3.
Untuk mengetahui hubungan penerapan
terlalu luas dan lebih terarah, maka dari rumusan permasalahan di atas telah dipersempit ruang lingkup pembahasan berkaitan dengan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance
perusahaan PT. Bank Syariah Mandiri pada
(GCG) terhadap kinerja keuangan PT. Bank
prinsip-prinsip good corporate governance dan
Syariah Mandiri.
hubungannya
terhadap
kinerja
keuangan
1.4. Manfaat Peneitian
perusahaan. Untuk kinerja keuangan perusahaan yang digunakan oleh penulis berkaitan dengan aspek keuangan pada tingkat ukur Rentabilitas (Profitabilitas) yaitu Return on Investment yang meliputi Return on Asset dan Return on Equity. Adapun dalam menganalisis kedua variabel antara penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan kinerja keuangan perusahaan penulis menggunakan instrument kuesioner.
Dalam melakukan penelitian ini diharapkan penulis mendapatkan hal yang bermanfaat sebagai pengalaman dan pengetahuan atas ilmu yang telah di dapatkan. Diantaranya adalah yang pertama untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis terhadap suatu permasalahan sesuai dengan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan. Kedua penulis dapat memecahkan permasalahan berkaitan dengan perusahaan atau lembaga
1.3. Tujuan Peneitian
keuangan dalam hal menganalisis prinsip GCG
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
dan hubungannya terhadap kinerja keuangan.
penulisan skripsi ini sesuai dengan permasalahan
Dan yang ketiga sebagai bahan referensi
yang ada yaitu :
perpustakaan di Universitas Gunadarma dan
1. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip
pihak-pihak yang membutuhkan referensi
Good Corporate Governance (GCG) di PT. Bank Syariah Mandiri.
dengan topik bahasan yang ada di skripsi ini.
1.5. Kerangka Pemikiran Di bawah ini akan dijelaskan gambaran alur pemikiran dalam penelitian skripsi ini, yaitu berupa gambar berikut penjelasannya.
Gambar 1.5 Kerangka Pemikiran Banyak negara memandang bahwa praktek
Bank Syariah Mandiri harus dipenuhi prinsip-
corprate governance yang baik merupakan suatu
prinsip dasarnya yaitu transparansi, kemandirian,
cara untuk meningkatkan dinamika ekonomi dan
akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan
karenanya meningkatkan kinerja ekonomi secara
kewaj aran. Prinsip-prinsip tersebut secara jelas
keseluruhan. Berbagai krisis di pasar keuangan,
mengaitkan hubungan tanggungjawab moral dan
termaksud krisis moneter Asia menggarisbawahi
etis kinerja perusahaan dengan lingkungan
arti penting corporate governance.
sekitarnya. Dengan dilaksanakannya corporate
Untuk dapat melaksanakan GCG pada PT.
governance, maka sangat berperan bagi proses penyehatan
perekonomian
nasional.
Ide
Berdasarkan uraian tersebut, maka 2 . 2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank pertanyaan penelitian yang penulis ajukan Syariah Mandiri? pelaksanaan GCG ini merupakan pangkal tolak bagi perubahan budaya kerja pada perusahaan. Dengan GCG, duharapkan perusahaan dan pemerintah dapat berjalan sesuai dengan kaidah praktik yang sehat disegala bidang. Laporan keuangan pada hakekatnya adalah gambaran tentang keadaan keuangan, kinerja
perusahaan, dan informasi mengenai hasil usaha
pengambilan keputusan berinvestasi. Dalam
yang dicapai perusahaan dalam jangka waktu
mengevaluasi kinerja manajemen, para
tertentu. Tujuan laporan keuangan adalah
pemegang saham harus dapat memutuskan
menyediakan informasi yang menyangkut posisi
efektivitas dan efisiensi manaj emen dalam hal
keuangan suatu pengambilan keputusan
mengelola sumber daya yang terpakai untuk
ekonomi. Laporan keuangang yang berupa nilai
kegitan organisasi. Jika efektivitas dan efisiensi
perusahaan diberikan kepada stakeholders
sudah dievaluasi, para pemakai laporan
sebagai tanggungjawab PT Bank Syariah
keuangan juga harus mengetahui informasi yang
Mandiri dalam mengelola keuangan perusahaan.
berhubungan dengan posisi sumber daya dan
Kinerja keuangan yang baik dapat dijadikan
kewajiban organisasi.
sebagai salah satu pedoman bagi investor dalam
II. LANDASAN TEORI 2.1. Good Corporate Governance
dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan
2.1.1. Pengertian Dan Konsep Dasar Good Corporate Governance (GCG)
tetap memperhatikan kepentingan stakeholders
Kata “governance” berasal dari bahasa Perancis “gubernance” yang berarti
mekanisme untuk mengarahkan dan
pengendalian.
Selanjutnya kata tersebut
harapan para pihak yang berkepentingan lainnya.
diper gu naka n dalam konte ks keg iatan
Berdasarkan beberapa pengertian
perusahaan atau j enis organisasi yang lain,
tersebut, GCG secara singkat dapat diartikan
menj adi corporate governance. Dalam bahasa
sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan
Indonesia corporate governance diterjemahkan
mengendalikan perusahaan untuk menciptakan
sebagai tata kelola atau tata pemerintahan
nilai tambah (value added) bagi para pemangku
perusahaan. Perhatian dunia terhadap good
kepentingan. Dapat disimpulkan juga bahwa
corporate governance mulai meningkat tajam
Good Corporate Governance merupakan:
yang lain. Dimaknakan sebagai serangkaian mengendalikan perusahaan sesuai dengan
sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter
1. S uatu str uktur yan g m engat ur pola
pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan
hubungan harmonis tentang peran dewan
perusahaan-perusahaan raksasa terkemuka di
komisaris, direksi, pemegang saham dan
dunia. (Sutojo dan Aldrige, 2005)
para stakeholder lainnya.
Corporate Governance didefinisikan oleh IICG (Indonesian institute of Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan,
2. Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan
perolehan kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi.
yang dapat membatasi munculnya dua peluang yaitu, pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3. Suatu proses yang transparan atas
2.1.3. Aspek Hukum Penerapan Good Corporate Governance Perkembangan corporate governance
penentuan
tujuan
perusahaan,
lainnya yang menarik untuk diamati adalah
pencapaian,
berikut
pengukuran
mengenai
kinerjanya.
hukum
perusahaan,
khususnya
pengakuan perusahaan sebagai badan hukum. Pengakuan perusahaan sebagai badan hukum
2.1.2. Sejarah Good Corporate Governance.
dengan tanggung jawab terbatas, ternyata baru
Sejarah corporate governance telah
dilaksanakan pada tahun 1855 di Inggris. Setelah
dimulai sejak 200 tahun yang lalu, yaitu ketika
itu berturut-turut beberapa negara di Eropa juga
Blackstone menggambarkan corporation sebagai
meloloskan ketentuan mengenai perusahaan
little republic. Dengan penganalogian seperti itu
sebagai badan hukum antara lain Perancis pada
memberi konsekuensi bahwa suatu corporation
tahun 1863 dan Jerman pada tahun 1884.
harus dikelola sebagaimana suatu republik dan
Pengakuan perusahaan sebagai badan hukum di
seringkali perusahaan disebut sebagai miniature
Amerika Serikat diberikan pada tahun 1886.
Negara. Sehingga unsur pengelolaan sebuah
Perkembangan ini menandai era baru bentuk
perusahaan harus diselenggarakan melalui
hukum perusahaan yang mengatur kehidupan
tindakan sebagai berikut:
perusahaan sebagai subyek hukum yang mandiri.
1. Pemilihan anggota board ofdirector oleh
Dari perkembangan di atas, terlihat
pemegang saham melalui pemberian suara
bahwa fungsi dari hukum perusahaan adalah (1)
yang merupakan hak dasar pemegang
menyediakan bagi komunitas bisnis suatu pilihan
saham.
bentuk hukum untuk menjalankan usahanya, (2)
2. O r g a n legislatif perusahaan yang merupakan sentral kewenangan manajerial.
memberikan aturan hukum untuk mengantisipasi
3. Birokrasi perusahaan yang terdiri dari board
konstituen perusahaan. Dengan perkataan lain
of director dan eksekutif pelaksana sehari-
mencoba secara maksimal menyusun ketentuan
hari manajemen perusahaan.
guna memenuhi keinginan terciptanya check and
konflik yang mungkin terjadi di antara para
balances di antara konstituen perusahaan. Sistem Corporate Governance yang baik memberikan perlindungan efektif kepada pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga mereka bisa menyakinkan dirinya akan
Dari sisi yang lain Stijn Claessen,
terciptanya proses pengambilan keputusan
Charles P. Oman, dan lain-lain melihat bahwa
yang lebih baik, meningkatkan efisien
corporate governance mempunyai dua aspek :
operasional
perusahaan
serta
lebih
1. Aspek perilaku korporasi dan sasarannya adalah peningkatan kinerja (performance).
meningkatkan pelayanan kepada satakeholders.
2. Aspek normatif dari corporate governance
2. Mempermudah diperolehnya pembiayaan
dan
sasarannya
adalah
kepatuhan
(conformance).
yang lebih murah serta tidak rigit (karena faktor kepercayaan), yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
2.1.4. Tujuan Dan Manfaat Good Corporate Governance Menurut Sutojo dan Aldridge (2005), Good corporate governance mempunyai lima macam tujuan utama. Kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modal di Indonesia. 4. Pemegang saham akan merasa puas terhadap kinerj a perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan stakeholders value dan dividen.
1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.
Manfaat good corporate governance ini
2. Melindungi hak dan kepentingan para bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga dalam anggota the stakeholders non-pemegang jangka panjang dapat menjadi pilar utama saham. pendukung tumbuh kembangnya perusahaan 3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.
sekaligus pilar pemenang era persaingan global.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja 2.1 .5. Pr i n si p D as ar Goo d Corp orate Governance Dewan Pengurus atau Board of Directors Prinsip dasar dari good corporate dan manajemen perusahaan, dan 5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors perusahaan.
dengan
manajemen
governance (GCG), yang pada dasarnya
senior memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Secara umum, penerapan prinsip good corporate governance
Menurut FCGI (2004) yang dikutip oleh (GCG) secara konkret, memiliki tujuan terhadap Fitri (2008), manfaat good corporate governance perusahaan sebagai berikut : adalah :
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui
efektif.
1.
Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing.
2.
Mendapatkan cost of capital yang lebih murah.
Yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
Memberikan keputusan yang lebih baik
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
dalam meningkatkan kinerja ekonomi
korporasi.
3.
perusahaan.
c. Responsibility (Pertanggungjawaban) perusahaan terhadap peraturan perundang-
d. Independency (Kemandirian)
4.
Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholders terhadap perusahaan.
Yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
5.
Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
kepentingan dan pengaruh maupun tekanan
Dari
berbagai
tujuan
tersebut,
dikelola secara professional tanpa benturan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders secara seimbang berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing dalam suatu perusahaan, merupakan tujuan utama yang hendak dicapai. Sebagaimana ditetapkan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor
8/4/PBI/2006
Tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar pada lingkungan perbankan : a. Transparancy (Keterbukaan) Yaitu, keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan. b. Accountability (Akuntabilitas) Yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungj awaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
e. Fairness (Kewajaran atau Keadilan) Yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2.1.6. Faktor Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Penerapan good corporate governance selalu memperhatikan berbagai macam faktor, termasuk hal-hal khusus ditiap negara. Belum adanya pedoman yang dapat secara aklamasi itu pada dasarnya disebabkan karena dua macam faktor. (Sutojo dan Aldrige, 2005). Pertama, sebagai disiplin ilmu, good corporate governance relatif masih baru. Seperti disinggung di muka baru sejak awal dekade 2000an konsep good corporate governance menjadi pusat perhatian masyarakat bisnis dan
pemerintah di sebagian besar negara di dunia.
perlu menyusun suatu piagam (charter) tentang
Yang kedua, seperti diutarakan di atas penerapan
GCG yang dilengkapi dengan petunjuk
prinsip-prinsip good corporate governance
operasional (juklak)-nya, sehingga lebih mudah
dipengaruhi banyak faktor intern dan faktor
untuk dipahami dan dilaksanakan oleh para staf
ekstern perusahaan di masing-masing negara.
atau karyawan maupun manajemen perbankan.
2.2. Good Corporate Governance Pada Bank Bank Indonesia (BI) pada tanggal 30
Bank Menurut Susilo (2007), beberapa pakar
Januari 2006 yang lalu telah mengeluarkan mengatakan terdapat kondisi spesifik pada bank Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 yang mempunyai dampak dalam penerapan tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dan corporate governance. Dari segi operasional Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 Ross Levine (2003, 2005) menyatakan bahwa tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas bank pada dasarnya mempunyai dua ciri khas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 yang tidak terdapat pada jenis industri lainnya tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Upaya BI dengan mengeluarkan peraturan tentang pelaksanaan GCG tersebut sudah tepat, meskipun agak terlambat.
yaitu (1) industri perbankan relatif lebih kurang transparan (opaque) dibandingkan dengan industri lainnya karena adanya informasi asimetri, dan (2) intervensi regulator sangat tinggi dalam perbankan baik secara makro yaitu
Tujuan dikeluarkan PBI tersebut adalah pada pasar jasa perbankan maupun secara mikro untuk memperkuat kondisi internal perbankan terhadap masing-masing bank. nasional dalam menghadapi risiko yang semakin kompleks, berupaya melindungi kepentingan stakeholders
dan
meningkatkan
kepatuhan
2.2.2. Peringkat GCG Menurut pihak Bank Indonesia dengan
(compliance) terhadap peraturan perundang dibuatnya peringkat GCG perbankan tersebut undangan yang berlaku serta nilai etika (ethics dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas values) yang berlaku umum pada industri perbankan. Dalam hal ini, terdapat 4 (empat) hal perbankan. Dalam ketentuan ini, GCG merupakan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penilaian suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip bagi BI dalam menentukan peringkat GCG keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungj awaban, perbankan adalah sebagai berikut : independensi, dan kewajaran. Agar penerapan GCG di perbankan dapat berjalan dengan lancar, maka pihak perbankan 2.2.1. Aspek Khusus Penerapan GCG Pada
1. Transparansi bank terhadap pihak-pihak terkait.
2.
Efektivitas direksi dan komisaris perbankan dalam mengemban tugasnya.
3.
Efektivitas komite-komite yang wajib
2.3.1. Pengertian Kinerja Dan Penilaian Kinerj a Pengertian kinerja adalah gambaran
dibentuk di lingkungan direksi dan pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau komisaris. program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan 4.
Independensi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
2.3. Kinerja Perusahaan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator
atau
variabel
untuk
mengukur
keberhasilan perusahaan, pada umumnya
Pelaksanaan corporate governance yang
berfokus pada informasi kinerja yang berasal
baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
dari laporan keuangan. Penilaian kinerja
akan membuat investor memberikan respon
per usahaan dilakukan bertujuan untuk
positif terhadap kinerja perusahaan dan nilai
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran
pasar perusahaan. Pengertian kinerja adalah
organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh
yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan yang baik. Melalui penilaian kinerja, maka perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya.
beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidaknya terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, serta pengungkapan laporan keuangan.
2.3.2. Tujuan Dan Manfaat Penilaian Kinerj a Penilaian kinerja pada suatu organisasi
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari
sebaikn ya m enj adi syar at utam a bagi
aspek keuangan dan juga aspek non-keuangan.
penempatan sumber daya ketika akan
Dari aspek keuangan dapat dilihat dari laporan
melaksanakan kegiatan baru, memperhitungkan
keuangan yang menggambarkan bagaimana
pendapatan dan biaya serta investasi sebuah
kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dan
proyek. Penilaian perusahaan khususnya kinerja
sering menjadi perhatian utama bagi para
sering dilakukan untuk tujuan :
pemakai informasi laporan keuangan. Sedangkan
1. Untuk memperoleh pendapat wajar atas
dari aspek non-keuangan bisa dilihat dari
penyertaan dalam suatu perusahaan atau
kepuasan nasabah ataupun perkerja, dan juga
menunjukkan bahwa perusahaan bernilai
bisa dilihat dari perkembangan aktivitas bisnis
lebih dari apa yang ada di dalam neraca.
perusahaan dan lain sebagainya.
2. Untuk ekuitas perusahaan.
dari masing-masing
3. Untuk kepentingan usaha, yang keperluan
2.4. Alat-Alat Analisis Dalam melakukan penulisan ini, penulis menggunakan analisis deskriptif dengan dua
merger dan akuisisi, yaitu untuk mengetahui variabel penelitian yaitu variabel independen (X) berapa nilai perusahaan dan nilai bertujuan dan variabel dependen (Y). Metode deskriptif untuk mengetahui apakah nilai usaha lebih
analistis adalah metode yang melihat dan
besar daripada nilai likuiditasnya.
menggambarkan lingkungan dan keadaan yang
4. Memperoleh pembelanjaan penetapan besarnya pinjaman atau tambahan modal.
nyata yang tampak dalam perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran
2.3.3. Penilaian Kinerja Dengan Aspek Keuangan Aspek keuangan menjadi perhatian
yang jelas atas objek yang diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan maupun dijadikan saran dimasa yang akan datang.
dalam suatu perusahaan karena ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan tindakan
2.4.1. Pengujian Validitas
ekonomi yang diambil. Pengukuran kinerja
Menurut Sugiyono (2004) valid dapat
keuangan akan menunjukan apakah perencanaan
didefinisikan sebagai suatu instrument yang
dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan
dapat dapat digunakan untuk mengukur apa yang
yang mendasar bagi keuntungan perusahaan.
seharusnya diukur. Dengan demikian untuk
Dalam upaya menilai kondisi perusahaan melalui tingkat kinerja serta melihat
m eng uk ur sesuatu h ar us m eng gun akan instrument atau alat yang tepat.
perkembangan suatu perusahaan, seorang analis
Dalam penulisan skripsi ini, pengujian
keuangan memerlukan alat ukur untuk
validitas yang dilakukan oleh penulis adalah
membantu pekerjaannya. Alat ukur yang
dengan menggunakan rumus korelasi product
digunakan dalam mengukur kinerja keuangan
moment. Adapun rumus korelasi Product
perusahaan salah satunya adalah dengan
Moment adalah :
melakukan suatu teknik analisis rasio, yaitu “suatu metode analis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”.
N(∑xy) – (∑x)(∑y) √[ N (∑x2) – (∑x)2] [ N∑ y 2 - (∑y)2]
rxy = Dimana :
rxy = Koefisien Korelasi X Y
= Skor Setiap Item Pertanyaan = Skor Total Item Pertanyaan
XY = Skor Pernyataan * Skor Total N = Jumlah Responden
positif (+) atau negatif (-). Jika kolerasi menghasilkan angka positif, maka hubungan
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
antara kedua variabel bersifat searah. Searah mem punyai makna, jika variabel bebas
1. Jika rxy hitung > rtabel pernyataan dikatakan valid
mengalami peningkatan, maka variabel
2. Jika rxy hitung < rtabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
tergantungnya juga mengalami peningkatan, dan jika variabel bebas mengalami penurunan, maka variabel tergantungnya juga mengalami
2.4.2. Rengujian Rentabilitas
penurunan. Sedangkan jika kolerasi
Menurut Singarimbun (1999) yang
menghasilkan angka negatif, maka hubungan
dikutip dari Dumasi (2008), pengujian realibitas
antara kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak
dilakukan dengan menngunakan teknik belah dua
searah mempunyai makna jika variabel bebas
ganjil-genap, dimana penelitian dilakukan
mengalami peningkatan, maka variabel
dengan menggelompokan skor butir bermotor
tergantungnya tidak mengalami peningkatan.
ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok
(Jonathan Sarwono, 2006).
skor butir genap sebagai belahan kedua. Rumus
Nilai koefisien korelasi Rank Spearman
yang di digunakan adalah rumus Spearman–
(rs) berkisar antara -1 < rs < 1. tanda negatif dan
Brown, yaitu:
positif oleh Sugiyono (2004) diartikan sebagai berikut : Tabel 2.4.3 Nilai Koefisien Korelasi Rank Spearman Interval Koefisien Koefisien Korelasi Keterangan
2.r1/21/2 r i 1+ r1/21/ 2 =
Dimana : ri = Reabilitas Internal Instrumen r = Korelasi Product Moment Antara Belahan Pertama Dan Kedua. 2.4.3. Analisis Kolerasi Rank Spearman Kolerasi Rank Spearman digunakan
0,00 – 0,199
+ dan -
0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00
+ dan + dan + dan + dan -
Hubungan sangat rendah Hubungan rendah Hubungan cukup kuat Hubungan kuat Hubungan sangat kuat
untuk mengetahui ada dan tidak adanya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel tergantung (dependent)
yang
berskala
ordinal
(non-
parametrik). Kolerasi dapat menghasilkan angka
Untuk menghitung besarnya sumbangan atau kontribusi dari variabel X terhadap naik atau turunnya variabel Y dihitung Koefesien Determinasi dengan rumus:
dilakukan dengan analisis korelasi Pearson
KD = rs 2 x 100%
Product Moment dengan tingkat signifikansi 5%.
Kd = Kofesien determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan statistik
rs = Nilai Kofesien Korelasi Rank Spearman
terdapat hubungan antara variable X dan variabel Y diperoleh koefisien korelasi sebesar untuk
2.5. Analisis Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
tahun 2004 = (0,2264); 2005 = (0,2969); dan
Penelitian ini dilakukan oleh Irene
menghasilkan t hitung sebesar untuk tahun
Dumasi Siahaan pada tahun 2008. Adapun hasil
2004= (0,6573); 2005 = (0,8793); dan 2006 = (-
penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah
0,6030) dengan t tabel = 2,306. Sesuai dengan
penerapan Good Corporate Governance (GCG)
kriteria penerimaan Ho jika −ttabel ≤ thitung ≤
mempunyai hubungan dengan kinerja keuangan
ttabel . Sehingga dapat disimpulkan tidak
perusahaan dengan metode Economic Value
terdapat hubungan yang signifikan antara
Added (EVA) sebagai pengukur kinerja
penerapan Good Corporate Governance (GCG)
keuangan perusahaan. Metode penelitian adalah
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
metode deskriptif dengan menggunakan data
diukur dengan Economic Value added (EVA).
2006 = (-0,2063). Atas dasar korelasi tersebut dengan menggunakan uji dua pihak
primer dan sekunder. Pengujian hipotesis
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penulisan ini
berupa data hasil wawancara, observasi dan
adalah PT. Bank Syariah Mandiri yang bergerak
kuesioner. Data sekunder berasal dari literatur
dalam sektor perbankan syariah yang berlokasi
(kepustakaan) yang berkaitan serta alamat web
di Jalan Muhammad Husni Thamrin No. 5
site yang berkaitan dengan judul penulisan, serta
Jakarta Pusat 10340.
berbagai situs internet yang menyajikan informasi seperti data tentang perkembangan tata
3.2. Data Dan Variabel Yang Digunakan Dalam penulisan ini penulis menggunakan
beberapa
data
untuk
memaksimalkan hasil penulisan. Data primer, yaitu berasal dari PT. Bank Syariah Mandiri
kelola perusahaan yang terdapat pada situs www.syariahmandiri.co.id. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independent (diberi notasi X) adalah penerapan prinsip GCG dalam perusahaan yang
direpresentasikan dengan variabel keterbukaan,
informasi dan data yang berhubungan
akuntabilitas, pertanggungj awaban, independensi
dengan penyusunan skr ipsi yang
atau kemandirian, dan kewajaran. Sedangkan yang menjadi variabel dependen (diberi notasi Y) adalah kinerja keuangan dengan indikator variabel aspek keuangan (ROA dan ROE).
dilakukan oleh penulis. b. Observasi Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan atau peninjauan langsung mengenai kegiatan yang berhubungan
3.3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data penelitian dikumpulkan dengan beberapa metode berikut : 1. Studi Pustaka (Library Study) Dalam hal ini, penulis melakukan studi pustaka untuk memperkuat dan mendukung penulisan skripsi ini yaitu menguraikan t e or i- t e o r i y a n g d i p er l u k a n d a l a m
dengan objek penelitian yaitu PT. Bank Syariah Mandiri. c. Kuesioner Kuesioner dilakukan dengan memberikan beberapa daftar pertanyaan kepada pihakpihak yang berkaitan sesuai dengan informasi data yang dibutuhkan sehubungan dengan prinsip-prinsip good
pembahasan masalah dengan mengumpulkan
corporate governance (GCG) dan kinerja
bahan atau data yang dianggap perlu dan
keuangan perusahaan.
mempunyai kaitan dengan judul yang diambil, seperti kumpulan materi
Dalam melakukan penelitian ini, penulis
perkuliahan, kumpulan jurnal dan penelitian
menggunakan populasi dalam PT. Bank Syariah
sejenis.
Mandiri dengan teknik sampling non-probability
2. Studi Lapangan (Field Study)
sampling yaitu sampling purposive. Responden
Metode ini ditempuh dengan melakukan
yang dipilih oleh penulis adalah orang-orang
kunjungan lapangan ke perusahaan yang
yang ahli dan berpengalaman serta terkait dalam
bersangkutan untuk mendapatkan
penelitian ini yakni para pimpinan di bidangnya
kelengkapan data sesuai dengan materi judul
masing-masing berdasarkan bahwa penerapan
penelitian, yaitu :
GCG perusahaan PT. Bank Syariah Mandiri
a. Wawancara
yang berada pada Divisi Kepatuhan dan
Wawancara dilakukan dengan pihak
Penerapan prinsip mengenal nasabah (DKP), dan
per usahaan ter utam a pada Di visi
beberapa unit Divisi pendukung lainnya. Jumlah
Pengawasan Intern (DPI), Divisi
Responden dalam penelitian ini sebanyak 65
Kepatuhan Dan Penerapan Prinsip
orang. Untuk memperoleh data tersebut penulis
Mengenal Nasabah (DKP) mengenai
menggunakan kuesioner dengan pertanyaan yang
menyangkut
tentang
prinsip-prinsip
Good
Suatu
kofesien
korelasi
haruslah
Corporate Governance (variabel X) dan kinerja
mempunyai nilai yang berarti (signifikansi).
keuangan perusahaan (variabel Y).
Untuk menguj i keberartian kofesien korelasi
Teknik pengukuran untuk skala ordinal menggunakan skala likert. Skala likert
maka langkah-langkah yang ditempuh adalah: 1. Menentukan H0 dan H1
merupakan metode yang mengukur sikap dengan
H0 : Tidak adanya hubungan antara
menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya
penerapan prinsip good corporate
terhadap subjek, obj ek atau kejadian tertentu
governance dan kinerja keuangan pada
(Indriantoro, 1999).
PT. Bank Syariah Mandiri.
3.4. Alat Analisis 3.4.1. Pengujian Validitas dan Reabilitas
H1 : Adanya hubungan antara penerapan prinsip good corporate governance dan kinerja keuangan pada PT. Bank
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu keharusan sebuah
Syariah Mandiri. 2. Menentukan Tingkat Signifikan
angket untuk validitas dan realibitas. Dalam penulisan skripsi ini, pengujian validitas yang dilak ukan ole h pen ul is adalah de nga n menggunakan korelasi product moment.
Tingkat signifikan yang digunakan yaitu 95% (α = 5% = 0,05) dan merupakan tingkat signifikan yang sering dipakai dalam ilmuilmu sosial untuk menunjukan korelasi antara
3.4.2. Pengujian Analisis Rank Spearman
variabel yang cukup nyata. Α = 0,05 berarti
Tujuan dari penggunaan analisis korelasi
hasil penelitian bisa dipertanggungjawaban
Rank Spearman adalah untuk menentukan
bila kekeliruan dalam proses penelitian
hubungan antara variabel yang ada, yaitu
besarnya tidak lebih dari 5%.
variabel independent dan variabel dependen.
3. Kriteria Pengambilan Keputusan
Dalam analisis data penulis telah menetapkan
Pengujian dilakukan dengan menggunakan
dua variabel yaitu :
angka signifikansi atau Sig dengan ketentuan
1.
Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam perusahaan sebagai variabel independent, dengan notasi X.
2.
Kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen, dengan notasi Y.
3.5. Hipotesis
sebagai berikut : a. Jika angka signifikansi penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. b. Jika angka signifikansi penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
IV. HASIL PENELITIAN Dalam proses pengumpulan data yang
keuangan menggunakan derajat hubungan atau
dilakukan di PT. Bank Syariah Mandiri berkaitan
kekuatan korelasi dinamakan koefisien korelasi
dengan pengaruh penerapan prinsip good
Rank Spearman atau rs. Tabel 4.1
corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan, penulis menggunakan data primer dengan mengunjungi langsung perusahaan dan menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden
yang berkaitan
dengan pokok
permasalahan. Pengumpulan data yang dilakukan
Uji Kolerasi Rank Spearman Penerapan prinsip GCG terhadap kinerja keuangan Indikator Prinsip GCG correlations Transparansi 0,716 Kemandirian 0,7 87 Akuntabilitas 0,779 Pertanggungj awaban 0,722 Kewajaran 0,72 1
penulis adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada 65 responden, dan telah terkumpul
Tabel
diatas
menunjukan
bahwa
sebanyak 65 yang menunjukan bahwa tingkat
penerapan prinsip GCG yang terdiri dari
pengembalian kuesioner adalah 100%.
transparansi,
Penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh
pertanggungjawaban dan kewajaran memiliki
penulis berlangsung selama bulan November
hubungan yang positif terhadap kinerja
2009, dan proses pengumpulan data dianggap
keuangan. Ini menunjukan adanya hubungan
telah melengkapi penulisan skripsi ini. Hasil
yang positif atau searah, yang dapat diartikan
pengumpulan kuesioner tersebut penulis
bahwa adanya hubungan antara penerapan
melakukan konversi dari data kualitatif menj adi
prinsip GCG dengan kinerja keuangan
data kuantitatif dengan menggunakan skala
perusahaan. Hal ini didasari dengan adanya
likert. Kemudian hasil jawaban dianalisis
penerapan GCG yang dilakukan secara kolektif
memnggunakan analisis rank spearmen untuk
oleh karyawan didalam tingkatan yang berbeda.
mengetahui bagaimana hubungan penerapan
Upaya menerapkan GCG dapat dilakukan jika
prinsip GCG terhadap kinerja keuangan, dan
masing-masing
untuk mengetahui seberapa besar hubungannya
menyadari perannya untuk menerapkan prinsip-
menggunakan koefisien determinasi.
prinsip GCG tersebut.
4.1. Pengujian Analisis Rank Spearman Untuk mengetahui tingkat hubungan
kemandirian,
pihak
didalam
akuntabilitas,
perusahaan
penerapan prinsip GCG terhadap dan kinerja
Untuk mengetahui seberapa besar peranan atau kontribusi dari prinsip-prinsip penerapan GCG terhadap kinerja keuangan dapat
dilihat dari hasil analisis perhitungan koefisien
perusahaan sebesar 60,68%, dan sisanya
korelasi tersebut, yang kemudian dilihat dari
sebesar 39,32% dipengaruhi oleh faktor lain
koefesien determinasi atau KD sebagai berikut :
diluar penerapan prinsip GCG indikator akuntabilitas.
1. Transparansi KD = rs2 x 100%
4. Pertanggungjawaban KD = rs2 x 100%
2
KD = 0.716 x 100% KD = 51,26 % Hal ini berarti bahwa kontribusi penerapan
KD = 0.7222 x 100%
prinsip GCG pada indikator transparansi
KD = 52,12 % Hal ini berarti bahwa kontribusi penerapan
terhadap
keuangan
prinsip GCG pada indikator
perusahaan sebesar 51,26%, dan sisanya
pertanggungjawaban terhadap peningkatan
sebesar 48,74% dipengaruhi oleh faktor lain
kinerja keuangan perusahaan sebesar 52,12%,
diluar penerapan prinsip GCG indikator
dan sisanya sebesar 47,88% dipengaruhi oleh
transparansi.
faktor lain diluar penerapan prinsip GCG
peningkatan
kinerja
indikator pertanggungjawaban.
2. Kemandirian KD = rs2 x 100%
5. Kewajaran KD = rs2 x 100%
2
KD = 0.787 x 100% KD = 61,93 % Hal ini berarti bahwa kontribusi penerapan
KD = 0.7212 x 100%
prinsip GCG pada indikator kemandirian
KD = 51,98 % Hal ini berarti bahwa kontribusi penerapan
terhadap
prinsip GCG pada indikator kewajaran
peningkatan
kinerja
keuangan
perusahaan sebesar 61,93%, dan sisanya
terhadap
sebesar 38,07% dipengaruhi oleh faktor lain
perusahaan sebesar 51,98%, dan sisanya
diluar penerapan prinsip GCG indikator
sebesar 48,02% dipengaruhi oleh faktor lain
kemandirian.
diluar penerapan prinsip GCG indikator
3. Akuntabilitas KD = rs2 x 100% KD = 0.7792 x 100% KD = 60,68 % Hal ini berarti bahwa kontribusi penerapan prinsip GCG pada indikator akuntabilitas terhadap peningkatan kinerja keuangan
V. PENUTUP
kewajaran.
peningkatan
kinerja
keuangan
5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan
2. Kinerja keuangan PT. Bank Syariah Mandiri
yang telah penulis uraikan uraian pada bab
berdasarkan rasio rentabilitas (profitabilitas)
sebelumnya mengenai Pengaruh Penerapan
yang meliputi ROA dan ROE, pada setiap
Prinsip Good Corporate Governance Terhadap
tahunnya meningkat. Peningkatan ROA dari
Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Syariah
tahun 2006-2007 sebesar 0,65%, dari tahun
Mandiri maka penulis mempunyai kesimpulan
2007-2008 sebesar 0,35% dan pada tahun
sebagai berikut :
2008-2009 sebesar 0,17%. Sedangkan
1. Penerapan prinsip GCG pada PT. Bank Syariah Mandiri sudah baik, hal ini dapat dilihat dengan adanya Tranparancy, Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness dalam laporan pelaksanaan GCG. Keterbukaan dalam pelaporan pelaksanaan GCG terdiri dari self assessment, laporan pelaksanaan GCG, kepemilikan atau
peningkatan ROE dari tahun 2006-2007 sebesar 7,34%, dari tahun 2007-2008 sebesar 6,96%, dan pada tahun 2008-2009 terjadi penurunan pada ROE sebesar 20,25%. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan pada PT. Bank Syariah Mandiri sudah baik, walaupun adanya penurun ROE pada tahun 2009.
hubungan, serta penyediaan dana kepada
3. Hubungan Penerapan Prinsip Good
pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Corporate Governance (GCG) Terhadap
Akuntabilitas dalam laporan pelaksanaan
Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri
GCG terdiri dari frekuensi rapat Dewan
diketahui dari hasil perhitungan analisis
Komisari dan Direksi, jumlah penyimpangan,
kolerasi Rank Spearman, dari variabel-
serta pemeringkatan. Pertanggungjawaban
variabel penerapan prinsip GCG yang terdiri
dalam laporan pelaksanaan GCG terdiri dari
dari transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
permasalahan hukum, serta tanggung jawab
pertangungjawaban dan kewajaran memiliki
sos ia l. Ke m a n dir ia n da la m l ap or an
hubungan yang positif terhadap kinerja
pelaksanaan GCG terdiri dari penetapan
keuangan. Hasil koefisien determinasi atau
Komisaris Independen, Komite Audit, dan
pengukuran seberapa besar hubungan
sebagainya.
penerapan prinsip GCG terhadap kinerja
Kewajaran
dalam
laporan
pelaksanaan GCG terdiri penerapan sanksi
keuangan pada indikator transparansi
bagi pegawai yang melanggar disiplin,
memperoleh nilai 51,26%, indikator
pemberian apresiasi berupa penghargaan atau
kemandirian memperoleh nilai 61,93%,
hadiah bagi pegawai yang berprestasi.
indikator akuntabilitas memperoleh nilai
60,68%,
inikator
V. PENUTUP
pertanggungjawaban
memperoleh nilai 52,12%, dan pada
2. Kinerja keuangan yang baik apabila
indikator kewajaran memperoleh nilai
perusahaan dapat lebih memperhatikan segala
51,96%. Hal ini berarti bahwa kontribusi
kegiatan yang akan dilakukan sebagai sasaran
penerapan prinsip GCG pada indikator
usaha dalam mengembangkan perusahaan.
transparansi, akutabilitas, kemandirian,
Untuk itu diharapkan agar perusahaan terus
pertanggungjawaban dan kewajaran terhadap
meningkatkan pelayanan terhadap para
peningkatan kinerja keuangan perusahaan
nasabah dan kualitas para karyawan secara
sebesar 51,26%, 61,93%, 60,68%, 52,12%
efektif dan memadai untuk mendukung
dan 5 1,98%.
peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
5.2. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang mungkin dapat berguna bagi PT. Bank Syariah Mandiri yaitu : 1. Pelaksanaan GCG merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, karenanya juga sebagai landasan pelaksanaan bagi Bank Syariah sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang sudah ditetapkan. Sebaiknya di masa yang akan datang perusahaan dapat lebih meningkatkan mutu dari pelaksanaan GCG tersebut agar tingkat kepercayaan bagi investor atau masyarakat dapat lebih meningkat dan pengembagan perusahaan lebih maju lagi.
3. Hubungan antara pengaruh penerapan prinsip GCG terhadap kinerja keuangan adalah sangat kuat dan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kinerja keuangan perusahaan adalah penerapan prinsip-prinsip GCG. Jadi agar kinerja keuangan perusahaan lebih maksimal dapat tercapai, perusahaan harus meningkatkan kualitas dari penerapan prinsip GCG dan bisa lebih mengembangkan prinsipprinsip GCG secara berkala dengan lebih baik lagi sehingga dapat meraih hasil yang lebih baik lagi dan sempurna. 4. Sosialisasi penerapan prinsip GCG sebaiknya dilaksanakan secara berkesinambungan agar seluruh karyawan perusahaan lebih mengerti dan memahami sehingga pada akhirnya dapat melaksanakan tugas, tanggungjawab dan wewenangnya sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. Peraturan BI No 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum. 30 Januari 2006. Bank Indonesia.Peraturan BI No8/14/PBI/2006 :Perubahan Atas Peraturan BI No 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. 5 Oktober 2006. Bhuono Agung Nugroho. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS . Yogyakarta : Andi. 2005. Brigham, E. F., dan Houston, J. F. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan (Terjemahan). Salemba Empat: Jakarta. 2001. Chandra Aditiawan. Membangun Tatakelola Perusahaan Menurut Prinsip GCG . FCGI. Seri Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance). Edisi Kedua. Jakarta. 2001. Hidayatul Fitri. Manfaat Penerapan Prinsip Prinsip GCG Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perusahaan . Skripsi Sarjana. Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2008. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metodelogi Penelitian Bisnis . Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta. 1999. Irene Dumasi Siahaan. Analisis Penerapan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Diukur Dengan Value Added. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Bandung. 2008. Jonathan Sarwono. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Andi. 2006. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. 2008. Komite Kebijakan Corporate Governanve.
Pedoman Good Corporate Governance Indonesia. Jakarata: KNKG. 2006. Leo J. Susillo dan Karlen Simarmata. Good Corporate Governance Pada Bank : Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris Dalam Melaksanakannya. Bandung : PT. Hikayat Dunia. 2007. Moh. Wahyudin Zarkasyi. Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung : Alfabeta. 2008. Prapto Yuwono. Pengantar Ekonometri. Yogyakarta : Andi. 2005. Riduwan. Metode dan Teknik Menyusus Tesis. Bandung:Alfabeta. 2008 Siswanto Sutojo dan Aldridge, E. John. Good Corporate Governance : Tata Kelola Perusahaan Yang Sehat. Jakarta : PT. Damar Mulia Rahayu. 2005. Sugiyono. Metodelogi Penelitian Bisnis . Bandung : Alfabeta. 2004. Wahana Komputer. Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 12. Yogyakarta : Andi. 2004. Yudha Pranata. Pengaruh Penerapan GCG Terhadap Kinerja Keuangan. Skripsi Sarjana. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. 2007. www.bi.go.id www.fcgi.org.id www.iicg.org www.ilmustatistik.com www.syariahmandiri.co.id